GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA TINGKAT TIGA D-III KEPERAWATAN DALAM MENGHADAPI UJI KOMPETENSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

(1)

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA TINGKAT TIGA D-III KEPERAWATAN DALAM MENGHADAPI UJI

KOMPETENSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan

Program Studi D-III Keperawatan

Oleh

Di susun oleh: Novi Anggraeni

1008865

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAH RAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA TINGKAT TIGA D-III KEPERAWATAN DALAM MENGHADAPI UJI

KOMPETENSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Oleh Novi Anggraeni

Sebuah karya tulis ilmiah yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Diploma pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Novi Anggraeni

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Karya Tulis Ilmiah ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

(5)

Abstrak

Tingkat kecemasan merupakan suatu keadaan yang membuat mahasiswa D-III keperawatan merasa tidak tenang, khawatir, takut dan tegang ketika akan menghadapi uji kompetensi yang baru pertama kali akan dilaksanakan oleh calon para lulusan perawat. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh sebanyak 25 mahasiswa D-II Keperawatan Tingkat tiga. Untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan mahasiswa tingkat tiga dalam menghadapi uji kompetensi di Program Studi D-III Universitas Pendidikan Indonesia dan tingkat kecemasan berdasarkan respon afektif, kognitif, fisiologi dan perilaku mahasiswa tingkat tiga D-III Universitas Pendidikan Indonesia. Dari hasil penelitian terhadap tingkat kecemasan secara umum didapatkan hampir setengah dari mahasiswa 48% (12 orang mahasiswa) mengalami tingkat kecemasan ringan , tingkat kecemasan berdasarkan respon afektif di dapatkan sebagian besar dari mahasiswa 52 % (13 orang mahasiswa) berada pada kategori tingkat kecemasan ringan, berdasarkan respon kognitif sebagian besar dari mahasiswa 60 % (15 orang mahasiswa) berada pada kategori tingkat kecemasan ringan, berdasarkan respon fisiologi sebagian besar dari mahasiswa 56 % (14 orang mahasiswa) berada pada kategori tidak ada gejala kecemasan dan berdasarkan respon perilaku di sebagian besar dari mahasiswa 56 % (14 orang mahasiswa) berada pada kategori tidak ada gejala kecemasan. Saran Jika kecemasan pada tingkat ringan tersebut dibiarkan, maka dikhawatirkan akan meningkat menjadi tingkat kecemasan berat.

Kata kunci: Mahasiswa, tingkat kecemasan, afektif, kognitif, fisiologi, dan prilaku.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Konsep Kecemasan ... 7

B. Konsep Mahasiswa Keperawatan Tingkat tiga ... 23

C. Konsep Uji Kompetensi ... 24

D. Kerangka Berpikir ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 30

B. Desain Penelitian ... 31

C. Metode Penelitian ... 32

D. Definisi Oprasional ... 33

E. Instrumen Penelitian ... 33

F. Teknik Pengumpulan Data ... 37

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 39

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 46

1. Tingkat kecemasan mahasiswa D-III Keperawatan tingkat tiga Universitas Pendidikan Indonesia ... 46

2. Tingkat kecemasan berdasarkan respon afektif, kognitif, fisiologi dan perilaku pada Mahasiswa D-III Keperawatan Tingkat tiga Universitas Pendidikan Indonesia ... 47


(7)

B. Pembahasan ... 50

1. Tingkat kecemasan mahasiswa D-III Keperawatan tingkat tiga Universitas Pendidikan Indonesia ... 50

2. Tingkat kecemasan berdasarkan respon afektif, kognitif, fisiologi dan perilaku pada Mahasiswa D-III Keperawatan Tingkat tiga Universitas Pendidikan Indonesia ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 55

A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil nilai try out uji kompetensi ... 3

Tabel 2.1 Respons Fisiologis terhadap ansietas ... 15

Tabel 2.2 Respons Perilaku, kognitif dan efektif ... 16

Tabel 2.3 Proporsi soal berdasarkan domain Kompetensi ... 26

Tabel 2.4 prosentasi domain aspek penilaian ... 27

Tabel 2.5 Adapun prosentase soal uji kompetensi bagi perawat terdiri dari 9 bidang keilmuan ... 28

Tabel 3.1 Adapun cara penilaian tingkat kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan kategori ... 34

Tabel 3.2 Kisi-Kisi tingkat kecemasan ... 34

Tabel 3.3 Kisi – kisi kuesioner berdasarkan respon kecemasan ... 35

Tabel 3.4 Kategori total skor tingkat kecemasan ... 43

Tabel 3.5 Total skor tingkat kecemasan berdasarkan Respon Afektif... 43

Tabel 3.6 Total skor tingkat kecemasan berdasarkan Respon Kognitif ... 44

Tabel 3.7 Total skor tingkat kecemasan berdasarkan respon fisiologi ... 44

Tabel 3.8 Total skor tingkat kecemasan berdasarkan respon perilaku ... 45

Tabel 4.1 Distribusi tingkat kecemasan mahasiswa D-III Keperawatan Tingkat tiga Universitas Pendidikan Indonesia ... 46

Tabel 4.2 Distribusi tingkat kecemasan berdasarkan respon afektif mahasiswa D-III Keperawatan tingkat tiga Universitas Pendidikan Indonesia ... 47

Tabel 4.3 Distribusi Tingkat kecemasan berdasarkan respon kognitif mahasiswa D-III Keperawatan Tingkat tiga Universitas Pendidikan Indonesia ... 48


(9)

Tabel 4.4 Distribusi Tingkat kecemasan berdasarkan respon fisiologi mahasiswa D-III Keperawatan Tingkat tiga Universitas Pendidikan

Indonesia ... 48 Tabel 4.5 Distribusi Tingkat kecemasan berdasarkan respon perilaku

mahasiswa D-III Keperawatan Tingkat tiga Universitas Pendidikan

Indonesia ... 49


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Rentang respon ... 11 Gambar 2.2. Skema kerangka pemikiran ... 29 Gambar 3.1. Desain Penelitian ... 32


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian ... 60

Lampiran 2. Uji Validitas dan reabilitas ... 65

Lampiran 3. Hasil pengolahan data ... 73

Lampiran 4. Berdarkan Karakteristik responden ... 79

Lampiran 5. Instrumen Penelitian... 81

Lampiran 6. Lembar Bimbingan ... 86


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Profil kesehatan Indonesia tahun 2010 mencatat jumlah lulusan perawat selama lima tahun terakhir mencapai 141.347 orang atau rata-rata 26.928 orang per tahun. Jumlah ini hanya yang berasal dari program Diploma III politeknik kesehatan milik pemerintah dan perguruan tinggi swasta. Lulusan program sarjana dan magister tidak termasuk dalam jumlah ini. Kebutuhan perawat di Indonesia sebenarnya masih sangat tinggi. Sebagai pembanding, Jepang yang berpenduduk 130 juta orang memiliki 1,3 juta perawat. Sementara Indonesia yang memiliki 240 juta penduduk hanya memiliki 624.000 lulusan perawat. Itu pun tidak semuanya termanfaatkan angka ini sesuai dengah data Depkes (2010) yang mencatat 52.000 perawat yang bertugas di Puskesmas dan 108.000 perawat bertugas di Rumah sakit ( Tp, 2011, http://www.kompas.com. 25 Oktober 2012).

