PENGEMBANGAN SISTEM INVENTORI BAHAN KIMIA (SIBaKi) SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI SISWA SMK JURUSAN KIMIA ANALISIS.

(1)

i

PENGEMBANGAN SISTEM INVENTORI BAHAN KIMIA (SIBaKi) SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI SISWA SMK JURUSAN

KIMIA ANALISIS

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Fauzia Anggraeni Pramita 13303241011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli. Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode berikutnya.

Yogyakarta, 13 Maret 2017 Yang menyatakan,

Fauzia Anggraeni Pramita NIM 13303241011


(5)

v MOTTO

“Better to feel how hard education is at this time rather than fell the bitterness of stupidity.”

“Bukanlah suatu aib jika kamu gagal dalam suatu usaha, yang merupakan aib adalah jika kamu tidak bangkit dari kegagalan itu”.

(Ali bin Abu Thalib)

“Bermimpilah maka Tuhan akan memeluk mimpimu”. (Arai)

“Teruslah berusaha walaupun sekelilingmu meragukan kamu. Teruslah tersenyum karena orang-orang yang kamu sayang menginginkan senyummu. Teruslah

bersinar untuk mereka yang ada di kegelapan. Dan percayalah Tuhan akan mengubah nasib kaumnya tanpa usaha kaum itu. Teruslah melangkah karena


(6)

vi

PERSEMBAHAN Alhamdulilah hirobbil’alamin

Sebuah perjuangan merupakan pengalaman berharga yang dapat menjadikan kita manusia yang berkualitas.

Puji syukur selalu saya panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga saya diberi kelancaran dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasullah Muhammad SAW. Karya ini kupersembahkan untuk :

Pertama

Bapak Iswandi dan Ibu Simi Rahayu selaku orang tua saya, terimakasih banyak atas kasih sayang, dukungan, dan kerja keras kalian untuk menyekolahkan saya hingga mencapai gelar sarjana. Karya ini adalah bentuk tanda bakti, hormat dan rasa terimakasih saya yang tidak terhingga karena saya tak mampu membalas budi jasa kalian berdua. Kakak saya Fahrudin Anggarda Pramita dan Adik saya Agung Laksono, kalian berdua selalu menjadi pengingat, pendengar, dan penyemangat hidup saya dalam menghadapi masalah kuliah sehingga saya mampu menjadi orang yang kuat. Kalian berempat adalah inspirasi hidup saya. Terimakasih banyak untuk keluargaku.


(7)

vii

Bapak Erfan Priyambodo, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi saya, terimakasih banyak bapak sudah membimbing, membantu, dan menasehati saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Saya tidak akan pernah lupa atas bantuan dan kesabaran bapak dalam membimbing saya. Semua ilmu, didikan, dan pengalaman yang bapak berikan sangat berarti untuk saya.

Ketiga

Teman seperjuangan skripsi saya Febriana Wahyu Muninggar dan teman-teman Pendidikan Kimia 2013. Terimakasih banyak sudah menemani dan memberi warna dalam hidup saya, lulus bukan berarti berpisah segalanya namun kita tetap menjadi keluarga yang sukses untuk masa depan kita. Semangat untuk kita bersama.


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdullilah, puji syukur penulis panjatkan pada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) Sebagai Sumber Belajar Mandiri Siswa SMK Jurusan Kimia Analisis”. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan bantuan, bimbingan, arahan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hartono selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Slamet Suyanto, M.Ed selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi.

3. Bapak Jaslin Ikhsan, Ph.D selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta. 4. Bapak Erfan Priyambodo, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta sekaligus pembimbing skripsi yang memberikan bimbingan, bantuan, arahan, serta dukungan untuk menyelesaikan penelitian pengembangan ini.


(9)

ix

5. Bapak Sukisman Purtadi, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.

6. Ibu Dra. Susila Kristianingrum, M.Si. selaku dosen ahli materi media pengembangan skripsi ini selalu sabar dalam membimbing dan memberi motivasi.

7. Bapak Prof. A.K. Prodjosantosa, Ph.D selaku penguji utama dan Ibu Susila Kristianigrum, M.Si. selaku penguji pendambing yang telah memberikan masukan, saran dan motivasi kepada penulis.

8. Ibu Nur Ida Vetriana, A.Md (SMK SMTI Yogyakarta), Ibu Woro Dianingtyas, S.Si (SMK SMTI Yogyakarta), Ibu Sri Mulyani, S.T (SMK N 1 Panjatan), Bapak Muh. Baldat. S,Si (SMK N 1 Panjatan), Ibu Dra. Noor Rochmaningsih (SMK N 2 Depok) dan Ibu Endang Retnowati (SMK N 2 Depok) selaku reviewer yang telah menilaian dan memberi masukan dan saran terhadap media pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisis.

9. Wulan Ari Santi, Fatma Septiyani, Febriana Wahyu Muninggar, Pratiwi Kusuma Wardani dan Retno Firsttio selaku peer reviewer yang telah memberikan masukan dan saran dalam media pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisis.


(10)

x

10.Lima belas siswa kelas XI jurusan kimia analisis SMK SMTI Yogyakarta selaku subjek uji terbatas pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisis. 11.Bapak, ibu dan seluruh keluarga yang telah memberikan kasih sayang dan

dukungannya dan segenap pihak yang telah membantu penelitian pengembangan ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian pengembangan ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penelitian pengembangan selanjutnya.

Yogyakarta, 13 Maret 2017 Penulis ,

Fauzia Anggraeni Pramita NIM 13303241011


(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

ABSTRAK ... xvii

ABSTRACT ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Spesifikasi Produk ... 6

G. Manfaat Penelitian ... 7

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ... 7

I. Definisi Istilah ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KajianTeori ... 11

1. Penelitian Pengembangan ... 11

2. Sumber Belajar ... 13

3. MySQL ... 16

4. Database ... 17

5. Bahan Kimia ... 20

B. Penelitian yang Relevan ... 22

C. Kerangka Berpikir ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan ... 24

B. Prosedur Pengembangan ... 24

1. Tahap Perencanaan ... 24

2. Tahap Pengembangan ... 25


(12)

xii

4. Tahap Desiminasi ... 26

C. Penilaian Produk ... 27

1. Prosedur Penelitian ... 27

2. Subjek Penelitian Produk ... 28

3. Jenis Data ... 28

4. Instrumen Pengumpulan Data ... 28

D. Analisis Data ... 30

1. Data Proses Pengembangan Produk ... 30

2. Data Kualitas yang dihasilkan ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 33

1. Hasil Pengembangan Produk ... 33

2. Hasil Penilaian oleh Reviewer dan Siswa ... 40

B. Analisis Data dan Pembahasan ... 42

1. Data Proses Pengembangan ... 42

2. Penilaian Kualitas Produk ... 45

C. Revisi Produk ... 60

1. Masukan dari Ahli Media... 60

2. Masukan dari Ahli Materi ... 61

3. Masukan dari Peer Reviewer ... 61

4. Masukan dari Reviewer ... 62

D. Kajian Produk Akhir ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Instrumen Penilaian Kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia

(SIBaKi) ...29

Tabel 2. Ketentuan Pemberian Skor...30

Tabel 3. Kriteria Penilaian Ideal ...31

Tabel 4. Daftar Icon Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) ...40

Tabel 5. Hasil Penilaian Kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh Reviewer ...41

Tabel 6. Hasil Penilaian Kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh Siswa ...41

Tabel 7. Penilaian Kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh Reviewer ...46

Tabel 8. Penilaian Kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh Siswa ...47

Tabel 9. Penilaian Aspek Keluasan dan Kebenaran Materi ...48

Tabel 10. Penilaian Aspek Kinerja Program ...52


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Diagram Prosedur Pengembangan Sistem Inventori Bahan

Kimia (SIBaKi) ... 27

Gambar 2. Tampilan XAMPP yang Star ... 34

Gambar 3. Tampilan Folder Dist ... 34

Gambar 4. Tampilan Folder Inventori Bahan Kimia ... 35

Gambar 5. Tampilan Awal Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) ... 35

Gambar 6. Tampilan Add Inventory Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi). ... 36

Gambar 7. Tampilan Database Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) .. 36

Gambar 8. Tampilan Print QRCode Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi). ... 37

Gambar 9. Tampilan Barcode yang Siap di Print ... 37

Gambar 10. Aplikasi SIBaKi ... 38

Gambar 11. Barcode Aluminium ... 38

Gambar 12. Tampilah Hasil Scan Barcode ... 38

Gambar 13. Tampilah Hasil Scan Barcode ... 38

Gambar 14. Tampilah Hasil Scan Barcode ... 38

Gambar 15. Tampilah MSDS Aluminium di handphone ... 39

Gambar 16.Tampilan Database dalam Microsoft Office Excel ... 39

Gambar 17. Perbandingan Persentase Keidealan Hasil Penilaian Reviewer dan Siswa ... 47


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Tampilan Gambar Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi)... 72 Lampiran 2. Instrumen Penilaian Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi)

Sebagai Sumber Belajar Mandiri Siswa SMK Jurusan Kimia Analisis ... 79 Lampiran 3. Deskripsi Indikator Penilaian Sistem Inventori Bahan Kimia

(SIBaKi) Sebagai Sumber Belajar Mandiri Siswa SMK Jurusan Kimia ... 82 Lampiran 4. Daftar Nama Ahli Media, Ahli Material, Peer Reviewer,

Reviewer dan Siswa ... 92 Lampiran 5. Data Penilaian Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi)

Berdasarkan Hasil Penilaian Reviewer dan Uji Terbatas

Siswa ... 95 Lampiran 6. Perhitungan Kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi)

Berdasarkan Hasil Penilaian Reviewer dan Uji Terbatas

Siswa ... 98 Lampiran 7. Masukan dan Saran dari Ahli Media, Ahli Materi,

Peer Reviewer. ... 137 Lampiran 8. Lembar Pernyataan Ahli Media, Ahli Materi, Peer Reviewer... 138 Lampiran 9. Hasil Penilaian dan Lembar Pernyataan Reviewer dan


(16)

xvi

PENGEMBANGAN SISTEM INVENTORI BAHAN KIMIA (SIBaKi) SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI SISWA SMK JURUSAN

KIMIA ANALISIS

Oleh:

Fauzia Anggraeni Pramita NIM 13303241011

Pembimbing: Erfan Priyambodo M.Si ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk (1) menghasilkan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisis; (2) menguji kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) yang dihasilkan berdasarkan penilaian guru kimia SMK dan berdasarkan penilaian siswa SMK jurusan kimia analisis ditinjau dari aspek keluasan dan kebenaran materi, kinerja program dan tampilan hasil pembacaan.

Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) ini dikembangkan dengan model pengembangan research and development (R&D) yang dimodifikasi menjadi empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pengembangan, tahap penilaian dan tahap desiminasi. Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) ini ditinjaukan dan diberi masukan oleh ahli media, ahli materi, peer reviewer dan enam reviewer (guru kimia SMK). Masukan dari reviewer digunakan sebagai acuan revisi produk yang dihasilkan. Kualitas produk dinilaikan kepada enam reviewer (guru kimia SMK) dan lima belas siswa SMK jurusan kimia analisis menggunakan instrumen yang sama dalam bentuk angket.

Hasil penelitian pengembangan ini adalah (1) dihasilkan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisis berbasis MySQL; (2) kualitas Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) berdasarkan penilaian guru dan siswa termasuk dalam kategori sangat baik (SB).


(17)

xvii

DEVELOPMENT OF CHEMICALS INVENTORY SYSTEM (SIBaKi) AS SELF-LEARNING RESOURCES FOR VOCATIONAL HIGH SCHOOL

STUDENT MAJORING ON CHEMISTRY ANALYSIS By:

Fauzia Anggraeni Pramita NIM 13303241011

Supervisior: Erfan Priyambodo M.Si ABSTRACT

This study is a development research aimed to (1) Develop Chemicals Inventory System (SIBaKi) as Self-learning Resources for Vocational High School Student Majoring on Chemistry Analysis; (2) Verify the Quality of Chemicals Inventory System (SIBaKi) which develop based on the Assessment of Vocational High School Chemistry Teachers and based on the Assessment of Vocational High School Student majoring on Chemistry Analysis in terms of Broadness aspect & Material Truth, Program Performance, and Chemicals Reading Display.

Chemicals Inventory System (SIBaKi) is developed using research and development (R&D) models which modify into four stages; Planning stage, Development stage, Assessment stage, and Dissemination stage. Chemicals Inventory System (SIBaKi) is reviewed and given input by Reviewers which is as the reference for revised product. The Product Quality are assessed by six Reviewers (Vocational High School Chemistry Teachers) & Fifteen Vocational High School Students majoring on Chemistry Analysis which use the same instrument in the questioner format.

The result of this study are (1) developed the Chemicals Inventory System (SIBaKi) as Self-Learning Resources for Vocational High School Student Majoring on Chemistry Analysis based on MySQL; (2) Obtained the Quality of Chemicals Inventory System (SIBaKi) based on the teachers and students assessment which is in the excellent category (A+).


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses panjang dan bertahap yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kualitas seseorang. Pendidikan sebenarnya sudah dimulai sejak manusia lahir dan akan terus berlangsung hingga manusia tersebut mati. Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) disebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (h: 1-2).

Jenjang pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan dasar (SD), pendidikan menengah pertama (SMP), pendidikan menengah atas atau kejuruan (SMA/SMK) dan perguruan tinggi. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) satuan pendidikan yang megedepankan kecakapan dan ketrampilan. Siswa dibekali kecakapan dan ketrampilan sesuai jurusan yang diambil dengan tujuan agar setelah lulus sekolah siswa siap untuk bekerja. Oleh karena itu, diperlukan sumber daya atau fasilitas yang memenuhi standar minimal suatu institusi pendidikan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang diubah dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Pasal 1 ayat 9 menyebutkan bahwa


(19)

2

“standar sarana dan prasarana harus mencakup kriteria yang dapat menunjang proses belajar siswa, antara lain laboratorium kimia yang digunakan siswa sekolah kejuruan untuk praktik, percobaan atau penelitian”.

Laboratorium kimia di sekolah harus dikelola dengan baik agar proses belajar siswa dapat berjalan lancar. Suatu laboratorium harus memiliki kepala laboratorium, teknisi laboratorium dan laboran yang sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang standar tenaga laboratorium sekolah. Akan tetapi, di beberapa sekolah guru mata pelajaran kimia ditugaskan sebagai kepala laboratorium sekaligus laboran yang bertanggung jawab penuh mengelola laboratorium kimia, seperti membuat laporan inventarisasi bahan kimia sebagai pengajuan pengadaan bahan kimia. Kemampuan guru dalam melakukan pendataan atau inventarisasi sangat kurang, guru masih menggunakan pendataan secara konvensional. Pada sistem konvensional, pencatatan dilakukan secara manual dan diperlukan banyak buku sehingga banyak data dimungkinkan hilang (Hashim & Arifin, 2013).

Beberapa SMK di Yogyakarta yang memiliki jurusan kimia analisis mengajarkan mata pelajaran managemen laboratorium kepada siswa. Akan tetapi, fakta dilapangan menunjukkan bahwa siswa masih awam dan tidak mengerti bagaimana perencanaan suatu laboratorium, penataan, perawatan, penggunaan alat dan bahan, dan pengadministrasian atau inventarisasi laboratorium. Sistem pengelolaan laboratorium di beberapa sekolah juga banyak yang belum baik hal ini disebab karena terbatasnya tenaga laboran sehingga setiap laboratorium tidak memiliki tenaga laboran yang khusus.


(20)

3

Seiring berkembangnya teknologi informasi berbagai software untuk mengolah data bermunculan dan berkembang sangat pesat di berbagai platform sistem operasi komputer. Data-data pada sistem inventori laboratorium dapat memberikan informasi tentang pengelola laboratorium yang benar dan menginformasikan kondisi, situasi, posisi bahan kimia di laboratorium. Pengembangan software di laboratorium kimia perlu dilakukan guna mendukung inventarisasi bahan kimia di laboratorium agar lebih efisien dan sistematis (Aguirre et al, 2013).

Salah satu software pengolah data adalah MySQL. Software ini digunakan sebagai databaseserver yang andal, dapat menangani database yang besar dengan kecepatan tinggi dan mudah digunakan (Kadir, 2008). Dalam bidang pendidikan kimia, siswa dapat belajar mandiri melakukan inventarisasi bahan kimia dan dapat mengetahui informasi tentang bahan kimia dilaboratorium secara cepat dan digital. Kelemahan pengembangan produk dengan software MySQL memerlukan biaya yang mahal namun sangat bermanfaat. Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) dikembangkan sesuai dengan spesifikasi bahan kimia yang lazim ada, antara lain informasi tentang nomor CAS, nama bahan kimia, rumus kimia, wujud, kondisi, jumlah, satuan, konsentrasi, rak penyimpanan dan MSDS (Material Safety Data Sheet) bahan kimia.

Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) dikemas secara elektronik, untuk itu diperlukan suatu alat yang dapat membaca sistem tersebut, salah satunya adalah handphone berplatform Android. Informasi-informasi pada database dirubah menjadi barcode yang dibaca melalui program aplikasi yang terinstal di


(21)

4

handphone Android. Barcode dalam Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) merupakan elemen penting yang menampilkan informasi bahan kimia (Hashim, Ibrahim, Sakaguchi, & Zakaria, 2013). Menurut Yousef, Baggili, Bartlett, Kane, dan Mymryk (2011), aplikasi pengembangan software dikomputer yang berguna untuk melakukan inventarisasi sangat diperlukan di laboratorium. Pengguna laboratorium dapat dengan mudah dan cepat mencari bahan kimia di laboratorium dan mengetahui informasi karakteristik bahan kimia tersebut.

Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) dikembangkan melalui suatu prosedur penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan akan divalidasi oleh ahli (expert judgement) dan nilai kelayakan oleh reviewer. Kelayakan produk ditinjau dari aspek (1) keluasan dan kebenaran materi; (2) kinerja program; (3) tampilan hasil pembacaan. Harapannya Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) dapat digunakan sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK Jurusan kimia analisis.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah, yaitu:

1. Rendahnya tingkat pengetahuan siswa dalam melakukan praktik kopetensi inventarisasi bahan kimia di laboratorium SMK.

2. Kurangnya tenaga kerja laboran sehingga guru harus pengampu mata pelajaran kimia sekaligus menjadi pengelola laboratorium kimia SMK.


(22)

5

3. Pengelolaan laboratorium yang belum maksimal dan masih dilakukannya inventarisasi bahan kimia dengan sistem pencatatan manual.

4. Belum dikembangkannya software untuk melakukan inventarisasi bahan kimia di laboratorium kimia SMK.

C. Pembatasan Masalah

Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Produk yang dihasilkan berupa Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) berbasis MySQL dan aplikasi SIBaKi untuk membaca sistem dan mengakses data dalam database. MySQL merupakan software yang digunakan sebagai server data.

2. Data pada produk berupa informasi data bahan kimia yang ada di laboratorium kimia SMK, khususnya jurusan kimia analisis.

3. Kualitas produk dinilai oleh reviewer dan dari uji terbatas produk oleh siswa yang ditinjau dari aspek keluasan dan kebenaran materi, kinerja program dan tampilan hasil pembacaan.

4. Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) digunakan sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisis khususnya pada mata pelajaran manajemen laboratorium.

D. Rumusan Masalah


(23)

6

1. Bagaimana prosedur pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisis?

2. Menguji kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) yang dihasilkan berdasarkan penilaian reviewer dan hasil uji terbatas kepada siswa SMK jurusan kimia analisis ditinjau dari aspek keluasan dan kebenaran materi, kinerja program dan tampilan hasil pembacaan?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Menghasilkan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisis.

2. Menguji kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) yang dihasilkan penilaian reviewer dan hasil uji terbatas kepada siswa SMK jurusan kimia analisis ditinjau dari aspek keluasan dan kebenaran materi, kinerja program dan tampilan hasil pembacaan.

F. Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk yang dikembangkan dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Sistem inventori yang dikembangkan memiliki nama “Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi)”.


(24)

7

3. Database SIBaKi berisi informasi tentang nomor CAS, nama bahan kimia, rumus kimia, wujud, kondisi, jumlah, satuan, konsentrasi, rak penyimpanan, MSDS (Material Safety Data Sheet) bahan kimia yang dapat di download dan tanggal kadaluarsa bahan kimia tersebut.

4. Pembacaan SIBaKi menggunakan suatu aplikasi yang terinstal pada handphone berplatform Android. Spesifikasi minimal tersebut adalah OS Android, hardisk 1 GB.

G. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Bagi siswa, dapat digunakan sebagai alternatif sumber belajar mandiri untuk mempermudah dan memahami inventarisasi bahan kimia di laboratorium serta mengoptimalkan fungsi handphone berplatform Android yang telah dimiliki sebagian besar siswa.

2. Bagi guru, Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran manajemen laboratorium dan untuk melakukan inventarisasi bahan kimia di laboratorium.

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Asumsi dalam pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) ini antara lain:


(25)

8

1. Ahli media adalah dosen kimia yang memiliki pengetahuan serta paham standar kualitas pemrograman dan aplikasi komputer yaitu Bapak Erfan Priyambodo, M.Si.

2. Ahli materi adalah dosen kimia yang memiliki pengetahuan di bidang inventarisasi bahan kimia di laboratorium serta memahami standar mutu inventarisasi yang baik yaitu Ibu Susila Kristianingrum, M.Si.

3. Peer reviewer yaitu teman sejawat yang melaksanakan penelitian pengembangan, khususnya pengembangan pemrograman komputer atau aplikasi komputer.

4. Reviewer adalah guru kimia SMK jurusan kimia analisis yang paham tentang inventarisasi bahan kimia yang baik dan mengetahuai standar kualitas aplikasi komputer sebagai sumber belajar siswa.

5. Uji coba terbatas dilakukan pada siswa yang memiliki handphone berplatform Android dan sedang/sudah mempelajari manajemen laboratorium.

Keterbatasan dalam pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) antara lain:

1. Penginputan database Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) hanya dapat dilakukan secara manual dalam komputer yang sudah terinstal Xampp.

2. Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) hanya ditinjau oleh satu orang ahli media, satu orang ahli materi, lima orang peer reviewer dan enam orang reviewer.

3. Penilaian dan uji kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) hanya dilakukan oleh enam orang guru kimia SMK sebagai reviewer dan lima belas


(26)

9

siswa SMK jurusan kimia analisis sebagai subjek uji coba secara terbatas di sekolah.

I. Definisi Istilah

Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian pengembangan atau R&D (Research and Development) adalah “cara ilmiah untuk meneliti, merancang, memproduksi dan menguji validitas produk yang telah dihasilkan” (Sugiyono, 2015: 30).

2. Database merupakan kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa tanpa mengulang yang tidak perlu untuk memenuhi kebutuhan.

3. Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) adalah sumber belajar yang menggunakan media elektronik berupa aplikasi komputer berbasis MySQL tentang inventarisasi bahan kimia di laboratorium kimia SMK.

4. Handphone adalah perangkat elektronik yang digunakan untuk membuat dan menerima panggilan melalui gelombang radio yang dapat digunakan dalam area grafis yang luas. Penggunaan handphone pada penelitian ini adalah sebagai media untuk membaca Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi). 5. Ahli media adalah dosen yang memiliki pengetahuan tentang teknologi

informasi dan media pembelajaran yang baik, khususnya pada aplikasi komputer.


(27)

10

6. Ahli materi adalah dosen kimia yang memiliki pengetahuan tentang inventarisasi bahan kimia di laboratorium serta memahami standar mutu inventarisasi yang baik.

7. Peer reviewer yaitu teman sejawat yang melaksanakan penelitian pengembangan, khususnya tentang pemrograman dan pembuatan aplikasi komputer di bidang kimia.

8. Reviewer adalah guru kimia SMK yang paham tentang inventarisasi bahan kimia yang baik dan mengetahui standar kualitas aplikasi komputer yang baik sebagai sumber belajar siswa.


(28)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Penelitian Pengembangan

Penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan kemudian menguji keefektifan produk tersebut (Neolaka, 2014). Penelitian pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggung jawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran dikelas atau laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk mengolah data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium (Sukmadinata, 2013).

Penelitian pengembangan dilaksanakan melalui beberapa tahap. Setiap tahap proses kegiatan yang memiliki target yang ingin dihasilkan. Pelaksanaan dan pencapaian target pada setiap tahapan dapat memengaruhi pelaksanaan tahap berikutnya. Oleh karena itu, pelaksanaanya harus dilakukan secara sungguh-sungguh dengan menggunakan isntrumen yang teruji. Borg & Gall (dalam Sanjaya, 2013) memerinci langkah-langkah penelitian pengembangan seperti diuraikan di bawah ini. a. Riset dan pengumpulan informasi termasuk studi literatur dan observasi kelas.


(29)

12

b. Perencanaan yang meliputi merumuskan tujuan, menetapkan sekuen pelajaran serta pengujian dalam skala terbatas.

c. Pengembangan produk awal (preliminary form of product) termasuk mempersiapkan bahan-bahan pelajaran, buku pegangan dan perangkat penilain. d. Uji lapangan produk awal yang melibatkan satu sampai tiga sekolah dengan

mengikutsertakan 6 hingga 12 subjek dan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan angket dan hasilnya dianalisis untuk menemukan kelemahan-kelemahannya. Pada tahap uji lapangan ini lebih banyak menekankan pada proses di samping hasil belajar.

e. Berdasarkan hasil analisis, produk awal tersebut direvisi sehingga menjadi produk yang lebih baik.

f. Uji lapangan terhadap produk yang diperbaiki dalam skala yang lebih luas. Pada tahap ini selain data kualitatif hasil pre dan postes.

g. Revisi produk berdasar hasil uji produk tersebut.

h. Uji lapangan pada skala yang lebih luas lagi dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan angket, selanjutnya data tersebut dianalisis.

i. Revisi akhir produk berdasarkan hasil analisis data pada uji lapangan terakhir. j. Desiminasi dan melaporkan produk akhir hasil penelitian dan pengembangan.

Menurut Sukmadinata (2006), jika kesepuluh langkah penelitian pengembangan ini diikuti dengan benar maka dapat menghasilkan sebuah produk pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan, yang siap dioperasikan atau


(30)

13

digunakan disekolah-sekolah. Tahapan yang ideal tersebut dapat disederhanakan tanpa mengurangi nilai penelitian pengembangan (Sanjaya, 2013), yakni:

a. tahap pertama terdiri atas dua kegiatan, memunculkan ide atau gagasan tentang produk pendidikan yang ingin dihasilkan diikuti dengan melaksanakan survei yaitu survei lapangan dan survei kepustakaan (book survey), dari kegiatan ini diharapkan dapat melahirkan produk awal sebagai embrio produk pendidikan yang hendak dikembangkan.

b. tahap kedua adalah tahap pengembangan produk yakni mengimplementasikan produk awal dan menilainya dari sudut pandang proses pada lokasi dan subjek penelitian yang sangat terbatas.

c. tahap ketiga adalah tahap uji coba terbatas dan kalau mungkin dilanjutkan dengan uji coba yang lebih luas. Penilaian dalam uji coba ini adalah proses dan hasil belajar, diharapkan pada tahap ini peneliti melahirkan produk hipotetik.

d. tahap keempat adalah tahap validasi produk sebagai kegiatan pasca pengembangan yang tediri atas kegiatan validasi produk untuk menilai keandalan produk hasil pengembangan dan kegiatan desiminasi dan pelaporan.

2. Sumber Belajar

Sumber belajar merupakan segala sesuatu baik berupa data, orang, atau benda yang dapat digunakan untuk memberikan kemudahan belajar siswa. Sumber belajar juga mencakup lingkungan, baik fisik dan nonfisik, manusia dan bukan manusia yang dapat dimanfaatkan oleh siswa sebagai sumber pengetahuan (Suprihatiningrum,


(31)

14

2016). Proses pembelajaran tidak bisa terlepas dari keberadaan dan penggunaan sumber belajar. Dengan tersedianya dan dimanfaatkannya sumber belajar secara tepat dan kontekstual akan mampu memperkaya proses belajar yang sedang berlangsung. Tersedianya sumber belajar yang memadai akan dapat mengatasi hambatan ruang dan waktu yang terkait dengan proses pembelajaran dikelas. Dengan demikian, tersedianya sumber belajar yang memadai akan dapat melengkapi (improvement), memelihara (maintenance), maupun memperkaya (enrichment) proses pembelajaran (Darmawan, 2012). Jadi menurut Asyhar (2012), sumber belajar merupakan semua jenis sumber yang ada disekitar kita yang memungkinkan kemudahan terjadinya proses pembelajaran.

