PENGEMBANGAN SISTEM INVENTORI ALAT-ALAT LABORATORIUM KIMIA (SIA) SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI SISWA SMK JURUSAN KIMIA ANALISIS.

(1)

i

PENGEMBANGAN SISTEM INVENTORI ALAT-ALAT LABORATORIUM KIMIA (SIA) SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI

SISWA SMK JURUSAN KIMIA ANALISIS SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Sains Kimia

Oleh:

Febriana Wahyu Muninggar 13303241020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

ii

PENGEMBANGAN SISTEM INVENTORI ALAT-ALAT LABORATORIUM KIMIA (SIA) SEBAGAI SUMBER BELAJAR

MANDIRI SISWA SMK JURUSAN KIMIA ANALISIS Oleh:

Febriana Wahyu Muninggar NIM 13303241020

Pembimbing Utama : Erfan Priyambodo, M.Si ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan media pembelajaran berupa aplikasi inventori alat-alat laboratorium kimia (SIA) yang dapat digunakan sebagai sumber belajar mandiri bagi siswa SMK jurusan kimia analisis dan menguji kualitas aplikasi sebagai sumber belajar mandiri.

Metode dalam penelitian menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) dengan mengadaptasi model pengembangan menurut Borg dan Gall. Produk yang dihasilkan berupa aplikasi pengolahan database inventarisasi dan aplikasi pembacaan barcode pada

smartphone. Produk divalidasi oleh dosen ahli materi dam dosen ahli media. Saran dan masukan digunakan untuk dasar merevisi produk. Kemudian dilakukan penilaian kualitas produk oleh 5 orang guru sebagai reviewer dan uji terbatas pada 15 siswa.

Berdasarkan penilaian reviewer aplikasi termasuk dalam kategori sangat baik (SB) dengan persentase keidealan sebesar 82,75%. Hasil uji terbatas pada siswa menunjukan kualitas aplikasi termasuk dalam kategori sangat baik (SB). Adapun persentase keidealan aplikasi dinilai sebesar 86,84%. Dari kedua penilaian tersebut, aplikasi SIA temasuk dalam kategori sangat baik (SB) sehingga layak digunakan sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK Jurusan Kimia Analisis.


(3)

iii

DEVELOPMENT OF CHEMICAL TOOLS SYSTEM LAB INVENTORY (SIA) AS THE INDEPENDENT LEARNING SOURCE FOR THE

VOCATIONAL SENIOR HIGH SCHOOL STUDENT MAJORING CHEMICAL ANALYSIS

By:

Febriana Wahyu Muninggar NIM 13303241020

Supervisior : Erfan Priyambodo, M.Si ABSTRACT

The purpose of this study is to develop a Chemistry system tools Lab inventory applications (SIA) which can be used as a independent learning source for vocational senior high school students majoring in chemical analysis and determine quality based on ratings reviewer.

This study is using the research and development method, that adapt from Borg and Gall development model. Product produced based on the database processing application and barcode reader on smartphone platform. The product validated by the expert in its subject. This applications also rated by 5 teachers as the reviewer and limited (15) Vocational Senior high School Student to prove the quality, suggestions are used to revise the basic product.

Based on reviewer assessment, this product have an excellent category (SB) with a percentage about 82.75%. Limited assessment test showing the application have an excellent quality and rating, the percentage of applications ideals worth about 86.84%. Based on both assessment SIA have an excellent category.


(4)

(5)

(6)

(7)

vii MOTTO


(8)

viii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahan Kepada: Bapak dan Ibunda tercinta yang memberikan doa restu demi kesuksesan kami. Segenap rekan-rekan yang telah membantu.


(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi dengan judul “Pengembangan Sistem Inventori Laboratorium Kimia (SIA) Sebagai Sumber Belajar Mandiri Siswa SMK Jurusan Kimia Analisis” guna memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan program studi Pendidikan Kimia pada Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.

Penulis menyadari kekurangan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam menyelesaikan skripsi ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis menyampakan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hartono selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberi izin dalam penulisan skripsi ini.

2. Bapak Jaslin Ikhsan, Ph.D selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kimia dan Bapak Sukisman Purtadi, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia beserta dosen dan staf yang telah memberikan bantuan dan fasilitas selama proses penyusunan pra proposal sampai dengan selesainya TAS ini. 3. Bapak Erfan Priyambodo, M.Si selaku Dosen membimbing TAS yang telah

memberikan semangaat, dorongan, bimbingan dan saran selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.


(10)

x

5. Ibu Susila Kristianingrum, M.Si selaku dosen penguji pendamping.

6. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY yang telah memberikan ilmunya kepada saya.

7. Para guru dan staf SMK SMTI Yogyakarta yang telah memberi bantuan pengambilan data selama proses penelitian Tugas Akhir Skripsi ini.

8. Segenap rekan-rekan yang telah memberikan semangat dan segenap bantuan.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam bentuk doa, materi maupun spiritual yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik isi maupun susunannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis juga bagi para pembaca.

Yogyakarta, 4 April 2017 Penulis


(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

SURAT PERNYATAAN ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 5


(12)

xii

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 6

G. Manfaat penelitian ... 6

H. Asumsi dan Keteratasan Pengembangan ... 7

I. Definisi istilah ... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi teori 1. Penelitian Pengembangan ... 9

2. Sumber Belajar ... 11

3. Laboratorium Kimia ... 12

4. Sistem Inventori ... 16

5. Database ... 17

6. QR Code ... 18

B. Penelitian yang Relevan ... 19

C. Kerangka Berpikir ... 21

BAB III. METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan ... 23

B. Prosedur Pengembangan ... 2

C. Penilaian Produk 1. Prosedur Penelitian ... 26

2. Subjek Penelitian Produk ... 27


(13)

xiii

4. Jenis Data ... 27

5. Instrumen Pengumpulan Data ... 28

6. Teknik Analisa Data ... 29

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 32

B. Pembahasan ... 36

C. Kajian Produk Akhir ... 51

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jenis, Rasio dan Diskriptif Alat Laboratorium ... 14

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen ... 28

Tabel 3. Aturan Pemberian Skor ... 30

Tabel 4. Kriteria Pengubahan Nilai Kuantitatif Menjadi Kualitatif ... 30

Tabel 5. Nilai rata-rata dan Persentase Keidealan setiap Aspek Penilaian oleh Reviewer ... 36

Tabel 6. Nilai Rata-Rata dan Persentase Keidealan setiap Aspek Penilaian oleh Siswa ... 36


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Langkah-langkah Metode R&D ... 9

Gambar 2. QR Code ... 18

Gambar 3. Diagram Prosedur Pengembangan Produk ... 26

Gambar 4. Logo Aplikasi ... 32

Gambar 5. Tampilan Halaman Awal Aplikasi ... 32

Gambar 6. Tampilan Menu Utama ... 33

Gambar 7. Keterangan pada Menu Utama ... 33

Gambar 8. Tampilan Database Inventarisasi ... 34

Gambar 9. Tampilan Proses Pembacaan Barcode ... 34

Gambar 10. Tampilan Informasi di Handphone ... 35

Gambar 11. Grafik Perbandingan Skor antara Indikator pada Aspek Keluasan dan Kebenaran Materi oleh Reviewer ... 41

Gambar 12. Grafik Perbandingan Skor antara Indikator pada Aspek Kinerja Program oleh Reviewer ... 43

Gambar 13. Grafik Perbandingan Skor antara Indikator pada Aspek Tampilan Hasil Pembacaan oleh Reviewer ... 44

Gambar 14. Grafik Perbandingan Skor antara Indikator pada Aspek Keluasan dan Kebenaran Materi oleh Siswa ... 46

Gambar 15. Grafik Perbandingan Skor antara Indikator pada Aspek Kinerja Program oleh Siswa ... 48

Gambar 16. Grafik Perbandingan Skor antara Indikator pada Aspek Tampilan Hasil Pembacaan oleh Reviewer ... 49


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Aspek Penilaian Kualitas Produk ... 58

Lampiran 2. Instrumen Penilaian Produk oleh Reviewer ... 60

Lampiran 3. Instrumen Penilaian Produk oleh Siswa ... 62

Lampiran 4. Penjabaran Instrumen Penilaian ... 65

Lampiran 5. Daftar Nama Peer Reviewer, Ahli Materi, Reviewer dan Siswa ... 71

Lampiran 6. Rekapitulasi Data Penilaian ... 73

Lampiran 7. Perhitungan Penilaian oleh Reviewer ... 76

Lampiran 8. Perhitungan Penilaian oleh Siswa... 83


(17)

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kegiatan hidup manusia akan selalu dibarengi dengan proses interaksi dan komunikasi. Interaksi terjadi secara sengaja dan tidak sengaja. Dari berbagai bentuk interaksi terdapat interaksi yang disengaja dan berlangsung dalam sebuah ikatan untuk tujuan memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan hidup diperlukan pendidikan. Proses pendidikan dalam diri manusia berlangsung secara terus menerus secara bertahap. Pendidikan tidak hanya berlangsung dalam kegiatan formal seperti sekolah, tetapi dapat terjadi dimanapun manusi berada (non formal). Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Sikdiknas, 2003)

Di Indonesia jenjang pendidikan formal terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Salah satu satuan pendidikan yang termasuk dalam jenjang pendidikan menengah adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejurusan (SMK) merupakan satuan pendidikan yang mengedepankan ketrampilan. Siswa dibekali dengan ketrampilan sesuai dengan jurusan yang diambil agar setelah lulus siap bekerja. Siswa jurusan keahlian kimia analisiss salah satu ketrampilan yang harus dimiliki adalah


(19)

2

mengelola laboratorium. Setelah penulis melakukan observasi ke beberapa SMK yang ada di Yogyakarta seperti SMK Perindustrian Yogyakarta, SMK 1 Depok dan SMK SMTI Yogyakarta terdapat mata pelajaran manajemen laboratorium untuk menunjang kemampuan siswa dalam menginventarisasi alat-alat laboratorium. Sejauh ini inventarisasi laboratorium yang diajarkan masih menggunakan metode konvensional. Metode konvensional merupakan pencatat daftar inventaris menggunakan buku secara manual. Pencatatan konvensional membutuhkan waktu lebih lama untuk melacak status peralatan dan semakin banyak data disimpan semakin banyak tempat yang dibutuhkan. Sejalan dengan perkembangan teknologi, metode konvensional harus diganti dengan metode yang lebih mudah digunakan dan sistematik (Hashim & Arifin, 2013).

