Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Knowledge Management di Rumah Sakit Puri Asih Salatiga (Jawa Tengah) T2 912010019 BAB II

(1)

Dalam suatu penelitian yang bersifat ilmiah, pengertian dan penalaran konsep diperlukan untuk menghindari kesalahan pemahaman dalam menafsirkan makna konsep yang dipakai sehubungan dengan masalah yang dikaji. Pemilihan konsep yang sesuai bisa digunakan sebagai landasan dalam pengumpulan data, penganalisaan data, dan penginterpretasian data dalam menjawab persoalan penelitian dan menyelesaikan masalah penelitian. Berikut ini ada beberapa defenisi konsep yang mendukung dan relevan dengan topik penelitian.

1.1.

Defenisi

1.1.1 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan aplikasi dari data dan informasi dan biasanya pengetahuan dipakai untuk

menjawab pertanyaan “how”. Dari hasil kombinasi

tersebut biasanya digunakan sebagai proses pembelajaran. adapun beberapa defenisi pengetahuan:

Secara epistemologis pengetahuan berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata yaitu

episteme dan logos. Episteme yang artinya pengetahuan dan logos yang artinya kata/pembicaraan/ilmu, jadi

episteme logos artinya pengetahuan yang


(2)

Meliono (2007), menjelaskan bahwa pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atau suatu pola. Manakala informasi dan data berkemampuan untuk mengarahkan tindakan.

Menurut Teskey (1989), pengetahuan merupakan model yang digunakan manusia untuk memahami dunia, dan yang dapat berubah sejalan dengan perkembangan informasi yang dimiliki dalam pikirannya.

Mike Powell (2003), berpendapat bahwa pengetahuan merupakan hasil atau keluaran atau nilai dari informasi (producing significance or value from information)

Drucker (1998), berasumsi bahwa pengetahuan adalah informasi yang mengubah segala atau seseorang, hal ini terjadi ketika informasi tersebut menjadi dasar untuk bertindak, atau ketika informasi tersebut memampukan seseorang atau institusi untuk mengambil tindakan yang berbeda atau tindakan yang lebih efektif.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Informasi Nomor 14 tahun 2011, mengatakan bahwa Pengetahuan (knowledge) adalah pemahaman tentang sesuatu hal berdasarkan


(3)

interpretasi atas sebuah konteks permasalahan tertentu. Pengetahuan adalah informasi yang telah dianalisis dan diorganisasikan sehingga dapat dimengerti dan digunakan untuk memecahkan masalah serta mengambil keputusan (Turban, 2004).

Bertitik tolak dari konsep-konsep yang telah diuraikan, maka untuk konsep pengetahuan dipakai pendapat Drucker (1998), berasumsi bahwa pengetahuan adalah informasi yang mengubah segala atau seseorang, hal ini terjadi ketika informasi tersebut menjadi dasar untuk bertindak atau ketika informasi tersebut memampukan seseorang atau institusi untuk mengambil tindakan yang berbeda atau tindakan yang lebih efektif.

2.1.2 Bentuk-Bentuk Pengetahuan

Pengetahuan bagi organisasi merupakan modal intelektual yang dapat dibeda-bedakan menurut jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang. Dalam wacana managemen pengetahuan, pengetahuan dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu tacit dan explicit knowledge.

Berikut ini defenisi menurut para praktisi:

Tacit Knowledge

Polanyi, seorang ahli kimia merupakan tokoh yang memperkenalkan Knowledge. menurut Polanyi,


(4)

(pengetahuan implisit) dan Explicit Knowledge

(pengetahuan explisit).

Polanyi (1967), berasumsi bahwa Tacit Knowledge

merupakan sesuatu yang diam didalam benak manusia dalam bentuk intuitif, judgements, skill, value dan belief

yang sangat sulit diformalisasikan dan di share kepada orang lain.