Berdasarkan jenisnya, sumber belajar diklasifikasikan menjadi enam (Suprihatiningrum, 2016), sebagai berikut:

a. Pesan merupakan informasi atau berita yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain. Bahan pelajaran mengandung pesan yang harus diajarkan kepada siswa.

b. Orang merupakan manusia yang berperan sebagai pencari, penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan, baik guru, siswa, pustakawan dan sebagainya.

c. Bahan merupakan perangkat lunak (software) yang mengandung pesan-pesan belajar, yang biasanya disajikan menggunakan peralatan tertentu seperti buku, modul, program video, film, OHT (Over Head Transparency), slide, alat peraga dan sebagainya.


(32)

15

d. Alat merupakan perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk menyajikan pesan yang tersimpan dalam bahan, seperti OHP, tape recorder, video player, proyektor dan komputer.

e. Teknik merupakan prosedur yang digunakan guru dalam mengajarkan materi demi mencapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya mencakup: ceramah, praktikum, demonstrasi, simulasi, tanya jawab, sosiodrama, diskusi dan sebagainya.

f. Latar (setting) atau lingkungan merupakan segala sesuatu yang berada di sekeliling siswa, dapat berupa tempat atau benda yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan belajar, seperti perpustakaan, laboratorium, ruang praktik.

Ditinjau dari asal-usulnya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua macam (Suprihatiningrum, 2016), yaitu:

a. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yaitu sumber belajar yang sengaja dibuat dengan tujuan pembelajaran. Sumber belajar semacam ini sering disebut bahan ajar. Contohnya: buku pelajaran, modul, LKS dan handout.

b. Sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan (learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus dirancang untuk keperluan pembelajaran, tetapi dapat ditemukan, dipilih, dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Contohnya: narasumber, laboratorium, studio dan sebagainya.


(33)

16

3. MySQL

MySQL merupakan software yang tergolong sebagai DBMS (Database Management System) dan bersifat Open Source. Open Source menyatakan bahwa software ini dilengkapi dengan kode (Kadir, 2008). Ada dua jenis perintah dalam SQL (Sano, 2005), yaitu :

a. DDL (Data Definition Language) adalah bahasa pemprograman yang digunakan untuk mendefinisikan data. Pernyataan ini dikaitkan dengan pembuatan tabel, penghapusan tabel dan lain-lain

b. DML (Data Manipulation Language) adalah bahasa pemprograman yang digunakan untuk memanipulasi/memodifikasi data. pernyataan ini dikaitkan dengan penambahan data, penghapusan data, menampilkan data dan lain-lain.

MySQL merupakan software yang menangani semua akses ke database. MySQL memiliki sejumlah fitur (Kadir, 2008), yaitu:

a. Multiplatform

MySQL tersedia pada beberapa platform (Windows, Linux, Unix, dan lain-lain) b. Andal, cepat dan mudah digunakan

MySQL tergolong sebagai databaseserver yang andal, dapat menangani database yang besar dengan kecepatan yang tinggi. Mendukung banyak sekali fungsi untuk mengakses database dan sekaligus mudah untuk digunakan.


(34)

17 c. Jaminan keamanan akses

MySQL mendukung mengamanan database dengan berbagai kriteria pengaksesan. MySQL juga mendukung konektivitas ke berbagai software dan dapat diakses melalui aplikasi berbasis Web.

d. Dukungan SQL

MySQL mendukung perintah SQL (Structured Query Language) merupakan standar dalam pengaksesan database relasional. Database relasional adalah database yang tersusun atas sejumlah tabel.

4. Database

Database adalah himpunan kelompok data yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga kelak dapat dimanfaatkan dengan cepat dan mudah. Tujuan dari database untuk mengatur data sehingga diperoleh kemudahan, ketepatan, dan kecepatan dalam pengambilan kembali (Kusrini, 2007)

Menurut Oetomo dan Handoko (2003) menyatakan database merupakan sekumpulan file data yang saling berhubungan. Lingkungan sistem database menekankan pada data yang tidak tergantung (independent) pada aplikasi yang menggunakan data tersebut. Dalam pembuatan desain dan model data yang baik adalah yang memenuhi kriteria berikut:

a. Model data yang baik harus sederhana (simple). Sesuai dengan aturan yang sudah berlaku, atribut data terdiri dari entitas yang hanya menggambarkan entitas tersebut. Entitas adalah segala sesuatu, baik nyata maupun abstrak, yang ingin


(35)

18

disimpan datanya. Sedangkan atribut data adalah karakteristik yang umum dari bagian tertentu entitas.

b. Model data yang baik tidak berulang (tidak ada duplikasi data). Ini berarti bahwa tidak ada atribut data selain kunci yang menggambarkan lebih dari satu entitas. c. Model data yang baik harus flesibel dan dapat beradaptasi untuk kebutuhan

mendatang. Model data dirancang se-independen mungkin terhadap aplikasi yang menggunakan.

Menurut Kadir (2008) secara umum database ada beberapa macam, antara lain yaitu database hierarkis, database jaringan dan database relasional. Database relasional merupakan database yang popular saat ini dan telah diterapkan pada berbagai platform, dari personal komputer hingga minikomputer. Sebuah database relasional tersusun atas sejumlah tabel. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan menggunakan database (Kusrini, 2007), antara lain:

a. Kecepatan dan kemudahan (speed)

Menggunakan database pengambilan informasi dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Database memiliki kemampuan dalam mengelompokan, mengurutkan bahkan perhitungan, dengan perencanaan yang benar maka penyajian informasi akan dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.

b. Kebersamaan pemakaian (sharability)

Database dapat digunakan oleh banyak user dan banyak aplikasi sehingga data yang diperlukan orang dapat diakses sesuai dengan keperluan.


(36)

19 c. Pemusatan control data

Cukup dengan satu database untuk banyak keperluan, pengontrolan data cukup dilakukan di satu tempat saja. Jika ada perubahan data maka tidak perlu mengupdate semua data di masing-masing bagian tetapi cukup di satu database. d. Efisisensi ruang penyimpanan (space)

Dengan pemakaian bersama, tidak perlu menyediakan tempat penyimpanan data sehingga menghemat ruang penyimpanan. Dengan teknik perancangan database yang benar akan dapat menyerdehanakan penyimpanan sebuah data.

e. Keakuratan (Accuracy)

Penerapan secara ketat aturan tipe data, domain data, keunikan data, hubungan antar data dan lain-lain dapat menekan ketidakakuratan dalam pemasukan penyimpanan data.

f. Ketersediaan

Database dapat membackup data, dan memilah-milah data mana yang masih diperlukan dan mana yang harus disimpan ditempat lain.

g. Keamanan (Security)

Pengguna diberikan hak akses yang berbeda-beda sesuai dengan kepentingan dan posisisnya. Database bisa diberikan password untuk membatasi orang yang mengaksesnya.


(37)

20 5. Bahan Kimia

Bahan kimia merupakan salah satu aset yang dimiliki oleh setiap laboratorium. Hampir semua laboratorium menggunakan bahan kimia untuk menunjang operasional. Wujudnya bermacam-macam ada yang padat, cair maupun gas. Bahan kimia juga memiliki bermacam-macam sifat yang dapat membahayakan penggunanya antara lain beracun, mudah meledak, mudah mengaup, oksidator, dan korosif. Setiap bahan kimia selalu memiliki MSDS (Material Safety Data Sheet), merupakan data keselamatan dan petunjuk dalam penggunaan bahan-bahan kimia. MSDS dibuat sedemikian rupa, disusun secara ringkas dan skematik agar dapat digunakan sebagai informasi acuan pengguna laboratorium kimia. Dengan informasi tersebut diharapkan seseorang akan mempunyai naluri untuk mencegah, menghindari dan menanggulangi kecelakaan kimia yang mungkin terjadi. Kristianingrum (2007) menguraikan bahwa informasi yang disampaikan dalam MSDS, yaitu:

a. Identitas bahan kimia yang menjelaskan nomor urut MSDS, CAS (Chemical Abstract Services), sinonim/nama dagang bahan kimia dan rumus kimianya. b. Label bahaya keselamatan, diberikan dalam bentuk gambar, ada ranking bahaya

0-4.

c. Informasi bahan kimia secara singkat mengenai jenis bahan, wujud, manfaat serta bahaya-bahaya utamanya.

d. Sifat-sifat bahaya bahan kimia tersebut dari bahaya kesehatan, bahaya kebakaran dan bahaya reaktivitas.


(38)

21

e. Sifat-sifat fisika bahan kimia yang merupakan faktor yang dapat mempengaruhi sifat bahaya suatu bahan.

f. Keselamatan dan pengamanan meliputi penanganan dan penyimpanan, tumpahan dan kebocoran, pertolongan pertama, dan pemadaman api.

g. Informasi lingkungan menjelaskan bahaya terhadap lingkungan dan bagaimana menangani limbah atau buangan bahan kimia baik bahan kimia dalam bentuk padat, cair atau gas.

Bahan kimia sangat berbahaya bagi kesehatan penggunanya, untuk itu perlu dikelola dengan benar. Berikut merupakan panduan umum menyimpan bahan kimia di laboratorium (Kristianingrum, 2011):

a. Sediakan tempat penyimpanan khusus untuk masing-masing bahan kimia dan kembalikan bahan kimia ke tempat itu setelah digunakan.

b. Simpan bahan kimia di rak khusus penyimpanan bahan kimia.

c. Amankan rak penyimpan bahan kimia dan pastikan jika rak memiliki bibir pembatas dibagian depan agar wadah tidak jatuh.

d. Hindari menyimpan bahan kimia diatas bangku, kecuali bahan kimia yang sedang digunakan. Hindari juga penyimpanan bahan kimia diatas lemari.

e. Jangan menyimpan bahan kimia pada rak yang tingginya lebih dari 1,5 meter. f. Labeli semua wadah bahan kimia dengan tepat untuk membantu kontrol

inventaris.


