PROSES MORFOLOGI NOMINA PADA FIIL STULAS
PROSES MORFOLOGI NOMINA
PADA FI’IL STULASTI DALAM BAHASA ARAB
untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Linguistik Umum I
Diampu oleh Dr. Suhandano, M.A.
Oleh:
Amanah 14/370991/PSA/7737
ILMU LINGUISTIK
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2015
1
PENDAHULUAN
Pada tata bahasa Arab proses pembentukan kata atau morfologi disebut dengan ilmu
shorof. Al-Gholayaini (2009) menjelaskan definisi ilmu al-shorf sebagai ilmu yang mengkaji
akar kata untuk mengetahui bentuk-bentuk kata arab dengan segala hal-ihwalnya di luar ‘irob
dan bina’nya. Selain itu, juga mengenal adanya pola atau yang disebut dengan wazan yang
berfungsi sebagai pembentukan kosa kata dengan akar kata. Sedangkan, akar kata dalam bahasa
Arab berasal dari kata kerja . Proses pembentukan kata itu ada yang derivasi dan juga infleksi
dalam bahasa Arab. Infleksi yaitu perubahan morfemis dengan mempertahankan identitas
leksikal dari kata yang bersangkutan (Verhaar, 2012: 143) misalnya : dalam bahasa arab
( كتبkataba) artinya telah menulis
( يكتبyaktubu) artinya sedang menulis.
Sedangkan derivasi yaitu proses morfemis yang menghasilkan kata dengan identitas morfemis
yang lain (Verhaar, 2012: 143), misalnya : dalam bahasa arab
( كتبkataba) artinya telah menulis ( كاتبkaatibun) artinya orang yang menulis.
Jadi, pada penelitian ini akan membahas bagaimana proses morfologi nomina pada fi’il
stulasti yang mencakup mujarrod dan mazid (mujarrod bi kharfin, mujarrod bi kharfayni dan
mujarrod bi stalastati akhrufin dan pola (wazan) untuk membentuk nomina yang khusus pada
fa’il (pelaku).
PEMBAHASAN
Pada tata bahasa Arab, kata dilihat dari segi bentuknya dibagi menjadi tiga kategori yaitu
kategori fi’il (kata kerja), kategori ism (kata benda) dan kategori huruf (kata penghubung). Oleh
karena itu pada penelitian ini akan dibahas tentang pembentukan nomina yang termasuk dalam
kategori ism (kata benda) yangmana asalnya atau akarnya dari kategori fi’il (kata kerja).
Fi’il (kata kerja) dilihat dari segi jumlah hurufnya dibagi menjadi dua yaitu fi’il stulasti
(tiga huruf) dan fi’il ruba’i (empat huruf) (Khairani, 2008:130-131), sebagai berikut:
2
1. Fi’il stulasi adalah fi’il (kata kerja) yang terdiri dari tiga huruf, dan dibagi lagi menjadi
dua yaitu :
Pertama fi’il stusali mujarrod adalah fi’il (kata kerja) yang terdiri dari tiga huruf
tanpa tambahan yangmana memilki enam wazan atau pola, sebagai berikut:
Pola pembentukan (wazan) untuk fi’il stulasi mujarrad terdiri atas 6 bab yaitu :
1. Fatkhu dhommin adalah di fatkhah ‘ain fi’il pada fi’il madhi (kata kerja lampau) dan di
dhommah ‘ain fi’il pada fi’il mudhori’ (kata kerja sekarang), yaitu : - يفعُل ف َعل.
