Efektivitas layanan informasi manajemen stress dalam mereduksi stress akademik siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Pasangkayu | Nansar | Jurnal Konseling dan Psikoedukasi 6267 20713 1 PB

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

EFEKTIVITAS LAYANAN INFORMASI MANAJEMEN STRESS DALAM
MEREDUKSI STRESS AKADEMIK SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 3
PASANGKAYU
Nansar1
Abd. Munir
Nurwahyuni

ABSTRAK
Kata Kunci : Manajemen Stress, Mereduksi Stress Akademik
Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah apakah stress akademik siswa
sesudah diberikan layanan informasi manajemen stress lebih rendah dibandingkan sebelum
diberikan layanan informasi manajemen stress. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui
efektif layanan informasi manajemen stress dalam mereduksi stress akademik siswa sesudah
diberikan layanan informasi manajemen stress lebih rendah dibandingkan dengan sebelum
diberikan layanan informasi manajemen stress. Subjek pada penelitian ini adalah berjumlah
25 orang siswa. instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah
angket stress akademik siswa. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis

deskriptif secara inferensial. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik
statistik yaitu uji t (satu ekor) pada taraf signifikan 95%. Hasil analisis menunjukkan data
sebelum diberikan layanan informasi manajemen stress bahwa ada 48% siswa yang
memiliki stress akademik yang sangat tinggi, ada 32% siswa yang memiliki stress akademik
tinggi, ada 20% siswa memiliki stress akademik rendah, sedangkan sesudah diberikan
layanan informasi manajemen stress mengalami reduksi yaitu ada 20% siswa yang memiliki
stress akademik yang sangat tinggi, ada 48% siswa yang memiliki stress akademik yang
tinggi, ada 32% siswa memiliki stress akademik rendah. Hasil penelitian menunjukan
bahwa pemberian layanan informasi manajemen stress efektif dalam mereduksi stress
akademik siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Pasangkayu.

1

Program Studi Bimbingan dan Konseling, Kampus FKIP Untad Bumi Tadulako Tondo

79

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000


PENDAHULUAN
Pendidikan secara umum bertujuan untuk membantu individu menemukan hakikat
kemanusiaannya. Pendidikan juga berfungsi melakukan proses penyadaran terhadap
manusia untuk mampu mengenal, mengerti, dan memahami realitas kehidupan yang ada
disekelilingnya. Sekolah merupakan pendidikan yang kedua setelah lingkungan keluarga
bagi anak remaja. Siswa Sekolah Menengah Pertama memasuki remaja awal

sedang

mengalami perkembangan psikis dan intelektual. Sebagian besar usia sekolah pertama
bertepatan dengan masa remaja. Remaja yang tidak mampu menghadapi tuntutan
pendidikan biasanya menunjukkan ketidaksenangannya dengan menjadi orang yang
berprestasi rendah, bekerja dibawah kemampuan dalam setiap mata pelajaran atau dalam
mata pelajaran yang tidak disukai. Tuntutan dan tekanan dari pendidikan yang
menyebabkan siswa menjadi stress akademik.
Stress akademik merupakan perasaan yang dialami oleh seseorang ketika terdapat
tekanan-tekanan. Tekanan-tekanan tersebut berhubungan dengan belajar dan kegiatan
sekolah, misalnya PR yang terlalu banyak, saat menjelang ujian, dan hal-hal yang lain.
Pemicu stress justru sering datang dari lingkungan sekolah yang seharusnya menjadi tempat

