BAB III TINJAUAN LOKASI - Rest area sebagai fasilitas transit bagi pengguna jalan raya saradan kawasan hutan jati sektor II Madiun

BAB III TINJAUAN LOKASI

[1] GAMBARAN SEGMEN JALAN RAYA SARADAN MADIUN

Jalan raya saradan merupakan jalan nasional yang menghubungkan antara Provinsi Jawa Tengan dengan Provinsi Jawa Timur. Jalan raya saradan melintasi Kawasan hutan jati sector II kecamatan Saradan kabupaten

Madiun. Jalan

nasional

yang melintasi Kawasan hutan jati ini jalan nasional yang menghubungkan

kecamatan Caruban dengan kecamatan Nganjuk provinsi Jawa Timur merupakan jalur nasional rawan kecelakaan, dimana jalan ini memiliki lebar jalan yang sempit sebagai jalan nasional, juga kurangnya lengkapnya fasilitas jalan seperti rambu-rambu lalu lintas dan penerangan jalan waktu malam hari. Jalan yang bergelombang dan situasi hutan yang sering diasumsikan orang sebagai situasi seram memotivasi banyak terjadinya kecelakaan lalu lintas di daerah ini. Saat melintasi jalan raya saradan jarang ditemukan tempat yang menyediakan persinggahan ataupun sejanis rest area. SPBU pun sulit ditemui disepanjang ruas jalan ini. Jarak antara SPBU cabang caruban dengan cabang perbatasan kecamatan Saradan dengan kabupaten Nganjuk sangat jauh, bila ditempuh dengan kendaraan bisa mencapai waktu 30-45 menit.

Dari permasalahan yang muncul tersebut maka ide untuk membuat desain rest area ini dikembangka, diharapkan bisa mengatasi untuk membantu menanggulangi maslah yang telah ada sebelumnya yang timbul di sepanjang ruas jalan raya saradn tersebut.

Dasar pertimbangan pemilihan site di salah satu ruas jalan raya saradan kecamatan Saradan Kabupaten Madiun antara lain :

 Jalur nasional

Site mempunyai potensi keramaian lalu lintas yang relatif tinggi karena site dilewati oleh jalur nasional yang menghubungkan provinsi Jawa Tengah dengan provinsi Jawa Timur.

 Kelangkaan area singgah maupun SPBU di daerah Saradan  Space yang mencukupi  Potensi alam yang memungkinkan untuk menunjang kegiatan relaksasi

Perkembangan Panjang Jalan Kabupaten

Tahun

NO URAIAN

1 JALAN ASPAL a. Kondisi Baik

225,36 263,30 b. Kondisi Sedang

Km

254,90 172,15 c. Kondisi Rusak

2 JALAN BATU a. Kondisi Baik

37,90 37,10 b. Kondisi Sedang

Km

111,90 110,35 c. Kondisi Rusak

3 JALAN TANAH a. Kondisi Baik

12,30 7,50 b. Kondisi Sedang

Km

20,80 93,35 c. Kondisi Rusak

JML PANJANG JLN

4 JEMBATAN a. Kondisi Baik

138 45,00 b. Kondisi Sedang

Buah

106 188,00 c. Kondisi Rusak

Buah

2 2 24,00 d. Kondisi Rusak Berat

5 JALAN DESA SWADAYA a. Pemeliharaan Jalan

161,70 b. Bantuan aspal untuk jalan

Tabel 3.1. Data Perkemabangan Jalan Kabupaten Madiun Sumber : Dinas PU Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Madiun ( 2005 )

1.1. Letak

Berada di salah satu ruan jalan raya Saradan Madiun tepatnya dikawasan katok kecamatan Saradan dan TPK (Tempat Pemotongan Kayu) Saradan.

Gambar 3.3. Site hutan jati Saradan Sumber: google earth & Analisa pribadi

1.2. Topografi

Wilayah ini merupakan lahan Kawasan hutan jati dengan ekosistem alam yang masih asli. Lahan hutan jati ini merupakan hutan produksi kayu jati yang dikelola oleh badan perhutani Saradan. Site yang terpilih memliki luas Kawasan hutan yang terbentang seluas 20,6 hektar dimana kondisi tanahnya yang kurang stabil, jenis tanahnya subur dengan kontur landai dengan penurunan kontur 50cm tiap 1km nya. Site dipenuhi dengan vegetsi jati yang masih memiliki umur penanaman 6 tahun. Tanah yang relatif landai mempunyai potensi sebagai pengadaan suatu fasilitas rest area ini.

Pada site terdapat pasar kayu yang dikola oleh Departemen Perhutani Saradan, dimana kios kayu tersebut sudah sangat pasif (sedikit pedagang yang masih aktif berjualan dilapaknya). Pedagang kayu ini merupakan pendududk asli Kecamatan Saradn yang memanfaatkan hasil alam sebagai pengahsilan utamanya.

Gambar 3.4. Kios Kayu KPU Saradan Sumber: dokumen pribadi

1.3. Kondisi Ffisik dan Tata Ruang

Permikiman

Gambar 3.5. kondisi citra udara site hutan jati

Sumber: google earth

Gambar 3.6. Eksisting Site

Sumber: dokumen pribadi

 Luas site +20,6 Ha  Site merupakan lahan yang ditanamin pohon jati milik Perhutanani Kabupaten

Madiun Kecamatan Saradan. Lahan hutan jati ini memiliki jenis tanah yg kurang stabil sehingga tidak jarang terjadi longsor saat hujan, sehingga perlu pengolahan site yang baik untuk menunjang adanya rest area di lokasi ini dengan meminimalkan perubahan kondisi site dan vegetasi yang telah ada.

 Batas-batas site : Sebelah Utara

: pemukiman penduduk

Sebelah Selatan

: lahan hutan jatii

Sebelah Timur

: lahan hutan jati

Sebelah Barat

: lahan huatn jati

[2] STRATEGI PERENCANAAN

Gambar 3.7. site yang terpilih

Sumber: google earth

Secara umum potensi pengadaan fasilitas penunjang bagi pengguna jalan raya Saradan di Kabupaten Saradan Madiun dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu katagori utama dan penunjang.Sebagai katagori utama, berupaya mengembangkan kawasan yang memiliki potensi dengan memadukan unsur alam dengan pengadaan Secara umum potensi pengadaan fasilitas penunjang bagi pengguna jalan raya Saradan di Kabupaten Saradan Madiun dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu katagori utama dan penunjang.Sebagai katagori utama, berupaya mengembangkan kawasan yang memiliki potensi dengan memadukan unsur alam dengan pengadaan

Potensi alam penunjang yang dikembangkan di luar kawasan hutan/ kawasan hijau utama, ialah pada sepanjang jalur darat antar provinsi menuju Surabaya yang melewati kawasan hutan jati Saradan sektor II ini. Permasalahan yang berkaitan dengan lokasi kecamatan Saradan, Madiun ini berada di tengah kawasan hijau atau lebih tepatnya kawasan hutan produksi kayu jati, di satu sisi cukup menguntungkan dengan keberadaan daerah ini yg dilewati oleh jalur utama antar provinsi dan potensi alam yang memadahi, tetapi di sisi lain relatif “terisolir” karena kawasan ini rawan kecelakaan dan berada ditengah hutan.

