PEMERIKSA KONSISTENSI ELEMEN PADA DIAGRA

Ju rnal)lm iah . E2O 6ol.
1. o.
2 2014

PE ME R IK SA K ONSIST E NSI E L E ME N PA DA DIA GR A M K E L A S
DA N DIA GR A M SE K UE NSIA L BE R DA SA R K A N A T UR A N
K ONSIST E NSI
Dianni Y usuf1), Siti R ochimah2)
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
K ampus IT S Sukolilo, J awa Timur
1)
Email : [email protected],2)[email protected]
A BST R A K
UML merupakan bahasa visual dengan menggunakan diagram dalam memodelkan sebuah sistem. Model
UML digunakan untuk memodelkan kebutuhan dan fungsionalitas sistem, sehingga informasi yang
divisualisasikan dalam UML harus konsisten. Selain itu, keterkaitan antar diagram dalam UML
memerlukan konsistensi dalam merancang diagram yang satu dengan yang lain. K onsistensi model
merupakan hal yang sangat penting dalam proses perancangan UML, sehingga dibutuhkan pemeriksa
konsistensi yang dapat mendeteksi adanya inkonsistensi dalam model. Penelitian ini menggunakan
pendekatan bagaimana memeriksa adanya inkonsistensi elemen berdasarkan aturan konsistensi yang
diterapkan pada dokumen UML. Dokumen UML pada penelitian adalah dokumen XML dari diagram

kelas dan diagram sekuensial. Penelitian ini mempunyai dua kontribusi yaitu pertama adalah
menghasilkan dua aturan konsistensi untuk memeriksa konsistensi elemen model UML. K ontribusi kedua
adalah melakukan pendekatan memeriksa konsistensi elemen model UML berdasarkan aturan konsistensi
yang telah dihasilkan. Proses pemeriksaan inkonsistensi elemen dilakukan dengan menguraikan dokumen
XML menjadi struktur pohon dengan pengurai DOM parser. Selanjutnya pencarian elemen yang
inkonsisten dalam dokumen XML yang telah diurai dilakukan oleh aturan konsistensi yang telah
dikonversi dalam bahasa query XPath. Hasil pengujian menunjukkan bahwa aturan konsistensi yang
diterapkan pada dokumen XMLdapat mendeteksi semua inkonsistensi yang terdapat pada dokumen XML
diagram kelas dan diagram sekuensial.
K ata K unci: konsistensi model, UML diagram, inkonsistensi elemen.

1. Pendahuluan
Unified Modeling Language (UML)merupakan standarisasi bahasa pemodelan yang
dikembangkan untuk membantu pengembang sistem dalam membangun, menspesifikasikan,
dan memvisualisasikan sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berorientasi objek.
Pengembang sistem menggunakan UML untuk memodelkan kebutuhan dan fungsionalitas dari
sebuah sistem.UML terdiri dari beberapa tipe diagram, yaitu diagram aktifitas, diagram kelas,
diagram kolaborasi, diagram komponen, diagram penempatan (deployment), diagram objek,
diagram paket, diagram kasus pengguna, diagram urutan dan diagram statechart. K eterkaitan
masing-masing diagram dalam UML dapat menimbulkan resiko adanya inkonsistensi pada

elemen model UML.
Permasalahan yang banyak diangkat dalam penelitian terkait dengan pemodelan UML
adalah mengenai konsistensi dalam sebuah model [1,2].A danya desain model yang tidak
konsisten seringkali menyulitkan seorang pengembang dalam menganalisis desain model
tersebut. Misalnya, Sebuah desain model yang dirancang oleh beberapa pengembang secara
pararel dapat menimbulkan inkonsistensi elemen karena model yang dihasilkan dapat
berbeda.Selain itu pemahaman yang kurang mengenai keterkaitan antar model dapat pula
menghasilkan inkonsistensi elemen antar model.
T erdapat beberapa mekanisme untuk memeriksa inkonsistensi elemen model UML,
namunsebagian besartidak menerapkan aturan konsistensi dalam mengevaluasi inkonsistensi
13|b 9 wh

