Dokumen Strategi Komunikasi Tata Ruang d
1.1 LATAR BELAKANG PEMBELAJARAN
Melalui Program Protarih (Proyek Tata Ruang dan Investasi Hijau) yaitu
1.3. KELUARAN
program kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Kerajaan Inggris melalui UK CCU memberikan dukungan fasilitasi
Dari proses yang dilakukan oleh konsultan dari beberapa tahapan yang terhadap Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas . Fasilitasi
telah dilakukan telah menghasilkan output sebagai berikut: tersebut terkait dengan penyusunan strategi komunikasi melalui
o Rumusan kebutuhan lembaga berkaitan dengan strategi penyediaan tenaga konsultan komunikasi. Kegiatan yang dilakukan
komunikasi tata ruang & pertanahan dari hasil penjajakan adalah menyusun dokumen srategi komunikasi, termasuk didalamnya
kebutuhan melaui asesmen
laporan asesmen /penjajakan dan panduan singkat strategi komunikasi tata ruang dan pertanahan.
o Rencana aksi kegiatan atau tindak lanjut sosialisasi dan koordinasi terkait strategi komunikasi tata ruang &
1.2 TUJUAN PENULISAN DOKUMEN pertanahan berdasarkan hasil dari workshop review draft
strategi komunikasi yang telah dilakukan (Januari 2016) Secara umum kegiatan ini bertujuan memberikan dukungan terhadap penyusunan dokumen strategi komunikasi bidang tata ruang, sehingga
o Dokumen strategi komunikasi tata ruang dan pertanahan Dit TRP dan 2 (dua) K/L dari anggota BKPRN yaitu Kementerian Agraria
yang tepat sasaran, disertai panduan singkat ( cara Tata Ruang/BPN dan Kementerian Dalam Negeri dapat melaksanakan
menyusun dan menggunakan strategi komunikasi TRP) tupoksi terkait sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan kebijakan
perencanaan pembangunan nasional di bidang tata ruang dengan sinergi
1.4. METODOLOGI
lintas sektor dan pelibatan pemangku kepentingan. Upaya dukungan terhadap strategi komunikasi tata ruang dilaksanakan
Tujuan dari strategi komunikasi kebijakan pembangunan jangka dengan metode partisipatif dan inquiry approach dengan keterlibatan menengah 2015 -2019 bidang TRP adalah:
penuh dari Dit TRP, direktorat di lingkungan Kedeputian Pengembangan o Mendapatkan gambaran mengenai upaya-upaya komunikasi yang Regional dan 2 (dua) K/L dalam anggota BKPRN melalui tahapan-tahapan
berikut:
dilakukan terkait bidang tata ruang dan pertanahan; o Asesmen kepada Dit RTP, direktorat di lingkungan o Menjadi panduan/rujukan bagi seluruh staf Direktorat TRP dalam
Kedeputian Pengembangan Regional dan 2 (dua) melaksanakan kegiatan sosialisasi maupun sharing
kementerian terkait dalam BKPRN. Asesmen terdiri dari dari pengetahuan/informasi, terutama mengenai kebijakan
3 tahap: inventarisasi kegiatan komunikasi yang sudah pembangunan bidang TRP;
berjalan, tinjauan efektifitasnya, analisis kondisi dan serta o Menjadi acuan bagi Subdit Informasi dan Sosialisasi TRP dalam diskusi mengenai kebutuhan strategi komunikasi ke depan;
merencanakan, memantau, mengevaluasi, dan mengukur pencapaian media informasi dan kegiatan sosialisasi TRP.
o Pemetaan dan analisis pemangku kepentingan tata ruang
sebagai sasaran kegiatan komunikasi;
Stratkom TRP | Bappenas-Protarih | 2 Stratkom TRP | Bappenas-Protarih | 2
berdasarkan hasil poin 1 dan 2; o Pengembangan metode penilaian efektifitas komponen-
komponen strategi dan pengembangan strategi sesuai kebutuhan secara spesifik yang disesuaikan dengan kebutuhan target
audiens; dan
o Perumusan bersama kebutuhan kelembagaan strategi komunikasi tata ruang, termasuk poin-poin penyesuaian rencana tahunan, anggaran, dan tupoksi / pembagian kerja kementrianterkait dalam bentuk rencana aksi dan rekomendasi
1.5 TARGET AUDIENS
o Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan, Bappenas o Direktorat terkait dibawah Deputy Regional Bappenas o K/L Anggota BKPRN (Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional)
3 | Stratkom TRP | Bappenas-Protarih
BAB 2 KERANGKA KAJIAN
2.1. REFERENSI KOMUNIKASI
Sedangkan bagi Robbins, tidak ada kelompok yang dapat eksis tanpa komunikasi (pentransferan makna di antara anggota-anggotanya). Hanya lewat pentransferan makna dari satu orang ke orang lain informasi dan
2.1.1 Konsep Dasar Komunikasi
gagasan dapat dihantarkan. Komunikasi bukan sekedar menanamkan makna tetapi harus juga dipahami (2002 : 310).
Deifinisi komunikasi menurut Harold Lasswell, suatu proses dari sumber/komunikator (Who) bertukar atau menyampaikan pesan (What)
Menurut Onong Ujana Effendy, komunikasi adalah proses penyampaian melalui Media (Chanel) kepada target audiens (Whom) sehingga
pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan mendapatkan Respon/tindakan tertentu Effect). Tergambar dalam skema
menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam dibawah ini:
situasi tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan (2000 : 13).
who says what in which channel to whom whit what effect Komunikasi digunakan saat orang-orang saling berinteraksi, hal ini
dilakukan sebagai langkah awal terciptanya sebuah organisasi. Mereka Who
saling bertukar ide dan juga pendapat, lalu mereka menyusun sebuah
EFFECT
or listener) (Audience
tujuan bersama yang selanjutnya menjadi fokus utama mereka dalam membentuk sebuah organisasi. 5 (lima) unsur komunikasi diatas apabila dikelola bertahap didalam strategi komunikasi.
Lasswell mengatakan cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah
2.1.2 Strategi Komunikasi
dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What in Which Channel to Whom with What Effect.
