TARI DAN MANAJEMEN PERTUNJUKAN Nirwana Murni

TARI DAN MANAJEMEN PERTUNJUKAN

Nirwana Murni
Dosen Prodi Seni Tari Fakultas Seni Pertunjukan
Institut Seni Indonesia Padangpanjang
Jln. Bahder Johan, Padangpanjang, Sumatera Barat
nirwanamuni@gmail.com
Abstrak: Tari sebagai seni pertunjukan membutuhkan uluran tangan,
usaha dan karya kelompok seniman atau orang-orang yang bekerja
untuk menghidup kembangkannya.
Tari sebagai seni tontonan tidak terlepas dari masyarakat sebagai
penikmatnya. Kehidupan tari perlu mendapat sentuhan manajerial yang
arif, bijak, dan piawai dalam mengelola keberlanjutan kehidupan tari.
Kata Kunci: Tari, masyarakat, dan manajemen Pertunjukan

semakin

I. PENDAHULUAN
Tidaklah

dapat


disangkal

bahwa tari tradisional yang tumbuh
dan berkembang di pedesaan secara
pelan dan bertahap atau evolusi
semakin tertinggal
diminati.

Ada

dan kurang
usaha

untuk

merevitalisasinya agar tetap terjaga
kelestarian
tetapi


dan

keberadaannya,

perubahan

tak

dapat

dielakkan. Komunikasi, transportasi,
dan informasi telah menjadikan
kesenian

tradisional

membentuk

penampilan baru apabila tidak ingin


tertinggal.

Ditambah

dengan

selera

yang

semakin

beragam

ikut

pula

memberi


pengaruh kearah tersebut. Disadari
atau tidak disadari tari tradisional
secara

berangsur-angsur

menemukan jatidiri baru sebagai
seni

pertunjukan.

akademis
manfaat

mencari

Orang-orang
peluang

untuk


mengembangtumbuhkan

dan
terus
tradisi

menjadi neo tradisi, atau disebut
sebagai hasil kerja kreatif, meskipun
masih ada yang direkat citarasa
1

tradisi dengan peningkatan teknik

sendiri. Mencermati keadaan atau

yang lebih baik dan terarah sehingga

perubahan yang terjadi patutlah


menambah

dicari

kekuatan

tradisinya

pola

pengelolaan

seni

Penampilan

pertunjukan baik yang berangkat

kesenian tersebut tetap saja bahwa


dari tradisi maupun non tradisi.

yang ditampilkan adalah sebuah

Kenapa ?

tontonan yang berakar dari budaya

atau

lokal ke seni pertunjukan.

sanggar-sanggar seni yang tumbuh

semakin

kental.

Di


sisi

lain

usaha

penyempurnaan karya seni kearah
seni

pertunjukan

juga

terjadi.

Sejalan dengan itu, pengelolaan
kelompok kesenian tersebut

pun


mengalami perubahan. Kelompokkelompok kecil atau lebih dikenal
dengan

julukan

sanggar-sanggar

seni bertumbuhan di mana-mana. Ini
salah satu indikator bahwa mulai
lepasnya
terhadap

kaitan

adat

kesenian

setempat
tradisinya.


Pimpinan sanggar lebih berpengaruh
terhadap anggotanya daripada tetuatetua

yang

selama

bertanggungjawab
kesenian

di

pedesaan.

ini

mengurusi
Artinya,


kekuatan komunitas beralih pada
kekuatan

individu.

Bahkan

pimpinan sanggar dapat digelari
induk semang atau bos karena
hampir seluruh pendanaan terkadang
harus dari saku pimpinan sanggar

Delapan puluh persen

mungkin

lebih

dari

itu,

bagai cendawan di musim hujan satu
per satu layu dan mati. Sebagian
mengatakan

bahwa

manajemen

sanggar tidak berjalan baik. Tapi
ada pula yang berjalan baik dalam
sisi

manajemennya

disukai

namun

pimpinannya.