(39)

22

h. Simpan bahan kimia dalam kelompok-kelompok bahan kimia yang sesuai secara terpisah yang disortir berdasarkan abjad.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang telah dilakukan oleh Griffihs et al. (2011) berjudul “Sistem Inventori Elektronik Untuk Membantu Program Register Nasional”. Produk penelitian ini berupa database dan barcode yang lebih akurat, dapat menyimpan data dalam jangka pangjang dan memudahkan register nasional dalam pencarian jenis sampel data.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Zulkarnain (2015) dengan judul “Analisis Pengembangan Sistem Pendataan Siswa Berbasis PHP dan MySQL Guna Mempermudah Pengelolaan Data Siswa di SMK N 2 Wonosari”. Penelitian ini menggunakan model Research and Development (R&D) menggunakan metode Borg & Gall.

Berdasarkan kedua penelitian tersebut, terdapat persamaan dengan penelitian yang dikembangkan. Persamaan dengan penelitian tersebut adalah hasil produk yang dikembangkan menggunakan software MySQL dan perbedaan dengan kedua penelitian tersebut adalah materi yang disampaikan dalam hasil produk serta proses pembacaan database.


(40)

23 C. Kerangka Berpikir

Pada proses pembelajaran salah satu unsur yang penting adalah sumber belajar. Aplikasi komputer untuk melakukan praktik inventarisasi bahan kimia di laboratorium kimia SMK sangat dibutuhkan. Pembaruan sistem inventarisasi secara manual perlu ditingkatkan dengan mengembangkan software untuk mengolah database. Siswa dapat belajar melakukan pratik inventarisasi bahan kimia di laboratorium sekaligus mengetahui informasi bahan kimia secara cepat dan digital. Aplikasi komputer ini sangat efisien, efektif dan mudah digunakan sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK khususnya jurusan kimia analisis.

Sistem inventori dikembangkan dengan menggunakan software MySQL. Manfaat pengguna softwareMySQL, antara lain dimudahkan dalam melakukan input, mengupdate, dan mengetahui informasi database. Untuk mengetahui informasi database dalam sistem inventori dapat dikoneksikan dengan handphone berplatform Android.

Sistem inventori yang dikembangkan bernama Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi). Pengembangan sistem inventori ini mengadaptasi metode penelitian pengembangan Borg & Gall. Sistem ini diharapkan menjadi inovasi baru dalam pengembangan software dan dapat dijadikan sumber belajar mandiri siswa sehingga diharapkan dapat meningkatkan minat dan pemahaman siswa.


(41)

24 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mengembangkan suatu sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisis berupa Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi). Model pengembangan pada penelitian ini menerapkan model prosedural yang bersifat deskriptif (Arifin, 2011), yaitu menggariskan langkah-langkah atau prosedur yang harus diikuti untuk menghasilkan produk Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi).

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengambangan produk yang dilakukan dalam penelitian ini mengadaptasi metode penelitian pengembangan Borg & Gall (1983) yang menjelaskan serangkaian tahap yang dilakukan dalam penelitian pengembangan, yaitu research and information collecting, planning, develop prelinary form of product, preliminary field testing, main product revision, main field testing, operational product revision, operational field testing, final product revision, dissemination and implementation. Peneliti menyederhanakan tahapan yang digunakan dalam penelitian menjadi empat tahap, yaitu:

1. Tahap Perencanaan


(42)

25

a. Melakukan survai lapangan ke SMK SMTI Yogyakarta, SMK N 2 Depok dan SMK Perindustrian Yogyakarta yang mengajarkan mata pelajaran manajemen laboratorium dan bagaimana SMK tersebut melakukan inventarisasi bahan kimia di laboratorium.

b. Menentukan sasaran pengguna dari Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi). c. Menentukan software yang akan digunakan dalam pembuatan Sistem Inventori

Bahan Kimia (SIBaKi).

d. Mengumpulkan referensi materi berupa data bahan kimia yang ada di laboratorium dan di dukung dengan buku, jurnal, maupun sumber-sumber lainnya.

e. Mencari MSDS (Material Safety Data Sheet) bahan-bahan kimia untuk mengetahui informasi bahan-bahan kimia.

f. Membuat desain database, desain aplikasi SIBaKi dan desain tampilan informasi bahan kimia dari hasil pembacaan barcode.

2. Tahap Pengembangan

Tahap ini merupakan tahap pengembangan produk yang meliputi:

a. Penyusunan produk awal database Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) dan aplikasi SIBaKi menggunakan software MySQL dan software pendukung seperti Netbean IDE, JDK (Java Development Kit), XAMPP, Android Studio dan CorelDRAW X4.


(43)

26

c. Peninjauan produk awal oleh ahli media dan ahli materi, hasilnya berupa masukan dan saran terhadap produk yang dikembangkan. Semua masukan dan saran dijadikan sebagai pedoman revisi produk tahap pertama.

d. Hasil revisi produk tahap pertama ditinjaukan oleh lima orang peer reviewer (teman sejawat). Hasil masukan dan saran dipilah-pilah sebagai pedoman revisi produk tahap kedua.

3. Tahap Penilaian

a. Mengujikan kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh enam reviewer (guru kimia SMK) menggunakan instrumen berupa angket dan diperoleh hasil penilaian kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi), masukan dan saran. Masukan dan saran dipilah-pilah sebagai pedoman revisi produk tahap ketiga. b. Mengujikan secara terbatas produk Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh

lima belas siswa SMK jurusan kimia analisis menggunakan isntrumen yang sama dan diperoleh hasil penilaian kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) . 4. Tahap Desiminasi

Mendesiminasikan produk Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) dalam acara FGD (Focus Group Discussion) yang diikuti oleh guru-guru kimia SMK di Yogyakarta. Selanjutnya peneliti membuat laporan akhir hasil penelitian pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi).


(44)

27 C. Penilaian Produk

1. Prosedur Penelitian

Secara sederhana, diagram prosedur penelitian pengembangan ini ditampilkan pada Gambar 1 berikut.

Gambar 1. Diagram Prosedur Pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi).


(45)

28 2. Subjek Penilaian Produk

Subjek penilaian dalam penelitian pengembangan ini adalah: a. Ahli media

b. Ahli materi

c. Peer reviewer (teman sejawat), yaitu lima orang yang melakukan penelitian pengembangan.

d. Reviewer, yaitu enam guru kimia SMK dari SMK SMTI Yogyakarta, SMK N 1 Panjatan dan SMK N 2 Depok.

e. Lima belas siswa SMK jurusan kimia analisis SMK SMTI Yogyakarta sebagai subjek uji terbatas produk.

3. Jenis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian pengembangan ini adalah:

a. Data proses pengembangan produk sesuai dengan prosedur pengembangan yang telah ditentukan.

b. Data tentang kualitasSistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh enam reviewer dan hasil uji terbatas oleh lima belas siswa SMK jurusan kimia analisis

4. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penilaian penelitian ini terdiri dari lembar masukan dari ahli media, ahli materi, peer reviewer serta angket untuk reviewer dan uji terbatas siswa. Angket yang digunakan berupa daftar isian (checklist) dengan skala Likert. Pada umumnya skala Likert disusun dalam suatu pernyataan dan diikuti oleh pilihan respons yang menunjukan tingkatan hasil produk (Widoyoko, 2014). Instrumen yang digunakan


(46)

29

dalam penelitian ini merupakan adaptasi dari Wahono (2006) yang memiliki tiga aspek kriteria penilaian yaitu, aspek keluasan dan kebenaran materi, aspek kinerja program dan aspek hasil pembacaan. Peneliti mengembangkan aspek tersebut menjadi 16 indikator penilaian. Instrumen ini menggunakan lima skala penilaian kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) yang dijabarkan dengan nilai sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), kurang (K) dan sangat kurang (SK). Instrumen penilaian kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Instrumen penilaian kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi)

No Aspek Indikator Jumlah

Butir

1 Keluasan dan Kebenaran Materi

Ketepatan penulisan nama dan rumus kimia setiap bahan kimia

1 Ketepatan penulisan satuan bahan kimia 1 Ketepatan cara inventarisasi bahan kimia 1 Ketepatan MSDS (Material Safety Data Sheet)

setiap bahan kimia

1

Keluasan informasi yang ditampilkan 1

2 Kinerja Program Kemudahan menambah data baru pada database 1 Kemudahan mengedit data lama di database 1

Kapasitas penyimpanan dari database 1

Kejelasan tampilan informasi pada database 1 Kemudahan pembacaan barcode oleh perangkat

Android

1 3 Tampilan Hasil

Pembacaan

Kebenaran bahasa yang digunakan 1

Ketepatan jenis dan ukuran huruf (font) 1 Desain dan komposisi warna tampilan hasil

pembacaan

1

Tata letak konten hasil pembacaan 1

Tampilan gambar 1

Tampilan informasi pendukung 1


(47)

30 D. Analisis Data

1. Data proses pengembangan produk

Data pengembangan produk merupakan data deskriptif sesuai dengan pengembangan produk berupa masukan dan saran dari ahli media, ahli materi, peer reviewer serta reviewer yang digunakan sebagai acuan dalam revisi produk.

