Penggunaan metode Mind Mapping pada mata pelajaran IPA untuk meningkatkan pemahaman, rasa ingin tahu, dan kreativitas siswa kelas VA Di SDN 1 Kebondalem Lor.

(1)

ABSTRAK

Imayasari. (2015). Penggunaan Metode Mind Mapping Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Pemahaman, Rasa Ingin Tahu, Dan Kreativitas Siswa Kelas VA Di SDN 1 Kebondalem Lor. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) peningkatan pemahaman siswa dalam mata pelajaran IPA kelas VA semester 1 tahun pelajaran 2014/2015, (2) peningkatan rasa ingin tahu siswa dalam mata pelajaran IPA kelas VA semester 1 tahun pelajaran 2014/2015, dan (3) peningkatan kreativitas siswa dalam mata pelajaran IPA kelas VA semester 1 tahun pelajaran 2014/2015.

Subjek penelitian adalah siswa kelas VA SDN 1 Kebondalem Lor tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 28 siswa. Objek penelitian adalah pemahaman, rasa ingin tahu, dan kreativitas pembelajaran IPA. Instrumen penelitian meliputi tes dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Data awal pemahaman siswa sebesar 53,57% dengan pencapaian KKM sebesar 6,0. Pada siklus I siswa yang mencapai KKM sebesar 60,71% dengan perolehan rata-rata sebesar 6,6. Siswa yang memenuhi KKM pada siklus II sebesar 78,57% dengan nilai rata-rata 7,4. (2) Data awal rata-rata rasa ingin tahu siswa sebelum tindakan siklus I sebesar 45 dengan perolehan rata-rata sebesar 1,6 . Setelah dikenai tindakan pada siklus I rata-ratanya menjadi 1,8. Pada tindakan siklus II rata-rata yang didapat siswa sebanyak 2,9. (3) Data awal kreativitas siswa sebesar 7,1. Setelah tindakan pada siklus I rata-rata kreativitas siswa sebesar 7,89. Pada siklus II rata-rata kreativitas siswa menjadi 10,68. Hal ini membuktikkan bahwa terjadi peningkatan pada pemahaman, rasa ingin tahu, dan kreativitas siswa dalam pembelajaran dengan meggunakan metodeMind Mapping.

Kata kunci : Pemahaman, Rasa Ingin Tahu, Kreativitas, IPA, MetodeMind Mapping.


(2)

ABSTRACT

Imayasari. (2015)The Use Of Mind Mapping Method On Science Subject To Increase Comprehension, Curiosity And Creativity Of Students’ Grade VA In SDN 1 Kebondalem Lor. A Thesis. Yogyakarta. Elementary Teacher Education Study Program Sanata Dharma University.

This research aimed to describe (1) Comprehension improvement of the students’ grade VA first semester 2014/2015 on science subject, (2) curiosity improvement of the students’ grade VA first semester 2014/2015 on science subject and (3) creativity improvement of the students’ grade VA first semester 2014/2015 on science subject.

The research subjects were 28 grade VA students in SDN 1 Kebondalem Lor first semester 2014/2015. The research objects were comprehension, curiosity and creativity of science learning. The research instruments were the test, observation and questionnaire. The research result shew that (1) first data of student’s comprehension was 53,57% with KKM achievement 6,0. Students who achieved KKM 60,71% with acquisition 6,6 in average. Students who achieved KKM in II cycle was 78,57% with acquisition 7,4 in average. (2) first data of student’s curiosity was 45 with acquisition 1,6 in average. After having actions in first cycle, the average was 1,8. In the second cycle, the student’s average was 2,9. (3) first data of student’s creativity was 7,1. After having actions in I cycle the the average was 7,89. In II cycle the the average of student’s creativity became 10,68. This proof that an increased comprehension, curiosity, and creativity of the students in learning using Mind Mapping method.

Keywords: Comprehension, Curiosity, Creativity, Science, Mind Mapping Method.


(3)

i

PENGGUNAAN METODE MIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN, RASA INGIN TAHU, DAN KREATIVITAS SISWA KELAS VA DI SDN 1 KEBONDALEM LOR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh : Bernadeta Benny Imayasari

111134109

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

(5)

(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Besarnya rasa syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, skripsi ini ku persembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku Fhilipus Neri Paryoto dan Yohana Fransiska Harmiyati yang senantiasa mendoakan dan memberi dukungan.

2. Kakakku Yuliana Sri Maharani, S.Pd dan adikku Gregorius Galih Darmawan yang selalu memberi semangat dan bantuan.

3. Teman-teman sepermainan Natalia, Agatha, Ganjar, Megha, dan Diana yang selalu memberikan semangat dan bantuannya.

4. Sahabat-sahabat kostku Ita, Era, Chandra, Qinong, Wiwin, dan Palupi yang selalu memberikan keceriaan dan semangat.

5. Teman-teman PGSD kelas C angkatan 2011 yang menemani saya selama berproses di bangku perkuliahan.


(7)

v

MOTTO

If there’s a will, there’s a way

Don’t educate you’re children to be rich Educate them to be happy

So when they grow up They will know the value of things

Not the price

(Angela Asri Aci Purnamasari)


(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 Maret 2015 Yang Menyatakan,

Bernadeta Benny Imayasari NIM : 111134109


(9)

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Bernadeta Benny Imayasari

Nomor Mahasiswa : 111134109

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah ini yang berjudul :

PENGGUNAAN METODE MIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN,

RASA INGIN TAHU, DAN KREATIVITAS SISWAKELAS VA DI SDN 1 KEBONDALEM LOR

beserta perangkat yang digunakan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 12 Maret 2015 Yang Menyatakan,


(10)

viii

ABSTRAK

Imayasari. (2015). Penggunaan Metode Mind Mapping Pada Mata Pelajaran IPA

Untuk Meningkatkan Pemahaman, Rasa Ingin Tahu, Dan Kreativitas Siswa Kelas VA Di SDN 1 Kebondalem Lor. Skripsi. Yogyakarta:

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) peningkatan pemahaman siswa dalam mata pelajaran IPA kelas VA semester 1 tahun pelajaran 2014/2015, (2) peningkatan rasa ingin tahu siswa dalam mata pelajaran IPA kelas VA semester 1 tahun pelajaran 2014/2015, dan (3) peningkatan kreativitas siswa dalam mata pelajaran IPA kelas VA semester 1 tahun pelajaran 2014/2015.

Subjek penelitian adalah siswa kelas VA SDN 1 Kebondalem Lor tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 28 siswa. Objek penelitian adalah pemahaman, rasa ingin tahu, dan kreativitas pembelajaran IPA. Instrumen penelitian meliputi tes dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Data awal pemahaman siswa sebesar 53,57% dengan pencapaian KKM sebesar 6,0. Pada siklus I siswa yang mencapai KKM sebesar 60,71% dengan perolehan rata-rata sebesar 6,6. Siswa yang memenuhi KKM pada siklus II sebesar 78,57% dengan nilai rata-rata 7,4. (2) Data awal rata-rata rasa ingin tahu siswa sebelum tindakan siklus I sebesar 45 dengan perolehan rata-rata sebesar 1,6 . Setelah dikenai tindakan pada siklus I rata-ratanya menjadi 1,8. Pada tindakan siklus II rata-rata yang didapat siswa sebanyak 2,9. (3) Data awal kreativitas siswa sebesar 7,1. Setelah tindakan pada siklus I rata-rata kreativitas siswa sebesar 7,89. Pada siklus II rata-rata kreativitas siswa menjadi 10,68. Hal ini membuktikkan bahwa terjadi peningkatan pada pemahaman, rasa ingin tahu, dan kreativitas siswa dalam pembelajaran dengan meggunakan metode Mind Mapping.

Kata kunci : Pemahaman, Rasa Ingin Tahu, Kreativitas, IPA, Metode Mind


(11)

ix

ABSTRACT

Imayasari. (2015) The Use Of Mind Mapping Method On Science Subject To

Increase Comprehension, Curiosity And Creativity Of Students’ Grade VA In SDN 1 Kebondalem Lor. A Thesis. Yogyakarta. Elementary

Teacher Education Study Program Sanata Dharma University.

This research aimed to describe (1) Comprehension improvement of the students’ grade VA first semester 2014/2015 on science subject, (2) curiosity improvement of the students’ grade VA first semester 2014/2015 on science subject and (3) creativity improvement of the students’ grade VA first semester 2014/2015 on science subject.

The research subjects were 28 grade VA students in SDN 1 Kebondalem Lor first semester 2014/2015. The research objects were comprehension, curiosity and creativity of science learning. The research instruments were the test, observation and questionnaire. The research result shew that (1) first data of student’s comprehension was 53,57% with KKM achievement 6,0. Students who achieved KKM 60,71% with acquisition 6,6 in average. Students who achieved KKM in II cycle was 78,57% with acquisition 7,4 in average. (2) first data of student’s curiosity was 45 with acquisition 1,6 in average. After having actions in first cycle, the average was 1,8. In the second cycle, the student’s average was 2,9. (3) first data of student’s creativity was 7,1. After having actions in I cycle the the average was 7,89. In II cycle the the average of student’s creativity became 10,68. This proof that an increased comprehension, curiosity, and creativity of the students in learning using Mind Mapping method.

Keywords: Comprehension, Curiosity, Creativity, Science, Mind Mapping Method.


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Penggunaan Metode Mind Mapping Pada Mata Pelajaran IPA Untuk

Meningkatkan Pemahaman, Rasa Ingin Tahu, Dan Kreativitas Siswa Kelas VA Di SDN 1 Kebondalem Lor” dengan tepat waktu.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam menempuh ujian guna memperoleh gelar sarjana pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Selain itu diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Universitas Sanata Dharma, sekolah, pembaca, dan penulis sendiri. Selama penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D, dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A, Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd, wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Ibu Sri Agustini S., M.Si, dosen pembimbing I yang telah membimbing dan memberi saran pada penulis.

5. Ibu Th. Yunia S, S.Pd., M.Hum, dosen pembimbing II yang telah membimbing dan memberi saran pada penulis.

6. Seluruh dosen dan staff Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

7. Ibu Tri Suhartini, S.Pd, Kepala SDN 1 Kebondalem Lor yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8. Ibu Sriyatini, S.Pd.T, guru kelas VA SDN 1 Kebondalem Lor yang telah memberikan bantuan kepada penulis untuk melakukan penelitian.


(13)

xi

9. Kedua orang tuaku Bapak Fhilipus Neri Paryoto dan Ibu Yohana Fransiska Harmiyati yang selalu memberikan dukungan dan doa.

10.Kakakku Yuliana Sri Maharani, S.Pd dan adikku Gregorius Galih Darmawan yang selalu memberikan semangat.