Strategi komunikasi adalah pembuatan program-program komunikasi Who ------------------------------ siapa? (latar belakang siapa yang
yang dirancang untuk mempengaruhi dan mendukung perubahan secara mengatakan)
sukarela pada kelompok sasaran dan pemangku kepentingan yang relevan Says what ---------------------- mengatakan apa? (materi yang ingin
dalam rangka mencapai tujuan pembangunan (Communication for disampaikan)
Development Support, Manfred Oepen, GTZ, 2003)
To whom ----------------------- kepada siapa? (sasaran yang dituju) Berdasarkan pengertian di atas, maka strategi komunikasi adalah
With what channel ----------- dengan saluran apa? (dengan saluran/media yang digunakan)
perencanaan dan manajemen cara berkomunikasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif,
With what effect -------------- dengan akibat apa? (efek yang diinginkan) banyak ditentukan oleh strategi komunikasi. Untuk mencapai tujuan
Stratkom TRP | Bappenas-Protarih | 4 Stratkom TRP | Bappenas-Protarih | 4
komunikasi dilaksanakan, sebab menyangkut khalayak sasaran (target operasionalnya.
audience) yang dalam strategi komunikasi secara makro dibagi-bagi lagi menjadi kelompok sasaran (target groups). Pengelompokan masalah
Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan target audience dan target groups berkaitan erat dengan aspek-aspek manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi,
sosiologis, psikologis dan antropologis, termasuk dalam hal ini politis dan untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak hanya berfungsi sebagai
ekonomis
peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan taktik operasionalnya. Demikian pula dengan strategi
2.1.3 Peran Komunikasi dalam Pembangunan
komunikasi yang merupakan panduan perencanaan komunikasi
(communication planning) dengan manajemen komunikasi Dalam definisi komunikasi pembangunan, secara makro strategi (communication management) untuk mencapai tujuan yang telah
komunikasi dikaitkan dengan proses pencapaian suatu tujuan ditetapkan. Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukkan
pembangunan baik dari sisi untuk mempercepat akselerasi maupun bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata
sustainability program itu sendiri. Adapun mengenai teori komunikasi bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung
untuk pembangunan adalah sebagai berikut:
pada situasi dan kondisi (Effendy, Onong Uchjana, 2007: 32). Sebagai suatu proses manajemen maka skema atau tahapan proses
o Dalam arti sempit, pengertian komunikasi pembangunan menyusun strategi komunikasi dapat dilihat dalam table dibawah ini.
adalah segala upaya, cara dan teknik penyampaian gagasan dan keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan kepada masyarakat yang
Focus on
menjadi sasaran, agar dapat memahami, menerima, dan
berpartisipasi dalam pembangunan
( http://mohanfelani.wordpress.com/2010/05/17/difusi-inovasi- pada-komunikasi-sosial-pembangunan )
Untuk mampu mempengaruhi dan mendukung perubahan secara o Sedangkan dalam arti yang luas, komunikasi pembangunan sukarela dari kelompok sasaran dan pemangku kepentingan lainnya,
meliputi peran dan fungsi komunikasi (sebagai suatu aktivitas bukanlah suatu hal yang dapat dilakukan dala proses singkat satu atau
pertukaran pesan secara timbal balik) di antara semua pihak dua kali pertemuan. Namun memerlukan suatu riset atau asesmen untuk
yang terlibat dalam usaha pembangunan, terutama antara menggali informasi dari kelompok sasaran maupun pihak terkait lainnya,
masyarakat dengan pemerintah, sejak dari proses sehingga ada data dan fakta sebagai pijakan pertimbangan penyusunan
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian terhadap strategi. Dan bukan sekedar asumsi semata dari tim penyusun strategi
pembangunan (Nasution, 1996:92)
komunikasi. Maka riset atau asesmen adalah langkah awal yang harus dilakukan di awal program komunikasi.
5 | Stratkom TRP | Bappenas-Protarih
Dari pendapat diatas menunjukkan bahwa bagi masyarakat yang ingin Melihat hal diatas maka dalam konteks pembangunan apapun bidangnya maju memerlukan wawasan yang luas sebagai titik tolak untuk
strategi komunikasi digunakan atau sangat berperan dalam merubah mendorong dan mengembangkan hasrat mengubah kehidupan ke arah
perilaku target audiens (target group) dalam rangka intervensi perubahan kemajuan. Perhatian masyarakat perlu difokuskan pada upaya
perilaku. Hal ini sesuai dengan pendapat Onong Udjana Effendy bahwa: pembangunan sehingga diharapkan kreasi, aspirasi dan keikutsertaan
Komunikasi pembangunan adalah proses penyebaran pesan oleh masyarakat dapat didayagunakan secara lebih bermanfaat.
seseorang atau sekelompok orang kepada khalayak guna mengubah Dibahas dalam teori Difussi Inovasi bahwa masyarakat yang menerima sikap, pendapat dan perilakunya dalam rangka meningkatkan kemajuan
suatu inovasi tidak terjadi secara serempak. Ada yang memang telah lahiriah dan kepuasan batiniah, yang dalam keselarasannya dirasakan memiliki kesiapan, karena menyadari adanya kebutuhan dan ada yang
secara merata oleh seluruh rakyat (Effendy, 2005: 92) baru menerima setelah meyakini benar keuntungan-keuntungan inovasi
bahkan ada pula yang tetap bertahan atau menolak inovasi yang Dalam prosesnya di era tahun 2000 para pelaku pemberdayaan atau bersangkutan (Roger dan Shoemaker dalam Nasution, 1996:112). Dalam
pengembangan masyarakat maupun dari pihak pemerintah menyebut menerima suatu inovasi, biasanya seseorang akan melalui sejumlah
sebagai proses perubahan perilaku atau KAP (Knowledge-Attitude- Practice) sebagai berikut:
tahapan, sebagai berikut: o Knowledge : Mengubah pemahaman (to change the opinion)
1) Tahap Pengetahuan. Tahap ketika seseorang sadar, tahu, bahwa ada sesuatu inovasi.
o Attitude : Bagaimana mengubah sikap (how to change the attitude), termasuk dalam Memotivasi untuk melakukan
2) Tahap Bujukan.Tahap ketika seseorang sedang
tindakan (motivation)
mempertimbangkan atau sedang membentuk sikap terhadap inovasi yang telah diketahuinya tadi, apakah ia menyukainya atau
o Practice : Mengubah perilaku (to change behavior) tidak.
Dari rumusan yang dikemukakan tersebut, menurut World Bank Institute
3) Tahap Putusan. Tahap ketika seseorang membuat putusan apakah (WBI, 2004) melatakkan unsur KAP dalam hal ini perilaku target sasaran menerima atau menolak inovasi yang dimaksud.
sebagai dasar pertimbangan keputusan untuk mengembangkan strategi komunikasi. Dikatakan bahwa adalah pengelolaan lima unsur komunikasi
4) Tahap Implementasi. Tahap ketika seseorang melaksanakan keputusan yang telah dibuatnya mengenai sesuatu inovasi.
yang saling saling bergantung untuk memutuskan satu sama lain itulah yang disebut strategi komunikasi yaitu (1) target Audiens /target group,
5) Tahap Pemastian. Tahap ketika seseorang memastikan atau Perilaku ( sekarang dan yang diharapkan ), Pesan, Saluran/Media, dan mengkonfirmasikan putusan yang telah diambilnya tersebut.
