ILMU BUDAYA DASAR MANUSIA DAN PENDERITAA

ILMU BUDAYA DASAR
MANUSIA DAN PENDERITAAN
MAKALAH
Disajikan Untuk Melengkapi Perkuliahan
Program Studi: Sistem Informasi
Dosen Pembimbing: Syafriadi, S.Ag.

Disusun Oleh: Kelompok VI
 Febby Satryadi Prasetyo (201321016)
 Santi Deliani (201321009)
 Ita Purnamasari (201321027)

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA
KOMPUTER (STMIK PRABUMULIH)
YAYASAN PENDIDIKAN PRABUMULIH 2014-2015

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI


i

ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang

1

1.2.

Rumusan Masalah

1

1.3.

Tujuan


1

BAB II PEMBAHASAN
2.1.

Pengertian Penderitaan

2

2.2.

Siksaan

2.3.

Kekalutan Mental

2.4.


Penderitaan dan Perjuangan

2.5.

Penderitaan, Media Massa dan Seniman

2.6.

Pengaruh Penderitaan Terhadap Kelangsungan Hidup Manusia

2.7.

Contoh-Contoh Penderitaa dan Penyebabnya 11

2.8.

Penderitaan Sebuah Fenomena Universal

3
7

9

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

15
16

ii

10

14

10

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Setiap manusia yang hidup di dunia pasti pernah merasakan penderitaan. Baik itu ringan
atau berat. Hidup tidaklah selalu bahagia tuhan memiliki caranya sendiri untuk
mengukursebarapa kuat iman kepadanya. Hidup di duniapun tidak selalu menderita, sedih,
ataupun susah.
Terkadang saat manusia terlalu terbuai dengan kesenangan duniawi manusia akan
melupakan batasan-batasan yang ada sehingga tuhan akan memberikan cobaan untuknya
yang membuatnya menderita.
Penderitaan selalu datang tak terduga, manusia takkan pernah tau kapan , jam berapa, menit
keberapa, dan detik keberapa penderitaan akan datang menghampiri hidupnya. Manusia
hanya perlu menjalani hidupnya dengan sebaik baiknya dengan aturan yang berlaku dan
sesuai kepercayaan yang ia anut.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas sebagai berikut :
1. Pengertian Penderitaan.
2. Contoh-contoh penderitaan dan penyebabnya
3. Siksaan.
4. Pengaruh penderitaan terhadap manusia dan kelangsungan hidupnya.
1.3. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang hubungan manusia dengan penderitaan.

2. Untuk memahami berbagai macam penyebab manusia mengalami penderitaan.

3. Untuk memahami apa saja jenis penderitaan yang terjadi pada manusia berikut
dengan contoh contoh kasusnya.

BAB
1 II
PEMBAHASAN
2.1.

Pengertian Penderitaan

Penderitaan adalah bahasa yang sering kita dengar. Penderitaan berasal dari kata
derita.Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung.
Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. penderitaan
bisa bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap manusia memiliki penderitaan yang berbeda –
beda. Manusia dikatakan menderita apa bila dia memiliki masalah, depresi karena tekanan
hidup, dan lain lain.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia
bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Akibat penderitaan yang

bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang
menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak
bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi
kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.
Menurut agama penderitaan itu adalah teguran dari tuhan. Penderitaan ada yang ringan
dan berat contoh penderitaan yang ringan adalah ketika seseorang mengalami kegagalan
dalam menggapai keinginannya. Sedangkan contoh dari penderitaan berat adalah ketika
seorang manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia merasa tertekan
jiwanya sampai terkadang Ingin mengakhiri hidupnya.
Penderitaan adalah termasuk realitas manusia di dunia. Namun peranan individu juga
menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan.Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan
oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Penderitaan adalah
bagian dari kehidupan.

