Gambaran Tingkat Kecemasan Mahasiswa Keperawatan saat menghadapi Ujian Skill lab di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

(1)

1

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH Skripsi Ini Diajukan sebagai Tugas Akhir

Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

SITI NURUS SYARIFAH 106104003515

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta 2013


(2)

i

NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta

DISUSUN OLEH SITI NURUS SYARIFAH

NIM : 106104003515

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Eni Nura’ini, S. Kep, M. Sc Ns. Waras Budi Utomo,S. Kep, MKM NIP : 19800802 200604 2 001 NIP : 19790520 200901 1 012

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

ii

NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh : Nama : Siti Nurus Syarifah

NIM : 106104003515

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Eni Nura’ini, S. Kep, M. Sc Ns. Waras Budi Utomo,S. Kep, MKM NIP : 19800802 200604 2 001 NIP : 19790520 200901 1 012

Penguji I Penguji II

Ns. Uswatun Khasanah. S. Kep, MNS Ns. Waras Budi Utomo,S. Kep, MKM NIP : 19770401 2009 12 2003 NIP : 19790520 200901 1 012

Penguji III

Ns. Eni Nura’ini, S. Kep, M. Sc


(4)

iii

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ns. Waras Budi Utomo,S. Kep, MKM

NIP : 19790520 200901 1 012

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


(5)

iv Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, September 2013


(6)

v

Nama : Siti Nurus Syarifah

Tempat, tanggal lahir : Bogor, 12 September 1988

Agama : Islam

Alamat : Jl. Arzimar 2 no. 11 Tegal gundil bogor 16152

No telp : 082122676165

Nama orang tua

Ayah : Uzer Budjaerimi Hasan

Ibu : Yati mulyati

Riwayat pendidikan 2000-2003 SLTP 1 Bogor

2003-2006 SMAN 7 Bogor

2006- sekarang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prodi Ilmu Keperawatan


(7)

vi SKRIPSI, September 2013

Gambaran Tingkat Kecemasan Mahasiswa Keperawatan saat menghadapi Ujian Skill lab di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Xxii+55 halaman + 10 tabel + 2 bagan + 3 lampiran

Salah satu gangguan mental yang sering muncul adalah kecemasan, Diperkirakan 20% dari populasi dunia menderita kecemasan Kecemasan apabila sudah memasuki tingkatan kecemasan sedang hingga berat sangat mengganggu homeostasis dan fungsi individu, karena itu perlu segera dihilangkan , Mahasiswa keperawatan merupakan seorang calon perawat professional yang akan melaksanakan asuhan keperawatan di Pelayanan kesehatan . Salah satu metode belajar yang bisa menjadi pemicu kecemasan adalah skill lab . Penelitian menggunakan desain penelitian cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan menggunakan responden mahasiswa UIN Keperawatan semester 4, 5, dan 6. Instruments yang digunakan Zung Self Rating Anxiety Scale (ZSAS)

Berdasarkan jenis kelamin, bahwa sebanyak 34 responden (73,9%) perempuan, 12 responden (26,1%) laki-laki. Berdasarkan tingkat semester, didapatkan bahwa sebanyak 16 responden (34,8%) semester empat, 29 responden (63%) semester enam, dan 1 responden (2,2%) semester delapan. Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak (45,7%) mahasiswa tidak cemas, (50,3%) mengalami cemas ringan, (4%) cemas sedang dan tidak ada responden yang mengalami cemas berat. Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak (45,7%) mahasiswa tidak cemas, (50,3%) mengalami cemas ringan, (4%) cemas sedang dan tidak ada responden yang mengalami cemas berat.

Kata kunci : kecemasan, mahasiswa keperawatan, ujian skill lab. Bibliography : 44 (1973-2005)


(8)

vii Thesis , September 2013

Anxiety level overview of current Nursing Student Trial Skill lab at State Islamic University Syarif Hidayatullah

Xxii + 10 +55 pages + 2 tables + chart 3 attachments ABSTRACT

One of the mental disorders that frequently arises is anxiety , estimated 20 % of the world population suffers from anxiety anxiety when it entered the moderate to severe levels of anxiety are very disturbing homeostasis and function of the individual , because it needs to be removed , the nursing student is a candidate who will carry out the professional nurse nursing care in the health services . One method of learning which can be a trigger anxiety is a skill lab . Studies using cross-sectional research design with a quantitative approach . Research using the semester nursing student respondents UIN 4 , 5 , and 6 . Instruments used Zung Self- Rating Anxiety Scale ( ZSAS )

By sex , that as many as 34 respondents ( 73.9 % ) women , 12 respondents ( 26.1 % ) males . Based on the level of the semester , it was found that as many as 16 respondents ( 34.8 % ) four semesters , 29 respondents ( 63 % ) of six semesters , and 1 respondent ( 2.2 % ) of eight semesters . Based on the results of the study , as many ( 45.7 % ) students were not anxious , ( 50.3 % ) experienced mild anxiety , ( 4 % ) were anxious and no respondents who experienced severe anxiety . Based on the results of the study , as many ( 45.7 % ) students were not anxious , ( 50.3 % ) experienced mild anxiety , ( 4 % ) were anxious and no respondents who experienced severe anxiety .

Keywords : anxiety , nursing students , exam skills lab . Bibliography : 44 (1973-2005)


(9)

viii

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir strata 1. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

skripsi ini merupakan tugas akhir di program studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam menyusun makalah ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami, namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari orang terdekat, sehingga penulis mampu menyelesaikannya. Oleh karena itu penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada :

1. Prof. Dr (hc). dr. Muhammad Kamil Tadjudin, Sp. And sebagai Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Ns. Waras Budi Utomo,S. Kep, MKM sebagai Ketua Program Studi ilmu Keperawatan UIN Syarif hidayatullah Jakarta.

3. Ns. Eni Nura’ini, S. Kep, M. Sc danNs. Waras Budi Utomo,S. Kep, MKM sebagai pembimbing yang dengan kepiawaian dan kebaikannya dengan sabar membimbing penulis dalam penyusunan skripsi, sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik.


(10)

ix

semoga dapat bermanfaat untuk kedepannya.

5. Mamah dan papah tersayang yang tak letih berhenti mendukung dan mendoakan dalam proses studi hingga berhasil menyelesaikannya. Dengan kasih sayangnya menemani kuliah dan menguatkan selama 2 tahun hingga selesainya skripsi ini.

6. Teman-teman Fosma, Kahfi, PSIK, dan semua sahabat terdekat yang telah memberikan semangat dan motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan makalah ini.

7. Suami tercinta akang Otto yang hadir di akhir penyelesaian skripsi ini,. Dia selalu mensuport akhir penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu segala kritikan dan saran yang konstruktif akan penulis terima dengan baik. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, September 2013


(11)

x

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

RIWAYAT HIDUP . ... v

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR . ... viii

DAFTAR ISI . ... x

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR . ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

DAFTAR SINGKATAN ... . xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Pertanyaan penelitian ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan ... 8


(12)

xi

3. Jenis Kecemasan ... 11

4. Respon Kecemasan ... 12

5. Tingkat Kecemasan ... 13

6. Rentang Respon Kecemasan ... 16

7. Reaksi Kecemasan ... 16

8. Gejala Kecemasan ... 17

9. Mekanisme Koping ... 18

10.Mekanisme Pertahanan Kecemasan ... 18

11.Alau Ukur Kcemasan ... 21

B. Ujian Skill Lab ... 22

C. Kerangka Teori ... 28

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep ... 33

B. Definisi operasional ... 34

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain penelitian ... 35

B.Lokasi dan waktu penelitian ... 35

C.Populasi, sampel, dan teknik sampling ... 35

1. Populasi ... 35


(13)

xii

E. Instrument Penelitian... 37

1. Kusioner ... 37

F. Prosedur pengumpulan data ... 37

G. Uji validitas dan reabilitas instrument ... 38

H. Teknik Analisi data ... 39

1. . Langkah analisis data ... 39

a.Editing ... 39

b.Coding ... 40

c. Entry data ... 40

d. Processing data ... 40

e.Cleaning data ... 40

I. Analisis data . ... 41

1. Analis univariat ... 41

J. Etika penelitian ... 41

1. Informed Consent ... 41

2. Anonimity (tanpa nama) ... 42

3. Kerahasiaan (confidentiality) ... 42

BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Tempat Penelitian ... 43

1. Gambaran unum program studi keperawatan ... 43


(14)

xiii

d. Kompetensi ... 44

B. Analisa Univariat ... 45

1. Gambaran Usia ... 45

2. Gambaran Jenis Kelamin ... 46

3. Gambaran Tingkatan Semester ... 47

4. Gambaran Tingkat Kecemasan ... 48

5. Gambaran Tingkat Kecemasan dengan tingkat Semester ... 49

6. Gambaran Tingkat Kecemasan dengan Jenis Kelamin ... 50

BAB VI PEMBAHASAN A. Analisa univariat ... 51

B. Keterbatasan Hasil Penelitian ... 54

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 56

B. Saran . ... 56 DAFTAR PUSTAKA


(15)

xiv

3.1 Definisi Operasional ……… 38

4.1 Skala Kecemasan ……….. 51

4.2 Skala Likert ………. 52

5.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan ………. 63


(16)

xv

2.1 Stuart Model Adaptasi Berhubungan dengan Kecemasan ... 43 2.2 Kerangka Teori………...…………..……….... 55 3.1 Kerangka Konsep ………...…………..……….... 56


(17)

xvi 1. Kuesioner


(18)

xvii

Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia

FSH : Folicle Stimulating Hormone

GABA : Gamma Amino Butiric Acid

GH : Growth Hormone

HARS : Hamilton Anxiety Rating Scale

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

SKRT : Survei Kesehatan Rumah Tangga SSP : Susunan Syaraf Pusat

THT : Telinga Hidung dan Tenggorokan WHO : World Health Organization ZSAS : Zung Self Rating Anxiety Scale


(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia tentang kesehatan jiwa, sehat jiwa yang diselenggarakan untuk mewujudkan jiwa yang sehat secara optimal baik intelektual maupun emotional, diantaranya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan jiwa, pencegahan dan penanggulangan masalah psikososial dan gangguan jiwa, penyembuhan dan pemulihan penderita gangguan jiwa (nomor 23 pasal 23 tahun 1992). Seseorang yang sehat jiwa tercermin dalam karakteristik identitas diri yang positif, memiliki integritas dan mampu beradaptasi dalam tuntutan atau perubahan hidup. Salah satu gangguan mental yang sering muncul adalah kecemasan, Diperkirakan 20% dari populasi dunia menderita kecemasan (Gail, 2002). Sedangkan hasil dari penelitian kecemasan pada remaja menunjukan bahwa di DKI Jakarta 47,7% remaja sering merasa cemas (Haryadi, 2007).