2. Fatkhu kasrin adalah di fatkhah ‘ain fi’il pada fi’il madhi (kata kerja lampau) dan di
dhommah ‘ain fi’il pada fi’il mudhori’ (kata kerja sekarang), yaitu : يفعل
ِ – ف َعل
3. Fatkhu fatkhin atau fatkhahtaani adalah di fatkhah ‘ain fi’il pada fi’il madhi (kata kerja
lampau) dan fi’il mudhori’(kata kerja sekarang), yaitu : ف َعل – يف َعل
4. Kasru fatkhin adalah di kasroh ‘ain fi’il pada fi’il madhi (kata kerja lampau) dan di
fatkhah ‘ain fi’il pada fi’il mudhori’ (kata kerja sekarang), yaitu : ف ِعل – يف َعل
5. Dhommu dhommin adalah di dhommah ‘ain fi’il pada fi’il madhi (kata kerja lampau) dan
fi’il mudhori’(kata kerja sekarang), yaitu: فعُل – يفعُل
6. Kasru kasrin adalah di kasroh ‘ain fi’il pada fi’il madhi dan mudhori’, yaitu :- يفعل ف ِعل
ِ
Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pola fi’il mudhori’ (kata kerja
sekarang) ada tiga pola yaitu : yaf’ulu ( ) يفعُل, yaf’ilu ( يفعل
ِ ), dan yaf’alu ( ) يف َعل.
Kedua, fi’il mazid adalah kata kerja yang ada huruf tambahannya, dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Bikharfin adalah fi’il yang mendapatkan tambahan satu huruf atau disebut dengan fi’il ruba’i ,
dan memiliki 3 pola sebagai berikut : - أفعل – يُف ِعل، يُفَعّل فعّل فاعل – يُفا ِعل، .
2. Bikrarfaini adalah fi’il yang mendapat tambahan dua huruf atau disebut dengan fi’il khumasi,
dan memilki 5 pola sebagai berikut: اِفع ّل – يفع ّل، انفعل – ينفعل، إِفتعل – يفت ِعل، تفعّل – يتفعّل، تفاعل – يتفاعل
3. Bistalastati akhrufin adalah fi’il yang mendapat tambahan tiga huruf atau disebut dengan fi’il
sudasi, dan memilki 4 pola sebagai berikut:
افعوّل – يفعوّل، افعا ّل – يفعا ّل، اِف َعوعل – يف َعوعل، يستفعل
– اِستفعل.
ِ
3
2. Fi’il ruba’i adalah fi’il (kata kerja ) yang terdiri dari empat huruf, dan dibagi menjadi dua yaitu:
Pertama, mujarrad adalah fi’il (kata kerja) yang terdiri dari empat huruf dan tidak ada huruf
tambahan, pola atau wazan yaitu sebagai berikut : فَعلَ َل – يُفَعلِ ُل.
Kedua , mazid adalah fi’il (kata kerja) yang terdiri dari empat huruf dan mendapatkan
tambahan, sehingga dibagi menjadi dua yaitu :
1. Bikharfin adalah fi’il (kata kerja) yang terdiri empat huruf dan mendapatkan tambahan
satu huruf dengan pola atau wazan : تف ْعلَ َل – يتف ْعلَ ُل.
2. Bikharfaini adalah fi’il (kata kerja) yang terdiri empat huruf dan mendapatkan tambahan
dua huruf, dengan pola atau wazan : افعنلل – يفعنلل، افعلل – يفعلل
Proses Pembentukan Nomina pada Fi’il Stulasti .
1.
Fi’il stulasti mujarrod
No.
1.
2.
Pola
Proses morfologi
Asal
pelaku
فَا ِع ٌل
َب
َ َكت
ٌَكاتِب
(Faa’ilun)
(Kataba)
(Kaatibun)
َعلِ َم
عَالِ ٌم
(‘Alima)
(‘Aalimun)
ََحسُن
َح َس ٌن
فَا ِع ٌل
(Faa’ilun)
3.
Contoh
فَ َع ٌل
(Fa’alun)
Penambahan alif dan perubahan bunyi.
Penambahan alif dan perubahan bunyi.
Perubahan bunyi.
(Khasuna) (Khasanun)
Berdasarkan tabel diatas proses morfologi pada fi’il stulasti mujarrod ada dua
yaitu: ada yang menggunakan penambahan alif dan perubahan bunyi , dan ada yang
hanya perubahan bunyi saja .
4
2. Fi’il stulasti mazid
a. Fi’il stulasti mujarrod bi kharfaini
No.
Pola
Contoh
Asal
1.
2.