Strategi yang diusung yaitu :  Pengembangan potensi kawasan yang diprioritaskan pengembangannnya, baik

dalam skala nasional, wilayah maupun lokal.  Memeratakan dan mengembangkan sistem interaksi antar wilayah terutama pada wilayah yang secara geografis relatif terisolir serta sektor perhubungan.  Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan mengkolaborasikan potensi

alam tersebut dengan kemajuan teknologi yang sesuai dengan ekosistem alam hutan jati

REST AREA SEBAGAI FASILITAS TRANSIT BAGI PENGGUNA JALAN RAYA SARADAN KAWASAN HUTAN JATI MADIUN

Disusun Oleh :

YUANITA SETYO ATRI I 0205126

Menyetujui, Surakarta, 26 Januari 2010

Pembimbing II

Pembimbing I

Kahar Sunoko, ST. MT Ir. Hardiyati, MT NIP. 19690320 199503 1 002

NIP. 19561209 198601 2 001

Pembantu Dekan I Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

Fakultas Teknik

Ir. Nugroho Djarwanti, MT Ir. Hardiyati, MT NIP. 1956112 198403 2 007

NIP. 19561209 198601 2 001

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas terselesaikannya Tugas Akhir ini terkhusus ku persembahkan tuk MAMI tersayang yang slalu dihatiku dan tak

akan tergantikan walau pun kau telah pulang ke surga bersama BAPA,…slalu ku ingin kau tersenyum dengan manis dan yang slalu mengiringiku dengan doa dan

kasih sayang yang takkan terlupakan…kan kuwujudkan mimpi dan harapanku ini MI hanya untuk mu ….

Ku mencintaimu slalu dan slalu tuk selamanya MY LOVELY MOM

Terimakasih ku ucapkan tuk :

Tuhan Yesus Kristus yang slalu mengiringi tiap langkah hidupku dan slalu menggadeng tanganku dan tak pernah terlepaskan….terimakasih Tuhan buat sgala karunia yg KAU berikan padaku…kupersembahkan hasil

TA ku ini sebagai korban syukurku kepadaMU…tiada yang indah tanpaMU Tuhan…sgalanya KAU jadikan indah

pada waktunya…ku cinta KAU dengan seluruh jiwa ku.

Especially for u MOM …terimakasih tuk sgalanya yang tlah kau berikan wat nita mi…betapa ku rindu kau ada disini slalu disisiku,ku ingin membuatmu bangga mi, puji Tuhan mi akhirna nita jadi sarjana seperti impian

mami…

Makasih buat BABE yang udah mendoakan & membiayai nita mpe jadi sarjana, walaupun sering ku mengecewakanmu tapi ku ingin buktikan bahwa nita juga mampu menggapai mimpi setinggi mungkin dengan

jadi arsitek wanita. Ku sayang koe be…

My sister

Sist TINA n keluarga – makasih tuk doa n supportnya, hehe adekmu ini akan selalu semangat n ceria demi kalian yang kusaya ng…hehehe seringlah pulang solo… (kappa …tete nita uadah jd sarjana…makasih

dah sering telepon tete wat ngasi semangat) Keluarga SUPIT (sist IRA n mas ONAD) – aku slalu pengen seperti kalian yg selalu ceria jd pasangan…makasih bayak wat doa, support yg takkan terlupakan disaat aku down tuk TA, hehe makasih udah

sering telepon tuk hibur nita…kalian selalu buatku tersenyum dan mengajariku tuk slalu mengucap syukur…hehee makasih buat kado tahun barunya y….hehehe asik ponakan baru!!! Sist NDUT_yanSRI_MArkonaH_dek YolaNDa… hehehe sebutanmu kok akehmen to ndut….makasih y adekku yang paling kusayang,yang selalu menemaniku, maaf ku sering melupakkanmu…hehehe g enek koe opo dadine aku iki,hehe makasih y dah sering ditemeni begadang n sering

kuperbudakmu tuk membantuku menggambar n mewarna… u are d’best sist for me…love u ndut.

Kaluarga Besar Sastri Sulamto – mbah n para tante n om (dari mami) – terimakasih buat doa & perhatian kalian yg slalu ingatkan nita tuk lakukan yang terbaik tuk meraih cita2. Keluargabesar dari mami yg

slalu ceria n heboh…hehehe makane aku juga ketularan heboh..hehehehe saiki jd arsitek heboh om te

Keluarga Beras Wano Wijoyo – mbah/om/tante (dr babe) – trimakasih wat doa n support kalian wat

nita hingga nita jadi seperti skrng ni.

Keluarga barunya om bari n tante - hehe ojo nyuwun traktiran wae…gentian kalian yg traktir aku lho…ceria

bgt kalian nek aku memoir kerumah…hehehehe penghiburku saat TA

Del Horno & mbak indah ….kalain pasangan bulet2 hehe..makasih y om dah dibantuin buat 3D…love u

pull pokoke om

Om Awas …weh omku sing ngakune paling ganteng sak sipil’04 ki – matur nuwun y om dah sering bantu nita dari ngater,jemput,n dikongkon2 pas TA n ultahku hehe aku jd kaya punya kakak cow baru…senangnya akhirna

bisa ngrasain punya kakak cow hehe…

Dosen pembimbing Bu_Nunuk & P_Kahar …terimakasih buat bimbingan selama TA&seminar…sudah mau mendengar keluh kesahku bu/pak…kalian takkkan terlupakan bagiku…dosen yg

ngangeni pol…pokoke sketsa…hehe

The Gread Four

Rizka_une cil – hehe walaupun koe jauh diBAnten…makasih wat support n doanya y…raih mimpi setinggi

mungkin y ne…miss u

Nida_SiBos – maasih y bos dah sering jengukin di Studio…cie2 yg udahjd pegawai bank…miss u…tunggu

aku diSemarang

Lia_une gede – tinggal kita yg distudio ne…akhirna kita bareng lulusna…wisudanya juga…hehehe.makasih y udah jadi best friend, koe slalu ada saat keadaan apapun…maafkan akaku yg sering melu[akanmu…love u sist

Hehe GUDEL ASIA ….makasih y my gud-gud yang sudah membantu banyak hal…dari jd assisten mpe babysiterku…hahaha…g enek koe py aku ngrampungke TAku n menemani hari2ki sekarang ni(mbolang

girl)…makasih banyak gud-gud wat doa-support-pinjaman barang2 wat TA…kebersamaan yg indah bersama

d’gudel’s….Smangat gud-gud Bondeng_Rani,HIda,Endah,Mimi,KD n cah kantin ..makasih at support,n doanya…hehe

kalian penggembira yg aling cespleng penghilang stress pas TA or kapanpun….hahahaa BTP juga cespleng

SAKIR club..(bayu_yogi_fathoni_gugun,dkk)- makasih wat refensi,doa,n supportnya yo cah…do gek ndang TA genti…ayo nyakir….bagi ilmu eker-eker…wekawekawekaweka…. Khusus wat RIKA/bayu – makasih wat masukan n support hehehe yg sering kucurhatin,…hehehe makasih wat segalanya (hehe dah mau dengerin curhatku) y yu…semangat rika!!!!!!!!….

Abet_mama_indi_dian – makasih kalian sudah memberiku keluarga baru yg tidak pernah kubayangkan

sebelumnya..hehehe bisa bertemu kalian yg suka cerita…khusus wat abet , makasih sudah menemani TA n akhir kuliahku,& jg 6thn6blnku…sayangku slalu ada buat kamu.

