HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEJADIAN SPOTTING DI BIDAN PRAKTEK SWASTA TRI ERRY BOYOLALI

  Volume 2 / Nomor 2 / November 2015

   ISSN : 2407 - 2656

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN

DENGAN KEJADIAN SPOTTING DI BIDAN PRAKTEK SWASTA

TRI ERRY BOYOLALI

  

Lina Wahyu Susanti

Akademi Kebidanan Citra Medika Surakarta

ABSTRAK

  Kontrasepsi suntik merupakan alternatif yang banyak diminati karena penggunaannya yang sangat mudah dan praktis. Kontrasepsi suntik yang banyak diminati adalah suntik 3 bulan (DMPA) yang diberikan tiap 3 bulan sekali secara intramuscular. DMPA mempunyai tingkat keberhasilan tinggi, tetapi mempunyai efek samping kejadian amenorhoe pada penggunaan dalam jangka waktu yang lama.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian spotting. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di BPS Tri Erry dengan menyebar kuesioner kepada 30 akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan yang datang ke BPS Tri Erry, Boyolali.

  Hasil dari penelitian didapatkan X² hitung (30,000) > X² tabel (3,841), yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian spotting. Berdasarkan koefisien kontingensi sebesar 0,707 dapat dikatakan bahwa kekuatan hubungan antara lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian amenorhoe termasuk tinggi.

  Kata Kunci : Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 bulan, Kejadian Spotting dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu

  PENDAHULUAN

  metode kontrasepsi jangka panjang Program KB di Indonesia

  (Longterm Contraseptive Method), yang mengalami kemajuan yang cukup pesat termasuk metode ini adalah AKDR, dan diakui keberhasilannya di tingkat implan, vasektomi dan tubektomi, internasional. Metode kontrasepsi juga sedangkan metode bukan jangka mengalami perkembangan yang cukup panjang (Non Long Contraseptive banyak. Metode kontrasepsi tersebut

  Volume 2 / Nomor 2 / November 2015

   ISSN : 2407 - 2656 Method ), yang termasuk metode ini

  adalah suntik, pil kontrasepsi dan kondom, dan metode KB alami yang mengikuti siklus haid (Manuaba, 2010).

  Beberapa metode KB yang ada di Indonesia, metode KB suntik yang paling populer digunakan. Menurut penelitian The National Social and

  Economic Survey akseptor suntik

  mencapai 21,1 % (3.312 akseptor) dari total jumlah akseptor KB aktif dengan cara kontrasepsi modern (15.701 akseptor), yang populer dipakai adalah Depoprovera 150 mg dan Noristerat 200 mg (Octasari, 2012). Pada tahun 2002 – 2003, berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pemakaian metode kontrasepsi suntik 49,1 % (7733 akseptor), pil 23,2 % (3654 akseptor),

  IUD 11,0 % (1732 akseptor), implan atau susuk 7,6 % (1197 akseptor), MOW 6,5 % (1023 akseptor), kondom 1,6 % (252 akseptor), MOP 0,7 % (110 akseptor). Berdasarkan data diatas kontrasepsi suntik menduduki peringkat teratas karena keefektifan kontrasepsi suntik mencapai 90% sampai 100% dalam mencegah kehamilan (BKKBN, 2006). Di provinsi Jawa Tengah akseptor kontrasepsi suntik mencapai

  68,92 % dan sisanya menggunakan kontrasepsi lain (Natalia, 2014). Meskipun banyak akseptor yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan karena keefektifannya tetapi ada beberapa efek samping yang akan terjadi pada akseptor. Efek samping yang terjadi yaitu spotting sebanyak 68,6 %, kenaikan berat badan sebanyak 19,1 %, sakit kepala sebanyak 21,3 % (Octasari, 2012).

  Berdasarkan survei yang penulis lakukan di BPS Tri Erry jumlah akseptor kontrasepsi suntik mencapai 2.145 akseptor sedangkan jumlah rata-rata akseptor kontrasepsi suntik setiap bulan adalah 240 akseptor. Untuk jumlah rata- rata akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan adalah 180 akseptor, jumlah tersebut termasuk akseptor baru dan yang sudah menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan lebih dari 1 tahun. Banyaknya akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan dipengaruhi oleh keefektifan yang diberikan DMPA yang kurang dari 1 per 100 wanita akan mengalami kehamilan dalam 1 tahun pemakaian DMPA. Selain keefektifan DMPA, terdapat efek samping yang

  Volume 2 / Nomor 2 / November 2015

   ISSN : 2407 - 2656

  dialami akseptor. Berdasarkan data di atas efek samping yang sering terjadi dan paling mengganggu adalah gangguan haid.

