FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. GARAM (PERSERO) SURABAYA.

(1)

menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula

memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “FAKTOR –

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI

AKUNTANSI PADA PT. GARAM (PERSERO) SURABAYA.

Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu

syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam

penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang

dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan

dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun

sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebanyak-banyaknya kepada:

1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, Rektor Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2.

Bapak. Dr. Dhani Ichsanuddin N, MM Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.

3.

Bapak. Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi Selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya

4.

Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, M.Si, Selaku Ketua program studi Akuntansi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dan selaku dosen

pembimbing yang dengan kesabaran dan kerelaan telah membimbing dan


(2)

6.

Bapak dan Ibu tercinta terima kasih atas doa, kasih sayang, dukungan dan

bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam

penulisan skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan

saran bagi perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi

ini memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, Mei 2010


(3)

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAKSI ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.

Latar Belakang ... 1

1.2.

Perumusan Masalah ... 8

1.3.

Tujuan Penelitian ... 8

1.4.

Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1.

Hasil Penelitian Terdahulu ... 10

2.2.

Landasan Teori ... 18

2.2.1.

Pengertian Akuntansi Secara Umum ... 19

2.2.2.

Pengertian Sistem Informasi Manajemen (SIM) ... 19

2.2.3.

Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 20

2.2.3.1.

Peranan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) .... 21


(4)

2.2.3.6.

Tujuan Sistem Informasi ... 30

2.2.4.

Akuntansi Keprilakuan ... 31

2.2.5.

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi ... 32

2.2.5.1.

Partisipasi Pemakai ... 32

2.2.5.2.

Dukungan Manajemen Puncak ... 33

2.2.5.2.1.

Pengertian Dukungan Manajemen

Puncak ... 33

2.2.5.2.2.

Fungsi Manajemen ... 34

2.2.5.2.3.

Tingkatan Manajemen ... 36

2.2.5.3.

Kemampuan Teknik Personal Sistem

Informasi ... 37

2.2.6.

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA) ... 38

2.2.6.1.

Kepuasan Sistem Informasi Akuntansi ... 38

2.2.6.2.

Pemakaian Sistem ... 40

2.2.6.3.

Kualitas Sistem Informasi ... 41

2.2.7.

Teori – Teori Yang Mendukung Penelitian ... 42

2.2.7.1.

Pengaruh Partisipasi Pemakai Terhadap

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 42


(5)

Pemakai Sistem Informasi Terhadap Kinerja

Sistem Informasi Akuntansi ... 44

2.2.7.4.

Pengaruh Partisipasi Pemakai, Dukungan

Manajemen Puncak, Kemampuan Teknik

Personal Pemakai Sistem Informasi Akuntansi

Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi 45

2.2.8.

Kerangka Pikir ... 47

2.3.

Hipotesis ... 47

BAB III METODE PENELITIAN ... 48

3.1.

Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ... 48

3.1.1.

Definisi Operasional ... 48

3.1.2.

Pengukuran variabel ... 49

3.2.

Teknik Penentuan Sampel ... 50

3.2.1.

Populasi ... 50

3.2.2.

Sampel ... 51

3.3.

Teknik Pengumpulan Data ... 52

3.3.1.

Jenis Data ... 53

3.3.2.

Sumber Data ... 53

3.3.3.

Pengumpulan Data ... 53


(6)

3.5.

Teknik Analisis ... 56

3.5.1.

Uji Asumsi Klasik ... 56

3.5.2.

Analisis Regresi Linier Berganda ... 58

3.5.3.

Uji Hipotesis ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

4.1.

Deskripsi Obyek Penelitian ... 60

4.1.1.

Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 60

4.1.2.

Lokasi Perusahaan ... 61

4.1.3.

Bentuk dan Struktur Organisasi Perusahaan ... 63

4.1.3.1.

Status Perusahaan ... 63

4.1.3.2.

Visi Perusahaan ... 63

4.1.3.3.

Misi Perusahaan ... 63

4.1.3.4.

Tujuan Perusahaan ... 64

4.1.3.5.

Struktur Organisasi ... 64

4.2.

Deskripsi Hasil Penelitian ... 69

4.2.1.

Gambaran Umum Penelitian ... 69

4.2.2.

Deskripsi Variabel Partisipasi Pemakai (X

1

) ... 72

4.2.3.

Deskripsi Variabel Tingkat Dukungan Manajemen

Puncak (X

2

) ... 73

4.2.4.

Deskripsi Variabel Kinerja Sistem Informasi Akutansi (Y) . 74


(7)

4.3.1.2.

Pengujian Reliabilitas ... 81

4.3.1.3.

Hasil Pengujian Normalitas ... 81

4.3.2.

Pengujian Asumsi Klasik ... 82

4.3.2.1.

Uji Multikolinieritas ... 82

4.3.2.2.

Uji Heteroskedastisitas ... 83

4.3.2.3.

Uji Autokorelasi ... 84

4.3.3.

Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda ... 85

4.3.4.

Pengujian Hipotesis ... 87

4.3.4.1.

Uji Kecocokan Model ... 87

4.3.4.2.

Pengujian Hipotesis Pengaruh Partisipasi

Pemakai (X

1

), Dukungan Manajemen

Puncak (X

2

) dan Kemampuan Teknik

Personal (X

3

) Terhadap Kinerja Sistem

Informasi Akutansi (Y) ... 88

4.4.

Pembahasan Hasil Penelitian ... 90

4.4.1.

Implikasi Hasil Penelitian ... 94

4.5.

Perbedaan Penelitian Yang Dilakukan Sekarang Dengan

Penelitian Terdahulu ... 95


(8)

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(9)

Surabaya ... 6

Tabel 2.1.

Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu ... 16

Tabel 3.1.

Jumlah Kepala Bagian , Kepala Seksi ... 51

Tabel 3.2.

Ketentuan Durbin Watson ... 57

Tabel 4.1.

Karakteristik Responden Berdasarkan pendidikan ... 69

Tabel 4.2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 70

Tabel 4.3.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 71

Tabel 4.4.

Karakteristik Responden Berdasarkan Sistem Informasi yang

Dipakai ... 71

Tabel

4.5.

Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel

Partisipasi Pemakai (X

1

) ... 72

Tabel

4.6.

Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel

Dukungan Manajemen Puncak (X

2

) ... 73

Tabel

4.7.

Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel

Kepuasan Pemakai (Y

1

) ... 74

Tabel

4.8.

Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel

Pemakaian Sistem Informasi

(Y

2

) ... 76

Tabel

4.9.

Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel

Kualitas Sistem (Y

3

) ... 77

Tabel

4.10.

Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Partisipasi


(10)

Taknik Personal (X

3

) ... 79

Tabel 4.13.

Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi (Y) ... 80

Tabel 4.14.

Hasil Uji Reliabilitas ... 81

Tabel 4.15.

Hasil Uji Normalitas ... 82

Tabel 4.16.

Hasil Uji Multikolinieritas ... 83

Tabel 4.17.

Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 83

Tabel 4.18.

Hasil Pengujian Anova ... 87


(11)

Gambar 1.2. Siklus Pengolahan Data dengan Komputer ... 27

Gambar 3.1. Bagan Kerangka Pikir ... 47

Gambar 4.1. Struktur Organisasi ... 65


(12)

Lampiran 3

Rekapitulasi Data Untuk Variabel Partisipasi Pemakai (X

1

)

Lampiran 4

Rekapitulasi Data Untuk Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X

2

)

Lampiran 5

Rekapitulasi Data Untuk Variabel Kemampuan Teknik Personal (X

3

)

Lampiran 6

Rekapitulasi Data Untuk Variabel Kinerja Sistem Informasi Akutansi (Y)

Lampiran 7

Hasil Uji Normalitas

Lampiran 8

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Lampiran 9

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 10 Hasil Uji Heteroskedastisitas


(13)

Lampiran 3

Rekapitulasi Jawaban Untuk Variabel Partisipasi Pemakai (X

1

)

Lampiran 4

Rekapitulasi Jawaban Untuk Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X

2

)

Lampiran 5

Rekapitulasi Jawaban Untuk Variabel Kemampuan Teknik Personal (X

3

)

Lampiran 6

Rekapitulasi Jawaban Untuk Variabel Kinerja Sistem Informasi Akutansi (Y)

Lampiran 7

Hasil Uji Normalitas

Lampiran 8

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Lampiran 9

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 10 Hasil Uji Heteroskedastisitas


(14)

Oleh:

Nurul Apria Sari

Abstraksi

Partisipasi pemakai diperlukan untuk menghindari adanya penolakan

terhadap sistem yang dikembangkan. Partisipasi pemakai pada tiap tahap

pengembangan sistem informasi, tentunya akan berpengaruh pada tingkat

kepuasan pemakai atas sistem yang dikembangkan. Partisipasi digunakan untuk

menunjukkan intervensi personal yang nyata pemakai dalam pengembangan

sistem informasi, mulai dari tahap perencanaan, pengembangan sampai pada tahap

implementasi sistem imformasi. Adanya partisipasi pemakai diharapkan dapat

meningkatkan penerimaan sistem oleh pemakai, yaitu dengan mengembangkan

harapan yang realistis terhadap kemampuan sistem, memberikan sarana

bargaining dan pemecahan konflik seputar masalah perancangan sistem, serta

memperkecil adanya resistenci to change dari pemakai terhadap informasi yang

dikembangkan. Tujuan dalam penelitian ini adalah menguji secara empiris adanya

Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, dan Kemampuan Teknik

Personal Sistem Informasi berpengaruh terhadap Sistem Informasi Akuntansi.

