FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. GARAM SUARABAYA.

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA

PT. GARAM

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Diajukan Oleh :

0813010112/FE/AK

Wiwik Ernawati

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

“VETERAN” JAWA TIMUR


(2)

USULAN PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA

PT. GARAM

yang diajukan

0813010112/FE/AK

Wiwik Ernawati

Telah disetujui untuk diseminarkan oleh

Pembimbing Utama

Dr. Sri Trisnaningsih,Msi

Tanggal :...

Mengetahui

Ketua Program Studi Akuntansi

NIP. 1965092919922032001

Dr. Sri Trisnaningsih,Msi


(3)

USULAN PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA

PT. GARAM

yang diajukan

0813010112/FE/AK

Wiwik Ernawati

telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama

Dr. Sri Trisnaningsih,Msi

Tanggal :...

Mengetahui

Ketua Program Studi Akuntansi

NIP. 1965092919922032001

Dr. Sri Trisnaningsih,Msi


(4)

USULAN PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA

PT. GARAM

yang diajukan

0813010112/FE/AK

Wiwik Ernawati

Disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dr. Sri Trisnaningsih,Msi

Tanggal :...

Mengetahui

Ketua Program Studi Akuntansi

NIP. 1965092919922032001

Dr. Sri Trisnaningsih,Msi


(5)

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA

PT. GARAM SURABAYA

Disusun Oleh :

0813010112/FE/EA

Wiwik Ernawati

telah dipertahankan dihadapan

dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

pada tanggal 20 April 2012

Pembimbing :

Tim Penguji

Pembimbing Utama

Ketua

Dr. Sri Trisnaningsih, MSi

Sekretaris

Dr.Sri Trisnaningsih, MSi

Anggota

Dr. Hero Driono, MSi, Ak

Mengetahui

Dra. Erna Sulistyowati, MM

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur Dekan Fakultas Ekonomi

NIP. 19630924 198903 1001

Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM


(6)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur kehadapan Allah SWT atas terselesainya aktivitas penulis skripsi dengan judul : ‘Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada PT. Garam

Surabaya’. Penulisan ini merupakan salah satu syarat akademik guna

memperoleh gelar sarjana ekonomi jurusan akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya. Dengan ini ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM. selaku Dekan fakultas ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi. Sebagai Kajur Akuntansi fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi. Selaku dosen pembimbing utama

yang telah banyak membantu dan memberikan koreksi-koreksi perbaikan pada konsep-konsep yang diajukan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Para Dosen dan staff karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(7)

6. Buat para staff dan karyawan PT. Garam Surabaya, yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian dan memberikan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi ini.

7. Kepada orang tua tercinta serta kakak-kakakku tersayang, tiada kata yang bisa saya ucapkan, selain terima kasih yang sebanyak-banyaknya, karena beliaulah yang selama ini telah memberikan dorongan semangat baik material maupun spiritual, dan memberikan curahan sampai skripsi ini selesai.

8. Terimakasih juga buat ‘Endra Tri Kusuma Wardan, SE’ yang selama 3 tahun sudah temenin saya dan kasih perhatian ekstra serta supportnya. Semoga segala bentuk bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan berkat dan rahmat dari Allah SWT yang maha pemurah.

Penulis menyadari bahwa terbatasnya pengalaman serta kemampuan, memungkinkan sekali bahwa bentuk maupun isi skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang mengarah kepada kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Sebagai penutup penulis mengharapkan sripsi ini dapat memberikan sumbangan kecil yang berguna bagi masyarakat, almamater, dan ilmu pengetahuan.


(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………. i

DAFTAR ISI... ... iii

DAFTAR TABEL... ….. ix

DAFTAR GAMBAR……… …. xi

ABSTRAKSI……….. xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... …… 1

1.2. Rumusan Masalah... …... 5

1.3. Tujuan Penelitian... 6

1.4. Manfaat Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu... 8

2.2. Landasan Teori... 14


(9)

2.2.2. Pengembangan Sistem Akuntansi... 16

2.2.3. Penggunaan Komputer Dalam SIA... …. 17

2.2.4. Pemakai Sistem Informasi Akuntansi... ….. 19

2.2.5. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi... ….. 22

2.2.6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Informasi Akuntansi...…. 23

2.2.6.1. Keterlibatan Pemakai Dalam Pengembangan SIA... …. 23

2.2.6.2. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi... ….. 25

2.2.6.3. Dukungan Manajemen Puncak... 26

2.2.6.4. Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai... … 27

2.2.7. Teori yang Melandasi Pengaruh Keterlibatan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi Terhadap Kinerja SIA... 31 2.2.8. Teori yang Melandasi Pengaruh Kemampuan


(10)

Teknik Personal SIA Terhadap Kinerja Sistem

Informasi... 32

2.2.9. Teori yang Melandasi Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Kinerja SIA... 35

2.2.10. Teori yang Melandasi Pengaruh Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai Terhadap Kinerja SIA... 37

2.3. Kerangka Pikir... 42

2.4. Hipotesis... 44

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel... 46

3.1.1. Definisi Operasional... 46

3.1.2. Pengukuran Variabel... …. 48

3.2. Teknik Penentuan Sampel... ….. 51

3.2.1. Populasi... …. 51

3.2.2. Sampel...…. 51


(11)

3.3.1. Jenis Data... …. 52

3.3.2. Sumber Data...…. 53

3.3.3. Pengumpulan Data... 53

3.4. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis... 54

3.4.1. Uji Validitas... 54

3.4.2. Uji Reliabilitas... 54

3.4.3. Uji Normalitas... 55

3.4.4. Uji Asumsi Klasik... 55

3.4.4.1. Autokorelasi... 56

3.4.4.2. Multikorelasi... 56

3.4.4.3. Heteroskedastisitas... 57

3.5.1. Uji Analisis Data... 57

3.5.2. Uji Hipotesis... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian……… 62

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan……… 62


(12)

4.1.3 Lokasi Perusahaan……….. 66

4.1.4 Visi dan Misi……….. 67

4.1.5 Areal Penggaraman………. 68

4.1.6 Struktur Organisasi………. 68

4.1.7 Tugas dan Tanggung Jawab……… 69

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian……… 80

4.2.1. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)... 80

4.2.2. Keterlibatan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (X1 4.2.3. Kemampuan Teknik Personal Sistem )………….. 81

Informasi Akuntansi (X2 4.2.4. Dukungan Manajemen Puncak (X )……….. 82

3 4.2.5. Keberadaan Program Pelatihan Dan )……….. 83

Pendidikan Pemakai (X4 4.3. Uji Kualitas Data………. 86

)……… 85

4.3.1. Uji Validitas………. 86


(13)

4.3.3. Uji Normalitas……… 94 4.4. Analisis Regresi Linier Berganda………. 96 4.4.1. Uji Asumsi Klasik……… 96 4.4.2. Persamaan Regresi Linier Berganda……… 99 4.4.3. Uji Kecocokan Model (Uji F)……….. 101 4.4.4. Nilai Koefisien Determinasi (R2

4.4.5. Uji Hipotesis (Uji t)………. 103 )…………. 102

4.5. Pembahasan... 105 4.5.1. Implikasi Penelitian... 110 4.5.2. Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan

Penelitian Terdahulu... 111 4.5.3. Keterbatasan Penelitian……… 115 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan………. 116 5.2. Saran……….. 116 DAFTAR PUSTAKA


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi (Y)……… 81 Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Keterlibatan Pemakai Dalam

Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (X1

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kemampuan Teknik Dari

).. .. 82

Personal Sistem Informasi (X2

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Dukungan Manajemen

)……….. 83

Puncak (X3

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Keberadaan Program

)……… 84

Pelatihan Dan Pendidikan (X4

Tabel 4.6. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Sistem

)……….. 85

Informasi Akuntansi (Y) Putaran Ke-1……… 87 Tabel 4.7. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi (Y) Putaran Ke-2………… 88 Tabel 4.8. Hasil Uji Validitas Variabel Keterlibatan Pemakai

Dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (X1

Tabel 4.9. Hasil Uji Validitas Variabel Kemampuan Teknik

)……….. 89

Personal Pemakai Sistem Informasi Akuntansi (X2

Tabel 4.10. Hasil Uji Validitas Variabel Dukungan Manajemen

).. 89

Puncak (X3

Tabel 4.11. Hasil Uji Validitas Variabel Keberadaan Program

)………. 90


(15)

Tabel 4.12. Hasil Uji Validitas Variabel Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X3

Tabel 4.13. Hasil Uji Reliabilitas……… 93

) Putaran Ke-2.. 92

Tabel 4.14. Hasil Uji Normalitas………. 94

Tabel 4.15. Hasil Uji Normalitas Pada Residua l... 95

Tabel 4.16. Nilai VIF (Variance Inflation Factor)………. 97

Tabel 4.17. Korelasi Rank Spearman……… 98

Tabel 4.18. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda………. … 99

Tabel 4.19. Uji F………. 101

Tabel 4.20. Nilai Koefisien Determinasi (R2 Tabel 4.21. Hasil Uji t………. 104

)……….. … 102

Tabel 4.22. Rangkuman Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu... ... 112


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Siklus Pengolahan Data Dengan Manual………….. 18 Gambar 2.2. Siklus Pengolahan Data Dengan Komputer……. 18 Gambar 2.3. Bagan Kerangka Pikir……… 44


(17)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA

PT. GARAM SURABAYA

Oleh :

WIWIK ERNAWATI

ABSTRAK

Pengembangan sistem informasi menjadi suatu hal yang sangat penting. Perkembangan dunia usaha saat ini sudah berkembang pesat di bidang industri dagang, maupun jasa, telah menimbulkan berbagai macam masalah yang dihadapi dan harus dipecahkan oleh pihak manajemen. Dalam hal ini manajemen dituntut mampu mengelola serta menjalankan perusahaan seefektif mungkin agar dapat bertahan dalam persaingan dunia usaha, lebih-lebih dalam menghadapi era globalisasi dewasa ini. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji secara empiris adanya keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi, dukungan manajemen puncak, keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi di PT. Garam Surabaya.