Seiring berkembangnya teknologi pencatatan data inventaris berubah dari pencatatan manual dengan buku menjadi metode digital yaitu menggunakan komputer atau alat elektronik lainnya. Pencatatan menggunakan komputer dapat membantu pekerjaan yang dilakukan secara manual menjadi lebih cepat. Data akan lebih mudah disimpan dan diakses dalam waktu yang singkat. Pada metode digital data disimpan dalam database. Database adalah sekelompok file yang disimpan menggunakan alat elektronik secara bersama-sama (Xia, Stiner & Chu, 2002).

Basalamah (1995) mengungkapkan, keungulan yang dimiliki database

yaitu meningkatkan efisiensi kerja, menghemat biaya, praktis, menghemat tempat penyimpanan, mudah dalam proses input dan edit data. Dalam pengelolaan


(20)

3

kebutuhan. Software yang sering digunakan antara lain IBM’s, DB, Oracle dan Microsoft’s SQL Server dan MySQL. Akan tetapi hampir semua software yang beredar di pasaran dijual dengan harga yang mahal, untuk software yang gratis salah satunya adalah MySQL (Denton & Peace, 2006). Keterbatasan inilah yang menyebabkan metode konvensional masih digunakan untuk inventarisasi peralatan praktikum.

Berdasarkan pertimbangan tersebut dibuatlah pengembangan aplikasi inventori alat-alat laboratorium (SIA) sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisiss untuk meningkatkan ketrampilan pengelolaan laboratorium kimia. Prosedur pengembangan aplikasi terdapat 4 tahap yaitu, tahap perencanaan, pengembangan, penilaian dan desiminasi. Pada tahap awal dilakukan survei lapangan kebeberapa SMK dan membuat desain tampilan

database. Tahap pengembangan menyusun produk awal database menggunakan

software MySQL. Produk ditinjau oleh ahli media, ahli materi dan peer reviewer

untuk mendapatkan saran dan masukansebagai dasar perbaikan produk. Pada tahap penilaian dilakukan penilain kualitas produk oleh reviewer dan penguji terbatas. Tahap terakhir yaitu desiminasi, produk didesiminasikan dalam acara FGD (Forum Group Discuccion) yang dihadiri oleh guru-guru kimia SMK di Yogyakarta.

Sistem aplikasi ini menggunakan database berbasis MySQL. MySQL

merupakan pengolahan database yang mudah digunakan dan memiliki penyimpanan dengan kapasitas besar. Sistem ini akan memberikan kinerja dalam penyimpanan data dan informasi tanpa harus melakukanya secara manual. Sistem


(21)

4

ini akan membantu teknisi untuk lebih mudah memberikan informasi dengan cepat. Kemudahan dalam hal ini juga meliputi proses input data, memperbaharui informasi tentang keadaan alat, memperoleh informasi tentang letak dan cara penyimpanan alat. Pengguna juga dapat memperoleh informasi dengan cepat dengan menscan barcode yang telah disediakan. Disusunnya pengembangan aplikasi inventori alat-alat laboratorium (SIA) sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisiss, diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan dan memudahkan siswa SMK jurusan kimia analisiss dalam mengelola laboratorium kimia yang mereka gunakan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat diidentifikasikan beberapa masalah, sebagai berikut:

1. Kurangnya fasilitas digital yang dapat digunakan untuk melakukan inventarisasi alat-alat laboratorium dengan mudah dan praktis.

2. Masih sedikit dikembangkan sumber belajar tentang inventarisasi alat-alat laboratorium di SMK menggunakan software dalam pengolahan database. 3. Sumber belajar tentang inventarisasi alat-alat laboratorium di SMK yang

digunakan sebaiknya melalui tahap penilaian.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, penelitian ini dibatasi pada masalah sebagai berikut:


(22)

5

1. Database yang berisi informasi alat-alat di laboratorium kimia SMK.

2. Produk yang dihasilkan berupa aplikasi pengolahan database berbasis

MySQL dan aplikasi android sebagai pembaca barcode.

3. Kriteria penilaian produk aplikasi oleh reviewer dan uji terbatas terhadap siswa mencakup kriteria keluasan dan kebenaran materi, kinerja program dan tampilan hasil pembacan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mengembangkan aplikasi inventori alat-alat laboratorium kimia sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisiss ?

2. Bagaimana kualitas aplikasi inventori alat-alat laboratorium kimia di SMK berdasarkan penilaian reviewer dan uji terbatas pada siswa SMK jurusan kimia analisiss ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengembangkan sumber belajar mandiri bagi siswa SMK jurusan kimia analisiss berupa aplikasi inventori alat-alat laboratorium kimia

2. Menguji kualitas aplikasi inventori alat-alat laboratorium kimia berdasarkan penilaian reviewer dan uji terbatas pada siswa SMK jurusan kimia analisiss.


(23)

6 F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Produk yang diharapkan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Aplikasi inventori alat-alat laboratorium kimia menggunakan database

berbasis MySQL. MySQL merupakan software pengelolaan database yang mudah digunakan, memiliki kinerja tinggi dan tidak berbayar.

2. Informasi yang terdapat pada aplikasi inventori alat-alat laboratorium kimia mencakup nama, jumlah, ukuran, bahan, spesifikasi, letak penyimpanan, cara penyimpanan alat dan cara penggunaan alat.

3. Pembacaan barcode database menggunakan kamera handphone berplatfrom android.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Dapat digunakan untuk mempermudah dan memperluas pengetahuan siswa SMK jurusan analisiss kimia sebagai sumber belajar mandiri tentang alat-alat kimia di laboratorium.

2. Dapat digunakan siswa SMK sebagai media penunjang pembelajaran manajemen laboratorium kimia.

3. Dapat digunakam guru dan laboran untuk melakukan inventarisasi alat-alat di laboratorium kimia SMK.

4. Dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian pengembangan pendidikan kimia.


(24)

7

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Asumsi dan keterbatasan pengembangan penelitian ini adalah: 1. Asumsi Pengembangan

a. Peer reviewer yaitu teman sejawat yang melaksanakan skripsi pengembangan serta memahami standar inventarisasi alat-alat laboratorium kimia.

b. Ahli media adalah dosen kimia yang memiliki pengetahuan tentang kualitas media berbasis digital yang dapat digunakan sebagai sumber belajar mandiri siswa serta memahami standar inventarisasi alat-alat laboratorium kimia. c. Ahli materi adalah dosen kimia yang memiliki pengetahuan di bidang

inventarisasi alat-alat laboratorium kimia.

d. Reviewer adalah guru kimia SMK yang memahami tentang kualitas inventarisasi alat-alat laboratorium kimia.

2. Keterbatasan Pengembangan

a. Informasi yang disediakan adalah informasi tentang alat-alat di laboratorium kimia SMK.

b. Informasi tentang harga alat-alat di laboratorium belum tersedia.

c. Proses input dan edit data hanya bisa dilakukan menggunakan komputer/laptop yang telah terinstal aplikasi XAMPP sebagai pengolahan

database.

d. Penginputan database dilakukan satu persatu.


(25)

8

f. Kapasitas RAM handphone android mempengaruhi kecepatan menampilkan foto alat.

I. Definisi Istilah

1. Penelitian pengembangan adalah suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan suatu produk dan memvalidasi produk yang dihasilkan. 2. Inventori adalah proses pencatatan alat-alat inventaris yang diintegrasikan

dengan komputerisasi.

3. Database adalah penyimpanan dan pengelolaan sekumpulan data. Database

dikelola oleh suatu perangkat lunak komputer yaitu sistem manajemen

database.

4. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan siswa untuk memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan dan ketrampilan dalam proses pembelajaran.


(26)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori

1. Penelitian Pengembangan

Penelitian dan pengembangan adalah penelitian yang dilakukan untuk membuat dan pengembangkan suatu produk. Produk yang dihasilkan dapat berupa perangkat keras maupun lunak yang memiliki ciri khas masing-masing. Produk-produk yang dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan antara lain media pembelajaran, modul, model-model pendidikan dan program komputer. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Pembuatan produk didasarkan pada analisa kebutuhan agar produk yang dihasilakan dapat bermanfaat bagi masyarakat. langkah-langkah Metode Research and Development ( R & D) ditunjukkan pada Gambar 1 (Sugiyono,2014) :

Gambar 1. Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and Development (R & D)

Potensi dan Masalah Pengumpulan data Desain Produk Validasi Desain Revisi Desain Masalah Uji coba Produk Revisi Produk Uji coba Pemakaian n Revisi Produk Produksi Masal


(27)

10

Menurut Model Borg dan Gall dalam (Sukmadinata, 2012: 169-170), prosedur dalam penelitian pengembangan terdiri dari sepuluh langkah, yaitu : 1. Penelitian dan pengumpulan data (research and information colleting).

Pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan –pertimbangan dari segi nilai.

2. Perencanaan (planing). Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian, kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas.

3. Pengembangan draf produk (development premilinary from of product). Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen evaluasi.

4. Uji coba lapangan awal (preliminary flied testing). Uji coba di lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai 12 subjek uji coba (guru). Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara dan pengadaan angket.

5. Merevisi hasil uji coba (main product revision). Memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba.

6. Uji coba lapangan (main field testing). Melakukan uji coba yang lebih luas pada 5 sampai dengan 15 sekolah dengan 30 sampai dengan 100 orang subjek uji coba. Data kuantitatif penampilan guru sebelum dan sesudah menggunakan model yang dicobakan dikumpulkan. Hasil-hasil pengumpulan data dievaluasi dan kalau mungkin dibandingkan dengan kelompok pembanding.


(28)

11

7. Penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operasional product revision). Menyempurnakan produk hasil uji lapangan.

8. Uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing). Dilaksanakan pada 20 sampai 30 sekolah melibatkan 40 sampai dengan 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, dan observasi dan analisiss hasilnya. 9. Penyempurnaan produk akhir (final product revision). Penyempurnaan

didasarkan masukan dari uji pelaksana lapangan.

10. Diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation). Melaporkan hasilnya dakam pertemuan profesional dan dalam jurnal. Bekerjasama dengan penerbit untuk penerbitan. Memonitor penyebaran untuk pengontrolan kualitas.