Penderitaan adalah sebuah kata yang sangat dijauhi dan paling tidak disenangi oleh siapapun.
Penderitaan itu ternyata berasal dari dalam dan luar diri manusia itu sendiri. Atau disebut juga
dengan faktor internal dan eksternal.
Dalam diri manusia ada cipta, rasa dan karsa. Karsa adalah sumber yang menjadi penggerak
segala aktifitas manusia. Cipta adalah realisasi 2dari adanya karsa dan rasa. Baik rasa maupun
karsa selalu ingin dipuaskan. Apabila telah dipenuhi barulah manusia akan merasa senang

atau bahagia. Dan jika tidak terpenuhi maka akan menderita.
Rasa kurang mengakibatkan munculnya wujud penderitaan, bahkan lebih dari itu yaitu rasa
takut. Rasa takut setiap saaat dan setiap tempat dapat muncul. Maka hal itu merupakan musuh
utama manusia (Dr. Orison Sweet Marden)
Sekarang yang paling penting upaya kita untuk meniadakan rasa takut dan rasa kurang itu
Karena keduanya itu termasuk penyakit batin manusia maka usaha terbaik adalah
menyehatkan batin itu.
Kita mengetahui bahwa faktor yang mempengaruhi penderitaan itu adalah faktor internal dan
eksternal. Faktor ini dapat dibedakan dua macam yaitu:
1. Eksternal murni, yaitu penyebab yang benar-benar berasal dari luar diri manusia yang
bersangkutan.
2. Eksternal tak murni, yaitu penyebabnya tampak dari luar diri manusia, tetapi
sebenarnya dari dalam diri manusia yang bersangkutan.

Bila kita mengalami penderitaan maka sikap kita yang paling jitu adalah "mawas diri".
Dengan jalan itu dapat memperoleh jawaban penderitaan sebagai ujian Allah, sehingga kita
menjadi orang yang sabar dan tawakkal sambil berikhtiar menyingkirkan penderitaan.
2.2.

Siksaan


Penderitaan biasanya di sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau
penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit
untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan

3

penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap
seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, pemaksaan informasi, atau
mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai
penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan
pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk
mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah.Arti
siksaan, siksaan berupa jasmani dan rohani bersifat psikis, kebimbangan, kesepian, ketakutan.
Siksaan Yang Sifatnya Psikis :
Kebimbangan.
memiliki arti tidak dapat menetukan pilihan mana yang akan dipilih.
Kesepian.
merupakan rasa sepi yang dia alami pada dirinya sendiri / jiwanya walaupun ia dalam
lingkungan orang ramai.

Ketakutan.
adalah sebuah sesuatu yang tidak dinginkan yang dapat menyebabkan seseorang mengalami
siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar – besarkan tidak pada tempatnya, maka disebut
sebagai phobia.
Ada 10 jenis objek yang paling sering ditakuti oleh manusia atau mereka yang masuk dalam
sumber phobia di muka bumi ini.
1. Claustrophobia dan Agoraphobia
Ooustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup. Agoraphobia adalah
ketakutan yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.
2. Takut ular

Ini merupakan jenis phobia yang paling sering dijumpai. Ketakutan secara berlebihan
pada ular dikaitkan pada kemampuan nenek moyang kita bertahan di alam liar. Ular sejak
dulu dianggap hewan berbisa, menjijikkan, dari masa ke masa. Bahkan juga diidentikkan
dengan setan oleh keyakinan tertentu. Ternyata phobia akan ular ini bersifat evolusioner,
diturunkan oleh nenek moyang manusia sejak zaman dulu sampai sekarag.
3. Takut laba-laba
4
Ditemukan bahwa kaum perempuan empat kali lipat lebih banyak jumlahnya yang takut
atau jijik pada laba-laba daripada kaum lelaki.

Pada studi yang dipublikasikan di jurnal Evolution and Human Behavior, David Rakison dari
Carnegie Mellon University di Pittsburgh mengatakan bahwa bayi perempuan usia 11 bulan
mampu mengekspresikan ketakutan begitu melihat gambar laba0laba dan ular, sedangkan
bayi lelaki tidak. Teori evolusi mengatakan bahwa hal itu wajar, sebab kaum perempuan
sering bersua laba-laba di rumah, atau saat mereka menyiapkan makanan di dapur. Sedangkan
kaum lelaki cenderung diajarkan untuk berani pada hewan tersebut ketika berada di alam liar
4. Takut pada orang lain
Pernah bertemu orang yang mukanya memerah saat bicara di depan orang banyak?
Berkeringat, susah bicara atau gagap atau bahkan sampai sakit perut? Itulah ciri-ciri orang
yang takut pada orang lain atau dikenal dengan nama sosialphobia. Sebanyak 15 juta orang
Amerika dewasa menderitanya, demikian menurut National Institute of Mental Health. Yang
parah, kadang bukan saat melakukan pembicaraan di depan umum saja. Penderita
sosialphobia juga kerap kesulitan makan atau minum di depan orang banyak. Gejalanya baru
terlihat setelah memasuki usia puber.
5. Takut ketinggian
Ini adalah jenis phobia yang juga lumayan banyak penderitanya. Diperkirakan
sebagnyak 3-5% dari seluruh populasi dunia menderita akrophobia, takut berada di tempat
tinggi. Pada riset yang pernah dilakukan, penderita akrophobia merasa semua tempat tinggi
berjarak lebih tinggi dari yang sesungguhnya. Misalnya tinggi sebenarnya hanya 3 meter,
maka di mata penderita akrophobia, mereka seperti melihat obyek yang tingginya 6 meter.

