HILYATI FIJRIYAH FDK

(1)

TERBATAS (PT) KRAKATAU BANDAR

SAMUDERA (KBS) CIGADING

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh:

HILYATI FIJRIYAH

NIM: 1112052000035

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M


(2)

(3)

(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya, atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 06 Maret 2017


(5)

Hilyati Fijriyah, 1112052000035, Hubungan Antara Penyuluhan Agama dengan Motivasi Kerja Karyawan di Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading, Dibawah Bimbingan Bapak Dr.Taufik Hidayatulloh. M. Si.

Penyuluhan agama adalah suatu kegiatan bimbingan atau penyuluhan agama dan pembangunan melalui bahasa agama untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan nasional.

Penyuluhan agama bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan penyuluhan agama pada karyawan, untuk mengetahui motivasi kerja karyawan di Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading dan untuk mengetahui hubungan penyuluhan agama dengan motivasi kerja karyawan Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading.

Teori yang digunakan dalam penelitian terdapat dua teori, yang pertama adalah teori penyuluhan agama menurut Isep Zaenal Arifin bahwa kegiatan pembelajaran nonformal yang memberikan fasilitas atau kemudahan-kemudahan terhadap diri dan lingkungan agar mampu mempengaruhi sasaran penyuluhan serta bertujuan untuk membantu orang lain agar dapat keluar dari masalah keagamaan yang dihadapinya. Teori yang kedua adalah motivasi kerja menurut Pandji Anoraga bahwa motivasi kerja terdapat dua hal, intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi kerja intrinsic meliputi: prestasi, tanggung jawab, kemajuan dan pekerjaan. motivasi ekstrinsik meliputi: gaji, lingkungan kerja, dan hubungan kerja.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis survei, untuk mengetahui korelasi variabel independen terhadap variabel dependen, sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purpossive sampling

dengan mengambil 50% dari nilai populasi yang ada, karena kebanyakan peneliti beranggapan bahwa semakin banyak sampel, atau semakin besar persentase sampel dari populasi, hasil penelitian akan semakin baik. Maka sampel yang terambil dari perhitungan ini sebanyak 50% dari 100 populasi yang ada mendapatkan hasil 50 responden. Analisis data menggunakan uji koefisien korelasi pearson.

Hasil penelitian ini menemukan: terjadinya hubungan signifikan positif penyuluhan agama (X) dengan motivasi kerja (Y) penyuluhan agama nilai korelasi 0,486 dan nilai probabilitas sebesar 0,002 terhadap motivasi kerja didukung oleh beberapa hal yaitu; (1) motivasi intrinsik (Y1) yang berhubungan nyata positif dengan penyuluhan agama dari materi penyuluhan agama yang bersifat implementatif dan akomodasi terhadap dunia kerja (X) (2) Adanya motivasi yang tinggi pada diri responden disebabkan oleh komitmen karyawan dalam meningkatkan motivasi kerja yang optimal (3) berperan aktifnya penyuluh agama yang memberikan peluang untuk meningkatkan motivasi kerja melalui penyuluhan agama.

Kata Kunci: Penyuluhan Agama, Motivasi Kerja, Karyawan Perseroan Terbatas.


(6)

KATA PENGANTAR

ب

ــــــــــــــ

يحرلا نمحرلا ه مس

ــــــــــــــ

م

Assalamu’alakum Warahmatullahi Wabarakatuh

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah, dan kekuatan yang diberikan-Nya, sehingga peneliti menyelesaikan skripsi dengan judul ““Hubungan Antara Penyuluhan Agama dengan Motivasi Kerja Karyawan Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading”

Shalawat beriring salam semoga senantiasa tercurah kepada suri tauladan kita baginda nabi Muhammad SAW. Pemimpin revolusi dunia dan tauladan kaum yang beriman, kepada keluarga, sahabat dan seluruh umat yang senantiasa mencintainya. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosial pada fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama pengerjaan skripsi ini peneliti dihadapkan dengan beragam cobaan, kesulitan, rintangan dan penuh perjuangan kesabaran yang telah memberikan banyak pelajaran hidup yang berarti bagi peneliti.

Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya utamanya kedua orang tua penulis Bapak (Mas’Ali) dan Ibu (Suimah) atas doa, semangat, kasih sayang, pengorbanan dan ketulusan dalam mendampingi serta mendoakan dengan tulus untuk penulis. Tidak lupa pula kepada adik-adikku (Dini Fauziyah dan Tsalits Nur Alisyah) yang selalu mampu membuat diri ini tersenyum bahagia melepas gundah perjuangan yang luar biasa. Selain itu tentu


(7)

penulis juga sangat berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penelitian ini diantaranya kepada:

1. Dr. Arief Subhan, MA. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Suparto, M.Ed, Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Raudhonah, MA. selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, serta Dr. Suhaimi, M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama.

2. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

3. Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Taufik Hidayatulloh, M.Si. selaku pembimbing yang meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dengan penuh kesabaran tanpah lelah untuk memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis selama perkuliahan.

6. Seluruh Perseroan Terbatas Krakatau Bandar Samudera Cigading yang telah membantu dan mempermudah penulis dalam melakukan penelitian ini senantiasa membantu dan mempermudah penulis dalam penelitian di lapangan untuk menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya.


(8)

7. Teman-teman seperjuangan BPI 2012 yang selalu memberikan semangat, saran dan masukan kepada penulis. Terimakasih untuk kebersamaannya selama ini dalam menggapai impian sebagai penyuluh professional. Apa yang terjadi selama 4 tahun perkuliahan akan selalu menjadi pengalaman yang tak kan pernah terlupakan.

8. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu tanpa mengurangi rasa hormat, penulis ucapkan terimakasih.

Penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan, kelancaran dan kesuksesan kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan dan dukungannya kepada penulis.

Akhir kata, penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca pada umumnya, dan bagi segenap keluarga besar jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

Wassalamu’alakum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 19 April 2017 Hilyati Fijriyah


(9)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 8

1. Batasan Masalah ... 8

2. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

1. Tujuan Penelitian ... 9

2. Manfaat Penelitian ... 9

D. Tinjauan Pustaka ... 10

E. Teknik Penulisan Skripsi ... 17

F. Sistematika Penulisan ... 17

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 20

A. Pengertian Penyuluhan Agama Islam ... 20

1. Pengertian Penyuluhan ... 20

2. Penyuluhan Agama Islam ... 24


(10)

6. Tujuan Penyuluhan Agama ... 46

7. Materi Penyuluhan Agama ... 51

8. Peran Penyuluh Agama ... 57

B. Motivasi Kerja ... 59

1. Pengertian Motivasi Kerja ... 62

2. Proses Motivasi ... 66

3. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja ... 67

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 75

A. Pendekatan dan Desain Penelitian ... 75

1. Pendekatan Penelitian ... 75

2. Jenis Penelitian ... 75

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 77

C. Populasi dan Sampel... 78

1. Populasi ... 78

2. Sampel ... 78

D. Variabel Penelitian ... 79

E. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian ... 80

F. Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data ... 84

1. Pengamatan Lapangan ... 84

2. Angket (Questionnare) ... 84

3. Dokumentasi ... 85


(11)

1. Pearson ((Product Moment Correlation) ... 88

2. Mengkategorikan hasil yang didapat ... 89

3. Uji Hipotesis ... 90

4. Uji Koefisien Korelasi ... 91

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN HASIL ANALISIS DATA .... 93

A. Gambaran Umum PT Krakatau Bandar Samudera ... 93

1. Sejarah PT Krakatau Bandar Samudera ... 93

2. Nilai-Nilai Budaya Perusahaan ... 94

3. Kebijakan Mutu ... 94

4. Lokasi PT Krakatau Bandar Samudera ... 95

B. Manajemen PT. Krakatau Bandar Samudera ... 95

C. Kegiatan Penyuluhan Agama ... 98

D. Data-Data Hasil Penelitian lapangan ... 99

1. Karakteristik Responden ... 99

a. Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 100

b. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 100

c. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 101

d. Karakteristik Responden berdasarkan Lama Bekerja ... 102


(12)

2. Intensitas Penyuluhan Agama ... 105

a. Pembukaan ... 106

b. Pelaksanaan ... 107

c. Penutupan ... 108

3. Hubungan antara Penyuluhan Agama dengan Motivasi Kerja Karyawan ... 109

BAB V PENUTUP ... 111

A. Kesimpulan ... 111

B. Saran ... 112 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR JURNAL DAFTAR INTERNET DAFTAR TABEL LAMPIRAN


(13)

1. Tabel 1. Tinjauan Pustaka ... 11

2. Tabel 2. Definisi Operasional dan Indikator Variabel ... 80

3. Tabel 3. Hasil Output Uji Reliabilitas Variabel X (Penyuluhan Agama Islam) ... 86

4. Tabel 4.Hasil Output Uji Reliabilitas Variabel Y (Motivasi Kerja) .. 87

5. Tabel 6. Skala Semi Likert ... 88

6. Tabel 8. Interval Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan ... 91

7. Tabel 9.Manajemen PT KBS ... 96

8. Tabel 10. Unit Kerja PT Krakatau Bandar Samudera ... 97

9. Tabel 11. Susunan Acara Kegiatan Penyuluhan Agama... 98

10. Tabel 12. Divisi Humas dan Fokus Kegiatan ... 99

11. Tabel 13.Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 100

12. Tabel 14. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 100

13. Tabel 15. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 101

14. Tabel 16. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 102

15. Tabel 17.Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga ... 103

16. Tabel 18. Keadaan Penyuluhan Agama Islam dengan Motivasi Kerja ... 104


(14)

(15)