Tuntutan atau perubahan hidup dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Penilaian manusia terhadap tuntutan atau perubahan tersebut bersifat individualistik. Sebagian orang menilai perubahan atau tuntutan sebagai tantangan sebagian lagi menilai sebagai ancaman ketika penilaian


(20)

individu menganggap hal ini dapat menimbulkan konflik. Kecemasan timbul akibat adanya respon terhadap kondisi atau konflik. Hal ini biasa terjadi dimana seseorang mengalami perubahan situasi dalam hidupnya dan dituntut untuk mampu beradaptasi (Solomon, 1974). Kecemasan dapat dilukiskan dengan perasaan penuh kekhawatiran, kegelisahan, ketakutan dan rasa tidak tentram yang biasanya dihubungkan dengan ancaman bahaya baik dari dalam maupun dari luar individu (Prawirohusodo, 1991).

Allah berfirman,

َصل رِشبو ت رمَثل و سفنأْ و وْمأْ نِم صْقنو عوجْل و فْوخْل نم ءْيشب ْم َنولْبنلو

ننرب

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (QS. AL-BAQOROH:155)

Maksud dari tafsir QS. Al-Baqoroh ini adalah bahwa setiap orang akan diberikan ujian dengan sedikit ketakutan yang menimbulkan rasa kecemasan. Kecemasan merupakan gejala normal pada manusia dan disebut patologis bila gejalanya menetap dalam jangka waktu tertentu dan mengganggu ketentraman individu. Kecemasan apabila sudah memasuki tingkatan kecemasan sedang hingga berat sangat mengganggu homeostasis


(21)

dan fungsi individu, karena itu perlu segera dihilangkan dengan berbagai macam cara penyesuaian (Maramis, 2005).

Kecemasan diidentifikasikan menjadi 4 tingkat yaitu ringan, sedang, berat dan panik (Stuart dan Laraia, 2000). Setiap individu mempunyai tingkat kecemasan berbeda hal ini ditandai dengan perbedaan integritas dan tingkatan keadaan yang ada. Karena setiap orang memiliki penyesuaian yang beda sehingga tingkat kecemasan yang dihasilkan berbeda-beda. Bagi orang yang penyesuaiannya baik, maka kecemasan dapat diatasi. Namun berbeda bagi orang yang penyesuaian dirinya kurang baik, maka kecemasan dapat menghambat kegiatannya sehari-hari.

Kecemasan dapat menyerang siapa saja, terutama orang yang biasa menghadapi tuntutan dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswa pun rentan mengalami kecemasan, tuntutan sehari-hari yang dihadapi mahasiswa biasanya berupa perubahan lingkungan belajar, tugas, praktikum laboratorium dan ujian. Kecemasan mempengaruhi hasil belajar mahasiswa, terutama kecemasan sedang hingga panik. Karena semakin tinggi level kecemasan maka cenderung menghasilkan kebingungan dan distorsi persepsi. Distorsi tersebut dapat mengganggu belajar dengan menurunkan kemampuan memusatkan perhatian, menurunkan daya ingat, mengganggu kemampuan menghubungkan satu hal dengan yang lain (Kaplan dan


(22)

Saddock, 2005). Manifestasi tersebut bisa membawa pengaruh pada prestasi belajar mahasiswa yang sedang aktif dalam proses belajar mengajar (Setyonegoro, 1991).

Mahasiswa keperawatan merupakan seorang calon perawat professional yang akan melaksanakan asuhan keperawatan di Pelayanan kesehatan. Pada hasil penelitian Rizka (2009) dikatakan bahwa terdapat hubungan antara kecemasan dengan prestasi belajar pada remaja. Sebanyak 33,3% remaja mengalami kecemasan sedang dan sebanyak 66,7% mengalami kecemasan ringan. Remaja yang mengalami kecemasan sedang cenderung mempunyai nilai prestasi belajar yang kurang baik dibandingkan dengan remaja yang mengalami kecemasan ringan.

Salah satu metode belajar yang bisa menjadi pemicu kecemasan adalah skill lab Selain stresor psikososial, beragamnya metode pembelajaran di Program Studi Ilmu Keperawatan merupakan salah satu stresor pencetus kecemasan. Seperti yang dikatakan Cornell (2007), kecemasan akademik adalah hasil dari proses biokimia dalam tubuh dan otak yang meningkatkan dan membutuhkan perhatian, perubahan terjadi dalam respon terhadap situasi akademik, seperti menyelesaikan tugas-tugas di sekolah, diskusi di kelas atau ketika ujian.


(23)

Skill lab merupakan latihan dari pelayanan kesehatan yang memerlukan penerapan pengetahuan dan keterampilan keperawatan profesional. Seperti lazimnya metode pembelajaran, skill lab tindakan keperawatan biasanya akan diikuti evaluasi hasil belajar atau ujian skill lab tindakan keperawatan. Ujian skill lab pada sebagian mahasiswa sering dirasakan sebagai stresor yang dapat menimbulkan kecemasan. Kecemasan yang timbul pada saat ujian keterampilan keperawatan diperkirakan dapat mengganggu konsentrasi dan kemampuan dalam berpikir dan bertindak saat ujian. Sehingga hal ini akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang dicapai pada ujian tersebut.

Berdasarkan pengalaman peneliti dan hasil wawancara dengan para mahasiswa keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, baik yang semester IV (angkatan 2010), semester VI (angkatan 2009), 8 dari 10 mahasiswa yang berhasil saya wawancara mengatakan cemas atau takut saat akan menghadapi ujian praktik, dan hal ini mempengaruhi saat mereka ujian, diantaranya tremor saat melakukan praktik, hilang konsentrasi dan gugup. Adapun karena fenomena dan hasil wawancara di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Gambaran Tingkat Kecemasan Mahasiswa


(24)

Keperawatan saat menghadapi Ujian Skill lab di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, karena pengaruh kecemasan dapat mempengaruhi hasil belajar dan konsentrasi mahasiswa saat ujian berlangsung, maka saya tertarik untuk meneliti tentang bagaimana gambaran tingkat kecemasan terhadap ujian praktik (skill lab) mahasiswa keperawatan di Fakultas UIN Syarif Hidayatullah.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimanakah gambaran tingkat kecemasan yang dialami Mahasiswa Keperawatan saat menghadapi Ujian Skill lab di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta?

D. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kecemasan mahasiswa Keperawatan saat menghadapi Ujian Skill lab di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013.


(25)

2. Tujuan Khusus

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kecemasan mahasiswa terhadap ujian skill lab PSIK UIN Jakarta melalui gejala-gejala psikologis yang timbul atau dirasakan mahasiswa saat menghadapi ujian skill lab tindakan keperawatan.

E. Manfaat Keperawatan

1. Pendidikan Keperawatan

Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para pendidik, gambaran tingkat kecemasan mahasiswa saat menghadapi ujian skill lab dan data dasar untuk pengembangan metode ujian skill lab keperawatan.

2. Mahasiswa keperawatan

Hasil penelitian ini sebagai gambaran respon kecemasan yang umumnya muncul ketika menghadapi ujian skill lab.

3. Penelitian selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi atau bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya yang sifatnya lebih besar dan bermanfaat bagi kemajuan keperawatan.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini melihat gambaran tingkat kecemasan Mahasiswa Keperawatan Universitas Islam sNegeri Syarif Hidayatullah saat


(26)

menghadapi Ujian Skill lab di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013. Penelitian ini dilakukan di ruang lingkup laboratorium Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013. Penelitian menggunakan desain penelitian cross sectional dengan pendekatan kuantitatif.


(27)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecemasan

1. Definisi

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik (Trismiati, 2004). Kecemasan merupakan ketakutan yang bercampur baur samar-samar dan berhubungan dengan perasaan ketidakpastian dan tidak berdaya, perasaan terisolasi, pengasingan dan kegelisahan. Kecemasan merupakan pengalaman yang menjengkelkan dimulai dari bayi dan berlanjut di sepanjang kehidupan (Stuart and Laraia, 2005).

Kecemasan adalah ketakutan yang tidak jelas dan tidak sesuai dengan situasi (Comer,1992). Ansietas merupakan alat peringatan internal yang memberikan tanda bahaya pada individu. (Videbeck, 2005). Ansietas merupakan perasaan yang tidak menentu dan tidak jelas yang dihasilkan dari antisipasi adanya bahaya atau ancaman (Potter&Perry, 2005). Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan ketakutan dan kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam realitas, kepribadian masih utuh, perilaku masih dalam batas normal (Hawari, 2001).


