PROPOSAL SKRIPSI EKONOMI SYARIAH DI INDONESIA

PROPOSAL SKRIPSI
Pengembangan Ekonomi Kreatif Melalui Inovasi Kemajuan Teknologi
Produksi Sektor Peternakan Ayam di Kabupaten Tulungagung
Proposal skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas UAS dari
matakuliah Seminar Proposal Skripsi

Dosen Pengampu:
Rokhmat Subagiyo, M. E. I.

ES - VI A
Disusun Oleh :
Kharisma Novita Sari

(17402153042)

EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TULUNGAGUNG
2018
1


A. Judul Penelitian
Pengembangan Ekonomi Kreatif Melalui Inovasi Kemajuan Teknologi
Produksi Sektor Peternakan Ayam di Kabupaten Tulungagung
B.Latar Belakang
Kabupaten Tulungagung memang bukan kawasan industri, tetapi Kabupaten
Tulungagung bisa menjadi wilayah yang bisa menciptakan inovasi teknologi
modern oleh masyarakatnya. Kemampuan teknologi dipercaya tidak hanya akan
mendorong kreativitas untuk menghasilkan produk baru tetapi juga memfasilitasi
peningkatan kecepatan pengembangan produk. Kemajuan teknologi yang terdapat
dalam industrialisasi menimbulkan makin tajamnya persaingan antara perusahaan
industri.

Pengambangan

pembelajaran

teknologi

juga


dapat

mendorong

kemampuan inovasi sebagai basis untuk melakukan inovasi yang dibutuhkan
perusahaan agar dapat berdaya saing di era globalisasi seperti saat ini.1
Dengan adanya masyarakat yang kreatif maka bisa berefek kepada aspek
sosial. Pengembangan inovasi dan kreativitas berperan dalam memberdayakan
masyarakat

di

lapisan

bawah

(the

bottom


of

the

pyramid)

sebagai

pekerjanya.Pengembangan ekonomi kreatif yang dibangun berdasarkan prinsip
kebersamaan (togetherness) dan saling berbagi (sharing) karena perlu dipahami
bahwa profesi sebagai pekerja kreatif adalah profesi yang cukup menjanjikan
untuk saat ini dan dimasa depan.Serta terdapat strategi yang digunakan untuk
mengembangkan

ekonomi kreatif di Kabupaten Tulungagung pada sektor

peternakan ayam dengan menciptakan alat mesin tetas telur yang konvensional
dengan strategi dan prinsip yang kreatif.2
Menurut data BPS Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Tulungagung per tahunnya

menghasilkan sekitar 29.904. 659 butir telur ayam (ayam buras maupun ayam
ras).3Ini membuktikan

bahwa ternyata peternak atau penetas telur ayam di

1
Dian Prihadyanti, Pembelajaran Teknologi di Perusahaan Manufaktur Berintensitas
Teknologi Tinggi dan Menengah-Tinggi”,Jurnal Manajemen Teknologi, Vol.14, No.1, 2015: 100121
2
Rochmat Aldy Purnomo, Ekonomi Kreatif,(Surakarta: Ziyad Visi Media, 2016), hal.38
3
https://jatim.bps.go.id/, diakses pada tanggal 2 April 2018, pukul 09.00 WIB

2

Tulungagung

juga

berpotensi


menghasilkan

ribuan

telur

dalam

setiap

produksinya. Tetapi pada kenyataannya masyarakat Kabupaten Tulungagung
enggan mengonsumsi telur ayam jika harganya melambung tinggi ( karena harga
telur tidak stabil). Untuk itu dengan adanya alat penetas telur ayam yang modern
akan berdampak pada stabilitas produksi telur ayam dan menetaskan ayam lagi
agar bisa menghasilkan telur ayam yang berkualitas. Dan masyarakat akan sangat
terbantu dengan adanya alat mesin tetas telur tersebut.
Dengan begitu perekonomian masyarakat semakin meningkat karena di era
semakin berkembangnya zaman di era globalisasi ini, maka masyarakat
Tulungagung juga berdaya saing di sektor industri kreatif dalam meningkatkan

pertumbuhan ekonomi masyarakat. Pertumbuhan ekonomi masyarakat yang
meningkat maka tingkat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Tulungagung
juga semakin meningkat. Masyarakat tidak akan sengsara lagi kalau mereka sudah
bertaraf ekonomi yang meningkat.Pemerintah juga nantinya akan terbantu akibat
dari perumbuhan ekonomi masyarakat, yang mana pengeluaran pemerintah tidak
banyak terkait menyejahterakan masyarakat, karena masyarakat sudah kreatif
dalam menciptakan suatu industri kreatif.
C.Fokus Penelitian
1. Bagaimana pengembangan ekonomi kreatif melalui inovasi kemajuan
teknologi produksi sektor peternakan ayam?
2. Bagaimana perkembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Tulungagung
saat ini?
3. Bagaimana dampak pengembangan ekonomi kreatif melalui inovasi
kemajuan teknologi produksi sektor peternakan ayam?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengembangan ekonomi kreatif melalui inovasi
kemajuan teknologi produksi sektor peternakan ayam
2. Untuk mengetahui perkembangan ekonomi kreatif di Kabupaten
Tulungagung saat ini
3. Untuk mengetahui dampak pengembangan ekonomi kreatif melalui

inovasi kemajuan teknologi produksi sektor peternakan ayam.

