KURIKULUM PEMBELAJARAN AL QUR AN DAN AL
KURIKULU M PEMBELAJARAN AL QUR’AN DAN AL HADIS DI SEKOLAH
Yeni
Institusi Agama Islam Negeri Metro Jl. Ki Hajar Dewantara No. 15A Irinmulyo-Metro E-mail: [email protected]
Abstrak
Mengingat pentingnya pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis di sekolah, merupakan suatu pembelajaran yang sangat diperlukan di sekolah-sekolah khususnya sekolah yang bercorak keislaman, seperti (MI, MTS, MA, STAIN, IAIN, UIN). Karena dengan adanya pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis mampu meningkatkan pembelajaran membaca dan menghafal bahkan menulis ayat-ayat Al Qur‟an dengan baik dan benar sesuai dengan mahroj dan tajwidnya. Dan merupakan keunggulan dari sekolah-sekolah pada umumnya. Dengan adanya kurikulum pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis dapat meningkatkan mutu karakter seseorang untuk lebih memperdalam keislaman dan belajar lebih banyak mengenai Al Qur‟an dan Al Hadis. Kurikulum sendiri yaitu seperangkat program yang diberikan oleh suatu lembaga pendidikan yang berisi rancangan pembelajaran, dimana kurikulum pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis ini mampu meningkatkan taraf pengetahuan dan meningkatkan rasa cintanya untuk mempelajari Al Qur‟an dan Al Hadis agar mampu berinteraksi dengan dunia luar dengan bisa menunjukan pada masyarakat dan dunia semua bisa mempelajari Al Qur‟an dan Al Hadis bahkan mampu menembus tinkatan internasional dengan ilmu yang di miliki dalam mempelajari Al Qur‟an dan Al Hadis agar dapat bermanfaat bagi khalayak banyak. Kata kunci: Kurikulum Pembelajaran, Al Qur‟an dan Al Hadis, Sekolah
Abstract
Given the importance of learning Al Qur’an and Al Hadis at school, is an indispensable learning in schools, especially schools patterned islamic, such as (MI, MTS, MA, STAIN, IAIN, UIN). Because with the Al Qur’an and Al Hadis learning can improve learnin to read and memorize even write accordin to mahroj and tajwid. And the excellence of schols in general. With their learning curriculum Al- Qur’an and Al Hadis can improve the quality of one’s character to further deepen the islamic and learning more about the Al Qur’an and Al Hadis. Curriculum is self is a set of prorams that is given by an educational institution which contains a draft of learning, where learning curriculum Al Qur’an and Al Hadis is able to improve the level of knowladge and increase the sense of his love for studying the Al Qur’an and Al Hadis to be able to interact with the outside world by beinf able to show to the public and the world all can learn the Al Qur’an and Al
Hadis even able to penetrate the international level with a science which is owned in studying the Al Qur’an and Al Hadis order to be useful for everyone. Keywords: Learning curriculum, Al Qur’an and Al Hadis, school.
A. Pendahuluan
Kurikulum yaitu dimana kurikulum sebagai alat untuk sebuah proses belajar mengajar yang sudah terencana dimana kurikulum dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik. Suatu kurikulum juga menyediakan isi dan bahan pembelajaran guna untuk mempermudah peserta didik dalam menggunakan rancangan kurikulum. Al Qur‟an merupakan kalamullah yang dijadikan pedoman hidup seluruh makhluk hidup, dan Al Hadis merupakan sunnatullah rasul yang patut kita pelajari dan kita lakukan. pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis di sekolah pada umumnya hanya Kurikulum yaitu dimana kurikulum sebagai alat untuk sebuah proses belajar mengajar yang sudah terencana dimana kurikulum dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik. Suatu kurikulum juga menyediakan isi dan bahan pembelajaran guna untuk mempermudah peserta didik dalam menggunakan rancangan kurikulum. Al Qur‟an merupakan kalamullah yang dijadikan pedoman hidup seluruh makhluk hidup, dan Al Hadis merupakan sunnatullah rasul yang patut kita pelajari dan kita lakukan. pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis di sekolah pada umumnya hanya
Al Hadis ialah suatu sunnah rasul yang wajib untuk kita pelajari dan kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Al Hadis juga merupakan suatu perkataan atau sabda Nabi Muhammad SAW yang patut untuk diikuti. Hadits merupakan hukum yang kedua setelah Al Qur‟an untuk ketetapan agama islam. Fungsi hadist sendiri memiliki banyak fungsi yaitu sumber hukum kedua, untuk mempertegas dan memperkuat hukum-hukum yang ada dalam Al Qur‟an, menjelaskan, menafsirkan, ayat-ayat Al Qur‟an.
Sekolah yaitu sarana dan prasarana belajar mengajar murid di bawah pengawasan lembaga pendidikan seperti dibawah pengawasan guru. Sekolah merupakan bentuk dari tangung jawab pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan tujuannya yaitu melanjutkan kehidupan berbangsa dan bernegara agar dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di suatu negara guna untuk memenuhi tantangan-tantangan pendidikan. Kenyataan yang telah memperhatikan terhadap pengajaran Al Qur‟an ini perlu mendapat perhatian umat islam pada umumnya dan orang tua. Jika oran tua tidak memperhatikan peserta didik dengan serius akan menjadi malampetaka yang akan menghancurkan agama islam secara perlahan-lahan. Oleh karena itu harus adanya pengajaran Al Qur‟an pada anak-anak sejak usia dini, dan diharapkan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian mengunakan metodologi kualitatif, dengan pedekatan studi pustaka. Metode kualitatif ialah metode yang didalamnya terdapat prosedur yang merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa tertulis atau lisan dari seseorang atau orang lain dan perilaku yang dapat diamati didukung dengan pembelajaran atau bisa disebut dengan belajar dalam dan mencari banyak pengetahuan berdasarkan pendalaman kajian pustaka berupa data dan angka, sehingga nyata dapat dengan mudah untuk dipahaminya.