tak

Alasannya

beragam, salah satunya bahwa si
pimpinan tidak bisa berlagak jadi
bos. Dia terlalu terikat dengan
aturan-aturan manajemen. Banyak
juga yang tergeser karena berbagai
faktor, di antaranya; hadir karena
kesempatan
fasilitas,

atau
kolusi,

aji

mumpung,

korupsi

dan

nepotisme. Biasanya apabila terjadi
kerapuhan maka nama sanggar pun
berubah dengan kepengurusan yang
baru. Maka seni pertunjukan yang
dikelola

untuk

seni

pentas

berkualitas berubah menjadi seni
komersil

yang

ringan

dan

menghibur
2

Memperhatikan

II. PEMBAHASAN
A. Tari dan Masyarakat Pendukung

dinamika

perkembangan tari dapat dilihat
pada keadaan tari Melayu tahun 50-

Kesenian

Melayu

adalah

kesenian yang tumbuh, hidup, dan
berkembang dalam kehidupan sosial
budaya

masyarakatnya.

Dalam

kehidupan

tari

orang

Melayu

cenderung

menyebutnya

sebagai

tandak. Maka aturan-aturan yang
berlaku

untuk

menampilkan

kesenian tersebut terkait dengan
adat atau kebiasaan yang berlaku
dalam lingkungannya. Aturan inipun
menjadi keharusan apabila kesenian
tersebut ingin ditampilkan di luar
area adat yang berlaku. Setidaknya
ada aturan-aturan yang mendasar
yang ditentukan oleh masyarakat
pemilik

kesenian

itu

untuk

memboyong kelompoknya tampil di
tempat lain. Masyarakat Melayu

an.

Bapak

Sauti

di

Medan

menciptakan tari serampang dua
belas atas permintaan Bung Karno.
Meskipun tari ini diperuntukkan
sebagai tari nasional, ternyata tidak
semua orang Melayu mengakui
sebagai tari nasional. Ada hal-hal
yang menyangkut pada etika, warna,
gaya dan adat istiadat Melayu yang
masih saja dirasakan kurang. Dalam
keadaan pro dan kontra tersebut tari
tersebut

terus

berlanjut

dan

berkembang sehingga serampang
dua belas dikenal dan ditarikan di
seluruh Indonesia. Bahkan Malaysia
dan Singapura (ketika itu masih
disebut Malaya), mengambil tari ini
sebagai acuan tari Melayu ( Tom
Ibnur, 2008 :8).

bangga bahwa masih ada kelompokkelompok

atau

individu-individu

yang ingin mempertahankan dan
memberi

wibawa

keberlangsungannya

pada
kesenian

tersebut, namun dibalik itu perlu
dipertanyakan apakah hal ini masih
dapat dipertahankan?

Lain lagi yang terjadi pada
tahun 60-an. Bapak Djarmias di
Bukittinggi berhasil merakit kembali
tari Alang Suntiang Panghulu di
Padang Laweh. Tari ini tidak saja
ditampilkan di desa tapi beranjak ke
Bukittingi
murid-murid

dan

diajarkan

sekolah.

pada

Ternyata,

tidak semua masyarakat Padang
3

Laweh menganggapi dengan baik.

perangkat musik barat termasuk

Sebagian dari mereka mengganggap

saxofon. Mungkin masyarakatnya

hal itu melanggar aturan adat yang

lebih terbuka untuk menerima hal

berlaku. Maka kembalilah Alang

demikian atau mungkin juga pilihan

Suntiang ke penghulunya di Padang

yang lain dapat dikatakan sangat

Laweh. Dia menjadi primadona

langka saat pengembangannya.

dalam upacara adat pengangkatan

Hal-hal

di

atas

hanya

penghulu. Tapi hal ini tak bertahan

sebagian

lama.

dihadapi untuk bermain dengan tari

Tahun

70-an,

seorang

kecil

dari

apa

yang

tokohnya mengajarkan tarian ini di

tradisional.

ASKI Padangpanjang berniat untuk

mendapatkannya

mengembangkannya

menumbuhkembangkannya menjadi

ternyata

memicu

perselisihan

komunitas

Padang

dalam

Ada

kiat-kiat

untuk

sekaligus

bukan sekedar tradisi, sebagaimana

Laweh.

