CITRA PERAWAT DI MEDIA MASSA
MAKALAH
LATIHAN KEPEMIMPINAN DAN MANAGEMEN MAHASISWA
IKATAN LEMBAGA MAHASISWA ILMU KEPERAWATAN
CITRA PERAWAT DI MEDIA MASA
DISUSUN OLEH :
YUNITA KUMALA INDAH
201010420311080 / PSIK 2010
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
Tiada untaian kata yang paling indah melainkan ucap syukur Alhamdulillah
atas rahmat Allah SWT sehingga makalah dengan tema “CITRA PERAWAT
DI MEDIA MASSA” ini dapat terselesaikan.
Makalah ini dibuat sebagai persyaratan mengikuti Latihan Kepemimpinan
dan Managemen Mahasiswa ( LKMM ) Nasional Ikatan Lembaga
Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia ( ILMIKI ) ke VI
Salam terimakasih penulis sampaikan kepada :
1. Orang tua yang senantiasa mendoakan dan memberikan restunya
sehingga makalah ini bisa terselesaikan
2. Pihak Dekanat, dosen, dan staf yang mendukung terwujudnya
makalah ini
3. Teman-teman PH HIMIKA 2012/2013 yang senantiasa memberikan
supportnya
4. Seluruh pihak-pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu per satu
Akhir kata, tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
sangat dibutuhkan demi terciptanya karya-karya selanjutnya.
Malang, 10 September 2012
Penulis
CITRA PERAWAT DI MEDIA MASSA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwasanya dizaman ini, di zaman yang
serba canggih dan serba mudah ini, peran media massa sebagai
sarana penyalur berita sangatlah besar dampaknya. Media massa
yang awalnya diciptakan dengan tujuan mempermudah masyarakat
dalam memperoleh berita ter-update, isu-isu yang lagi trend, dan
berita-berita ter-aktual lainnya, semakin lama semakin jauh
meninggalkan hakikat media massa sebagai sarana penyalur berita di
masyarakat. Berita-berita yang disuguhkan pun semakin bervariasi,
mulai dari berita yang memang aktual, berita-berita yang tidak layak
ditayangkan, bahkan yang paling mendominasi adalah infotainment,
gosip para artis lokal maupun mancanegara. Pencitraan tentang suatu
profesi pun kerab ditayangkan sehingga banyak menimbulkan
paradigma-paradigma berbeda oleh masyarakat. Oleh karena itu,
perlu adanya sikap untuk meluruskan paradigma yang sudah
terlanjur mewabah di masyarakat tersebut untuk menyelamatkan
citra profesi kita dimata masyarakat.
2. Rumusan masalah
a. Pengertian media massa
b. Pengertian perawat
c. Citra perawat di masyarakat
d. Citra perawat di media massa
3. Tujuan
a. Memahami siapa perawat, dan bagaimana sesungguhnya citra
perawat
b. Meluruskan citra perawat di mata masyarakat dan media massa
c. Menumbuhkan sikap kritis mahasiswa keperawatan atau profesi
keperawatan untuk memperbaiki citra perawat di mata
masyarakat dan media massa
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Media Massa
Media massa atau pers adalah suatu istilah yang mulai digunakan
pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara
khusus
didesain
untuk
mencapai
masyarakat
yang
luas
(wikipedia.org)
Dari pengertian diatas bisa disimpulkan bahwa sasaran dari media
massa itu sendiri adalah masyarakat luas karena media massa ada
untuk melayani kebutuhan masyarakat akan informasi-informasi dan
berita-berita teraktual yang terjadi di dunia ini.
Fungsi media massa secara umum, ada tiga:
1. Memberi informasi
2. Mendidik atau sarana edukasi
3. Menghibur
Dari ketiga fungsi ini diharapkan media massa bisa menyampaikan
pesan kepada masyarakat sesuai dengan fungsi dan paradigma media
massa pada awalnya. Di dalam menyampaikan
informasi,
diharapkan media massa juga memberikan unsur pendidikan yang
bisa dikemas dengan berbagai metode yang juga bisa menghibur
masyarakat. Ada tiga kata yang menjadi sorotan yaitu INFORMASI,
PENDIDIKAN,
MENGHIBUR.