Feed Back . Unsur dan tata cara pemgelolaan itulah yang disebut Five Management Decision Making atau Communication Planning. Hal ini dapat dilihat dalam Gambar 1 dibawah ini:
Stratkom TRP | Bappenas-Protarih | 6
UMPAN BALIK
Bagaimana cara pesan atay sasaran komunikasi Versus
Siapa yang menjadi penerima
Perilaku yang terjadi sekarang Pesan dan tema apa Media/chanel /tools apa
memas kan bahwa (target group)
yang akan disampaikan yang tepat/cocok
Perilaku yang diharapkan dari
digunakan. Dikaitkan
pesan diterima dengan
sasaran setelah terjadinya
dengan
baik (* monev)
komunikasi
pendekatan/metode komunikasi
Peristiwa dalam mengelola unsur penting dalam perencanaan komunikasi menggunakan teori komunikasi - diffussi inovasi Menurut Roger dan diatas melibatkan tiga kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang
Shoemaker (dalam Nasution, 1996:112) . Dan pada penerapannya bisa komunikator (sumber /penyampai pesan) yaitu kemampuan sebagai
menggunakan metode “ 5 Communication Decision Making ” yang lebih konseptor (conception skill), teknis komunikasi (technical skill) dan
mendekati pada model komunikasi untuk suatu reformasi kebijakan dan komunikator dengan segala kemampuan komunikasi (communication
pembangunan. Model ini pernah dikembangkan untuk mengangkat isu skill) untuk mempengaruhi komunikan.
sektor air minum dan sanitasi sejak tahun 2006 yang dikombinasikan dengan teori BCC untuk salah satu aspek perubahan perilaku target
Penyusunan strategi komunikasi masuk dalam ranah conception skill,
group.
kemudian dukungan berbagai aspek teknis terkait dengan pembuatan media /tools/chanel /perangkat teknologi dan aspek praktis operasionalnya adalag masuk dalam aspek technical skill. Sedangkan
2.3 HASIL ASESMEN KOMUNIKASI
kemampuan untuk menggunakan kedua hal diatas, hal ketiga yang dibutuhkan seorang komunikator adalah communication skill yaitu seni
Terkait dengan penyusunan strategi komunikasi bidang tata ruang dan persuasi atau teknik mempengaruhi orang lain menjadi faktor
pertanahan, melalui dukungan kegiatan Protarih, maka telah dilakukan keberhasilan komunikasi.
serangkaian kegiatan untuk mendapatkan input/masukan berbagai informasi mengenai komunikasi dalam pelaksanaan bidang tata ruang
Dalam dokumen ini model komunikasi yang telah direferensikan diatas, dan pertanahan yang telah dilakukan selama ini dalam kegiatan asesmen. menjadi acuan dalam penyusunan strategi komunikasi untuk bidang tata
Asesmen melibatkan direktorat di lingkup kedeputian Pengembangan ruang dan pertanahan. Model dasar menggunakan teori laswell dan
Regional, Kementerian PPN/Bappenas baik dari Sesmen, Direktorat TRP, penerapannya menggunakan metode dari terori dasar adalah
Direktorat Pengembangan Wilayah, Direktorat Otonomi Daerah, menggunakan Laswell dan Wilbur Scram, dari sisi pembangunan
Direktorat Perkotaan dan Perdesaan, Dit. KKDT (Kawasan Khusus Daerah Tertinggal), Dit. Pengembangan Wilayah, Biro Humas dan Pusdatin
7 | Stratkom TRP | Bappenas-Protarih
Bappenas dan Dit. Perencanaan tata Ruang, Kemendagri.
2.3.1 Ruang lingkup komunikasi TRP
Metode yang dilakukan untuk mendapatkan dataya adalah melalui serangkaian wawancara, FGD , desk review dan terakhir dilakukan
Ruang lingkup strategi komunikasi di bidang TRP dari hasil asesmen adalah workshop /lokakarya membahas hasil asesmen dan draft strategi
mencakup kegiatan mengkomunikasikan muatan RPJMN 2015 -2019 komunikasi TRP . Lokakarya mengundang pihak terkait baik dari
kepada para pihak termasuk di dalamnya Sub Bidang Penataan Ruang dan direktorat dibawah deputy regional, biro humas dan pusdatin kementrian
Pertanahan yang berada dalam tupoksi Direktorat TRP, anggota BKPRN Bappenas serta kementerian anggota BKPRD.
serta termasuk didalamnya direncanakan informasi publik yang bersifat terbuka. Dengan demikian, dokumen RPJMN tersebut dapat
Dari hasil desk review, didapatkan data bahwa terkait dengan dokumen
tersampaikan kepada target group .
strategi komunikasi pada tahun 2010, Direktorat Tata Ruang dan Adapun ruang lingkup komunikasi melihat lingkup relasi TRP adalah Pertanahan, Bappenas telah menyusun strategi sosialisasi kebijakan
meliputi :
pembangunan jangka menengah bidang tata ruang dan pertanahan untuk RPJMN 2010 – 2014. Rekomendasi dari hasil kajian ini salah satunya
o Internal Relations, yaitu komunikasi yang dilakukan dalam rangka memasukkan materi-materi RPJMN ke dalam kurikulum pendidikan
menyeleraskan informasi dan komunikasi terkait TRP yaitu sebagai salah satu bentuk sosialisasi yang sangat efektif untuk
Direktorat, Kedeputian terkait di Bappenas meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat secara umum.
o Government Relations , upaya komunikasi antara TRP dengan Oleh karena itu, untuk materi RPJMN 2015 – 2019 yang sudah ada,
dengan pihak dari pemerintah seperti anggota BKPRN -K/L Direktorat TRP akan melakukan strategi komunikasi yang merupakan
terkait, Pemerintah Daerah baik Provinsi dan Kabupaten/kota, bagian dari sosialisasi kebijakan pembangunan menengah 2015 -2019
termsuk dalam hal ini membina hubungan baik bidang tata ruang dan pertanahan. Diharapkan dengan adanya strategi
o Community Relations, yaitu upaya komunikasi kepada mitra non sosialisasi yang sudah ada dan dilanjutkan dengan penyusunan strategi
pemerintah , dalam rangka membangun ke sepemahaman, komunikasi di tahun 2015 dalam implementasi kebijakan pembangunan
meningkatkan kepedulian dan komitmen di bidang TRP. Dalam jangka menengah 2015 – 2019 tersebut, akan memberikan informasi dan
kasus ini TRP tidak ada kaitan langsung dengan komunitas-warga pengetahuan serta pemahaman yang baik dan benar kepada masyarakat
secara langsung
umum. o Media Relation, dari hasil asesmen kontak langsung dengan mass media melalui Humas Bappenas sesuai dengan prosedur
Secara lengkap hasil asesmen TRP yang juga mengupas masing-masing direktorat tertulis dalam Lampiran Laporan Asesmen. Dalam dokumen
kementrian
strategi komunikasi ini hanya mengupas bidang tata ruang dan
2.3.3 Pemetaan target group dan stakeholders TRP
pertanahan, dan secara ringkas hasilnya adalah sebagai berikut: Target group atau target audiens TRP dari hasil asesmen dapat
diklasifisikan dalam 3 jenis target audiens yaitu target group primer, sekunder dan tertier yang dipandang dari sisi prioritasisasinya mengacu pada ruang lingkup komunikasi diatas adalah sbb:
Stratkom TRP | Bappenas-Protarih | 8
2.3.4 Isu-isu strategis
Semua tujuan komunikasi diatas bermuara pada satu tujuan yaitu dalam rangka untuk mendukung pencapaian RPJMN Nasional ke -3 ditahun
KEMENTRIAN /
2015-2015. Oleh karenanya hal yang penting dibidang tata ruang adalah
KEMENKO
LEMBAGA TERKAIT
arahan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan tata ruang, dalam
MITRA TERKAIT
rangka memantapkan kelembagaan dan kapasitas penataan ruang dan
DONOR / NGO
KEMENTRIAN / KL
ketersediaan infrastruktur sesuai rencana.