Sangkala (2007), mengungkapkan bahwa Tacit Knowledge merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dan sangat sulit di formulasikan, sulit dikomunikasikan atau dibagi dengan orang lain. Pemahaman yang melekat di dalam pengetahuan individu tersebut masih bersifat subjektif. Pengetahuan yang dimiliki oleh individu tersebut masih dapat dikategorikan sebagai intuisi dan dugaan. Sangkala (2007), dalam kesempatan yang lain memaparkan bahwa tacit Knowledge memiliki dua dimensi. pertama, yang disebut dengan dimensi teknis, yang mencangkup berbagai macam kentrampilan atau keahlian yang sulit diformalkan. Dimensi ini sangat subjektif, dan pemahaman yang dimilki oleh seseorang tersebut sangat bersifat pribadi, intuitif, dugaan dan inspirasi yang muncul dari pengalaman. Oleh karena itu, dimensi ini lebih berdimensi pengalaman. Dimensi kedua, yaitu dimensi kognitif. dimensi ini terdiri dari kepercayaan, persepsi, idealisme, nilai-nilai, emosi, dan


(5)

mental model sehingga dimensi ini tidak mudah diartikulasikan.

Filemon (2008), berpendapat bahwa Tacit Knowledge adalah pengetahuan pribadi yang masih tersimpan dalam otak, yang diakumulasi melalui pembahasan dan pengalaman. Dikembangkan melalui proses interaksi dengan orang lain. Tacit Knowledge ini muncul melalui praktek dan pengalaman.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Informasi Nomor 14 tahun 2011, mengatakan bahwa Tacit Knowledge adalah pengetahuan yang masih berada dalam pikiran individu yang memiliki pengetahuan tersebut. Pengetahuan tacit

terdiri dari komponen kognitif dan komponen teknis. Komponen kognitif merupakan kerangka berpikir yang tidak begitu saja diutarakan dalam sebuah representasi data yang terstruktur, sehingga kerapkali disebut tak terstruktur. Sementara komponen teknis adalah konsep konkrit yang bisa diutarakan secara eksplisit, sehingga seringkali disebut pengetahuan terstruktur.

Bertitik tolak dari konsep-konsep yang telah diuraikan, maka untuk konsep Tacit Knowledge dipakai pendapat Filemon (2008), berpendapat bahwa Tacit Knowledge adalah pengetahuan pribadi yang masih tersimpan dalam otak, yang diakumulasi melalui pembahasan dan pengalaman. Dikembangkan melalui


(6)

proses interaksi dengan orang lain. Tacit Knowledge ini muncul melalui praktek dan pengalaman.

Explicit Knowledge

Explicit Knowledge dapat diexpresikan dalam

bentuk kata-kata, dapat dijumlah serta dapat dibagi dalam bentuk data, formula ilmu pengetahuan, spesifikasi produk. Pengetahuan ini senantiasa dapat ditransfer kepada orang lain secara formal dan sistematik (Sangkala, 2007).

Explicit Knowledge adalah Knowledge yang dapat atau terkodifikasi dalam bentuk dokumen atau bentuk terwujud lainnya sehingga dapat dengan mudah ditransfer dan didistribusikan dengan menggunakan berbagai media (Polanyi, 1967).

Filemon (2008), mengemukakan pendapatnya bahwa Explicit Knowledge berhubungan dengan dokumen atau sesuatu yang sudah diimplementasikan dari hasil pemikiran manusia, tetapi Explicit Knowledge

juga terkait dengan fasilitas, produk, proses, servis dan sistem.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Informasi Nomor 14 tahun 2011, mengatakan bahwa Explicit Knowledge adalah pengetahuan yang secara explicit diutarakan dan tersedia dalam organisasi. Umumnya explicit knowledge


(7)

terstruktur dan tercermin dalam berbagai rujukan peraturan dan standar kerja dalam organisasi.

Bertitik tolak dari konsep-konsep yang telah diuraikan, maka untuk konsep Explicit Knowledge

dipakai pendapat Filemon (2008), mengemukakan pendapatnya bahwa Explicit Knowledge berhubungan dengan dokumen atau sesuatu yang sudah diimplementasikan dari hasil pemikiran manusia, tetapi

Explicit Knowledge juga terkait dengan fasilitas, produk, proses, servis dan sistem.