3

E. Identifikasi Penelitian dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Penelitian
Penelitian ini mencakup pengembangan ekonomi kreatif melalui inovasi
kemajuan teknologi produksi sektor peternakan ayam di Kabupaten
Tulungagung , yang dapat memunculkan masalah terkait produksi telur
ayam yang tidak 100% bisa menetas semua. Kemungkinan ada sekitar 10%
- 20% yang tidak bisa menetas. Tetapi masalah tersebut dapat diberikan
solusi yaitu telur ayam yang tidak bisa menetas melalui alat penetas telur
ayam yang modern, dimasak dan kemudian diberikan sebagai pakan ternak
seperti itik. Sehingga masalah yang timbul harus dicarikan solusi untuk
penyelesaiannya.
2.

Batasan Masalah
Adapun batasan-batasan masalah pada penelitian ini sebagai berikut :
1. Pengembangan ekonomi kreatif yang diteliti adalah dalam hal

teknologi industri pada sektor peternakan ayam
2. Teknologi produksi yang diteliti adalah dalam hal alat penetas telur
ayam yang modern
3. Alat penetas telur ayam yang modern ini menggunakan thermostat
untuk pengatur suhu dan thermometer untuk mengetahui keadaan suhu.
4. Narasumber untuk memberikan informasi terkait pengembangan
ekonomi kreatif melalui inovasi kemajuan teknologi produksi yaitu
pemilik peternak ayam, pembuat alat penetas telur ayam yang modern,
pembeli anak ayam yang sudah menetas serta masyarakat sekitar
peternakan ayam
5. Tempat peternakan ayam yang diteliti yaitu di Desa Sukorejo dengan
nama pemilik peternak ayam yaitu Bapak Kafid, Bapak Bawi dan Ibu
Watik. Dan di Desa Tulungrejo dengan nama pemilik peternak ayam
yaitu Bapak Hadi.

4

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
1.1 Untuk Peneliti

1. Dengan penelitian ini dapat memberikan ilmu yang bermanfaat terkait
pengembangan ekonomi kreatif melalui inovasi kemajuan teknologi
produksi sektor peternakan ayam
2. Bisa menjadikan landasan teori untuk meningkatkan penghasilan
masyarakat sekitar khususnya Kabupaten Tulungagung dalam sektor
peternakan ayam
3. Bisa menambah pengetahuan terkait memajukan daerah Kabupaten
Tulungagung melalui sektor peternakan ayam dengan inovasi kemajuan
teknologi produksi
1.2 Untuk Peneliti berikutnya
1. Bisa dijadikan acuan teori penelitian selanjutnya terkait inovasi
kemajuan teknologi produksi sektor peternakan ayam
2. Bisa memperkuat landasan teori tentang sektor peternakan ayam dalam
hal inovasi kemajuan teknologi produksi
2.

Manfaat Praktis

2.1 Untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung
1. Dengan penelitian ini diharapkan pihak fakultas bisa meningkatkan

pembelajaran terkait pengembangan ekonomi kreatif terkait inovasi
kemajuan teknologi produksi sektor peternakan ayam
2. Dengan adanya penelitian ini diharapkan mahasiwa bisa memahami
pentingnya mengembangkan ekonomi kreatif dalam sektor peternakan
ayam
3. Penelitian ini bisa dijadikan referensi yang relefan bagi mahasiswa
IAIN Tulungagung utamanya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
terkait pengembangan ekonomi kreatif terkait inovasi kemajuan
teknologi produksi sektor peternakan ayam

5

2.2 Untuk Umum ataupun Masyarakat Kabupaten Tulungagung dan
Sekitarnya
1. Dengan penelitian ini bisa memberikan motivasi terhadap masyarakat
Kabupaten

Tulungagung

untuk


lebih

meningkatkan

tingkat

inovasinya melalui teknologi modern penetas telur ayam
2. Dengan penelitian ini bisa menjadikan dasar bahwa masyarakat
Kabupaten Tulungagung bisa meningkatkan tingkat pertumbuhan
kabupaten melalui teknologi modern penetas telur ayam
3. Dengan adanya penelitian ini maka pengusaha – pengusaha sektor
peternakan ayam lainnya juga akan meningkatkan inovasinya dalam
hal teknologi produksi yang modern
G. Penegasan Istilah
a. Secara konseptual
1. Inovasi merupakan pemikiran baru, gagasan baru dan menawarkan
produk baru yang inovatif serta meningkatkan kepuasan pelanggan.4
2. Teknologi adalah sumber daya penting dan merupakan sub sistem dari
organisasi. Dengan demikian, teknologi memiliki implikasi kritis
terhadap daya saing dan keuntungan jangka panjang.5
3. Ekonomi

Kreatif

adalah

suatu

konsep

untuk

merealisasikan

pembangunan ekonomi yang berkelanjutan berbasis kreativitas.6
4. Produksi adalah kegiatan menghasilkan barang atau jasa yang
diperlukan masyarakat.7
5. Peternakan ayam adalah usaha membudidayakan ayam dengan tujuan
untuk mendapatkan daging dan telur, atau juga bulu dan kotoran.8
b. Secara Operasional
4

