Pengaruh layanan informasi tata tertib lalulintas terhadap sikap berlalulintas siswa kelas XII IPS (Studi di SMA Negeri 1 Palu) | Fitria | Jurnal Konseling dan Psikoedukasi 6260 20685 1 PB

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

PENGARUH LAYANAN INFORMASI TATA TERTIB LALU LINTAS TERHADAP
SIKAP BERLALULINTAS SISWA KELAS XII IPS
(Studi di SMA Negeri 1 Palu )
Fitria1
Muh. Mansyur Thalib
Ridwan Syahran

ABSTRAK
Kata Kunci : Tata tertib lalu lintas, Sikap berlalulintas
Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah apakah sikap berlalulintas siswa
sesudah diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas dibandingkan sebelum diberikan
layanan informasi tata tertib lalu lintas lebih positif. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan sikap berlalulintas siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi
tata tertib lalu lintas serta untuk menjelaskan pengaruh pemberian layanan informasi tata
tertib lalu lintas terhadap sikap berlalulintas siswa. Subjek penelitian ini berjumlah 25
orang. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah angket
sikap berlalulintas. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis secara deskriptif

dan inferensial. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik statistik yaitu
uji t (satu ekor) pada taraf signifikan 95%. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa
sikap berlalulintas siswa sebelum diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas, antara
lain: 12 % siswa memiliki sikap sangat negatif berlalulintas, 48% siswa yang memiliki
sikap negatif berlalulintas, dan 40% siswa memiliki sikap positif berlalulintas. Sedangkan
sesudah diberikan layanan inforrmasi tata tertib lalu lintas, maka terjadi peningkatan sikap
berlalulintas siswa, antara lain: 24% siswa memiliki sikap sangat positif berlalulintas, 52%
siswa memiliki sikap positif berlalulintas, 24% siswa memiliki sikap negatif berlalulintas,
dan 0% atau tidak ada lagi siswa memiliki sikap sangat negatif berlalulintas. Hasil analisis
inferensial menunjukkan bahwa ada pengaruh positif layanan informasi tata tertib lalu
lintas terhadap sikap berlalulintas siswa.

1

Program Studi Bimbingan dan Konseling, Kampus FKIP Untad Bumi Tadulako Tondo

20

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1

ISSN: 2502 - 4000

PENDAHULUAN
Pendidkan merupakan hal yang penting dalam kehidupan, dimana pendidikan dapat
menyiapkan

manusia yang mampu mempertahankan dan mempertinggi kualitas

kehidupannya, sehingga dapat meningkatkan pembangunan manusia seutuhnya. Pendidikan
memiliki fungsi untuk membimbing manusia supaya benar-benar menjadi manusiawi dan
fungsional sesuai dengan kodratnya, dengan tujuan agar pada diri manusia terjadi perubahan
tingkah laku yang komperhensif.
Program Bimbingan dan Konseling dalam suatu lembaga pendidikan memiliki tujuan
dalam perkembangan siswa. Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa
dalam memecahkan masalah yang dialaminya dan dapat bertindak secara kreatif dan
dinamis dalam membuat rencana-rencana dan keputusan tentang masa depannya serta
bertanggung jawab atas rencana dan keputusan yang dibuatnya.
Siswa dalam perkembangannya tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang timbul
berawal dari sikap dan perilaku siswa di lingkungan sekolah, di lingkungan keluarga
maupun lingkungan masyarakat. Masalah yang timbul khususnya ditinjau dari lingkungan

masyarakat yaitu sering kali terjadi pada diri siswa seperti pelanggaran-pelanggaran tata
tertib berlalu lintas.
Banyak terjadi dikalangan siswa sebagai pengguna jalan yang tidak mematuhi
peraturan berlalulintas dengan baik. Kebiasaan dan etika dalam berlalulintas sangat buruk
dan memprihatinkan. Sikap dan perilaku siswa sekarang ini belum memahami etika dalam
berlalulintas dengan baik. Dengan faktor psikologis yang kurang stabil sangat
mempengaruhi etika remaja dalam berkendara.
Jumlah siswa

