Landasan Teori FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. GARAM SUARABAYA.

Pendidikan Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi, Sedangkan kemampuan Teknik Pesonal dan Faktor Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai secara Parsial tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Organisasi menggantungkan diri pada sistem informasi untuk mempertahankan kemampuan berkompetensi. Produktifias sebagai suatu hal yang penting agar tetap kompetitif, dapat ditingkatkan melalui sistem informasi yang lebih baik. Menurut Moscove yang dikutip oleh Baridwan 1994 : 3 sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkonsumsikan informasi financial dan pengambilan keputusan yang relevan kepada pihak luar perusahaan kantor pajak, investor, dan kreditor dan pihak intern manajemen. Menurut Chusing 1986 : 17 sistem informasi akuntansi didefinisikan sebagai kumpulan dari manusia dan sumber-sumber daya modal didalam suatu organisasi yang bertanggungjawab untuk menyediakan informasi pengelolahan data informasi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut Bodnar dan Hopwood 20001: 1, sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi. Menurut Nash dan Robert dalam Jogiyanto 2000:49 sistem informasi akuntansi adalah suatu subsistem dari sistem informasi bisnis yang dihubungkan dengan tipe suatu informasi dan pengolahan informasi yang termasuk di dalam bagian fungsi akuntansi. Sistem informasi akuntansi menurut Wilkinson dalam Jogiyanto 2000:50 merupakan sistem informasi formal yang mengumpulkan, memproses dan menyimpan data serta menyediakan laporan formal yang dibutuhkan. Menurut Murdick, Fuller dan Ross yang dikutip oleh Jogiyanto 2000:50 bahwa sistem informasi akuntansi adalah kumpulan kegiatan- kegiatan dari organisasi yang bertanggungjawab untuk menyediakan data untuk tujuan pelaporan internal kepada manajer untuk digunakan dalam pengendalian dan perencanaan sekarang dan operasi masa depan serta pelaporan eksternal kepada pemegang saham , pemerintah dan pihak-pihak luar lainnya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.2 Pengembangan Sistem Informasi

Sistem informasi selalu berkembang selama masa hidup dan sangat dibutuhkan oleh suatu perusahaan. Artinya suatu perusahaan harus mampu menyusun sistem informasi yang sesuai dengan standar yang berlaku saat ini, dan dari sistem informasi yang telah disusun tersebut akan menghasilkan informasi yang tepat dan akurat yang digunakan oleh pemakai internal dan pemakai eksternal. Menurut Wilkinson 1993:14 terdapat beberapa tahap proses penyusunan sistem informasi antara lain : 1. Perencanaan sistem, meletakkan dasar sistem informasi. Yang dalam tahap ini disiapkan rencana sistem induk serta usulan atau proposal proyek sistem untuk menjalankan rencana tersebut. 2. Analisis sistem, mensurvei dan menganalisis sistem informasi. Tahap ini akan menentukan informasi yang diperlukan para pengguna dari system informasi dan juga persyaratan teknis dari sistem itu sendiri. 3. Pengkajian dan pemilihan sistem, mencakup analisis manfaat biaya yang terinci untuk rancangan sistem yang dipilih. Jug akan dievaluasi usulan dari pabrik pembuat alat pemroses agar bisa memilih peralatan yang paling sesuai. 4. Implementasi sistem, terdiri dari langka h-langkah seperti perlengkapan rincian untuk rancangan yang telah disusun, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pengangkatan dan pelatihan training karyawan, penginstalasian dan penyajian peralatan serta penerapan awal dari sistem itu. 5. Pengoperasian sistem, mencakup operasi rutin, pemeliharaan dan manajemen dari sistem yang telah disusun. Secara berkala atau berkesinambungan akan dilakukan evaluasi terhadap prestasi sistem dan kendala keluaran.