Teman-teman Studio 116 -makasih wat kebersamaan yg menyenangkan s aat studio….iu takkan terlupakan…kedombyengan nek do neng studio bilik cew2 centil-biliknya nadra yg sering dikunjungi tamu-

biliknya 04(mas erwan dkk)hehe sering nyetel kotbah,bilik edannya pak lurah dkk…musih antah berantah(dangdut- campursari mpe rock…hahahaha) ruame pol cah nek neng studio…

Cah ARCH’05 – makasih wat kebersamaan selama di jurusan arch…miss u all…ayo ngumpul2 maneh cah

Cah maket_lutfhi dkk …makasih yo le wis dibantuin buat maket….YO mAyAn nuk Maketmu…hahahahaha

Rizkhi arch’05 …thanx y kid ah dibatuin wat 3D…bagus kok 3Dmxna tapi kok Cuma sepro kawasan tok…hehehe Dosen Lab.Struktur yg heboh …n semua dosen yg tak bs kusebut semuanya…- terimakasih buat bimbingan dan kebesersama an selama di kampus arsitektur…keluarga baru ini akan slalu ada dihatiku…hehe

dosen2 heboh…. PAku P_oni/soedwiwahjono – maksih pak tuk bimbingannya selama 4thn..terimakasih sudah menyempatkan datng tuka acara pendadaran & yudisium…hehe saya ucapkana banyak terimakasih Petugas Pengajaran (p_bejo,mas toni,dkk)…- hehe kalian heboh bgt…kampus rame nek ketemu kalian..hahahaha nyenangke…p.bejo tuk salam dari p.hohok…hehehe

Semua pihak yang memberiku semangat, doa, n support selama kuliah dan berada

dikampus arsitek…terimakasih telah membuat hidupku tambah berwarna…tugas akhir ini ku persembahkan sebagai ucapan terimakasihku untuk kalian

semua…terimakasih banyak atas segala bantuan,doa n support yang telah diberikan sehingga terwujud impian nita menjadi sarjana arsitek di UNS ini … Tuhan Beserta Kita

KATA PENGANTAR

Salam sejahtera dan Puji Nama Tuhan Yesus Kristus, atas anugerah,berkat dan penyertaan- Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik sebagai salah satu persyaratan mendapatkan gelar strata satu di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.

Dalam penulisan ini, penyusun menghaturkan banyak terima kasih kepada: 1. Ir. Hardiyati, MT selaku ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

& Pembimbing I Tugas Akhir. 2. Kahar Sunoko, ST. MT, selaku Dosen Pembimbing II Tugas Akhir. 3. Ir. Soedwiwahjono, MT , selaku Dosen Pembimbing Akademis 4. Sri Yuliani, ST, M AppSc, & Yosafat Winarto, ST. MT selaku Ketua Panitia Tugas Akhir

Jurusan Arsitektur FT-UNS. 5. Civitas Akademika Jurusan Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta. 6. Bapak dan ketiga saudara perempuanku yang selalu member support. 7. Semua pihak yang telah membantu selama proses penyusunan Tugas Akhir. Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Penyusun berharap

semoga laporan ini dapat memberikan kemanfaatan bagi kita semua. Amin.

Surakarta, 26 Januari 2010

Yuanita Setyo Atri

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERSEMBAHAN

ii

TERIMA KASIH

iii

KATA PENGANTAR

vi

DAFTAR ISI

viii

DAFTAR GAMBAR

xii

DAFTAR TABEL

xv

DAFTAR SKEMA

[2] PEMAHAMAN JUDUL

2.1. Pemahaman Rest Area

2.2. Pemahaman Fasilitas

2.3. Pemahaman Transit

2.4. Pemahaman Pengguna

[3] LATAR BELAKANG

3.1. Kebutuhan Manusia Akan Zona Relaksasai Seiring dengan Meningkatnya Mobilitas Jalur Darat Antar Provinsi.

3.2. Potensi Jalan Raya Saradan Madiun yang Termasuk Jalur Rawan Kecelakaan Sebagai Lokasi Pengadaan Rest Area Yang Ideal.

3.3. Potensi Alam Hutan Jati Sebagai Kawasan Relaksasi

3.4. Pengkolaborasian Antara Tema Alam dengan Bahan Modern 7 1 [4]

PERMASALAHAN DAN PERSOALAN

4.1. Permasalahan

4.2. Persoalan

4.2.1. Perencanaan

4.2.2. Perancangan 8 [5]

TUJUAN DAN SASARAN 9 5.1. Tujuan

9 5.2. Sasaran

LINGKUP DAN BATASAN PEMBAHASAN 9 6.1. Lingkup Pembahasan

10 6.2. Batasan Pembahasan

METODE PEMBAHASAN 10 7.1. Tahap Pengumpulan Data

10 7.2. Tahap Pengungkapan Masalah

11 7.3. Analisa Data

11 7.4. Tahap Perencanaan dan Perancangan

SISTEMATIKA PELAPORAN 12

BAB II [1]

TINJAUAN DASAR REST AREA 13 1.1. Pemahaman Rest Area

13 1.2. Sasaran

13 1.3. Standarisasi Rest Area

14 a. Standarisasi Luasan Minimum Rest Area

14 b. Standarisasi Fasilitas Rest Area

16 c. Standarisasi Pemilihan Tapak Rest Area

16 d. Jenis Kendaraan yang Masuk Rest Area

17 e. Waktu Pelayanan Rest Area

17 f. Skup Pelayanan Rest Area

17 1.4. Kegiatan Dalam Rest Area

17 a. Kegiatan Pengelola

18 b. Kegiatan Tamu

19 a. Tuntutan Rest Area sebagai Pewadahan Fisik

19 b. Kebutuhan Ruang Secara Umum di Dalam Rest Area

20 1.6. Status Pengelolaan dan Struktur Organisasi

22 a. Status Pengelolaan

22 b. Struktur Organisasi

22 1.7. Tuntutan Bangunan

STUDY KOMPARASI 23 2.1. Rest Area Tol Cikampek

23 2.2. Rest Area Mangkang, Semarang

BAB III [1]

TINJAUAN LOKASI 26 1.1. Letak

29 1.2. Topografi

29 1.3. Kondisi Fisik dan Tata Ruang

STRATEGI PERENCANAAN 31

BAB IV [1]

ARAH PERENCANAAN 33 1.1. Fungsi

MANFAAT PERENCANAAN 34 2.1. Bagi Penggunjung

34 2.2. Bagi Masyarakat Sekitar

34 2.3. Bagi PEMDA

[3] PENERAPAN ARSITEKTUR DALAM PERENCANAAN DESAIN 35 3.1. Transformasi Pada Tampilan Keseluruhan Kawasan

35 3.2. Konsep Tampilan Fisik Bangunan

PROGRAM PERENCANAAN 36 4.1. Merancanakan Kegiatan Transit

36 4.2. Merencanakan Kegiatan Relaksasi

36 4.3. Merencanakan Kegiatan Akomodasi

PENDEKATAN PROGRAM KEGIATAN 36 5.1. Kegiatan Transit

36 5.2. Kegiatan Relaksasi

38 5.3. Kegiatan Akomodasi

PELAKU KEGIATAN 39 6.1. Pengunjang

39 6.2. Pengelola

LINGKUP PELAYANAN 40 [8]

TUNTUTAN BANGUNAN 40 [9]

TRANSFORMASI FUNGSIONAL 41 9.1. Lansekap

41 9.2. Sistem Struktur, Konstruksi dan Bahan

PENDEKATAN LOKASI 43

BAB V [1]

KRITERIA SITE TERPILIH 44 [2]

