BERMAIN PERAN DALAM KEHIDUPAN KELUARGA UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERICARA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS 4 DI SLB ABC YPLAB LEMBANG.

(1)

Andri Sudiarsa, 2014

Bermain Peran Dalam Kehidupan Keluarga Untuk Mengembangkan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Sedang Kelas 4 Di SLB ABC YPALB Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ...

KATA PENGANTAR ………...

DAFTAR ISI ………...

DAFTAR TABEL ………...

DAFTAR GRAFIK ………...

i ii iv vi viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………... B. Identifikasi Masalah ………... C. Batasan Masalah ………...……….. D. Rumusan Masalah …………...……….. E. Tujuan Penelitian ……….…………...………..

1 5 6 6 6

BAB II PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG MELALUI BERMAIN PERAN

A. Konsep Dasar Tunagrahita ………... B. Konsep Bermain Peran ………... C. Kemampuan Berbicara ………... D. Kerangka Pemikiran ………... E. Hipotesis ……….………...

8 10 14 17 19

BAB III METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian ………...……….. B. Metode Penelitian ………...…….. C. Subjek Dan Lokasi Penelitian ………...…….. D. Instrumen Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data ……...…..

20 21 23 24


(2)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ………...……….. B. Analisis Data Hasil Penelitian ………..

C. Pembahasan ………

29 32 65

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan ………...………..

B. Implikasi ………...………..

67 67

DAFTAR PUSTAKA ………...……….. 68

DAFTAR LAMPIRAN ………...………..

LAMPIRAN 1 ……….

LAMPIRAN 2 ……….

LAMPIRAN 3 ……….

LAMPIRAN 4 ……….

LAMPIRAN 5 ……….

70 71 87 120 127 131


(3)

Andri Sudiarsa, 2014

Bermain Peran Dalam Kehidupan Keluarga Untuk Mengembangkan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Sedang Kelas 4 Di SLB ABC YPALB Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.1 Data Baseline 1 (A1), Intervensi (B), dan Baseline 2 (A2),

Kemampuan Artikulasi Subjek C ……….. 29

Tabel 4.2 Data Baseline 1 (A1), Intervensi (B), dan Baseline 2 (A2), Kemampuan Artikulasi Subjek F ……….. 31

Tabel 4.3 Panjang Kondisi Subjek C ……….. 33

Tabel 4.4 Kecenderungan Arah Subjek C ……….. 34

Tabel 4.5 Rangkuman Kondisi Kecenderungan Stabilitas Subjek C ….. 39

Tabel 4.6 Kondisi Jejak Data (Data Path) Subjek C ……….. 39

Tabel 4.7 Level Stabilitas dan Rentang (Level Stability and Range) Subjek C ………..………..….. 40

Tabel 4.8 Kondisi Perubahan Level (Level Change) Subjek C ….. 40

Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Analisis Visual Dalam Kondisi Subjek C Pada Aspek Kemampuan Artikulasi ……….. 41

Tabel 4.10 Panjang Kondisi Subjek F ………..…..….. 43

Tabel 4.11 Kecenderungan Arah Subjek F ……….. 44

Tabel 4.12 Kecenderungan Stabilitas Subjek F ……….. 49

Tabel 4.13 Kondisi Jejak Data (Data Path) Subjek F ……….. 49

Tabel 4.14 Kondisi Level Stabilitas dan Rentang (Level Stability and Range) Subjek F ………..……… 50 Tabel 4.15 Kondisi Perubahan Level (Level Change) Subjek F ………….. 50

Tabel 4.16 Rangkuman Hasil Analisis Visual Dalam Kondisi Subjek F Pada Aspek Kemampuan Artikulasi ……….. 51


(4)

Tabel 4.17 Variabel Yang Diubah Subjek C ……….. 53 Tabel 4.18 Perubahan Kecenderungan Arah Subjek C ……….. 53 Tabel 4.19 Perubahan Kecenderungan Stabilitas Subjek C ………….. 54 Tabel 4.20 Perubahan Level Subjek C ……….. 55 Tabel 4.21 Data Overlap Subjek C ……….. 57 Tabel 4.22 Rangkuman Hasil Analisis Antar Kondisi Subjek C

