ANALISIS STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH D

ANALISIS STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH
PADA SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN DI PROVINSI LAMPUNG
Dosen Pengampu : Dr. Malik, M.Si
Mata kuliah : Manajemen Pelayanan Publik

Oleh :
ASRUDI ( 14111004 )

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG
2017

ANALISIS STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH
PADA SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN DI PROVINSI LAMPUNG

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi dan kebijakan sektor kelautan
dan perikanan diprovinsi lampung, sumber daya kelautan Indonesia merupakan
salah satu asset pembangunan yang penting dan memiliki peluang yang sangat besar
untuk dijadikan sumber pertumbuhan ekonomi bagi negara ini, setidaknya terdapat

tiga alasan utama yang mendasari hal tersebut. Pertama, Indonesia merupakan
Negara kepulauan terbesar di dunia. Kedua, wilayah pesisir dan lautan yang sangat
luas itu terdapat potensi aneka sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang
belum dimanfaatkan secara optimal. analisis yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif. hasil ini dapat disimpulkan adalah kelautan dan perikanan masih menjadi
salah satu sektor unggulan yang ikut membantu perekonomian masyarakat
Indonesia, Maka dari itu Dinas Kelautan dan Perikanan ditunjuk sebagai perwakilan
pemerintah daerah dalam mengakomodir pelaksanaan pengembangan sektor
kelautan dan perikanan untuk dengan bentuk kerjasama yang dilakukan bersama
kelompok-kelompok nelayan dan pembudidaya ikan, strategi langkah yang dilakukan
pemerintah provinsi lampung yang bertujuan untuk bisa mengangkat kesejahteraan
masyarakat pesisir serta ikut mengembangkan pembangunan sektor kelautan dan
perikanan di Provinsi Lampung.
KATA KUNCI; Strategi, Kebijkan, Pengembangan

2

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

sumber daya kelautan Indonesia merupakan salah satu asset pembangunan yang
penting dan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan sumber
pertumbuhan ekonomi bagi negara ini, setidaknya terdapat tiga alas an utama yang
mendasari hal tersebut. Pertama, Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di
dunia. Kedua, wilayah pesisir dan lautan yang sangat luas itu terdapat potensi aneka
sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang belum dimanfaatkan secara optimal.
Ketiga, seiring jumlah pertumbuhan penduduk dunia dan semakin menipisnya
pembangunan sumberdaya didaratan, permintaan terhadap produk dan jasa kelautan
dan perikanan akan meningkat ( Resosudarmo, 2000 ).
Sektor terpenting didaerah pesisir dan laut adalah sektor perikanan yang merupakan
suatu faktor terpenting karena dengan peningkatan ekspor ikan, sesuai dengan tujuan
pembangunan dalam sektor perikanan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan dan
pendapatan masyarakat pesisir. Provinsi lampung adalah salah satu provinsi di
Indonesia yang memiliki perairan yang luas. Secara geografis provinsi lampung
terletak pada kedudukan 103040’’ ( BT ) bujur timur sampai 105050”(BT) bujur timur
dan. 3045” (LS) Lintang Selatan sampai 6 045” (LS) Lintang Selatan. Provinsi
Lampung meliputi areal daratan seluas 35.288,35 Km2 termasuk 132 pulau
disekitarnya. Luas laut yang meliputi jarak 12 mil laut dari garis pantai yang
merupakan kewenangan perairan laut Provinsi Lampung diperkirakan ± 24.820 Km2
panjang garis pantai Provinsi Lampung lebih kurang 1.105 Km, yang membentuk

empat wilayah pesisir, yaitu Pantai Barat (210 km), Teluk Semangka (200 km), Teluk
Lampung dan Selat Sunda (160 km), dan Pantai Timur (270). Luas wilayah Provinsi
Lampung tersebut merupakan potensi yang menempatkan Lampung sebagai provinsi
dengan sumberdaya kelautan dan perikanan yang besar, termasuk di dalamnya