2. Sumber Belajar

Setiap saat dalam kehidupan manusia terjadi proses belajar secara sengaja maupun tidak sengaja. Belajar tidak hanya terbatas di lembaga pendidikan tetapi dapat terjadi dimana saja. Sardiman (1990) menyatakan bahwa belajar merupakan proses mengubah tingkah laku dan membawa suatu perubahan bagi individu yang belajar. Perubahan tidak hanya sebatas penambahan ilmu tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, dan watak. Mudjiman (2007) mengungkapkan bahwa belajar merupakan kegiatan alami manusia, manusia secara mandiri dapat melakukan kegiatan belajar dengan tujuan agar dapat memiliki kemampuan untuk menjawab tantangan alam.

Secara alami manusia dapat belajar secara mandiri dengan bantuan sumber belajar. Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat dan


(29)

12

motivasi untuk menuasi suatu materi. Waktu belajar, tempat belajar, cara belajar, tempo belajar maupun evaluasi hasil belajar dilakukan dan ditentukan oleh individu yang belajar (Mudjiman, 2007). Secara sederhana belajar mandiri merupakan proses belajar dilakukan oleh siswa secara mandiri dimanapun dan kapanpun dengan bantuan sumber belajar yang telah tersedia. Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, lembaga pendidikan bukan satu-satunya tempat belajar. Siswa dapat belajar dimanapun ia berada. Sumber belajar merupakan sesuatu yang dapat digunakan untuk mermudah terjadinya proses belajar. Sumber belajar dapat berupa audio, bahan-bahan grafis, buku, program pembelajaran berbasis komputer dan lain-lain (Sitepu, 2014).

3. Laboratorium Kimia

Laboratorium kimia adalah suatu tempat/ruangan dilangsungkanya kegiatan praktek, diskusi, demonstrasi atau penelitian yang ditunjang oleh alat-alat laboratorium dan infranstruktur laboratorium (Tim Supervisi Dikjen Dikti, 2002). Pengertian laboratorium menurut BSNP dalam Permendiknas No.24 (2007:52) ruang laboratorium kimia berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran secara praktek yang memerlukan peralatan khusus. Ruang laboratorium kimia dapat menampung minimum satu rombongan belajar. Rasio minimum laboratorium kimia 2,4 m2/siswa, untuk rombongan siswa kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk ruang persiapan dan penyimpanan 18 m2. Lebar ruang laboratorium kimia minimum 5 m. Selain itu ruang laboratorium kimia memiliki fasilitas yang memungkinkan, pencahayaan memadai untuk membaca dan mengamati objek percobaan. Dalam pengertian ini


(30)

13

laboratorium dapat berupa suatu ruangan terbuka maupun tertutup. Secara singkat dapat disimpulka bahwa laboratorium kimia dalah suatu ruang/tempat berlagsungnya praktikum, diskusi dan penelitian dengan ukuran tertentu.

Semua kegiatan yang dilakukan di laboratorium perlu adanya administrasi yang sistematis dan praktis. Kegiatan administrasi laboratorium yang penting dilakukan salah satunya adalah menginventarisasi alat-alat di laboratorium. Tujuan dilakukanya inventarisasi adalah barang dapat terdata dan tertata dengan baik sehingga mempermudah mengontrol keluar masuk alat-alat di laboratorium, mencegah kehilangan dan penyalah gunaan alat, meningkatkan kualitas kerja dan mengurangi biaya operasional (Permendikbud, 2015).

Kegiatan inventarisasi dan keamanan laboratorium meliputi (Padmaningrum & Kristianingrum, 2007) :

1. Pencatatan nama alat/bahan, spesifikasi golongan, nomor induk, nomor code, dan nama tempat dalam penyimpanan. Inventarisasi harus memuat sumbernya (dari mana alat-alat diterima).

2. Klarifikasi status alat-alat apakah tersedia di laboratorium, dipinjam, hilang dan rusak.


(31)

14

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana jenis, rasio dan deskripsi alat laboratorim kimia dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jenis, Rasio dan Diskriptif Alat Laboratorim Kimia

No Jenis Rasio Diskriptif

2.1 Botol zat Masing-masing 24 buah/lab

Bertutup. Volume: 100 mL, 250 mL, dan 500 m

2.2 Pipet tetes 100 buah/lab Ujung panjang, dengan karet. Ukuran 20 cm.

2.3 Batang pengaduk

Masing-masing 25 buah/lab

Diameter: 5 mm dan 10 mm, panjang 20 cm.

2.4 Gelas kimia Masing-masing 12 buah/lab

Volume: 50 mL, 150 mL, dan 250 mL

2.5 Gelas kimia Masing-masing 3 buah/lab

Volume: 500 mL, 1000 mL, dan 2000 mL.

2.6 Labu erlenmeyer

25 buah/lab Volume 250 mL. 2.7 Labu takar Masing-masing

50, 50, dan 3 buah/lab

Volume: 50 mL, 100 mL, dan 1000 mL.

2.8 Pipet volume Masing-masing 30 buah/lab

Skala permanen.

Volume: 5 mL dan 10 mL. 2.9 Pipet seukuran Masing-masing

30 buah/lab

Skala permanen. Volume: 10 mL, 25 mL, dan 50mL. 2.10 Corong Masing-masing

30 dan 3 buah/lab

Diameter: 5 cm dan 10 cm. 2.11 Mortar Masing-masing

6 dan 1 buah/lab.

Bahan keramik, bagian dalam berglasur.

Diameter: 7cm dan 15cm. 2.12 Botol semprot 15 buah/lab Bahan plastik lentur.

Volume 500 mL. 2.13 Gelas ukur Masing-masing 15,

15,15, 3, dan3 buah/lab

Volume: 10 mL, 50 mL, 100 mL, 500 mL, dan 1000 mL. 2.14 Buret + klem 10 buah/lab Skala permanen, tangan klem

buret mudah digerakkan, kelas B.

Volume 50 mL. 2.15 Statif + klem Masing-masing

10 buah/lab

Besi, tahan karat, stabil, kuat, permukaan halus. Klem boss clamp.

2.16 Kaca arloji 10 buah/lab Diameter 10 cm.


(32)

15

Lanjutan Tabel 1. Jenis, Rasio dan Diskriptif Alat Laboratorim Kimia.

2.18 Alat destilasi 2 set/lab Bahan gelas. Volume labu 100 mL.

2.19 Neraca 2 set/lab Ketelitian 10 mg.

2.20 pHmeter 2 set/lab Ketelitian 0,2 (analog) dan 0,1 (digital)

2.21 Centrifuge 1 buah/lab Menggunakan daya listrik, minimum 4 tabung.

2.22 Barometer 1 buah/lab Untuk di dinding lab, dilengkapi termometer.

2.23 Termometer 6 buah/lab Dapat mengukur suhu 0-100 0C, ketelitan 1 0C, tidak

mengandung merkuri. 2.24 Multimeter

AC/DC, 10 kilo ohm/volt

6 buah/lab Dapat mengukur tegangan, arus dan hambatan. Batas ukur arus minimum 100 mA-5 A.

Batas minimum ukur tegangan untuk DC 100 mV-50 V. Batas minimum ukur tegangan untuk AC 0-250 V.

2.25 Pembakar spiritus

8 buah/lab Bahan gelas bertutup 2.26 Kaki tiga +alas

kasa kawat

8 buah/lab Tinggi disesuaikan tinggi pembakar spiritus. 2.27 Stopwatch 6 buah/lab Ketelitian 0,2 detik. 2.28 Kalorimeter

tekanan tetap

6 buah/lab Dapat memberikan data untuk pembelajaran entalpi reaksi. Kapasitas panas bahan rendah. Volume 250 mL.

2.29 Tabung reaksi 100 buah/lab Gelas. Volume 20 mL. 2.30 Rak tabung

reaksi

7 buah/lab Kayu. Kapasitas minimum 10 tabung. 2.31 Sikat tabung

reaksi

10 buah/lab Bulu halus. Diameter 1 cm. 2.32 Tabung

centrifuge

8 buah/lab Kaca, ukuran sesuai dengan centrifuge.

2.33 Tabel Periodik Unsur-Unsur

1 buah/lab Poster, kertas 220 gram, laminasi, dapat digantung. 2.34 Model molekul 6 set/lab Minimum dapat menunjukkan

atom hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur dan karbon, serta dapat


(33)

16 4. Sistem Inventori

Inventori diartikan sebagai kemampuan untuk mengukur karateristik atau ketrampilan (Setiawan, 2016). Padmaningrum dan Kristianingrum (2007) mengungkapkan inventori alat-alat laboratorium memiliki arti yang sama dengan inventarisasi, yaitu pencatatan nama alat/bahan, spesifikasi golongan, nomor induk, nomor code, dan tempat penyimpanan.

Inventarisasi yang sering dilakukan adalah inventarisasi barang yaitu kegiatan dan usaha untuk memperoleh data mengenai barang-barang perlengkapan yang dimiliki/dikuasai/diurus baik sebagai hasil pembuatan sendiri, pembelian, hadiah, maupun hibah. Penyelenggaraan inventarisasi barang agar data barang yang dimiliki dapat teratur, terperinci dan lengkap (Suparjati, Tugiyem & Rahayu, 2000). Dapat disimpulkan inventori alat-alat laboratorium adalah kemampuan melakukan proses inventarisasi alat-alat laboratorium dengan bantuan alat.

Sistem inventori didefinisikan sebagai suatu sistem yang menerima sumber data sebagai input dan mengolahnya menjadi produk informasi sebagai output. Sistem informasi inventaris dapat diartikan sebagai sistem pengolah data barang sehingga terbentuk suatu informasi. Pengolahan data barang di sini meliputi pengolahan input, proses, output, penyimpanan, dan pengontrolan. “Agar inventarisasi dilakukan secara sistematis, sebaiknya barang-barang diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan, kemudian diberikan nomer code berdasarkan penggolongan tersebut. Kodifikasi dapat memakai abjad atau angka.


(34)

17

Nomor tersebut dipakai dalam buku inventarisasi dan sebaiknya dicantumkan pada barang yang bersangkutan” (Suparjati, Tugiyem & Rahayu, 2000:39).

5. Database

Database didefinisikan sebagai kumpulan data/file yang disimpan bersamaan dan dapat digunakan untuk beberapa aplikasi. Terdapat dua model

database yaitu model database relasional dan model database objek. Model

database relasional adalah database menggunakan SQL (Structural Query Language) sebagai sarana mengakses database. Model database objek menggunakan bahasa OQL (Object Query Language) atau identik dengan OID (Object Indentity ) untuk mengakses database (Xia, Stiner & Chu, 2002).