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah manajer dan karyawan PT. Garam Surabaya sebanyak 33 orang. Variabel bebas yang digunakan adalah keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi (X1),

kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi (X2), dukungan

manajemen puncak (X3), keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai

(X4

Hasil analisis regresi linier berganda adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. Garam Surabaya sebagian terbukti kebenarannya yaitu variabel kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi dan dukungan manajemen puncak yang memberikan kontribusi nyata terhadap kinerja sistem informasi akuntansi, sedangkan variabel keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi dan keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai tidak memberikan kontribusi nyata terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

), sedangkan variabel terikat yang digunakan yaitu kinerja sistem informasi akuntansi (Y). Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk menjawab perumusan masalah, tujuan dan hipotesis penelitian.

Keyword : Keterlibatan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi, Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi, Dukungan Manajemen Puncak, Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai


(18)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan, perubahan dan ketidakpastian mewarnai kehidupan lingkungan bisnis dibutuhkan suatu sistem informasi yang mampu menangkap, menciptakan dan mengelolah informasi internal maupun eksternal secara dini, sehingga manajemen memiliki pengetahuan untuk mendeteksi secara efektif kapan perubahan kondisi membutuhkan tindakan strategis. Penggunaan sistem informasi diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar dalam dunia bisnis yang sangat kompetitis tersebut. Tidak mengherankan jika keputusan atas investasi sistem informasi menjadi suatu hal yang penting dalam organisasi dan merupakan faktor penentu kesuksesan perusahaan.

Perkembangan sistem informasi menjadi suatu hal yang sangat penting. Perkembangan dunia usaha saat ini sudah berkembang pesat di bidang industri dagang, maupun jasa, telah menimbulkan berbagai macam masalah yang dihadapi dan harus dipecahkan oleh pihak manajemen. Dalam hal ini manajemen dituntut mampu mengelola serta menjalankan perusahaan seefektif mungkin agar dapat bertahan dalam persainagn dunia usaha, lebih-lebih dalam menghadapi era globalisasi dewasa ini.


(19)

Kesuksesan perkembangan sistem informasi sanagt tergantung pada kesuksesan harapan antara sistem analisis, pemakai ( user ), sponsor dan costumer. Perkembangan sistem informasi memerlukan suatu perencanaan dan implementasi yang hati-hati untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang dikembangkan, karena perubahan dari sistem manual ke sistem komputerisasi tidak hanya menyangkut perubahan teknologi tetapi juga perubahan perilaku dan organisasional.

Tingkat dukungan yang diberikan oleh manajer puncak bagi sistem informasi organisasi dapat menjadi suatu factor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan semua kegiatan yang berkaitan dengan sistem informasi (Ranghunathan dan Ranghunathan, 1988, dikutip Komara 2006). Kemempuan teknik personal terhadap Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh kepada kualitas desain dan kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Huff dan Munro, 1985, dikutip Komara,2006-145). Keterlibatan pemakai pada tiap tahap perkembangan sistem informasi tentunya akan berpengaruh pada tingkat kepuasan pemakai atas sistem yang dikembangkan (Ives dan Olson,1984, dikutip Komara,2006-145).

Perusahaan dalam mengikuti dan mengembangkan sistem informasi akuntansi harus mengusahakan keberadaan program pelatihan dan pendidikan bagi pemakai sistem informasi akuntansi. Karena dengan pelatihan dan pendidikan, pengguna bisa mendapatkan kemampuan untuk mengidentifikasi persyaratan informasi merekan dan kesungguhan serta


(20)

keterbatasan Sistem Informasi dan kemampuan ini dapat mengarah pada peningkatan kinerja (Montazemi, 1988, dikutip Komara,2006).

Dengan adanya sistem informasi akuntansi tersebut diharapkan informasi yang dihasilkan lebih berkualitas sesuai dengan kebutuhan dari para pemakai informasi.

Kinerja sistem informasi dikatakan baik jika informasi yang diterima memenuhi harapan pemakai informasi dan mampu memberikan kepuasan bagi pemakainya. Kinerja tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang meliputi keterlibatan pemakai dalam pengembanagn sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi, dukungan manajemen puncak serta keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai. (Widyanigrum 2007).

Sesuai data dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan, bahwa kebutuhan garam nasional sebesar 2.650.000 ton, yang akan dipenuhi oleh PT. GARAM sebesar 300.000 ton dan garam rakyat 1.080.000 ton sedangkan kekurangannya dipenuhi dari garam impor sebesar 1.270.000 ton.

Atas dasar hal tersebut di atas dan peraturan pemerintah no. 12 tahun 1991 PT. GARAM merencanakan dan melaksanakan teknologi pembuatan garam yang meliputi : pembuatan air tua (saturated brine), pembuatan garam, serta penimbunan yang akhirnya pada proses purifikasi (pembersihan).


(21)

Guna mendukung kebutuhan garam nasional, PT. GARAM memproduksi garam sebesar 300.000 ton yang diproduksi di areal :

No. AREA LOKASI LUAS JUMLAH

1 Penggaraman I Sumenep (2.620 Ha) 145.000 ton

2 Penggaraman II Pamekasan ( 980 Ha) 60.000 ton

3 Penggaraman III Sampang (1.100 Ha) 60.000 ton

4 Penggaraman IV Gresik Putih ( 640 Ha) 35.000 ton

Dalam pelaksanaan usahanya PT. Garam tersebut sangat bergantung pada kinerja sistem informasi yang memadai. Kenyataannya kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. Garam mengalami permasalahan yaitu dalam penggunaan sistem yang baru, masih terjadi kesalahan dalam penginputan data keuangan sehingga informasi yang diterima oleh pengguna laporan keuangan menjadi tidak akurat. Kesalahan-kesalahan itu memerlukan pengerjaan ulang dalam penginputannya sehingga waktu dalam penyampaian laporan keuangan menjadi kurang efisien, seperti pengiriman laporan keuangan yang dikirim dalam bentuk softcopy dan hardcopy tetapi terjadi perbedaan dalam penginputan angka, jadi tak dapat dipungkiri jika terjadi mis-komunikasi , yang mana ini berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi dan ada pula dipengaruhi oleh kualitas sumber daya


(22)

manusia yang ada di PT. Garam, sehingga akan berpengaruh terhadap hasil informasi yang kurang tepat dan akurat, yang nantinya akan digunakan oleh pemakai internal maupun eksternal.

Dari uraian di atas yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah meneliti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi di PT. Garam, sehingga PT. Garam dapat meningkatkan kinerjanya, faktor-faktor tersebut diantaranya : keterlibatan pemakai dalam pengembangan Sistem Informasi Akuntansi, keterbatasan kemampuan teknik personal dalam memahami Sistem Informasi Akuntansi, dukungan dari manajemen puncak, keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai yang kurang, sehingga faktor-faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam kinerja sistem informasi agar dalam pengembangan sistem informasi dapat memperbaiki pengendalian intern serta dapat memberikan informasi yang tepat dan akurat.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI

AKUNTANSI PADA PT. GARAM SURABAYA

1.2. Perumusan Masalah

Latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka muncul satu pertanyaan yang mendasar “apakah keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik personal


(23)

sistem informasi akuntansi, dukungan manajemen puncak, keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi”.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji secara empiris adanya keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak, keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi di PT. Garam.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan agar pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil manfaat antara lain :

1. Bagi Praktisi

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi tentang beberapa faktor yang berhubungan dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi dan membantu perusahaan atau manajer untuk membuat kebijakan mengenai pemenuhan kebutuhan informasi akuntansi


(24)

2. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dengan menerapkan ilmu yang di dapat dibangku kuliah pada kenyataan yang ada terjadi di dalam perusahaan. Sebagai sarana untuk menerapkan dan mengaplikasikan teori-teori yang telah diperoleh selama masa studi, maupun yang diperoleh dari sumber-sumber lain sehingga dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukan.

3. Bagi Akademisi

Merupakan perbendaharaan perpustakaan untuk kepentingan ilmiah sehingga dapat digunakan sebagai bahan pihak lain yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Bagian ini berisikan beberapa temuan yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Penelitian tentang masalah sistem informasi akuntansi telah dilakukan oleh :

A. Sadat Amrul dan Ahyadi Syar’ie (2005)

Judul Penelitian

“Analisis Beberapa Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Proses Pengembangan Kualitas Sistem”.

:

Rumusan Masalah

Apakah Partisipasi pemakai, pelatihan pemakai,keahlian pemakai, komunikasi pemakai-pengembang, pengaruh pemakai, dan konflik pemakai mempengaruhi dalam proses pengembangan kualitas sistem pada perusahaan perbankan ?

:

Regresi Linier berganda (Multiple Regression)


(26)

1. Tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas system namun koefisien regresi parsial positif dapat menunjukkan hubungan positif antara partisipasi pemakai dengan kualitas system.

Hasil Penelitian:

2. Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pelatihan pemakai dalam proses pengembangan kualitas sistem.

3. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap keahlian pemakai dalam proses pengembangan kualitas sistem.

4. Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap komunikasi pemakai pengembang dalam proses pengembangan kualitas sistem.

5. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pengaruh pemakai dalam proses pengembangan kualitas sistem.

6. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap konflik pemakai proses pengembangan kualitas sistem.

B. Luciana Spica Almilia dan Irmaya Briliantien (2007)

“Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada bank umum pemerintah di Surabaya dan Sidoarjo”.

