PENGARUH VARIASI PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI RUMAH TALAS BOGOR: survei terhadap konsumen rumah talas bogor.

(1)

PENGARUH VARIASI PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI RUMAH TALAS BOGOR

(Survei Terhadap Konsumen Rumah Talas Bogor)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata pada Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

Oleh:

Dinda Anisa Nurwidyani 1001409

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

PENGARUH VARIASI PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN KONSUMEN DI RUMAH TALAS BOGOR

(Survei Terhadap Konsumen Rumah Talas Bogor)

Oleh

Dinda Anisa Nurwidyani 1001409

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Dinda Anisa Nurwidyani 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH VARIASI PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI RUMAH TALAS BOGOR

(Survei Terhadap Konsumen Rumah Talas Bogor)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dr. H. Hari Mulyadi, M.Si. Dewi Pancawati N.,S.Pd., MM

NIP. 195905151986011001 NIP. 197911302009122004

Mengetahui, Ketua Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

Heri Puspito Diyah Setyorini, MM. NIP. 19761031 200812 2 001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis

Dinda Anisa Nurwidyani NIM. 1001409


(4)

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ... 8

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 8

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 10

2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Konsep Pariwisata, Wisata Kuliner dan Food and Beverage ... 10

2.1.1.1 Konsep Pariwisata ... 10

2.1.1.2 Konsep Wisata Kuliner ... 14

2.1.1.3 Konsep Food and Beverage ... 15

2.1.2 Variasi Produk Bagian dari Hospitality and Tourism Marketing ... 18

2.1.2.1Pengertian Hospitality and Tourism Marketing ... 18

2.1.2.2Bauran Pemasaran (Hospitality Marketing Mix) ... 21

2.1.2.3 Pengertian Produk ... 23

2.1.2.3.1 Tingkatan Produk ... 24

2.1.2.3.2 Klasifikasi Produk ... 25


(5)

2.1.2.3.4 Bauran Produk ... 28

2.1.2.4 Pengertian Variasi ... 29

2.1.2.5 Pengertian Variasi Produk ... 30

2.1.2.6 Fungsi Variasi Produk ... 32

2.1.2.7 Faktor-Faktor Pembentuk Variasi Produk ... 32

2.1.2.8 Dimensi Variasi Produk ... 35

2.1.3 Perilaku Konsumen ... 37

2.1.3.1 Pengertian Perilaku Konsumen ... 37

2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 39

2.1.3.3 Model Perilaku Konsumen ... 42

2.1.3.4 Proses Keputusan Pembelian Konsumen ... 44

2.1.3.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian ... 46

2.1.3.6 Peran Konsumen dalam Membeli ... 48

2.1.3.7 Jenis-Jenis Tingkah Laku dalam Keputusan Pembelian ... 49

2.1.3.8 Keputusan Pembelian Konsumen ... 50

2.1.4 Pengaruh Variasi Produk Terhadap Keputusan Pembelian ... ... 52

2.1.5 Orisinalitas Penelitian... 54

2.2 Kerangka Pemikiran ... 56

2.3 Hipotesis ... 61

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN... 63

3.1 Objek Penelitian ... 63

3.2 Metode Penelitian ... 63

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 63

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 65

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 68

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 69

3.2.4.1 Populasi ... 69

3.2.4.2 Sampel ... 70

3.2.4.3 Teknik Sampling ... 71

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 72

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 73


(6)

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 78

3.2.7 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 79

3.2.7.1 Rancangan Analisis Data ... 79

3.2.7.2 Uji Hipotesis ... 81

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 87

4.1 Profil dan Responden Rumah Talas Bogor ... 87

4.1.1 Profil Rumah Talas ... 87

4.1.1.1 Identitas Rumah Talas ... 87

4.1.1.2 Struktur Organisasi ... 87

4.1.1.3 Sejarah Singkat Rumah Talas ... 88

4.1.1.4 Produk dan Jasa yang Ditawarkan ... 89

4.1.2 Profil Responden Rumah Talas ... 90

4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 90

4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 91

4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 93

4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 94

4.1.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ... 95

4.1.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah Asal... 97

4.1.2.7 Pengalaman Responden ketika Berkunjung ke Rumah Talas .... 98

4.1.2.8 Pengalaman Responden dalam Mengetahui Informasi Mengenai Rumah Talas ... 99

4.1.2.9 Pengalaman Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian di Rumah Talas dalam Satu Bulan ... 100

4.2 Tanggapan Responden Terhadap Variasi Produk di Rumah Talas Bogor ... 102

4.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Ukuran Makanan ... 102

4.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Harga Makanan ... 103

4.2.3 Tanggapan Responden Terhadap Tampilan Makanan ... 105

4.2.4 Tanggapan Responden Terhadap Ketersediaan Produk Makanan ... 107

4.3 Pelaksanaan Keputusan Pembelian di Rumah Talas Bogor ... 108

4.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Produk ... 108

4.3.2 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Merek ... 110

4.3.3 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Saluran Pembelian ... 111


(7)

4.3.5 Tanggapan Responden Terhadap Jumlah Pembelian ... 114

4.3.6 Tanggapan Responden Terhadap Metode Pembayaran ... 115

4.4 Pengaruh Variasi Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Rumah Talas Bogor ... 115

4.4.1 Hasil Uji Asumsi ... 116

4.4.2 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 119

4.4.3 Pengujian Hipotesis dan Uji Signifikansi Secara Simultan (Uji F) ... 120

4.4.4 Pengujian Hipotesis dan Uji Signifikansi Secara Parsial (Uji t) ... 120

4.4.5 Model Persamaan Regresi Linier Berganda Pengaruh Variasi Produk Terhadap Keputusan Pembelian di Rumah Talas Bogor ... 122

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 122

4.5.1 Pembahasan Mengenai Variasi Produk Di Rumah Talas Bogor ... 122

4.5.2 Pembahasan Mengenai Keputusan Pembelian Konsumen Di Rumah Talas Bogor ... 126

4.5.3 Pembahasan Mengenai Pengaruh Variasi Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Rumah Talas Bogor ... 129

4.6 Implikasi Hasil Penelitian ... 131

4.6.1 Temuan yang Bersifat Teoritik ... 131

4.6.2 Temuan yang Bersifat Empirik ... 132

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 134

5.1 Kesimpulan ... 134

5.2 Rekomendasi ... 135

DAFTAR PUSTAKA ... 137


(8)

ABSTRAK

Dinda Anisa N, 1001409. PENGARUH VARIASI PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI RUMAH TALAS BOGOR (Survei Terhadap Konsumen Rumah Talas Bogor). Skripsi dibawah bimbingan Dr. H. Hari Mulyadi, M.Si. dan Dewi Pancawati N.,S.Pd.,MM

Saat ini persaingan di industri food and beverage semakin tinggi, begitu pula dengan Rumah Talas memiliki pesaing yang banyak di jenis usaha yang sama yaitu sebagai tempat yang menyediakan aneka jajanan/makanan atau oleh-oleh bagi para wisatawan. Untuk dapat bertahan dalam kondisi persaingan yang tinggi, maka Rumah Talas selalu berupaya menawarkan produk makanan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumennya, agar banyak konsumen yang melakukan pembelian di Rumah Talas. Dalam penelitian ini variasi produk merupakan variabel bebas (X) yang terdiri dari variasi berdasarkan ukuran, harga, tampilan, dan ketersediaan produk, sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah keputusan pembelian (Y) yang terdiri dari beberapa tahapan pemilihan yaitu pemilihan produk, merek, saluran pembelian, penentuan waktu pembelian, jumlah pembelian dan metode pembayaran. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif verifikatif dan metode pengambilan sampel yang digunakan adalah systematic random sampling dengan jumlah sampel sebesar 100 responden konsumen Rumah Talas Bogor. Teknik analisis data dan uji hipotesis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi produk memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Sub variabel yang signifikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian di Rumah Talas adalah tampilan (X3) dan ketersediaan produk (X4), sedangkan sub variabel lainnya yaitu ukuran dan harga dinyatakan tidak signifikan.


(9)

ABSTRACT

Dinda Anisa N, 1001409. EFFECT OF PRODUCT VARIETY TO PURCHASING DECISION AT RUMAH TALAS BOGOR (Survey to Consumer of Rumah Talas Bogor). Thesis under the guidance Dr. H. Hari Mulyadi, M.Si. and Dewi Pancawati N.,S.Pd.,MM

Nowadays, competition in the food and beverage industry is getting higher, so did the Rumah Talas has many competitors in the same type of business as a place that provides a variety of snacks / food or souvenirs for tourists. To be able to survive in conditions of high competition, the Rumah Talas always strives to offer food products in accordance with the wishes and needs of consumers, so that consumers who make purchases at Rumah Talas. In this study, the product variety is the independent variable (X) consisting of variations based on size, price, appearance, and availability of the products, while the dependent variable is the purchase decision (Y) which consists of several stages of the selection, the product choice, brand choice, dealer choice, purchase amount, purchase timing and payment method. This type of research is descriptive and verificative sampling method used was systematic random sampling with a sample size of 100 respondents consumer of Rumah Talas Bogor. Techniques of data analysis and hypothesis testing used is multiple linear regression analysis. The results showed that the product variety have an influence on consumer purchasing decisions. Sub significant variable in influencing purchasing decisions in the Rumah Talas is appearance (X3) and the availability of the product (X4), while the other sub-variables, namely size and prices stated are not significant.