Populasi yang di gunakan melalui responden (manajer) yaitu Direktur,

kepala Bagian, kepala seksi, staff sebanyak 30 Orang untuk sampel, Direksi, Staf

Ahli Direksi, Kepala Urusan yang berada diluar Surabaya tidak termasuk dalam

responden penelitian ini. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah sensus

yang berjumlah 30 orang. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik regresi

linier berganda dengan menggunakan uji hipotesis uji kecocokan model dan Uji t.

Berdasarkan hasil pengujian di atas maka uji kecocokan model yang

digunakan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa model regresi yang

dihasilkan dalam penelitian ini telah cocok digunakan dalam untuk menguji

hipotesis yang diajukan. Dari dapat diketahui secara bersama-sama bahwa

variabel Partisipasi Pemakai (X

1

), Dukungan Manajemen Puncak (X

2

) dan

Kemampuan Teknik Personal (X

3

) berpengaruh terhadap Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi (Y).

Kata Kunci : Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, Kemampuan

Teknik Personal,Kinerja Sistem Informasi Akuntansi


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Dewasa ini, perubahan dan ketidak pastian mewarnai kehidupan

lingkungan bisnis. Dunia bisnis dewasa ini mengalami tekanan-tekanan

yang sangat berat. Lingkungan di perusahaan semakin kompleks dan akibat

kemajuan dibidang komunikasi, transportasi, dan teknologi. Setiap

perusahaan dihadapkan pada pengambilan keputusan. Dalam pengambilan

keputusan diperlukan sejumlah informasi yang memadai. Informasi yang

memadai ini, hanya dapat dihasilkan oleh sistem informasi yang mampu

menangkap, mencipta, dan memanipulasi informasi internal dan eksternal

secara efektif (Lau, 2004;24). Dengan ini penggunaan sistem informasi

diharapkan dapat memberi manfaat yang besar terhadap dunia bisnis yang

sangat kompetitif. Tidak mengherankan jika keputusan atas investasi sistem

informasi menjadi sesuatu hal yang penting dalam organisasi (Numaker dan

Ralp 1996; Reich dan Izak 1996 dalam Setianingsih dan Indiantoro,

1998;193)

Dalam upaya ini faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem

informasi akuntansi yang digunakan juga sangat berpengaruh terhadap

kualitas informasi yang akan dijadikan sebagai dasar pengambilan


(16)

informasi dalam suatu organisasi adalah sebagai alat bantu pencapaian

tujuan melalui penyediaan informasi. Peranan paling penting dalam

organisasi tetaplah manusia sebagai penentu keputusan. Jadi peranan

teknologi dalam suatu sistem informasi, pada intinya. Adalah pengganti

tenaga kerja manusia (Burch dkk 1991;42) dalam (Setianingsih dan

Indiantoro, 1998;194).

Pengembangan sistem, hal yang harus diperhatikan adalah

faktor-faktor manusia. Peranan manusia dalam sistem informasi sangat penting,

karena perencanaan dan perancangan sistem informasi harus lebih jauh

memperhatikan faktor manusia. Suatu bentuk sistem informasi yang ideal

adalah suatu lingkungan kerja dimana mesin-mesin pengelola informasi

yang berteknologi tinggi mampu mengerjakan tugas-tugas rutin dan

menyediakan data yang dapat diakses untuk menghasilkan informasi yang

dibutuhkan, sehingga manajer penentu keputusan dapat bekerja tanpa di

bebani tugas-tugas operasional menggali ide-ide kreatif dan menghasilkan

keputusan-keputusan yang tepat (Setianingsih,1998;194). Kesuksesan

pengembangan sistem informasi sangat tergantung pada kesesuaian harapan

antara system analyst, pemakai (user), sponsor dan customer (Szajana dan

Scammell 1993 dalam Setianingsih). Pengembangan sistem informasi

memerlukan suatu perencanaan dan implementasi yang hati-hati, untuk

menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang dikembangkan

(resistance to change). Karena perubahan dari sistem manual ke sistem


(17)

perubahan perilaku dan organisasional (Bodnar dan Hopwood, 1995;22)

dalam (Setianingsih, 1998;193).

Sebagai akibat dari perubahan lingkungan yang ekstern organisasi

perusahaan, sistem informasi baru yang diperlukan harus mampu

menangkap permintaan-permintaan informasi baru yang diperlukan

manajemen dengan kriteria-kriteria kualitas sistem tertentu yaitu dapat

dipercaya (reliable), akurat (accuracy) dan tepat waktu (timely). Oleh

karena itu apabila adanya keusangan dari sistem informasi (khususnya

informasi akuntansi), maka harus segera diadakan modifikasi atau

pengembangan terhadap sistem informasi secara umum dicapai melalui

beberapa tahap dimulai dengan perencanaan sistem, Analis sistem, Desain

sistem, Seleksi sistem, dan diakhiri dengan Implementasi sistem (Wilkinson,

1993;14-15).

Partisipasi pemakai diperlukan untuk menghindari adanya

penolakan terhadap sistem yang dikembangkan. Partisipasi pemakai pada

tiap tahap pengembangan sistem informasi, tentunya akan berpengaruh pada

tingkat kepuasan pemakai atas sistem yang dikembangkan. Oleh karena itu

hubungan antara partisipasi dari pemakai dalam pengembangan sistem

informasi dengan kepuasan yang diperoleh dari sistem tersebut

(Setianingsih, 1998;193). Diperlukannya partisipasi pemakai dalam

pengembangan sistem informasi telah diakui secara luas dalam literatur.

Partisipasi merupakan perilaku, pekerjaan, dan aktifitas yang dilakukan oleh


(18)

pemakai selama proses pengembangan sistem informasi (Barki dan

Hartwick, 1994) dalam (Lau 2004;24)

Partisipasi digunakan untuk menunjukkan intervensi personal yang

nyata pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai dari tahap

perencanaan, pengembangan sampai pada tahap implementasi sistem

imformasi. Adanya partisipasi pemakai diharapkan dapat meningkatkan

penerimaan sistem oleh pemakai, yaitu dengan mengembangkan harapan

yang realistis terhadap kemampuan sistem, memberikan sarana bargaining

dan pemecahan konflik seputar masalah perancangan sistem, serta

memperkecil adanya resistenci to change dari pemakai terhadap informasi

yang dikembangkan (Muntoro, 1994) dalam (Lau, 2004:28). Oleh karena

itu, partisipasi pemakai dalam aktifitas pengembangan sistem diharapkan

akan meningkatkan komitmen dan keterlibatan pemakai sehingga pemakai

dapat menerima dan menggunakan sistem informasi yang dikembangkan

dan akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pemakai ( Lau, 2004:28).

Manajer puncak suatu perusahaan adalah para eksekutif pada

puncak organisasi perusahaan yang bertanggung jawab atas kelangsungan

hidup dan kesuksesan karyawan. Dukungan dan keterlibatan manajemen

puncak ini memegang peranan penting dalam keberhasilan implementasi

sistem informasi. Dukungan tersebut penting tidak hanya untuk alokasi

sumberdaya yang diperlukan untuk pengembangan tersebut, namun yang

terpenting memberikan strong signal bagi karyawan bahwa perubahan yang


(19)

memiliki kekuatan dan pengaruh mensosialisasikan pengembangan sistem

informasi, yang memungkinkan pemakai untuk berpartisipasi dalam setiap

pengembangan dan ini berpengaruh pada kepuasan pemakai. Oleh karena

itu, partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem akan meningkatkan

dengan adanya dukungan dari manajemen puncak. Sehingga dengan adanya

partisipasi ini kepuasan pemakai atas sistem yang dikembangkan akan lebih

besar, menurut penelitian yang dilakukan oleh Choe 1996 dalam

Setianingsih (1998:197). Menyebutkan partisipasi pemakai mempunyai

hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan manajemen puncak

dengan keputusan pemakai sistem informasi. Selain ini penelitian yang

dilakukan oleh Lau (2004), dalam penelitiannya menyebutkan bahwa

partisipasi pemakai berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai dalam

proses pengembangan sistem informasi dan dukungan manajemen puncak,

komunikasi pemakai pengembang, komplesitas sistem dan pengaruh

kepuasan dalam pengembangan sistem informasi.

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi dapat dikatakan baik jika

informasi yang diterima memenuhi harapan pemakai informasi oleh

faktor-faktor yang meliputi Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak,

dan Kemampuan Teknik Personal.

PT.GARAM (Persero) Surabaya merupakan salah satu BUMN

yang bergerak dalam usaha memproduksi dan memasarkan garam bahan

baku untuk industri dan garam olahan untuk konsumsi.Disini peneliti ingin


(20)

memfokuskan meneliti garam yang berjenis garam bahan baku yang

digunakan untuk industri.

Data produksi garam bahan baku PT. PT.GARAM (Persero)

Surabaya dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006, adalah sebagai

berikut :

Tabel 1.1 Data penjualan Garam bahan baku, PT.GARAM (Persero) Surabaya

No TAHUN

HASIL

PRODUKSI

(Ton)

HASIL

PENJUALAN

(Ton)

Selisih

(Ton)

1 2002

288.230

289.492

-1.262

2 2003

266.033

231.386

34.647

3 2004

307.633

305.918

1.715

4 2005

254.656

356.253

-101.597

5 2006

316.186

318.029

-1.843

Sumber : PT.GARAM (Persero) Surabaya

Berdasarkan Tabel 1.1 di atas, data penjualan garam PT GARAM

(Persero) Surabaya dapat dijelaskan sebagai berikut: tahun 2002 hasil

produksi 288.230, hasil penjualan 289.492, jadi selisih produksinya -1.262.