DALAM BKPRN
Secara umum isu strategis tata ruang dan pertanahan adalah sebagai
INTERNAL DIT.
o RTR belum digunakan sebagai acuan dari berbagai sektor
PEMDA
o Rendahnya pemahaman bahwa TRP terkait dengan
KAB/KOTA
kesejahteraan masyarakat
BADAN-BADAN
MASS MEDIA
TERKAIT
o Persepsi hanya terbatas pada peningkatan pelayanan publik
ASOSIASI
(misal tata ruang hijau/RTH)
SPM For All (belum terpenuhi di daerah karena rendahnya komitmen & skill di pelaku )
2.3.5 Identifikasi Tantangan dan Peluang
1) Target group primer adalah target group yang terkait langsung Secara khusus dilihat dari cakupan relasi komunikasi isu terkait tata ruang dalam koordinasi & sinkronisasi untuk pengambilan keputusan (
dan pertanahan dapat dideskripsikan sebagai berikut: internal relation)
(1) Internal Communication
2) Sekunder adalah target group yang terkait langsung dalam Implementasi kebijakan TRP (government relation)
o Belum adanya owner kepemilikan komunikasi dan mekanisme
3) Tersier adalah target group berperpengaruh dalam mendukung :
bagan alir informasi dan komunikasi antar direktorat . Walaupun capaian tujuan dan implementasi TRP ( community relation dan
sudah ada hirarki komunikasi vertikal dari menteri, eselon 1 dan media relation)
eselon 2 mengkomunikasi content apa, tetapi mekanisme horisontal internal antar direktorat belum ada platformnya.
9 | Stratkom TRP | Bappenas-Protarih 9 | Stratkom TRP | Bappenas-Protarih
(3) Community Relation
komunikasi horisontal telah terjadi karena adanya Subdit Informasi dan Sosialisasi yang menjalankan fungsi distribusi informasi dan
o Belum adanya mekanisme pelibatan komunitas/masyarakat dalam mengkomunikasikan content teknis sektoral. Terlebih lagi adanya
penataan tata ruang wilayah dimana pada dasarnya tentang hak penggunaan dalam sistim knowledge management internal yang
dan kewajiban sudah diatur dalam UUPR n0. 26/2007 dan Permen dijalankan.
PU no.15/PRT/M/2009 terkait keterlibatan masyarakat dalam tata ruang wilayah.
(2) Gorvernment Communcation
o Forum stakeholder belum banyak dibentuk, dan kalaupun sudah o Komunikasi antar KL belum efektif walau sudah dibentuk
ada belum optimal dalam melakukan fungsi sinergi dan BKPRN sebagai wadah komunikasi di bidan tata ruang. Tetapi
sinkronisais program di daerah
sampai pada level pelaksana antar anggota belum optimal dalam melakukan sinergi msial dalam hal ini data dan
o Mekanisme informasi dan pengaduan terkait UU KIP n0 14/2008 informasi. Antar KL terutama dirasakan Bappenas kesulitan
belum banyak dipahami oleh masyarakat, PPID belum berfungsi mendapatkan data dan informasi terkait termasuk dalam hal
secara optimal. Disisi lain UU KIP (Kebebasan Informasi Publik) Tata Ruang dan Pertanahan dari KL terkait.
rasa berat dan membingungkan oleh semua KL/Kementrian maupun pemda dalam penerapannya
o Forum komunikasi yang intensif lebih kepada Rakernas BKPRN, dan yang menjadi tantangan 2 tahun ke depan adalah pembagian tugas dan tanggung jawab antar KL.
o Terkait isu lemahnya pengarusutamaan kebijakan Tata Ruang dan Pertanahan untuk diadopsi daerah menjadi regulasi (perda) sehingga pedoman RT/RW belum maksimal direalisasikan (UU Pemerintah Daerah no 23/2015).
o Terkait peran dan fungsi pengawasan koordinasi, sinkronisasi dan pengawasan khususnya penguatan kapasitas kelembagaan dan peran provinsi kepada pemda kabupaten/kota (kepanitiaan BKPRD yang bersifat ad hoc dan kesemunya terdiri dari SKPD lebih berfungsi sebagai mediasi saja tetapi tidak mempunyai peran kontrol dan advisor)
Stratkom TRP | Bappenas-Protarih | 10
No. Nama Media
Keterangan Media
Frekuensi
Jumlah Target
Terbit
yang Telah Pembaca Terbit
1. Buletin Tata
Pemerintah Ruang dan
Berisi isu-isu hangat
2 edisi/
8 edisi
mengenai Tata Ruang dan
tahun 2010) Pemerintah (TRP)
Pertanahan
Pertanahan, pandangan
dari pakar, baik dari sisi
Daerah,
pemerintah, praktisi,
Perguruan
akademisi swasta dan
Tinggi/Akademi
LSM. Memuat juga profil
si, DPR, dan
daerah, kegiatan
DPRD.
Direktorat TRP, ringkas buku.
1 edisi (sejak Pemerintah Pusat, Indonesia
2. Majalah Agraria Berisi isu-isu dan kebijakan
2 edisi/
Bidang Reforma Agraria.
Daerah, Perguruan Tinggi/Akademisi, DPR, dan DPRD.
3. Newletter TRP
Berisi kegiatan Direktorat
1 edisi/bulan
15 edisi
Kementerian
(sejak 2014) PPN/Bappenas. 4. Leaflet
TRP.
14 peraturan/ Pemerintah Pusat, Peraturan
Berisi ringkasan peraturan
4 peraturan/
leaflet (sejak Pemerintah Bidang TRP
perundang-undangan Bidang
tahun
TRP, bertujuan untuk
Daerah dan
memudahkan pemahaman.
DPRD.
5. Leaflet Media
Berisi media informasi online
1 kali
3 leaflet
Pemerintah Pusat, Pemerintah Pusat,
No.
Alamat Akun
Keterangan Akun
n0 14/2008 belum banyak dipahami oleh masyarakat, PPID belum berfungsi secara optimal.
Berisi berita kegiatan-kegiatan Dit.TRP, profil dan Disisi lain UU KIP (Kebebasan Informasi Publik) rasa
1. trp.or.id
produk yang dihasilkan oleh Dit.TRP, serta berat dan membingungkan oleh semua
peraturan Bidang TRP.
KL/Kementrian maupun pemda dalam penerapannya
2. tataruangpertanahan.com
Berisi berita dan kliping mengenai tata ruang dan pertanahan skala nasional, kumpulan data dan
2.3. 6 Pengemasan Pesan, dan Media yang informasi bidang tata ruang dan pertanahan.
selama ini digunakan
3. v2.bkprn.org
Sebagai media informasi dan publikasi Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN).