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Indonesia merupakan Negara kepulauan, dimana hal tersebut menjadikan Indonesia memiliki banyak daerah menarik untuk dijadikan sebagai daerah tujuan wisata (DTW), dan salah satu daya tariknya adalah wisata kuliner. Provinsi di Indonesia yang sering dikunjungi oleh wisatawan yaitu Jawa Barat. Berikut data kunjungan wisatawan ke Jawa Barat yang dilihat melalui pintu Husein Sastranegara dan Pelabuhan Muarajati Cirebon:

TABEL 1.1

DATA WISATAWAN MANCANEGARA KE JAWA BARAT TAHUN 2010-2013

Tahun Wisatawan

Mancanegara

Rata-Rata Kunjungan

2010 92.479 7.707

2011 117.550 9.796

2012 148.445 12.370

2013*) 57.048 14.262

Catatan :*) Jumlah Januari-April

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Tabel 1.1 menunjukkan jumlah kunjungan wisman dari tahun 2010-2012 mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan provinsi Jawa Barat memiliki banyak daerah tujuan wisata (DTW) yang menarik untuk dikunjungi, seperti wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata belanja, wisata kuliner dan wisata olahraga. Di tahun 2013 (Januari-April) jumlah wisman mencapai 57.048.

Salah satu daerah tujuan wisata (DTW) di Provinsi Jawa Barat yaitu Kota Bogor. Data wisatawan yang berkunjung ke Kota Bogor disajikan dalam tabel berikut:


(11)

TABEL 1.2

JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BOGOR TAHUN 2009-2012

Wisatawan Tahun

2009 2010 2011 2012

Mancanegara 102.055 104.076 106.137 110.975 Nusantara 1.190.793 1.205.628 1.309.875 1.775.580

Total 1.292.848 1.309.704 1.416.012 1.886.555

Sumber: BPS Kota Bogor dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor, 2013 Tabel 1.2 menunjukkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Bogor dari tahun 2009 – 2012 terus mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan Kota Bogor memiliki jenis wisata yang beragam yang dapat dinikmati oleh para wisatawan seperti wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata olahraga, dan jenis wisata lain yang memiliki kontribusi dalam meningkatnya tingkat kunjungan ke Kota Bogor yaitu wisata belanja dan wisata kuliner.

Menurut UU RI No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan menyebutkan bahwa usaha dalam pariwisata meliputi daya tarik wisata; kawasan pariwisata; jasa transportasi wisata; jasa perjalanan wisata; jasa makanan dan minuman; penyediaan akomodasi; penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi; penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran. Selain terkenal dengan objek wisatanya seperti Kebun Raya Bogor, Istana Bogor, Prasasti Batutulis, Plaza Kapten Muslihat, Museum Zoologi, Museum Etnobotani, Museum Peta, Situ Gede, Country Club Cimanggu, The Jungle, Museum Tanah, Tanaman Obat, Rancamaya Country Golf, dan Museum Perjuangan, Kota Bogor juga terkenal dengan wisata kulinernya dikarenakan Bogor memiliki beragam jenis jajanan/makanan khas yang dapat dijadikan sebagai buah tangan/ oleh-oleh ketika para wisatawan akan kembali ke daerah asalnya.

Umbi Talas menjadi salah satu identitas panganan khas dari Kota Bogor, dan saat ini beberapa industri dibidang makanan telah menggunakan umbi talas sebagai bahan pokok dalam campuran olahan produk makanan yang ditawarkan. Di Kota Bogor tempat oleh-oleh yang menyediakan produk oleh-oleh makanan dari olahan umbi talas yaitu Sangkuriang dan Rumah Talas. Pesaing utama dari


(12)

Rumah Talas yaitu Sangkuriang, dan kepopuleran Sangkuriang lebih tinggi dibandingkan dengan Rumah Talas sebagai penyedia oleh-oleh makanan khas berbahan umbi talas dari Kota Bogor. Hal tersebut dikarenakan animo masyarakat lebih tinggi terhadap produk makanan olahan talas di Sangkuriang dibandingkan dengan Rumah Talas, sehingga untuk pembelian di outlet Sangkuriang ada batas jumlah pembelian, untuk konsumen yang memesan melalui telepon dibatasi maksimal lima box sedangkan konsumen yang datang langsung hanya dua box, dan bukanlah pemandangan yang langka apabila di Sangkuriang terdapat pemandangan berbaris panjang untuk mengantri.

Oleh Sebab itu, Rumah Talas sebagai tempat penyedia oleh-oleh makanan khas Bogor berbahan olahan Talas harus memiliki produk makanan olahan talas yang lebih bervariatif, agar konsumen lebih tertarik untuk melakukan pembelian oleh-oleh di Rumah Talas dibandingkan dengan melakukan pembelian di tempat pesaing. Rumah Talas mulai beroperasi pada bulan November 2009. Rumah Talas menawarkan berbagai macam panganan untuk oleh-oleh, dan produk makanan yang ditawarkan hampir semua berbahan baku talas yang merupakan hasil bumi khas dari daerah Bogor.

Berikut ini terdapat data tingkat pembelian konsumen Rumah Talas dan disajikan dalam bentuk Tabel:

TABEL 1.3

DATA PEMBELIAN DI RUMAH TALAS BOGOR TAHUN 2010-2013

Tahun

Jumlah Pembelian (item produk)

Pertumbuhan Kenaikan

(%)

2010 58.774 -

2011 64.618 10%

2012 68.445 6%

2013 70.462 3%

Sumber: Rumah Talas, 2014

Tabel 1.3 menunjukkan bahwa tingkat pembelian dari tahun 2010 sampai dengan 2013 terus mengalami kenaikan namun belum menunjukkan kenaikan angka yang signifikan, bahkan dapat dilihat selisih kenaikan yang terjadi di tahun 2010-2013 tidak stabil dan cenderung mengalami penurunan, tahun 2010-2011


(13)

mengalami kenaikan sebesar 10%, kemudian 2011-2012 kenaikan sebesar 6%, dan kenaikan di tahun 2012-2013 hanya 3% dan pada tahun 2013 angka kenaikan yang terjadi pun tidak mencapai angka yang ditargetkan oleh pengelola, sedangkan pihak pengelola menargetkan kenaikaan yang terjadi minimal sebesar 5% setiap tahunnya.

Apabila fenomena tersebut dibiarkan ditengah persaingan usaha yang semakin tinggi maka dikhawatirkan setiap tahun berikutnya akan terus terjadi penurunan pembelian sehingga tidak mencapai apa yang diharapkan oleh pengelola, karena kegiatan pembelian yang lemah akan mempengaruhi pendapatan yang diperoleh. Berikut ini rata-rata jumlah pendapatan yang diperoleh Rumah Talas tahun 2010-2013:

TABEL 1.4

JUMLAH RATA - RATA PENDAPATAN RUMAH TALAS TAHUN 2010-2013

Tahun Jumlah Pendapatan (Rp)

2010 800.142.500

2011 888.397.500

2012 941.118.750

2013 933.621.500

Sumber: Rumah Talas, 2014.

Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa pendapatan yang diperoleh pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 terus mengalami kenaikan, namun pada tahun 2013 telah terjadi penurunan sebesar 1% dari tahun sebelumnya. Penurunan pendapatan yang terjadi mengindikasikan adanya permasalahan dalam kegiatan pembelian yang dilakukan konsumen di Rumah Talas dimana angka pembelian di tahun 2013 juga belum mencapai angka yang ditargetkan oleh pengelola, karena pada dasarnya kegiatan pembelian yang tinggi akan berdampak pada perolehan pendapatan (revenue) yang optimal. Oleh sebab itu, pengelola harus mengupayakan untuk dapat meningkatkan minat konsumen untuk melakukan pembelian di Rumah Talas.

Walaupun penurunan pendapatan yang terjadi tidak menunjukkan angka yang signifikan yaitu terjadi sebesar 1%, tetapi apabila masalah ini dibiarkan dan tidak diatasi dengan cepat maka masalah tersebut akan terus berdampak pada jumlah pendapatan (revenue) yang terus menurun, sehingga hal tersebut akan


(14)

berakibat pada eksistensi Rumah Talas untuk tetap bersaing dengan competitor dan pada akhirnya banyak konsumen yang memutuskan untuk tidak melakukan pembelian di Rumah Talas.

Konsumen merupakan suatu bagian terpenting bagi keberlangsungan suatu usaha, begitu pula dengan jenis usaha penyedia makanan dan minuman. Rumah Talas memiliki pesaing yang banyak di jenis usaha yang sama yaitu sebagai tempat yang menyediakan aneka jajanan/makanan atau oleh-oleh bagi para wisatawan. Dalam rangka meningkatkan jumlah pembelian yang dilakukan konsumen di Rumah Talas, maka pihak manajemen melakukan strategi pemasaran melalui strategi produk.

