BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran umum SMA Negeri 2 Salatiga - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program MMT (Manajemen Mutu Terpadu) dalam Peningkatan Hasil Belajar di SMA N 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

  4.1.1 Gambaran umum SMA Negeri 2 Salatiga

  SMA Negeri 2 Salatiga adalah salah satu lembaga pendidikan menengah atas di kota Salatiga yang berdiri pada tahun 1983, terletak di pinggiran kota (suburban) tepatnya di Jalan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga menempati areal seluas 3 ha. Lokasinya ini didukung dengan kawasan pemukiman penduduk yang terdapat fasilitas perumahan Tegalrego, perumahan asrama TNI 411, dan beberapa desa yang berada dikecamatan Algomulyo.

  Kawasan ini menjadikan salah satu alternatif orang tua menyekolahkan anaknya di SMA Negeri 2 Salatiga. Meskipun secara transportasi publik belum memiliki ketercapaian yang maksimal. Meskipun demikian peserta didik bukan hanya dari kalangan masyarakat sekitar sekolah namun juga dari beberapa daerah di wilayah kabupaten Semarang.

  Pada saat ini SMA Negeri 2 Salatiga mempunyai 918 peserta didik, dengan 3 program yaitu program Bahasa, program IPA, program IPS, mempunyai tenaga pendidik 63 guru dan tenaga kependidikan 25 orang.Potensi sumber meningkatkan mutu tenaga pendidik, para guru diberikan kesempatan dan kemudahan dalam melanjutkan studi lanjut program Magister.

  SMA Negeri 2 Salatiga telah menerapkan Managemen Mutu Terpadu (MMT) dengan perbaikan terus-menerus sejak bergulirnya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006.Manajemen Mutu Terpadu yang telah dirancang oleh segenap civitas akademika salah satunya adalah peningkatan mutu hasil belajar peserta didik. Proses pencapaian mutu tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya gagasan visi, misi dan tujuan.

  SMA Negeri 2 Salatiga mempunyai visi, misi, dan tujuan pendidikan. Visi tersebut merupakan terwujudnyasatuanpendidikandengan lulusan yang beriman, bertakwa, unggul dalam prestasi, berkarakter kebangsaan dan peduli lingkungan, serta mampu bersaing di era global.

  Langkah mewujudkan visi tersebut dengan misi diantara : (1) Meningkatkan semangat hidup yang agamis dan mewujudkan kerukunan antarumat beragama. (2) Menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien. (3) Menyelenggarakan kegiatan akademik dan non akademik sebagai wadah bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi diri secara optimal. (4) yang dapat menumbuhkan rasa kepeduliansosial para peserta didik. (6) Melibatkan orang tua/wali peserta didik untuk memberikan bimbingan tentang budipekerti yang baik. (7) Melaksanakan program pengembangan diri bagi peserta dituntut mengenal potensi diri. (8) Menciptakan budaya sekolah yang mencintai lingkungan. (9) Sekolah mengadakan koordinasi dan komunikasi dengan orang tua, masyarakat, instansi pemerintah maupun swasta. (10) Melaksanakan kerjasama dengan perguruantinggi maupun instansi lain.

4.1.2 Sistem Manajemen Mutu Terpadu

  Beberapa Tahapan yang dilakukan dalam proses sistem manajemen mutu terpadu dalam peningkatan kualitas hasil belajar peserta didik pada pengelolaan pendidikan di SMA Negeri 2 Salatiga, sebagai berikut:

  1. Identifikasi pengelolaan mutu di lingkungan sekolah menengah negeri 2 Salatiga sesuai dengan standar pendidikan yang dideskripsikan dalam rencana manajemen mutu sesuai dengan standar pendidikan nasional.

  2. Menetapkan prosedur melalui standar prosedur operasional melalui beberapa bidang kurikulum, sarana prasarana, humas, kesiswaan, manajemen mutu dalam menjalankan program kerja dan proses operasional sesuai dengan misi peningkatan hasil belajar peserta didik sehingga point utama adalah evaluasi dan pengembangan yang terkait dengan kurikulum. SPO penyusunan kurikulum pendidikan didukung dari setiap proses yang dijalankan setiap bidangnya.

  3. Menetapkan input dan output dari proses mutu sesuai dengan sumber daya yang dimiliki di SMA Negeri 2 Salatiga melalui beberapa bidang kerja pendukung yang telah disebutkan diatas. Proses mutu dari setiap bidangnya terkait dengan ketetapan yang diharapkan dari peserta didik dan universitas negeri. Sehingga pihak sekolah mampu mengakomodir kebutuhan tersebut dengan memasukkan kebutuhan dan persyaratan dalam proses kegiatan belajar mengajar dan hasil evaluasi belajar peserta didik.

  4. Menentukan urutan dan interaksi proses mutu dengan prosedur yang saling berinteraksi berupa feedback dari output ke input.

  5. Proses pengendalian melalui feedback untuk dilakukan follow up dengan menentukan hasil dari suatu proses kriteria keberhasilan dari program kerja.

  Misi Sasaran Visi Tujuan Kebijakan institusi Evaluasi 1. Akademik, Kurikulum, Pembelajaran 2. Sarana Prasarana 4. Pendanaan 3. Kesiswaan Sistem MMT 6. Bidang Manajemen, Pendidik, Tenaga pendidikan monitoring

  5. Humas Lulusan Bermutu di terima di Output/lulusan Universitas Negeri

Gambar 4.1 Program MMT SMA Negeri 2 Salatiga Pelaksanaan Program MMT di SMA Negeri 2 Salatiga

  

diawali dengan perencanaan masing-masing bidang sesuai

dengan visi misi sekolah secara terpadu, dengan mengutamakan

pelayanan kepada para peserta didik untuk mencapai tujuan

sekolah yang sudah ditetapkan melalui kebijakan sekolah agar

menghasilkan lulusan atau out put yang bermutu, dengan hasil

UN meningkat dan meningkatnya para lulusan diterima di PTN

dan PTS Terakreditasi

  Hasil Ujian Nasional 5 tahun terakhir rata-rata nilai untuk masing-masing program masih selalu berada diposisi bawah untuk sekolah negeri.