Database hanya perlu sekali saja disimpan secara fisik di dalam sistem komputer. Kelebihan database antara lain (Bassalamah, 1995) :

1. Database meningkatkan efisiensi dan menghemat biaya. 2. Database meningkatkan keandalan data.

3. Database menghemat tempat penyimpanan. 4. Database mempermudah akses terhadap data.

5. Database meningkatkan produktivitas pemograman dan pengguna.

MySQL merupakan salah satu jenis database server yang palin sering digunakan. MySQL adalah sebuah implementasi dari relational database management systems (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis di bawah lisensi GPL (General Public License). Keandalan suatu sistem database system management (DBSM) dapat diketahui dari cara kerja dalam proses perintah –


(35)

18

perintah SQL yang dibuat oleh pengguna maupun program-program aplikasi yang memanfaatkanya (Wahana Komputer, 2015:7).

Kelebihan MySQL antara lain (Greenspan & Bulger, 2001) :

1. Pengguna dapat menginstal MySQL dengan mudah dan dalam proses penggunaan tidak dipungut biaya.

2. MySQL memiliki kinerja yang bagus. MySQL dapat dijalankan dalam berbagai sistem operasi seperti Linux, Windows, Mac OS X dan Solaris.

3. MySQL cepat dalam pengelola database. Pengelolaan database berukuran kecil sampai besar MySQL akan konsisten kecepatanya. Artinya MySQL

memiliki kapasitas yang besar untuk menyimpan data.

4. MySQL memberikan keamanan tambahan melalui penerapan password terenkripsi dan memastikan data terlindungi melalui mekanisme tertentu.

6. QR Code

QR code merupakan suatu jenis code atau barcode dua dimensi yang dibuat dan dikembangkan oleh Denzo Wave. QR code merupakan kependekan dari Quick Response. QR code berbentuk persegi putih dengan bentuk geometris hitam. QR code dapat menyipan hingga 7089 digit atau 4296 karakter, sedangkan barcode konvensional hanya dapat menyimpan hingga 20 digit (Ozel C & Akkurt M, 2015). Bentuk QR Code ditunjukkan pada Gambar 2.


(36)

19

QR code mempunyai dua sisi yang berisi data. Hal ini membuat QR code

dapat lebih banyak memuat informasi dibandingkan barcode konvensional. Sistem inventori menggunakan barcode dapat mudah digunakan, lebih terorganisasi dan lebih mudah dalam memproses data (Aguiree, Bartolome, De Torres, Fajilan, Mendoza & Laguador, 2013). QR code dapat menampung informasi berupa URL suatu wabsite yang nantinya dapat digunakan pada majalah, iklan atau media lainnya. QR code dapat digunakan untuk menyimpan data teks mengenai informasi produk (Malik, Wijaya & Taufik, 2015: 39).

Hardwere yang digunakan untuk melakukan pembacaan QR code adalah

scanner barcode. Salah satu hardware yang dapat digunakan untuk pembacaan adalah kamera handphone. Kamera handphone platform andorid memiliki kemampuan untuk membaca QR code (Sudha, Shinde, Thomas & Abdugani, 2015).

Proses mengakses data secara langsung menggunakan ponsel dengan memindai QR code tanpa menghafal alamat web sehingga cukup mudah dan nyaman. QR code memiliki kemampuan untuk mengatur sepotong teks panjang multibahasa, URL terkait, kartu nama atau informasi ( Naik P,G, Kamath R,S, Jamsandekar S,S, Mahajan, K,S & Patil M,B, 2015).

6 Penelitian yang Relevan

a. Umma Ridho Fuadah (2015) yang berjudul Pengembangan dan Analisiss Kualitatif Sistem Informasi Inventaris Laboratorium Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT UNY “Laboratory” Berbasis Web. Hasil penelitian menunjukkan


(37)

20

bahwa kualitas web laborastory telah memenuhi standar berdasarkan aspek dalam ISO 9126 yang meliputi aspek functionality, reability, effciency, probabolity, dan

maintainability. Relevansi penelitian yang dilakukan dengan penelitian Umma Ridho Fuadah adalah sama-sama mengembangkan sistem inventarisasi laboratorium. Perbedanya terletak pada produk akhir yang dihasilkan. Produk akhir pengembangan penelitian peneliti adalah sumber belajar mandiri sedangkan penelitian Umma Ridho Fuadah menghasilkan suatu web.

b. Rizki Taqwa Maulana (2015) mahasiswa Teknik Elektro UNY berjudul Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Inventori Bengkel dan Laboratorium dengan Program Dehlpi di SMK Muhammadiyah Prambanan. Proses pengelolaan produk sistem informasi menggunakan MySQL. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan dengan mengadaptasi model pengembangan waterfall. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media memenuhi aspek kemanfaatan, tampilan, pemograman, dan aspek konsistensi. Materi yang disajikan termasuk kategori layak, mencakup aspek sistem informasi manajemen dan aspek manajemen inventori. Relevansi penelitian yang dilakukan dengan penelitian Rizki Taqwa Maulana adalah mengembangkan sistem inventarisasi laboratorium dengan menggunakan MySQL untuk mengelola database.

Perbedanya terletak pada sasaran produk dan model pengembangan yang diadaptasi. Sasaran produk peneliti adalah siswa SMK SMTI Yogyakarta sedangkan penelitian Rizki Taqwa Maulana adalah SMK Muhammadiyah Prambanan. Peneliti mengadaptasi model pengembangan Borg dan Gall sedangkan Rizki Taqwa Maulana mengadaptasi mo.del pengembangan waterfall.


(38)

21

c. Fajar Apriyanto Mahasiswa Teknik Informatika UNY tahun 2011 yang berjudul Analisiss Pengembangan Sistem Pendataan Siswa Berbasis PHP dan My SQL Guna Mempermudah Pendataan Siswa Di SMK N 2 Wonosari. Penelitian ini menggunakan PhpMyAdmin dalam mengelola database. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan memudahkan guru dalam melakukan pendataan siswa di SMK N 2 Wonosari dan diperoleh hasil bahwa produk tersebut mempunyai kualitas sangat baik (SB). Relevansi penelitian yang dilakukan dengan penelitian Fajar Apriyanto adalah menggunakan software PhpMyAdmin

untuk mengembangkan suatu sistem pendataan. Perbedanya terletak pada objek yang didata, peneliti mendata/menginventarisasi alat-alat laboratorium kimia sedangkan Fajar Apriyanto mendata siswa/absen siswa.

7 Kerangka Berfikir

Sekolah Menengah Kejurusan (SMK) merupakan satuan pendidikan yang mengedepankan kecakapan dan ketrampilan. Siswa dibekali dengan kecakapan dan ketrampilan sesuai dengan jurusan yang diambil agar setelah lulus siap bekerja. Salah satu ketrampilan yang harus dimiliki oleh siswa SMK jurusan kimia analisiss adalah mengelola administrasi laboratorium yang ditunjang dengan mata pelajaran manajemen laboratorium. Seiring berkembangnya teknologi perlu diajarkan metode digital dalam proses pengelolaan laboratorium khususnya menginventarisasi alat-alat yang ada di laboratorium kimia.

Salah satu cara untuk mempermudah proses inventarisasi alat laboratorim adalah menggembangkan media yang mudah dan praktis digunakan untuk proses


(39)

22

inventarisasi, yaitu dengan memanfaatkan pengolahan data di database MySQl

sesuai dengan prinsip penelitian pengembangan. Produk pengembangan berupa aplikasi komputer dan handphone Android yang dinilai kualitasnya oleh reviewer

dan di ujicoba pada siswa SMK Jurusan Kimia Analisiss. Produk yang dihasilkan diharapkan dapat digunakan oleh pengguna, khususnya siswa SMK Jurusan Kimia Analisis sebagai sumber belajar mandiri tentang inventarisasi alat-alat laboratorium kimia.


(40)

23 BAB III

METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan

Model yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini mengadaptasi model pengembangan Borg dan Gall. Dalam model pengembangan Borg dan Gall menyediakan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk (Sukmadinata, 2012).

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan sistem inventori alat-alat laboratorium kimia (SIA) sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisiss melalui beberapa tahap yaitu:

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencaaan dilakukan beberapa langkah sebagai berikut:

a. Melakukan survei lapangan ke beberapa SMK di Yogyakarta yang mengajarkan mata pelajaaran manajemen laboratorium, antara lain SMK SMTI Yogyakarta, SMK Perindustrian dan SMK N 2 Depok. Survei lapangan dilakukan untuk mengetahui cara melakukan proses inventarisasi alat-alat laboratorium.

b. Menemukan sasaran pengguna dari produk pengembangan.

c. Mengumpulkan referensi dari buku, jurnal, maupun sumber-sumber lainnya tentang peralatan kimia yang ada dilaboratorium SMK.

d. Membuat desain database, desain tampilan aplikasi dan tampilan informasi hasil pembacaan barcode.


(41)

24 2. Tahap Pengembangan

Pada tahap pengembangan dilakukan beberapa langkah antara lain:

a. Menyusun produk awal berupa database sistem inventori dan aplikasi SIA menggunakan beberapa software. Software utama yang digunakan adalah

MySQL sebagai pengelola database server dan software pendukung lain seperti XAPP berfungsi untuk menghubungkan software satu dengan yang lainya kedalam satu paket, Netbean IDE (Integrated Development Envirotment) berfungsi untuk menuliskan kode pemograman dan menjalankanya, JDK (Java Development Kit) berfungsi untuk melakukan proses kompilasi dari kode java ke bytecodey, CorelDRAW X7 berfungsi untuk membuat logo aplikasi dan desain tampilan produk dan Android Studio berfungsi untuk membuat/mengembangkan aplikasi Android.

b. Meninjaukan produk awal yang dihasilkan kepada ahli media dan ahli materi dan diperoleh saran dan masukan. Saran dan masukan digunakan sebagai dasar revisi produk tahap 1.

c. Meninjukan produk hasil revisi tahap 1 kepadah 5 orang peer reviewer dan diperoleh saran dan masukan. Saran dan masukan dipilah-pilah digunakan sebagai dasar revisi produk tahap 2.