Saat ini jumlah institusi pendidikan keperawatan sangat banyak di Indonesia, proses pendidikan keperawatan berjalan dengan sangat bervariasi dan sistem kendali mutu proses penyelenggaraan pendidikan belum berjalan sepenuhnya, sehingga mutu atau kompetensi lulusan sangat beragam ( Masfuri, et al, 2012: 2). Besarnya variasi mutu pendidikan keperawatan dan kesehatan variasi ini sangat terlihat pada pelaksanaan uji kompetensi nasional yang dilakukan oleh KNUKP PPNI 2008 (Masfuri, et al, 2012: 2). Sejalan dengan usaha PPNI , menteri kesehatan RI mengeluarkan Permenkes /1796/ Menkes /per/ VIII/ 2011 Pasal 2 mengenai registrasi tenaga kesehatan pengganti Kemenkes nomor 161 2010 dimana dalam peraturan tersebut, kelulusan uji kompetensi yang dibuktikan dengan sertifikat kompetensi merupakan syarat bagi tenaga kesehatan (termasuk perawat) agar dapat di registrasi sebagai perawat dan di perkenankan menjalankan praktik/pekerjaan profesinya di wilayah Indonesia dan setiap tenaga kesehatan dalam menjalankan tugas


(13)

2

kepropesianya wajib memiliki tanda surat registrasi (STR) ( Masfuri, et al, 2012: 2-3). Dengan beredarnya surat Permenkes tersebut seakan-akan memberikan kabar yang hangat dikalangan keperawatan, terutama di kalangan D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia yang baru berdiri beberapa tahun ke belakang. Uji kompetensi ini baru akan di laksanakan pertama kali oleh para calon perawat di Indonesia. Sebelum tenaga kesehatan di registrasi tenaga kesehatan wajib mengikuti uji kompetensi. Pada uji kompetensi ini ada tiga aspek yang perlu di perhatikan dalam mengukur tenaga kesehatan (Perawat) yaitu pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Materi uji kompetensi disusun mengacu kepada standar kompetensi yang tercantum dalam standar profesi. Materi uji kompetensi dikembangkan dan disusun oleh divisi standarisasi MTKI berkoordinasi dengan Dirjen DIKTI Kementerian Pendidikan Nasional dan LPUK serta Tim Ad-hock di MTKI yang berasal dari masing-masing organisasi profesi (Kemenkes RI, 2010: 16). Jumlah soal yang digunakan dalam uji kompetensi adalah 180 soal dan disediakan waktu 3 jam untuk mengerjakan. Jenis soal yang digunakan adalah soal pilihan ganda (MCQ type A question/dengan 5 alternatif jawaban (a, b,c,d,e), dengan memilih satu jawaban yang paling tepat (one best answer). Jumlah soal tersebut dipertimbangkan dapat mengukur kompetensi lulusan baru dengan akurat (memenuhi reliabilitas soal). Soal yang di gunakan juga telah melalui proses uji validitas (Kariasa, et al, 2012: 27).

Uji kompetensi ini sama halnya dengan Ujian Nasional (UN) yang pernah di alami pada waktu SMA. Pelaksanaan uji kompetensi dirasakan sebagai beban yang semakin bertambah berat terutama bagi mahasiawa D-III Keperawatan, di karenakan sebelumnya tidak ada uji kompetensi. Hal ini di karenakan majelis tenaga kesehatan indonesia menetapkan uji kompentesi harus dilalui oleh semua lulusan. Pelaksanaan uji kompetensi menjadi perhatian tersendiri dikarenakan akibatnya kalau tidak lulus uji kompetensi maka mahasiswa D-III Keperawatan tidak lulus sehingga tidak dapat mengikuti wisuda dan tidak akan teregistrasi untuk menjadi calon perawat di wilayah Indonesia, hal ini menyebabkan adanya fenomena yang dapat memunculkan


(14)

3

perasaan khawatir, takut, tegang, cemas serta adanya tekanan pada diri mahasiswa, dan berbagai upaya pun di coba untuk dilakukan agar dapat meminimalisir perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan tersebut, sehingga mahasiswa siap menghadapi uji kompetensi.

Kecemasan (ansietas) adalah istilah yang sangat akrab dengan kehidupan sehari-sehari yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut. Tidak tentram disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi atau menyertai kondisi situasi kehidupan dan berbagai gangguan kesehatan (Dalami, et al, 2009: 67). Menurut Suprajitno (Tn, 2012:1) Kecemasan dapat timbul dengan intensitas yang berbeda-beda, tingkatan ini terbagi menjadi kecemasan ringan, sedang, berat hingga menimbulkan kepanikan dari individu itu sendiri, terkadang dapat menimbulkan halangan untuk melakukan suatu pekerjaan.

Berdasarkan hasil simulasi try out uji kompetensi yang di laksanakan pada tanggal 20 Januari 2013 yang di adakan oleh collage colaboration dan diikuti oleh 5 institusi D-III Keperawatan, termasuk D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia. Dapat di lihat presentase nilai D-III keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia tingkat tiga sebagai berikut:

Tabel 1.1

Hasil Nilai Try out uji kompetensi

Nilai Keterangan Jumlah

Mahasiswa

Persentase %

Nilai ≥60 Excellent 1 3,85%

Nilai 50-59 Sangat Memuaskan 0 0%

Nilai 44-49 Cukup Memuaskan 10 38,46%

Nilai <44 Kurang memuaskan

15 57,69

Jumlah 26 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat hasil simulasi try out D-III Keperawatan tingkat tiga Universitas Pendidikan Indonesia, 1 orang mendapatkan nilai Excellent, tidak ada mahasiswa yang mendapatkan nilai yang sangat


(15)

4

memuaskan, 10 orang mendapatkan nilai cukup memuaskan dan sebagian besar mendapatkan nilai kurang memuaskan yaitu sebanyak 15 orang dengan presentase 57,69%.

Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 04 Februari 2013 terhadap 10 orang mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia didapatkan data 8 orang mahasiswa mengatakan cemas, khawatir, takut tidak lulus dan tidak bisa mengikuti wisuda tahun ini. Mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia merasa cemas dikarenakan berbagai faktor di antaranya belum ada persiapan untuk menghadapi uji kompetensi. D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia merupakan prodi baru, yang baru berdiri beberapa tahun ke belakang dan masih kekurangan sumber daya manusia (SDM) atau tenaga pengajar ilmu keperawatan sesuai bidang mata kuliah yang akan di ujikan dalam uji kompetensi, dan 2 orang mahasiswa keperawatan mengatakan biasa-biasa saja dikarenakan masih belum terlalu memikirkan uji kompetensi. Dari fenomena di atas peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang “Gambaran tingkat kecemasan mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan dalam menghadapi uji kompetensi di Universitas Pendidikan Indonesia”.

B.Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian dapat dirumuskan permasalahan pokok sebagai berikut: “Bagaimana gambaran tingkat kecemasan mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan dalam menghadapi uji kompetensi di Universitas Pendidikan Indonesia?” dari masalah pokok tersebut dapat di jabarkan menjadi beberapa sub masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kecemasan mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia berdasarkan respon afektif?

2. Bagaimana tingkat kecemasan mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia berdasarkan respon kognitif?

3. Bagaimana tingkat kecemasan mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia berdasarkan respon fisiologi ?


(16)

5

4. Bagaimana tingkat kecemasan mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia berdasarkan respon perilaku?

C.Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengeidentifikasi gambaran tingkat kecemasan mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan dalam menghadapi uji kompetensi di Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat kecemasan mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia berdasarkan respon afektif.

b. Mengidentifikasi tingkat kecemasan mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia berdasarkan respon kognitif.

c. Mengidentifikasi tingkat kecemasan mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia berdasarkan respon fisiologi.

d. Mengidentifikasi tingkat kecemasan mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia berdasarkan respon perilaku.

D.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teortis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi dan sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat dan sekaligus menambah wawasan mengenai gambaran tingkat kecemasan pada mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan dalam menghadapi uji kompetensi di Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Manfaat Praktis a. Bagi pihak institusi


(17)

6

Diharapkan penelitian ini dapat memberi gambaran tingkat kecemasan kepada pihak institusi sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar keperawatan di Universitas Pendidikan Indonesia khususnya dalam mata kuliah keperawatan jiwa.

b. Bagi pihak mahasiswa

Diharapkan penelitian ini dapat membantu mahasiswa dalam mengidentifikasi tingkat kecemasan yang dialami mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan dalam menghadapi uji kompetensi di Universitas Pendidikan Indonesia.


(18)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi penelitian : Lokasi penelitian dilaksanakan di Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, prodi D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia. Jl. Dr. Setiabudi no. 229 Bandung 40154 Jawa Barat Indonesia. 2. Subjek Penelitian : Subjek yang diteliti yaitu mahasiswa tingkat tiga D-III

Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia tingkat tiga yang akan menghadapi uji kompetensi.

a. Populasi

Notoatmodjo (Setiadi, 2007: 175), mengemukakan bahwa populasi dapat berupa orang, benda, gejala atau wilayah yang ingin di ketahui oleh peneliti.

Sedangkan menurut Sugiyono (Hidayat, 2007: 60 ), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya. Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah seluruh unit yang akan di teliti. Pada penelitian ini, populasi yang akan diteliti yaitu mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia yang berjumlah 25 Orang Mahasiswa.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel (Arikunto, 2002: 109). Sedangkan menurut Hidayat (2007: 60), sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi.


(19)

31

Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian unit yang diteliti, serta di anggap telah mewakili seluruh populasi yang diambil dengan teknik tertentu.

Adapun teknik sampling yang digunakan untuk menentukan sampel adalah sampling jenuh yaitu teknik penentuan bila semua anggota populasi di gunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan jika jumlah populasi relatif kecil. Oleh karena itu, maka peneliti mengambil sampel yang akan di teliti berjumlah 25 orang mahasiswa tingkat tiga DIII Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia sesuai dengan jumlah populasi.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang di susun sedemikian rupa sehingga penelitian dapat memberikan jawaban terhadap pernyataan penelitian. Desain penelitian mengacu pada jenis atau macam penelian yang dipilih untuk mencapai tujuan penelitian serta berperan sebagai alat dan pedoman untuk mencapai tujuan (Setiadi, 2007: 127).

Penelitian yang akan dilaksanakan ini menggunakan konsep deskriptif kuantitatif dimana variabel diteliti pada waktu yang bersamaan yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tingkat kecemasan pada mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan dalam menghadapi uji kompetensi di Universitas Pendidikan Indonesia.

Desain penelitian ini perlu untuk dijadikan pegangan dalam pelaksanaan penelitian, agar penelitian yang dilakukan arahnya jelas dan terencana. Dalam suatu penelitian deskriptif pengambilan data yang digunakan harus dipilih dasar yang tepat dan susunan dengan variabel-variabel yang tergantung dalam penelitian. Adapun langkah-langkah desain penelitiannya sebagai berikut:


(20)

32

Kesimpulan

Gambar 3.1. Desain Penelitian

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Subana & Sudrajat (2005: 26), penelitian deskriptif termasuk salah satu jenis penelitian kategori penelitian kuantitatif. Penelitian ini di maksudkan untuk mengangkat fakta, keadaan, variabel, dan

Populasi

Sampel

Uji kompetensi Tingkat kecemasan

mahasiswa DIII Keperawatan UPI

Pengolahan dan Analisis Data

Hasil pengolahan data Metode Penelitian


(21)

33

fenomena-fenomena yang terjadi saat sekarang dan menyajikannya apa adanya.

D. Definisi Operasional

Kecemasan mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan dalam menghadapi uji kompetensi adalah suatu keadaan yang membuat mahasiswa D-III Keperawatan merasa tidak tenang, khawatir, takut dan tegang ketika akan menghadapi uji kompetensi yang baru pertama kali akan dilaksanakan oleh calon para lulusan perawat dan uji kompetensi ini menentukan standar kelulusan sehingga mahasiswa D-III Keperawatan harus dapat mencapai nilai sesuai dengan standar kelulusan uji kompetensi.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Kuesioner adalah sebuah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang mereka ketahui ( Arikunto, 2002: 128).

Instrumen penelitian yang digunakan diadaptasi dari item-item pertanyaan dalam Halmilton Anxiety Rating Scale (HARS) yang telah di modifikasi oleh peneliti. Pertanyaan dalam kuesioner tersebut terdiri dari 14 symtom sesuai dengan respon kecemasan yaitu respon fisiologi, kognitif, perilaku dan afektif. Responden memilih satu dari lima pilihan jawaban yang ada pada kuesioner dengan menggunakan skala likert, menurut Sugiyono (Damarwati, 2012: 37), skala likert bertujuan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena seseorang.