A. Latar Belakang

Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya adalah dengan bekerja. Ini menjadikan arti bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa bekerja. Manusia melakukan segala sesuatunya untuk mendapatkan yang diinginkan dengan proses panjang. Dengan kata lain, manusia menggunakan akal budi serta potensinya untuk mengolah alam agar kebutuhannya terpenuhi. Suatu pekerjaan mencerminkan seseorang tersebut dapat bermasyarakat (sosial). Pekerjaan sebagai salah satu dari cara manusia menyatakan dirinya secara manusiawi. Terjadi ketika manusia masuk dalam titik kedewasaan dan merasa bahwa pentingnya pekerjaan bagi mereka. Apalagi semakin majunya jaman ini pekerjaan selalu menjadi hal yang utama sebagai jati diri manusia dan terkadang orang menilai orang lainnya dengan pekerjaan mereka. Manusia itu sendiri dapat bertahan hidup menjadi alasan bahwa motivasi kerja itu penting dilakukan. Manusia pada dasarnya mudah untuk dimotivasi dengan memberikan apa yang menjadi keinginannya. Seorang karyawan yang termotivasi, karyawan tersebut akan sekuat tenaga bekerja keras melakukan pekerjaan dengan baik untuk keberhasilan perusahaan. Dengan motivasi kerja yang dimiliki, manusia dipandang sebagai makhluk sosial secara utuh dan


(16)

menjadi karyawan yang baik dalam melaksanakan tugas-tugasnya di perusahaan.1

Kita dituntut untuk menunjukkan mengerjakan suatu pekerjaan yang tidak hanya rajin, gigih, setia, akan tetapi senantiasa menyeimbangkan dengan nilai-nilai Islami yang tentunya tidak boleh melampaui rel-rel yang telah ditetapkan al-Qur’an dan as-Sunnah.

ِهللا ُلوُسَر َ ِئُس

-ملسو هيلع ها ىلص

-

َ ب ُكَو ِِدَيِب ِ ُجرلا ُ َمَع : َلاَق ُبَيمطَأ ِبمسَكملا ىَأ

ٍعمي

وُرم بَم

ٍر

Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam ditanya, “Pekerjaan apakah yang paling baik?” Beliau menjawab, “Pekerjaan seseorang dengan tangannya

sendiri dan semua pekerjaan yang baik.” (HR. Baihaqi dan Al Hakim; shahih lighairihi)2

Dalam Islam, pekerjaan apapun baik. Sepanjang halal dan bukan meminta-minta. Baik menjadi karyawan, profesional, pebisnis maupun pengusaha, semua punya peluang yang sama.

Seperti dalam sabda Rasulullah SAW:

ُةَقِفمنُمملا َيِه اَيملُعملا ُدَيملاَف ىَلمفصلا ِدَيملا َنِم ٌرم يَخ اَيملُعملا ُدَيلا

ُةَلِئاّسلا َيِه ىَلمفساَو

Artinya: “Tangan diatas lebih baik dari pada tangan dibawah, tangan diatas adalah pemberi sedangkan tangan dibawah adalah peminta (HR.Bukhari)”3

Seiring perkembangan sosial ekonomi masyarakat, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada gilirannya memberikan dampak tertentu bagi

1

Anastasia dan eddy M.Sutanto. Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Komitmen Organisasional Karyawan PT. DAI Knife di Surabaya (Universitas Kristen Petra: 2013), Vol.1.

Dwi Sadono. Pemberdayaan Petani: Penyuluhan Pertanian Indonesia.(Institut Pertanian Bogor: 2008), Vol.4. No.1. Hal jurnal 69-70

2

H.R. Baihaqi dan Al-Hakim dalam Shohih lighoirihi, juz 4, hlm. 201, no. 2357; dinilai hasan oleh Syekh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, juz 1, hlm. 247, no. 1022, Maktabah Asy-Syamilah

3

Ibn Hajar al-Asqalani, ter, Amiruddin, Fathul Bari, Cet ke-III (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007) h.109-111


(17)

kehidupan masyarakat termasuk para karyawan. Berbagai problem dirasakan oleh karyawan, seperti problem keluarga, problem ekonomi, kesehatan mental, bahkan problem agama dan sebagainya, yang semuanya itu akan dibawa oleh karyawan dalam lingkungan kerja, yang pada akhirnya akan mempengaruhi motivasi kerja. Melihat kenyataan tersebut maka perlu layanan penyuluhan agama di perseroan terbatas (PT).

Agama juga merupakan kebutuhan yang fitri bagi manusia sebagaimana dijelaskan didalam Al-Qur’an surat Ar-Ruum:30

ِلذ ِها ِقملَِْ َ ميِدمبَ ت َا اَهم يَلَع َسانلا َرَطَف ِِلَا ِها َتَرمطِف اًفم يِنَح ِنميِدلِل َكَهمجَو ممِقَأَف

ُمِيَقملا ُنميِدلا َك

َنموُمَلمعَ ي َا ِسانلا َرَ ثمكَا نِكلَو

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;

(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) agama yang lurus; tetapi

kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Ruum: 30)4

Islam memerintahkan setiap orang dalam ber-Islam mampu menjalankan perintah-perintah agama dan menjauhi larangan-Nya dengan penuh tanggung jawab. Orang yang memiliki kesadaran beragama secara matang dan tanggung jawab dengan keberagamaannya, akan mendapat kebahagiaan dan ketenangan yang bisa mematangkan kepribadian serta kemampuan untuk menganalisa masalah-masalah.5

Mengingat semakin pesatnya usaha pembangunan, modernisasi dan industrialisasi yang mengakibatkan semakin kompleknya masyarakat, maka muncul berbagai problem dirasakan oleh karyawan, seperti problem keluarga, problem ekonomi, kesehatan mental, bahkan problem agama dan sebagainya,

4

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: CVDarus Sunnah, 2012), h.408

5


(18)

yang semuanya itu akan dibawa oleh karyawan dalam lingkungan kerja, yang pada akhirnya akan mempengaruhi motivasi kerja. Hal tersebut sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan data mengenai para pekerja perusahaan di Indonesia diperoleh dari Badan Pusat Statistik yaitu selama tahun 2011-2014 cenderung tidak stabil. Jumlah pekerja yang aktif sekitar 314.081 pekerja pada tahun 2011 meningkat menjadi sekitar 322.741 pekerja pada tahun 2012. Namun, pada tahun 2013 menurun menjadi sekitar 335.964 pekerja. Semakin banyak jumlah pekerja yang aktif, maka semakin menjadikan karyawan dengan kondisi psikologis dari jabatan yang tidak cocok sehingga menurunnya produktivitas kerja di perusahaan.

Berdasarkan data diatas, terlihat bahwa ada kenaikan jumlah pekerja yang terjadi. Keadaan seperti ini sangat dibutuhkan seseorang untuk memberikan penyuluhan agama kepada para karyawan, agar terbangun optimis serta serta dorongan semangat positif agar mereka menjadi lebih baik setelah kembali ke masyarakat. Setiap individu mempunyai hak untuk menikmati kebahagiaan dan kepuasan atas apa yang telah diperolehnya, akan tetapi hal itu sulit dirasakan dan tidak bisa melawan berbagai halangan-halangan apabila individu tersebut memiliki ketidakpuasan dalam melakukan pekerjaannya, tidak mempunyai visi pekerjaan serta kondisi psikologis yang menurun dari jabatan yang tidak cocok sehingga menurunnya produktivitas kerja di perusahaan. Bukan hanya ketidakmampuan dalam melakukan suatu usaha memperjuangkan keinginannya, tetapi juga ketidak-mampuan dalam menikmati hidup. Oleh karena itu penyuluhanagama Islam menjadi penting


(19)

dilakukan di perusahan ini karena dengan jiwa yang damaiakan mempermudah kita dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Salah satu cara untuk mempengaruhi keberhasilan kerja seorang karyawan adalah motivasi kerja yang ia miliki. Motivasi sangat berpengaruh dalam meningkatkan dorongan berperilaku pada individu. Motivasi pada diri individu dapat mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan untuk mencapai sebuah kesuksesan kerja serta motivasi kerja yang tinggi.6 Motivasi merupakan suatu konsep yang kompleks dan mempengaruhi seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan kerjanya, sehingga tinggi rendahnya produktivitas seseorang dalam bekerja dipengaruhi seberapa besar motivasi yang dihasilkannya.

Sedemikian dari klasifikasi perusahaan yang terbagi menjadi perusahaan perseorangan dan perusahaan persekutuan, maka penulis lebih meninjau penelitian di dalam perusahaan negara yang didirikan dan dimiliki oleh negara. Perusahaan ini mempunyai bentuk hukum perseroan terbatas (PT) dan koperasi yang dimiliki oleh pengusaha swasta, sedangkan perusahaan umum (PERUM) dan perusahaan Perseroan (PERSERO) yang dimiliki oleh negara.7

Ciri dari Perseroan Terbatas (PT), yaitu mempunyai kekayaan sendiri, ada para pemegang saham yang bertindak sebagai pemasok modal, tanggung jawabnya tidak melebihi modal yang disetor, harus ada pengurus yang terorganisir guna mewakili perseroan dalam menjalankan aktivitasnya dalam lalu lintas hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan serta tidak bertanggungjawab secara pribadi atas perserikatan yang dibuat oleh perseroan

6

Vroom, V. Work and Motivation. (New York John Wiley and Son Inc : 1964), h.31

7


(20)

terbatas.8 Sedangkan pengertian koperasi dalam Undang-Undang 25 tahun 1992 tentang perkoperasian yaitu badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya pada prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Selain fokus pada pekerjaan, Perusahaan juga memiliki program-program yang bertujuan untuk memberi keaktifan kepada para karyawan, bersosialisasi bersama rekan kerja dengan baik. Salah program Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) yaitu menghadirkan program penyuluhan agama Islam yang diadakan di masjid perusahaan dengan rutin pada setiap minggunya.