Judu l Penelitian :

1. Apakah Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan Sistem Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Ukuran Organisasi Rumusan Masalah:


(27)

Dukungan Manajemen Puncak Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai. Keberadaan Dewan Pengarah Sistem Informasi Lokasi dari Departemen Sistem Informasi berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Uji Pearson Product Moment dan Mann-Whitney u Test Alat Uji :

Ringkasan dari hasil penelitian ini adalah : Hasil Penelitian :

1. Pengujian yang dilakukan pada faktor keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem menunjukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan system dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi. 2. Pengujan yang dilakukan pada kemampuan teknik personal

menunjukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan teknik personal dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Ketiga, pengujian yang dilakukan pada faktor ukuran organisasi menunjukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ukuran organisasi dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

3. Pengujian yang dilakukan pada faktor dukungan manajemen puncak menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan manajemen puncak dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi untuk atribut kepuasan pemakai. Tetapi dukungan manjemen puncak


(28)

menunjukan tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi untuk atribut pemakian sistem.

4. Pengujian yang dilakukan pada faktor formalisasi pengembangan Sistem Informasi menunjukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara formalisasi pengembangan Sistem Informasi dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

5. Pengujian yang dliakuan pada faktor ada/tidaknya program pelatihan dan pendidikan pemakai menunjukan keseluruhan responden menjawab bahwa terdapat program pelatiahn disetiap perusahaan tempat responden bekerja.

6. Pengujian dilakukan pada faktor ada/tidaknya dewan pengarah Sistem Informasi menunjukan keseluruhan responde n menjawab terdapat dewan pengarah Sistem Informasi di setiap perusahaan tempat responden bekerja.

7. Pengujian yang dilakukan dengan membandingkan kinerja sistem informasi akuntansi atas lokasi department sistem informasi yang berdiri sendiri dibandingkan dengan yang digabung dengan department lain menunjukan tidak terdapat perbedaan kinerja yang signifikan.

C. Prasid Junaedi (2009)

“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Koperasi Setia Bhakti Wanita “Jawa Timur”.


(29)

Apakah keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi , dukungan manajemen puncak, keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Rumusan Masalah :

Regresi Linier Berganda (Multiple Regression)

Alat Uji :

Terdapat pengaruh keterlibatan pemakai dalam pengembangan Sistem Informasi Akuntansi dan Keberadaan Program Pelatihan dan pendidikan pemakai terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Sedangkan kemampuan teknik personal Sistem Informasi Akuntansi dan Dukungan Manajemen Puncak bukan faktor yang mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Hasil Penelitian :

D. Pipit Herdiana Widyaningrum (2007)

“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT. PLN (Persero) UPJ Darmo Permai Surabaya Selatan”


(30)

a. Apakah terdapat pengaruh yang positif keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik personal pemakai sistem informasi akuntansi, dukungan manajemen puncak secara simultan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi? Rumusan Masalah :

b. Apakah tardapat pengaruh yang positif keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik personal pemakai sistem informasi akuntansi, dukungan manajemen puncak secara parsial tarhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ?.

Regresi Linier Berganda (Multiple Regression)

Alat Uji :

1. Terdapat pengaruh secara simultan antara Keterlibatan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi, Kemampuan Teknik Personal Pemakai Sistem Informasi Akuntansi, Tingkat Dukungan Manajemen Puncak, dan Faktor Keberadaan Program Pelatihan Dan Pendidikan Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Hasil Penelitian :

2. Terdapat pengaruh secara parsial antara Keterlibatan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi, Kemampuan Teknik Personal Pemakai Sistem Informasi Akuntansi, Tingkat Dukungan Manajemen Puncak, dan Faktor Keberadaan Program Pelatihan dan


(31)

Pendidikan Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi, Sedangkan kemampuan Teknik Pesonal dan Faktor Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai secara Parsial tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Organisasi menggantungkan diri pada sistem informasi untuk mempertahankan kemampuan berkompetensi. Produktifias sebagai suatu hal yang penting agar tetap kompetitif, dapat ditingkatkan melalui sistem informasi yang lebih baik. Menurut Moscove yang dikutip oleh Baridwan ( 1994 : 3 ) sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkonsumsikan informasi financial dan pengambilan keputusan yang relevan kepada pihak luar perusahaan (kantor pajak, investor, dan kreditor) dan pihak intern (manajemen).

Menurut Chusing (1986 : 17) sistem informasi akuntansi didefinisikan sebagai kumpulan dari manusia dan sumber-sumber daya modal didalam suatu organisasi yang bertanggungjawab untuk menyediakan informasi pengelolahan data informasi.


(32)

Menurut Bodnar dan Hopwood (20001: 1), sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi.

Menurut Nash dan Robert dalam Jogiyanto (2000:49) sistem informasi akuntansi adalah suatu subsistem dari sistem informasi bisnis yang dihubungkan dengan tipe suatu informasi dan pengolahan informasi yang termasuk di dalam bagian fungsi akuntansi.

Sistem informasi akuntansi menurut Wilkinson dalam Jogiyanto (2000:50) merupakan sistem informasi formal yang mengumpulkan, memproses dan menyimpan data serta menyediakan laporan formal yang dibutuhkan.

Menurut Murdick, Fuller dan Ross yang dikutip oleh Jogiyanto (2000:50) bahwa sistem informasi akuntansi adalah kumpulan kegiatan-kegiatan dari organisasi yang bertanggungjawab untuk menyediakan data untuk tujuan pelaporan internal kepada manajer untuk digunakan dalam pengendalian dan perencanaan sekarang dan operasi masa depan serta pelaporan eksternal kepada pemegang saham , pemerintah dan pihak-pihak luar lainnya.


(33)

2.2.2 Pengembangan Sistem Informasi

Sistem informasi selalu berkembang selama masa hidup dan sangat dibutuhkan oleh suatu perusahaan. Artinya suatu perusahaan harus mampu menyusun sistem informasi yang sesuai dengan standar yang berlaku saat ini, dan dari sistem informasi yang telah disusun tersebut akan menghasilkan informasi yang tepat dan akurat yang digunakan oleh pemakai internal dan pemakai eksternal.

Menurut Wilkinson (1993:14) terdapat beberapa tahap proses penyusunan sistem informasi antara lain :

1. Perencanaan sistem, meletakkan dasar sistem informasi. Yang dalam tahap ini disiapkan rencana sistem induk serta usulan atau proposal proyek sistem untuk menjalankan rencana tersebut.

2. Analisis sistem, mensurvei dan menganalisis sistem informasi. Tahap ini akan menentukan informasi yang diperlukan para pengguna dari system informasi dan juga persyaratan teknis dari sistem itu sendiri.

3. Pengkajian dan pemilihan sistem, mencakup analisis manfaat biaya yang terinci untuk rancangan sistem yang dipilih. Jug akan dievaluasi usulan dari pabrik pembuat alat pemroses agar bisa memilih peralatan yang paling sesuai.

4. Implementasi sistem, terdiri dari langka h-langkah seperti perlengkapan rincian untuk rancangan yang telah disusun,


(34)

pengangkatan dan pelatihan (training) karyawan, penginstalasian dan penyajian peralatan serta penerapan awal dari sistem itu.

5. Pengoperasian sistem, mencakup operasi rutin, pemeliharaan dan manajemen dari sistem yang telah disusun. Secara berkala atau berkesinambungan akan dilakukan evaluasi terhadap prestasi sistem dan kendala keluaran.

2.2.3 Penggunaan Komputer Dalam Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Karena informasi merupakan hasil proses dari data, maka sistem informasi akuntansi merupakan pemerosesan data yang berupa transaksi didalam suatu sistem. Untuk mengolah data supaya menjadi informasi yang berguna dapat dilakukan dengan cara manual, mesin mekanisme atau dengan bantuan komputer.

Digunakannya komputer sebagai alat bantu memproses atau mengolah data tidak mengubah hakikat system informasi akuntansi, tetapi prosedur dan cara pengolahan datanya menjadi berbeda dibanding dengan sistem manual. Penggunaan komputer akan lenih komlpeks dan rumit serta memerlukan pengetahuan khusus tentang komputer.


(35)

Gambar 2.1 : Siklus Pengolahan Data Dengan Manual

Ganbar 2.2 : Siklus Pengolahan Data Dengan Komputer

Sumber : Baridwan, Zaki, 1994,Bunga Rampai Sistem Informasi Akuntansi, edisi pertama, BPFE, Yogyakarta, hal. 128

Buku Besar

Laporan keuangan dan laporan lain yaitu laporan keuangan fiskal File Transaksi

Bukti Transaksi

Jurnal

Buku Besar

Laporan Keuangan

Buku pembantu

Laporan Keuangan

Bukti Transksi


(36)

2.2.4 Pemakai Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Wilkinson (1993:8-10) system informasi adalah dunia bisnis dan pemerintahan mempunyai tiga tujuan meliputi :

1. Menyajikan informasi guna mendukung operasi harian

2. Menyajikan informasi guna mendukung pengambilan keputusan 3. Menyajikan informasi yang berkenaan dengan kepengurusan

(stewarship)

Dua tujuan pertama menyangkut kepentingan pemakai internal dan eksternal, sedangkan yang ketiga untuk pihak eksternal hampir semua informasi yang diperlikan oleh dua tujuan terakhir merupakan data transaksi yang diolah, sementara untuk tujuan pertamahanya sebagian.

Informasi keuangan digunakan baik oleh para manajer, maupun pihak eksternal perusahaan. Informasi keuangan untuk pihak luar (eksternal) disajiakn dalam laporan keuangan pihak luar yang menggunkan laporan umum. Pihak-pihak tersebut memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Informasi tersebut jarang dibuat khusus untuk pemakaian tertentu. informasi yang disajikan disusun berdasarkan aturan dasar yang dinamakan prinsip akuntansi yang lazim. Prinsip akuntansi tersebut dipakai untuk menyusun laporan akuntansi yang lazim. Prinsip akuntansi tersebut dipakai untuk menyusun laporan keuangan, laporan keuangan untuk pihak luar menyajikan suatu gambaran menyeluruh mengenai kondisi keuangan dan hasil usaha suatu organisasi.