2.2.3 Penggunaan Komputer Dalam Sistem Informasi Akuntansi SIA

Karena informasi merupakan hasil proses dari data, maka sistem informasi akuntansi merupakan pemerosesan data yang berupa transaksi didalam suatu sistem. Untuk mengolah data supaya menjadi informasi yang berguna dapat dilakukan dengan cara manual, mesin mekanisme atau dengan bantuan komputer. Digunakannya komputer sebagai alat bantu memproses atau mengolah data tidak mengubah hakikat system informasi akuntansi, tetapi prosedur dan cara pengolahan datanya menjadi berbeda dibanding dengan sistem manual. Penggunaan komputer akan lenih komlpeks dan rumit serta memerlukan pengetahuan khusus tentang komputer. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 2.1 : Siklus Pengolahan Data Dengan Manual Ganbar 2.2 : Siklus Pengolahan Data Dengan Komputer Sumber : Baridwan, Zaki, 1994,Bunga Rampai Sistem Informasi Akuntansi, edisi pertama, BPFE, Yogyakarta, hal. 128 Buku Besar Laporan keuangan dan laporan lain yaitu laporan keuangan fiskal File Transaksi Bukti Transaksi Jurnal Buku Besar Laporan Keuangan Buku pembantu Laporan Keuangan Bukti Transksi Jurnal Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.4 Pemakai Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Wilkinson 1993:8-10 system informasi adalah dunia bisnis dan pemerintahan mempunyai tiga tujuan meliputi : 1. Menyajikan informasi guna mendukung operasi harian 2. Menyajikan informasi guna mendukung pengambilan keputusan 3. Menyajikan informasi yang berkenaan dengan kepengurusan stewarship Dua tujuan pertama menyangkut kepentingan pemakai internal dan eksternal, sedangkan yang ketiga untuk pihak eksternal hampir semua informasi yang diperlikan oleh dua tujuan terakhir merupakan data transaksi yang diolah, sementara untuk tujuan pertamahanya sebagian. Informasi keuangan digunakan baik oleh para manajer, maupun pihak eksternal perusahaan. Informasi keuangan untuk pihak luar eksternal disajiakn dalam laporan keuangan pihak luar yang menggunkan laporan umum. Pihak-pihak tersebut memiliki kepentingan yang berbeda- beda. Informasi tersebut jarang dibuat khusus untuk pemakaian tertentu. informasi yang disajikan disusun berdasarkan aturan dasar yang dinamakan prinsip akuntansi yang lazim. Prinsip akuntansi tersebut dipakai untuk menyusun laporan akuntansi yang lazim. Prinsip akuntansi tersebut dipakai untuk menyusun laporan keuangan, laporan keuangan untuk pihak luar menyajikan suatu gambaran menyeluruh mengenai kondisi keuangan dan hasil usaha suatu organisasi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut Simamora 2000:6-9 pihak-pihak yang membutuhkan informasi akuntansi terdiri atas berbagai kalangan. Pada umumnya, para pemakai laporan keuangan dapat dibagi ke dalam dua golongan antara lain, para pemakai internal dan para pemakai eksternal. a. Pemakai Internal Para manajer dan staf internal dari berbagai entitas bisnis. Manajer- manjer perusahaan memakai informasi akuntansi untuk menetapkan sasaran bagi organisasinya, untuk mengevaluasi kemajuan terhadap sasaran-sasaran tersebut dan mengambil tindakan korektif manakala dibutuhkan. b. Pemakai Eksternal 1 Pemilik perusahaan , para pemilik owners telah menanamkan dana yang berharga kedalam sebuah organisasi bisnis. Orang-orang ini menghendaki wawasan tentang keinginan pendapatan di masa lalu, kemungkinan pertumbuhan pada waktu yang akan dating dan prospek arus kas. 2 Karyawan, para karyawan biasanya berkepentingan dengan penilaian positif financial perubahan. Mereka guna menunjukan suatu indikasi keselamatan pekerjaan mereka. Selain itu, kalangan karyawan juga berminat pada informasi yang memungkinkan mereka menilai kemampuan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. perusahaan dalam memberikan balas jasa, tunjangan pension dan keselamatan kerja. 3 Investor, investor dana yang dibutuhkan untuk memulai kegiatan usaha, untuk memutuskan apakah membantu pemodalan suatu perusahaan, pemodal-pemodal biasanya mengevaluasi besarnya pendapatan yang diperkirakan dapat diraup dari investasi mereka. 4 Kreditor, kreditor adalah pihak yang menyediakan barang- barang, jasa-jasa dan sumber-sumber daya keuangan bagi perusahaan, baik dengan mengucurkan kredit usaha maupun memberikan pinjaman. Kreditor berminat untuk mrngetahui kesanggupan sebuah perusahaan melunasi kewajiban- kewajibannya secara tepat waktu dan terjadwal. 5 Badan Pemerintah, pemerintah membutuhkan informasi dalam upayanya mengatur kegiatan-kegiatan perusahaan dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan sosial dan statistik lainnya. Pemerintah pusat maupun daerah menarik pajak dari perusahaan. Besarnya pajak terutang harus dibayar tentunya ditetapkan berdasarkan angka yang tertera dalam lapaoran keuangan. 6 Organisasi Nirlaba, organisasi nirlaba seperti yayasan pendidikan, rumah sakit dan panti asuhan memakai informasi akuntansi untuk merencanakan dan mengelola Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. aktivitas-aktivitasnya. Mereka ini perlu pula penyusuan anggaran, menggaji pegawai-pegawainya, membeli peralatan, yang semuanya itu membutuhkan informasi akuntansi. 7 Masyarakat, masyarakat umum sering kali bergantung pada informasi keuangan yang dirangkum dalam laporan-laporan keuangan untuk mengevaluasi tndakan-tindakan perusahaan besar di Indonesia. Masyarakat banyak memakai informasi finansial dalam menilai keberadaan ekonomi perusahaan- perusahaan di tengah masyarakat.

