EVALUASI PENULISAN SKRIPSI DI PERGURUAN

EVALUASI PENULISAN SKRIPSI DI PERGURUAN TINGGI
TEOLOGI AGAMA KRISTEN (PTTAK)
Pilipus M Kopeuw )*
ABSTRAKSI : Setiap perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang membuka
program strata satu (S1) mewajibkan mahasiswanya menulis skripsi pada akhir studi. Secara
klasik semua perguruan tinggi mempunyai buku pedoman penulisan skripsi. Demikian
halnya dengan Perguruan Tinggi Teologi Agama Kristen (PTTAK) mempunyai buku
tersebut. Buku itu disusun berdasarkan pedoman penulisan skripsi dari Dirjend Bimas
Kristen Departemen Agama RI yang kemudian disesuaikan dengan kemampuan rata-rata
dosen PTTAK dalam bidang penelitian. Sejak PTTAK eksis belum pernah diadakan analisis
untuk mengevaluasi kualitas skripsi yang ditulis dalam bentuk jurnal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kualitas penulisan skripsi
di PTTAK, hasilnya kemudian digunakan untuk meningkatkan kualitas penulisan skripsi,
kualitas dosen pembimbing, kualitas penelitian jurusan dan kualitas penelitian lembaga
PTTAK. Analisis kualitas skripsi ini ingin menyelidiki pokok dan antarbagian sistematika
dalam hal-hal menyangkut penulisan skripsi.
Skripsi dikatakan berkualitas apabila sistematika penulisan skripsi yang digunakan
tepat, metodologi penelitian yang digunakan benar, mahasiswa tidak bingung dalam
menerima bimbingan, dosen dapat memberikan bimbingan sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya, serta dosen yang menjadi pembimbing yang kompeten di bidangnya.
Analisis kualitas skripsi ini bersumber dari buku pedoman penulisan skripsi,

kurikulum mata kuliah metodologi penelitian, dan mata kuliah statistika yang diterbitkan
oleh Dirjend Bimas Kristen Departemen Agama RI. Dengan demikian diharapkan dapat
diketahui kualitas penulisan skripsi di PTTAK.
Pada Perguruan Tinggi Teologi Agama Kristen (PTTAK) terdapat tiga (3) jurusan,
yaitu, Jurusan Pendidikan Agama Kristen (PAK), Jurusan Teologi dan Jurusan Musik
Gereja.
Kata Kunci: kualitas skripsi, kualitas dosen pembimbing, kualitas penelitian lembaga
PTTAK
PENDAHULUAN
Perguruan tinggi di Indonesia
mengemban tiga dharma atau tugas,
yaitu (a) tugas pendidikan, (b) tugas
penelitian, dan (c) tugas pengabdian
kepada masyarakat. Tenaga pengajar
sebagai unsur utama dalam kegiatan
akademik di kampus, juga mengemban
ketiga tugas itu sekaligus. Karena itu
merupakan hal yang sangat penting,
maka setiap tenaga pengajar selalu
berusaha meningkatkan kemampuan

dan
ketrampilannya
dalam
melaksanakan ketiga tugas tersebut. Hal
ini sejalan dengan perkembangan ilmu,
perkembangan
teknologi,
serta
kebutuhan yang dihadapinya.

Dalam usaha meningkatkan suasana
akademik di kampus serta dalam upaya
memadai penyajian pengalaman belajar yang
menumbuhkan sikap, kemampuan dan
ketrampilan meneliti pada mahasiswa,
metodologi penelitian merupakan hal yang
esensial. Setiap mata kuliah diharapkan dapat
menimbulkan kegairahan meneliti; setiap
matakuliah
selain

mengembangkan
penguasaan “materi” mata kuliah juga
diharapkan dapat memberikan pengalaman
belajar
yang
menumbuhkan
sikap,
kemampuan, dan ketrampilan meneliti pada
mahasiswa. Dalam rangka upaya yang
demikian itu penguasaan tenaga pengajar
terhadap metodologi penelitian merupakan
condition sine qua non. Dengan penguasaan
yang mantap terhadap Metodologi Penelitian

diharapkan para tenaga pengajar dapat
menyertakan (menyisipkan) metodemetode penelitian serta hal-hal yang
berkaitan dengan penelitian dalam
bidang yang sedang diajarkannya.
Penulisan skripsi biasanya
dilaksanakan pada akhir studi dalam

meraih gelar sarjana. Sehingga tertera
tulisan pada cover skripsi yakni “untuk
memenuhi salah satu syarat dalam
memperoleh gelar sarjana sesuai
program studi. Penulisan skripsi
merupakan suatu kegiatan penelitian
ilmiah. “Pengetahuan yang diperoleh
dengan pendekatan ilmiah dan dibangun
di atas teori tertentu. Teori itu
berkembang melalui penelitian ilmiah,
yaitu penelitian yang sistematik dan
terkontrol berdasarkan atas data
empiris. Teori itu dapat diuji (dites)
dalam hal keajegan dan kemantapan
internalnya. Artinya, jika penelitian
ulang dilakukan orang lain menurut
langkah-langkah yang serupa pada
kondisi yang sama akan di peroleh hasil
yang ajeg (consistent), yaitu hasil yang
sama atau langkah-langkah penelitian

yang teratur dan terkontrol itu telah
terpolakan dan sampai batas tertentu, diakui
umum.
Pendekatan
ilmiah
menghasilkan kesimpulan yang serupa
bagi hampir semua orang, karena
pendekatan tersebut tidak diwarnai oleh
keyakinan pribadi, bias, dan perasaan.
Cara menyimpulkan bukan subyektif,
melainkan
obyektif
(Sumadi
Suryabrata, 2003:5).
1. Analisis Kualitas Skripsi
a. Pengertian.
Analisis adalah penguraian
suatu pokok berbagai bagiannya dan
penelaan bagian itu sendiri serta
hubungan