Dalam Aspek Kemampuan Artikulasi ………. 58 Tabel 4.23 Variabel yang diubah Subjek F ………. 59 Tabel 4.24 Perubahan Kecenderungan Arah Subjek F ………. 60 Tabel 4.25 Perubahan Kecenderungan Stabilitas Subjek F ………….. 60 Tabel 4.26 Perubahan Level Subjek F ……….. 61 Tabel 4.27 Data Overlap Subjek F ……….. 63 Tabel 4.28 Rangkuman Hasil Analisis Antar Kondisi Subjek F


(5)

Andri Sudiarsa, 2014

Bermain Peran Dalam Kehidupan Keluarga Untuk Mengembangkan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Sedang Kelas 4 Di SLB ABC YPALB Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

Grafik 3.1 Grafik Desain Penelitian ……… 22 Grafik 4.1 Kemampuan Artikulasi Subjek C ………. 30 Grafik 4.2 Kemampuan Artikulasi Subjek F ……… 31 Grafik 4.3 Persentase Kemampuan Artikulasi Subjek C dan F ………. 32 Grafik 4.4 Kecenderungan Arah Artikulasi Subjek C ……….. 34 Grafik 4.5 Kecenderungan Stabilitas Kemampuan Artikulasi Subjek C

Fase Baseline-1 (A-1) ……… 36 Grafik 4.6 Kencenderungan Stabilitas Kemampuan Artikulasi Subjek C

Fase Intervensi (B) ……… 37 Grafik 4.7 Kecenderungan Stabilitas Kemampuan Artikulasi Subjek C

Fase Baseline-2 (A-2) ……… 38 Grafik 4.8 Kecenderungan Arah Kemampuan Artikulasi Subjek F …… 44 Grafik 4.9 Kecenderungan Stabilitas Kemampuan Artikulasi Subjek F

Fase Baseline-1 (A-1) ……… 45 Grafik 4.10 Kencenderungan Stabilitas Kemampuan Artikulasi Subjek F

Fase Intervensi (B) ……… 47 Grafik 4.11 Kecenderungan Stabilitas Kemampuan Artikulasi Subjek F

Fase Baseline-2 (A-2) ……… 48 Grafik 4.12 Data Overlap Subjek C Kondisi Baseline -1 (A-1) ke

Intervensi (B) ……… 56

Grafik 4.13 Data Overlap Subjek C Kondisi Intervensi (B) ke Baseline -2

(A-2) ……… 57

Grafik 4.14 Data Overlap Subjek F Kondisi Baseline -1 (A-1) ke

Intervensi (B) ……… 62

Grafik 4.15 Data Overlap Subjek F Kondisi Intervensi (B) ke Baseline -2


(6)

67

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dari seluruh data penelitian mengenai bermain peran dalam kehidupan keluarga terhadap kemampuan berbicara khususnya pada aspek kemampuan pengujaran kata (artikulasi) dapat disimpulkan bahwa kemampuan artikulasi subjek C mengalami peningkatan sebesar 20, 55% dapat dilihat dari pengucapan kata lap, sapu, meja , kursi dan bunga dapat diucapakan secara mandiri dan subjek F mengalami peningkatan sebesar 11.65% dapat dilihat dari pengucapan kata lap, kursi dan bunga secara mandiri. Kedua subjek masih kesulitan mengucapkan kata pengki, tempat sampah, kemoceng, taplak dan vas bunga dan kalimat sederhana seperti, kakak menyapu, saya mengelap, saya menyapu lantai, kakak mengelap jendela, adik membuang sampah.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka pertanyaan penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian telah terjawab. Ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan kemampuan berbicara subjek C dan F ketika menyebutkan benda di ruang tamu walaupun pada proses mengulangi kalimat yang didengar oleh subjek masih mengalami kesulitan.