  Berikut data perolehan nilai UN untuk 5 tahun

  PERINGKAT TAHUN 09/10 10/11 11/12 12/13 13/14

  SMA N 1

  1

  1

  1

  1

  1 SMA N 2

  3

  3

  3

  3

  3 SMA N 3

  2

  2

  2

  2

  2 Sumber : Data sekolah dari tahun pelajaran 2009/2010 s/d 2023/2014. Data diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata-UN untuk semua program belum pada posisi peringkat yang baik dan menempatkan sekolah pada grade posisi bawah secara nasional. Hal ini berdampak pada penerimaan SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) yang menurut data masih sangat minim jumlah siswa yang diterima di PTN dan PTS.Hasil ini menyebabkan sekolah ini belum menjadi pilihan utama masyarakat karena dianggap belum bermutu.

  Berikut data peserta didik 5 tahun terakhir yang diterima di PTN dan PTS :

Tabel 4.2 Jumlah Peserta Didik Melanjutkan Studi

  NO TAHUN JUMLAH DITERIMA DI PTN / PTS 1 2009/2010 29 / 136 2 2010/2011 22 / 111 3 2011/2012 18 / 110 4 2012/2013 17 / 124 5 2013/2014 20 / 109

  

Sumber : data sekolah dari tahun pelajaran 2009/2010 s/d 2023/2014

  Data diatas menunjukkan bahwa pada 5 tahun terakhir jumlah peserta didik yang diterima di PTN masih sangat minim, yang diterima di PTS Terakreditasi sudah cukup menggembirakan. Padahal dari segi waktu pendirian sekolah, SMA Negeri 2 Salatiga berdiri lebih dahulu dibanding SMA Negeri 3 Salatiga.Tahun berdirinya yakni pendidikan di sekolah,namun hal tersebut belum menjadi faktor utama penentu kualitas peserta didik yang memiliki daya saing global dengan SMA Negeri yang menjadi benchmaking.

  

4.1.3 Aspek Perencanaan MMT (Manajemen Mutu

Terpadu)

  Beberapa rencana program strategis dalam meningkatkan mutu hasil belajar peserta didik diantaranya adalah sebagai berikut:

  A. Bidang Kurikulum

  Peningkatan perolehan hasil belajar peserta didik, baik untuk KKM mata pelajaran maupun perolehan nilai Ujian Nasional sehingga meningkat mencapai 75%. Program yang direncanakan adalah adanya tambahan jam pelajaran ,mengaktifkan MGMP di tingkat sekolah, supervisi guru dan program remidi.

  Perencanaan program MMT bidang kurikulum selanjutnya adalah meningkatnya para lulusan yang diterima di PTN dan PTS terakreditasi baik dengan target 75% .Untuk mewujudkan program tersebut maka sekolah menjalin kerja sama dengan PTN dan PTS.

  B. Bidang Kesiswaan merupakan sebagian program MMT bidang kesiswaan .Agar program tersebut dapat tercapai maka Sekolah menyiapkan pembimbing yang kompeten sesuai bidangnya dengan bekerjasama dengan PT atau mendatangkan pembimbing dari luar sekolah.

  Di bidang non akademis meliputi pengembangan diri peserta didik, kegiatan ekstra kurikuler berbagai bidang seni, olahraga, Karya Ilmiah Remja, pembinaan karakter peserta didik diantaranya kegiatan literasi, budaya 5 S(senyum,sapa,salam,sopan dan santun). Kegiatan yang lainnya adalah ibadah atau doa dan kegiatan lingkungan hidup menuju sekolah sehat dan adiwiyata. Menyiapkan pembina yang ekstra yang kompeten perlu dilakukan agar prestasi semakin meningkat. Dengan meningkatnya prestasi peserta didik di bidang non akademis diharapkan dapat berkontribusi baik terhadap penerimaan mahasiswa baru jalur SNMPTN.

  Meningkatkan layanan bimbingan dari BK (Bimbingan Konseling) merupakan bagian dari perencanaan program MMT bidang kesiswaan dalam peningkatan hasil belajar, meliputi layanan atau bimbingan klasikal, pribadi baik yang bermasalah atau tidak.

  C.Bidang Humas (Hubungan Humas) maupun Lembaga yang terkait. Program yang direncanakan adalah workshop, diklat, seminar untuk guru dan ekspo pendidikan .Program tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan hasil belajar peserta didik maka direncanakan tiap semester 1 kali dan untuk ekspo pendidikan sekali tiap tahunnya.

D. Bidang Sarpras (Sarana Prasarana)

  Sarana prasarana merupakan salah satu faktor pendukung terwujudnya peningkatan hasil belajar ,oleh karena itu perencanaan pengadaan sarpras harus sesuai kebutuhan sekolah ,agar bermanfaat bagi sekolah. SMA Negeri2 Salatiga saat ini membutuhkan sarana

  IT untuk kelengkapan ruang minimal 75% terpenuhi layanan IT. Selain layanan IT layanan perpustakaan merupakan faktor pendukung dalam peningkatan hasil belajar peserta didik.Masih kecilnya angka kunjungan perpustakaan maka perpustakaan harus merencanakan program layanan perpustakaan diluar jam pelajaran selain menambah referensi buku-buku yang baru .

4.1.4 Aspek Pelaksanaan MMT

  Manajemen Mutu Terpadu atau perbaikan terus- menerus di SMA Negeri 2 Salatiga dilaksanakan guna melayani kepuasan pelanggan.Pelanggan di sini adalah peserta didik, guru, masyarakat PT, dan pengguna Bidang kurikulum merupakan bidang yang krusial dalam proses penyelenggaraan pendidikan, dengan pendukung beberapa input berupa:

  1. Program studi meliputi kelas IPA sebesar 3 kelas, Kelas IPS sebesar 5 kelas dan Bahasa 1 kelas dari masing-masing jenjang kelas XI, XII. Untuk kelas X masih mengikuti standar umum belum dilakukan penjurusan program studi. Dimana untuk setiap kelasnya berjumlah 36 peserta didik.