Meutia, “Pengaruh Tekanan Kompetisi Terhadap Kreativitas Inovasi dan Keunggulan
Bersaing Ukm Batik Di Kota Pekalongan”. Jurnal Manajemen,Vol. XIX, No. 02 Juni 2015: 280289
5
Osmad Muthaher,”Model Pengembangan Inovasi Teknologi Dan Kelembagaan
Kemitraan Rantai Pasok Guna Meningkatkan Daya Saing UKM”,Jurnal EKOBIS, Vol.15, No.1,
Januari 2014,: 62- 73
6
Rochmat Aldy Purnomo, Ekonomi Kreatif,(Surakarta: Ziyad Visi Media, 2016), hal. 8
7
Sadono Sukirno, Mikroekonomi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), hal. 26
8
https://id.wikipedia.org/wiki/Peternakan_unggas, diakses pada tanggal 26 Maret 2018,
pukul 09.00 WIB

6

1. Inovasi menurut peneliti yaitu memiliki ide untuk menciptakan suatu
karya yang baru atau yang belum ada. Idenya pasti sangat baru untuk
menghasilkan sesutau.
2. Teknologi menurut peneliti adalah alat untuk mempermudah kegiatan
manusia. Utamanya kalau disini terkait teknologi penetas telur ayam
yang kreatif.
3. Ekonomi Kreatif menurut peneliti yaitu nilai ekonomi dari suatu produk
atau jasa di era kreatif yang mana

pemanfaatan kreativitas dan

penciptaan inovasi melalui perkembangan teknologi yang semakin maju
4. Produksi

menurut

peneliti

adalah

kegiatan

menciptakan

atau

menghasilkan produk yang bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Disini
peternak ayam atau masyarakat menetaskan sendiri atau memproduksi
telur ayam dengan menggunakan alat tetas telur.
5. Peternakan ayam menurut peneliti

adalah kegiatan membudidayakan

ayam dengan tujuan mendapatkan daging atau telur ayam yang
bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Disini petrnak ayam berfokus pada
penetasan telur ayam menggunakan mesin tetas telur ayam.
H. Kajian Pustaka atau Teoritis
a. Pengembangan Budaya Kreatif Menciptakan Nilai Tambah Kreatif
Industri kreatif sudah menjadi perhatian terkait kontribusi positifnya terhadap
perekonomian yang ada di Indonesia. Pada kenyataannya industri kreatif dan
berbasis inovatif dapat memberikan manfaat yang tidak hanya mengolah
kreativitas masyarakat Indonesia, dan juga memberikan

pola

industri yang

memanfaatkan sumber daya yang tidak terbatas dan selalu terbarukan.
Pembangunan ekonomi yang mengarah pada sektor industri kreatif berbasiskan
budaya bisa memperkenalkan serta lebih memamerkan karakter budaya suatu
tempat. Pada kegiatan terkait ekonomi berlaku hukum pasar, bahwa permintaan
dan penawaran mempengaruhi pembentukan harga.Pemerintah berperan dalam
melakukan pengawasan dan mengikuti perkembangannya agar tidak terjadi

7

kegagalan pasar. Pada dasarnya, kegiatan ekonomi adalah pasar dengan sedikit
atau bahkan tanpa intervensi pemerintah.9
Salah satu misi industri kreatif ialah memperjuangkan HAKI yang salah satu
upayanya ialah untuk memperjuangkan secara aktif, dalam bentuk warisan budaya
dan pengembangannya.Pasar di Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar
dan unggul dengan beragam segmentasinya.Berbagai pengembangan dan
penelitian dibidang keragaman hasil cipta karya bangsa Indonesia yang kemudian
dipatenkan, dan merupakan komitmen yang berasal industri kreatif. Hal ini juga
berkaitan dengan sektor teknologi pertanian dan ilmu pengetahuan yang lain dan
berhubungan dengan industri kreatif, agar tidak ada pengambilalihan hak cipta
dari pihak yang tidak bertanggungjawab.10
b. Prinsip Pengembangan Ekonomi Berbasis Kreativitas
Pembangunan ekonomi mempunyai prinsip berbasis kreativitas bisa berefek
kepada aspek sosial. Kreativitas dan inovasi berpengaruh dalam memberdayakan
masyarakat di lapisan bawah sebagai pekerjanya. Motivasi dari inovasi sosial
adalah mencapai tingkat kualitas hidup yang lebih baik dari sisi kebahagiaan yang
dikembangkan berdasarkan prinsip saling berbagi dan sebab perlu dipahami
bahwa profesi sebagai pekerja kreatif dan inovatif adalah profesi yang cukup
menjanjikan untuk saat ini dan dimasa yang akan datang.
c. Strategi Pengembangan Industri Kreatif Indonesia
Pada perekonomian yang ada di dunia pasti memiliki struktur mengalami
perubahan dengan pesat dan cepat seiring dengan pertumbuhan ekonomi, yang
awalnya berbasis Sumber Daya Alam diikuti menjadi berbasis Sumber Daya
Manusia, dari era ekstraktif dan genetik menuju ke era jasa informasi dan
manufaktur, serta perkembangan terakhir masuk ke era ekonomi kreatif. Menurut
Prof. Faisal bahwa konsep ekonomi kreatif ini juga semakin memberi harapan
yang lebih optimistik ketika seorang pakar dibidang Ekonomi.
Maka ekonomi kreatif merupakan hasil pengembangan dari konsep yang
berlandaskan sumber aset kreatif yang telah berfungsi secara signifikan yang
9

Nur Fadilah, “Aktivitas Produksi Kapitalis Dalam Perspektif Ekonomi Islam”, Jurnal AnNisbah, Vol. 04, No. 01, Oktober 2017
10
Rochmat Aldy Purnomo, Ekonomi Kreatif,(Surakarta: Ziyad Visi Media, 2016), hal.38