Tak

telah dilakukan oleh para seniman

pula

tari

yang mengambil sumber tradisinya

Galombang yang didapat di Padang

diolah menjadi gaya dan karakter

Laweh itu oleh Jermias Sutan

pribadi. Dia tidak lagi terkait dengan

Bagindo dibawa ke Jakarta untuk

aturan-aturan adat yang berlaku

diajarkan

penari-penari

tetapi mencari bentuk dan aturan

dalam rangka pembukaan Jakarta

baru yang dapat bersentuhan serta

Fair 1970. Kemudian penari-penari

beradaptasi dengan lingkungan yang

Padang

baru.

terelakkan.

Pernah

kepada

Laweh

marah

karena

dianggap tariannya ‘dijual”. Pada
waktu itu disiarkan di surat kabar
bahwa yang dipertunjukan di Jakarta
Fair itu adalah tari Alang Suntiang

Memasuki

70-an,

banyak terjadi perubahan dalam
sikap dan aturan tari di Indonesia.
Hal ini sejalan dengan tumbuhnya

Pangulu.

akademi-akademi
Lain halnya di Palembang,
Sumatera

tahun

Selatan,

tari

tari

atau

karawitan Indonesia yang membawa

Gending

angin segar dalam perkembangan

Sriwijaya dapat diterima dengan

dan pertumbuhan seni pertunjukan

baik

meskipun

diiringi

oleh
4

Indonesia. Terutama dalam cara

mengisi

mengelola kesenian. Para akademis

Beberapa kelompok seniman kreatif,

baik yang berasal dari komunitas

mengembangkan kesenian Indang

kesenian setempat maupun dari

menjadi bentuk seni modern yang

para pengelola seni pertunjukan dari

bisa tampil di atas panggung, dan

perkotaan

dan

tampil dalam bentuk tarian yang

mengalihkan secara bertahap pola-

diiringi oleh musik vokal Luambek

pola lama ke baru. Maksudnya,

yang

aturan-aturan yang berlaku ketat

Nurmalena 2014 : 80).

telah

mencoba

selama ini mulai memberi peluang
kebijakan

yang

memungkinkan

acara

pemerintahan.

disebut

dampeang.

(

B. Area dan Struk tur Organisasi
Produksi Seni Pertunjukan.

untuk dikelola dengan cara baru.
Seni

Ada juga yang kreatif memadu pola
pengelolaan tradisi dengan pola
baru. Ternyata mempertahankan dan
melepas ikatan-ikatan yang mungkin
membelenggu
pengalaman

memberi
yang

sebuah

panjang

dan

didapat dengan perjuangan yang
gigih.

Kegigihan

ini

membawa

dampak positif jika para koreografer
mampu

menjadikan

kesenian

tradisional tetap eksis dalam konteks
kekinian.

Sebagai

contoh

dapat

dilihat pada kesenian Indang di
Padang Pariaman. Sebagai kesenian
bernuansa Islam pada tahun 1960
kesenian Indang eksis dalam bentuk
seni modern yang dapat tampil di
atas

panggung,

seperti

untuk

pernikahan, khitanan dan untuk

Pertunjukan

yang

dimaksud adalah usaha dan karya
kelompok seniman atau orang-orang
yang bekerja untuk menghasilkan
karya seni sebagai sebuah tontonan.
Seni

pertunjukan

membedakan

juga

tidak

tradisional dan non

tradisional. Tujuan utamanya adalah
bagaimana
tersebut

menggiatkan

untuk

dapat

usaha

mencapai

tujuan penampilannya. Tentu saja
akan

terdapat

perbedaan

dalam

pengelolaannya

disebabkan

berbedanya

seni

disiplin

yang

dipertontonkan, misalnya tari, teater,
musik, paduan suara, vokal, dan
lainnya.

secara

umum

dapat

dilakukan

pendekatan-pendekatan

tersendiri

untuk

memulai
5

pengelolaannya,

seperti

yang

2. Menyusun

Dalam Struktur Organisasi

1. Memahami Area Seni Pertunjukan.
Pertunjukan

secara

umum dapat dibagi atas 3 bagian
yaitu: area pengelola umum, area
pentas, dan area pelaku seni. Area
Pengelola Umum dipimpin oleh
seorang manajer yang disebut House
Manager.