ANALISA PENDEKATAN PENGOLAHAN SITE 45 2.1. Eksisting Site

45 2.2. Pencapaian Terhadap Site

46 2.3. Sirkulasi Pada Site

52 2.4. Orientasi dan View

2.5. Lansekap 57 2.6. Zonning

KEGIATAN DALAM REST AREA 70 3.1. Pengelompokan Kegiatan

70 3.2. Pola Kegiatan

70 3.3. Kebutuhan Ruang Berdasarkan Pengelompkan Kegiatan

ORANISASI RUANG 78 4.1. Organisasi Ruang Makro

78 4.2. Organisasi Ruang Mikro

PENETUAN DAYA TAMPUNG 83 [6]

BESARAN RUANG & POLA HUBUNGAN RUANG 84 [7]

BENTUK DAN TAMPILAN BANGUNAN 85 [8]

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI 91 [9]

SISTEM UTILITAS 97 9.1. Jaringan Listrik

97 9.2. Jaringan Air Bersih

98 9.3. Jaringan Air Kotor

99 9.4. Drainase

100 9.5. Sistem Komunikasi

100 9.6. Sistem Pengamanan Kebakaran

101 9.7. Sistem Penangkal Petir

103 9.8. Sistem Keamanan Kawasan

DAFTAR PUSTAKA 104

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1.

23 Gambar 2.2.

25 Gambar 2.3.

25 Gamabr 3.1.

26 Gambar 3.2.

27 Gambar 3.3.

29 Gambar 3.4.

29 Gambar 3.5.

30 Gambar 3.6

30 Gambar 3.7.

31 Gambar 4.1.

42 Gambar 4.2.

42 Gambar 4.3.

43 Gambar 4.4.

43 Gambar 5.1.

44 Gambar 5.2.

44 Gambar 5.3.

45 Gamabr 5.4.

46 Gambar 5.5.

46 Gambar 5.6.

47 Gambar 5.7.

48 Gambar 5.8.

49 Gambar 5.9.

49 Gambar 5.10.

49 Gambar 5.11.

50 Gambar 5.12.

50 Gambar 5.13.

Gambar 5.14. 51 Gambar 5.15.

51 Gambar 5.16.

52 Gambar 5.17.

54 Gambar 5.18.

54 Gamabr 5.19.

54 Gambar 5.20.

55 Gambar 5.21.

55 Gambar 5.22.

55 Gambar 5.23.

55 Gambar 5.24.

56 Gambar 5.25.

57 Gambar 5.26.

57 Gambar 5.27.

58 Gambar 5.28.

58 Gambar 5.29.

59 Gambar 5.30.

59 Gambar 5.31.

60 Gambar 5.32.

60 Gambar 5.33.

61 Gambar 5.34.

62 Gambar 5.35.

62 Gamabr 5.36.

62 Gambar 5.37.

63 Gambar 5.38.

64 Gambar 5.39.

64 Gambar 5.40.

65 Gambar 5.41.

Gambar 5.42. 66 Gambar 5.43.

66 Gambar 5.44.

67 Gambar 5.45.

67 Gambar 5.46.

69 Gambar 5.47.

86 Gambar 5.48.

87 Gambar 5.49.

87 Gambar 5.50.

87 Gambar 5.51.

87 Gambar 5.52.

88 Gambar 5.53.

88 Gambar 5.54.

89 Gambar 5.55.

90 Gambar 5.56.

90 Gambar 5.57.

90 Gambar 5.58.

92 Gambar 5.59.

92 Gambar 5.60.

93 Gambar 5.61.

93 Gambar 5.62.

93 Gambar 5.63.

94 Gambar 5.64.

95 Gambar 5.65.

95 Gambar 5.66.

96 Gambar 5.67.

DAFTAR TABEL Tabel 1.1.

3 Tabel 1.2.

4 Tabel 2.1.

14 Tabel 2.2.

14 Tabel 2.3.

15 Tabel 2.4.

15 Tabel 2.5.

15 Tabel 2.6.

15 Tabel 2.7.

16 Tabel 3.1.

28 Tabel 5.1.

73 Tabel 5.2.

74 Tabel 5.3.

75 Tabel 5.4.

76 Tabel 5.6.

76 Tabel 5.7.

77 Tabel 5.8.

77 Tabel 5.9.

DAFTAR SKEMA Skema 2.1.

22 Skema 4.1.

39 Skema 4.2.

40 Skema 5.1.

70 Skema 5.2.

71 Skema 5.3.

71 Skema.5.4.

72 Skema 5.5.

72 Skema 5.6.

72 Skema 5.7.

73 Skema 5.8.

78 Skema 5.9.

78 Skema 5.10.

79 Skema.5.11.

79 Skema 5.12.

80 Skema 5.13.

81 Skema 5.14.

82 Skema 5.15.

82 Skema 5.16.

98 Skema 5.17.

99 Skema 5.18.

99 Skema 5.19.

100 Skema 5.20.

101 Skema.5.21.

BAB I PENDAHULUAN

[1] JUDUL

Rest Area sebagai Fasilitas Transit Bagi Pengguna Jalan Raya Saradan, Kawasan Hutan Jati Sektor II Madiun.

[2] PEMAHAMAN JUDUL

2.1. Pemahaman Rest Area

a. Rest

: istirahat, tidur / tidak beraktifitas. 1

b. Area

: wilayah geografis, daerah. 2

c. Rest area o Merupakan istilah yang dipergunakan bagi suatu tempat yang

disediakan untuk transit dengan tujuan beristirahat bagi pengguna/pengemudi kendaraan bermotor yang sedang dalam

perjalanan 3 .

o Tempat untuk beristirahat selama dalam perjalanan, berada di tempat

titik lelah mengemudi 4 .

o Tempat istirahat dan pelayanan wisata (tip wisata) 5 .

2.2. Pemahaman Fasilitas 6 Adalah prasarana atau wahana untuk melakukan atau mempermudah sesuatu.

2.3. Pemahaman Transit Adalah sutu kegiatan yang biasanya dilakukan untuk hanya sekedar berhenti disitu tempat untuk tujuan tertentu dalam waktu yang singkat 7

1 Martin hamanster with Astant from Ferguse Max Gauran, Oxford Learner Pocket Dictionary Siscompiler 2 WJS. Poerwodarminto, 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta.

3 Kedaulatan Rakyat, 30 Juni 1997 4 Drs. Giyarso, Pimpinan proyek rest area di Tegal 5 WJS. Poerwodarminto, 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta. 6 Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas (www.wikipedia.com) 7 Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas (www.wikipedia.com)

2.4. Pemahaman Pengguna

Adalah orang atau user yang menggunakan objek yang ditunjuk 8 .

Dengan demikian, Rest Area sebagai Fasilitas Transit bagi Pengguna Jalan Raya Saradan, Kawasan Hutan Jati Sektor II merupakan suatu tempat atau prasarana yang didesain sebagai salah satu wujud untuk menampung segala fasilitas persinggahan dengan waktu yang tidak ditentukan sehingga dapat menunjang kenyamanan para traveller saat melintasi kawasan hutan jati Saradan Madiun .

Suatu usaha untuk menyediakan fasilitas transit dengan pendekatan desain kombinasi bangunan yang menggunakan bahan modern/fabrikasi dengan bangunan dengan bahan alam untuk mengimbangi ekosistem hutan jati sebagai setting sitenya.

