MENINGKATKAN RASA PATRIOTISME PADA GENER

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada

era

globalisasi,

Ilmu

Pengetahuan

dan

Teknologi

(IPTEK)

terus


berkembang. Masuknya budaya – budaya asing juga berpengaruh bagi sikap dan pola pikir
generasi muda. Banyak dampak yang kita peroleh dari berkembangnya IPTEK, termasuk
dampak positif dan dampak negatif. Jika kita tidak bersikap selektif dalam memilih maka
akan

banyak

dampak

negatif

yang

muncul.

Sekarang,

banyak generasi muda yang rasa patriotismenya mulai meluntur. Padahal, untuk mencapai
kata merdeka para pahlawan rela mengorbankan harta, jiwa dan raga untuk merebut
kemerdekaan dari penjajah. Generasi muda adalah fondasi bangsa. Maka kita harus

menguatkan karakter ini yaitu rasa patriotisme.
Akibat banyak masuknya budaya asing, generasi muda lebih menjunjung budaya asing
dan budaya bangsa sendiri pun dikesampingkan. Tentu kita tidak ingin budaya kita “diambil”
oleh bangsa asing, ketika budaya kita sudah diklaim oleh bangsa lain, barulah kita mengakui
itu budaya kita. Tentu saja dari hal ini kita tidak menginginkanya untuk terulang kembali.
Oleh karena itu sikap cinta terhadap bangsa, mengupayakan agar budaya tetap milik kita, dan
menghargai budaya bangsa sendiri harus dibina sejak kecil sebagai salah satu wujud rasa
nasionalisme dan patriotisme yang dapat kita lakukan sebagai pelajar.
Rasa patriotisme sangat penting bagi generasi muda untuk menjaga keutuhan NKRI di
masa mendatang. Rasa patriotisme biasanya ditandai dengan mengikuti upacara bendera
secara bersungguh-sungguh, mencintai produk dalam negeri, dan mengharumkan nama
bangsa di mata internasional.
Di zaman yang semakin modern ini, rasa patriotisme di generasi muda kita semakin
berkurang. Ini dapat dilihat dari banyak siswa yang membolos sekolah, bermain pada saat
upacara bendera dan tidak menghargai jasa para pahlawan. Sedangkan, pada zaman dahulu
rasa patriotisme dikalangan masyarakat Indonesia sangatlah tinggi.
Berhubungan dengan patriotisme, refleksi kisah perjuangan telah terbukti betapa
tingginya semangat perjuangan Bangsa Indonesia untuk mengusir dan melawan penjajah
sejak awal penjajahan Belanda sampai dengan tercapai Kemerdekaan RI. Adalah sebuah
kewajiban yang Universal, dimana generasi yang lebih tua agar mewariskan tidak hanya

pengetahuan tentang tonggak sejarah atas kejadian yang terjadi di masa lalu namun juga
terutama tentang semangat patriotisme yang berpengaruh atas perjalanan hidup dalam
berbangsa dan bernegara. Karena dengan demikian akan tercipta suatu hubungan emosional
1

secara timbal-balik di antaranya dalam kaitan semangat Patriotisme. Hal ini menjadi sebuah
tuntutan yang layak, agar generasi muda dapat menghargai jasa-jasa Pejuang dan
Pahlawannya sehingga mereka menempatkan para Pejuang dan Pahlawan yang terhormat.
Oleh karena itu, kami berusaha merangkum sedemikian rupa dan mencoba membedah
apa saja yang seharusnya dilakukan sebagai wujud dari sikap Patriotisme dan mengapa hal ini
menjadi sangat penting dalam mewujudkan Bangsa Indonesia yang sedang mengalami krisis
Patriotisme khususnya di kalangan remaja Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara membangkitkan rasa patriotisme di lingkungan sekolah ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan karya ini adalah:
 Untuk mengetahui upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan rasa
patriotisme siswa.
 Untuk mengetahui pengamalan rasa patriotisme di sekolah.
 Untuk mengetahui sebab menurunnya rasa patriotisme siswa.


 Memberikan pemahaman lebih tentang makna patriotisme.
 Untuk mengetahui upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan semangat
patriotisme
 Untuk mengetahui upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk membina generasi muda
agar mempunyai semangat patriotisme
 Mempersiapkan generasi muda sebagai generasi yang dapat diandalkan di masa depan
Sedangkan manfaat yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui penerapan rasa
patriotisme di kalangan siswa dan memberikan cara untuk meningkatkan rasa cinta tanah air.