2.2.5 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasioanal suatu organisasi dan personelnya berdasarkan sasaran, satndardari criteria yang telah ditetapkan sebelumnya Mulyadi,2001:359. Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kinerja Sistem Informasi Akuntansi adalah tingkat efektifitas operasional sistem untuk mengubah data menjadi informasi, serta menyediakan informasi bagi pemakai di dalam maupun diluar perusahaan. Sedangkan Kinerja Siatem Informasi Manajemen lebih berorientasi pada tingkat efektifitas sistem dalam memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu kepada manajer internal. Sehingga dapat diketahui bahwa perbedaan antara Sistem Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Informasi Akuntansi dan Sistem Informasi Manajemen terletak pada pemakainya.

2.2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

2.2.6.1 Keterlibatan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Davis 1990:179-180 menyatakan bahwa keterlibatan adalah partisipasi mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberiakn konstribusi pada tujuan kelompok dan berbagai tanggungjawab pencapaian tujuan itu. Ada tiga aspek yang sangat penting dalam keterlibatan kerja, antara lain : 1. Keterlibatan emosi dan mental pegawai, berpartisipasi berarti melibatkan emosi dan mental pegawai dari pada kegiatan fisik. 2. Motivasi untuk menyumbang, memberikan ide-ide kretif dan membangun aspek yang sangat penting. 3. Penerimaan tanggungjawab, partisipasi kerja menurut pegawai untuk mampu menerima tanggungjawab daalm kegiatan kelompok. Pemakaian adalah mereka yang terlibat secara langsung dalam penggunaan informasi. Tidak jarang pemakai secara teknis lebih tahu Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. mengenai kode yang diperlukan dalam menyediakan informasi. Pemakai dapat memberikan masukan yang berguna mengenai apa saja yang harus direncanakan oleh sistem analisis. Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keterlibatan partisipasi merupakan perilaku, pernyataan atau aktifiats yang dilakukan oleh pemakai selama proses pengembangan sistem informasi Barki dan Hartwick dalam Sudaryono,Hutomo,dan Setiawan,2007:5. Keterlibatan digunakan untuk menunjukan campur tangan personal yang nyata dari pemakai daalm pengembangan sistem informasi, mulai tahap perencanaan, pengembangan sampai tahap implementasi sistem informasi. Pengembangan sistem informasi, apabila pemakai diajak berpartisipasi, maka akan membawa pengaruh yang baik terhadap organisasi. Hal ini dapat terjadi karena pemakai terlibat langsung dalam penggunaan system informasi. Pada kenyataannya seringkali pemakai lebih mengetahui apa yang mereka butuhkan dalam suatu sistem informasi. Dengan diajak berpartisipasi, maka pemakai dapat menyampaikan keinginan-keinginan mereka berkaitan dengan proses pengembangan sistem informasi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.6.2 Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi

Pendekatan pengalaman experiental theory terhadap perubahan perilaku didasari pada orang yang lebih percaya akan pengalaman mereka sendiri dari pada pengalaman oarng lain Pace dan Faules,1998:439. Menurut pandangan ini, orang mengubah perilaku mereka dengan menguji kepercayaan mereka berdasarkan reaksi mereka terhadap situasi dimana mereka merasakan dorongan emosi yang penting. Dengan menggambarkan apa yang terjadi paad mereka, individu mengembangkan penjelasan personal atas reaksi mereka dan membuat usaha yang sadar untuk mencoba cara berperilaku alternative dalam situasi yang lain. Menurut Robbins 1998:46, kemampuan adalah kapasitas individu untuk melakuakn tindakan-tindakan dalam melaksanakan berbagai tuags daalm pekerjaan. Dengan kemampuan yang dimiliki, karyawan diharapkan akan mendukung kegiatan karyawan yang juga mendukung kegiatan badan usaha, sehingga akan terasa awjar apabila badan memberi harapan agar tujuan karyawan daalm bekerja dapat tercapai. Rata-rata level pendidikan dan pengalaman anggota kelompok sistem digunakan sebagai pengukur kemampaun personal sistem informasi Soegihato,2001,dikutip Komara,2006:147. Berdasarkan pendapatnya Komara 2006:149 bahwa terdapat pengaruh positif signifikan kemampuan teknik personal sistem informasi terhadap kinerja sstem informasi akuntansi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Sehingga dari asumsi diatas maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa kemampuan teknik personal sistem informasi adalah kesanggupan individu atau personal daalm menggali potensi diri untuk mengembangkan sistem organisasi.