Jaringannya

meliputi:

keamanan, penjualan tiket, penjaga
pintu, pengantar tamu, pembawa
acara,

perawatan

pemasaran,

cetakan,

Organisasi

Produksi

diuraikan di bawah ini.

Area

Struktur

gedung,
publikasi,

keuangan, kendaraan dan konsumsi.

Produksi

dicantumkan

seluruh

orang-orang yang bekerja bersamasama untuk menjalankan produksi
tersebut.

Struktur

Produksi

dapat

Organisasi

dalam

bentuk

sederhana dengan jumlah orang
terbatas tetapi dapat menjalankan
produksi secara efektif, atau dalam
jumlah

yang

banyak

dengan

menempatkan orang-orang dalam
bagian

atau

khusus

sub-bagian

melakukan

secara

pekerjaan

tertentu saja. Pola terakhir ini lebih
Area Pentas, dipimpin oleh
seorang manajer yang disebut Stage
Manager.

Jaringannya

meliputi:

operator lampu, operator suara,
pemasang set atau dekorasi, dan
pekerja pentas. Area Pelaku Seni,
dipimpin seorang Artistic Director
dengan

jaringannya

meliputi:

seniman di atas pentas, antara lain
penari, pelakon, pemusik, penyanyi
dan seniman di belakang pentas
yaitu penata tari, penulis skenario,
penata cahaya, penata suara, penata
set dan dekorasi, penata kostum dan
rias, penata props.

banyak ditujukan untuk memberi
pengalaman

atau

produksinya

memang membutuhkan penanganan
bagian yang banyak. Sedangkan
pola pertama lebih ditujukan pada
kerja

efisien

dan

efektif

yang

memerlukan tenaga pelaksana yang
lebih

terampil

dan

profesional.

Sebagai contoh dapat dilihat dari
struktur organisasi produksi
terdiri

dari

sekretaris
menyurat),
keuangan),

Pimpinan
(proposal,

yang

produksi,
surat

bendahara (anggaran,
pemasaran

sponsor, publikasi), dan

(dana,
kasir
6

dan

produksi seni pertunjukan tak lain

pengeluaran keuangan). Di sisi lain

untuk menghibur, baik secara fisik

ada

logistik

maupun non fisik. Kepuasan batin

(akomodasi, perlengkapan), gedung

akan terpenuhi jika produk yng

pertunjukan.

dihasilkan

(pengaturan

pembayaran

pimpinan

teknis,

(pelaksana

acara,

dapat

memenuhi

peralatan), dan pimpinan artistic,

keinginan publik tanpa meninggal

pelatihan

pengawas,

aspek–aspek kearifan lokal yang

pelaksana), pertunjukan (skenario),

dijadikan sumber pijakan. (Achsan

pelaku

Permas, 2003 : 109). Kearifan lokal

(tempat,

seni

(seniman),

penata

(cahaya, suara, set dan dekorasi,
penata kostum dan rias).
Struktur

dimaksud antara lain:
1. Gaya, Karakter dan Warna

kerja yang di

Kesuksesan sebuah produksi

paparkan di atas akan terlihat tugas

menyangkut

mereka

tersebut meliputi

masing-masing,

dari

tiga

aspek.