antarbagian
untuk
memperoleh pengertian yang tepat
dan pemahaman arti keseluruhan
(Depdiknas, 2005:43). Kualitas
adalah tingkat baik buruknya
sesuatu (Depdiknas, 2005:603).
Skripsi adalah suatu karya ilmiah

yang berisi hasil penelitian, baik
penelitian lapangan maupun penelitian
pustaka yang dilakukan oleh seorang
mahasiswa sebagai salah satu syarat
akademik untuk memperoleh gelar
kesarjanaan. Bobot skripsi untuk program
pendidikan strata satu adalah : 6 SKS
(Dirjen Bimas Kristen, 1996:1).
Berdasarkan pengertian-pengertian
di atas maka yang dimaksud dengan
analisis

kualitas
skripsi
adalah
menguraikan pokok-pokok bagian yang
berkaitan dengan skripsi dan melihat
tingkat baik buruk dari suatu hasil
penelitian sehingga dapat memberikan
pemahaman tentang kualitas dari skripsi
tersebut. Pokok-pokok bagian yang
berkaitan dengan skripsi antara lain; isi
sistematika penulisan,
penggunaan
metode penelitian, peranan dosen
pembimbing, peran lembaga dalam
peningkatan dan pengembangan penelitian
dan semua kegiatan yang berkaitan
dengan skripsi. Selain itu, hal yang tidak
kalah pentingnya juga adalah setiap
jurusan yang ada di Peguruan Tinggi
Teologi Agama Kristen (PTTAK)

mempunyai visi di bidang penelitian
yakni meningkatkan dan mengembangkan
penelitian. Dari sisi ini juga menjadi salah
satu perhatian analisa atau evaluasi
peningkatan dan pengembangan terhadap
kualitas penulisan skripsinya. Hal
menyangkut tentang peningkatan dan
pengembangan penelitiannya.
b. Skripsi
Skripsi sering menjadi momok yang
menakutkan bagi mahasiswa semester
akhir. Mengapa demikian? Karena
mahasiswa kurang terbiasa menulis,
dalam arti menulis karya tulis ilmiah.
Skripsi merupakan karya ilmiah yang
ditulis oleh mahasiswa program sarjana
pada akhir masa studinya berdasarkan
hasil penelitian, atau kajian kepustakaan,
atau pengembangan terhadap suatu
masalah yang dilakukan secara seksama.

Penulisan skripsi mempunyai tujuan
memberi pengalaman belajar kepada
mahasiswa dalam menyelesaikan masalah
2

secara
ilmiah,
dengan
cara
melakukan sendiri, menganalisis
dan menarik kesimpulan, serta
menyusunnya menjadi bentuk karya
ilmiah (Damono, 2002:1).
Di saat akhir studinya
seorang
mahasiswa
akan
mengembangkan pengetahuan yang
sudah di perolehnya selama studi
untuk melihat suatu masalah dan

mencoba menjelaskannya secara
ilmiah. Kaidah-kaidah ilmiah antara
lain obyektif, bertumpuh pada data,
kesimpulan di ambil berdasarkan
prosedur yang jelas, dan seluruh
pembahasan dalam skripsi harus
berdasarkan rasio atau dapat
diterima dengan akal. Menulis
skripsi tidaklah sulit, karena ada
dosen
pembimbing.
Dosen
pembimbing bisa dipilih oleh
mahasiswa sendiri, tetapi ada juga
perguruan tinggi yang langsung
menunjuk dosen pembimbingnya
melalui fakultas dan jurusannya.
Dosen
pembimbing
bertugas

memberikan arahan yang kontruktif,
baik dari aspek teknis penulisan,
aspek isi, sampai pada aspek metode
yang digunakan dalam penelitian
skripsi.
c. Peranan Pembimbing Skripsi
Pembimbing
dalam
proses
pembimbingan yang dilakukan
mempunyai
tanggung
jawab
akademik,
sekaligus
tanggung
jawab moral terhadap hasil kerja
mahasiswa.
Tanggung
jawab
akademik artinya pembimbing ikut
bertanggung jawab terhadap hasil
kerja mahasiswa, baik tanggung
jawab aspek akademik maupun isi
skripsi. Tanggung jawab moral
artinya pembimbing secara moral
berkewajiban melakukan bimbingan
kepada mahasiswa dan tidak
membiarkan begitu saja mahasiswa
yang dibimbingnya mengalami
kesulitan atau hambatan.

Pada
umumnya
pembimbing
berjumlah dua orang, terdiri dari
pembimbing pertama, dan pembimbing
kedua. Pembimbing pertama, bertugas
memberi bimbingan dan menilai skripsi
dari awal sampai akhir. Pembimbing
kedua bertugas membantu pembimbing
pertama terutama dalam teknik penulisan.
Namun demikian, antara pembimbing
pertama dan pembimbing kedua tidak
akan berjalan sendiri-sendiri apalagi
pendapatnya saling bertentangan dan
bertolak belakang. Hal terpenting yang
harus di perhatikan oleh mahasiswa
adalah mengikuti petunjuk dan arahan dari
kedua dosen pembimbing tanpa harus
mempertahankan salah satu. Tinggal
kepada mahasiswa, bagaimana dua arahan
dapat di satukan dalam redaksi yang
diharapkan.
d. Sistematika Skripsi di PTTAK
Sesuai dengan buku pedoman
penulisan skripsi yang dikeluarkan oleh
Dirjen Bimas Kristen Departemen Agama
RI skripsi tersusun atas tiga bagian utama
yang terdiri dari: bagian awal, bagian inti,
dan bagian referensi. Sistematika skripsi
ini digunakan oleh semua Perguruan
Tinggi Teologi Agama Kristen (PTTAK)
di seluruh Indonesia.
Sistematika
skripsinya sebagai berikut :
A. Bagian awal yang terdiri dari :
1. Halaman judul
2. Halaman pengesahan
3. Abstraksi
4. Prakata
5. Daftar isi
6. Daftar tabel (bila ada)
7. Daftar gambar (bila ada)
8. Daftar lampiran (bila ada)
B. Bagian inti yang terdiri dari :
1. Pendahuluan (satu bab)
2. Laporan studi dan pembahasan
(tidak lebih dari tiga bab)
3. Kesimpulan dan Saran (satu bab)
C. Bagian referensi yang terdiri
dari :
1. Daftar pustaka
3