Ju rnal)lm iah . E2O 6ol.
1,
. o.
2 2014

elemen model. Selain itu, beberapa mekanisme yang dilakukan dalam memeriksa inkonsistensi
elemen UMLhanya mendukung pada diagram yang terstruktur saja dan belum terlalu
mendukung pada diagram perilaku, misalnya diagram sekuensial. Oleh karena itu diperlukan

alat yang dapat memeriksa adanya inkonsistensi elemen pada kedua tipe model UML.
Penerapan aturan konsistensi pada model UML juga diperlukan agar informasi inkonsistensi
elemen model UML semakin akurat.
Dengan mengacu pada permasalahan mengenai konsistensi model, maka kontribusi
pertama pada makalah ini adalah melengkapi aturan konsistensi pada penelitian sebelumnya
[egyed], dengan menambahkan dua aturan konsistensi untuk memeriksa inkonsistensi elemen
pada diagram kelas dan diagram sekuensial. K ontribusi kedua adalah membangun sebuah
model untuk memeriksa konsistensi elemen pada model UML (diagram kelas dan diagram
sekuensial) berdasarkan aturan konsistensi yang telah ditetapkan. Pemeriksaan terhadap elemen
model UML yang inkonsisten dilakukan pada diagram UML yang telah dikonversi kedalam
dokumen XML(eXtensible Markup Language).Pemilihan format dokumen dalam XMLdilakukan
karena XMLmendeskripsikan semua elemen dari diagram UML kedalam sebuah sebuah struktur
berbentuk dokumen. XML menyediakan format data yang terstruktur dan terurut, sehingga data
lebih mudah dipahami[3]. Selain itu data XML dapat diakses dimana saja dan pengolahan data
XML menghemat memori [4].
2. Penelitian T erkait
Penelitian yg sudah pernah dilakukan oleh A lexander Egyed [1] berkaitan dengan
konsistensi model, membagi-bagi domain ke dalam cakupan atau ruang lingkupyang disebut
sebagai ruang lingkup dampak perubahan (Change Impact Scope, secara singkat ditulis CIS).
CIS kemudian diinstansiasi menjadi instansiasi aturan konsistensi (Consistency Rule Instances,

secara singkat ditulisCRI). Proses pengecekan inkonsistensi dilakukan dengan membandingkan
aturan konsistensi dengan model elemen berbasis pencocokan kata (text matching).
Penelitian lain yang sudah pernah dilakukan berkaitan dengan konsistensi model fokus
kepada konsistensiyang terjadi antara spesifikasi kebutuhan dan UML diagram[9]. K onsistensi
antar diagram dalam UML tidak diperiksa. Penelitian lain yang berkaitan dengan transformasi
model [5], dilakukan dengan membuat grafikdari keterkaitan antara model elemen suatu model
dan menuliskan properti semantiknya. Perbandingan penelitian terkait yang menjadi dasar
penentuan kontribusi penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.
T abel1. PerbandinganPenelitianT erkait
Egyed [1]
Model yang
dianalisa
Fokus
konsistensi yang
diperiksa
Metode yang
digunakan

L iu [5]


K roha [6]

UML

UML

UML

K onsistensi
antar diagram
UML

K onsistensi dalam
transformasi model

K onsistensi antara spesifikasi
kebutuhan, kasus pengguna
dan diagram kelas

Pencocokan

kata

Representasi grafik dan
penulisan properti
semantik

Penalaran pada ontologi

Pengecekan konsistensi dilakukan untuk antar diagram dalam UML, khususnya diagram
kelas dan diagram sekuensial. Model yang dibangun mengandung informasi mengenai dokumen
XML yang terkait pada penelitian ini, penguraian dokumen XML agar dapat diproses, aturan
konsistensi yang akan diterapkan,dan properti lain yang mempengaruhipemeriksaan konsistensi
14|b 9 wh

Ju rnal)lm iah . E2O 6ol.
1. o.
2 2014

model UML. Model yang dibangun akan direpresentasikan dalam sebuah kakas bantu
menggunakan J ava dan bahasa query X path.