Metode penelitian studi pustaka adalah bagian dari telaah ilmu-ilmu yang mengkaji tentang kemanusian yang lebih terfokus pada persepsi, upaya penyusunan, setra pemanfaatan lingkungan yang lebih merupakan penilaian yang terkait. upaya membandingkan sistem dari basis paradigma yang berlainan membutuhkan banyak telaah teks sehingga corak penelitian ini didominasi studi pustaka. Sejalan dengan metode telaah pustaka yang lebih banyak memfokuskan pada upanya penilaian yang terkait dari beberapa validasi kuantitatif, maka kebenaran yang ingin dicapai merupakan kebenaran subtansif. Berdasarkan penulisan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode kualitatif meupakan metode Metode penelitian studi pustaka adalah bagian dari telaah ilmu-ilmu yang mengkaji tentang kemanusian yang lebih terfokus pada persepsi, upaya penyusunan, setra pemanfaatan lingkungan yang lebih merupakan penilaian yang terkait. upaya membandingkan sistem dari basis paradigma yang berlainan membutuhkan banyak telaah teks sehingga corak penelitian ini didominasi studi pustaka. Sejalan dengan metode telaah pustaka yang lebih banyak memfokuskan pada upanya penilaian yang terkait dari beberapa validasi kuantitatif, maka kebenaran yang ingin dicapai merupakan kebenaran subtansif. Berdasarkan penulisan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode kualitatif meupakan metode
C. Ranah Pembahasan
1. Kurikulum Pembelajaran
Kurikulum merupakan dimana kurikulum sebagai alat untuk sebuah proses belajar mengajar yang sudah terencana dimana kurikulum dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik. Suatu kurikulum juga menyediakan isi dan bahan pembelajaran guna untuk mempermudah peserta didik dalam menggunakan rancangan kurikulum. Kurikulum sendiri memiliki berbagai macam fungsi yaitu fungsi dimana kurikulum memberikan penyesuaian dalam menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di suatu lingkungan, penyesuaian untuk membentuk kepribadian seseorang secara utuh, penesuain terhadap bidang minat yang di minati dan penyesuaian mana yang tidak sesuai dengan minatnya atau bahkan sudah berada dalam bidang yang tidak di minati dapat menyesuaikan diri dan dapat belajar memahami potensi diri dan memperbaiki kelemahan.
Kurikulum pembelajaran juga sebagai sebuah target atau tujuan sebuah kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung di sekolah. Kurikulum pembelajaran sebagai bahan acuan dasar untuk melakukan evaluasi pembelajaran yang berlangsung. Ada yan mengatakan kurikulum dapat di di tarik pemahaman. Pertama, kurikulum diartikan sejumlah mata pelajaran yang disajikan guru kepada peserta didik guna mendapatkan ijazah ataunaik kelas. Ini berarti kurikulum dipandang hanya sekedar memuat dan dibatasi pada sejumlah mata pelajaran. Kedua, kurikulum dimaksudkan sebagai sejumlah pengalaman dan kegiatan peserta didik, baik di sekolah maupun di luar sekolah, di bawah tanggung jawab guru atau sekolah. Ini berarti kurikulum mencakup pengalaman dan pengetahuan yang bersumber dari kegiatan-kegiatan peserta didik di dalam dan luar kelas. Ketiga, kurikulum adalah sejumlah program pendidikan atau program belajar peserta didik (a plan for learning ) yang disusun secara logis dan sistematis, di bawah tanggung jawab sekolah atau guru,
guna mencapai tujuan pendidikan sekolah yang ditetapkan. 1 Kurikulum pembelajaran sendiri merupakan disiplin ilmu yang menginginkan pekembangan
dan kemajuan sebuah pendidikan untuk menjadikan pendidikan yang bagus. Kurikulum juga terdapat kurikulum formal yang bertujuan pada pelajaran, umum dan spesifik, bahan yang tersusun dengan rapi, serta terdapat evaluasi pembelajaran. Dan kurikulumpun terdapat kurikulum tidak formal yang terdiri dari kegiatan-kegiatan yang tidak bersangkutpautnya terhadap kegiatan akademis. Seperti kegiatan-kegiatan exstakulikuler yang pada nantinya di mintakan sebuah tanda bukti bahwa telah mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut. Dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut
1 Siti Halimah, „Strategi Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)‟, Miqot, 33, (2009), 126.
kurikulum berharap agar bisa memberikan nuansa berbeda dan lebih bagus dari kurikulum- kurikulum sebelumnya.
Berbicara tentang kurikulum dan pembelajaran keduanya mempunyai hubungan yang tidak dipisahlkan. Keduanya saling berinovasi saling melengkapi, Inovasi kurikulum dan pembelajaran adalah suatu ide, gagasan atau tindakan-tindakan tertentu dalam bidang kurikulum dan
pembelajaran yang dianggap baru untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan. 2 Karena dengan adanya inovasi kurikulum pembelajaran bukan hanya pendidik yang dapat dampak
positifnya akan tetapi seorang pendidikpun dapat merasakannya. Adanya pembelajaran disitu gunanya kurikulum di hadirkan, kurikulum merupakan komponen yang penting bagi pendidikan pada umumnya. Kurikulum hadirpun pasti ada tujuan yang ingin di capainya salah satu dari tujuannya maka perlu dilihat terlebih dahulu ciri-ciri sebuah kurikulum yang baik, seperti halnya memuat tujuan pendidikan yang musti di capainya, pengetahuan yang di miliki, dan metode-metode yang akan di gunakan, dan akan ada evaluasi dan penilaian.
Suatu ide, gagasan atau tindakan-tindakan tertentu dalam bidang kurikulum dan pembelajaran pastinya juga sangat bermanfaat dan pastinya memiliki nilai-nilai yang positif salah satunya yaitu dengan yang tadinya pada sekolah tersebut tidak di fasilitasi komputer dengan adanya kurikulum yang di berikan di sekolah-sekolah bisa saja pemerintah memberikannya karena tuntutan kurikulum. Dan bagi pendidik dan peserta didik bisa belajar dari apa yang sudah di fasilitasi. Kurikulum pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang didalamnya terdapat unsur-unsur penting yaitu menyalurkan kegiatan proses pembelajaran guna untuk mewujudkan tercapainya suatu tujuan yang diinginkan agar tercapai.suatu kurikulum dapat dikatakan dengan baik apabila sebuah kurukulum pembelajaran sudah mampu mengatasi persoalan-persoalan yang ada dilingkungan sekitar.
Berbicara mengenai lingkungan juga merupakan sebagian dari kurikulum yang bagaimana bisa suatu kurikulum itu dapat berjalan dengan baik dan benar. Pastinya berjalan dengan proses- proses ataupun tahapan-tahapan yang harusnya direncanakan dari jauh-jauh hari. Karena suatu kurikulum yang baik dan dapat berjalan dengan lancar maka kurikulum harus mampu mengatasi persoalan-persoalan. Pengalaman belajar peserta didik diperoleh dari kegiatan-kegiatan belajar kelompok yang mengutamakan kerjasama, baik antar peserta didik, peserta didik dengan guru atau
dosen, maupun peserta didik dengan sumber dan bahan belajar lainnya. 3 Hubungan antara kurikulum dan pembelajaran begitu erat keduanya saling membutuhkan.