Deliyanti Oentoro (2012:112) menyebutkan bahwa, “Di dalam strategi

marketing mix, strategi produk merupakan unsur yang paling penting, karena

dapat mempengaruhi strategi pemasaran yang lainnya”. Kondisi persaingan yang tinggi dan upaya yang dilakukan manajemen untuk mempertahan serta meningkatkan pembelian konsumen di Rumah Talas salah satunya dengan strategi produk dan strategi produk yang dilakukannya yaitu program variasi produk. Variasi produk dilakukan setiap tahunnya dimulai dari tahun 2009 (awal beroperasi bulan November) – tahun 2013, berikut ini Tabel 1.5 berisi informasi mengenai variasi produk di Rumah Talas:

TABEL 1.5

VARIASI PRODUK DI RUMAH TALAS TAHUN 2009 (November) – 2013

TALAS ROLL PREMIUM TALAS ROLL SPESIAL

Tahun 2009

Talas Roll Cream Cheese

Talas Roll Chocolate Talas Roll Mocca

Rp. 45000,- Rp. 45000,- Rp. 45000,-

Talas Roll Pineapple Talas Roll Strawberry Talas Roll Blueberry

Rp. 41.000,- Rp. 41.000,- Rp. 41.000,-

TALAS ROLL MINI

Talas Roll Pineapple Talas Roll Strawberry

Talas Roll Blueberry

Rp. 29.000,- Rp. 29.000,- Rp. 29.000,-

CAKE TALAS CAKE BANANA

Cake Talas Cream Cheese

Cake Talas Chocolate Cake Talas Blueberry Cake Talas Original

Rp. 43.000.- Rp. 43.000.- Rp. 39.000,- Rp. 37.000,-

Cake Banana Cream Cheese

Cake Banana Chocolate Cake Banana Blueberry

Cake Banana Original

Rp. 43.000.- Rp. 43.000.- Rp. 39.000,- Rp. 37.000,-


(15)

Lanjutan Tabel 1.5

ANEKA PUDING ANEKA KUE

Tahun 2010 Puding Strawberry Puding Blueberyy Puding Chocolate Rp. 5.000,- Rp. 5.000,- Rp. 5.000,- Macarony Panggang Chocholate Ball E’Clair Soes

Tahu Goreng ; Risoles Talas Geulis Rp. 8.500,- Rp. 5.000,- Rp. 5.000,- Rp. 5.000,- Rp. 5.000,- Rp. 13.500,- MOLEN TALAS Tahun 2011

Molen Talas Banana Cheese Molen Talas Banana Chocolate Molen Talas Banana Chococheese

Rp. 35.000,- Rp. 35.000,- Rp. 35.000,-

CUP CAKE MUFFIN

Tahun 2012

Cup Cake Blueberry Cup Cake Cheese Cup Cake Chocolate Cup Cake Chocolate & Cheese Rp. 12.500,- Rp. 12.500,- Rp. 12.500,- Rp. 12.500,- Muffin Banana Chocolate

Muffin Banana Cheese Muffin Banana Choco & Cheese

Rp. 10.000,- Rp. 10.000,- Rp. 10.000,-

Tambahan untuk Aneka Kue

Donat Talas Rp 5.000,-

SPESIAL LAPIS TALAS LAPIS TALAS

Tahun 2013

Lapis Talas Cream Cheese

Lapis Talas Chocolate Lapis Talas Mocca

Rp. 43.000.- Rp. 43.000.- Rp. 43.000.-

Lapis Talas Cream Cheese

Lapis Talas Chocolate Lapis Talas Mocca

Rp. 29.000,- Rp. 29.000,- Rp. 29.000,-

TALAS ROLL PREMIUM BROWNIES TALAS

Talas Roll Green Tea Talas Roll Orange Talas Roll Tiramisu

Rp. 45000,- Rp. 45000,- Rp. 45000,- Brownies Talas Original Brownies Talas Chocolate

Brownies Talas Double Chocolate

Brownies Talas Cheese

Rp. 25.000,- Rp. 25.000,- Rp. 29.000,- Rp. 29.000,- Sumber: Rumah Talas, 2014.

Tabel 1.5 berisi informasi mengenai variasi produk yang dilakukan Rumah Talas dari awal mula beroperasi pada 22 November 2009-2010 varian yang tersedia berjumlah 26, di tahun 2011 penambahan tiga varian sehingga varian produk yang tersedia berjumlah 29, di tahun 2012 menambahkan lagi delapan varian, kemudian pada tahun 2013 menambahkan sekitar 13 varian, dan sampai saat ini variasi produk oleh-oleh makanan yang tersedia di Rumah Talas jumlahnya sekitar 50 varian.

Penambahan variasi produk tiap tahunnya dilakukan pengelola Rumah Talas bertujuan untuk menarik banyak konsumen untuk melakukan pembelian produk oleh-oleh makanan di Rumah Talas. Seperti yang diungkapkan oleh Taeho Park, Krishna, Youngah Kim, Mohan Kim (2004:11) menyebutkan bahwa, “Increasing


(16)

product variety has become an important strategy to increase market share, sales,

and profits.” Artinya, peningkatan variasi produk telah menjadi strategi penting untuk meningkatkan pangsa pasar, penjualan, dan keuntungan.

Variasi produk merupakan kumpulan dari seluruh produk dan barang yang ditawarkan perusahaan dengan beraneka ragam produknya. Menurut W. Jasniko (2013:3-4) variasi produk yang dapat dilakukan terdiri dari ukuran, harga, tampilan dan ketersediaan produk. Berikut ini implementasi dari program variasi produk yang dilakukan oleh Rumah Talas dijelaskan pada tabel 1.10

TABEL 1.10

IMPLEMENTASI VARIASI PRODUK DI RUMAH TALAS BOGOR

No Dimensi

Variasi Produk Implementasi

1 Ukuran

Rumah Talas menawarkan produk dengan ukuran yang bervariatif, terdapat ukuran yang mini/kecil dan ukuran besar (khusus untuk jenis talas roll dan lapis talas).

2 Harga

- Harga produk yang ditawarkan Rumah Talas berkisar antara Rp 5.000,- sampai Rp 45.000,-

- Harga untuk produk talas roll Rp 29.000,- sampai Rp 45.000,- ; produk cake talas dan cake banana 37.000,- sampai Rp 43.000,- ; brownies talas dengan harga 25.000,- sampai Rp 29.000,- ; harga untuk produk lapis talas Rp 29.000,- sampai Rp 43.000,- ; dan untuk aneka jajanan lainnya harga yang ditawarkan berkisar Rp 5.000,- sampai Rp 13.500,-.

3 Tampilan

Produk makanan yang tersedia dengan berbagai pilihan topping aneka rasa, di garnish dengan cantik, dan dikemas dalam kemasan yang menarik.

4 Ketersediaan Produk

Rumah Talas menawarkan sekitar 50 varian produk makanan untuk oleh-oleh, jenis produk makanan/oleh-oleh yang tersedia dengan berbagai aneka pilihan rasa yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Sumber: Rumah Talas, 2014.

Tabel 1.10 merupakan implementasi dari program variasi produk yang dilakukan oleh Rumah Talas dan program variasi produk tersebut merupakan salah satu program yang diharapkan dapat menciptakan dan meningkatkan tingkat pembelian konsumen di Rumah Talas, namun perlu diadakan penelitian terlebih dahulu untuk memastikan apakah variasi produk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen.


(17)

Berdasarkan uraian dan fenomena yang telah diungkapkan tersebut, maka perlu diadakannya penelitian mengenai “Pengaruh Variasi Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Rumah Talas Bogor” (Survei Pada Konsumen Rumah Talas Bogor)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana variasi produk di Rumah Talas Bogor

2. Bagaimana keputusan pembelian konsumen di Rumah Talas Bogor 3. Bagaimana pengaruh variasi produk terhadap keputusan pembelian

konsumen di Rumah Talas Bogor

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil temuan mengenai:

1. Gambaran variasi produk yang dilakukan di Rumah Talas Bogor 2. Gambaran keputusan pembelian konsumen di Rumah Talas Bogor

3. Gambaran Pengaruh variasi produk terhadap keputusan pembelian konsumen di Rumah Talas Bogor

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Variasi Produk merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen pada usaha produk dan jasa khususnya di bidang kuliner (Food and Beverage). Kegunaan teoritis meliputi kegunaan bagi penulis, bagi Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata, dan bagi pembaca, berikut penjelasannya:

1. Kegunaan bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan pengalaman. 2. Kegunaan bagi Progam Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata, untuk


(18)

variasi produk yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.

3. Kegunaan bagi pembaca, untuk menambah dan memperluas wawasan mengenai konsep variasi produk dan keputusan pembelian

1.4.2 Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan ataupun informasi bagi para pengusaha dalam sektor pariwisata di bidang food and beverage khususnya bagi manajemen Rumah Talas Bogor, mengenai upaya meningkatkan keputusan pembelian konsumen di Rumah Talas Bogor melalui variasi produk.


(19)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian merupakan suatu investigasi yang terorganisasi, yang dilakukan untuk menyajikan dan memecahkan masalah (Asep Hermawan, 2009:14). Sedangkan objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian, dimana dan kapan penelitian dilakukan, dapat juga ditambahkan dengan hal-hal lain jika dianggap perlu (Husein Umar, 2008:303)

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh variasi produk terhadap keputusan pembelian. Adapaun objek penelitian ini menggunakan variabel independent (variabel bebas) yaitu variasi produk yang terdiri dari variasi ukuran, harga, tampilan dan ketersediaan produk, sedangkan variabel dependent (variabel terikat) yaitu keputusan pembelian (purchase decision) yang terdiri dari enam keputusan yang akan diambil oleh konsumen, yaitu pemilihan produk

(product choice), pemilihan merek (brand choice), pemilihan penyalur (dealer choice), jumlah pembelian (purchase amount), waktu pembelian (purchase timing) dan metode pembayaran (payment method). Responden dalam penelian ini

yaitu konsumen Rumah Talas Bogor dan lokasi dari objek penelitian berada di Jln. Pajajaran Baranangsiang, Bogor.