(28)

Kecemasan dan ketakutan memiliki komponen fisiologis yang sama tetapi kecemasan tidak sama dengan ketakutan. Penyebab kecemasan berasal dari dalam dan sumbernya sebagian besar tidak diketahui sedangkan ketakutan merupakan respon emosional terhadap ancaman atau bahaya yang sumbernya biasanya dari luar yang dihadapi secara sadar. Kecemasan dianggap patologis bila mana mengganggu fungsi sehari-hari, pencapaian tujuan, dan kepuasan atau kesenangan yang wajar (Maramis, 2005). Walaupun merupakan hal yang normal dialami namun kecemasan tidak boleh dibiarkan, karena lama kelamaan dapat menjadi neurosa cemas melalui mekanisme yang diawali dengan kecemasan akut, yang berkembang menjadi kecemasan menahun akibat represi dan konflik yang tak disadari. Adanya stress pencetus dapat menyebabkan penurunan daya tahan dan mekanisme untuk mengatasinya sehingga mengakibatkan neurosa cemas (Maramis, 2005).

2. Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

Menurut (Stuart & Sundeen, 2008) ada 2 faktor yang mempengaruhi kecemasan :

a. Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat menyebabkan timbulnya kecemasan, yang berupa ;


(29)

1) Peristiwa traumatik yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan dengan krisis yang dialami individu.

2) Konflik emosional yang dialami individu dan terselesaikan dengan baik.

3) Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu berpikir secara realitas sehingga akan menimbulkan kecemasan. 4) Frustasi akan menimbulkan rasa ketidak berdayaan untuk mengambil

keputusan.

5) Gangguan fisik menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman terhadap integritas fisik yang mempengaruhi konsep diri.

b. Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi adalah ketegangan dalam kehidupan yang dapat mencetuskan timbulnya kecemasan, yang dikelompokkan menjadi dua : 1) Ancaman terhadap integritas fisik meliputi ;

Sumber internal : kegagalan mekanisme fisiologi system imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (hamil).

Sumber eksternal : paparan terhadap infeksi virus dan bakteri, polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya tempat tinggal.


(30)

2) Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal ; Sumber internal : kesulitan dalam berhubungan interpersonal dirumah dan tempat kerja, penyesuaian terhadap tempat baru.

Sumber eksternal : kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok.

3. Jenis - Jenis Kecemasan

Kecemasan pada dasarnya merupakan hal yang normal apabila terjadi pada taraf sedang, karena hal ini berguna membantu individu untuk mencapai hal yang terbaik dari tingkah laku. Kecemasan ini juga membantu individu untuk tetap waspada. Namun apabila kecemasan ini melebihi taraf sedang dan terjadi setiap saat, maka kecemasan ini akan bersifat patologis Menurut Hall dan Lindzey (2000) kecemasan itu ada tiga kecemasan realita, neurotik dan moral.

a. Kecemasan realita adalah rasa takut akan bahaya yang datang dari dunia luar dan derajat kecemasan semacam itu sangat tergantung kepada ancaman nyata.

b. Kecemasan neurotik adalah rasa takut instink akan keluar jalur dan menyebabkan sesorang berbuat sesuatu yang dapat membuatnya terhukum.


(31)

c. Kecemasan moral adalah rasa takut terhadap hati nuraninya sendiri. Orang yang hati nuraninya cukup berkembang cenderung merasa bersalah apabila berbuat sesuatu yang bertentangan dengan norma moral.

4. Respon Kecemasan

Menurut Stuart dan Laraia (2005), ada 2 macam respon yang dialami seseorag ketika mengalami kecemasan :

a. Respon Fisiologis terhadap Kecemasan

1) Kardio vaskuler Peningkatan tekanan darah, palpitasi, jantung berdebar,

denyut nadi meningkat, tekanan nadi menurun, syock dan lain-lain.

Respirasi ; napas cepat dan dangkal, rasa tertekan pada dada, rasa tercekik.

2) Kulit: perasaan panas atau dingin pada kulit, muka pucat, berkeringat seluruh

tubuh, rasa terbakar pada muka, telapak tangan berkeringat, gatal-gatal. 3) Gastrointestinal ; Anoreksia, rasa tidak nyaman pada perut, rasa terbakar di

epigastrium, nausea, diare.

4) Neuromuskuler ; Reflek meningkat, reaksi kejutan, mata berkedip-kedip,

insomnia, tremor, kejang, , wajah tegang, gerakan lambat. b. Respon Psikologis terhadap Kecemasan

1) Perilaku; Gelisah, tremor, gugup, bicara cepat dan tidak ada koordinasi,


(32)

2) Kognitif; Gangguan perhatian, konsentrasi hilang, mudah lupa, salah tafsir,

bloking, bingung, lapangan persepsi menurun, kesadaran diri yang berlebihan, kawatir yang berlebihan, obyektifitas menurun, takut kecelakaan, takut mati dan lain-lain.

3) Afektif; Tidak sabar, tegang, neurosis, tremor, gugup yang luar biasa, sangat

gelisah dan lain-lain. 5.Tingkat Kecemasan

Menurut (Stuart&Sundeen, 2002) mengidentifikasi tingkat kecemasan dapat dibagi menjadi :

a. Kecemasan Ringan

Kecemasan ini berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada serta meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas. Kecemasan ini normal dalam kehidupan karena meningkatkan motivasi dalam membuat individu siap bertindak. Stimulus dari luar siap diinternalisasi dan pada tingkat individu mampu memecahkan masalah secara efektif, misalnya seseorang yang menghadapi ujian akhir, individu yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, atau pasangan dewasa yang akan memasuki jenjang pernikahan.


(33)

b. Kecemasan Sedang

Kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang yang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. Manifestasi yang terjadi pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan volume tinggi, lahan persepsi menyempit, mampu untuk belajar namun tidak optimal, kemampuan konsentrasi menurun, perhatian selektif dan terfokus pada rangsangan yang tidak menambah ansietas, mudah tersinggung, tidak sabar, mudah lupa, marah dan menangis. Pada kondisi ini individu masih bisa belajar dari arahan orang lain. Stimulus dari luar tidak mampu diinternalisasi dengan baik, tetapi individu sangat memperhatikan hal-hal yang menjadi pusat perhatian.

c. Kecemasan Berat

Kecemasan berat sangat mengurangi lahan persepsi orang yang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik serta tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditunjukkan untuk mengurangi ketegangan. Seseorang memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain. Lapang persepsi individu sangat sempit. Pusat perhatiannya pada detail yang kecil (spesifik) dan tidak berfikir tentang


(34)

hal-hal lain. Seluruh perilaku dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan perlu banyak perintah atau arahan untuk berfokus pada area lain misalnya individu yang mengalami kehilangan harta benda dan orang yang dicintai karena bencana alam, individu dalam penyanderaan. Manifestasi yang muncul pada tingkatan ini adalah mengeluh pusing, sakit kepala, nausea, tidak dapat tidur (insomnia), sering kencing, diare, palpitasi, lahan persepsi menyempit, tidak mau belajar secara efektif, berfokus pada dirinya sendiri, dan keinginan untuk menghilangkan kecemasan tinggi, perasaan tidak berdaya, bingung, disorientasi.

d. Panik

Panik Berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan teror karena mengalami kehilangan kendali. Individu yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan. Manifestasi terjadi pada keadaan ini adalah susah bernapas, dilatasi pupil, palpitasi, pucat, diaphoresis, pembicaraan inkoheren, tidak dapat berespon terhadap perintah yanng sederhana, berteriak, menjerit, menga;ami halusinasi dan delusi. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan, jika berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan dan kematian.


(35)

6. Rentang Respon Kecemasan

Rentang respon kecemasan terdiri dari respon adaptif dan maladaptif. Respon adaptif seseorang menggunakan koping yang bersifat membangun (konstruktif) dalam mengatasi kecemasan berupa antisipasi. Respon maladaptif merupakan koping yang bersifat merusak (destruktif) dan disfungional seperti individu menghindari kontak dengan orang lain atau mengurung diri, tidak mau mengurus diri (Suliswati, 2005).

Gambar : Rentang Respon Cemas (Stuart&Sundeen, 1998) 7. Reaksi Kecemasan

Kecemasan dapat menimbulkan reaksi konstruktif maupun destruktif bagi individu.

a. Konstuktif : Individu termotivasi untuk belajar mengadakan perubahan terhadap perasaan tidak nyaman dan berfokus pada kelangsungan hidup. b. Destruktif : Individu bertingkah laku maladptif dan disfungsional.


(36)

8. Gejala Kecemasan

Keluhan dan gejala umum yang berkaitan dengan kecemasan dapat dibagi menjadi gejala somatik dan psikologis (Conley, 2006).

a. Gejala somatik 1) Keringat berlebih.

2) Ketegangan pada otot skelet: sakit kepala, kontraksi pada bagian belakang leher atau dada, suara bergetar, nyeri punggung.

3) Sindrom hiperventilasi: sesak nafas, pusing, parestesi.

4) Gangguan fungsi gastrointestinal: nyeri abdomen, tidak nafsu makan, mual, diare, konstipasi.

5) Iritabilitas kardiovaskuler: hipertensi, takikardi.

6) Disfungsi genitourinaria: sering buang air kecil, sakit saat berkemih, impoten, sakit pelvis pada wanita, kehilangan nafsu seksual.

b. Gejala psikologis

1) Gangguan mood: sensitif sekali, cepat marah, mudah sedih.

2) Kesulitan tidur: insomnia, mimpi buruk, mimpi yang berulang-ulang. 3) Kelelahan, mudah capek.

4) Kehilangan motivasi dan minat. 5) Perasaan-perasaan yang tidak nyata.


(37)

6) Sangat sensitif terhadap suara: merasa tak tahan terhadap suara-suara yang sebelumnya biasa saja.