(37)

Menurut Simamora (2000:6-9) pihak-pihak yang membutuhkan informasi akuntansi terdiri atas berbagai kalangan. Pada umumnya, para pemakai laporan keuangan dapat dibagi ke dalam dua golongan antara lain, para pemakai internal dan para pemakai eksternal.

a. Pemakai Internal

Para manajer dan staf internal dari berbagai entitas bisnis. Manajer-manjer perusahaan memakai informasi akuntansi untuk menetapkan sasaran bagi organisasinya, untuk mengevaluasi kemajuan terhadap sasaran-sasaran tersebut dan mengambil tindakan korektif manakala dibutuhkan.

b. Pemakai Eksternal

1) Pemilik perusahaan , para pemilik (owners) telah menanamkan dana yang berharga kedalam sebuah organisasi bisnis. Orang-orang ini menghendaki wawasan tentang keinginan pendapatan di masa lalu, kemungkinan pertumbuhan pada waktu yang akan dating dan prospek arus kas.

2) Karyawan, para karyawan biasanya berkepentingan dengan penilaian positif financial perubahan. Mereka guna menunjukan suatu indikasi keselamatan pekerjaan mereka. Selain itu, kalangan karyawan juga berminat pada informasi yang memungkinkan mereka menilai kemampuan


(38)

perusahaan dalam memberikan balas jasa, tunjangan pension dan keselamatan kerja.

3) Investor, investor dana yang dibutuhkan untuk memulai kegiatan usaha, untuk memutuskan apakah membantu pemodalan suatu perusahaan, pemodal-pemodal biasanya mengevaluasi besarnya pendapatan yang diperkirakan dapat diraup dari investasi mereka.

4) Kreditor, kreditor adalah pihak yang menyediakan barang-barang, jasa-jasa dan sumber-sumber daya keuangan bagi perusahaan, baik dengan mengucurkan kredit usaha maupun memberikan pinjaman. Kreditor berminat untuk mrngetahui kesanggupan sebuah perusahaan melunasi kewajiban-kewajibannya secara tepat waktu dan terjadwal.

5) Badan Pemerintah, pemerintah membutuhkan informasi dalam upayanya mengatur kegiatan-kegiatan perusahaan dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan sosial dan statistik lainnya. Pemerintah pusat maupun daerah menarik pajak dari perusahaan. Besarnya pajak terutang harus dibayar tentunya ditetapkan berdasarkan angka yang tertera dalam lapaoran keuangan.

6) Organisasi Nirlaba, organisasi nirlaba seperti yayasan pendidikan, rumah sakit dan panti asuhan memakai informasi akuntansi untuk merencanakan dan mengelola


(39)

aktivitas-aktivitasnya. Mereka ini perlu pula penyusuan anggaran, menggaji pegawai-pegawainya, membeli peralatan, yang semuanya itu membutuhkan informasi akuntansi.

7) Masyarakat, masyarakat umum sering kali bergantung pada informasi keuangan yang dirangkum dalam laporan-laporan keuangan untuk mengevaluasi tndakan-tindakan perusahaan besar di Indonesia. Masyarakat banyak memakai informasi finansial dalam menilai keberadaan ekonomi perusahaan-perusahaan di tengah masyarakat.

2.2.5 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasioanal suatu organisasi dan personelnya berdasarkan sasaran, satndardari criteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi,2001:359).

Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kinerja Sistem Informasi Akuntansi adalah tingkat efektifitas operasional sistem untuk mengubah data menjadi informasi, serta menyediakan informasi bagi pemakai di dalam maupun diluar perusahaan. Sedangkan Kinerja Siatem Informasi Manajemen lebih berorientasi pada tingkat efektifitas sistem dalam memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu kepada manajer internal. Sehingga dapat diketahui bahwa perbedaan antara Sistem


(40)

Informasi Akuntansi dan Sistem Informasi Manajemen terletak pada pemakainya.

2.2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

2.2.6.1 Keterlibatan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Davis (1990:179-180) menyatakan bahwa keterlibatan adalah partisipasi mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberiakn konstribusi pada tujuan kelompok dan berbagai tanggungjawab pencapaian tujuan itu. Ada tiga aspek yang sangat penting dalam keterlibatan kerja, antara lain : 1. Keterlibatan emosi dan mental pegawai, berpartisipasi berarti

melibatkan emosi dan mental pegawai dari pada kegiatan fisik. 2. Motivasi untuk menyumbang, memberikan ide-ide kretif dan

membangun aspek yang sangat penting.

3. Penerimaan tanggungjawab, partisipasi kerja menurut pegawai untuk mampu menerima tanggungjawab daalm kegiatan kelompok.

Pemakaian adalah mereka yang terlibat secara langsung dalam penggunaan informasi. Tidak jarang pemakai secara teknis lebih tahu


(41)

mengenai kode yang diperlukan dalam menyediakan informasi. Pemakai dapat memberikan masukan yang berguna mengenai apa saja yang harus direncanakan oleh sistem analisis.

Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keterlibatan / partisipasi merupakan perilaku, pernyataan atau aktifiats yang dilakukan oleh pemakai selama proses pengembangan sistem informasi (Barki dan Hartwick dalam Sudaryono,Hutomo,dan Setiawan,2007:5).

Keterlibatan digunakan untuk menunjukan campur tangan personal yang nyata dari pemakai daalm pengembangan sistem informasi, mulai tahap perencanaan, pengembangan sampai tahap implementasi sistem informasi.

Pengembangan sistem informasi, apabila pemakai diajak berpartisipasi, maka akan membawa pengaruh yang baik terhadap organisasi. Hal ini dapat terjadi karena pemakai terlibat langsung dalam penggunaan system informasi. Pada kenyataannya seringkali pemakai lebih mengetahui apa yang mereka butuhkan dalam suatu sistem informasi. Dengan diajak berpartisipasi, maka pemakai dapat menyampaikan keinginan-keinginan mereka berkaitan dengan proses pengembangan sistem informasi.


(42)

2.2.6.2 Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi

Pendekatan pengalaman (experiental theory) terhadap perubahan perilaku didasari pada orang yang lebih percaya akan pengalaman mereka sendiri dari pada pengalaman oarng lain (Pace dan Faules,1998:439). Menurut pandangan ini, orang mengubah perilaku mereka dengan menguji kepercayaan mereka berdasarkan reaksi mereka terhadap situasi dimana mereka merasakan dorongan emosi yang penting. Dengan menggambarkan apa yang terjadi paad mereka, individu mengembangkan penjelasan personal atas reaksi mereka dan membuat usaha yang sadar untuk mencoba cara berperilaku alternative dalam situasi yang lain.

Menurut Robbins (1998:46), kemampuan adalah kapasitas individu untuk melakuakn tindakan-tindakan dalam melaksanakan berbagai tuags daalm pekerjaan. Dengan kemampuan yang dimiliki, karyawan diharapkan akan mendukung kegiatan karyawan yang juga mendukung kegiatan badan usaha, sehingga akan terasa awjar apabila badan memberi harapan agar tujuan karyawan daalm bekerja dapat tercapai.

Rata-rata level pendidikan dan pengalaman anggota kelompok sistem digunakan sebagai pengukur kemampaun personal sistem informasi (Soegihato,2001,dikutip Komara,2006:147).

Berdasarkan pendapatnya Komara (2006:149) bahwa terdapat pengaruh positif signifikan kemampuan teknik personal sistem informasi terhadap kinerja sstem informasi akuntansi.


(43)

Sehingga dari asumsi diatas maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa kemampuan teknik personal sistem informasi adalah kesanggupan individu atau personal daalm menggali potensi diri untuk mengembangkan sistem organisasi.

2.2.6.3 Dukungan Manajemen Puncak

Menurut Supriyono (1986:46) mengemukakan manajemen puncak suatu perusahaan adalah para eksekutif pada puncak organisasi perusahaan yang bertanggungjawab atas kelangsungan hidup dalam kesuksesan perusahaan.

Menurut Glueck dan Jauch (1987:68) mengemukakan bahwa manajemen puncak suatu perusahaan adalah eksekutif yang ada di puncak perusahaan dan bertanggungjawab untuk kelangsungan hidup dan keberhasialn perusahaan.

Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan manajeman puncak menurut peneliti adalah dukungan atau dorongan yang dilakukan eksekutif yang berada dipuncak perusahaan dan yang bertanggungjawab untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan.

Berdasarkan pendapat Tjhai Fung Jen dalam Almilia dan Briliantien (2007), berpendapat bahwa semakin besar dukungan yang diberikan manajemen puncak akan meningkatkan kinerja SIA


(44)

dikarenakan adanya hubungan positif antara dukungan manajemen puncak dalam proses pengembangan dan pengoperasian SIA dengan kinerja SIA. Dukungan manajemen sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan pencapaian tujuan perusahaan. Bila manajemen puncak memberikan dukungan penuh dalam pengembangan sistem informasi akuntansi maka akan memberikan kepuasan terhadap pemakaian informasi tersebut.

Dukungan manajemen puncak yang memadai dalam proses pengembangan dan pengoperasian sistem informasi dalam perusahaan akan meningkatkan keinginan pemakai untuk menggunakan sistem informasi yang ada dan merasa puas dalam menggunakan sistem tersebut.

Partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem akan meningkat dengan adanya dukungan dari manajemen puncak sehingga dengan adanya partisipasi pemakai, kepuasan pengembangan sistem yang dikembangkan akan lebih besar.

2.2.6.4 Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai

Meskipun para pemakai baru telah menjalani operasi yang komprehensif, mereka jarang melaksanakan pekerjaan dengan memuaskan. Mereka harus dilatih dan dikembangkan dalam bidang dan tugas-tugas tertentu. Begitu pula, para pemakai lama yang telah berpengalaman mungkin memerlukan latiahn atau untuk mempelajari


(45)

keterampilan-keterampilan baru yang akan meningkatkan prestasi kerja mereka.