6. Takut kegelapan
Takut pada kegelapan yang diderita anak-anak ternyata adalah phobia paling umum
juga. “Anak-anak mempercayai imajinasinya bahwa di kegelapan bisa mendadak muncul
hanti, penculik, atau perampok,” jelas Thomas
5 Ollendick, profesor psikologi dan direktur
Child Study Center di Virginia Tech. Secara normal, ketakutan ini akan hilang seiring dengan
bertambahnya usia. Namun jika hingga usia dewasa kita masih menderita ketakutan pada
gelap, maka artinya kita menderita nyctophobia.
7. Takut kilat dan halilintar
Bagi para penderita phobia ini, suara halilintar dan kilat akan terasa seperti menghentak
jantung, bahkan membuat mereka berkeringat. Penderita yang parah bahkan sampai
memutuskan pindah ke daerah yang aman dari petir dan kilat., demikian kata John Westefeld,
ilmuwan dari University of Iowa.
Westefeld melaporkan, dari surveinya terhadap mahasiswa di tahun 2006, sebanyak 73%
menderita ketakutan ringan pada cuaca. Namun kebanyakan mereka malu untuk
mengakuinya. Bagi mereka yang phobia pada kilat dan halilintar, ada baiknya mulai melatih
rasa panik dan kecemasan.
8. Takut terbang
Jangan dikira mereka ini orang udik yang belum pernah naik pesawat, sebab faktanya
sebanyak 25 juta warga Amerika juga menderita phobia ini. Nama penyakitnya adalah
aviophobia, dimana seseorang sangat takut naik pesawat. Bisa jadi memang sudah sejak lahir
begitu, atau ada yang pernah mengalami kecelakaan pesawat sehingga merasa trauma naik
pesawat lagi, sebab peristiwa mengerikan itu terus terbayang.
9. Takut Anjing
Tidak usah harus anjing besar jenis doberman, anjing yang imut macam pudel pun ditakuti.
Penderita cynophobia ini mengalami rasa takut digigit anjing, bisa jadi memang pernah
digigit atau melihat orang lain digigit anjing, demikian menurut profesor psikologi Brad
Schmidt dari Ohio State University.

10. Takut Dokter Gigi
Bukan cuma anak kecil lho yang takut ke dokter gigi, orang dewasa juga ada. Sebanyak 9-20
oersen orang Amerika ternyata menghindari memeriksakan giginya ke dokter walau sudah
dalam kondisi parah sekalipun. Rasa takut ini lebih disebabkan oleh rasa nyeri yang timbul
ketika plak gigi dibersihkan, dan memang tidak semua orang bisa menahannya
6
Apa yang membuat seseorang menjadi phobia ?
Ahli-ahli medis mempunyai pendapat yang berbeda-beda dan banyak penderita yang
mempunyai teori tentang asal mula dati ketakutan mereka. Kebanyakan phobianya dimulai
dengan suatu schock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu, misalnya pekerjaan
baru, kematian dalam keluarga, suatu operasi atau sakit yang serius. Beberapa penderita
mengatakan bahwa mereka memang merasa gelisah dan tertekan sejak masih kanan-kanak,
tetapi phobia juga dapat berkembang dalam diri orang-orang yang kelihatannya tenang dan
mantap.
Untuk mengatasi phobia yaitu dengan hipnoterapi. mengkondisikan gelombang otak klien
pada gelombang alfa atau theta dan menjaganya pada gelombang tersebut. Ketika klien
berada pada gelombang alfa atu theta, maka semua memori yang pernah terjadi pada diri
klien mulai dari janin sampai dia dewasa dapat diakses atau diingat kembali. Betul, itulah
kehebatan pikiran bawah sadar kita yang mampu merekam semua kejadian/peristiwa yang
pernah kita alami. Dengan begitu kita dapat mengetahui kapan pertama kali klien mengalami
kejadian yang membuatnya phobia. Dengan mengetahui pemicu pertama kalinya klien
mengalami phobia, maka hal ini dapat diatasi dengan mudah.
2.3.