  2. Penetapan kurikulum yang digunakan yakni berupa kebijakan internal sekolah menggunakan kurikulum KTSP tahun 2006.

  3. Nilai masuk peserta didik pada setiap tahun pelajaran baru sebagai berikut:

Tabel 4.1 Nilai Masuk Peserta didik Baru

  No Tahun Nilai Tertinggi Nilai Terendah

  Nilai Rata-rata 1 2009/2010 36 37,85 30,38

2 2010/2011 36,35 29,05 31,43

3 2011/2012 35,85 27,45 30,61

4 2012/2013 37,75 27,90 31,00

5 2013/2014 37,84 28,10 31,15

  Sumber: data sekolah PPDB tahun pelajaran 2009/2010 s/d 2013/2014

  Nilai rata-rata PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) pada 5 tahun terakhir menunjukkan angka-angka yang hampir sama, ini berarti dalam 5 tahun terakhir sekolah belum bisa menarik perhatian pada para lulusan SLTP

  Beberapa proses yang dilakukan pada bidang kurikulum dalam peningkatan mutu pendidikan adalah sebagai berikut:

  1. Penambahan jam pelajaran pada struktur kurikulum diberikan kepada mata pelajaran UN diharapkan dapat menambah kualitas belajar peserta didik. Selain hal itu, untuk kelas XII ada pemadatan mata pelajaran UN yang pelaksanaannya diatur di luar jam pelajaran,namun untuk kelas X,XI belum ada tambahan jam diluar jam pelajaran.

  2. Melalui kegiatan MGMP sekolah diharapkan ada peningkatan kualitas guru ,namun belum semua MGMP mapel aktif.

  3. Kegiatan supervise guru, dilaksanakan setiap semester 2 kali oleh Kepala Sekolah atau guru yang ditunjuk, dan perangkat pembelajaran guru (silabus, RPP) harus dimiliki setiap guru.

  4. Pelaksanaan remidi belum di luar jam pelajaran Beberapa parameter output yang terlihat seperti pada data berikut ini, yakni berupa hasil evaluasi belajar peserta didik selama rentan waktu lima tahun terakhir dari tahun pelajara 2009/2010 s/d 2013/2014.

  No Tahun Jurusan UN NT NR NRT 1 2009/2010

  IPA 50,58 30,80 43,29

  IPS 49,70 27,10 43,09 BHS 48,65 38,5 44.63 2 2010/2011

  IPA 52,55 38,89 44,64

  IPS 52,49 38,60 44,71 BHS 48,40 35,20 43,99 3 2011/2012

  IPA 52,25 33,8 44,64

  IPS 52,4 38,6 47,11 BHS 48,4 35,2 43,99 4 2012/2013

  IPA 52,50 31,10 44,4

  IPS 51,40 34,0 45,4 BHS 50,0 31,15 44,37 5 2013/2014

  IPA 48,45 30,85 41,74

  IPS 49,90 34,05 42,77 BHS 49,60 33,60 42,23

  Sumber: Data Sekolah Nilai rata-rata UN 5 tahun terakhir pada masing-masing program IPA, IPS dan Bahasa menunjukkan adanya perubahan namun belum cukup banyak, hal ini berarti pelaksanaan MMT belum menghasilkan peningkatan hasil belajar yang maksimal. Oleh karenanya perlu dilakukan evaluasi agar diketahui kekurangan-kekurangannya.

  2. Peringkat Nilai Se-Kota Salatiga IPA B.Ind B.Ing Mat Fis Kim Bio 2011/2012

  3

  3

  3

  3

  3 Bahasa B.Ind B.Ing Mat Sastra Antro Jerman 2011/2012

  2

  2

  3

  3

  3

  3 2012/2013

  2

  2

  3

  3

  3

  3 2013/2014

  3

  3

  3

  3

  3

  3 Sumber: Data Sekolah

  Data nilai UN dari tahun pelajaran 2009/2010 s/d 2013/2014 nampak bahwa dari semua program SMA Negeri

  2 Salatiga berada pada posisi ke 3 dari 3 sekolah negeri SMA di salatiga, hal ini menunjukkan bahwa belum ada peningkatan prestasi yang cukup baik. Upaya memaksimalkan pelaksanaan program MMT harus tetap dilakukan untuk tahun berikutnya.

  Beberapa komponen input dari bidang kesiswaan meliputi parameter:

  1. Pembimbing memiliki kategori atau sesuai dengan standar kemampuan dalam membina kegiatan kesiswaan. Kegiatan kesiswaan meliputi olimpiade, olahraga, kesenian, penelitian ilmiah. Beberapa pembimbing tersebut sesuai dengan lampiran.

  2. Program kerja dari kegiatan kesiswaan yang dapat

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3 2012/2013

  3

  3

  3

  3

  3

  3 2013/2014

  3

  3

  3

  3 2013/2014

  3

  3 IPS B.Ind B.Ing Mat Ekono Sosio Geo 2011/2012

  3

  3

  3

  3

  2

  3 2012/2013

  3

  3

  3

  3

  2

B. Bidang Kesiswaan

  menemukan bakatnya sehingga dapat membantu untuk melanjutkan jenjang pendidikan selanjutnya. Dengan adanya prestasi dari kegiatan ekstrakurikuler dapat mengikuti perekrutan mahasiswa dari jalur prestasi.

  3. Sarana prasarana pendukung dalam kegiatan kesiswaan sesuai dengan kegiatan ekstrakurikuler yang telah ditetapkan dari pihak sekolah. Sarana dan prasarana tersebut meliputi lokasi atau tempat, ketersediaan waktu dan jadwal dan peralatan serta tenaga pembimbing kompeten yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Beberapa proses yang dijalankan dari bidang kesiswaan adalah sebagai berikut:

  1. Perencanaan program pengembangan diri peserta didik, melalui kegiatan ekstra kurikuler baik akademis maupun non akademis. Beberapa hal yang dilakukan diantaranya: (a) Pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler masing-masing jenis ekstra setiap 1 minggu minimal 1 kali kegiatan dengan jadwal yang sudah diatur. (b) Pelatih atau pengajar (Pembina) ekstra adalah orang yang berkualitas (berkemampuan) sesuai bidangnya, bisa guru atau pelatih dari luar sekolah. Saat ini ada 30 kegiatan ekstra.

  2. Pembinaan karakter peserta didik melalui beberapa bersalaman, bila bertemu guru maka peserta didik harus bersalaman atau sesama guru bila saling bertemu maka saling bersalaman.Budaya hidup bersih melalui gerakan Jumat Bersih. Budaya hidup sehat melalui penjualan makanan di kantin yang sudah diatur diantaranya ada jadwal yang tanpa gorengan tapi diganti buah.