8

dapat meningkatkan pertumbuhan potensi ekonomi saat ini. Di negara Indonesia
sendiri, PDB industri kreatif menduduki peringkat ke-7 dari 10 lapangan usaha
utama yang ada. PDB industri kreatif saat ini masih didominasi oleh kelompok
fesyen, kerajinan, periklanan,desain, animasi, film, video dan fotografi, musik,
serta permainan interaktif. Maka

negara Indonesia harus terus menciptakan

industri yang inovatif dan kreatif, karena bahwa industri yang kreatif telah
memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan. Tetapi pada industri kreatif
dapat membangun citra , identitas bangsa serta mengembangkan iklim bisnis yang
positif.
Di sisi lain, industri kreatif yang berpacu pada sumber daya yang terbarukan,
dapat menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan keunggulan kompetitif
suatu bangsa serta memberikan dampak sosial yang positif. Maka agar
pengembangan ekonomi kreatif ini menjadi optimal dan dirasakanmanfaatnya
oleh masyarakat, pengembangannya perlu dilakukan secara sistemik yang
memungkinkan dapat dilakukan kajian dan evaluasi secara terpadu, terarah dan
terukur. Telah lama disadari, bahwa negara Indonesia mempunyai potensi
kekayaan terkait seni budaya yang beragam sebagai pedoman untuk tumbuhnya
industri kreatif. Keragaman budaya itu sendiri sebagai bahan baku industri kreatif,
yakni dengan munculnya aneka ragam kerajinan dan berbagai produk Indonesia,
yang pada gilirannya telah memunculkan pula berbagai bakat dan minat
masyarakat Indonesia di bidang industri kreatif. Sebut saja dalam seni tari sebagai
bidang seni dan budaya terdapat sedikitnya kekayaan 300 gaya tari tradisional
yang berasal dari berbagai kepulauan mulai dari Sabang sampai Merauke.
Semakin jelas bahwa hubungan antara ekonomi kreatif dengan industri kreatif
dapat dirumuskan sebagai kegiatan ekonomi yang mencakup industri dengan
kreativitas sumber daya manusia sebagai aset utamanya untuk menciptakan nilai
tambah ekonomi. Pada era ekonomi kreatif, telah tumbuh dan berkembang
kekuatan ide yang fenomenal, dimana sebagian besar tenaga kerja saat ini berada
pada sektor jasa atau menghasilkan produk abstrak, seperti data, software, berita,
hiburan, periklanan, dan lain -lain.
d. Perkembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia

9

Indonesia sudah menggerakan sektor ekonomi kreatif sampai saat ini ,dan ada
beberapa hal yang bisa penulis ulas dalam pengamatan serta studi dari fakta yang
terjadi dilapangan. Antara lain sebagai berikut :
a. Analisis Creative Resource di Indonesia
1) Creative talent dipandang sebagai hal yang menarik.Keterbukaan yang
tumbuh dalam masyarakat, terutama dalam hal media, membawa dampak
positif bagi tumbuhnya ruang untuk berekspresi dan berkreasi. Hal ini
membuat masyarakat, terutama generasi muda, melihat profesi di bidang
seni hiburan (seperti musik, film & video. TV dan radio) sebagai sesuatu
yang atraktif tidak hanya secara ekonomi tetapi juga dilihat dari apresiasi
masyarakat.
2) Enterpreneurship mulai berkembang. Selain tenaga kerja kreatif, peran
wirausahawan jugasangat penting dalam tumbuhnya industri kreatif.
Berwirausaha

menjadi pilihan

pekerjaan yang menarik, walaupun

masyarakat masih memiliki pemikiran pola pikir bekerja sebagai pegawai
swasta atau PNS. Situasi ini walaupun masih menjadi hambatan bagi jiwa
kewirausahaan untuk tumbuh lebih subur, namun sesungguhnya
menyiratkan harapan bagi berubahnya daya dorong masyarakat untuk
tumbuhnya kewirausahaan.
Creative talent Indonesia dan perannya di dunia internasional. Pada
kenyataannya yang juga menggembirakan tetapi juga menyiratkan tantangan
untuk memelihara hubungan dengan erat di tanah air adalah mulai banyaknya
Sumber Daya Manusia yang kreatif dan inovatif, dan Indonesia saat ini kiprahnya
diakui di dunia internasional, baik yang berbasis di tanah air maupun yang
berdomisili di luar negeri. Mulai dari artis musik yang albumnya digemari
dinegara tetangga, desainer fashion yang produknya dicari oleh konsumen dari
luar negeri, hingga peneliti muda yang menjadi profesor di universitas terkemuka
di luar negeri, semuanya adalah bukti yang menunjukkan pengakuan terhadap
kualitas creative talent Indonesia. Tantangannya adalah untuk mencegah
terjadinya fenomena ‘ brain drain’ (atau mungkin lebih tepatnya ‘talent drain’)
yang dapat terjadi jika para putra-putri terbaik bangsa yang berdomisili di luar