2. Data kualitas produk yang dihasilkan

Data kualitas produk yang dihasilkan diperoleh dari penilaian oleh reviewer dan siswa. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis data deskriptif dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengkonversikan nilai yang diperoleh dari reviewer dan siswa yang masih dalam bentuk data kualitatif menjadi data kuantitatif menggunakan skala Likert dengan ketentuan yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Ketentuan Pemberian Skor

Kriteria Skor

Sangat Baik (SB) 5

Baik (B) 4

Cukup (C) 3

Kurang (K) 2

Sangat Kurang (SK) 1

Menghitung skor rata-rata seluruh aspek penilaian dan setiap aspek penilaian dengan rumus sebagai berikut:


(48)

31 � = �

� Keterangan :

� = Skor rata-rata seluruh aspek dan setiap aspek � = Jumlah skor seluruh aspek dan setiap aspek n = Jumlah reviewer atau siswa.

b. Mengubah skor rata-rata menjadi data kualitatif untuk menentukan kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) sesuai dengan kriteria penilaian ideal (Widoyoko, 2009), yang dijabarkan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Kriteria Penilaian Ideal

No. Rentang Skor(i) Kategori Kualitas

1. � �+ 1,8 �� <� Sangat Baik (SB) 2. � �+ 0,6 �� <� ≤ � �+ 1,8 �� Baik (B)

3. � � −0,6 �� <� ≤ � �+ 0,6 �� Cukup (C) 4. � � −1,8 �� <� ≤ � � −0,6 �� Kurang (K)

5. � ≤ � � −1,8 �� Sangat Kurang (SK)

Keterangan:

� � = Rerata ideal, yang dicari dengan rumus:

���= Simpangan baku ideal, yang dicari dengan rumus:

Skor tertinggi ideal = butir penilaian x skor tertinggi Skor tertinggi ideal = butir penilaian x skor tertinggi Skor terendah ideal= butir penilaian x skor terendah

� � = (1/2) (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)


(49)

32

c. Menentukan kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) dengan membandingkan skor rata-rata yang diperoleh dengan kriteria penilaian ideal pada Tabel 3.

d. Menghitung persentase keidealan dengan menggunakan rumus : Persentase Keidealan = Skor rata−rata


(50)

33 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Pengembangan Produk

Hasil penelitian pengembangan ini adalah Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisis. Produk ini digunakan untuk menunjang mata pelajaran manajemen laboratorium pada materi inventarisasi bahan kimia agar siswa tahu bagaimana sistem pengelolaan bahan kimia di laboratorium. Untuk menjalankan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) harus menggunakan personal computer dan handphone Android. Personal computer digunakan sebagai pengolah database bahan kimia sedangkan handphone Android digunakan untuk membaca tampilan informasi bahan kimia dengan cara menscanbarcode menggunakan aplikasi (SIBaKi) yang telah terdownload. Ada beberapa langkah dalam pengoperasian Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) antara lain :

a. Personal computer harus menginstal aplikasi JRE (Java Runtime Environment) dan aplikasi XAMPP. Aplikasi JRE adalah perangkat lunak yang digunakan untuk menjalankan aplikasi dengan menggunakan bahasa pemrograman. XAMPP digunakan untuk menjalankan MySQL sehingga database dapat ditambah, diedit, dan dihapus. Untuk menjalankan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) XAMPP harus dalam keadaan star.


(51)

34

Gambar 2. Tampilan XAMPP yang Star.

b. Menginstal aplikasi Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) setelah itu klik folder dist. Dist adalah folder yang berisikan file-file yang telah degenerate oleh java compiler.

Gambar 3. Tampilan Folder Dist.


(52)

35

Gambar 4. Tampilan Folder Inventori Bahan Kimia Tampilan awal Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi), selanjutnya klik inventory untuk memulai penginputan data bahan kimia.

Gambar 5. Tampilan Awal Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi). Untuk mulai melakukan inventarisasi bahan kimia klik icon add inventory dan input informasi data bahan kimia meliputi barcode, nama bahan, rumus kimia , wujud, kondisi, jumlah, satuan, konsentrasi, MSDS bahan kimia dan tanggal kadaluarsa bahan kimia tersebut.


(53)

36

Gambar 6. Tampilan Add Inventory Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi)

Gambar 7. Tampilan Database Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi). c. Cara mencetak barcode bahan kimia dalam Sistem Inventori Bahan Kimia

(SIBaKi) yaitu dengan mengeblok beberapa nama bahan kimia yang ingin dicetak barcodenya selanjutnya klik kanan pilih print QRCode.


(54)

37

Gambar 8. Tampilan Print QRCode Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi).

Gambar 9. Tampilan Barcode yang Siiap di Print.

d. Barcode berfungsi untuk mengetahui informasi bahan kimia dan mengakses data dari database. Cara menscan barcode yaitu dengan mendownload aplikasi SIBaKi menggunakan handphone Android setelah itu menyamakan IP address handphone Android dengan IP address personal computer dan gunakan jaringan yang sama. Scan barcode secara otomatis atau manual dengan menyebutkan nomer barcode bahan kimia.


(55)

38

Gambar 10. Aplikasi SIBaKi Gambar 11. Contoh Barcode Aluminium

Gambar 12. Tampilah Hasil Scan Barcode

Gambar 13. Tampilah Hasil Scan Barcode

Gambar 14. Tampilah Hasil Scan Barcode

Hasil tampilan pembacaan di handphone Android seperti pada Gambar 12, 13 dan 14. Untuk mengetahui keterangan MSDS, pengguna dapat meng-klik link MSDS pada tampilan yang ada di handphone. Adapun tampilan MSDS seperti pada Gambar 15.


(56)

39

Gambar 15. Tampilah MSDS Aluminium di handphone.

e. Cara mengexport database dalam Microsoft Office Excel yaitu dengan mengeklik icon export maka database secara langsung akan terexport dalam Microsoft Office Excel.


(57)

40

Icon-icon yang perlu dipahami dalam Database Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) antara lain:

Tabel 4. Daftar Icon Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi)

Icon Pengertian

untuk menginput data bahan kimia yang meliputi barcode, CAS, nama bahan kimia, rumus kimia, wujud, kondisi, jumlah, satuan, konsentrasi bahan, rak penyimpanan dan MSDS

Untuk mengedit data bahan kimia sehingga data dapat terupdate.

Untuk menhapus data bahan kimia .

Untuk exportdatabase dalam Microsoft Office Excel. Nomor IP penghubung personal computer dengan handphone Android .

Untuk menjelaskan keterangan barcode dan kode rak penyimpanan agar pengguna mengetahuai arti kode barcode dan kode rak penyimpan bahan kimia.

Untuk menngeprint barcode

Untuk mencari informasi dalam database secara cepat berdasarkan barcode, nomor CAS, nama bahan, rumus kimia, wujud, kondisi, jumlah, satuan , konsentrasi. jika ingin menutup aplikasi Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi)

2. Hasil Penilaian Oleh Reviewer dan Siswa

Penilaian kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) dilakukan oleh reviewer yaitu enam guru kimia dari SMK SMTI Yogyakarta, SMK N 1 Panjatan, SMK N 2 Depok dan uji coba secara terbatas oleh lima belas siswa SMK SMTI Yogyakarta jurusan kimia analisis. Penilaian yang telah dilakukan menggunakan instrumen yang sama berupa angket dengan tiga aspek kriteria penilaian. Hasil


(58)

41

penilaian kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh reviewer dan siswa dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6.

Tabel 5. Hasil Penilaian Kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh Reviewer.

Keterangan:

Aspek I : Keluasan dan Kebenaran Materi Aspek II : Kinerja Program

Aspek III : Tampilan Hasil Pembacaan

Tabel 6. Hasil Penilaian Kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh Siswa.

Reviewer

Aspek

Jumlah

I II III

1 24 23 27 74

2 23 24 26 73

3 24 23 27 74

4 22 23 28 73

5 24 24 28 76

6 23 25 27 75

Jumlah 140 142 163 445

Siswa Aspek Jumlah

I II III

1 20 22 24 66

2 20 20 24 64

3 22 20 23 65

4 21 22 26 69

5 22 24 24 70

6 25 22 27 74

7 22 22 27 71

8 25 21 24 70


(59)

42 Keterangan:

Aspek I : Keluasan dan Kebenaran Materi Aspek I : Kinerja Program

Aspek III : Tampilan Hasil Pembacaan

B. Analisis Data dan Pembahasan

Data pertama yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu data proses pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) yang berupa masukan dan saran dari ahli media dan ahli materi. Masukan yang diperoleh sebagai pedoman revisi tahap pertama, setelah itu ditinjaukan oleh lima peer reviewer (teman sejawat) diperoleh masukan dan saran. Masukan dipilah-pilah untuk dijadikan pedoman revisi tahap kedua. Produk yang telah melewati revisi tahap kedua ditinjaukan dan dinilaikan oleh enam reviewer (guru kimia SMK) untuk memperoleh penilaian kualitas produk masukan dan saran sebagai pedoman revisi tahap ketiga dan selanjutnya dilakukan uji coba secara terbatas oleh lima belas siswa SMK jurusan kimia analisis.

1. Data Proses Pengembangan

Pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) menggunakan model pengembangan research and development (R&D) dengan model penelitian

10 25 21 24 70

11 20 22 24 66

12 23 23 25 71

13 23 23 26 72

14 23 19 27 69

15 25 23 24 72


(60)

43

pengembangan Borg & Gall yang dimodifikasi dan disederhanakan berdasarkan kebutuhan peneliti menjadi empat tahap dan dijabarkan sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Sebelum membuat rencana produk yang akan dikembangkan peneliti melakukan survei ke beberapa SMK yang memiliki jurusan kimia analisis dan mengajarkan mata pelajaran manajemen laboratorium yaitu di SMK SMTI Yogyakarta, SMK N 2 Depok, dan SMK Perindustrian Yogyakarta. Permasalahan yang banyak dihadapi beberapa SMK tersebut adalah sistem manajemen pengelolaan inventarisasi laboratorium yang belum baik dan masih menggunakan sistem pencatatan manual. Siswa hanya diajarkan teori bagaimana cara melakukan pengelolaan laboratorium namun mereka tidak mengerti secara praktiknya. Permasalahan ini yang diangkat oleh peneliti agar dapat diatasi dan dijadikan sebagai media pembelajaran oleh guru kimia.