Penelitian ini dilakukan pada jangka waktu penelitian kurang dari satu tahun, maka metode penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional Method. Menurut Umar (2008:45) adalah pendekatan Cross Sectional, yaitu “Metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam kurun waktu tertentu/tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang”.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2). Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang rasional, empiris


(20)

dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian ini dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah yang bersifat logis (Sugiyono, 2013:2)

Berdasarkan tujuan penelitian maka jenis penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif ini mempunyai maksud untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan mengenai pengaruh variasi produk terhadap keputusan pembelian konsumen di Rumah Talas Bogor. Sedangkan penelitian verifikatif bermaksud untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesa yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan. Jadi, penelitian verifikatif ini untuk menguji besarnya pengaruh variasi produk terhadap keputusan pembelian konsumen di Rumah Talas Bogor.

Berdasarkan jenis penelitian tersebut yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei atau explanatory

survey yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel dengan cara

menguji hipotesis. Menurut sugiyono (2013:11), yang dimaksudkan dengan metode survei adalah:

Metode survei adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, tes, dan wawancara terstruktur.

Menurut Malhotra (2010:96), menyatakan bahwa “Explanatory survey

dilakukan untuk mengeksplorasi situasi masalah, yaitu untuk mendapatkan ide-ide dan wawasan kedalam masalah yang dihadapi manajemen atau para peneliti tersebut.” Explanatory survey dilakukan melalui kegiatan pengumpulan informasi

dari sebagian populasi secara langsung di tempat kejadian (empirik) melalui kuesioner dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi yang diteliti terhadap penelitian.


(21)

Berdasarkan pengertian explanatory survey menurut ahli, maka metode penelitian ini dilakukan melalui kegiatan pengumpulan informasi dari sebagian populasi secara langsung di tempat kejadian (empirik) dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel menurut Sugiyono (2013:58), menyatakan bahwa “Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang diterapkan oleh peneliti untuk mempelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam suatu penelitian supaya dapat membedakan konsep teoritis dengan konsep analitis maka perlu adanya penjabaran konsep melalui operasional variabel.

Pada operasionalisasi variabel terdapat indikator, ukuran dan skala yang bertujuan untuk mendefinisikan serta mengukur variabel. Secara lengkap operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: TABEL 3.1 OPERASIONALISASI VARIABEL Variabel/ Sub Variabel Konsep Variabel/ Sub Variabel Konsep Empiris No Item

Indikator Ukuran Skala

1 2 3 4 5 6

Variasi Produk (X)

Variasi produk adalah kumpulan dari seluruh produk dan barang yang ditawar pada suatu perusahaan dengan beraneka ragam produknya juga ditawarkan penjual tertentu kepada pembeli. (W.Jasniko,2013:4) Ukuran Ukuran didefinisikan sebagai bentuk, model, atau struktur fisik dari suatu produk yang

dilihat dengan nyata dan dapat

diukur. (W. Jasniko, 2013:3)

Variasi ukuran makanan di Rumah Talas

Tingkat variasi ukuran makanan di Rumah Talas

Ordinal 1

Kesesuaian variasi ukuran kecil makanan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen

Tingkat kesesuaian variasi ukuran kecil makanan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen

Ordinal 2

Kesesuaian variasi ukuran besar makanan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen

Tingkat kesesuaian variasi ukuran besar makanan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen


(22)

Lanjutan Tabel 3.1 Variabel/ Sub Variabel Konsep Variabel/ Sub Variabel Konsep Empiris No Item

Indikator Ukuran Skala

1 2 3 4 5 6

Harga Istilah harga dapat diartikan sebagai jumlah uang (satuan moneter) dan atau aspek lain

(non moneter) yang mengandung utilitas atau kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu produk. (Tjiptono dalam W.Jasniko, 2013:3)

Variasi harga makanan

Tingkat variasi harga

makanan Ordinal 4

Keterjangkauan harga makanan

Tingkat

keterjangkauan harga makanan

Ordinal 5

Kesesuaian harga dengan kualitas produk makanan (berdasarkan cita rasa dan aroma)

Tingkat kesesuaian harga dengan kualitas produk makanan (berdasarkan cita rasa dan aroma)

Ordinal 6

Kesesuaian harga dengan ukuran/ porsi makanan

Tingkat kesesuaian harga dengan ukuran/ porsi makanan

Ordinal 7

Tampilan Tampilan merupakan segala sesuatu yang ditampilkan oleh produk tersebut, tampilan merupakan daya tarik produk yang dapat dilihat secara langsung (W. Jasniko, 2013:3) Kemenarikan bentuk makanan

Tingkat kemenarikan

bentuk makanan Ordinal 8

Kemenarikan tampilan (topping) makanan

Tingkat kemenarikan tampilan (topping) makanan

Ordinal 9

Variasi tampilan (topping) makanan

Tingkat variasi tampilan (topping) makanan

Ordinal 10

Kemenarikan kemasan makanan

Tingkat kemenarikan

kemasan makanan Ordinal 11

Variasi kemasan

makanan 

Tingkat variasi

kemasan makanan Ordinal 12

Ketersediaa n produk

Banyaknya macam produk yang tersedia di

dalam toko membuat para

konsumen semakin tertarik untuk masuk dan

melakukan pembelanjaan

(W.Jasniko, 2013:4)

Ketersediaan variasi jenis produk makanan

Tingkat ketersediaan variasi jenis produk makanan

Ordinal 13

Ketersediaan variasi rasa produk makanan

Tingkat ketersediaan variasi rasa produk makanan


(23)

Lanjutan Tabel 3.1 Variabel/ Sub Variabel Konsep Variabel/ Sub Variabel Konsep Empiris No Item

Indikator Ukuran Skala

1 2 3 4 5 6

Keputusan Pembelian

(Y)

In the evaluation stage, the consumer forms preferences among the brands in the choice set and may also form an intention to buy the most preferred brand. (Kotler dan Keller, 2012:170)

Pemilihan Produk

Tingkat keputusan pembelian berdasarkan kemenarikan variasi produk makanan yang tersedia

Ordinal 15

Tingkat keputusan pembelian berdasarkan kualitas produk makanan

Ordinal 16

Pemilihan Merek

 Tingkat keputusan pembelian berdasarkan kemenarikan dari nama Rumah Talas

Ordinal 17

 Tingkat keputusan pembelian berdasarkan kepopuleran dari Rumah Talas

Ordinal 18

 Tingkat keputusan pembelian berdasarkan keunikan nama dari Rumah Talas

Ordina; 19

Pemilihan Penyalur

 Tingkat keputusan pembelian

berdasarkan kemudahan

transportasi dalam menjangkau lokasi Rumah Talas

Ordinal 20

 Tingkat keputusan pembelian

berdasarkan

kestrategisan lokasi Rumah Talas

Ordinal 21

Penentuan Waktu Pembelian

 Tingkat keputusan pembelian pada saat ada promosi

Ordinal 22

 Tingkat keputusan pembelian pada saat tidak ada promosi

Ordinal 23

 Tingkat keputusan pembelian pada saat weekend/ holiday

Ordinal 24

 Tingkat keputusan pembelian pada saat weekday


(24)

Lanjutan Tabel 3.1

Variabel/ Sub Variabel

Konsep Variabel/ Sub

Variabel

Konsep Empiris

No Item

Indikator Ukuran Skala

1 2 3 4 5 6

Jumlah Pembelian

Tingkat jumlah pembelian produk makanan dalam satu kali pembelian

Ordinal 26

Tingkat frekuensi pembelian produk makanan dalam satu bulan

Ordinal 27

Metode Pembayaran  Tingkat dalam kemudahan melakukan pembayaran

Ordinal 28

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan untuk penelitian ini yaitu menggunakan sumber data primer dan menggunakan sumber data sekunder. Berikut penjelasannya:

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Pada penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah hail penelitian secara empirik melalui penyebaran kuesioner/angket yang disebarkan kepada sejumlah responden yaitu konsumen Rumah Talas.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan dengan maksud selain untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat serta tidak mengeluarkan biaya yang relatif mahal. Pada penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah melalui artikel, jurnal, serta situs web di internet dan buku-buku berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

Untuk lebih jelasnya mengenai data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, akan disajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini:


(25)

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

No Jenis Data Sumber Data Kategori

Data

1 Data wisman ke Jawa Barat 2010-2013

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

sekunder

2

Data jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Bogor

tahun 2009-2012

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor

dan BPS, sekunder

3 Data Pusat Oleh-oleh di Kota Bogor

(www.wego.co.id/berita/6-oleh-oleh-wajib-

dari-bogor/;www.kotabogor.go.id/pariwisata/fasilit as-pendukung/ jajanan-makanan ; wisatakuliner.com/kuliner/pusat-oleh-oleh/category/bogor.html) Diakses 9 Februari

2014 Pukul 15.12

sekunder

4 Data pembelian Rumah Talas, 2014 sekunder Data Pendapatan Rumah Talas, 2014 sekunder 6 Variasi produk di Rumah

Talas Rumah Talas, 2014 sekunder

7

Tanggapan mengenai variasi produk di Rumah

Talas

Konsumen Rumah Talas,2014 primer

8

Tanggapan mengenai keputusan pembelian di

Rumah Talas

Konsumen Rumah Talas,2014 primer Sumber: diolah dari beberapa data, 2014

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.2.4.1Populasi

Kegiatan pengumpulan data merupakan langkah penting untuk mngetahui karakteristik dari populasi yang merupakan elemen-elemen dalam objek penelitian. Data yang dikumpulkan digunakan untuk mengambil keputusan dalam menguji hipotesis. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:115). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Rumah Talas tahun 2013 sejumlah 72.000 orang.