3. Dasar T eori
3.1Unified Modeling L anguage (UML )
UML digunakan untuk menspesifikasikan, memvisualisasikan dan mendokumentasikan
sistem. Masing-masing diagram UMLakan merepresentasikan aspek dan sudut pandang yang
berbeda dari sebuah sistem. T siolakis [7] menyatakan bahwa diagram kelas merepresentasikan
struktur statis dalam sebuah sistem, sedangkan diagram sekuensial menggambarkan interaksi
pesan yang terjadi antara objek.Diagram kelas menunjukkan struktur statis dari suatu sistem,
seperti, elemen sistem, struktur internal dan relasi antar elemen sistem yang satu dengan yang
lain. Elemen sistem meliputi kelas, atribut, operasi dan relasi antar kelas.Diagram sekuensial
merepresentasikan interaksi antar objek dalam gambaran logis dari sebuah sistem.Diagram
sekuensial menggambarkan objek yang terlibat dalam skenario dan urutan pesan yang
dipertukarkan antar objek untuk melaksanakan fungsi skenario tersebut.Objek-objek yang
berkaitan dengan operasi diurutkan dari kiri ke kanan secara berurutan dan berdasarkan waktu
tertentu [8].
3.2E xtensible Markup L anguage
XML adalah suatu bahasa markup yang dirancang untuk menyampaikan informasi atau data
dan tidak bergantung pada kakas bantu tertentu. Markup yaitu bahasa yang berisi kode-kode
dengan tanda dan aturan tertentu untuk memformat dokumen teks dengan tags agar mudah
dimengerti [9]. Proses pembacaan dokumen XML disebut juga parsing. K usnawi [4]
menyatakan XMLparser sebagai parsing O pengurai XML berbentuk pustaka perangkat lunak

yang memberikan layanan bagi aplikasi yang akan membaca dan mengambil data didalam
dokumen XML. Salah satu cara untuk mengakses dan menampilkan elemen XML adalah dengan
menggunakan teknik scripting. Teknik scripting dapat digunakan untuk menguraikan sebuah
dokumen XML yang berpedoman pada XMLparser. T erdapat pengurai XML yang sering
digunakan yaitu DOM (Document Object Model). DOM menggunakan struktur data berbentuk
pohon yang serupa dengan dokumen XML yang sedang diurai. Setiap elemen XML memiliki
satu simpul O elemen dengan tipenya masing-masing. Dokumen XML memiliki tipe document,
sedangkan elemen didalam dokumen umumnya bertipe Element. A tribut-atribut yang dimiliki
oleh elemen diwakili obyek bertipe Attr. Sedangkan komentar dan teks mempunyai tipe
CharacterData.
3.3A turan K onsistensi
A turan konsistensi mendeskripsikan suatu kondisi yang harus dipenuhi oleh model UML
sehingga model tersebut dapat dikatakan sebagai model yang konsisten.Terdapat 24 aturan
konsistensi yang terdapat dalam penelitian Egyed [1].Dari ke-24 aturan konsistensi, 80E
merupakan aturan konsistensi untuk diagram kelas saja, sehingga diperlukan studi eksplorasi
lebih jauh untuk mendapatkan aturan konsistensi untuk memeriksa konsistensi antar UML
diagram.
3.4Bahasa Query X PA T H
X Path digunakan untuk melakukan pencarian simpulOelemen dalam dokumen XML yang
telah diurai oleh DOMparser.Sebuah dokumen XML hanya mempunyai satu simpul akar.Dalam

simpul akar berisi elemen-elemen yang terdapat dalam sebuah dokumen XML.Dalam ekspresi
15|b 9 wh

Ju rnal)lm iah . E2O 6ol.
1,
. o.
2 2014

X Path simpul akar direpresentasikan dengan sebuah garis miring tunggal (O).Simpul elemen
merupakan setiap elemen yang terdapat pada sebuah dokumen XML.Sebuah simpul elemen
setidaknya mempunyai satu simpul atribut.Simpul atribut menjelaskan fitur sebuah simpul
elemen.Simpul teks berisi teks dari suatu simpul elemen. Nama sebuah simpul elemen tidak
dapat dijadikan simpul teks, hal ini dilakukan agar tidak terjadi kerancuan informasi antara
simpul elemen dengan simpul teks.Simpul komentar digunakan sebagai dokumentasi yang
berisi keterangan untuk memperjelas isi dokumen XML. Sebuah simpul instruksi pemrosesan
dibagi menjadi dua bagian yaitu nama (nilai kembalian untuk fungsi name()) dan nilai string.
Sebuah ekspresi X Path akan mengembalikan nilai dengan tipe data tertentu.
4. Metodologi Penelitian
L angkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini sampai diperoleh luaran akhir berupa
model untuk memeriksa konsistensi berdasarkan aturan konsistensi dapat dilihat pada Tabel 2.