yang mengendarai sepeda motor sangatlah banyak. Mereka

beranggapan bahwa mengendarai sepeda motor ke sekolah sangat efisien, tidak terlambat,
lebih irit dan memudahkan dalam transportasi. Bahkan orang tua mereka pun bangga
apabila anak mereka lebih dulu memiliki motor ketimbang SIM. Namun, yang disayangkan
adalah pemahaman mereka yang kurang pada tata tertib berlalulintas di jalan, yang mereka
pikirkan adalah cepat sampai ke sekolah sehingga terkadang kurang mematuhi peraturan
lalu lintas dan seenaknya sendiri di jalan tanpa menghormati hak orang lain dalam
berkendara. Dengan mempertimbangkan efisiensi transportasi ke sekolah apabila
menggunakan sepeda motor maka banyak orang tua yang tidak memberikan kontrol pada
anaknya akan bahaya berkendara yang tidak sesuai aturan karena usia dibawah tahun atau

perlengkapan berkendara yang tidak sesuai, hal tersebut sangat disayangkan mengingat

21

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

keluarga adalah tempat penanaman nilai moral pertama kali pada perkembangan diri anak
dan psikologisnya.
Pelanggaran yang pernah dilakukan oleh siswa diantaranya adalah mengemudi lebih
dari dua orang tanpa menggunakan helm, kecepatan berkendara yang tidak terkontrol,
mengemudi tanpa SIM, mengemudi dengan jarak yang terlalu dekat dengan kendaraan lain,
menggunakan knalpot racing, menerobos lampu merah dan ugal-ugalan. Perilaku tidak taat
berlalulintas yang dilakukan secara sengaja cenderung meningkatkan resiko tabrakan dan
dimotivasi oleh ketidaksabaran, kekesalan, permusuhan, dan upaya untuk menghemat
waktu.
Pelanggaran yang dilakukan siswa tersebut menyebabkan angka kecelakaan semakin
meningkat tiap tahunnya yang akan menimbulkan banyak sekali gangguan keamanan dan
ketertiban lalu lintas. Sehingga untuk mengatasinya maka siswa/remaja dituntut untuk

mengetahui dan memahami pengetahuan tata tertib berlalulintas.
Berasarkan latar belakang di atas, dianggap perlu diadakan layanan bimbingan dan
konseling terhadap siswa dalam bentuk kerjasama antara pihak sekolah dan pihak
kepolisian guna meningkatkan keamanan dan ketertiban lalu lintas. Semua hal tersebut tentu
saja diupayakan untuk meningkatkan kesadaran pelajar dalam

menaati tata tertib

berlalulintas. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk meneliti tentang pengaruh
pemberian layanan informasi tata tertib lalu lintas terhadap sikap berlalulintas siswa kelas
XII IPS SMAN 1 Palu.
Layanan informasi tata tertib lalu lintas adalah suatu layanan pemberian informasi
mengenai tata tertib lalu lintas agar setiap individu tidak mengabaikan dan melanggar tata
tertib lalu lintas yang dilakukan oleh pengguna jalan raya yang dapat menimbulkan
kecelakaan lalu lintas. Winkel & Hastuti,S (2006: 316-317) mengatakan bahwa ”layanan
informasi adalah usaha untuk membekali para siswa dengan pengetahuan tentang data dan
fakta dibidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang perkembangan pribadisosial, supaya mereka dengan belajar tentang lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur
dan merencanakan kehidupannya sendiri”.

Menurut Indrakusumah (1973: 140),


mengartikan bahwa “tata tertib sebagai sederetan peraturan yang harus ditaati dalam suatu
situasi atau dalam tata kehidupan tertentu sesuai dengan urutan-urutan yang telah dibuat”.
Sedangkan pengertian lalu lintas dikemukakan beberapa pendapat atau sumber yang
berbeda, berikut dikutip menurut pasal 1 angka 2 undang-undang No.14 Tahun 1992 yang
berbunyi ”Gerak kendaraan dan orang diruang lalu lintas jalan”.