(26)

3.2.4.2Sampel

Sugiyono (2013:116) menyatakan bahwa, “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010:131) mendefinisikan, “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Suatu penelitian tidak mungkin keseluruhan populasi diteliti. Hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya leterbatasan biaya, tenaga dan waktu. Maka dari itu peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang ditentukan dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang tidak diteliti atau representatif.

Agar memperoleh sampel yang representatif (mewakili) dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur sampel, digunakan rumus Slovin (Husein Umar, 2008:141), yakni ukuran sampel yang merupakan perbandingan dari ukuran populasi dengan presentasi kelonggaran ketidaktelitian, karena dalam pengambilan sampel dapat ditolerir atau diinginkan. Dalam pengambilan sampel ini digunakan taraf kesalahan sebesar 10% atau 0,1. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Keterangan:

n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir (e = 10%)

Dalam mendapatkan populasi (N), maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan rata-rata. Berdasarkan rumus slovin, maka ukuran sampel adalah sebagai berikut:


(27)

3.2.4.3Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2013:116) menyatakan bahwa, “Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010:116), “Teknik pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa, sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya”.

Peneliti menggunakan teknik systematic random sampling dalam penelitian ini. Menurut Sugiyono (2008:73), “Metode pengambilan acak sistematis dengan jarak tertentu dari suatu kerangka sampel yang telah diurutkan”. Dengan demikian, tersedianya suatu populasi sasaran yang tersusun (ordered population

target) merupakan prasyarat penting bagi dimungkinkannya pelaksanaan

pengambilan sampel dengan metode acak sistematis.

Populasi dalam penelitian ini adalah populasi bergerak. Menurut Al Rasyid (1994:66) cara sistematik memiliki kelebihan yaitu bisa dilakukan meskipun tidak ada kerangka sampling. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Tentukan populasi sasaran, dalam penelitian ini yang dijadikan populasi sasaran adalah konsumen Rumah Talas Bogor

2) Tentukan tempat tertentu sebagai checkpoint adalah Rumah Talas Bogor Jln. Pajajaran Baranangsiang, Bogor.

3) Tentukan waktu yang akan digunakan untuk menentukan sampling. Dalam penelitian ini waktu kongkrit yang digunakan peneliti adalah pukul 11.00 – 17.00 WIB.

4) Melaksanakan orientasi lapangan secara cermat, terutama pada checkpoint. Orientasi ini akan dijadikan dasar untuk menetukan interval pemilihan pertama/ dasar kepadatan pengunjung. Berdasarkan survei yang telah dilakukan sebelumnya, diketahui jumlah pengunjung dalam waktu 1 tahun (2013) yaitu sebesar 72.000 orang. Namun rata-rata konsumen yang akan diteliti adalah sebanyak 193 orang per harinya

5) Untuk menentukan interval, digunakan rumus


(28)

Setelah diketahui interval, maka penyebaran kuesioner dilakukan secara randomisasi (acak). Pada hari yang telah ditentukan checkpoint, konsumen ke 2 (karena random dimulai dari konsumen ke 2) diberi kuesioner. Selanjutnya adalah konsumen yang memiliki nomor urut genap ditanya dan diberi kuesioner untuk diisi hingga ukuran sampel terpenuhi yaitu 100 orang.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013:193), “Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data”. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini diantaranya:

1) Studi Literatur

Studi literatur merupakan pengumpulan data dan informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian seperti teori-teori yang sesuai dengan variabel variasi produk dan keputusan pembelian. Studi literatur penelitian ini didapatkan dari berbagai sumber yaitu skripsi, jurnal,dan internet.

2) Studi Kepustakaan

Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder yang akan digunakan menjadi landasan teori masalah yang diteliti. Dalam kepustakaan ini penulis membaca dan mempelajari buku-buku, literatur, jurnal, skripsi, dan materi lainnya yang berhubungan dengan variabel yang diteliti yaitu variasi produk, dan keputusan pembelian. Studi kepustakaan penelitian ini didapatkan dari sumber perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan UNPAD.

3) Wawancara

Penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara atau berbicara langsung dengan responden dari pelanggan Rumah Talas maupun dengan pekerja yang berada di Rumah Talas Bogor yang tujuannya untuk mendapatkan ide-ide, pendapat, informasi, data, wawasan dalam menghadapi masalah yang dibutuhkan dan mendapat gambaran yang jelas secara menyeluruh tentang pembelian makanan di Rumah Talas tersebut.


(29)

4) Kuesioner (angket)

Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data mengenai penyebaran seperangkat daftar pernyataan tertulis kepada responden, yaitu pelanggan/konsumen Rumah Talas Bogor. Dalam kuesioner ini terdapat beberapa pernyataan yang berkaitan dengan variasi produk sebagai variabel bebas X, dan keputusan pembelian sebagai variabel terikat (Y). kemudian responden dapat memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan kuesioner (angket) adalah sebagai berikut: a. Menyusun daftar pernyataan

b. Merumuskan item-item pernyataan serta alternatif jawaban, sehingga responden dapat langsung memilih jawaban yang ada

c. Menetapkan skor yang diberikan untuk setiap item pernyataan.

3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Data mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena menggambarkan variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai pembentuk hipotesis. Oleh karena itu, diperlukan pengujian data untuk mendapatkan mutu yang baik. Untuk menguji layak atau tidaknya instrument penelitian (kuesioner) yang disebarkan kepada responden dilakukan dua tahap pengujian yaitu uji validitas dan reliabilitas. Keberhasilan mutu hasil penelitian dipengaruhi oleh data yang valid dan reliabel. Oleh karena itu dibutuhkan instrument penelitian yang valid dan reliabel.

Sugiyono (2013:172-173) mengungkapkan bahwa, data valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliabel adalah instrument yang bilak digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Dengan mengggunakan instrument yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu software komputer program SPSS (Statistical Product for Service Solutions) 18.0


(30)

3.2.6.1Pengujian Validitas

Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2013:361). Menurut Suharsimi Arikunto (2010:168) mengemukakan bahwa, “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah”.

Uji validitas yang dilakukan bertujuan untuk menguji sejauh mana item kuesioner yang valid dan mana yang tidak. Hal ini dilakukan dengan mencari korelasi setiap item pernyataan dengan skor total pernyataan untuk hasil jawaban responden yang mempunyai skala pengukuran interval. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung kevalidan dari suatu instrument dalam penelitian ini adalah rumus Korelasi Product Moment, yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

(Sugiyono, 2013:255) Keterangan :

r = Koefisien validitas item yang dicari

X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item Y = Skor total

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X ∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X ∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden

Peneliti dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya suatu hubungan dengan melihat besarnya koefisien korelasi. Besarnya koefisien korelasi menurut Arikunto (2013:211-212) adalah sebagai berikut:


(31)

TABEL 3.3

INTERPRETASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI

Interval Koefisien Interpretasi

Antara 0,80-1,000 Sangat tinggi

Antara 0,60-0,800 Tinggi

Antara 0,40-0,600 Cukup

Antara 0,20-0,400 Rendah

Antara 0,00-0,200 Sangat Rendah (Tak berkolerasi) Sumber: Arikunto (2013: 319)

Setelah melakukan analisis faktor dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dan skor total, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perbandingan antara r hitung dengan r tabel. Berikut ini keputusan pengujian validitas instrument:

1. Jika , maka instrumen dikatakan valid, 2. Jika , maka instrumen dikatakan tidak valid,

Perhitungan validitas diperlukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan dalam sebuah penelitian dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya terukur. Perhitungan validitas item instrument dilakukan dengan bantuan program SPSS 18 for windows. Output yang dihasilkan dari pengolahan SPSS merupakan data r hitung. Sedangkan untuk mengetahui apakah nilainya signifikan atau tidak, maka dilakukan uji korelasi dengan membandingkan r hitung dengan r tabel. Agar nilainya signifikan maka r hitung harus lebih besar dari r tabel (dilihat dari r product moment dengan taraf signifikansi 10% dan derajat kebebasan n-2, dimana n-2 merupakan jumlah responden). Berikut merupakan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS (Statistical Product


(32)

TABEL 3.4

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS

No Pernyataan Signifikansi Keterangan

Variasi Produk (X)

A Ukuran

1 Variasi ukuran makanan di

Rumah Talas 0,555 0,306 0,001 Valid

2

Kesesuaian variasi ukuran kecil makanan dengan kebutuhan dan

keinginan konsumen

0,599 0,306 0,000 Valid

3

Kesesuaian variasi ukuran besar makanan dengan kebutuhan dan

keinginan konsumen

0,617 0,306 0,000 Valid

B Harga

4 Variasi harga makanan 0,637 0,306 0,000 Valid 5 Keterjangkauan harga makanan 0,389 0, 306 0,033 Valid 6

Kesesuaian harga dengan kualitas makanan (berdasarkan

cita rasa dan aroma)