Peneliti selanjutnya menentukan sasaran pengguna produk dan software pengembangan produk. Software yang digunakan dalam pengembangan produk ini adalah software MySQL. Peneliti memilih software MySQL karena belum ada software yang dikembangkan sebagai media pembelajaran inventarisasi dan software MySQL merupakan software pengolah database yang memiliki kapasitas penyimpanan data hingga tak terhingga. Software ini mudah digunakan dan aman. Peneliti selanjutnya mengumpulkan referensi materi berupa data bahan kimia yang ada dilaboratorium dan di dukung dengan buku, jurnal, maupun sumber-sumber lainnya. Merancang desain database, desain aplikasi SIBaKi, dan desain


(61)

44

tampilan informasi bahan kimia dari hasil penbacaan barcode Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi).

b. Tahap Pengembangan

Menyusun produk awal database Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) dan aplikasi SIBaKi menggunakan software MySQL dan software pendukung sepertiNetbean IDE, JDK (Java Development Kit), XAMPP, Android Studio dan CorelDRAW X4.

Selanjutnya peneliti mulai melakukan inventarisasi dengan menginput informasi data bahan kimia dalam database dan pencetakan barcode bahan kimia. Tahap ini merupakan tahap pengembangan produk Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi).

Produk awal ditinjaukan oleh ahli media dan ahli materi, hasilnya berupa masukan dan saran terhadap produk yang dikembangkan. Semua masukan dan saran dijadikan sebagai pedoman revisi produk tahap pertama. Selanjutnya hasil revisi produk tahap pertama ditinjaukan oleh lima orang peer reviewer (teman sejawat). Hasil masukan dan saran dipilah-pilah sebagai pedoman revisi produk tahap kedua.

c. Tahap Penilaian

Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) yang telah revisi tahap kedua selanjutnya dinilaikan kepada reviewer dan siswa. Reviewer dari penilaian produk ini adalah enam guru kimia dari SMK SMTI Yogyakarta, SMK N 1 Panjatan, dan SMK N 2 Depok diperoleh hasil penilaian kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi), masukan dan saran. Masukan dan saran dipilah-pilah sebagai pedoman revisi produk tahap ketiga. Selanjutnya penilaian kualitas Sistem Inventori Bahan


(62)

45

Kimia (SIBaKi) yang kedua yaitu dengan melakukan uji terbatas produk oleh lima belas siswa SMK jurusan kimia analisis sehingga produk ini memiliki dua penilaian kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) yaitu dari reviewer (guru kimia SMK) dan siswa SMK.

d. Tahap Desiminasi

Mensosialisasikan dan mendesiminasikan produk Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) dalam acara FGD (Focus Group Discussion) yang diikuti oleh guru-guru kimia SMK di Yogyakarta. Selanjutnya peneliti membuat laporan akhir hasil penelitian pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi).

2. Penilaian Kualitas Produk

Kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisis berdasarkan penilaian reviewer (guru kimia SMK) dan lima belas siswa SMK pada seluruh aspek penilaian menghasilkan perhitungan dan persentase keidealan produk. Hasil perhitungan reviewer skor rata-rata � 74,17 dan hasil perhitungan siswa skor rata-rata � 69,4. Skor rata-rata � keduanya menunjukan bahwa kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) dalam kriteria Sangat Baik (SB) karena berada pada rentang skor � > 67,206. Skor maksimal penilaian kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) adalah 80, sehingga persentase keidealan penilaian reviewer sebesar 86,75% dan persentase keidealan penilaian siswa sebesar 86,75%. Rincian hasil penilaian oleh reviewer dan siswa dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8.


(63)

46

Tabel 7. Penilaian Kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh Reviewer

Aspek Jumlah

I II III

Jumlah Butir 5 5 6 16

Skor Rata-rata

(� ) 23,33 23,67 27,167 74,17

Skor Maksimal 25 25 30 80

Rentang Skor � > 20,994 � > 20,994 � > 25,2 � > 67,206 Keterangan Sangat Baik

(SB) Sangat Baik (SB) Sangat Baik (SB) Sangat Baik (SB) Persentase

Keidealan 93,32 % 94,67 % 90,56 % 92,71 %

Keterangan:

Aspek I : Keluasan dan Kebenaran Materi Aspek II : Kinerja Program

Aspek III : Tampilan Hasil Pembacaan

Tabel 8. Penilaian Kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh Siswa

Aspek Jumlah

I II III

Jumlah Butir 5 5 6 16

Skor Rata-rata

(� ) 22,67 21,8 24,93 69,4

Skor Maksimal 25 25 30 80

Rentang Skor � > 20,994 � > 20,994 20,4 <� ≤25,2 � > 67,206 Keterangan Sangat Baik

(SB) Sangat Baik (SB) Baik (B) Sangat Baik (SB) Persentase

Keidealan 90,68 % 87,2 % 83,1 % 86,75%

Keterangan:

Aspek I : Keluasan dan Kebenaran Materi Aspek II : Kinerja Program


(64)

47 Aspek III : Tampilan Hasil Pembacaan

Rincian dari Tabel 8 dapat dibuat diagram perbandingan persentase keidealan masing-masing aspek penilaian Kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi), baik berdasarkan penilaian reviewer maupun bedasarkan penilaian siswa disajikan pada Gambar 17. Gambar 17 menunjukan perbandingan persentase keidealan yang lebih jelas berdasarkan penilaian reviewer dapat diurutkan bahwa aspek kinerja program memiliki persentase keidealan yang paling tinggi sebesar 94,67% selanjutnya aspek keluasan dan kebenaran materi memiliki persentase keidealan sebesar 93,32% dan aspek tampilan hasil pembacaan memiliki persentase keidealan terendah sebesar 90,56% dan berdasarkan penilaian siswa aspek paling tinggi adalah aspek keluasan dan kebenaran materi memiliki persentase keidealan sebesar 90,68%, selanjutnya aspek kinerja program memiliki persentase keidealan sebesar 87,2% dan paling rendah sama dengan penilaian reviewer yaitu aspek tampilan hasil pembacaan memiliki persentase keidealan sebesar 83,1%.

Gambar 17. Perbandingan Persentase Keidealan Hasil Penilaian Reviewer dan

Siswa. 93.32 94.67 90.56 90.68 87.2 83.1 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100

Keluasan dan Kebenaran Materi

Kinerja Program Tampilan Hasil Pembacaan

P er sen K eidea la n ( %) Aspek Penilaian Reviewer Siswa


(65)

48

Secara menyeluruh persentase keidealan tertinggi adalah aspek kinerja program yang menunjukan bahwa produk Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) sangat mudah digunakan, mulai dari menginput, mengedit, menyimpan, membaca tampilan informasi dalam database dan mudahnya pembacaan barcode oleh handphone Android. Persentase keidealan terendah adalah aspek tampilan dan hasil pembacaan yang meliputi kebenaran bahasa yang digunakan, jenis dan ukuran huruf (font), desain tampilan dan komposisi warna, tata letak konten hasil pembacaan barcode meliputi kebenaran bahasa yang digunakan, jenis dan ukuran huruf, desain tampilan dan komposisi warna, gambar dan informasi pendukung yang ditampilkan.

a. Aspek Keluasan dan Kebenaran Materi

Aspek keluasan dan kebenaran materi terdiri dari lima indikator penilaian, yaitu ketepatan penulisan nama dan rumus kimia setiap bahan kimia, ketepatan penulisan satuan bahan kimia, ketepatan cara inventarisasi bahan kimia, ketepatan MSDS (Material Safety Data Sheet) dan Keluasan informasi yang ditampilkan. Rincian hasil penilaian setiap indikator untuk aspek keluasan dan kebenaran materi dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Penilaian Aspek Keluasan dan Kebenaran Materi

No Indikator Skor rata-rata

Reviewer Siswa

1 Ketepatan penulisan nama dan rumus kimia setiap bahan kimia

5 4,67

2 Ketepatan penulisan satuan bahan kimia 4,7 4,67


(66)

49 4 Ketepatan MSDS (Material Safety Data

Sheet) setiap bahan kimia

5 4,67

5 Keluasan informasi yang ditampilkan 4,2 4,2

Jumlah 23,33 22,67

Rentang skor � > 20,994 � > 20,994

Kriteria kualitas Sangat Baik

(SB)

Sangat Baik (SB)

Skor maksimal 25 25

Persentase Keidealan 93,32 % 90,68 %

Berdasarkan perhitungan di atas, jumlah skor penilaian reviewer sebesar 23,33 sedangkan jumlah skor penilaian siswa sebesar 22,67. Jika dibandingkan dengan tabel kriteria penilaian ideal (Lampiran 6), kedua skor ini mempunyai kriteria Sangat Baik (SB) karena berada pada rentang skor � > 20,994. Skor maksimal untuk aspek ini adalah 25, sehingga persentase keidealan aspek keluasan dan kebenaran materi Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) bedasarkan penilaian reviewer adalah sebesar 93,32% dan persentase keidealan berdasarkan penilaian siswa sebesar 90,68%.