B. Implikasi

Hasil penelitian tentang bermain peran dalam kehidupan keluarga terhadap kemampuan berbicara dapat diterapkan saat memberikan pembelajaran sehingga anak dapat berlatih mengimitasi kata, frase maupun kalimat sederhana. Pelaksanaan bermain peran harus memperhatikan tempat, spontanitas, serta bila terjadi kesulitan maka siswa dapat diberikan bantuan, jika siswa tidak dapat mengikuti permainan maka permainan dapat dihentikan dan dapat dilanjutka setelah siswa diberi arahan oleh guru.


(7)

68

Andri Sudiarsa, 2014

Bermain Peran Dalam Kehidupan Keluarga Untuk Mengembangkan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Sedang Kelas 4 Di SLB ABC YPALB Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bermain peran memiliki beberapa kelebihan yaitu alat-alat yang digunakan pada proses bermain peran bersifat konkrit, kegiatan yang dilakukan sering dilakukan oleh anak, sehingga anak belajar imitasi dan latihan artikulasi dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan.

Pendapat tersebut menjadi dasar bagi peneliti untuk membuat rekomendasi mengenai bermain peran. Adapun rekomendasi yang diambil dari pernyataan di atas adalah :

1. Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dalam proses pembelajaaran bagi anak tunagrahita sedang sehingga dapat mengoptimalkan kemampuan akademik anak tunagrahita sedang. Bermain peran juga dapat mengoptimalkann seluruh indera yang dimiliki oleh anak tunagrahita sedang karena saat bermain peran situasi disesuaikan dengan keaadaan yang sebenarnya.

2. Secara praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pendidik khususnya pada penanganan anak tunagrahita sedang dan sebagai masukkan dalam mengajar anak tunagrahita sedang agar dapat mengoptimalkan kemampuan akademik anak tunagrahita.

3. Bagi peneilti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode bermain peran untuk meningkatkan kemampuan anak tunagrahita sedang pada aspek lain seperti meningkatkan kemampuan motorik verbal, kemampuan berekspresi dan kemampuan berbicara dengan intonasi serta penelitian pada aspek kemampuan berbicara dengan tingkatan yang lebih kompleks sehingga dapat mengoptimalkan kemampuan anak dengan menggunakan bermain peran yang lebih variatif. Menggunakan metode yang lain untuk menggembangkan kemampuan berbicara pada anak tunagrahita sedang.


(8)

69

Andri Sudiarsa, 2014

Bermain Peran Dalam Kehidupan Keluarga Untuk Mengembangkan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Sedang

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman.M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Amin.M (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Arikunto,S.(2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.

Astati (1996). Pendidikan dan Pembinaan Karier Penyandang Tunagrahita Dewasa. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

Ibrahim,S (2010). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Iskandarwassid.dkk (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosda.

Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, A,L. (1984). Pedoman Guru Bahasa Indonesia. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Payne, J dan Jones, D. (1981). Mental Retardation. Colimbus : A Bell and Howell Company

Rocyadi, E. (2005). Pengembangan Program Pembelajaran Individual Bagi Anak Tunagrahita. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sadja’ah, E. (2005). Komunikasi & Interaksi Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung:


(9)

70

Andri Sudiarsa, 2014

Bermain Peran Dalam Kehidupan Keluarga Untuk Mengembangkan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Sedang Kelas 4 Di SLB ABC YPALB Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 70

Sugiyono. (2008). Statistik Nonparametrik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sunanto, J, dkk (2005). Pengantar Penelitian Dengan Subjek Tunggal. Jepang: Criced Univercity of Tsukuba.

Somantri, S (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama.

Tarigan, G,H. (1981). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:

Angkasa.

UPI (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Laporan Buku, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional. Universitas Pendidikan Indonesia.