11.Teman-teman sepermainan Natalia, Agatha, Ganjar, Megha, dan Diana yang selalu memberikan semangat dan bantuannya.

12.Sahabat-sahabat kostku Ita, Era, Chandra, Qinong, Wiwin, dan Palupi yang selalu memberikan keceriaan dan semangat.

13.Temanku Cornelius Ardi Putranto yang selalu memberikan motivasi dan semangat agar selalu tekun dalam pengerjaan skripsi.

14.Teman-teman angkatan 2011 PGSD terlebih kelas C atas kerja sama dan selalu memberikan keceriaan selama berproses.

15.Kampus PGSD sebagai tempat berproses.

16.Semua pihak yang telah banyak berjasa yang tidak dapat peneliti sebut satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik maupun saran yang sifatnya membangun demi perbaikan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 12 Maret 2015 Penulis

Bernadeta Benny Imayasari NIM 111134109


(14)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 5

C.Batasan Masalah ... 5

D.Tujuan Penelitian ... 6

E.Manfaat Penelitian ... 6

F.Batasan Pengertian ... 7

BAB II METODE PENELITIAN A. Kajian Teori... 9


(15)

xiii

2.Belajar dan Pemahaman ... 14

3.Rasa Ingin Tahu ... 18

4.Kreativitas ... 21

5.Pembelajaran IPA di SD ... 24

6.Mind Mapping ... 28

B. Penelitian Relevan ... 36

C. Kerangka Berpikir ... 40

D. Hipotesis Tindakan ... 41

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 42

B.Setting Penelitian ... 44

C.Persiapan ... 45

D.Rencana Setiap Siklus ... 47

E.Teknik Pengumpulan Data ... 54

F.Instrumen Penelitian ... 56

G.Teknik Pengujian Instrumen ... 66

H.Teknik Analisis Data ... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 77

1. Pra Penelitian Tindakan Siklus ... 77

2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Siklus ... 78

3. Data Rasa Ingin Tahu, Kreativitas dan Pemahaman Belajar Siswa ... 97

B.Pembahasan ... 107

1. Penggunaan Metode Mind Mapping pada Tema 2 mengenai Kerukunan dalam Bermasyarakat, subtema 1 mengenai Hidup Rukun yang Berkaitan dengan Pengetahuan Rangkaian Listrik ... 107

2. Peningkatan Rasa Ingin Tahu Siswa ... 111

3. Peningkatan Kreativitas Siswa ... 112


(16)

xiv BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan ... 117

B.Keterbatasan Penelitian ... 119

C.Saran ... 119

DAFTAR PUSTAKA ... 120


(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Struktur Kurikulum 2013... 12

Tabel 2.2 Alokasi Waktu Struktur Kurikulum 2013... 13

Tabel 3.1 Contoh Kuesioner Aspek Rasa Ingin Tahu Siswa... 57

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Tes Akhir Siklus I... 58

Tabel 3.3 Kriteria Soal Tes Akhir Siklus I... 59

Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Valid Tes Akhir Siklus I... 59

Tabel 3.5 Pedoman Penskoran Siklus I... 60

Tabel 3.6 Kisi-kisi Tes Akhir Siklus II... 62

Tabel 3.7 Kriteria Soal Tes Akhir Siklus II... 62

Tabel 3.8 Kisi-kisi Valid Tes Akhir Siklus II... 62

Tabel 3.9 Pedoman Penskoran Soal Tes Akhir Siklus II... 63

Tabel 3.10 Kisi-kisi Kuesioner Rasa Ingin Tahu Siswa... 64

Tabel 3.11 Kisi-kisi Kuesioner Rasa Ingin Tahu Teman... 64

Tabel 3.12 Pendoman Penskoring Kuesioner Rasa Ingin Tahu Siswa... 65

Tabel 3.13 Kriteria Interpretasi Rasa Ingin Tahu Menggunakan Perhitungan PAP Kondisi Awal... 65

Tabel 3.14 Kriteria Interpretasi Rasa Ingin Tahu Menggunakan Perhitungan PAP Siklus I dan Siklus II... 65

Tabel 3.15 Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran... 68

Tabel 3.16 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran... 68

Tabel 3.17 Koefisien Realibitas (Masidjo, 1995:209)... 69

Tabel 3.18 Kriteria Keberhasilan Rasa Ingin Tahu dan Kreativitas... 71

Tabel 3.19 Kriteria Keberhasilan Pemahaman Konsep... 71

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Rasa Ingin Tahu pada siklus I... 99


(18)

xvi

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Rasa Ingin Tahu Siswa... 100

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Kreativitas pada siklus I... 101

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Kreativitas pada siklus II... 102

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Kreativitas Siswa... 102

Tabel 4.7 Reability Statistic Siklus I... 103

Tabel 4.8 Reability Statistic Siklus II... 104

Tabel 4.9 Hasil Evaluasi Siklus I... 104

Tabel 4.10 Hasil Evaluasi Siklus II... 104

Tabel 4.11 Hasil Peningkatan Pemahaman Belajar Siswa... 105


(19)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Penggunaan Mind Mapping pada Pembelajaran IPA.. 30

Gambar 2.2 Contoh Peta Konsep Pohon Jaringan Sistem Bilangan... 31

Gambar 2.3 Contoh Peta Konsep Rantai Kejadian Bilangan Desimal Bilangan Primer... 32

Gambar 2.4 Contoh Peta Konsep Siklus Konversi Sistem Bilangan... 33

Gambar 2.5 Contoh Peta Konsep Laba-laba... 34

Gambar 2.6 Literature Map... 39

Gambar 3.1 Model Siklus PTK Menurut Arikunto... 43

Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Rasa Ingin Tahu Siswa... 100

Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Kreativitas Siswa... 102

Gambar 4.3 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Pemahaman Belajar... 105


(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 124

Lampiran 2 Lembar Kegiatan Siswa ... 216

Lampiran 3 Lembar Pengamatan ... 224

Lampiran 4 Rubrik Penilaian Rasa Ingin Tahu Siswa ... 229

Lampiran 5 Rubrik Penilaian Kreativitas Siswa ... 234

Lampiran 6 Soal dan Hasil Tes Akhir Siklus I ... 239

Lampiran 7 Soal dan Hasil Tes Akhir Siklus II ... 243

Lampiran 8 Rekapitulasi Rasa Ingin Tahu Siswa ... 249

Lampiran 9 Kuesioner Rasa Ingin Tahu Siswa ... 258

Lampiran 10 Hasil Uji Validitas Siklus I ... 261

Lampiran 11 Hasil Uji Validitas Siklus II ... 265

Lampiran 12 Perhitungan Validitas ... 268

Lampiran 13 Kondisi Awal Nilai Siswa ... 269

Lampiran 14 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Rasa Ingin Tahu Siklus I .... 271

Lampiran 15 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Rasa Ingin Tahu Siklus II ... 274

Lampiran 16 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Kreativitas Siklus I ... 277

Lampiran 17 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Kreativitas Siklus II ... 281

Lampiran 18 Perolehan Nilai Siswa Siklus I ... 285

Lampiran 19 Perolehan Nilai Siswa Siklus II ... 288

Lampiran 20 Surat Bukti Melakukan Penelitian ... 291

Lampiran 21 Surat Bukti Telah Melakukan Penelitian ... 293


(21)

xix


(22)

1 BAB B PENDAHULUAN

Dalam pendahuluan ini akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta batasan pengertian. Kelima hal tersebut dipaparkan secara berurutan dalam pembahasan sebagai berikut

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan dan peningkatan sumber daya manusia. Pendidikan di sekolah diberikan dengan kepercayaan dan keyakinan bahwa anak dapat dididik serta dapat belajar. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk itu pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab seperti yang tertulis dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003.

Di era ini banyak kita jumpai pembelajaran di sekolah dasar yang menggunakan metode-metode yang inovatif untuk menarik minat belajar siswa. Siswa dilibatkan secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, sementara guru menjadi fasilitatornya. Tingkat keaktifan siswa lebih banyak


(23)

terlihat pada hasil yang diperoleh. Apabila siswa tersebut kurang aktif maka hasil yang didapat siswa kurang maksimal. Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah strategi mengajar guru yang sesuai atau tidak dengan pembelajarannya.

Sistem pendidikan di Indonesia semakin memberikan inovasi baru dalam pembelajarannya. Kini pendidikan di SD telah menggunakan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan salah satu unsur yang memberikan konstribusi untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi siswa tersebut. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang dirintis pada tahun 2004 dan KTSP yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan secara terpadu. Proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif melalui kegiatan mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak), menanya (lisan, tulis), menganalisis (menghubungkan, menentukan keterkaitan, membangun cerita/konsep), mengkomunikasikan (lisan, tulis, gambar, grafik, tabel,chart, dan lain-lain).

Dalam Kurikulum 2013, salah satu mata pelajaran yang ditematikkan dengan mata pelajaran lain di kelas V adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pada dasarnya IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Melalui pembelajaran IPA siswa dapat memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap dalam menghadapi peristiwa yang terjadi di alam. Salah satu cara untuk menilai suatu keberhasilan dalam pembelajaran IPA dapat diketahui dari hasil prestasi


(24)

siswa yang sudah mencapai atau melebihi Kriteria Ketuntasan Minimal (Muhaimin, 2008:250).

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 20 Oktober 2014 di SDN 1 Kebondalem Lor, dapat diketahui bahwa sebagian besar dari siswa belum menguasai konsep pembelajaran IPA yang ditematikkan. Mereka hanya memiliki pengetahuan sebatas hafalan saja, jadi ketika peneliti berusaha menggali informasi lebih dalam hal itu tidak tercapai. Metode pembelajaran ternyata sangat berpengaruh pada tingkat pemahaman siswa di SD tersebut. Penggunaan pembelajaran verbal lebih banyak dilakukan tanpa menggunakan media pembelajaran yang sesuai. Hal tersebut tampak pada prestasi belajar ke 28 siswa kelas VA SD Kebondalem Lor Klaten tahun ajaran 2014/2015 yang belum banyak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan, yaitu 6,1. Berdasarkan data sebanyak 18 siswa dari total 28 siswa belum mampu menguasai materi tersebut. Selain itu juga siswa tidak tampak aktif dalam pembelajaran dan pembelajaran yang terlalu sering mengerjakan soal daripada kegiatan mengasah ketrampilan atau kreativitas.