Kekalutan Mental

Gejala-gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental adalah sebagai
berikut :
1. nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada
lambung
2. nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu,
mudah marah.

3. Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia
menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi
diri dan bunuh diri.
4. Komunikasi sosial putus dan ada yang disorientasi social
5. Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang
bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang melankolis)
6. Terjadinya konflik sosial – budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara
7
dirinya dengan lingkungan masyarakat.
Tahap – tahap gangguan jiwa :
1. Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani
maupun rohaninya.
2. Usaha mempertahankan diri dengan cam negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga
cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila
menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak
menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau
memecahkan persoalan.
3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan
mengalami gangguan
4. Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah
penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
5. Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan
dalam proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan
masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang
terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal
dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.
6. Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa,
misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial baik,

sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak
akan terkena gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat
menular, tetapi mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun
hal ini tidak berlaku secara absolut.
Sebab-sebab Timbulnya Kekalutan Mental
1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
2. Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang
bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan
diri lagi.
3. Cara pematangan bathin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap
8
kehidupan sosial; overacting sebagai overkompensasi
dan tampak emosional.
Proses – proses kekalutan mental:
Positif, bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang, akan disikapi untuk mengambil
hikmah dari kesulitan yang dihadapinya, setelah mencari jalan keluar maksimal, tetapi belum
mendapatkannya tetapi dikembalikan kepada sang pencipta yaitu Allah SWT, dan bertekad
untuk tidak terulang kembali dilain waktu.
Negatif, bila trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan
mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang dicita-citakan.
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya
menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Sedangkan perjuangan
merupakan usaha manusia untuk keluar dari penderitaan.
2.4.

Penderitaan dan Perjuangan

Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik secara berat ataupun ringan. Penderitaan
adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia
itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan
menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan

budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini
membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang
melihat atau mengamati penderitaan.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia
hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga
menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai
rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan
hidupnya. Allah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan merubah
nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan dari penderitaaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya
ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar,
dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan
9
malapetaka. Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun yang Tuhanlah yang
yang menentukan hasilnya.
2.5.

Penderitaan, media massa, dan seniman

Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV,
pesawat radio, dengan maksud agar semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh
penderitaan manusia. Dengan demikian dapat mengunggah hati manusia untuk berbuat
sesuatu.
Media massa adalah alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa
penderitaan manusia secara cepat kepada asyarakat luas. Dengan demikian masyarakat dapat
segera menilai untuk menentukan sikap anatara sesama manusia, terutama bagi mereka yang
simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui
karya seni, sehingga para pembaca dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari karya
tersebut.
2.6.

Pengaruh Penderitaan Terhadap Kelangsungan Hidup Manusia

Penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam
dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative
misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap

positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian
penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu
adalah hanya bagian dari kehidupan.
Orang yang merasa dirinya menderita akan mendapat tekanan dari dalam jiwanya dan rasa
malu. Tak jarang banyak manusia yang ingin mengakhir hidupnya karena tidak kuat
menopang siksaan dalam hidupnya. Ini terjadi di karenakan kekalutan mental. Kekalutan
mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacuan dan
kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya.
Gejala- gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental sebagai berikut :
a) Fisiknya sering merasa pusing, sesak napas, demam dan nyeri pada lambung.
b) Jiwanya sering menunjukkan rasa cemas, ketakutan,
patah hati, apatis (kurangnya emosi,
10
motivasi, atau antusiasme).
Terkadang kekalutan mental bisa berujung pada gangguan jiwa dikarenakan kepribadiaan
yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna sehingga orang
tersebut merasa rendah diri.
2.7.