Penyuluhan agama bukan hanya dilakukan di lembaga-lembaga berbasis Islam saja, akan tetapi di perusahaan-perusahan tertentu juga memiliki kegiatan penyuluhan agama agar membantu seluruh personil atau karyawan yang ada agar dapat memecahkan masalah-masalahnya, mengambil keputusan yang tepat, menyesuaikan diri dalam lingkungan kerja, mengembangkan diri secara optimal dalam kerja, sehingga dicapai tingkat prestasi kerja yang tinggi menuju kebahagiaan hidupnya. Fungsi pelayanan agama dapat bersifat pemahaman, pencegahan, pengantasan, pemeliharaan atau pengembangan.Secara umum penanggung jawab layanan penyuluhan agama di perusahaan ini adalah manajer perusahaan, meski demikian perlu tenaga ahli khusus penyuluhan, yaitu penyuluh agama di perseroan terbatas tersebut. Karena pada masa yang semakin maju akan perkembangan

8

Freddy Haris dab Teddy Anggoro, Hukum Perseroan Terbatas, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010), h.15


(21)

teknologi, banyak umat Islam khususnya karyawan yang belum bisa menyelesaikan masalah dalam hidupnya dengan baik. Oleh sebab itu, sangat diperlukan adanya penyuluhan agamadi perusahaan.

Dari pemaparan di atas, peneliti melihat bahwa Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudra Cilegon Banten melakukan program penyuluhan agama untuk memotivasi kerja karyawan disebabkan karena ada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah:

1. Karyawan yang tidak puas dengan gaji yang didapat 2. Karyawan yang tidak punya visi pekerjaan

3. Karyawan memiliki kondisi psikologis dari jabatan yang tidak cocok sehingga menurunnya produktivitas kerja di perusahaan

Hal ini yang menyebabkan keharusan dilakukan kegiatan penyuluhan agama untuk memotivasi kerja karyawan Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudra Cigading.

Maka, penulis tertarik untuk meneliti kegiatan penyuluhan agama yang ada di perusahaan ini disebabkan karena ada upaya-upaya penyuluhan agama yang intensif dilakukan serta memberikan transformasi positif sehingga layak untuk diketahui oleh publik.

Berdasarkan kondisi tersebut di atas, penulis ingin mengetahui lebih jauh apakah bimbingan agama dapat mempengaruhi motivasi kerja pada karyawan di Perseroan Terbatas (PT). Untuk itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Hubungan Antara Penyuluhan Agama dengan Motivasi Kerja Karyawan Di Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading.


(22)

B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

a. Apa saja pelaksanaan penyuluhan agama pada karyawan di perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading?

b. Bagaimana motivasi kerja karyawan di Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading?

c. Bagaimana hubungan antara penyuluhan agama dengan motivasi kerja karyawan di Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading?

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah diatas, peneliti membatasi masalah penelitian hanya pada variabel-variabel yang diteliti sebagai berikut:

a. Penyuluhan Agama Islam adalah kegiatan pendidikan nonformal yang memberikan bagian dari dakwah yang meliputi usaha untuk merealisasikan ajaran Islam dalam semua segi kehidupan manusia. b. Motivasi Kerja adalah dorongan dari dalam maupun dari luar individu

untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan yang dapat berpengaruh dalam mencapai kinerja.

c. Responden yang diteliti adalah karyawan Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading.


(23)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pelaksanaan penyuluhan agama pada karyawan di perusahaan.

b. Untuk mengetahui motivasi kerja karyawan di Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading.

c. Untuk mengetahui hubungan penyuluhan agama dengan motivasi kerja karyawan Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading.

2. Manfaat Penelitian

a. Memberikan sumbangan keilmuan dan pengetahuan meliputi Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam dan agama Islam khususnya berkaitan dengan hubungan bimbingan agama terhadap motivasi kerja karyawan perseroan terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading serta memberikan konstribusi positif bagi pengembangan keilmuan dan kurikulum Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Dijadikan evaluasi bagi karyawan Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) mengenai hubungan penyuluhan agama dengan motivasi kerja karyawan perseroan terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading.


(24)

D. Tinjauan Pustaka

Dalam menyusun penelitian ini, penulis telah melakukan studi pustaka di perpustakaan fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta maupun di perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis mengadakan tinjauan kepustakaan terhadap beberapa skripsi yang memiliki kemiripan judul tentang bimbingan agama dan motivasi kerja, hal ini dimaksudkan untuk menghindari bentuk plagiat, antara lain:


(25)

Tabel 1. Tinjauan Pustaka

No Nama Peneliti dan Judul Penelitian

Identitas Tulisan (Skripsi Jurusan Fakultas/ Jurnal Vol No Tahun)

Metode Penelitian dan Hasil Penelitian

1 Anis Fitriyah dan Faiz Noer Laila

“Pengaruh

Penyuluhan Konseling Islam terhadap

Peningkatan Moral Anak Jalanan di Sanggar

Alang-Alang Surabaya”

Jurnal penyuluhan dan Konseling Islam/Vol.03 No.01/2013/ hal.96-116

Pendekatan penelitian Kuantitatif metode Survey Hasil penelitian tersebut diperoleh dengan cara membagikan angket 20 anak yang menjadi sampel dalam penelitian ini dengan item pertanyaan sebanyak10 item. Dalam perhitungannya peneliti menggunakan skala guttman yang berbentuk cekliss dengan kategori alternatif jawaban = ya, kadang, dan tidak. Disamping itu skoring yang ditetapkan mulai dari 3-1 untuk jawaban pertanyaan tentang bimbingan konseling Islam dan 1-3 untuk jawaban pertanyaan tentang moral, kecuali pada item 7 dan 8 yang menjawab ya diberi skor 3, kadang-kadang diberi skor 2, dan tidak diberi skor 1, kemudian menganalisis data tersebut menggunakan prodak moment.

Pada dasarnya dalam pelaksanaan bimbingan konseling Islam terhadap peningkatan moral anak jalanan telah sesuai dengan teori, yang mana dari hasil tersebut anak berada pada tingkatan pertama (pra-konvenional) dari teori perkembangan moral kholberg yaitu penilaian baik buruk, menyenagkan maupun tidak menyenagkan berdasarkan pada sebab akibat fisik yang diperoleh. Pada 7 (tuju) anak tersebut yang ke 4 (empat) berada pada tahapan kepatuhan dan hukuman, yaitu anak-anak menilai bahwa patuh pada otoritas seperti aturan oarang tua, aturan dalam agama yang telah ditetapkan itu adalah wajib dan tidak boleh dilanggar, sehingga bila mereka melanggar maka mereka akan mendapatkan hukuman terhadap perilaku yang telah dikerjakan. Dan yang ke 3 (tiga) anak pada tahapan ke dua yaitu apa untungnya saya, anak-anak menilai bahwah baik buruk berdasarkan pada sesuatu yang menyenagkan bagi dirinya sendiri tanpa meperdulikan hukuan yang akan diporeleh. Seperti

kata”kamu mekulku, maka aku akan memukul juga”.

Sedangkan untuk taraf signifikan tidak adanya berpengaruh antara variabel X dan variabel Y. Seharusnya dalam pemberian angket anak dalam kondisi yang baik, waktu yang di gunakan dalam mengisi angket harus sesuai, pertanyaan yang diberikan harus mudah dimengerti oleh responden.


(26)

1 2 3 4 2 Yuli Suwati

“Pengaruh Kompensasi dan

Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT.

Tunas Hijau Samarinda”

Jurnal

Administrasi dan Bisnis/ Vol.1 no.1/2013/ hal.41-45

Pendekatan Kuantitatif metode survey. Berdasarkan hasil penelitian serta analisis yang telah dilakukan dan pembahasan-pembahasan yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Variabel kompensasi (X1) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Tunas Hijau Samarinda (Y), sehingga adanya peningkatan pemberian kompensasi akan meningkatkan kinerja karyawan.

2. Variabel motivasi kerja (X2) secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Tunas Hijau Samarinda (Y), yang artinya motivasi bukanlah faktor yang dominan dalam meningkatkan kinerja karyawan. Dan yang lebih dominan mempengaruhi kinerja karyawan pada PT. Tunas Hijau Samarinda adalah pemberian kompensasi.

3. Variabel kompensasi dan motivasi kerja secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan, artinya semakin tinggi nilai kedua variabel bebas tersebut maka semakin tinggi pula kinerja karyawan pada PT. Tunas Hijau Samarinda.

4. Pengujian koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat. Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,195 yang artinya bahwa variabel kompensasi dan motivasi kerja yang mempengaruhi kinerja karyawan pada PT. Tunas Hijau Samarinda 19,5% dan sisanya 80,5% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

3 Muhammad Nuh

“Peran Penyuluh Agama di

Kementrian Agama RI Kantor Kota Tangerang”

Skripsi Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.2012/ hal.69

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan penelitiankualitati dengan metode deskripsi analisis.

Hasil dari penelitian skripsi ini adalah 1)peran penyuluh agama sebagai pembangkit kesadaran masyarakat dan penyampai inormasi akan pengetahuan agama.

2)aktivitas kementrian Agama RI Kantor Kota Tangerang yang tersedia sebagai penunjang kegiatan penyuluhan.


(27)

1 2 3 4 4 Rhaviqah

“Pengaruh

Penyuluhan Agama Islam dalam keluarga terhadap Pembentukan Konsep Diri Anak di Keluarga Pemulung Jurang Mangu Barat.”

Skripsi Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. 2013/ hal.105

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif deskriptif. Dalam skripsi ini fokus penelitiannya adalah keluarga dalam mendidik nilai-nilai keagamaan pada anak. Kelebihan skripsi adalah variabel yang dijadikan instrument penelitiannya dijelaskan secara rinci.kekurangannya adalah judul tidak diketahui pendidikan agama apa yang dimaksud dalam penelitian ini. Penelitian ini berfokus pada pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap pembentukan konsep diri.