2.1.3 Cara Mengelola Pengetahuan

Apa yang dilakukan oleh setiap organisasi pada dasarnya dapat diklasifikasikan sebagai aktivitas KM. Tidak ada organisasi yang dapat bertahan tanpa menciptakan, mendapatkan, mengelola serta mentransfer pengetahuan. Knowledge tersebut setiap waktu harus di review untuk menjelaskan apakah

knowledge tersebut relevan dan kurat. Beberapa

defenisi dari para praktisi tentang KM:

Robert (2004), berpendapat KM adalah pendekatan sistem informasi dan pengetahuan yang dikuti dengan orang-orang yang berkompoten (yang tepat) dan waktu yang tepat akan menciptakan nilai.


(8)

Irma (2004), berasumsi KM adalah aktifitas yang mencangkup berbagi pengetahuan. yang berkaitan dengan sumber daya, dokumen, dan keahlian manusia. Sehingga dalam penerapan KM tidak terjadi pemborosan waktu, pemborosan uang dan dampaknya adalah tercapainya tujuan.

KM adalah sebuah proses didalam organisasi yang menghasilkan nilai dari pengetahuan. KM juga terkait dengan proses identifikasi, berbagi dan memelihara pengetahuan dari organisasi (Filemon, 2008)

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Informasi Nomor 14 tahun 2011, mengatakan KM adalah upaya terstruktur dan sistematis dalam mengembangkan dan menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk membantu proses pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. Aktivitas dalam KM meliputi upaya perolehan, penyimpanan, pengolahan, dan pengambilan kembali, penggunaan dan penyebaran, serta evaluasi dan penyempurnaan terhadap pengetahuan sebagai aset intelektual organisasi.

KM merupakan serangkaian proses mengubah data dan informasi menjadi pengetahuan bermanfaat untuk kepentingan organisasi, proses ini meliputi penciptaan, akuisisi, penyimpanan, berbagi dan penggunaan pengetahuan (Serrat, Oliver, 2009).


(9)

KM merupakan suatu cara baru dalam menangani informasi dan memanfaatkan kembali pengetahuan bagi setiap orang sesuai dengan pola dan minat keterkaitan yang diinginkannya (Azhari, 2005).

Bertitik tolak dari konsep-konsep yang telah diuraikan, maka untuk konsep Knowledge Management

dipakai pendapat Filemon (2008) yang berasumsi KM adalah sebuah proses didalam organisasi yang menghasilkan nilai dari pengetahuan. KM juga terkait dengan proses identifikasi, berbagi dan memelihara pengetahuan dari organisasi.

2.1.4 Cara Menyimpan Pengetahuan

Proses penerapan pengetahuan biasanya dikaitkan dengan proses penyimpanan (storage), penemuan (retrieval), kontribusi (contributions), dan berbagi (share). Salah satu tantangan utama dalam sebuah organisasi, institusi, perusahaan maupun RSU adalah kehilangan pengetahuan yang dimilikinya, karena pengetahuan untuk konteks sekarang ini dipandang sebagai aset yang sangat penting, karena itu ada upaya untuk menyimpan pengetahuan tersebut sehingga tidak terjadi knowledge loss, terdapat berbagai jenis penyimpanan pengetahuan sehingga pengetahuan dapat digunakan kembali. Dalam konteks RSU, rekam medis (Medical Record) dianggap sebagai salah satu


(10)

cara dalam penyimpanan pengetahuan dan yang harus dijaga sistem keamanannya, unit rekam medis bertanggung jawab terhadap pengelolaan data pasien menjadi informasi kesehatan yang berguna bagi pengambilan keputusan. Berikut ini beberapa defenisi rekam medis menurut para ahli;

Al-Azmi (2009), menguraikan bahwa rekam medis (Medical Record) adalah teknologi penyimpanan data pasien yang merupakan gerbang awal untuk proses perbaikan treatment maupun melakukan proses penelitian-penelitian lanjutan untuk mendapatkan solusi terhadap suatu permasalahan penyakit yang semakin lama semakin berkembang baik dari sisi prosedur penatalaksanaanya maupun teknologi pendukung yang mutlak harus digunakan pada saat melakukan treatment kepada pasien.