Latihan mempunyai berbagai manfaat karier jangka yang membantu karyawan untuk tanggungjawab yang lebih besar di masa yang akan dating. Program-program latihan tidak hanya penting bagi individu, tetapi juga organisasi dan hubungan mahasiswa daalm kelompok kerja, dan bahkan para Negara. Barangkali cara paling mudah untuk meringkas manfaat-manfaat latiahan adalah dengan menyadari sebagai investasi organisasi dalam sumber daya manusia (Handoko,2000:107)

Disamping pengeluaran untuk biaya latihan organisasi harus membayar “harga” karena pemborosan, absensi, pekerjaan yang buruk, keluhan yang berkepanjangan dan perputaran tenaga kerja. Bagaimanapun juga, orang seharusnya tidak berhenti belajar setelah menamatkan sekolahnya (pendidikan formal), karena belajar adalah proses seumur hidup (life long process). Oleh karena itu, program latiahn karyawan harus bersifat kontinyu dan dinamis.

Sebagai proses latihan, departemen personalia dan para manajer harus menilai kebutuhan, tujuan-tujuan atau sasaran program, isi dan prinsip-prinsip belajar. Uraian langkah-langkah yang seharusnya diikuti sebelum kegiatan dimulai. Seperti yang ditujukan pada orang yang bertanggungjawab atas program latihan (biasanya instruktur atau “pelatihan”) harus mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan karyawan dan


(46)

organisasi agar dapat menentukan sasaran yang ingin dicapai. Setelah sasaran-sasaran ditetapkan, isi dan prinsip-prinsip diperhatikan. Meskipun proses belajar ditangani oleh para instruktur dalam departemen personalia atau para penyelia lini pertama, langkah-langkah pendahuluan ini harus dilakukan untuk mengembangkan suatu program yang efektif.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya pelatiahn bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keahlian seseorang agar lebih mampu melaksanakan tugas-tugas baru atau untuk mengembangkan pelaksanaan tugas-tugas yang telah ada. Tugas-tugas baru yang dimaksud, tidak hanya terbatas pada jenis tugasnya, tetapi juga bisa mencakup peralatan atau mesin baru.

Dengan adanya pelatihan, maka seorang karyawan akan lebih mudah melaksanakan tugasnya. Adanya pelatihan menjamin tersedianya tenaga kerja yang mempunyai keahlian dan orang yang terdidik dan terlebih akan dapat menggunakan pikirannya secara kritis untuk memperbaiki kekurangan-kekurangannya dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Manfaat dari pelatihan adalah meningkatkan produktivitas, baik kuantiats/jumlah maupun kualitas/mutu. Tenaga kerja yang telah mengikuti program pelatihan diharapkan akan mempunyai tingkah laku yang baru sedemikian rupa produktifitasnya baik dari segi jumlah maupun mutu dapat ditingkatkan (Handoko,2000:103-104).


(47)

Apabila penyelenggaraan pelatiahn sesuai dengan kebutuhan yang ada dalam organisasi/perusahaan , maka akan tercipta hubungan kerja yang harmonis dan semangat kerja yang meningkat. Seorang karyawan yang bekerja dengan penuh kepercayaan diri, dan dengan disadarinya kemauan dan kemampuan tersebut akan mengurangi beban pengawasan untuk mengawasi kerjanya. Stabilitas disini diartikan dalam kaitanya dengan penggantian karyawan yang tidak hadir/keluar, karena pelatihan juga dapat memotivasi karyawan untuk memberikan jasanya kepada organisasi/ perusahaan dalam waktu yang lebih lama (loyalitas). Para karyawan akan berkembang lebih cepat dan lebih baik serta bekerja lebih efisien, apabila mereka sebelum memulai bekerja telah menerima pelatiahn lebih dahulu dibawah pengawasan seorang instruktur/triner yang ahli. Trainer yang ahli tidak harus dari karyawan senior dan mungkin sangat berprestasi bagi perusahaan belum tentu dapat mengajarkan pada karyawan lain dan kebanyakan karyawan senior yang telah ahli bertendensi hanya mampu menerapkan keahliannya bagi dirinya sendiri. Oleh sebab itu, sebaiknya trainer dipilih dari orang-orang yang mampu menjadi seseorang trainer / pengajar bukan sekedar orang yang ahli dibidangnya (Handoko,2000:104-106).

Salah satu tujuan diadakan pelatihan adalah untuk menjamin kestabilan kerja. Karenanya banyaknya pekerjan yang telah mengukuti pelatihan meninggalkan perusahaan untuk pindah bekerja di perusahaan lain menunjukan tidak terdapatnya stabilitas kerja atau dikatakan cara


(48)

pelatihan yang digunakan tidak efektif (reduction of labour turnover) tetapi pada kenyataannya semakin baik program pelatihan yang dipakai perusahaan, semakin tinggi tingkat labourturnover

2.2.7 Teori Yang Melandasi Pengaruh Keterlibatan Pemakai Dalam Penembangan Sistem Informasi Terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Keterlibatan pemakaian yang semakin sering akan meningkatkan kinerja SIA, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa partisipasi pemakai dalam pengembangan system informasi akuntansi akan memberikan dampak secara positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi, Tjhai Fung Jen dalam Amilia dan Briliantien (2007).

Teori pendukung keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi adalah teori Y oleh (MC Gregor dalam Junaedi 2009) asumsi teori Y secara ringkas sebagai berikut:

a. Kebanyakan orang berpendapat bahwa kerja adalah sesuatu yang alamiah seperti bermain, bila pekerjaan tidak menyenangkan, mungkin itu karena cara melakuakn pekerjaan tersebut dalam organisasi.

b. Kebanyakan orang merasa bahwa pengendalain diri sendri amat diperlukan supaya pekerjaan dilakukan dengan baik.


(49)

c. Kebnayakan orang dimotovasi terutama oleh keinginan mereka untuk diterima lingkungan, mendapat pengakuan, dan merasa berprestasi, seperti juga untuk kebutuhan meraka akan uang untuk memenuhi kebutuhan pokok dan rasa aman.

d. Kebanyakan orang ingin menerima dan bahkan menginginkan sesuatu tanggung jawab bila mereka memperoleh bimbingan, pengelolaan dan pimpinan yang tepat.

e. Kebanyakan orang mempunyai untuk menyelesaikan masalah secara kreatif dalam organisasi.

Berdasarkan teori diatas, bila dihubungkan dengan ketrelibatan pemakaian sistem informasi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk dari peran peserta karyawan dalam partisipasi pemakai mendorong orang-orang untuk menerima tanggung jawab dan mampu menyelesaikan masalah dalam organisasi. Dimana tujuan organisasi tersebut adalah untuk menciptakan kepuasan pemakai sistem informasi.

2.2.8 Teori Yang Melandasi Pengaruh Kemampuan Teknik Personal

Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Sistem Informasi

Menurut (Robbins dalam Junaedi 2009) “ability is an individualis

capacity to perform the various task in a job” yang diartikan bahwa

kemampuan menimpakan kapasitas seseorang dalam mengerjakan berbagai macam tugas dalam pekerjaan dengan kemampuan yang ada


(50)

kegiatan karyawan tidak akan menyimpang jauh dari kegiatan badan usaha sehingga dapat meberkan kepuasan.

Menurut (Soegiharto dalam Widianingrum 2007), jika para pengguna sistem semakin memahami teknologi, tugas dan keputusan yang diambil dan lingkungan social-politik ditempat digunakannya sistem tersebut, maka mereka akan memberikan konstribusi yang lebih besar bagi pengembangan sistem tersebut.

Teori pendukung dari kemampuan teknik personal faules, yaitu Teori pencapaian prestasi oleh Mc. Clelland (1953) dalam Pace dan Faules (1998 : 434 ) perintis penilaian pencapaian prestasi, individu-individu yang memiliki keinginan untuk memperoleh prestasi dapat dibedakan dengan yang lainnya dalam empat ciri yaitu :

1. Mereka orang bekerja bila menghadapi tantangan yang modern, jika pekerjaan sangat mudah, mereka hanya memperoleh sedikit kepuasan, jika terlalu sulit mereka cenderung bimbang.

2. Mereka senang memperoleh umpan balik yang kongkret mengenai apakah mereka telah berhasil atau tidak, jika mereka tidak dapat mengatakan bahwa mereka cenderung tidak menyaingi tugas tersebut.

3. Mereka lebih senang bertanggung jawab secara personal atas tuags yang mereka kerjakan, jiak mereka ingin bekerja dalam suatu komite atau mengembil kesempatan yang besar, mereka merasa


(51)

bahwa mereka tidak dihargai. Mereka lebih menyukai melakukan hal tersebut sebdiri karena akan puas dengan hasilnya.

4. Mereka kurang istirahat cenderung dan banyak bepergian ketika sesuatu menjadi rutin, kemingkinan berhasil meningkat dan mereka yakin bahwa mereka dapat melakukan hal tersebut mereka mulai mencari kemungkinan yang lebih menantang tugas mereka, meningkatkan sesuatu yang lama dan menemukan sesuatu yang baru.

Teori pencapaian prestasi didasarkan asumsi bahwa perubahan perilaku muncul karena individu ingin berhasil. Individu yang memiliki predisposisi yang kuat untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih baik, memiliki keinginan yang tinggi untuk membuat perubahan memperoleh sesuatu. Asumsi lain yang lebih penting adalah jika seseorang menghabiskan waktu berfikirnya untuk melakukan sesuatu yang baik, maka orang tersebut akan menampakan dorongan, energy dan hasrat, ingin sukses serta akan meraih tujuan yang lebih besar (Pace dan Faules, 1998 : 434).