Strategi komunikasi yang dijalankan di Direktorat TRP Berisi kegiatan, profil, serta data dan informasi.
didukung oleh keak fan sub direktorat yang ada di bawahnya, yaitu sub direktorat Tata Ruang, sub direktorat
Kumpulan data dan informasi bidang tata ruang Pertanahan, sub direktorat Informasi dan Sosialisasi,
4. landspatial.bappenas.go.id/km
dan pertanahan yang di dapat dari hasil rapat Reforma Agraria Nasional (RAN), serta Sekretariat Badan
internal maupun eksternal serta informasi buku- Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN). Di se ap
buku koleksi terbaru Dit.TRP. kegiatannya, Direktorat TRP selalu menyiapkan goodybag yang berisi informasi Tata Ruang dan Pertanahan
Media informasi dan komunikasi secara informal termasuk di dalamnya mengenai peraturan terkait.
5. Facebook: Trp Bappenas
mengenai bidang TRP.
Media yang dimiliki Direktorat TRP adalah:
6. Milis Tata Ruang dan Pertanahan (email:
Media komunikasi dan jejaring dengan para
tata-ruang-dan-
mahasiswa, masyarakat, dan pemangku
kepentingan di bidang tata ruang dan pertanahan.
7. Pustaka virtual TRP: id.scribd.com/Tata
Kumpulan data dan informasi bidang tata ruang
Ruang dan Pertanahan
dan pertanahan.
Stratkom TRP | Bappenas-Protarih | 12
Selain media-media tersebut, ada pula Media Visual berupa CD Interaktif yang memuat regulasi, makalah, paparan, dan
Strengthen
Opportunity
informasi lainnya terkait bidang tata ruang dan pertanahan. Informasi yang disampaikan dan media informasi yang
o Ada tupoksi subdit Informasi dan Sosialisasi yang
o Forum komunikasi yang intensif
digunakan sudah disesuaikan dengan target sasaran. Namun,
dilembagakan menjalankan fungsi distribusi
multistakeholder mengingat cukup
informasi yang disampaikan kepada masyarakat belum
informasi dan mengkomunikasikan content
banyaknya mitra terkait ( non
menggunakan strategi komunikasi sehingga tidak dapat
teknis sektoral.
pemerintah) dan masyarakat sipil yang
dipastikan apakah masyarakat memahami informasi
tersebut. Selain itu, informasi yang disampaikan kurang fokus dan sifatnya satu arah.
o Sudah terbangunnya sistim knowledge
belum terpetakan
management internal yang dijalankan.
o Rakernas BKPRN, dan menjadi tantangan
o Adanya perangkat regulasi untuk mendukung
2 tahun ke depan adalah pembagian
2.3.7 Analisis SWOT kegiatan komunikasi TRP
komunikasi kepada public/masyarakat
tugas dan tanggung jawab antar KL.
Berdasarkan hasil assesment yang telah dilakukan melalui
Weaknesses
Threat
wawancara dan diskusi kelompok terfokus maka dihasilkan analisa sebagai berikut:
o Belum adanya owner kepemilikan komunikasi
o Terkait isu lemahnya
dan mekanisme bagan alir inormasi dan
pengarusutamaan kebijakan Tata
komunikasi antar direktorat . Walaupun sudah
Ruang dan Pertanahan untuk diadopsi
ada hirarki komunikasi vertikal dari menteri,
daerah menjadi regulasi (perda)
eselon 1 dan eselon 2 mengkomunikasi content
sehingga pedoman RT/RW belum
apa, tetapi mekanisme horisontal internal antar
direktorat belum ada platformnya.
maksimal direalisasikan (UU
o Komunikasi antar KL belum efektif walau sudah
Pemerintah Daerah no 23/2015).
dibentuk BKPRN sebagai wadah komunikasi di
Terkait peran dan fungsi
bidan tata ruang. Tetapi sampai pada level
pengawasan koordinasi, sinkronisasi
pelaksana antar anggota belum optimal dalam
dan pengawasan khususnya
melakukan sinergi msial dalam hal ini data dan
penguatan kapasitas kelembagaan
informasi. Antar KL terutama dirasakan
dan peran provinsi kepada pemda
Bappenas kesulitan mendapatkan data dan
kabupaten/kota (kepanitiaan BKPRD
informasi terkait termasuk dalam hal Tata Ruang
yang bersifat ad hoc lebih berfungsi
dan Pertanahan dari KL terkait.
sebagai mediasi saja)
13 | Stratkom TRP | Bappenas-Protarih
Dari hasil FGD dan wawancara, yang terlihat dalam SWOT diatas dapat - Perlu adanya ownership bidang komunikasi secara dirangkum bahwa sisi beberapa hal penting yang perlu digarisbawahi
internal dan eksternal serta mekanismenya dalam dalam komunikasi yang dialami oleh para pelaku bidang tata ruang dan
internal Bappenas, terutama sektor teknis yang belum pertanahan adalah sbb:
terwadahi . - Belum adanya kejelasan mekanisme baik akses maupun
a. Pengemasan Message Komunikasi Kebijakan pendistribusian data dan informasi baik internal maupun eksternal. Padahal hampir tiap saat banyak kajian yang
- Mengkomunikasikan kebijakan (sosialiasi) yang sifatnya dihasilkan dari sektor kebijakan maupun sektor teknis. adalah perencanaan, perlu diikuti dengan mendapatkan Tetapi bagaimana mendistribusikan dan juga mengakses respon dari stakeholder. Selama ini yang telah dilakukan dari direktorat lain masih bersifat parsial dan belum ada adalah distribusi informasi (komunikasi satu arah, dan sistim knowledge management antar direktorat. Hanya belum dijajaki sejauh mana efektifitasnya melalui direktorat yg mempunyai tugas dan fungsi dalam monev); melakukan pengumpulan data dan informasi seperti - Beberapa isu dan tema yang diangkat baik tata ruang subdit infosos, Dit.TRP yang pada akhirnya maupun bidang lain dalam kedeputian pengembangan mengembangkan sistim knowledge manajement dan IT regional sifatnya adalah konsep perencanaan bukan (aplikasi program terkait tata ruang dan pertanahan). sekedar penyediaan sarana fisik, dan ini tidak mudah - Masing-masing direktorat sudah menjalankan fungsi dalam perumusan pesannya. Hal ini pernah terjadi pada komunikasi yang dibangun berdasarkan karakteristik subdit pertanahan pernah gagal membuat tagline karena masing-masing direktorat. Dengan menggunakan media sulit dalam merumuskannya. dan saluran yang sudah ditetapkan. - Kekuatan pengemasan message dalam
mengkomunikasikan kebijakan adalah begitu banyaknya
c. Penguatan Forum untuk sinkronisasi dan koordinasi program produk kebijakan yang ada dan bagaimana pesan –pesan
dalam kebijakan tersebut dapat bermanfaat untuk - Forum seperti BKPRN idealnya terus dimaksimalkan mendukung kinerja dimasing-masing direktorat.
sebagai media sharing dan wadah komunikasi lintas KL yang masih belum optimal. Tetapi dengan pergantian
b. Desain Strategi Komunikasi Kementrian & Mekanismenya kabinet, dan restrukturisasi lembaga kementerian selama satu tahun ini berdampak pada keaktifan para anggota
- Perlu adanya strategi komunikasi untuk menterjemahkan
yang menurun.
kebijakan kepada mitra internal dan eksternal, mengingat begitu banyak dan luasnya cakupan isu dan bidang di Kementrian PPN/Bappenas (semacam grand desain strategi yang bisa diacu oleh Direktorat didalamnya).