Savitri (2011), menjelaskan bahwa rekam medis (Medical Record) memiliki arti yang cukup luas, tidak hanya sebatas yang digunakan untuk menuliskan data pasien tetapi juga dapat berupa rekaman dalam bentuk sistem informasi yang dapat digunakan untuk mengumpulkan segala informasi pasien terkait dengan pelayanan yang diberikan di fasilitas pelayanan kesehatan sehingga dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, seperti pengambilan keputusan pengobatan kepada pasien, terbukti legal pelayanan yang telah diberikan, dan dapat juga sebagai bukti


(11)

tentang kinerja sumber daya manusia di fasilitas pelayanan kesehatan. Dan tujuan utama rekam medis untuk mencatat fakta tentang riwayat kesehatan pasien selama berkunjung di RS dan untuk pelayanan pasien secara berkesinambungan yang mana diperlukan pada saat kunjungan berikutnya.

Bertitik tolak dari konsep-konsep yang telah diuraikan, maka untuk konsep rekam medis dipakai pendapat Savitri (2011), yang menjelaskan bahwa rekam medis (Medical Record) memiliki arti yang cukup luas, tidak hanya sebatas yang digunakan untuk menuliskan data pasien tetapi juga dapat berupa rekaman dalam bentuk sistem informasi yang dapat digunakan untuk mengumpulkan segala informasi pasien terkait dengan pelayanan yang diberikan di fasilitas pelayanan kesehatan sehingga dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, seperti pengambilan keputusan pengobatan kepada pasien, terbukti legal pelayanan yang telah diberikan, dan dapat juga sebagai bukti tentang kinerja sumber daya manusia di fasilitas pelayanan kesehatan. Dan tujuan utama rekam medis untuk mencatat fakta tentang riwayat kesehatan pasien selama berkunjung di RS dan untuk pelayanan pasien secara berkesinambungan yang mana diperlukan pada saat kunjungan berikutnya.


(12)

Pengetahuan yang dimiliki akan lebih berguna ketika terjadi proses pembelajaran tidak hanya sekedar disimpan, karena itu organisasi yang menerapkan KM akan senantiasa mendorong pembelajaran supaya berlangsung dengan efektif karena organisasi yang belajar akan senantiasa memiliki kesiapan menghadapi perubahan, terutama dalam menghadapi kondisi persaingan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya. Organisasi pembelajar bisa juga diartikan sebagai organisasi yang terus menerus mengubah dirinya agar lebih baik dalam mengelola pengetahuan, disebut organisasi pembelajar karena didalamnya terjadi proses

knowledge transfer dan knowledge transfer terjadi ketika ada proses interaksi sosial, Knowledge transfer

pada dasarnya mencakup dua tindakan, yaitu (pengiriman atau memberikan pengetahuan kepada penerima yang potensial) dan absorpsi (penyerapan) oleh seseorang atau kelompok (Sangkala, 2007).

Knowledge transfer adalah sebuah komunikasi

dan dalam membangun komunikasi dapat memperoleh pengetahuan, pengetahuan tersebut diperoleh ketika melakukan interaksi baik secara personal maupun dalam kelompok (Argote, 1999). Terkait dengan pemikiran Argote, Darr (2000) menjelaskan bahwa

Knowledge transfer adalah pertukaran pengetahuan


(13)

setiap organisasi, pertukaran ini mungkin difokuskan atau berfokus tetapi tidak selalu objektif.

Bertitik tolak dari konsep-konsep yang telah diuraikan, maka untuk konsep Knowledge Transfer

dipakai pemikiran Darr (2000) menjelaskan bahwa

Knowledge transfer adalah pertukaran pengetahuan antara perorangan di dalam kelompok maupun di setiap organisasi, pertukaran ini mungkin difokuskan atau berfokus tetapi tidak selalu objektif.


(1)

Irma (2004), berasumsi KM adalah aktifitas yang mencangkup berbagi pengetahuan. yang berkaitan dengan sumber daya, dokumen, dan keahlian manusia. Sehingga dalam penerapan KM tidak terjadi pemborosan waktu, pemborosan uang dan dampaknya adalah tercapainya tujuan.