Contoh–contoh Penderitaan dan Penyebabnya

Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat dibagi
menjadi 2 bagian sebagai berikut :
o Nasip buruk penderitaan ini karenakan perbuatan buruk manusia yang dapat
terjadi dalam hubungan sesama manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasip
buruk dan takdir adalah jika takdir di tentukan oleh tuhan sedangkan nasib
buruk penyebabnya Karena ulah manusia itu sendiri. Contohnya : penderitaan
yang timbul karena penyakit, siksaan / azab tuhan. Namun dengan kesabaran
dan tawakal dan optimise merupakan usaha manusia untuk mengatasi
penderitaan tersebut.
o Kehilangan orang tua, setiap manusia pasti mencintai orang tuanya dan
memiliki hubungan yang erat dengan keluarganya. Penderitaan ini adalah yang

paling sering kita jumpa dan sangat sedih tentunya .tapi kesedihan Karena
penderitaan diharapkan tidak berlarut larut karena semua manusia yang hidup
pasti akan kembali kepada tuhannya.
o Kemiskinan , banyak orang yang mederita karena kemiskinan , merasa tidak
pernah cukup dengan apa yang telah ia punya sehingga mengakibatkan
seseorang merasa menderita karena tidak bisa memiliki sesuatu yang ia
inginkan. Ini di karena kan kurangnya rasa syukur manusia atas apa yang telah
di berikan oleh tuhan.

Bencana, tidak ada seorang pun yang dapat menghindari bencana yang tuhan berikan.
Bencana bisa kapan saja dating dan menimpa siapa saja bahkan seringkali mengakibatkan
kehilangan anggota keluarga. Trauma batin yang diakibatkan karena bencana juga sulit di
sembuhkan.
11
Setiap penderitaan yang dialami oleh seseorang membawa pengaruh baik positif maupun
negatif. Sikap positif yaitu sikap optimis dalam menghadapi penderitaan hidup, bahwa hidup
bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan,
menyadari apa yang telah diperbuat selama hidup, dan penderitaan itu hanya bagian dari
kehidupan. Sedangkan sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, kecewa,
putus asa, ingin bunuh diri, dan bahkan selalu menyalahkan Tuhan.
Ada Pula Contoh Siksaan
o

RasaSakit

Rasa sakit adalah rasa yang penderita akibat menderita suatu penyakit. Rasa sakit ini
dapat menimpa setiap manusia. Kaya-miskin, besar-kecil, tua-muda, berpangkat atau
rendahan tak dapat menghindarkan diri darinya. Orang bodoh atau pintar, bahkan dokter.
Penderitaan, rasa sakit, dan siksaan merupakan rangkaian peristiwa yang satu dan lainnya tak
dapat dipisahkan merupakan rentetan sebab akibat. Karena siksaan, orang merasa sakit; dan
karena merasa sakit, orang menderita. Atau sebaliknya, karena penyakitnya tak sembuhsembuh, ia merasa tersiksa hidupnya, dan mengalami penderitaan.

o

Neraka

Berbicara tentang neraka, kita selalu ingat kepada dosa. Juga terbayang dalam
ingatan kita, siksaan yang luar biasa, rasa sakit dan penderitaan yang hebat. Jelaslah bahwa
antara neraka, siksaan, rasa sakit, dan penderitaan terdapat hubungan yang tak dapat
dipisahkan

satu

sama

lain.

Empat

hal

itu

merupakan

rangkaian

sebab-akibat.

Manusia masuk neraka karena dosanya. Oleh karena itu, bila kita berbicara tentang neraka
tentu berkaitan dengan dosa. Berbicara tentang dosa juga berbicara tentang kesalahan.
Dalam Al Qur’an banyak ayat yang berisi tentang siksaan di neraka atau ancaman siksaan.
Surat-surat

itu

antara

lain

surat

Al-Fath

ayat

6

yang

artinya:

Dan supaya mereka menyiksa orang-orang yang munafik laki-laki dan perempuan, oangorang yang musyik laiki-laki dan perempuan yang mempunyai persangkaan jahat terhadap
Allah. Mereka mendapat giliran buruk. Allah memurkai mereka
dan menyediakan neraka Jahanam baginya. Dan neraka Jahanam itu adalah seburuk12
buruknya tempat kembali. (Q.S. Al-Fath : 60)
Penderitaan dan sebab-sebabnya
o

Penderitaan

yang

timbul

karena

perbuatan

buruk

manusia

Penderitaan ini menyangkut tentang manusia dan lingkungan sekitarnya.
Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki
manusia hingga menjadi nasib baik. Dengan kata lain manusialah yang dapat
memperbaiki nasibnya. Tetapi kalau takdir Allah yang menentukan kita hanya
bisa menerima, sedangkan nasib buruk itu manusia sebagai penyebabnya. Maka
dari itu manusia dituntut untuk berusaha untuk mendapatkan kehidupan sebaik
baiknya dengan cara yang baik pula.
o

Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan
Ini merupakan kehendak allah, tapi dalam hal inipun manusia masih dapat
berusaha yaitu dengan kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat berupa usaha
manusia mengatasi penderitaan itu.