Ketika
media
massa
menyalahgunakan fungsinya, maka dalam penyampaian informasi
yang salah, akan memberikan pendidikan yang tidak baik juga
kepada masyarakat dan terkadang itu menjadi “hiburan” untuk
beberapa pihak yang kurang bertanggung jawab. Termasuk dalam
hal penyampaian citra perawat di media massa. Ketika media massa
salah menyampaikan atau memberitakan terkait dengan profesi
perawat, maka akan menimbulkan paradigma berbeda tentang
profesi perawat di mata pengguna media massa.
2. Pengertian perawat
Ketika ditinjau dari SK Menkes no 148 tahun 2010 tentang izin dan
penyelenggara praktek perawat Bab 1 pasal 1 dijelaskan bahwa
perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik
didalam maupun diluar negeri sesuai dengan peraturan perundangundangan. dari pengertian diatas dijelaskan bahwa perawat adalah
orang yang telah menyelesaikan study nya dibidang keperawatan
apapun itu tingkatannya, baik SPK, Diploma maupun Sarjana. Tetapi
menurut saya, pengetian perawat tidak cukup sampai disitu. Perawat
adalah bentuk pelayanann profesional. Perawat punya peran penting
dalam pelayanan kesehatan, karena perawat memberikan asuhan
keperawatan secara menyeluruh ( bio-psiko-sosio-spirial). Seorang
perawat tidak hanya harus lulus study bidang keperawatan, tetapi
perawat juga harus punya skill dan kemampuan yang teruji secara
profesional.
3. Peran perawat di masyarakat
Menumbuhkan image atau citra perawat yang baik merupakan salah
satu faktor penting dalam pemenuhan kepuasan pasien dimana
pasien akan memndang rumah sakit mana yang akan dibutuhkan
untuk proses penyembuhan. Pasien akan memandang perawat dari
sudut pandang yang luas, baik melalui panca indera maupun
informasi-informasi yang didapat dari orang lain. Seiring dengan
keinginan dan permintaan klien tentang citr perawat ideal, pasien
mengharapkan sosok perawat yang pprofesional dan memiliki citra
yang baik dalam sikap, cara bertutur kata, sopan santun, knowladge
yang memadai sehingga diharapkan dapat menumbuhkan adanya
hubungan saling. Namun sangat disayangkan sekali bahwasanya
masih banyak kita jumpai dan kita dengar perilaku dan sikap kurang
baik yang dilakukan oleh seorang perawat dalam memenuhi asuhan
keperawatan kepada pasien. Mulai dari perawat yang identik dengan
sombong, tidak ramah, pemarah, kurang komunikasi dengan klien,
serta kurang cepat menanggapi keluhan dari klien sehingga saat ini
perawat masih dinilai belum dapat mencerminkan tenaga perawat
yang profesional dan citra perawat belum sesuai dengan harapan
masyarakat.
Dalam menanggapi citra perawat yang ada di masyarakat saat ini,
organisasi
keperawatan
Indonesia
(PPNI) mulai
seperti
gencar
Persatuan
Perawat
melakukan
uji
Nasional
kompetensi
keperawatan sebagai penyesuaian standard profesi perawat sebelum
perawat melakukan praktek ke masyarakat, sehingga masyarakat
akan merasa nyaman terhadap pelayanan kesehatan yang dilakukan
oleh perawat. Selain itu,untuk menambah pengetahuan dan skill
perawat,
PPNI
bekerjasama
dengan
institusi-institusi
untuk
menyelenggarakan sebuah seminar bagi perawat. Mahasiswa
keperawatan pun juga melakukan kegiatan seperti perayaan hari
perawat internasional, melakukan bakti sosial, serta membantu
dalam kegiatan tanggap bencana.