[3] LATAR BELAKANG

3.1. Kebutuhan Manusia Akan Zona Relaksasai Seiring dengan Meningkatnya Mobilitas Jalur Darat Antar Provinsi.

Kota-kota besar di Indonesia yang terdapat di satu lokasi geografis tertentu dan memiliki jarak antar kota sesuai dengan kondisi geografisnya. Masing-masing tempat memiliki karakteristik sendiri baik dari segi kondisi alam, budaya, arsitektural dan perilaku penduduknya. Salah satu perilaku manusia yang sering dilakukan adalah mobilitas atau perpindahan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Penghuni suatu daerah belum tentu adalah penduduk asli melainkan perantau dari daerah lain. Sehingga perilaku yang sering terjadi adalah fenomena pulang kampung (mobilitas).

Pengertian mobilitas dari ilmu transportasi dan perencanaan transportasi tidak dapat disaranai dengan konsep “penyambungan ruang” dan

bersamaan ditempatkan dengan berbagai mobilitas-kendaraan. Kendaraan membebaskan manusia dari keterbatasan kemungkinan bergerak yang dimilikinya secara alami dan dengannya dapat secara langsung meledakkan ruang aksinya. Tidak ada keterkaitan antara kekakuan waktu dan jadwal

8 Asumsi penulis laporan 8 Asumsi penulis laporan

dihubungkan dengan lamanya penantian, dan kemajuan motorisasi memberikan kenaikan taraf mampu bebas masyarakat untuk “dalam waktu yang singkat selalu lebih jauh berjalan”.

Table 1.1. data perhitungan volume kendaraan yang melintas di JL.Raya Saradan/Agustus 2007 dari Dinas Jasa Marga

Mobilitas tidak hanya memberikan kemungkinan perubahan tempat, melainkan juga untuk keperluan pertukaran tempat secara periodik dan sepanjang hari dari bagian besar penduduk kota, yang terkumpul karena pemisahan ruang fungsi hidup secara elementer; tempat tinggal, kerja, kesibukan dan penjemputan. MisaInya juga berada dalam kebergantungan yang erat satu sama lain dengan berbagai struktur pemukiman dan karenanya membentuk persambungan dari keterpisahan ruang tersebut.

Penduduk di kota tersebut juga memiliki profesi yang beragam. Salah satunya profesi yang dituntut untuk melakukan mobilitas tinggi misalnya sopir angkutan antar daerah, antar kota maupun antar provinsi. Sehingga sebagian besar waktu hidupnya dihabiskan di jalan. Dan setiap tahun semakin meningkat pula pengguna jalan dengan ditunjukkannya peningkatan pemilikan kendaraan pribadi yang terkait erat dengan kegiatan mobilitas yang diakukan masyarakat sebagai pengguna jalan. Sumber, artikel “Keterkaitan Mobilitas dengan Pembangunan System Transportasi”, 26-27 Desember 2006.

Mobilitas yang tinggi tersebut mendorong terjadinya kepadatan lalu lintas barang dan manusia di seluruh dunia. Melihat perkembangan yang ada dari kepadatan lalu lintas tersebut, semakin banyak ditemukan fakta yang Mobilitas yang tinggi tersebut mendorong terjadinya kepadatan lalu lintas barang dan manusia di seluruh dunia. Melihat perkembangan yang ada dari kepadatan lalu lintas tersebut, semakin banyak ditemukan fakta yang

40 % diantaranya berusia dibawah 25 tahun. Pada tahun 2020 angka tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 1,4-1,6 juta jiwa manusia melayang di jalan raya. Posting Tulisan Honda Writing Competition 2008.

Table 1.2. Data jumlah komulatif kendaraan bermotor,2003-2007 (Dep. Pehub 2007-POLRI-

Desember 2007)

Pelaku mobilitas atau disebut traveller yang menggunakan alat transportasi darat seperti motor, mobil, bus, truk yang menempuh perjalanan jauh misalnya antar kota Jakarta-Surabaya akan mengalami kejenuhan di beberapa tempat sehingga harus berhenti untuk mengisi bahan bakar bagi kendaraan yang ditumpanginya serta beristirahat sejenak. Selagi mengisi bahan bakar bagi kendaraan yang ditumpangi biasana traveller juga menyempatkan diri untuk istirahat sejenak untuk memulihkan tenaga dan mengembalikan konsentrasi untuk melanjutkan perjalanan lagi. Apabila masalah pengisian bahan bakar kendaraan dan beristirahat diabaikan dikhawatirkan akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti gangguan lalu lintas yang disebabkan karena kendaraan yang ditumpangi mogok kehabisan bahan bakar dan kecelakaan akibat pengemudi mengantuk (human error). Dalam peraturan Pelaku mobilitas atau disebut traveller yang menggunakan alat transportasi darat seperti motor, mobil, bus, truk yang menempuh perjalanan jauh misalnya antar kota Jakarta-Surabaya akan mengalami kejenuhan di beberapa tempat sehingga harus berhenti untuk mengisi bahan bakar bagi kendaraan yang ditumpanginya serta beristirahat sejenak. Selagi mengisi bahan bakar bagi kendaraan yang ditumpangi biasana traveller juga menyempatkan diri untuk istirahat sejenak untuk memulihkan tenaga dan mengembalikan konsentrasi untuk melanjutkan perjalanan lagi. Apabila masalah pengisian bahan bakar kendaraan dan beristirahat diabaikan dikhawatirkan akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti gangguan lalu lintas yang disebabkan karena kendaraan yang ditumpangi mogok kehabisan bahan bakar dan kecelakaan akibat pengemudi mengantuk (human error). Dalam peraturan

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan jumlah kecelakaan di jalan setiap tahunnya. Faktor tersebut antara lain adanya paradigma berpikir masyarakat instan di jaman modern, mulai lunturnya sensitifitas dalam berkendara, dan minimnya etika berkendara untuk tertib, saling menghormati, saling menghargai, sehingga mengakibatkan semakin tergerusnya rasa kepemilikan akan sesuatu. Faktor-faktor diatas mempunyai hubungan kausalitas atau sebab akibat yang saling berkaitan antara satu sama lain. Faktor tersebut dapat disederhanakan menjadi 3 faktor utama penyebab kecelakaan, yaitu manusia, kendaraan, dan lingkungannya. Diantara ketiga faktor tersebut, faktor kesalahan manusia (human error) merupakan penyebab kecelakaan yang tertinggi yakni 86,8 % dari total kecelakaan yang terjadi, dimana hal ini berkaitan erat dengan etika berkendara di jalan raya. Sumber : Posting Tulisan Honda Writing Competition 2008.

Dan pada keadaan tersebut secara naluriah, manusia akan membutuhkan waktu sejenak untuk istirahat sejenak untuk melepas lelah sebelum melanjutkan perjalanan hingga sampai tujuan agar terhindar dari kecelakaan akibat human error.

3.2. Potensi Jalan Raya Saradan Madiun yang Termasuk Jalur Rawan Kecelakaan Sebagai Lokasi Pengadaan Rest Area Yang Ideal.