(22)

34

Tabel 3.1

Adapun cara penilaian tingkat kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan kategori:

S

Tabel 3.2

Kisi-Kisi tingkat kecemasan

No Gejala Kecemasan No Soal Jumlah

Soal

1 Gejala Kecemasan 1,2,3,4 4

2 Gejala Ketegangan 5,6,7,8,9 5

3 Gejala Ketakutan 11,12,13 3

4 Gejala Gangguan Tidur 14,15,16,17 4

5 Gejala gangguan kecerdasan 18,19,20 3

6 Gejala Depresi 10 1

7 Gejala somatik 21,22 2

8 Gejala sensorik 23 1

9 Gejala Kardiovaskuler 24,25 2

10 Gejala Pernapasan 26, 27 2

11 Gejala Gastrointestinal 28,29 2

12 Gejala Urogenetal 30 1

13 Gejala Vegetatif 31,32 2

14 Gejala Prilaku 33, 34, 35, 36, 37, 88,39,40

8

Pernyataan Alternatif Jawaban

0 Tidak pernah

1 Jarang

2 Kadang-kadang

3 Lumayan sering


(23)

35

Tabel 3.3

Kisi – kisi kuesioner berdasarkan respon kecemasan

Indikator Butir Pertanyaan Jumlah

Respon Fisiologi 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27,28, 29,30,31,32, 13

Respon Prilaku 33,34,35,36,37,38,39,40 9

Respon Kognitif 11,12,13,14,15,16,17,18,19,20 10

Respon Afektif 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 10

Jumlah 40

1. Uji Validitas Instrumen.

Menurut Setiadi (2007: 204), bahwa sebuah instrumen dikatakan valid jika instrumen itu mampu mengukur apa yang seharusnya di ukur menurut situasi dan kondisi tertentu. Dengan kata lain secara sederhana dapat dikatakan bahwa sebuah instrumen dianggap valid jika instrumen itu benar-benar dapat dijadikan alat untuk mengukur apa yang akan diukur.

Menurut Suherman (Supratman, 2009:190-191) untuk menguji validitas butir soal tingkat kecemasan akan digunakan rumus korelasi product moment angka kasar dirumuskan sebagai berikut:

rxy =

X XY− X Y

N X2− X2 N Y2− Y2 Keterangan:

xy

r = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y N = banyak subjek (responden)

X = Skor masing-masing butir soal

Y = Skor total

Untuk menentukan tingkat (derajat) validitas soal atau item pernyataan angket maka perlu diinterpretasikan terlebih dahulu


(24)

36

menggunakan klasifikasi interpretasi koefisien korelasi menurut Hidayat (2007: 94) sebagai berikut:

0,800 – 1,000 : sangat tinggi 0,600 – 0,799 : tinggi

0,400 – 0,599 : cukup tinggi 0,200 - 0,399 : rendah

0,000 – 0,199 : sangat rendah (tidak valid)

Uji kuesioner dilakukan dengan menyebarkan kuesioner pada mahasiswa yang mempunyai karakteristik yang sama pemahaman responden terhadap item pernyataan yang ada dalam kuesioner. Uji validitas ini di hitung menggunakan bantuan komputer program Microsoft Office Excel 2007. Dari hasil uji kuesioner maka dapat di tentukan beberapa pernyataan yang dikurangi ataupun disesuaikan.

Uji validitas dilaksanakan di POLTEKES TNI AU pada tanggal 06 Mei 2013. Jumlah sampel yang di gunakan 25 orang. Adapun 42 item pernyataan yang ada dalam kuesioner, dari 42 item pernyataan terdapat 40 item yang valid di gunakan sebagai instrumen dan sebanyak 2 item tidak valid tidak digunakan sebagai instrumen (di buang). Hal ini dikarenakan semua pernyataan kuesioner yang digunakan sebagai instrumen telah mewakili semua indikator tingkat kecemasan

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen adalah adanya suatu kesamaan hasil apabila pengukuran dilaksanakan oleh orang yang berbeda ataupun waktu yang berbeda (Setiadi, 2007: 207). Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu (Arikunto, 2002: 154). Pada penelitian ini nilai reliabilitas dihitung


(25)

37

dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach menurut Suherman (Supratman, 2009:192) adalah

Keterangan: 11

r = koefisien reliabilitas n = banyak butir soal

2

Si = jumlah varians skor setiap item 2

t

S = varians skor total

Kriteria koefisien reliabilitas menurut J.P. Guilford (Suherman, 2003:139; Supratman, 2009:192) adalah sebagai berikut:

0,20 r

11 = reliabilitas sangat rendah

0,40 r

20 ,

0  11 = reliabilitas rendah

0,70 r

40 ,

0  11 = reliabilitas sedang

0,90 r

70 ,

0  11 = reliabilitas tinggi

1,00 r

90 ,

0  11 = reliabilitas sangat tinggi

Dari hasil uji reliabilitas kuesioner tingkat kecemasan mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan dalam menghadapi uji kompetensi di Universitas Pendidikan Indonesia di dapatkan nilai Alpha Cronbach 0,947 sehingga menurut kriteria koefisien reliabilitas nilai ini sangat tinggi dan layak untuk di gunakan. F. Tehnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Sebelum melakukan pengumpulan data, perlu dilihat alat ukur pengumpulan data tersebut antara lain dapat berupa kuisioner/angket, observasi, wawancara, atau gabungan ketiganya (Hidayat, 2007: 86).

Menurut Arikunto (Mulyani, 2012: 34), data adalah pencatatan penelitian baik yang berupa fakta ataupun data. Menurut Mustafa (2009: 92), data dapat


(26)

38

di bedakan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh berdasarkan pengukuran secara langsung oleh peneliti dari sumbernya (subyek penelitian). Data sekunder adalah data yang telah di kumpulkan oleh pihak lain dan telah terdokumentasikan, sehingga peneliti tinggal menyalin data tersebut untuk penelitianya. Baik data primer maupun dan sekunder dalam pengumpulan atau pengukurannya selalu menggunakan alat pengukur yang lazim disebut dengan instrumen. Berikut adalah teknik yang dilakukan peneliti dalam pengambilan data lapangan. Ditinjau dari cara atau metode pengumpulannya terdapat metode pengumpulan data, yaitu:

1. Studi pendahuluan. Menurut Hidayat (2007: 28), dalam melakukan studi pendahuluan, peneliti dapat menggali data-data yang berhubungan dengan penelitian, baik sampel yang akan digunakan maupun data tentang landasan teori yang ada, cara yang digunakan dalam studi pendahuluan adalah:

a. Studi literatur. yaitu dengan cara membaca literatur yang ada, baik literatur teori maupun hasil kajian atau penelitian terdahulu. Litertur merupakan salah satu sumber acuan peneliti dalam memahami beberapa masalah penelitian, literatur juga mempermudah peneliti dalam memperoleh informasi yang berhubungan dengan penelitian sehingga dapat menguatkan data penelitian yang akan digunakan. Studi literatur dapat dilaksanakan dengan cara membaca buku, majalah, jurnal penelitian, surat kabar dan artikel penelitian.

b. Tinjauan tempat penelitian, studi pendahuluan dapat dilakukan dengan mengadakan tinjauan terhadap tempat atau lokasi penelitian.