4. Citra Perawat di Media Massa
Media massa sebagai sarana penyalur informasi yang paling efektif,
cepat dan mudah di akses oleh masyarakat kadang kala
menayangkan
pencitraan
profesi
yang
dapat
menimbulkan
paradigma berbeda tentang citra profesi itu sendiri. Misalnya banyak
kita jumpai foto-foto model perempuan bergaya seksi menggunakan
seragam perawat, lengkap dengan cap untuk menunjang pencitraan
bahwa model tersebut adalah seorang “perawat”. Belum lagi banyak
dalam sebuah adegan di film kalau tugas perawat hanya berdiri
disamping dokter,membawa catatan medis pasien,dan menunggu
disuruh dokter untuk membantu melakukan tindakan. Hal ini akan
menimbulkan pencitraan di masyarakat bahwasanya “perawat adalah
pembantu dokter”. Sungguh sangat memprihatinkan, mengingat
masyarakat sekarang ini telah dibiasakan dengan sesuatu yang serba
instan tanpa berfikir panjang, sehingga ketika melihat hal seperti itu,
langsung muncul pemikiran bahwa perawat “memang seorang
pembantu dokter” tanpa melihat secara real siapa perawat
sesungguhnya,
bagaimana
citra
perawat
sesungguhnya,
dan
sebenarnya tugas perawat itu seperti apa.
Tidak ideal rasanya kalau hanya mengkritik tanpa memberikan
solusi karena apa yang diberitakan oleh media massa harusnya bisa
menjadi bahan instropeksi kita yang berkecimpung didunia
keperawatan. Pencitraan yang selama ini beredar di masyarakat juga
dipicu dengan kurang adanya kepedulian kita terhadap profesi kita
sendiri. Seluruh elemen yang bersangkutan mulai dari mahasiswa,
dosen, perawat praktek, sampai penggerak roda organisasi
keperawatan dinilai kurang mendekatkan diri dengan masyarakat
secara
luas
sehingga
masyarakat
masih
meraba-raba
siapa
sebenarnya perawat, dan apa yang dia lakukan. Ketika kita sudah
membina hubungan dekat dan baik dengan masyarakat, dengan
sendirinya masyarakat dapat menilai profesi kita secara benar sesuai
apa yang kita inginkan. Jadi yang perlu dilakukan adalah
menyelenggarakan gerakan peduli masyarakat, bentuknya bisa
bermacam-macam dan didalam setiap kegiatan itu, harus selalu
melibatkan peran masyarakat.
Penggunaan media massa tidak sepenuhnya merugikan, pencitraan
negatif tentang profesi perawat dimulai dari media massa, dan sudah
seharusnya pengembalian dan meluruskan kembali citra perawat
juga melalui media massa. Menurut teori, orang yang terkenal di
dunia media massa adalah orang yang selalu eksis dan sering
berkecimpung dengan media massa. Jadi hal yang pertama harus
dilakukan adalah meng-eksiskan profesi kita melalui media massa.
Sesering mungkin kita promosikan profesi kita, kita alihkan
paradigma masyarakat yang dulunya menilai lain tentang profesi
kita, bisa menilai secara benar. Bentuknya bisa bervariasi, bisa
dengan mengikuti acara reality show, pasang iklan, kerjasama
dengan lembaga sensor untuk lebih bisa menfilter tayangan-tayangan
yang berkaitan dengan profesi, khususnya profesi keperawatan.
Dalam media cetak, dapat memuat artikel-artikel tentang citra
perawat. Segala bentuk kegiatan yang dilakukan, misalnya
peringatan Hari Perawat Internasional, Bakti sosial dll sebisa
mungkin dimuat dalam media cetak, sebagai bentuk promosi profesi
kita, sekaligus pembuktian bahwa citra perawat tidak seperti apa
yang diberitakan selama ini, bahwa citra perawat sesungguhnya
adalah profesi mulia yang bekerja secara profesional, melayani
masyarakat dalam pemenuhan asuhan keperawatan mulai dari biopsiko-sosio-spiritual.
BAB III
PENUTUP
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwasanya citra perawat di
masyarakat maupun media massa masih dipandang sebelah mata, sehingga
dibutuhkan sikap dan gerakan-gerakan untuk merubahnya. Kita sebagai
mahasiswa keperawatan punya andil besar dalam meluruskan kembali citra
perawat supaya profesi perawat bisa benar-benar menjadi profesi yang
profesional dan mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
http://ilmiki.blogspot.com/2012/03/isu-strategis-keperawatan-dalammedia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Media_massa
http://artikel-media.blogspot.com/2010/03/perawat-bukan-pembantudokter.html
SK MENKES NO 148 TAHUN 2010 tentang Izin dan Penyelenggara
Praktek Perawat
LATIHAN KEPEMIMPINAN DAN MANAGEMEN MAHASISWA
IKATAN LEMBAGA MAHASISWA ILMU KEPERAWATAN
CITRA PERAWAT DI MEDIA MASA
DISUSUN OLEH :
YUNITA KUMALA INDAH
201010420311080 / PSIK 2010
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
Tiada untaian kata yang paling indah melainkan ucap syukur Alhamdulillah
atas rahmat Allah SWT sehingga makalah dengan tema “CITRA PERAWAT
DI MEDIA MASSA” ini dapat terselesaikan.