(42)

25 3. Tahap Penlilaian

a. Penilaian kualitas produk dilakukan oleh lima reviewer yaitu guru kimia SMK. Diperoleh hasil penilaian kualitas produk, saran dan masukan. Saran dan masukan dipilah-pilah digunakan sebagai dasar revisi produk tahap 3. b. Uji terbatas produk dilakukan oleh lima belas siswa SMK jurusan kimia

analisis dan diperoleh hasil penilaian kualitas produk. 4. Tahap desiminasi

Pada tahap desiminasi, produk dideminasikan dalam acara FGD (Focus Group Discuccion). Peserta acara merupakan guru-guru kimia SMK di Yogyakarta. Selanjutnya peneliti membuat laporan akhir hasil penelitian pengembangan sistem inventori alat-alat laboratorium kimia (SIA).


(43)

26 C. Penilaian Produk

1. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian pengembangan dapat dilihat pada Gambar 3 berikut: Survei Lapangan

Menentukan sasaran produk

Mengumpulkan referensi dari berbagai sumber.

Membuat desain produk

Menyusun produk awal yang ditinjau oleh ahli media dan ahli materi untuk

memperoleh saran dan masukan sebagai revisi tahap 1.

Produk hasil revisi 1 ditinjaukan kepada 5 orang peer reviewer untuk

memperoleh saran dan masukan sebagai revisi tahap 2

Penilaian produk oleh reviewer

dan melakukan revisi tahap 3.

Uji terbatas kepada siswa SMK

Mendesiminasikan produk.

Membuat laporan penelitian.

Tahap Perencanaan

Tahap Pengembangan

Tahap Penilaian

Tahap Desiminasi


(44)

27 2. Subjek Penelitian Produk

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah: a. Ahli media

b. Ahli materi

c. Peer reviewer yaitu lima orang mahasiswa pendidikan kimia yang melakukan penelitian pengembangan

d. Reviewer, yaitu lima guru kimia SMK dari SMK SMTI Yogyakarta, SMK N 2 Depok dan SMK Panjatan.

e. Subjek uji terbatas, yaitu lima belas siswa kelas X Jurusan Kimia Analisiss SMK SMTI Yogyakarta.

3. Objek Penelitian Produk

Objek penelitian ini adalah kualitas sistem inventori alat laboratorium (SIA) sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisiss dilihat dari aspek keluasan dan kebenaran materi, kinerja program dan tampilan hasil pembacaan.

4. Jenis data

Data yang diperoleh dari penelitian pengembangan ini antara lain:

a. Data tentang pengembangan produk sesuai prosedur pengembangan yang ditempuh berdasarkan tujuan dan masukan dari ahli media, ahli materi, dan

peer reviewer.

b. Data tentang kualitas produk berdasarkan reviewer dan lima belas orang siswa SMK jurusan kimia analisiss sebagai penguji terbatas.


(45)

28 5. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian terdiri dari angket saran dan masukan yang diisi oleh ahli media, ahli materi, peer reviewer dan reviewer serta daftar centang (checlist) yang diisi oleh reviewer dan siswa penguji sebagai penguji terbatas. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mengadaptasi instrumen pengembangan

software yang ditulis oleh Romi Satria Wahono (2006). Kisi-kisi instrumen penilaian dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Penilaian

No Aspek Indikator Jumlah

Butir 1 Keluasan dan

Kebenaran Materi

Ketepatan penulisan nama setiap alat laboratorium kimia.

1 Ketepatan penulisan jenis bahan setiap alat

laboratorium kimia.

1 Ketepatan cara penyimpanan setiap alat

laboratorium kimia.

1 Ketepatan cara penggunaan setiap alat

laboratorium kimia.

1 Keluasan informasi yang ditampilkan 1 2 Kinerja Program Kemudahan menambah data baru pada

database

1 Kemudahan meng-edit data lama di database 1 Kapasitas penyimpanan dari database 1 Kejelasan tampilan informasi pada database 1 Kemudahan pembacaan barcode oleh

perangkat android

1 3 Tampilan Hasil

Pembacaan

Kebenaran bahasa yang digunakan 1 Ketepatan jenis dan ukuran huruf (font) 1 Desain dan komposisi warna tampilan hasil pembacaan

1 Tata letak konten hasil pembacaan 1

Tampilan gambar 1

Tampilan informasi pendukung 1


(46)

29

Instrumen pengumpulan data membantu peneliti lebih mudah dan data yang diperoleh lebih sistematis (Sudaryono, Margono & Rahayu, 2012). Instrumen menggunakan lima skala penilaian kualitas yang dijabarkan dengan nilai sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), kurang (K), dan sangat kurang (SK). Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan instrumen terlebih dahulu di validasi.

6. Teknik Analisiss Data a. Analisiss Data Proses

Saran dan masukan dikumpulkan, ditabulasi dan dipilih mana yang sesuai dengan konsep produk, dan digunakan sebagai dasar merevisi produk. Dasar revisi I, diperoleh dari ahli materi dan ahli media. Dasar revisi II diperoleh dari 5 orang mahasiswa Pendidikan Kimia (peer reviewer), Sebagai dasar revisi III, diperoleh dari 5 guru kimia SMK sebagai reviewer. Masukan dan saran yang diperoleh baik dari dosen pembimbing, peer reviewer, ahli media, ahli materi,dan

reviewer dijadikan dasar untuk melakukan revisi dan perbaikan tahap akhir, sehingga dihasilkan produk yang berkualitas.

b. Analisiss Data Kualitas

1) Mengubah nilai menjadi skor dengan skala Likert. Skala Likert menggunakan dengan lima kategori, tetapi dalam hal tertentu bisa ganjil dengan ada kategori tengah-tengah yang merupaka kategori netral (Arifin, 2013). Aturan pemberian skor dapat dilihat pada Tabel 3.


(47)

30 Tabel 3. Aturan Pemberian Skor

2). Menghitung skor total dan skor rata-rata tiap komponen. Skor total rata-rata tiap komponen dihitung dengan rumus (Arifin, 2013):

X= X Keterangan:

X = skor rata-rata tiap komponen n = jumlah butir komponen Ʃ x = skor rata-rata tiap komponen

Skor rata-rata diubah menjadi nilai kualitatif sesuai dengan kriteria nilai. Membandingkan nilai rerata total skor masing-masing komponen dengan kriteria ditunjukkan pada Tabel 3 (Widoyoko, 2013) :

Tabel 3. Kriteria Pengubahan Nilai Kuantitatif Menjadi Kualitatif

No Rentang skor (i) Katergori

1. X>Xi + 1,8 SBi Sangat Baik

2. Xi + 0,6 SBi <X≤Xi + 1,8 SBi Baik

3. Xi - 0,6 SBi <X≤Xi + 0,6 SBi Cukup

4. Xi - 1,8 SBi <X≤Xi - 0,6 SBi Kurang

5. X≤Xi- 1,8 SBi Sangat Kurang

No Keterangan Skor

1 SK (Sangat Kurang) 1

2 K (Kurang) 2

3 C (Cukup) 3

4 B (Baik) 4


(48)

31 Keterangan:

Xi = skor rata-rata ideal SBi = simpangan baku ideal

Skor tertinggi ideal = Ʃ butir kriteria x skor tertinggi Skor terendah ideal = Ʃ butir kriteria x skor terendah

Xi = ½ (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal) SBi = (½) (⅓) (skor tertinggi ideal – skor terendah ideal) 3) Menentukan keidealan tiap aspek.

4) Langkah terakhir adalah menghitung skor rata-rata keseluruhan aspek. Persentase Keidealan tiap aspek = Jumlah skor rata−rata

Jumlah skor maksimal tiap aspek x 100%

Persentase kualitas produk =jumlah skor rata−rata keseluruhan aspek produk


(49)

32 BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian

Hasil pertama pada penelitian pengembangan ini berupa aplikasi yang berjudul “Pengembangan Sistem Inventori Alat-alat Laboratorium Kimia (SIA) Sebagai Sumber Belajar Mandiri Siswa SMK Jurusan Kimia Analisiss”. Aplikasi ini dikembangan mengacu pada proses inventarisasi alat-alat di laboraturium kimia. Konten yang terdapat dalam menu utama meliputi id barcode , nama alat, jenis bahan jumlah alat, ukuran alat, sumber perolehan alat, foto alat, cara penyimpanan dan penggunaan alat. Gambar 4 dan 5 menunjukkan logo aplikasi SIA dan tampilan awal aplikasi.

Gambar 4. Logo Aplikasi.


(50)

33

Setelah aplikasi dibuka, akan muncul menu utama seperti pada Gambar 6. Adapun simbol-simbol pada menu utama ditampilkan pada Gambar 7.

Gambar 6. Tampilan Menu Utama.

Gambar 7. Keterangan pada Menu Utama.

NO. Simbol Fungsi

1. Memasukan data baru.

2. Merubah format data kedalam dalam

bentuk exel.

3. Menginformasikan no IP Address.

4. Mencetak database.

5. Mengedit data, seperti memperbaharui

informasi tentang nama alat, jumlah alat, kondisi alat dan ukuran alat.

6. Menghapus informasi data suatu alat.

7. Menginformasikan deskripsi kode.

8. Menutup menu utama aplikasi.


(51)

34

Tampilan contoh database SIA ditunjukan pada Gambar 8.

Gambar 8. Tampilan database Inventarisasi.

Gambar 9 menunjukkan proses pembacan barcode menggunakan kamera handphone android dengan memindai QR code. Hasil pembacaan ditampilkan pada Gambar 10.


(52)

35

Gambar 10. Tampilan Informasi di Handphone.

Hasil penelitian kedua berupa data proses dan data kualitas produk. Data proses berupa masukan dari peer reviewer, ahli media, dan ahli materi. Data kualitas produk diperoleh dari penialaian 5 orang reviewer dan uji terbatas 15 siswa SMK SMTI Yogyakarta Jurusan Kimia Analisiss. Lima guru yang menjadi

reviewer disyaratkan telah bertugas menjadi guru mata pelajaran kimia di SMK Jurusan Kimia Analisiss minimal 3 tahun. Data hasil penilaian reviewer dapat dilihat pada Tabel 4 dan penilaian uji terbatas 15 siswa dapat dilihat pada Tabel 5.


(53)

36

Tabel 4. Nilai Rata-Rata dan Persentase Keidealan setiap Aspek Penilaian oleh

Reviewer.