Jalan raya Saradan merukapan jalan raya yang menghubungkan antara provinsi Jawa Tengan dengan Jawa Timur dimana jalan raya ini merupakan jalur utama yang dilalui angkutan transportasi darat menuju daerah Ngajuk, Kediri, Surabaya dan sekitarnya. Selama melintasi daerah ini yang paling banyak ditemui yaitu kawasan hutan jati. Jalan raya Saradan ini merupakan jalan raya yang melintasi kawasan hutan jati sehingga selama melewati kawasan ini hanya suasana hutan yang sepi yang ditemui. Jalur Madiun-Surabaya yang rawan Jalan raya Saradan merukapan jalan raya yang menghubungkan antara provinsi Jawa Tengan dengan Jawa Timur dimana jalan raya ini merupakan jalur utama yang dilalui angkutan transportasi darat menuju daerah Ngajuk, Kediri, Surabaya dan sekitarnya. Selama melintasi daerah ini yang paling banyak ditemui yaitu kawasan hutan jati. Jalan raya Saradan ini merupakan jalan raya yang melintasi kawasan hutan jati sehingga selama melewati kawasan ini hanya suasana hutan yang sepi yang ditemui. Jalur Madiun-Surabaya yang rawan

Menurut Bambang pengamat perkembangan lalu lintas antar daerah, Saradan memiliki kontur jalan yang tidak rata. Selain itu, banyaknya tanjakan yang diikuti tikungan tajam membuat kawasan ini sangat rawan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Apalagi dikawasan ini juga masih ada beberapa titik jalan yang berlubang yang diperparah dengan banyaknya pohon tua disepanjang jalan yang dikawatirkan akan roboh sewaktu-waktu.

Menurut Kasat Lantas Polres Madiun, AKP Purwadi, rawannya jalur di wilayah Madiun disebabkan beberapa hal, antara lain jalan bergelombang dan rusak, tingkat kepadatan kendaraan yang meningkat serta sempitnya jalur lalu lintas.

Penentuan titik rawan tersebut yang dapat dijadikan potensi sebuah ruas jalan raya dapat menjadi lokasi berdirinya sebuah rest area, dimana factor utama yang menyebabkan terjadinya kecelakaan yaitu factor kelelahan berkendaraan sehingga dibutuhkan sarana/fasilitas yang dapat mewadahi kegiatan persinggahan dan peristirahatan untuk menghindari human error.

(Lampiran No. 15 Keputusan Direktur Jenderal BinaMarga No. 76/KPTS/Db/1999 Tanggal20 Desember 1999).

3.3. Potensi Alam Hutan Jati Saradan Madiun Sebagai Kawasan Relaksasi

Masih banyak potensi alam di daerah Madiun yang bisa dikembangkan sebagai penambahan pendapatan daerah. Kawasan hijau yang masih banyak ditemui di daerah Madiun ini sangat berpotensi bagi terciptanya suasana asri dan teduh. Begitu pula saat melintasi daerah Saradan Madiun maka akan banyak dijumpai kawasan hutan jati yang terdapat di setiap sisi kanan dan kiri jalan saat melintasi jalan lintas daerah ini. Udara yang masih asri saat memasuki daerah itu bisa menyegarkan pikiran dan suasana bagi pemakai jalan yang melintasinya. Suasana alam yang masih asri tersebut berpotensi sebagai zona relaksasi pengguna jalan untuk memulihkan ataupun menghilangkan kelelahan Masih banyak potensi alam di daerah Madiun yang bisa dikembangkan sebagai penambahan pendapatan daerah. Kawasan hijau yang masih banyak ditemui di daerah Madiun ini sangat berpotensi bagi terciptanya suasana asri dan teduh. Begitu pula saat melintasi daerah Saradan Madiun maka akan banyak dijumpai kawasan hutan jati yang terdapat di setiap sisi kanan dan kiri jalan saat melintasi jalan lintas daerah ini. Udara yang masih asri saat memasuki daerah itu bisa menyegarkan pikiran dan suasana bagi pemakai jalan yang melintasinya. Suasana alam yang masih asri tersebut berpotensi sebagai zona relaksasi pengguna jalan untuk memulihkan ataupun menghilangkan kelelahan

3.4. Pemadupadanan Bahan Hasil Kemajuan Teknologi dengan Potensi Lokal Hutan Jati Sebagai Sumber Bahan Alami Pengimbang Keberadaan Ekosistem Alam Hutan Jati Saradan Madiun.

Ekosistem alam semakin tercemar dengan adanya karya manusia yang semakin tak bertanggung jawab pada alam. Itu salah satu alasan terjadinya global warming dimana isu itu yang sedang berkembang saat ini di dunia. Dari isu tersebut maka keberadaan alam sangat berharga bagi keseimbangan dan keberlangsungan kehidupan makhluk hidup. Hutan jati adalah salah satu dari banyak jenis ekosistem yang harus dilestarikan karena dari hutan jati tersebut banyak pula potensi yang dapat digali seperti produksi kayu yang amat bermanfaat bagi pembangunan dalam konsep alam ataupun natural.

Pengadaan fasilitas di daerah hutan jati Saradan nantinya akan sangat mempengaruhi keberadaan ekosistem yang telah ada sebelumnya sehingga dibutuhkan sebuah konsep desain yang dapat mewakili desain dengan pengadaan suatu karya arsitektur yang dibangun dengan menyesuaikan alam (desain mengkuti keadaan alam yang telah ada dengan meminimalkan perubahan ekosistem alam). Desain konsep alam biasa dicapai dengan pengkolaborasian pemakaian bahan bangunan yang berasal dari alam maupun bahan bangunan fabrikasi yang dapat dibentuk sesuai dengan bentukan alam sehingga alam dan bangunan bisa seiring tanpa harus saling mengganggu satu sama lain dalam hal fungsi ataupun yang lainnya.

Dengan pengadaan konsep pengkolaborasian bahan dalam desain tersebut diharapkan kondisi alam hutan jati tidak tercemar dengan adanya pengadaan fasilitas rest area ini, hal tersebut dapat mendorong pengunjung yang singgah untuk menjelajahi konsep alam yang bisa seiring dengan perkembangan modern sehingga membangkitkan kepedulian terhadap kelestarian alam.

[4] PERMASALAHAN DAN PERSOALAN

4.1 Permasalahan

Bagaimana menerapkan dan merancang suatu tempat/kawasan yang menyediakan berbagai fasilitas sebagai suatu Rest Area di kawasan hutan jati sektor II Saradan Madiun dengan meminimalisir terjadinya perubahan tatanan alam yang ada sehingga dapat menonjolkan ekspresi alam sesungguhnya dengan mengkolaborasikan bahan fabrikasi dengan potensi lokal sebagai suatu tema sarana persinggahan/transit yang menyenangkan dan memiliki daya tarik, sehingga menarik minat pengunjung terhadap obyek tersebut.

4.2 Persoalan

4.2.1. Perencanaan

 Mengaplikasikan konsep kolaborasi alam dan modern pada desain lokasi kawasan Rest Area hutan jati Saradan sektor II Madiun sebagai kawasan persinggahan yang nyaman dan aman untuk disinggahi.

 Menentukan kegiatan-kegiatan yang akan hadir dalam kawasan Rest area sebagai tempat transit ini, yaitu kegiatan-kegiatan dalam

kegiatan transit yang disesuaikan dengan konsep alam hutan jati.  Menentukan fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan jenis kegiatan yang akan berlangsung pada kawasan Rest Area hutan jati Saradan sektor

II, Madiun.

4.2.2. Perancangan

 Menentukan tata letak bangunan pada kawasan (siteplan/konsep lansecape) berikut sirkulasi kawasan sesuai dengan penzoningan

hasil dari analisis site yang terdiri dari pengolahan tapak, konsep orientasi, matahari, angin, kebisingan, pencapaiaan dan tata letak vegetasi jati yg telah ada berdasarkan pada kegiatan utama yaitu transit dan relaksasi.

 Menentukan program ruang bangunan dan fasilitas-fasilitas penunjang yang sesuai dengan fungsinya sebagai Rest Area.