Makalah ini dibuat sebagai persyaratan mengikuti Latihan Kepemimpinan
dan Managemen Mahasiswa ( LKMM ) Nasional Ikatan Lembaga
Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia ( ILMIKI ) ke VI
Salam terimakasih penulis sampaikan kepada :
1. Orang tua yang senantiasa mendoakan dan memberikan restunya
sehingga makalah ini bisa terselesaikan
2. Pihak Dekanat, dosen, dan staf yang mendukung terwujudnya
makalah ini
3. Teman-teman PH HIMIKA 2012/2013 yang senantiasa memberikan
supportnya
4. Seluruh pihak-pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu per satu
Akhir kata, tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
sangat dibutuhkan demi terciptanya karya-karya selanjutnya.
Malang, 10 September 2012
Penulis
CITRA PERAWAT DI MEDIA MASSA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwasanya dizaman ini, di zaman yang
serba canggih dan serba mudah ini, peran media massa sebagai
sarana penyalur berita sangatlah besar dampaknya. Media massa
yang awalnya diciptakan dengan tujuan mempermudah masyarakat
dalam memperoleh berita ter-update, isu-isu yang lagi trend, dan
berita-berita ter-aktual lainnya, semakin lama semakin jauh
meninggalkan hakikat media massa sebagai sarana penyalur berita di
masyarakat. Berita-berita yang disuguhkan pun semakin bervariasi,
mulai dari berita yang memang aktual, berita-berita yang tidak layak
ditayangkan, bahkan yang paling mendominasi adalah infotainment,
gosip para artis lokal maupun mancanegara. Pencitraan tentang suatu
profesi pun kerab ditayangkan sehingga banyak menimbulkan
paradigma-paradigma berbeda oleh masyarakat. Oleh karena itu,
perlu adanya sikap untuk meluruskan paradigma yang sudah
terlanjur mewabah di masyarakat tersebut untuk menyelamatkan
citra profesi kita dimata masyarakat.
2. Rumusan masalah
a. Pengertian media massa
b. Pengertian perawat
c. Citra perawat di masyarakat
d. Citra perawat di media massa
3. Tujuan
a. Memahami siapa perawat, dan bagaimana sesungguhnya citra
perawat
b. Meluruskan citra perawat di mata masyarakat dan media massa
c. Menumbuhkan sikap kritis mahasiswa keperawatan atau profesi
keperawatan untuk memperbaiki citra perawat di mata
masyarakat dan media massa
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Media Massa
Media massa atau pers adalah suatu istilah yang mulai digunakan
pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara
khusus
didesain
untuk
mencapai
masyarakat
yang
luas
(wikipedia.org)
Dari pengertian diatas bisa disimpulkan bahwa sasaran dari media
massa itu sendiri adalah masyarakat luas karena media massa ada
untuk melayani kebutuhan masyarakat akan informasi-informasi dan
berita-berita teraktual yang terjadi di dunia ini.
Fungsi media massa secara umum, ada tiga:
1. Memberi informasi
2. Mendidik atau sarana edukasi
3. Menghibur
Dari ketiga fungsi ini diharapkan media massa bisa menyampaikan
pesan kepada masyarakat sesuai dengan fungsi dan paradigma media
massa pada awalnya. Di dalam menyampaikan
informasi,
diharapkan media massa juga memberikan unsur pendidikan yang
bisa dikemas dengan berbagai metode yang juga bisa menghibur
masyarakat. Ada tiga kata yang menjadi sorotan yaitu INFORMASI,
PENDIDIKAN,
MENGHIBUR.