2.2.6.3 Dukungan Manajemen Puncak

Menurut Supriyono 1986:46 mengemukakan manajemen puncak suatu perusahaan adalah para eksekutif pada puncak organisasi perusahaan yang bertanggungjawab atas kelangsungan hidup dalam kesuksesan perusahaan. Menurut Glueck dan Jauch 1987:68 mengemukakan bahwa manajemen puncak suatu perusahaan adalah eksekutif yang ada di puncak perusahaan dan bertanggungjawab untuk kelangsungan hidup dan keberhasialn perusahaan. Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan manajeman puncak menurut peneliti adalah dukungan atau dorongan yang dilakukan eksekutif yang berada dipuncak perusahaan dan yang bertanggungjawab untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan. Berdasarkan pendapat Tjhai Fung Jen dalam Almilia dan Briliantien 2007, berpendapat bahwa semakin besar dukungan yang diberikan manajemen puncak akan meningkatkan kinerja SIA Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dikarenakan adanya hubungan positif antara dukungan manajemen puncak dalam proses pengembangan dan pengoperasian SIA dengan kinerja SIA. Dukungan manajemen sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan pencapaian tujuan perusahaan. Bila manajemen puncak memberikan dukungan penuh dalam pengembangan sistem informasi akuntansi maka akan memberikan kepuasan terhadap pemakaian informasi tersebut. Dukungan manajemen puncak yang memadai dalam proses pengembangan dan pengoperasian sistem informasi dalam perusahaan akan meningkatkan keinginan pemakai untuk menggunakan sistem informasi yang ada dan merasa puas dalam menggunakan sistem tersebut. Partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem akan meningkat dengan adanya dukungan dari manajemen puncak sehingga dengan adanya partisipasi pemakai, kepuasan pengembangan sistem yang dikembangkan akan lebih besar.