2

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Patriotisme
Patriotisme adalah sikap yang berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi
bangsa dan negara. Patriotisme berasal dari kata "patriot" dan "isme" yang berarti sifat
kepahlawanan atau jiwa pahlawan, atau "heroism" dan "patriotism" dalam bahasa Inggris.
Pengorbanan ini dapat berupa pengorbanan harta benda maupun jiwa raga.
Bangsa Indonesia terkenal akan budayanya yang beraneka ragam dan memiliki

kekayaan yang melimpah ruah yang tidak dimiliki bangsa lain. Indonesia juga terkenal
dengan penduduknya yang ramah - ramah dan menerima pendapat serta perbedaan perbedaan di lingkungan Bangsa Indonesia. Indonesia telah mulai belajar menerima dan
memahami perbedaan sesungguhnya dengan lebih terbuka. Patriotisme konstruktif juga
membutuhkan keterlibatan politik dalam arti luas. Tidak berarti harus tergabung dalam politik
praktis, melainkan adanya aktivitas untuk mendapatkan informasi politik atau hal-hal yang
berkaitan dengan kelompoknya. Dengan lebih mengenal kelompoknya baik karakteristik
maupun permasalahannya, akan memudahkan seseorang untuk bisa lebih peduli atau terlibat,
termasuk mengkritisi untuk menghasilkan perubahan positif.
Perbedaan adalah sebuah kenyataan yang tidak dapat dihindari, baik itu perbedaan
suku, ras, adat istiadat dan kebudayaan, bahkan perbedaan keyakinan. Namun, ketika hal ini
dapat dimaknai secara positif tentu akan menjadi kekuatan tersendiri dalam rangka turut serta
menciptakan perdamaian dunia. Kesadaran tentang “Unity in Diversity” atau “Bhinneka
Tunggal Ika” dalam kehidupan beragama bukan hanya harus digaungkan oleh para elite
agama dan politik, tapi juga oleh para kaum muda di seluruh dunia. Kaum muda harus mampu
menjadi aktor strategis sebagai change makers (pembuat perubahan) dalam mewujudkan
dunia yang damai dan sejahtera.
Berbagai perbedaan dan keragaman di berbagai aspek tidak menafikan adanya
persamaan dan keseragaman di berbagai ruang lainnya. Dunia maya dan media sosial saat ini
telah menjadi forum yang mempersatukan generasi muda dari beragam budaya, agama, ras,
dan berbagai perbedaan lainnya. Namun, di sisi lain, media sosial juga dapat disalahgunakan

sebagai forum dimana kelompok-kelompok yang masih menggunakan perbedaan dan
keragaman sebagai dasar bagi konflik dan diskriminasi terhadap kelompok lain dapat
menyebarkan pandangannya sembari bersembunyi di balik perlindungan anonimitas.
3

Selain berperang membela nasib bangsa, makna patriotisme diartikan sebagai suatu
cara mengharumkan nama bangsa melalui lagu kebangsaan, pakaian daerah, dan peluncuran
seni yang semua itu berkaitan dengan identitas bangsa Indonesia. Di zaman yang modern ini,
tak jarang pula adanya anggapan bahwa seseorang yang berbicara dengan bahasa Indonesia
yang baik dan benar maupun bahasa daerah merupakan orang yang mempunyai jiwa
patriotisme.
2.2 Pemecahan Masalah yang Pernah Dilakukan
Pemecahan masalah terhadap menurunnya rasa patriotisme yang pernah dilakukan
adalah menggalakkan gerakan cinta produk dalam negeri, mengadakan upacara secara rutin,
dan memberi pendidikan jiwa kebangsaan, baik secara langsung melalui PPKn, maupun
secara tidak langsung di lingkungan sekitar.

4

BAB III

METODE PENELITIAN
Kami melakukan penelitian di rumah dan sekolah. Kami melakukannya dari tanggal 8
September sampai 18 September 2014 dengan cara berdiskusi, melakukan pengamatan,
mengutip dari internet dan metode kaji pustaka. Metode kaji pustaka yaitu metode yang
melihat literatur dari buku-buku yang sudah berhubungan erat dengan penelitian.
Analisa karya ilmiah adalah dengan mengamati literatur dan mengamati hubungannya
dengan kejadian yang nyata.

5

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut:
4.1.1

Penerapan Rasa Patriotisme Saat Ini
a.
b.
c.

d.
e.