3

terkandung keaneragaman hayati dan no hayati bernilai ekonomi tinggi. Disamping
itu terdapat potensi pengembangan untuk (a) perikanan tangkap diperairan umum
seluas 17.807 Km2 dengan potensi produksi 62.786 ton/tahun, (b) budidaya laut
terdiri dari budidaya ikan (antara lain kakap, kerapu, cobia, dan ikan hias), budidaya
moluska (kekerangan, mutiara, dan teripang), dan budidaya rumput laut, (c) budidaya
air payau (tambak) yang potensi lahan pengembangannya mencapai sekitar 62.100
ha, (d) budidaya air tawar terdiri dari perairan umum (danau, waduk, sungai dan
rawa), kolam air tawar dan mina padi di sawah, serta (e) bioteknologi perikanan
untuk pengembangan produksi dan industri bioteknologi seperti industri bahan baku
untuk makanan, industri pakan alami, benih ikan dan udang serta industri bahan
pangan.
Penelitian terdahulu oleh Joice Betsy Mahura, Eko Sri Wiyono2, Daniel
R.Monintja(2010) yang berjudul Analisis kebijakan pengembangan wisata bahari

(kasus pulau tagalaya dan pulau kumo di kabupaten halmahera Utara) dengan hasil
penelitian sebagai berikut; Skala prioritas strategi kebijakan untuk pengembangan
wisata bahari di Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo kabupaten Halmahera Utara
berdasarkan analisis SWOT dan AHP adalah:

Prioritas 1 : Peningkatan infrastruktur wisata bahari,
Prioritas 2 : Pengelolaan wisata bahari berbasis masyarakat,
Prioritas 3 : Promosi dan publikasi objek wisata,
Prioritas 4 : Peningkatkan kerjasama antar sektor terkait,
Prioritas 5 : Pembinaan dan pelatihan wisata baharí,
Prioritas 6 : Peningkatan stabilitas keamanan wilayah,
Prioritas 7 : Pembagian zonasi pemanfaatan perikanan dan pariwisata
Moch. Salim (2010) Dinamika KebijakannKelautan Dan Perikanan Kabupaten
Rembang Pada Masa Reformasi Dan Otonomi Daerah Tahun 1998 -2008. Paradoks

4

pembangunan sektor kelautan dan perikanan di Indonesia menjadi fenomena nasional
sejak zaman pascakemerdekaan hingga Orde Baru. Indonesia sebagai Negara
kepulauan (archipelagic state) yang mempunyai potensi maritim yang begitu besar

belum mampu menempatkan sektor kelautan dan perikanan sebagai sekor terdepan
dan penggerak utama perekonomian nasional. Hal tersebut juga dialami oleh
Kabupaten Rembang yang secara historis mewarisi kultur maritim dan mempunyai
kawasan pesisir yang relatif dominan namun belum berkontribusi secara optimal
dalam pembangunan daerah.
Dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka penulis dapat menemukan
permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah yang dapat diidentifikasikan
sebagai faktor kekuatan dan faktor kelemahan utama, baik faktor internal maupun
faktor eksternal, yangberpengaruh terhadap pembangunan sektor kelautan dan
perikanan provinsi Lampung? Dan Prioritas strategi kebijakan apa yang secara tepat
harus diambil oleh pemerintah provinsi Lampung untuk melaksanakan pembangunan
sektor kelautan dan perikanan?. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
1. Menganalisis faktor-faktor yang berkaitan dengan pembangunan sektor kelautan
dan perikanan provinsi Lampung baik dari faktor internal maupun faktor eksternal
berupa kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunity)
maupun ancaman (threat).
2. Merumuskan strategi sektor kelautan dan perikanan provinsi Lampung berdasarkan
SWOT.
3. Memilih prioritas kebijakan berdasarkan strategi SWOT.


5

B. KAJIAN LITERATUR
Penelitian terdahulu oleh Joice Betsy Mahura, Eko Sri Wiyono2, Daniel
R.Monintja(2010) yang berjudul Analisis kebijakan pengembangan wisata bahari
(kasus pulau tagalaya dan pulau kumo di kabupaten halmahera Utara) dengan hasil
penelitian sebagai berikut; Skala prioritas strategi kebijakan untuk pengembangan
wisata bahari di Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo kabupaten Halmahera Utara
berdasarkan analisis SWOT dan AHP adalah:

Prioritas 1 : Peningkatan infrastruktur wisata bahari,
Prioritas 2 : Pengelolaan wisata bahari berbasis masyarakat,
Prioritas 3 : Promosi dan publikasi objek wisata,
Prioritas 4 : Peningkatkan kerjasama antar sektor terkait,
Prioritas 5 : Pembinaan dan pelatihan wisata baharí,
Prioritas 6 : Peningkatan stabilitas keamanan wilayah,
Prioritas 7 : Pembagian zonasi pemanfaatan perikanan dan pariwisata

Menurut Henry Mintzberg (1998), seorang ahli bisnis dan manajemen, bahwa
pengertian strategi terbagi atas 5 definisi yaitu strategi sebagai rencana, strategi

sebagai pola, strategi sebagai posisi (positions), strategi sebagai taktik (ploy) dan
terakhir strategi sebagai perpesktif.