Wahab,A,A. (2009). Metode dan Model-Model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Alfabeta


(1)

Tabel 4.17 Variabel Yang Diubah Subjek C ……….. 53 Tabel 4.18 Perubahan Kecenderungan Arah Subjek C ……….. 53 Tabel 4.19 Perubahan Kecenderungan Stabilitas Subjek C ………….. 54 Tabel 4.20 Perubahan Level Subjek C ……….. 55 Tabel 4.21 Data Overlap Subjek C ……….. 57 Tabel 4.22 Rangkuman Hasil Analisis Antar Kondisi Subjek C

Dalam Aspek Kemampuan Artikulasi ………. 58 Tabel 4.23 Variabel yang diubah Subjek F ………. 59 Tabel 4.24 Perubahan Kecenderungan Arah Subjek F ………. 60 Tabel 4.25 Perubahan Kecenderungan Stabilitas Subjek F ………….. 60 Tabel 4.26 Perubahan Level Subjek F ……….. 61 Tabel 4.27 Data Overlap Subjek F ……….. 63 Tabel 4.28 Rangkuman Hasil Analisis Antar Kondisi Subjek F


(2)

Andri Sudiarsa, 2014

Bermain Peran Dalam Kehidupan Keluarga Untuk Mengembangkan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Sedang Kelas 4 Di SLB ABC YPALB Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

Grafik 3.1 Grafik Desain Penelitian ……… 22 Grafik 4.1 Kemampuan Artikulasi Subjek C ………. 30 Grafik 4.2 Kemampuan Artikulasi Subjek F ……… 31 Grafik 4.3 Persentase Kemampuan Artikulasi Subjek C dan F ………. 32 Grafik 4.4 Kecenderungan Arah Artikulasi Subjek C ……….. 34 Grafik 4.5 Kecenderungan Stabilitas Kemampuan Artikulasi Subjek C

Fase Baseline-1 (A-1) ……… 36 Grafik 4.6 Kencenderungan Stabilitas Kemampuan Artikulasi Subjek C

Fase Intervensi (B) ……… 37 Grafik 4.7 Kecenderungan Stabilitas Kemampuan Artikulasi Subjek C

Fase Baseline-2 (A-2) ……… 38 Grafik 4.8 Kecenderungan Arah Kemampuan Artikulasi Subjek F …… 44 Grafik 4.9 Kecenderungan Stabilitas Kemampuan Artikulasi Subjek F

Fase Baseline-1 (A-1) ……… 45 Grafik 4.10 Kencenderungan Stabilitas Kemampuan Artikulasi Subjek F

Fase Intervensi (B) ……… 47 Grafik 4.11 Kecenderungan Stabilitas Kemampuan Artikulasi Subjek F

Fase Baseline-2 (A-2) ……… 48 Grafik 4.12 Data Overlap Subjek C Kondisi Baseline -1 (A-1) ke

Intervensi (B) ……… 56

Grafik 4.13 Data Overlap Subjek C Kondisi Intervensi (B) ke Baseline -2

(A-2) ……… 57

Grafik 4.14 Data Overlap Subjek F Kondisi Baseline -1 (A-1) ke

Intervensi (B) ……… 62

Grafik 4.15 Data Overlap Subjek F Kondisi Intervensi (B) ke Baseline -2


(3)

67

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dari seluruh data penelitian mengenai bermain peran dalam kehidupan keluarga terhadap kemampuan berbicara khususnya pada aspek kemampuan pengujaran kata (artikulasi) dapat disimpulkan bahwa kemampuan artikulasi subjek C mengalami peningkatan sebesar 20, 55% dapat dilihat dari pengucapan kata lap, sapu, meja , kursi dan bunga dapat diucapakan secara mandiri dan subjek F mengalami peningkatan sebesar 11.65% dapat dilihat dari pengucapan kata lap, kursi dan bunga secara mandiri. Kedua subjek masih kesulitan mengucapkan kata pengki, tempat sampah, kemoceng, taplak dan vas bunga dan kalimat sederhana seperti, kakak menyapu, saya mengelap, saya menyapu lantai, kakak mengelap jendela, adik membuang sampah.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka pertanyaan penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian telah terjawab. Ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan kemampuan berbicara subjek C dan F ketika menyebutkan benda di ruang tamu walaupun pada proses mengulangi kalimat yang didengar oleh subjek masih mengalami kesulitan.