10

negeri tidak kembali, atau tidak dapat menyalurkan kembali pengalaman, keahlian
dan nilai tambah yang didapatnya di mancanegara menjadi manfaat bagi
Indonesia. Pencipta creative talent (terutama universitas) sedikit dan timpang
antar daerah. Pemusatan pada pertumbuhan ekonomi

akan berakibat pada

tumbuhnya kualitas SDM. Walaupun seluruh daerah Indonesia potensial dalam
menghasilkan SDM kreatif, namun wahana bagi pengembangan SDM ini lewat
pendidikan tinggi masih belum tersebar merata. Pulau Jawa dan Sumatra masih
sangat dominan dalam jumlah dan kualitas perguruan tinggi, baik secara umum, di
bidang seni maupun teknologi (yang berperan penting dalam industri penelitian
dan pengembangan).
e. Inovasi
Inovasi merupakan suatu cara mekanisme perusahaan untuk menyesuaikan
dalam lingkungan yang dinamis, oleh sebab itu perusahaan akan dituntut untuk
mampu menghasilkan gagasan-gagasan baru dan pemikiran-pemikiran baru serta
peningkatan pelayanan yang memuaskan pelanggan dan menawarkan produk
yang inovatif.11
Inovasi menjadi salah satu penentu posisi perusahaan dalam persaingan di
pasar. Perusahaan yang berinovasi secara kontinyu akan lebih berpeluang untuk
memenangkan persaingan pasar. Inovasi memiliki peran terutama dalam
meningkatkan kinerja perusahaan serta membangun daya saing perusahaan.
Perusahaan yang mampu berinovasi secara kontinyu akan lebih mampu
beradaptasi dan melakukan perubahan seperti tuntutan pasar yang selalu berubah.
Kemampuan adaptasi inilah yang memungkinkan perusahaan untuk berinovasi
sesuai perubahan keinginan dan kebutuhan konsumen. Kemampuan adaptasi ini
juga mendorong perusahaan untuk selalu meningkatkan kompetensi salah satunya
dengan beradaptasi terhadap kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Proses adaptasi dan perubahan yang dilakukan perusahaan inilah yang

11

Meutia, “Pengaruh Tekanan Kompetisi Terhadap Kreativitas Inovasi dan Keunggulan
Bersaing Ukm Batik Di Kota Pekalongan”. Jurnal Manajemen,Vol. XIX, No. 02 Juni 2015: 280289

11

akan menghasilkan daya saing perusahaan.12Daya saing industri sendiri sangat
ditentukan oleh kinerja inovasi yang juga dipengaruhi oleh kemampuan
teknologi.13
f. Teknologi
Teknologi adalah sumber daya penting dan merupakan sub sistem dari organisasi. Dengan demikian, teknologi memiliki implikasi kritis terhadap daya
saing dan keuntungan jangka panjang. Untuk tetap bertahan dan unggul dalam
persaingan pasar, perusahaan perlu memberikan perhatian dan mampu
memperoleh keunggulan dari peluang teknologis untuk mendukung strategi bisnis
serta meningkatkan operasi dan layanannya. Dalam hal ini, keberhasilan
organisasi atau perusahaan sebagian ditentukan oleh daya tanggap dan adaptasi
terhadap inovasi teknologi.14
Di era knowledge-based economy (KBE) seperti saat ini, telah diakui bahwa
daya saing industri ditentukan oleh keberadaan industri yang inovatif dan mampu
menghasilkan nilai tambah yang tinggi. Untuk itu diperlukan pembelajaran
teknologi. Pembelajaran teknologi merupakan proses dimana perusahaan
memperoleh teknologi dari eksternal dan mengakumulasi kemampuan teknologi
guna meningkatkan keunggulan daya saing perusahaan . Pembelajaran teknologi
juga dapat dilihat sebagai upaya untuk mengumpulkan informasi baru, mencoba
hal baru, menciptakan keterampilan baru dan rutinitas operasional, dan
membangun hubungan eksternal baru. Sementara itu, kemampuan teknologi
memiliki peran yang sangat penting terhadap kinerja inovasi perusahaan.
Kemampuan teknologi dipercaya tidak hanya akan mendorong kreativitas untuk
menghasilkan produk baru tetapi juga memfasilitasi peningkatan kecepatan
12

Nur Laili, “Inovasi Berbasis Pengguna: Survei Industri Teknologi Pengolahan Air Bersih
di Indonesia”, Jurnal Manajemen Teknologi, Vol. 15 No. 2 2016: 110-120
13
Dian Prihadyanti,” Pembelajaran Teknologi di Perusahaan Manufaktur Berintensitas
Teknologi Tinggi dan Menengah-Tinggi”,Jurnal Manajemen Teknologi, Vol.14, No.1, 2015: 100121
14
Osmad Muthaher,”Model Pengembangan Inovasi Teknologi Dan Kelembagaan
Kemitraan Rantai Pasok Guna Meningkatkan Daya Saing UKM”,Jurnal EKOBIS, Vol.15, No.1,
Januari 2014,: 62- 73

12

pengembangan produk .Pembelajaran teknologi dan kemampuan teknologi juga
dapat mendorong kemampuan inovasi sebagai basis untuk melakukan inovasi
yang dibutuhkan perusahaan agar dapat berdaya saing di era globalisasi seperti
saat ini.15
Kemajuan teknologi menimbulkan dua akibat penting kepada kegiatan
memproduksi

dan

produktivitas.