4.1.2

Selalu melaksanakan upacara secara rutin.
Mengadakan pameran kebudayaan daerah keluar negeri.
Mengikuti upacara bendera dengan sungguh-sungguh.
Memberikan pendidikan patriotisme melalui PPKn
Menggunakan Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari

Upaya-Upaya yang Dapat Dilakukan Untuk Meningkatkan Rasa Patriotisme
Dikalangan Siswa
a.

Mengadakan lomba “Bulan Bahasa”.

b.

Mengadakan lomba yang berkaitan dengan kebudayaan nasional.


c.

Memasang foto-foto pahlawan atau identitas negara.

d.

Melaksanakan upacara dengan khidmat.

e.

Memasang bendera merah putih ketika hari besar nasional.

f. Berprestasi dan mengharumkan nama bangsa.
4.1.3

Upaya-Upaya yang Dapat Dilakukan Sebagai Penerapan Sikap Patriotisme Siswa
Diluar Sekolah
a.


Memakai produk dalam negeri.

b.

Mengurangi penggunaan produk impor.

c.

Menyeleksi budaya asing.

d.

Melestarikan budaya lokal.

e.

Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kegiatan seharihari.

4.1.4


Hambatan-Hambatan Dalam Penerapan Sikap Patriotisme
a. Kemajuan teknologi yang mempengaruhi pola pikir generasi muda kita saat
ini.
b. Pendidikan jiwa patriotisme yang kurang maksimal.
c. Kurangnya kecintaan generasi muda terhadap produk lokal.
6

d. Banyaknya produk impor yang beredar di pasaran.
e. Merasuknya budaya asing kedalam jiwa generasi muda kita saat ini.
4.1.5

Ancaman Akibat Menurunnya Rasa Patriotisme

1. Pengakuan sebagian budaya Indonesia oleh negara lain,seperti:
a. Tari Pendet, Malaysia mencantumkan Tari Pendet sebagai iklan visit year.
b. Tarian Kuda Lumping dari Jawa.
c. Tari Piring dari Sumatra Barat.
d. Tari Tor Tor Mandailing dari Sumatra Utara.
e. Batik, United Nations Educations Social and Cultural Organization
(UNESCO) Menetapkan Batik sebagai warisan manusia bukan benda atau
UNESCO Representative List of Intangible Cultural Heritage of Humanity.
f. Wayang Kulit, Pertunjukkan wayang kulit telah diakui UNESCO pada tanggal
7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam
bidang cerita narasi, warisan indah dan berharga(Masterpiece of Oral and
Intangible Heritage of Humanity).
g. Reog Ponorogo, Malaysia menyebutnya barongan.
h. Alat Musik Angklung dari Jawa Barat, terdaftar sebagai karya agung warisan
budaya lisan dan nonbendawi manusia dari UNESCO sejak November 2010.
i. Alat Musik Gondang Sembilan dari Sumatra Utara.
j. Alat Musik Gamelan dari Jawa.
k. Lagu Rasa Sayange dari Maluku. Menteri Kebudayaan, Kesenian dan Warisan
Budaya Malaysia, Rais Yatim , mengakui bahwa lagu rasa sayange adalah
milik Indonesia pada tanggal 11 November 2007.
l. Lagu Injit Injit Semut dari Jambi.
m. Lagu Anak Kambing Saya dari Maluku.
n. Lagu Jali jali dari Jakarta.
o. Lagu Soleram dari Riau.
p. Lagu Kakak Tua dari Maluku.
q. Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatra Barat.
r. Kain Ulos dari Sumatra Utara.
s. Keris, terdapat 1 panel relief Candi Borobudur(Abad ke-9) yang
memperlihatkan seseorang memegang benda berupa keris.
t. Rendang Padang, tetapi tidak ada satupun catatan sejarah yang mengungkap
bahwa rendang adalah produk asli Malaysia.
u. Bunga Raflesia Arnoldi.
7