Sehingga dengan adanya kurikulum kita dapat mengukur apa yang diinginkan dan apa yang harus dilakukan oleh seorang pendidik. Kurikulum mengarahkan kesemua aspek kegiatan pendidikan guna tercapainya pembelajaran yang baik dan mendidik karakter peserta didik. Tujuan pendidikan
2 Prastyawan, „Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran‟, Al Hikmah, 1 No 2 (2011), 180. 3 Siti Halimah, „Strategi Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)‟.
karakter akan tercapai jika seorang guru yang bertindak sebagai pem-bentuk karakter siswa di
lingkungan sekolah mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif. 4 Pembelajaran sendiri
yaitu suatu proses seseorang untuk mengubah tingkah lakunya dan mengharapkan perubahan yang terjadi dalam diri seseorang tersebut. Perubahan yang dimaksud disini adalah perubahan yang mempunyai tujuan yang positif.
Tujuan dari pendidikan karakter yaitu untuk merubah peserta didik menjadi pribadi yang baik, dengan adanya kurikulum ini juga dapat mendidik karakter peserta didik. Peran dari seorang gurupun sangat dibutuhkan buakan hanya untuk mengajar saja namun untuk memberi arahan kepada peserta didik juga sebagai seseorang yang patut untuk di tiru, tetapi seorang guru harus memiliki kepribadian yang baik karena ia menjadi contoh teladan bagi peserta didik. Hal lain yang mendapat perhatian pemateri bahwa pendidikan karakter memiliki nilai masing-masing dalam
setiap mata pelajaran, yang mana nilai-nilai tersebut memiliki keunggulan yang spesifik. 5 dalam pendidikan karakterpun terdapat nilai-nilai yang harus di perhatikan seperti nilai kemanusian,
kecintaan terhadap sesama dan masih banyak lagi agar peserta didik dapat berinteraksi dengan baik maka tanamkan kepribadian yang baik sedini mungkin.
Kenyataan yang telah memperhatikan terhadap pengajaran Al Qur‟an ini perlu mendapat perhatian umat islam pada umumnya dan orang tua. Pendidik dan alim ulama khusnya jika keadaannya seperti ini tidak mendapat perhatian serius akan menjadi malampetaka yang akan menghancurkan agama islam secara perlahan-lahan. Oleh karena itu harus adanya pengajaran Al Qur‟an pada anak-anak sejak usia dini. Adapun dalam mata pelajaran Al Qur‟an dan al- hadis tidak diajarkan cara membaca Al Qur‟an tetapi yang hanya ada sekumpulan ayat atau hadits yang isinya diharapkan dapat diterapkannya.
2. Al Qur’an dan Al Hadis
Al Qur‟an merupakan kalamullah yang dijadikan pedoman hidup seluruh makhluk hidup, dan Al Hadis merupakan sunnatullah rasul yang patut kita pelajari dan kita lakukan. pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis di sekolah pada umumnya hanya untuk sebagian mata pembelajaran yang wajib di ikuti. Namun, dengan adanya kurikulum pembelajarn Al Qur‟an dan Al Hadis ini merupakan suatu kesempatan dimana kita bisa mendapatkan ilmu-ilmu tentang Al Qur‟an dan Al Hadis yang lebih mempuni. Al Qur‟an adalah sebuah kitab suci yang sakral. Tidak ada satu kitab
pun di dunia ini yang dihapal di luar kepala jutaan orang, selain Al Qur‟an karena Allah telah
4 Silvy Dwi Yulianti1, Ery Tri Djatmika2, Anang Santoso2, „Pendidikan Karakter Kerja Sama dalam Pembelajaran Siswa Sekolah Dasar p ada Kurikulum 2013‟, Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS, 1 No 1 (2016),
35. 5 Syukri, „Implementasi Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013 untuk Mengangkat Kualitas Pembelajaran
d i MA Quraniyah Batu Kuta Narmada Lombok Barat‟, Transformasi, 10 No 1 (2014), 133.
menjadikannya mudah diingat dan dihapal. Sekalipun banyak orang yang menghapalnya tidak paham apa yang dibaca dan dihapalnya karena berbahasa Arab, namun mereka berlomba-lomba
menghapalnya dengan maksud sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah swt. 6 Pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis disini memiliki tujuan yaitu merubah prilaku seseorang agar
menjadi lebih baik, dan bahkan dijadikan suatu wadah untuk menggali ilmunya. Al Qur‟an memerintah bersyukur dengan telah diberikan alam semesta dan sejarah umat manusia dengan secara mendalam untuk bisa diambil hikmahnya di pengetahuannya agar dapat bisa diterapkan di
kehidupan. 7 Adapun nama lain dari kitab suci Al Qur‟an yaitu al-kitab yang bererti buku, maksudya al-
quran sebagai buku yang harus kita pelajari. Al- huda yang berarti petunjuk jadi Al Qur‟an sebagai petunjuk bagi kita semua agar senantiasa mengingat kebesaran Allah SWT. Al-qaul yang berarti perkataan ataupun ucapan, jadi al-quran juga menuntun kita agar kita senantiasa menjaga segala
ucapan. Rajinlah dalam membaca Al Qur‟an karena dengan membacanya akan ada keindahan- keindahan di dalamnya. Maka seorang mu„min yang rajin membaca Al Qur‟an adalah baik pada dzatnya dan baik untuk orang lain. Dia seperti buah Al-Atrujah, aromanya wangi dan harum,
rasanya pun enak dan lezat. 8 dengan demikian bagi seorang muslim yang rajin membacanya akan mendapat kebaikan dan dia yang selalu meninggalkannya akan mendapat sesuatu yang tak terduga-
duga atau merasa kegelisahan. Al Qur‟an dijadikan pedoman bagi seluruh umat. Namun dalam ajaran Al Qur‟an terdapat juga suatu aspek kehidupan-kehidupan yang dapat dijadikan cerminan diri. Dalam Al Qu r‟an juga
terdapat anjuran untuk kita belajar jadi banyak sekali surah-surah yang menekankan pada pembelajaran. Seperti halnya surah al-alaq 1-5 yang mengandung arti, bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari 'Alaq, Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling Pemurah, Yang mengajar manusia dengan pena, Dia mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya.