Teori diatas dapat ditarik kesimpulan masalah kepuasan yang rendah akan mengakibatkan kemampuan teknik personal pemakai system informasi akuntansi juga rendah. Namun kurangnya sumber daya atau rendahya kemampuan yang dimiliki karyawan tersebut dalam menyiapkan informasi akuntansi menyebabkan penurunan kepuasan terhadap


(52)

pemakaian sistem informasi. Kemampuan adalah merupakan keahlian yang tidak terpisah dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

2.2.9 Teori Yang Melandasi Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Tingkat dukungan yang diberikan oleh manajer puncak bagi sistem informasi organisasi dapat menjadi suatu faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan semua kegiatan yang berkaitan dengan sistem informasi (Ranghunathan dan Ranghunathan, 1988, dikutip Komara 2006)

Beberapa teori yang mendukung hubungan dukungan manajemen puncak dengan kinerja sistem informasi akuntansi diantaranya yaitu :

a. Teori Kelompok (Group Theory) Filley dan Kerr (1976)

Yaitu teori yang beranggapan bahwa supaya kelompok bisa mencapai tujuan-tujuannya, maka harus ada pertukaran positif antara pemimpin dan pengikut-pengikutnya (Yulk,2001:76).

b. Teori Jalan Kecil-Tujuan (Path-Goal Theory)

Dalam perkembangan yang modern, Martin Evans dan Robert House secara terpisah telah menulis karangan dalam subyek yang sama. Secara pokok, teori pathgoal berusaha untuk menjelaskan penagruh perilaku pimpinan terhadap motivasi, kepuasan, dan pelaksanaan pekerjaan bawahan (Yulk,1995:77).


(53)

Adapun teori path-goal versi House, memasukan emat tipe atau gaya utama kepemimpinan sebagai berikut:

1. Kepemimpinan direktif. Tipe ini sama dengan model kepemimpinan otokratis dai Lippitt dan White. Bawahan tahu senyatanya apa yang diharapakn dirinya dan Pengarahan yang khusus diberikan oleh pimpinan. Dalam model ini tidak ada partisipasi dari bawahan.

2. Kepemimpinan yang mendukung (Supportive leadership).

Kepemimpinan model ini mempunyai kesediaan untuk menjelaskan sendiri, bersahabat, mudah didekati, dan mempunyai perhatian keamnisiaan yang murni terhadap para bawahannya. 3. Kepemimpinan partisipatif. Gaya kepemimpinan ini, pemimoin

berusaha meminta dan menggunakan saran-saran dari para bawahannya. Namun pengambilan keputusan masih tetap berada padanya.

4. Kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi. Gaya kepemimpinan ini menetapkan serangkaian tujuan yang menantang para bawahannya untuk berprestasi. Demikian pual pemimpin memberikan keyakinan kepada mereka bahwa mereka mampu melaksakan tugas pekerjaan mencapai tujuan secara baik (Yulk,2001:78).


(54)

Menurut teori path-goal ini, macam-macam gaya kepemimpian tersebut dapat terjadi dan dipergunakan senyatanya oleh pemimpin yang sama dalam situasi yang berbeda.

Dukungan manajemen puncak di antaranya dalam hal penyediaan sumber daya dan motivasi. Dengan dukungan tersebut, para pekerja (pemakai) akan merasa yakin bahwa sistem informasi yang dikembangkan akan terus bisa berjalan dengan lancar sehingga para pemakai akan merasa puas dengan bekerja didalam lingkungan sistem tersebut.

Hubungan ini menunjukan bahwa dengan adanya dukungan manajemen puncak yang semakin tinggi dalam proses untuk pengembangan sistem informasi dan operasinya, kepuasan pemakai dalam menggunakan sistem yang ada semakin tinggi.

Penelitian dari Komara (2006) menemukan adanya hubungan yang positif dan signifikan dalam hubungan secara langsung. Penemuan ini menyatakan pada perusahaan yang dukungan manajemen puncaknya tinggi akan memiliki kepuasan pemakai yang tinggi.

2.2.10 Teori Yang Melandasi Pengaruh Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Perusahaan yang memperkenalkan sebuah program pelatihan dan pendidikan pemakai dan perusahaan yang tidak memperkenalkan terdapat


(55)

perbedaan yang signifikan terhadap kepuasan pemakai, tetapi tidak terbukti menunjukan adanya perbedaan dengan pemakaian sistem. Pemakaian sistem, yang tidak menunjukan adanya perbedaan yang signifikan di antar perusahaan yang menjalankan program pelatihan dan pendidikan pemakai untuk memberikan penelitian yang memadai terhadap sistem informasi yangdigunakan. Hal ini kemungkinan disebabkan pemakai secara formal dalam perusahaan, pemakaian akan memiliki pemahaman yang memadai terhadap sistem informasi yang digunakan dari pengalaman pemakai sendiri dan mitra kerjanya di departemen yang sama (Komara 200:144).

Pelatihan adalah mengembangkan keahlian, pengetahuan dan sikap. Sedang menurut Handoko (2000:104) latihan adalah untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin.

Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk didalamnya peningkatan penguasaan teori dan keterampilan memutuskan terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan mencapai tujuan. (Martoyo,2000:63).

Menurut Handoko (2000:117) dalam bukunya manajemen personalia dan Sumber Daya Manusia, lebih lanjut memberikan batasan tentang manfaat nyata dapt diperoleh dengan adanya program pelatihan dan pendidikan yang dilaksanakan oleh organisasi/perusahaan terhadap


(56)

karyawan, yaitu sebagai berikut : meningkatkan rasa puas karyawan, pengurangan pemborosan, mengurangi ketidakhadiran dan turn over karyawan, memperbaiki metode dan sistem kerja, menaikan tingkat penghasialn, mengurangi biaya-biaya lembur, mengurangi biaya pemeliharaan mesin-mesin, mengurangi keluhan-keluhan karyawan, mengurangi kecelakaan kerja, memperbaiki komunikasi, meningkatkan pengetahuan karyawan. Memperbaiki moral karyawan, menimbulkan kerja sama yang baik.

Teori pendukung dari program pelatihan dan pendidikan pemakai (Pace dan Faules, 1998:417-442) yaitu :

1. Teori Rasional dinyatakan oleh Ellis dab Herper (1975)

Teori rasional dinyatakan bahwa perubahan seseorang dipermudah dengan penyajian masalah-masalah di mana persepsi, kepercayaan makna personal seseorang atas realitas diuji ketepatannya dengan membandingkan dengan sumber-sumber eksternal. Rasionalis dikembangkan dengan menerapkan cara-cara khusus dalam membicarakan persoalan tersebut.

Pelatiahn rasional-emotif disebut sebagai salah satu bentuk terapi. 2. Teori rasional dinyatakan oleh Ellis dab Herper (1975)

Teori perilaku (Behavioral theory ) memiliki asumsi dasar bahwa perubahan dalam cara orang berperilaku akan dihasilkan lebih efisien dengan menitikberatkan yang dapat diobservasi dari pada menitikberatkan kepercayaan dan cara berfikir, seperti yang


(57)

disarankan teori nasional. Pada kenyataanya, sikap dan pikiran internal dapat dipahami dengan mengobservasi dan mengukur perilaku nyata. Hal tersebut tidak berarti perilaku tersebut tidak dipergunakan oleh proses internal dan berfikir, hal ini sekedar berarti bahwa perilaku yang dapat observasi adalah focus perhatian. Filosofi perilaku mengansumsi hubungan perubahan perilaku secara khusus menghasilkan hubungan dengan perubahan dalam berfikir atau bersikap.

Premis dasar perilaku untuk pengembangan dan pelatihan adalah bahwa perilaku terjadi sebagain konsekuensi dari pengubahan. Wiliam dan long (1975) mengapkilasikan prinsip-prinsip behaviorisme dalam suatu program untuk pengembangan pengelolaan diri menyarankan bahwa “efektifitas pengelolaan diri pada dasarnya meliputi penataan kembali konsekuensi perilaku, sehingga perilaku yang diinginkan dapat diperteguh dengan segera”.

3. Teori pengalaman oleh Spinger (1981)

Pendekatan pengalaman (experinted theory) terhadap perubahan perilaku mendasaria atas premis bahwa orang lebih percaya akan pengalaman mereka sendiri daripada penegalaman orang lain. Menurut pandangan ini, oarng mengubah perilaku mereka, dengan menguji keparcayaan mereak berdasarkan reaksi mereka terhadap situasi dimana mereka merasa dorongan emosi yang penting.


(58)

Dengan menggambarkan apa yang terjadi pada mereka, dan membuat usaah yang sadar untuk mencoba cara berperilaku laternatif dalam situasi yang lain.

Empat jenis efektifitas yang termasuk urutan pelatiahn pengalaman (Pace dan Faules, 1998:441-442) yaitu :

a. Pengalaman, yang meliputi pengawasan suatu latihan yang mengizinkan peserta pelatihan menghadapi suatu aspek realitas sejauh hal itu membangkitkan suatu responden emosional peserta tertentu. b. Informasi penjelasan, yang merupakan menyajian teori yang

menerangakn apa yang terjadi pada peserta atau mengapa latihan tersebut dapat membangkitkan respon.

c. Analisis meliputi bantuan terhadap peserta untuk pengalaman dengan menggunakan teori tersebut yang menerangkan apa yang terjadi, untuk merumuskan prinsip-prinsip bagi penggunaan selanjutnya, dan mengidentifikasi serta keterampilan-keterampilan spesifikasi yang berbeda dalam realitas.

d. Sesi praktik, terdiri dari penyiapan dan pembimbingan peserta pelatihan melalui pengenalan dan latihan keterampilan yang disiapkan untuk mengaihkan keahlian itu ke tempat mereka.