2. Lampiran-lampiran (jika ada)
3. Indeks istilah
4. Surat dari lokasi penelitian bahwa
yang bersangkutan benar
mengadakan penelitian (khusus
yang meneliti di lapangan)
5. Curriculun vitae
Penjelasan bagian inti sistematika
penulisan Skripsi untuk PTTAK Sentani
sebagai berikut;
Bab I Pendahuluan yang terdiri dari;
Latar Belakang Masalah, Perumusan
Masalah, Manfaat Penelitian, Tujuan
Penelitian, Definisi
Operasional,
Sistematika Penulisan.
Bab II Landasan Teori/Kajian
Pustaka yang terdiri dari; Telaah
Kepustakaan, Kerangka Pemikiran.
Bab III Metodologi Penelitian yang
terdiri dari; Metode Penelitian, Variabel
Penelitian, Populasi dan Sampel,
Teknik Pengumpulan Data, Teknik
Analisa Data.
Bab IV Hasil dan Pembahasan yang
terdiri dari; Karakteristik Responden,
dan Hasil Penelitian.
Bab V Penutup yang terdiri dari;
Kesimpulan, dan Saran
2. Metode Penelitian
Secara garis besar metode
penelitian untuk penulisan skripsi di
kalangan Perguruan Tinggi Teologi
Agama Kristen (PTTAK) di
klasifikasikan menjadi tiga jenis,
yaitu metode penelitian kuantitatif,
metode penelitian kualitatif dan
metode penelitian pustaka. Secara
tradisional terdapat jurang antara
penelitian kualitatif dan kuantitatif,
dimana masing-masing memiliki
paradigma yang sedikit berbeda.
Perbedaan antara kedua paradigma
itu
berkait
dengan
tingkat
pembentukan pengetahuan dan
proses
penelitian;
tingkat
epistemologi yang cukup tipis,
tingkat teori tengahan (middle
range), sebagaimana diuraikan
dalam kerangka teoritis, serta
tingkat metode dan teknik-teknik

(Julia Brannen, 2005:9). Metode yang
dapat digunakan dalam penulisan Skripsi
di Perguruan Tinggi Teologi Agama
Kristen (PTTAK) ada 3 macam, antara
lain; metode penelitian kuantitatif, metode
penelitian kualitatif dan metode penelitian
kepustakaan. Penjelasan secara garis besar
dapat dijelaskan seperti di bawah ini.
a. Metode Kuantitatif
Metode
kuantitatif
di
klasifikasikan menjadi tujuh kategori,
yaitu penelitian deskriptif, penelitian
perkembangan,
penelitian
tindakan,
penelitian perbandingan kausal, penelitian
korelasional, penelitian eksperimental
semu, dan penelitian eksperimental
(Sudarwan Danim :2002).
1. Penelitian
deskriptif
(descriptive
research)
dimaksudkan
untuk
mendeskripsikan suatu situasi atau
area populasi tertentu yang bersifat
faktual secara sistematis dan akurat.
Langkah umum penelitian deskriptif
adalah: (1) mengidentifikasi masalah,
(2) mendefinisikan masalah secara
spesifik, (3) merumuskan rancangan
atau
desain
pendekatan,
(4)
mengumpulkan dan menganalisis data,
(5) menyusun laporan penelitian.
2. Penelitian
perkembangan
(development
research)
yang
dimaksud
untuk
meneliti
perkembangan suatu subjek menurut
pola dan urutan berdasarkan fungsi
waktu.
3. Penelitian tindakan. Tujuan penelitian
tindakan atau penelitian (actions
research) adalah mengembangkan
ketrampilan baru atau cara pendekatan
dan memecahkan masalah dengan
aplikasi langsung.
4. Penelitian
perbandingan
kausal
(causal
comparative
research)
bertujuan meneliti hubungan sebabakibat atau kemungkinan hubungan
sebab-akibat dengan cara mengamati
akibat yang ada dan mencari kembali
faktor-faktor yang mungkin menjadi
penyebab dari akibat itu, melalui
pengumpulan data tertentu.
4

Langkah-langkah
umum
penelitian perbandingan kausal ;
mengidentifikasikan
dan
merumuskan masalah yang akan
diteliti,
melakukan
studi
kepustakaan,
merumuskan
asumsi dan studi hipotesis,
menyusun
instrument,
mengumpulkan
data,
dan
menganalisisnya untuk menguji
hipotesis,
dan
menyusun
laporan.
5. Penelitian
korelasional
(correlational
research)
bertujuan menentukan seberapa
besar variansi-variansi pada satu
atau beberapa faktor lain
berdasarkan koefisien korelasi.
Penelitian korelasional secara
umum
dilakukan
dengan
menempuh
langkah-langkah
sebagai berikut:
a. mengidentifikasi
dan
merumuskan masalah
b. mendefinisikan masalah
c. melakukan
studi
kepustakaan
dalam
kerangka
pendalaman
teori dan perumusan
hipotesis
d. merancang pendekatan
yang akan digunakan.
Termasuk
dalam
kegiatan
ini
adalah
mengidentifikasi variabel
yang
relevan,
menentukan
subjek
penelitian secara tepat,
memilih dan menyusun
alat ukur yang cocok,
dan memilih metode
korelasional yang cocok
e. melakukan pengumpulan
data
f. melaksanakan
analisis
dan interpretasi data
g. menarik
kesimpulan,
merumuskan
rekomendasi
dan
implikasi, dan membuat
laporan penelitian