0,639 0, 306 0,000 Valid

7 Kesesuaian harga dengan

ukuran/porsi makanan 0,605 0, 306 0,000 Valid

C Tampilan

8 Kemenarikan bentuk makanan 0,419 0, 306 0,021 Valid 9 Kemenarikan tampilan (topping)

makanan 0,695 0, 306 0,000 Valid

10 Variasi tampilan (topping)

makanan 0,739 0, 306 0,000 Valid

11 Kemenarikan kemasan makanan 0,500 0, 306 0,005 Valid 12 Variasi kemasan makanan 0,473 0, 306 0,008 Valid

D Ketersediaan Produk

13 Ketersediaan variasi jenis

produk makanan 0,524 0, 306 0,003 Valid

14 Ketersediaan variasi rasa produk

makanan 0,667 0, 306 0,000 Valid

No Pernyataan Signifikansi Ket

Keputusan Pembelian (Y)

A Pemilihan Produk

15

Keputusan pembelian berdasarkan kemenarikan variasi produk makanan yang

tersedia

0,430 0, 306 0,018 Valid

16

Keputusan pembelian berdasarkan kualitas produk

akanan


(33)

Lanjutan Tabel 3.4

B Pemilihan Merek

17

Keputusan pembelian berdasarkan kemenarikan dari

nama rumah talas

0,451 0, 306 0,012 Valid

18

Keputusan pembelian berdasarkan kepopuleran dari

Rumah Talas

0,647 0, 306 0,000 Valid

19

Keputusan pembelian berdasarkan keunikan nama dari

Rumah Talas

0,445 0, 306 0,014 Valid

C Pemilihan Saluran Pembelian

20

Keputusan pembelian berdasarkan kemudahan transportasi dalam menjangkau

lokasi Rumah Talas

0,498 0, 306 0,005 Valid

21

Keputusan pembelian berdasarkan kestrategisan lokasi

Rumah Talas

0,474 0, 306 0,008 Valid

D Penentuan Waktu Pembelian

22 Keputusan pembelian pada saat

ada promosi 0,494 0, 306 0,006 Valid

23 Keputusan pembelian pada saat

tidak ada promosi 0,498 0, 306 0,005 Valid 24 Keputusan pembelian pada saat

weekend/ holiday 0,776 0, 306 0,000 Valid

25 Keputusan pembelian pada saat

weekday 0,420 0, 306 0,021 Valid

E Jumlah Pembelian

26

Jumlah pembelian produk makanan dalam satu kali

pembelian

0,448 0, 306 0,013 Valid 27 Frekuensi pembelian produk

makanan dalam satu bulan 0,389 0, 306 0,034 Valid

F Metode Pembayaran

28 Kemudahan dalam melakukan

pembayaran 0,413 0, 306 0,023 Valid

Tabel 3.4 menunjukan bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel variasi produk (X) dan variabel keputusan pembelian (Y) dinyatakan valid karena skor r hitung lebih besar dari r tabel (0,306) dan nilai signifikansi < 0,1. Sehingga dapat dilanjutkan untuk melakukan penelitian.


(34)

3.2.6.2Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2013:183), “Reliabilitas adalah pengukuran yang berkali-kali menghasilkan data yang sama atau konsisten”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010: 178) mengungkapkan bahwa,

“Reliabilitas adalah menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu.

Instrumen penelitian disamping harus valid juga harus dapat dipercaya

(reliable). Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketetapan

(keterandalan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Kuesioner dikatakan reliabel jika masing-masing pertanyaan dijawab responden secara konsisten atau stabil dari waktu ke waktu meskipun dilakukan pada waktu yang tidak sama. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dipercaya dan yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

Apabila suatu instrument dapat dipercaya, maka data yang dihasilkan oleh instrumen tersebut dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian dilakukan dengan cronbach alpha. Rumus cronbach alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.

(Suharsimi Arikunto, 2010:196) Keterangan:

= Reliabilitas Instrumen k = banyaknya butir pertanyaan

= Varians Total = Jumlah varian butir

Jumlah varians butir dapat dicari dengan cara mencari nilai varians t butir kemudian jumlahkan seperti berikut ini:


(35)

(Suharsimi Arikunto, 2010:184) Keterangan:

N = Jumlah sampel = Nilai varians

X = Nilai skor yang dipilih

Perhitungan reliabillitas pertanyaan dilakukan dengan bantuan program aplikasi SPSS 18 for windows. Item pertanyaan dikatakan reliabel apabila ≥ 0,700. Koefisien alpha cronbach ( ) merupakan statistik paling umum yang digunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrumen. Berikut tabel uji reliabilitas instrumen penelitian:

TABEL 3.5

HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN

No Variabel Keterangan

1 Variasi produk 0,837 0,700 Reliabel

2 Keputusan pembelian 0,747 0,700 Reliabel

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014

Berdasarkan tabel 3.5 dapat diketahui bahwa hasil tingkat relibility untuk variasi produk dan keputusan pembelian lebih besar dari 0,700, sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian ini reliabel atau dapat dipercaya.

3.2.7 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis 3.2.7.1Rancangan Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif dan verifikatif. Teknik analisis deskriptif yaitu untuk variabel yang bersifat kualitatif, dan verifikatif untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistika.

Analisis data proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data. Pada dasarnya definisi pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data sedangkan yang ke dua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data. Pada penelitian ini


(36)

menggunakan angket kuesioner sebagai alat untuk mengukur penelitian. Kuesioner disusun berdasarkan variabel yang ada dalam penelitian. Kemudian analisis data dapat dilakukan setelah kuesioner seluruh responden terkumpul.

A. Analisis Deskriptif

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian, antara lain:

1) Analisis deskriptif dari variabel (X) variasi produk

Variabel X terfokus pada penelitian terhadap variasi produk yang meliputi: variasi ukuran, harga, tampilan dan ketersediaan produk

2) Analisis deskriptif dari variabel (Y) keputusan pembelian

Variabel Y terfokus pada penelitian terhadap keputusan pembelian yang meliputi: pemilihan produk (product choice), pemilihan merek (brand

choice), pemilihan penyalur (dealer choice), jumlah pembelian (purchase amount), waktu pembelian (purchase timing) dan metode pembayaran (payment method)..

Untuk mengkategorikan hasil perhitungan, digunakan kriteria penelusuran presentase yang diambil dari 0% sampai 100%. Penafsiran pengolahan data berdasarkan batas-batas disajikan pada tabel berikut ini:

TABEL 3.6

KRITERIA PENAFSIRAN HASIL PERHITUNGAN RESPONDEN DIGUNAKAN UNTUK ANALISIS DESKRIPTIF

Kriteria Penafsiran Keterangan

0% Tidak Seorangpun

1% - 25% Sebagian Kecil

26% - 49% Hampir Setengahnya

50% Setengahnya

51% - 75% Sebagian Besar

76% - 99% Hampir Seluruhnya

100% Seluruhnya


(37)

B. Analisis Verifikatif

Analisis verifikatif dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dan dalam penelitian kuantitatif analisis data dilakukan setelah data seluruh responden terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Menyusun Data

Kegiatan ini untuk mengecek kelengkapan identitas responden, kelengkapan data, pengisian data yang disesuaikan dengan tujuan penelitian.

2) Tabulasi Data

Tabulasi data yang dilakukan, a. Memberik skor pada setiap item b. Menjumlahkan skor pada setiap item

c. Menyusun ranking skor pada setiap variabel penelitian 3) Menganalisis Data

Merupakan proses pengolahan data dengan menggunakan rumus-rumus statistik, menginterpretasi data agar diperoleh suatu kesimpulan. Adapun metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif dan verifikatif

4) Pengujian

Proses pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah metode verifikatif, maka dilakukan analisis regresi berganda

3.2.7.2Uji Hipotesis

Sebagai langkah terakhir dari analisis data adalah pengujian hipotesis. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel independen (X) yaitu variasi produk yang terdiri dari variasi ukuran (X1), harga (X2), tampilan (X3) dan ketersediaan produk (X4) terhadap variabel dependen (Y) yaitu keputusan pembelian.


(38)

Operasi matematika tidak berlaku untuk data ordinal, maka dalam proses merubahnya menjadi data interval dipakai proporsi untuk menentukan nilai dari setiap poin angka ordinal. Pada penelitian ini menggunakan data ordinal seperti yang dijelaskan dalam operasionalisasi variabel sebelumnya, oleh karena itu semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan method of successive interval (MSI). Untuk lebih jelasnya proses analisis regresi berganda akan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Method of Successive Interval (MSI)

Method of successive interval (MSI) merupakan metode untuk merubah data

ordinal menjadi skala interval berurutan menurut Harun Al Rasyid (1994:131). Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut sebagai berikut:

a) Menghitung frekuensi (f) pada setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pertanyaan.

b) Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan, dilakukan perhitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah responden.

c) Berdasarkan proporsi tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.

d) Menentukan nilai batas Z (table normal) untuk setiap pertanyaan dan setiap pilihan jawaban.

e) Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut:

f) Menghitung nilai hasil transformasi setiap pilihan jawaban melalui rumus

persamaan berikut:


(39)

Data penelitian yang telah berskala interval selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel independen dengan variabel dependen serta akan ditentukan persamaan yang berlaku untuk pasangan variabel tersebut.