Indikator pertama ketepatan penulisan nama dan rumus kimia setiap bahan kimia mendapatkan skor rata-rata (�) 5 dari penilaian reviewer dan berdasarkan penilaian siswa mendapatkan skor rata-rata (�) 4,67. Jika kedua skor rata-rata (�) tersebut dibandingkan dengan tabel kriteria penilaian ideal (Lampiran 6) maka hasil skor rata-rata (�) penilaian reviewer dan siswa mempunyai kriteria penilaian Sangat Baik (SB). Hal ini menunjukan bahwa penulisan nama dan rumus kimia dalam database Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) sudah


(67)

50

sesuai dan mengacu dengan MSDS (Material Safety Data Sheet) yang digunakan. MSDS (Material Safety Data Sheet) merupakan informasi pendukung yang sangat membantu reviewer dan siswa untuk mengetahuai secara lengkap karakteristik bahan kimia sehingga dapat dijadikan sebagai sumber belajar mandiri karena sangat mudah dan gratis dalam mendownloadnya. Rata-rata setiap siswa saat ini hampir semuanya memiliki handphone Android yang dapat digunakan untuk mendowload MSDS (Material Safety Data Sheet) dalam bentuk pdf, dengan adanya fasilitas MSDS (Material Safety Data Sheet) siswa diharapkan dapat belajar karakteristis bahan kimia dengan mandiri.

Indikator kedua ketepatan penulisan satuan bahan kimia mendapatkan skor rata-rata (�) 4,7 dari penilaian reviewer dan berdasarkan penilaian siswa mendapatkan skor rata-rata (�) 4,67. Jika kedua skor rata-rata (�) tersebut dibandingkan dengan tabel kriteria penilaian ideal (Lampiran 6) maka hasil skor rata-rata (�) penilaian reviewer dan siswa mempunyai kriteria penilaian Sangat Baik (SB). Hal ini menunjukan bahwa satuan bahan kimia yang dituliskan dalam database Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) sangat tepat dan sudah sesuai dengan wujud bahan kimia yang terinput. Jika bahan kimia tersebut dalam wujud padat (solid) peneliti menggunakan satuan kilogram atau gram, jika bahan kimia tersebut dalam wujud cair (liquid) peneliti menggunakan satuan liter.

Indikator ketiga ketepatan cara inventarisasi bahan kimia berdasarkan penilaian reviewer skor rata-rata (�) 4,3 mempunyai kriteria penilaian yang Sangat Baik (SB). Berdasarkan penilaian siswa skor rata-rata (�) 4,47 mempunyai kriteria penialain Sangat Baik (SB) hal ini sama seperti hasil penilaian


(68)

51

reviewer. Cara melakukan inventarisasi dalam produk ini mengacu pada prosedur pengelolaan laboratorium kimia yang baik dan benar agar laboran, guru atau siswa dapat menggunakan produk ini. Inventarisasi yang dilakukan sebenarnya sama seperti melakukan inventarisasi manual (pencatatan dalam buku) namun produk ini menggunakan media pengembangan software MySQL yaitu menginput data menggunakan personal computer agar lebih efisien dalam melakukan inventarisasi dan mudah digunakan. Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) dapat mengexport database ke dalam excel dan langsung dapat dicetak untuk dijadikan laporan pengadaan bahan kimia.

Indikator keempat ketepatan MSDS (Material Safety Data Sheet) setiap bahan kimia berdasarkan penilaian reviewer skor rata-rata (�) 5 dan penilaian siswa skor rata-rata (�) 4,67. Hasil kedua skor rata-rata (�) Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) mempunyai kriteria penialain Sangat Baik (SB). MSDS yang di lampirkan dalam database Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) sudah sesuai dengan nama bahan kimia yang terinput.

Indikator kelima keluasan informasi yang ditampilkan, berdasarkan penilaian reviewer dan siswa memiliki skor rata-rata (�) yang sama sebesar 4,2. Jika dibandingkan dengan tabel kriteria penilaian ideal (Lampiran 6) maka kriteria penilaian Baik (B). Informasi yang ditampilkan dari hasil pembacaan barcode sudah mencakup dan mewakili materi manajemen laboratorium di SMK yang berkaitan dengan sistem inventori khususnya untuk bahan kimia di laboratorium kimia.


(69)

52 b. Aspek Kinerja Program

Aspek kinerja program terdiri dari lima indikator penilaian, yaitu kemudahan menambah data baru pada database, kemudahan mengedit data lama di database, kapasitas penyimpanan dari database, kejelasan tampilan informasi pada database dan kejelasan tampilan informasi pada database. Rincian hasil penilaian setiap indikator untuk aspek kinerja program dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Penilaian Aspek Kinerja Program

No Indikator Skor rata-rata

Reviewer Siswa

1 Kemudahan menambah data baru pada database

5 4,27

2 Kemudahan mengedit data lama di database

4,7 4,27

3 Kapasitas penyimpanan dari database 5 4,33

4 Kejelasan tampilan informasi pada database

4,5 4,53

5 Kemudahan pembacaan barcode oleh perangkat Android

4,5 4,4

Jumlah 23,67 21,8

Rentang skor � > 20,994 � > 20,994

Kriteria kualitas Sangat Baik

(SB)

Sangat Baik (SB)

Skor maksimal 25 25

Persentase Keidealan 94,67 % 87,2 %

Berdasarkan perhitungan di atas, jumlah skor penilaian reviewer sebesar 23,67 sedangkan jumlah skor penilaian siswa sebesar 21,8. Jika dibandingkan


(1)

produk hasil skripsi yang berjudul “Pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) Sebagai Sumber Belajar Mandiri Siswa SMK Jurusan Kimia Analisis” yang disusun oleh :

Nama : Fauzia Anggraeni Pramita

NIM : 13303241011

Program Studi : Pendidikan Kimia

Fakultas : FMIPA

Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)

Saya berharap masukan dan saran yang saya berikan dapat menjadi bahan yang digunakan untuk pertimbangan dan perbaikan produk yang dihasilkan.

Yogyakarta, 20 September 2016 Peer Reviewer,

Febriana Wahyu Muninggar NIM 13303241020


(2)

LEMBAR MASUKAN ATAU SARAN PEER REVIEWER

Judul TAS : PENGEMBANGAN SISTEM INVENTORI BAHAN KIMIA (SIBaKi) SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRISISWA SMK JURUSAN KIMIA ANALISIS

No Bagian Masukan atau Saran

1. Keluasan dan Kebenaran Materi Materi yang disampaikan sudah sesuai dengan bagaimana cara melakukan inventarisasi bahan kimia yang baik dan benar. Icon show filter kurang berfungsi dengan baik.

2. Kinerja Program Kinerja produk sudah bagus karena dengan mudah dapat menambah, menghapus dan mengedit data bahan kimia yang diinput. Mudah digunakan dan sangat bermanfaat bagi siswa, guru maupun laboran.

3. Tampilan Hasil Pembacaan Warna tampilan kurang menarik karena menggunakan warna yang kurang cerah sehingga terkesan biasa saja.

4. Lain-lain -

Yogyakarta, 20 September 2016 Peer Reviewer,

Febriana Wahyu Muninggar NIM 13303241020


(3)

Menyatakan bahwa saya telah memberikan masukan dan saran pada produk hasil skripsi yang berjudul “Pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) Sebagai Sumber Belajar Mandiri Siswa SMK Jurusan Kimia Analisis” yang disusun oleh :

Nama : Fauzia Anggraeni Pramita

NIM : 13303241011

Program Studi : Pendidikan Kimia

Fakultas : FMIPA

Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)

Saya berharap masukan dan saran yang saya berikan dapat menjadi bahan yang digunakan untuk pertimbangan dan perbaikan produk yang dihasilkan.

Yogyakarta, 20 September 2016 Peer Reviewer,

Pratiwi Kusuma Wardani NIM13303241040


(4)

LEMBAR MASUKAN ATAU SARAN PEER REVIEWER

Judul TAS : PENGEMBANGAN SISTEM INVENTORI BAHAN KIMIA (SIBaKi) SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRISISWA SMK JURUSAN KIMIA ANALISIS

No Bagian Masukan atau Saran

1. Keluasan dan Kebenaran Materi Keluasan dan kedalaman materi sudah tepat, karena dilengkapi MSDS sehingga dapat membantu siswa mengenal bahan dengan baik.

2. Kinerja Program Kinerja produk sudah baik, mudah digunakan, cepat dalam meng-input, meng-edit dan menambah data yang diinginkan. Barcode sangat mudah terbaca.

3. Tampilan Hasil Pembacaan Bahasa yang digunakan sudah sesuai bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ukuran font sudah tepat, namun lebih baik jika dapat di zoom.

4. Lain-lain Sebaiknya hasil tampilan dibuat lebih menarik.

Yogyakarta, 20 September 2016 Peer Reviewer,

Pratiwi Kusuma Wardani NIM13303241040


(5)

produk hasil skripsi yang berjudul “Pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) Sebagai Sumber Belajar Mandiri Siswa SMK Jurusan Kimia Analisis” yang disusun oleh :

Nama : Fauzia Anggraeni Pramita

NIM : 13303241011

Program Studi : Pendidikan Kimia

Fakultas : FMIPA

Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)

Saya berharap masukan dan saran yang saya berikan dapat menjadi bahan yang digunakan untuk pertimbangan dan perbaikan produk yang dihasilkan.

Yogyakarta, 20 September 2016 Peer Reviewer,

Retno Firsttio H NIM13303244011


(6)

LEMBAR MASUKAN ATAU SARAN PEER REVIEWER

Judul TAS : PENGEMBANGAN SISTEM INVENTORI BAHAN KIMIA (SIBaKi) SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRISISWA SMK JURUSAN KIMIA ANALISIS

No Bagian Masukan atau Saran

1. Keluasan dan Kebenaran Materi Sudah bagus karena dilengkapi dengan MSDS.

2. Kinerja Program Sudah bagus, tidak loading, namun memang membutuhkan jaringan internet yang bagus walaupun tidak perlu memakai kuota internet.

3. Tampilan Hasil Pembacaan Aspek tampilan sudah jelas, namun kurang berwarna atau gradasi warna kurang menarik.

4. Lain-lain -

Yogyakarta, 20 September 2016 Peer Reviewer,

Retno Firsttio H NIM13303244011