Metode pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya belajar peserta didik (learning style) dan gaya mengajar guru (teaching style) yang keduanya disingkat Style of Learning and Teaching (SOLAT). Salah satu metodenya adalah penggunaan metode Mind Mapping dalam pembelajaran. Mind Mappeta visual berupa gambar atau catatan yang dibuat dengan kreatif secara individual atau kelompok untuk menghasilkan ide-ide, mencatat


(25)

pelajaran, atau merencanakan penelitian baru (Sarjuli, 1996:188). Mind Mapping dilakukan dengan cara mencatat secara kreatif materi yang sedang dipelajari dan mencatat informasi yang ada dalam buku bacaan. Cara mencatat menggunakan Mind Map ini akan membuat kegiatan mencatat siswa yang kreatif, menarik, menyenangkan, dan meningkatkan pemahaman. Mind Mapping mampu membuat siswa berkonsentrasi pada materi yang diberikan, sehingga sangat membantu dalam pemahaman dan pengertian. Menurut Wycoff (2003:63) Mind Map adalah salah satu cara dalam mengatasi permasalahan diatas karena mampu melibatkan siswa untuk terus aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Metode Mind Mapping ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Dari fakta di atas peneliti tertarik untuk menggunakan metode Mind Mapping untuk meningkatkan pemahaman, rasa ingin tahu, dan kreativitas siswa. Dalam penelitian ini akan diulas mengenai penggunaan dari metode Mind Map apabila diterapkan pada siswa sekolah dasar pada pembelajaran IPA. Masalah yang akan diuraikan adalah mengenai “Apakah penggunaan metode Mind Mapping pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan pemahaman, rasa ingin tahu, dan kreativitas siswa kelas VA semester 1 tahun pelajaran 2014/2015 di SDN 1 Kebondalem Lor ?”.


(26)

B. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada penggunaan Mind Mapping dalam mata pelajaran IPA dalam pembelajaran tematik pada tema 3 mengenai Kerukunan dalam Bermasyarakat, subtema 1 mengenai Hidup Rukun pada pembelajaran 2 dan 5 yang terfokus pada mata pelajaran IPA mengenai rangkaian listrik di SDN 1 Kebondalem Lor. Batasan masalah tersebut digunakan karena sebagian besar siswa kelas VA memiliki kemampuan pemahaman konsep, rasa ingin tahu, dan kreativitas siswa yang perlu ditingkatkan dalam mempelajari tema ini.

C. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penggunaanMind Mappingdapat meningkatkan pemahaman siswa dalam mata pelajaran IPA kelas VA di SDN 1 Kebondalem Lor? 2. Bagaimana penggunaan Mind Mapping dapat meningkatkan rasa ingin

tahu siswa dalam mata pelajaran IPA kelas VA di SDN 1 Kebondalem Lor?

3. Bagaimana penggunaan Mind Mapping dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam mata pelajaran IPA kelas VA di SDN 1 Kebondalem Lor?


(27)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan peningkatan pemahaman siswa dalam mata pelajaran IPA kelas VA di SDN 1 Kebondalem Lor.

2. Untuk mendeskripsikan peningkatan rasa ingin tahu siswa dalam mata pelajaran IPA kelas VA di SDN 1 Kebondalem Lor.

3. Untuk mendeskripsikan peningkatan kreativitas siswa dalam mata pelajaran IPA kelas VA di SDN 1 Kebondalem Lor.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan tentang metode Mind Mapping yang dapat meningkatkan pemahaman, rasa ingin tahu, dan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru

Penelitian ini menjadikan salah satu contoh metode pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk materi pokok lain. b. Bagi Siswa

Penelitian ini menciptakan cara baru dalam pembelajaran IPA kelas VA menggunakan metode Mind Mapping sehingga


(28)

tercipta pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan inovatif.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan pengalaman yang dangat berharga menerapkan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA.

F. Batasan Pengertian

Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut:

1. Pemahaman

Pemahaman adalah sebuah kemampuan metokognitif yang dimiliki oleh siswa secara sadar sebagai salah satu proses yang di dapatkannya ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran.

2. Rasa Bngin Tahu

Rasa ingin tahu adalah kemampuan yang timbul dalam diri seseorang untuk mengajukan pertanyaan dan menggunakan daya imajinasinya, mengajukan masalah-masalah sendiri, mencari jawaban-jawaban terhadap masalah-masalah nonrutin atau menunjukkan banyak inisiatif ketika menjumpai permasalahan dalam lingkungan siswa.

3. Kreativitas

Kreativitas adalah sebagai sebuah kemampuan yang mecerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta


(29)

kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan.

4.Mind Mapping

Mind Mapping merupakan peta visual yang berupa gambar atau catatan dan dibuat dengan cara kreatif secara individual ataupun kelompok untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran, atau merencanakan penelitian baru. Bentuk catatan dari Mind Mapping berupa catatan yang bersifat visual dan penuh dengan kreasi. Siswa dapat menghemat waktu, menyusun tulisan dengan teratur, menggali lebih banyak gagasan, lebih banyak bersenang-senang, dan mendapatkan nilai yang lebih baik dengan peta pikiran


(30)

9 BAB BB KAJBAN TEORB

Pada bab ini akan dibahas landasan teori, kerangka berpikir, penelitian yang relevan, dan hipotesis tindakan.

A. Landasan Teori

1. Kurikulum 2013

a. Pengertian Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah salah satu unsur yang memberikan konstribusi untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas peserta didik dan menjadi langkah lanjutan berbasis kompetensi dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran tematik pada sistem belajarnya. Pembelajaran tematik integratif sebelumnya hanya dilaksanakan pada kelas rendah saja dan pada kelas tinggi setiap mata pelajaran tampak terpisah atau berdiri sendiri. Dalam Kurikulum 2013, siswa tidak lagi mempelajari masing-masing mata pelajaran secara terpisah. Pembelajaran berbasis tematik integratif yang diterapkan pada tingkatan pendidikan dasar ini menyuguhkan proses belajar berdasarkan tema untuk kemudian dikombinasikan dengan mata pelajaran lainnya. Untuk itu, Kurikulum 2013 menjadi salah satu unsur


(31)

yang memberikan konstribusi untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi anak. Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi yang sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan siswa menjadi (1) manusia berkualitas yang mampu proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah, (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan (3) warga negara yang demokratis, bertanggung jawab.

Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar, yang akan menjadi fondasi bagi tingkat berikutnya (Mulyasa, 2013:7). Dalam implementasinya, pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum. Pendidikan karakter menekankan pada keteladanan, penciptaan lingkungan, dan pembiasaan melalui berbagai tugas keilmuan dan kegiatan kondusif. Melalui implementasi Kurikulum 2013 dan pendidikan karakter menggunakan pendekatan tematik dan kontekstual diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji yang memberikan penilaian secara individu mengenai nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku


(32)

sehari-hari siswa. Dalam prosesnya, pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Pembelajaran intrakurikuler yaitu proses pembelajaran yang berkenaan dengan mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilaksanakan di kelas, sekolah, dan masyarakat. Pembelajaran ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas yang diransang sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal secara rutin setiap minggu.

b. Kurikulum 2013 di SD

Kurikulum 2013 lebih fokus dan berangkat dari karakter serta kompetensi yang akan dibentuk, baru memikirkan untuk mengembangkan tujuan yang akan dicapai. Kemendiknas (dalam Mulyasa, 2013:85) mengungkapkan bahwa struktur kurikulum SD berbasis tematik integratif sampai kelas V dan menggunakan pendekatan sains dalam proses pembelajaran (mengamati), menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan (menciptakan) semua mata pelajaran. Taksonomi yang dikembangkan dalam kurikulum 2013 meliputi: (a) kompetensi kognitif, yaitu pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran spesifik; (b) kompetensi afektif, yaitu nilai, sikap, interest, dan apresiasi yang saling berhubungan; (c) kompetensi kinerja, yaitu perilaku yang


(33)

didemonstrasikan; (d) kompetensi konsekuensi atau hasil, yaitu kemampuan yang menghasilkan perubahan lain dan didemonstrasikan; dan (e) kompetensi eksploratori atau ekspresif, yaitu pengalaman yang bermanfaat (Mulyasa, 2013:84). Berikut adalah tabel strukutur Kurikulum di SD:

Tabel 2.1 Struktur Kurikulum 2013

No Komponen B BB BBB BV V BV

A Kelompok A Tematik

1 Pendidikan Agama 4 4 4 4 4 4

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

5 6 6 6 6 6

3 Bahasa Indonesia 8 8 10 10 10 10

4 Matematika 5 6 6 6 6 6

B Kelompok B 1 Seni Budaya dan

Prakarya 4 4 4 6 6 6

2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan

4 4 4 4 4 4

Jumlah 30 32 34 36 36 36

tumber :draft. Kurikulum m013

Kurikulum 2013 memberikan beban belajar yang berbeda di setiap tingkatan kelas. Beban belajar merupakan aplikasi dari struktur kurikulum yang menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran. Jam belajar pada SD/MI adalah 35 menit. Semakin tinggi tingkatan


(34)

kelasnya, beban belajarnya akan semakin meningkat. Berikut adalah tabel alokasi waktu beban belajar tingkat SD dalam 1 minggu:

Tabel 2.2 Alokasi Waktu Struktur Kurikulum 2013

tumber :draft. Kurikulum m013

Berdasarkan penjelasan diatas, maka yang dimaksud Kurikulum 2013 adalah sebuah Kurikulum yang menggunakan pembelajaran tematik sebagai sebuah sistem belajarnya sehingga sangat menekankan pada tercapainya pendidikan karakter. Pembelajaran tematik kini dipelajari oleh semua tingkatan sekolah dengan beban belajar yang berbeda. Setiap

MATA PELAJARAN ALOKASB WAKTU BELAJAR PER MBNGGU

Kelompok A I II III IV V VI

1 Pendidikan Agama 4 4 4 4 4 4

2 Pendidikan Pancasila

dan Kewarganegaraan 5 6 6 6 6 6

3 Bahasa Indonesia 8 8 10 10 10 10

4 Matematika 5 6 6 6 6 6

Kelompok B

1 Seni Budaya dan

Prakarya 4 4 4 6 6 6

2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan

4 4 4 4 4 4

Jumlah Alokasi Waktu Per


(35)

mata pelajaran yang dipelajaripun memiliki tingkatan waktu pelajaran yang berbeda.

2. Belajar dan Pemahaman a. Pengertian Belajar

Secara sederhana, Robbins (dalam Trianto, 2009:17) mendefinisikan belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara pengetahuan yang sudah dipahami dan pengetahuan yang baru. Jadi, dalam makna belajar bukan berawal dari sesuatu yang benar-benar belum diketahui (nol), tetapi merupakan keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru. Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa pengalaman dapat dikembangkan sehingga makna dari pembelajaran tersebut dapat tersampaikan dan tercapainya proses belajar siswa.