22

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

Sikap berlalulintas adalah tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh pengendara
pada saat berlalu lintas di jalan. menurut Likert, L (1932) mengemukakan bahwa “sikap
merupakan suatu bentuk evaluasi

atau reaksi perasaan”, sedangkan menurut Eagly &

Chaiken (1993) juga mengemukakakan bahwa “sikap adalah sebuah hasil evaluasi terhadap

objek yang diekpresikan kedalam proses-proses kognitif ,efektif, dan perilaku”.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen
semu (quasi experiment research). Penelitian ini di buat seolah-olah ada kelas yang lain
sebagai pembanding karena tidak semua indikator tentang berlalu lintas siswa di sekolah
mampu dikontrol sehingga jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian di
laksanakan di SMA Negeri 1 Palu Jln. Gatot Subroto no 70 Palu, Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas XII IPS 1 yang berjumlah 25 siswa. pengambilan data dan pelaksanaan
penelitian adalah pada bulan November tahun 2015.
Teknik pengumpulan data ini adalah angket. Adapun jenis data dalam penelitian ini
adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
responden (subjek penelitian) atau dikumpulkan peneliti dalam berbagai sumber yang telah
ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dalam penelitian ini adalah observasi
langsung kegiatan subjek peneliti serta wawancara langsung dengan guru BK. Analisis data
dilakukan dengan mengacu pada analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis data
deskriptif menggunakan rumus presentase (Thalib, M. 2009) dengan menggunakan
pedoman klasifikasi (Thalib, M. 2007). Sedangkan analisis inferensial menggunakan rumus
korelasi product moment. Untuk menentukan apakah hipotesis nol ditolak atau tidak maka
hitung


dikonsultasikan dengan harga kritik

tabel

dengan taraf signitif 95 %. (α = 0,05) Jika

hitung > tabel maka H0 ( hipotisis nol) ditolak, jika

hitung

≤ tabel maka H0 diterima.

HASIL
Hasil Analisis Deskriptif
Deskripsi data sikap berlalulintas
Untuk Melihat frekuensi sikap berlalulintas siswa SMA Negeri 1 Palu sebelum dan
sesudah diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas, maka dibuat klasifikasi sikap
berlalulintas siswa seperti pada tabel 1 dan 2:


23

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

Klasifikasi dan Persentase Sikap Berlalulintas Siswa
Informasi Tata Tertib Lalu Lintas
No
1
2
3
4

Klasifikasi Sikap Berlalulintas Siswa
Sangat positif
Positif
Negatif
Sangat negatif
Jumlah


Sebelum diberikan Layanan

F

%

0
10
12
3
25

0
40
48
12
100

Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat dilihat dari 25 orang siswa yang menjadi subjek

peneliti, tidak ada atau 0% siswa yang memiliki sikap sangat positif berlalulintas, 10 atau
40% siswa memiliki sikap positif berlalulintas,12 atau 48% siswa yang memiliki sikap
negatif dalam berlalulintas, dan ada 3 atau 12% siswa memiliki sikap yang sangat negatif
berlalulintas.
Klasifikasi dan Persentase Sikap Berlalulintas Siswa
Informasi Tata Tertib Lalu Lintas

Sebelum diberikan Layanan

No

Klasifikasi Sikap Berlalulintas Siswa

F

%

1
2
3
4

Sangat positif
Positif
Negatif
Sangat negatif

6
13
6
0
25

24
52
24
0
100

Jumlah

Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat dilihat dari 25 orang siswa yang menjadi subjek
peneliti, 6 atau 24 % siswa memiliki sikap sangat positif berlalulintas, ada 13 atau 52%
siswa memiliki sikap positif berlalulintas, ada 6 atau 24% masih memiliki sikap negatif
berlalulintas dan tidak ada atau 0% siswa yang memiliki sikap sangat negatif berlalulintas.

Deskripsi Peningkatan Sikap Berlalulintas Siswa Sebelum Dan Sesudah diberikan
Layanan Informasi Tata tertib Lalu Lintas
Berdasarkan klasifikasi tentang sikap berlalulintas siswa, maka dapat dilihat
peningkatan sikap berlalulintas siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan tata tertib lalu
lintas pada tabel 3.