Pelaku
ًُمفَ ّعل
فَ ّر َح
ُمفَ ّر ٌح
(Mufa’ilan)
(FarrakhanI)
(Mufarrakhun)
ُمفَا ِع ًل
( قَاتَ َلqootala)
ُمقَاتِ ٌل
(Mufaa’ilun)
3.
Proses morfologi
ُم ْف ِع ًل
(Muqootilun)
( أَ ْك َر َمAkrama)
(Muf’ilun)
Penambahan
mim
dan
perubahan bunyi.
Penambahan
mim,
dan
perubahan bunyi.
ُم ْك َر ٌم
penghilangan
(Mukromun)
penambahan
alif,
mim
dan
perubahan bunyi.
Berdasakan tabel diatas proses morfologi pada fi’il stulasti mujarrod bi kharfin
ada dua yaitu : ada yang menggunakan penambahan mim dan perubahan bunyi dan ada
yang menggunakan penghilangan alif, penambahan mim dan perubahan bunyi.
b. Fi’il stulasti mujarrod bi kharfaini.
No.
1.
2.
3.
Pola
Contoh
Proses morfologi
Asal
Pelaku
ُمتَفَا ِع ٌل
تَبَا َع َد
ُمتَبَا ِع ٌد
(Mutafaa’ilun)
(Tabaa’ada)
(Mutabaa’idun)
ُمتَفَ ّع ٌل
تَ َك ّر َم
ُمتَ َك ّر ٌم
(Mutafa’ilun)
(Takarroma)
(Mutakarrimun)
ُم ْفتَ ِع ٌل
إِجْ تَ َم َع
ُمجْ تَ ِم ٌع
(Mufta’ilun)
(Ijtama’a)
(Mujtami’un)
Penambahan mim, dan
perubahan bunyi.
Penambahan mim dan
perubahan bunyi.
Penghilangan
penambahan mim dan
perubahan bunyi.
5
alif,
4.
ُم ْنفَ ِع ٌل
إِ ْن َك َس َر
َم ْن َك ِس ٌر
(Munfa’ilun)
(Inkasaro)
(Munkasirun)
Penghilangan
alif,
penambahan mim dan
perubahan bunyi.
5.
ُم ْف َع ّل
إِحْ َم ّر
ُمحْ َم ّر
(Muf’allun)
(Ikhmarro)
(Mukhmarrun)
Penghilangan
alif,
penambahan mim dan
perubahan bunyi.
Berdasarkan tabel diatas proses morfologi pada fi’il stulasti mujarrod bi kharfaini
ada dua yaitu ada yang menggunakan penambahan mim dan perubahan bunyi dan ada
yang menggunakan penghilangan alif, penambahan mim dan perubahan bunyi.
c. Fi’il stulasti mujarrod bi stalaastati akhrufin.
No
Pola
.
1.
Contoh
Proses morfologi
Asal
Pelaku
ُم ْستَ ْف ِع ٌل
إِ ْست َْخ َر َج
ُم ْست َْخ ِر ٌج
(Mustaf’ilun)
(Istakhroja)
(Mustakhrijun)
Penghilangan alif,
penambahan mim dan
perubahan bunyi.
2.
ُم ْف َعوْ ِع ٌل
إِصْ بَوْ بَ َح
(Muf’au’ilun)
(Ishbawbakha)
ُمصْ بَوْ بِ ٌح
Penghilangan alif,
(Mushbawbikhun) penambahan mim dan
perubahan bunyi.
3.
ُم ْف َعا ّل
إِحْ َما ّر
ُمحْ َما ّر
(Muf’aallun)
(Ikhmaarrun)
(Mukhmaarrun)
Penghilangan alif,
penambahan mim dan
perubahan bunyi.
4.
ُم ْف َع ّو ٌل
َإِ ْعلَ ّوط
ٌُم ْعلَ ّوط
(Muf’awwilun)
(I’lawwatho)
(Mu’lawwithun)
Penghilangan alif,
penambahan mim dan
perubahan bunyi.
