RANCANG BANGUN PENDETEKSIAN DINI BANJIR BERBASIS TELEMETRI DI DAERAH SAMPANGAN SEMARANG AKIBAT LUAPAN SUNGAI KALIGARANG

Riptek, Vol. 1 No. 1, November 2007, Hal: 51-55

RANCANG BANGUN PENDETEKSIAN DINI BANJIR
BERBASIS TELEMETRI
DI DAERAH SAMPANGAN SEMARANG
AKIBAT LUAPAN SUNGAI KALIGARANG
Rochani I., Bono, Suwoto G. *)

Abstrak
Banjir dapat dideteksi secara dini dengan cara mengukur ketinggian air di hulu sungai. Dengan
mengetahui ketinggian air di hulu sungai akan dapat diprediksi kondisi air di hilir yang merupakan
daerah rawan banjir. Untuk itu diperlukan suatu sistem deteksi dan pengiriman informasi ketinggian
air yang akurat dan cepat dari daerah hulu sungai ke daerah hilir sungai. Sistem ini juga harus
bekerja non-stop karena cuaca bisa berubah setiap saat. Untuk itu sistem juga harus bisa diakses
seluas mungkin oleh masyarakat, sehingga minimalisasi resiko akibat bahaya banjir dapat dilakukan
dengan optimal.
Tujuan penelitian ini daalah memberikan peringatan dini akan datangnya banjir akibat luapan sungai
Kaligarang di daerah rawan banjir (daerah hilir sungai Kaligarang) sedangkan manfaatnya adalah
masyarakat di daerah rawan banjir mempunyai cukup waktu untuk mempersiapkan diri agar
terhindar dari bencana/bahaya banjir.
Metoda yang didunakan adalah Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan

membuat alat pendeteksian dini banjir berbasis Telemetri dengan transduser ultrasonic yang dipasang
di daerah hulu sungai Kaligarang, tepatnya dibawah jembatan Pramuka Ungaran, dengan variabel
pendeteksian tinggi muka air dan debit air di hulu sungai Kaligarang.
Pendeteksian dini banjir berbasis Telemetri ini sangat diperlukan, untuk mengurangi kerugian yang
diakibatkan oleh banjir, baik kerugian material maupun korban jiwa manusia, karena sebelum banjir
datang menerjang, masih mempunyai cukup waktu, yaitu sekitar 60 (enam puluh) menit untuk
menyelamatkan harta, benda dan nyawa. Merupakan kesimpulan yang didapat.
Kata kunci : Banjir, Telemetri, Kaligarang

Abstract
The problems usually occured in the use of water resources are flood in the wet season and dryness
in the dry season. Flood could be detected early by measuring the debit of water in the upper course.
The detection system that measures the debit and the elevation of water is needed that works along
the days to observe the climate and accessible to minimise the detriment caused by the floods.
The objective of this study is to give an early warning of flood caused by the overflow of the Kaligarang
river to the people who live in the downstream course of the kaligarang river.
In this study, we used experimental method by making use the flood detector based on the telemetric
with an ultrasonic transducer which put on the upper course of the kaligarang river to detect the debit
and the elevation of the water.
The result of this study found that the early detection of floods based on telemetric is very important

to minimise the detriment because we still have about 60 minutes to anticipate the floods.
Keywords : Flood, Telemetric,the Kaligarang river

Pendahuluan

Permasalahan pemanfaatan sumberdaya
air yang sering terjadi adalah masalah kelebihan
air (banjir) dan masalah kekurangan air