Tahun 2003 hasil produksi 266.033, hasil penjualan 231.386 , Jadi selisih

produksinya 34.647. Tahun 2004 hasil produksi 307.633 , hasil penjualan

305.918, Jadi selisih produksinya 1.715. Tahun 2005 hasil produksi


(21)

254.656, hasil penjualan 356.253, Jadi selisih produksinya -101.597. Tahun

2006 hasil produksi 316.186, hasil penjualan 318.029, Jadi selisih

produksinya -1.843.

Disini dapat dilihat bahwa pada tahun 2005 terjadi penurunan

produksi sebesar -101.597,tahun2006 sebesar -1.843, dan hal tersebut

disebabkan karena kurangnya pelatihan terhadap karyawan terhadap sistem

yang standar yang telah ditentukan perusahaan, hal ini disebabkan

kurangnya dukungan dari manajemen puncak. Begitu juga dengan

pemakaian sistem yang minim dan kualitas sistem informasi yang dihasilkan

kurang relevan dan tepat waktu. Sehingga faktor-faktor tersebut harus

dipertimbangkan dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, agar

dapat memperbaiki sistem pengendalian intern serta dapat memberikan

informasi yang tepat dan akurat.

Berdasarkan hasil observasi sementara oleh peneliti dengan

wawancara dengan salah satu manajer PT. GARAM (Persero) Surabaya

telah mengembangkan Sistem Informasi Akuntansi merupakan suatu

komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasi, mengolah,

menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan

keputusan yang relevan kepada pihak luar perusahaan (kantor pajak,

investor, dan kreditor) dan pihak intern (manajemen), sehingga

memudahkan para pemakai informasi dalam memperoleh informasi sesuai

dengan kebutuhan masing-masing divisi, dalam pengembangan Sistem


(22)

Informasi Akuntansi ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi

perusahaan dan kepuasan pemakai informasi tersebut.

Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui bagaimana “Faktor – faktor yang mempengaruhi Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi

pada

PT. GARAM (Persero) Surabaya”

1.2.

Perumusan Masalah

2.

Apakah terdapat pengaruh positif Partisipasi Pemakai,

Dukungan Manajemen Puncak, dan Kemampuan Teknik Personal Sistem

Informasi terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT. GARAM

(Persero) di Surabaya?

3.

Manakah diantara variabel tersebut yang mempunyai

pengaruh yang paling dominan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

pada PT. GARAM (Persero) di Surabaya?

3.1.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan, maka tujuan penelitian ini adalah:

Menguji secara empiris adanya Partisipasi Pemakai, Dukungan

Manajemen Puncak, dan Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi

berpengaruh terhadap Sistem Informasi Akuntansi.


(23)

Dari Penelitian ini diharapkan agar pihak-pihak yang

berkepentingan dapat mengambil manfaat antara lain:

1.

Bagi Peneliti

Sebagai langkah kongkrit untuk penerapan ilmu berdasarkan teori

yang selama ini didapat, serta dapat menambah pengetahuan tentang

kondisi perusahaan dan permasalahan yang dihadapinya, sehingga

dapat diambil suatu kesimpulan yang tepat.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan pedoman untuk

perusahaan dalam bidang sistem informasi. Demikian pula diharapkan

sebagai input bagi pengambilan keputusan untuk menelaah lebih lanjut

mengenai Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi

3. Bagi Universitas

Sebagai tambahan koleksi perpustakaan, bahan referensi dan

bahan masukan bagi penelitian lebih lanjut, yang berhubungan dengan

masalah yang ada.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang masalah Sistem Informasi Akuntansi dan dapat

dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian, telah dilakukan

oleh:

1.

Lau (2004)

Judul:

“Pengaruh Partisipasi Pemakai terhadap Kepuasan

Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi dengan Lima

Variabel Moderating”

Rumusan masalah:

1.

Apakah ada pengaruh partisipasi pemakai terhadap

kepuasan pemakai dalam proses pengembangan sistem

informasi?


(25)

2.

Apakah dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai

pengembang, kompleksitas tugas, kompleksitas sistem, dan

pengaruh pemakai memoderasi pengaruh pertisipasi pemakai

terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem

informasi?

Hipotesis:

1.

Diduga ada pengaruh antara partisipasi pemakai terhadap

kepuasan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi

2.

Diduga manajemen puncak, komunikasi pemakai

pengembang, kompleksitas tugas, kompleksitas sistem, dan

pengaruh pemakai memoderasi pengaruh pertisipasi pemakai

berpengaruh terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan

sistem informasi.

Alat Uji:

Regresi linier sederhana dan Moderated Regresi Analysis


(26)

1.

Partisipasi pemakai berpengaruh positif kepuasan dalam

proses pengembangan sistem informasi, dengan koefisien

determinasi sebesar 0,091.

2.

Dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai

pengembang, kompleksitas tugas, kompleksitas sistem, dan

pengaruh pemakai memoderasi,

partisipasi pemakai berpengaruh positif terhadap kepuasan

pemakai dalam pengembangan Sistem Informasi.

2. Sunarti Setianingsih (1998)

Judul:

“Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak dan Komuniklasi

Pemakai-pengembang terhadap Hubungan Partisipasi dan Kepuasan

Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi”

Rumusan Masalah:

1.

Apakah ada hubungan antara partisipasi pemakai dengan

kepuasan pemakai dalam proses pengembangan Sistem

Informasi ?


(27)

2.

Apakah dukungan manajemen puncak berpengaruh

terhadap hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai

dalam pengembangan Sistem Informasi ?

3.

Apakah komunikasi pemakai-pengembang berpengaruh

terhadap hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai

dalam pengembangan Sistem Informasi ?

Hipotesis :

1.

Diduga ada hubungan antara partisipasi pemakai dengan

kepuasan dalam proses pengembangan Sistem Informasi.

2.

Diduga dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap

hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai dalam

pengembangan Sistem Informasi.

3.

Diduga komunikasi pemakai-pengembang berpengaruh

terhadap hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai

dalam pengembangan Sistem Informasi.

Alat Uji :

Untuk menguji hubungan antara partisipasi pemakai dan

kepuasan pemakai digunakan model persamaan regresi sederhana,

sedangkan untuk menguji pengaruh dua faktor kontijensi

menggunakan Moderated Regression Analysis (MRA).


(28)

Hasil Penelitian :

1.

Partisipasi Pemakai mempunyai hubungan yang positif dan

signifikan dengan kepuasan pemakai, dengan koefisien

determinasi (R

2

) sebesar 0,096.

2.

Dukungan manajemen puncak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap hubungan antara partisipasi dan kepuasan

pemakai dalam pengembang Sistem Informasi, dengan koefisien

interkasi sebesar 0,469.

3.

Komunikasi pemakai-pengembang tidak berpengaruh

signifikan terhadap hubungan antara partisipasi dan kepuasan

pemakai dalam pengembang Sistem Informasi

tetapi komunikasi pemakai-pengembang berpengaruh langsung

terhadap kepuasan pemakai.

3.Dian Dwi Susanti (2007)

Judul :“Faktor – faktor yang mempengaruhi Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi Pada PT. SIANTAR TOP, Tbk Waru-

Sidoarjo”.

Rumusan Masalah :

1.

Apakah terdapat pengaruh positif Dukungan Manajemen

Puncak, Partisipasi Pemakai, dan Kemampuan Teknik Personal


(29)

Pemakai Sistem Informasi terhadap Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi pada PT.SIANTAR TOP, Tbk Waru-Sidoarjo?

2.

Manakah diantara variabel tersebut yang mempunyai

pengaruh yang paling dominan terhadap Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi pada PT.SIANTAR TOP,Tbk Waru-Sidoarjo ?

Hipotesis :

1.

Diduga Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak,

Partisipasi Pemakai, dan Kemampuan Teknik Personal Sistem

Informasi berpengaruh positif signifikan terhadap Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi.

2.

Diduga Dukungan Manajemen Puncak berpengaruh paling

dominan Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Alat Uji :

Regresi linier berganda (Multiple Regression)

Hasil Penelitian :

1.

Variabel partisipasi pemakai, Dukungan Manajemen

Puncak, dan Kemampuan Teknik Personal berdasarkan koefisien

determinasi memberikan pengaruh signifikan terhadap Kinerja


(30)

Sistem Informasi Akuntansi sebesar 71,2% sedangkan sisanya

sebesar 28,7% dipengaruhi faktor lain.

2.

Nilai r

2

parsial untuk variabel dukungan manajemen puncak

adalah sebesar 27 % untuk variabel partisipasi pemakai adalah

sebesar 31,3% untuk variabel Kemampuan teknik personal adalah

sebesar 30,6%. Sehingga variabel yang paling dominan

pengaruhnya terhadap kinerja sistem informasi akuntansi adalah

variabel partisipasi pemakai.

Tabel : 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu


(31)

Lau (2004)

“Pengaruh Partisipasi

pemakai terhadap

Kepuasan Pemakai

dalam Pengembangan

Sistem Informasi

dengan Lima Variabel

Moderating

Variabel Bebas :

Dukungan Manajemen Puncak

(X1)

Komunikasi Pemakai-Pengembang

(X2)

Kompeleksitas Tugas (X3)

Kompleksitas Sistem (X4)

Pengaruh Pemakai (X5)

Variabel Terikat :

Partisipasi Pemakai

Kepuasan Pemakai (Y)

Dian Dwi Susanti

(2007)

“Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi

Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi

Pada PT. SIANTAR

TOP, Tbk

Waru-Sidoarjo”.

Variabel Bebas:

Dukungan Manajemen Puncak

(X1)

Partisipasi Pemakai (X2)

Kemampuan Teknik Personal

Sistem Informasi Akuntansi (X3)

Variabel Terikat :

Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi (Y)

Sunarti Setianingsih

(1998)

“Pengaruh Dukungan

Manajemen Puncak

dan Komunikasi

Pemakai-Pengembang

terhadap Hubungan

Partisipasi dan

Variabel Bebas:

Partisipasi Pemakai (X1)

Dukungan Manajemen Puncak

(X2)

Komunikasi

Pemakai-Pengembang(X3)


(32)

Kepuasan Pemakai

dalam Pengembangan

Sistem Informasi”.