KM adalah sebuah proses didalam organisasi yang menghasilkan nilai dari pengetahuan. KM juga terkait dengan proses identifikasi, berbagi dan memelihara pengetahuan dari organisasi (Filemon, 2008)

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Informasi Nomor 14 tahun 2011, mengatakan KM adalah upaya terstruktur dan sistematis dalam mengembangkan dan menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk membantu proses pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. Aktivitas dalam KM meliputi upaya perolehan, penyimpanan, pengolahan, dan pengambilan kembali, penggunaan dan penyebaran, serta evaluasi dan penyempurnaan terhadap pengetahuan sebagai aset intelektual organisasi.

KM merupakan serangkaian proses mengubah data dan informasi menjadi pengetahuan bermanfaat untuk kepentingan organisasi, proses ini meliputi penciptaan, akuisisi, penyimpanan, berbagi dan penggunaan pengetahuan (Serrat, Oliver, 2009).


(2)

KM merupakan suatu cara baru dalam menangani informasi dan memanfaatkan kembali pengetahuan bagi setiap orang sesuai dengan pola dan minat keterkaitan yang diinginkannya (Azhari, 2005).

Bertitik tolak dari konsep-konsep yang telah diuraikan, maka untuk konsep Knowledge Management dipakai pendapat Filemon (2008) yang berasumsi KM adalah sebuah proses didalam organisasi yang menghasilkan nilai dari pengetahuan. KM juga terkait dengan proses identifikasi, berbagi dan memelihara pengetahuan dari organisasi.

2.1.4 Cara Menyimpan Pengetahuan

Proses penerapan pengetahuan biasanya dikaitkan dengan proses penyimpanan (storage), penemuan (retrieval), kontribusi (contributions), dan berbagi (share). Salah satu tantangan utama dalam sebuah organisasi, institusi, perusahaan maupun RSU adalah kehilangan pengetahuan yang dimilikinya, karena pengetahuan untuk konteks sekarang ini dipandang sebagai aset yang sangat penting, karena itu ada upaya untuk menyimpan pengetahuan tersebut sehingga tidak terjadi knowledge loss, terdapat berbagai jenis penyimpanan pengetahuan sehingga pengetahuan dapat digunakan kembali. Dalam konteks RSU, rekam medis (Medical Record) dianggap sebagai salah satu


(3)

cara dalam penyimpanan pengetahuan dan yang harus dijaga sistem keamanannya, unit rekam medis bertanggung jawab terhadap pengelolaan data pasien menjadi informasi kesehatan yang berguna bagi pengambilan keputusan. Berikut ini beberapa defenisi rekam medis menurut para ahli;

Al-Azmi (2009), menguraikan bahwa rekam medis (Medical Record) adalah teknologi penyimpanan data pasien yang merupakan gerbang awal untuk proses perbaikan treatment maupun melakukan proses penelitian-penelitian lanjutan untuk mendapatkan solusi terhadap suatu permasalahan penyakit yang semakin lama semakin berkembang baik dari sisi prosedur penatalaksanaanya maupun teknologi pendukung yang mutlak harus digunakan pada saat melakukan treatment kepada pasien.

Savitri (2011), menjelaskan bahwa rekam medis (Medical Record) memiliki arti yang cukup luas, tidak hanya sebatas yang digunakan untuk menuliskan data pasien tetapi juga dapat berupa rekaman dalam bentuk sistem informasi yang dapat digunakan untuk mengumpulkan segala informasi pasien terkait dengan pelayanan yang diberikan di fasilitas pelayanan kesehatan sehingga dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, seperti pengambilan keputusan pengobatan kepada pasien, terbukti legal pelayanan yang telah diberikan, dan dapat juga sebagai bukti


(4)

tentang kinerja sumber daya manusia di fasilitas pelayanan kesehatan. Dan tujuan utama rekam medis untuk mencatat fakta tentang riwayat kesehatan pasien selama berkunjung di RS dan untuk pelayanan pasien secara berkesinambungan yang mana diperlukan pada saat kunjungan berikutnya.