Sudjana (1989:5) mengemukakan bahwa belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi berkat adanya pengalaman. Belajar merupakan tugas utama seorang pelajar. Salah satu kegiatan belajar yang dilakukan siswa yaitu di lingkungan sekolah melalui pembelajaran. Pembelajaran adalah kegiatan yang membelajarkan siswa. Ciri dari kegiatan pembelajaran adalah adanya unsur kesengajaan sehingga disadari dan mempunyai tujuan. Agar pembelajaran menjadi menyenangkan, maka guru harus mempunyai metode. Metode


(36)

adalah cara atau atau teknik yang digunakan dalam mencapai tujuan (Sudjana, 2010:22). Hal itu mengakibatkan guru perlu menggunakan siasat tertentu dalam pembelajaran (metode). Metode pembelajaran harus diimbangi dengan kemampuan guru dalam teknik belajar mengajar dan kemampuan memilih prosedur (Syaiful, 2002:9).

b. Cara Belajar Siswa

Sarjuli (2002:6) mengungkapkan ada berbagai macam cara peserta didik dalam cara belajarnya. Pertama, ada siswa yang lebih senang belajar dengan cara melihat orang lain. Mereka akan lebih antusias dengan presentasi orang lain, mencatat informasi dari pengajar. Kedua, siswa yang menyukai cara belajar yang bersifat auditory. Siswa akan lebih mengandalkan kemampuan nya dalam mendengar dan mengingat. Ketiga, siswa yang menyukai cara belajar yang bersifat kinestetik. Siswa akan lebih senang apabila terlibat secara langsung dalam aktivitas.

c. Sumber Belajar

Dalam proses pembelajaran idealnya dikembangkan ruang kelas yang dilengkapi dengan fasilitas dan sumber belajar untuk pembentukan kompetensi dan karakter siswa dan pencapaian tujuan pembelajaran. Sumber belajar dipilih apabila dalam penggunaanya sesuai dan menunjang tercapainya kompetensi. Mulyasa (2013:52) mengemukakan dua cara memanfaatkan


(37)

fasilitas dan sumber belajar dalam menyukseskan implementasi kurikulum. Pertama, membawa sumber belajar ke dalam kelas. Kedua, membawa kelas ke lapangan tempat sumber belajar berada. Dalam kurikulum ini fasilitas dan sumber belajar yang memadai akan membuat pembelajaran menjadi lebih optimal. d. Kemampuan Pemahaman

Pemahaman merupakan sesuatu yang penting dan merupakan salah satu target yang akan dicapai dalam setiap pembelajaran. Bank (dalam Sapriya, 2011:158-165) menyebut bahwa kemampuan yang dimaksud sering dikenal dengan istilah kesadaran metakognitif (metacognitive awareness). Metakognitif sering diartikan “mengetahui tentang mengetahui” atau “mengetahui bagaimana untuk mengetahui”. Metakognitif merupakan kesadaran terhadap apapun yang dilakukan ketika belajar. Dengan adanya kesadaran yang dimiliki inilah siswa dapat mengetahui apakah dia cukup paham ataupun tidak. Bank juga mengemukakan empat langkah untuk memonitor pemahaman siswa yaitu : Pertama, siswa harus mengetahui kapan ketika mereka harus melakukan sesuatu; Kedua, siswa harus mengetahui apa yang mereka ketahui; Ketiga, siswa harus mengetahui apa yang harus mereka perlukan untuk mengetahui; Keempat, siswa harus mengetahui kegunaan dari teknik-teknik yang dapat membantu mereka dalam belajar. Empat langkah


(38)

tersebut mampu berjalan sempurna dengan adanya monitoring yang dilakukan oleh siswa sendiri dan mengevaluasi dirinya sendiri. Dalam pembelajaran IPA, metode Mind Mappingmampu membantu siswa dalam pemahaman. Mind Map berupa gambar digunakan untuk mengungkapkan pemikiran sebagai simbol pemberian makna. Gambar juga mampu membantu dalam meningkatkan ketrampilan berinkuiri siswa.

Pemahaman siswa dipengaruhi oleh waktu (time) dan kesempatan (engagement). Waktu dan kesempatan yang dimiliki oleh setiap individu berbeda sehingga akan berpengaruh terhadap perbedaan kemampuan peserta didik (Mulyasa, 2013:192). Faktor eksternal yang mempengaruhi pemahaman adalah faktor sosial yang menyangkut hubungan antar manusia yang terjadi dalam berbagai situasi sosial seperti lingkungan keluarga, sekolah, teman dan masyarakat. Selain itu ada faktor non-sosial yang berhubungan dengan lingkungan fisik dan alam seperti keadaan rumah, ruang belajar, fasilitas belajar, buku-buku sumber, dan sebagainya.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sebuah proses yang dialami oleh siswa dalam kegiatannya untuk memperoleh pengalaman barunya. Ketika mendapatkan sebuah pengalaman baru, maka siswa telah dikatakan mampu mencapai suatu pemahaman. Pemahaman


(39)

dipengaruhi oleh adanya waktu dan kesempatan yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik.

3. Rasa Bngin Tahu

a. Pengertian Rasa Bngin Tahu

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif, berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara relatif tetap terhadap obyek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif (Mulyasa, 2013:192). Untuk itu, sikap merupakan indikator yang tampak ketika siswa mengembangkan ketrampilan rasa ingin tahunya. Rasa ingin tahu adalah rasa yang dimiliki oleh siswa dalam upaya untuk memperoleh pengetahuan barunya.

Salah satu contoh siswa memiliki rasa ingin tahu adalah dimilikinya ketrampilan bertanya pada siswa. Ketrampilan bertanya tercermin dalam pembelajaran konstektual yang pada dasarnya merupakan pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (Ngalimun, 2012:162). Prinsip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi. Agar siswa menjadi pemikir yang baik, kita harus


(40)

memberikan sesuatu untuk dipikirkan. Rasa ingin tahu biasanya diperoleh dari kemampuan bertanya siswa.

b. Bndikator Rasa Bngin Tahu

Rasa ingin tahu merupakan salah satu ciri-ciri yang yang menjadi penentu dalam prestasi belajar maupun prestasi kreatif seorang siswa (Munandar, 1985:51). Indikator siswa memiliki rasa ingin tahu adalah :

1) Siswa mampu merespon secara positif terhadap unsur-unsur yang baru, aneh, tidak layak, dan misterius di lingkungan mereka dengan cara mendekati, memeriksa, ataupun memperhatikannya.

2) Siswa memperlihatkan kebutuhan atau keinginan yang tingginya untuk mengetahui tentang dirinya atau lingkungannya.

3) Mengamati lingkungan untuk mencari pengalaman baru. 4) Penuh perhatian memeriksa dan menyelidiki ransangan

yang ada.

Indikator yang paling utama adalah kemampuan siswa dalam bertanya dan mengutarakan pendapat. Kemampuan anak dalam mengajukan pertanyaan dan menggunakan daya imajinasinya, mengajukan masalah-masalah sendiri, mencari jawaban-jawaban terhadap masalah-masalah nonrutin atau menunjukkan banyak inisiatif menjadi ciri-ciri pula dalam kegiatan kemampuan rasa


(41)

ingin tahu siswa (Munandar, 1985:52). Anak tidak akan takut membuat kesalahan dan mengemukakan pendapat mereka walaupun mungkin tidak disetujui orang lain (Munandar, 2004:35). Apabila siswa mampu meningkatkan kemauannya dalam bertanya untuk mengetahui pengetahuan barunya, maka siswa akan turut meningkatkan aktivitas belajarnya di kelas (Sudjana, 2009:31).

c. Rasa Bngin Tahu dalam Pembelajaran

Dalam pembelajaran terutama IPA, banyak aktivitas yang dapat memancing rasa ingin tahu siswa. Hal itu tercermin dari banyaknya permasalahan yang melibatkan siswa dalam pemecahan solusinya. Rasa ingin tahu merupakan hasil belajar dalam ranah afektif yang ditunjukkan dalam perilaku atau perbuatan dalam ranah psikomotoris (Sudjana, 2009:32). Rasa ingin tahu tidak hanya tampak ketika siswa melakukan diskusi bersama guru saja, namun ketika siswa diberikan penugasan dan diminta melakukan eksperimen atau ketrampilan mengembangkan diri yang lainnya. Salah satu contoh ketrampilan rasa ingin tahu adalah menggali informasi dari guru. Kemauan terlibat dalam pemecahan masalah dalam kegiatan pembelajaran perlu ditanamkan kepada anak didik sejak dini. Hal itu dimaksudkan agar anak didik mampu meningkatkan rasa ingin tahunya dalam kelas ketika pelajaran IPA. Dengan adanya


(42)

pengembangan pada ketrampilan rasa ingin tahu siswa diharapkan siswa mampu memiliki pengalaman-pengalaman yang berguna dalam proses meningkatkan prestasi belajar siswa. Mengingat pentingnya keterampilan dalam mengembangkan rasa ingin tahu bagi siswa maka guru IPA dalam mengajar selalu memberikan rangsangan pada siswanya untuk meningkatkan keingin-tahuannya dalam pembelajaran mereka sehingga nantinya akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Jadi rasa ingin tahu adalah kemampuan yang timbul dalam diri seseorang untuk mengajukan pertanyaan dan menggunakan daya imajinasinya, mengajukan masalah-masalah sendiri, mencari jawaban-jawaban terhadap masalah-masalah nonrutin atau menunjukkan banyak inisiatif ketika menjumpai permasalahan dalam lingkungan siswa. Indikator terpenting dalam ketrampilan rasa ingin tahu adalah kemauan siswa dalam bertanya. Ketrampilan siswa akan semakin tampak apabila dalam kegiatan pemecahan solusi siswa aktif dalam menanyakan hal-hal baru dalam pemecahan masalahnya. Pembelajaran IPA merupakan suatu pembelajaran yang sering memberikan kontribusi aktif dalam menyalurkan ketrampilan rasa ingin tahu siswa.


(43)

4. Kreativitas

a. Pengertian Kreativitas

Menurut Munandar (1985:50), kreativitas adalah sebuah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan. Kemampuan memberikan penilaian atau evaluasi terhadap suatu obyek atau situasi juga mencerminkan kretivitas, jika dalam penilaiannya seseorang mampu melihat obyek, situasi, atau masalahnya dari sudut pandang yang berbeda-beda. Munandar (1985:45) mengatakan bahwa kreativitas penting dipupuk pada anak karena (1) Anak mampu mewujudkan dirinya melalui kegiatan berkreasi, (2) Kreativitas atau berpikir kreatif menjadi kemampuan untuk melihat macam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap sebuah masalah sehingga mampu melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang dan mampu melahirkan banyak gagasan, (3) Dengan bersibuk diri secara kreatif akan mampu memberikan kepuasan diri kepada diri anak. Hal itu nampak apabila kita mengamati kegiatan anak-anak yang sedang bermain balok kayu atau dengan permainan konstruktif lainnya. Mereka akan sangat senang membuat kombinasi-kombinasi baru dari balok-baloknya, (4) Kreativitas akan mampu meningkatkan kualitas hidup.