6. Penelitian eksperimental-semu (quasi
experimental research) dimaksudkan
untuk memperoleh informasi tertentu,
berupa prakiraan bagi informasi yang
dapat diperoleh bagi eksperiemen
yang sebenarnya.
7. Penelitian
dengan
pendekatan
percobaan
atau
eksperimental
(experimental
research)
atau
penelitian eksperimental sungguhan
(True
experimental
research)
dimaksudkan
untuk
menyelidiki
kemungkinan hubungan sebab dan
akibat (cause-and effect relationship),
dengan cara mengekspose satu atau
lebih kelompok eksperimental dan
satu atau lebih kondisi eksperimen dan
membandingkan hasilnya dengan satu
atau lebih kelompok kontrol yang
tidak di kenai tritmen.
Penelitian ini umumnya dilakukan
dengan menempuh langkah-langkah
sebagai berikut:
a. mengidentifikasi
dan
mendefinisikan masalah
b. melakukan studi pustaka
c. merumuskan hipotesis atau dasar
hasil studi pustaka
d. merumuskan definisi dan istilah
atau definisi operasional variabel
e. menyusun
rancangan
eksperimental, yang meliputi
identifikasi variabel yang relevan,
identifikasi
variabel
non
eksperimen,
menentukan
rancangan, memilih sampel yang
representatif
bagi
populasi
tertentu, perlakuan, menyusun alat
ukur hasil eksperimen, rancangan
prosedur, rancangan prosedur
pengumpulan data, dan menguji
hipotesis
f. melaksanakan eksperimen
g. menganalisis data dan melakukan
tes signifikansi untuk menentukan
tahap signifikansi hasilnya
h. menginterpretasi hasil, perumusan
kesimpulan,
diskusi
dan
pembuatan laporan.
1) Teknik Pengumpulan Data
Kuantitatif
5

Pada dasarnya, pendekatan
kuantitatif menggunakan angka
sebagai ukuran datanya. Tujuannya
adalah untuk memberikan deskripsi
statistik, hubungan, atau penjelasan.
Teknik
kuantitatif
digunakan
sebagai suatu cara meringkas
jumlah amatan yang besar serta
untuk
menunjukkan
tingkat
kesalahan dalam mengumpulkan
dan melaporkan data secara
numerikal.
Data
dikumpulkan
dengan instrumen yang telah di
desain sebelumnya dengan cara
tertentu.
Ada beberapa cara atau teknik
yang secara garis besar dapat
dibedakan menjadi ;
a. instrumen tes
b. instrumen angket
c. instrumen wawancara
terstandar
d. instrumen observasi
terstruktur
tujuannya sama yaitu untuk
mendapatkan informasi dari subyek
(Ibnu Hadjar, 1996:169).
2) Analisis Data Kuantitatif
Setelah
data
penelitian
kuantitatif
terkumpul,
langkah
berikutnya yang harus dilakukan
oleh peneliti adalah melakukan
penskoran atau mengubah data
tersebut dalam bentuk angka-angka
kuantitatif. Hal ini dimaksudkan
agar memungkinkan dilakukannya
analisis
menggunakan
teknik
statistik.
Sebelum
penskoran
dilakukan , peneliti perlu memeriksa
lebih dulu data yang telah diperoleh
untuk mengecek apakah data
tersebut sudah sesuai dengan yang
diharapkan.
Penelitian kuantitatif sangat
mengandalkan angka-angka dalam
laporan tentang pemilihan subyek,
hasil, dan dalam mengestimasikan
reliabilitas dan validitas instrumen.
Angka-angka
yang
digunakan

bersama simbol-simbol dimanipulasi
dalam laporan tersebut disebut statistik.
Teknik statistik yang sering digunakan
dalam penelitian pendidikan adalah
deskriptif dan inferensial. Statistik
deskriptif adalah teknik statistik yang
memberikan informasi hanya mengenai
data yang dimiliki dan tidak bermaksud
untuk menguji hipotesis dan kemudian
menarik kesimpulan (inferensi) yang
digeneralisasikan untuk data yang lebih
besar atau populasi. Statistik deskriptif
hanya digunakan untuk menyajikan dan
menganalisis data agar lebih bermakna
dan komunikatif dan disertai perhitungan perhitungan sederhana yang bersifat lebih
memperjelas
keadaan
dan
atau
karakteristik data yang bersangkutan.
Statistik deskriptif juga mencakup
hitungan-hitungan yang sederhana , yang
biasanya disebut sebagai statistik dasar
yang antara lain meliputi penghitungan
frekwensi, persentase, skor tertinggi dan
terendah, rata-rata hitung, simpangan
baku, persentil, pembuatan tabel, diagram
dan lain-lain (Burhan, 2002:8).
Sedangkan
statistik
inferensial
merupakan cara yang digunakan untuk
menarik
kesimpulan
(infer)
atau
memprediksi karakteristik yang dimiliki
oleh populasi dengan cara mempelajari
sampel yang diobservasi (Ibnu Hadjar,
1996:214). Statistik inferensial adalah
statistik yang berkaitan dengan analisis
data (sampel) untuk kemudian dilakukan
penyimpulan
(inferensi)
yang
digeneralisasikan kepada keseluruhan
subyek tempat data itu di ambil
(populasi). Statistik inferensial antara lain
teknik yang berupa perhitungan korelasi,
t-tes, analisis varians, chi kuadrat, regresi,
dan lain-lain.
3) Sistematika/Format Quantitative
Approach
Bab I Pendahuluan yang terdiri dari:
Latar Belakang, Identifikasi Masalah,
Rumusan Masalah, Pembatasan Masalah,
Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian
Bab II Kerangka Teori. Yang terdiri dari:
Penelitian yang relevan, Konsep, Rumusan
6