Pengertian strategi sebagai rencana adalah sebuah program atau langkah
terencana (a directed course of action) untuk mencapai serangkaian tujuan
atau cita cita yang telah ditentukan; sama halnya dengan konsep strategi
perencanaan.



Pengertian strategi sebagai pola (pattern) adalah sebuah pola perilaku masa
lalu yang konsisten, dengan menggunakan strategi yang merupakan kesadaran
daripada menggunakan yang terencana ataupun diniatkan. Hal yang
merupakan pola berbeda dengan berniat atau bermaksun maka strategi sebagai
pola lebih mengacu pada sesuatu yang muncul begitu saja (emergent).

6




Definisi strategi sebagai posisi adalah menentukan merek, produk ataupun
perusahan dalam pasar, berdasarkan kerangka konseptual para konsumen
ataupun para penentu kebijakan; sebuah strategi utamanya ditentukan oleh
faktor faktor ekternal.



Pengertian strategi sebagai taktik, merupakan sebuah manuver spesifik untuk
mengelabui atau mengecoh lawan (competitor)



Pengertian strategi sebagai perspektif adalah mengeksekusi strategi
berdasarkan teori yang ada ataupun menggunakan insting alami dari isi kepala
atau cara berpikir ataupun ideologis

Moch. Salim (2010) Dinamika KebijakannKelautan Dan Perikanan Kabupaten
Rembang Pada Masa Reformasi Dan Otonomi Daerah Tahun 1998 -2008. Paradoks
pembangunan sektor kelautan dan perikanan di Indonesia menjadi fenomena nasional

sejak zaman pascakemerdekaan hingga Orde Baru. Indonesia sebagai Negara
kepulauan (archipelagic state) yang mempunyai potensi maritim yang begitu besar
belum mampu menempatkan sektor kelautan dan perikanan sebagai sekor terdepan
dan penggerak utama perekonomian nasional. Hal tersebut juga dialami oleh
Kabupaten Rembang yang secara historis mewarisi kultur maritim dan mempunyai
kawasan pesisir yang relatif dominan namun belum berkontribusi secara optimal
dalam pembangunan daerah.
Dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka penulis dapat menemukan
permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah yang dapat diidentifikasikan
sebagai faktor kekuatan dan faktor kelemahan utama, baik faktor internal maupun
faktor eksternal, yangberpengaruh terhadap pembangunan sektor kelautan dan
perikanan provinsi Lampung? Dan Prioritas strategi kebijakan apa yang secara tepat
harus diambil oleh pemerintah provinsi Lampung untuk melaksanakan pembangunan
sektor kelautan dan perikanan?. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
1. Menganalisis faktor-faktor yang berkaitan dengan pembangunan sektor kelautan
dan perikanan provinsi Lampung baik dari faktor internal maupun faktor eksternal

7

berupa kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunity)

maupun ancaman (threat).
2. Merumuskan strategi sektor kelautan dan perikanan provinsi Lampung berdasarkan
SWOT.
3. Memilih prioritas kebijakan berdasarkan strategi SWOT.

8

PEMBAHASAN

A. PERAN PEMERINTAH
Pemerintah Provinsi Lampung mendorong kebijakan pemerintah pusat terkait
pertumbuhan sektor kelautan dan perikanan dengan program-program unggulan.
Sektor maritim merupakan salah satu fokus kinerja Pemprov Lampung untuk terus
dikembangkan,” kata Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan Provinsi Lampung,
Adeham, Ia menyebutkan, program-program unggulan untuk meningkatkan
pertumbuhan di bidang perikanan dan kelautan oleh Pemprov Lampung, yakni
program teknologi budidaya lele, bioflok, program teknologi pakan mandiri, dan
bantuan benih kepada unit pembenihan rakyat (UPR). Termasuk program pengolahan
dan pemasaran produk perikanan dalam mendukung pengembangan Terminal
Agribisnis di Lampung Selatan. program pengembangan usaha perikanan tangkap

skala kecil, program sertifikasi hak tanah nelayan, program pengembangan Pelabuhan
Perikanan Nusantara Bengkunat, program pengembangan kawasan konservasi pesisir,
dan progam pengawasan sumberdaya kelautan dalam penanggulangan pencurain
ikan. dengan adanya program-program unggulan tersebut, maka diharapkan dapat
meningkatkan produksi perikanan, baik perikanan budi daya maupun produksi
perikanan tangkap dengan tetap memperhatikan kelestarian sumberdaya kelautan dan
perikanan yang ada di perairan Provinsi Lampung.