No Aspek Skor

Rata-rata

Persentase

Keidealan Kualitas 1. Keluasan dan Kebenaran

Materi 26 86,57 % Sangat Baik

2. Kinerja Program 20,2 80,8 % Baik

3. Tampilan Hasil Pembacaan 20 80 % Baik

Tabel 5. Nilai Rata-Rata dan Persentase Keidealan setiap Aspek Penilaian Siswa.

No Aspek Skor

rata-rata

Persentase

Keidealan Kualitas 1. Keluasan dan Kebenaran

Materi 26,8 89,3% Sangat Baik

2. Kinerja Program 21,47 85,8 % Sangat Baik 3. Tampilan Hasil Pembacaan 21,20 84,8 % Sangat Baik

B. Pembahasan

Hasil dari penelitian ini adalah mengembangkan suatu aplikasi yang mengacu pada proses inventarisasi alat-alat dilaboratorium kimia. Aplikasi SIA dapat digunakan sebagai sumber belajar mandiri bagi siswa. Siswa dapat menggunakan aplikasi untuk menunjang proses belajar tanpa harus dibimbing oleh guru. Proses pengembangan produk melalui beberapa tahap yaitu tahap perencanaan, pengembangan, penilaian dan desiminasi.

Pada tahap perencanaan dilakukan survei lapangan di beberapa SMK yang ada di Yogyakarta. Mengumpulkan referensi dari berbagai sumber dan membuat desain produk. Pada tahap pengembangan, produk awal ditinjau oleh ahli media dan ahli materi untuk memperoleh saran dan masukan sebagai dasar revisi tahap


(54)

37

1. Hasil revisi 1 ditinjau oleh 5 peer reviewer untuk mendapatkan saran dan masukan sebagai dasar revisi 2. Tahap penilaian, produk dinilai oleh reviewer dan diujikan terbatas kepada siswa SMK. Tahap terakhir yaitu mendesiminasikan produk pada acara FGD (Focus Group Discuccion) yang diikuti oleh guru-guru kimia SMK di Yogyakarta.

Pada tahap pengembangan dilakukan revisi terhadap produk berdasarkan saran dan masukan ahli media, ahli materi. Secara ringkas masukan yang diberikan oleh dosen ahli materi dan media meliputi beberapa hal, yaitu:

a. Variasi ukuran alat ditambah pada contoh pengisisan database. b. Foto alat diperbaiki terutama pipet dan botol semprot pada contoh

pengisisan database.

c. Foto alat diubah menjadi standar web. d. Di berikan batas minimal untuk Ram.

e. ID barcode dipertegas lagi dengan deskripsi.

f. Logo dan nama aplikasi diperbaiki untuk memudahkan klasifikasi. g. Tempat penyimpanan dibuat code L A (lemari penyimpanan).

Pada tahap awal, tidak ada variasi ukuran alat sehingga pada tahap perbaikan, variasi ukuran alat ditambahkan oleh peneliti. Foto untuk beberapa alat dilakukakan pembaharuan agar lebih jelas dan sesuai dengan deskripsi informasi yang diberikan. Beberapa foto alat tidak diubah resolusinya oleh peneliti karena menghindari hasil foto yang kurang jelas. Peneliti memberikan batasan bukan mengacu pada besar RAM tetapi spesifikasi kamera handphone android. Kamera yang memiliki spesifikasi yang tinggi akan lebih cepat melakukan pembacaan


(55)

38

barcode yang tertempel di alat-alat laboratorium. Peneliti mengubah nama aplikasi, pada tahap awal aplikasi memiliki nama ELEBATH. Peneliti mengubah nama menjadi SIA. Peneliti membuat kode untuk letal penyimpanan alat dengan kode awal L A (Lemari Alat) untuk alat yang disimpan didalam almari agar lebih spesifik. Setelah melalui tahap revisi I, kemudia dilakukan peninjuan produk oleh 5 orang peer reviewer sebagai dasar untuk melakukan tahap revisi ke 2. Saran dan masukan secara ringkas meliputi beberapa hal, yaitu:

a. Dicantumkan kolom search agar memudahkan mencari nama alat dalam

database.

b. Pembacaan barcode tidak hanya melalui pemindai QR code tetapi juga dapat secara manual.

c. Informasi tentang cara penyimpanan dan penggunaan alat dapat tersimpan secara otomatis ketika diunduh.

Pada tahap revisi tahap 2, peneliti menambahkan kolom search pada menu halaman utama agar memudahkan pengguna apliksi mencari nama alat. Cara mengunakaan kolom search, pengguna cukup menuliskan nama alat yang akan dicari pada kolom yang telah disediakan. Print out code barcode yang ditempelkan pada alat ditambahkan ID barcode, sehingga dalam proses menscan

dapat dilakukan secara manual yaitu menuliskan ID barcode pada kolom yang disediakan. Peneliti menambahkan fitur unduh otomatis cara penggunaan dan penyimpanan alat melalui handphone android. File yang tersimpan otomatis dalam bentuk MS Word.


(56)

39

Setelah melalui tahap revisi tahap 2, kemudian dilakukan penilaian produk oleh 5 orang guru kimia SMK sebagai reviewer. Tugas dari reviewer memberikan penilaian dan saran masukan sebagai bahan revisi tahap 3. Secara singkat saran dan masukan meliputi beberapa hal, antara lain:

a. Dicantumkan kolom harga alat dan sumber perolehan. b. Dicantumkan kode yang menunjukkan kondisi alat. c. Ditambahkan menu import database ke excel.

d. Aplikasi dibuat terpusat pada hp android.

Pada tahap revisi 2, belum mencantumkan keterangan alat seperti harga dan sumber perolehan alat. Peneliti menambahkan kolom sumber perolehan alat pada menu utama dan kondisi alat, tetapi tidak mencantumkan harga alat. Harga alat tidak dicantumkan mempertimbangkan informasi tentang harga alat dapat diperoleh dari katalog yang dimiliki oleh setiap laboratorium. Katalog dapat diperoleh dari agen penyedia alat. Harga alat yang dikeluarkan oleh satu merek dengan merek yang lainnya berbeda. Peneliti menambahkan fungsi import

database ke dalam excel. Kolom import terdapat pada menu utama bagaian kiri atas. Pada tahap ini, terdapat 2 piranti hardware yaitu laptop sebagai sumber pengolahan database dan handphone android sebagai sarana pembacaan barcode. Dikarenakan keterbatasan peneliti, aplikasi inventori ini tidak diubah menjadi aplikasi yang terpusat pada satu piranti.

Saran dan masukan yang diperoleh dari revieser kemudian menjadi bahan revisi terakhir produk. Kemudian dilakukan penilaian uji terbatas pada 15 siswa. Sekolah yang dipilih untuk melakukan uji terbatas adalah Sekolah Menengah


(57)

40

Kejuruan (SMK) karena produk dari penelitian ini dibuat sebagai sumber belajar mandiri untuk menunjang mata pelajaran manajemen laboratorium yanga ada di SMK. Uji terbatas pada siswa kelas 15 Jurusan Kimia Analisiss, SMK SMTI Yogyakarta. Data yang diperoleh dari penilaian reviewer dan penguji terbatas berupa nilai kualitatif. Nilai kualitatif kemudian diubah menjadi skor menggunakan persamaan Likert. Memasukan skor ke dalam tabel rekapitulasi dan menghitung skor rata-rata yang diperoleh setiap aspek. Kemudian mengubah skor rata-rata menjadi nilai kualitatif. Menentukan kualitas dan persen keidealan produk secara keseluruhan. Perhitungan analisiss dan grafik dapat dilakukan dengan MS Exel.

1. Data Kualitas Berdasarkan Penilaian oleh Reviewer

Penilaian dilakukan oleh 5 orang guru kimia SMK yang telah mengampu pelajaran kimia lebih dari tiga tahun, sehingga memiliki kompentensi untuk menilai produk pengembangan. Reviewer menilai aplikasi berdasarkan 3 aspek, yaitu aspek keluasan dan kedalaman materi, kinerja program, tampilan hasil pembacaan. Data yang diperoleh dianalisiss dan ditentukan kualitas dan persentase keidealan untuk setiap aspek penilaian. Berikut ini adalah penjabaran penilaian ketiga aspek dan penilaian keseluruhan aplikasi SIA oleh reviewer. a. Kualitas Aspek Keluasan dan Kedalaman Materi

Kualitas aspek keluasan dan kedalaman materi terdiri dari enam indikator penilaian. Hasil perhitungan menunjukkan jumlah skor rata-rata sebesar 26 maka kategori penilaian kualitas aspek keluasan dan kedalaman materi adalah sangat baik (SB). Skor maksimal untuk setip indikator 5, maka total skor maksimal aspek


(58)

41

keluasan dan kedalaman materi adalah 30. Sehingga persentase keidealan produk sebesar 86,57 %. Perbandingan skor antar indikator pada aspek keluasan dan kedalaman materi dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Grafik perbandingan Skor antar indikator pada Aspek Keluasan dan Kedalaman materi.

Keterangan

Indikator 1 : Ketepatan penulisan nama setiap alat laboratorium kimia. Indikator 2 : Ketepatan penulisan jenis bahan setiap alat laboratorium kimia. Indikator 3 : Ketepatan cara penyimpanan setiap alat laboratorium kimia. Indikator 4 : Ketepatan cara penggunaan setiap alat laboratorium kimia. Indikator 5 : Kebenaran gambar dari setiap alat laboratorium kimia. Indikator 6 : Keluasan informasi yang ditampilkan.

Dari hasil analisiss data yang disajikan seluruh indikator tergolong baik. Indikator ketepatan penulisan nama setiap alat laboratorium kimia dan keluasan informasi yang ditampilkan memiliki rata-rata terendah yaitu sebesar 4,2. Hal ini disebabkan masih ada beberapa penulisan nama alat tidak sesuai dengan foto yang ditampilkan. Masih terdapat kesalahan penulisan berupa kurang atau kelebihan

5 5 5 5 5 5

4,2 4,4 4,4 4,4 4,4 4,2

0 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 6

S

k

or

Indikator skor maksimal


(59)

42

huruf. Informasi yang ditampilkan didalam aplikasi meliputi ID barcode, nama, ukuran, jumlah, kondisi, sumber diperoleh, cara penyimpanan, cara penggunaan alat. Konten yang termuat dalam aplikasi merupakan ringkasan dari proses inventarisasi sehingga belum mengakomodir semua materi secara mendetail.