5 Titian Wahyu

“Pengaruh

Pembinaan Rohani Islam terhadap Motivasi Kerja Karyawan di PT. United Tractorss Tbk, Cakung Jakarta Timur”

Skripsi Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. 2014

Metode penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan menggunakan angket

Hasil penelitian dari skripsi ini : ada peengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja karyawan PT. United Tractorss Tbk, Cakung Jakarta Timur melalui kegiatan rutin pembinaan rohani Islam yang diwujudkan dalam tingkah laku dalam membangun motivasi kerja karyawan sesuai dengan nilai-nilai religious yang diajarkan dalam kegiatan bimbingan agama tersebut.

6 Siti Rifqiatut Taqiah

“Pelaksanaan

Pembinaan Rohani Islam dalam Meningkatkan Motivasi

KeagamaanPegawai Kantor Perusahaan daerah Air Minum

Jakarta Raya”

Skripsi Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. 2013/ hal.75

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan deskriptif analisis yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

Hasil penelitian dari skripsi ini bahwa:

1) Motivasi keagamaan yang berhasil akan membawa peningkatan pada pembinaan rohani Islam yang dilakukan dengan mitra perusahaan. 2) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel pembinaan rohani Islam dalam meningkatkan motivasi keagamaan pegawai kantor perusahaan daerah air minum Jakarta Raya dengan F-test nilai siginifikansinya sebesar (0,000b) atau kurang dari 0,05. Hal tersebut

dikarenakan responden memahami isi materi pembinaan rohani Islam berupa preventif, korektif, kuratif dan develoment yang diberikan oleh pembina agama. Oleh karena itu semakin besar isi materi pembinaan agama, maka semakin besar pula rasa motivasi keagaamaan pegawai tersebut.

7 Putri Ratna Wulan

“ Studi Metode

Penyuluhan terhadap Perilaku Berdagang pada Kelompok

Pedagang Makanan

Sehat di Depok”

Skripsi Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. 2013/ hal.48

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan deskriptif analisis yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

Hasil penelitian dari skripsi ini: 1) metode penyuluhan yang terlaksana memberikan kontribusi positif terhadap perilaku berdagang kelompok pedagang makanan sehat di Depok. 2) metode penyuluhan makanan sehat dan halal dilakukan dengan metode kelompok dengan beberapa teknik yaitu dengan ceramah, Tanya jawab, dan diskusi kelompok. Sedangkan metode ndividunya hanya dilakukan bila ada satu mitra yang mengalami masalah yang tidak bisa dibicarakan dalam kelompok maka pendamping yang akan datang kepada mitra untuk bicara secara face to face dan mengarahkan mitra untuk membantunya menyelesaikan masalah.


(28)

1 2 3 4 8 Sang Chan

“Applications of Andragogy in Multi-Disciplined Teaching and

Learning”

Journal of Adult Education/ Vol.39 no.2/ 2010/ hal.25-35

Application method by field research. Pembelajaran orang dewasa berlaku dalam beberapa konteks. Pembelajaran orang dewasa pendekatan telah mengubah filosofi ajaran pendidik sekitardunia. Mengingat kebutuhan pendidikan saat ini, pendekatan pedagogis telah menjadi kurang efektif dalam mengajar pelajar dewasa. pelajar dewasa perlu lebih dari transfer pasif pengetahuan dari satu orang. Sebaliknya, merekaperlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran untuk membangun merekapengetahuan sendiri, untuk memahami pembelajaran, dan untukmenerapkan apa yangmempelajari. Pendidik serta sistem pendidikan di seluruh dunia harusmenyediakan semua peserta didik, baik anak-anak dan orang dewasa, dengan kesempatan untuk menjadiaktif terlibat dalam pengalaman pendidikan berpusat pada peserta didik.Hal ini dimengerti bahwa gaya mengajar guru tradisional yang berpusattelah baik didasarkan pada sistem pendidikan di seluruh dunia. Pendidiktelah dilatih untuk menggunakan modus pengajaran satu arah ini untuk mengajar peserta didik34dan memang benar bahwa pendidik adalah produk dari lingkungan mereka sendiri.

Namun, pendidik tidak harus menggunakan ini sebagai alasan untuk mencabut peserta didik darilebih aktif dan bermakna pengalaman belajar. Oleh karena itu, akandalam kepentingan terbaik dari peserta didik jika pendidik yang meninggalkan tradisional

berpusat pada guru asumsi dan mempertimbangkan mengadopsi dan menerapkanprinsip andragogical, pendekatan berpusat pada peserta didik, dan konstruktivisprinsip di dalam kelas. Penggunaan strategi ini akan membuat lebih lingkungan belajar yang menarik dan praktis, yang dapat menyebabkan kreativitas

dan inovasi di dalam kelas dan, padaakhirnya, individu yang kompetensiap untuk bersaing di dunia kerja abad ke-21. Oleh sebab itu, pendidikan orang dewasa sangat dibutuhkan dalam penyuluhan agar menunjang keberhasilan kegiatan penyuluhan.


(29)

1 2 3 4 9 Ida Ayu

Brahmasari dan Agus Suprayetno

“Pengaruh

Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap

Kepuasan Kerja Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja

Perusahaan (studi kasus PT.Pei Hai Internasional Wiratma Indonesia)

Jurnal Manajemen dan

Kewirausahaan/ Vol.10 no.2/ 2008/ hal.124-135

Pendekatan Kuantatif, metode Survey.

Hasil penelitian ini adalah Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan kerja karyawan

2) Kepemimpinan berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap kepuasan kerja karyawan

3) Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan 4) Motivasi kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan

5) Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja perusahaan

6) Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan

7) Kepuasan kerja karyawan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja perusahaan

motivasi kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. 10 Dwi Sadono

“Pemberdayaan

Petani: Paradigma Baru Penyuluhan Pertanian di

Indonesia”

Jurnal

Penyuluhan/Vol.4 No.1/ hal.65-74

Pendekatan penyuluhan dengan sekolah lapangan (SL) atau Farmer Dield School (FFS)

Hasil penelitian ini adalah Penyuluhan pertanian mempunyai peran untuk membantu petani agar dapat menolong dirinya untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya secara baik dan memuaskan sehingga meningkat derajat kehidupannya. Dengan demikian nilai penting yang dianut dalam penyuluhan adalah pemberdayaan sehingga terbentuk kemandirian petani. Pada era Orde Baru, pembangunan pertanian yang dikenal dengan revolusi hijau telah dimanfaatkan oleh kepentingan pemerintah untuk tujuan peningkatan produktivitas dan produksi tanaman pangan khususnya padi untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduknya yang terus meningkat. Seiring dengan itu, penyuluhan pertanian juga ikut berubah. Jika semula penyuluhan ditekankan pada bimbingan kepada petani dalam berusahatani yang lebih baik, berubah menjadi tekanan pada alih teknologi yakni mengusahakan agar petani mampu meningkatkan produktivitas dan produksinya terutama padi. Akibatnya petani menjadi tergantung, tidak mandiri dan kelembagaan lokal banyak yang kurang berfungsi atau bahkan hilang. Oleh karena itu diperlukan perubahan paradigma dari paradigma lama yang lebih menekankan pada alih teknologi ke paradigma baru yang mengutamakan pada sumberdaya manusianya, yang dikenal dengan pendekatan farmer first, atau “mengubah

petani” dan bukan “mengubah cara bertani”, yang

memungkinkan terjadi pemberdayaan pada diri petani.


(30)

1 2 3 4 11 Gavin Duffy

“Promoting Adult Learning in Public Places: Two Asian Case Studies of Adult Learning about Peace through Museums and Peace Architecture” Adult learning Journal/School of Education, Queens University Belfast/ 2010/Hal.27-48

Metode penelitian kualitatif deskriptif Tujuan dari mempromosikan pembelajaran orang dewasa di tempat umum mis melalui karya museumtelah menjadi biasa di negara-negara berusaha untuk mendorong orang dewasa belajar tentangperdamaian. Ini selalu memerlukan 'tangan' pendekatan untuk pendidikan perdamaian melaluiproses konsultasi dan dialog dengan masyarakat terkait. tujuan-tujuan inisangat penting ketika pemerintah kota adalah melihat isu-isu perdamaian, seperti dikasus dua studi kasus Asian dibahas dalam artikel ini dengan masyarakat pulihdari situasi pasca-konflik. Studi kasus ini akan memiliki minat utamauntuk pendidik dewasa di Irlandia. Pada Tahun Rekonsiliasi Internasional pada tahun 2009Consultative Group on the Past telah menerbitkan rekomendasi, termasukKomisi untuk Korban dan Korban untuk Irlandia Utara (CVSNI) .Ini kertas akan menunjukkan pembelajaran bagaimana orang dewasa di lingkungan masyarakat dapat memberikan kontribusi yanguntuk proses rekonsiliasi. Belajar dewasa ini menjadi peran penting untuk memasukkan materi yang berhubungan langsung dengan perdamaian dan gerakan perdamaian di Inggris pada masanya.

12 Mela Silviana M

“Dampak Penyuluhan

Agama Islam dengan Pendekatan Berbasis

Kelompok”

Skripsi Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014/ hal.99

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.

Hasil penelitian ini adalah:terdapat beberapa dampak yaitu: 1) dampak pda kesehatan, 2) dampak pada kesehatan isik dan mental spiritual, dan 4) dampak pada kesehatan sosial Kelebihan skripsi ini adalah penjelasannya yang sangat rinci .

Dari semua kajian pustaka di atas penulis menyatakan bahwa hasil penelitian yang akan penulis laksanakan sangat berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya yakni sebagai berikut:

a. Sasaran penelitian yaitu karyawan yang aktif mengikuti penyuluhan agama di Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading. Dalam kajian pustaka yang peneliti gunakan di atas belum ada yang meneliti penyuluhan agama pada karyawan perusahaan.