Berdasarkan tabel diatas proses morfologi pada fi’il stulasti mujarrod bi stalastati
akhrufin ada satu yaitu penghilangan alif , penambahan mim dan perubahan bunyi.
6
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa proses morfologi pada fi’il stulasti
yang meliputi mujarrod dan mazid (mujarrod bi kharfin, mujarrod bi kharfaini, dan mujarrod bi
stalastati akhrufin) ada empat yaitu : (1) ada yang menggunakan penambahan alif dan perubahan
bunyi, (2) ada yang menggunakan perubahan bunyi, (3) ada yang menggunakan penambahan
mim dan perubahan bunyi , dan (4) ada yang menggunakan penghilangan alif, penambahan mim,
dan perubahan bunyi. Sedangkan pola atau wazan untuk membentuk nomina yang khusus pada
fa’il (pelaku) pada fi’il stulasti yang meliputi mujarrod dan fi’il mazid (mujarrod bi kharfin,
mujarrod bi kharfaini, dan mujarrod bi stalastati akhrufin) ada 14 pola, sebagai berikut: (1)
اعِ ٌل
ِ َ( فfaa’ilun) , (2) ( فَ َعِ ٌلfa’alun), (3) ً( ُمفَ ّعلmufa’’alan), (4) ( ُمفَا ِعِ ٌلmufaa’ilun), (5) ُم ْف ِعِ ٌل
(muf’ilun), (6) ( ُمتَفَا ِع ٌلmutafaa’ilun), (7) ( ُمتَفَ ّع ٌلmutafa’’ilun), (8) ( ُم ْفت َِعِ ٌلmufta’ilun), (9) ُم ْنفَ ِعِ ٌل
(munfa’ilun), (10) ( ُم ْف َع ّلmuf’allun), (11)( ُم ْستَ ْف ِع ٌلmustaf’ilun), (12) ( ُم ْف َع ّو ٌلmuf’au’ilun), (13) ُّم ْف َعال
(muf’aallun), (14) ( ُم ْف َع ّو ٌلmuf’awwilun).
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghalayaini . M. (2009). Jami’u al-Durus al-‘Arabiyah . Beirut: Daar al-Fikr.
Al-Khotib, Thohir Yusuf. (2011). al-Mu’jam al-Mufashil fii al-‘Irob.Libanon: Daar al-Kutub
al-‘Ilmiyah.-Beirut.
Chaer, Abdul. (2008). Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Chaer, Abdul. (2012). Linguistik Umum edisi revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Fromkin, Victoria,dkk. An Introduction to Language Ninth Edition. Amerika: Wadsworth
Cengage Learning.
Khairin, A.Shohib. (2008). Audhohu al-Manahij fii Mu’jami Qawa’ida al-Lugho al-‘arabiyah.
(A Complete Guide to Arabic Grammar ),Volume 1: The Fundamental Theory. Mesir: alAzhar Cairo.
Kridalaksana, Harimurti. (2008). Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia.
7
Ma’shum, M. (TT). al-Amtsilatu at-Tashrif. Surabaya: Maktabah Syaikh Salim.
Massih, George.M.Abdul . (2001) . Mu’jamu Qawa’idi al-Lughoti al-‘Arabiyah fii jadawali
walaukhat (A Dictionary of Arabic Grammar in Charts and Tables). Beirut: Maktabah
Libanon Nasyirun.
Parera, Jos Daniel. (2007). Morfologi Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Verhaar, J.W.M. (2012). Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_ARAB/195307271980111MAMAT_ZAENUDDIN/Jamak_Taksir.pdf. (Di akses pada tanggal 16 Desember 2014
pukul 19.01)
http://nahwusharaf.wordpress.com/2010/10/23/definisiirab-isim-mulhaq-jama-mudzakkar-salim%C2%BB-pembahasan-kitab-alfiya-bait-36-37-38/. (Di akses pada tanggal 16 Desember
2014).
http://sastramutiarawibiksana.wordpress.com/2011/02/10/linguistik-arab-morfologi/. ( Di akses
pada tanggal 27 Desember 2014).
http://marlinara.blogspot.com/2013/04/fiil-shahih-dan-mutal.html. (Diakses pada tanggal 27
Desember 2014).