2. Uji Asumsi Regresi

Teknik analisis regresi linear berganda dilakukan dengan prosedur kerja sebagai berikut:

a. Uji asumsi normalitas

Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Syarat pertama untuk melakukan analisis regresi adalah normalitas, yaitu data sampel hendaknya memenuhi persyaratan distribusi normal atau tidak, dapat menggunakan normal probability plot. b. Uji asumsi heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah dimana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homokedastisitas. Suatu regresi dikatakan tidak terdeteksi heteroskedastisitas apabila diagram pancar residualnya tidak membentuk pola tertentu.

c. Uji asumsi multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah untuk melihatt ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Parameter yang sering digunakan untuk mendeteksi multikolinearitas adalah nilai VIF (variance inflation factor)


(40)

3. Analisis Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk mencari hubungan antara kedua variabel yang diteliti. Antara korelasi dan regresi keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Korelasi yang tidak dilanjutkan dengan regresi, adalah korelasi antara dua variabel yang tidak mempunyai hubungan kausal/ sebab akibat, atau hubungan fungsional. Analisis regresi dilakukan bila hubungan dua variabel berupa hubungan kausal atau fungsional (Sugiyono, 2010:269)

Tabel berikut akan memperlihatkan besarnya koefisien korelasi:

TABEL 3.7

INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI Interval Koefisien Tingkat Pengaruh

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 - 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2010:250)

4. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien korelasi. Dalam menggunakan koefisien determinasi dinyatakan dalam persen sehingga harus dikalikan 100%. Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y, dengan asumsi 0 ≤ ≤ 1 menggunakan rumus:

KD = x 100% (Riduwan, 2010:81) Keterangan:

KD = Nilai Koefisien determinasi r = Nilai koefisien korelasi

5. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda merupakan satu analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas (X) atau lebih terhadap variabel terikat (Y) untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan kausal antara dua variabel bebas atau


(41)

lebih. Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Sehingga analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua (Sugiyono, 2012:277).

Bentuk persamaan regresi berganda untuk empat prediktor sebagai berikut:

Y = a + + (Sugiyono, 2012:277)

Keterangan : a = konstanta

b = koefisien regresi

Y = variabel dependen (variabel terikat) X = variabel independen (variabel bebas)

Analisis regresi berganda yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen (X) yaitu variasi produk, yang terdiri dari ukuran ( ), harga , tampilan ( dan ketersediaan produk terhadap variabel dependen (Y) yaitu keputusan pembelian konsumen di Rumah Talas. Maka terlebih dahulu hipotesis konseptual tersebut digambarkan dalam sebuah paradigma seperti Gambar 3.1 berikut:

GAMBAR 3.1

REGRESI LINIER BERGANDA

Keterangan:

X = Variasi Produk = Ukuran = Harga = Tampilan

= Ketersediaan Produk Y = Keputusan Pembelian


(42)

Langkah terakhir dalam analisis data yaitu menguji hipotesis dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas dan dapat dipercaya antara variabel independen dengan variabel dependen, yang pada akhirnya akan diambil suatu kesimpulan Ho ditolak atau Ha diterima dari hipotesis yang telah dirumuskan. Rancangan hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ho : ρ = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variasi produk (X) yang terdiri dari ukuran (x1), harga (x2), tampilan (x3) dan ketersediaan produk (x4) terhadap keputusan pembelian konsumen (Y) di Rumah Talas.

Ha : ρ ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan dari variasi produk (X) yang terdiri dari ukuran (x1), harga (x2), tampilan (x3) dan ketersediaan produk (x4) terhadap keputusan pembelian konsumen (Y) di Rumah Talas Bogor.

Adapun untuk membantu dalam pengolahan data dan pengujian hipotesis, dapat menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS (Statistical Product for


(43)

Dinda Anisa Nurwidyani, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian secara deskriptif dan verifikatif dapat disimpulkan mengenai variasi produk dalam meningkatkan keputusan pembelian konsumen di Rumah Talas Bogor:

1. Sebagian besar tanggapan responden terhadap variasi produk di Rumah Talas yang terdiri dari ukuran, harga, tampilan dan ketersediaan produk mendapatkan penilaian yang tinggi dari responden, responden dalam penelitian ini adalah konsumen Rumah Talas Bogor. Hal ini membuktikan bahwa responden menyukai variasi produk oleh-oleh makanan yang tersedia di Rumah Talas dan hal tersebut juga menunjukkan bahwa pelaksanaan program variasi produk sudah dilaksanakan dengan baik oleh pihak pengelola. Adapun yang memperoleh penilaian tertinggi adalah dimensi ketersediaan produk sebesar 27,15%, dan penilaian terendah adalah tanggapan terhadap dimensi tampilan sebesar 23,18.

2. Sebagian besar tanggapan responden terhadap keputusan pembelian di Rumah Talas yang terdiri dari pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan saluran pembelian, penentuan waktu pembelian, jumlah pembelian dan metode pembayaran mendapatkan penilaian yang tinggi dari responden, dan responden dalam penelitian ini adalah konsumen Rumah Talas Bogor. Hal ini membuktikan bahwa Rumah Talas sudah menjadi pilihan yang tepat ketika konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian. Adapun enam tahapan pada keputusan pembelian yang mendapatkan nilai tertinggi yaitu pemilihan merek sebesar 17,50%, sedangkan dimensi yang memperoleh penilaian terendah yaitu pada penentuan waktu pembelian sebesar 15,57%.


(44)

Dinda Anisa Nurwidyani, 2014

3. Secara simultan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variasi produk terhadap keputusan pembelian konsumen di Rumah Talas Bogor. Sedangkan secara parsial, hanya dua sub variabel/ dimensi dari variasi produk yang memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di Rumah Talas Bogor yaitu dimensi tampilan (x3) dan ketersediaan produk (x4).

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang dibuat, maka penulis memberikan beberapa rekomendasi dengan harapan dapat memberikan masukan bagi kemajuan usaha Rumah Talas Bogor.

1. Dimensi ketersediaan produk yang terdiri dari ketersediaan berdasarkan jenis produk dan rasa produk memiliki kontribusi paling tinggi pengaruhnya terhadap keputusan pembelian, oleh sebab itu pengelola harus mempertahankan serta meningkatkan variasi ketersediaan produknya, seperti menambakan varian jenis produk olahan talas contohnya keripik talas, onde-onde talas, bakpao talas, mochi talas dan jajanan lainnya yang dapat dikombinasikan dengan umbi talas. Serta menambahkan ketersediaan produk berdasarkan varian rasanya seperti rasa green tea, double chocolate,

mango, dan varian rasa lainnya yang disesuaikan dengan keinginan

konsumennya.

2. Tanggapan konsumen terhadap variasi produk di Rumah talas sudah dinilai tinggi, namun tanggapan terhadap dimensi tampilan mendapatkan nilai terendah, oleh karena itu pihak pengelola harus mengevaluasi serta meningkatkan kemenarikan variasi dari segi tampilan melalui indikator kemenarikan bentuk makanan, contohnya di produk makanan tertentu dibentuk seperti menyerupai tokoh kartun atau berbentuk panganan umbi talas, meningkatkan kemenarikan topping makanannya, menambah variasi

topping makanan sehingga dapat terlihat lebih cantik dan menarik untuk

dibeli, meningkatkan kemenarikan pada kemasan makanan dan memperbanyak variasi kemasan makanan. Hal tersebut dilakukan agar sub


(1)

136

Dinda Anisa Nurwidyani, 2014

Pengaruh Variasi Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Rumah Talas Bogor

variabel/ dimensi tampilan dalam variasi produk dapat memberikan kontribusi lebih besar lagi pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen di Rumah Talas Bogor.

3. Tanggapan konsumen terhadap keputusan pembelian di Rumah Talas memperoleh nilai yang tinggi, namun tanggapan terhadap dimensi penentuan waktu pembelian memperoleh tanggapan yang rendah terutama tingkat pembelian pada saat weekday, untuk itu pengelola harus memiliki solusi dalam menangani permasalahan tersebut, misalnya pada saat weekday pengelola harus lebih gencar dalam memberikan sales promotion seperti memberikan diskon, buy one get one, atau dengan cara mengeluarkan produk makanan baru yang unik, dimana makanan tersebut hanya ada pada saat weekday. Pihak pengelola disarankan melakukan program pemasaran yang berkesinambungan, melakukan kerjasama ataupun melakukan konsultasi kepada pihak terkait seperti konsultan usaha dibidang Food and

beverage demi memajukan usaha ini.

4. Keterbatasan dalam penelitian ini hanya mengukur keputusan pembelian konsumen Rumah Talas melalui variasi produk saja. Disarankan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lain mencakup keseluruhan program atau strategi pemasaran yang dilakukan Rumah Talas Bogor, sehingga akan didapat temuan-temuan lain yang diharapkan dapat memberikan masukan kepada Rumah Talas Bogor demi kemajuan dan kesuksesan Rumah Talas sebagai pusat oleh-oleh di Kota Bogor.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Edi. 2012. Aplikasi Praktis SPSS Dalam Penelitian. Yogyakarta: Gava Media

Agus Sulastiyono, Drs., M.Si. 2008. Manajemen Penyelenggaraan Hotel Seri

Manajemen Usaha Jasa Sarana Pariwisata dan Akomodasi. Bandung:

Alfabeta.

Alma, Buchari. 2008. Manajemen Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jogyakarta: Bina Aksara.

. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Belohlavek, Peter. 2008. Market Cybernetics Unicist Marketing Mix 2nd Edition.

London: Blue Eagle Group

Blecker, Thorsten et, al. 2005. Information and Management Systems For Product

Customization. New York: Springer Science and Business Media, Inc.

Corrocher, Nicoletta dan Marco Guerzoni. 2008. Jurnal “Product Variety and

Price Strategy in The Ski Manufacturing Industry”

D. Line, Nathaniel. 2011. Hospitality Marketing Research: Recent Trends and

Future. International Journal of Hospitality Management.