9

Dari paparan diatas dalam mendukung kebijakan pemerintah pusat terkait
pertumbuhan sektor kelautan dan perikanan, adapun strategi atau langkah-langkah
yang dilakukan pemerintah provinsi lampung adalah sebagai berikut ;
1.) Memfasilitasi dan Membiayai Nelayan dalam Membuat Sertifikat Tanah.
Kebijakan dalam rangka peningkatan pendapatan nelayan salah satunya adalah
dengan memfasilitasi dan membiayai nelayan dalam membuat sertifikat tanah.
Progam ini didasarkan pada keputusan Direktur Jendral Perikanan Tangkap
No.22/KEP-DJPT/2015 tentang petunjuk teknis penyiapan calon peserta
pemberdayaan nelayan dan usaha penangkapan ikan skala kecil untuk
peningkatan akses permodalan melalui sertifikasi hak atas tanah tahun 2015.10
Progam ini dimaksudkan untuk meningkatkan status tanah dalam rangka
memperoleh kepastian hukum tanah nelayan dan usaha penangkapan ikan skala
kecil, mengubah predikat modal pasif (liquid capital) menjadi modal aktif
(active capital), yang dapat dipakai sebagai jaminan ketika akan mengajukan
kredit ke lembaga keuangan bank atau lembaga keuangan non bank. Jadi dengan
progam sertifikasi hak atas tanah nelayan, nelayan yang sebelumnya kesulitan
untuk mengakses pinjaman dari lembaga keuangan bank maupun non bank
karena jaminan yang tidak memadai, bisa menggunakan sertifikat tanahnya
sebagai jaminan untuk syarat pembiayaan dari bank maupun lembaga non
bank.Tidak semua nelayan bisa mengikuti progam sertifikasi atas hak tanah,
beberapa kriteria harus dipenuhi untuk dapat mengikuti progam ini. Melalui
upaya sertifikasi hak atas tanah diharapkan nelayan dan usaha penangkapan lkan
skala kecil dapat memperoleh modal usaha. Dengan adanya tambahan modal
usaha dapat meningkatkan usaha nelayan dan melakukan pengembangan
ekonomi produktif lainnya.

2.) program teknologi budidaya lele, bioflok, program teknologi pakan mandiri,
dan bantuan benih kepada unit pembenihan rakyat (UPR).
10

Dengan diberlakukan nya program ini pemerintah provinsi lampung berharap
agar supaya dapat mempermudah usaha masyarakat dalam melakukan
pengemabangan produktif.
3.) Melakukan Pembinaan dan Pembimbingan Masyarakat Nelayan.
Pemerintah tidak hanya melakukan progam untuk meningkatkan ekonomi
nelayan dari segi fisik saja, tetapi pemerintah juga melakukan pembinaan dan
pendampingan terhadap nelayan Pembinaan dan pendampingan ini dilandaskan
pada kebijakan pemerintah melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pemberdayaan Nelayan Kecil Dan Pembudidaya
Ikan Kecil. Pemerintah sesuai dengan kewenangannya menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi untuk meningkatkan keahlian
dan keterampilan Nelayan Kecil dan Pembudidaya Ikan Kecil. Pemerintah
melakukan pendampingan terhadap nelayan yang menerima bantuan, baik dari
bantuan Sertifikat Hak Atas Tanah yang diperuntukan untuk nelayan yang
belum memiliki sertifikat tanah maupun untuk Kelompok Usaha Bersama yang
mendapat bantuan langsung berupa sarana dan prasarana menangkap ikan.
Pemerintah melakukan pendampingan dengan cara membimbing nelayan dari
segi teknis, pembinaan dari segi manajemen, dari segi keuangan contohnya
dengan pembuatan buku laporan atau kas supaya pendapatan mereka bisa lebih
terorganisir. Pemeritah juga membimbing nelayan yang menerima bantuan
supaya agar bantuan yang diberikan bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya
yang akan berdampak pada peningkatan usaha dan pendapatan mereka.
a. Analisis strategi kebijakan Pemerintah provinsi Lampung dalam upaya
mendorong kebijakan pemerintah pusat.
Menurut penulis melakukan Strategi Kebijakan Pemerintah daerah

yang

diterapkan oleh strategi dalam mendorong kebijakan pemerintah pusat adalah
11

dengan mempermudah akses permodalan untuk nelayan melalui progam
memfasilitasi dan membiayai dalam sertifikasi hak atas tanah nelayan.
penyediaan sarana dan prasana masyarakat nelayan melalui pemberian
bantuan kepada kelompuk usaha bersama nelayan merupakan,Termasuk
program pengolahan dan pemasaran produk perikanan dalam mendukung
pengembangan