2.2.6.4 Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai

Meskipun para pemakai baru telah menjalani operasi yang komprehensif, mereka jarang melaksanakan pekerjaan dengan memuaskan. Mereka harus dilatih dan dikembangkan dalam bidang dan tugas-tugas tertentu. Begitu pula, para pemakai lama yang telah berpengalaman mungkin memerlukan latiahn atau untuk mempelajari Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. keterampilan-keterampilan baru yang akan meningkatkan prestasi kerja mereka. Latihan mempunyai berbagai manfaat karier jangka yang membantu karyawan untuk tanggungjawab yang lebih besar di masa yang akan dating. Program-program latihan tidak hanya penting bagi individu, tetapi juga organisasi dan hubungan mahasiswa daalm kelompok kerja, dan bahkan para Negara. Barangkali cara paling mudah untuk meringkas manfaat-manfaat latiahan adalah dengan menyadari sebagai investasi organisasi dalam sumber daya manusia Handoko,2000:107 Disamping pengeluaran untuk biaya latihan organisasi harus membayar “harga” karena pemborosan, absensi, pekerjaan yang buruk, keluhan yang berkepanjangan dan perputaran tenaga kerja. Bagaimanapun juga, orang seharusnya tidak berhenti belajar setelah menamatkan sekolahnya pendidikan formal, karena belajar adalah proses seumur hidup life long process. Oleh karena itu, program latiahn karyawan harus bersifat kontinyu dan dinamis. Sebagai proses latihan, departemen personalia dan para manajer harus menilai kebutuhan, tujuan-tujuan atau sasaran program, isi dan prinsip-prinsip belajar. Uraian langkah-langkah yang seharusnya diikuti sebelum kegiatan dimulai. Seperti yang ditujukan pada orang yang bertanggungjawab atas program latihan biasanya instruktur atau “pelatihan” harus mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan karyawan dan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. organisasi agar dapat menentukan sasaran yang ingin dicapai. Setelah sasaran-sasaran ditetapkan, isi dan prinsip-prinsip diperhatikan. Meskipun proses belajar ditangani oleh para instruktur dalam departemen personalia atau para penyelia lini pertama, langkah-langkah pendahuluan ini harus dilakukan untuk mengembangkan suatu program yang efektif. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya pelatiahn bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keahlian seseorang agar lebih mampu melaksanakan tugas-tugas baru atau untuk mengembangkan pelaksanaan tugas-tugas yang telah ada. Tugas-tugas baru yang dimaksud, tidak hanya terbatas pada jenis tugasnya, tetapi juga bisa mencakup peralatan atau mesin baru. Dengan adanya pelatihan, maka seorang karyawan akan lebih mudah melaksanakan tugasnya. Adanya pelatihan menjamin tersedianya tenaga kerja yang mempunyai keahlian dan orang yang terdidik dan terlebih akan dapat menggunakan pikirannya secara kritis untuk memperbaiki kekurangan-kekurangannya dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Manfaat dari pelatihan adalah meningkatkan produktivitas, baik kuantiatsjumlah maupun kualitasmutu. Tenaga kerja yang telah mengikuti program pelatihan diharapkan akan mempunyai tingkah laku yang baru sedemikian rupa produktifitasnya baik dari segi jumlah maupun mutu dapat ditingkatkan Handoko,2000:103-104. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Apabila penyelenggaraan pelatiahn sesuai dengan kebutuhan yang ada dalam organisasiperusahaan , maka akan tercipta hubungan kerja yang harmonis dan semangat kerja yang meningkat. Seorang karyawan yang bekerja dengan penuh kepercayaan diri, dan dengan disadarinya kemauan dan kemampuan tersebut akan mengurangi beban pengawasan untuk mengawasi kerjanya. Stabilitas disini diartikan dalam kaitanya dengan penggantian karyawan yang tidak hadirkeluar, karena pelatihan juga dapat memotivasi karyawan untuk memberikan jasanya kepada organisasi perusahaan dalam waktu yang lebih lama loyalitas. Para karyawan akan berkembang lebih cepat dan lebih baik serta bekerja lebih efisien, apabila mereka sebelum memulai bekerja telah menerima pelatiahn lebih dahulu dibawah pengawasan seorang instrukturtriner yang ahli. Trainer yang ahli tidak harus dari karyawan senior dan mungkin sangat berprestasi bagi perusahaan belum tentu dapat mengajarkan pada karyawan lain dan kebanyakan karyawan senior yang telah ahli bertendensi hanya mampu menerapkan keahliannya bagi dirinya sendiri. Oleh sebab itu, sebaiknya trainer dipilih dari orang-orang yang mampu menjadi seseorang trainer pengajar bukan sekedar orang yang ahli dibidangnya Handoko,2000:104-106. Salah satu tujuan diadakan pelatihan adalah untuk menjamin kestabilan kerja. Karenanya banyaknya pekerjan yang telah mengukuti pelatihan meninggalkan perusahaan untuk pindah bekerja di perusahaan lain menunjukan tidak terdapatnya stabilitas kerja atau dikatakan cara Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pelatihan yang digunakan tidak efektif reduction of labour turnover tetapi pada kenyataannya semakin baik program pelatihan yang dipakai perusahaan, semakin tinggi tingkat labour turnover 2.2.7 Teori Yang Melandasi Pengaruh Keterlibatan Pemakai Dalam Penembangan Sistem Informasi Terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi Keterlibatan pemakaian yang semakin sering akan meningkatkan kinerja SIA, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa partisipasi pemakai dalam pengembangan system informasi akuntansi akan memberikan dampak secara positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi, Tjhai Fung Jen dalam Amilia dan Briliantien 2007. Teori pendukung keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi adalah teori Y oleh MC Gregor dalam Junaedi 2009 asumsi teori Y secara ringkas sebagai berikut: a. Kebanyakan orang berpendapat bahwa kerja adalah sesuatu yang alamiah seperti bermain, bila pekerjaan tidak menyenangkan, mungkin itu karena cara melakuakn pekerjaan tersebut dalam organisasi. b. Kebanyakan orang merasa bahwa pengendalain diri sendri amat diperlukan supaya pekerjaan dilakukan dengan baik. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. c. Kebnayakan orang dimotovasi terutama oleh keinginan mereka untuk diterima lingkungan, mendapat pengakuan, dan merasa berprestasi, seperti juga untuk kebutuhan meraka akan uang untuk memenuhi kebutuhan pokok dan rasa aman. d. Kebanyakan orang ingin menerima dan bahkan menginginkan sesuatu tanggung jawab bila mereka memperoleh bimbingan, pengelolaan dan pimpinan yang tepat. e. Kebanyakan orang mempunyai untuk menyelesaikan masalah secara kreatif dalam organisasi. Berdasarkan teori diatas, bila dihubungkan dengan ketrelibatan pemakaian sistem informasi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk dari peran peserta karyawan dalam partisipasi pemakai mendorong orang-orang untuk menerima tanggung jawab dan mampu menyelesaikan masalah dalam organisasi. Dimana tujuan organisasi tersebut adalah untuk menciptakan kepuasan pemakai sistem informasi.