(44)

b. Bndikator Kreativitas

Aspek kreativitas anak tergantung pada kepribadiannya. Anak yang memiliki ciri-ciri kreatif adalah memiliki sikap ingin tahu, memiliki minat yang luas, dan menyukai kegemaran aktivitas yang inovatif (Munandar, 2004:35). Anak yang memiliki kreativitas biasanya cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri. Selain itu anak dengan kemampuan berpikir kreatif memiliki kemampuan melihat masalah dari berbagi sudut tinjau dan memiliki kemampuan untuk bermain dengan ide, konsep, atau kemungkinan-kemungkinan yang dikhayalkan (Munandar, 2004:35). Kreativitas mampu terjadi apabila orang memiliki minat untuk melakukan analisis dan mengembangkannya.

Ketrampilan berpikir kreatif perlu ditanamkan kepada anak didik sejak dini. Hal itu dimaksudkan agar anak didik mampu meningkatkan kreativitas dalam menangkap, menyimpan, dan yang paling penting adalah mampu mengolah pengetahuan-pengetahuan yang didapatnya dari berbagai sumber ketika mempelajari pelajaran IPA. Dengan adanya pengembangan pada ketrampilan berpikir kreatif siswa diharapkan siswa mampu memiliki pengalaman-pengalaman yang berguna dalam proses meningkatkan prestasi belajar siswa. Mengingat pentingnya keterampilan berpikir kreatif bagi siswa maka guru dalam mengajar selalu memberikan rangsangan pada


(45)

siswanya untuk meningkatkan daya berpikir kreatif mereka sehingga nantinya akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan penjelasan diatas kreativitas adalah sebuah ketrampilan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan sebuah hasil pembelajaran yang lebih inovatif. Indikator siswa memiliki ketrampilan ini adalah adanya sikap ingin tahu, memiliki minat yang luas, dan menyukai kegemaran aktivitas yang inovatif. Kreativitas juga sering dikembangkan lewat pembelajaran IPA melalui kegiatan eksperimen.

5. Pembelajaran BPA di SD

Winataputra (dalam Samatowa, 2011:3) mengemukakan bahwa IPA tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah. Pada dasarnya IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Untuk itulah IPA dapat dikatakan sebagai ilmu alam. Materi IPA merupakan materi pembelajaran yang akan lebih mudah apabila dipelajari melalui kegiatan langsung (praktik, pengamatan, eksperimen, dan sebagainya) sehingga siswa akan lebih paham.

Samatowa (2006:5) menyatakan bahwa beberapa aspek penting yang dapat diperhatikan guru dalam memberdayakan anak melalui


(46)

pembelajaran IPA yaitu: (1) pentingnya memahami bahwa pada saat memulai kegiatan pembelajarannya, anak telah memiliki berbagai konsepsi, pengetahuan yang relevan dengan apa yang mereka pelajari; (2) aktivitas anak melalui berbagai kegiatan nyata dengan alam menjadi hal utama dalam pembelajaran IPA; (3) bertanya menjadi bagian yang penting dalam setiap pembelajaran IPA, bahkan menjadi bagian yang paling utama dalam pembelajaran; (4) pembelajaran IPA memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam menjelaskan suatu masalah. Menyikapi hal tersebut, IPA sebagai salah satu bidang studi harus mampu menjadi sarana untuk meningkatkan kemampuan berpikirnya dalam menjelaskan suatu masalah.

Pembelajaran IPA atau sains di sekolah dasar merupakan salah satu pelajaran pokok. IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam. Fenomena alam tersebut diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. IPA adalah sebuah mata pelajaran yang dapat diimplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran SD IPA sudah diajarkan pada siswa kelas I SD. IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif mengenai alam semesta dengan segala isinya (Hendro Darmojo dalam Samatowa, 2011:2). Dalam pelajaran IPA, siswa dituntut untuk tidak hanya mampu menghafalkannya namun dapat


(47)

memahami dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Untuk itu siswa perlu untuk mendalami konsep-konsep yang ada dalam pelajaran ini. Penanaman konsep pada pelajaran ini tidaklah mudah, apalagi siswa masih belum dapat berpikir secara abstrak. Menurut Samatowa (2011:4), IPA melatih anak berpikir kritis dan objektif. Pengetahuan yang benar artinya pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional dan objektif. Rasional berarti masuk akal dan logis sehingga teorinya dapat diterima secara akal sehat. Objektif artinya sesuai dengan objeknya, yaitu sesuai dengan kenyataan pengalaman ataupun pengamatan melalui panca indera. Dalam memberikan pengajarannya seorang guru IPA harus benar mengetahui kegunaan dari pembelajaran IPA sehingga siswa mampu mengembangkan ilmu yang di dapatnya dalam kehidupan seharinya.

Ada macam-macam tahap pembelajaran yang dilaksanakan siswa ketika berproses dalam pembelajaran IPA. Proses tersebut sangatlah dibutuhkan agar siswa tidak hanya mendapatkan ilmu baru, namun sampai pada tingkat mengaplikasikan ilmu baru tersebut. Samatowa (2011:7) membaginya menjadi 3 tahapan, yaitu:

1. Tahap Ekplorasi

Tahap ekplorasi adalah tahap awal dalam proses pembelajaran. Dalam tahapan ini, guru berperan secara tidak langsung. Guru hanya sebagai pengamat yang memiliki


(48)

pertanyaan-pertanyaan guna memancing siswa baik individu maupun berkelompok untuk membangun rasa ingin tahunya. Peranan murid dalam hal ini sangatlah aktif.

2. Tahap Pengenalan Konsep

Tahap pengenalan konsep adalah tahapan yang berperan menampung informasi-informasi yang siswa telah gali. Informasi yang di dapat berkaitan dengan pengalaman mereka dalam berekplorasi. Bagian ini adalah waktu bagi siswa dalam penyusunan konsep.

3. Tahap Penerapan Konsep :

Tahap Penerapan Konsep ini adalah tahap bagi guru menciptakan atau telah memiliki situasi permasalahan yang dapat dipecahkan berdasarkan pengalaman ekplorasi sebelum pengenalan konsep. Seperti hal lainnya pada tahap eksplorasi siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran.

Lewat tahapan-tahapan yang ada, diharapkan siswa mampu mengembangkan aktivitasnya terutama dalam pembelajaran IPA. Pembelajaran akan lebih aktif dan inovatif dengan keterlibatan siswa. Hal ini dapat memberikan dampak positif bagi pemahaman siswa sehingga hasil belajar siswa akan lebih meningkat.

Jadi, pembelajaran IPA di SD adalah pembelajaran yang menggunakan fenomena alam sebagai bahan belajarnya dan kemudian ditematikkan dengan pembelajaran lainnya. Pembelajaran IPA


(49)

menjadi pembelajaran yang rasional dan objektif. Dalam pembelajaran IPA, terdapat 3 macam tahapan yaitu tahap eksplorasi, pengenalan konsep, dan penerapan konsep.

6. Mind Mapping

Di kegiatan pembelajaran sehari-hari, metode Mind Mapping biasa dikenal dengan metode peta pikiran. Mind Mapping adalah sebuah peta visual yang berupa gambar ataupun catatan yang dibuat secara kreatif. Sarjuli (2002:188) mengemukakan bahwa Mind Mapping merupakan cara kreatif bagi peserta didik secara individual ataupun kelompok untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran, atau merencanakan penelitian baru. Metode Mind Mapping ini merupakan metode mencatat kreatif yang memudahkan siswa untuk dapat mengingat banyak informasi karena dengan peta pikiran siswa cukup mengingat ide atau gagasan utama untuk dapat merangsang ingatan dengan mudah. Mind Map dapat dikerjakan secara mandiri ataupun secara berkelompok. Bentuk catatan dari Mind Map berupa catatan yang bersifat visual dan penuh dengan kreasi. Dengan Mind Mapsiswa bebas menggambarkan hasil pengembangan materi mereka dengan gambar-gambar atau garis-garis berwarna yang mereka sukai, sehingga pelajaran akan lebih menyenangkan. Ketika membuatMind Map siswa harus mengaitkan pengetahuan baru yang didapat dengan konsep-konsep yang relevan yang sudah ada dalam struktur kognitif


(50)

(Samatowa, 2011:21). Adanya metode pembelajaran Mind Mapping akan memberi nuansa baru dalam proses pembelajaran sastra baik bagi siswa maupun bagi guru. Mind Mapping akan memberikan keterampilan berpikir untuk menciptakan pengalaman belajar dengan cara merangkum poin-poin materi sehingga dapat meningkatkan daya ingat siswa tentang konsep yang dipelajari. Cara kerja peta pikiran adalah menuliskan tema utama sebagai titik sentral/tengah dan memikirkan cabang-cabang atau tema-tema turunan yang keluar dari titik tengah tersebut dan mencari hubungan antar tema turunan. Berdasarkan konsep kerjanya Mind Mapping dapat membantu daya ingat.

Dampak positif dari penggunaanMind Mapsebagai media adalah cara penyampaian materi pembelajaran lebih menarik dan lebih interaktif. Selain itu kualitas hasil belajar benar benar terbentuk dari siswa itu sendiri. Respon siswa terhadap pembelajaran juga akan lebih mengacu pada hal yang positif. Manfaat dari penggunaan Mind Map itu sendiri adalah untuk mengurangi terlalu banyak penjelasan guru sehingga interaksi dengan siswanya kurang. Dampak lain yang diperoleh apabila menggunakan metode Mind Mapping adalah siswa mampu terbantu dalam pemecahan permasalahan yang dihadapi baik dalam bidang pemahaman, keterampilan berpikir maupun ingatan. Mind Map mempunyai banyak keunggulan, dua di antaranya adalah (1) denganMind Mapide permasalahan diidentifikasi secara jelas (2)


(51)

Mind Map membuat kita lebih mampu berkonsentrasi pada permasalahan yang sering kita hadapi. Berikut adalah contoh penggunaanMind Mappingpada pembelajaran IPA:

Gambar 2.1 Contoh PenggunaanMind Mapping a. Perbedaan Peta Konsep denganMind Map

Peta konsep dan Mind Map adalah dua hal yang berbeda. Ciri-ciri dari peta konsep adalah :

1) Biasanya digunakan untuk mewakili sebuah pengetahuan 2) Mengandung konsep umum yang tersusun lebih spesifik

dan hierarkis.

3) Garis penghubung berisi kata kunci yang meringkas hubungan antar topik. Biasanya topiknya sebab-akibat. 4) Banyak topik yang terhubung dengan lebih dari satu ide


(52)

Sedangkan ciri-ciri dariMind Mapadalah:

1) Sifatnya lebih fleksibel daripada peta konsep

2) Memuat gambar dan warna untuk lebih merangsang visual. 3) Hanya terdapat satu ide sentral saja.