(31)

b. Lokasi penelitian skripsi ini yaitu di Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) yang beralokasi di Kelurahan Tegal Ratu, kecamatan Ciwandan. Beralamat diJl. May. Jend. S. Parman Km 13, Cigading Kelurahan Tegal Ratu, Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon Banten 42445. Lokasi penelitian ini berbeda dengan kajian pustaka diatas.

c. Masalah penelitian dalam penulisan skripsi ini membahas mengenai permasalahan yang ada di perusahaan mulai dari karyawan berkerja, proses penyuluhan agama, hubungan penyuluh agama (ustadz) dengan karyawan dan semua hal yang berkaitan dengan kegiatan penyuluhan agama di perusahaan. Hal itu tentu berbeda dengan penelitian yang dibahas oleh para peneliti dalam kajian pustaka diatas.

d. Penelitian ini berfokus pada hubungan antara penyuluhan agama dengan motivasi kerja karyawan perseroan terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading.

E. Teknik Penulisan Skripsi

Adapun pedoman dalam penulisan penelitian ini, peneliti mengacu pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi), yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang disusun oleh Hamid Nasuhi dkk, diterbitkan oleh CEQDA (Center of Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian skripsi diperlukan sistematika penulisan yang baik dan benar melalui aturan atau tata cara penulisan. Untuk dijadikan sebagai bahan


(32)

acuan, maka penulis memasukkan sistematika penulisan kedalam bahasan. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi dalam lima bab yaitu:

BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan

BAB II : Landasan Teori

Bab ini akan membahas mengenai deskripsi teoritis tentang penyuluhan agama yang mencangkup pengertian penyuluhan, pengertian penyuluhan agama Islam, filosofi penyuluhan, media penyuluhan, metode penyuluhan agama Islam, tujuan penyuluhan agama, materi penyuluhan agama Islam, peran penyuluh agama. Selanjutnya tentang motivasi kerja yang mencangkup pengertian motivasi kerja, proses motivasi, faktor yang mempengaruhi terjadinya motivasi kerja, kerangka pemikiran.

BAB III : Metode Penelitian

Dalam bab ini dijelaskan tentang metodologi penelitian yang meliputi pendekatan dan desain penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional dan indicator penelitian, teknik pengumpulan data dan pengolahan data, uji validitas, uji reliabilitas, dan teknik analisis data.


(33)

BAB IV : Gambaran dan Hasil Analisis Data

Gambaran Umum PT. Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading dan Hasil Penelitian, dalam bab ini dijelaskan tentang sejarah Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading, visi, misi dan tujuannya, nilai-nilai budaya perusahaan, kebijakan mutu, lokasi Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading, manajemen Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading, kegiatan penyuluhan agama, dan data-data hasil penelitian lapangan.

BAB V : Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari batasan dan rumusan masalah penelitian, dan saran yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR JURNAL DAFTAR INTERNET DAFTAR TABEL LAMPIRAN


(34)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Penyuluhan Agama Islam 1. Penyuluhan

Menurut Shertzer dan Stone, penyuluhan adalah proses interaksi yang memberikan fasilitas atau kemudahan-kemudahan untuk pemahaman yang bermakna terhadap diri dan lingkungan, serta menghasilkan kemantapan atau kejernihan tujuan-tujuan serta nilai-nilai untuk perilaku di masa datang.1

Surya memberikan batasan penyuluhan sebagai suatu proses yang dirancang untuk merangsang berpikir agar ide-ide dapat mengendap, berkembang dan tumbuh kea rah suatu konsepsi pribadi.2 Kemudian, secara rinci Brownmenjelaskan bahwa unsur-unsur penyuluhan sebagai berikut: 1) suatu profesia, 2) suatu proses, 3) melibatkan suatu hubungan, 4) antara orang-orang, 5) menuntut suatu perangkat keterampilan, keterampilan khusus, 6) pengetahuan, 7) dapat dikomunikasikan, dan 8) untuk memperngaruhi sasaran penyuluhan (klien) berubah.3

Penjelasan diatas dapat dipahami bahwa pada dasarnya bimbingan dan penyuluhan adalah suatu upaya memberikan pelajaran dan pendidikan serta bantuan kepada pribadi atau kelompok masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar mereka mampu memahami dirinya sendiri

1

Shetzer dan Stone, “Fundamentals Guidance,” dalam Olugbenga David Ojo, (PhD),

Fundamentals of Guiudance and Counselling, (Lagos: National Open University of Nigeria, 2014), h.5

2

Mohamad Surya, Dasar-Dasar Penyuluhan (Konseling), (Jakarta: P2LPTK, 1988), h.56

3 Brown Lawrence A, “Innovation Diffusion A New Perspective,”

dalam Dra. Hj. Mastanah, M.Si, Kumpulan Materi Kuliah Administrasi Penyuluhan: Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam,


(35)

dan lingkungannya serta mampu mengatasi berbagai permasalahan sehingga dapat mencapai kesejahteraan hidup.4

Dalam konteks ini, menurut Surya, penyuluhan bagian dari bimbingan, baik sebagai pelayanan maupun sebagai teknik. Penyuluhan merupakan kegiatan inti bimbingan secara keseluruhan dan lebih berkaitan dengan masalah individu secara pribadi.5 Lebih lanjut, menurut Syuhada penyuluhan merupakan bagian integral dari pendidikan. Penyuluhan yang fungsional merupakan bagian integral dari keseluruhan program dan pelaksanaan pendidikan, bukan hanya sebagai tambahan atau sebagai sampiran saja.6 Namun demikian, tidak berarti penyuluhan itu identik dengan pendidikan, melainkan penyuluhan merupakan upaya-upaya yang bersifat membantu tercapainya tujuan umum pendidikan, dengan menggunakan dimensi intervensi dan teknik yang unik dan berbeda dengan pendidikan.

Secara kata penyuluh berasal dari kata “suluh”yang berarti “obor”atau

pelita” atau “yang memberi terang”. Dengan penyuluhan diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pengetahuan dikatakan

4

Romli (2001) “Penyuluhan Agama Menghadapi Tantangan Baru,” dalam Hj. Mastanah, M.Si, Kumpulan Materi Kuliah Administrasi Penyuluhan: Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam,

(Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2013), h.14

5

Surya (1988) “ Dasar-Dasar Penyuluhan (Konseling),” dalam Arifin. Teori Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: PT Golden Terayon Press), h.49

6

Syuhada (1988) “Bimbingan dan Konseling dalam Masayarakat dan Pendidikan Luar Sekolah,” dalam dalam Dra. Hj. Mastanah, M.Si, Kumpulan Materi Kuliah Administrasi Penyuluhan: Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2013), h.30


(36)

meningkat apabila terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dan yang sudah tahu menjadi lebih tahu.7

Secara etimologi (harfiah), arti penyuluhan berasal dari bahasa inggris

counseling” yang mengandung arti “menerangi, menasehati”, atau memberikan

kejelasan kepada orang lain agar ia memahami dan mengerti hal-hal yang sedang dialaminya.8

Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu sosial yang mempelajari sistem dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan. Penyuluhan dapat dipandang sebagai suatu bentuk pendidikan untuk orang dewasa.9

Kemudian menurut Soedijanto menyatakan bahwa penyuluhan pertanian merupakan proses pemberdayaan, bukan proses transfer teknologi melalui enam dimensi belajar (learning) yaitu: learning to know (penguasaan konsep, komunikasi informasi, rasa senang memahami, mengerti dan menemukan sesuatu), learning to do (penekanan pada skill tingkat rendah ke tingkat tinggi menuju ke arah kompetensi), learning to live together (mengenal diri sendiri, mengenal orang lain, menemukan tujuan bersama, bekerja sama dengan orang lain), learning to be (memecahkan masalah sendiri, mengambil keputusan, memikul tanggung jawab, belajar untuk disiplin), learning society

(mengembangkan diri secara utuh, terus menerus), learning organization (belajar memimpin, berorganisasi dan mengajarkan kepada orang lain).10

Pengertian penyuluhan secara terminology (istilah) menurut H. Koestur Partowisastro mengungkapkan bahwa penyuluhan ada dalam dua pengertian,

7

Arifin. Teori Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: PT Golden Terayon Press), h.1

8

M. Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008) h.8

9

Lucie Setiana, Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat, (Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia, 2005) h.1

10

Soedijanto (2003) “Penyuluhan Konsep Pemberdayaan,” dalam Dwi Sadono.

Pemberdayaan Petani: Penyuluhan Pertanian Indonesia.(Institut Pertanian Bogor: 2008), Vol.4. No.1. Hal jurnal 69


(37)

yaitu pengertian dalam arti luas dan pengertian dalam arti sempit. Dalam arti luas; adalah segala ikhtiar pengaruh psikologi terhadap sesama manusia, dan dalam arti sempit merupakan suatu hubungan yang sengaja diadakan dengan maksud agar dengan semua cara psikologis, kita dapat mempengaruhi bebarapa fase kepribadiannya sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh sesuatu efek tertentu.11

Penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu yang mempelajari sistem dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan. Penyuluhan dapat diartikan sebuah pendidikan nonformal diluar sistem sekolah yang biasa, menurut Carter V, adalah merupakan proses perkembangan pribadi, proses sosial, proses pengembangan keterampilan sesuai profesi serta keinginan bersama dalam memahami ilmu pengetahuan yang tersusun dan dikembangkan dari masa ke masa oleh setiap generasi bangsa.12

Penulis lebih sependapat dengan Carter V. penyuluhan dikatakan berhasil ketika ada perkembangan.Hal serupa dikatakan oleh Rusmin Tumanggor bahwa penyuluhan dikatakan berhasil ketika menghasilkan kesehatan fisik, kesehatan jiwa, kesehatan spiritual dan kesehatan sosial.