8
PADA FI’IL STULASTI DALAM BAHASA ARAB
untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Linguistik Umum I
Diampu oleh Dr. Suhandano, M.A.
Oleh:
Amanah 14/370991/PSA/7737
ILMU LINGUISTIK
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2015
1
PENDAHULUAN
Pada tata bahasa Arab proses pembentukan kata atau morfologi disebut dengan ilmu
shorof. Al-Gholayaini (2009) menjelaskan definisi ilmu al-shorf sebagai ilmu yang mengkaji
akar kata untuk mengetahui bentuk-bentuk kata arab dengan segala hal-ihwalnya di luar ‘irob
dan bina’nya. Selain itu, juga mengenal adanya pola atau yang disebut dengan wazan yang
berfungsi sebagai pembentukan kosa kata dengan akar kata. Sedangkan, akar kata dalam bahasa
Arab berasal dari kata kerja . Proses pembentukan kata itu ada yang derivasi dan juga infleksi
dalam bahasa Arab. Infleksi yaitu perubahan morfemis dengan mempertahankan identitas
leksikal dari kata yang bersangkutan (Verhaar, 2012: 143) misalnya : dalam bahasa arab
( كتبkataba) artinya telah menulis
( يكتبyaktubu) artinya sedang menulis.
Sedangkan derivasi yaitu proses morfemis yang menghasilkan kata dengan identitas morfemis
yang lain (Verhaar, 2012: 143), misalnya : dalam bahasa arab
( كتبkataba) artinya telah menulis ( كاتبkaatibun) artinya orang yang menulis.
Jadi, pada penelitian ini akan membahas bagaimana proses morfologi nomina pada fi’il
stulasti yang mencakup mujarrod dan mazid (mujarrod bi kharfin, mujarrod bi kharfayni dan
mujarrod bi stalastati akhrufin dan pola (wazan) untuk membentuk nomina yang khusus pada
fa’il (pelaku).
PEMBAHASAN
Pada tata bahasa Arab, kata dilihat dari segi bentuknya dibagi menjadi tiga kategori yaitu
kategori fi’il (kata kerja), kategori ism (kata benda) dan kategori huruf (kata penghubung). Oleh
karena itu pada penelitian ini akan dibahas tentang pembentukan nomina yang termasuk dalam
kategori ism (kata benda) yangmana asalnya atau akarnya dari kategori fi’il (kata kerja).
Fi’il (kata kerja) dilihat dari segi jumlah hurufnya dibagi menjadi dua yaitu fi’il stulasti
(tiga huruf) dan fi’il ruba’i (empat huruf) (Khairani, 2008:130-131), sebagai berikut:
2
1. Fi’il stulasi adalah fi’il (kata kerja) yang terdiri dari tiga huruf, dan dibagi lagi menjadi
dua yaitu :
Pertama fi’il stusali mujarrod adalah fi’il (kata kerja) yang terdiri dari tiga huruf
tanpa tambahan yangmana memilki enam wazan atau pola, sebagai berikut:
Pola pembentukan (wazan) untuk fi’il stulasi mujarrad terdiri atas 6 bab yaitu :
1. Fatkhu dhommin adalah di fatkhah ‘ain fi’il pada fi’il madhi (kata kerja lampau) dan di
dhommah ‘ain fi’il pada fi’il mudhori’ (kata kerja sekarang), yaitu : - يفعُل ف َعل.