Ada beberapa macam peta konsep yang bisa digunakan (Nur dalam Trianto, 2009:160) yaitu pohon jaringan (network tree), rantai kejadian (events chain), peta konsep siklus (cycle concept map), dan peta konsep laba-laba (concept map).

1) Pohon Jaringan

Pada peta konsep ini ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat, sedangkan beberapa kata lain dituliskan pada garis-garis penghubung. Garis-garis pada peta konsep menunjukkan hubungan antara ide-ide itu. Pohon jaringan biasanya digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal sebagai berikut: (a) menunjukkan sebab akibat, (b) suatu hierarki, (c) prosedur yang bercabang, dan (d) istilah-istilah yang berkaitan yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan-hubungan. Berikut adalah contoh dari peta konsep pohon jaringan:


(53)

Gambar 2.2 Contoh Peta Konsep Pohon Jaringan Sistem Bilangan

2) Rantai Kejadian

Nur dalam Trianto, 2009:161 mengemukakan bahwa peta konsep model ini cocok digunakan untuk memberikan suatu urutan kejadian, langkah-langkah dalam suatu prosedur, atau tahap-tahap dalam suatu proses. Dalam membuatnya, yang pertama kali dilakukan adalah mencari peristiwa awal yang terjadi. Kemudian, temukan peristiwa lain hingga mencapai suatu hasil. Berikut adalah contoh peta konsep rantai kejadian:


(54)

Gambar 2.3 Contoh peta konsep rantai kejadian bilangan desimal bilangan primer

3) Peta konsep siklus

Dalam peta konsep ini rangkaian kejadiannya tidak menghasilkan final. Kejadian akhir akan berkaitan dan terhubung kembali dengan kejadian awal. Karena itu siklus ini akan berulang secara terus-menerus. Peta konsep siklus biasa diterapkan untuk menunjukkan hubungan bagaimana suatu rangkaian kejadian berinteraksi untuk menghasilkan suatu hal yang berulang-ulang. Berikut adalah contoh peta konsep peta siklus:


(55)

Gambar 2.4 Contoh peta konsep siklus konversi sistem bilangan

4) Peta Konsep Laba-laba

Peta konsep ini dimulai dari ide-ide sentral yang kemudian akan diperoleh sejumlah ide yang bercampur. Banyak ide yang berakitan dengan ide sentral itu namun belum tentu jelas hubungannya satu sama lain. Peta konsep ini dapat digunakan untuk menvisualisasikan hal-hal berikut: (a) tidak menurut hierarki, (b) kategori yang tidak paralel; dan (c) hasil curah pendapat. Berdasarkan ciri dari penggunaan dan bentuknya, peta konsep laba-laba ini termasuk dalam Mind Mapping. Berikut adalah contoh peta konsep konsep laba-laba:

Dikali dengan 8

3 digit dikonversi menjadi 1 digit oktal dibagi 16

Tiap digit

dikonversi jadi 4 digit biner


(56)

Gambar 2.5 Contoh Peta Konsep Laba-laba Sumber: Buzan (2007)

b. Penggunaan MetodeMind Mappingdalam pembelajaran BPA di SD

Seperti yang telah dipaparkan dalam pengertian pembelajaran IPA bahwa Pendidikan IPA merupakan mata pelajaran yang mempelajari berbagai kenyataan keadaan alam dalam kehidupan sehari hari yang bersumber dari biologi, fisika, dan kimia. IPA berfungsi sebagai ilmu pengetahuan untuk mengembangkan kemampuan dan sikap sadar diri terhadap lingkungan alam sekitarnya. Pembelajaran pendidikan IPA memerlukan suatu metode yang tepat supaya hasil yang dicapai maksimal dan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Guru harus mampu memilih metode-metode atau strategi yang sesuai dengan pokok bahasan yang disampaikan sehingga peserta didik mempunyai minat yang tinggi terhadap pendidikan IPA. Usaha


(57)

guru dalam meningkatkan prestasi belajar IPA sebenarnya dapat dilakukan dengan metode pembelajaran yang lebih inovatif agar siswa lebih aktif.

Metode Mind Mapping dianggap sesuai dengan pembelajaran IPA di SD. Hal itu didasarkan pada banyaknya manfaat yang diperoleh. Manfaat yang sangat tampak ketika metode Mind Mapping diterapkan dalam mata pelajaran IPA adalah semakin meningkatnya pemahaman siswa akan konsep pembelajaran IPA. Selain itu juga siswa tanpa sadar telah mampu mengembangkan kemampuan kreatifitasnya. Dengan demikian siswa belajar tidak hanya mendengarkan dan guru menerangkan di depan kelas saja, namun diperlukan keaktifan siswa dalam mengembangkan sikap rasa ingin tahunya pada materi pokok yang dipelajari ketika proses pembelajaran.berlangsung.

c. Kelebihan dan Kekurangan MetodeMind Mapping

Mind Map dalam penggunaannya sebagai metode mempunyai kelebihan dan kekurang pula. Kelebihan dari Mind Mappingadalah:

1) Cara membuat Mind Map mampu mengembangkan kreativitas

2) Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul di kepala anda


(58)

3) Proses menggambar bisa memunculkan ide-ide yang lain bagi siswa.

4) Gambar yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis

Selain memiiki kelebihan, metode Mind Mappingpun tentu memiliki kekurangan. Berikut kekurangan dari metode Mind Mapping:

1) Hanya siswa yang aktif yang terlibat 2) Tidak sepenuhnya murid yang belajar

3) Membutuhkan waktu yang lama dalam pembuatannya. Berdasarkan penjelasan di atas, maka Mind Mapping menjadi sebuah metode yang menjadi cara kreatif bagi peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran, atau merencanakan penelitian baru. Ada berbagai macam peta konsep, yaitu pohon jaringan, rantai kejadian, peta konsep siklus, dan peta konsep laba-laba yang serupa dengan Mind Map. Metode Mind Mappingcocok untuk digunakan dalam pembelajaran IPA, karena mampu memberikan pemahaman konsep lebih mendalam.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian pertama dilakukan oleh Sarjani, Marhaeni, dan Tika (2014) berjudul penelitian “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Teknik Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD 4 Tuban


(59)

dengan Kovariabel Sikap Ilmiah”. Dalam penelitian ini digunakan peta konsep sebagai teori yang terkait dengan permasalahan hasil belajar yang ada. Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa teknik peta konsep memberi pengaruh positif pada hasil belajar IPA siswa kelas V SD 4 Tuban. Hal itu dapat dilihat pada hasil penelitian yang mencatumkan skor bahwa Fhitung = 24,259 dan P = 0,00 (p<0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa Fhitung siginifikan. Oleh karena Fhitung signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar IPA siswa antara siswa yang mengikuti model kooperatif teknik peta konsep dan siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional.

Gede, Nyoman, dan Wayan (2013) melakukan penelitian berjudul “Penerapan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning) untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV Tahun Pelajaran 2012/2013 di SD NO.3 Pegayaman Kecamatan Sukasada”. Keaktifan dan prestasi belajar siswa dijadikan teori yang relevan dengan permasalahan peneliti, karena siswa dikatakan memiliki pemahaman apabila siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Aktivitas siswa juga dapat dilihat dari keaktifan siswa di kelas. Hal tersebut tampak dalam hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang dapat disimpulkan menjadi beberapa hal sebagai berikut: 1) penerapan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Hal ini dapat terlihat dari rata-rata keaktifan belajar IPA siswa pada siklus I yaitu 3,40 dengan


(60)

kriteria cukup aktif, sampai dengan siklus III menjadi 4,42 dengan kriteria aktif; 2) penerapan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan rata-rata prestasi belajar IPA siswa yaitu 55,35 dengan ketuntasan belajar klasikal 43,48% saat refleksi awal sampai dengan siklus III meningkat menjadi 80,43 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 100%; 3) respon siswa terhadap pembelajaran IPA dengan pendekatan kontekstual tergolong positif. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata skor respon siswa sebesar 93,35.

Nurroeni (2013) melakukan penelitian berjudul “Keefektifan Penggunaan ModelMind MappingTerhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPA”. Hasil penelitian analisis uji independent sample t-tes diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,383. Artinya nilai signifikansi ˃ 0,05 sehingga Ho diterima. Selain itu juga diperoleh rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada kelompok kontrol sebesar 61,25 dan pada kelompok eksperimen sebesar 73,04. Dengan demikian, aktivitas belajar siswa pada pembelajaran dengan model Mind Map lebih baik daripada aktivitas belajar siswa pada pembelajaran model konvensional. Dari hasil yang telah di dapat tersebut, peneliti mengambil adanya peningkatan aktivitas belajar siswa sebagai teori yang relevan.


(61)

Ketiga penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti ini mengungkapkan fakta bahwa metode Mind Mapping yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran secara efektif mampu meningkatkan pemahaman, rasa ingin tahu dalam pembelajaran, dan kreativitas belajar siswa. Kegiatan penelitian tersebut menghasilkan pembelajaran yang lebih menarik dengan adanya inovasi. Metode ini juga mampu meningkatkan secara aktif kegiatan belajar siswa di dalam kelas. Maka, peneliti tertarik untuk meneliti tentang penggunaan metode Mind Map pada siswa kelas VA semester 1 di SD Kebondalem Lor tahun pelajaran 2014/2015 terhadap pemahaman, rasa ingin tahu, dan kreativitas siswa. Berikut dapat digambarkan dalamliterature map:

Gambar 2.6Literature Map Penggunaan Metode

Mind Mappingpada Mata Pelajaran IPA untuk Meningkatkan Pemahaman, Rasa Ingin Tahu, dan Kreativitas Siswa Kelas VA di SDN 1 Kebondalem Lor.


(62)

C. Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini permasalahan yang akan diteliti adalah mengenai kemampuan pemahaman konsep pemahaman IPA siswa kelas VA semester 1 pada tema Kerukunan dalam Bermasyarakat, subtema Hidup Rukun yang relatif rendah. Untuk itu perlu adanya tindak lanjut guna meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa tersebut. Selain itu juga perlu adanya kemampuan lain yang perlu dikembangkan, yaitu rasa ingin tahu dan kreativitas. Agar pemahaman, rasa ingin tahu, dan kreativitas siswa dapat meningkat, maka perlu adanya penggunaan metode pembelajaran yang sesuai. Peneliti menggunakan metode Mind Mapping sebagai metode yang dianggap mampu mengembangkan pemahaman, rasa ingin tahu, dan kreativitas.