v. Badik Tumbuk Lada dari Jambi.
2. Menyebarnya paham neo-liberalisme (neolib) dan neo-kolonialisme imperialisme
(nekolim) dalam berbagai bentuk, seperti:
a. Swastanisasi perusahaan negeri dan BUMN.
b. Beredarnya secara luas musik, film, tarian, dan lain sebagainya yang berasal
dari luar negeri.
c. Kapitalisasi ekonomi, pasar bebas, dan monopoli perusahaan yang sedang
dihadapi Indonesia saat ini.
d. Tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap barang impor.
e. Banyaknya masyarakat yang menjadi shopaholic (gila belanja).
4.2 Pembahasan
Indonesia yang terdiri dari Sabang sampai Merauke memiliki banyak kebudayaan
yang begitu indah. Semua ditampung dalam suatu wadah, yakni Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Komponen-komponen kebudayaan yang dimiliki Indonesia sangat lengkap.
Komponen kebudayaan material Indonesia, contohnya, artefak-artefak yang ditemukan di
Indonesia seperti, keris dan benda yang berpeninggalan sejarah lainnya. Komponen
kebudayaan dan material seperti tarian, lagu daerah, bahasa daerah, dongeng dan cerita
rakyat. Indonesia memiliki 300 macam tarian, 485 macam lagu daerah, 615 bahasa daerah dan
lebih dari 100 macam cerita rakyat.
Namun, seperti yang kita ketahui, kebudayaan-kebudayaan Indonesia mulai luntur dan
hilang. Hal ini disebabkan karena menurunnya rasa nasionalisme dan patriotisme serta
menyebarnya budaya asing yang begitu pesat. Bila hal seperti ini selalu dibiarkan, bukan
mustahil kalau budaya yang indah ini akan hilang. Warisan yang indah ini akan tiada. Kalau
hal ini sampai terjadi, bukan tidak mungkin “Indonesia” akan hilang. Karena itulah, kita
sangat membutuhkan rasa patriotisme. Untuk apa Indonesia berdiri kalau pendirinya tidak
memiliki semangat ini. Maka kita harus menjaga keutuhan bangsa ini.
Dari hasil pengamatan, didapatkan upaya-upaya untuk meningkatkan rasa patriotisme,
seperti menggalakkan program-program yang berkaitan dengan kebudayaan, nasionalisme,
dan patriotisme. Selain itu, juga bisa dengan berprestasi dan mengharumkan nama bangsa ini
dimata internasional. Sedangkan, hambatan dalam pelaksanaannya adalah menyebarnya
budaya asing secara pesat di Indonesia. Selain itu, kurangnya pendidikan jiwa patriotisme
yang terintegrasi dalam PPKn juga menghambat peningkatan rasa patriotisme.

8

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa Generasi muda masih memiliki rasa
nasionalismenya terhadap bangsa. Namun mulai meluntur akibat adanya pengaruh globalisasi,
Sebenarnya generasi muda tidak melupakan budaya bangsa tetapi mereka juga menyukai
budaya asing, namun mereka cenderung menyukai budaya asing. Hal-hal yang terjadi selama
ini juga berperan penting dalam perubahan perilaku generasi muda saat ini, seperti
menyebarnya budaya asing, menyebarnya produk impor ke seluruh negeri, serta menyebarnya
paham kapitalis dan liberal.
5.2 Kritik Terhadap Upaya Penyelesaian Masalah Sebelumnya
Upaya-upaya penyelesaian masalah ini sering kali gagal, karena seringkali upaya ini
dilakukan setengah hati. Selain itu, merasuknya KKN kedalam jiwa pejabat dan pemerintah
kita saat ini juga menghambat upaya ini. Juga, menyebarnya paham liberal, kapitalis, radikal,
dan lain sebagainya menyebabkan menurunnya rasa patriotisme siswa.
Sebenarnya usaha-usaha yang dijalankan pemerintah saat ini cukup baik, namun hanya
pelaksanaannya yang buruk. Seperti ungkapan, sistem yang buruk dilaksanakan orang yang
baik dapat menghasilkan sesuatu yang baik, tetapi sistem yang baik dilaksanakan oleh orang
yang buruk hanya dapat menghasilkan sesuatu yang buruk/tidak berguna
5.3 Saran
Saran yang dapat kami berikan untuk penyelesaian masalah ini adalah sebaiknya
upaya-upaya yang akan dilakukan dijalankan sepenuh hati. Selain itu juga diperlukan evaluasi
di berbagai bidang, baik sistem, sasaran maupun pelaksananya. Selama ini pelaksanaannya
selalu mengalami hambatan dan kegagalan, dikarenakan sistem yang rumit dan sarat KKN.
Saat ini sedang diterapkannya Kurikulum 2013 yang berbasiskan sikap dan keterampilan
disamping pengetahuan. Diharapkan ini bisa menjadi solusi dimasa mendatang.

9

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124