yang nyaman dan sehat untuk perkembangan fisik dan psikis peserta didik, hal ini tentu
sangat memprihatinkan. Bagi sebagian peserta didik, sekolah dengan segala elemennya
justru menjadi sesuatu yang menakutkan. Elemen-elemen yang dimaksud antara lain
kurikulum yang dirasa terlalu berat, cara mengajar atau perlakuan guru yang menekan atau
merendahkan, serta lingkungan pergaulan sebaya yang tidak sehat.
Siswa yang mengalami stress akademik menunjukan perilaku seperti cemas
menghadapi ulangan atau ujian, tidak betah disekolah, takut menghadapi guru, tidak
konsentrasi belajar di dalam kelas, ingin pindah kelas, cemas terhadap materi yang sulit,
jenuh kalau ada pelajaran tambahan, mudah marah,cemas terhadap materi yang sulit, takut
terhadap pelajaran tertentu, panik menghadapi tugas yang menumpuk atau sulit.
Berdasarkan hasil observasi di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Pasangkayu
ditemukan masih banyak siswa mengalami stress akademik dapat dilihat gejala yang
dialami siswa seperti:cemas menghadapi ulangan atau ujian,tidak betah disekolah,takut
menghadapi guru, tidak konsentrasi belajar di dalam kelas,ingin pidah kelas, jenuh kalau
ada pelajaran tambahan, mudah marah, cemas terhadap materi yang sulit, takut terhadap
pelajaran yang tertentu,panik mengahdapi tugas yang menumpuk atau sulit. Hal ini
sesuaihasil wawancara dengan guru bimbingan dan konseling di sekolah SMP N 3
Pasangkayu ditemukan masih banyak siswa yang mengalami permasalahn stress akademik.
80


Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

Dari wawancara tersebut diperoleh data siswa merasa takut ketika ujian, siswa sering tidak
kosentrasi dalam belajar, siswa membolos keluar kelas menghindari pelajaran di
sekolah.Hal-hal demikian merupakan respon pikiran akibat stress akademik yang tampak
pada siswa. Selain itu dari hasil wawancara dengan wali kelas banyak munculnya fenomena
stress akademik yang dialami peserta didik di sekolah. Masih banyak siswa merasa
terbebani dengan keharusan mempertahankan peringkat sekolah, merasa cemas menghadapi
ujian semester maupun harian, siswa merasa bingung menyelesaikan PR yang terlalu
banyak, dan siswa merasa letih mengikuti perpanjangan waktu belajar di sekolah. Bila tidak
diatasi, dampak yang ditimbulkan stress akademik pada siswa

bisa menyebabkan

menurunnya motivasi belajar, kompetensi yang dimiliki tidak berkembang, tidak terpenuhi
standar kelulusan yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas siswa.
Salah satu alternatif dalam upaya untuk mengatasi masalah stress akademik pada
siswa dengan melakukan layanan informasi manajemen stress. Layanan informasi

manajemen stress membantu siswa mengajarkan keterampilan-keterampilan dalam
mengelola stress belajarnya, merupakan salah satu bentuk strategi mengatasi stress
akademik. Layanan informasi menajemen stress ini efektif mereduksi tingkat stress
akademik siswa.
Layanan informasi manajemen stressdapat diberikan dalam kegiatan bimbingan dan
konseling ini agar siswa memiliki informasi dan pemahaman bagaimana cara mengolah
stress. Melalui layanan informasi menajemen stress diharapkan

siswa mampu

menyesuaikan diri dengan lingkungan secara dinamis dalam mengatasi stress akademik.
Siswa memperoleh model pencegahan terhadap masalah khusunya stress akademik, siswa
mampu memperbaiki pola pikir, perasaan, dan tindakan, yang berkaitan dengan masalah
stressakademik.
Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas peneliti tertarik melakukan penelitian
yang berjudul “ Efektivitas layanan informasi manajemen stress dalam mereduksi stress
akademik siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Pasangkayu”
Manajemen Stress
Schafer (dalam Segarahayu, Rizky Dianita 2013:5) mengatakan bahwa “manajemen
stress suatu program untuk melakukan pengontrolan atau pengaturan stress dimana

bertujuan untuk mengenal penyebab stress dan mengetahui teknik-teknik mengolah stress,
sehingga orang lebih baik dalam menguasai stress dalam kehidupan daripada dihimpit oleh
stress itu sendiri”.

81

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

Margiati, (1999: 76) mengatakan bahwa “memanajemen stress berarti membuat
perubahan dalam cara berfikir dan merasa, dalam cara berperilaku dan sangat mungkin
dalam lingkungan individu masing-masing”.
Taylor (1995) mengatakan bahwa “menejemen stress memberikan pembelajaran
mengenal stress dan bagaimana mengenali sumber stress yang muncul dalam kehidupannya,
serta dapat mempraktekkan teknik manajemen stress pada suatu
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: Manajemen
stress adalah suatu kemampuan untuk mengontrol dan mengatur stress dengan mengenali
sumber stress, teknik-teknik stress, sehingga siswa mampu untuk mengatasi dan
menanggulangi stress secara efektif.