  Beberapa gangguan haid yang terjadi adalah spotting, amenorhoe, polimenorhoe, oligomenorhoe dan metrorargi. Tetapi gangguan haid yang sering terjadi pada akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan adalah spotting yaitu perdarahan sedikit – sedikit berupa bercak atau flek di antara siklus memstruasi. Efek samping ini dipandang sebagai kekurangan oleh banyak wanita yang menganggap bahwa perdarahan yang teratur merupakan suatu tanda kesehatan dan menggunakan haid sebagai indikator bahwa mereka tidak hamil (Manuaba, 2010).

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian spotting.

  Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional di BPS Tri

  Erry. Populasi dalam penelitian ini adalah 175 akseptor kontasepsi suntik Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental samplin, sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 responden.pengumpulan data menggunakan kusioner yang bersifat tertutup. Sebelum kuesioner dibagikan, dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terlebih dahulu. Pengujian validitas menggunakan product moment (Azwar, 2005) dari 14 soal yang dinyatakan tidak valid hanya 1 soal. Dengan demikian 13 item soal dinyatakan.

  Untuk menguji reliabilitas kuesioner dari lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian spotting dapat dilakukan dengan teknik belah dua dari KR 20 (Arikunto, 2009). Hasil dari pengujian reliabilitas menggunakan KR 20 yang dilakukan dengan perhitungan SPSS didapat harga sebesar 0,698. Maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel. Dalam menganalisa data peneliti menggunakan chi kuadrat (x²) (Notoadmojo, 2005).

METODE PENELITIAN

  Volume 2 / Nomor 2 / November 2015

   ISSN : 2407 - 2656 Kejadian Spotting HASIL DAN PEMBAHASAN

  Tabel 2. Kejadian spotting

  Hasil Lama penggunaan kontrasepsi suntik Kejadian Jumlah Persentase 3 bulan

  Tidak Tabel 1. Lama penggunaan kontrasepsi 19 63,3 mengalami haid suntik 3 bulan

  Spotting 11 36,7

  Lama Jumlah Persentase penggunaan

  Jumlah 30 100

  19 Responden 63,3  1 tahun

  Berdasarkan data dari tabel 5.2

  11 Responden 36,7  1 tahun

  dapat diambil kesimpulan bahwa

  Jumlah

30 Responden 100

  akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan yang datang ke BPS Tri Erry dan yang Responden dengan lama mengalami spotting lebih lebih sedikit penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan karena penggunaan kontrasepsi suntik 3 lebih dari 1 tahun adalah 19 responden bulan yang baru 3 kali suntik atau (63,3 %) sedangkan responden dengan akseptor baru. Akseptor yang tidak lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 mengalami haid sama sekali atau bulan kurang atau sama dengan 1 tahun amenorhoe lebih banyak karena lebih adalah 11 responden (36,7%). lama menggunakan kontrsepsi suntik 3

  Berdasarkan data diatas dapat bulan. disimpulkan bahwa jumlah reponden terbanyak adalah responden yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan lebih dari 1 tahun.

  Volume 2 / Nomor 2 / November 2015

   ISSN : 2407 - 2656

  diteliti yaitu ada tidaknya hubungan

  Lama penggunaan kontrasepsi suntik

3 bulan dengan kejadian Spotting yang signifikan, kekuatan hubungan dan

Tabel 3. Tabel silang Lama Penggunaan bentuk atau arah hubungan.