51

Riptek, Vol. 1 No. 1, November 2007, Hal: 51-55
(kekeringan). Kedua masalah tersebut terjadi
sebenarnya akibat dari suatu kejadian yang
berkesinambungan : banjir terjadi pada musim
hujan, dan sebaliknya kekeringan pada musim
kemarau. Kejadian banjir dan kekeringan di suatu
Daerah Aliran Sungai (DAS) sebenarnya memiliki
fenomena yang tidak sederhana. Iklim sebagai
input alami, bersama-sama dikontrol oleh

pengelolaan wilayah dan penerapan teknologi
dalam
DAS
yang
dapat
mengganggu
keseimbangan ekosistem.
Berbagai strategi telah dihasilkan untuk
pemecahan problem banjir dan kekeringan
melalui pengembangan metodologi yang bersifat
kuantitatif maupun kualitatif, pengukuran dan
penyuluhan kepada masyarakat, dan rekayasa
teknologi, yang hingga kini belum memberikan
hasil yang memuaskan. Banjir dan kekeringan
masih terjadi dimana-mana, bahkan di Indonesia,
kedua hal hal tersebut menimbulkan agenda
tahunan. Pemecahan masalah DAS, melalui
program pengendalian banjir harus melalui
pendekatan sistem yang terpadu dari aspek
sosio-biofisikal. Pendekatan sistem DAS sebagai

total lingkungan yang mencakup aspek abiotik,
biotik dan kultural sebagai model pengendalian
banjir dan kekeringan dengan satuan wilayah
geografis DAS.
Teknologi penginderaan jauh merupakan
teknologi yang dapat mengikuti perkembangan
kebutuhan masyarakat. Kemampuan penyediaan
data dan informasi kebumian yang bersifat
dinamik bermanfaat dalam pembangunan di era
Otonomi Daerah. Data dan informasi yang
diimbangi dengan pengolahan data menjadi
informasi wilayah dapat dilakukan dengan sistem
informasi geografis (SIG).
Direktur Utama Perhutani Transtoto Handadhari
mengakui banyak hutan perhutani di Jawa gundul
akibat penjarahan sejak era reformasi yang bisa
menimbulkan potensi bencana. Meteri Kehutanan
MS Kaban membenarkan, dari total luas hutan
120,35 juta hektar. Lahan yang gundul ini
berpotensi menimbulkan bencana alam, misalnya

banjir bandang dan tanah longsor, seperti yang
terjadi di Jember dan Banjarnegara itu.
Saat ini sistem deteksi banjir masih
menggunakan cara konvensional. Deteksi model
tersebut kurang akurat. Tangerang (ANTARA
News)-Petugas Dinas Pekerjaan Umum (PU)
Pemkot Tangerang, Banten dalam menghadapi
musim hujan saat ini malakukan siaga banjir
secara bergilir 24 jam agar lokasi titik rawan akan
dapat dipantau dan dilakukan deteksi dini bahaya
datangnya musibah air bah tersebut.
“Setiap hari ada sebanyak tujuh petugas yang
siaga 24 jam memantau kondisi air Kali Cisadane

53

dan anak sungai lainnya, demi mengatasi bahaya
banjir “. Kata Kepala Dinas PU Pemkot
Tangerang Ir. Engkan Lengkana kepada pers,
(Kompas 12/1/2006).

Kaligarang yang berhulu di gunung
Ungaran dan mengalir melalui kota Semarang,
mempunyai potensi untuk menimbulkan bahaya
banjir. Hal ini pernah terjadi banjir bandang pada
akhir Januari 1990, yang banyak membawa
korban jiwa (± 150 orang) dan harta benda di
daerah Sampangan Semarang. Banjir dapat
dideteksi secara dini dengan cara mengukur
ketinggian air di hulu sungai.
Dengan mengetahui ketinggian air di hulu
sungai akan dapat diprediksi kondisi air di hilir
yang merupakan daerah rawan banjir. Untuk itu
diperlukan suatu sistem deteksi dan pengiriman
informasi ketinggian air yang akurat dan cepat
dari daerah hulu sungai ke daerah hilir sungai.
Sistem ini juga harus bekerja non-stop karena
cuaca bisa berubah setiap saat.
Telemetri adalah suatu cara pengukuran
data jarak jauh yang menggunakan sarana
telekomunikasi