hipotesis, Definisi istilah, Definisi
Operasional
Bab III Metode Penelitian yang
terdiri dari: Metode penelitian, Populasi
dan
Sampel,
Variabel-Variabel,
Instrumen, Prosedur pengukuran dan
Teknis Analisis
Bab IV Hasil Penelitian yang terdiri
dari: Deskripsi, Hasil Pengujian,
Diskusi.
Bab V Kesimpulan
b. Metode Kualitatif
Adapun
metode
penelitian
kualitatif meliputi tujuh jenis, yaitu
penelitian
fenomenologikal,
penelitian grounded, penelitian
etnografi,
penelitian
historis,
penelitian
kasus,
penelitian
filosofikal, dan penelitian teori
kritik sosial. Ada lima ciri penelitian
kualitatif, yaitu:
a. penelitian kualitatif mempunyai
seting alami sebagai sumber
data langsung dan peneliti PAK,
Teologi dan Musik Gereja
adalah instrumen utamanya.
b. penelitian kualitatif bersifat
deskriptif, yaitu data yang
terkumpul berbentuk kata-kata,
gambar bukan angka-angka.
Kalaupun ada angka-angka,
sifatnya
hanya
sebagai
penunjang. Data yang diperoleh
meliputi
transkip
interviu,
catatan lapangan, foto, dokumen
pribadi dan lain-lain.
c. penelitian
kualitatif
lebih
menekankan proses kerja, yang
seluruh fenomena yang dihadapi
diterjemahkan dalam kehidupan
sehari-hari,
terutama
yang
berkaitan langsung dengan
masalah PAK, Teologi dan
Musik Gereja.
d. penelitian kualitatif cenderung
menggunakan
pendekatan
induktif.
Abstraksi-abstraksi
disusun oleh peneliti PAK,
Teologi dan Musik Gereja atas
data yang telah terkumpul dan

dikelompokan bersama-sama melalui
pengumpulan data selama kerja
lapangan dilokasi penelitian
e. Penelitian kualitatif memberi titik
tekan pada makna, yaitu fokus
penelaahan terpaut langsung dengan
masalah kehidupan manusia
1) Teknik Pengumpulan Data
Kualitatif
Meskipun tidak ada keharusan bagi
peneliti kualitatif untuk menyusun
instrument penelitian secara “canggih”, ia
harus tetap berpijak pada rambu-rambu
yang tepat agar tidak terjadi deviasi data
yang dikumpulkan. Salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk memperkuat fokus
dan mengakses data secara komprehensif
dan
mendalam
adalah
dengan
memasangkan beberapa jenis instrumen
penelitian sebagai alat pengumpul data.
Berikut ini disajikan beberapa instrumen
penelitian yang kerap kali dipakai dalam
kualitatif.
1. Angket terbuka
2. Wawancara mendalam
3. Observasi partisipan
4. Format-format untuk data lapangan.
2) Analisis Data Kualitatif
Hal-hal apa yang terdapat dalam
analisis kualitatif ? Pertama, data yang
muncul berwujud kata-kata dan bukan
rangkaian angka. Data itu mungkin telah
dikumpulkan dalam aneka macam cara
(observasi, wawancara, intisari dokumen,
pita rekaman), dan yang biasanya
‘diproses’
kira-kira
sebelum
siap
digunakan.
(melalui
pencatatan,
pengetikan, penyuntingan, atau alih-tulis),
tetapi
analisis
kualitatif
tetap
menggunakan kata-kata, yang biasanya
disusun dalam teks yang di perluas.
Analisis terdiri dari tiga alur kegiatan
yang terjadi secara bersama yaitu: reduksi
data,
penyajian
data,
penarikan
kesimpula/verifikasi.
Reduksi data diartikan sebagai
proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan,
7

dana transformasi data ‘kasar’ yang
muncul dari catatan-catatan tertulis
di lapangan.
Penyajian data / Display
data sebagai sekumpulan informasi
tersusun
yang
memberi
kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan
dan
pengambilan
tindakan. Penyajian yang paling
sering
digunakan
pada
data
kualitatif pada masa yang lalu
adalah bentuk teks naratif. Teks
tersebut terpencar-pencar, bagian
demi bagian, dan bukan simultan,
tersusun kurang baik, dan sangat
berlebihan. Sehingga perlu disusun
dan dijadikan sebuah penyajian
yang mudah di pahami. Penyajianpenyajian
yang
lebih
baik
merupakan suatu cara yang utama
bagi analisis kualitatif yang valid.
Menarik
kesimpulan
/
verifikasi.
Dari
permulaan
pengumpulan
data,
seorang
menganalisis
kualitatif
mulai
mencari
‘arti’
benda-benda,
mencatat keteraturan, pola-pola,
penjelasan, konfigurasi-konfigurasi
yang mungkin, alur sebab akibat,
dan
proporsi.
Peneliti
yang
berkompeten
akan
menangani
kesimpulan-kesimpulan itu dengan
longgar, tetap terbuka dan skeptis
(ragu-ragu/kurang percaya), tetapi
kesimpulan sudah disediakan, mulamula belum jelas, kemudian
meningkat menjadi lebih rinci, dan
mengakar dengan kokoh (Mattew B.
Miles, 1992).
3)Sistematika Penelitian Kualitatif
Bab I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Fokus
Penelitian
dan
Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Paradigma
E. Manfaat Penelitian
Bab II. ACUAN TEORI
A. Acuan Teori (berkaitan
dengan fokus penelitian)