2. Angket atau kuesioner merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan beberapa pertanyaan. Alat ukur ini bila responden jumlahnya besar atau tidak buta huruf. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner mampu menggali hal-hal yang bersifat rahasia. Pembuatan kuesioner ini mengacu pada parameter yang sudah dibuat oleh peneliti sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Angket atau keusioner yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket tertutup atau berstruktur dimana angket tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal


(27)

39

memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada dan memilih dengan cara checklish () pada daftar kolom pertanyaan yang sudah disediakan sesuai dengan hasilnya yang di inginkan (Hidayat, 2007: 86).

G.Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah – langkah penelitian berguna untuk mempermudah dalam menyelesaikan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Menentukan masalah, rumusan masalah, studi kepustakaan, studi pendahuluan, penyusunan proposal penelitian dan instrumen, mengajukan proposal pada dosen pembimbing, serta permohonan izin penelitian kepada pihak-pihak yang terkait dan izin pengambilan data kepada Ketua Prodi DIII Keperawatan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas pendidikan Indonesia.

2. Pelaksanaan Penelitian

Kontrak waktu dengan para responden, menjelaskan maksud dan tujuan diadakannya penelitian, izin persetujuan penelitian dari para responden, pembagian kuesioner, pengumpulan kuesioner, pegecekan kelengkapan lembar jawaban responden, pengolahan data, analisa data dan menarik kesimpulan dari hasil penelitian.

3. Pengolahan dan Analisa Data a. Pengolahan data hasil tes; b. menganalisis data dan c. membuat kesimpulan.

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif berfungsi untuk meringkas, mengklasifikasikan, dan mengajikan data (Hidayat, 2009: 108). Selain itu, penelitian ini menggunakan bantuan komputer program SPSS dan Ms. excel.

H.Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan data


(28)

40

Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan. Pada bagian ini diuraikan rencana yang akan di lakukan untuk mengolah dan analisis data ( Setiadi, 2007 :188).

Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam pengolahan data dibagi menjadi 6 tahap, yaitu:

a. Editing/ memeriksa

Adalah memeriksa daftar pertanyaaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data. Pemeriksaan daftar pertanyaan yang telah selesai ini dilakukan terhadap:

1) Kelengkapan jawaban, apakah tiap pertanyaan sudah ada jawabannya, meskipun jawaban berupa tidak tahu atau tidak mau menjawab.

2) Keterbacaan tulisan, tulisan yang tidak terbaca akan mempersulit pengolahan data atau berakibat pengolahan data salah membaca. 3) Relevansi jawaban, bila ada jawaban yang kurang atau tidak

relevan maka editor harus menolaknya. b. Memberi Tanda Kode/(coding )

Adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden kedalam kategori. Biasanya klasifikasi dilakukan dengan cara memberi tanda/ kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban.

c. Sorting

Adalah mensortir dengan memilih atau mengelompokan data menurut jenis yang dikehendaki (klasifikasi data). Misalnya menurut daerah sampel, menurut tanggal dan sebagainya.

d. Entry Data

Jawaban-jawaban yang sudah diberi kode katagori kemudian dimasukan dalam tabel dengan cara menghitung frekuensi data. Memasukan data, boleh dengan cara manual atau melalui pengolahan komputer.


(29)

41

e. Clearing

Pembersihan data, lihat variabel apakah data sudah benar atau belum. f. Mengeluarkan Informasi

Disesuaikan dengan tujuan penelitian yang dilakukan. a. Tabulasi

Tabulasi yaitu membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti Notoatmodjo (Afriannisa, 2011: 35).

Mengelompokan data sesuai dengan tujuan penelitian kemudian dimasukan ke dalam table distribusi frekuensi yang sudah disiapkan sehingga mudah untuk dilakukannya proses pendataan (mudah dibaca). Setiap data yang sudah dikelompokan diberi kategori sesuai dengan kode yang telah ditetapkan.

Hasil dari pengolahan di atas kemudian diolah secara tabulasi dan perhitungan prosentase dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan

P : Persentase

F : Jumlah Jawaban Benar

N: Jumlah Responden F

P = X 100% N


(30)

42

Selanjutnya ditabulasikan kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan skala :

0% = Tidak seorangpun dari responden

1-26% = Sebagian kecil dari responden

27-49% = Hampir setengah dari responden

50% = Setengah dari responden

51-75% = Sebagian besar dari responden

76-99% = Hampir seluruhnya dari responden

100% = Seluruhnya dari responden

2. Analisa Data

Analisis univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2007: 188). Analisa yang dilakukan secara bertahap yaitu dilakukan dengan membuat tabulasi data yang kemudian di hitung setiap item untuk mendapatkan total skor dan di presentasekan dengan menggunakan program SPSS 16. (Statistical Package for Social science 16). yang bertujuan untuk menjelaskan karakteristik tiap variabel.

a. Untuk mengetahui total skor tingkat kecemasan secara umum dan tingkat kecemasan berdasarkan respon afektif, kognitif, fisiologi dan perilaku pada mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia dalam menghadapi uji kompetensi digolongkan dalam rentang tingkat kecemasan berupa data interval dengan kategori tidak ada kecemasan (normal), cemas ringan, cemas sedang, dan


(31)

43

cemas berat. Menurut Azwar (Astria, 2009: 75), untuk menentukan kelas interval agar diperoleh tingkat kecemasan yang diinginkan dengan menggunakan rumus :

P = Rentang Banyak Kelas

Keterangan:

P = Panjang kelas interval

Rentang = Nilai skor terbesar dikurangi nilai skor terkecil

Banyak kelas = Jumlah kategori kelas yang diinginkan, dalam hal ini ada empat, yaitu tidak ada kecemasan (normal), cemas ringan, cemas sedang, dan cemas berat

Dari rumus tersebut, didapatkan kategorisasi total skor tingkat kecemasan secara umum dan tingkat kecemasan berdasarkan respon afektif, kognitif, fisiologi dan perilaku adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4

Kategori total skor tingkat kecemasan secara umum Skor terbesar = 168

Skor terkecil = 0

1) Tingkat Kecemasan Berdasarkan Respon Afektif Skor terbesar = 40

Skor terkecil = 0

Total Skor Tingkat Kecemasan

Skor kurang dari 42 tidak ada kecemasan.