(teknologi
elektronika).
Penerapan telemetri digunakan sebagai early
warning system (sistem peringatan dini) pada
berbagai bencana yang akan terjadi (mitigasi
bencana). Proyek induk Kali Brantas dengan
pusat peramalan di Malang juga telah
memanfaatkan telemetri untuk memantau tinggi
permukaan air sungai Kali Brantas dari hulu
sampai hilir yang memanfaatkan untuk pangaturan
irigasi (suryono, Ir, 1997).
Pada penelitian ini telemetri dimanfaatkan
sebagai peralatan sistem peringatan dini (early
warning system) akan datangnya banjir yang
diakibatkan luapan sungai Kaligarang di daerah
Sampangan. Peramalan akan datangnya banjir
berdasarkan tinggi muka air di daerah Hulu
sungai atau titik pantau terletak di daerah Hulu
(jembatan pramuka Ungaran), sedangkan pusat
peramalan pada gedung instalasi terkait (posko

Satkorlak) yaitu di gedung pemerintah kota
Semarang Pandanaran Semarang.

Rancang bangun pendeteksian...

(rochani, dkk)

Gambar 1. Diagram Blok Sistem Deteksi Dini Banjir

Gambar 2 Antena telex highgain pada sub-sistem kantor

54

Gambar 3 : Perangkat komputer sub-sistem kantor

Rancang bangun pendeteksian...
Periode peramalan banjir dilakukan
peramalan banjir jangka panjang yaitu peramalan
suatu harga tinggi muak air yang akan dating
untuk suatu periode yang lebih 1 (satu) hari. Data

pengukuran akan disimpan pada data base
personal komputer di posko Satkorlak. Sistem
pengumpulan data untuk peramalan banjir dan
peringatan dini perlu tepat waktu dengan
menggunakan sistem telemetri. Sistem ini dapat
digunakan untuk mengumpulkan data untuk
peringatan besarnya banjir, dalam sistem ini data
curah hujan, muka air sungat, dapat dikumpulkan
secara tepat waktu dengan menggunakan jaringan
radio (Rockwood, 1980).

Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode
eksperimen dengan membuat alat pendeteksian
dini banjir berbasis Telemetri dengan transduser
ultrasonic yang dipasang di daerah hulu sungai
Kaligarang, tepatnya dibawah jembatan Pramuka
Ungaran, dengan variabel pendeteksian tinggi
muka air dan debit air di hulu sungai Kaligarang.
Sub Sistem Sungai

1.
Detektor permukaan sungai terdiri dari
transduser Array, pengkondisi sinyal dan
interface
kemikroprocessor.
Range
pengukuran 0,1 sampai dengan 3,6 m.
2.
Mikroprocessor Famili Atmel 16 Bit
berfungsi sebagai pemroses data dan
kontrol.
3.
Data Loging bekerja sebagai penyimpan
data
hasil
pengukuran
sebelum
ditransmisikan, kapasitas 24,125 Mbit.
4.
Radio

Telemetri
sebagai
periferal
telekomunikasi ke sub sistem kantor.
Sub Sistem Kantor
1.
Radio Telemetri berfungsi sebagai radio
penerima data yang dikirim oleh sub
sistem sungai
2.
Mikroprocessor Famili Atmel 16 Bit
berfungsi sebagai pemroses data dan
kontrol dari radio penerima ke PC Data
Base.
3.
PC Data Base menyimpan hasil data
pengukuran, pemrosesan prediksi banjir
dan Pembangkit Alert Alarm.