Keempat indikator lainnya memiliki rata-rata sebesar 4,4 yaitu, ketepatan penulisan jenis bahan, cara penyimpanan, cara penggunaan dan gambar dari setiap alat laboratorium kimia. Hal ini menunjukkan bahwa informasi tentang jenis bahan, cara penyimpanan dan penggunaan alat sudah jelas.

b. Aspek Kinerja Program

Kualitas aspek kinerja program terdiri dari lima indikator penilaian. Hasil perhitungan menunjukkan jumlah skor rata-rata sebesar 20,2 maka kategori penilaian kualitas aspek keluasan dan kedalaman materi adalah baik (B). Skor maksimal untuk setip indikator adalah 5, maka total skor maksimal aspek keluasan dan kedalaman materi 25. Setelah dihitung menggunakan persaman persentase keidealan, diperoleh persen keidealan sebesar 80,8 %. Perbandingan skor antar indikator pada aspek keluasan dan kedalaman materi. Grafik perbandingan skor antar indikator pada aspek kinerja program dapat dilihat pada Gambar 12.


(60)

43

Gambar 12. Grafik perbandingan Skor antar Indikator pada Aspek Kinerja Program.

Keterangan

Indikator 1 : Kemudahan menambah data baru pada database. Indikator 2 : Kemudahan meng-edit data lama di database.

Indikator 3 : Kapasitas penyimpanan dari database. Indikator 4 : Kejelasan tampilan informasi pada database.

Indikator 5 : Kemudahan pembacaan barcode oleh perangkat android.

Berdasarkan grafik diatas, terdapat rata-rata yang bernilai sama sebesar 4 yaitu, kemudahan menambah data baru pada database, kapasitas penyimpanan dari database, kejelasan tampilan informasi pada database dan kemudahan pembacaan barcode oleh perangkat android. Dapat diartika bahwa aplikasi mudah digunakan dan kinerja program baik. Aplikasi pengolahan database menggunakan software MySQL, sehingga dalam proses pengolahan data dapat efektif dan efisien. Penyimpanan data file berupa database memiliki keunggulan dalam segi proses pengolahan data dan kapasitas penyimpanan data. Pembacaan barcode

5 5 5 5 5

4 4,2 4 4 4

0 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

S

k

or

Indikator

skor maksimal


(61)

44

menggunakan handphone android yang telah diinstal aplikasi pembacaan barcode

untuk aplikasi SIA.

c. Aspek Hasil Pembacaan

Kualitas aspek hasil pembacaan terdiri dari lima indikator penilaian. Hasil perhitungan menunjukkan jumlah skor rata-rata sebesar 4 maka kategori penilaian kualitas aspek keluasan dan kedalaman materi adalah baik (B). Skor maksimal untuk setip indikator adalah 5, maka total skor maksimal aspek keluasan dan kedalaman materi 25. Setelah dihitung menggunakan persaman prsentase keidealan, diperoleh persen keidealan sebesar 80 %. Perbandingan skor antar indikator pada aspek keluasan dan kedalaman materi ditunjukkan pada Gambar 13.

Gambar 13. Grafik perbandingan Skor antar Indikator pada Aspek Hasil Pembacaan.

Keterangan

Indikator 1 : Kebenaran bahasa yang digunakan. Indikator 2 : Ketepatan jenis dan ukuran huruf (font).

Indikator 3 : Desain dan komposisi warna tampilan hasil pembacaan. Indikator 4 : Tata letak konten hasil pembacaan.

Indikator 5 : Tampilan gambar.

5 5 5 5 5

4 4 4 4 4

0 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

S

k

or

Indikator skor maksimal


(62)

45

Berdasarkan grafik di atas, hasil rata-rata untuk hasil pembacaan sama sebesar 4. Berdasarkan penilaian dari guru rewiewer dapat disimpulkan bahwa bahasa yang digunakan dapat dipahami dengan baik, tidak menimbulkan penafsiran ganda. Ukuran huruf, tata letak dan tampilan gambar yang ditampilakan sudah sesuai sehinga informasi tentang alat dapat tersampaikan dengan baik.

Setelah dilakukan penilan setiap aspek, pada tahap akhir adalah menilai keseluruhan aspek aplikasi SIA. Total skor rata-rata yang diperoleh berdasarkan penialaian guru reviewer sebesar 66,2 sehingga mendapatkan kategori baik (B). Total jumlah indikator 16 dan skor maksimal setiap indikator adalah 5. Persentase keidealan yang diperoleh sebesar 82,75 %. Perhitungan dari penilaian tingkat kelayakan dan kualitas tiap aspek dapat dilihat pada Lampiran 7.

7. Data Kualitas Berdasarkan Uji Terbatas pada Siswa

Uji terbatas pada siswa menilai 3 aspek yaitu, aspek keluasan dan kedalaman materi, kinerja program dan tampilan hasil pembacaan. Siswa yang menjadi penguji terbatas merupakan siswa SMK SMTI Yogyakarta Jurusan Kimia Analisiss kelas 10. Peneliti memilih siswa jurusan kimia analasis karena mata pelajaran manajemen laboratorium merupakan mata pelajaran wajib yang ditempuh. Melalui mata pelajaran manajemen laboratorium siswa diharapkan memiliki kompetensi dan pengalaman dalam menginventarisasikan alat-alat laboratorium kimia. Uji terbatas yang dilakukan pada siswa dilakukan dikelas dan


(63)

46

waktu yang sama. Berikut ini penjabaran penilaian ketigas aspek dan penilaian keseluruhan aplikasi SIA oleh siswa.

a. Kualitas Aspek Keluasan dan Kedalaman Materi

Kualitas aspek keluasan dan kedalaman materi terdiri dari enam indikator penilaian. Hasil perhitungan menunjukkan jumlah skor rata-rata sebesar 26,8 maka kategori penilaian kualitas aspek keluasan dan kedalaman materi adalah sangat baik (SB). Skor maksimal untuk setip indikator 5, maka total skor maksimal aspek keluasan dan kedalaman materi 30 sehingga persentase keidealan sebesar 89,3 %. Grafik perbandingan skor dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Grafik perbandingan Skor antar indikator pada Aspek Keluasan dan Kedalaman materi.

5 5 5 5 5 5

4,7 4,7

4,4 4,3 4,5 4,4

0 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 6

S

k

or

Indikator skor maksimal


(64)

47 Keterangan

Indikator 1 : Ketepatan penulisan nama setiap alat laboratorium kimia. Indikator 2 : Ketepatan penulisan jenis bahan setiap alat laboratorium kimia Indikator 3 : Ketepatan cara penyimpanan setiap alat laboratorium kimia. Indikator 4 : Ketepatan cara penggunaan setiap alat laboratorium kimia. Indikator 5 : Kebenaran gambar dari setiap alat laboratorium kimia. Indikator 6 : Keluasan informasi yang ditampilkan.

Berdasarkan grafik diatas, indikator ketepatan cara penyimpanan alat laboratorium memiliki skor rata-rata terendah yaitu sebesar 4,3. Masih terdapat beberapa cara penyimpanan alat yang dirasa kurang lengkap. Materi yang termuat didalam aplikasi merupakan materi secara garis besar sehingga tidak bisa mengakomodir materi secara terperinci. Skor rata-rata tertinggi diperoleh oleh indikator pertama dan kedua. Hal ini menunjukkan bahwa ketepatan penulisan nama alat dan jenis bahan alat sudah jelas.

b. Aspek Kinerja Program

Kualitas aspek kinerja program terdiri dari lima indikator penilaian. Hasil perhitungan menunjukkan jumlah skor rata-rata sebesar 21,47 maka kategori penilaian kualitas aspek keluasan dan kedalaman materi adalah sangat baik (SB). Skor maksimal untuk setip indikator adalah 5, maka total skor maksimal aspek keluasan dan kedalaman materi 25. Setelah dihitung menggunakan persaman persentase keidealan, diperoleh persen keidealan sebesar 85,8 %. Perbandingan skor antar indikator pada aspek keluasan dan kedalaman materi dapat dilihat pada Gambar 15.


(65)

48

Gambar 15. Grafik perbandingan Skor antar Indikator pada Aspek Kinerja

Program. Keterangan

Indikator 1 : Kemudahan menambah data baru pada database. Indikator 2 : Kemudahan meng-edit data lama di database.

Indikator 3 : Kapasitas penyimpanan dari database. Indikator 4 : Kejelasan tampilan informasi pada database.

Indikator 5 : Kemudahan pembacaan barcode oleh perangkat android.

Berdasarkan grafik di atas, indikator kapasitas penyimpanan dan kejelasan tampilan informasi pada database memiliki skor yang tertinggi. Kapasitas penyimpanan database mampu menyimpan data lebih dari 1000 data tanpa mengurangi kecepatan proses mengkases data. Skor rata-rata terendah diperoleh indikator kemudahan menambah dan mengedit data yaitu sebesar 4,1. Hal ini dikarenakan icon input data dan edit data dalam aplikasi terpisah (tidak berdampingan). Konsistensi bentuk dan letak icon mempengaruhi kenyamanan pengguna ketika menjalankan program. Semua pilihan menu dibuat sedemikian sehingga mudah dicari apabila diperlukan.

5 5 5 5 5

4,1 4,1

4,5 4,5 4,5

0 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

S

k

or

Indikator

skor maksimal


(66)

49 c. Aspek Hasil Pembacaan

Kualitas aspek hasil pembacaan terdiri dari lima indikator penilaian. Hasil perhitungan menunjukkan jumlah skor rata-rata sebesar 21,20 maka kategori penilaian kualitas aspek keluasan dan kedalaman materi adalah sangat baik (SB). Skor maksimal untuk setip indikator adalah 5, maka total skor maksimal aspek keluasan dan kedalaman materi 25. Setelah dihitung menggunakan persaman prsentase keidealan, diperoleh persen keidealan sebesar 84,8 %. Grafik perbandingan skor setiap indikator dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16. Grafik perbandingan Skor antar Indikator pada Aspek Hasil Pembacaan.

Keterangan

Indikator 1 : Kebenaran bahasa yang digunakan. Indikator 2 : Ketepatan jenis dan ukuran huruf (font).

Indikator 3 : Desain dan komposisi warna tampilan hasil pembacaan. Indikator 4 : Tata letak konten hasil pembacaan.

Indikator 5 : Tampilan gambar.