B. Implikasi

Hasil penelitian tentang bermain peran dalam kehidupan keluarga terhadap kemampuan berbicara dapat diterapkan saat memberikan pembelajaran sehingga anak dapat berlatih mengimitasi kata, frase maupun kalimat sederhana. Pelaksanaan bermain peran harus memperhatikan tempat, spontanitas, serta bila terjadi kesulitan maka siswa dapat diberikan bantuan, jika siswa tidak dapat mengikuti permainan maka permainan dapat dihentikan dan dapat dilanjutka setelah siswa diberi arahan oleh guru.


(4)

Andri Sudiarsa, 2014

Bermain Peran Dalam Kehidupan Keluarga Untuk Mengembangkan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Sedang Kelas 4 Di SLB ABC YPALB Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bermain peran memiliki beberapa kelebihan yaitu alat-alat yang digunakan pada proses bermain peran bersifat konkrit, kegiatan yang dilakukan sering dilakukan oleh anak, sehingga anak belajar imitasi dan latihan artikulasi dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan.

Pendapat tersebut menjadi dasar bagi peneliti untuk membuat rekomendasi mengenai bermain peran. Adapun rekomendasi yang diambil dari pernyataan di atas adalah :

1. Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dalam proses pembelajaaran bagi anak tunagrahita sedang sehingga dapat mengoptimalkan kemampuan akademik anak tunagrahita sedang. Bermain peran juga dapat mengoptimalkann seluruh indera yang dimiliki oleh anak tunagrahita sedang karena saat bermain peran situasi disesuaikan dengan keaadaan yang sebenarnya.

2. Secara praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pendidik khususnya pada penanganan anak tunagrahita sedang dan sebagai masukkan dalam mengajar anak tunagrahita sedang agar dapat mengoptimalkan kemampuan akademik anak tunagrahita.

3. Bagi peneilti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode bermain peran untuk meningkatkan kemampuan anak tunagrahita sedang pada aspek lain seperti meningkatkan kemampuan motorik verbal, kemampuan berekspresi dan kemampuan berbicara dengan intonasi serta penelitian pada aspek kemampuan berbicara dengan tingkatan yang lebih kompleks sehingga dapat mengoptimalkan kemampuan anak dengan menggunakan bermain peran yang lebih variatif. Menggunakan metode yang lain untuk menggembangkan kemampuan berbicara pada anak tunagrahita sedang.


(5)

69 DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman.M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Amin.M (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Arikunto,S.(2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.

Astati (1996). Pendidikan dan Pembinaan Karier Penyandang Tunagrahita Dewasa. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

Ibrahim,S (2010). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Iskandarwassid.dkk (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosda.

Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, A,L. (1984). Pedoman Guru Bahasa Indonesia. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Payne, J dan Jones, D. (1981). Mental Retardation. Colimbus : A Bell and Howell Company

Rocyadi, E. (2005). Pengembangan Program Pembelajaran Individual Bagi Anak Tunagrahita. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sadja’ah, E. (2005). Komunikasi & Interaksi Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung:


(6)

Andri Sudiarsa, 2014

Bermain Peran Dalam Kehidupan Keluarga Untuk Mengembangkan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Sedang Kelas 4 Di SLB ABC YPALB Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 70

Sugiyono. (2008). Statistik Nonparametrik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sunanto, J, dkk (2005). Pengantar Penelitian Dengan Subjek Tunggal. Jepang: Criced Univercity of Tsukuba.

Somantri, S (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama.

Tarigan, G,H. (1981). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

UPI (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Laporan Buku, Makalah, Skripsi,

Tesis, Disertasi. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional. Universitas

Pendidikan Indonesia.

Wahab,A,A. (2009). Metode dan Model-Model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Alfabeta