Hikmah yang terkandung dalam surah al-alaq 1-5 yaitu kita sebagai ciptaan Allah SWT, harus mensyukuri dengan apa yang di berikan Allah SWT kepada kita, dan dalam surah tersebut hikmahnya yaitu agar kita selalu tidak berhenti untuk belajar, seperti halnya unta di ciptakan ia tidak kepanasan dalam gurun yang panas sekalian. Jadi pada dasarnya kita sebagai umat manusia harus selalu belajar dan belajar karena belajar adalah suatu pencapaian kita terhadap apa yang kita inginkan tetapi, bukan hanya belajar dalam bentuk formal saja belajar itu banyak dari segi-segi atau
6 Muzakkir, „Keutamaan Belajar dan Mengajarkan Al-Qur‟an: Metode Maudhu‟i dalam Perspektif Hadis‟, Lentera Pendidikan , 18 No 1.Muzakkir (2015), 108.
7 Dedi Wahyudi dan Rahayu Fitri AS, „Islam dan Dialog Antar Kebudayaan (Studi Dinamika Islam di Dunia Barat)‟, Fikri, 1 No 2 (2016), 2 75.
8 Sur aijiah, „Strategi Pembelajaran Berbasis Ava (Audio Visual Aids) Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadits pada MIN Di Kota Banjarmasin‟, Tashwir, 2 No 4 (2014), 134.
aspek-aspek lain. Pada awalnya kurang paham yang berkaitan tentang Al Qur‟an dan Al Hadis di sini dapat lebih menggali dan menyari informasi bahkan dapat di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari guna berguna bagi semua masyarakat.
Penerjemahan Al Qur‟an pun perlu dilakukan karena guna untuk mengetahui apa arti dari ayat yang kita baca. Penerjemahan adalah upaya mengalihkan pesan dari suatu bahasa ke bahasa lain. 9
Karena al-qur;an sangatlah penting jadi kitapun harus tau apa arti dari ayat yang kita baca tersebut gunanya agar kita bisa lebih memahami isi dari Al Qur‟an dan bisa mengambil hikmah yang terkandung dalam Al Qur‟an. Tujuan pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis yang awalnya hanyalah sebuah tuntutan tapi disini akan lebih menarik pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis akan lebih di tunjang sebagai harapan untuk merubah prilaku seseorang tersebut. Karena pembelajaran Al Qur‟an dan al‟hadits dapat menambahkan kecintaan kita kepa allah SWT.
Tujuannya pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis untuk menggambarkan bentuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang berhubungan dengan pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis dalam perencanaan pembelajaran di sekolah. Adapun kandungan kita mempelajari Al Qur‟an dan Al Hadis yaitu mendorong, membina. Al Qur‟an sendiri senantiasa mendorong untuk selalu berfikir objektif- rasional dan melarang berpegang kepada subjektivitas yang hanya berdasarkan dugaan semata. 10
membimbing akhlak dan prilaku peserta didik agar berpedoman kepada Al Qur‟an dan Al Hadis. Yaitu dengan menumbuhkembangkan kemampuan peserta didik membaca dan menulis Al Qur‟an , menghayati, menghafal, dan dijadikan acuan hidupnya sehari-hari.
Pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis memiliki fungsinya yaitu menumbuhkan kemampuan peserta didik membaca dan menulis Al Qur‟an dan hadist, Mendorong, membimbing dan membina kemampuan dan kegemaran untuk membaca Al Qur‟an dan Al Hadis, Menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan dan pengamalan kandungan ayat-ayat Al Qur‟an dan Al Hadis dalam perilaku peserta didik sehari-hari, Memberikan bekal pengetahuan untuk mengikuti pendidikan. Rajinlah membaca Al Qur‟an karena semua itu bisa menjawab semua apa yang bisa dirasakan.Maka seorang mu„min yang rajin membaca Al Qur‟an adalah baik pada dzatnya dan baik untuk orang lain. Dia seperti buah Al-Atrujah, aromanya wangi dan harum, rasanya pun enak dan lezat. Adapun seorang mu‟min yang tidak membaca Alqur„an adalah seperti buah kurma. Rasanya enak namun tidak memiliki aroma yang wangi dan harum. Jadi seorang mu‟min yang rajin membaca Alqur„an jauh lebih utama dibanding yang tidak membaca Alqur„an. Tidak membaca Alqur„an artinya tidak mengerti bagaimana membaca Alqur„an, dan tidak pula berupaya untuk mempelajarinya. Perumpamaan seorang munafiq, namun ia rajin membaca Alqur„an adalah seperti buah Raihanah:
9 Akla, „Preposisi An dalam Al-Qur‟an Variasi Makna dan Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia‟, Akademika , 15 No 1 (2009), 19.
10 E rvan Nurtawab, „Bibel, Qur‟an, dan Sains Modern Tentang Manusia Pertama‟, Akademika, 16 No 1 (2011), 46.
aromanya wangi namun rasanya pahit. Karena orang munafiq itu pada dzatnya jelek, tidak ada kebaikan padanya. 11 dari pembahasan mengenai seorang mu‟min yang rajin membaca Al Qur‟an
dan tidak bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, dan bisa mendatangkan manfaatnya sendiri. Karena Al Qur‟an kalamullah yang sangat kita cintai.
Al Qur ‟an adalah sebuah kitab suci yang sakral. Tidak ada satu kitab pun di dunia ini yang dihapal di luar kepala jutaan orang, selain Al Q ur‟an karena Allah telah menjadikannya mudah diingat dan dihapal. Sekalipun banyak orang yang menghapalnya tidak paham apa yang dibaca dan dihapalnya karena berbahasa Arab, namun mereka berlomba-lomba menghapalnya dengan maksud
sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah swt. 12 Pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis terdapat ruang lingkupnya seperti halnya pengetahuan
dasar membaca dan menulis Al Qur‟an hafalan surat-surat pendek, seperti at-tiin, Pemahaman kandungan surat-surat pendek. hadist tentang kebersihan, niat, menghormati orang tua, persaudaraan, silaturrahim, taqwa, menyayangi anak yatim, shalat berjamaah, ciri-ciri orang munafik dan amal shaleh. Dengan pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis sangat penting untuk pendidik dan peserta didik karena adanya pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis menekankan untuk peserta didik bisa membaca dan menghafalkan Al Qur‟an dengan baik dan benar sesuai dengan apa yang di ajarkan oleh guru ngaji ataupun orang tua yang selalu ada untuk membimbing seorang anak atau anak-anaknya.
Pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis terdapat metode yang digunakan seperti halnya,
metode tahlili berarti menjelaskan ayat-ayat Al Qur‟an dengan meneliti aspeknya dan menyingkap seluruh maksudnya mengkaji makna Al Qur‟an dan Al Hadis secara menyeluruh dari berbagai aspeknya secara terperinci dan sedetail mungkin di tafsirkan makna dari al qur an dan hadits tersebut. Kemudian metode Ijmali (Global) yaitu menafsirkan Al Qur‟an dan hadits secara global. Dan selanjutnya metode muqaraban yaitu membandingkan ayat-ayat Al Qur‟an yang berbicara tentang tema tertentu, atau membandingkan ayat-ayat Al Qur‟an dengan hadits-hadits Nabi. Selanjutnya metode maudhu‟i (Tematik) yaitu masalah atau paokok permasalahan.
Metode pembelajaran Al Qur‟an hadits harus bisa mengajak semua peserta didik yang mengikuti pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis tidak cuman itu-itu saja metodenya karena akan membuat peserta didik bosen atau jenuh di dalam kelas. Untuk itu di perlukannya metode-metode yang mengasikan untuk belajar mempelajari pembelajaran al- qura‟an dan Al Hadis ini. Bisa di lakukan dengan metode diskusi atau metode yang berpacu pada permainan yang positif atau di
11 Suraijiah. 12 Muzakkir, „Keutamaan Belajar dan Mengajarkan Al Qur‟an: Metode Maudhu‟i dalam Perspektif Hadis‟,
Lentera Pendidikan , 18 No 1 (2015), 108.
hadiahkan dengan sebuah prestasi nilai.bisa juga dengan tersebut. Karena suatu metode ialah cara atau jalan untuk mencapai tujuan tertentu.
Umat muslim percaya bahwa al-quran di berikan kepada Nabi Muhammad SWA melalui malaikat jibril secara berangsung-angsur yaitu selama 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari. Al Qur‟an dalam isinya berisi sebuah petunjuk untuk seluruh umat manusia. Namun ada juga cerita-cerita pada masa bersejarah. Al Qur‟an sebagaimana dikutip dalam buku syayik manna al-qoththan yaitu mu‟jizat islam yang abadi dimana semakin maju ilmu pengetahuan semakin tampak valitasi
kemujizatannya. 13 Al Qur‟an juga merupakan penutup dari kitab-kitab suci lainnya dan merupakan kitab penyempurna kitab-kitab sebelumnya. Kedahsyatan yang terkandung dalam Al Qur‟anpun
sudah banyak dituru oleh dunia barat, mereka mengambilnya dari pernyataan-pernyataan ayat-ayat suci Al Qur‟an.
Al Qur‟an sangatlah berperan penting dalam kehidupan seseorang muslim karena dengan adanya Al Qur‟an kita dapat mengetahui pengertian dari surah-surah tersebut dan kita bisa belajar lebih banyak mengenai Al Qur‟an kalamullah yang sangat kita cintai. Dengan membaca ayat suci Al Qur‟an bisa untuk merendahnya emosional seseorang dengan membaca ayat suci Al Qur‟an bisa menenangkan pikiran. Al Qur‟an sangatlah berperan penting bagi kehidupan kita sehari-hari. Dengan adanya Al Qur‟an mengingatkan kita pada hal-hal yang harus di kerjakan dan mana yang harus di tinggalkan, guna Al Qur‟an juga sebagai inspirasi dalam proses belajar mengajar di sekolah. Kesulitan adalah seni untuk mencapai sesuatu yang ideal. Orang tidak akan merasakan
suatu keindahan kalau mereka tidak pernah merasakan sesuatu yang buruk. 14 Jika kita dalam sebuah kesulitan maka Al Qur‟an akan selalu menemani, maka dekatlah dengan Allah SWT dalam keadaan
apapun. Pada dasarnya Al Qur‟an sangatlah memberi inspirasi yang nyata. Akan tetapi kesulitan itu akan mencapai keindahan yang sangat berguna.
Al Qur‟an dimana didalamnya ditemukan ayat-ayat yang diharuskan belajar Al Qur‟an karena belajar adalah suatu keharusan bagi siapapun belajar dimanapun dalam bentuk apapun. Istilah belajar adalah sebagai upaya perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan, seperti membaca, mendengar, mengamati, meniru dan lain sebagainya. Atau dengan kata lain, belajar
sebagai kegiatan psikofisik untuk menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. 15 Pembelajaran al- qu‟an akan lebih menekankan kepada kepribadian seseorang karena membacanya di nilai ibadah
apalagi dengan mengamalkannya akan mendapatkan kebaikan melebihi membacanya. Al Hadis ialah suatu sunnah rasul yang wajib untuk kita pelajari dan kita terapkan dalam kehidupan sehari-
13 Abdul Hafiz, „Penelitian Pengembangan Buku Ajar Berbasis Al-Qur‟an dan Al-Hadist‟, Muallimuna: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah 14 , 1 (2015).
Bayu T ri Cahya, „Kemiskinan Ditinjau dari Perpekstif Al-Quran dan Hadis‟, Jurnal Penelitian, 9 No 1 (2015), 53.
15 Syeh Hawib Hamzah, „Petunjuk Alquran Tentang Belajar dan Pembelajaran‟.
hari. Al Hadis juga merupakan suatu perkataan atau sabda Nabi Muhammad SAW yang patut untuk diikuti.
Hadis merupakan hukum yang kedua setelah Al Qur‟an untuk ketetapan agama islam. Fungsi hadist sendiri memiliki banyak fungsi yaitu sumber hukum kedua, untuk mempertegas dan memperkuat hukum-hukum yang ada dalam Al Qur‟an, menjelaskan, menafsirkan, ayat-ayat Al Qur‟an. Dalam hadis terdapat unsur-unsurnya seperti sanad, matan, dan perawi. Sanad sendiri yaitu
sandaran dari Rasulullah SAW, kualitas sanad hadis merupakan hal yang sangat urgen dalam
penelitian hadis, bahkan sebagian pendapat mengatakan bahwa kesahihan sanad menentukan penelitian selanjutnya terhadap penelitian matan. Jika sanadnya dha‟if, tidak perlu meneliti matannya. 16 Matan sendiri yaitu berupa perkataan, perbuatan Nabi SAW, sedangkan perawi yaitu orang yang meriwayatkan hadis. Jadi dalam sebuah hadist memiliki unsur penting yang harus kita ketahui. Dengan mengetahuinya kita bisa lebih meluas dalam pembelajaran jadi bisa mengerti dan dapat membedakan mana yang sanad, matan, dan perawi. Hadis sendiri memiliki macam-macam diantaranya hadist mutawatir, hadis ahad, hadist shahih dan hadis dhoif.