 Menentukan suasana kawasan yang natural dan fisik bangunan eksterior maupun interior yang memperhatikan aspek kenyamanan

sehingga mendukung kegiatan bagi pengunjung, dengan perancangan sarana Rest Area hutan jati Saradan sector II, Madiun yang mampu memberikan suasana natural yang menyatu dengan habitat alam hutan jati, melalui :

- Bentuk bangunan (pola tata masa) dan tata ruang luar - Pengaturan pola sirkulasi, maupun finishing ruang - Eksterior bangunan pemilihan material bangunan serta

landscape.

 Merancang karakter kawasan sesuai dengan karakter alam hutan jati  Menentukan konsep sistem konsep utilitas yang mampu mendukung

keberadaan sarana Rest Area hutan jati Saradan sector II, Madiun dan system maintenance khusus terhadap seluruh sarana pada kawasan ini agar tidak merusak ekosistem alam hutan jati yang telah ada.

[5] TUJUAN DAN SASARAN

5.1 Tujuan

Mewujudkan konsep perencanaan dan perancangan Rest Area sebagai Fasilitas Transit yang mendukung kegiatan yang bersifat relaksasi tanpa batasan waktu bagi pengguna jalan raya Saradan, Kawasan Hutan Jati Sektor II Madiun.

5.2 Sasaran

 Mengaplikasikan konsep tema bangunan ekosistem alam hutan jati terhadap lokasi sarana Rest Area yang menyediakan fasilitas transit / persinggahan.  Menentukan kegiatan-kegiatan yang akan hadir dalam kawasan Rest area sebagai tempat transit ini, yaitu kegiatan-kegiatan dalam kegiatan transit.  Menentukan fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan jenis-jenis kegiatan yang

akan berlangsung pada Rest Area hutan jati Saradan sektor II, Madiun.

[6] LINGKUP DAN BATASAN PEMBAHASAN

6.1 Lingkup Pembahasan

Pembahasan diorientasikan untuk menjawab permasalahan dalam lingkup disiplin ilmu arsitektur dan aspek terkait yang sesuai dengan tujuan dan sasaran sarana dan prasarana Rest Area hutan jati Saradan sektor II Madiun.

6.2 Batasan Pembahasan

Pembahasan yang dilakukan memiliki batasan-batasan yang terdiri dari :

 Pembahasan konsep perencanaan dan perancangan sarana dan prasarana Rest Area hutan jati sector II Madiun sebagai area

perencanaan  Pembahasan konsep ekosistem alam hutan jati yang menyangkut pengkolaborasian antara pemakaian desain yang bertemakan alam

dengan bangunan modern yang ramah dengan alam.

[7] METODE PEMBAHASAN

7.1. Tahap Pengumpulan Data

Tahap Pengumpulan Data yaitu tahap yang dipakai dalam pembuatan perencanaan dan perancangan Rest Area, dimana tahapan pengumpulan data ini meliputi data sekunder dan data primer.

a. Data Sekunder Studi literatur, merupakan bentuk studi yang mengacu dari kepustakaan-kepustakaan yang mempunyai kaitan/relevansi dengan topik judul yaitu Rest Area. Dalam studi literatur ini, kepustakaan yang dipakai adalah berkaitan tentang kegiatan persinggahan yang berisifat relaksasi dan rekreatif dengan segala fasilitas yang cenderung memperhatikan keberadaan factor alam yang telah ada. Sumber-sumber literatur tersebut diuraikan secara diskripsi dengan kuantitas dan kualitas yang ringkas dan isinya yang berkaitan langsung dengan topik. Literatur yang dimaksud dapat berupa buku-buku yang relevan, informasi up to date dari internet, maupun dari brosur.

b. Data Primer Data Primer merupakan data yang diperoleh secara langsung pada pihak/instansi yang bersangkutan.

 Wawancara Merupakan cara perolehan data melalui wawancara dengan nara sumber yang bersangkutan dengan area studi yaitu dengan

masyarakat maupun pihak terkait, serta mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan sarana persinggahan maupun rest area yang sudah ada saat ini.

 Pengamatan Lapangan Merupakan cara pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung di lapangan yaitu dengan mensurvei beberapa rest area

maupun tempat persinggahan yang berada di sepanjang jalan raya Saradan Madiun, dimana nantinya dipakai sebagai cross check dengan data-data lain yang telah diperoleh.

7.2. Tahap Pengungkapan Masalah

Mengungkapkan permasalahan yang ada baik kondisi eksisting site maupun kecenderungan perubahan kondisi yang akan timbul akibat keberadaan Rest Area yang akan direncanakan, untuk kemudian dilakukan pemecahannya.

7.3. Analisis Data

Data dan informasi yang diperoleh dianalisa sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dengan menggunakan teori-teori yang dibutuhkan guna mendapatkan pemecahan masalah, yang kemudian dituangkan dalam konsep perencanaan dan perancangan.

7.4. Tahap Perencanaan dan Perancangan

Mentransformasikan konsep-konsep dasar yang diperoleh dalam tahap analisis sebagai pemecahan permasalahan dan persoalan yang timbul sehubungan dengan perencanaan dan perancangan Rest Area yang selanjutnya diwujudkan dalam bentuk desain bangunan.

[8] SISTEMATIKA PELAPORAN

Bab I Mengungkapkan judul, pemahaman judul, latar belakang, rumusan permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, metodologi dan strategi desain, serta sistematika pelaporan.

Bab II

Mengungkapkan tinjauan teori rest area sebagai teori preseden empirik tempat persinggahan dan rekreasi yang menyenangkan dan memiliki daya tarik sebagai landasan teori dalam perencanaan dan perancangan obyek Rest Area.

Bab III

Membahas tentang tinjauan kabupaten Madiun khususnya daerah Saradan sebagai lokasi perencanaan dan membahas kondisi fasilitas wisata yang sudah ada sebagai kajian.

Bab IV

Mengungkapkan strategi desain perencanaan sesuai dengan idealisme yang akan diterapkan dalam desain nantinya.

Bab V

Mengungkapkan analisa pendekatan konsep serta konsep perencanaan dan perancangan sebagai usaha pemecahan masalah dengan meninjau tujuan dan sasaran yang akan dicapai.

BAB II TINJAUAN TEORI

[1] TINJAUAN DASAR REST AREA

1.1. Pemahaman Rest Area

Tempat istirahat atau dikenal secara lebih luas sebagai rest area merupakan tempat beristirahat sejenak untuk melepaskan kelelahan, kejenuhan, ataupun hanya sekedar singgah untuk kegiatan metabolisme dalam serangkaian menempuh perjalanan jarak jauh. Tempat istirahat ini banyak ditemukan di jalan tol ataupun dijalan nasional dimana para penggunan jalan dapat singgah saat mereka melintas dijalan tersebut.

Istilah Rest Area didefinisikan sebagai:  Merupakan istilah yang dipergunakan bagi suatu tempat yang disediakan

untuk transit dengan tujuan beristirahat bagi pengguna/pengemudi kendaraan

bermotor yang sedang dalam perjalanan 1 .  Tempat untuk beristirahat selama dalam perjalanan, berada di tempat titik lelah mengemudi 2 .  Tempat istirahat dan pelayanan wisata (tip wisata) 3 .