B. Acuan Teori (Sub Fokus 1)
C. Acuan Teori (Sub Fokus 2)
D. Acuan Teori (Sub Fokus 3) dst.
Bab III. METODOLOGI
PENELITIAN
A. Deskripsi Latar, Sumber Data,
Satuan Kajian, Dan Entri
B. Metode/Teknik Penelitian
C. Data dan Sumber Data
D. Prosedur Pengumpulan Data
E. Analisis Data
F. Pemeriksaan Keabsahan Data
Bab IV. PAPARAN DATA DAN
TEMUAN HASIL
PENELITIAN
A. Deskripsi Data
B. Temuan Hasil Penelitian
C. Pembahasan Temuan Hasil
Penelitian
Bab V. KESIMPULAN,
IMPLIKASI DAN
SARAN-SARAN
A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Saran-Saran
(Lexy J Moleong, 2006:398)
c. Metode Penelitian Kepustakaan
Hampir semua jenis penelitian
memerlukan studi pustaka. Walau pun
orang sering membedahkan antara
penelitian pustaka (library research) dan
penelitian lapangan (field research),
keduanya tetap memerlukan penelusuran
pustaka. Perbedaannya yang utama
hanyalah terletak pada tujuan, fungsi dan
atau kedudukan studi pustaka dalam
masing-masing penelitian itu. Dalam
penelitian lapangan penelusuran pustaka
terutama dimaksudkan sebagai langkah
awal untuk menyiapkan kerangka
penelitian (research design) dan atau
proposal guna memperoleh informasi
penelitian sejenis, memperdalam kajian
teoritis atau mempertajam metodologi.
Sedangkan
penelitian
pustaka,
penelusuran pustaka lebih dari pada
sekedar melayani fungsi yang disebutkan
diatas. Penelitian pustaka sekaligus
memanfaatkan sumber perpustakaan
untuk memperoleh data penelitiannya.
8

Tegasnya
penelitian
pustaka
membatasi kegiatannya hanya pada
bahan-bahan koleksi perpustakaan
saja tanpa memerlukan riset
lapangan (Mestika Zed, 2004:1).
Metode penulisan skripsi untuk
Jurusan Teologi dan PAK ada dua
yakni Analisis Literatur (Studi
kepustakaan/metode
penelitian
kepustakaan) dan survey (Studi
lapangan dengan metode penelitian
kualitatif dan kuantitatif). Untuk
studi teologi dengan pendekatan
analisis literatur atau dengan
menggunakan metode penelitian
kepustakaan sebaiknya berisikan
hal-hal sebagai berikut;
Bab I Pendahuluan yang terdiri
dari: Latar Belakang Masalah,
Rumusan
Masalah,
Tujuan
Penelitian, Pentingnya Penelitian,
Hipotesis, Ruang Lingkup, Metoda
dan Prosedur Penelitian, Definisi
Istilah dan Sistematika Penulisan.
Bab II membahas telaah
kepustakaan /Landasan teori/Kajian
pustaka.
Bab III membahas Gambaran
Umum Obyek Penelitian.
Bab IV membahas Analisis Data
Bab V membahas Kesimpulan
dan Saran(Dirjen Bimas Kristen,
1996:10-12).
Sistematika/format
penelitian
pustaka menurut Teresia K Ibrahim
(2001:13) sebagai berikut:
BAB 1. Latar Belakang
1.1. Masalah
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
BAB 2. Tinjauan Pustaka
2.1. Analisis
2.2. Sintesa
BAB 3. Hasil Penelitian
3.1. Interpretasi

METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis
menggunakan penelitian kualitatif.

Instrumennya adalah dengan observasi
terhadap semua kegiatan penulisan dan
bimbingan hingga ujian skripsi, wawancara
dengan mahasiswa dan dosen, dan studi
dokumen dengan menyelidiki skripsi jadi.
HASIL PENELITIAN
Dari data yang telah dikumpulkan dalam
penelitian ini, selanjutnya di analisis, maka
hasil yang di peroleh tentang ;
1. Kualitas Skripsi di PTTAK.
Skripsi bagian awal, tidak ada abstraksi,
daftar tabel, daftar gambar, dan daftar
lampiran. Ternyata dalam skripsi ditulis oleh
mahasiswa terdapat tabel, dan gambar, tetapi
tidak dibuatkan daftarnya.
Skripsi bagian Inti, bab II tentang kajian
pustaka, Isi Teori, Konstruksi teori dan
bahasa (metode penguraian) belum sistematis
dan kurang fokus dan spesifik pada judul dan
tujuan
penelitian.
Dengan
demikian,
mahasiswa dalam membuat kerangka
pemikirannya kurang tepat.
Skripsi bagian inti bab III tentang
Metodologi Penelitian, bagian metode
penelitian sudah ditetapkan tetapi tidak
memakai sistematika dan aturan dari
penggunaan model metode penelitian
tersebut. Misalnya, metode penelitian yang
digunakan dalam penulisan skripsi adalah
pendekatan penelitian kuantitiatif, tetapi
dalam analisis datanya tidak menggunakan
statistik deskriptif atau inferensial dengan
program SPSS (Statistical Product and
Service Solution). Namun yang digunakan
adalah model analisis kualitatif. Penggunaan
pendekatan metode penelitian tidak tepat dan
sangat kacau. Hal ini diakibatkan oleh tidak di
gunakannya buku pedoman penulisan skripsi
sebagai panduan dalam menulis skripsi,
keterbatasan dosen metodologi penelitian
dalam memperkenalkan klasifikasi atau
pendekatan dan jenis-jenis penelitian kepada
mahasiswa. Kendala lain juga adalah
keterbatasan pengetahuan dosen pembimbing
tentang metodologi penelitian. Jadi, penulisan
skripsi di PTTAK belum mampu menerapkan
penggunaan metode penelitian kualitatif,
metode penelitian kuantitatif dan metode
9