Variabel Terikat: Kepuasan

Pemakai (Y)

Nurul Apria Sari (2010)

“Faktor – faktor yang

Mempengaruhi

Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi

Pada PT.GARAM

(persero) surabaya”.

Variabel Bebas:

Partisipasi Pemakai (X1)

Dukungan Manajemen Puncak

(X2)

Kemampuan Teknik Personal

Sistem Informasi Akuntansi (X3)

Variabel Terikat :

Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi (Y)

Sumber: Peneliti

Dari tabel diatas diperoleh Persamaan dan Perbedaan Penelitian

Terdahulu seperti yang dikemukakan Lau (2004) dengan judul Pengaruh

Partisipasi pemakai terhadap Kepuasan pemakai dalam pengembangan

Sistem Informasi dengan lima variabel moderating, Variabel bebas terdiri

dari Dukungan Manajemen Puncak (X1), Komunikasi Pemakai –

Pengembang (X2), Kompleksitas Tugas (X3), Kompleksitas Sistem (X4),

Pengaruh Pemakai (X5), Variabel terikat Partisipasi Pemakai terhadap

Kepuasan Pemakai (Y). Dian Dwi Susanti (2007) dengan judul Faktor –


(33)

faktor yang mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada PT.

SIANTAR TOP, Tbk Waru-Sidoarjo. Variabel bebas terdiri dari Dukungan

Manajemen Puncak (X1), Partisipasi Pemakai (X2), Kemampuan Teknik

Personal Sistem Informasi Akuntansi (X3), Variabel terikat Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi (Y). Sunarti Setianingsih (1998) dengan judul

Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak dan Komunikasi Pemakai-

Pengembang terhadap Hubungan Partisipasi dan Kepuasan Pemakai dalam

Pengembangan Sistem Informasi. Variabel bebas terdiri dari Partisipasi

Pemakai (X1), Dukungan Manajemen Puncak (X2), Komunikasi Pemakai-

Pengembang (X3), Variabel terikat Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y).

Nurul Apia Sari (2010) dengan judul Beberapa Faktor yang mempengaruhi

kinerja sistem informasi akuntansi pada PT.GARAM (persero) Surabaya.

Variabel bebas Partisipasi Pemakai (X1), Dukungan Manajemen Puncak

(X2), Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi (X3).

Variabel terikat Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y).

2.2

Landasan Teori

Dalam landasan teori akan disajikan beberapa teori yang relevan

dengan permasalahan yang dibahas teori-teori tersebut disajikan dalam

sub-sub bab meliputi Dukungan Manajemen Puncak, Partisipasi Pemakai,

Kemampuan Teknik Personal, Kompleksitas Tugas dan Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi.


(34)

2.2.1

Pengertian Akuntansi Secara Umum

Dapat dikatakan bahwa akuntansi merupakan penyedia informasi,

sehingga menurut Kieso dan Weygandt (2002;2), akuntansi adalah

pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi keuangan

tentang entitas ekonomi kepada pemakai yang berkepentingan. Oleh sebab

itu akuntansi memegang peranan penting dimana menurut Warren dan Fess

(2005;10), akuntansi adalah system informasi yang menghasilkan laporan

kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktifitas ekonomi dan

kondisi perusahaan.

Dari definisi mengenai akuntansi diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa akuntansi merupakan proses pengolahan informasi yang berkaitan

dengan kesatuan ekonomi yang bersifat kuantitatif yang dapat menjadi dasar

bagi pihak ekstern dan intern untuk mengambil keputusan. Sehingga

akuntansi disebut sebagai bahasa perusahaan, karena melalui akuntansilah

perusahaan dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan

orang-orang akan mengambil tindakan berdasarkan laporan tersebut.

2.2.2

Pengertian Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan penerapan sistem

informasi didalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang

dibutuhkan tingkat manajemen.


(35)

organisasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data

untuk menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan

manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.

2.2.3

Pengertian Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Organisasi menggantungkan diri pada sistem informasi untuk

mempertahankan kemampuan berkompetensi. Produktivitas sebagai suatu

hal yang penting agar tetap kompetitif, dapat ditingkatkan melalui sistem

informasi yang lebih baik.

Menurut Baridwan (1997;3) sistem informasi akuntansi (SIA)

adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan,

mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan

informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan kepada pihak

di luar perusahaan (kantor pajak, investor, dan kreditor) dan pihak intern

(manajemen).

Menurut Bodnar dan Hopwood (2000;1) SIA adalah kumpulan

sumberdaya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah

data menjadi informasi. Informasi ini dikomunikasikan kepada beragam

pengambilan keputusan. SIA mewujudkan perubahan ini apakah secara

manual atau terkomputerisasi.

Menurut Jogiyanto (2000;49) adalah suatu subsistem dari sistem

informasi bisnis yang dihubungkan dengan tipe suatu informasi dan


(36)

Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Sistem

Informasi Akuntansi lebih merujuk pada sistem Akuntansi berbasis

komputer atau lebih dikenal dengan nama Sistem Pengolahan data

Elektronik (Electronik Data Processing).

2.2.3.1 Peranan Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Organisasi perusahaan modern yang dilayani oleh sistem informasi

akuntansi merupakan suatu badan atau lembaga yang sangat kompleks.

Posisi penting dalam dunia modern menimbulkan kepentingan dalam

aktivitas-aktifitasnya, diantaranya adalah golongan masyarakat yang

langsung tertarik antara lain adalah para pelanggan , leveransir (supplier),

pegawai, pemberi kredit atau pemberi pinjaman, pemegang saham dan

berbagai instansi pemerintah yang berkepentingan dalam hal tersebut.

Akan sangat berguna bila SIA ditinjau dari sudut pandang para

pemakai informasi akuntansi yang memanfaatkan sebagai dasar untuk

pengambilan keputusan. Hal ini dikemukakan oleh Widjajanto (2001;14)

tentang peranan SIA dalam suatu organisasi perusahaan.

2.2.3.2

Jenis Sistem Informasi

Istilah Sistem informasi menganjurkan penggunaan teknologi

komputer dalam organisasi untuk menyajikan informasi kepada pemakai.

Sistem Informasi berbasis komputer merupakan sekelompok perangkat

keras dan lunak yang dirancang untuk mengubah data menjadi informasi


(37)

Menurut Bodnar dan Hopwood (2000;4) terdapat beberapa jenis

sistem informasi berbasis komputer yaitu :

1.

Pengolahan data elektronik – Electrinic Data Processing

(EDP) adalah pemanfaatan teknologi komputer untuk melakukan

pengolahan data dan transaksi – transaksi dalam suatu organisasi. EDP

adalah aplikasi akuntansi paling dasar dalam setiap organisasi.

2.

SIM (Manajemen Informasi System) menguraikan

penggunaan teknologi komputer untuk menyediakan informasi bagi

pengambilan keputusan manajer. SIM menyediakanberagam informasi

diluar yang berkaitan dengan pengolahan data dalam organisasi,

misalnya :

a.

Sistem Informasi Pemasaran adalah SIM yang menyediakan

informasi untuk digunakan oleh fungsi pemasaran. Kebanyakan

dari informasi oleh SIA organisasi, contohnya ikhtisar

penjualan dan informasi biaya.

b.

Sistem Informasi Produksi adalah SIM yang menyediakan

informasi untuk digunakan oleh fungsi produksi. Kebanyakan

dari informasi disediakan oleh SIA organisasi, misal ikhtisar

persediaan dan informasi biaya.

c.

Sistem Informasi SDM adalah SIM yang menyediakan

informasi untuk digunakan oleh fungsi SDM (Kepegawaian).


(38)

Kebanyakan dari informasi disediakan oleh SIA organisasi,

misal ikhtisar pajak upah, pajak, informasi bermanfaat.

d.

Sistem Informasi Keuangan adalah SIM yang menyediakan

informasi untuk digunakan oleh fungsi keuangan. Kebanyakan

dari informasi aplikasi – aplikasi sistem informasi akuntansi

organisasi. Contohnya adalah ikhitisar arus kas dan informasi

pembayaran.

3.

Sistem Pendukung Keputusan – Decission Support System

(DSS)

Dalam sistem pendukung keputusan, Data diproses kedalam format

pengambilan keputusan bagi kepentingan pemakai akhir. DSS

mensyaratkan penggunaan model – model keputusan dan berbasis data

khusus serta benar – benar terpisah dari pengolahan data.

4.

Sistem Pakar – Expert System (ES). Sistem Pakar (ES)

adalah sistem informasi basis pengetahuan yang memanfaatkan

pengetahuanya tentang bidang aplikasi tertentu untuk bertindak seperti

seorang konsultan ahli bagi pemakainya. Seperti DSS, ES mensyatkan

penggunaan model – model keputusan dan basis data pengolahan

khusus. Tidak seperti DSS, ES juga mensyaratkan pengembangan

Knowledge base – pengetahuan khusus yang dimiliki oleh seorang ahli

dalam pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan oleh


(39)

seorang ahli, DSS membantu pemakai dalam pengambilan keputusan,

sedangkan ES membuat keputusan sendiri.

5.

Sistem Informasi Executif – Information Executive System

(EIS), dibuat bagi kebutuhan informasi strategi manajen puncak.

Banyak informasi yang dipergunakan oleh manajemen puncak datang

dari sumber luar sistem informasi organisasi, tetapi sebagian informasi

harus diproses melalui sistem informasi yang telah diproses oleh

sistem informasi organisasi. EIS menyediakan akses yang mudah

untuk memilih informasi yang telah diproses òleh sistem informasi

organisasi manajemen puncak.