Definisi lain dari penyuluhan merupakan bantuan yang diberikan kepada orang lain dalam memecahkan problema-problema kehidupan yang dihadapinya,

11

M.Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan, (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008) h.10

12

Carter V (1995) dalam Ir. Lucie Setiana, M.P. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat, (Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia, 2005) h.1


(38)

sesuai dengan ksituasi dan keadaan klien. Supaya ia memiliki pengertian dan kemampuan dalam menghadapi dan memecahkan masalahnya, berdasarkan penentuan dirinya sendiri.13

Dari paparan diatas penulis menyimpulkan bahwa kegiatan penyuluhan merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan oleh seseorang untuk melayani, memberikan pemecahan masalah pada tersuluh.Tujuan penyuluhan adalah memberikan penerangan untuk perubahan perilaku agar kehidupannya lebih baik.penyuluhan juga disebut sebagai bantuan atas problema-problema yang perlu dibantu akibat dari ketidakberdayaan dan tingkat pengetahuan tersuluh. 2. Penyuluhan Agama Islam

Penyuluhan agama Islam pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan ilmu agama dan kesadaran beragama serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian penyuluhan agama sebagai benteng pertahanan moral diharapkan mereka dapat menangkal setiap pengaruh negative dari kehadiran dan segala kegiatannya, tidak berputus asa dalam berusaha menjadi warga negara sesuai kemampuan yang dimiliki, memberikan manfaat yang besar, lebih bertanggung jawab, sabar dan ramah dalam menghadapi masyarakat agar tercipta suasana kehidupan harmonis, tentram, bahagia baik di rumah serta terbina suasana yang baik di lingkungan, dan dapat mengamalkan ajaran agama di dalam kehidupan sehari-hari.

13

M.Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan, (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008) h.10


(39)

Sedangkan menurut M. Arifin yang dimaksud dengan penyuluhan agama ialah segala kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan rohaniyah dalam lingkungan hidupnya agar supaya orang tersebut mampu mengatasinya sendiri karena timbul kesadaran atau penyerahan diri terhadap kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.14 Kemudian Isep Zainal Arifin juga mengemukakan penyuluhan merupakan suatu proses pemberian bantuan baik kepada individu ataupun kelompok dengan mengunakan metode-metode psikologis agar individu atau kelompok dapat keluar dari masalah dengan kekuatan sendiri, baik secara preventif, kuratif, korektif maupun development.15

Selanjutnya, Rochman Natawidjaja mendefinisikannya sebagai

berikut:“penyuluhan merupakan saat jenis layanan yang merupakan bagian

terpadu dari bimbingan. Penyuluhan dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua orang individu, dimana seorang (yaitu penyuluh) berusaha membantu yang lain (yaitu klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu

yang akan datang”.16

Pakar lain, Moh. Surya berpendapat bahwa penyuluhan merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada konseli supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang. Dalam pembentukan konsep diri ini berarti bahwa dia memperoleh konsep yang sewajarnya mengenai : (a) dirinya sendiri, (b) orang lain, (c) pendapat orang lain tentang dirinya, (d) tujuan-tujuan yang hendak dicapainya, dan (e) kepercayaannya.17

14

M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama (Jakarta: PT Golden Terayon Press, 1998), Cet ke-6, h.21

15

Isep Zainal Arifin , Bimbingan Penyuluhan Islam Pengembangan Dakwah Melalui Psikoterapi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), h.50

16

Rochman Natawidjaya (1987) dalam Mastanah, Kumpulan Materi Kuliah Administrasi Penyuluhan: Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2013), h.32

17 Moh. Surya(1988) “Dasar-Dasar Penyuluhan (Konseling),” dalam Mastanah,

Kumpulan Materi Kuliah Administrasi Penyuluhan: Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2013), h.38


(40)

Menurut James F. Adam penyuluhan adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu dimana yang seorang (counselor) membantu yang lain

(couselee), supaya ia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah-masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan waktu yang akan datang.18

Lebih lanjut, Prayitno mengemukakan “Penyuluhan adalah diskusi empat mata antara klien dan penyuluh yang berisi usaha yang laras, unik, dan manusiawi, yang dilakukan dalam suasana keahlian dan yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku.19

Pengertian agama menurut Prof. K.H M. Taib Thahir Abdul Mu’in adalah peraturan Tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang mempunyai akal memegang peraturan Tuhan dengan kehendaknya sendiri untuk mencapai kebahagiaan hidup dan kebahagiaan kelak di akhirat.20

Dari penjabaran beberapa para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penyuluhan agama Islam adalah kegiatan nonformal yang bertujuan untuk membantu orang lain (individu maupun kelompok) agar dapat keluar dari masalah-masalah yang dihadapinya dengan kekuatan sendiri baik secara preventif, kuratif, korektif maupun development.

Di kalangan masyarakat Islam telah dikenal pula prinsip-prinsip penyuluhan tersebut dalam Al-Qur’an disebutkan yakni:

18

James F. dalam Djumhur dan Muh.Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah,

(Bandung: CV. Ilmu, 1975), h.24

19

Prayitno (1983) dalam Dewa Ketut Sukardi, Proses dan Bimbingan Penyuluhan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), h.38

20Mu’in dan

Asymuni, Ushul Fiqh II (Qaidah-Qaidah Istinbath dan Ijtihad), (Jakarta: Ditjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1986), h.35


(41)

َيِنِممؤُمملِل ٌةَمَْرَو ىًدُهَو ِروُدصلا ِِ اَمِل ٌءاَفِشَو ممُكِبَر منِم ٌةَظِعموَم ممُكمتَءاَج مدَق ُسانلا اَه يَأ اَي

Artinya: “ Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu nasehat

dari Tuhan-Mu dan merupakan obat penyembuh (penyakit jiwa) yang ada

di dalam dadamu dan ia menjadi petunjuk dan rahmat bagi yang beriman”.

(QS. Yunus: 57)21

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman

منَع ََ منَِِ ُمَلمعَأ َوُه َكبَر نِإ ُنَسمحَأ َيِه ِِلاِب ممُمِْداَجَو ِةَنَسَمْا ِةَظِعموَمملاَو ِةَممكِمْاِب َكِبَر ِ يِبَس ََِإ ُعمدا

َنيِدَتمهُمملاِب ُمَلمعَأ َوُهَو ِهِليِبَس

Artinya: “ Serulah manusia kepada jalan Tuhan-Mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. sesungguhnya Tuhan-Mu Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang

mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125)22

Memperhatikan ayat-ayat diatas, berarti Allah memberikan petunjuk kepada umatnya tentang penyuluhan itu diperlukan, dan tugas itu sekaligus sebagai salah satu ciri dari orang yang beriman.

Adapun ciri-ciri kegiatan penyuluhan yakni sebagai berikut: a. Dilaksanakan oleh seorang professional yang terlatih

b. Klien mempelajari keterampilan pengambilan keputusan, pemecahan masalah, tingkah laku, atau sikap baru.

21

Dewa Ketut Sukardi, Proses dan Bimbingan Penyuluhan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), h.216

22

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: CVDarus Sunnah, 2012), h.282


(42)

c. Hubungan dibentuk berdasarkan sukarela23

Selain itu juga terdapat syarat-syarat penyuluhan secara umum di dalam kehidupan menjadi salah satu fokus atau dasar perhatian dalam bimbingan. Berikut beberapa syarat melakukan penyuluhan yakni sebagai berikut:

a. penyuluhan mampu menyiapkan, menyediakan, serta menyajikan segala informasi yang diperlukan untuk khalayak sasaran.24

b. memberikan motivasi kepada responden. c. mampu bekerja sama kepada sesama. d. Bersikap helpful kepada sesama.

Melihat pernyataan yang telah diuraikan sebelumnya mengenai penyuluhan, maka fungsi penyuluhan adalah memberikan pelayanan pada individu maupun kelompok, merasakan kegunaan dari setiap program yang kita buat untuk mereka. Penyuluhan dikatakan berfungsi dengan baik jika penyuluhan yang kita lakukan dirasakan bermanfaat bagi orang lain, sebaliknya jika penyuluhan yang kita lakukan tidak bermanfaat dapat dikatakan proses penyuluhan tidak mendatangkan kegunaan atau manfaat.25

Penyuluhan diterapkan melalui pengembangan fungsi-fungsi Al-Qur’an dan hadits yang dijadikan sumber utama terutama untuk penyuluhan Islam.

Al-Qur’an membahas berbagai pemecahan problematika kehidupan sehari-hari untuk mencapai kebahagiaan hidup.26

23

Mastanah, Kumpulan Materi Kuliah Administrasi Penyuluhan: Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2013), h.3

24

Dwi Sadono. Pemberdayaan Petani: Penyuluhan Pertanian Indonesia.(Institut Pertanian Bogor: 2008), Vol.4. No.1. Hal jurnal 69-70

25

M.Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan, (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h.103

26


(43)

Tujuan penyuluhan dalam konteks penyuluhan agama tentu berbeda-beda dengan tujuan penyuluhan pertanian, untuk itu dalam tujuan penyuluhan dilihat dari sisi penyuluhan agama memiliki tujuan, sebagai berikut27:

a. Membantu memecahkan masalah atau problematika ummat yang timbul dari interaksi-interaksi personal dan kelompok (keluarga) dengan pendekatan Islam.

b. Membantu dan mengatasi memecahkan masalah psikologi keluarga dan komunitas muslim, karena adanya masalah internal yang terjadi dalam keluarga.

c. Membantu mengatasi dan memecahkan masalah mental/spiritual yang dialami oleh penyandang masalah-masalah sosial (psikologis) dan cacat fisik pada lembaga-lembaga rehabilitas sosial, seperti tuna netra, ketergantungan obat zat adiktif (narkoba), Wanita Tuna Susila (WTS) dan sebagainya. d. Membantu mengatasi dan memecahkan masalah mental/spiritual yang

dialami para tahanan (narapidana) di rumah tahanan (rutan) dan lembaga pemasyarakatan (lapas). Serta pembinaan mental bagi anak jalanan (anjal), panti jompo dan masalah sosial lainnya.

e. Memberikan penyuluhan dan bimbingan pada karyawan, tenaga kerja dan prajurit guna meningkatkan kinerja dan produktivitas kerja dengan pendekatan Islam.