penelitian kepustakan dengan tepat di
karenakan kekurangtahuan akan model
penelitian tersebut. Itu sebabnya,
penggunaan model penelitian di batasi
hanya pada model penelitian yang
sudah berjalan di PTTAK masingmasing.
Dalam bagian referensi skripsi,
sebagian besar mahasiswa tidak
mencantumkan
lampiran-lampiran
seperti; angket, pedoman wawancara,
pedoman
observasi
yang
telah
dipergunakan dalam pengumpulan data,
Indeks istilah, Surat ketarangan dari
lokasi penelitian yang menyatakan
bahwa
yang bersangkutan benar
mengadakan penelitian (khusus yang
meneliti di lapangan), dan Curriculun
vitae.
2. Kualitas Dosen Pembimbing
Rata-rata
kualitas
tingkat
pendidikan dosen adalah strata satu dan
tingkat pemahaman akan metodologi
penelitian yang kurang tepat tentang
bagaimana studi pustaka dan bagaimana
studi lapangan. Hal itu disebabkan oleh,
hampir di semua perguruan tinggi
teologi di Indonesia rata-rata sama
dalam menggunakan model penelitian
dalam penulisan skripsi, sehingga
lulusan
Strata
satunya
kurang
menguasai
metodologi
penelitian
dengan benar.
Pembagian tugas dan tanggung
jawab dari dosen pembimbing skripsi
yang kadang tidak jelas batasannya,
sehingga mahasiswa yang di bimbing
merasa kesulitan. Itu berarti Tugas dan
peranan pembimbing I dan II tidak
jelas.
Penunjukan dosen pembimbing
skripsi yang
tidak berdasarkan
kompetensi dan spesifikasi dosen.
Artinya
penunjukkan
dosen
pembimbing harus berkaitan dengan
kompetensi dosen dengan masalah/judul
skripsi, sehingga penelitian yang
dilakukan itu benar-benar bermutu dan
bermanfaat secara substansial.

Jurusan masing-masing kurang berperan
dalam memberikan outline judul-judul skripsi
yang bisa menjadi acuan bagi mahasiswanya
dalam melihat masalah berdasarkan ilmu yang
sudah di perolehnya selama studi. Kenyataan
yang di temui di beberapa Perguruan Tinggi
Teologi Agama Kristen adalah bahwa juduljudul skripsi yang ada hanya itu-itu saja,
kemudian lokasi-lokasi penelitiannya yang
berbeda. Memperhatikan judul-judul skripsi
yang serupa tapi tak sama itu menunjukkan
kualitas dosen pembimbing dan kualitas
jurusan yang belum serius untuk mengadakan
perubahan akan kemajuan-kemajuan kualitas
skripsi pada jurusan masing-masing.
Ada sebagian kecil dosen yang
memanfaatkan moment penulisan skripsi
secara komersial. Ini bukanlah sikap seorang
pendidik yang baik. Ada skripsi yang dibuat
langsung oleh beberapa dosen, untuk
mahasiswanya. Alasan di balik itu ada banyak
faktor, antara lain: mahasiswa tidak mampu
mengerjakan sendiri, mahasiswa tidak punya
waktu untuk mengerjakan itu karena sibuk
dengan pekerjaannya, ada juga karena
memang karena takut salah, dan sebagainya.
3. Kualitas Buku Pedoman
Penulisan Skripsi.
Setiap Perguruan Tinggi Teologi Agama
Kristen mengembangkan Buku Pedoman
Penulisan Skripsi, disesuai dengan pedoman
penulisan skripsi program strata satu (S1)
perguruan tinggi teologi jurusan teologi dan
pendidikan agama Kristen Dirjen Bimas
Kristen Protestan Departemen Agama RI
sejak September 1996.
Untuk memperlancar penulisan skripsi
maka PTTAK mengembangka sendiriuntuk
dipakai dalam Jurusan Pendidikan Agama
Kristen, Teologi dan Musik Gereja. Biasanya
yang bertanggung jawab disni adalah Unit
Penelitian
dan
Pengabdian
kepada
Masyarakat (UPPM) lembaga bersangkutan.
Jika kita melihat buku pedoman pemulisan
skripsi di beberapa PTTAK, itu sudah cukup
membantu mahasiswa dan dosem karena tetap
berpatokan pada pedoman penulisan skripsi
dari Dirjend Bimas Kristen Departemen
Agama RI dan disesuaikan dengan
kemampuan rata-rata dosen PTTAK itu
10