2. Fatkhu kasrin adalah di fatkhah ‘ain fi’il pada fi’il madhi (kata kerja lampau) dan di
dhommah ‘ain fi’il pada fi’il mudhori’ (kata kerja sekarang), yaitu : يفعل
ِ – ف َعل
3. Fatkhu fatkhin atau fatkhahtaani adalah di fatkhah ‘ain fi’il pada fi’il madhi (kata kerja
lampau) dan fi’il mudhori’(kata kerja sekarang), yaitu : ف َعل – يف َعل
4. Kasru fatkhin adalah di kasroh ‘ain fi’il pada fi’il madhi (kata kerja lampau) dan di
fatkhah ‘ain fi’il pada fi’il mudhori’ (kata kerja sekarang), yaitu : ف ِعل – يف َعل
5. Dhommu dhommin adalah di dhommah ‘ain fi’il pada fi’il madhi (kata kerja lampau) dan
fi’il mudhori’(kata kerja sekarang), yaitu: فعُل – يفعُل
6. Kasru kasrin adalah di kasroh ‘ain fi’il pada fi’il madhi dan mudhori’, yaitu :- يفعل ف ِعل
ِ
Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pola fi’il mudhori’ (kata kerja
sekarang) ada tiga pola yaitu : yaf’ulu ( ) يفعُل, yaf’ilu ( يفعل
ِ ), dan yaf’alu ( ) يف َعل.
Kedua, fi’il mazid adalah kata kerja yang ada huruf tambahannya, dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Bikharfin adalah fi’il yang mendapatkan tambahan satu huruf atau disebut dengan fi’il ruba’i ,
dan memiliki 3 pola sebagai berikut : - أفعل – يُف ِعل، يُفَعّل فعّل فاعل – يُفا ِعل، .
2. Bikrarfaini adalah fi’il yang mendapat tambahan dua huruf atau disebut dengan fi’il khumasi,
dan memilki 5 pola sebagai berikut: اِفع ّل – يفع ّل، انفعل – ينفعل، إِفتعل – يفت ِعل، تفعّل – يتفعّل، تفاعل – يتفاعل
3. Bistalastati akhrufin adalah fi’il yang mendapat tambahan tiga huruf atau disebut dengan fi’il
sudasi, dan memilki 4 pola sebagai berikut:
افعوّل – يفعوّل، افعا ّل – يفعا ّل، اِف َعوعل – يف َعوعل، يستفعل
– اِستفعل.
ِ
3
2. Fi’il ruba’i adalah fi’il (kata kerja ) yang terdiri dari empat huruf, dan dibagi menjadi dua yaitu:
Pertama, mujarrad adalah fi’il (kata kerja) yang terdiri dari empat huruf dan tidak ada huruf
tambahan, pola atau wazan yaitu sebagai berikut : فَعلَ َل – يُفَعلِ ُل.
Kedua , mazid adalah fi’il (kata kerja) yang terdiri dari empat huruf dan mendapatkan
tambahan, sehingga dibagi menjadi dua yaitu :
1. Bikharfin adalah fi’il (kata kerja) yang terdiri empat huruf dan mendapatkan tambahan
satu huruf dengan pola atau wazan : تف ْعلَ َل – يتف ْعلَ ُل.
2. Bikharfaini adalah fi’il (kata kerja) yang terdiri empat huruf dan mendapatkan tambahan
dua huruf, dengan pola atau wazan : افعنلل – يفعنلل، افعلل – يفعلل
Proses Pembentukan Nomina pada Fi’il Stulasti .
1.
Fi’il stulasti mujarrod
No.
1.
2.
Pola
Proses morfologi
Asal
pelaku
فَا ِع ٌل
َب
َ َكت
ٌَكاتِب
(Faa’ilun)
(Kataba)
(Kaatibun)
َعلِ َم
عَالِ ٌم
(‘Alima)
(‘Aalimun)
ََحسُن
َح َس ٌن
فَا ِع ٌل
(Faa’ilun)
3.
Contoh
فَ َع ٌل
(Fa’alun)
Penambahan alif dan perubahan bunyi.
Penambahan alif dan perubahan bunyi.
Perubahan bunyi.
(Khasuna) (Khasanun)
Berdasarkan tabel diatas proses morfologi pada fi’il stulasti mujarrod ada dua
yaitu: ada yang menggunakan penambahan alif dan perubahan bunyi , dan ada yang
hanya perubahan bunyi saja .
4
2. Fi’il stulasti mazid
a. Fi’il stulasti mujarrod bi kharfaini
No.
Pola
Contoh
Asal
1.
2.