Stratkom TRP | Bappenas-Protarih | 14 Stratkom TRP | Bappenas-Protarih | 14
- Banyaknya produk pengetahuan, pedoman, kajian yang dibangun misal dalam hal ini website tetapi pada dapat dimanfaatkan menjadi bahan data komunikasi prosesnya tidak berjalan atau tidak di update. Selain yang memperkaya informasi untuk masing-masing kesibukan staff yang bersangkutan dalam pekerjaan direktorat. Dan tentunya bagi user akan mempermudah
sehari-hari di direktoratnya.
memdapat informasi dari banyaknya produk - Penguatan kapasitas SDM di bidang strategi komunikasi pengetahuan, pedoman, kajian. menjadi tantangan masing-masing direktorat kedepan - Banyak produk pengetahuan, pedoman, kajian yang bahwa strategi komunikasi dapat menjadi salah satu saling tumpang tindih dan setelah selesai dibuat ketrampilan untuk membantu mewujudkan tujuan didistribusikan oleh masing-masing direktorat. Dari sisi masing-masing direktorat mengkomunikasikan produk user (daerah) kadang hal ini membingungkan. Belum lagi komunikasi yang dimiliki kepada user (daerah) pedoman yang dibuat oleh KL lain, dalam satu bidang
tetapi tahapan berbeda. - Tantangan pengelolaan produk pengetahuan
2.4 MEKANISME KOMUNIKASI BIDANG TRP
kedepannya menjadi tanggung jawab bersama antar direktorat dengan membangun sinergi tentang produk
Pada dasarnya sudah ada prosedur mekanisme komunikasi dalam hal ini pengetahuan, pedoman, kajian dengan standarisasi
distribusi data dan informasi dilingkup Dit. TRP, karena adanya bidang serta mekanisme yang jelas.
khusus yang menangani. Hanya mekanisme dari Dit TRP kepada lingkup kementrian yang dirasa belum ada platform yang jelas dari sisi bagan alir
e. Penguatan kapasitas SDM dibidang strategi komunikasi data, informasi dan komunikasi kepada publik secara luas dikarenakan mekanisme tersebut ditangani biro yang lain yaitu melalui Humas
- Kekuatan pada SDM yang ada di masing-masing Bappenas. Sehingga mekanisme komunikasi yang terjadi adalah partial direktorat merupakan SDM yang terpilih dan memiliki
menurut kebutuhan dan kebutuhan audiens yang membutuhkan ( kemampuan meningkatkan kapasitas diri khususnya
passive )
untuk di bidang komunikasi. - Masih lemahnya kapasitas PIC dan vocal person di masing-masing direktorat dalam bidang komunikasi publik maupun pengemasan sarana informasi /komunikasi keluar. Dan ada beberapa penunjukkan PIC komunikasi yang menjadi informan di Humas kurang sesuai kapasitas dan bidangnya
15 | Stratkom TRP | Bappenas-Protarih
Alur/mekanisme komunikasi yang telah ada
Pertanahan, Bappenas telah menyusun strategi sosialisasi kebijakan pembangunan jangka menengah bidang tata ruang dan pertanahan untuk RPJMN 2010 – 2014. Rekomendasi dari hasil kajian ini salah
Teknik
satunya memasukkan materi-materi RPJMN ke dalam kurikulum
Sektoral
pendidikan sebagai salah satu bentuk sosialisasi yang sangat efektif
Direktorat TRP
Subdit Infosos
- K/l Terkait - BKPRN
untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat secara umum. Oleh karena itu, untuk materi RPJMN 2015 – 2019 yang sudah
Kebijakan Sektor
ada, Direktorat TRP akan melakukan strategi komunikasi yang
Direktorat &
Humas & Pusdatin - KL/Kementrian
merupakan bagian dari sosialisasi kebijakan pembangunan menengah
Kedeputian
- Masyarakat/Publik - Mass Media
2015 -2019 bidang tata ruang dan pertanahan. Diharapkan dengan
Kebijakan
adanya strategi sosialisasi yang sudah ada dan dilanjutkan dengan
Nasional
penyusunan strategi komunikasi di tahun 2015 dalam implementasi
- Internal Bappenas
Kementrian
Sesmen
- K/L Pemda Prov &
kebijakan pembangunan jangka menengah 2015 – 2019 tersebut, akan
Kab/Kota
memberikan informasi dan pengetahuan serta pemahaman yang baik dan benar kepada masyarakat umum.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fungsi informasi Dit TRP Sedangkan pada tahun 2015, media informasi dan sosialisasi Direktorat
kepada target group Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota)dan TRP semakin bertambah dan berkembang. Informasi yang disampaikan public sudah dijalankan bersifat terbatas memberikan informasi dan akses
dan media informasi yang digunakan sudah disesuaikan dengan target melalui website. Sedangkan komunikasi Publik belum dijalankan. sasaran. Namun, informasi yang disampaikan kepada masyarakat belum
2.5 KESIMPULAN HASIL ASESMEN menggunakan strategi komunikasi sehingga tidak dapat dipastikan
apakah masyarakat memahami informasi tersebut. Selain itu, informasi Dari proses asesmen yang telah dilakukan selama 2 (dua) bulan, dapat
yang disampaikan kurang fokus dan sifatnya satu arah. Dengan disimpulkan bahwa bidang TRP telah melakukan proses komunikasi
disusunnya strategi komunikasi bidang TRP pada tahun 2015, diharapkan dengan menerapkan unsur-unsur komunikasi hanya dari sisi strategi dan
seluruh masyarakat dapat memahami informasi mengenai kebijakan dasar pengambilan keputusan sejak penentian audiens dan perilakunya
pembangunan jangka menengah 2015 -2019 bidang tata ruang dan yang perlu dilakukan, sehingga tahapan selanjutnya dari sisi menentukan
pertanahan.
keputusan terhadap tema/key message yang akan diangkat, mass media dan juga merancang tools monitoring & evaluasi mempunyai pijakan dari kebutuhan dan perilaku eksisting dari target group yang akan disasar. Dari hasil desk review, didapatkan data bahwa terkait dengan dokumen strategi komunikasi pada tahun 2010, Direktorat Tata Ruang dan
Stratkom TRP | Bappenas-Protarih | 16
2.6 KEBUTUHAN KE DEPAN TERKAIT STRAKOM KOMUNIKASI TRP
o Kebutuhan Grand Design Strategi Komunikasi Bappenas yg bisa menjadi acuan bagi direktorat terkait untuk merumuskan strategi
komunikasi dimasing-masing sektor , termasuk penanganan pengelolaan produk: data, informasi dan pengetahuan . Dalam hal ini kerjasamanya dengan Biro terkait HUMAS Bappenas akan menjadi kebutuhan kedepan.