Aspek

rasa visual, rasa

kesatuan kerja inilah akan terjadi

spiritual dan rasa intelektual. Rasa

sinergi atau saling menggalang dan

visual

membutuhkan satu sama lain untuk

dan keterampilan misalnya: wajah,

mencapai

Kumpulan

tubuh, teknik, kostum, rias, set dan

orang-orang yang bekerja bersama-

dekorasi, tata cahaya dan lainnya.

sama

Rasa

ini

tujuannya.

dapat

dikembangkan

dilahirkan oleh keindahan

spiritual

dilahirkan

dari

menurut kebutuhan atau disesuaikan

kekhusukan dan sentuhan keyakinan

dengan tuntutan produksi itu sendiri.

misalnya: ketenangan, suara, lirik,
musik, kehalusan gerak, pendekatan

C. Produksi
Sering
bosan

penonton

melihat

merasa

pertunjukan

berulangkali dengan tontonan yang
sama, tetapi bukan berarti tontonan
yang bertahan lama tidak diminati
penonton. Sungguhnya apa yang
dikehendaki penonton untuk sebuah

alam dan lainnya. Rasa intelektual
dilahirkan oleh kedalaman pikiran
dan pengetahuan misalnya: simbolsimbol,

teknologi,

matematika,

gravitasi dan lainnya. Dari tiga hal
di atas, produksi pun dapat dibuat
beragam. Bisa saja mengambil salah
7

satu menjadi fokus produksi atau

Dia dapat bertolak dari sumber

menggabungkan

tiga.

tradisi atau hal-hal yang melekat

seni

pada

dua

atau

Kelompok-kelompok

kehidupan

masing-masing.

biasanya

Atau tidak menyentuh sedikitpun

untuk

sumber tradisi tetapi mengambil

mendapatkan bentuk produksi yang

sikap untuk menggarap pola-pola

diinginkan. Hal ini dapat dilakukan

tari modern maupun keontemporer

untuk

(kekinian).

pertunjukan

tertentu

mencoba

berproses

setiap

produksi

sehingga

Tetapi

kebebasan

menghasilkan berbagai gaya, warna

bukanlah sesuatu yang menjadikan

dan karakter. Di sisi lain ada yang

seseorang

lepas

kendali

dalam

bertahan untuk gaya dan karakter

berkarya.

Ada

hal-hal

yang

yang

menyangkut pada keilmuan yang

tetap

untuk

mendapatkan

warna yang sama. Tujuannya untuk

membangun

mendapat simpati dan pendalaman

penciptaan tari dengan kualitas yang

gaya dan teknik. Perlu mendapat

baik. Tidak peduli apakah para

perhatian

pencipta tari seorang otodidak atau

adalah produksi seni

memiliki keunikan yang dibangun
oleh

gaya

dan

menghasilkan

karakter

warna

menyikapi

akademis.

untuk

tersendiri.

dan

Umumnya para pencipta tari
otodidak

menghandalkan

Kejelian seorang pimpinan produksi

pengalaman yang panjang. Mencari

untuk melihat keunikan tersebut

nara sumber dan belajar apa yang

sangat diperlukan. Agar dia dapat

diinginkannya kemudian mengambil

memilih orang-orang yang sesuai

aspek-aspek tari yang ada dan ditata

dan berkualitas untuk membangun

ulang

produksinya.

Sedangkan para akademis lebih

Koreografi atau penciptaan
tari adalah kebebasan jiwa dan karsa
manusia

karya

baru,.

banyak terfokus pada teori-teori tari

2. Koreografi

setiap

menjadi

yang

memiliki

kemampuan untuk menciptakan tari.

yang

terkadang

berbuat

tidak

seleluasa para otodidak. Karena
umumnya mereka sangat terikat
pada aturan-aturan penciptaan yang
dipelajari. Penggabungan pola piker
8

dan kerja kreatif para otodidak

a.

Waktu

dengan akademis merupakan suatu

Waktu merupakan aturan-aturan

cara yang sangat mengunungkan

penggunaan ritme dan tempo

dalam pensiptaan tari. Dia saling

dalam melakukan gerak dalam

mengisi antara pengalaman dengan

ruang yang tersedia. Waktu

keilmuan.

dapat memberi dinamika sebuah
ragam tari dalam bentuk lambat,

Beberapa aspek keoreografi
yang

perlu

diketahui

sedang dan cepat atau pelan dan

adalah:

cepat sekali.

pertama adalah gerak. Gerak adalah
usaha

secara

pisik

dalam

b.