T abel 2. L angkah-langkah penelitian
L angkah Penelitian
K eluaran Tiap Tahap
Mengkonversi diagram UML
Dokumen UML berupa dokumen XML dari
1.
menjadi dokumen UML.
diagram kelas dan diagram sekuensial
Dua aturan konsistensi (aturan konsistensi 25
2.
Penggunaan aturan konsistensi
dan aturan konsistensi 26)
Implementasi aturan konsistensi
3.
A turan konsistensi dalam sintaks X Path
dalam bahasa query X Path
Inkonsistensi elemen model UML yang
4.
Pengujian dan evaluasi
terdeteksi berdasarkan aturan konsistensi

L angkah yang harus dilakukan pertama adalah mengkonversi diagram UML menjadi
dokumen XML.Sebelumnya dilakukan perancangan terhadap diagram kelas dan diagram
sekuensial yang akan diperiksa dengan menggunakan kakas bantu pemodelan UML yang dalam
penelitian ini menggunakan Enterprise Architect (EA ). Setiap jenis kakas bantu pemodelan
UML akan menghasilkan dokumen XML dengan struktur yang berbeda. Pada proses konversi
setiap elemen pada diagram UMLakan dipetakan kedalam simpul-simpul atau elemen-elemen
sebuah dokumen XML. SimpulOelemen pada dokumen XMLakan membentuk struktur pohon.
Sebuah pohon akan dimulai dari akar dan memiliki cabang sampai level yang paling
rendah.Struktur dokumen XML untuk diagram kelas diperlihatkan pada T abel 3.
T abel 3. Struktur dokumen X ML diagram kelas
Elemen dokumen XML
K eterangan
No.








16|b 9 wh

Merupakan akar dari dokumen X MI, yang berisi
informasi versi, namespaces, dan waktu pembuatan
file XML

Mengandung dokumentasi elemen X MI, dan
informasi kakas bantu yang digunakan untuk
menghasilkan file X MI
Berisi informasi mengenai isi dari dokumen X MI,
yaitu dokumen X MI dari diagram kelas sepertinama
paket, nama kelas, nama atribut, metode dan semua
elemen diagram kelas.
Elemen berisi informasi
representasi, misalnya tata letak, nama kakas bantu
yang digunakan.

Ju rnal)lm iah . E2O 6ol.
1. o.
2 2014

Sama dengan diagram kelas, pada diagram sekuensial setiap elemennya akan dipetakan
dalam dokumen XML, seperti yang terlihat pada T abel 4.
T abel 4. Struktur dokumen X ML diagram sekuensial
Elemen dokumen XML








K eterangan
Merupakan akar dari dokumen X MI, yang berisi
informasi versi, namespaces, dan waktu generasi file
xmi

Mengandung dokumentasi elemen X MI, dan informasi
kakas bantu yang digunakan untuk menghasilkan file
X MI
Berisi informasi mengenai isi dari dokumen X MI,
yaitu dokumen X MI dari diagram seperti nama aktor,
objek,pesan.
Elemen berisi informasi
representasi, misalnya tata letak, nama kakas bantu
yang digunakan.

5. Hasil Dan Pembahasan
5.1 Model Pemeriksa K onsistensi Berdasarkan A turan K onsistensi
Penelitian ini membangun sebuah model untuk memeriksa adanya inkonsistensi elemen
pada model UML. Pengujian model dilakukan dengan merepresentasikan model tersebut
kedalam sebuah sistem. Sistem ini digunakan untuk melakukan pengujian apakah aturan
konsistensi yang dihasilkan dan diterapkan pada dokumen XML dapat menghasilkan luaran
yang sesuai dengan model yang dibangun. Selanjutnya hasil luaran dari sistem yang dibangun
akan dibandingkan dengan hasil analisis pakar untuk mengetahui sisi kebenaran dari jalannya
sistem yang dibangun. Model pemeriksa konsistensi model UML diperlihatkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Model pemeriksa konsistensi model UML .
Dibutuhkan data uji berupa dokumen XML dari diagram kelas dan diagram sekuensial
dalam pemeriksaan konsistensi diagram UML. Dokumen XMLakan diuraikan oleh pengurai
DOM agar dapat dibaca dan dilakukan proses manipulasi data didalamnya. Struktur dokumen
XML setelah diuraikan oleh DOMakan berbentuk pohon. Proses pencarian elemen yang
inkonsisten dilakukan dengan query aturan konsistensi.Penelitian ini menggunakan pengurai
DOMparser karena DOMparser mendukung bahasa query X Path yang dalam penelitian ini
17|b 9 wh