Yang

pertama,

kemajuan

teknologi

memungkinkan penggantian kegiatan ekonomi dari menggunakan binatang dan
manusia kepada tenaga mesin. Penggantian ini mengembangkan tingkat
produktivitas. Di dalam ekonomi yang belum berkembang kegiatan mengerjakan
tanah, mengangkut barang, dan memproduksi barang – barang kebanyakan
dilakukan oleh tenaga manusia dan binatang. Kemajuan teknologi telah
menggantikan tenaga manusia dan binatang dengan mesin – mesin. Penggantian
ini mempertinggi tingkat produktivitas. Sebagai contoh, penggantian kereta lembu
dengan kereta api dan truk sangat mempertinggi produktivitas sektor
pengangkutan. Yang kedua, kemajuan teknologi memperbaiki mutu dan
kemampuan mesin – mesin yang digunakan. Dalam perekonomian modern setiap
perusahaan selalu berusaha mengembangkan teknologi. Untuk memastikan agar
mereka selalu dapat bersaing dengan perusahaan – perusahaan lain, mereka selalu
berusaha mengembangkan teknologi dan melakukan inovasi. Salah satu tujuannya
yang penting ialah untuk memperbaiki efisiensi memproduksi, dan ini akan
meninggikan produktivitas kegiatan memproduksi.16
Kemajuan teknologi yang terdapat dalam industrialisasi menibulkan makin
tajamnya persaingan antara perusahaan industri. Keberhasilan suatu produk dalam
usaha perusahaan hanya mungkin apabila yang dihasilkan adalah produk yang
terbaik dan konsumen ingin menggunakannya dan mendapatkannya dari
perusahaan itu. Tidak semua produk yang dihasilkan dapat berhasil dipasarkan,
karena dengan perkembangan atau kemajuan taraf hidup, masyarakat lebih
selektif

dalam

membeli

dan

mengkonsumsi

barang

-

barang

yang

dibutuhkannya.Kegiatan pengolahan atau industri merupakan komponen penting
15
16

Dian Prihadyanti, Loc.Cit,Vol.14, No.1, 2015: 100-121
Sadono Sukirno, Mikroekonomi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), hal. 354

13

dari sistem usaha keseluruhan dalam rangka memberikan kepada konsumen
barang atau jasa yang dapat memuaskan atau memenuhi kebutuhannya. Kegiatan
pengolahan atau industri juga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.17
g. Teknologi Produksi Modern Penetas Telur Ayam
Teknologi produksi modern penetas telur ayam merupakan inovasi dari
teknologi tradisional yang dikembangkan oleh pemilik industri UD. Langgeng
Jaya yaitu Bapak Kafid yang bertempat tinggal di Desa Sukorejo, Kecamatan
Karangrejo, Kabupaten Tulungagung. Awalnya beliau hanya mengandalkan
penetas telur ayam yang tradisional yang terdiri dari lampu pijar, dan kotakan
tempat penetas telur. Penetas telur tradisional tersebut menjalankan tenaga
manusia mulai dari mengecek suhu telur dengan melihat kotakan tempat penetas
telur ayam dan membolak – balik telur ( yang bagian atas telur dibalik menjadi
bagian bawah).Dan kegiatan seperti itu memakan biaya, tenaga kerja dan waktu
yang banyak sehingga produktivitasnya menurun. Karena setiap saat konsumen
yang dominannya peternak ayam selalu membeli ayam yang sudah menetas
tersebut dengan jumlah yang semakin bertambah, baik itu daerah sekitar hingga
luar kota. Oleh karena itu, Bapak Kafid berinovasi untuk menciptakan teknologi
modern yang dapat meningkatkan produktivitas kerja tersebut. Keuntungan dari
teknologi modern tersebut, yang terpenting adalah hemat waktu. Karena mesin ini
bisa mengatur suhu dan waktu yang diinginkan serta telur dapat dibolak –
balikkan secara otomatis dengan mesin tersebut. Sehingga untuk memenuhi
kebutuhan konsumen yang semakin banyak, mesin ini bisa mengatasinya. Ayam
yang ditetaskan dari mesin ini mempunyai kelebihan seperti resiko terjadinya
penyakit sangat minim. Sehingga konsumen yang saat ini bekerja sama dengan
UD. Langgeng Jaya sudah sampai ke luar Pulau Jawa yaitu Pulau Bali. Bapak
Kafid tidak mengurangi tenaga kerja atau karyawannya karena beliau ingin
menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang – orang sekitar, sehingga
mengurangi resiko pengangguran. Meskipun sudah modern, Bapak Kafid tetap

17

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran,( (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014),

hal.40-41

14

mengembangkan teknologi modern ini, sehingga juga membutuhkan SDM yang
juga ahli di bidangnya.18
h. Cara Kerja Mesin Tetas
Alat mesin tetas telur digunakan untuk mengganti proses pengeraman yang
dilakukan oleh indukan ayam. Dengan menggunakan mesin tetas, keuntungan
yang diperoleh adalah kapasitas penetasan yang lebih besar. Selama ini
kebanyakan mesin tetas di industri peternakan masih menggunakan sistem
konvensional, dimana pemutaran telur untuk mendapatkan distribusi temperatur
yang merata pada permukaan telur dilakukan secara manual. Pada alat mesin tetas
yang konvensional, dalam sehari telur akan diputar sebanyak 3 - 4 kali setiap 6
jam sekali dengan prosentase keberhasilan penetasan didapatkan sekitar 65% 75%, selain itu pentingnya suhu atau temperatur dan kelembaban di ruang
inkubator juga tidak terkontrol dengan baik.
Dalam proses penetasan telur dibutuhkan kondisi – kondisi yang optimal untuk
mendapatkan prosentase keberhasilan penetasan yang baik. Pada keadaan yang
disyaratkan adalah pemerataan suhu atau temperatur pada inkubator, kelembaban
ruang inkubator, dan banyaknya putaran telur,sebab jika semakin banyak diputar
hasil untuk mendapatkan di temperatur yang merata.Terkait dengan percobaan
penelitian ini akan dibuat sebuah rancangan bangun dan pengujian alat penetas
telur dengan acuan suhu atau temperatur dan kelembaban menggunakan sensor
otomatis serta dilengkapi dengan motor otomatis untuk pemutaran telur.
Prinsip kerja dari mesin tetas yaitu mengkondisikan telur seperti berada dalam
pengeraman induknya. Kelebihan mesin tetas adalah telur di dalam mesin juga
mengalami pengeraman selama 21 hari. Terkait dengan kestabilan suhunya
dilakukan dengan alat pengatur suhu yang telah melekat pada mesin tetas telur,
yang disebut thermostat, alat ini bekerja secara otomatis, sedangkan untuk
mengetahui keadaan suhu digunakan thermometer. Pembalikan telur, pengaturan
18