7) Berpikiran kosong, tidak mampu berkonsentrasi, mudah lupa.

8) Kikuk, canggung, koordinasi buruk. Tidak bisa membuat keputusan: tidak bisa menentukan pilihan bahkan untuk hal-hal kecil.

9) Gelisah, resah, tidak bisa diam. 10) Kehilangan kepercayaan diri.

11) Kecenderungan untuk melakukan segala sesuatu berulang-ulang. 12) Keraguan dan ketakutan yang mengganggu.

13) Terus menerus memeriksa segala sesuatu yang telah dilakukan 9. Mekanisme Koping

Menurut Stuart dan Laraia (2005) mekanisme koping merupakan cara yang digunakan individu dalam menghadapi masalah, mengatasi perubahan yang terjadi dan situasi yang mengancam baik secara kognitif maupun perilaku. Mekanisme koping dibagi menjadi 2, yaitu :

a. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan berorientasi pada tindakan untuk memenuhi tuntutan secara realistik. Perilaku menyerang digunakan untuk menghilangkan dan mengatasi hambatan pemenuhan kebutuhan. Perilaku menyerang digunakan untuk


(38)

mengubah cara yang biasa dilakukan individu, mengganti tujuan atau mengorbankan aspek kebutuhan personal.

b. Mekanisme pertahanan ego, membantu mengatasi kecemasan ringan dan sedang. Tetapi karena mekanisme tersebut berlangsung secara relatif pada tingkat sadar dan mencakup penipuan diri dan distorsi realitas, maka mekanisme ini merupakan respon maladaptif terhadap stres.

Beberapa mekanisme pertahanan atau koping oleh freud (dalam Semium 2006) digunakan untuk melawan kecemasan antara lain adalah:

1) Represi

Pada terminologi Freud, represi adalah pelepasan tanpa sengaja sesuatu dari kesadaran (conscious). Pada dasarnya merupakan upaya penolakan secara tidak sadar terhadap sesuatu yang membuat tidak nyaman atau menyakitkan.

2) Reaksi Formasi

Reaksi formasi adalah bagaimana mengubah suatu impuls yang mengancam dan tidak sesuai serta tidak dapat diterima norma sosial diubah menjadi suatu bentuk yang lebih dapat diterima.


(39)

3) Proyeksi

Proyeksi adalah mekanisme pertahanan dari individu yang menganggap suatu impuls yang tidak baik, agresif dan tidak dapat diterima sebagai bukan miliknya melainkan milik orang lain.

4) Regresi

Regresi adalah suatu mekanisme pertahanan saat individu kembali ke masa periode awal dalam hidupnya yang lebih menyenangkan dan bebas dari frustasi dan kecemasan yang saat ini dihadapi.

5) Rasionalisasi

Rasionalisasi merupakan mekanisme pertahanan yang melibatkan pemahaman kembali perilaku kita untuk membuatnya menjadi lebih rasional dan dapat diterima oleh kita.

6) Pemindahan

Suatu mekanisme pertahanan dengan cara memindahkan impuls terhadap objek lain karena objek yang dapat memuaskan Id tidak tersedia.

7) Sublimasi

Berbeda dengan displacement yang mengganti objek untuk memuaskan Id, sublimasi melibatkan perubahan atau penggantian dari impuls Id itu sendiri. Energi instingtual dialihkan ke bentuk ekspresi lain, yang secara sosial bukan hanya diterima namun dipuji.


(40)

8) Isolasi

Isolasi adalah cara kita untuk menghindari perasaan yang tidak dapat diterima dengan cara melepaskan mereka dari peristiwa yang seharusnya mereka terikat, merepresikannya dan bereaksi terhadap peristiwa tersebut tanpa emosi.

10. Alat Ukur Kecemasan

Kecemasan seseorang dapat diukur dengan menggunakan instrumen

Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), Analog Anxiety Scale, Zung

Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS), dan Trait Anxiety Inventory Form Z-I (STAI

Form Z-I) (Kaplan & Saddock, 1998). ZSAS (Zung Self-Rating Anxiety Scale)

Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS/SRAS) adalah penilaian kecemasan pada pasien dewasa yang dirancang oleh William W.K.Zung (1997), dikembangkan berdasarkan gejala kecemasan dalam diagnostic and

Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-II). Terdapat 20

pertanyaan, dimana setiap pertanyaan dinilai 1-4 (1: tidak pernah, 2: kadang-kadang, 3: sebagaian waktu, 4: hampir setiap waktu). Terdapat 15 pertanyaan ke arah peningkatan kecemasan dan 5 pertanyaan ke arah penurunan kecemasan (Zung Self-Rating Anxiety Scale dalam Ian mcdowell, 2006).


(41)

Rentang penilaian 20-80, dengan pengelompokan antara lain : Skor 20-44 : normal/tidak cemas

Skor 45-59 : kecemasan ringan Skor 60-74 : kecemasan sedang Skor 75-80 : kecemasan berat

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS), yang merupakan instrumen yang dirancang untuk meneliti tingkat kecemasan secara kuantitatif, kemudian dilakukan beberapa modifikasi sesuai dengan kebutuhan penelitian misalnya, dengan memasukan judul, data demografi maupun conditioning. Instrumen ZSAS dikembangkan oleh William W.K Zung (1997).

B. Skill lab

1. Definisi

Skill lab – merupakan keterampilan medik laboratorium yang telah berdiri sejak jauh sebelum dimulainya sistem pendidikan belajar berdasarkan masalah atau Problem Based Learning (PBL) pada tahun 1992. Skill lab pada waktu itu berperan dalam mempersiapkan calon-calon perawat untuk memasuki masa pendidikan klinik, yaitu belajar praktik terhadap pasien di rumah sakit pendidikan maupun di Rumah Sakit elit dan pelayanan primer lainnya. Dapat dibayangkan bagaimana perawat, setelah 4 tahun belajar dari buku teks,


(42)

jurnal-jurnal, perkuliahan dan praktikum di Laboratorium harus segera beradaptasi dengan lingkungan belajar di Rumah Sakit dan Puskesmas, dimana mereka akan langsung berhadapan dengan pasien. Ketrampilan fisik diagnostik serta bagaimana cara menyuntik dan memasang infus menjadi kebutuhan yang amat mendesak saat itu, dalam suatu program yang disebut Kepaniteraan Umum (Panum).

Menurut Schewerr (1972) laboratorium adalah tempat dimana peserta didik menggunakan pendekatan pemecahan masalah untuk mengembangkan berbagai masalah untuk mengembangkan berbagai teknik dalam mengontrol lingkungan belajar. Laboratorium dapat diadakan dikelas maupun di Klinik atau Komunitas.

Infante (1985) membedakan antara skill lab dengan pra klinik, yaitu pada skill lab peserta didik tidak ada kontak dengan klien. Sedangkan pada pra klinik, peserta didik melakukan kontak langsung dengan klien sehingga pembelajaran praktikum dapat memberikan pengalaman nyata bagi peserta didik.

Cook dan Hill (1985) menggambarkan pembelajaran praktikum keperawatan sebagai sistem pembelajaran keterampilan yang menekankan pada praktik terbimbing dan sistem pembelajaran melibatkan serangkaian audio visual dan teknologi komputerisasi.


(43)

2. Konsep Pengembangan dan Implementasi

Ilmu pendidikan keperawatan dalam perkembangannya menjelaskan bahwa proses belajar ketrampilan medik yang amat singkat dan tidak sistematis menghambat penguasaan kompetensi untuk dapat bertahan lama. Dengan demikian selain ilmu pengetahuan yang telah didapat dari kuliah, mahasiswa keperawatan selayaknya juga mendapatkan kesempatan berlatih ketrampilan medik sejak dari tahun pertama pendidikannya. Skill lab pada prinsipnya bukan hanya sekedar learning resources, melainkan mempunyai fungsi dan manfaat yang jauh lebih kompleks dari itu. Di skill lab-lah seluruh kompetensi mahasiswa keperawatan yang didapat melalui berbagai pengalaman belajar seperti Tutorial, Kuliah, Kunjungan Lapangan, dan belajar mandiri, diimplementasikan dan diintegrasikan dalam proses penalaran klinik. Melalui Skill lab pula mahasiswa akan belajar melakukan level “shows how” pada Miller’s Pyramid sesuai prinsip di pendidikan keperawatan: When I see I

forget, when I hear I remember, when Ido I understand.

3. Sarana Pendukung Proses Belajar Mengajar di Skill lab

Ketrampilan medik yang diajarkan di Skill lab saat ini meliputi ketrampilan Komunikasi Perawat–Pasien, Pemeriksaan Fisik Diagnostik, dan berbagai Prosedur Klinik. Mahasiswa tidak hanya belajar APA, tetapi juga MENGAPA & KAPAN dan BAGAIMANA ketrampilan itu dilakukan (melalui proses


(44)

clinical reasoning yang bertahap dan sistematis). Metode belajar yang digunakan adalah role-play, learning from mannequins, and learning from

simulated patients. Boneka, teman sendiri, maupun pasien simulasi adalah

GURU bagi kita semua. Dengan demikian sejak dari awal pendidikannya, penggunaan Skill lab adalah bukan sebagai simulasi, bukan pula proses pura-pura. Meskipun masih diperkenankan melakukan kesalahan, semua dilaksanakan dengan proses penalaran klinik sesuai tingkat perkembangan mahasiswa. Skill lab dalam perkembangannya harus mampu menjadi sebuah Laboratorium ideal yang mendekati kehidupan yang sebenarnya (Life-like education).

Peralatan yang tersedia di Skill lab diusahakan untuk mendekati situasi sebenarnya di rumah sakit. Beberapa peralatan medis dan boneka dapat mencapai harga yang amat tinggi. Untuk mewujudkan sarana belajar mengajar yang sesuai dengan teknologi mutakhir, maka instruktur maupun mahasiswa dituntut menguasai konsep dasar suatu ketrampilan dengan optimal.