Skor 42– 84 kecemasan ringan.

Skor 85-126 kecemasan sedang


(32)

44

Tabel 3.5

Total skor tingkat kecemasan berdasarkan Respon Afektif

Kategori Tingkat Kecemasan Total Skor

Tidak ada kecemasan Skor Kurang dari 10

Kecemasan ringan Skor 10 – 20

Kecemasan Sedang Skor 21 – 30

Kecemasan Berat Skor 31 – 40

2) Tingkat Kecemasan Berdasarkan Respon Kognitif Skor terbesar = 40

Skor terkecil = 0

Tabel 3.6

Total skor tingkat kecemasan berdasarkan Respon Kognitif

Kategori Tingkat Kecemasan Total Skor

Tidak ada kecemasan Skor Kurang dari 10

Kecemasan ringan Skor 10 – 20

Kecemasan Sedang Skor 21– 30

Kecemasan Berat Skor 31– 40

3) Tingkat Kecemasan Berdasarkan Respon Fisiologi Skor terbesar = 48

Skor terkeci l = 0

Tabel 3.7

Total skor tingkat kecemasan berdasarkan respon fisiologi

Kategori Tingkat Kecemasan Total Skor

Tidak ada kecemasan Skor Kurang dari 12

Kecemasan ringan Skor 12 – 24

Kecemasan Sedang Skor 25– 36


(33)

45

4) Tingkat Kecemasan Berdasarkan Respon Perilaku Skor terbesar = 32

Skor terkecil = 0

Tabel 3.8

Total skor tingkat kecemasan berdasarkan respon perilaku

Kategori Tingkat Kecemasan Total Skor

Tidak ada kecemasan Skor Kurang dari 8

Kecemasan ringan Skor 8 – 16

Kecemasan Sedang Skor 17– 24


(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan penjelasan dari bab sebelumnya sampai dengan pembahasan hasil penelitian. Sehingga, dapat ditarik kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan.

A.Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian tentang gambaran tingkat kecemasan Mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan dalam menghadapi uji kompetensi di Universitas Pendidikan Indonesia, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Program Studi D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia tingkat kecemasan secara umum mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia dalam menghadapi uji kompetensi dari 25 sampel yang diteliti, hampir setengah dari mahasiswa (44.0%) tidak mengalami gejala kecemasan, hampir setengah dari mahasiswa (48,0%) mengalami tingkat kecemasan ringan, sebagian kecil dari mahasiswa (8,0%) mengalami tingkat kecemasan sedang dan tidak ada seorangpun dari mahasiswa (0%) yang mengalami tingkat kecemasan berat.

2. Tingkat kecemasan berdasarkan respon afektif mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia dalam menghadapi uji kompetensi dari 25 sampel yang diteliti 5 orang mahasiswa (20,0%) tidak mengalami gejala kecemasan, 13 orang mahasiswa (52,0%) mengalami tingkat kecemasan ringan, 7 orang mahasiswa (28,0%) mengalami tingkat kecemasan sedang dan tidak ada mahasiswa (0%) yang mengalami tingkat kecemasan berat.

3. Tingkat kecemasan berdasarkan respon kognitif mahasiswa tingkat tiga mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia dalam menghadapi uji kompetensi dari 25 sampel yang diteliti 8


(35)

56

orang mahasiswa (32,0%) tidak mengalami gejala kecemasan, 15 orang mahasiswa (60,0%) mengalami tingkat kecemasan ringan, 2 orang mahasiswa (8,0%) mengalami tingkat kecemasan sedang dan tidak ada mahasiswa (0%) mengalami tingkat kecemasan berat.

4. Tingkat kecemasan berdasarkan respon fisiologi mahasiswa tingkat tiga mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia dalam menghadapi uji kompetensi dari 25 sampel yang diteliti 14 orang mahasiswa (56,0%) tidak mengalami gejala kecemasan, 10 orang mahasiswa (40,0%) mengalami tingkat kecemasan ringan, 1 orang mahasiswa (4,0%) mengalami tingkat kecemasan sedang dan tidak ada mahasiswa (0%) yang mengalami tingkat kecemasan berat.

5. Tingkat kecemasan berdasarkan respon perilaku mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia dalam menghadapi uji kompetensi dari 25 sampel yang diteliti 14 orang mahasiswa (56,0%) tidak mengalami gejala kecemasan, 7 orang mahasiswa (28,0%) mengalami tingkat kecemasan ringan, 4 orang mahasiswa (16,0%) mengalami tingkat kecemasan sedang dan tidak ada mahasiswa ( 0% ) yang mengalami tingkat kecemasan berat.

B.Saran

Hasil penelitian didapatkan sebagian besar mahasiswa Tingkat tiga D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia mengalami tingkat kecemasan sedang. Kondisi tersebut tentunya sangat tidak menguntungkan bagi Mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan. Jika kecemasan pada tingkat ringan tersebut dibiarkan, maka dikhawatirkan akan meningkat menjadi tingkat kecemasan berat karena dapat mengganggu kinerja fungsi-fungsi kognitif mahasiswa. Oleh karena itu, beberapa saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Pihak Institusi

Saran bagi pihak institusi agar lebih memperhatikan kecemasan yang dialami oleh mahasiswa. Rekomendasi peneliti adalah dengan cara lebih


(36)

57

mempersiapkan mahasiswa D-III Keperawatan dalam menghadapi uji kompetensi yaitu dengan cara mengadakan Try out atau mengerjakan latihan-latihan soal uji kompetensi dan membahas soal uji kompetensi bersama-sama dengan dosen sesuai bidang mata kuliah, lebih jauh sebelum uji kompetensi akan segera dilaksanakan dan perlu membantu mahasiswa mengembangkan coping skill. Hal ini dapat membantu mahasiswa agar lebih siap dan menurunkan tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi uji kompetensi.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti dengan tema yang sama dengan penelitian ini disarankan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan populasi yang lebih luas dan meneliti mengenai Coping Skill untuk mengatasi kecemasan mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan dalam menghadapi uji kompetensi.


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hadayat, A.A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Astria, Y. (2009). hubungan karakteristik ibu hamil trimester III dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati. Skripsi Keperawatan pada FKIK UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta: Tidak diterbitkan.

Dalami,E. et al. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Psikososial. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Damarwati, T. (2012). Gambaran tingkat kecemasan orang tua terhadap bayi yang dirawat di ruang NICU RSUP Rumah sakit Jakarta. Skripsi Keperawatan pada FIK UI Defok: tidak diterbitkan

Ibrahim, R. Dan Komarudin. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung: FPOK UPI. Kariasa, I. M. et al. (2012). Blue Print Uji Kompetensi Perawat Indonesia. [Online].