Keterangan atau penjelasan dari Bapak Kafid selaku pemilik UD. Langgeng Jaya, pada
hari Minggu tanggal 18 Februari 2018, pukul 10.00 WIB

15

ventilasi dan kelembaban udara diatur sedemikian rupa sehingga tercipta kondisi
pengeraman yang sebenarnya.19
i. Pengaruh Teknologi Modern Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
1. Teknologi modern ini berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, karena
dengan alasan bahwa pertumbuhan ekonomi menurut Prof. Simon Kuznets
bahwa terkait adanya kenaikan jangka panjang dalam kemampuan negara
untuk menyediakan banyak barang ekonomi untuk ditujukan kepada
penduduknya, kemampuan ini akan tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi
dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukannya.Tiga
komponennya yaitu: pertumbuhan ekonomi negara akan terlihat dari
meningkatnya secara terus - menerus persediaan barang, teknologi maju
merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang dapat menetapkan acuan
pertumbuhan kemampuan dalam menyediakan beragam barang untuk
penduduk dan penggunaan teknologi secara efisien memerlukan adanya
penyesuaian di bidang ideologi dan kelembagaan sehingga inovasi yang
dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara
tepat.
2.Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi di negara sangat tampak akibat
adanya perbaikan kualitas input yang dapat mengefisiensi per unit input. Maka
hal tersebut dapat dilihat dari semakin meningkatnya masukan sumber modal
dan tenaga kerja semakin meningkatnya

efisiensi. Semakin menaiknya

efisiensi berarti penggunaan output yang lebih besar untuk setiap unit input.
Menurut Prof. Kuznets, terkait laju kenaikan dari produktivitas ternyata dapat
menjelaskan hampir keseluruhan pertumbuhan produk per kapita di negara
maju. Terkait beberapa penyesuaian untuk menampung input dan biaya yang
tersembunyi, pertumbuhan produktivitas tetap dapat menjelaskan pertumbuhan
dalam produk per kapita.Pertumbuhan produk nasional merupakan akibat dari

19

Rudi Hermawan, Membuat Mesin Tetas Berkualitas,(Yogyakarta: Pustaka Baru Press,
2010), hal. 8 - 10

16

pertumbuhan penduduk yang luar biasa besar sehingga memperbesar pula
jumlah tenaga kerja.20
I. Kerangka Berfikir
Pengembangan ekonomi
kreatif

Adanya prinsip dan strategi
pengembangan ekonomi
kreatif

Dengan berinovasi

Melalui teknologi produksi
sektor peternakan ayam
Menciptakan mesin tetas
modern

Berpengaruh pada
pertumbuhan ekonomi

J.Proposisi / Preposisi
Adanya pengembangan dalam ekonomi kreatif melalui inovasi kemajuan
teknologi produksi pada sektor peternakan ayam di Kabupaten Tulungagung.

20

M.L. Jhingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan,(Jakarta: Rajawali Pers, 2012),
hal. 57-59

17

K. Penelitian Terdahulu
N
o
1

Judul Penelitian

Metode

Perbedaan

Persamaan

dan Nama Peneliti
Penelitian
Inovasi
Berbasis 1.Jenis

Penelitian
Penelitian
Objek yang Metode

Pengguna:

Survei Penelitian:

diteliti

penelitiaannya

Teknologi Penelitian

terkait

sama

mulai

dari

jenis

Industri

Pengolahan

Air kualitatif

Bersih Di Indonesia

mana

yang pengolahan

penelitian air bersih di penelitian,

ini tidak dapat Indonesia
Penulis:

Nur diraih

Laili,Dkk (2016)

sumber

dengan

cara

dan

atau

data
teknik

pengumpulan

prosedur statistik

data

2.Sumber Data :
Data berasal dari
data primer
3.Teknik
Pengumpulan
Data:

Melalui

wawancara
hasil

dan

pengisian

kuisioner
2

Pengaruh

Tekanan 1.Jenis

Objek yang Metode

Kompetisi

Penelitian:

Kreativitas

Inovasi Penelitian

Dan

Di Kota Pekalongan

penelitiaannya

terkait UKM sama

Keunggulan kualitatif

Bersaing UKM Batik mana

diteliti
yang batik

di dari

penelitian pekalongan

sumber

diraih

dan

Penulis:Meutia(2015) cara

atau

prosedur statistik

18

jenis

penelitian,

ini tidak dapat
dengan

mulai

data
teknik

pengumpulan
data

2.Sumber Data :
Data berasal dari
data primer
3.Teknik
Pengumpulan
Data:

Melalui

wawancara
hasil

dan

pengisian

kuisioner
3

Pembelajaran

1.Jenis

Teknologi

Objek yang Metode

di Penelitian:

diteliti

penelitiaannya

Perusahaan

Penelitian

terkait

sama

mulai

Manufaktur

kualitatif

yang pembelajara

dari

jenis

Berintensitas

mana

penelitian n teknologi

penelitian,

Teknologi Tinggi dan ini tidak dapat

sumber

Menengah-Tinggi

dan

Penulis:

diraih

dengan

Dian cara

Prihadyanti (2015)

atau

prosedur statistik
2.Sumber Data :
Data berasal dari
data primer
3.Teknik
Pengumpulan
Data:

Melalui

wawancara
hasil

dan

pengisian

kuisioner

L. Metode Penelitian

19

data
teknik

pengumpulan
data

1.