24

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

Tabel 3. Deskripsi Peningkatan Sikap Berlalulintas Siswa Sebelum Dan Sesudah
diberikan Layanan Informasi Tata tertib Lalu Lintas
N
o
1

Klasifika
si
SBL
Sangat
Positif
Positif

2
Negatif
3

Sebelum
Diberikan
Layanan
(ITL)

Sesudah
Diberikan
Layanan
(ITL)

Peningk
atan
SBL

0

3,6,7,9,11,14

6

3,6,7,9,11,14
,15,17,18,19

1,4,8,10,12,1
6,20,21,22,,1
5,17,18,19

9

36

1,4,8,10,12,1
6,20,21,22,2
3,24,25

2, 5,13,
23,24,25

3

12

0

0

18

72

Sangat
2,5,13
Negatif
Jumlah
25
Ket: SBL (sikap berlalulintas)
ITL (Informasi tata tertib lalu lintas)
4

25

%
24

Berdasarkan tabel 3 di atas, menunjukkan bahwa peningkatan sikap berlalulintas
siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas adalah 6 atau
24% siswa memiliki sikap sangat positif berlalulintas yaitu siswa nomor 3, 6, 7, 9, 11 dan
14. Ada 9 atau 36% siswa memiliki sikap positif berlalulintas yaitu siswa nomor 1, 4, 8,
10, 12, 16, 20, 21, dan 22, terdapat 3 atau 12% siswa memiliki sikap berlalulintas negatif
yaitu siswa nomor 2,5 dan 13 Sehingga siswa yang mengalami peningkatan sikap
berlalulintas sebanyak 72%. Hal ini menunjukkan bahwa layanan informasi Informasi tata
tertib lalu lintas di kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Palu berpengaruh pada peningkatan sikap
berlalulintas siswa.
Analisis Inferensial
Untuk menguji apakah hipotesis nol (H0) ditolak atau diterima, maka hasil
perhitungan (t hitung) dikonsultasikan pada tabel t (satu ekor), dengan taraf kepercayaan 95
% (ɑ = 0,05) pada derajat bebas (db) = (n – 1) = (25– 1) = 24. Pada tabel distribusi
diperoleh nilai t tabel sebesar 1,71. Hal ini berarti nilai t hitung> nilai t tabel atau 12,5 >
1,71. Dengan demikian hipotesis nol (H0) ditolak. Artinya hipotesis nol (H0) yang berbunyi
sikap berlalulintas siswa sesudah diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas
berpengaruh positif jika dibandingkan dengan sebelum diberikan layanan informasi tata
tertib lalu lintas.

25

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap berlalulintas siswa kelas XII IPS 1 SMA
Negeri 1 Palu, sebelum diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas dari 25 orang
siswa yang menjadi subjek penelitian, tidak ada siswa yang memiliki sikap sangat positif
berlalulintas, ada 10 atau 40% siswa memiliki sikap positif berlalulintas, 12 atau 48 %
siswa yang memiliki sikap negatif dalam berlalulintas, dan ada 3 atau 12% siswa memiliki
sikap sangat negatif berlalulintas.
Hal ini menunjukkan bahwa sikap berlalulintas siswa masih ada yang negatif dan
sangat negatif. Misalnya masih ada siswa yang kurang mendapat informasi tentang tata
tertib lalu lintas sehingga memicu terjadinya pelanggaran dalam berlalulintas. Pemberian
layanan informasi tata tertib lalu lintas diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada
siswa mengenai aturan-aturan yang harus dipatuhi dan menghindari siswa dari bahaya
akibat melanggar tata tertib lalu lintas .
Peningkatan sikap berlalulintas siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan
informasi tata tertib lalu lintas adalah 72%. Peningkatan tersebut terjadi karena materi
layanan informasi tata tertib lalu lintas yang diberikan oleh polisi yang berkerja sama
dengan peneliti sangatlah tepat yakni pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga diberikan
materi tentang rambu-rambu lalu lintas, jenis-jenis pelanggaraan dan sanksinya dan tata cara
berlalulintas yang baik dan benar.
Hasil analisis inferensial memberikan gambaran yang jelas mengenai peningkatan
sikap berlalulintas siswa di sekolah sesudah diberikan layanan informasi tata tertib lalu
lintas. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan rata-rata skor sikap berlalulintas siswa
sebelum diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas yaitu 46,32 sedangkan sesudah
diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas rata-rata skor sikap berlalulintas siswa
berubah menjadi 57,32. Berarti selisih rata-rata