  Kegiatan Literasi atau budaya membaca yang dilaksanakan setiap hari Selasa dan Rabu 15 menit sebelum KBM, diharapkan melalui kegiatan Literasi para peserta didik tidak bosan membaca yang akan menunjang belajar atau bahkan akan lahir peserta didik yang pandai menulis (pengarang buku).

  Kegiatan ibadah yang dilaksanakan setiap hari Kamis, Jum’at, dan Sabtu yaitu Shalat Dhuha dan membaca Yasin serta doa pagi untuk yang muslim.

  Pembinaan peserta didik oleh guru BK secara rutin di kelas maupun di luar kelas (ruang BK) sesuai jadwal dan kebutuhan. Agenda tahunan dari guru BK adalah memfasilitasi pendaftaran peserta didik khususnya kelas XII yang akan melanjutkan studi lanjut di tingkat perguruan tinggi.

  Kegiatan kesiswaan sebagai bentuk aktivitas non akademik atau ekstrakurikuler meliputi: Kegiatan OSIS, Kegiatan Pramuka, Kegiatan UKS/PMR, Paskibraka

  1. Kegiatan olahraga : basket, voley, footsal, sepak bola, bela diri dari merpati putih, bulu tangkis.

  2. Kegiatan lingkungan hidup yang bekerjasama dengan GIZ.

  3. Kegiatan karya ilmiah remaja

  4. Kelompok olimpiade Seluruh kegiatan tersebut telah memberikan prestasi baik tingkat kota, provinsi dan nasional.

  Selanjutnya dari bidang kesiswaan beberapa hasil atau ouput dapat terlihat dari lampiran hasil kegiatan atau mengikuti event pada berbagai perlombaan nasional dan regional.

C. Bidang Humas

  Beberapa program kerja yang dilaksanakan dari bidang humas (hubungan masyarakat) dalam meningkatkan mutu hasil belajar peserta didik dengan cara menjalin hubungan kerjasama dengan pihak luar sekolah. Pengiriman guru untuk kegiatan Diklat, Workshop, Seminar dilaksanakan untuk menambah kualitas guru.Demikian juga untuk tenaga kependidikan baik kegiatan yang dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah. Beberapa hal yang telah dilakukan dari bidang humas dalam meningkatkan mutu peserta didik dengan cara menjalin hubungan kerjasama dengan pihak universitas dalam memberikan layanan tambahan jam belajar. Selain itu dalam melakukan sosialisasi terkait dengan strategi pembelajaran peserta didik melalui bimbingan belajar.

  Kegiatan Ekspo Perguruan Tinggi dalam rangka memfasilitasi peserta didik khususnya SMA Negeri 2 Salatiga maupun masyarakat sekitarnya (peserta didik di luar SMA Negeri 2 Salatiga) untuk mengenal PT di Jawa Tengah dan DIY.Kegiatan ekspo dilakukan setiap satu tahun sekali.Kerjasama dengan pihak universitas yang ada disalatiga adalah UKSW dalam hal praktek mahapeserta didik FPG dari beberapa mata pelajaran tertentu.

D. Bidang Sarana Prasarana

  Sarana prasarana merupakan komponen pendukung dalam meningkatkan mutu atau kualitas hasil belajar peserta didik.Sarana prasarana yang terdiri :Ruang kelas; Ruang laboratorium; Ruang perpustakaan ; Ruang multi media, Ruang PSB, Ruang guru, Ruang Kepala Sekolah, Ruang koperasi, Ruang Wakil Kepala Sekolah, Ruang kantor TU, Ruang gudang, Rumah penjaga, Mushola, Kamar Mandi, Ruang Ekstrakurikuler, Lapangan sepakbola, Lapangan basket (lapangan upacara), Instalasi pembuangan air limbah (IPAL)

  Perbaikan fasilitas sarpras dilakukan terus-menerus dengan melengkapi bagian-bagian yang masih kurang, kelas yang dilengkapi dengan audio room, CCTV. Untuk kelas, sudut-sudut ruangan selalu ada 3 tempat sampah, ada rumah sampah dan pengolahannya.

  Sarana prasarana lainnya dalam mendukung peningkatan kualitas hasil peserta didik adalah layanan perpustakaan.Ketersediaan perpustakaan dalam berperan sebagai jembatan ilmu bagi peserta didik dan memberikan kemudahan akses materi pembelajaran.

E. Bidang Manajemen Mutu

  Peningkatan manajemen mutu merupakan bidang yang yang bertanggung jawab dalam memberikan penyusunan standar prosedur sesuai dengan kaidah Manajemen Mutu Terpadu.Manajemen Mutu Terpadu yang dijalankan di tingkat sekolah saat ini sedang berorientasi mempersiapkan ISO (International Standart Organization).

  ISO masih tahap awal sehingga belum menampakkan hasil yang dapat dilakukan kajian evaluasi.

4.1.5 Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri 2 Salatiga

  Implementasi pendidikan pada tingkat sekolah menengah dilaksanakan sesuai dengan kontruksi pemerintah. Hal tersebut merunut pada sistem pendidikan nasional no 20 tahun 2003 yakni 8 standar dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, diantaranya sebagai Sekolah telah melaksanakan KTSP dan telah memiliki perangkat pembelajarannya. Pihak sekolah melaksanakan kurikulum KTSP berdasarkan 6 muatan KTSP. Hal ini dibuktikan dengan komponen: mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri, pengaturan beban belajar, ketuntasan belajar, kenaikan kelas. Pengembangan kurikulum melibatkan kepala sekolah, guru, komite sekolah. Prosedur ini belum dijalankan secara maksimal, dikarenakan kurang efektifnya dalam melakukan koordinasi. Sehingga dalam penyusunan kurikulum KTSP cenderung menyesuaikan program yang sudah ada dan belum dilakukan sebuah inovasi dan pembaharuan kurikulum.Pengembangan kurikulum menggunakan prinsip berpusat pada potensi siswa, beragam dan terpadu, tanggap terhadap pengembangan ilmu, relevan dengan kebutuhan. Hal ini dengan menggunakan 3-4 prinsip sehingga pada kategori C. Pelaksanaan kurikulum dalam bentuk pengajaran dengan prinsip 3-4 sehingga sekolah pada kategori C. Dimana prinsip yang dijalankan adalah layanan pendidikan yang bermutu dengan menegakkan lima pilar belajar, serta layanan pendidikan yang bersifat perbaikan. Penyusunan kurikulum dengan melibatkan muatan