Stress Akademik
Alvin (2007: 10) “merumuskan bahwa stress dalam belajar (akademik) perasaan
yang dihadapi oleh seseorang ketika ada tekanan-tekanan terhadapnya”.
Nurmaliyah, Faridah (2014:3) mengatakan bahwa “stress akademik stress yang
berhubungan dengan kegiatan belajar siswa di sekolah, berupa ketegangan-ketegangan yang
bersumber dari faktor akademik yang dialami siswa, sehingga mengakibatkan terjadinya
distorsi pada pikiran siswa dan mempengaruhi fisik, emosi, dan tingkah laku”.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian

eksperimental-semu (quasi experimental), Menurut Sugiyono (2011:14) dikarenakan
peneliti mengambil permasalahan sosial yang terjadi pada kehidupan sehari-hari siswa
disekolah yaitu masalah stres akademik siswa untuk menjadi variabel penelitian yang akan
diteliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode
Kuantitatif merupakan data frekuensi yang diperoleh diubah menjadi data kuantitatif dalam
bentuk angka agar dapat dilakukan analisis statistik.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok

tunggal (tanpa pembanding) pretest-posttest. Pengumpulan data penelitian dibagi dalam dua
tahap yaitu pemberian angket tahap pertama sebelum diberikan informasi manajemen stres
dan pemberian angket tahap kedua sesudah diberikan informasi manajemen stres.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Pasangkayu Kecamatan Baras
Kabupaten Mamuju Utara. Alasan peneliti, meniliti di SMP Negeri 3 pasangkayu karena
peneliti berasal dari daerah tersebut sehingga peneliti lebih memahami keadaan siswa dan
lingkungan sekolah, yang diharapkan lebih memudahkan peneliti dalam melaksanakan
82

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

penelitian.Penelitian ini di rencanakan di laksakan pada bulan September 2015 sampai
dengan Desember 2015.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Pasangkayu.
Jumlah siswa kelas VIII B adalah 25 orang yang memiliki masalah stress akademik seperti
mencontek, berkelahi antar pelajar, jenuh belajar disekolah memilih mengerjakan pekerjaan
yang menyenangkan dibanding mengerjakan tugas, dan tugas yang terlalu banyak, tekanan
dari keluarga. sehingga selalu menimbulkan stress akademik.

Penelitin ini menggunakan teknik angket sebagai teknik utama, sedangkan teknik
observasi, wawancara dan teknik dokumentasi sebagai pelengkap.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah penyajian data hasil reduksi stress akademik siswa di kelas VIII B SMP
Negeri 3 Pasangkayu sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi manajemen stress
ada 7 atau 28% siswa yang mengalami reduksi stress akademik dari sangat tinggi menjadi
tinggi, ada 3 atau 12%, siswa yang mengalami reduksi stress akademik dari tinggi menjadi
rendah serta tidak ada siswa yang mengalami stress akademik yang rendah mejadi sangat
rendah
Siswa yang mengalami reduksi stress akademik di SMP Negeri 3 Pasangkayu
sebanyak 40%. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian layanan informasi manajemen stress
efektif dalam mereduksi stress akademik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa stress akademik siswa kelas VIII B SMP
Negeri 3 Pasangkayu, sebelum diberikan layanan informasi manajemen stress memiliki
stress akademik sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari 25 siswa yang menjadi subjek
penilitian, ada 12 atau 48% siswa memiliki stress akademik yang sangat tinggi, ada 8 atau
32% siswa memiliki stress akademik yang tinggi. ada 5 atau 20 % siswa memiliki stress
akademik yang rendah, serta tidak ada siswa yang memiliki stress akademik sangat rendah.
Oleh karena itu perlu di berikan layanan informasi manajemen stress untuk reduksi stress

akademik siswa. Siswa yang memiliki stress akademik yang sangat tinggi seperti : terlalu
banyak PR yang diberikan saat menjelang ujian, cemas menghadapi ulangan atau ujian,
tidak betah di sekolah, tidak berkonsentrasi dalam belajar, dan cemas terhadap materi yang
sulit.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 3 Pasangkayu berkaitan
dengan

tujuan dalam mereduksi stress akademik siswa dengan pemberian layanan

informasi manajemen stress, dapat diketahui adanya reduksi stress akademik dari 25 siswa
83