6.

Sistem Informasi Akuntansi sebagai sistem berbasis

komputer yang dirancang untuk mengubah data akuntansi menjadi

informasi. Tetapi istilah SIA lebih luas dari itu guna mencakup siklus –

siklus pemrosesan transaksi, pengguna teknologi informasi dan

pengembangan sistem.

2.2.3.3

Pengembangan Sistem Informasi

Sistem Informasi berkembang selama masa hidup suatu

perusahaan. Artinya suatu sistem yang baru akan mengganti sistem yang

sedang digunakan jika tidak memadai lagi.

Menurut Elfreda (2004;26) Pengembangan Sistem Informasi

Akuntansi merupakan proses memodifikasi atau mengubah bagian – bagian


(40)

substansial mengenai waktu, sumber daya dan merupakan aktifitas yang

berkesinambungan.

Menurut

Wilkinson

(1993;14)

terdapat beberapa siklus

pengembangan sistem informasi antara lain :

1.

Perencanaan Sistem, meletakkan dasar bagi sistem

informasi baru atau sistem informasi hasil revisi. Dalam tahap ini

meliputi persiapan rencana sistem induk di samping juga usulan

proyek sistem untuk melaksanakan rencana tersebut.

2.

Analisis Sistem, meliputi survey dan analisis terhadap

sistem informasi yang sekarang. Dalam tahap ini akan menentukan

informasi yang diperlukan para pengguna dari sistem yang baru

disamping juga persyaratan teknis dari sistem itu sendiri.

3.

Desain Sistem, penentuan spesifikasi (yaitu, jawaban

terhadap pertanyaan – pertanyaan mengenai desain yang dikemukakan

pada bagian sebelumya) yang memenuhi kebutuhan dan persyaratan

yang ditentukan selama tahap analisis sistem. Seringkali dibuat desain

alternatif dan alternatif ini dievaluasi. Tahap ini diakhiri dengan hasil

spesifikasi desain yang lengkap yang paling sesuai dengan situasi dan

keadaan perusahaan sekarang dan yang akan datang.


(41)

4.

Justifikasi dan Seleksi Sistem, analisis rinci mengenai

manfaat dan biaya desain sistem tertentu.Tahap ini juga mencakup

evaluasi usulan – usulan dari produsen peralatan pemrosesan, agar

peralatan yang paling sesuailah yang dipilih untuk

mengimplementasikan desain.

5.

Implementasi Sistem, terdiri dari langkah – langkah seperti

perlengkapan rinci untuk rancangan baru, pengangkatan dan pelatihan

(training) karyawan baru, penginstalan dan penyajian peralatan baru

serta penerapan awal dari sistem yang baru itu.

2.2.3.4.

Penggunaan komputer Dalam Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Karena informasi merupakan hasil proses dari data, maka sistem

informasi akuntansi merupakan pemrosesan data yang berupa transaksi

didalam suatu sistem. Informasi adalah data yang berguna yang diolah

sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat.

Sistem adalah kumpulan sumberdaya yang berhubungan untuk mencapai

tujuan tertentu oleh Bodnar dan Hopwood (2000;1).

Digunakannya komputer sebagai alat bantu memproses atau

mengolah data tidak mengubah hakikat sistem informasi akuntansi, tetapi

prosedur dan pengolahan datanya menjadi berbeda dibanding dengan sistem

manual. Perancangan sistem adalah proses menspesifikasikan rincian solusi

yang dipilih oleh proses analisis sistem oleh Bodnar dan Hopwood


(42)

Gambar. 1 : Siklus Pengolahan Data dengan Manual

Sumber : Baridwan, Zaki, 1994, Bunga Rampai SIA, edisi pertama,

BPFE, Yogyakarta, hal 128

Gambar.2 : Siklus Pengolahan Data dengan Komputer

Bukti

Transaksi

Jurnal Buku

Besar

Laporan Keuangan

Buku Pembantu

Laporan

Bukti Transaksi

Jurnal

Buku Besar

Laporan Keuangan dan laporan lain, yaitu


(43)

Sumber : Baridwan, Zaki, 1994, Bunga Rampai SIA, edisi pertama, BPFE,

Yogyakarta, hal 128.

Pemrosesan data dengan komputer dapat dilakukan lebih mudah,

lebih cepat serta lebih banyak. Demikian pula informasi yang dihasilkan

juga lebih banyak, lebih cepat dan lebih akurat. Tidak dapat dielakkan

bahwa kemampuan komputer untuk membantu mengolah data jauh lebih

akurat dan lebih cepat ketimbang kemampuan manusia mengolah data

secara manual.

2.2.3.5.

Para Pemakai Informasi Akuntansi

Menurut Simamora (2000;8) pihak – pihak yang membutuhkan

informasi terdiri atas beberapa kalangan. Pada umumnya pemakai laporan

keuangan dapat dibagi dalam dua golongan antara lain, para pemakai

internal dan pemakai eksternal.

a.

Pemakai Internal

Para manajer dan staf internal dari berbagai entitas bisnis. Manajer

– manajer perusahaan memakai informasi akuntansi untuk

menetapkan sasaran bagi organisasinya, untuk mengevaluasi

kemajuan terhadap sasaran – sasaran tersebut dan mengambil tindakan


(44)

b.

Pemakai Eksternal

1.

Pemilik Perusahaan, para pemilik ( owners) telah

menanamkan dana mereka yang berharga ke dalam suatu

organisasi bisnis. Orang – orang ini menghendaki wawasan tentang

keinginan pendapat dimasa lalu, kemungkinan pertumbuhan pada

waktu yang akan datang dan prospek arus kas.

2.

Karyawan, para karyawan berkepentingan dengan penilaian

posisi finansial perusahaan. Mereka guna menunjukkan suatu

indikasi keselamatan pekerjaan mereka. Selain itu, Kalangan

karyawan juga berminat pada informasi yang memungkinkan

mereka menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas

jasa, tunjangan, pensiunan dan kesempatan kerja.

3.

Investor, investor memasok dana yang dibutuhkan untuk

memulai kegiatan usaha. Untuk memutuskan apakah permodalan

suatu perusahaan, pemodal – pemodal biasanya mengevaluasi

besarnya pendapatan yang diperkirakan dapat diraup dari investasi

mereka.

4.

Kreditor, kreditor adalah pihak yang menyediakan barang –

barang, jasa- jasa, dan sumber – sumber daya keuangan bagi

perusahaan baik dengan mengucurkan kredit usaha maupun

melakukan pinjaman. Kreditor berminat untuk mengetahui


(45)

kesanggupan sebuah perusahaan melunasi kewajiban – kewajiban

secara tepat waktu dan terjadwal.

5.

Badan Pemerintah, pemerintah membutuhkan informasi

dalam mengatur upayanya mengatur kegiatan – kegiatan

perusahaan dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan

nasional dan statistik lainnya. Pemerintah pusat atau daerah

menarik pajak dari perusahaan. Besarnya pajak terutang yang harus

dibayar tentunya ditetapkan berdasarkan angka yang tertera dalam

laporan keuangan.

6.

Organisasi nirlaba, organisasi nirlaba seperti yayasan

pendidikan, rumah sakit dan panti asuhan memakai informasi

akuntansi untuk merencanakan dan mengelola aktifitas –

aktifitasnya. Mereka ini juga perlu menyusun anggaran, menggaji

pegawai – pegawainya, membeli peralatan, yang semuanya itu

membutuhkan informasi akuntansi.

7.

Masyarakat, masyarakat umum sering bergantung pada

informasi keuangan yang dirangkum dalam laporan – laporan

keuangan untuk mengevaluasi tindakan – tindakan perusahaan

besar di Indonesia. Masyarakat banyak memakai informasi

finansial dalam menilai keberadaan ekonomi perusahaan –

perusahaan ditengah masyarakat.


(46)

Menurut Wilkinson (1993;8) sistem informasi dalam dunia bisnis

dan pemerintah mempunyai tiga tujuan, meliputi :

1.

Menyediakan informasi yang menunjang pengambilan

keputusan

2.

Menyediakan informasi yang mendukung operasi harian

3.

Menyediakan informasi yang menyangkut pengelolaan

kekayaan ( berkenaan dengan kepengurusan).

Dua tujuan pertama menyangkut kepentingan pemakai internal dan

eksternal, sedangkan yang ketiga hanya untuk pihak eksternal hampir semua

informasi yang diperlukan oleh dua tujuan terakhir merupakan data

transaksi yang diolah, sementara untuk tujuan kedua hanya sebagian.

2.2.4.

Akuntansi Keperilakuan

Akuntansi Keperilakuan diyakini dapat menjadi suatu terobosan

yang baik dalam pengukuran bisnis dan informasi yang memungkinkan para

direktur eksekutif, direktur, dan pembuat rencana strategis lainnya untuk

mengoptimalkan keputusan yang diambil, yang pada akhirnya dapat

meningkatkan kinerja perusahaan. Akuntansi keperilakuan tidak sama

dengan akuntansi tradisonal yang hanya melaporkan data keuangan.

Akuntansi keperilakuan menggunakan metodologi ilmu pengetahuan

perilaku untuk melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan

melaporkan faktor manusia yang memengaruhi keputusan bisnis dan hasil


(47)

mereka. Akuntansi keperilakuan menyediakan suatu kerangka yang disusun

berdasarkan teknik berikut ini, yaitu:

1.

Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis

terhadap orang-orang dan kinerja perusahaan.

2.

Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat

yang relevan terhadap perencanaan strategis.

3.

Untuk memengaruhi pendapat dan perilaku guna

memastikan keberhasilan implementasi kebijakan perusahaan.