Ju rnal)lm iah . E2O 6ol.
1,
. o.
2 2014

digunakan untuk mengkonversi aturan konsistensi. Selain itu DOMparser menciptakan struktur
pohon (tree) berdasarkan dokumen XML, sehingga memudahkan dalam menambah atau
menghapus elemen dalam dokumen XML. Beberapa pernyataan tersebut yang menjadikan
pertimbangan mengapa penelitian ini menggunakan DOMparser sebagai pengurai dokumen
XML yang akan diuji konsistensi elemennya.A turan konsistensi pada penelitian ini diperoleh
berdasarkan studi kritis mengenai karakteristik dua diagram UML. A turan konsistensi yang
ditambahkan dapat dilihat pada T abel 5.
T abel 5. A turan K onsistensi
A turan K onsistensi
A turan konsistensi 25
A turan konsistensi 26

K eterangan
Nama kelas pada diagram kelas harus unik
Nama objek dalam diagram sekuensial harus
sama dengan nama kelas pada diagram kelas

A turan konsistensi 25 mengatur mengenai penamaan kelas. Fungsi dari penamaan sebuah
kelas adalah untuk membedakan dari kelas yang lain, sehingga masing-masing kelas harus
mempunyai nama yang unik. Seperti yang diunggah pada Rules and Guidelines for identifiers
(docs.intersystems.com) bahwa penamaan kelas yang unik sangat penting karena berkaitan
dengan penulisan kode sumber pada aplikasi. Booch dkk (1998)dalam buku mengenai panduan
dalam diagram UML menyatakan bahwa setiap kelas harus memiliki nama yang mengandung
arti dan membedakannya dari kelas-kelas lainnya. Ghehabi [2] dalam penelitiannya menyatakan
bahwa salah satu poin penting dalam memvalidasi diagram kelas menurut standar UML 2.0
adalah nama kelas harus unik. Hal – hal tersebut yang mendasari bahwa nama kelas harus unik
menjadi sebuah aturan konsistensi dalam penelitian ini.A turan konsistensi 26 adalah nama objek
dalam diagram sekuensial harus sama dengan nama kelas pada diagram kelas. Sebuah objek
memiliki label dalam standar format UML yaitu name: ClassName, dimana “name” adalah
opsional, biasanya merupakan alias dari “ClassName” itu sendiri. Pada diagram kelas, nama
kelas memiliki label dengan format ClassName.
5.2Mekanisme Penerapan A turan K onsistensi
Proses pencarian elemen yang inkonsisten menggunakan ekspresi X Path dilakukan dengan
mengidentifikasi ekspresi X Path yang digunakan. Untuk mempermudah proses analisis dan
pengujian terhadap ekspresi X Path maka dalam penelitian ini ekspresi X Path dibagi menjadi
tiga sub-ekspresi yang dipisahkan oleh tanda ‘O’ yaitu (“Opemilihan simpulOperintah pengolahan
simpulOtipe data”). Setiap hasil sub-ekspresi akan disimpan dalam himpunan P1, P2, dan P3.
Ekspresi X Path dan sub-ekspresi diperlihatkan pada Tabel 6.
T abel 6. E kspresi dan sub-ekspresi X Path
X Path

Contoh Sub-Ekspresi

Himpunan

K eterangan

Pemilihan
simpul

OX MIOOX MI.contentOOJ

P1

Perintah
pengolahan
simpul
Tipe data

OClass[(@name=precedingsibling::ClassO@name)]

P2

O@name

P3

Pemilihan simpul yang sesuai
dengan simpul yang dicari,
dimulai dari simpul akar.
Pengolahan pada simpul ‘Class’
yaitu mencari nama kelas yang
sama atau redundan.
Mengembalikan tipe data dari
atribut ‘name’ hasil pencarian
dari sub-ekspresi sebelumnya.