Dari teori-teori diatas didapat bahwa pendidikan dan pelatihan yang dilakukan dapat meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi. Namun tidaklah berarti bahwa semua tujuan tersebut akan dapat tentunya tujuan berbagai macam pelatihan dan pendidikan itu berbeda antara yang satu


(59)

dengan yang lain. Maka dari itu bila suatu pelatiahn dan pendidikan dilaksanakan, terlebih daluhu harus ditetapakn manfaat apa saja yang hendak dicapai serta jenis pelatiahn mana yang digunakan sehingga meningkatkan kinerja system informasi akuntansi. (Pace dan Faules,1998:417-442)

2.3. Kerangka Pikir

Berdasarkan teori dan hasil peneliatian terdahulu, yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diambil premis-premis yang kemudian premis tersebut akan disimpulkan sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam mengemukakan hipotesis:

Premis 1 :

Partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang positif terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi. (Junaedi,2009).

Premis 2 :

Bahwa kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur dengan menggunakan kepuasan pemakai memiliki hubungan yang positif dengan kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi (Komara,2006).


(60)

Premis 3 :

Dukungan manajemen puncak akan meningkatkan partisipasi dan berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi (Komara,2006).

Premis 4 :

Keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai sistem informasi akan meningkatkan kinerja system informasi akuntansi (Komara, 2006). Berdasarkan premis diatas maka dapat disimpulkan dalam bentuk kerangka pikir yang akan diteliti.

Dibawah ini disusun kerangka pemikiran penelitian ini seperti gambar sebagai berikut :


(61)

Gambar 2.3 : Bagan Kerangka Pikir

Uji Statistik Regresi berganda

2.4 Hipotesis

Bahwa keterlibatan pemakai dalam pengembangan sitem informasi akuntansi, kemampuan teknik personal system informasi akuntansi, dukungan manajemen puncak, keberadaan program pelatiahn dan pendidikan pemakai berpengaruh terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Premis 1, 2, 3, & 4).

Keterlibatan pemakai dalam pengembangan

sistem informasi akuntansi (X1)

Kemampuan teknik personal

(X2)

Dukungan manajemen puncak (X3)

Keberadaan progam pelatihan dan pendidikan pemakai

(X4)

Kinerja sistem informasi akuntansi


(62)

1. Diduga keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi, dukungan manajemen puncak, keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

2. Diduga keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi, dukungan manajemen puncak, keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh secara parsial terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi.


(63)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi Operasional

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja sistem informasi akuntansi sebagai variabel terikat (Y) sedangkan variabel bebasnya adalah keterlibatan pemakai dalam pengembangan system informasi akuntansi (X1), kemampuan teknis personal sistem informasi

akuntansi (X2), dukungan manajemen puncak (X3), dan keberadaan

program pelatihan dan pendidikan pemakai (X4

Definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

).

a. Variabel Terikat (Y)

Kinerja sistem informasi akuntansi (Y) yaitu penilaian atas efektifitas sistem informasi akuntansi di dalam organisasi dengan menggunakan kepuasan pemakaian, pemakaian sistem dan kualitas sistem informasi akuntansi sebagai ukurannya .


(64)

b. Variabel Bebas (X) adalah terdiri dari 4 variabel antara lain :

1. Keterlibatan pemakai dalam pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (X1

Keterlibatan pemakai yaitu perilaku, pekerjaan dan aktivitas yang dilakuakn pemakai selama proses pengembangan sistem informasi.

)

2. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi akuntansi (X2

Kemampuan teknik dari personal sistem informasi yaitu kemampuan yang di miliki oleh pemakai sistem informasi dalam menggunakan system berdasarkan pengalaman.

)

3. Dukungan Manajemen Puncak (X3

Dukungan manajemen puncak yaitu partisipasi atau suatu dorongan yang dilakuakn oleh sekelompok kecil eksekutif yang terlibat dalam kegiatan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing). Penyusunan personalia

(staffing), pengarahan (directing) dan pengawasan

(controlling) untuk mengembangkan sistem informasi bagi

perusahaan dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.


(65)

4. Keberadaan Program Pelatihan Dan Pendidikan Pemakai (X4

Merupakan cara perusahaan untuk memberikan pengetahuan dan keahlian seseorang agar lebih mampu melaksanakan tugas-tugas baru untuk mengembangkan pelaksanaan tugas-tugas yang telah ada.

)

3.1.2. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran data yang digunakan adalah skala interval, dengan teknik penyusunan skala Semantic Diferential ( Sumarsono,2004 : 25 ) yang terukur dalam skala tujuh poin sebagai berikut :

Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 sangat setuju

Penilaian yang digunakan adalah nilai 1 – 3 untuk insentif sangat tidak setuju, nilai 4 untuk insentif cukup setuju dan 5 – 7 insentif sangat setuju. Nilai 1 menunjukan bahwa formalisasi tidak pernah dilakukan dan nilai 7 menunjukan bahwa formalisasi yang dilakukan selalu dilaksanakan. Dalam penelitian ini pengukuran variabel X1, X2, X3, X4, dan Y

menggunakan instrument replikasi dari Widyaningrum (2007) yang dikembangkan oleh peneliti sesuai dengan kondisi yang terjadi saat ini.


(66)

Beberapa indikator yang digunakan adalah :

a. Keterlibatan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi

Akuntansi (X1

Variabel ini diukur dengan menggunakan dua pertanyaan untuk mengukur keterlibatan pemakai selama proses pengembangan sistem, mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap implementasi.

)

b. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi

(X2

Variabel ini diukur dengan menggunakan tiga pertanyaan untuk mengetahui seberapa jauh informasi yang diterima oleh perusahaan itu dapat bermanfaat bagi para pemakai.

)

c. Dukungan Manajemen Puncak (X3

Variabel ini diukur dengan menggunakan empat pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui adanya hubungan yang positif antara kepuasan pemakai dan dukungan manajemen puncak.

)

d. Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X4

Variabel ini diukur dengan menggunakan Empat pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui seberapa jauh


(67)

program pelatiahan masih diperlukan dan bermanfaat bagi perusahaan.

a. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Choe (1996) dalam Soegiharto (2001) dengan sebelas item pertanyaan yang terdiri dari dimensi kepuasan pemakai, adalah penggunaan sistem informasi akan menjadi kuarng dan sukses manajemen dengan sistem informasi dapat menentukan kepuasan pemakai.

Untuk seluruh pengukuran variabel pada penelitian ini menggunakan Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval. Teknik yang digunakan semantic differential. (Sumarsono,2004 : 25). Skala ini tesusun dalam satu garis kontinum dengan jawaban sangat positifnya terletak disebelah kanan dan jawaban sangat negatifnya disebelah kiri atau sebaliknya.

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak Sangat


(68)

3.2. Teknik Penentuan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi menurut Sumarsono (2004:44) merupakan kelompok subjek atau objek yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda denagn kelompok subjek atau objek lain,sedangkan populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah manajer dan karyawan PT. GARAM Surabaya yang tepatnya di Jl. Arief Rachman Hakim 93 yang tercatat 136 orang yang terdiri dari 11 orang top management 35 orang middle manajemen dan 90 orang lower management. Periode penelitian ini dimulai 15 Desember 2011 sampai dengan 27 Maret 2012. 3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut (Sumarsono,2004:44). Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, jadi semua populasi adalah orang-orang yang menggunakan sistem informasi akuntansi. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Terkait dengan penelitian ini, maka dalam pengambilan sampelnya yaitu orang-orang yang mempunyai hubungan dengan sistem informasi akuntansi baik dia sebagai pengguna maupun pengembang sistem. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini difokuskan pada manajer dan karyawan keuangan dan didasarkan atas pertimbangan, antara lain :


(69)

1. Manajer dan karyawan pada bagian keuangan sebagai pemakai informasi akan lebih objektif dalam menilai efektifitas sistem informasi akuntansi.

2. Manajer dan karyawan pada bagian keuangan sebagai pemakai informasi mempunyai kepentingan yang sama dibandingka n dengan pemakai dari luar perusahaan yang jumlahnya sulit untuk didentifikasikan dan mempunyai kepentingan yang berbeda.

Berdasarkan ketentuan diatas maka jumlah sampel yang digunakan daalm penelitian ini berjumlah 33 orang.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini :

Data primer adalah data yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada responden. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari secara tidak langsung dari catatan organisasi.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data merupakan asal mula pengambilan data, dimana sumber data dalam penelitian dari sumber intern perusahaan yaitu PT.


(70)

GARAM khususnya kepada para manajer dan staff pengguna sistem informasi akuntansi.

3.3.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi : (Nazir,1999:211-212)

1. Wawancara (interview)

Merupakan cara pengumpulan data dengan Tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan dalam perusahaan tersebut. 2. Kuesioner

Teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar pertanyaan yang sudah disusun rapi dan terstruktur, tertulis kepada responden untuk diisi sehubungan dengan masalah yang diteliti dan kemudian untuk tiap jawaban diberikan nilai (skor).

3. Dokumentasi


(71)

3.4. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis

3.4.1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu (kuesioner) mengukur apa saja yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan.

Sebagai kriteria item total berdasar korelasi item total, biasanya digunakan batasan rix (hitung) > 0,30. Semua item yang mencapai koefisien

korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan (Azwar,2003:158).

3.4.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dengan perkataan lain, hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama.

Reliablitas dapat dilihat dari nilai cronbach alpha, dimana instrument dianggap reliable apabila cronbrach alpha diatas atau lebih besar dari 0,60 (Ghozali, 2001:46)


(72)

3.4.3. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal data normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.

Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal atau tidak dilakukan dengan alat uji Kolmogorov Smirnov dan Shapiro Wilk. Pedoman dalam mengambil keputusan aapkah distribusi data mengikuti distribusi normal jika nilai signifikan lebih besar dari 5% (Sumarsono,2004:40).