27

M.Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan, (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h.104


(44)

3. Filosofi Penyuluhan

Para penyuluh agar dapat menjalankan fungsi dan perannya dengan baik, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai maka para penyuluh harus memahami falsafah penyuluhan. Sebagaimana dikatakan oleh Asngari,28 bahwa:

Pemahaman tentang falsafah sesuatu sangat penting sebagai dasar pengarah suatu kegiatan. Falsafah membawa kita pada suatu pemahaman yang mendasari atau menjadi landasan melaksanakan kegiatan yang lebih layak untuk mendapatkan hasil yang prima. Hasil kegiatan yang prima tersebut lebih-lebih dalam rangka pemberdayaan masyarakat pada akhirnya akan memberikan kepuasan semua pihak, baik para agen pembaharuan atau penyuluh, masyarakat klien sebagai sasaran penyuluhan, maupun pihak-pihak lainnya. Kesemuanya

akan kait mengait”.

Kata falsafah atau filsafat memilki pengertian yang beragam sepadan dengan jumlah orang (pemikir) yang memberi pengertian, karena masing-masing memiliki titik tolak latar belakang pemikiran, sudut pandang yang berbeda. Secara etimologi, kata falsafah (dalam bahasa arab) atau filsafat (dalam bahasa Yunani) berasal dari kata philosophia. Philosophia berasal dari kata philos

artinya cinta dan sophia arti kebijaksanaan atau pengetahuan. Jadi falsafah atau filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan. Filsafat juga berarti mendambakan pengetahuan. Maksudnya bahwa dengan berfilsafat orang sangat mengharapkan untuk mendapatkan pengetahuan yang sejati.Seorang filosof adalah seorang pecinta, pencari hikmat/kebijaksanaan atau pengetahuan.29

Secara teminologi, menurut pandangan Butt yakni falsafah atau filsafat diartikan sebagai suatu pandangan hidup. Filsafat merupakan suatu asas atau

28

Asngari dalam Slamet (2003) dalam Dwi Siswanto, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, (UGM Yogyakarta), Hal jurnal 1-14

29

Hamesma (1987) dalam Dwi Siswanto, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, (UGM Yogyakarta), Hal jurnal 1-14


(45)

pendirian kebenarannya telah diterima dan diyakini untuk dijadikan landasan dasar dalam menyelesaikan masalah-masalah hidup. Filsafat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang terdalam. Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam untuk menemukan inti-sejarah/esensi/hakikat.30 Sedang Dahama dan Bhatnagar, mengartikan falsafah sebagai landasan pemikiran yang bersumber kepada kebijakan moral tentang segala sesuatu yang akan dan harus diterapkan di dalam praktek.31

Berkaitan dengan itu, Kesley dan Hearne menyatakan bahwa falsafah penyuluhan harus berpijak kepada pentingnya pengembangan individu didalam perjalanan pertumbuhan masyarakat dan bangsanya. Untuk itu, ia mengemukakan bahwa: falsafah penyuluhan adalah bekerja bersama masyarakat untuk membantunya agar mereka dapat meningkatkan harkatnya sebagai manusia (dalam Mardikanto).32

Pendapat Kesley dan Hearne tersebut mengandung pengertian, bahwa: 1) penyuluh harus bekerja sama dengan masyarakat, dan bukannya bekerja untuk masyarakat, kehadiran penyuluh bukan sebagai penentu atau pemaksa, tetapi ia harus mampu menciptakan suasana dialogis dengan masyarakat dan mampu menumbuhkan, menggerakkan, serta memelihara partisipasi masyarakat; 2) penyuluhan tidak menciptakan ketergantunga, tetapi harus mampu mendorong semakin terciptanya kreativitas dan kemandirian masyarakat agar semakin

30

Butt (1961) dalam Dwi Siswanto, 2008, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, (UGM Yogyakarta), Hal jurnal 1-14

31

Dahama dan Bhatnagar (1980) dalam Dwi Siswanto, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, (UGM Yogyakarta), Hal jurnal 1-14

32

Kesley dan Hearne (1955) dalam Dwi Siswanto, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, (UGM Yogyakarta), Hal jurnal 1-14


(46)

memiliki kemampuan untuk berswakarsa, swadana, dan swakelola bagi tersenggaranya kegiatan-kegiatan guna tercapainya tujuan masyarakat sasarannya; 3) penyuluhan yang dilaksanakan harus selalu mengacu kepada terwujudnya kesejahteraan ekonomi masyarakat dan peningkatan harkatnya sebagai manusia.

Sejalan dengan Kesley dan Hearne, Ensminger dalam Mardikanto merumuskan falsafah penyuluhan sebagai berikut:33

1. Penyuluhan adalah proses pendidikan yang bertujuan mengubah pengetahuan, sikap dan keterampilan masyarakat;

2. Sasaran penyuluhan adalah segenap warga masyarakat untuk menjawab kebutuhan dan keinginannya.

3. Penyuluhan bertujuan untuk membantu masyarakat agar mampu menolong dirinya sendiri;

4. Penyuluhan adalah “belajar sambil bekerja”, dan “percaya tentang apa yang

dilihatnya”

5. Penyuluhan adalah pengembangan individu, pemimpin mereka, dan pengembangan dunianya secara keseluruhan;

6. Penyuluhan adalah suatu bentuk kerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat;

7. Penyuluhan adalah pekerjaan yang diselaraskan dengan budaya masyarakatnya;

33

Kesley, dkk(1962) dalam Mardikanto(1993) dalam Dwi Siswanto, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, (UGM Yogyakarta), Hal jurnal 1-14


(47)

8. Penyuluhan adalah hidup dengan saling berhubungan, saling menghormati, dan saling mempercayai antara satu kepada yang lainnya;

9. Penyuluhan merupakan suatu kegiatan dua arah; dan

10. Penyuluhan merupakan proses pendidikan yang berkelanjutan”.

Selanjutnya, secara singkat Asngari mengatakan falsafah penyuluhan adalah kegiatan mendidik orang (kegiatan pendidikan) dengan tujuan mengubah perilaku klien sesuai dengan yang direncanakan/ dikehendaki yakni orang semakin modern. Penyuluhan merupakan usaha mengembangkan (memberdayakan) potensi individu klien agar lebih berdaya secara mandiri.34

Makna modern itu adalah sebagaimana disebutkan oleh Inkeles; Inkeles dan Smith (1974) sebagai berikut: (1) terbuka dan siap menerima perubahan (pembaruan): pengalaman baru, inovasi baru, penemuan baru yang lebih baik, pandangan baru, dll.; (2) orientasi realistic/demokratis: kecenderungan membentuk/ menerima pendapat lingkungan; (3) berorientasi masa depan dan masa kini, dan bukannya masa silam; (4) hidup perlu direncanakan dan diorganisasikan; (5) orang belajar menguasai lingkungan (tidak pasrah); (6) rasa percaya diri tinggi/optimis (dunia dibawah kontrolnya); (7) penghargaan pada pendapat orang lain (tiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan); (8) memberi nilai tinggi pada pendidikan formal (juga informal dan non-formal); (9) percaya pada IPTEKS dan perkembangannya; (10) percaya bahwa imbalan harus seimbang dengan prestasinya.35

Bertolak dari pemahaman penyuluhan sebagai salah satu sistem pendidikan, falsafah penyuluhan dapat dikaitkan dengan pendidikan yang memiliki falsafah:

idealism, realism, dan pragmatisme. Artinya, penyuluhan harus mampu menumbuhkan cita-cita yang melandasi untuk selalu berpikir kreatif dan dinamis.

34

Asngari dalam Slamet (2003) dalam Dwi Siswanto, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, (UGM Yogyakarta), Hal jurnal 1-14

35

Inkeles (1966) dalam Dwi Siswanto, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, (UGM Yogyakarta), Hal jurnal 1-14


(48)

Penyuluhan harus selalu mengacu pada kenyataan-kenyataan yang ada dan dapat ditemui di lapangan atau harus selalu sesuai dengan keadaan yang dihadapi.36

Lebih lanjut ditegaskan oleh Slamet dan Soetrisno falsafah penyuluhan (pertanian) di Indonesia harus berakar pada falsafah negara Pancasila. Dalam hal ini, Slamet menekankan falsafah penyuluhan terutama berkaitan dengan sila-sila: artinya, jika petani (sebagai sasaran utama penyuluhan pertanian) diminta untuk bekerja lebih keras guna meningkatkan produksinya. Seluruh bangsa Indonesia juga harus mau mengangkat harkat kaum taninya demi kemanusiaan dan keadilan sosial, yang berlandaskan pada kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, menghargai prinsip demokrasi, serta demi tercapainya persatuan bangsa Indonesia.37

Sedangkan Soetrisno mengaitkan falsafah penyuluhan pertanian dan motto

bangsa “Bhinneka Tunggal Ika” yang membawa konsekuensi pada: (1)

perubahan administrasi penyuluhan yang bersifat regulative sentralistis menjadi

fasilitatif partisipatif, dan (2) pentingnya kemauan penyuluh untuk memahami budaya local yang seringkali juga mewarnai local agricultural practices.