5 5 5 5 5

4,4 4,3

4,2

4

4,3

0 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

S

k

or

Indikator

skor maksimal


(67)

50

Berdasarkan grafik di atas, indikator ketepatan jenis dan ukuran huruf (font) dan tampilan gambar/informasi pendukung memiliki skor sangat baik. Berdasarkan penilaian dari siswa dapat disimpulkan bahwa ukuran huruf, tata letak dan tampilan gambar yang ditampilakan sudah sesuai sehinga informasi tentang alat dapat tersampaikan dengan baik. Pada hasil pembacaan gambar diletakkan di bagaian atas kemudian diikuti informasi-informasi seperti nama, ukuran, jumlah, kondisi, sumber diperoleh, cara penyimpanan, cara penggunaan alat. Ukuran font yang digunakan 12 dengan jenis font arial. Skor rata-rata terendah diperoleh oleh tata letak konten hasil pembacaan. Hal ini disebabkan karena terkadang urutan informasi terbalik-balik. Misalnya, nama alat yang seharusnya tertera setelah foto alat dapat berada pada bagian tengah. Desain tata letak informasi sangat membantu pengguna untuk memanfaatkan aplikasi. Hanya dengan melihat tampilan pembacaan, pengguna diharapkan menangkap pesan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh pengguna. Kecepatan handphone

android untuk menampilkan informasi dipengaruhi oleh kapasitas RAM

handphone. Semakin besar kapasitas RAM maka semakin cepat informasi ditampilkan.

Setelah dilakukan penilan setiap aspek, pada tahap akhir adalah menilai keseluruhan aspek aplikasi SIA. Total rata-rata yang diperoleh berdasarkan penialaian guru reviewer sebesar 69,47 sehingga mendapatkan kategori baik (B). Total jumlah indikator 16 dan skor maksimal setiap indikator adalah 5. Sehingga persentase keidealan yang diperoleh sebesar 86,84%. Perhitungan dari penilaian tingkat kelayakan dan kualitas tiap aspek dapat dilihat pada Lampiran 8.


(68)

51 C. Kajian Produk Akhir

Produk yang dihasilkan dari pengembangan ini adalah aplikasi inventori yang berjudul Pengambangan Sistem Inventori Alat-Alat Laboratorium Kimia (SIA) Sebagai Sumber Belajar Mandiri Siswa SMK Jurusan Kimia Analisiss. Produk yang dihasilkan sudah dilakukan revisi berdasarkan saran dan masukan dari ahli media, ahi materi peer reviewer, reviewer. Penilaian terhadap kualitas produk dilakukan oleh reviewer dan uji terbatas pada siswa.

Pengembangan aplikasi tidak hanya fokus pada sisi teknis tetapi juga mengacu pada cara inventarisasi alat-alat laboratorium yang baik dan benar, sehingga melalui aplikasi ini cara inventarisasi alat-alat laboratorium perlahan mulai beralih dari metode pencatatan menggunakan buku (konvensional) ke metode digital. Aplikasi SIA mudah dan praktis untuk digunakan karena kinerja program ringan. Laptop yang digunakan sebagai piranti pengolahan database

dibekali dengan aplikasi wifi sehingga transfer data dapat mencakup area yang luas dan cepat.

Kualitas produk dinilai oleh reviewer dan uji terbatas pada siswa. Data awal yang diperoleh berupa data kualitatif. Data kualitatif kemudian diubah data kuantitatif sehingga dapat ditentukan kategori dan keidealan produk. Berdasarkan penilaian dari reviewer keseluruhan aspek dalam produk mendapatkan kategori baik (B) dan mendapatkan persentase keidealan sebesar 78,25 %. Berdasarkan penilaian dari uji terbatas pada siswa keseluruhan aspek dalam produk mendapatkan kategori baik (B) dan mendapatkan persentase keidealan sebesar 87,25 %.


(69)

52

Secara umum aplikasi SIA memiliki berbagai kelebihan sehingga layak untuk dijadikan sumber belajar mandiri yang relevan dengan kebutuhan siswa. Kelebihan yang dimiliki aplikasi SIA antara lain:

a) aplikasi SIA dapat digunakan sebagai sumber belajar mandiri siswa dan mudah untuk digunakan.

b) aplikasi SIA merupakan sumber belajar mandiri yang mengikuti perkembangan teknologi.

c) penyimpanan data memiliki kapasitas yang besar.

d) proses pembaharuan data dapat mudah dan praktis digunakan.

e) foto, cara penggunaan dan penyimpanan alat secara otomatis dapat tersimpan dalam hp android yang digunakan sebagai alat pembacaan

barcode.

Selain memiiki beberapa kelebihan, aplikasi SIA juga memiliki kekurangan. Kekurangan dari aplikasi SIA antara lain:

a. konten yang terdapat dalam aplikasi masih terbatas belum terperinci secara detail seperti dalam buku inventarisasi manual. Hal ini dikarenakan aplikasi didesain sebagai sumber belajar mandiri sehingga konten yang di cantumkan merupakan intisari dari inventarisasi.

b. aplikasi pembacaan barcode hanya bisa digunakan pada smartphone

berbasis andoid.

c. aplikasi pengelolaan database dapat dijalankan di laptop apabila laptop tersebut sudah terdapat software penunjang untuk menjalankan aplikasi.


(70)

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian pengembangan aplikasi sistem inventori alat-alat laboratorium kimia (SIA) sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK Jurusan Kimia Analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Aplikasi SIA yang dihasilkan dengan mengadaptasi model pengembangan Borg dan Gall, melalui 4 tahapan yaitu tahap perencanaan, pengembangan, penilaian dan desiminasi. Sistem inventori alat-alat laboratorium kimia (SIA) yang dikembangkan mengacu pada proses inventarisasi alat-alat di laboratorium kimia. Konten yang termuat dalam aplikasi meliputi ID barcode, nama, ukuran, jenis bahan, jumlah, kondisi, sumber, cara penggunaan, cara pemakaian dan foto alat.

2. Berdasarkan hasil penilaian reviewer dan siswa, sistem aplikasi SIA mendapatkan skor 62,2 dan 69,7 atau dalam persentase keidealan 83,75 % dan 86,84 %. Sehingga sistem aplikasi SIA termasuk kategori sangat baik (SB).


(71)

54 B. Saran

Berdasarkan penelitian pengembangan yang telah dilakukan terdapat beberapa hal yang perlu ditindak lanjuti meliputi:

1. Aplikasi pengembangan sistem inventori alat-alat laboratorium kimia (SIA) dilakukan perbaikan dan pengembangan lebih lanjut sehingga diperoleh produk yang lebih baik.

2. Melakukan penelitian lanjutan dengan mengujicobakan aplikasi kepada siswa sehingga dapat diketahui efektifitas penggunakan aplikasi sebagai sumber belajar mandiri terhadap peningkatan prestasi belajar siswa.


(72)

55

DAFTAR PUSTAKA

Aguirre, W.R., Bartolome, J.P., De Torres, J.E.T., Fajilan, M,J,P., Mendoza, E,Z & Laguador, M. (2013). Automated laboratory item-Inventory system with barcode. Journal of Emerging Technology and Advanced Engineering, 3, 9-12.

Arifin, Z. (2013). Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur Edisi Teknik Prosedur. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Basalamah, A.S.M. (1995). Pengolahan Data Elektronik : Konsep untuk Manager dan Auditor. Jakarta Pusat: PT. Pustaka Binaman Pressindo.

Denton, J.W. & Peace, A.G. (2006). Selection and Use of MySQL in a Database Management Course. Journal of Information System Education, 14: 401-407.

Greenspan, J. & Bulger, B. (2001). MySQL/PHP Database Applications. New York: M&T Books.

Hasmim, N.M.S. & Arifin, N.A.M.M. (2013). Laboratory inventory system.

Journal of Science and Research, 2, 261-264.

Malik, J.J., Wijaya, R & Taufik, R. (2015). Implementasi Teknologi Barcode dalam Dunia Bisnis. Yogyakarta: C.V Andi.

Mudjiman. (2007). Belajar Mandiri (Self- Motivated Lerning). Jawa Tengah: UNS Press.

Naik, P,G., Kamath, R,S., Jamsandekar, S,S., Mahajan, K,S. & Patil, M,B. (2015). Enhancing the usability of library system at CSIBER using QR Code.

Journal of Computer Engineering, 17, 3, 33-41.

Ozel, C & Akkurt, M. (2015). A new is Sabanci University information center : QR code application. Journal Qualitative and Quantitative Methods in Libraries (QQML), 4, 171-179.

Padmaningrum, R,T. & Kristianingrum, S. (2007). Diktat Kuliah : Manajemen Laboratorium. Yogyakarta.


(73)

56

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67, Permendikbud, Tahun 2015, Inventarisasi dan Pelaporan Barang Milik Negara di Lingkungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomer 24, Permendiknas, tahun 2007,

Standar Sarana dan Prasarana Sekolah/Madrasah Pendidikan Umum.

Sardiman. (1990). Interaksi dan Motivasi Belajar-Menajar: Pedoman Bagi guru dan Calon Guru. Jakarta: C.V Rajawali.

Setiawan, E. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Diakses dari https://www/google.com/amp/kbbi.web.id/inventori.htmL?espv=1. Pada tangga 25 Maret 2017, jam 07.18.

Sitepu. (2014). Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sudaryono., Margono, G & Rahayu, W., (2012). Pengambangan Instrumen Penelitian Pendidikan. Jakarta: Graha Ilmu.

Sudha, K.L., Shinde, S., Thomas, T & Abdugani, A. (2015). Barcode based student attendance system. Journal of Computer Applications, 119, 1-4. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitataif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N, S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Suparjati, Tugiyem & Rahayu P. (2000). Tata Usaha dan Kearsipan. Yogyakarta: Kanisius.

Tim Supervisi Dikjen Dikti. (2002). Bahan Ajar Pelatihan Manajemen Laboratorium. Yogyakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20, Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional.

Wahana Komputer. (2015). Membangun Sistem Informasi dengan Java NetBeans dan MySQL. Yogyakarta: C.V Andi Offset.


(74)

57

Wahono, R.S. (2006). Aspek dan Kriteria Penilaian Media Pembelajaran. Diakses dari https:// romisatriawahono.net/2006/06/21/aspek-dan-kriteria-penialian-media-pembelajaran/. Pada tanggal 8 Agustus 2016, jam 08.00.

Widyoko, E.P. (2013). Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Xia, Y., Stiner, R.E. & Chu P.C. (2002). Database integration with the web for biologist to share data and information. Journal of Biotecnology, 5, 154-161.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)