dalam bentuk konseling belajar, pribadi, sosial. Mekanisme penyusunan KTSP melalui 3 pokok yakni tim pengembang, pertemuan dan workshop. Kurikulum KTSP (Buku 1) disusun oleh Kepala Sekolah, guru, komite.Penyusunan ini meliputi potensi kearifan lokal, KKM, keungulan lokal, Kalender Pendidikan dan SKL. Program Pembelajaran (Buku 2) disusun oleh guru yang meliputi : (1) Pemetaan Kurikulum, (2) Silabus, (3) Program Semester, (4) Rencana Program Pembelajaran (RPP), (5) Memiliki Program Penilaian Hasil Belajar, (6) Memiliki Program Analisis Hasil Belajar dan Program Tindak Lanjut yang meliputi Program Perbaikan dan Program Pengayaan.

  B. Standar kompetensi Kelulusan Kompetensi kelulusan yang dilaksanakan untuk SMA meliputi beberapa mata pelajaran pada masing-masing jurusan IPA, IPS dan bahasa. Mata pelajaran yang diambil untuk mewakili masing-masing jurusan, yakni sebagai berikut:

  1. Matematika Matematika merupakan mata pelajaran yang ada di semua program, penetapan Standar Kompetensi dengan kedalaman materi yang ada pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).

  Kemampuan pernyataan dalam matematika dan menentukan kebenarannya secara majemuk serta menggunakan prinsip logika matematika dan pemecahan masalah.Mampu memahami data dan memiliki sikap menghargai matematika dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

  2. Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang ada di semua program, penetapan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) masing-masing program disesuaikan dengan kedalaman materi yang ada pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).

  Nilai-nilai untuk mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Mendengarkan dengan cara menyampaikan berita, pidato, wawancara, seminar. Berbicara dengan wawasan lisan, diskusi, presentasi hasil penelitian mengomentari puisi dan pementasan drama. Membaca beberapa novel, biografi, sastra. Kemampuan menulis teks narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, puisi, cerpen, esai.

  3. Bahasa Inggris Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran disesuaikan dengan kedalaman materi yang ada pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).

  Nilai-nilai untuk mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.Konsep mendengarkan secara lisan interpersonal dan transaksional secara formal maupun informal. Bentuk narasi, deskripsi, explanatory, laporan, analisa eksposisi. Kemampuan berbicara interpersonal dan transaksional. Kemampuan wacana tertulis dan kemampuan menulis secara informal dan formal.

  4. Fisika Fisika dipilih untuk sampel pada pengukuran nilai untuk program IPA, dikarenakan mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang paling kompleks muatan materinya.

  Kemampuan melakukan percobaan antara merumuskan masalah dalam mengajukan dan menguji hipotesis. Memahami prinsip-prinsip pengukuran dan melakukan pengukuran fisika. Peserta didik menganalisa dan mendeskripsikan konservasi, gas ideal. Menerapkan konsep dan prinsip dalam gelombang penyelesaian masalah produk teknologi.

  5. Ekonomi Ekonomi dipilih untuk sampel pada pengukuran ekonomi merupakan mata pelajaran yang paling kompleks muatan materinya.

  Kemampuan peserta didik dalam menganalisa permasalahan ekonomi dalam sistem ekonomi. Mendeskripsikan kegiatan ekonomi produsen, konsumen, permintaan, penawaran, harga keseimbangan mekanisme pasar. Kemampuan memahami pembangunan ekonomi, ketenagakerjaan, APBN, pasar modal dan ekonomi terbuka. Kemampuan menyusun siklus akuntansi perusahaan.

  6. Bahasa Jerman Bahasa Jerman dipilih untuk sampel pada pengukuran nilai untuk program Bahasa, dikarenakan mata pelajaran bahasa jerman merupakan mata pelajaran yang paling kompleks muatan materinya.

  Nilai-nilai untuk mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Mendengarkan dengan cara menyampaikan berita, pidato, wawancara, seminar. Berbicara dengan wawasan lisan, diskusi, presentasi hasil penelitian mengomentari puisi dan pementasan drama.Membaca beberapa novel, biografi, sastra.Kemampuan menulis teks narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, puisi, cerpen, esai. Proses penyusunan kurikulum KTSP yang dijalankan di sekolah sesuai dengan yang dilakukan oleh sekolah. Penyusunan KTSP pada masing-masing kelas dan mata pelajaran.

  D. Standar sarana prasarana Perencanaan dalam pengelolaan sarana prasarana melalui perencanaan, memenuhi dan mendayagunakan sarana prasarana.Melakukan evaluasi dan melakukan pememliharaan sarana dan prasarana.Melakukan kelengkapan fasilitas pembelajaran dan menyusun skala prioritas pengembangan fasilitas pendidikan sesuai tujuan pendidikan dan kurikulum.Pengelolaan fasilitas untuk meningkatkan mutu hasil peserta didik meliputi pengelolaan laboratorium, fasilitas yang lainnya.

  E. Standar pembiayaan Standar pembiayaan yang disusun oleh sekolah sesuai dengan peraturan pemerintah.Penyusunan pembiayaan memiliki orientasi pada peningkatan hasil belajar peserta didik.

  F. Standar penilaian Standar penilaian yang dilakukan berlandaskan pada ketentuan dari BSNP.Namun demikian sekolah ini memberikan toleransi kepada peserta didiknya. Toleransi ini mengingat pada nilai hasil proses pembelajaran yang rendah atau dibawah KKM yang telah ditentukan. ini didukung dengan nilai KKM yang telah ditentukan oleh pihak sekolah.Para guru telah melaksanakan standar dan prosedur penilaian secara baik.

  G. Standar pengelolaan Perencanaan program melalui penyusunan visi, misi dan tujuan dan rencana sekolah.Pelaksanaan rencana kerja yang merupakan pedoman sekolah dan perumusan sekolah, struktur organisasi, pelaksanaan kegiatan sekolah.Bidang pengelolaan yang menunjang kegiatan belajar mengajar peserta didik melalui penyusunan KTSP.Program pembelajaran sekolah yang meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar.Dimana setiap guru bertanggung jawab terhadap mutu perencanaan kegiatan belajar mengajar setiap mata pelajaran.

  H. Standar pendidik dan ketenagapendidikan Pengembangan sekolah melalui pembagian tugas dan menentukan sistem penghargaan dan pengembangan profesi tenaga pendidik.Pemberdayaan peningkatan kualitas peserta didik meliputi guru, kepala sekolah beserta wakilnya, konselor, pelatih, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, tenaga administrasi.

4.1.6 Proses MMT pada SOP KBM (Standar Operasional Prosedur Kegiatan Belajar Mengajar)

  masing-masing mata pelajaran dari setiap guru pengampu. Penyusunan guru mata pelajaran dalam menjalankan SOP KBM meliputi penyusunan silabus, penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), evaluasi hasil pembelajaran.

  Kajian yang dilakukan meliputi kelas X,XI,XII dimana untuk mata pelajaran meliputi:

Tabel 4.4 Mata Pelajaran

  Agama Islam Sejarah Fisika Agama Katolik Sosiologi Kimia Agama Kristen Geografi Biologi PKn Ekonomi TIK Bahasa Matematika Antropologi Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Jawa Bahasa Jerman

  Sumber: Data Sekolah Pada penyusunan penelitian dilakukan pemilihan mata pelajaran yang digunakan sebagai analisa pembahasan atau bahan kajian yang didasarkan pada:

  1. Faktor penilaian ujian nasional

  2. Mata pelajaran pokok atau wajib sekolah

  3. Parameter ujian masuk perguruan tinggi kategori nilai TPA dan TOEFL. Berlandaskan pada parameter tersebut maka dipilih mata pelajaran sebagai berikut:

  1. Bahasa Indonesia

  2. Bahasa Inggris

  3. Bahas Jerman

  5. Ekonomi

  6. Fisika Mata pelajaran tersebut dilakukan sebuah kajian evaluasi yang diprioritaskan pada tujuan utama adalah meningkatkan jumlah peserta didik yang dapat melanjutkan ke pendidikan tingkat lanjut dan nilai Ujian Nasional baik.

  A. Penyusunan Silabus Penyusunan silabus dari beberapa mata pelajaran yang dilakukan untuk analisa meliputi:

  Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika,Fisika, Ekonomi, Bahasa Jerman.

  B. Penyusunan RPP Penyusunan RPP dari mata pelajaran adalah sebagai berikut:

  1. Bahasa Indonesia Penyusunan RPP dilakukan selama 16 kali pertemuan dengan durasi pertemuan setiap jamnya adalah 50 menit. Alokasi bahan ajar sesuai dengan kurikulum dengan parameter yang tercantum meliputi: kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, skenario pembelajaran, metode tanya jawab, refleksi penugasan. pendidikan karakter yang menampilkan nilai kerjasama, kritis demokratis, berani, kreatif. menyusun resensi.Sumber pustaka yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah buku paket dan LKS (Lembar Kerja Peserta didik).

  2. Bahasa Inggris Kompetensi dasar dalam kemampuan penyerapan mata pelajaran bahasa inggris adalah kemampuan dalam menerjemahkan dan mengungkapkan makna teks.Aspek skill sesuai dengan acuan kurikulum KTSP. Dalam satu kali pertemuan tersedia waktu 90 menit yang mana dalam 10 menit pembuka 70 menit materi inti dan 10 menit materi penutup. Hal ini memang lazim dilakukan disemua mata pelajaran, hanya saja yang membedakan adalah selama proses KBM peserta didik dituntut untuk melakukan segala bentuk pembicaraan menggunakan bahasa inggris.

  Sumber pustaka atau referensi dari kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan buku paket dan Lembar kerja peserta didik.Penilaian dari peserta didik dapat dilihat dari kemampuan peserta didik membentuk narasi yang ditulis untuk dikumpulkan.

  3. Bahasa Jerman Kompetensi bahasa jerman merupakan ekstra kemampuan peserta didik dalam menguasai aneka

  4. Matematika Jumlah pertemuan kegiatan belajar mengajar sebanyak 16 kali pertemuan. Alokasi waktu setiap materi tema bahasan sebesar 4 kali pertemuan dengan durasi 8 jam pembelajaran. Tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan tujuan kurikulum KTSP. Metode pembelajaran dilakukan secara ceramah, tanya jawab dan diskusi. Sumber bahan pustaka dengan menggunakan buku paket dan Lembar Kerja Peserta didik (LKS).

  5. Ekonomi Mata pelajaran ekonomi memuat beberapa indikator dengan standar kompetensi dan tujuan sesuai dengan kurikulum KTSP.Kemampuan yang dimiliki adalah mampu memahami ilmu-ilmu ekonomi dan manajemen dalam menjaga stabilistas dan kesejahteraan.

  Referensi buku yang digunakan dalam proses pembelajaran ini meliputi buku paket dan LKS. Sistem atau metode pembelajaran dilakukan secara ceramah atau searah dari guru kepada peserta didik.

  Kemampuan dari refleksi ilmu ekonomi adalah perubahan-perubahan kondisi ekonomi secara nasional dan dipengaruhi faktor dari luar.Dengan memberikan pola pikir dalam logika berpikir mencapai kesejahteraan ekonomi.

  6. Fisika Standar kompetensi mata pelajaran fisika didasarkan pada pemahaman materi secara logis dan mampu berpikir secara analog.Kemampuan menguasai materi dasar fisika menjadi kunci utama dalam memberikan kemudahan mendapatkan nilai dan paham. Kemampuan potensi disesuaikan dengan acuan kurikulum KTSP.

  Mata pelajaran ini didukung referensi berupa buku paket dan LKS. Dengan dilakukan review kemampuan peserta didik dari pemberian tugas secara teori dan praktek secara kelompok dalam membuat peralatan-peralatan tertentu.

  C. Kompetensi Penilaian dan Evaluasi Hasil Belajar

  1. Bahasa Indonesia Kompetensi penilaian merupakan penyerapan materi pembelajaran dengan indikator kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan tugas. Penilaian evaluasi bahan materi pembelajaran dilakukan setiap 2 materi bahasan. Evaluasi hasil pembelajaran peserta didik ini telah memenuhi batas minimal standar KKM. Kemampuan mengajar guru juga dapat diperhitungkan dari nilai kredit

  Kompetensi penilaian penyerapan materi pembelajaran Bahasa Inggris mengharuskan keaktifan peserta didik baik dari struktur, pronounce, grammer. Sehingga diharapkan peserta didik mampu mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.Pada dasarnya peserta didik telah memenuhi batas minimal nilai KKM.Kemampuan mengajar guru juga dapat diperhitungkan dari nilai kredit kerja guru yang amat baik dan baik.

  3. Bahasa Jerman Kompetensi penilaian penyerapan materi pembelajaran Bahasa Jerman mengharuskan keaktifan peserta didik baik dari struktur, pronounce, grammer. Sehingga diharapkan peserta didik mampu mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.Pada dasarnya peserta didik telah memenuhi batas minimal nilai KKM.Kemampuan mengajar guru juga dapat diperhitungkan dari nilai kredit kerja guru yang amat baik dan baik.

  4. Matematika Kompetensi mata pelajaran matematika mengharapkan adanya daya analitical dan logika berpikir dalam menemukan solusi permasalahan.Hasil evaluasi belajar menyatakan diperhitungkan dari nilai kredit kerja guru yang amat baik dan baik.

  5. Ekonomi Kompetensi mata pelajaran ekonomi mengharapkan adanya daya atau kemampuan menghadapi peluang global, nasional dan mencapai kesejahteraan pribadi dalam menemukan solusi permasalahan.

  Hasil evaluasi belajar menyatakan bahwa peserta didik telah memenuhi standari nilai KKM. Kemampuan mengajar guru juga dapat diperhitungkan dari nilai kredit kerja guru yang amat baik dan baik.

  6. Fisika Kompetensi mata pelajaran fisika mengharapkan adanya daya atau kemampuan peserta didik dalam menguasai materi atau bahasan.Indikator penguasaan materi terukur dari kemampuan peserta didik dalam menyelesaiakan soal-soal dan melakukan praktek desain dan rancangan.Hasil evaluasi belajar menyatakan bahwa peserta didik telah memenuhi standari nilai KKM.Kemampuan mengajar guru juga dapat diperhitungkan dari nilai kredit kerja guru yang amat baik dan baik.

  Untuk hasil penilaian kerja guru yang menjadi bahan penelitian dapat dilihat pada daftar lampiran. Ujian nasional dan animo masuk PTN maupun PTS Terakreditasi merupakan ukuran keberhasilan SMA Negeri 2 Salatiga. Hasil program manajemen mutu dalam meningkatan hasil belajar di SMA Negeri 2 Salatiga yakni sebagai berikut:

  1. Program Bidang Kurikulum Nilai peserta didik berada pada batas KKM

  ,dengan pemahaman materi 70%-80% dan masih sedikit peserta didik yang mendapatkan nilai diatas KKM ,hal ini berdampak pada jumlah peserta didik yang diterima di universitas negeri belum memenuhi target. Jumlah peserta didik yang dapat melanjutkan studi di universitas negeri berjumlah 10-25 siswa setiap tahunnya. Dengan nilai UN tiap mata pelajaran berada diperingkat ketiga dari jumlah tiga sekolah menengah atas negeri di kota Salatiga.

  2. Program Bidang Kesiswaan Jumlah peserta didik yang dapat melanjutkan studi lanjut ke jenjang pendidikan di universitas negeri dengan jalur prestasi sangat minim dengan jumlah 5-10 siswa. Selain itu target untuk lomba nasional sebagai strategi untuk membantu peserta didik belum tercapai. Yakni keikutsertaan lomba OPSI, OSN, OOSN, dan lomba setara nasional lainnya. Kegiatan lomba nasional menjadi parameter utama

  3. Program Bidang Humas Bidang humas saat ini masih menjalin kerjasama dengan beberapa universitas di sekitar kota

  Salatiga dan belum memiliki hubungan kerjasama dengan universitas negeri yang berada di Indonesia baik skala regional atau propinsi. Hubungan kerjasama yang terjalin saat ini masih berada di tingkat kota Salatiga.

  4. Program bidang Manajemen, pendidik, tenaga pendidik Hasil dari bidang manajemen pendidik dan tenaga kependidikan adalah meraih beberapa prestasi sekolah hijau atau sekolah adiwiyata sebagai sekolah ramah lingkungan. Prestasi guru belum optimal di setiap tahunnya. 5. program bidang pembiayaan

  Program bidang pembiayaan bersumber dari BOS dan dana siswa. Beberapa hasil dari program bidang pembiayaan adalah mendukung segala bentuk aktivitas peserta didik.

  6. Bidang sarana prasarana Bidang sarana prasarana menyediakan segala bentuk peralatan yang mendukung kegiatan peserta didik baik akademik dan non akademik.

  Ujian Nasional dan lulusannya diterima di PTN dan PTS Terakreditasi merupakan ukuran keberhasilan SMA Negeri 2 Salatiga. Dengan mengambil sampel nilai untuk 6 mapel wajib masing-masing program akan dilakukan evaluasi. Tahapan dalam melakukan evaluasi menggunakan goal oriented adalah menentukan tujuan pembelajaran yang akan dievalusi. Tujuan pembelajaran yang akan dievalusi merupakan peningkatan nilai UN dan tingkat kelulusan peserta didik yang diterima di universitas negeri maupun swasta terakreditasi. Landasan utama indikator ini adalah terlihat dari antusiasme orang tua lebih menyukasi sekolah menengah atas yang mampu membimbing peserta didiknya untuk masuk univesitas negeri.Selain itu universitas negeri dan swasta terakreditasi baik, dalam dunia kerja lebih mendapatkan prioritas. Faktor lain adalah penilaian kualitas sekolah dinilai dari jumlah peserta didiknya yang dapat melanjutkan univesitas negeri ternama. Langkah kedua dengan cara menentukan situasi dimana peserta didik memperoleh kesempatan untuk menunjukkan tingkah laku yang berhubungan dengan tujuan. Hal ini didapatkan dari proses pengamatan di lapangan dan pengambilan data wawancara dari guru dan peserta didik dalam mensikronisasi hasil dan kondisi. Menentukan alat evaluasi yang dapat dipergunakan untuk mengukur tingkah laku peserta didik.Alat evaluasi yang didapatkan dari wawancara memberikan didik tersebut dalam penyerapan materi pembelajaran. Pada dasarnya peserta didik memiliki sifat mulia sebagai manusia hanya saja pengarahan yang kurang tepat dan batasan yang kurang jelas menjadikan peserta didik keluar dari koridor harapan dan tujuan pembelajaran yang dicapai yakni hasil belajar yang memuaskan.

4.2.2 Goal Setting

  Penentuan tujuan adalah melakukan evaluasi kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh segenap civitas akademika sekolah dalam memberikan pelayanan kepada peserta didik agar dapat meraih prestasi berbudi pekerti yang baik dan dapat melanjutkan jenjang pendidikan tinggi di universitas negeri yang baik dan mendapatkan nilai UN baik.

  Hal tersebut tentunya berlandaskan pada sebuah program perencanaan dan pengembangan yang orientasinya dapat mengevaluasi program dan hasil yang telah dicapai.Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai adalah peningkatan mutu hasil belajar peserta didik maka komponen yang sangat berpengaruh adalah pola pengajaran yang dilakukan oleh guru atau standar operasional prosedur KBM, fasilitas yang memadai, referensi yang mendukung dan sumber pustaka yang bukan hanya dari buku paket dan LKS.

  Bila tujuan utama adalah peningkatan nilai hasil belajar maka peran guru harus lebih intensif dalam mempersiapkan mata pelajaran secara rutin sebelum baru. Hal ini bertujuan agar peserta didik juga mengalami penambahan ilmu baru dan metode pembelajaran yang baru.

  Selain berorientasi pada hasil belajar yang baik juga diharapkan peserta didik memiliki kepribadian dan nilai religi yang baik.Dalam mendukung hal tersebut perencanaan dan pengembangan program adalah kegiatan keagamaan setiap pagi hari, konsep sekolah sehat dan sekolah adiwiyata sebagai sekolah yang ramah lingkungan serta menuju green school yang berkelanjutan.

  Peserta didik juga memiliki kemampuan non akademik sebagai pembentuk skill dan kemampuan yang lain dengan menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini mendukung peserta didik untuk memilih minat bidang masing-masing untuk mengembangkan kemampuannya.

4.2.3Checking for Consistency

  Tujuan yang hendak dicapai sebagaimana telah dipaparkan tersebut membutuhkan sebuah analisa koreksi dalam mencapai konsistensi program. Konsistensi program kerja merupakan daya dukung dalam mencapai tujuan, yang meliputi beberapa hal diantaranya sebagai berikut:

  1. Hasil wawancara guru dan peserta didik Hasil wawancara peserta didik mengindikasikan kurang pemahaman materi yang diajarkan oleh guru.

  Guru diharapkan sering membuat catatan kecil atau ringkasan materi dan pemberian tugas guna memberikan pemahaman kepada peserta didik. Bila baik sebaiknya sejak awal di kelas satu sudah diberikan arahan materi yang bobotnya sama dalam mengerjakan soal-soal ujian nasional dan soal-soal SPMB. Dengan demikian siswa terbiasa dengan soal- soal seperti itu dan membuatnya menjadi terlatih. Hasil lain prestasi non akademis kegiatan ekstra kurikuler dari peserta didik belum memberikan kontribusi yang baik dalam peningkatan hail belajar. Hasil wawancara guru belum maksimal dalam memberikan tambahan belajar untuk kelas X dan XI, penyusunan materi ringkasan bahan pembelajaran, tidak pernah menampilkan referensi pendukung selain LKS sehingga minat baca siswa juga rendah hal tersebut berdampak pada kemampuan siswa yang ala kadarnya sesuai kompetensi yang berada di buku paket dan LKS.

  2. Penyusunan RPP Dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran belum menyebutkan indikator yang jelas terkait dengan tujuan pembelajaran.Dimana tujuan pembelajaran memang sudah sesuai dengan kompetensi kurikulum namun tentunya mampu melihat kondisi siswa sehingga dapat dilakukan sinkroniasasi penyusunan rencana pembelajaran.

  Metode pembelajaran tidak harus sama namun tujuannya dapat memahamkan kepad peserta didik. Materi yang diajarkan bukan hanya memenuhi standar jam kerja namun juga harus dapat memberikan nilai tambah bagi peserta didiknya.

  Pada dasarnya penyusunan silabus sesuai dengan kurikulum KTSP yang diterapkan.Pihak sekolah yakni guru menyusun silabus berpedoman pada kurikulum, namun demikian penyusunanannya harus memperhatikan aspek kearifan lokal berupa kondisi peserta didiknya. Penyusunan silabus dilakukan oleh setiap guru mata pelajaran, secara konseptual sudah memenuhi standar namun dari draft silabus tersebut belum memberikan dampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik.

  4. Evaluasi hasil belajar Evaluasi belajar dapat dinilai dari kemampuan guru dalam memberikan materi pembelajaran dan dapat diserap atau dipahami oleh setiap peserta didiknya.Dengan demikian peserta didik mampu menahami materi yang dapat terukur dari nilai hasil belajarnya.

Dokumen yang terkait

KUESIONER PENELITIAN TUGAS AKHIR “Alternatif Strategi Peningkatan Daya Saing SMA Kristen 2 Salatiga”

0 0 34

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru SDN Cukil 01 Tengaran Kabupaten Semarang

0 1 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru SDN Cukil 01 Tengaran Kabupaten Semarang

0 0 27

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru SDN Cukil 01 Tengaran Kabupaten Semarang

0 0 10

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru SDN Cukil 01 Tengaran Kabupaten Semarang

0 0 42

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru SD Negeri Cukil 01, Tengaran

0 1 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru SDN Cukil 01 Tengaran Kabupaten Semarang

0 0 9

JADWAL PELAKSANAAN SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SD NEGERI CUKIL 01, TENGARAN : SD Negeri Cukil 01 Tahun Pelajaran : 2014 2015

0 0 111

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program MMT (Manajemen Mutu Terpadu) dalam Peningkatan Hasil Belajar di SMA N 2 Salatiga

0 0 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Mutu Terpadu 2.1.1. Mutu Pendidikan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program MMT (Manajemen Mutu Terpadu) dalam Peningkatan Hasil Belajar di SMA N 2 Salatiga

0 0 34