3.4.4. Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi liner harus bersifat BLUE (Best Linear

Unibased Estimator) artinya pengambilan keputusan uji F dan t tidak

boleh bias. Untuk bisa dikatakan alat ukur yang BLUE, maka persamaan regresi harus memenuhi ketiga asumsi klasik sebagai berikut :

1. Tidak boleh terjadi autokorelasi 2. Tidak boleh terjadi multikolieritas 3. Tidak boleh terjadi heteroskedasitisitas

Apabila salah satu dari ketiga asumsi tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi BLUE, sehingga pengambilan


(73)

keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias. Berikut ini uraian singkat mengenai ketiga asumsi tersebut.

3.4.4.1. Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1

Pendekatan autokorelasi dalam penelitian ini tidak dilakukan karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang tidak berdasarkan waktu urut (time series). (Santoso dalam Widyaningrum 2007)

(sebelumnya). (Gujarati,1999:2001). Sedangkan yang dimaksud dengan autukorelasi yaitu keadaan dimana kesalahan pengguna periode lain. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi (Gujarati,1999:201).

3.4.4.2. Multikollieritas

Uji multikorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.


(74)

Dasar pengambilan keputusan menurut (Santoso dalam Widyaningrum 2007), deteksi tidak adanya gejala Multikolieritas, yaitu :

- Mempunyai nilai VIF (Variance Inflation Factor) < 10

- Mempunyai angka tolerance mendekati 1.

3.4.4.3.Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidasamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya.

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya Heteroskedasitisitas dapat di uji menggunakan uji Rank Spearman yaitu membandingkan antara nilai residual dengan variabel bebas (X)

(Widiyaningrum 2007)

- Nilai Probabilitas > 0,05 berarti bebas dari Heteroskedastisitas

- Nilai Probabilitas < 0,05 berarti terkena Heteroskedastisitas

3.4.5. Analisis Data

Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas X1, X2, X3 dan X4

terhadap variabel terikat (Y), maka teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi linier berganda.


(75)

Data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner tersebut diolah dengan alat bantu komputer yang menggunakan program SPSS yang disajikan dalam persamaan sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4

Keterangan :

= e (Anonim,2003:L-21)

a = Konstanta b1- b4

Y = Kinerja Sistem Informasi Akuntansi = Koefisien Regresi

X1

X

= Keterlibatan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi

2

X

= Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi

3

X

= Dukungan Manajemen Puncak

4

e = Koefisien Pengganggu

= Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai

3.5.2. Uji Hipotesis

Untuk menguji cocok tidaknya model regresi yang dihasilkan untuk menguji pengaruh Keterlibatan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi, Kemampuan Teknik Personal Sistem


(76)

Informasi Akuntansi, Dukungan Manajemen Puncak, Keberadaan Program Pelatiahn dan Pendidikan Pemakai terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi digunakan uji F dengan langkah-langkah pengujian yang dilakukan untuk masing-masing uji hipotesis antara lain sebagai berikut : a. Untuk pengujian kecocokan model menggunakan Uji F

Uji F dipergunakan untuk mengetahui kecocokan model variabel bebas X1, X2, X3, dan X4

1. Kriteria Hipotesis

terhadap variabel terikat Y.

H0:β=0 artinya model Regresi Linier Berganda yang

dihasilkan tidak cocok untuk mempengaruhi pengaruh Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (X1), Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi

Akuntansi (X2), Dukungan Manajeman Puncak (X3), dan

Faktor Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X4

H

) terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y).

1:β≠0 artinya Model Regresi Linier Berganda yang

dihasilkan cocok untuk mempengaruhi pengaruh Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (X1),

Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi (X2), Dukungan Manajemen Puncak (X3), dan Faktor


(77)

berpengaruh terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y).

2. Menentukan Tingkat Signifikan

Tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5% 3. Kriteria Keputusan

- Apabila probabilitas ( sig ) < 0,05 maka H0 diterima dan H1

- Apabila probabilitas ( sig ) > 0,05 maka H ditolak.

0 ditolak dan H1

diterima.

b. Untuk pengujian secara signifikan/nyata menggunakan uji t

Uji t dipergunakan untuk menguji nyata atau tidaknya variabel bebas X1,

X2 , X3 dan X4

1. Kriteria Hipotesis

terhadap variabel terikat Y dengan prosedur pengujian, yaitu sebagai berikut:

H0 : b1 = 0, artinya X1

H : B

secara sendiri-sendiri / parsial tidak berpengaruh nyata terhadap Y.

1

2. Menentukan tingkat signifikan

≠ 0, artinya secara sendiri- sendiri / parsial berpengaruh nyata terhadap Y.


(78)

3. Kriteria Keputusan

- Apabila probabilitas ( sig ) < 0,05 maka H0 diterima dan H1

- Apabila probabilitas ( sig ) > 0,05 maka H ditolak.

0 ditolak dan H1


(79)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Sejarah pembuatan dan penjualan garam telah banyak mengalami perubahan. Di mulai dari zaman VOC sampai dengan tahun 1921 hak monopoli pembelian dan penjualan garam di lakukan oleh rakyat secara pactstelsel (sistem sewa) yang berada di bawah kekuasaan sistem kolonial. Aparatur pemerintah yang mengurusnya mempunyai tugas membeli dan menjual garam yang dihasilkan oleh penggaraman rakyat. Pada tahun 1921 pactstelsel di hapus, kemudian diganti statusnya menjadi Jawatan Regie Garam (Jawatan Penggaraman Belanda) ditugaskan membuat garam sendiri di Madura. Penggaraman rakyat di hapus pada tahun 1934 dan di alihkan kepada pemerintah Belanda.

Berdasarkan Staat Bladd nomor 254, Jawatan Regie Garam berubah menjadi Jawatan Regie Garam dan Candu pada tahun 1937. Sedangkan pada tahun 1941 Zout Monopoli Ordonantie disempurnakan lagi berdasarkan Staat Bladd nomor 357, pada tahun 1945 dan tepatnya tanggal 31 oktober 1945 Jawatan Regie Garam dan Candu dikuasai oleh


(1)

6. Dengan sistem yang ada saya mampu mengerjakan tugas lebih mudah dan lebih efisien

Sangat tidak setuju Sangat setuju

1 2 3 4 5 6 7

7. Sistem dapat memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan misi organisasi

Sangat tidak setuju Sangat setuju

1 2 3 4 5 6 7

8. Sistem di dalam aplikasi lain (misal : spreadsheet) dapat digunakan untuk meringkas informasi guna memenuhi kebutuhan di departemen saya

Sangat tidak setuju Sangat setuju

1 2 3 4 5 6 7

9. Sebagian besar karyawan di PT. GARAM Surabaya tertarik untuk menggunakan sistem yang ada

Sangat tidak setuju Sangat setuju

1 2 3 4 5 6 7

10. Sistem yang telah dilengkapi dengan informasi yang akurat dan reliabel

Sangat tidak setuju Sangat setuju


(2)

11. Sistem dengan mudah melakukan penyesuaian pada berbagai kondisi baru, sesuai dengan perkembangan kebutuhan informasi sekarang dan di masa yang akan datang.

Sangat tidak setuju Sangat setuju

1 2 3 4 5 6 7

II. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH

A. Partisipasi Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi

Akuntansi (X1

Petunjuk : Lingkarilah nomor skala yang tersedia, yang mewakili tingkat partisipasi anda.

)

1. Tingkat partisipasi saya dalam pengembangan sistem adalah

Sangat rendah Sangat tinggi

1 2 3 4 5 6 7

2. Tingkat pengaruh saya dalam pengembangan sistem informasi

adalah

Sangat rendah Sangat tinggi

1 2 3 4 5 6 7

B. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi (X2)

Petunjuk : Lingkari nomor skala yang tersedia, sesuai tingkat kemampuan anda dalam menggunakan Sistem Informasi


(3)

1. Tingkat kemampuan yang anda miliki dalam menggunakan SIA

Sangat rendah Sangat tinggi

1 2 3 4 5 6 7

2. Dengan memiliki kemampuan spesialis, anda lebih mahir dalam menggunakan SIA

Sangat rendah Sangat tinggi

1 2 3 4 5 6 7

3. Pengaruh lamanya anda bekerja terhadap kemampuan

menggunakan SIA

Sangat rendah Sangat tinggi

1 2 3 4 5 6 7

C. Dukungan Manajemen Puncak (X3)

Petunjuk : Lingkarilah nomor skala yang tersedia, yang mewakili tingkat dukungan manajemen puncak di perusahaan anda.

1. Manajemen puncak mahir dalam menggunakan komputer

Sangat tidak setuju Sangat setuju

1 2 3 4 5 6 7

2. Manajemen puncak memiliki harapan yang tinggi terhadap

penggunaan sistem informasi

Sangat tidak setuju Sangat setuju


(4)

3. Manajemen puncak secara aktif terlibat dalam perencanaan operasi sistem informasi

Sangat tidak setuju Sangat setuju

1 2 3 4 5 6 7

4. Manajemen puncak memberikan perhatian yang tinggi terhadap

evaluasi kinerja dari sistem informasi.

Sangat tidak setuju Sangat setuju

1 2 3 4 5 6 7

D. Faktor-Faktor Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan

Pemakai (X4

Petunjuk : Lingkarilah nomor skala yang tersedia, yang mewakili tingkat pengembangan sistem informasi perusahaan anda.

)

1. Partisipasi perusahaan terhadap program pelatihan & pendidikan guna mengajarkan cara pemakaian yang benar.

Sangat tidak setuju Sangat setuju

1 2 3 4 5 6 7

2. Program pelatihan-pelatihan pendidikan masih diperlukan oleh perusahaan saat ini.

Sangat tidak setuju Sangat setuju


(5)

3. Keuntungan yang didapat dari program-program pelatihan dan pendidikan bermanfaat bagi perusahaan

Sangat tidak setuju Sangat setuju

1 2 3 4 5 6 7

4. Perusahaan yang memperkenalkan program pelatihan dan

pendidikan akan memiliki kinerja sistem informasi akuntansi yang tinggi.

Sangat tidak setuju Sangat setuju


(6)