4. Peran Skill lab dalam Pelaksanaan Sistim Pembelajaran Berbasis Komptensi Dalam kurikulum berbasis kompetensi, jelas bahwa keberadaan Skill lab amat vital dalam menunjang kompetensi mahasiswa. Selama ini para Tutor menilai bahwa mahasiswa amat aktif selama proses diskusi, bahkan mencapai tingkat pengetahuan yang lebih tinggi dari tutornya. Namun demikian hal yang sama


(45)

belum tampak di dalam penguasaan ketrampilan medik, seperti yang diungkapkan oleh para instruktur. Tentu saja mahasiswa sebagai pemula tidak akan begitu saja menjadi seorang ahli, seperti instruktur. Perlu waktu bertahun-tahun dan berbagai pengalaman variasi kasus untuk mencapai seorang ahli. Dengan demikian dapat dibayangkan, tanpa Skill lab, mahasiswa tidak mempunyai kesempatan berlatih ketrampilan medik dengan diberikan umpan balik, sesuai kompetensinya. Dalam KBK, konten materi ketrampilan medik disesuaikan dengan konten blok yang sedang berjalan. Dengan demikian proses belajar mengajar di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta diharapakan mencapai hasil yang optimal.

Saat ini Skill lab memiliki anggota Tim materi ketrampilan medik yang bertanggung jawab terhadap konten masing-masing ketrampilan klinik.

5. Strategi pembelajaran Praktikum

Strategi pembelajaran praktikum dapat dilihat dari dua aspek, yaitu tentang proses PBP dalam mempersiapkan peserta didik melakukan pembelajaran klinik dan tentang penjabaran rancangan pembelajaran instruksional.

6. Proses Pembelajaran Praktikum

Proses pembelajaran praktikum dikaitkan dengan pembelajaran klinik dapat dilihat pada siklus pembelajaran klinik (clinical learning cycle, White, 1992). Berdasarkan model pembelajaran praktik klinik tersebut, dapat digambarkan


(46)

bahwa pembelajaran laboratorium (praktikum) memperkuat teori-teori/ pengetahuan yang telah didapatkan peserta didik melalui pengalaman belajar lain, misalnya pengalaman belajar ceramah (PBC). Pada pembelajaran praktikum terjadi proses aplikasi berbagai konsep dari komponen teori dalam paktik klinik dan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mendapat kemampuan baik sikap, tingkah laku, pengetahuan dan ketrampilan dasar profesional sebagai persiapan melakukan pembelajaran klinik di Lingkungan yang sebenarnya.

7. Desain Instruksional Pembelajaran praktikum

Desain instruksional merupakan rancangan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan pada tingkat instruksional. Komp (1977) mengembangkan desain instruksional tersebut menjadi delapan bagian yang merupakan proses fleksibel dan interdependen serta konsisten. Goals, topics, and general purposes merupakan bagian yang meliputi kegiatan berikut ini.

1.Identifikasi tujuan mencakup sosial/masyarakat, peserta didik, dan area subjek.

2.Memilih topik utama.

3.Membuat daftar tujuan yang dirumuskan menggunakan taksonomi. Karakteristik peserta didik dapat dilihat dari faktor-faktor dibawah ini :


(47)

1.Faktor akademik : jumlah peserta didik, latar belakang pendidikan, tingkat intelegensi, motivasi, dan kebiasaan belajar.

2.Faktor sosial : usia, maturitas, tempramen, hubungan di antara peserta didik, dan situasi sosial ekonomi.

3.Kondisi belajar (Dunn, 2007) : lingkungan emosional, sosial, dan fisiologis peserta didik.

4.Cara belajar/gaya belajar : gaya setiap orang unik berpengaruh dalam merencanakan strategi pembelajaran adalah sebagai berikut.

 Pembelajaran individual : perlu data setiap peserta didik untuk menyeleksi alternatif aktivitas dan sumber belajar yang sesuai.

 Pembelajaran kelompok : perlu karakteristik akademik dan sosial peserta didik tentang rata-rata kemampuan, ketertarikan, dan tingkat kebutuhan.


(48)

B.Kerangka Teori Teori Kecemasan

Teori stress adaptasi Stuart dan Suddent model adaptasi berhubungan dengan kecemasan (1998)

Antisipasi ringan sedang berat panik Faktor Predisposisi

Psikoanalisa, interpersonal, behavior, keluarga, biologi

Faktor prespitasi Integritas fisik System self esteem

Kekuatan koping

Mekanisme koping Penilaian stressor

Reaksi beorientasi tugas

Destruktif Konstruktif

Adaptif Maladaptif


(49)

Keterangan :

Gejala yang biasanya mucul pada masing-masing kecemasan antara lain : Kecemasan ringan

1. Persepsi dan perhatian meningkat, waspada 2. Mampu mengatasi situasi bermasalah

3. Dapat mengatakan pengalaman masa lalu, saat ini dan masa mendatang, menggunakan belajar, dapat memvalidasi secara konsensual, merumuskan makna

4. Ingin tahu, mengulang pertanyaan 5. Kecenderungan untuk tidur Kecemasan sedang

1. Persepsi agak menyempit, secara selektif tidak perhatian tetapi dapat mengarahkan perhatian.

2. Sedikit lebih sulit untuk konsentrasi, belajar menuntut upaya lebih. 3. Memandang pengalaman ini dengan masa lalu.

4. Dapat gagal untuk mengenali sesuatu apa yang terjadi pada situasi, akan mengalami beberapa kesulitan dalam beradaptasi dan menganalisa.

5. Perubahan suara atau ketinggian suara.

6. Peningkatan frekuensi pernafasan dari jantung. 7. Tremor, gemetar


(50)

Kecemasan berat

1. Persepsi sangat berkurang/berfokus pada hal-hal detail, tidak dapat berkonsentrasi lebih bahkan ketika diinstruksikan untuk melakukannya.

2. Belajar sangat terganggu, sangat mudah mengalihkan perhatian, tidak mampu untuk memahami situasi saat ini.

3. Memandang pengalaman saat ini dengan arti masa lalu, hampir tidak mampu untuk memahami situasi ini.

4. Berfungsi secara buruk, komunikasi sulit dipahami. 5. Hiperventilasi, takhikardi, sakit kepala, pusing, mual. Kecemasan panik

1. Persepsi yang menyimpang, fokus pada hal yang tidak jelas. 2. Belajar tidak dapat terjadi.

3. Tidak mampu untuk mengikuti, dapat berfokus hanya pada hal saat ini, tidak mampu melihat atau memahami situasi, hilang kemampuan mengingat.

4. Tidak mampu berpikir, biasanya aktifitas motorik meningkat atau respon yang tidak dapat diperkirakan bahkan pada stimuli minor, komunikasi yang tidak dapat dipahami.


(51)

Kerangka Teori :

Bagan 2.3 kecemasan ( Stuart & Laraia, 2000. Dan teori belajar.) Faktor Predisposisi Kecemasan - Psikoanalisa - Interpersonal - Behaviour - Keluarga - Biologi Faktor Precipitasi - Gangguan intergritas fisik - Sistem self ested

Karakterisitik responden - Usia

- Jenis kelamin - Tingkat semester

Mahasiswa keperawatan yang

menghadapi ujian

Teori belajar : Skill lab Ujian Skill lab

Kecemasan Respon fisiologi dan Psikologi

Gambaran kecemasan


(52)

34 BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

Bedasarakan latar belakang dan tujuan penelitian “Gambaran Tingkat Kecemasan Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta saat menghadapi Ujian Skill lab keperawatan di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013” maka kerangka konsep yang peneliti gunakan untuk menilai kecemasan mahasiswa sebagai berikut

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Gambaran tingkat kecemasan mahasiswa meliputi respon psikologis Perilaku, Kognitif,


(53)

3.2 DefinisiOperasional

NO Variabel Definisi Cara Ukur Alat

Ukur

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Kecemasan Perasaan

terancam dan stressfull, yang disebabkan oleh ujian skill lab

Wawancara dengan menggunakan kuisioner sebagai alat ukur respon kecemasan.

Kuesioner Zung Self Anxiety Scale (ZSAS)

Tidak cemas (20-40) Cemas ringan (41-60) Cemas

sedang (61-80)

Cemas berat (81-100)


(54)

36 BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian Cross Sectional. Desain tersebut dipilih oleh peneliti dengan pertimbangan waktu yang dibutuhkan tidak terlalu banyak, relatif murah namun tetap dapat menjelaskan variabel yang diteliti.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan April tahun 2013. C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Keperawatan semester 4 dan 6 Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta .


(55)

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi siswa Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sampel diambil secara simple random sampling.

3. Besar Sampel

Perhitungan besar sampel penelitian dengan menggunakan rumus. Estimasi

Keterangan : TK = 95% α = 5% P = 50% d = 15%

n = 43 responden 10% nya = 4 responden Total = 47 responden


(56)

D. Kriteria Sampel

Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian adalah mahasiswa yang menghadapi ujian skill lab.

E. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian berupa kuesioner yang berisikan pertanyaan respon dan tingkatan kecemasan.

1. Kuesioner

Kuesioner yang digunakan untuk wawancara dengan responden tentang respon dan tingkat kecemasan menghadapi ujian Praktik adalah kuisioner ZSAS yang disusun berdasarkan tujuan literature dan dikembangkan berdasarkan gejala kecemasan dalam diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-II). Yang sudah diukur validitas dan reabilitas oleh William W.K.Zung.