Dampak positif dari penggunaan Mind Mapping sebagai metode adalah cara penyampaian materi pembelajaran lebih menarik dan lebih interaktif. Selain itu kualitas hasil belajar benar-benar terbentuk dari siswa itu sendiri. Dengan Mind Mapping siswa diharapkan mampu mengembangkan sendiri pemahamannya lewat jaring-jaring atau peta konsep dalam mata pelajaran IPA. Selain itu rasa ingin tahu dan kreativitas siswa pun mampu turut dikembangkan lewat pembuatan Mind Map siswa. Selama kegiatan pembuatan Mind Map siswa akan lebih sering berdiskusi baik bersama teman ataupun guru. Selain itu juga kreativitas siswa tampak dalam kontribusinya dalam pembuatan Mind Map dalam kelompok. Berdasarkan analisis yang peneliti lakukan


(63)

diharapkan terjadi peningkatan pemahaman, rasa ingin tahu, dan kreativitas siswa lewat metodeMind Mappingyang telah diberikan.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Penggunaan metode Mind Mapping dapat meningkatkan tingkat pemahaman siswa kelas VA semester 1 di SD Kebondalem Lor dalam pembelajaran IPA tahun pelajaran 2014/2015.

2. Penggunaan metode Mind Mapping dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa kelas VA semester 1 di SD Kebondalem Lor dalam pembelajaran IPA tahun pelajaran 2014/2015.

3. Penggunaan metode Mind Mapping dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas VA semester 1 di SD Kebondalem Lor dalam pembelajaran IPA tahun pelajaran 2014/2015.


(64)

42

BAB BBB

METODE PENELBTBAN

Pada bab ini akan diuraikan jenis penelitian, setting penelitian, rencana

tindakan, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrumen serta teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Mind Mapping dan termasuk

dalam penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan merupakan studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut (Ebbut dalam Kasbolah, 2001:9). Penelitian Tindakan Kelas merupakan bentuk reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya (McNiff dalam Suharsimi dkk, 2006: 102). Menurut Daryono (2011:1) PTK pada dasarnya merupakan kegiatan nyata yang dilakukan guru dalam rangka memperbaiki mutu pembelajaran di kelasnya.

Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa dengan perbaikan kualitas proses pembelajaran. Borg (1996) menyebutkan secara ekplisit bahwa tujuan


(65)

utama dari PTK ialah pengembangan keterampilan proses pembelajaran yang dihadapi oleh guru di kelasnya, bukan bertujuan untuk pencapaian pengetahuan umum dalam bidang pendidikan. Penelitian tindakan kelas umumnya diarahkan pada pencapaian sasaran sebagai berikut :

1. Memperhatikan dan meningkatkan kualitas isi, proses, dan hasil pembelajaran.

2. Menumbuhkembangkan budaya meneliti bagi tenaga

kependidikan agar lebih proaktif mencari solusi akan permasalahan pembelajaran

3. Menumbuhkan dan meningkatkan produktivitas meneliti bagi para tenaga pendidik dan kependidikan khususnya mencari solusi masalah-masalah pembelajaran.

4. Meningkatkan kolaborasi antara tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dalam memecahkan masalah pembelajaran.

PTK memiliki 4 tahapan kegiatan yang ada pada setiap siklus yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan/ pengumpulan data, dan (d) refleksi yang digambarkan oleh Kasbolah sebagai berikut :


(66)

Pertama kali peneliti melaksanakan siklus I yang terdiri dari empat kegiatan dari PTK. Peneliti mencari letak keberhasilan dan hambatan yang ditemui saat pelaksanaan siklus I. Apabila prosesnya sudah diketahui, maka peneliti merancang siklus yang ke II.

Kegiatan pada siklus II dapat dibuat serupa dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada siklus I. Kegiatan pada siklus II

dimaksudkan untuk menguatkan hasil yang sebelumnya telah didapat.

Umumnya kegiatan pada siklus II memiliki tambahan yang berfungsi memperbaiki hambatan ataupun kesulitan yang ditemui pada siklus I.

Siklus II berfungsi melanjutkan kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan pada saat siklus I. Apabila peneliti belum menemukan hal yang diinginkan secara maksimal, peneliti dapat melanjutkannya menggunakan siklus III dengan tahapan kegiatan yang sama dengan siklus sebelumnya.

B. SettingPenelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 1 Kebondalem Lor kelas VA. Alamat SD ini berada di jalan Manisrenggo km.2 Klaten, Jawa Tengah.

2. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas VA Kebondalem Lor, Klaten pada semester ganjil tahun pelajaran


(67)

2014/2015. Jumlah siswa kelas VA yang ada di SD tersebut adalah 28 siswa. Ada 12 siswa laki-laki dan 16 lainnya adalah siswa perempuan. 3. Objek penelitian

Objek dari penelitian yang dilakukan adalah peningkatan pemahaman konsep siswa kelas VA SDN 1 Kebondalem Lor dalam mata pelajaran IPA, rasa ingin tahu, serta kreativitasnya dengan

menggunakan metodeMind Mapping. Pembelajaran IPA dikemas dalam

pembelajaran tematik pada tema 3 mengenai Kerukunan dalam Bermasyarakat, subtema 1 pada pembelajaran 2 dan 5 menggunakan

metode Mind Map. Peneliti mengharapkan meningkatkan pemahaman

belajar siswa selama mempelajari materi ini menggunakan metodeMind

Mapping. Rasa ingin tahu siswa dilihat dari pengamatan peneliti terhadap siswa selama pembelajaran. Kreativitaspun diamati oleh peneliti selama pembelajaran berlangsung.

C. Persiapan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I

lebih ditekankan pada pengumpulan data untuk pembuatanMind Map. Siklus

I akan membahas tentang pengertian rangkaian listrik seri dan paralel, mengetahui sifat-sifat dari rangkaian seri dan paralel, dan kelebihan serta kekurangan dari rangkaian listrik seri dan paralel. Pada siklus II, kegiatannya adalah lebih pada melengkapi data yang masih rumpang dengan menyajikan hasil pengamatan untuk ciri-ciri rangkaian listrik seri dan paralel. Siswa juga diminta menyebutkan kegunaan dari kedua rangkaian listrik seri dan paralel.


(68)

Dengan adanya penyajian hasil pengamatan Mind Map akan semakin lengkap. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan terlebih dahulu. Berikut adalah tahap-tahap persiapan yang dilaksanakan oleh peneliti:

1. Menyusun RPP dan LKS

RPP dan LKS dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti. RPP secara lengkap dapat dilihat di lampiran 1 dan LKS secara lengkap dapat dilihat di lampiran 2.

2. Menyusun lembar pengamatan. Lembar pengamatan secara lengkap dapat dilihat di lampiran 3.

3. Menyusun rubrik penilaian untuk mengamati peningkatan rasa ingin

tahu siswa dapat dilihat di lampiran 4.

4. Menyusun rubrik penilaian untuk mengamati peningkatan kreativitas

siswa dapat dilihat di lampiran 5.

5. Menyusun soal tes akhir. Soal tes akhir siklus I secara lengkap dapat dilihat di lampiran 6 dan soal tes akhir siklus II secara lengkap dapat dilihat di lampiran 7.

6. Membuat media pembelajaran yang berupa papanMind Map.

7. Melakukan observasi sebelum tindakan. Observasi bertujuan untuk memberikan gambaran awal mengenai pemahaman belajar, rasa ingin tahu, dan kreativitas siswa.


(69)

D. Rencana Tindaean Setiap Sielus

1. Siklus I

Pembelajaran pada siklus I akan menggunakan metode

pembelajaranMind Mappingsecara berkelompok.

a. Rencana Tindakan

1) Siklus I pertemuan 1 (8jp)

Kegiatan pembelajaran dalam siklus ini dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Siswa dikondisikan dengan mempresensi siswa serta meminta siswa untuk menyiapkan buku pelajaran. b) Siswa diberikan apersepsi terlebih dahulu

c) Siswa dijelaskan mengenai tujuan pembelajaran d) Siswa diminta untuk membuat 4 kelompok besar.

Siswa diminta duduk bersama kelompoknya. Tiap kelompok mendapatkan satu kertas putih besar

e) Siswa diajak membaca bacaan mengenai energi listrik f) Siswa ditanya “Ada kata baku dan tidak baku apa

sajakah yang ada di bacaan?”

g) Siswa membaca bacaan mengenai rangkaian listrik h) Siswa diminta menganalisis pengertian, sifat,

kelebihan, dan kekurangan dari tiap jenis rangkaian listrik.


(70)

i) Siswa diminta menuliskannya dalam peta pemikiran yang dikerjakan dalam kelompoknya.

j) Siswa diajak membaca mengenai alat musik ritmis dan melodis

k) Siswa dalam kelompok diminta membuat

pertunjukkan menggunakan alat musik ritmis ataupun melodis

l) Siswa bersama guru membahas pembelajaran yang telah dikerjakan siswa dalam kelompok.

m) Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.

n) Siswa diminta menunjukkan penampilan permainan alat musiknya di pertemuan selanjutnya

2) Siklus I pertemuan 2 (8JP)

Kegiatan pembelajaran dalam siklus ini dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Siswa dikondisikan dengan mempresensi siswa serta meminta siswa untuk menyiapkan buku pelajaran. b) Siswa diberikan apersepsi terlebih dahulu

c) Siswa dijelaskan mengenai tujuan pembelajaran d) Siswa diminta berlatih kembali sebelum menampilkan


(71)

e) Siswa secara kelompok diminta menunjukkan pertunjukkan alat musiknya. Kelompok lain diminta menuliskan alat musik apa saja yang digunakan kelompok lain dalam pertunjukkan

f) Siswa diminta menganalisis alat musik mana yang termasuk alat musik ritmis dan mana yang termasuk alat musik melodis

g) Siswa diajak menganalisis pengertian dari impor dan ekspor

h) Siswa diajak untuk menganalisis benda-benda yang biasa di ekspor atau di impor yang menggunakan rangkaian listrik

i) Siswa menuliskan kegunaannya dalam peta pemikiran j) Siswa mengerjakan evaluasi belajar secara individu k) Siswa membahas soal evaluasi bersama guru

l) Siswa bersama guru merangkum dan merefleksikan kegiatan hari ini.

m) Penutup

b. Pelaksanaan pada penelitian siklus I dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan yang telah disusun.

c. Pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah (a) data rasa ingin tahu siswa diperoleh dari pengamatan rubrik penilaian dan rubrik yang diisi oleh siswa, (b) data tingkat


(72)

pemahaman siswa diperoleh dari nilai tes akhir siklus I, dan (c) data kreativitas siswa dari hasil pengamatan peneliti.

d. Refleksi yang dilaksanakan pada siklus I adalah:

1) Melakukan identifikasi terhadap permasalahan ataupun kesulitan yang ditemui saat siklus I dilaksanakan.

2) Melakukan analisis terhadap peningkatan rasa ingin tahu dan pemahaman konsep siswa.