o Sisi lain pihak Bappenas sendiri seperti diangkat dalam lokakarya mempunyai K=kebutuhan mengemas Message Komunikasi
Kebijakan menjadi sesuatu pesan yang populer dan medium/channel yang mudah diakses publik , termasuk memperkenalkan institusi Bappenas itu sendiri yang mulai jarang dikenal untuk era generasi muda sekarang ini.
o Perlunya tahapan ke depan menggunakan asesmen atau riset sederhana dalam mementukan keputusan langkah-langkah
membangun startegi komunikasi TRP. Hal ini perlu dilatihkan dalam program penguatan kapasitas SDM dibidang strategi komunikasi sektor , bukan hanya ketrampilan teknis atau ketrampilan penunjang saja missal cara membuat media info grafis, teknik public speaking atau jurnalistik tetapi pemahaman komunikasi sevagai strategi yang wholistik . Hal ini sangat diperlukan oleh PIC di masing-masing direktorat agar dapat menerapkan di direktorat masing-masing
o Perlunya Bappenas sebagai secretariat BKPRN, melakukan dorongan ke daerah dalam rangka pembentukan/penguatan
forum untuk sinkronisasi dan koordinasi program , termasuk pengarusutamaan isu tata ruang tidak hanya dikalangan pemerintah semata tetapi multi/lintas stakeholder yang mewakili representasi masyarakat sipil.
17 | Stratkom TRP | Bappenas-Protarih
BAB 3 STRATEGI KOMUNIKASI TRP
Periode 2016-2019
3.1 RUANG LINGKUP STRATEGI KOMUNIKASI TRP
3.2 REGULASI YANG MENDUKUNG
UNTUK 2015-2019
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019 Upaya untuk menyusun dokumen srategi komunikasi tata ruang dan termasuk ke dalam informasi publik yang bersifat terbuka. Sebagai
pertanahan menjadi hal penting mengingat beberapa regulasi telah dokumen publik, RPJMN 2015 – 2019 harus disampaikan kepada seluruh
diturunkan dalam upaya memperbaiki kualitas penyajian informasi dan lapisan masyarakat Indonesia. Penyediaan informasi publik ini merupakan
membangun komunikasi yang bersifat dua arah, dalam rangka melibatkan ekspresi dari upaya memenuhi hak atau kemerdekaan masyarakat untuk
partisipasi semua pihak pemangku kepentingan dan masyarakat sipil. memperoleh informasi (public right to know). Sedangkan fungsi
Adapun beberapa regulasi/peraturan terkait dengan strategi komunikasi penyebaran informasi merupakan ekspresi dari kewajiban pemerintah dan
adalah sebagai berikut:
negara untuk menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan o UU. No. 26 Tahun 2007; PP. 15/2010 dan PP. 68/2010, serta
kehidupan masyarakat (obligation to tell). Lebih lanjut, kebijakan nasional seperti RPJMN 2015 -2019 yang mendasari kebijakan lokal juga perlu
Permen PU No.15/PRT/M/2009 terkait keterlibatan masyarakat dalam penyusunan tata ruang wilayah.
dipahami secara umum oleh masyarakat seperti target dan sasaran umum pembangunan untuk setiap masa pemerintahan Presiden yang dipilih
Dijelaskan bahwa bahwa bentuk peran serta masyarakat sesuai langsung oleh masyarakat.
pasal 65 Undang-Undang Penataan Ruang No 26 Tahun 2007 Dalam RPJMN 2015 – 2019 Bidang Tata Rruang dan Pertanahan (TRP),
adalah partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang, terdapat 3 (tiga) isu strategis bidang tata ruang, yaitu: (i) pemanfaatan
pemanfaatan ruang dan dalam pengendalian pemanfaatan ruang. dan pengendalian pemanfaatan ruang; (ii) kelembagaan penyelenggaraan
Dari tiga (3) poin peran masyarakat, secara implisit maupun penataan ruang; dan (iii) RTR sebagai acuan pembangunan berbagai
eksplisit juga terkandung bahwa pelibatan masyarakat adalah sektor; dan 4 (empat) isu strategis bidang pertanahan, yakni: (i) jaminan
berupa:
kepastian hukum hak atas tanah; (ii) ketimpangan pemilikan, penguasaan,
1. Menyampaikan usulan rencana.
penggunaan, dan pemanfaatan tanah (P4T) serta kesejahteraan
2. Menyebarluaskan hasil rencana.
masyarakat; (iii) ketersediaan tanah bagi pembangunan untuk
3. Melakukan persiapan-persiapan untuk mendukung upaya kepentingan umum; dan (iv) kinerja pelayanan pertanahan. Seluruh isu
mewujudkan rencana penataan kawasan seperti yang tersebut melahirkan sasaran yang harus dicapai, serta arah kebijakan dan
termuat dalam RTRW Provinsi.
4. Memanfaatkan RTRW Provinsi sebagai acuan atau pedoman di pemerintahan.
strategi yang akan dilaksanakan oleh para pemangku kepentingan terkait
dalam melakukan kegiatan pembangunan fisik.
5. Memanfaatkan RTRW Provinsi sebagai pedoman dalam Ruang lingkup Strategi Komunkasi TRP 2015-2019 meliput semua
melakukan kegiatan investasi.
kegiatan perencanaan komunikasi untuk mendorong agar kebijakan tata
6. Melakukan kontrol terhadap berbagai bentuk pembangunan ruang dan pertanahan menjadi acuan dan diimplementasikan oleh
fisik yang dilakukan.
pemangku kepen ngan melalui proses intervensi perubahan perilaku
7. Memenuhi ketentuan pembangunan yang termuat dalam target group sesuai arahan RPJMN Nasional ke-3 (2015-2019)
dokumen RTRW Provinsi.
Stratkom TRP | Bappenas-Protarih | 18 Stratkom TRP | Bappenas-Protarih | 18
berkelanjutan berfokus pada peningkatan peduli alam dan Keterbukaan Informasi Publik menjadi pembuka era keterbukaan
lingkungan. Sedangkan dari sisi isu gender menyebutkan setiap informasi dan transparansi pengelolaan pemerintahan dan keuangan.
sektor pembangunan hendaknya mempunyai penerbitan media Keterbukaan dan transparansi informasi akan mampu meningkatkan
informasi& komunikasi dari gender responsif
kepercayaan masyarakat atau pemangku kepentingan terkait. Hadirnya Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik ini juga
o Permen Bappenas tentang Peran dan fungsi Infosos . memberikan kebebasan masyarakat untuk mengakses informasi yang
Dimana sesuai tupoksinya, Direkorat Tata Ruang dan Pertanahan seluas-luasnya, baik mengenai kebijakan Pemerintah atau Badan
bertugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, Publik maupun penyelenggaraan pemerintahan.
koordinasi,sinkronisasi pelaksanaan penyusunan dan evaluasi perencanaan pembangunan nasional di bidang tata ruang dan
Keterbukaan membuat akses masyarakat akan informasi menjadi pertanahan serta pemantauan dan penilaian atas pelaksanaannya. semakin luas, namun seringkali informasi yang tersedia masih Adapun satu fungsi dari Dit.TRP yang terkait dengan kegiatan tumpang tindih dan tidak terstruktur, sehingga membingungkan.
komunikasi adalah (point 2)
Untuk itu, penting bagi pemerintah terutama Kementerian/Lembaga Sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan kebijakan perencanaan untuk menyajikan informasi yang bermanfaat kepada masyarakat, pembangunan nasional di bidang tata ruang, dan pertanahan; seperti informasi tentang kebijakan dan program-program
pembangunan yang telah dan akan dilakukan oleh pemerintah. Dengan demikian, informasi yang disampaikan dapat lebih efektif dan
Penyusunan dokumen strategi komunikasi berlandaskan pada regulasi efisien, serta memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan
antara lain UU Keterbukaan Informasi Publik nomor 14/2008 pasal 65 masyarakat.