2.2.5. Faktor – faktor yang mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi.

2.2.5.1. Partisipasi Pemakai

Pentingnya partisipasi pemakai dalam pengembangan telah diakui

secara luas dalam literatur. Partisipasi digunakan untuk menunjukkan

intervensi personal yang nyata dari pemakai dalam pengembangan sistem

informasi, mulai tahap dari perencanaan, pengembangan sampai tahap

implementasi sistem informasi (Setianingsih dan Indiantoro,1998;195).

Partisipasi atau keterlibatan pengguna SIA bisa berpengaruh

terhadap hasil pengembangan SIA dan memiliki hubungan positif terhadap

kinerja sistem informasi akuntansi yang dihasilkannya (Sugiarto,2006;142).


(48)

Menurut Davis dan Newstrom ( 1996;179) menyatakan bahwa

partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional orang – orang dalam

situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi

pada tujuan kelompok dan berbagai tanggung jawab pencapaian tujuan itu.

Menurut Lindrianasari (2001;85) Partisipasi pemakai didefinisikan

sebagai perilaku dan tindakan yang dilakukan melelui suatu target yang

telah ditentukan sebelumnya atau sesuai dengan kemampuan pengguna

selama proses pendesainan sistem

Menurut Davis (1996:179) ada tiga aspek yang sangat penting

dalam partisipasi kerja, antara lain:

1.

Keterlibatan emosi dan mental pegawai, berpartisipasi

berarti melibatkan emosi dan mental pegawai daripada kegiatan fisik.

2.

Motivasi untuk menyumbang, memberikan ide- ide kreatif

dan membangun aspek yang sangat penting.

3.

Penerimaan tanggung jawab, partisipasi kerja menuntut

pegawai untuk mampu menerima tanggung jawab dalam kelompok.

Pada kenyataanya sering kali pemakai lebih mengetahui apa yang

mereka butuhkan dalam suatu sistem informasi. Dengan diajak

berpartisipasi, maka pemakai dapat menyampaikan keinginan mereka

berkaitan dengan proses pengembangan sistem informasi.


(49)

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengawasan usaha – usaha para anggota organisasi lainnya

untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan (Handoko 2003; 8).

2.2.5.2.1. Pengertian Dukungan Manajemen Puncak

Menurut Jen (2002;139), Dukungan manajemen puncak yang

memadai dalam proses pengembangan sistem informasi dan pengoperasian

sistem informasi dalam perusahaan akan meningkatkan keinginan pemakai

untuk menggunakan sistem informasi yang ada dan merasa puas dalam

menggunakan sistem tersebut, karena mendapat dukungan manajemen

puncak di perusahaan. Bahwa kepuasan pemakai meningkat apabila

manajemen puncak memberikan dukungan makin tinggi, jadi dukungan

manajemen puncak memiliki hubungan yang positif signifikan dengan

kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Menurut Elfreda (2004;32) Dukungan Manajemen Puncak adalah

perilaku eksekutif yang berhubungan dengan perencanaan sistem informasi,

pengembangan dan implementasinya.

Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan

manajemen puncak adalah dukungan atau dorongan yang dilakukan

eksekutif yang berada dipuncak perusahaan dan yang bertanggung jawab

untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan.


(50)

Menurut Handoko 2003 ; 23) ada lima fungsi manajemen yaitu :

a.

Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah penetapan tujuan, prosedur, budget dan

program dari suatu organisasi.

b.

Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah suatu proses manajemen yang

menyebabkan orang fungsi dan faktor jasmaniah dapat bekerja sama

untuk membentuk satuan yang dapat dipimpin dan diawasi. Selepas

perencanaan manajer menetapkan dengan pasti kegiatan – kegiatan

yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan kemudian mengelompikan

kegiatan – kegiatan tersebut menjadi satuan kerja.

c.

Pembimbingan (Staffing)

Pembimbingan adalah suatu kegiatan yang mengupayakan agar

satuan – satuan dalam organisasi dapat bergerak bersama – sama

menuju sesuatu yang telah dihajatkan. Kegiatan ini memanfaatkan

segala saluran yang telah ditetapkan oleh kegiatan pengorganisasian.

d.

Pengarahan (Directing)

Pengorganisasian mengandung kerjasama dan partisipasi kerja

sama yang dimaksud adalah kerjasama berbagai kegiatan yang

merupakan bagian dari kesatuan usaha yang dilaksanakan. Koordinasi

adalah segala usaha yang diperlukan tertuju kepada tujuan bersama


(51)

pekerjaan. Setiap pengorganisasian yang baik senantiasa membutuhkan

kerjasama yang baik pula.

e.

Pengawasan (Controlling)

Kegiatan pengawasan selebihnya adalah membandingkan atau

menilai dengan cara ukuran bahu yang diakui dengan kedudukan

pekerjaan nyata. Kegiatan ini berakhir pada tindakan perbaikan

apabila terdapat sesuatu yang dipandang perlu diperbaiki.

2.2.5.2.3. Tingkatan Manajemen

Menurut Handoko (2003 ; 17) Tingkatan manajemen dalam

organisasi dibagi menjadi tiga golongan yang berbeda yaitu :

a.

Manajemen Lini Pertama

Tingkatan paling rendah dalam organisasi yang memimpin dan

mengawasi tenaga operasional. Sebutan lain bagi manajer lini

adalah pimpinan, mandor, penyelia.

b.

Manajemen Menengah

Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan –

kegiatan para manajer lainnya. Selain itu juga dituntut untuk

menjalin hubungan baik dengan rekan – rekan disekitar organisasi,

dan meyelesaikan konflik sebutan lain dari manajer menengah

adalah manajer departemen, kepala pengawas.


(52)

c.

Manajemen Puncak

Manajer puncak bertanggung jawab atas keseluruhan manajer

organisasi yaitu dalam hal penyusunan tujuan organisasi,

menentukan strategi dan pembuatan keputusan yang mempengaruhi

organisasi. Sebutan lain dari manajer puncak adalah direktur,

presiden, kepala devisi, wakil presiden senior.

2.2.5.3. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi.

Pendekatan pengalaman (axperiental theory) terhadap perilaku

didasari pada orang yang lebih percaya akan pengalaman mereka sendiri

daripada pengalaman orang lain (Pace dan Faules 1998;439).

Menurut pandangan ini, orang mengubah perilaku mereka dengan

menguji kepercayaan mereka berdasarkan reaksi mereka terhadap situasi

dimana mereka merasakan dorongan emosi yang penting. Dengan

menggambarkan apa yang terjadi pada mereka, individu mengembangkan

penjelasan personal atas reaksi mereka dan membuat usaha yang sadar

untuk mencoba cara berperilaku alternatif dalam situasi yang lain.

Kemampuan teknis dair personal memiliki pengaruh yang besar

dalam pengembangan sistem informasi. Selain itu menambahkan rata- rata

pendidikan dan tingkat pengguna sistem informasi yang bisa digunakan

sebagai pengukuran kemampuan dari personal sistem informasi. Kinerja


(53)

dari sistem informasi berhubungan dengan kualitas teknik atau kualitas

pengembangan dari sistem tersebut, dimana hal ini merupakan tanggung

jawab dari personel sistem informasi ( Sugiarto Prajitno 2006;142).

Menurut Soegiharto (2001;179), jika para pengguna sistem

semakin memahami teknologi, tugas dan keputusan yang diambil dan

lingkungan sosial – politis ditempat digunakannya sistem tersebut, maka

mereka akan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi pengembangan

sistem tersebut.

Rata- rata level pendidikan dan pengalaman anggota kelompok

sistem digunakan sebagai pengukur kemampuan personal sistem informasi

(Soegiharto,2001;179)

Sehingga dari asumsi diatas maka peneliti dapat mengambil

kesimpulan bahwa kemampuan teknik personal sistem informasi adalah

kesanggupan individu atau personal dalam menggali potensi diri untuk

mengembangkan sistem informasi organisasi.

2.2.6. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Menurut Sugiarto (2006;141) mengukur efektifitas sistem

informasi dengan menggunakan kepuasan pemakai dan pemakaian sistem.

Menurut Jen (2002;137), mengukur kinerja sebuah sistem

informasi akuntansi ke dalam dua persepsi yaitu kepuasan pemakai atas

pemakaian sistem informasi akuntansi dan pemakaian sistem itu sendiri oleh


(54)

para karyawan pada departemen akuntansi, keuangan dan perpajakan dalam

membantu penyelesaian dalam pekerjaan mereka, untuk mengelola data –

data keuangan menjadi informasi akuntansi.

2.2.6.1 Kepuasan Sistem Informasi Akuntansi

Kepuasan sering dihubungkan dengan pekerjaan (kepuasan

kerja).Kepuasan kerja merupakan seperangkat perasaan pegawai tentang

menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka.(Davis, 1996;105).

Menurut Robbins (2002;36) kepuasan kerja mengacu kepada sikap

individu secara umum terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat

kepuasan kerja yang tinggi mempunyai sikap positif terhadap pekerjaannya,

seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya mempunyai sikap

negatifterhadap pekerjaan tersebut.

Berdasarkan pendapat diatas kepuasan kerja adalah suatu perasaan

menyenangkan atau tidak menyenangkan diri pegawai yang berhubungan

dengan pekerjaan melibatkan aspek – aspek seperti upah atau gaji yang

diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai

lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi perusahaan

dan mutu kepengawasan. Sedangkan perasaan yang berhubungan dengan

dirinya antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.

Menurut Setianingsih (1998 ; 198-199) kepuasan pemakai adalah

seberapa jauh pemakai percaya pada sistem informasi yang disediakan


(55)

sebagai tujuan penting dari sistem informasi dalam mendukung pembuatan

keputusan.