Ketika
media
massa
menyalahgunakan fungsinya, maka dalam penyampaian informasi
yang salah, akan memberikan pendidikan yang tidak baik juga
kepada masyarakat dan terkadang itu menjadi “hiburan” untuk
beberapa pihak yang kurang bertanggung jawab. Termasuk dalam
hal penyampaian citra perawat di media massa. Ketika media massa
salah menyampaikan atau memberitakan terkait dengan profesi
perawat, maka akan menimbulkan paradigma berbeda tentang
profesi perawat di mata pengguna media massa.
2. Pengertian perawat
Ketika ditinjau dari SK Menkes no 148 tahun 2010 tentang izin dan
penyelenggara praktek perawat Bab 1 pasal 1 dijelaskan bahwa
perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik
didalam maupun diluar negeri sesuai dengan peraturan perundangundangan. dari pengertian diatas dijelaskan bahwa perawat adalah
orang yang telah menyelesaikan study nya dibidang keperawatan
apapun itu tingkatannya, baik SPK, Diploma maupun Sarjana. Tetapi
menurut saya, pengetian perawat tidak cukup sampai disitu. Perawat
adalah bentuk pelayanann profesional. Perawat punya peran penting
dalam pelayanan kesehatan, karena perawat memberikan asuhan
keperawatan secara menyeluruh ( bio-psiko-sosio-spirial). Seorang
perawat tidak hanya harus lulus study bidang keperawatan, tetapi
perawat juga harus punya skill dan kemampuan yang teruji secara
profesional.
3. Peran perawat di masyarakat
Menumbuhkan image atau citra perawat yang baik merupakan salah
satu faktor penting dalam pemenuhan kepuasan pasien dimana
pasien akan memndang rumah sakit mana yang akan dibutuhkan
untuk proses penyembuhan. Pasien akan memandang perawat dari
sudut pandang yang luas, baik melalui panca indera maupun
informasi-informasi yang didapat dari orang lain. Seiring dengan
keinginan dan permintaan klien tentang citr perawat ideal, pasien
mengharapkan sosok perawat yang pprofesional dan memiliki citra
yang baik dalam sikap, cara bertutur kata, sopan santun, knowladge
yang memadai sehingga diharapkan dapat menumbuhkan adanya
hubungan saling. Namun sangat disayangkan sekali bahwasanya
masih banyak kita jumpai dan kita dengar perilaku dan sikap kurang
baik yang dilakukan oleh seorang perawat dalam memenuhi asuhan
keperawatan kepada pasien. Mulai dari perawat yang identik dengan
sombong, tidak ramah, pemarah, kurang komunikasi dengan klien,
serta kurang cepat menanggapi keluhan dari klien sehingga saat ini
perawat masih dinilai belum dapat mencerminkan tenaga perawat
yang profesional dan citra perawat belum sesuai dengan harapan
masyarakat.
Dalam menanggapi citra perawat yang ada di masyarakat saat ini,
organisasi
keperawatan
Indonesia
(PPNI) mulai
seperti
gencar
Persatuan
Perawat
melakukan
uji
Nasional
kompetensi
keperawatan sebagai penyesuaian standard profesi perawat sebelum
perawat melakukan praktek ke masyarakat, sehingga masyarakat
akan merasa nyaman terhadap pelayanan kesehatan yang dilakukan
oleh perawat. Selain itu,untuk menambah pengetahuan dan skill
perawat,
PPNI
bekerjasama
dengan
institusi-institusi
untuk
menyelenggarakan sebuah seminar bagi perawat. Mahasiswa
keperawatan pun juga melakukan kegiatan seperti perayaan hari
perawat internasional, melakukan bakti sosial, serta membantu
dalam kegiatan tanggap bencana.