F. Prosedur Pengumpulan Data

Proses-proses dalam pengumpulan data pada penelitian melalui beberapa tahap yaitu:

1. Menyelesaikan kelengkapan administrasi seperti surat izin penelitian dari Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Menentukan calon responden dari undian calon responden penelitian. 3. Memberikan lembar persetujuan (informed consent) untuk ditandatangani oleh calon responden apabila setuju menjadi subjek penelitian.


(57)

4. Memberikan penjelasan kepada responden tentang cara pengisian kuesioner.

5. Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya kepada peneliti apabila ada yang tidak jelas dengan kuesioner.

6. Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner.

7. Responden menyerahkan kembali kuesioner yang telah diisi kepada peneliti untuk diperiksa.

G. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

Salah satu Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Untuk mendapatkan data yang valid dan realibel maka kuesioner tersebut harus diuji validitas dan reabilitas. Sebelum kuesioner digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu kuesioner dilakukan uji validitas dengan rumus Pearson Product

Moment dan dicari reliabilitas dengan menggunakan metode Alpha Cronbach.

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar- benar mengukur apa yang diukur. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Dalam hal ini digunakan beberapa item pertanyaan yang dapat secara tepat mengungkapkan variabel yang diukur tersebut. Uji ini dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing–masing skor item pertanyaan dari tiap variabel dengan total skor variabel tersebut. Uji validitas menggunakan korelasi Product


(58)

Moment dari Pearson. Suatu instrument dikatakan valid atau sahih apabila korelasi tiap butiran memiliki nilai positif dan nilai t hitung > t tabel (Hidayat, 2008). Reabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Pengukuran reabilitas menggunakan bantauan software computer dengan rumus Alpha Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha Cronbach> 0,60 (Hidayat, 2008).

H. Teknik Analisis Data

1. Langkah Analisis Data

Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam statistik, informasi yang diperoleh digunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama dalam pengujian hipotesis (Hidayat, 2007). Dalam proses pengolahan data terdapat langkah- langkah yang harus ditempuh, diantaranya :

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data atau formulir kuesioner yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.


(59)

b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data

yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code

book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu

variabel. c. Entry data

Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa dengan membuat tabel kontingensi.

d. Processing data

Setelah semua isian kuesioner tersisi penuh dan benar, dan juga data sudah dikoding, maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar dianalisis. Proses pengolahan data dilakukan dengan cara memindahkan data dari kuesioner ke paket program komputer pengolahan data statistik.

e. Cleaning data

Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang sudah di-entry, apakah ada kesalahan atau tidak.Kesalahan mungkin terjadi pada saat meng-entry data ke komputer.


(60)

I. Analisa Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi variable gambaran tingkat kecemasan dan respon psikologis dalam bentuk proporsi atau rasio.

J. Etika Penelitian

Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan (Hidayat, 2007). Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:

1. Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan dari Informed consent adalah agar subjek mengerti maksud, tujuan penelitian, dan mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormatinya.


(61)

2. Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Kerahasiaan (confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.

Etika penelitian bertujuan untuk menjamin kerahasiaan identitas responden, melindungi dan menghormati hak responden dengan mengajukan surat pernyataan persetujuan (informed consent). Sebelum menanda tangani surat persetujuan, peneliti menjelaskan judul penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan menjelaskan kepada responden bahwa penelitian tidak akan membahayakan bagi responden. Peneliti akan menjamin kerahasian identitas responden, dimana data-data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan apabila telah selesai maka data tersebut akan dimusnahkan.


(62)

44 BAB V

HASIL PENELITIAN

A.Gambaran Tempat Penelitian

1. Gambaran Umum Program Studi Ilmu Keperawatan

a. Profil Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Program studi Ilmu Keperawatan bertujuan untuk menghasilkan lulusan berkualitas yang dapat menjadi tenaga ahli terampil di bidang keperawatan, beriman dan bertaqwa, berintegritas tinggi, berwawasan luas, dan profesional, berdasarkan relevansi dan kebutuhan pasar melalui peningkatan kualitas penelitian dan pendidikan serta berperan serta dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Gelar Akademik yang diperoleh adalah Sarjana Keperawatan (S.Kep).

b. Visi dan Misi

Visi

Mewujudkan program studi ilmu keperawatan sebagai program studi terkemuka dalam mengintegrasikan aspek keilmuan, keperawatan, keislaman, dan keIndonesian


(63)

1. Menyelenggarakan pendidikan ners yang mengintegrasikan keislaman dan keperawatan

2. Mengembangkan pusat ilmu keperawatan yang berlandaskan keislaman

3. Mengembangkan etika ilmu yang didasarkan pada kaidah keislaman dalam pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan

4. Memberikan kontribusi dalam pembangunan karakteristik bangsa 5. Memberikan kontribusi dalam pengembangan profesi keperawatan c. Tujuan

Menghasilkan profesi Ners (Ns) dengan kualifikasi akademik Sarjana Keperawatan (SKep) yang beriman dan bertaqwa, berintegritas tinggi, mempunyai keunggulannang kompetetitif dalam persaingan global serta mampu mengintegrasikan ilmu keperawatan dan ilmu pengetahuan keislaman sehingga mampu berkontribusi dalam peningkatan kualitas derajat kesehatan bangsa Indonesia.

Tujuan khusus

1. Memiliki sikap profesional dan Islami 2. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan

3. Mampu mengelola pelayanan keperawatan di ruang rawat inap 4. Mampu melaksanakan penelitian sederhana


(64)

5. Mampu berperan sebagai pendidik tenaga keperawatan yang berada di ruang lingkup tanggung jawabnya

d. Kompetensi

Kompetensi lulusan Program Studi ilmu keperawatan di FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Kompetensi Dasar

1. Mampu memahami dan menerapkan nilai nilai Keislaman 2. Mampu menjadi warga negara Indonesia yang baik 3. Mampu menggunakan bahasa Arab secara pasif.

4. Mampu menggunakan bahasa Inggris secara pasif dan aktif 5. Mampu mengintegrasikan ilmu fiqih dalam keperawatan 6. Mampu melakukan Praktek ibadah dan qiroah.

B. Analisa Univariat

1. Gambaran Usia Responden di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Usia Responde Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Tahun 2013

Usia Jumlah Persentase (%)

18 1 2,2

19 7 15,2


(65)

21 12 26,1

22 4 8,7

Jumlah 46 100

Berdasarkan tabel 5.1 dari hasil analisis gambaran usia responden tentang Gambaran Tingkat kecemasan Mahasiswa saat menghadapi ujian Skill Lab di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013, didapatkan bahwa sebanyak 1 responden (2,2%) usia 18 tahun , 7 responden (15,2%) berusia 19 tahun, 22 responden (47,8%) berusia 20 tahun, sebanyak 12 responden (26,2%) berusia 21 tahun dan 4 responden (8,7%) berusia 22 tahun.

2. Gambaran Jenis Kelamin Responden di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 12 26,1

Perempuan 34 73.9


(66)

Berdasarkan tabel 5.2 dari hasil analisis gambaran jenis kelamin responden tentang Gambaran Tingkat kecemasan Mahasiswa saat menghadapi ujian Skill Lab di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013 didapatkan bahwa sebanyak 34 responden (73,9%) perempuan, 12 responden (26,1%) laki-laki.

3. Gambaran Tingkat Semester Responden Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Semester Responden Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013.

Semester Jumlah Persentase (%)

Empat 16 34,8

Enam 29 63

Delapan 1 2,2

Jumlah 46 100

Berdasarkan tabel 5.3 dari hasil analisis gambaran tingkat semester responden tentang Gambaran Tingkat kecemasan Mahasiswa saat menghadapi ujian Skill Lab di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013, didapatkan


(67)

bahwa sebanyak 16 responden (34,8%) semester empat, 29 responden (63%) semester enam, dan 1 responden (2,2%) semester delapan.

4. Gambaran Tingkat Kecemasan Responden Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Tingkat KecemasanResponden Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tingkat Kemasan Jumlah Persentase (%)

Tidak Cemas 21 45,7

Cemas Ringan 22 50,3

Cemas Sedang 3 4

Cemas Berat 0 0

Jumlah 46 100

Berdasarkan tabel 5.4 dari hasil analisis responden tentang Gambaran Tingkat kecemasan Mahasiswa saat menghadapi ujian Skill Lab di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013, didapatkan bahwa sebanyak 21 responden (45,7%) tidak cemas, 22 responden (50,3%) cemas ringan, 3 responden(4%) cemas sedang dan 0 responden (0%) atau tidak ada responden yang mengalami cemas berat.


(68)

5. Gambaran Tingkat Kecemasan dengan Tingkat Semester Responden Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan dengan Tingkat Semester Responden Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Semester Tingkat kecemasan

Tidak cemas Cemas ringan Cemas sedang

N % N % N %

Empat 6 37,5 9 56,2 1 6,2

Enam 15 51,7 13 44,8 1 3,4

Delapan 0 0 1 100 0 0

Berdasarkan tabel 5.5 dari hasil analisis responden tentang Gambaran Tingkat kecemasan Mahasiswa saat menghadapi ujian Skill Lab di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013, didapatkan bahwa mahasiswa semester empat yang tidak cemas sebanyak 6 responden (37,5), cemas ringan sebanyak 9 orang (56,2%), dan cemas sedang sebanyak 1 orang (6,2%). Sedangkan mahasiswa semester enam yang tidak cemas sebanyak 15 orang (51,7%), cemas ringan sebanyak 13 orang (44,8%) dan cemas sedang sebanyak 1 orang (3,4%). Mahasiswa semester 8 hanya 1 orang, mengalami cemas sedang.