Hasil dan Pembahasan
Hasil yang didapatkan dari pemasangan
pendeksi dini pada daerah hulu Sungai Kaligarang

(rochani, dkk)
yang berbasis Telemetri adalah data tinggi
permukaan dan debit dari Sungai Kaligarang.
Data ini dipancarkan dari titik pantau yang
terletak di bawah jembatan Pramuka (daerah
hulu) dengan system yang menggunakan
frequensi radio (sub sistem sungai) dan diterima
di Pos Satkorlak Gedung Pandanaran Semarang
(sub sistem kantor), Bila data yang didapatkan
melewati batas tinggi permukaan sungai, yaitu
5,50 m, maka sirene atau alaram pada posko
Satkorlak akan berbunyi, menandakan bahwa 60
(enam puluh) menit kemudian Bantaran Sungai
Kaligarang didaerah Sampangan akan mengalami
banjir. Pihak Satkorlak segera menghubungi
posko banjir di Sampangan, untuk segera
mengumumkam pada penduduk yang menghuni
bantaran sungai segera mengungsi (Mitigasi
banjir).
Pendeteksian dini
yang berbasis
telemetri setiap saat akan mengirim signal data
yang dikumpulkan sebagai data base pada
Personal Komputer yang ditempatkan pada
posko Satkorlak Gedung Pandanaran Semarang.
Pemasangan peralatan sub sistem sungai sangat
rawan pencurian, dikarenakan peralatan ini
berharga sangat mahal dan terletak dibawah
jembatan, ditengah sungai tanpa penjaga. Usia
pemakaian (life time) peralatan ini sangat
tergantung perawatan pada sensor optik . Catu
daya peralatan ini didapatkan dari Accu dan PLN
yang disearahkan. Untuk mengubah catu daya
dari PLN ke Accu atau sebaliknya, peralatan ini
dilengkapi dengan otomatis switch, sehingga
peralatan ini selalu dapat mengirimkan signal data.
Petir yang selalu terjadi pada musim penghujan,
memang mengganggu dalam pengiriman signal
data, tetapi gangguan ini dapat diabaikan, karena
hanya sesaat. Pada sub sistem kantor
microprocessor akan menyeleksi signal data,
dimana data yang sama tidak akan dicatat dan
data ketinggian muka air pada titik pantau,
melebihi batas 5,5 meter, maka alaram akan
berbunyi dan petugas posko Satkorlak harus
segera siaga untuk melaksanakan prosedur
penanggulangan masalah banjir yang akan terjadi.
Beberapa peralatan hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut:

Rancang bangun pendeteksian...

(rochani, dkk)
Selain dipasang pada sungai Kaligarang,
sebaiknya pendeteksian dini banjir juga dipasang
pada sungai-sungai yang rawan banjir, terutama
pada sungai Kalibabon, karena bantaran sungai
kalibabon hampir setiap tahun dilanda banjir, yang
menelan kerugian yang besar.

Daftar Pustaka

Gambar 4 Perangkat telemetri sub- sistem
kantor

B. Voight, R Sukhayat, A.D. Wirakusumah,
(2000), “Journal Of Vulcanology and Geothermal
Research Volume 100”, 2000, Direktorat
Vulkanology BMG
Rockwood, DM, (1980), “Application Of Cossarr
Model To Forecasting River and Reservoir Condition
in the Citarum”, Institute Of Hydraulic
Engineering (DPMA), Bandung, Indonesia
Suryono, Ir, (1997), “Journal Proyek Induk Kali
Brantas”, Proyek Induk Kali Brantas Malang

Gambar 5 Perangkat mikroprosesor telemetri
sub-sistem kantor

Ucapan terima kasih
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bappeda
Kota Semarang yang telah memberikan dana
penelitian
lewat
Bidang
Penelitian
dan
pengembangan di tahun 2006.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
Bapak Walikota Semarang H. Sukawi Sutarip,
SH,SE, dan bapak Ketua Bappeda Kota Semarang
yang telah bersedia menjadi patner kerjasamanya
dalam mendanai kegiatan penelitian ini.

Kesimpulan
Pendeteksian dini banjir berbasis
Telemetri ini sangat diperlukan, untuk
mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh banjir,
baik kerugian material maupun korban jiwa
manusia, karena sebelum banjir datang
menerjang, masih mempunyai cukup waktu, yaitu
sekitar 60 (enam puluh) menit untuk
menyelamatkan harta, benda dan nyawa.

56