Tersedia: http://www.ebookbrowse.com/uj/uji-kompetensi-perawat-indonesia‎. Html [08 Februari 2013]

Kemenkes, RI. (2011). MTKI, Pedoman Uji Kompetensi. [Online].

Tersedia:http://www.webhakli.com/attachments/article/85/Pedom an% 0Uji%20Kompetensi.pdf. html [ 25 Oktober 2012]

Komalasari, G. dan Herdi ( 2011). Coping Skills untuk mengatasi kecemasan menghadapi ujian Nasional pada Siswa Sekolah Menengah atas Negeri di Provinsi DKI Jakarta. Universitas Negeri Jakarta: Tidak diterbitkan.

Kusumawati, F. dan Hartono. Y. (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Masfuri. et al. (2012). Pedoman latihan uji kompetensi perawat. Jakarta: Pengurus pusat PPNI.

Mustofa, Z. (2009). Mengurai Variabel Hingga Instrumentasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Na’im, N. J. ( 2010). Hubungan dukungan Keluarga dengan tingkat kecemasan ibu Primipara menghadapi persalinan Di Puskesmas Pemulang Kota


(38)

59

Tanggerang Selatan. Skripsi Keperawatan pada FKIK UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta: Tidak diterbitkan.

Navianti, E. ( 2011). Hubungan Dukungan Perawat dengan tingkat kecemasan orang tua Di ruang rawat anak RSAB Harapan kita Jakarta. Tesis Magister Keperawatan pada FIK UI Depok: tidak diterbitkan.

Notoatmodjo, S. (2007). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Rahajeng, W.M. (2011). Hubungan pelatihan clinical instructor (CI) dengan

lingkungan belajar klinik di RSUD Dr.R.Goeteng Taroenadibrata purbalingga. Skripsi Keperawatan pada FKIK Unsoed Purwokerto: Tidak diterbitkan.

Nira, D. A. (2011). Gambaran Umum Tingkat Stress Pada Mahasiswa Dalam Menghadapi Proses Belajar Mengajar Di Program Studi Diploma III Keperawatan Universitas Muhammadiyah Sukabumi. KTI Keperawatan pada UMS Sukabumi: Tidak diterbitkan.

Riyadi, S. dan Purwanto, T. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Setiadi. (2007) . Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Subana, M. dan Sudrajat. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia.

Supratman. (2009). Membandingkan hasil belajar matematika siswa yang pembelajaranya menggunakan model kooperatif tipe jigsaw dengan tipe STAD pada materi lingkaran. Skripsi pada FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya: Tidak diterbitkan.

Tp. ( 2011, 3 Desember). Lulusan Perawat Hanya Terserap 4-10 Persen. Kompas [ Online]. Tersedia: http://www.kompas.com. [ 25 Oktober 2012] Tresna (2011). Evektivitas konseling behavioral dengan teknik desensitisasi

sistematis untuk mereduksi kecemasan menghadapi ujian. Tesis studi bimbingan dan konseling UPI Bandung: tidak di terbitkan.


(1)

45

4) Tingkat Kecemasan Berdasarkan Respon Perilaku Skor terbesar = 32

Skor terkecil = 0

Tabel 3.8

Total skor tingkat kecemasan berdasarkan respon perilaku

Kategori Tingkat Kecemasan Total Skor

Tidak ada kecemasan Skor Kurang dari 8

Kecemasan ringan Skor 8 – 16

Kecemasan Sedang Skor 17– 24


(2)

Novi Anggraeni, 2013

Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa Tingkat Tiga D-Iii Keperawatan Dalam Menghadapi Uji Kompetensi Di Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan penjelasan dari bab sebelumnya sampai dengan pembahasan hasil penelitian. Sehingga, dapat ditarik kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan.

A.Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian tentang gambaran tingkat kecemasan Mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan dalam menghadapi uji kompetensi di Universitas Pendidikan Indonesia, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Program Studi D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia tingkat kecemasan secara umum mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia dalam menghadapi uji kompetensi dari 25 sampel yang diteliti, hampir setengah dari mahasiswa (44.0%) tidak mengalami gejala kecemasan, hampir setengah dari mahasiswa (48,0%) mengalami tingkat kecemasan ringan, sebagian kecil dari mahasiswa (8,0%) mengalami tingkat kecemasan sedang dan tidak ada seorangpun dari mahasiswa (0%) yang mengalami tingkat kecemasan berat.

2. Tingkat kecemasan berdasarkan respon afektif mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia dalam menghadapi uji kompetensi dari 25 sampel yang diteliti 5 orang mahasiswa (20,0%) tidak mengalami gejala kecemasan, 13 orang mahasiswa (52,0%) mengalami tingkat kecemasan ringan, 7 orang mahasiswa (28,0%) mengalami tingkat kecemasan sedang dan tidak ada mahasiswa (0%) yang mengalami tingkat kecemasan berat.

3. Tingkat kecemasan berdasarkan respon kognitif mahasiswa tingkat tiga mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia dalam menghadapi uji kompetensi dari 25 sampel yang diteliti 8


(3)

56

orang mahasiswa (32,0%) tidak mengalami gejala kecemasan, 15 orang mahasiswa (60,0%) mengalami tingkat kecemasan ringan, 2 orang mahasiswa (8,0%) mengalami tingkat kecemasan sedang dan tidak ada mahasiswa (0%) mengalami tingkat kecemasan berat.

4. Tingkat kecemasan berdasarkan respon fisiologi mahasiswa tingkat tiga mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia dalam menghadapi uji kompetensi dari 25 sampel yang diteliti 14 orang mahasiswa (56,0%) tidak mengalami gejala kecemasan, 10 orang mahasiswa (40,0%) mengalami tingkat kecemasan ringan, 1 orang mahasiswa (4,0%) mengalami tingkat kecemasan sedang dan tidak ada mahasiswa (0%) yang mengalami tingkat kecemasan berat.

5. Tingkat kecemasan berdasarkan respon perilaku mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia dalam menghadapi uji kompetensi dari 25 sampel yang diteliti 14 orang mahasiswa (56,0%) tidak mengalami gejala kecemasan, 7 orang mahasiswa (28,0%) mengalami tingkat kecemasan ringan, 4 orang mahasiswa (16,0%) mengalami tingkat kecemasan sedang dan tidak ada mahasiswa ( 0% ) yang mengalami tingkat kecemasan berat.