(69)

6. Gambaran Tingkat Kecemasan dengan Jenis Kelamin Responden Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan dengan Jenis Kelamin Responden Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Jenis Kelamin

Tingkat kecemasan

Tidak cemas Cemas ringan Cemas sedang

N % N % N %

Perempuan 12 27,2 30 68,1 2 4,7

Laki-laki 9 75 3 25 0 0

Berdasarkan tabel 5.6 dari hasil analisis responden tentang Gambaran Tingkat kecemasan Mahasiswa saat menghadapi ujian Skill Lab di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013, didapatkan bahwa mahasiswa perempuan yang tidak cemas sebanyak 12 responden (27,2%), cemas ringan sebanyak 30 orang (60,1%), dan cemas sedang sebanyak 2 orang (4,7%). Sedangkan mahasiswa laki-laki yang tidak cemas sebanyak 9 orang (75%), cemas ringan sebanyak 3 orang (25%) dan cemas sedang sebanyak 0 orang (0 %).


(70)

52 BAB VI

PEMBAHASAN

A.Analisa Univariat

1. Gambaran Karakteristik Responden di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

a. Usia Responden

Berdasarkan dari hasil analisis gambaran usia responden tentang Gambaran Tingkat kecemasan Mahasiswa saat menghadapi ujian Skill Lab di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013, didapatkan bahwa sebanyak 1 responden (2,2%) usia 18 tahun , 7 responden (15,2%) berusia 19 tahun, 22 responden (47,8%) berusia 20 tahun, sebanyak 12 responden (26,2%) berusia 21 tahun dan 4 responden (8,7%) berusia 22 tahun.

b. Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil analisis gambaran jenis kelamin responden tentang Gambaran Tingkat kecemasan Mahasiswa saat menghadapi ujian Skill Lab di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013 didapatkan bahwa sebanyak 34 responden (73,9%) perempuan, 12 responden (26,1%) laki-laki.


(71)

c. Tingkat Semester

Berdasarkan hasil analisis gambaran tingkat semester responden tentang Gambaran Tingkat kecemasan Mahasiswa saat menghadapi ujian Skill Lab di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013, didapatkan bahwa sebanyak 16 responden (34,8%) semester empat, 29 responden (63%) semester enam, dan 1 responden (2,2%) semester delapan

2. Gambaran Tingkat Kecemasan Mahasiswa

Berdasarkan tabel 5.3 dari hasil analisis responden tentang Gambaran Tingkat kecemasan Mahasiswa saat menghadapi ujian Skill Lab di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013, didapatkan bahwa sebanyak 21 responden (45,7%) tidak cemas, 22 responden (50,3%) cemas ringan, 3 responden (4%) cemas sedang dan 0 responden (0%) atau tidak ada responden yang mengalami cemas berat.

Menurut Cornell (2007), kecemasan akademik adalah hasil dari proses biokimia dalam tubuh dan otak yang meningkatkan dan membutuhkan perhatian. Perubahan terjadi dalam respon terhadap situasi akademik, seperti menyelesaikan tugas-tugas di sekolah, diskusi di kelas atau ketika


(72)

ujian. O’Connor (2008), membagi gejala-gejala kecemasan akademik menjadi 2, yaitu berat dan ringan.

Gangguan kecemasan dianggap berasal dari suatu mekanisme pertahanan diri yang dipilih secara alamiah oleh makhluk hidup bila menghadapi sesuatu yang mengancam dan berbahaya. Kecemasan yang dialami dalam situasi semacam itu memberi isyarat kepada makhluk hidup agar melakukan tindakan mempertahankan diri untuk menghindar atau mengurangi bahaya atau ancaman. (Anwar 2007). Menjadi cemas pada tingkat tertentu dapat dianggap sebagai bagian dari respon normal untuk mengatasi masalah sehari-hari. Bagaimana juga, bila kecemasan ini berlebihan dan tidak sebanding dengan situasi , hal itu dianggap sebagai hambatan dan dikenal sebagai masalah klinis. (Anwar 2007).

Tingkat kecemasan ringan yang dialami oleh responden menurut Stuart (2001) berhubungan dengan ketegangan yang dialami dalam kehidupan sehari-hari sebagai dampak adanya stressor dari luar, dan Kecemasan ini meningkatkan lapangan persepsi, dapat memotivasi belajar, dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

Secara umum rasa cemas dimiliki oleh setiap individu, kecemasan merupakan respon yang paling umum yang menyatakan kondisi


(73)

kreatif. Pada tingkat kecemasan yang sedang, persepsi individu lebih memfokuskan hal yang penting saat itu saja dan mengesampingkan hal yang lainnya. Pada tingkat kecemasan berat/tinggi, persepsi individu menjadi turun, hanya memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan yang lainnya, sehingga individu tidak dapat berpikir dengan tenang. Fenomena sangat cemas dalam menghadapi ujian pada siswa, sudah tentunya dapat menghambat tujuan belajar yang ingin dicapai oleh mahasiswa. Kecemasan menghadapi ujian dipicu oleh kondisi pikiran, perasaan dan perilaku motorik yang tidak terkendali. Manifestasi kognitif yang tidak terkendali menyebabkan sspikiran menjadi tegang, manifestasi afektif yang tidak terkendali mengakibatkan timbulnya perasaan akan terjadinya hal buruk, dan perilaku motorik yang tidak terkendali menyebabkan mahasiswa menjadi gugup dan gemetar saat menghadapi ujian, khususnya ujian akhir semester.

B.Keterbatasan Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan studi cross sectional, yang memiliki kelemahan rawan terhadap bias, karena pada rancangan ini peneliti mengobservasi variabel tingkat kecemasan menggunakan responden dengan tingkat semester yang berbeda, empat, enam dan delapan. Hal ini akan memunculkan hasil yang berbeda. Pada penelitian ini, jenis ujian skill lab


(74)

yang dihadapi mahasiswa juga berbeda, sehingga akan memunculkan hasil gambaran yang berbeda tentang tingkat kecemasan.

Adapun kendala yang dihadapi peneliti yaitu penolakan untuk diminta menjadi responden diperkirakan karena responden memiliki kecemasan yang tinggi dan kesiapan yang kurang. Lalu waktu pengambilan sample yang menjadi kendala karena harus menunggu saat ujian akan berlangsung baru dapat dilaksanakannya penelitian. Ada nya perkuliahan sebelum ujian yang menyebabkan peneliti harus mengatur waktu dan melakukan penelitian secara cepat agar tidak mengganggu saat ujian.


(75)

57 BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Sebanyak (45,7%) mahasiswa tidak cemas, (50,3%) mengalami cemas ringan, (4%) cemas sedang dan tidak ada responden yang mengalami cemas berat. 2. Gambaran data demografi dengan kecemasan yaitu:

a. Berdasarkan jenis kelamin, bahwa sebanyak 34 responden (73,9%) perempuan, 12 responden (26,1%) laki-laki.

b. Berdasarkan tingkat semester, didapatkan bahwa sebanyak 16 responden (34,8%) semester empat, 29 responden (63%) semester enam, dan 1 responden (2,2%) semester delapan

B.SARAN

1. Pendidikan Keperawatan

Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para pendidik, bagaimana memberikan terapi atau kelas bagi mahasiswa yang akan menghadapi ujian. 2. Penelitian selanjutnya

Diharapkan penelitian selanjutnya untuk meneliti mengenai faktor predisposisi dan faktor presipitasi mengenai kecamasan menghadapi ujian skill lab.


(76)

DAFTAR PUSTAKA

Aprianawati, 2007. Hubungan antara tingkat religiusitas dengan kecemasan pada remaja, Fakultas Psikologi UGM, Yogjakarta.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Edisi revisi ke-6. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Azwar, S. 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Atwater, E, 1993. Psychology of Adjustment, 3nd ed, New Jersey: Prentice-Hall INC.

Capernito, Lynda Jual, 1998. Diagnosa keperawatan aplikasi pada praktek keperawatan, Edisi 6. Jakarta : EGC.

Efenddi Nursalam Fery, “Pendidikan Dalam Keperawatan”, Jakarta : Salemba Medika

Ghizali, I. (2001). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang : UNDIP.

Notoatmojo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam. (2003). Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Psychiatry, Br. J. 2002. British journal of Pschiatry.

LEMBARAN NEGARA DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA TAHUN 1992 Sumber: LN 1992/100; TLN NO. 3495

Hall, Lindzey G. 1993. Teori-teori psikodinamik klinis. Yogyakarta : penerbit Kanisius.

Halloway, 1994. Abnormal Psychology

Hawari, D. Manajemen Stres Cemas Dan Depresi, Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2002.


(77)

Hidayat, A. Aziz Alimul. 1998. Metode penelitian keperawatan dan tekhik analisis data. Jakarta : Salemba Medika.

Hudak & Gallo, 1997. Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik. Jakarta : EGC Kaplan, H.I and Saddock, BJ. 1998. Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik. Jakarta: EGC.

Nursalam, 2008. Konsep dan penerapan metode penelitian ilmu keperawatan. Jakarta ; Salemba Medika.

Panggabean, L, 2003. Pengembangan Kesehatan Perkataan ditinjau dari Aspek Psikososial. Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat Depkes.

Sagrestono, Sarwono Prawirohardjo, 1973. Klasifikasi Penyakit Jiwa dan Aspek Pengobatannya Ed. 3. Yogyakarta.

Schultz D, 1986. Psycoanalitic approach : Sigmund Freud in Theories of Personality, 3rd ed. California : Brooks/ Cole Publishing Company

Ratih Ni Komang, “Hubungan Tingkat Kecemasan Terhadap Koping Siswa SMUN 16 Dalam Menfhadapi Ujian Nasional”, Jakarta, : FIKUI. 2012 Semium Yustinus, Kesehatan mental 2, penerbit kanisius, Yogyakarta, 2010. Stuart & Laraia. (2001). Principles and practice of psychiatric nursing. USA: Mosby Company

Stuart, G. W & Laraia, 2005. Principles and practice of psychiatric nursing. (8th ed) St. Louis: Mosby Year Book

Stuart, G.W.,& Sundeen, S.J (1995). Principles and Practice of Psychiatric

Nursing. St. Louis: Mosby Year Book.