Pengaruh penderitaan

o Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan dapat pengaruh yang berbeda
dari dalam dan luar dirinya.
Diantaranya adalah sikap positif dan negatif:

o Sikap positif : sikap optimis mengatasi penderitaan hidup bahwa hidup bukan
sebuah penderitaan yang panjang untuk dia dan disekitarnya sendiri.
o Sikap negatif : penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin
bunuh diri

2.8.

Penderitaan Sebuah Fenomena Universal
13

Sebenarnya penderitaan terjadi tidak hanya lantaran perang atau karena tingkah manusia
agresif lainnya. Banyak hal yang menyebabkan penderitaan manusia, seperti; bencana alam,
musibah atau kecelakan, penindasan, perbudakan, kemiskinan dan sebagainya. Penderitaan
bisa dikatakan sebagai fenomena yang universal. Penderitaan tidak mengenal ruang dan
waktu. Ini berarti bahwa penderitaan tidak hanya dialami oleh manusia zaman sekarang,
dimana kebutuhan dan tuntutan hidup semakin meningkat yang mana akan menimbulkan
penderitaan bagi yang tidak mampu untuk memenuhinya. Akan tetapi penderitaan itu telah
ada sejak kelahiran manusia pertama yaitu nabi Adam. Betapa menderitanya nabi Adam dan
Hawa ketika ia harus meninggalkan surga lantaran tindakannya yang tidak mengikuti perintah
Tuhan

dan

lebih

mengikuti

nafsunya

dan

bujukan

syaitan.

Selain itu penderitaan sebagai fenomena universal tidak mengenal perbedaaan manusia.
Maksudnya, penderitaan juga bisa dialami oleh manusia-manusia suci atau nabi dan rasul.
Begitu universalnya fenomena penderitaan maka tidak mengherankan kalau banyak para
seniman dan filsuf mengangkat penderitaan dalam karya-karya seni dan ajaran filsafatnya.
Bahkan bisa dikatakan hampir semua karya seni lahir dari imajinasi penderitaan.

BAB14 III
PENUTUP
A.

KESIMPULAN

Pada hakekatnya penderitaan dan manusia itu berdampingan bahkan penderitaan itu selalu
ada pada setiap manusia karena penderitaan merupakain rangkaian dari kehidupan. Setiap
orang pasti pernah mengalami penderitaan. Penderitaan itu dapat teratasi tergantung
bagaiaman seseorang menyikapi penderitaan tersebut. Banyak hikmah dan pelajaran yang
dapat diambil dari penderitaan. Tidak semua penderitaan yang dialami oleh seseorang
membawa pengaruh buruk bagi orang yang mengalaminya. Melainkan dengan penderitaan
kita dapat mengetahui kesalahan apa yang telah kita perbuat atau sebagai media untuk
menginstropeksi diri. Karena penderitaan tidak akan muncul jika tidak ada penyebabnya.
Agar manusia tidak mengalami penderitaan yang berat untuk itu manusia harus bisa menjaga
sikap dan perilaku baik kepada sesama manusia, alam sekitar, maupun kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Karena dengan kita menjaga sikap dan perilaku antar sesama manusia, alam
sekitar, dan Tuhan Yang Maha Esa, kita akan hidup dengan nyaman dan tentram tidak ada

gangguan dari siapapun. Selain itu kita harus yakin dan percaya bahwa Tuhan tidak akan
memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatnya.

DAFTAR 15
PUSTAKA
 Widyo Nugroho, Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Universitas
Gunadarma
 Ali, M. Daud. 1998. Pendidikan Agama Islam. PT RajaGrafindo Persada : Jakarta.
 Prof. Abdulkadir Muhammad, S.H., 2011. Ilmu Sosial Dasar Umum. Bandung: Citra
Aditya Bakti
 Widyo Nugroho, Achmad Muchji. 1994. Seri diktat kuliah Ilmu Budaya Dasar.
Jakarta: Gunadarma.
 Hakim, M Arifin. 2001. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta:Pustaka Satya
 Drs. Djoko Widagdho, dkk. 2008. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta. PT bumi aksara.

16