2.2.8 Teori Yang Melandasi Pengaruh Kemampuan Teknik Personal

Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Sistem Informasi Menurut Robbins dalam Junaedi 2009 “ability is an individualis capacity to perform the various task in a job” yang diartikan bahwa kemampuan menimpakan kapasitas seseorang dalam mengerjakan berbagai macam tugas dalam pekerjaan dengan kemampuan yang ada Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. kegiatan karyawan tidak akan menyimpang jauh dari kegiatan badan usaha sehingga dapat meberkan kepuasan. Menurut Soegiharto dalam Widianingrum 2007, jika para pengguna sistem semakin memahami teknologi, tugas dan keputusan yang diambil dan lingkungan social-politik ditempat digunakannya sistem tersebut, maka mereka akan memberikan konstribusi yang lebih besar bagi pengembangan sistem tersebut. Teori pendukung dari kemampuan teknik personal faules, yaitu Teori pencapaian prestasi oleh Mc. Clelland 1953 dalam Pace dan Faules 1998 : 434 perintis penilaian pencapaian prestasi, individu- individu yang memiliki keinginan untuk memperoleh prestasi dapat dibedakan dengan yang lainnya dalam empat ciri yaitu : 1. Mereka orang bekerja bila menghadapi tantangan yang modern, jika pekerjaan sangat mudah, mereka hanya memperoleh sedikit kepuasan, jika terlalu sulit mereka cenderung bimbang. 2. Mereka senang memperoleh umpan balik yang kongkret mengenai apakah mereka telah berhasil atau tidak, jika mereka tidak dapat mengatakan bahwa mereka cenderung tidak menyaingi tugas tersebut. 3. Mereka lebih senang bertanggung jawab secara personal atas tuags yang mereka kerjakan, jiak mereka ingin bekerja dalam suatu komite atau mengembil kesempatan yang besar, mereka merasa Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. bahwa mereka tidak dihargai. Mereka lebih menyukai melakukan hal tersebut sebdiri karena akan puas dengan hasilnya. 4. Mereka kurang istirahat cenderung dan banyak bepergian ketika sesuatu menjadi rutin, kemingkinan berhasil meningkat dan mereka yakin bahwa mereka dapat melakukan hal tersebut mereka mulai mencari kemungkinan yang lebih menantang tugas mereka, meningkatkan sesuatu yang lama dan menemukan sesuatu yang baru. Teori pencapaian prestasi didasarkan asumsi bahwa perubahan perilaku muncul karena individu ingin berhasil. Individu yang memiliki predisposisi yang kuat untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih baik, memiliki keinginan yang tinggi untuk membuat perubahan memperoleh sesuatu. Asumsi lain yang lebih penting adalah jika seseorang menghabiskan waktu berfikirnya untuk melakukan sesuatu yang baik, maka orang tersebut akan menampakan dorongan, energy dan hasrat, ingin sukses serta akan meraih tujuan yang lebih besar Pace dan Faules, 1998 : 434. Teori diatas dapat ditarik kesimpulan masalah kepuasan yang rendah akan mengakibatkan kemampuan teknik personal pemakai system informasi akuntansi juga rendah. Namun kurangnya sumber daya atau rendahya kemampuan yang dimiliki karyawan tersebut dalam menyiapkan informasi akuntansi menyebabkan penurunan kepuasan terhadap Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pemakaian sistem informasi. Kemampuan adalah merupakan keahlian yang tidak terpisah dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. 2.2.9 Teori Yang Melandasi Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Tingkat dukungan yang diberikan oleh manajer puncak bagi sistem informasi organisasi dapat menjadi suatu faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan semua kegiatan yang berkaitan dengan sistem informasi Ranghunathan dan Ranghunathan, 1988, dikutip Komara 2006 Beberapa teori yang mendukung hubungan dukungan manajemen puncak dengan kinerja sistem informasi akuntansi diantaranya yaitu : a. Teori Kelompok Group Theory Filley dan Kerr 1976 Yaitu teori yang beranggapan bahwa supaya kelompok bisa mencapai tujuan-tujuannya, maka harus ada pertukaran positif antara pemimpin dan pengikut-pengikutnya Yulk,2001:76. b. Teori Jalan Kecil-Tujuan Path-Goal Theory Dalam perkembangan yang modern, Martin Evans dan Robert House secara terpisah telah menulis karangan dalam subyek yang sama. Secara pokok, teori pathgoal berusaha untuk menjelaskan penagruh perilaku pimpinan terhadap motivasi, kepuasan, dan pelaksanaan pekerjaan bawahan Yulk,1995:77. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Adapun teori path-goal versi House, memasukan emat tipe atau gaya utama kepemimpinan sebagai berikut: 1. Kepemimpinan direktif. Tipe ini sama dengan model kepemimpinan otokratis dai Lippitt dan White. Bawahan tahu senyatanya apa yang diharapakn dirinya dan Pengarahan yang khusus diberikan oleh pimpinan. Dalam model ini tidak ada partisipasi dari bawahan. 2. Kepemimpinan yang mendukung Supportive leadership. Kepemimpinan model ini mempunyai kesediaan untuk menjelaskan sendiri, bersahabat, mudah didekati, dan mempunyai perhatian keamnisiaan yang murni terhadap para bawahannya. 3. Kepemimpinan partisipatif. Gaya kepemimpinan ini, pemimoin berusaha meminta dan menggunakan saran-saran dari para bawahannya. Namun pengambilan keputusan masih tetap berada padanya. 4. Kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi. Gaya kepemimpinan ini menetapkan serangkaian tujuan yang menantang para bawahannya untuk berprestasi. Demikian pual pemimpin memberikan keyakinan kepada mereka bahwa mereka mampu melaksakan tugas pekerjaan mencapai tujuan secara baik Yulk,2001:78. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut teori path-goal ini, macam-macam gaya kepemimpian tersebut dapat terjadi dan dipergunakan senyatanya oleh pemimpin yang sama dalam situasi yang berbeda. Dukungan manajemen puncak di antaranya dalam hal penyediaan sumber daya dan motivasi. Dengan dukungan tersebut, para pekerja pemakai akan merasa yakin bahwa sistem informasi yang dikembangkan akan terus bisa berjalan dengan lancar sehingga para pemakai akan merasa puas dengan bekerja didalam lingkungan sistem tersebut. Hubungan ini menunjukan bahwa dengan adanya dukungan manajemen puncak yang semakin tinggi dalam proses untuk pengembangan sistem informasi dan operasinya, kepuasan pemakai dalam menggunakan sistem yang ada semakin tinggi. Penelitian dari Komara 2006 menemukan adanya hubungan yang positif dan signifikan dalam hubungan secara langsung. Penemuan ini menyatakan pada perusahaan yang dukungan manajemen puncaknya tinggi akan memiliki kepuasan pemakai yang tinggi. 2.2.10 Teori Yang Melandasi Pengaruh Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan yang memperkenalkan sebuah program pelatihan dan pendidikan pemakai dan perusahaan yang tidak memperkenalkan terdapat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. perbedaan yang signifikan terhadap kepuasan pemakai, tetapi tidak terbukti menunjukan adanya perbedaan dengan pemakaian sistem. Pemakaian sistem, yang tidak menunjukan adanya perbedaan yang signifikan di antar perusahaan yang menjalankan program pelatihan dan pendidikan pemakai untuk memberikan penelitian yang memadai terhadap sistem informasi yangdigunakan. Hal ini kemungkinan disebabkan pemakai secara formal dalam perusahaan, pemakaian akan memiliki pemahaman yang memadai terhadap sistem informasi yang digunakan dari pengalaman pemakai sendiri dan mitra kerjanya di departemen yang sama Komara 200:144. Pelatihan adalah mengembangkan keahlian, pengetahuan dan sikap. Sedang menurut Handoko 2000:104 latihan adalah untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin. Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk didalamnya peningkatan penguasaan teori dan keterampilan memutuskan terhadap persoalan- persoalan yang menyangkut kegiatan mencapai tujuan. Martoyo,2000:63. Menurut Handoko 2000:117 dalam bukunya manajemen personalia dan Sumber Daya Manusia, lebih lanjut memberikan batasan tentang manfaat nyata dapt diperoleh dengan adanya program pelatihan dan pendidikan yang dilaksanakan oleh organisasiperusahaan terhadap Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. karyawan, yaitu sebagai berikut : meningkatkan rasa puas karyawan, pengurangan pemborosan, mengurangi ketidakhadiran dan turn over karyawan, memperbaiki metode dan sistem kerja, menaikan tingkat penghasialn, mengurangi biaya-biaya lembur, mengurangi biaya pemeliharaan mesin-mesin, mengurangi