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

yang menjadi subjek penelitian. Hal ini membuktikan bahwa penelitian yang dilakukan
dengan menggunakan layanan informasi manajemen stress berhasil. Sesuai dengan
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan variabel penelitian ini dimana penelitian yang
dilakukan oleh Bariyyah, K.dkk. (2013) “keefektifan bantuan teman sebaya dengan

cognitive behavioral stress management (CBSM) untuk menurunkan stress akademik siswa
madrasah aliyah. Sesudah diberikan cognitive behavioral stress management efektiv dalam
menurunkan stress akademik. Penilitian yang lain juga yang pernah dilakukan oleh
Thoomaszen, F.W (2013) “pelatihan manajemen stress untuk menurunkan kecemasan
menghadapi ujian nasional pada murid sekolah menengah pertama, setelah diberikan
pelatihan manajemen stress terjadi penurunan.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa layanan informasi
manajemen stress efektif dalam mereduksi stress akademik siswa, dan hasil penelitian ini
dapat dijadikan sebagai pedoman oleh guru Bimbingan dan Konseling (Konselor) dalam
mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan stress akademik siswa di sekolah.

PENUTUP
Kesimpulan
Stres akademik sebelum diberikan layanan informasi manajemen stress SMP Negeri
3 Pasangkayu adalah 48% siswa memiliki strerss akademik yang sangat tinggi, 32% siswa
memiliki stress akademik yang tinggi, 20% siswa memiliki stress akademik yang rendah
serta tidak ada siswa memiliki stress akademik yang sangat rendah.
Stress Akademik sesudah diberikan layanan informasi manajemen stress adalah 20%
siswa memiliki stress akademik yang sangat tinggi, 48% siswa memiliki stress akademik
yang tinggi, 32% siswa memiliki stress akademik yang rendah, serta tidak ada siswa
memiliki stress akademik sangat rendah.
Layanan informasi manajemen stress efektif dalam mereduksi

stress akademik

siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Pasangkayu.
Saran
Bagi guru bimbingan dan konseling diharapkan memberikan layanan informasi
manajemen stress dalam merduksi stress akademi siswa. Bagi siswa yang berada dalam
klasifikasi sangat tinggi hendaknya menyadari pentingnya layanan informasi manajemen
stress dalam mereduksi stress akademik. Bagi kepala sekolah atau guru bimbingan dan
konseling dapat menyediakan materi tentang stress akademik. Bagi Peneliti selanjutnya
yang ingin melakukan penelitian serupa, hendaknya lebih mengembangkan layanan
84

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

informasi manajemen stress dengan variabel yang lain dalam mereduksi stress akademik
siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Buku Teks Umum
Bungin, Burhan. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Coloroso, Barbara. (2007). Stob Bullying : Memutuskan Rantai Kekerasan Anak dari
Persekolahan Hingga SMU. Jakarta : PT Serambi Ilmu Semesta.
Hamalik Oemar (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hamzah. (2007). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif
dan Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Prayitno dan Emti E (2009). Dasar – dasar bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Roestyah. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka Cipta
Sugiyono. (2008). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kualitatif, kuantitatif dan
Research &Development). Bandung: CV Afabeta.
Sukardi, D.K dan Kusmawati, D.P.E.N. (2008). Proses Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Suryabrata, S.(2005). Metodologi Penelitian .jakarta: PT Raja Grafinde Persada.
Yayasan Semai Jiwa Amini. (2008). Bullying : Mengatasi Kekerasan Disekolah dan
Lingkungan Sekitar Anak. Jakarta: Grasindo
Buku Metodologi Penelitian
Hidayat, Dede. R dan Badrujaman Aip. 2011. Penelitian Tindakan dalam Bimbingan
Konseling. Jakarta: PT Indeks
Ridwan. (2012) Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling.Lombok Timur : Alfabeta.
Tadjri, Imam. (2014). Penelitian Tindakan Bimbingan & Konseling: Latihan dan Praktik
Penyusunan Proposal. Semarang: CV Swadaya Manungal
Thalib. M. Mansyur. (2009). Statistik Pendidikan. Palu, Tadulako University Press.
Internet dan Lainnya
Amalia, Dina. (2010). “ Hubungan Persepsi tentang Bullying dengan Intens Melakukan
Bullying Siswa SMA negeri 82 Jakarta” [online]. https://www.google.co.id/search.
[diakses 27 November 2014]
Amirassa.
(2013).
Pengertian
Perilaku.
[Online].
Tersedia:
http://amirassabou.blogspot.com. [diakses 27 November 2014]
85