1.2. Sasaran

Rest Area dapat dimanfaatkan oleh pengguna jalan pengemudi maupun penumpang sebagai tamu untuk beristirahat dan kegiatan lain selama berhenti sejenak dari perjalanan. Rest Area kadang digunakan untuk beberapa tujuan lain diantaranya layanan pom bensin / SPBU, makanan atau restoran, penginapan dan pusat informasi sehingga di dalam rest area juga terdapat pelaku usaha dan penyedia jasa. Selain itu dikelola oleh pengelola setempat.

1 Kedaulatan Rakyat, 30 juni 1997 2 Drs. Giyarso, pimpinan proyek Rest Area di Tegal 3 WJS. Poerwodarminto, 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta.

Sehingga dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan utama pengguna Rest Area yaitu :

 Pengelola  Tamu / pemakai ( traveller)

- Pengemudi kendaraan bermotor : pemakai kendaraan pribadi maupun bus pariwisata dan angkutan berat antar provinsi. - Penumpang kendaraan bermotor : penumpang kendaraan pribadi maupun bus dan sopir dan kernet angkutan berat antar provinsi.

 Penyedia jasa dan pelaku usaha

1.3. Standarisasi Rest Area

a) Standarisasi Luasan Minimum Rest Area

Definisi standarisasi oleh Departemen Pekerjaan Umum (disertai lampiran No.

15 Keputusan Direktur Jendral Bina Marga) pusat dalam seminar yang diikuti pejabat dinas Pariwisata se-propinsi Jawa Timur. Tipe

(m²) Luas Minimum

(m²)

(m²)

1750 Fasilitas pelayanan

Areal terbuka

Table 2.1. data standard luasan minimum rest area Sumber : lampiran No. 15 Keputusan Direktur Jendral Bina Marga

1) Standarisasi Luasan Toilet Umum

Luas fasilitas

Tipe

Jumlah

standart rest area

Orang

Urinal

Toilet pria Toilet wanita

Min. 5 Min. 120

B 46-70

Min. 10

Min. 3

Min. 10 Min. 240

15-20 290-350

Table 2.2. data standard luasan minimum toilet rest area Sumber : lampiran No. 15 Keputusan Direktur Jendral Bina Marga

2) Standarisasi Luasan Tempat Duduk, Telepon Umum, Mushola, Taman

Luasan Minimum fasilitas

Telepon umum

rest

Taman (m 2 ) duduk

Mushola (m 2 )

(minimum_buah)

Table 2.3. data standard luasan minimum tempat duduk telopon umum, mushola dan taman

rest area

Sumber : lampiran No. 15 Keputusan Direktur Jendral Bina Marga

3) Standarisasi Luasan Minimum Restoran

Tipe fasilitas

Luasan Minimum rest area

Jumlah

Penunjung

Tempat duduk

B 100-250

Table 2.4. data standard luasan minimum restoran rest area Sumber : lampiran No. 15 Keputusan Direktur Jendral Bina Marga

4) Standarisasi Luasan Minimum Kios

Tipe fasilitas

Luasan Minimum rest area

Jumlah

Penunjung

Tempat duduk

B 100-250

Table 2.5. data standar luasan minimum stan kios rest area Sumber : lampiran No. 15 Keputusan Direktur Jendral Bina Marga

5) Standarisasi Luasan Minimum SPBU

Jumlah

Ruang

Ruang cuci

Lain- Luas total Tipe

lain minimum fasilitas minimum bahan bakar

umum

mobil/bengkel

(m 2 ) (m 2 ) (buah)

2 (m 2 )

minimum (m )

minimum (m 2 )

Table 2.6. data standar luasan minimum SPBU rest area Sumber : lampiran No. 15 Keputusan Direktur Jendral Bina Marga Table 2.6. data standar luasan minimum SPBU rest area Sumber : lampiran No. 15 Keputusan Direktur Jendral Bina Marga

A B C Fasilitas

Tipe

KM minimum yang Papan informasi Papan informasi

KM

KM

Papan disediakan

Tempat parkir

Tempat parkir

Tempat parkir

Warung/rumah

Warung/rumah

Meja piknik

Meja piknik

P3K Pompa bensin Kios

Warung/kios tambahan

Fasilitas

Bengkel kecil

Kios

Gazebo

Pompa bensin

Meja piknik

Kolam&taman

Table 2.7. data standarisasi fasilitas rest area Sumber : lampiran No. 15 Keputusan Direktur Jendral Bina Marga

c) Standarisasi Pemilihan Tapak Untuk Rest Area

Adalah suatu standar di dalam menentukan tapak ideal bagi rest area, yang meliputi berbagai faktor baik segi fisik maupun sarana dan prasarana. Faktro- faktor tersebut adalah :

 Faktor bentuk Bentuk ideal adalah persegi panjang dengan rasio 3:2  Faktor keamanan dan keselamatan - Berada pada jalan yang relatif lurus datar - Minimum berjarak 500 m dari tikungan atau persimpangan

- Jarak lahan + 15m dari sisi bahu jalan sebelah luar yang diperkeras - Jalan masuk dan keluar tidak mengganggu lalu lintas jalan raya dan

tersendiri.  Faktor kualitas fisik dasar

- Kestabilan tanah - Menghindari lahan yang curam ( jalan yang menanjak menghilangkan

kesan istirahat)

 Faktor aksesibilitas dan prasarana Yaitu tersedianya : - Jalan raya - Air bersih - Drainase dan limbah - Listrik - Telepon

d) Jenis-Jenis Kendaraan yang Masuk Rest Area

Jenis kendaraan yang masuk rest area adalah semua jenis kendaraan bermotor kecuali truk, karena truk umumnya, karean truk umumnya memiliki tempat pangkalan dan transit sendiri.

e) Waktu Pelayanan Rest Area

Karena fungsi rest area sebagai tempat singgah atau transit bagi orang yang sedang melakukan perjalanan sedangakan waktu pejalanan adalah tidak terbatas maka waktu pelayanan Rest Area adalah 24 jam non stop.

f) Skup pelayanan Rest Area

Rest area memiliki skup pelyanan regional dari daerah/provinsi yang bersangkutan serta daerah/provinsi yang disekitarnya. Ini verarti bahwa rest area dapat pula melayani pengendara kendaraan bermotor yang melintasi daerah tersebut, walaupun ia berasal dari daerah/provinsi lain (lintas provinsi), karena adanya tingkat kemajemukan yang tinggi bagi daerah asal pengendara endaraan bermotor di jalan raya. Skup pelayanan ini sangat berpengaruh terhadap klasifiksi rest area.

1.4. Kegiatan di dalam Rest Area

Seperti yang telah disebutkan bahwa terdapat 3 golongan pengguna Rest Area dimana masing-masing golongan melakukan aktivitas yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya.

a) Kegiatan pengelola

 Datang menggunakan kendaraan pribadi maupun umum diwadahi oleh jalan /

alur kendaraan  Parkir kendaraan diwadahi oleh halaman parkir

 Mengerjakan tugas kantor diwadahi oleh kantor pengelola  Tugas lapangan seperti mengatur lalu lintas alur transportasi dalam kawasan

rest area diwadahi oleh pos-pos  Berkoordinasi antar anggota pengelola seperti rapat dan pertemuan rutin

diwadahi oleh hall atau ruang pertemuan  Makan & Minum diwadahi oleh restoran, warung makan, pedagang kaki lima,

asongan  Metabolisme diwadahi oleh KM/WC

 Sholat diwadahi oleh Masjid atau Mushola

b) Pemakai atau Tamu

 Datang menggunakan kendaraan pribadi maupun umum diwadahi oleh jalan /