Pelaku
ًُمفَ ّعل
فَ ّر َح
ُمفَ ّر ٌح
(Mufa’ilan)
(FarrakhanI)
(Mufarrakhun)
ُمفَا ِع ًل
( قَاتَ َلqootala)
ُمقَاتِ ٌل
(Mufaa’ilun)
3.
Proses morfologi
ُم ْف ِع ًل
(Muqootilun)
( أَ ْك َر َمAkrama)
(Muf’ilun)
Penambahan
mim
dan
perubahan bunyi.
Penambahan
mim,
dan
perubahan bunyi.
ُم ْك َر ٌم
penghilangan
(Mukromun)
penambahan
alif,
mim
dan
perubahan bunyi.
Berdasakan tabel diatas proses morfologi pada fi’il stulasti mujarrod bi kharfin
ada dua yaitu : ada yang menggunakan penambahan mim dan perubahan bunyi dan ada
yang menggunakan penghilangan alif, penambahan mim dan perubahan bunyi.
b. Fi’il stulasti mujarrod bi kharfaini.
No.
1.
2.
3.
Pola
Contoh
Proses morfologi
Asal
Pelaku
ُمتَفَا ِع ٌل
تَبَا َع َد
ُمتَبَا ِع ٌد
(Mutafaa’ilun)
(Tabaa’ada)
(Mutabaa’idun)
ُمتَفَ ّع ٌل
تَ َك ّر َم
ُمتَ َك ّر ٌم
(Mutafa’ilun)
(Takarroma)
(Mutakarrimun)
ُم ْفتَ ِع ٌل
إِجْ تَ َم َع
ُمجْ تَ ِم ٌع
(Mufta’ilun)
(Ijtama’a)
(Mujtami’un)
Penambahan mim, dan
perubahan bunyi.
Penambahan mim dan
perubahan bunyi.
Penghilangan
penambahan mim dan
perubahan bunyi.
5
alif,
4.
ُم ْنفَ ِع ٌل
إِ ْن َك َس َر
َم ْن َك ِس ٌر
(Munfa’ilun)
(Inkasaro)
(Munkasirun)
Penghilangan
alif,
penambahan mim dan
perubahan bunyi.
5.
ُم ْف َع ّل
إِحْ َم ّر
ُمحْ َم ّر
(Muf’allun)
(Ikhmarro)
(Mukhmarrun)
Penghilangan
alif,
penambahan mim dan
perubahan bunyi.
Berdasarkan tabel diatas proses morfologi pada fi’il stulasti mujarrod bi kharfaini
ada dua yaitu ada yang menggunakan penambahan mim dan perubahan bunyi dan ada
yang menggunakan penghilangan alif, penambahan mim dan perubahan bunyi.
c. Fi’il stulasti mujarrod bi stalaastati akhrufin.
No
Pola
.
1.
Contoh
Proses morfologi
Asal
Pelaku
ُم ْستَ ْف ِع ٌل
إِ ْست َْخ َر َج
ُم ْست َْخ ِر ٌج
(Mustaf’ilun)
(Istakhroja)
(Mustakhrijun)
Penghilangan alif,
penambahan mim dan
perubahan bunyi.
2.
ُم ْف َعوْ ِع ٌل
إِصْ بَوْ بَ َح
(Muf’au’ilun)
(Ishbawbakha)
ُمصْ بَوْ بِ ٌح
Penghilangan alif,
(Mushbawbikhun) penambahan mim dan
perubahan bunyi.
3.
ُم ْف َعا ّل
إِحْ َما ّر
ُمحْ َما ّر
(Muf’aallun)
(Ikhmaarrun)
(Mukhmaarrun)
Penghilangan alif,
penambahan mim dan
perubahan bunyi.
4.
ُم ْف َع ّو ٌل
َإِ ْعلَ ّوط
ٌُم ْعلَ ّوط
(Muf’awwilun)
(I’lawwatho)
(Mu’lawwithun)
Penghilangan alif,
penambahan mim dan
perubahan bunyi.
Berdasarkan tabel diatas proses morfologi pada fi’il stulasti mujarrod bi stalastati
akhrufin ada satu yaitu penghilangan alif , penambahan mim dan perubahan bunyi.