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

Bangun,Sardiana Br. ( 2013 ). “Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok
Teknik Role Playing dalam Mengurangi Perilaku Bullying di SMP Negeri 2
Barastagi
Tahun
Ajaran
2013/2014”.
[online].
Tersedia:
http://digilib.unimed.ac.id/html. [diakses 27 November 2014]
Flora, Robiah. (2014). “Mengurangi Perilaku Bullying Kelas x-4 Melalui Pemberian
Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing di SMA Negeri 12 Medan
Tahun Ajaran 2012/2013”. [online]. Tersedia: http://www.google.co.id/search.
[diakses 29 November 2014]
Lahitani, M.S.(2012). Bermain Peran. [Online]. Tersedia:http://catatannyasulung.
blogspot.com/2012/11/bermain-peran.html. [29 November 2014].
Maepin,dkk. 2013. “Penerapan konseling Analisis Transaksional dengan Teknik Role
Playing untuk Meminimalisasi Perilaku Bullying terhadap Siswa kelas VIII B6 di
SMP Negeri 6 Singaraja tahun Pelajaran 2012/2013”. [online]. Tersedia:
https://www.google.co.id. [diakses 27 November 2014]
Murni, T.S. (2012) “Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk
Menangani Perilaku Bullying : Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah
Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung”. [online]. Tersedia:
https://www.google.co.id/search. [diakses 25 November 2014]
Sukarto. (2007). “Metode Pembelajaran Role Playing” [online]. Tersedia:
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2101737-metode-pembelajaranrole-playing/. [diakses 25 November 2014].

86

Dokumen yang terkait

Gambaran Coping Stress Penyintas Dalam Menghadapi Bencana Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo

0 82 106

Musik Jawa untuk Mereduksi Stress pada Mahasiswa

0 20 10

MEREDUKSI PERILAKU PELECEHAN SEKSUAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 DELITUA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK T.A. 2013/2014.

0 4 29

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK SELF MANAGEMENT UNTUK MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2017 2018

25 125 106

Pengaruh layanan informasi dampak negatif minuman keras terhadap sikap siswa pada minuman keras di kelas VIII A SMP Negeri 12 Sigi | Asrina | Jurnal Konseling dan Psikoedukasi 6268 20717 1 PB

0 0 12

Upaya mengurangi perilaku membolos melalui konseling individual dengan teknik behavior contract pada siswa SMP Negeri 6 Palu | Tutiona | Jurnal Konseling dan Psikoedukasi 6266 20709 1 PB

0 1 10

Efektifitas konseling kelompok teknik assertive training dalam mengurangi perilaku prokrastinasi akademik siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Palu | Mutmainnah | Jurnal Konseling dan Psikoedukasi 6264 20701 1 PB

1 1 10

Pengaruh layanan informasi cara penyesuaian diri terhadap kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah pada siswa kelas XA SMAN 5 Sigi | Setiawati | Jurnal Konseling dan Psikoedukasi 6263 20697 1 PB

0 0 10

Pengaruh layanan informasi tata tertib lalulintas terhadap sikap berlalulintas siswa kelas XII IPS (Studi di SMA Negeri 1 Palu) | Fitria | Jurnal Konseling dan Psikoedukasi 6260 20685 1 PB

0 0 10

Upaya mengurangi perilaku agresif non-verbal dengan menggunakan teknik role playing pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Palu | Nur'yun | Jurnal Konseling dan Psikoedukasi 6259 20681 1 PB

0 0 9