Bertitik tolak dari konsep-konsep yang telah diuraikan, maka untuk konsep rekam medis dipakai pendapat Savitri (2011), yang menjelaskan bahwa rekam medis (Medical Record) memiliki arti yang cukup luas, tidak hanya sebatas yang digunakan untuk menuliskan data pasien tetapi juga dapat berupa rekaman dalam bentuk sistem informasi yang dapat digunakan untuk mengumpulkan segala informasi pasien terkait dengan pelayanan yang diberikan di fasilitas pelayanan kesehatan sehingga dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, seperti pengambilan keputusan pengobatan kepada pasien, terbukti legal pelayanan yang telah diberikan, dan dapat juga sebagai bukti tentang kinerja sumber daya manusia di fasilitas pelayanan kesehatan. Dan tujuan utama rekam medis untuk mencatat fakta tentang riwayat kesehatan pasien selama berkunjung di RS dan untuk pelayanan pasien secara berkesinambungan yang mana diperlukan pada saat kunjungan berikutnya.


(5)

Pengetahuan yang dimiliki akan lebih berguna ketika terjadi proses pembelajaran tidak hanya sekedar disimpan, karena itu organisasi yang menerapkan KM akan senantiasa mendorong pembelajaran supaya berlangsung dengan efektif karena organisasi yang belajar akan senantiasa memiliki kesiapan menghadapi perubahan, terutama dalam menghadapi kondisi persaingan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya. Organisasi pembelajar bisa juga diartikan sebagai organisasi yang terus menerus mengubah dirinya agar lebih baik dalam mengelola pengetahuan, disebut organisasi pembelajar karena didalamnya terjadi proses knowledge transfer dan knowledge transfer terjadi ketika ada proses interaksi sosial, Knowledge transfer pada dasarnya mencakup dua tindakan, yaitu (pengiriman atau memberikan pengetahuan kepada penerima yang potensial) dan absorpsi (penyerapan) oleh seseorang atau kelompok (Sangkala, 2007).

Knowledge transfer adalah sebuah komunikasi dan dalam membangun komunikasi dapat memperoleh pengetahuan, pengetahuan tersebut diperoleh ketika melakukan interaksi baik secara personal maupun dalam kelompok (Argote, 1999). Terkait dengan pemikiran Argote, Darr (2000) menjelaskan bahwa Knowledge transfer adalah pertukaran pengetahuan antara perorangan di dalam kelompok maupun di


(6)

setiap organisasi, pertukaran ini mungkin difokuskan atau berfokus tetapi tidak selalu objektif.

Bertitik tolak dari konsep-konsep yang telah diuraikan, maka untuk konsep Knowledge Transfer dipakai pemikiran Darr (2000) menjelaskan bahwa Knowledge transfer adalah pertukaran pengetahuan antara perorangan di dalam kelompok maupun di setiap organisasi, pertukaran ini mungkin difokuskan atau berfokus tetapi tidak selalu objektif.


Dokumen yang terkait

Knowledge Management Initiative in Indonesian Higher Education: Open Access Institutional Repository in Academic Library

0 8 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kepuasan Kerja dan Intensi Turnover pada Perawat di Rumah Sakit Umum Puri Asih Salatiga

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Knowledge Management di Rumah Sakit Puri Asih Salatiga (Jawa Tengah)

0 1 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Knowledge Management di Rumah Sakit Puri Asih Salatiga (Jawa Tengah) T2 912010019 BAB I

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Knowledge Management di Rumah Sakit Puri Asih Salatiga (Jawa Tengah) T2 912010019 BAB IV

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Knowledge Management di Rumah Sakit Puri Asih Salatiga (Jawa Tengah) T2 912010019 BAB V

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Knowledge Management di Rumah Sakit Puri Asih Salatiga (Jawa Tengah)

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Stratifikasi Klaster UMKM di Jawa Tengah T2 092008701 BAB II

0 1 34

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Magister Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana FKIPUKSW T2 BAB II

0 3 18

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Program Pendidikan Karakter Di SMA Kristen 1 Salatiga T2 BAB II

0 0 36