6
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa proses morfologi pada fi’il stulasti
yang meliputi mujarrod dan mazid (mujarrod bi kharfin, mujarrod bi kharfaini, dan mujarrod bi
stalastati akhrufin) ada empat yaitu : (1) ada yang menggunakan penambahan alif dan perubahan
bunyi, (2) ada yang menggunakan perubahan bunyi, (3) ada yang menggunakan penambahan
mim dan perubahan bunyi , dan (4) ada yang menggunakan penghilangan alif, penambahan mim,
dan perubahan bunyi. Sedangkan pola atau wazan untuk membentuk nomina yang khusus pada
fa’il (pelaku) pada fi’il stulasti yang meliputi mujarrod dan fi’il mazid (mujarrod bi kharfin,
mujarrod bi kharfaini, dan mujarrod bi stalastati akhrufin) ada 14 pola, sebagai berikut: (1)
اعِ ٌل
ِ َ( فfaa’ilun) , (2) ( فَ َعِ ٌلfa’alun), (3) ً( ُمفَ ّعلmufa’’alan), (4) ( ُمفَا ِعِ ٌلmufaa’ilun), (5) ُم ْف ِعِ ٌل
(muf’ilun), (6) ( ُمتَفَا ِع ٌلmutafaa’ilun), (7) ( ُمتَفَ ّع ٌلmutafa’’ilun), (8) ( ُم ْفت َِعِ ٌلmufta’ilun), (9) ُم ْنفَ ِعِ ٌل
(munfa’ilun), (10) ( ُم ْف َع ّلmuf’allun), (11)( ُم ْستَ ْف ِع ٌلmustaf’ilun), (12) ( ُم ْف َع ّو ٌلmuf’au’ilun), (13) ُّم ْف َعال
(muf’aallun), (14) ( ُم ْف َع ّو ٌلmuf’awwilun).
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghalayaini . M. (2009). Jami’u al-Durus al-‘Arabiyah . Beirut: Daar al-Fikr.
Al-Khotib, Thohir Yusuf. (2011). al-Mu’jam al-Mufashil fii al-‘Irob.Libanon: Daar al-Kutub
al-‘Ilmiyah.-Beirut.
Chaer, Abdul. (2008). Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Chaer, Abdul. (2012). Linguistik Umum edisi revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Fromkin, Victoria,dkk. An Introduction to Language Ninth Edition. Amerika: Wadsworth
Cengage Learning.
Khairin, A.Shohib. (2008). Audhohu al-Manahij fii Mu’jami Qawa’ida al-Lugho al-‘arabiyah.
(A Complete Guide to Arabic Grammar ),Volume 1: The Fundamental Theory. Mesir: alAzhar Cairo.
Kridalaksana, Harimurti. (2008). Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia.
7
Ma’shum, M. (TT). al-Amtsilatu at-Tashrif. Surabaya: Maktabah Syaikh Salim.
Massih, George.M.Abdul . (2001) . Mu’jamu Qawa’idi al-Lughoti al-‘Arabiyah fii jadawali
walaukhat (A Dictionary of Arabic Grammar in Charts and Tables). Beirut: Maktabah
Libanon Nasyirun.
Parera, Jos Daniel. (2007). Morfologi Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Verhaar, J.W.M. (2012). Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_ARAB/195307271980111MAMAT_ZAENUDDIN/Jamak_Taksir.pdf. (Di akses pada tanggal 16 Desember 2014
pukul 19.01)
http://nahwusharaf.wordpress.com/2010/10/23/definisiirab-isim-mulhaq-jama-mudzakkar-salim%C2%BB-pembahasan-kitab-alfiya-bait-36-37-38/. (Di akses pada tanggal 16 Desember
2014).
http://sastramutiarawibiksana.wordpress.com/2011/02/10/linguistik-arab-morfologi/. ( Di akses
pada tanggal 27 Desember 2014).
http://marlinara.blogspot.com/2013/04/fiil-shahih-dan-mutal.html. (Diakses pada tanggal 27
Desember 2014).
8