Hadist mutawatir sendiri yaitu hadist yang diriwayatkan oleh beberapa orang atau sekelompok orang yang tidak mungkin untuk melakukan perbuatan dusta, hadist ahad ialah hadist yang diriwayatkan seseorang atau lebih tetapi haditsnya tidak mencapai kepada tingkatan mutawatir, sedangkan hadist shahih adalah hadist yang sudah pasti kebenarannya, dan hadist dhoif yaitu hadist yang lemah. Dalam memilih hadits kita harus benar-benar mengetahui mana yang haditsnya shahih atau ahad, biasaya sudah terdapat dalam kitab-kitab hadist yang sudah ada pasti shahih ataupun dhoif suatu haditsnya.
Metode yang digunakan untuk mempelajari hadist terdapat banyk akan tetapi salah satunya yaitu metode membaca hadits yang ada, metode memberi izin kepada seorang peserta didik untuk meriwayatkan hadist tanpa membaca hadistnya. Dalam pembelajaran hadist pasti terdapat periwayat yang secara berurutan mendengar dari satu ke yang lainnya sehingga seseorang mengetahuinya, dari sejarah-sejarah yang pernah didengarnya sampai hadist itu melekat di telinga seseorang dan kemudian menjadi suatu kebiasaan bagi mereka menggunakan hadist tersebut. Terdapatnya hadist harus kita percayai dengan kebenarannya karena itu merupakan suatu pedoman kedua setelah Al Qur‟an. Dan jika tidak mempercayainya maka mereka akan merasakan balasan yang tidak terduga- duga yaitu kepedihan. Karena Al Hadis sangatlah penting dan sangat benar-benar Allah SWT memberikannya kepada Nabi Muhammad untuk seluruh umatnya.
Al Qur‟an dan Al Hadis dimaknai sebagai sebuah mata pelajaran sebagaimana dalam kurikulum, sebuah studi tentang teks-teks al-quran dan Al Hadis dilihat dari berbagai aspeknya, yaitu aspek pemahaman, penghayatan, dan pengalamannya. Sedangkan pembelajaran dimaknai
16 Muzakkir, „Keutamaan Belajar dan Mengajarkan Al Qur‟an: Metode Maudhu‟i dalam Perspektif Hadis‟.
sebagai interaksi dua arah atau lebih, untuk mencapai tujuan belajar. Dengn demikian, pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis merupakan sistem komunikasi yang dibangun dalam proses pembelajaran
untuk mengantarkan siswa kepada pemahaman, penghayatan dan pengalaman aspek-aspek al- qur‟an dan Al Hadis.
Kemampuan berfikir kritis serta pembelajaran yang lebih bersifat keguruan, maka untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa dalam pembelajarn Al Qur‟an dan Al Hadis adalah dikembangkannya model pembelajaran untuk meningkatkan berfikir kritis. Karena ini dikembangkan untuk mengembangkan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, prosedur pembelajaran, dan evaluasi yang mengarahkan siswa pada pencapaian berfikir kritis. Dalam pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis saat dilakukan studi pendahuluan masih belum terjadi adanya keseimbangan antara proses dan hasil pembelajaran. Ditinju dari sudut proses, pembelajaran lebih bersifat keguruan, karena kurang mendapatkan kesempatan belajar untuk terlibat secara aktif menggali potensi dan kemampuan dirinya.
Untuk membentuk nilai-nilai karakter tersebut, ada tiga teori yang dapat membentuknya. Pertama, menurut Muhaimin dkk bahwa pembentukan karakter memiliki tiga tahap yaitu tahap transformasi, guru sekedar menginformasikan nilai-nilai baik dan buruk. Tahap transaksi, menjalin komunikasi timbal balik siswa dan guru dan tahap internalisasi guru dan siswa menunjukkan sikap mental riil sebagai aktualisasi pemahaman nilai. Kedua, menurut Riberi bahwa pendidikan karakter empat tahap pengalaman nilai dialami secara individual dan kolektif penghargaan nilai bersifat bobot intrinsik terdapat dalam nilai dihayati penerimaan nilai sebagai akibat sikap mendukung pengembangan nilai dan pengamalan nilai berdasarkan persetujuan nilai. Ketiga, menurut Ibnu Miskawaih bahwa pembentukan karakter anak memiliki tiga unsur yaitu akal pikiran berpusat kepala yang dapat melahirkan sikap bijaksana, adil dan cerdas. Nafsu, amarah berpusat dada melahirkan marah, cepat tersinggung, dan keras kepala. Syahwat berpusat perut melahirkan perilaku maksiat, rakus, dan malas. Ketiga unsur berpotensi digunakan secara seimbang, dan unsur keadilan
sebagai penentu keseimbangan. 17 Al Qur‟an dan Al Hadis mampu membentuk sebuah interaksi belajar dengan baik membentuk
interaksi guru. Al Qur‟an dan Al Hadis benar-benar mengupayakan semaksimal mungkin dengan beberapa langkah seperti memberikan kesempatan bertanya, komunikasi, multi arah, tidak hanya memfokuskan pada guru semata dalam menggunakan media pembelajarn sudah dilakukan dengan baik pula. Hal itu dapat dilihat dengan digunakannya media atau alat peraga yang relevan dengan kompetensi dasar dan materi pembelajaran. Dalam hal menutup pelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis mampu membangun pelajaran dengan baik.
17 Syukri, „Implementasi Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013 untuk Mengangkat Kualitas Pembelajaran d i MA Quraniyah Batu Kuta Narmada Lombok Barat‟, Transformasi, 10 No 1 (2014), 133.
3. Sekolah
Sekolah merupakan sebuah lembaga formal maupun non formal yang di dalamnya terdapat proses belajar mengajar. Sekolah juga merupakan sarana dan prasarana belajar mengajar murid di bawah pengawasan lembaga pendidikan seperti dibawah pengawasan guru. Sekolah merupakan bentuk dari tangung jawab pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan tujuannya yaitu melanjutkan kehidupan berbangsa dan bernegara agar dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di suatu negara guna untuk memenuhi tantangan-tantangan pendidikan. Sekolah merupakan bagian utama dalam mengembangkan suatu karakter, sikap, kemampuan serta
keterampilan seorang individu. 18 Maka dapat diartikan sekola pun merupakan tempat pembentukan karakter peserta didik. dengan demikian sekolah dapat dijadikan tempat untuk peserta didik
membentuk karakter dan dapat bersosialisasi dengan teman-temannya. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat urgen yang harus di penuhi oleh seluruh umat manusia. 19
Sekolah pun terdapat sekolah yang swasta seperti sekolah-sekolah yang berkebutuhan. Sekolah dan guru harus menghindari program-program kegiatan yangbanyak memerlukan biaya, waktu dan tenaga, padahal kegiatan tersebut tidak atau kurang mendukung terhadap pencapaian
tujuan pendidikan. 20 Mengapa demikian karena kegiatan tersebut kurang mendukungnya pencapaian tujuan pendidikan, dan jika peserta didik atau pendidik mampu mengeluarkan dana
sendiri dan ikhlas itu bisa memungkinkan bisa saja terjadi, akan tetapi jika keduanya terhambat atas biaya itu akan tidak mendukungnya pencapaian tujuan pendidikan itu. Dengan demikian seorang pendidik dituntut untuk memiliki kekreatifannya. Sehingga sebuah proses belajar dan mengajar berlangsung dengan baik dan dapat mencapai sebuah tujuan dari pendidikan.