Tenaga

melahirkan motif, ragam dan teknik
dalam

penciptaan

mendapatkannya

tari.

Untuk

dapat

saja

mengambil gerak-gerak tradisi yang
ada, mengolahnya, mengembangkan
dan

memberi

ornament-ornamen

yang dibutuhkan bagi tari yang akan
diciptakan.
seperti:

Gerak-gerak
mengalir,

dasar

mengayun,

bergetar, patah-patah, meleleh dan
lainnya adalah perbendaharaan yang
sangat diperlukan. Kedua adalah

Tenaga

adalah

penggunaan

pengaturan

energi

dalam

melakukan gerak. Pembagian
dan pengaturan tenaga untuk
melahirkan gerak akan memberi
ekspresi yang berbeda. Selain
itu,

pembagaian

penggunaan

tenaga

dalam
dapat

mempertahankan kekuatan pisik
untuk berolah gerak.
Bagian

ketiga

ruang. Ruang adalah area dimana

membangun

gerak

dengan

musik iringan tari. Sering dihadapi

sesuai tuntutan karya

oleh pertanyaan:” Manakan yang

tersebut. Umumnya ruang dapat

lebih dulu ayam atau telor?” Atau

dibagi

sebaliknya.

dapat

sempurna

dalam

dilakukan

ruang

tempat

koreografi

yang

Hal

ini

adalah

dalam

pertunjukan, ruang yang dibentuk

penciptaan tari pun bias berlaku.

tubuh, ruang tinggi rendahnya posisi

Apakah kita harus membuat musik

tubuh, dan ruang imajinasi.

iringannya lebih dulu atau gerak
tarinya. Umumnya para koreografer
9

atau

pencipta

tari

tidak

lebih

cenderung

menggunakan

memperdulikan hal ini. Darimana

tubuh dan vokal sebagai iringan

saja mereka bias memulainya, tetapi

musik tari. Jenis iringan ini disebut

ada

yang menginginkan

sebagai musik internal. Sedangkan

adanya musik iringan lebih dulu

iringan musik yang menggunakan

agar mereka mendapat inspirasi dari

peralatan musik disebut sebagai

musik

musik eksternal.

juga

tersebut

rangsangan

agar

atau

dijadikan
dapat

Tidak ada yang menjamin

memulai menciptakan gerak-gerak

bahwa dengan peralatan musik yang

tari.

menghendaki

lengkap akan menghasilkan musik

geraknya diciptakan dulu setelah itu

iringan tari yang sesuai. Oleh sebab

menyerahkan musik iringannya pada

itu, tari yang diciptakan harus

Sebagian

mereka

komposer atau penata musik. Tidak
ada

yang

apabila

yang sesuai sebagai tuntutan karya

salah satu menjadi

tersebut. Begitu pula kualitas musik

keputusan penata tari. Yang harus

iringan tari lebih diutamakan agar

menjadi perhatian bahwa berproses

para penari merasa nyaman dan

bersama antara penata tari dan

menghayati penuh apa yang mereka

penata pemusik sangat dibutuhkan

dengan dalam melakukan gerakan.

mengambil

menyalahkan

disesuaikan dengan iringan musik

untuk melahirkan karya tari yang
mantap atau solid. Y. Sumandiyo

3. Biaya Produksi
Menyusun Biaya Produksi

Hadi, 2012 :14).n
Mungkin kita dapat belajar
dari kebijakan tradisi.

Bahwa

iringan musik tari dapat beranjak
dari yang paling sederhana atau
minimalis sampai kepada orkestra
tradisi yang lengkap. Tetapi ada
juga

yang

tidak

menggunakan

peralatan musik, misalnya tarian
Aceh seperti tari Seudati, mereka

memerlukan ketelitian yang tinggi.
Itupun belum cukup karena harus
diikuti dengan prediksi yang tepat
agar tidak mengalami defisit atau
terjadi kelebihan yang tidak imbang.
Dalam perhitungan Biaya Produksi
yang baik hanya diperbolehkan 5 %
terjadi defisit atau kelebihan biaya.
Untuk

itu,

biasanya

pimpinan
10

produksi memiliki cadangan dana

telah

atau kas kecil sebesar 5% dari

peruntukannya

jumlah biaya yang diperlukan untuk

Pendapatan dan Belanja Daerah

produksi yang nantinya berfungsi

serta Negara. atau fasilitas yang

menyeimbangkan

tersedia

biaya.