Jenis Penelitian: Penelitian kualitatif yang mana penelitian ini tidak
dapat diraih dengan cara atau prosedur statistik.

2. Sumber Data : Data berasal dari data primer yaitu data yang diperoleh
dari perhitungan prosentase dari hasil pengisian kuisioner.
3. Teknik Pengumpulan Data: Melalui wawancara dan hasil pengisian
kuisioner. Wawancara dan pengisian kuisioner dilakukan kepada pelaku
terkait pemilik mesin tetas telur ayam dan pembuat mesin tetas telur ayam
serta masyarakat sekitar.
4. Analisis Data: Menggunakan analisis etnografi

(Analisis Data di

Lapangan Model Spradley) yaitu peneliti mencatat hal – hal yang
dilakukan dan disampaikan orang dan bisa menarik kesimpulan mengenai
semua hal yang diketahui oleh orang – orang disekitarnya. Dalam analisis
ini, seorang peneliti akan melibatkan pencarian melalui sebuah catatan
lapangan.Ada tahapannya melakukan analisis data ini yaitu:
a. Analisis Domain yaitu usaha peneliti untuk mendapatkan
gambaran secara keseluruhan tentang data dalam menjawab fokus
penelitian yang telah ditetapkan. Tekniknya yaitu membaca naskah
pada data secara umum untuk memperoleh domain yang ada pada
data tersebut secara keseluruhan.
b. Analisis Taksonomi yaitu diawali dari penyelidikan peneliti untuk
memilih dan mempelajari domain tertentu berdasar pada fokus
penelitian. Tahapan ini melaksanakan mengenai domain budaya
dengan menemukan cara domain tersebut bisa tersusun.
c. Analisis Komponensial yaitu pencarian satuan makna yang
ditujukan

bagi

orang

yang

dikategorikan

dalam

budaya

mereka.Dan analisis ini menggunakan pendekatan kontras antar
elemen.
d. Analisis Tema Kultural yaitu analisis yang memahami gejala yang
khas dari analisis sebelumnya. Pada analisis ini mengumpulkan
bayak tema, fokus budaya , nilai dan simbol budaya yang ada pada

20

setiap domain. Dalam analisis ini peneliti mencari hubungan
diantara domain dan hubungan dengan keseluruhan.
5. Data Display: Penyajian data dalam penelitian kualitatif dalam bentuk
uraian singkat, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Tetapi yang paling
sering digunakan yaitu yang bersifat naratif. Dengan menyajikan data
maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi.
6. Menarik Kesimpulan: Kesimpulan yang awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti – bukti
yang

kuat

untuk

mendukung.

Tetapi

apabila

kesimpulan

yang

dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti yang valid maka
kesimpulannya sangat kredibel.21

DAFTAR PUSTAKA

21

Rokhmat Subagiyo, Metode Penelitian Ekonomi Islam,(Jakarta Timur: Alim’s
Publishing, 2017), hal. 191 -201

21

Assauri, Sofjan. 2014. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Fadilah, Nur.2017. “Aktivitas Produksi Kapitalis Dalam Perspektif Ekonomi
Islam”, Jurnal An- Nisbah, Vol. 04, No. 01
Hermawan, Rudi. 2010. Membuat Mesin Tetas Berkualitas. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press

Jhingan, M.L. 2012. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Rajawali
Pers
Keterangan atau penjelasan dari Bapak Kafid selaku pemilik UD. Langgeng Jaya,
pada hari Minggu tanggal 18 Februari 2018, pukul 10.00 WIB
Laili, Nur. 2016. “Inovasi Berbasis Pengguna: Survei Industri Teknologi
Pengolahan Air Bersih di Indonesia”.Jurnal Manajemen Teknologi. Vol. 15
No. 2
Meutia. 2015 .“Pengaruh Tekanan Kompetisi Terhadap Kreativitas Inovasi dan
Keunggulan Bersaing Ukm Batik Di Kota Pekalongan”. Jurnal Manajemen.
Vol. XIX. No. 02
Muthaher, Osmad. 2014. ”Model Pengembangan Inovasi Teknologi Dan
Kelembagaan Kemitraan Rantai Pasok Guna Meningkatkan Daya Saing
UKM”. Jurnal EKOBIS. Vol.15. No.1
Prihadyanti, Dian. 2015.” Pembelajaran Teknologi di Perusahaan Manufaktur
Berintensitas Teknologi Tinggi dan Menengah-Tinggi”. Jurnal Manajemen
Teknologi. Vol.14. No.1
Subagiyo, Rokhmat. 2017. Metode Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta Timur:
Alim’s Publishing
Sukirno, Sadono. 2013. Mikroekonomi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Rochmat Aldy Purnomo. 2016. Ekonomi Kreatif. Surakarta: Ziyad Visi Media

22