Oleh sebab itu, dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa kepuasan pemakai menurut peneliti adalah pengungkapan rasa

senang atau tidak senang timbul dalam diri pemakai sehubungan dengan

partisipasi yang diberikannya selama pengembangan sistem informasi.

2.2.6.2 Pemakaian Sistem

Pemakaian sistem dapat diindikasikan juga sebagai

pengimplikasian sistem. Implementasi sistem adalah Implementasi sistem

mencakup pelaksanaan rencana perancangan. Pelaksanaan mencakup

pemilihan dan pelatihan personel, pemasangan peralatan komputer baru,

perancangan sistem secara rinci, penulisan dan pengujian program –

program komputer, pengujian sistem, pengembangan standar – standar,

dokumentasi, dan pengubahan berkas. Pelaksanaan perancangan secara rinci

selama tahap implementasi seringkali mencakup pemrograman komputer

(Bodnar dan Hopwood, 2000;34). Beberapa pekerjaan yang dilakukan pada

tahap implementasi adalah (Winarno, 1994;176)

1.

Pemilihan dan pelatihan karyawan, sistem yang baru

biasanya berbeda dengan sistem yang lama sehingga memerlukan

karyawan baru dengan keahlian yang diperlukan untuk menjalankan


(56)

2.

Persiapan secara fisik, meliputi pemasangan komputer,

pengaturan tempat kerja, penambahan model dan penataan kembali

berbagai tempat penyimpanan berkas.

3.

Pengujian program dan prosedur, setelah komputer,

perabotan dan mesin terpasang, analisis sistem dapat menginstalasi

program ke dalam komputer dan mengujinya.

4.

Pembuatan dokumentasi, menyesuaikan dokumentasi yang

telah ada sejak perencanaan sistem dengan keadaan sesungguhnya.

5.

Pengubahan data file, mengubah file

dan data ke bentuk

yang diterima oleh sistem yang baru.

2.2.6.3. Kualitas Sistem Informasi

Karakteristik kualitas informasi menurut Jogiyanto (2000;30) meliputi :

a.

Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan –

kesalahan dan tidak biasa atau menyesatkan.

b.

Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang dari

penerima tidak boleh terlambat.

c.

Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat

untuk pemakainya.


(57)

pengukuran terhadap ketepatan (kebenaran) informasi tersebut yang

mencerminkan realitasnya. Informasi yang tepat waktu, apabila informasi

tersebut aktual dan mutakhir. Informasi yang relevan, apabila informasi

tersebut tersedia sesuai dengan kebutuhan dalam pengambilan keputusan.

Umumnya suatu laporan penyajian informasi secara singkat pada hal – hal

yang penting saja, tetapi rincian dari informasi tersebut disajikan dalam

uraiannya.

2.2.7.

Teori - teori yang mendukung penelitian

2.2.7.1.

Pengaruh Partisipasi Pemakai Terhadap Kinerja

Sistem Informasi Akuntansi.

Partisipasi secara luas pada dasarnya merupakan proses

organisasional, dimana para individu terlibat dalam pembuatan keputusan

yang mempunyai pengaruh secara langsung terhadap individu tersebut dan

salah satu cara untuk memotivasi. Partisipasi dalam pengembangan sistem

informasi dari tahap perencanaan, pengembangan dan implementasi sistem

informasi, dalam pengembangan sistem informasi pemakai berpartisipasi

secara langsung akan membawa pengaruh yang baik terhadap organisasi,

maka partisipasi dapat digunakan sebagai dasar dalam pengukuran kinerja

sistem informasi akuntansi dalam nunik (2006;19).


(58)

Teori Y dari Mc Gregor

Teori ini dipelopori oleh Davis dan Newstrom,(1996 162) ini

diantaranya menyatakan bahwa orang – orang akan mengarahkan dan

mengendalikan diri sendiri untuk mencapai tujuan apabila mereka merasa

terikat dengan tujuan itu. Dalam kondisi yang sesuai, mereka belajar

menerima dan mencari tanggung jawab.

Dengan teori diatas maka partisipasi adalah bentuk dari pengarahan

dan pengendalian diri sendiri untuk mencapai tujuan. Partisipasi pemakai

informasi juga merupakan salah satu bentuk keterlibatan individu dalam

kegiatan pengembangan sistem informasi yang berguna untuk mencapai

kepuasan pemakai informasi.

2.2.7.2.

Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak Terhadap

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Dukungan Manajemen Puncak yang memadai dalam proses

pengembangan sistem informasi, perencanaan dan pengoperasian sistem

informasi dalam suatu perusahaan akan dapat meningkatkan keinginan

pemakai untuk menggunakan sistem informasi yang ada sehingga akan

muncul suatu kepuasan pemakai dalam penggunaan sistem informasi dan

bertanggung jawab akan kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan

dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan selain itu didukung dan

keterlibatan manajemen puncak memegang peranan penting dalam


(59)

Teori yang mendukung hubungan Dukungan Manajemen Puncak

dengan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Teori

Kelompok

Teori Kelompok dalam kepemimpinan ini dasar perkembangannya

berakar pada psikologi sosial. Teori yang dikembangkan (Mifta Thoha)

menyatakan supaya kelompok bisa mencapai tujuannya, maka harus

terdapat suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan pengikutnya.

Teori ini juga menunjukkan bahwa para pemimpin yang memperhitungkan

dan membantu pengikutnya mempunyai pengaruh yang positif terhadap

sikap, kepuasan dan pelaksanaan kerja. Bentuk bantuan yang diberikan oleh

pemimpin dapat berupa dukungan pimpinan kepada bawahan.

Bila manajemen puncak memberikan dukungan penuh dalam

pengembangan sistem informasi dan dukungan tersebut dapat diterima oleh

pemakai informasi, maka akan memberikan kepuasan terhadap pemakai

informasi tersebut.

Dengan Teori diatas maka Dukungan Manajemen Puncak juga

memiliki kekuatan dan berpengaruh untuk mensosialisasikan

pengembangan sistem informasi, yang memungkinkan pemakai untuk

berpartisipasi dalam setiap tahap pengembangan sistem dan akan

berpengaruh pada kepuasan pemakai.


(60)

2.2.7.3.

Pengaruh Kemampuan Teknik Personal Pemakai

Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi.

Menurut Robbins (1996;86) dalam Erlang Widodo (2005;32)

Kemampuan merupakan kapasitas seseorang dalam mengerjakan berbagai

macam tugas dan pekerjaannya. Dengan kemampuan yang ada kegiatan

karyawan tidak akan menyimpang jauh dari kegiatan badan usaha sehingga

memberikan kepuasan.

Teori pencapaian prestasi oleh McCelland (1953) didasari asumsi

bahwa perubahan perilaku muncul karena individu ingin berhasil. Individu

yang memiliki predisposisi yang kuat untuk mengerjakan sesuatu dengan

lebih baik, memiliki kemungkinan yang tinggi untuk membuat perubahan

memperoleh sesuatu. Asumsi lain yang lebih penting adalah jika seseorang

menghabiskan waktu berpikirnya untuk melakukan sesuatu yang baik, maka

orang tersebut akan menampakkan dorongan, energi, dan Hasrat, ingin

sukses serta akan meraih tujuan yang lebih besar (Erlang Widodo, 2005;32).

Jen (2002;138) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat

Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi akan meningkatkan Kinerja

Sistem Informasi Akuntansi dikarenakan terdapat hubungan positif antara

Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi terhadap Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi.


(61)

Dari teori diatas, dapat ditarik kesimpulan masalah kepuasan yang

rendah akan mengakibatkan Kemampuan Teknik Personal Pemakai Sistem

Informasi Akuntansi juga rendah. Namun kurangnya sumber daya atau

rendahnya kemampuan yang dimiliki oleh para karyawan tersebut dalam

menyiapkan informasi akuntansi menyebabkan penurunan kepuasan

terhadap pemakaian sistem informasi. Kemampuan adalah merupakan

keahlian yang tidak terpisah dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

2.2.7.4.

Pengaruh Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen

Puncak, Kemampuan Teknik Personal Pemakai Sistem Informasi

Akuntansi, Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Tjhai fung jen (2002;138) mengatakan bahwa dengan keterlibatan

pemakai yang sering dalam pengembangan sistem informasi, maka kinerja

sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi sehingga akan memberikan

kepuasan bagi para pemakai.

Jen (2002;139) mengatakan bahwa dengan adanya Dukungan

Manajemen Puncak yang semakin tinggi dalam proses untuk pengembangan

sistem dan operasinya, kepuasan pemakai akan dalam menggunakan sistem

yang ada semakin tinggi pula.

Jen (2002;138) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat

Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi akan meningkatkan Kinerja

Sistem Informasi Akuntansi dikarenakan terdapat hubungan positif antara

Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi terhadap Kinerja Sistem


(62)

Berdasarkan teori diatas bahwa keberhasilan perusahaan dalam

pencapaian tujuan perusahaan bergantung pada manajer dalam memperoleh

informasi yang cepat dan tepat, serta pelaksanaan Sistem Informasi

Akuntansi secara efektif dan efisien

2.2.8.

Kerangka Pikir

Gambar. 3 : Bagan Kerangka Pikir

Regresi

linier

berganda

Partisipasi Pemakai (X1)

Dukungan Manajemen Puncak (X2) 

Kemampuan Teknik Personal sistem informasi (X3)

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)


(63)

2.3.

Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka hipotesis yang dapat

digunakan sebagai dugaan sementara adalah :

H1 : Diduga Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, Kemampuan

Teknik Personal Sistem Informasi berpengaruh positif Terhadap Kinerja

Sistem Informasi Akuntansi.