3) Menarik kesimpulan tentang peningkatan rasa ingin tahu dan pemahaman belajar siswa.

4) Merancang siklus berikutnya. 2. Siklus II

Pada pembelajaran siklus II masih akan digunakan metode

Mind Mappingyang berkaitan denganMind Mapdi siklus I. Dalam

kelompok yang sama siswa diminta melanjutkan kembaliMind Map

yang telah dibuatnya dengan pengetahuan baru yang didapat. a. Rencana Tindakan

1) Siklus II pertemuan 1 (8JP)

Kegiatan pembelajaran dalam siklus ini dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Siswa dikondisikan dengan mempresensi siswa serta meminta siswa untuk menyiapkan buku pelajaran. b) Siswa diberikan apersepsi terlebih dahulu


(73)

d) Siswa melakukan postest

e) Siswa diminta mencari contoh iklan elektronik di koran secara berkelompok

f) Siswa diminta mengumpulkan dan menempelkannya pada kertas HVS

g) Siswa diajak untuk menganalisis benda-benda mana yang menggunakan energi dan perubahan energi yang terjadi

h) Siswa diminta mengerjakan lembar perubahan energi i) Siswa menganalisis bersama perubahan energi yang

ada

j) Siswa menuliskannya dalam peta pemikiran k) Siswa mendapatkan lembar pratikum

l) Siswa dijelaskan mengenai isi dari lembar pratikum m) Siswa diminta mendiskusikan alat dan bahan yang

akan digunakan pada pertemuan selanjutnya

n) Siswa diminta secara berkelompok menyimpulkan pengertian energi

o) Siswa membuat rangkuman dan melakukan refleksi 2) Siklus II pertemuan 2 (8JP)

Kegiatan pembelajaran dalam siklus ini dapat diuraikan sebagai berikut :


(74)

a) Siswa dikondisikan dengan mempresensi siswa serta meminta siswa untuk menyiapkan buku pelajaran. b) Siswa diberikan apersepsi terlebih dahulu

c) Siswa dijelaskan mengenai tujuan pembelajaran d) Siswa melakukan pratikum secara berkelompok

e) Selama pratikum, siswa diminta mencatat

langkah-langkah kerjanya

f) Siswa diminta membuat rangkaian listrik seri dan paralel, lalu menyimpulkannya

g) Siswa diminta mempresentasikan hasil pratikumnya h) Siswa menuliskan ciri-ciri dari masing-masing

rangkaian listrik berdasarkan pratikum yang

dilakukannya

i) Siswa menuliskannya dalam peta pemikiran

j) Siswa diajak untuk menganalisis kegunaan dari rangkaian listrik baik seri maupun paralel dalam kehidupan sehari-hari

k) Siswa diminta menuliskan kegunaannya dalam peta pemikiran

l) Siswa dibagikan soal pretest

m) Siswa diminta mengerjakan soal secara individu

n) Siswa diminta mengumpulkannya hasil peta


(75)

o) Siswa bersama guru merangkum dan merefleksikan kegiatan hari ini.

p) Penutup

b. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan pada siklus II.

c. Pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah (a) data tingkat pemahaman belajar siswa diperoleh dari nilai tes akhir dari tiap siklus, (b) data rasa ingin tahu siswa diperoleh dari data hasil pengamatan terhadap siswa, dan (c) data kreativitas siswa diperoleh dari data hasil pengamatan kerja siswa.

d. Refleksi yang dilaksanakan pada siklus II adalah:

1) Mengumpulkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi pada siklus II.

2) Menganalisis peningkatan pemahaman konsep, rasa ingin tahu, dan kreativitas siswa.

3) Membuat kesimpulan mengenai peningkatan pemahaman, rasa ingin tahu, dan kreativitas siswa

4) Merancang siklus berikutnya apabila hasil yang diinginkan belum diperoleh.


(76)

E. Teenie Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan peneliti yaitu teknik pengumpulan data secara kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dengan cara melakukan tes tertulis. Sedangkan untuk data kualitatifnya diperoleh dengan cara melakukan observasi.

1. Tes

Tes merupakan seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor yang berupa angka (Margono, 2003:170). Pendapat lain dikemukakan oleh Sanjaya (2011:100) tes tertulis adalah tes yang dilakukan dengan cara siswa menjawab sejumlah item soal dengan cara tertulis.

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tes tertulis adalah tes yang diberikan kepada siswa dengan cara siswa menjawab sejumlah item soal yang nantinya akan dinilai dan mendapatkan skor berupa angka.

Pada saat penelitian berlangsung siswa dibagikan soal mengenai rangkaian listrik yang dikaitkan dengan kata baku dan tidak baku, kegiatan ekspor dan impor, serta alat musik ritmis dan melodis saat proses pembelajaran berlangsung kepada seluruh siswa. Siswa mengerjakan soal selama 20 menit. Hal ini bertujuan untuk melihat pemahaman konsep siswa selama pembelajaran tematik pada siklus I dan


(77)

2. Observasi

Arikunto (2006:127) berpendapat bahwa observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret sejauh mana efek

tindakan dapat mencapai sasaran. Arifin (2009:153) juga

mengemukakan bahwa observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi, observasi adalah suatu proses pengamatan yang dilakukan dengan pencatatan secara sistemais, logis, objektif, dan rasional untuk mencapai tujuan tertentu.

Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk proses pengambilan data lapangan. Pengamatan dilakukan secara langsung oleh peneliti untuk mengetahui ketrampilan rasa ingin tahu dan kreativitas siswa selama proses pembelajaran. Pengamatan ini dilakukan oleh peneliti di setiap pertemuan untuk mengetahui tingkat keterampilan melakukan eksperimen siswa.

Teknik pengumpulan data tentang rasa ingin tahu siswa diperoleh dari kuesioner yang dilaksanakan setelah pembelajaran kedua pada siklus I selesai. Laporan observasi yang didukung dengan tabel observasi juga digunakan untuk melihat rasa ingin tahu siswa. Untuk pengumpulan data pada kreativitas siswa akan digunakan lembar observasi yang berasal dari hasil pengamatan peneliti selama siswa


(78)

F. Bnstrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan 2 jenis instrumen, yaitu :

1. Instrumen pembelajaran meliputi : RPP, dan LKS. RPP dan LKS secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2.

2. Instrumen rubrik penelitian dan tes tertulis dapat dijelaskan sebagai berikut::

a. Rubrik penilaian dibuat sendiri oleh peneliti. Ada 3 macam rubrik penilaian yaitu rubrik penilaian untuk aspek pemahaman, aspek rasa ingin tahu, dan aspek kreativitas. Untuk aspek pemahaman ketrampilan yang akan diamati adalah persentase siswa dalam

pembuatan Mind Map secara kompleks, persentase siswa dalam

menjelaskan Mind Map yang dibuatnya dalam diskusi kelompok,

dan juga persentase siswa dalam menjelaskan Mind Map yang

dibuatnya dalam diskusi kelas. Untuk aspek rasa ingin tahu, yang

akan diamati adalah persentase siswa dalam bertanya, persentase

siswa dalam memecahkan masalah, dan persentase siswa dalam mengutarakan ide. Lembar pengamatan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3. Berikut adalah contoh kuesioner aspek rasa ingin tahu siswa:


(79)

Tabel 3.1 Contoh Kuesioner Aspee Rasa Bngin Tahu Siswa

No Kriteria Tidae pernah

Kadang-eada ng

Selalu 1 Saya sering

bertanya pada guru 2 Saya sering

bertanya pada teman mengenai pembelajaran 3 Saya senang diberi

pertanyaan oleh guru

4 Saya senang diberi pertanyaan oleh guru mengenai pembelajaran 5 Saya sering

membahas pertanyaan guru bersama teman 6 Saya senang

memecahkan masalah dalam kelompok 7 Saya senang

mengutarakan pendapat

b. Tes tertulis

Tes diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban, atau sejumlah pernyataan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau


(1)

292

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

293

LAMPIRAN 21

SURAT BUKTI TELAH

MELAKUKAN PENELITIAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

294

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

295

LAMPIRAN 22

FOTO KEGIATAN PENELITIAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

296

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

297

Lampiran 23

Bernadeta Benny Imayasari lahir di Magelang, 30 Oktober 1992. Anak kedua dari tiga bersaudara, dari Bapak Fhilipus Neri Paryoto dan Ibu Yohana Fransiska Harmiyati. Tinggal di Dusun Cabean Wetan, 19/08 Bringin, Srumbung, Magelang. Pendidikan Dasar diperoleh di SDK Santa Maria Magelang pada tahun 1999. Kemudian meneruskan Pendidikan Menengah Pertama di SMP Negeri 4 Magelang pada tahun 2005. Setelah lulus kemudian melanjutkan Pendidikan Menengah Atas di SMA Tarakanita Magelang pada tahun 2008. Hingga akhirnya setelah lulus Sekolah Menengah Atas memutuskan untuk menempuh Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pada semester 2 saya mengikuti kegiatan KMD yang dipersiapkan untuk membina Pramuka di SD. Semester 3 saya mengikuti kegiatan bimbingan belajar di SD untuk kelas atas, dan semester 4 mengikuti kegiatan bimbingan belajar di SD untuk kelas bawah. Semester 5 saya mengikuti kegiatan Probaling I untuk magang pada guru SD dan semester 6 saya mengikuti kegiatan Probaling II untuk magang pada Kepala Sekolah. Semester 7 saya mengikuti kegiatan PPL dan sekaligus melakukan penelitian untuk skripsi ini. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi dengan judul “Penggunaan Metode Mind Map Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Pemahaman, Rasa Ingin Tahu, Dan Kreativitas Siswa Kelas VA Di SDN 1 Kebondalem Lor”.

BIOGRAFI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

Melampaui Rasa Ingin Tahu

0 3 3

PENGGUNAAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VA SD NEGERI 1 PRINGSEWU UTARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 24 50

PENDEKATAN INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA.

0 1 33

PENGARUH PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI.

0 2 43

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI SUSUNAN BUMI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS V MI DARUNNAJAH.

0 0 107

PENERAPAN PEMBELAJARAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA IPA KELAS IV SDN II KEPADANGAN - Repository Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

0 0 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Ingin Tahu - UPAYA MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK BUMI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN MIND MAP

0 1 18

MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V MATERI AIR MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY DI MI MUHAMMADIYAH BESANI KABUPATEN WONOSOBO

0 0 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Ingin Tahu - UPAYA MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V MATA PELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY DAN EKSPERIMEN DENGAN MEMANFAATKAN LINGKUNGAN DI SEKOLAH DA

0 0 39

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Ingin Tahu a. Pengertian Rasa Ingin Tahu - PENINGKATAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI, KOMUNIKASI DAN TRANSPORTASI MELALUI METODE MIND MAPPING DI KELAS IV SD

0 0 28