Undang-Undang Penataan Ruang No 26 Tahun 2007 tentang peran serta masyarakat
Untuk itu, penting bagi pemerintah terutama Kementerian/Lembaga untuk menyajikan informasi yang bermanfaat kepada masyarakat, seperti informasi tentang kebijakan dan program-program
3.3 TAHAPAN PENYUSUNAN STRATEGI KOMUNIKASI TRP
pembangunan yang telah dan akan dilakukan oleh pemerintah.
Dengan demikian, informasi yang disampaikan dapat lebih efektif dan
3.3. 1 Menetapkan Tujuan komunikasi
efisien, serta memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Secara umum Direktorat TRP sejak tahun 2015 telah menyusun draft strategi komunikasi yang merupakan bagian dari sosialisasi kebijakan
o Arahan dan kebijakan RPJMN 2015-2019 pembangunan menengah 2015 -2019 bidang tata ruang dan pertanahan. Dimana didalamnya mengangkat tentang Keterbukaaninformasi dan
Secara umum diharapkan dengan adanya strategi komunukasi akan komunikasi, meningkatkan partisipasi (forum-konsultasi publik),
memberikan informasi dan pengetahuan serta pemahaman yang baik dan Pengawasan pelayanan publik dalam rangka meningkatkan aspek
benar kepada masyarakat umum. Adapun dari hasil asesmen tujuan pengetahuan, awareness dan skill. Salah satu intervensi dalam arahan
19 | Stratkom TRP | Bappenas-Protarih 19 | Stratkom TRP | Bappenas-Protarih
pembangunan berbagai sektor, (2) Pemanfaatan dan pengendalian mendukung arahan dan kebijakan strategi RPJMN 2015-2019:
pemanfaatan tata ruang; serta (3)Kelembagaan penyelanggaraan tata ruang.
Tujuan komunikasi bidang tata ruang dan pertanahan adalah mendorong agar kebijakan nasional tata ruang dan pertanahan menjadi
Sedangkan untuk isu strategis pertanahan adalah (1) Jaminan kepastian acuan dan diimplementasikan oleh para pemangku kepen ngan
hukum Hak Masyarakat atas tanah, (2) Ketimpangan P4T serta kesejahteraan masyarakat, (3) Kinerja Pelayanan Pertanahan, serta 4) Ketersediaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum
Tujuan diatas untuk mendukung amanat wewujudkan ruang wilayah Skema antara goals dan perumusan tujuan komunikasi TRP tergambar nasional yang aman, nyaman,produktif dan berkelanjutan (pasal 3, UU
dalam skema dibawah ini:
26/2007) serta RPJMN 2015-2019 yaitu Kapasitas kelembagaan tata ruang yang mantap dan ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang.
ARAHAN RPJMN 2015-2019 Kapasitas kelembagaan tata ruang yang mantap dan ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang
Tujuan komunikasi Tata Ruang Mendorong agar kebijakan TRP menjadi acuan, diadopsi dan diimplementasikan oleh pemangku kepentingan
Target Group Sekunder:
Target Group Tersier:
Target Group Primer:
Kebijakan TRP menjadi acuan dari berbagai sektor
Memperluas pemahaman publik
Singkronisasi dan Sinergi
dan pemangku kepentingan
terkait
ISU STRATEGIS TATA RUANG
ISU STRATEGIS PERTAHANAN
RTR sebagai acuan pembangunan berbagai sektor
Jaminan kepastian hukum Hak Masyarakat atas tanah
Pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan tata ruang
Ketimpangan P4T serta kesejahteraan masyarakat
Kelembagaan penyelenggara tata ruang
Kinerja Pelayanan Pertanahan Ketersediaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum
Stratkom TRP | Bappenas-Protarih | 20
3.3.2 Mengidentifikasi Target Audiens/Group dan Isu Strategis
Dari cakupan masing-masing target group, setiap isu startegis diatas terkait dengan permasalahan dari masing-masing yang didapat dari
Berdasar isu diatas dan pemetaan target group atau target audiens hasil asesmen dan lokakarya dengan skema sebagai berikut: dipetakan ada 3 (tiga) tingkatan group yang perlu dilakukan intervensi
komunikasi karena keberadaan mereka sangat terkait dengan pencapaian tujuan diatas. Klasifikasi dari target group adalah tercantum dalam tabel 1 sebagai berikut:
Mass Media
Masih kurangnya pemberitahuaan /
informasi untuk pembangunan komitmen Tabel 1. Target Group dan Isu Strategis
Publik
& pemikiran kritis publik / masyarakat
JENIS
Target Group
ISU STRATEGIS
Komunitas terkait Program & Forum
Rendahnya pemahaman terhadap TRP
AUDIENS PRIMER
karena kurangnya informasi
Pemda & Mitra
AUDIENS PRIMER
1. Internal Bappenas meliputi ;
Sinkronisasi dan Sinergi
Non Pemerintah
Tingkat penyelesaian RT/RW belum banyak dipahami dan diimplementasikan
Target group yang terkait
Direktorat terkait dalam
lintas sektor
KL/Lembaga
langsung dalam koordinasi &
RTR belum menjadi acuan dalam proses sinkronisasi untuk pengambilan
Deputy Regional Bappenas,
terkait
pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang (ego sektoral)
Humas dan Pusdatin
keputusan ( internal relation)
kementrian Bappenas
Lemahnya koordinasi dalam rangka
Internal
2. Kementrian terkait dalam
integrasi dan singkronisasi program
BPKPRN (terutama KEmendagri dan Kemen ATR)
AUDIENS SEKUNDER
1. Kementerian/lembaga terkait Kebijakan TRP menjadi
Target group yang terkait langsung
2. Pemda Provinsi
acuan untuk berbagai
Hasil dari perumusan identifikasi tersebut diklasifikasikan dari proses
dalam Implementasi kebijakan
3. Pemda Kabupaten/Kota
sektor selama asesmen dan lokakarya dari yang dilihat dari sudut pandang TRP (government relation) 4. Mitra non pemerintah pelaku tata ruang baik dari bidang TRP, dan direktorat lain dibawah deputy regional Bappenas. Dari sisi substansi sektor tentu saja
AUDIENS TERSIER
1. Publik/masyarakat umum
Peningkatan pemahaman
berbeda, tetapi dari sisi kondisi eksisting perilaku target group. Yang
Target group berperpengaruh