Sekolah juga merupakan tempat perkembangan moral peserta didik, karena tempat berinteraksinya dengan oang lain. Perkembangan moralpun tidak terlepas dari perkembangan kecerdasan seseorang. Dengan perkembangan kecerdasan mampu mematangkan tingkat moral seseorang. Di sekolah pendidik dan peserta didik mampu berinteraksi dengan baik itupun bisa membangun moral yang baik. Pembelajaran dalam pembentukan moralpun tidak terlepas dari kekecewaan ataupun kesusahan bukan hanya kesenangannya saja. Karena dilatihnya peserta didik memiliki sifat-sifat jujur, tidak boleh berbohong, dan masih banyak lagi ajaran-ajaran ataupun sifat- sifat yang baik ang bisa ditanamkan dalam diri seseoran melalui belajar.
Keharusan moral merupakan keharusan yang bersifat universal. Apabila manusia hidup tanpa mematuhi aturan moral bahkan tidak bermoral sama sekali, maka kesejatinya sebagai manusia akan
18 Dedi Wahyudi dan Tuti Alafiah, „Studi Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences
d alam Mata Pelajaran Penidikan Avama Islam‟, Mudarrisa, 8 No 2 (2016). 19
Dedi Wahyudi dan Habibatul Aziza, „Stratei Pembelajaran Menyenangkan dengan Konsep Learning Revolution‟, Attabiyah, 26 (2016), 3. 20 Prastyawan, „Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran‟, Al Hikmah, 1 No 2 (2011), 180.
bernilai renah, karena penilaian moral adalah penilaian manusia sebagai manusia. Semakin merosotnya kesadaran bermoral saat inilah yang merupakan “biang” dari segala krisis. Krisis suatu masyarakat bermula ketika elemen-elemen masyarakat tidak lagi mengindahkan norma moral. 21 Dari pembahasan paragraf tersebuta yaitu peserta didik harus bisa memiliki moral ataupun rasa cinta nya terhaap pendidikan Indonesia tercinta ini. Karena dengan adanya sikap moral yang tinggi merupakan wuju dari gambaran yang dimiliki seseorang agar selalu bersikap moral yang tinggi.
Dengan adanya proses pembelajaran di sekolah yaitu khususnya proses pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis merupakan wujud dari kecintaan nya terhadap materi pelajaran yang pendidik berikan namun karena sebuah alasan dan selalu mnanyakan dari mana saja an bentuk apa saja agar segara selesai an ga kan ada pikirannya lagi. Sekolah juga nerupakan sebuah syarat yang harus berseimbang dengan sebuah kelarasan dalam iri peserta didik agar mendapatkan ilmunya langsung karen dengan demikian karena gunanya untuk mencapai suatu tujuan yang ssrajin dan tidak hadir. Dengan adanya sekolah dan membuka sekoalh-sekolah baru itu oleh luar negeri karena tersenyum lepas. Nyer menjelaskan bahwa sebuah masalah yang serius atau pengalaman buruk yang tidak bisa
ditoleransi oleh konsumen akan menyebabkan timbulnya keluhan dari konsumen. 22 Maka dari itu pendidik harus memiliki sikap toleransi kepada peserta didik.
Seuatu sekolah atau lembaga pendidikan juga arus memiliki mutu pendidikan yang total. Pendidikan di Indonesia ini terdapat dua bagian yaitu adanya sekolah negeri dan sekolah swasta. Sekolah negeri yaitu sekolah yang di selenggarakan oleh pemerintah mulai dari sekolah dasar sekolah menengah pertama sekolah menengah atas, dan perguruan tinggi negeri. Begitu juga dengan sekolah swasta yaitu sekolah yang didirikan oleh non pemerintah. Mutu pendidikan bersifat menyeluruh, mengankut semua komponen, pelaksana, dan kegiatan pendidikan, atau disebut sebaai
mutu total atau “Total Quality”. Adalah sesuatu yang tidak mungkin, hasil pendidikan yang bermutu dapat dicapai hanya dengan satu komponen atau kegiatan yang bermutu. 23 Dengan
demikian pendidikan harus bermutu yaitu dengan adanya mutu yang total untuk aspek pembelajaran.
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat sejak duahulu. Dalam kebutuhan pendidikan pendidikanpun tidak terlepas dari pendidikan islam. Pendidikan islam dilihat dari latar belakang pendiriannya adalah pendidikan yang lebih didasarkan atas niat dan motivasi
masyarakat dalam rangka ingin mengejewantahkan nilai-nilai islam. 24 Jadi pendidikan sendiri
22 Ahmad Zumaro, „Urgensi Moral dalam Menghaapi Arus Teknologi‟, Akademika, 16 No 2 (2011), 103.
Dedi Wahyudi, hartoyo, dan Lilik Noo r Yulianti, „Analisis Kepuasan dan Loyalitas Pelaku Usaha Terhadap Mutu Pelayanan Pengujian Alat d an Mesin Pertanian‟, Widyariset, 18 No 2 (2015), 208. 23 M. Ihsan Dacohlfany , „Manajemen Mutu Pembelajaran di Lembaga Pendidikan Islam‟, Akademika, 15 No 2
(2010), 111. 24 Mokhtar idi Sudin, „Analisis Kebijakan dan Problematika Pendidikan Islam Non-Formal‟, Akademika, 15 No 2 (2010), 170.
terdapat pendidikan yang terarah kepada keislaman terlebih menekankan keagamaan yaitu agama islam. Salah satu bentuk praktis penyelenggaraannya adalah pelaksanaan pendidikan agama Islam yang didesain untuk memproduk sikap dan perilaku moral peserta didik sesuai ajaran dan nilai-nilai
Islam. 25 Berbicara mengenai pendidikan yang berorientasi pada nilai-nilai keislaman merupakan suatu ajaran yang sangat penting untuk kita semua sebagai umat muslimin. Sikap dan perilaku yang
harus di bentuk dalam setiap diri peserta didik, karena penting untuk mewujudkan peserta didik yang berakhlakul karimah. Dengan adanya pendidikan yang beroriantasi keislaman ini merupakan bentuk yang konkrit atas pentingnya pembentukansikap dan moral terhadap peserta didik yang ada di sekolah. Dengan demikian sekolah sangat penting bagi peserta didik.