18|b 9 wh

Ju rnal)lm iah . E2O 6ol.
1. o.
2 2014

Mekanisme pencarian diawali melalui simpul akar, dilanjutkan ke simpul dibawahnya
sampai ditemukan simpul yang sesuai yaitu simpul “Class”. Setelah ditemukan simpul yang
dicari, selanjutnya ekspresi X Path akan memproses perintah pengolahan simpul “Class” yang
mempunyai nama atribut yang sama. Hasil dari proses pengolahan simpul “Class” berupa nama
atribut yang sama akan disimpan dalam simpul atribut “@name”. Mekanisme penerapan aturan
konsistensi 25 kedalam dokumen XML diagram kelas dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Penerapan aturan konsistensi 25 pada dokumen X ML diagram kelas
Penerapan aturan konsistensi 26 kedalam dokumen XML diagram kelas dan diagram
sekuensial dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Penerapan aturan konsistensi 26 pada dokumen X ML diagram kelas dan
diagram sekuensial
Mekanisme pencarian yang dilakukan pada dua dokumen diagram kelas dan diagram
sekuensial. Proses pencarian simpul diawali dari simpul akar sampai ditemukan simpul elemen
“Class” dan simpul elemen “ClassifierRole”. Simpul atribut “@name” pada simpul elemen
“Class” berisi namakelas untuk diagram kelas, sedangkan simpul atribut “@name” pada simpul
elemen “ClassifierRole” berisi nama obyek pada diagram sekuensial. Sub ekspresi pengolah dua
buah simpul tersebut akan mencari nama obyek yang tidak sama dengan nama kelas, dan akan
didefinisikan sebagai elemen yang inkonsisten.
5.3 Hasil Penelitian
Pemeriksaan konsistensi elemen pada dokumen XML diagram kelas dan diagram
sekuensial dilakukan dengan menerapkan dua aturan konsistensi yang telah dihasilkan oleh
19|b 9 wh

Ju rnal)lm iah . E2O 6ol.
1,
. o.
2 2014

penelitian ini. Penerapan masing-maning aturan konsistensi membutuhkan data masukan yang
berbeda. A turan konsistensi 25 hanya diterapkan pada dokumen XML diagram kelas saja,
sedangkan aturan konsistensi 26 diterapkan untuk dokumen XML diagram kelas dan diagram
sekuensial. Tabel 7. Memperlihatkan data pengujian dan jumlah elemen dari data pengujian.
T abel 7. Data Pengujian
Inisial

Nama Model

Diagram K elas

Diagram
Sekuensial

Data1

V OD_system

V OD_class.XML

Data2

careerPlanning

careerPlanning_cl
ass.XML

V OD_sequen
ce.XML
careerPlannin
g_sequence.X
ML

J umlahEl
emen
Model
14

J umlahSi
mpulElem
en
348

189

3795

5.3.1 Hasil pengujian skenario 1 pada Data1
Skenario 1 pada data uji 1 memeriksa konsistensi elemen nama kelas pada
VOD_class.XML. VOD_class.XMLmempunyai elemen nama kelas yang ditampilkan pada T abel
8.
T abel 8. E lemen nama kelas pada V OD_class.X ML
No.
1.
2.
3.

Namakelas
Display
Server
Streamer

Hasil identifikasi ekspresi X Path aturan konsistensi 25 terhadap Data1 ditampilkan pada
T abel 9.
T abel 9. Hasil penerapan konsistensi 25 terhadap Data1
Sub-Ekspresi X Path
OX MIOOX MI.contentOOJ
OClass[(@name=precedingsibling::ClassO@name)]
O@name

Himpunan
P1
P2

Hasil
P1 = { X MI, X MI.content, UML:Class}
P2 = { Display, Server, Streamer}

P3

P3 = { } .

Berdasarkan T abel 9, pada sub-ekspresi “O@name” menghasilkan himpunan P3= { } ,
artinya tidak ada nama kelas yang sama. Hasil yang dapat disimpulkan pada pengujian Data1
berdasarkan aturan konsistensi 25 diperoleh hasil bahwa semua elemen nama kelas konsisten
dengan aturan konsistensi 25.
5.3.2 Hasil pengujian skenario 2 pada Data1
Skenario 2 digunakan untuk menguji aturan konsistensi 26 terhadap dua dokumen XML.
Dokumen XML diagram kelas dan diagram sekuensial akan digabung dan disimpan pada
dokumen VOD_merge.XML. Hasil pengujian menggunakan ekspresi X Path aturan konsistensi
26 terhadap Data1 ditampilkan pada T abel 10.

20|b 9 wh

Ju rnal)lm iah . E2O 6ol.
1. o.
2 2014

T abel 10 Hasil penerapan konsistensi 26 terhadap Data1
Sub-Ekspresi X Path
OX MIOOX MI.contentOOJ
OClass[!=(@name=precedingsibling::ClassO@name)]
O@name

Hasil
Himpunan
P1
P1 = { X MI, X MI.content, UML:Class}
P2
P2 = { Display, Server, Streamer,
dis:Display,str:Streamer}
P3
P3 = { } .