siswa sebelum dan sesudah diberikan

layanan informasi tata tertib lalu lintas yaitu 10,72
Peningkatan sikap berlalulintas siswa antara lain ialah siswa akan mengendarai
sepeda motor harus menggunakan helm, siswa tidak akan menggunakan jalaan raya sebagai
tempat balapan, siswa tidak akan mengabaikan tata tertib lalu lintas meskipun dalam
keadaan terburu-buru, siswa tidak akan mengendarai dengan menggunakan handphone,
siswa tidak ugal-ugalan di jalan raya, spion sepeda motor yang hendak digunakan harus
ukuran standar.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sikap berlalulintas siswa
mengalami peningkatan sesudah diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas karena
26

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

sebelum diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas sebagian siswa kurangnya
pengetahuan dan pemahaman yang baik mengenai tata tertib lalu lintas .
Peningkatan sikap berlalulintas siswa terjadi karena materi layanan informasi
tentang tata tertib lalu lintas yang dilaksanakan peneliti dengan mengundang narasumber
adalah tepat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan atau merubah sikap berlalulintas siswa adalah dengan pemberian layanan
informasi tata tertib lalu lintas.
Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Cristina Damayanti
pada

tahun 2014

yang berjudul meningkatkan perilaku disiplin berlalulintas dengan

menggunakan layanan konseling kelompok yang menunjukan bahwa perilaku disiplin
berlalulintas siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan konseling kelompok Sehingga
dapat disimpulkan dengan pemberian layanan bimbingan dan konseling baik berupa layanan
informasi maupun layanan konseling kelompok maka dapat meningkatkan sikap
berlalulintas siswa.
Layanan bimbingan dan konseling memiliki peran yang penting dalam
meningkatkan sikap berlalulintas siswa dapat dilihat dari perubahan dan peningkatan sikap
berlalulintas, masalah sikap berlalulintas siswa yang kuraang baik dapat ditangani dan
diselesaikan. Berdasarkan hasil penelitian dapat dibuktikan bahwa peran bimbingan dan
konseling sangat dibutuhkan dalam menangani sikap berlalulintas siswa yang kurang baik
bahkan dapat meningkatkan kualitas sikap berlalulintas siswa semakin baik pula. Walaupun
masalah sikap berlalulintas yang lebih mengarah pada bidang hukum namun ternyata peran
pendidikan khususnya program bimbingan dan konseling yaitu dengan memberikan layanan
informasi akan sangat menunjang dan membantu dalam memahami dan mengatasi masalah
siswa.

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan dalam hasil penelitian, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Sikap berlalulintas siswa kelas XII IPS 1 SMA
Negeri 1 Palu sebelum diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas terdiri dari 40%
siswa memiliki sikap positif berlalulintas, 48% siswa memiliki sikap yang negatif dalam
berlalulintas dan 12% siswa yang memiliki sikap yang sangat negatif dalam berlalulintas. 2)
Sikap berlalulintas siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Palu sesudah diberikan layanan
informasi tata tertib lalu lintas terdiri dari 24% siswa memiliki sikap sangat positif
27

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

berlalulintas, 52% siswa memiliki sikap positif berlalulintas dan 24% siswa yang memiliki
sikap negatif berlalulintas. 3) Ada pengaruh positif layanan informasi tata tertib lalu lintas
terhadap sikap berlalulintas siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Palu.
Saran
Sehubungan dengan kesimpulan yang dikemukakan, maka saran yang dapat
diberikan ialah: 1) Bagi guru bimbingan dan konseling di sekolah agar menindak lanjuti
siswa nomor 2, 5, dan 13 karena sikap berlalulintas ketiga siswa tersebut masih dalam
klasifikasi negatif.

Diharapkan agar ketiga siswa tersebut mendapat pengarahan dan

bimbingan dari pembimbing. 2) Bagi siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Palu yang telah
memiliki sikap berlalulintas yang sangat positif agar terus mempertahankannya dan berbagi
informasi kepada teman-teman lainnya yang belum mengetahui dan memahami. 3) kepala
sekolah agar lebih memperhatikan usaha peningkatan sikap berlalulintas siswa melalui
pelakasanaan layanan informasi tata tertib lalu lintas. 4) Bagi peneliti selanjutnya yang
ingin melakukan penelitian serupa, hendaknya lebih mengembangkan layanan informasi
tata tertib lalu lintas.

DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin.(1995).Sikap Manusia:Pustaka Pelajar.
Damayanti, C. (2014). Meningkatkan Perilaku Disiplin Berlalulintas dengan Menggunakan
Layanan
Konseling
Kelompok.
[Online]
tersedia:
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/ALIB/article/viewFile/2745/1886
[ 20 Juli 2015 ]
Dewi,Wawan.(2010).Teori
&
Pengukuran
Pengetahuan,Sikap,dan
Perilaku
Manusia.Muha Medika.
Menteri Perhubungan Republik Indonesia, No PM 13 Tahun 2014 Tentang Rambu-Rambu
Lalu
Lintas
[
Online
]
tersedia:
file:///C:/Users/ariel/Downloads/pm13tahun2014fix.pdf [ 02 Agustus 2015]
Prayitno dan Anti. E, (1999). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Sudijono. S, (2003). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Sukardi. D. K. dan Kusmawati.N, (2008). Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sukardi.D.K, (2000). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Surabaya: PT. Rineka
Suryabrata. S, (2012). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo.
28

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

Thalib. M, (2009). Statistik Pendidikan. Palu: Tadulako University Presss
Usman. H. dan Akbar. S. P. R, (1995). Pengantar Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
Sekretariat Negara, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Jakarta:Sekretariat Negara
Lelangayaq.Y.L.P, (2013). Hubungan antara Polisi lalu lintas dengan pelanggaran lalu
lintas yang dilakukan remaja di kota Malang (Online )
Tersedia:http://jurnalonline.um.ac.id/data/artikel/artikelD77306A114D843632897A
F8F7D3B348F.pdf [03 Agustus 2015].

29

Dokumen yang terkait

Gambaran Sikap Siswa Internasional SMA St. Thomas 1 Medan terhadap Penggunaan Internet Sebagai Media Pembelajaran

0 29 96

PENGARUH LAYANAN INFORMASI TERHADAP PERILAKU KONFORMITAS PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 BINJAI.

0 2 20

PENGARUH PELAKSANAAN FUNGSI BIMBINGAN KONSELING DAN PENEGAKAN PERATURAN TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP PENGARUH PELAKSANAAN FUNGSI BIMBINGAN KONSELING DAN PENEGAKAN PERATURAN TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BOY

0 1 21

Pengaruh layanan informasi dampak negatif minuman keras terhadap sikap siswa pada minuman keras di kelas VIII A SMP Negeri 12 Sigi | Asrina | Jurnal Konseling dan Psikoedukasi 6268 20717 1 PB

0 0 12

Efektivitas layanan informasi manajemen stress dalam mereduksi stress akademik siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Pasangkayu | Nansar | Jurnal Konseling dan Psikoedukasi 6267 20713 1 PB

0 0 8

Upaya mengurangi perilaku membolos melalui konseling individual dengan teknik behavior contract pada siswa SMP Negeri 6 Palu | Tutiona | Jurnal Konseling dan Psikoedukasi 6266 20709 1 PB

0 1 10

Efektifitas konseling kelompok teknik assertive training dalam mengurangi perilaku prokrastinasi akademik siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Palu | Mutmainnah | Jurnal Konseling dan Psikoedukasi 6264 20701 1 PB

1 1 10

Pengaruh layanan informasi cara penyesuaian diri terhadap kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah pada siswa kelas XA SMAN 5 Sigi | Setiawati | Jurnal Konseling dan Psikoedukasi 6263 20697 1 PB

0 0 10

Pengaruh layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual terhadap perilaku bullying siswa kelas XI (Studi di SMA Negeri 5 Sigi) | Wardhani | Jurnal Konseling dan Psikoedukasi 6262 20693 1 PB

0 1 10

Penggunaan teknik role playing untuk mengurangi perilaku bullying siswa kelas XII MIA SMA Negeri 5 Palu | Prihatin | Jurnal Konseling dan Psikoedukasi 6265 20705 1 PB

0 0 10