B.Saran

Hasil penelitian didapatkan sebagian besar mahasiswa Tingkat tiga D-III Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia mengalami tingkat kecemasan sedang. Kondisi tersebut tentunya sangat tidak menguntungkan bagi Mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan. Jika kecemasan pada tingkat ringan tersebut dibiarkan, maka dikhawatirkan akan meningkat menjadi tingkat kecemasan berat karena dapat mengganggu kinerja fungsi-fungsi kognitif mahasiswa. Oleh karena itu, beberapa saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Pihak Institusi

Saran bagi pihak institusi agar lebih memperhatikan kecemasan yang dialami oleh mahasiswa. Rekomendasi peneliti adalah dengan cara lebih


(4)

57

Novi Anggraeni, 2013

Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa Tingkat Tiga D-Iii Keperawatan Dalam Menghadapi Uji Kompetensi Di Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

mempersiapkan mahasiswa D-III Keperawatan dalam menghadapi uji kompetensi yaitu dengan cara mengadakan Try out atau mengerjakan latihan-latihan soal uji kompetensi dan membahas soal uji kompetensi bersama-sama dengan dosen sesuai bidang mata kuliah, lebih jauh sebelum uji kompetensi akan segera dilaksanakan dan perlu membantu mahasiswa mengembangkan coping skill. Hal ini dapat membantu mahasiswa agar lebih siap dan menurunkan tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi uji kompetensi.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti dengan tema yang sama dengan penelitian ini disarankan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan populasi yang lebih luas dan meneliti mengenai Coping Skill untuk mengatasi kecemasan mahasiswa tingkat tiga D-III Keperawatan dalam menghadapi uji kompetensi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hadayat, A.A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Astria, Y. (2009). hubungan karakteristik ibu hamil trimester III dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati. Skripsi Keperawatan pada FKIK UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta: Tidak diterbitkan.

Dalami,E. et al. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Psikososial. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Damarwati, T. (2012). Gambaran tingkat kecemasan orang tua terhadap bayi yang dirawat di ruang NICU RSUP Rumah sakit Jakarta. Skripsi Keperawatan pada FIK UI Defok: tidak diterbitkan

Ibrahim, R. Dan Komarudin. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung: FPOK UPI. Kariasa, I. M. et al. (2012). Blue Print Uji Kompetensi Perawat Indonesia. [Online].

Tersedia: http://www.ebookbrowse.com/uj/uji-kompetensi-perawat-indonesia‎. Html [08 Februari 2013]

Kemenkes, RI. (2011). MTKI, Pedoman Uji Kompetensi. [Online].

Tersedia:http://www.webhakli.com/attachments/article/85/Pedom an% 0Uji%20Kompetensi.pdf. html [ 25 Oktober 2012]

Komalasari, G. dan Herdi ( 2011). Coping Skills untuk mengatasi kecemasan menghadapi ujian Nasional pada Siswa Sekolah Menengah atas Negeri di Provinsi DKI Jakarta. Universitas Negeri Jakarta: Tidak diterbitkan.

Kusumawati, F. dan Hartono. Y. (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Masfuri. et al. (2012). Pedoman latihan uji kompetensi perawat. Jakarta: Pengurus pusat PPNI.

Mustofa, Z. (2009). Mengurai Variabel Hingga Instrumentasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Na’im, N. J. ( 2010). Hubungan dukungan Keluarga dengan tingkat kecemasan ibu Primipara menghadapi persalinan Di Puskesmas Pemulang Kota


(6)

59

Novi Anggraeni, 2013

Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa Tingkat Tiga D-Iii Keperawatan Dalam Menghadapi Uji Kompetensi Di Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

Tanggerang Selatan. Skripsi Keperawatan pada FKIK UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta: Tidak diterbitkan.

Navianti, E. ( 2011). Hubungan Dukungan Perawat dengan tingkat kecemasan orang tua Di ruang rawat anak RSAB Harapan kita Jakarta. Tesis Magister Keperawatan pada FIK UI Depok: tidak diterbitkan.

Notoatmodjo, S. (2007). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Rahajeng, W.M. (2011). Hubungan pelatihan clinical instructor (CI) dengan

lingkungan belajar klinik di RSUD Dr.R.Goeteng Taroenadibrata purbalingga. Skripsi Keperawatan pada FKIK Unsoed Purwokerto: Tidak diterbitkan.

Nira, D. A. (2011). Gambaran Umum Tingkat Stress Pada Mahasiswa Dalam Menghadapi Proses Belajar Mengajar Di Program Studi Diploma III Keperawatan Universitas Muhammadiyah Sukabumi. KTI Keperawatan pada UMS Sukabumi: Tidak diterbitkan.

Riyadi, S. dan Purwanto, T. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Setiadi. (2007) . Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Subana, M. dan Sudrajat. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia.

Supratman. (2009). Membandingkan hasil belajar matematika siswa yang pembelajaranya menggunakan model kooperatif tipe jigsaw dengan tipe STAD pada materi lingkaran. Skripsi pada FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya: Tidak diterbitkan.

Tp. ( 2011, 3 Desember). Lulusan Perawat Hanya Terserap 4-10 Persen. Kompas [ Online]. Tersedia: http://www.kompas.com. [ 25 Oktober 2012] Tresna (2011). Evektivitas konseling behavioral dengan teknik desensitisasi

sistematis untuk mereduksi kecemasan menghadapi ujian. Tesis studi bimbingan dan konseling UPI Bandung: tidak di terbitkan.


Dokumen yang terkait

Gambaran Tingkat Kecemasan Orang Tua Dalam Menghadapi Masalah Perilaku Sosial Anak Retardasi Mental di YPAC Medan

13 136 103

Tingkat Kecemasan Mahasiswa Dalam Penyelesaian Skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

101 485 104

Hubungan Karakteristik Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Anggota Keluarganya yang Mengalami Gangguan Jiwa di RSJD Propinsi SUMUT Medan Tahun 2014

4 86 83

Gambaran Tingkat Kecemasan Mahasiswa Keperawatan saat menghadapi Ujian Skill lab di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

6 37 83

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT.

0 1 12

GAMBARAN SIKAP MAHASISWA D-III KEPERAWATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI PROSES BELAJAR BAHASA JEPANG.

0 2 32

GAMBARAN TINGKAT STRES MAHASISWA TINGKAT I (SATU) DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

0 1 28

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT MENGHADAPI PENSIUN DI RSUD SUMEDANG.

0 0 23

PENGARUH TERAPI RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI UJI KOMPETENSI MAHASISWA TINGKAT III AKPER MUHAMMADIYAH CIREBON Eyet Hidayat1 , Zaitun2 , Ati Siti Rochayati3

0 1 9

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA TINGKAT AKHIR ILMU KEPERAWATAN MENGHADAPI SKRIPSI DI STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Religiusitas dengan Tingkat Kecemasan Mahasiswa Tingkat Akhir Ilmu Keperawatan Menghadapi

0 0 11