sendiri dalam bidang penelitian. Kita
memang butuh perubahan kearah yang
lebih berkualitas. Namun untuk
merubah itu harus mengikuti aturan
lembaga dan Departemen terkait.
Jika buku pedoman penulisan
skripsi dirasa tidak relevan atau tidak
representatif, haruslah semua Jurusan
mengadakan
perubahan
bersama
melalui cara dan aturan lembaga.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.
1. Kualitas Skripsi PTTAK untuk;
a. Bagian awal, inti dan referensi
kurang mendapat perhatian dari
dosen pembimbing dan Jurusan.
Karena banyak skripsi yang
tidak memenuhi syarat/belum
lengkap bukti kelengkapan
administrasi lapangan tetapi
sudah disahkan.
b. Penggunaan
metode
penelitiannya belum tepat dalam
menentukan jenis penelitian
kuantitatif dan analisa datanya.
Karena
mahasiswa
yang
menggunakan metode penelitian
kuantitatif,
kebanyakan
pengumpulan
dan
analisis
datanya
kualitatif.
Artinya
mahasiswa
belum
mampu
membedakan metode penelitian
dan langkah-langka analisa
datanya.
c. Penelitian kepustakaan juga
digunakan lebih banyak pada
jurusan teologi
d. Judul-judul skripsi hampir sama
dan kebanyakan hanya ganti
lokasi penelitiannya saja.
e. Ada banyak jenis penelitian
yang belum diajarkan kepada
mahasiswa. Hal itu disebabkan
karena
belum
tahunya
pengampu
mata
kuliah
metodologi penelitian. Sehingga
dalam PTTAK yang diajarkan
hanyalah penelitian kuantitatif
dan kualitatif. Padahal masih

ada penelitian lainnya seperti:
penelitian
evaluasi,
penelitian
pengembangan, penelitian tindakan
kelas,
penelitian
sejarah,
dan
sebagainya.
2. Kualitas Dosen Pembimbing
a. Dalam pembagian tugas dan peran
sebagai dosen pembimbing I (satu)
dan II (dua) masih belum jelas,
sehingga banyak mahasiswa yang
menjadi korban dalam atau selama
proses bimbingan skripsi.
b. Dosen pembimbing belum banyak
yang memahami tentang klasifikasi
dan
jenis-jenis
penelitian
dan
aplikasinya.
3. Kualitas Buku Pedoman Skripsi
PTTAK sudah memenuhi aturan dalam
buku pedoman penulisan skripsi, tetapi
mulai tidak digunakan lagi sebagai
pedoman, dikarenakan kemampuan rerata
dosen dalam hal penelitian.
4. Kehadiran mata kuliah statistika dan
hubungannya metodologi penelitian,
menjadi masalah baru. Sebab ada dosen
yang tidak tahu tentang statistic, sehingga
akan mengalami kesulitan dalam proses
bimbingan skripsi.
5. Dosen mata kuliah metodologi penelitian
yang ada di PTTAK tidak memiliki
kompetensi
dibidangnya.
Mereka
mengampu mata kuliah ini hanya dengan
mengadopsi serta mengandalkan dari latar
belakang tingkat pendidikannya.
6. Belum diketahui, antara kemampuan
mengajar Metodologi penelitian dan
berapa banyak penelitian yang sudah
dihasil dengan berbagai pendekatan oleh
dosen pengampu dan dosen yang lainnya.
7. Tidak Nampak peningkatan kualitas
penulisan skripsi, perbaikan kenerja dosen
dalam bimbingan skripsi dan juga
dampaknya bagi lembaga PTTAK.
B. Saran
1. Untuk menertibkan penulisan skripsi
untuk ketiga Jurusan, yakni PAK,
Teologi dan Musik Gereja, perlu di
buat penyempurnaan buku pedoman
penulisan skripsi PTTAK.
11

2. Adakan penataran metodologi
penelitian yang tepat sasaran
sesuai kebutuhan dosen untuk
melengkapi kekurangan yang
ada.
3. Pelatihan program
statistik
untuk dosen.
4. Masing-masing jurusan harus
mulai proaktif menciptakan
perubahan kearah yang lebih
maju dan hal penulisan skripsi.
Hal ini menyangkut salah satu
bagian misi pada setiap jurusan
yaitu
meningkatkan
dan
mengembangkan penelitian di
jurusan masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Burhan

Lexy J. Moleong, 2006. Metode Penelitian
Kualitatif,
Remaja Rosda Karya
Bandung.
Mattew B. Miles dan A. Michael Huberman,
1992. Analisis Data Kualitatif,
Universitas Indonesia Press, Jakarta
Mestika Zed, 2004. Metode Penelitian
Kepustakaan,
Yayasan
Obor
Indonesia, Jakarta
Sumadi Suryabrata, 2002. Metodologi
penelitian, Raja Grafindo Persada,
Jakarta
Sudarwan Danim, 2002. Menjadi peneliti
kualitatif, Pustaka Setia, Bandung

Nurgiyantoro dkk, 2002.
Statistik
Terapan
Untuk
Penelitian Ilmu-ilmu Sosial,
Gadjah
Mada
University
Yogyakarta.

Terresia K Ibrahim, 2001. Bahan Penataran
Karya Ilmiah: Penelitian Ilmiah
Kuantitatif dan Penelitian Alamiah
Kualitatif, Dirjen Bimas Kristen
Jakarta.

Dirjen Bimas Kristen, 1996. Pedoman
penulisan
skripsi
program
stratum satu (S1) perguruan
tinggi teologi jurusan teologi
dan Pendidikan Agama Kristen
(PAK). Jakarta

Tim UPPM, 2002. Buku Pedoman Penulisan
Skripsi STAKN Sentani, STAKN
Sentani.

Depdiknas, 2005. Kamus Besar Bahasa
Indonesia,
Balai
Pustaka,
Jakarta
Darmono, 2002. Menyelesaikan skripsi
dalam satu semester, Grasindo,
Jakarta
Ibnu

Hadjar, 1996. Dasar-Dasar
Metodologi Penelitian Kuanti
tatif, Raja Grafindo Persada,
Jakarta

Julia Brannen, 2005. Memadu Metode
Penelitan
Kualitatif
dan
Kuantitatif, Pustaka Pelajar
Yogyakarta

12