Untuk

ditetapkan

jumlah

dalam

milik

Anggaran

Negara

yang

pengelolaan biaya yang baik hal ini

diperuntukkan

jarang dilakukan. Kalaupun ada,

masyarakat. Kedua bantuan yayasan

biasanya lebih banyak digunakan

merupakan bantuan atau hibah yang

kelebihan dana untuk kebutuhan

diberikan oleh yayasan tertentu baik

artistik yang sering berkembang

di dalam maupun luar negeri dan

terus

terkait

sesuai

seniman

dengan
yang

karakter
senantiasa

mengembangkan

kreatifitasnya.

bagi

dan

dengan

kegiatan

produksi

yang

berjalan untuk satu produksi atau
produksi

berkelanjutan.

Ketiga

Apabila tidak digunakan maka dana

bantuan yang diterima dari sponsor.

tersebut

Hal ini dapat

dikembalikan

ke

kas

bentuk

organisasi.
Pengelolaan seni pertunjukan
yang

mengacu

semestinya

pada

dapat

produksi

menghasilkan

keuntungan dalam bentuk uang.
Tetapi banyak yang gagal (terutama
pada seni pertunjukan yang dinilai

dilakukan dengan

kerjasama

atau

bantuan

penuh yang diberikan oleh pihak
perusahaan

pemerintah

maupun

swasta. Pemberian dana ini terkait
dengan imbal jasa yang ditetapkan
oleh perusahaan yang memberikan
sponsor.

seniman)

Di samping itu sumber dana

sehingga bantuan dan dukungan

juga dapat dilakukan dari hasil

dalam

sebagai

karya

idealis

pendanaan

produksi

penggalangan dana. Pengalangan

dalam

berbagai

dana merupakan suatu usaha untuk

yang

mendapatkan dana dari masyarakat

diusahakan
tindakan.

Usaha

memungkinkan untuk mendapatkan

dengan

dana untuk membiayai produksi,

tertentu untuk dapat berkumpul dan

antara

menyumbangkan

lain:

Pertama

bantuan

pemerintah, yaitu sumber dana yang

dengan

mengadakan

dana

kemampuan

program

sesuai
mereka.
11

Terkadang

organisasi

budaya

tersebut.

dilaksanakan

dengan

cuplikan

produksi

Memasarkan sebuah produk akan

atau lelang barang milik seseorang

berkaitan dengan: produk apa yang

yang dipandang bergengsi.

ditawarkan

agar

mengetahui

dengan

menampilkan

Pengalangan
diupayakan

dana

dengan

juga

meminta

kita

dapat

siapa

kita

melakukan tukar menukar, karena
setiap produk mempunyai peminat

donator yang bersimpati

tersendiri. Selain itu, harga yang
Pada produksi atau karena
kecintaannya

pada

seni

dapat

menjadi sumber dana atau fasilitas
yang

dapat

digunakan

ditawarkan serta tempat dimana
produk

dapat dihimpun dari penjualan tiket
undangan

kepada

ditampilkan

akan

mempengaruhi minat penonton.

untuk
Menjadi

menunjang produksi. Sumber dana

atau

itu

para

penonton, besarannya harga tiket
disesuaikan dengan mutu pergelaran
dan dapat ditentukan oleh kelompok

perhatian

pula

bahwa produksi yang ditawarkan
mesti mencapai kualitas yang dapat
memenuhi

permintaan

penonton

baik dari sisi skenario maupun
senimannya. Untuk itu, promosi
atau publikasi yang akan dilakukan

produksi.