H2 : Diduga Dukungan Manajemen Puncak berpengaruh paling dominan terhadap

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definisi

Operasional

dan Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi

Operasional

Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi tentang

pertanyaan pengoperasian atau pendefinisian konsep – konsep penelitian

menjadi variabel – variabel penelitian termasuk penetapan cara dan satuan

pengukuran variabelnya (Anonim,2003;IV – 10).


(64)

a.

Variabel Bebas / Independent Variabel (X)

1.

Partisipasi Pemakai (X1) yaitu perilaku, pernyataan dan

aktivitas yang dilakukan oleh pemakai selama proses

pengembangan sistem informasi (Restuningdiah, Indriantoro,

2000; 126)

2.

Dukungan Manajemen puncak (X2) yaitu perilaku eksekutif

yang berhubungan dengan perencanaan sistem informasi,

pengembangan dan implementasinya (Elfreda,2004;32)

3.

Kemampuan Teknik dari Personal Sistem Informasi

Akuntansi (X3) yaitu kontribusi dari pemakai sistem informasi

dalam menggunakan dan mengembangkan sistem informasi

(Sugiarto Prajidno,2006;143)

b.

Variabel Terikat

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) yaitu tingkat efektivitas

operasional sistem untuk mengubah data menjadi informasi, serta

menyediakan informasi bagi pemakai di dalam maupun di luar perusahaan

(Jen,2002;136)


(65)

Kepuasan Pemakai Sistem, seberapa jauh pemakai puas dan

percaya pada sistem informasi yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan

informasinya, serta kesesuaian antara yang diharapkan dengan yang

diperoleh.

3.1.2.

Pengukuran Variabel

Semua variabel dalam penelitian ini diukur dengan instrumen yang

dikembangkan oleh Dian (2007). Pengukuran variabel dilakukan dengan

menggunakan skala Sematic Defferensial. Skala ini tersusun dalam satu

garis kontinum dengan jawaban sangat negatifnya terletak di sebelah kiri

atau sebaliknya. Skala data yang digunakan adalah Skala Interval. Skala

menggunakan nilai tujuh point. Jawaban dengan nilai satu berarti sangat

tidak mampu dan nilai tujuh berarti sangat mampu. Pada variabel kinerja

sistem informasi akuntansi (Y) terdapat 11 pertanyaan, pada variabel

Partisipasi Pemakai (X1) terdapat 5 pertanyaan, pada variabel Dukungan

Manajemen Puncak (X) terdapat 5 pertanyaan, pada variabel Kemampuan

Teknik Personal (X3) terdapat 5 pertanyaan.

Skala Pengukuran Interval

Sangat tidak mampu

Sangat mampu

( Uma sekaran;32 )

3.2.

Teknik Penentuan Sampel


(66)

 

   

 

Obyek yang di gunakan dalam ini adalah PT.GARAM

(Persero) populasi yang di gunakan melalui responden (manajer) yaitu

kepala Bagian, kepala seksi sebanyak 37 Orang untuk sampel, Direksi, Staf

Ahli Direksi, Kepala Urusan tidak termasuk dalam responden penelitian

ini.

 

 

 

Tabel 3.1 Jumlah Kepala Bagian, Kepala Seksi.

No

 

Unit

 

Kerja

 

Kepala

  

Divisi

 

Kepala

 

Bagian

 


(1)

Jen (2002;138) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi akan meningkatkan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi dikarenakan terdapat hubungan positif antara Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa masalah kepuasan yang rendah akan mengakibatkan Kemampuan Teknik Personal Pemakai Sistem Informasi Akuntansi juga rendah. Namun kurangnya sumber daya atau rendahnya kemampuan yang dimiliki oleh para karyawan tersebut dalam menyiapkan informasi akuntansi menyebabkan penurunan kepuasan terhadap pemakaian sistem informasi. Kemampuan adalah merupakan keahlian yang tidak terpisah dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

4.4.1. Implikasi Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian ini maka diharapkan kepada jajaran pimpinan pada PT. Garam Surabaya agar lebih memperhatikan lagi kinerja karyawan terutama kierja para manajer yaitu kepala bagian dan kepala seksi sehingga dapat meningkatkan kemampuan teknik para manajer disamping itu pula harus mendapat dukungan dari manejemen puncak sehingga dapat meningkatkan sistem kinerja akutansi dan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.


(2)

Perbedaan Penelitian Yang Dilakukan Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu

Nama Judul Variabel

Lau (2004) “Pengaruh Partisipasi pemakai terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi dengan Lima Variabel Moderating

Variabel Bebas :

Dukungan Manajemen Puncak (X1) Komunikasi Pemakai-Pengembang (X2)

Kompeleksitas Tugas (X3) Kompleksitas Sistem (X4) Pengaruh Pemakai (X5) Variabel Terikat :

Partisipasi Pemakai Kepuasan Pemakai (Y) Dian Dwi Susanti

(2007)

“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada PT. SIANTAR TOP, Tbk Waru-Sidoarjo”.

Variabel Bebas:

Dukungan Manajemen Puncak (X1) Partisipasi Pemakai (X2)

Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi (X3) Variabel Terikat :

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) Sunarti Setianingsih (1998) “Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak dan Komunikasi Pemakai-Pengembang terhadap Hubungan Partisipasi dan Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi”. Variabel Bebas:

Partisipasi Pemakai (X1)

Dukungan Manajemen Puncak (X2) Komunikasi

Pemakai-Pengembang(X3)

Variabel Terikat: Kepuasan Pemakai (Y)

Nurul Apria Sari (2010) “Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada PT.GARAM (persero) surabaya”. Variabel Bebas:

Partisipasi Pemakai (X1)

Dukungan Manajemen Puncak (X2) Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi (X3) Variabel Terikat :

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah mengetahui permasalahan, meneliti dan membahas hasil penelitian tentang faktor – faktor yang mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

pada

PT. GARAM (Persero) Surabaya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Berdasarkan hipotesis penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

 Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, dan Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi berpengaruh positif terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT. GARAM (Persero) di Surabaya dapat terbukti kebenarannya.

Dukungan Manajemen Puncak berpengaruh paling dominan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi tidak terbukti kebenarannya. Tapi yg terbukti berpengaruh paling dominan adalah kemampuan teknik personal.

5.2. Saran

Setelah dikemukakan beberapa kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan sebagai berikut:

a. Perusahan harus lebih sering ikut terlibat dalam keterlibatan pemakai yang sering dalam pengembangan sistem informasi, maka kinerja


(4)

sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi sehingga akan memberikan kepuasan bagi para pemakai karena keberhasilan perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan bergantung pada manajer dalam memperoleh informasi yang cepat dan tepat, serta pelaksanaan Sistem Informasi Akuntansi secara efektif dan efisien. b. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya sehingga dapat

melakukan penelitian yang menggunakan variabel-variabel lain yang belum di bahas dalam penelitian ini yang diduga memiliki kaitan dengan efektivitas sistem pengendalian manajemen


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buku Teks

Anonim, 2003, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi Jurusan

Akuntansi, FE UPN “ VETERAN”, Surabaya.

Arfan Ikhsan, 2005, Akuntansi Keperilakuan, Salemba Empat, Jakarta.

Baridwan, Zaki, 1994, Bunga Rampai Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Pertama,

BPFE, Yogyakarta.

,

Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.

Bodnar, George dan Hopwood, 2000, Sistem Informasi Akuntansi, Salemba Empat,

Jakarta.

Davis, Keith dan Newstrom, 1996, Perilaku Dalam Organisasi, Edisi Ketujuh, Jilid

Satu, Erlangga, Jakarta.

Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan

Penerbit Universitas Diponogoro, Semarang.

Gujarat, Damodar, 1995, Ekonometrika Dasar, Erlangga, IKAPI, Jakarta.

Griffin, & Ebert, 2007, Bisnis, Erlangga, IKAPI, Jakarta.

Handoko, Hani, 2005, Manajemen, Edisi kedua, BPFE, Yogyakarta.

Jogiyanto, 2000, Sistem Informasi Berbasis Komputer Konsep Dasar dan

Komponen, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.

Kieso, Weygandt, 2002, Akuntansi Intermediate, Edisi Kesepuluh, Jilid Satu,

Erlangga, Jakarta.

Nugroho Widjajanto, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Erlangga, Jakarta.

Pace, Wayne Faules, 1993, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja

Perusahaan, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Reeve, Warren Fess, 2005, Pengantar Akuntansi, Edisi Ke Dua Puluh Satu, Salemba

Empat, Jakarta.

Robbin, Stephen. P, 2002, Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi, Edisi Kelima,

Erlangga, Jakarta.


(6)

Simamora, Henry, 2000, Akuntansi Berbasis Pengambil Keputusan Bisnis, Jilid

Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono, 2007, Statistika Untuk Penelitian, IKAPI, Bandung

Sumarsono, 2004, Metodelogi Penelitian Akuntansi, Edisi Revisi.

Sekaran, Uma 2006, Metodologi Penelitian untuk bisnis, Edisi keempat, jilid dua,

Salemban empat, Jakarta.

Toha, Miftah, Perilaku Organisasi, Rajawali Pers, Jakarta.

Winarno, Wing Wahyu, 1994, Sistem Informasi Akuntansi, STIE YKPN,

Yogyakarta.

Wilkinson, Joseph W, 1993, Accounting Information System, Edisi Ketiga, Jilid

Satu, Binarupa Aksara, Jakarta.

Jurnal:

Tjhai Fung Jen, 2002, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi.Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Volume 4, Nomor 2,

halaman 135-154.

Skripsi:

Dian Dwi Susanti, 2007, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Sistem Informasi Akuntansi Pada PT. Siantar Top, Tbk Waru-Sidoarjo.

Skripsi Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim,

Surabaya.