Pada T abel 10 sub ekspresi terakhir menghasilkan P3 = { } , sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak ada elemen yang inkonsisten terhadap aturan konsistensi 26.
6. K esimpulan Dan Saran
Penelitian yang dilakukan adalah menerapkan model yang telah dibangun untuk memeriksa
konsistensi elemen dari dokumen UML, khususnya diagram kelas dan diagram sekuensial yang
direpresentasikan kedalam dokumen XML. Model yang dibangun adalah menerapkan
DOMparser untuk mengurai dokumen XML menjadi struktur pohon dan menerapkan aturan
konsistensi dalam bahasa query X Path untuk melakukan pencarian elemen dokumen XML yang
inkonsisten terhadap aturan konsistensi. Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah apakah
model yang dibangun dapat menghasilkan informasi konsistensi elemen dokumen UML yang
akurat K esimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.

Hasil pengujian terhadap data uji menunjukkan bahwa aturan konsistensi yang diterapkan
dapat mendeteksi semua inkonsistensi elemen diagram UML.
2. K onsistensi elemen hasil analisis dengan menggunakan model yang dibangun pada
penelitian ini menunjukkan hasil yang akurat. K esimpulan ini berdasarkan hasil pengujian
yang ditunjukkan oleh kakas bantu mempunyai hasil keluaran yang sama dengan hasil
analisis yang dilakukan pakar.
3. Dari hasil pengujian pada penelitian ini masih terdapat ancaman keabsahan, yaitu model
yang dibangun hanya terbatas untuk mendeteksi inkonsistensi elemen pada model UML
khususnya diagram kelas dan diagram sekuensial. Selain itu model yang dibangun belum
dapat mendeteksi adanya perubahan secara semantic pada elemen diagram UML.
4. Penelitian ini belum dapat mendeteksi inkonsistensi elemen diagram UML yang diakibatkan
kesalahan dalam pengetikan O penulisan elemen.
Saran yang dikemukakan terkait dengan adanya ancaman keabsahan hasil analisis
penelitian. Sehingga untuk penelitian lebih lanjut diharapkan dapat mengatasi ancaman
keabsahan dari penelitian ini. Beberapa saran yang dapat dipertimbangkan adalah sebagai
berikut.
1. Penambahan integrasi XMLsemantic dapat diterapkan pada penelitian lebih lanjut untuk
mengatasi permasalahan perubahan secara semantik ataupun perubahaan yang dikarenakan
kesalahan pengetikan nama elemen diagram UML.
2. Pemeriksaan konsistensi elemen diagram UML dapat diperluas untuk studi kasus diagram
UML yang lain, misalnya diagram grafik keadaan, atau diagram kasus pengguna.

21|b 9 wh

Ju rnal)lm iah . E2O 6ol.
1,
. o.
2 2014

7. DA F T A R PUST A K A
[1] Egyed, A . (2011). A utomatically Detecting and Tracking Inconsistencies in Software
Design Models. IEEE Transaction on Software Engineering, 2.
[2] Gherabi, N., & Bahaj, M. (2011). Robust Representation for Conversion UML Class into
XML Document using DOM. International J ournal of Computer Applications, 09758887.
[3] K rumbein, T., & K udrass, T. (2004). Ruled-Based Generation of XML Schemas from
UML Class Diagram.
[4] K usnawi. (2010). Teknik Document Object Model (DOM) untuk Manipulasi Dokumen
XML.
[5] L iu, Z., J iang, F., & Qian, S. (2010). Semantic Consistency Checking For Model
T ransformations. IEEE.
[6] K roha, Robert, J ., & J elabra. (2009). Ontologies in Checking for Inconsistency of
Requirements Spesification. International Conference on Advances in Semantic
Processing.
[7] T siolakis, A . (2000). Consistency A nalysis of UML Class and Sequence Diagrams based
on A ttributed T yped Graphs and their Transformation.
[8] Dharwiyanti, S., & Wahono, R. S. (2003). Pengantar Unified Modeling Language
(UML). IlmuK omputer.com.
[9]

Supriyanto, A . (2007). Web dengan HTML &XML. Bandung: Graha Ilmu.

22|b 9 wh

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124