4. Citra Perawat di Media Massa
Media massa sebagai sarana penyalur informasi yang paling efektif,
cepat dan mudah di akses oleh masyarakat kadang kala
menayangkan
pencitraan
profesi
yang
dapat
menimbulkan
paradigma berbeda tentang citra profesi itu sendiri. Misalnya banyak
kita jumpai foto-foto model perempuan bergaya seksi menggunakan
seragam perawat, lengkap dengan cap untuk menunjang pencitraan
bahwa model tersebut adalah seorang “perawat”. Belum lagi banyak
dalam sebuah adegan di film kalau tugas perawat hanya berdiri
disamping dokter,membawa catatan medis pasien,dan menunggu
disuruh dokter untuk membantu melakukan tindakan. Hal ini akan
menimbulkan pencitraan di masyarakat bahwasanya “perawat adalah
pembantu dokter”. Sungguh sangat memprihatinkan, mengingat
masyarakat sekarang ini telah dibiasakan dengan sesuatu yang serba
instan tanpa berfikir panjang, sehingga ketika melihat hal seperti itu,
langsung muncul pemikiran bahwa perawat “memang seorang
pembantu dokter” tanpa melihat secara real siapa perawat
sesungguhnya,
bagaimana
citra
perawat
sesungguhnya,
dan
sebenarnya tugas perawat itu seperti apa.
Tidak ideal rasanya kalau hanya mengkritik tanpa memberikan
solusi karena apa yang diberitakan oleh media massa harusnya bisa
menjadi bahan instropeksi kita yang berkecimpung didunia
keperawatan. Pencitraan yang selama ini beredar di masyarakat juga
dipicu dengan kurang adanya kepedulian kita terhadap profesi kita
sendiri. Seluruh elemen yang bersangkutan mulai dari mahasiswa,
dosen, perawat praktek, sampai penggerak roda organisasi
keperawatan dinilai kurang mendekatkan diri dengan masyarakat
secara
luas
sehingga
masyarakat
masih
meraba-raba
siapa
sebenarnya perawat, dan apa yang dia lakukan. Ketika kita sudah
membina hubungan dekat dan baik dengan masyarakat, dengan
sendirinya masyarakat dapat menilai profesi kita secara benar sesuai
apa yang kita inginkan. Jadi yang perlu dilakukan adalah
menyelenggarakan gerakan peduli masyarakat, bentuknya bisa
bermacam-macam dan didalam setiap kegiatan itu, harus selalu
melibatkan peran masyarakat.
Penggunaan media massa tidak sepenuhnya merugikan, pencitraan
negatif tentang profesi perawat dimulai dari media massa, dan sudah
seharusnya pengembalian dan meluruskan kembali citra perawat
juga melalui media massa. Menurut teori, orang yang terkenal di
dunia media massa adalah orang yang selalu eksis dan sering
berkecimpung dengan media massa. Jadi hal yang pertama harus
dilakukan adalah meng-eksiskan profesi kita melalui media massa.
Sesering mungkin kita promosikan profesi kita, kita alihkan
paradigma masyarakat yang dulunya menilai lain tentang profesi
kita, bisa menilai secara benar. Bentuknya bisa bervariasi, bisa
dengan mengikuti acara reality show, pasang iklan, kerjasama
dengan lembaga sensor untuk lebih bisa menfilter tayangan-tayangan
yang berkaitan dengan profesi, khususnya profesi keperawatan.
Dalam media cetak, dapat memuat artikel-artikel tentang citra
perawat. Segala bentuk kegiatan yang dilakukan, misalnya
peringatan Hari Perawat Internasional, Bakti sosial dll sebisa
mungkin dimuat dalam media cetak, sebagai bentuk promosi profesi
kita, sekaligus pembuktian bahwa citra perawat tidak seperti apa
yang diberitakan selama ini, bahwa citra perawat sesungguhnya
adalah profesi mulia yang bekerja secara profesional, melayani
masyarakat dalam pemenuhan asuhan keperawatan mulai dari biopsiko-sosio-spiritual.
BAB III
PENUTUP
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwasanya citra perawat di
masyarakat maupun media massa masih dipandang sebelah mata, sehingga
dibutuhkan sikap dan gerakan-gerakan untuk merubahnya. Kita sebagai
mahasiswa keperawatan punya andil besar dalam meluruskan kembali citra
perawat supaya profesi perawat bisa benar-benar menjadi profesi yang
profesional dan mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
http://ilmiki.blogspot.com/2012/03/isu-strategis-keperawatan-dalammedia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Media_massa
http://artikel-media.blogspot.com/2010/03/perawat-bukan-pembantudokter.html
SK MENKES NO 148 TAHUN 2010 tentang Izin dan Penyelenggara
Praktek Perawat