keluhan-keluhan karyawan, mengurangi kecelakaan kerja, memperbaiki komunikasi, meningkatkan pengetahuan karyawan. Memperbaiki moral karyawan, menimbulkan kerja sama yang baik. Teori pendukung dari program pelatihan dan pendidikan pemakai Pace dan Faules, 1998:417-442 yaitu : 1. Teori Rasional dinyatakan oleh Ellis dab Herper 1975 Teori rasional dinyatakan bahwa perubahan seseorang dipermudah dengan penyajian masalah-masalah di mana persepsi, kepercayaan makna personal seseorang atas realitas diuji ketepatannya dengan membandingkan dengan sumber-sumber eksternal. Rasionalis dikembangkan dengan menerapkan cara-cara khusus dalam membicarakan persoalan tersebut. Pelatiahn rasional-emotif disebut sebagai salah satu bentuk terapi. 2. Teori rasional dinyatakan oleh Ellis dab Herper 1975 Teori perilaku Behavioral theory memiliki asumsi dasar bahwa perubahan dalam cara orang berperilaku akan dihasilkan lebih efisien dengan menitikberatkan yang dapat diobservasi dari pada menitikberatkan kepercayaan dan cara berfikir, seperti yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. disarankan teori nasional. Pada kenyataanya, sikap dan pikiran internal dapat dipahami dengan mengobservasi dan mengukur perilaku nyata. Hal tersebut tidak berarti perilaku tersebut tidak dipergunakan oleh proses internal dan berfikir, hal ini sekedar berarti bahwa perilaku yang dapat observasi adalah focus perhatian. Filosofi perilaku mengansumsi hubungan perubahan perilaku secara khusus menghasilkan hubungan dengan perubahan dalam berfikir atau bersikap. Premis dasar perilaku untuk pengembangan dan pelatihan adalah bahwa perilaku terjadi sebagain konsekuensi dari pengubahan. Wiliam dan long 1975 mengapkilasikan prinsip-prinsip behaviorisme dalam suatu program untuk pengembangan pengelolaan diri menyarankan bahwa “efektifitas pengelolaan diri pada dasarnya meliputi penataan kembali konsekuensi perilaku, sehingga perilaku yang diinginkan dapat diperteguh dengan segera”. 3. Teori pengalaman oleh Spinger 1981 Pendekatan pengalaman experinted theory terhadap perubahan perilaku mendasaria atas premis bahwa orang lebih percaya akan pengalaman mereka sendiri daripada penegalaman orang lain. Menurut pandangan ini, oarng mengubah perilaku mereka, dengan menguji keparcayaan mereak berdasarkan reaksi mereka terhadap situasi dimana mereka merasa dorongan emosi yang penting. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dengan menggambarkan apa yang terjadi pada mereka, dan membuat usaah yang sadar untuk mencoba cara berperilaku laternatif dalam situasi yang lain. Empat jenis efektifitas yang termasuk urutan pelatiahn pengalaman Pace dan Faules, 1998:441-442 yaitu : a. Pengalaman, yang meliputi pengawasan suatu latihan yang mengizinkan peserta pelatihan menghadapi suatu aspek realitas sejauh hal itu membangkitkan suatu responden emosional peserta tertentu. b. Informasi penjelasan, yang merupakan menyajian teori yang menerangakn apa yang terjadi pada peserta atau mengapa latihan tersebut dapat membangkitkan respon. c. Analisis meliputi bantuan terhadap peserta untuk pengalaman dengan menggunakan teori tersebut yang menerangkan apa yang terjadi, untuk merumuskan prinsip-prinsip bagi penggunaan selanjutnya, dan mengidentifikasi serta keterampilan-keterampilan spesifikasi yang berbeda dalam realitas. d. Sesi praktik, terdiri dari penyiapan dan pembimbingan peserta pelatihan melalui pengenalan dan latihan keterampilan yang disiapkan untuk mengaihkan keahlian itu ke tempat mereka. Dari teori-teori diatas didapat bahwa pendidikan dan pelatihan yang dilakukan dapat meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi. Namun tidaklah berarti bahwa semua tujuan tersebut akan dapat tentunya tujuan berbagai macam pelatihan dan pendidikan itu berbeda antara yang satu Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dengan yang lain. Maka dari itu bila suatu pelatiahn dan pendidikan dilaksanakan, terlebih daluhu harus ditetapakn manfaat apa saja yang hendak dicapai serta jenis pelatiahn mana yang digunakan sehingga meningkatkan kinerja system informasi akuntansi. Pace dan Faules,1998:417-442

2.3. Kerangka Pikir