Terminal

Agribisnis

di

Lampung

Selatan.

program

pengembangan usaha perikanan tangkap skala kecil, program sertifikasi hak
tanah nelayan, program pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara
Bengkunat, program pengembangan kawasan konservasi pesisir, dan progam
pengawasan sumberdaya kelautan dalam penanggulangan pencurain ikan
strategi kebijakan yang sesuai. karena Apa yang pemerintah daerah provinsi
Lampung lakukan merupakan bentuk tanggung jawab negara terhadap
masyarakatnya.

12

PENUTUP
A.

KESIMPULAN DAN SARAN

Provinsi lampung adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki perairan
yang luas. Secara geografis provinsi lampung terletak pada kedudukan 103040’’
( BT ) bujur timur sampai 105 050”(BT) bujur timur dan. 3045” (LS) Lintang Selatan
sampai 6045” (LS) Lintang Selatan. Luas wilayah Provinsi Lampung tersebut
merupakan potensi yang menempatkan Lampung sebagai provinsi dengan
sumberdaya kelautan dan perikanan yang besar, termasuk di dalamnya terkandung
keaneragaman hayati dan no hayati bernilai ekonomi tinggi.
Strategi Kebijakan Pemerintah daerah yang diterapkan oleh pemerintah provinsi
lampung merupakan suatu langkah dalam mendorong kebijakan pemerintah pusat
terkait pertumbuhan sektor kelautan dan perikanan dengan program-program
unggulan. dengan adanya program-program unggulan tersebut, maka diharapkan
dapat meningkatkan produksi perikanan, baik perikanan budi daya maupun produksi
perikanan tangkap dengan tetap memperhatikan kelestarian sumberdaya kelautan dan
perikanan yang ada di perairan Provinsi Lampung. Tantangan ke depan yang akan
dihadapi khususnya pada sektor perikanan semakin besar, tidak hanya di kawasan
regional ASEAN yang sudah diberlakukan pasar bebas pada Desember 2015.
Sejauh ini, di kawasan nasional dan lokalpun mulai diterapkan pemberlakuan
sertifikasi terhadap hasil perikanan yang akan diperjual belikan antardaerah. Untuk
itu, menurut dia, diperlukan pengelolaan sistem penangkapan ikan, budi daya
perikanan serta pengolahan hasil perikanan dengan menerapkan prinsip-prinsip Good
Aquaculture Practices (GAP)
13

Rekomendasi : Bagi Pemerintah provinsi Lampung dan Dinas Kelautan, Perikanan
a.) Dinas Kebudayaan dan Perikanan provinsi Lampung lebih meningkatkan
kerjasama dengan instansi lain dalam upaya peningkatan pendapatan nelayan.
b.) Lebih intensif dalam melakukan pendampingan dan bimbingan kepada
masyarakat nelayan.
Bagi Penelitian yang akan datang dan membahas hal yang serupa disarankan untuk:
a. Lebih memperhatikan aspek legal formal yang dibutuhkan dalam penelitian.
b. Memperjelas mana yang menjadi ranah kebijakan dan mana yang menjadi ranah
strategi.

14

DAFTAR PUSTAKA :
Alwi, Wahyudi, 2014. Iimu Negara dan Tipologi Kepemimpinan Negara. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar,
Arikunto, S. (1990) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta,
Rhineka Cipta.
Arikunto, S. (2002) Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek ed. Revisi V.
Jakarta, Rineka Cipta.
Moleong, Lexy J (2008) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung, Remaja Rosda
Karya.
Muluk, M.R Khairul (2007) Desentralisasi dan Pemerintah Daerah. Malang,
Bayumedia Publishing.
Riyadi, Selamet (2004) Banking Assets and Liability Management, Edisi Kedua,
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta.
Undang-Undang No.31 Tahun 2004 tentang Perikanan. Jakarta, Kementrian Kelautan
dan Perikanan Republik Indonesia.
Undang-Undang No.9 Tahun 1985 tentang Perikanan. Jakarta, Kementrian Kelautan
dan Perikanan Republik Indonesia.
15

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah. Jakarta, Direktorat Jendral Pajak Republik Indonesia.

16