Salah satu aspek yang harus unggul adalah masalah pendidikan islam sehingga pendidikan islam menjadi slah satu icon atau syimbol peradaban islam yang mengagumkan bagi semua insan. 26
Dengan demikian aspek yang harus ada dalam sekola ataupun instansi pendidikan iala sesuatu yang bisa mendidik dan menjadikan karakter peserta didik lebih beraklakulh karimah. Dalam proses belajar mengajar diperlukan juga strateginya. Strategi belajar mengajar merupakan pola tindak guru-murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar yang bertujuan sebagai kerangka acuan (frame of reference) untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dengan menggunakan
berbagai metode dan pendekatan pembelajaran, sumber belajar, dan alat/media pembelajaran. 27 Dengan adanya metode dan pendekatan pembelajaran, sumber belajar dan menggunakan alat/media
pembelajaran pendidik dan peserta didikpun mampu mengkuti proses belajar mengajar secara baik dan tersususn. Dengan demikian pendidik dan peserta didik tidak lagi kesulitan dalam sebuah proses belajar mengajar yang akan dilakukan, karena semua bahan ataupun alat untuk melakukan sebuah proses belajar mengajar sudah tersedia dan ditentukan dengan direncanakan dengan jauh sebelum proses belajar mengajar di lakukan.
Belajar bukanlah suatu aktivitas yang menyenangkan sehingga bnyak sekali peserta didik bahkan bosen ataupun jenuh dengan belajar. Terkadang peserta didik mampu menghabiskan waktunya dengan bermain alat elektronik seperti gamenya bisa berjam-jam setia bersama gadgetnya sedangkan dengan belajar 5 menit yang dirasakan sudah ta mengerti lagi apa yang di belajarkan. Disinilah peran pendidik dalam mendidik anak disekolah bagaimana bisa mengambil hati peserta didik agar dapat mampu untuk belajar dengan seefektif mungkin. Dengan bisa membangun suasana dalam kelas karena sekolahpun merupakan tempat kedua mereka untuk menuntut ilmu dan bagian
26 Siti Halimah, „Strategi Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)‟.
Supart a, „Tantangan Pendidikan Islam dalam Pemberdayaan Umat dan Implikasinya terhadap Kesejahteraan Umat‟, Akademika, 20 No 2 (2015), 361. 27 Siti Halimah, „Strategi Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)‟, Miqot,
dari contoh yang baik. Dengan demikian pendidik juga harus bisa menciptakan karakter kerjasama dengan peserta didik.
Karakter kerjasama dapat ditanamkan, di-latih, dan dikembangkan melalui berbagai cara, salah satu bentuknya melalui kegiatan pembelajaran. 28 Untuk itu sangat penting bagi pendidik dan
peserta didik saling melatih kerjasama untuk membangun karakter yang sesungguhnya. Yaitu, karakter yang bertujuan untuk mendapatkan pendidik maupun peserta didik yang memiliki akhlakul karimah yang baik.
Memberikan dorongan atau motivasi terhadap peserta didik sudah menjadi keharusan bagi pendidik karena ia pun membantu membangun rasa kepercaya dirian peserta didik, menumbuhkan semangat peserta didik, dan mampu membuat peserta didik merasa belajar adalah keharusan untuk kita dimanapun berada dan kapanpun belajar itu tidak ada yang melarang. Berinteraksi dengan temannya pun perlu dan dapat peserta didik temukan di sekolah karena dengan beragam suku bahasa ia dapatkan karena bisa menambahkannya pengetahuan yang baru yang ia dapatkan di sekolah.
Sekolah bukan hanya tempat mencari ilmu pengetahuan yang formal saja namun sosialpun perlu berinteraksi dengan sesamanya. Karena sangat di perlukan untuk peserta didik tidak lagi merasa canggung jika dihadapn orang lain. Karena penting sekali bagi peserta didik memiliki teman yang bisa mengajaknya berinteraksi dengan baik. Dengan disitu iapun bisa mendapatkan ilmu-ilmu yang bermanfaat. Dengan demikian ia merasa ada tempat untuk mengapresiasikan dirinya. Suatu pembelajaran harus ada perubahan agar dapat bisa menjadikan tujuan yang selaras. Suatu perubahan dilakukan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu, baik bagi inividu
maupun organisasi. 29 Sekolah merupakan tempatnya kedua bagi peserta didik menuntut ilmu. Dengan adanya
berbagi ilmu bisa membagikan manfaatnya kepada semua orang karena ilmu bukan untuk dipendam akan tetapi untuk disalurkan kepada semua orang tetapi ilmu yang bermanfaat bukan ilmu yang sekedar ilmu tak bermanfaat. Jadi dengan ilmu seseorang akan bisa menambah keterampilan dalam hidupnya. Suatu ilmu yang baik gunanya pun akan membawa dampak bagi pemberi dan penerima dan akan di balas oleh Allah SWT. Dengan demikian pembelajaran di sekolah pun harus mendidik akhlak peserta didik. proses pembelajaran akhlak dilakukan sebagian besar dengan metode, hafalan,
ceramah, dan mencatat sehingga peserta didik mengalami kejenuan dalam proses pembelajaran. 30
28 Silvy Dwi Yulianti1, Ery Tri Djatmika2, Anang Santoso2. 29 Suhairi, „Manajemen Perubahan: Upaya Mewujudkan Perubahan yang Efektif dan Efesien‟, Akademika, 16
No 2 (2011), 194. 30 Dedi Wahyudi, „Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Pendidikan Akhlak dengan Program
Prezi (Studi di SMP Muhammadiyah 2 Mlati Sleman Tahun Ajaran 2013- 2014)‟, 2.
Maka dari itu harus bisa memberikan pembelajaran yang mengasyikan atau pun berkena dengan pembentukan akhlak.
D. Problem
Kurikulum pembelajaran Al Qur‟an dan Al Hadis menjadi salah satu mata pembelajaran yang menekankan kepada proses belajar mengajar yang berpacu pada Al Qur‟an dan Al Hadis. Peserta didik merupakan faktor yang paling dalam pelaksanaan, karena tanpa adanya peserta didik tidak akan mungkin terwujud suatu proses belajar mengajar. Peserta didik dalam kelas dapat dianggap sebagai seorang individu dalam masyarakat kecil, yaitu kelas dan sekolah.