Selanjutnya bertitik tolak dari pemahaman penyuluhan sebagai salah satu sistem pendidikan. Mardikanto menyatakan bahwa penyuluhan memiliki prinsip-prinsip: (1) mengerjakan, artinya kegiatan penyuluhan harus sebanyak mungkin melibatkan masyarakat untuk mengerjakan/menerapkan sesuatu; (2) akibat, artinya kegiatan penyuluhan harus memberi akibat atau pengaruh yang baik atau bermanfaat, (3) asosiasi, artinya setiap kegiatan penyuluhan harus dikaitkan dengan kegaitan lainnya.38

36

Moedjiyo (1987) dalam Dwi Siswanto, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, (UGM Yogyakarta), Hal jurnal 1-14

37

Slamet (1987) dan Soetrisno (1989) dalam Dwi Siswanto, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, (UGM Yogyakarta), Hal jurnal 1-14

38

Mardikanto (1993) dalam Dwi Siswanto, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, (UGM Yogyakarta), Hal jurnal 1-14


(49)

Pandangan lain tentang prinsip-prinsip penyuluhan itu diungkapkan oleh Dahama dan Bhatnagar.39 Menurut mereka prinsip-prinsip penyuluhan itu mencangkup: (1) minat dan kebutuhan, artinya penyuluhan akan efektif jika selalu mengacu kepada minat dan kebutuhan masyarakat; (2) organisasi masyarakat bawah, artinya penyuluhan akan efektif jika mampu melibatkan/menyentuh organisasi masyarakat bawah, sejak dari setiap keluarga/kekerabatan; (3) keragaman budaya, artinya penyuluhan harus memperhatikan adanya keragaman budaya; (4) perubahan budaya, artinya setiap kegiatan penyuluhan akan mengakibatkan perubahan budaya; (5) kerja sama dan partisipasi masyarakat untuk selalu bekerjasama dalam melaksanakan program-program penyuluhan yang telah dirancang; (6) demokrasi dalam penerapan ilmu, artinya dalam penyuluhan harus selalu meberikan kesempatan kepada masyarakatnya untuk menawar setiap ilmu alternative yang ingin diterapkan; (7) belajar sambil bekerja atau belajar dari pengalaman tentang segala sesuatu ia kerjakan; (8) penggunaan metoda yang sesuai, artinya penyuluhan harus dilakukan dengan penerapan meotda yang selalu disesuaikan dengan kondisi (lingkungan fisik, kemampuan ekonomi, dan nilai sosial-budaya) sasarannya; (9) kepemimpinan, artinya penyuluh tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang hanya bertujuan untuk kepentingan/kepuasannya sendiri, dan harus mampu mengembangkan kepemimpinan; (10) specialis yang terlatih, artinya, penyuluh harus benar-benar orang yang telah memperoleh latihan khusus tentang segala sesuatu yang sesuai dengan fungsinya sebagai penyuluh; (11) segenap keluarga, artinya, penyuluhan harus memperhatikan keluarga sebagai satu kesatuan dari unit sosial; (12) kepuasan, artinya penyuluhan harus mampu mewujudkan tercapainya kepuasan.40

4. Media Penyuluhan

Media memiliki multi makna, baik dilihat secara terbatas maupun secara luas.Munculnya berbagai macam definisi disebabkan adnaya perbedaan dalam sudut pandang, maksud dan tujuannya.

AECT (Association for Education and Communication Technology) dalam Harsoyomemaknai media sebagai segala bentuk yang dimanfaatkan dalam proses penyaluran informasi. NEA (National Education Association) memaknai media

39

Dahama dan Bhatnagar (1980) dalam Dwi Siswanto, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, (UGM Yogyakarta), Hal jurnal 1-14

40

Dwi Siswanto, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, (UGM Yogyakarta), Hal jurnal 1-14


(50)

sebagai benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau diperbincangkan beserta instrument yang digunakan untuk kegiatan tersebut.41

Rahardjo menyatakan bahwa media dalam arti yang terbatas yaitu sebagai alat bantu pembelajaran. Hal ini berarti media sebagai alat bantu yang digunakan guru untuk:42

a. Memotivasi belajar perseta didik

b. Memperjelas informasi/pesan pengajaran c. Memberi variasi pengajaran

d. Memperjelas struktur pengajaran.

Rogers dalam Totok Mardikanto menyatakan bahwa media merupakan alat atau saluran komunikasi yang dapat dimanfaatkan sumber atau pengirim untuk

“menyalurkan” atau menyampaikan pesan-pesannya. Dengan kata lain, media, atau alat saluran komunikasi dapat dimanfaatkan oleh individu dan kelompok yang berkomunikasi untuk menyampaikan pesan-pesan (messages) penyuluhan mereka. Tentang hal ini, Berlo dalam Totok Mardikanto mengartikan media dalam berbagai pengertian, yaitu43: a) Saluran/ media sebagai alat pembawa pesan, b) Saluran yang dilalui oleh alat pembawa pesan, c) Media/wahana yang memungkinkan alat pembawa pesan itu melalui jalan atau saluran yang harus dilaluinya, d) Media/wahana yang dapat dijadikan sarana untuk berkomunikasi, seperti: pertemuan, pertunjukan dan lain-lain.

41

Harsoyo (2002) di dalam Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan. (Jakarta: Pengembangan Media Promosi Kesehatan, Dalam pencapaian PHBS, 2004), h.176

42

Rahardjo (1991) di dalam Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan. (Jakarta: Pengembangan Media Promosi Kesehatan, Dalam pencapaian PHBS, 2004), h.176

43

Totok Mardikanto, Komunikasi Pembangunan-Acuan bagi Akademisi, Praktisi dan Peminat Komunikasi Pembangunan, (Surakarta: UNS Press, 2010), h.127


(51)

Secara konseptual, Totok Mardikanto membagi media komunikasi menjadi tiga macam, yaitu:

1) Saluran antarpribadi (inter-personal)

2) Media massa (mass media)

3) dan forum yang dimaksudkan untuk menggabungkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki saluran antar pribadi dan media massa.44

Penyuluhan sebagai proses penyebaran informasi tentu memerlukan media sebagai alat atau saluran menyampaikan pesan penyuluhan. Menurut Yetti Wira Citerawati SY, media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilakan pesan informasi yang ingin disampaikan oleh penyuluh kepada sasaran sehingga sasaran dapat meningkatkan pengetahuannya yang akhirnya dapat berubah perilakunya kearah positif. Media penyuluhan juga dapat diartikan sebagai wahana untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian atau minat.45

Sedangkan penyuluhan adalah proses penyebarluasan tentang ilmu pengetahuan, teknologi maupun seni. Lebih lengkapnya penyuluhan dapat diartikan sebagai proses aktif yang memerlukan interaksi antara penyuluh dan

yang disuluh agar terbangun proses perubahan “perilaku” (behavior) yang merupakan perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan seseorang yang dapat diamati oleh orang/pihak lain, baik secara langsung atau tidak langsung.

Sehingga dapat diketahui fungsi media penyuluhan adalah sebagai berikut:

44

Ibid, h.128

45

Yetti Wira Citerawati SY, Media Penyuluhan, h.2, www.e-bookspdf.org, diakses tanggal 25 Maret 2016


(52)

a) Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadu pada masa lampau. Dengan perantara gambar, potret, slide, film, video atau media yang lain, suluh dapat memperoleh gambaran yang nyata tentang benda/peristiwa sejarah.

b) Mengamati benda/peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya jauh, berbahaya, atau terlarang. Misalnya, video tentang kehidupan harimau di hutan, keadaan dan kesibukan di pusat nuklir, dan sebagainya. c) Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/hal-hal yang sukar diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak memungkinkan, baik karena terlalu besar atau terlalu kecil. Misalnya dengan perantaraan paket peserta suluh dapat memperolehgambaran yang jelas tentang bendungan dan kompleks pembangkit listrik, dengan slide dan film peserta suluh memperoleh gambaran tentang bakteri, amuba dan sebagainya.

d) Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung. Mislanya, rekaman suara denyut jantung dan sebagainya.

e) Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang uskar diamati secara langsung karena sukar ditangkap. Dengan bantuan gambar, potret, slide, film atau video suluh dapat mengamati berbagai macam serangga, burung hantu, kelelawar dan sebagainya.

f) Mengamati peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati. Dengan slide, film atau video peserta suluh dapat mengamati pelangi, gunung meletus, pertempuran dan sebagainya.


(1)

Tabel. korelasi antara penyuluhan agama dengan motivasi kerja karyawan

Correlations

X1 X2 X3 Y

X1

Pearson Correlation 1 ,691** ,658** ,492**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000

N 50 50 50 50

X2

Pearson Correlation ,691** 1 ,695** ,488**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000

N 50 50 50 50

X3

Pearson Correlation ,658** ,695** 1 ,422**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,002

N 50 50 50 50

Y

Pearson Correlation ,492** ,488** ,422** 1 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,002

N 50 50 50 50

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered

Variables Removed Method

1 X_Penyuluhan_

Agama_Islamb . Enter

a. Dependent Variable: Y_Motivasi_Kerja b. All requested variables entered.


(2)

DOKUMENTASI KEGIATAN PENYULUHAN AGAMA

PERSEROAN TERBATAS KRAKATAU BANDAR SAMUDERA CIGADING Kegiatan Penyuluhan Agama Islam oleh Penyuluh Agama

di Masjid Bahari (Masjid Perusahaan)

Responden mengisi kuesioner setelah mendapatkan Penyuluhan Agama


(3)

Kegiatan Penyuluhan Agama Islam oleh Penyuluh Agama di Masjid Bahari (Masjid Perusahaan)

Kegiatan Penyuluhan Agama Islam oleh Penyuluh Agama di Masjid Bahari (Masjid Perusahaan)


(4)

Kegiatan Penyuluhan Agama Islam oleh Penyuluh Agama di Masjid Bahari (Masjid Perusahaan)

Kegiatan Penyuluhan Agama Islam oleh Penyuluh Agama Islam di Masjid Bahari (Masjid Perusahaan)


(5)

Foto saat sharing mengenai kegiatan Penyuluhan Agama Islam oleh salah satu divisi Humas PT Krakatau Bandar Samudera Cigading


(6)

FOTO SIDANG SKRIPSI