harus
D. Pemasaran

tepat

sasaran

dan

dapat

memotivasi orang bertindak sesuai

Mendengar kata pemasaran

yang kita harapkan. Publikasi atau

tak lain mengaitkannya dengan kata

promosi

menjual dan uang. Padahal, tidak

perencanaan yang matang dengan

semua pemasaran bertujuan pada

menetapkan khalayak sasaran yaitu

uang semata. Pemasaran adalah

publik

suatu

pengunjung

proses

yang

membantu

produksi

atau

melalui

calon

penonton,

rutin,

orangtua

organisasi budaya menukarkan suatu

penonton,

karya seni yang mempunyai nilai

(guru-pejabat-tokoh-masyarakat

atau

setempat),

manfaat

bagi

publik

pembawa

pengaruh

penyandang

dana,

penontonnya dengan sesuatu (nama,

perusahaan dan perorangan. Di sisi

posisi,

lain

uang)

yang

dibutuhkan

harus

juga

diperhatikan
12

komunikasi

produksi. Dengan membandingkan

dengan memilih media personal

hasilnya dapat memberi nilai positif

(karyawan,

ahli

atau negatif, untung atau rugi,

kerabat,

bermanfaat atau tidak sama sekali.

penetapan

saluran

pelaku

independent,

seni,

tetangga,

teman, anggota sanggar) dan non

Atau

personal

koran,

imbang. Beberapa hal penting untuk

majalah, surat. Media Elektronik:

menjadi evaluasi sebuah produksi

kaset, tv, radio, cd, email, website.

adalah: pencapaian visi produksi

Media Display: poster, spanduk).

terhadap seluruh pelaku produksi

(Media

cetak:

Menetapkan teknik promosi
merupakan cara kampanye promosi
yang

digunakan

promosi.

Antara

untuk

materi

lain:

poster

(kelengkapan isi informasi terhadap
produksi,
brosur

tempat

organisasi,

berada

pada

titik

dan penonton, minat masyarakat
(komentar,

jumlah

penonton),

keuangan, pengembangan jaringan
produksi dan keberlanjutan.
III. PENUTUP

penempelan),

(informasi

hanya

Semoga
bermanfaat

tulisan

dan

dapat

ini

memberi

pendiri, misi dan visi, karya-karya,

peluang untuk pengembangan diri

alamat, foto-foto), iklan, siaran pers,

dalam

surat

kesenian atau seni

langsung

organisasi,
Menetapkan

(kampanye
keanggotaan).

anggaran

menjalankan

Bagaimanapun,

produksi
pertunjukan.

manajemen

atau

untuk

pengelolaan adalah bagian dari seni.

promosi dapat dilakukan sesuai

Dia memerlukan keterampilan dan

dengan kemampuan dan seadanya,

kemahiran

persentasi dari pendapatan atau

dikembangkan sebagai kerja kreatif.

biaya, sesuai sasaran dan usaha, atau

Untuk itu, ilmu dan pengalaman

melihat organisasi sejenis.

sangat diharapkan untuk berpadu

terus

dapat

dalam mencapai kesempurnaannya.

E. Evaluasi
Evaluasi

yang

suatu

rangkaian

Selamat berkarya.

kerja terhadap data-data sebelum
dan sesudah berlangsungnya sebuah
13

KEPUSTAKAAN
Hadi, Y, Sumandiyo. 2010. Koreografi,
Bentuk,
Teknik
dan
Isi,
Yogyakarta ; Perpustakaan
Nasional:
Katalog
Dalam
Terbitan.
__________________, 2012, Seni
Pertunjukan Dan Masyarakat
Penonton,
Yogyakarta
:
Perpustakaan
Nasional
:
Katalog Dalam Terbitan.

Ibnur Tom, 2007, “Bisnis Ksenian”
Seminar Nasional Bukittinggi,
2009, Hotel Grand Malindo,
tanggal 27 Oktober, 2009.
Permas, Achsan 2003, Manajemen
Organisasi Seni Pertunjukan,
Jakarta: Penerbit PPM.
Sedyawati Edi, 1991 “Tari Sebagai
Media Budaya Suatu Penilaian
Perkembangan
di
Minangkabau.”
Laporan
Penelitian. IKJ Jakarta.

14