  Kontrasepsi 3 Bulan dengan Kejadian Kriteria pengambilan kesimpulan Spotting dengan tingkat ketelitian 0,05 maka nilai

  Lama Penggunaan KB X² tabel untuk pengujian dari chi

  adalah sebesar 3,841

  Suntik 3 bulan square Kejadian

  pengambilan kesimpulan dilakukan

  > 1 Spotting Jumlah ≤ 1 tahun

  dengan aturan H0 diterima apabila X²

  tahun Jumlah Jumlah hitung

   X² tabel dan Ha diterima Ya

  11

  11 apabila X² hitung  X² tabel. Dimana Ho

  Tidak

  19

  19 adalah “ tidak terdapat hubungan yang Total

  11

  19

  30 signifikan antara lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan

  Dari tabel silang di atas dapat kejadian amenorhoe “ dan Ha adalah ” diambil kesimpulan bahwa kejadian terdapat hubungan yang signifikan spotting terjadi saat pemakaian alat antara lama penggunaan kontrasepsi kontrasepsi suntik 3 bulan kurang dari 1 suntik

  3 bulan dengan kejadian tahun atau sama dengan 1 tahun dan spotting”. semakin lama akseptor menggunakan

  Berdasarkan perhitungan SPSS kontrasepsi suntik 3 bulan maka akan diperoleh X² hitung (30,000)  X² tabel cenderung tidak mengalami haid sama (3,841) maka H a diterima. Dengan sekali (amenorhoe). demikian disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lama

  Pembahasan

  penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan Ada 3 dimensi hubungan antara dengan kejadian spotting. lama penggunaan kontrasepsi suntik 3

  Kekuatan hubungan atau nilai yang bulan dengan kejadian amenorhoe yang menyatakan derajat keeratan hubungan

  Volume 2 / Nomor 2 / November 2015

   ISSN : 2407 - 2656

  antara lama penggunaan kontrasepsi akseptor KB baru dan memberi suntik 3 bulan dan kejadian amenorhoe konseling tentang keuntungan serta diukur dengan koefisien kontingensi. kerugian alat kontrasepsi sehingga Berdasarkan perhitungan SPSS akseptor bisa memilih sendiri alat diperoleh nilai koefisien kontingensi kontresepsi yang akan digunakannya. sebesar 0,707 dengan demikian dapat Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dikatakan bahwa kekuatan hubungan dapat meneliti efek samping yang lain antara lama penggunaan kontrasepsi dari pemakaian kontrasepsi suntik 3 suntik 3 bulan dengan kejadian spotting bulan. termasuk tinggi. Bagi akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan diharapkan mampu memahami

  SIMPULAN DAN SARAN efek samping penggunaan kontrasepsi

  dan mendapatkan lebih banyak

  Simpulan

  pengetahuan tentang efek samping yang Hormon progesterone yang ada di mungkin terjadi kepada tenaga dalam kontrasepsi suntik 3 bulan kesehatan. terhadap endometrium menyebabkan sekretorik, hal inilah yang menyebabkan terjadinya spotting pada akseptor DAFTAR PUSTAKA kontrasepsi suntik 3 bulan. Arikunto. S, 2009. Prosedur Penelitian

  Suatu Pendekatan Praktik .

  Semakin lama akseptor Jakarta: PT Asdi Mahasatya. menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan

  Azwar. S, 2005. Dasar-dasar maka tidak akan mengalami spotting

  Psikometri. Yogyakarta: lagi tetapi akan cenderung tidak akan Pustaka Pelajar.

  mengalami menstruasi BKKBN. 2006. Kesehatan Reproduksi Menuju Keluarga Berkualitas .

  Saran

  Manuaba. I. G. B, 2010. Memahami Bagi tenaga kesehatan diharapkan Kesehatan Reproduksi Wanita .

  Jakarta: Arcan. dapat memberi perhatian khusus kepada

  Volume 2 / Nomor 2 / November 2015

   ISSN : 2407 - 2656

  Natalia,

  C. 2014. Hubungan

  Pengetahuan dengan Kepatuhan Ibu Pengguna Kontrasepsi Suntik Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) di Wilayah Kerja Puskesmas Ranotana Weru Kecamatan Wanena Manado . http://www.ejournal.unsrat.ac.i d/index.php/jkp/ .

  Notoadmojo. S, 2005. Metodologi

  Penelitian Kesehatan . Jakarta:

  Rineka Cipta Octasari, F. 2012. Hubungan Jenis dan

  Lama Penggunaan Kontrasepsi Hormonal terhadap Gangguan Menstruasi di Kelurahan

  .www.jurnal.usu.ac.id/ind

  Binjai

  ex.php/gke/article/viewfile/760 0/4320.