, (1995). Pocket Guide to Psychiatric Nursing. St.Louis: Mosby Year. Louis: Mosby Year Book,

(1998). Principles and practice of psychiatric nursing. (6 th ed.). St. Louis: Mosby Year Book.


(78)

,(2007). Buku saku keperawatan jiwa. (Edisi 5). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Potter&Perry, Fundamental keperawatan, EGC, Jakarta, 2005.

Ridwan. (2005). Skala Variabel-variabel Penelitian. Bandung : Alfa Beta. Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta : EGC.

Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia Tomb, D. (2003). Buku Saku Psikiatri. Jakarta: EGC.

Townsand, M.C. (1998). Diagnosa keperawatan pada keperawatan

Zung, W.W.K. 1997. Rating Anxiety for anxiety disorder physychosomatic. USA: Mosby Company


(79)

KUISIONER ZUNG SELF ANXIETY SELF-RATING SCALE

“Gambaran Tingkat Kecemasan Mahasiswa Keperawatan saat menghadapi Ujian Skill lab di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah”.

Data Demografi : Nama :

Semster : Usia:

Jenis kelamin :

Petunjuk Umum Pengisian Kuisioner :

1. Bacalah pernyataan yang diberikan dengan baik sehingga dimengerti 2. Mengisi seluruh nomor pernyataan tanpa bantuan orang lain

3. Setiap pernyataan hanya berlaku untuk satu jawaban

4. Pada kuisioner, berilah satu tanda cheklist (√) pada kolom yang sesuai dengan sikap dan berhubungan dengan kecemasan.

5. Jika ingin mengganti jawaban, cukup dengan mencoret jawaban pertama dengan tanda (=), kemudian beri tanda (√) pada jawaban terakhir

6. Bila mengalami kesulitan dalam menjawab dapat menanyakan langsung pada peneliti

Apakah anda mengalami pernyataan dibawah ini, keteika menghadapi ujian skill lab?.

No. Pernyataan Sering

Kadang-kadang

Jarang Tidak pernah 1 Saya lebih sering merasa gelisah

atau gugup dan cemas dari biasanya.

2 Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas.

3 Saya merasa badan hancur berkeping-keping.

4 Saya merasa mudah

marah/tersinggung, atau panik. 5 Saya merasa semua baik-baik saja

dan tidak ada hal buruk yang akan terjadi.

6 Kedua tangan dan kaki saya terasa gemetar.

7 Saya merasa terganggu dengan sakit kepala/nyerileher, nyeri otot.


(1)

,(2007). Buku saku keperawatan jiwa. (Edisi 5). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Potter&Perry, Fundamental keperawatan, EGC, Jakarta, 2005.

Ridwan. (2005). Skala Variabel-variabel Penelitian. Bandung : Alfa Beta. Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta : EGC.

Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia Tomb, D. (2003). Buku Saku Psikiatri. Jakarta: EGC.

Townsand, M.C. (1998). Diagnosa keperawatan pada keperawatan

Zung, W.W.K. 1997. Rating Anxiety for anxiety disorder physychosomatic. USA: Mosby Company


(2)

KUISIONER ZUNG SELF ANXIETY SELF-RATING SCALE “Gambaran Tingkat Kecemasan Mahasiswa Keperawatan saat menghadapi Ujian Skill lab di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah”. Data Demografi :

Nama : Semster : Usia:

Jenis kelamin :

Petunjuk Umum Pengisian Kuisioner :

1. Bacalah pernyataan yang diberikan dengan baik sehingga dimengerti 2. Mengisi seluruh nomor pernyataan tanpa bantuan orang lain

3. Setiap pernyataan hanya berlaku untuk satu jawaban

4. Pada kuisioner, berilah satu tanda cheklist (√) pada kolom yang sesuai dengan sikap dan berhubungan dengan kecemasan.

5. Jika ingin mengganti jawaban, cukup dengan mencoret jawaban pertama

dengan tanda (=), kemudian beri tanda (√) pada jawaban terakhir

6. Bila mengalami kesulitan dalam menjawab dapat menanyakan langsung pada peneliti

Apakah anda mengalami pernyataan dibawah ini, keteika menghadapi ujian skill lab?.

No. Pernyataan Sering

Kadang-kadang

Jarang Tidak pernah 1 Saya lebih sering merasa gelisah

atau gugup dan cemas dari biasanya.

2 Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas.

3 Saya merasa badan hancur berkeping-keping.

4 Saya merasa mudah

marah/tersinggung, atau panik. 5 Saya merasa semua baik-baik saja

dan tidak ada hal buruk yang akan terjadi.

6 Kedua tangan dan kaki saya terasa gemetar.

7 Saya merasa terganggu dengan sakit kepala/nyerileher, nyeri otot.


(3)

No. Pernyataan Sering Kadang-kadang

Jarang Tidak pernah 8 Badan saya terasa lemah dan cepat

lelah.

9 Saya merasa tenang dan dapat duduk diam dengan mudah.

10 Saya merasa jantung saya berdebar sangat cepat.

11 Saya merasa terganggu oleh rasa pusing/ sakit kepala.

12 Saya merasa akan pingsan atau perasaan seperti itu.

13 Saya dapat menarik dan

mengeluarkan nafas dengan mudah. 14 Saya merasa mati rasa dan

kesemutan pada jari-jari tangan dan kaki.

15 Saya terganggu oleh sakit perut atau gangguan pencernaan. 16 Saya buang air kecil lebih dari

biasanya

17 Tangan sayaselalukeringdan hangat.

18 Wajah saya menjadi panas dan memerah.

19 saya tertidurdengan mudahdanmendapatkan istirahatmalam yang baik.


(4)

Frequencies

[DataSet1] C:\Users\Siti NuruSyarifah\Documents\spss neng.sav

Statistics

semester jk usia

tingkatkecem asan

kategorikece masan

N Valid 46 46 46 46 46

Missing 0 0 0 0 0

Frequency Table

Semester

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 4.00 16 34.8 34.8 34.8

6.00 29 63.0 63.0 97.8

8.00 1 2.2 2.2 100.0

Total 46 100.0 100.0

Jk

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Perempuan 12 26.1 26.1 26.1

lakilaki 34 73.9 73.9 100.0


(5)

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 18.00 1 2.2 2.2 2.2

19.00 7 15.2 15.2 17.4

20.00 22 47.8 47.8 65.2

21.00 12 26.1 26.1 91.3

22.00 4 8.7 8.7 100.0

Total 46 100.0 100.0

Tingkatkecemasan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 29.00 1 2.2 2.2 2.2

30.00 1 2.2 2.2 4.3

31.00 2 4.3 4.3 8.7

33.00 1 2.2 2.2 10.9

35.00 3 6.5 6.5 17.4

37.00 1 2.2 2.2 19.6

39.00 1 2.2 2.2 21.7

40.00 2 4.3 4.3 26.1

41.00 2 4.3 4.3 30.4

42.00 2 4.3 4.3 34.8

43.00 4 8.7 8.7 43.5

44.00 1 2.2 2.2 45.7

45.00 3 6.5 6.5 52.2

46.00 2 4.3 4.3 56.5

47.00 1 2.2 2.2 58.7

48.00 3 6.5 6.5 65.2

49.00 1 2.2 2.2 67.4


(6)

51.00 3 6.5 6.5 80.4

53.00 2 4.3 4.3 84.8

54.00 1 2.2 2.2 87.0

55.00 1 2.2 2.2 89.1

56.00 1 2.2 2.2 91.3

57.00 1 2.2 2.2 93.5

58.00 1 2.2 2.2 95.7

60.00 1 2.2 2.2 97.8

64.00 1 2.2 2.2 100.0

Total 46 100.0 100.0

Kategori kecemasan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak cemas 21 45.7 45.7 45.7

cemas ringan 23 50.0 50.0 95.7

cemas sedang 2 4.3 4.3 100.0


Dokumen yang terkait

Manajemen Waktu Belajar Mahasiswa Keperawatan dalam Melaksanakan Metode Problem Based Learning (PBL) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

10 58 116

Pengaruh Zikir Terhadap Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Menghadapi Ujian Skill-lab

0 30 140

Perbedaan tingkat kecemasan antara mahasiswa kedokteran laki-laki dan perempuan angkatan 2011 FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam menghadapi ujian OSCE

2 12 63

Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Mahasiswa Kedokteran Laki-Laki dan Perempuan Angkatan 2011 FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dalam Menghadapi Ujian OSCE. 2014.

0 12 63

Pengaruh Wudhu Terhadap Kecemasan saat Menghadapi Ujian Praktikum pada Mahasiswi Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

10 69 113

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN WANITA YANG BELUM MENIKAH SAAT MENGHADAPI PREMENOPAUSE

0 3 68

KECEMASAN MAHASISWA SARJANA KEPERAWATAN SAAT MENGHADAPI UJIAN OSCA KOMPREHENSIF DI Kecemasan Mahasiswa Sarjana Keperawatan Saat Menghadapi Ujian Osca Komprehensif Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 6 17

KECEMASAN MAHASISWA SARJANA KEPERAWATAN SAAT MENGHADAPI UJIAN OSCA KOMPREHENSIF Kecemasan Mahasiswa Sarjana Keperawatan Saat Menghadapi Ujian Osca Komprehensif Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 2 17

PENDAHULUAN Kecemasan Mahasiswa Sarjana Keperawatan Saat Menghadapi Ujian Osca Komprehensif Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 2 7

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA TINGKAT TIGA D-III KEPERAWATAN DALAM MENGHADAPI UJI KOMPETENSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

9 32 38