Darmawan, Didit. Ferrinadewi. E. 2004. Analisis Model Keputusan. Yogyakarta: Universitas Atmajaya.

Espejel Blanco ,Joel and Fandos Herrera, Carmina. 2008. Perceived quality as a

antecedent for buying intention of the olive oil from bajo Aragon with protected designation of origin. Esic-Market, 131, pp. 231-251.

Groover P, Mikell. 2010. Fundamentals of Modern Manufacturing: Materials,

Process, and Systems 4th Edition. London: John Wiley Sons, Inc.

Hall, C. Michael, Sharples, Mitchell, Macionis and Brock C. 2003. Food Tourism

Around The World: Development, Management, and Markets. UK:

Butterworth-Heinemann Elsevier Ltd.

Hallam, Eleanor. 2009. Understanding Industrial Practices In Food Technology. United Kingdom: Nelsen Thomas Ltd.


(3)

138

Dinda Anisa Nurwidyani, 2014

Hermawan, Asep. 2009. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta: Grasindo

Holweg, Matthias and Anthony Greenwood. 2000. Product Variety, Life Cycles,

and Rate of Innovation –Trends in the UK Automotive Industry.

Hui, Y. H. 2007. Hand Book of Food Products Manufacturing. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

I Gusti Bagus Raid an Ni Made Eka Mahadewi. 2012. Metodologi penelitian

Pariwisata dan Perhotelan. Yogyakarta: Andi Offset

Irawan, Kono. 2010. Potensi Objek Wisata Air Terjun Serdang Sebagai Daya

Tarik Wisata di Kabupaten Labuhan Batu Utara. Kertas Karya.

Program Pendidikan Non Gelar Pariwisata. Universitas Sumatera Utara.

Iwaarden, Jos van and Ton van der Wiele. 2012. The effects of increasing product

variety and shortening product life cycles on the use of quality management systems. International Journal of Quality and Reliability

Management Vol. 29 No. 5, pp. 470-500. Emerald

J.A. Schroder, Monika. 2003. Food Quality and Consumer Value: Delivering

Food that Satisfies. New York: Springer.

Jasniko, Wido. 2013. Jurnal : Pengaruh Atmosfer Toko dan Variasi Produk

Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen. Padang: UPI “YPTK”

Joe Scala, Lyn P, and Frank S. 2006. Aplication of Cybernetics to Manufacturing

Flexibility: A Systems Perspective. Journal of Manufacturing

Technology Management Vol 17.

Kotler, Bowen, Makens. 2010. Marketing for Hospitality and Tourism 5th Edition.

New Jersey: Pearson Education Inc.

Kotler, Philip and Armstrong, Gary. 2014. Principles of Marketing 15th Edition. Pearson Education Inc, New Jersey.

Kotler, Philip and Keller, Kevin Lane. 2009.Manajemen Pemasaran Edisi 12 Jilid

2. Jakarta: PT Indeks

. 2012. Marketing Management Fourteen

Edition. Pearson Education Inc, New Jersey.

Kusumaningrum, Dian. 2009. Persepsi Wisatawan Nusantara Terhadap Daya Tarik Wisata di Kota Palembang. Tesis PS. Magister Kajian Pariwisata. Universitas Gajah Mada

Mahendrawathi Er, dan Bart MacCarthy. 2006. Jurnal “Managing Product


(4)

Mitchell, M Seng and Frank T. Piller. 2003. The Customer Centric Enterprise:

Advances in Mass Customization. Heidelberg, Verlag Berlin: Springer

Morrison, Alastair. 2010. Hospitality and Tourism Marketing International

edition 4th. Cengage Learning.

Muhammad, A. 1985. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Naresh, K Malhotra. 2010. Basic Marketing Research 3rd Edition. New Jersey:

Prentice Hall.

Nugroho, Agung. 2005. Strategi Jitu memilih Metode statistic Penelitian dengan

SPSS. Jogyakarta: Andi

Nuryati, Lena dan Anisa Yunia R. 2008. Jurnal Strategic: Pengaruh Variasi dan

Kemasan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Teh Kotak Ultra Jaya. Volume 7, No 14. Bandung.

Oentoro SE., MM. Deliyanti. 2012. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: LaskBang PRESSindo

Park, Taeho. Krishna, Youngah Kim, dan Mohan Kim. 2004. The Impact of

Product Variety On Business Operations in The Supply Chain: A Literature Review.

Pramuji, Tommy. 2012. Pengaruh Variasi Produk Mocktail Terhadap Keputusan

Pembelian Produk Beverage di Preanger Lounge & Bar Grand Hotel Preanger Bandung. Bandung: UPI

Ramdas, Kamalini. 2002. Managing Product Variety: An Integrative Review and

Research Directions.

Randall, Taylor. 2008. Product Variety Management. Journal of Economic

Rasyid, Harun Al. 1994. Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala. Bandung: Unpad.

Riduwan dan Sunarto. 2010. Pengantar Statistika. Bandung: Alfabeta

Risdianto, Kris. 2010. Pengaruh Variasi Produk Terhadap Loyalitas Merek Sabun

Pembersih Wajah Biore. Bandung: UPI.

Saeful, Asti Nurul. 2012. Pengaruh Variasi Produk dan Kemasan Produk

Terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen. Bandung: UPI

Salah Wahab. 2006. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta: Pradnya Paramitha. Sayed et.al. 2009. Consumer’s Reaction to Product Variety: Does Culture


(5)

140

Dinda Anisa Nurwidyani, 2014

Scavarda, Luiz Felipe, Andreas Reichhart, Silvio Hamacher, Matthias Holweg. 2009. Managing Product Variety in Emerging Markets in Journal. Sekaran, Uma. 2011. Research Methode for Business. 4th ed. New York: Jhon

Willey & Sons.

Steinmetz, Rose. 2010. Food Tourism and Destination Differentiation: The Case

of Rotorua. New Zealand: Auckland University.

Sugiyono. 2008. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta . 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Sunyoto, S,H., SE., MM. Drs. Danang. Perilaku Konsumen (Panduan Riset

Sederhana untuk Mengenali Konsumen). Yogyakarta: CAPS (Center

of Academic Publishing Service)

Sutomo, Budi. 2007. Cake and Bakery. Jakarta: PT.Gramedia

Terence, Shimp A. 2010. Integrated Marketing Communication in Advertising

and Promotion. South Western: Asia-China

Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Umar Husein. 2008. Metode Riset Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta

. 2008. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Walker Karen, Julie , Cassie and Carrie. 2007. Product variety in Australian

snacks and drinks: how can the consumer make a healthy choice?.

Public Health Nutrition: 11(10), 1046–1053

Widianti, Devi. 2011. Pengaruh Variasi Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Hand & Body Lotion. Bandung: UPI

Yao-Tsung Ko and Ping-Hong Kuo. 2010. Modeling Concurrent Design Method

for Product Variety. Volume 18. Number 3.

Zaffou, Madiha and Benaissa Chidmi. 2011. The effect of variety offering on

demand and supermarket competition: yogurt in the Houston metropolitan area. Innovative Marketing, Volume 7, Issue 3.


(6)

Websites:

Menu Planning and Sample Menu. National Food Service Management Institute.

http://www.nfsmi.org/documentlibraryfiles/PDF/20080228031217.pdf . (Diakses pada tanggal 28 April 2014. Pukul 17:00WIB)

http://article.wn.com/view/2014/02/19/Survei_33_Persen_Wisatawan_Indonesia_ Utamakan_Makanan/. (Diakses pada tanggal 16 Maret 2014, 10:14 WIB)

http://chefcommis.wordpress.com/2012/02/29/jenis-jenis-produk-dalam-usaha-rumah-makan-restoran/. (Diakses pada tanggal 26 Maret 2014, 22:04 WIB)

http://endah-parwis-fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-70449-Artikel-Potensi%20Wisata%20Makanan%20%28food%20tourism%29.html. (Diakses pada tanggal 28 April 2014. Pukul 17:10 WIB)

http://hotel.nscpolteksby.ac.id/2013/03/sarana-makan-dan-minum_2240.html. (Diakses pada tanggal 25 Maret 2014, 17:40 WIB)

http://travelling-qu.blogspot.com/2013/06/wisata-kuliner.html. (Diakses pada tanggal 25 April 2014. Pukul 11:52 WIB)

http://wikipariwisata.blogspot.com/2013/06/unwto-highlights-pariwisata-dunia-tahun.html.(Diakses pada tanggal 7 Februari 2014, 16:48 WIB)

http://www.haluankepri.com/nasional/58616-wisman-sumbang-devisa-us105-m-sepanjang-2013.html. (Diakses Pada 8 Februari 2014. Pukul 16:18 WIB)

http://www.pajakonline.com/engine/learning/view.php?id=648. (Diakses pada tanggal 25 Maret 2014, 17:40 WIB)

http://www.parekraf.go.id/asp/detil.asp?id=2520. (Diakses pada tanggal 7 Februari 2014, 16:48 WIB)

www://travel.okezone.com/read/2014/02/07/407/937557/promosi-pariwisata-indonesia-harus-aktif-paham-selera-pasar. (Diakses pada tanggal 7 Februari 2014, 16:48 WIB)

http://journal.unsil.ac.id/jurnalunsil-1464-.html. (Diakses pada tanggal 4 Juli 2014, 10:49 WIB)

Sumber Lainnya:

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan