Usulan Peningkatan Produktivitas Dengan Menggunakan Analytical Hierarchy Process dan Targeting Pasar (Studi Kasus Di Kotak Media Solusi).

(1)

ABSTRAK

Kotak Media Solusi (KMS) adalah nama usaha bidang media di internet yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan terhadap artikel yang sering diistilahkah freemium, dimana jasanya adalah memberi artikel dengan kualitas yang baik namun tidak dikenakan biaya untuk melihatnya. Setelah berdiskusi dengan pemilik, dalam perusahaan terjadi penurunan jumlah pengunjung per artikel. Dalam 3 peride awal, terdapat penurunan 27,46% kemudian 15,34%, 1 periode adalah 2 bulan. Untuk itu dibuatlah sebuah penelitian. Langkah pertama, melakukan penelitian pendahuluan dengan cara wawancara dan mengamati langsung untuk mengidentifikasikan dan merumuskan masalah yang ada pada divisi perusahaan. Kemudian, dilakukanlah studi pustaka dengan cara studi literatur, dan untuk menentukan metode yang tepat.

Berdasarkan studi literatur yang dilakukan, pendekatan teori produktivitas dari buku tulisan Vincent Omachonu & David J. Sumanth terpilih sebagai metode penyelesaian karena memberikan pengetahuan mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produktivitas. Kemudian menggunakan Analytical Hierarchy Process untuk mendapatkan bobot pengaruh faktor terhadap produktivitas. Setelah itu juga dilakukan penelitian menggunakan data sekunder untuk meneliti target pasar bagi perusahaan, dilakukan dengan mencari hasil penelitian perusahaan pemasaran yang dipublikasikan di internet untuk mendapat data segmen demografis, geografis, psikografis dan tingkah laku pengguna internet di Indonesia.

Penelitian tahap AHP dilakukan dengan menyusun hirarki, mengembangkan variabel penelitian yang akhirnya mendapatkan 24 variabel, membuat kuesioner penelitian, validitas konstruk, penyebaran kuesioner kepada 6 orang dari tingkat manajemen untuk mendapat bobot faktor dan 6 orang dari pegawai untuk mendapat bobot subfaktor, pengolahan hasil kuesioner, penghitungan bobot variabel, analisis hasil AHP dan membandingkan data masa lalu dengan kondisi saat ini. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa terdapat faktor yang mempengaruhi produktivitas, yaitu produk & material: 26,28%, pegawai: 27,32%, proses: 29,07%, teknologi: 17,34%. Melalui penelitian targeting menghasilkan informasi data yang cocok untuk ditarget oleh perusahaan adalah yang berada di Jakarta, berusia antara 25-30 tahun, berpendapat negatif terhadap internet, dan merupakan pengguna internet pasif.

Dari hasil penelitian dan analisis, maka disimpulkan faktor yang paling menurunkan produktivitas adalah faktor produk dan material, khususnya subfaktor jumlah situs referensi. Sebagian artikel yang dihasilkan perusahaan sudah sesuai dengan minat pasar, namun masih dapat ditingkatkan, berdasarkan hasil penelitian, untuk dapat meningkatkan produktivitas maka perusahaan perlu mencari situs referensi dengan jumlah besar yang berhubungan dengan karir, keuangan, motivasi, kewirausahaan, teknologi, komputer, internet, dan gaya hidupreferensi agar pegawai dapat fokus membuat artikel yang sesuai minat pasar. Disamping itu, manajemen perlu memonitor terus dan membuat pegawai merasa disupervisi.


(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK iv

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB 1 PENDAHULUAN... 1-1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1-2 1.2 Identifikasi Masalah... 1-5 1.3 Pembatasan Masalah ... 1-5 1.4 Perumusan Masalah... 1-5 1.5 Tujuan Penelitian... 1-6 1.6 Sistematika Penulisan... 1-6 BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Teori Analytical Hierarchy Process (AHP)... 2-1 2.2 Pemasaran dengan Segmenting, Targeting, Positioning... 2-2 2.3 Teori Produktivitas... 2-3 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian... 3-3

3.2 Keterangan Flow Chart... 3-3 BAB 4 PENGUMPULAN DATA

4.1 Penilaian Bobot Faktor... 4-1 4.2 Penilaian Bobot Variabel Subfaktor... 4-1 4.3 Penilaian Kondisi Kerja...4-5 BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

5.1 Pengolahan Data Tahapan AHP... 5-1 5.1.1 Mengembangkan Variabel Penelitian... 5-4 5.1.2 Mengembangkan Variabel Penelitian... 5-4


(3)

5.1.3 Kuesioner... 5-10 5.1.4 Validitas Konstruk... 5-13 5.1.5 Penyebaran Kuesioner... 5-14 5.1.6 Pengolahan Hasil Kuesioner... 5-17 5.6.1. Pengolahan Sub Faktor Satu Responden... 5-17 5.6.2. Pengolahan Sub Faktor Gabungan... 5-23 5.6.3. Pengolahan Faktor Satu Responden... 5-27 5.6.4. Perbandingan Berpasangan Faktor Gabungan... 5-30 5.1.7 Penghitungan Bobot Variabel... 5-33 5.1.8 Pembandingan Kondisi Saat Ini dengan Data Masa Lalu... 5-34 5.1.9 Analisis hasil AHP dan Kuesioner... 5-41 5.2 Tahapan Targeting... 5-44 5.2.1 Segmentasi... 5-44 5.2.2 Pentargetan... 5-46 5.2.3 Analisis Target Pasar... 5-49 5.3. Analisis Gabungan AHP dan Targeting... 5-50 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan... 6-1 6.2 Saran... 6-1

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

KOMENTAR DOSEN DATA PENULIS


(4)

(5)

(6)

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 KUESIONER KEPADA MANAJEMEN (MENCARI

BOBOT FAKTOR)

L1

2 KUESIONER KEPADA PEGAWAI (MENCARI BOBOT

SUBFAKTOR)

L3

3 KUESIONER KEPADA PEGAWAI (MENCARI NILAI KONDISI)

L8

4 PENGOLAHAN DATA MENCARI BOBOT FAKTOR L10

5 PENGOLAHAN DATA MENCARI BOBOT

SUBFAKTOR MATERIAL DAN PRODUK

L34

6 PENGOLAHAN DATA MENCARI BOBOT

SUBFAKTOR PEGAWAI

L64

7 PENGOLAHAN DATA MENCARI BOBOT

SUBFAKTOR PROSES

L115

8 PENGOLAHAN DATA MENCARI BOBOT

SUBFAKTOR TEKNOLOGI


(8)

1. KUESIONER KEPADA MANAJEMEN (MENCARI BOBOT FAKTOR)

Responden Yangterhormat,

Terima kasih atas kesediaannya mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini merupakan bagian dari penelitian untuk memenuhi persyaratan akademik dalam mencapai gelar Sarjana Strata I (S1) pada Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik,

Maranatha Christian University Bandung.

Semua pertanyaan harap diisi dengan lengkap sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Saya sangat menghargai partisipasi responden untuk mengisi kuesioner ini.

Hormat Saya, Haryo Wicaksono 0723086

Mulai

I. Kepentingan Faktor Tempat Kerja

Karyawan menentukan faktor mana yang lebih penting dengan cara membandingkan satu faktor dengan faktor lainnya.

Cara menjawab:

1. Menjawab dengan memberi nilai pada kotak dengan menggunakan angka 1-9. 2. Cukup menilai pilihan mana yang lebih penting agar Anda dan KM dapat

lebih baik lagi.

3. Kemudian memberi nilai berupa angka 1-9 yang menandakan tingkat lebihnya.


(9)

Contoh pengerjaan:

Terdapat 6 kotak. Dalam bekerja di KM, faktor-faktor berikut yang

berhubungan dengan produktivitas. Petunjuk: Indikator yang mana yang

lebih berperan dalam mengukur produktivitas secara umum di KM?

Selesai

Penjelasan Angka

Angka Definisi Penjelasan

1 Sama pentingnya. Kedua aktifitas menyumbangkan sama pada tujuan. 3 Agak lebih penting yang

satu atas lainnya.

Pengalaman dan keputusan menunjukkan satu faktor sedikit lebih dari yang lain.

5 Lebih penting. Pengalaman dan keputusan menunjukkan satu faktor lebih dari yang lain.

7 Sangat penting dan bedanya jauh.

Pengalaman dan keputusan menunjukkan lebih penting yang kuat atas satu faktor lebih dari yang lain.

9 Kepentingan yang ekstrim.

Bukti menyukai satu faktor atas yang lain sangat kuat.

2,4,6,8

Nilai tengah diantara dua nilai keputusan yang berdekatan.


(10)

2. KUESIONER KEPADA PEGAWAI (MENCARI BOBOT SUBFAKTOR)

Responden Yangterhormat,

Terima kasih atas kesediaannya mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini merupakan bagian dari penelitian untuk memenuhi persyaratan akademik dalam mencapai gelar Sarjana Strata I (S1) pada Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik,

Maranatha Christian University Bandung.

Semua pertanyaan harap diisi dengan lengkap sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Saya sangat menghargai partisipasi responden untuk mengisi kuesioner ini. Semoga melalui kuesioner ini dapat berguna dalam meningkatkan berkegiatan di Kotak Media (KM) tempat Anda bekerja.

Hormat Saya, Haryo Wicaksono 0723086

Mulai

I. Kepentingan Faktor Tempat Kerja

Karyawan menentukan faktor mana yang lebih penting dengan cara membandingkan satu faktor dengan faktor lainnya.

Cara menjawab:

4. Menjawab dengan memberi nilai pada kotak dengan menggunakan angka 1-9. 5. Cukup menilai pilihan mana yang lebih penting agar Anda dan KM dapat

lebih baik lagi.

6. Kemudian memberi nilai berupa angka 1-9 yang menandakan tingkat lebihnya.


(11)

Contoh pengerjaan:

1. Terdapat 6 kotak. Dalam bekerja di KM, faktor-faktor berikut yang berhubungan dengan produktivitas.

Petunjuk: Indikator yang mana yang lebih berperan dalam meningkatkan produktivitas secara umum di KM?

Penjelasan Angka

Angka Definisi Penjelasan

1 Sama pentingnya. Kedua aktifitas menyumbangkan sama pada tujuan.

3 Agak lebih penting yang satu atas lainnya.

Pengalaman dan keputusan menunjukkan satu faktor sedikit lebih dari yang lain.

5 Lebih penting. Pengalaman dan keputusan menunjukkan satu faktor lebih

dari yang lain. 7 Sangat penting dan

bedanya jauh.

Pengalaman dan keputusan menunjukkan lebih penting yang kuat atas satu faktor lebih dari yang lain.

9 Kepentingan yang

ekstrim.

Bukti menyukai satu faktor atas yang lain sangat kuat.

2,4,6,8

Nilai tengah diantara dua nilai keputusan yang berdekatan.


(12)

2. Terdapat 6 kotak. Tabel untuk material dan produk. Empat faktor berikut berpengaruh dalam menentukan kualitas produk.

Petunjuk: Indikator yang mana yang lebih berperan dalam meningkatkan meningkatkan kualitas produk (artikel) di KM?

3. Terdapat 45 kotak. Dari faktor yang ada, manakah yang menurut Anda lebih penting bagi karyawan di perusahaan?

Petunjuk: Indikator yang mana yang lebih berperan dalam meningkatkan produktivitas bagi karyawan di KM?


(13)

(14)

4. Terdapat 3 kotak. Tabel tentang proses bekerja, penilaian Anda mengenai faktor yang berpengaruh dalam proses bekerja di KM.

Petunjuk: Indikator proses kerja yang mana yang lebih berperan dalam meningkatkan produktivitas dalam bekerja di KM?


(15)

5. Terdapat 15 kotak. Tabel teknologi dan pengetahuan, pendapat Anda mengenai hal yang berpengaruh bagi KM dari sisi teknologi dan pengetahuan.

Petunjuk: Indikator dari segi teknologi dan keilmuan yang mana yang lebih berperan dalam meningkatkan produktivitas di KM?


(16)

3. KUESIONER KEPADA PEGAWAI (MENCARI NILAI KONDISI)

Merupakan lanjutan dari kuesioner kepada pegawai.

Bagian Penilaian Kondisi Saat Ini

Cara mengisi, cukup memberi tanda silang pada kondisi kerja yang Anda rasakan saat ini di tempat Anda bekerja.

Contoh:

Selesai Terima Kasih

Sangat Baik Baik Cukup Kurang Baik Kualitas artikel Jumlah kata dalam artikel x

Topik artikel Jumlah pencari menurut google x

Cara kerja Jumlah referensi/waktu pengerjaan x Materi referensi Jumlah situs referensi x

Material & Produk

Penilaian Kondisi Saat Ini

Hal yang Dinilai

Faktor Kriteria


(17)

4. PENGOLAHAN DATA MENCARI BOBOT FAKTOR 4.1 RESPONDEN 1

Sudah ada di bab 5.

4.2 RESPONDEN 2

Untuk mengetahui apakah suatu kuesioner telah dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan, maka perlu diperiksa apakah hasil jawabannya telah konsisten atau belum. Di subbab ini, hanya ditampilkan beberapa contoh perhitungan saja, keseluruhan jawaban akan ditampilkan dalam lampiran. Berikut adalah penghitungan dengan responden karyawan nomor 2 pada penilaian terhadap besarnya pengaruh sebuah faktor dalam produktivitas yang telah diubah dalam bentuk matriks AHP.

Setelah mendapatkan hasil kuesioner, ubah ke dalam bentuk matriks AHP. Cara menghitungnya adalah dengan melakukan langkah sebagai berikut:


(18)

Memberi nilai di sel perbandingan variabel yang dimaksud, bila lebih penting A, maka langsung diisi dengan nilai yang tertera dalam kuesioner. Lain halnya bila yang lebih penting B, angka yang dimasukan dalam sel adalah nila1/n dari nilai kuesioner. Jawaban dimasukkan dengan posisi seperti dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Nilai hasil kuesioner hanya dimasukan dalam sel dengan posisi di atas sel hitam diagonal, sel-sel di bawah sel hitam diagonal merupakan nilai 1/n dari sel dengan variabel pembanding yang sama.

Contoh: jawaban no.1 variabel B dianggap lebih penting dengan bobot 5, maka pada baris C kolom D dimasukkan 1/2=0,5. Jawaban no.2variabel A dianggap lebih penting dengan bobot 3, maka pada baris A kolom C dimasukkan angka 3.

Setelah mengisi tabel di atas sel-sel diagonal, langkah selanjutnya adalah dengan membagi nilai 1 pada perbandingan variabel yang sama.Contoh perhitungan:


(19)

Nilai sel pada baris C kolom A adalah 0,33 yang merupakan perhitungan (1/nilai sel AB) yaitu 1/3=0,33. Berikut tabel hasil kuesioner yang telah diubah dalam bentuk matriks AHP.

Masing-masing nilai dari sel berwarna hitam adalah 1, maka dalam matriks AHP untuk perhitungan, sel berwarna hitam diberi angka 1. Kemudian, nilai masing-masing kolom ditotalkan.

Langkah selanjutnya adalah melakukan normalisasi guna menyederhanakan nilai menjadi bilangan desimal dengan nilai antara 0 sampai 1 yang memberi informasi besaran pengaruhnya sebuah variabel. Proses pengerjaan normalisasi adalah membandingkan nilai dengan total nilai, dilakukan dengan membagi setiap angka dalam kolom dengan total dari setiap kolom matriks, kemudian nilai bobot adalah nilai rata-rata dari nilai kolom A-F.


(20)

Contoh perhitungan normalisasi:

Normalisasi baris A kolom A: 1/2,67=0,38 Normalisasi baris C kolom A: 0,33/2,67=0,13 Contoh perhitungan bobot:

Bobot A=(,38+0,39+0,27+0,40)//4=0,36

Perkalian matriks berikutnya adalah dengan mengalikan bobot yang sudah dihitung, dengan matriks awal responden. Bobot A dikali dengan masing-masing sel di kolom A.

Contoh perhitungan:

Nilai baris A kolom A: 0,036*1=0,36 Nilai baris B kolom A: 0,036*1=0,36 Nilai baris C kolom A: 0,036*0,33=0,12

Kemudian mencari nilai eigen maksimum, perhitungan nilai eigen value maksimum dilakukan dengan cara membagi total hasil yang diperoleh


(21)

dari perkalian matriks dengan bobot masing-masing kriteri. Total dari pembagian tersebut dirata-ratakan sehingga menjadi nilai eigen maksimum.

Contoh perhitungan: T/B A=1,47/0,36=4,07

Eigen maksimum=(4,07+4,06+4,02+4,05)/4=4,05

Setelah langkah-langkah tersebut, dilakukanlah perhitungan index konsistensi dan rasio konsistensi.

Contoh perhitungan index konsistensi:

CI=(eigen maksimum-n)/(n-1)=(4,05/4)/(4-1)=0,02 Contoh perhitungan rasio konsistensi:

CR=CI/RI=0,02/0,9=0,02

Nilai CR adalah nilai CI dibagi RI, RI sendiri didapat dalam buku (Saaty, 21) seperti tabel di bawah ini.


(22)

4.3 RESPONDEN 3

Untuk mengetahui apakah suatu kuesioner telah dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan, maka perlu diperiksa apakah hasil jawabannya telah konsisten atau belum. Di subbab ini, hanya ditampilkan beberapa contoh perhitungan saja, keseluruhan jawaban akan ditampilkan dalam lampiran. Berikut adalah penghitungan dengan responden karyawan nomor 3 pada penilaian terhadap besarnya pengaruh sebuah faktor dalam produktivitas yang telah diubah dalam bentuk matriks AHP.

Setelah mendapatkan hasil kuesioner, ubah ke dalam bentuk matriks AHP. Cara menghitungnya adalah dengan melakukan langkah sebagai berikut:

Memperhatikan variabel mana yang dianggap lebih penting.

Memberi nilai di sel perbandingan variabel yang dimaksud, bila lebih penting A, maka langsung diisi dengan nilai yang tertera dalam kuesioner. Lain halnya bila yang lebih penting B, angka yang dimasukan


(23)

dalam sel adalah nila1/n dari nilai kuesioner. Jawaban dimasukkan dengan posisi seperti dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Nilai hasil kuesioner hanya dimasukan dalam sel dengan posisi di atas sel hitam diagonal, sel-sel di bawah sel hitam diagonal merupakan nilai 1/n dari sel dengan variabel pembanding yang sama.

Contoh: jawaban no.1 variabel B dianggap lebih penting dengan bobot 5, maka pada baris C kolom D dimasukkan 1/2=0,5. Jawaban no.2variabel A dianggap lebih penting dengan bobot 3, maka pada baris A kolom C dimasukkan angka 3.

Setelah mengisi tabel di atas sel-sel diagonal, langkah selanjutnya adalah dengan membagi nilai 1 pada perbandingan variabel yang sama.Contoh perhitungan:

Nilai sel pada baris C kolom A adalah 0,33 yang merupakan perhitungan (1/nilai sel AB) yaitu 1/3=0,33. Berikut tabel hasil kuesioner yang telah


(24)

Masing-masing nilai dari sel berwarna hitam adalah 1, maka dalam matriks AHP untuk perhitungan, sel berwarna hitam diberi angka 1. Kemudian, nilai masing-masing kolom ditotalkan.

Langkah selanjutnya adalah melakukan normalisasi guna menyederhanakan nilai menjadi bilangan desimal dengan nilai antara 0 sampai 1 yang memberi informasi besaran pengaruhnya sebuah variabel. Proses pengerjaan normalisasi adalah membandingkan nilai dengan total nilai, dilakukan dengan membagi setiap angka dalam kolom dengan total dari setiap kolom matriks, kemudian nilai bobot adalah nilai rata-rata dari nilai kolom A-F.

Contoh perhitungan normalisasi:

Normalisasi baris A kolom A: 1/2,67=0,38 Normalisasi baris C kolom A: 0,33/2,67=0,13


(25)

Contoh perhitungan bobot:

Bobot A=(,38+0,39+0,27+0,40)//4=0,36

Perkalian matriks berikutnya adalah dengan mengalikan bobot yang sudah dihitung, dengan matriks awal responden. Bobot A dikali dengan masing-masing sel di kolom A.

Contoh perhitungan:

Nilai baris A kolom A: 0,036*1=0,36 Nilai baris B kolom A: 0,036*1=0,36 Nilai baris C kolom A: 0,036*0,33=0,12

Kemudian mencari nilai eigen maksimum, perhitungan nilai eigen value maksimum dilakukan dengan cara membagi total hasil yang diperoleh dari perkalian matriks dengan bobot masing-masing kriteri. Total dari pembagian tersebut dirata-ratakan sehingga menjadi nilai eigen maksimum.


(26)

Contoh perhitungan: T/B A=1,47/0,36=4,07

Eigen maksimum=(4,07+4,06+4,02+4,05)/4=4,05

Setelah langkah-langkah tersebut, dilakukanlah perhitungan index konsistensi dan rasio konsistensi.

Contoh perhitungan index konsistensi:

CI=(eigen maksimum-n)/(n-1)=(4,05/4)/(4-1)=0,02 Contoh perhitungan rasio konsistensi:

CR=CI/RI=0,02/0,9=0,02

Nilai CR adalah nilai CI dibagi RI, RI sendiri didapat dalam buku (Saaty, 21) seperti tabel di bawah ini.

4.4 RESPONDEN 4

Untuk mengetahui apakah suatu kuesioner telah dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan, maka perlu diperiksa apakah hasil jawabannya telah


(27)

konsisten atau belum. Di subbab ini, hanya ditampilkan beberapa contoh perhitungan saja, keseluruhan jawaban akan ditampilkan dalam lampiran. Berikut adalah penghitungan dengan responden karyawan nomor 4 pada penilaian terhadap besarnya pengaruh sebuah faktor dalam produktivitas yang telah diubah dalam bentuk matriks AHP.

Setelah mendapatkan hasil kuesioner, ubah ke dalam bentuk matriks AHP. Cara menghitungnya adalah dengan melakukan langkah sebagai berikut:

Memperhatikan variabel mana yang dianggap lebih penting.

Memberi nilai di sel perbandingan variabel yang dimaksud, bila lebih penting A, maka langsung diisi dengan nilai yang tertera dalam kuesioner. Lain halnya bila yang lebih penting B, angka yang dimasukan dalam sel adalah nila1/n dari nilai kuesioner. Jawaban dimasukkan dengan posisi seperti dijelaskan pada tabel di bawah ini.


(28)

Nilai hasil kuesioner hanya dimasukan dalam sel dengan posisi di atas sel hitam diagonal, sel-sel di bawah sel hitam diagonal merupakan nilai 1/n dari sel dengan variabel pembanding yang sama.

Setelah mengisi tabel di atas sel-sel diagonal, langkah selanjutnya adalah dengan membagi nilai 1 pada perbandingan variabel yang sama.Contoh perhitungan:

Masing-masing nilai dari sel berwarna hitam adalah 1, maka dalam matriks AHP untuk perhitungan, sel berwarna hitam diberi angka 1. Kemudian, nilai masing-masing kolom ditotalkan.


(29)

Langkah selanjutnya adalah melakukan normalisasi guna menyederhanakan nilai menjadi bilangan desimal dengan nilai antara 0 sampai 1 yang memberi informasi besaran pengaruhnya sebuah variabel. Proses pengerjaan normalisasi adalah membandingkan nilai dengan total nilai, dilakukan dengan membagi setiap angka dalam kolom dengan total dari setiap kolom matriks, kemudian nilai bobot adalah nilai rata-rata dari nilai kolom A-D.

Contoh perhitungan normalisasi: Normalisasi baris A kolom A: 1/4=0,25 Contoh perhitungan bobot:

Bobot A=(0,25+0,25+0,25+0,25)//4=0,25

Perkalian matriks berikutnya adalah dengan mengalikan bobot yang sudah dihitung, dengan matriks awal responden. Bobot A dikali dengan masing-masing sel di kolom A.


(30)

Contoh perhitungan:

Nilai baris A kolom A: 0,25*1=025

Kemudian mencari nilai eigen maksimum, perhitungan nilai eigen value maksimum dilakukan dengan cara membagi total hasil yang diperoleh dari perkalian matriks dengan bobot masing-masing kriteri. Total dari pembagian tersebut dirata-ratakan sehingga menjadi nilai eigen maksimum.

Contoh perhitungan: T/B A=1/0,25=4

Eigen maksimum=(4+4+4+4)/4=4

Setelah langkah-langkah tersebut, dilakukanlah perhitungan index konsistensi dan rasio konsistensi.


(31)

Contoh perhitungan index konsistensi: CI=(eigen maksimum-n)/(n-1)=(4-4)/(4-1)=0 Contoh perhitungan rasio konsistensi:

CR=CI/RI=0/0=0

Nilai CR adalah nilai CI dibagi RI, RI sendiri didapat dalam buku (Saaty, 21) seperti tabel di bawah ini.

4.5 RESPONDEN 5

Untuk mengetahui apakah suatu kuesioner telah dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan, maka perlu diperiksa apakah hasil jawabannya telah konsisten atau belum. Di subbab ini, hanya ditampilkan beberapa contoh perhitungan saja, keseluruhan jawaban akan ditampilkan dalam lampiran. Berikut adalah penghitungan dengan responden karyawan nomor 5 pada penilaian terhadap besarnya pengaruh sebuah faktor dalam produktivitas yang telah diubah dalam bentuk matriks AHP.


(32)

Setelah mendapatkan hasil kuesioner, ubah ke dalam bentuk matriks AHP. Cara menghitungnya adalah dengan melakukan langkah sebagai berikut:

Memperhatikan variabel mana yang dianggap lebih penting.

Memberi nilai di sel perbandingan variabel yang dimaksud, bila lebih penting A, maka langsung diisi dengan nilai yang tertera dalam kuesioner. Lain halnya bila yang lebih penting B, angka yang dimasukan dalam sel adalah nila1/n dari nilai kuesioner. Jawaban dimasukkan dengan posisi seperti dijelaskan pada tabel di bawah ini.


(33)

Nilai hasil kuesioner hanya dimasukan dalam sel dengan posisi di atas sel hitam diagonal, sel-sel di bawah sel hitam diagonal merupakan nilai 1/n dari sel dengan variabel pembanding yang sama.

Contoh: jawaban no.2 variabel B dianggap lebih penting dengan bobot 5, maka pada baris A kolom C dimasukkan 1/5=0,2. Jawaban no.2variabel C dianggap lebih penting dengan bobot 5, maka pada baris C kolom D dimasukkan angka 5.

Setelah mengisi tabel di atas sel-sel diagonal, langkah selanjutnya adalah dengan membagi nilai 1 pada perbandingan variabel yang sama.Contoh perhitungan:

Nilai sel pada baris C kolom A adalah 5 yang merupakan perhitungan (1/nilai sel AC) yaitu 1/0,2=5. Berikut tabel hasil kuesioner yang telah diubah dalam bentuk matriks AHP.

Masing-masing nilai dari sel berwarna hitam adalah 1, maka dalam matriks AHP untuk perhitungan, sel berwarna hitam diberi angka 1. Kemudian, nilai masing-masing kolom ditotalkan.


(34)

Langkah selanjutnya adalah melakukan normalisasi guna menyederhanakan nilai menjadi bilangan desimal dengan nilai antara 0 sampai 1 yang memberi informasi besaran pengaruhnya sebuah variabel. Proses pengerjaan normalisasi adalah membandingkan nilai dengan total nilai, dilakukan dengan membagi setiap angka dalam kolom dengan total dari setiap kolom matriks, kemudian nilai bobot adalah nilai rata-rata dari nilai kolom A-F.

Contoh perhitungan normalisasi: Normalisasi baris A kolom A: 1/8=0,13 Normalisasi baris C kolom A: 5/8=0,63 Contoh perhitungan bobot:

Bobot A=(0,13+0,13+0,13+0,13)//4=0,13

Perkalian matriks berikutnya adalah dengan mengalikan bobot yang sudah dihitung, dengan matriks awal responden. Bobot A dikali dengan masing-masing sel di kolom A.


(35)

Contoh perhitungan:

Nilai baris A kolom A: 0,13*1=0,13 Nilai baris B kolom A: 0,13*1=0,13 Nilai baris C kolom A: 0,13*5=0,63

Kemudian mencari nilai eigen maksimum, perhitungan nilai eigen value maksimum dilakukan dengan cara membagi total hasil yang diperoleh dari perkalian matriks dengan bobot masing-masing kriteri. Total dari pembagian tersebut dirata-ratakan sehingga menjadi nilai eigen maksimum.


(36)

T/B A=0,5/0,13=4

Eigen maksimum=(4+4+4+4)/4=4

Setelah langkah-langkah tersebut, dilakukanlah perhitungan index konsistensi dan rasio konsistensi.

Contoh perhitungan index konsistensi: CI=(eigen maksimum-n)/(n-1)=(4-4)/(4-1)=0 Contoh perhitungan rasio konsistensi:

CR=CI/RI=0/0=0

Nilai CR adalah nilai CI dibagi RI, RI sendiri didapat dalam buku (Saaty, 21) seperti tabel di bawah ini.

4.6 RESPONDEN 6

Untuk mengetahui apakah suatu kuesioner telah dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan, maka perlu diperiksa apakah hasil jawabannya telah konsisten atau belum. Di subbab ini, hanya ditampilkan beberapa contoh perhitungan saja, keseluruhan jawaban akan ditampilkan dalam lampiran. Berikut adalah penghitungan dengan responden karyawan nomor 6 pada penilaian terhadap besarnya pengaruh sebuah faktor dalam produktivitas yang telah diubah dalam bentuk matriks AHP.


(37)

Setelah mendapatkan hasil kuesioner, ubah ke dalam bentuk matriks AHP. Cara menghitungnya adalah dengan melakukan langkah sebagai berikut:

Memperhatikan variabel mana yang dianggap lebih penting.

Memberi nilai di sel perbandingan variabel yang dimaksud, bila lebih penting A, maka langsung diisi dengan nilai yang tertera dalam kuesioner. Lain halnya bila yang lebih penting B, angka yang dimasukan dalam sel adalah nila1/n dari nilai kuesioner. Jawaban dimasukkan dengan posisi seperti dijelaskan pada tabel di bawah ini.


(38)

Nilai hasil kuesioner hanya dimasukan dalam sel dengan posisi di atas sel hitam diagonal, sel-sel di bawah sel hitam diagonal merupakan nilai 1/n dari sel dengan variabel pembanding yang sama.

Contoh: jawaban no.2 variabel C dianggap lebih penting dengan bobot 3, maka pada baris A kolom C dimasukkan 1/3=0,33.

Setelah mengisi tabel di atas sel-sel diagonal, langkah selanjutnya adalah dengan membagi nilai 1 pada perbandingan variabel yang sama.Contoh perhitungan:

Nilai sel pada baris C kolom A adalah 3 yang merupakan perhitungan (1/nilai sel AC) yaitu 1/0,33=0,33. Berikut tabel hasil kuesioner yang telah diubah dalam bentuk matriks AHP.

Masing-masing nilai dari sel berwarna hitam adalah 1, maka dalam matriks AHP untuk perhitungan, sel berwarna hitam diberi angka 1. Kemudian, nilai masing-masing kolom ditotalkan.


(39)

Langkah selanjutnya adalah melakukan normalisasi guna menyederhanakan nilai menjadi bilangan desimal dengan nilai antara 0 sampai 1 yang memberi informasi besaran pengaruhnya sebuah variabel. Proses pengerjaan normalisasi adalah membandingkan nilai dengan total nilai, dilakukan dengan membagi setiap angka dalam kolom dengan total dari setiap kolom matriks, kemudian nilai bobot adalah nilai rata-rata dari nilai kolom A-D.

Contoh perhitungan normalisasi: Normalisasi baris A kolom A: 1/6=0,17 Normalisasi baris C kolom A: 3/6=0,50 Contoh perhitungan bobot:

Bobot A=(0,17+0,17+0,13+0,25)//4=0,18

Perkalian matriks berikutnya adalah dengan mengalikan bobot yang sudah dihitung, dengan matriks awal responden. Bobot A dikali dengan masing-masing sel di kolom A.


(40)

Contoh perhitungan:

Nilai baris A kolom A: 0,18*1=0,18 Nilai baris C kolom A: 0,18*3=0,53

Kemudian mencari nilai eigen maksimum, perhitungan nilai eigen value maksimum dilakukan dengan cara membagi total hasil yang diperoleh dari perkalian matriks dengan bobot masing-masing kriteri. Total dari pembagian tersebut dirata-ratakan sehingga menjadi nilai eigen maksimum.

Contoh perhitungan: T/B A=0,73/0,18=4,12


(41)

Eigen maksimum=(4,12+4,12+4,21+4,17)/4=4,15

Setelah langkah-langkah tersebut, dilakukanlah perhitungan index konsistensi dan rasio konsistensi.

Contoh perhitungan index konsistensi:

CI=(eigen maksimum-n)/(n-1)=(4,15/4)/(4-1)=0,05 Contoh perhitungan rasio konsistensi:

CR=CI/RI=0,05/0,9=0,06

Nilai CR adalah nilai CI dibagi RI, RI sendiri didapat dalam buku (Saaty, 21) seperti tabel di bawah ini.

4.7 GABUNGAN

Sudah ada di bab 5.

5. PENGOLAHAN DATA MENCARI BOBOT SUBFAKTOR MATERIAL DAN PRODUK

5.1 RESPONDEN 1

Berikut adalah penghitungan dengan responden karyawan nomor 1 pada subfaktor material dan produk. Tabel di bawah ini adalah hasil kuesioner dari responden tersebut.


(42)

Setelah mendapatkan hasil kuesioner, ubah ke dalam bentuk matriks AHP. Cara menghitungnya adalah dengan melakukan langkah sebagai berikut:

Memperhatikan variabel mana yang dianggap lebih penting.

Memberi nilai di sel perbandingan variabel yang dimaksud, bila lebih penting A, maka langsung diisi dengan nilai yang tertera dalam kuesioner. Lain halnya bila yang lebih penting B, angka yang dimasukan dalam sel adalah nila1/n dari nilai kuesioner. Jawaban dimasukkan dengan posisi seperti dijelaskan pada tabel di bawah ini.


(43)

Nilai hasil kuesioner hanya dimasukan dalam sel dengan posisi di atas sel hitam diagonal, sel-sel di bawah sel hitam diagonal merupakan nilai 1/n dari sel dengan variabel pembanding yang sama.

Setelah mengisi tabel di atas sel-sel diagonal, langkah selanjutnya adalah dengan membagi nilai 1 pada perbandingan variabel yang sama.

Masing-masing nilai dari sel berwarna hitam adalah 1, maka dalam matriks AHP untuk perhitungan, sel berwarna hitam diberi angka 1. Kemudian, nilai masing-masing kolom ditotalkan.


(44)

Langkah selanjutnya adalah melakukan normalisasi guna menyederhanakan nilai menjadi bilangan desimal dengan nilai antara 0 sampai 1 yang memberi informasi besaran pengaruhnya sebuah variabel. Proses pengerjaan normalisasi adalah membandingkan nilai dengan total nilai, dilakukan dengan membagi setiap angka dalam kolom dengan total dari setiap kolom matriks, kemudian nilai bobot adalah nilai rata-rata dari nilai kolom A-D.

Contoh perhitungan normalisasi:

Normalisasi baris A kolom A: 1/1,49=0,67 Normalisasi baris B kolom A: 0,2/1,49=0,13 Contoh perhitungan bobot:

Bobot A=(0,67+0,77+0,77+0,62)/4=0,62 Bobot B=(0,13+0,15+0,31+0,26)/4=0,22

Perkalian matriks berikutnya adalah dengan mengalikan bobot yang sudah dihitung, dengan matriks awal responden. Bobot A dikali dengan masing-masing sel di kolom A.


(45)

Contoh perhitungan:

Nilai baris A kolom A: 0,62*1=0,62 Nilai baris B kolom A: 0,62*0,2=0,2 Nilai baris C kolom A: 0,62*0,14=0,14

Kemudian mencari nilai eigen maksimum, perhitungan nilai eigen value maksimum dilakukan dengan cara membagi total hasil yang diperoleh dari perkalian matriks dengan bobot masing-masing kriteri. Total dari pembagian tersebut dirata-ratakan sehingga menjadi nilai eigen maksimum.


(46)

Contoh perhitungan: T/B A=2,83/0,62=4,54

Eigen maksimum=(4,54+4,31+4,06+4,08)/4=4,25

Setelah langkah-langkah tersebut, dilakukanlah perhitungan index konsistensi dan rasio konsistensi.

Contoh perhitungan index konsistensi:

CI=(eigen maksimum-n)/(n-1)=(4,25-4)/(4-1)=0,08 Contoh perhitungan rasio konsistensi:

CR=CI/RI=0,08/0,9=0,09

Nilai CR adalah nilai CI dibagi RI, RI sendiri didapat dalam buku (Saaty, 21) seperti tabel di bawah ini.

5.2 RESPONDEN 2

Berikut adalah penghitungan dengan responden karyawan nomor 2 pada subfaktor material dan produk. Tabel di bawah ini adalah hasil kuesioner dari responden tersebut.


(47)

Setelah mendapatkan hasil kuesioner, ubah ke dalam bentuk matriks AHP. Cara menghitungnya adalah dengan melakukan langkah sebagai berikut:

Memperhatikan variabel mana yang dianggap lebih penting.

Memberi nilai di sel perbandingan variabel yang dimaksud, bila lebih penting A, maka langsung diisi dengan nilai yang tertera dalam kuesioner. Lain halnya bila yang lebih penting B, angka yang dimasukan dalam sel adalah nila1/n dari nilai kuesioner. Jawaban dimasukkan dengan posisi seperti dijelaskan pada tabel di bawah ini.


(48)

Nilai hasil kuesioner hanya dimasukan dalam sel dengan posisi di atas sel hitam diagonal, sel-sel di bawah sel hitam diagonal merupakan nilai 1/n dari sel dengan variabel pembanding yang sama.

Setelah mengisi tabel di atas sel-sel diagonal, langkah selanjutnya adalah dengan membagi nilai 1 pada perbandingan variabel yang sama.

Masing-masing nilai dari sel berwarna hitam adalah 1, maka dalam matriks AHP untuk perhitungan, sel berwarna hitam diberi angka 1. Kemudian, nilai masing-masing kolom ditotalkan.


(49)

Langkah selanjutnya adalah melakukan normalisasi guna menyederhanakan nilai menjadi bilangan desimal dengan nilai antara 0 sampai 1 yang memberi informasi besaran pengaruhnya sebuah variabel. Proses pengerjaan normalisasi adalah membandingkan nilai dengan total nilai, dilakukan dengan membagi setiap angka dalam kolom dengan total dari setiap kolom matriks, kemudian nilai bobot adalah nilai rata-rata dari nilai kolom A-D.

Perkalian matriks berikutnya adalah dengan mengalikan bobot yang sudah dihitung, dengan matriks awal responden. Bobot A dikali dengan masing-masing sel di kolom A.

Kemudian mencari nilai eigen maksimum, perhitungan nilai eigen value maksimum dilakukan dengan cara membagi total hasil yang diperoleh dari perkalian matriks dengan bobot masing-masing kriteri. Total dari pembagian tersebut dirata-ratakan sehingga menjadi nilai eigen maksimum.


(50)

Setelah langkah-langkah tersebut, dilakukanlah perhitungan index konsistensi dan rasio konsistensi.

Contoh perhitungan index konsistensi:

CI=(eigen maksimum-n)/(n-1)=(4,19-4)/(4-1)=0,06 Contoh perhitungan rasio konsistensi:

CR=CI/RI=0,06/0,9=0,07

Nilai CR adalah nilai CI dibagi RI, RI sendiri didapat dalam buku (Saaty, 21) seperti tabel di bawah ini.

5.3 RESPONDEN 3

Berikut adalah penghitungan dengan responden karyawan nomor 3 pada subfaktor material dan produk. Tabel di bawah ini adalah hasil kuesioner dari responden tersebut.


(51)

Setelah mendapatkan hasil kuesioner, ubah ke dalam bentuk matriks AHP. Cara menghitungnya adalah dengan melakukan langkah sebagai berikut:

Memperhatikan variabel mana yang dianggap lebih penting.

Memberi nilai di sel perbandingan variabel yang dimaksud, bila lebih penting A, maka langsung diisi dengan nilai yang tertera dalam kuesioner. Lain halnya bila yang lebih penting B, angka yang dimasukan dalam sel adalah nila1/n dari nilai kuesioner. Jawaban dimasukkan dengan posisi seperti dijelaskan pada tabel di bawah ini.


(52)

Nilai hasil kuesioner hanya dimasukan dalam sel dengan posisi di atas sel hitam diagonal, sel-sel di bawah sel hitam diagonal merupakan nilai 1/n dari sel dengan variabel pembanding yang sama.

Setelah mengisi tabel di atas sel-sel diagonal, langkah selanjutnya adalah dengan membagi nilai 1 pada perbandingan variabel yang sama.

Masing-masing nilai dari sel berwarna hitam adalah 1, maka dalam matriks AHP untuk perhitungan, sel berwarna hitam diberi angka 1. Kemudian, nilai masing-masing kolom ditotalkan.


(53)

Langkah selanjutnya adalah melakukan normalisasi guna menyederhanakan nilai menjadi bilangan desimal dengan nilai antara 0 sampai 1 yang memberi informasi besaran pengaruhnya sebuah variabel. Proses pengerjaan normalisasi adalah membandingkan nilai dengan total nilai, dilakukan dengan membagi setiap angka dalam kolom dengan total dari setiap kolom matriks, kemudian nilai bobot adalah nilai rata-rata dari nilai kolom A-D.

Perkalian matriks berikutnya adalah dengan mengalikan bobot yang sudah dihitung, dengan matriks awal responden. Bobot A dikali dengan masing-masing sel di kolom A.

Kemudian mencari nilai eigen maksimum, perhitungan nilai eigen value maksimum dilakukan dengan cara membagi total hasil yang diperoleh dari perkalian matriks dengan bobot masing-masing kriteri. Total dari pembagian tersebut dirata-ratakan sehingga menjadi nilai eigen maksimum.


(54)

Setelah langkah-langkah tersebut, dilakukanlah perhitungan index konsistensi dan rasio konsistensi.

Contoh perhitungan index konsistensi:

CI=(eigen maksimum-n)/(n-1)=(4,19-4)/(4-1)=0,06 Contoh perhitungan rasio konsistensi:

CR=CI/RI=0,06/0,9=0,07

Nilai CR adalah nilai CI dibagi RI, RI sendiri didapat dalam buku (Saaty, 21) seperti tabel di bawah ini.

5.4 RESPONDEN 4

Berikut adalah penghitungan dengan responden karyawan nomor 4 pada subfaktor material dan produk. Tabel di bawah ini adalah hasil kuesioner dari responden tersebut.


(55)

Setelah mendapatkan hasil kuesioner, ubah ke dalam bentuk matriks AHP. Cara menghitungnya adalah dengan melakukan langkah sebagai berikut:

Memperhatikan variabel mana yang dianggap lebih penting.

Memberi nilai di sel perbandingan variabel yang dimaksud, bila lebih penting A, maka langsung diisi dengan nilai yang tertera dalam kuesioner. Lain halnya bila yang lebih penting B, angka yang dimasukan dalam sel adalah nila1/n dari nilai kuesioner. Jawaban dimasukkan dengan posisi seperti dijelaskan pada tabel di bawah ini.


(56)

Nilai hasil kuesioner hanya dimasukan dalam sel dengan posisi di atas sel hitam diagonal, sel-sel di bawah sel hitam diagonal merupakan nilai 1/n dari sel dengan variabel pembanding yang sama.

Setelah mengisi tabel di atas sel-sel diagonal, langkah selanjutnya adalah dengan membagi nilai 1 pada perbandingan variabel yang sama.

Masing-masing nilai dari sel berwarna hitam adalah 1, maka dalam matriks AHP untuk perhitungan, sel berwarna hitam diberi angka 1. Kemudian, nilai masing-masing kolom ditotalkan.


(57)

Langkah selanjutnya adalah melakukan normalisasi guna menyederhanakan nilai menjadi bilangan desimal dengan nilai antara 0 sampai 1 yang memberi informasi besaran pengaruhnya sebuah variabel. Proses pengerjaan normalisasi adalah membandingkan nilai dengan total nilai, dilakukan dengan membagi setiap angka dalam kolom dengan total dari setiap kolom matriks, kemudian nilai bobot adalah nilai rata-rata dari nilai kolom A-D.

Perkalian matriks berikutnya adalah dengan mengalikan bobot yang sudah dihitung, dengan matriks awal responden. Bobot A dikali dengan masing-masing sel di kolom A.


(58)

dari perkalian matriks dengan bobot masing-masing kriteri. Total dari pembagian tersebut dirata-ratakan sehingga menjadi nilai eigen maksimum.

Contoh perhitungan: T/B A=0,53/0,13=4,05

Eigen maksimum=(4,05+4,19+4,19+4,19)/4=4,16

Setelah langkah-langkah tersebut, dilakukanlah perhitungan index konsistensi dan rasio konsistensi.

Contoh perhitungan index konsistensi:

CI=(eigen maksimum-n)/(n-1)=(4,16-4)/(4-1)=0,05 Contoh perhitungan rasio konsistensi:

CR=CI/RI=0,05/0,9=0,06

Nilai CR adalah nilai CI dibagi RI, RI sendiri didapat dalam buku (Saaty, 21) seperti tabel di bawah ini.


(59)

5.5 RESPONDEN 5

Berikut adalah penghitungan dengan responden karyawan nomor 5 pada subfaktor material dan produk. Tabel di bawah ini adalah hasil kuesioner dari responden tersebut.

Setelah mendapatkan hasil kuesioner, ubah ke dalam bentuk matriks AHP. Cara menghitungnya adalah dengan melakukan langkah sebagai berikut:

Memperhatikan variabel mana yang dianggap lebih penting.

Memberi nilai di sel perbandingan variabel yang dimaksud, bila lebih penting A, maka langsung diisi dengan nilai yang tertera dalam kuesioner. Lain halnya bila yang lebih penting B, angka yang dimasukan


(60)

dalam sel adalah nila1/n dari nilai kuesioner. Jawaban dimasukkan dengan posisi seperti dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Nilai hasil kuesioner hanya dimasukan dalam sel dengan posisi di atas sel hitam diagonal, sel-sel di bawah sel hitam diagonal merupakan nilai 1/n dari sel dengan variabel pembanding yang sama.

Setelah mengisi tabel di atas sel-sel diagonal, langkah selanjutnya adalah dengan membagi nilai 1 pada perbandingan variabel yang sama.


(61)

Masing-masing nilai dari sel berwarna hitam adalah 1, maka dalam matriks AHP untuk perhitungan, sel berwarna hitam diberi angka 1. Kemudian, nilai masing-masing kolom ditotalkan.

Langkah selanjutnya adalah melakukan normalisasi guna menyederhanakan nilai menjadi bilangan desimal dengan nilai antara 0 sampai 1 yang memberi informasi besaran pengaruhnya sebuah variabel. Proses pengerjaan normalisasi adalah membandingkan nilai dengan total nilai, dilakukan dengan membagi setiap angka dalam kolom dengan total dari setiap kolom matriks, kemudian nilai bobot adalah nilai rata-rata dari nilai kolom A-D.

Perkalian matriks berikutnya adalah dengan mengalikan bobot yang sudah dihitung, dengan matriks awal responden. Bobot A dikali dengan masing-masing sel di kolom A.


(62)

Kemudian mencari nilai eigen maksimum, perhitungan nilai eigen value maksimum dilakukan dengan cara membagi total hasil yang diperoleh dari perkalian matriks dengan bobot masing-masing kriteri. Total dari pembagian tersebut dirata-ratakan sehingga menjadi nilai eigen maksimum.

Contoh perhitungan: T/B A=0,5/0,13=4

Eigen maksimum=(4+4+4+4)/4=4

Setelah langkah-langkah tersebut, dilakukanlah perhitungan index konsistensi dan rasio konsistensi.


(63)

Contoh perhitungan index konsistensi:

CI=(eigen maksimum-n)/(n-1)=(4 -4)/(4-1)=0 Contoh perhitungan rasio konsistensi:

CR=CI/RI=0/0,9=0

Nilai CR adalah nilai CI dibagi RI, RI sendiri didapat dalam buku (Saaty, 21) seperti tabel di bawah ini.

5.6 RESPONDEN 6

Berikut adalah penghitungan dengan responden karyawan nomor 1 pada subfaktor material dan produk. Tabel di bawah ini adalah hasil kuesioner dari responden tersebut.


(64)

Setelah mendapatkan hasil kuesioner, ubah ke dalam bentuk matriks AHP. Cara menghitungnya adalah dengan melakukan langkah sebagai berikut:

Memperhatikan variabel mana yang dianggap lebih penting.

Memberi nilai di sel perbandingan variabel yang dimaksud, bila lebih penting A, maka langsung diisi dengan nilai yang tertera dalam kuesioner. Lain halnya bila yang lebih penting B, angka yang dimasukan dalam sel adalah nila1/n dari nilai kuesioner. Jawaban dimasukkan dengan posisi seperti dijelaskan pada tabel di bawah ini.


(65)

Nilai hasil kuesioner hanya dimasukan dalam sel dengan posisi di atas sel hitam diagonal, sel-sel di bawah sel hitam diagonal merupakan nilai 1/n dari sel dengan variabel pembanding yang sama.

Setelah mengisi tabel di atas sel-sel diagonal, langkah selanjutnya adalah dengan membagi nilai 1 pada perbandingan variabel yang sama.

Masing-masing nilai dari sel berwarna hitam adalah 1, maka dalam matriks AHP untuk perhitungan, sel berwarna hitam diberi angka 1. Kemudian, nilai masing-masing kolom ditotalkan.


(66)

Langkah selanjutnya adalah melakukan normalisasi guna menyederhanakan nilai menjadi bilangan desimal dengan nilai antara 0 sampai 1 yang memberi informasi besaran pengaruhnya sebuah variabel. Proses pengerjaan normalisasi adalah membandingkan nilai dengan total nilai, dilakukan dengan membagi setiap angka dalam kolom dengan total dari setiap kolom matriks, kemudian nilai bobot adalah nilai rata-rata dari nilai kolom A-D.

Perkalian matriks berikutnya adalah dengan mengalikan bobot yang sudah dihitung, dengan matriks awal responden. Bobot A dikali dengan masing-masing sel di kolom A.


(67)

Kemudian mencari nilai eigen maksimum, perhitungan nilai eigen value maksimum dilakukan dengan cara membagi total hasil yang diperoleh dari perkalian matriks dengan bobot masing-masing kriteri. Total dari pembagian tersebut dirata-ratakan sehingga menjadi nilai eigen maksimum.

Contoh perhitungan: T/B A=0,59/0,14=4,12

Eigen maksimum=(4,12+4,20+4,10+4,20)/4=4,16

Setelah langkah-langkah tersebut, dilakukanlah perhitungan index konsistensi dan rasio konsistensi.

Contoh perhitungan index konsistensi:

CI=(eigen maksimum-n)/(n-1)=(4,15-4)/(4-1)=0,05 Contoh perhitungan rasio konsistensi:


(68)

Nilai CR adalah nilai CI dibagi RI, RI sendiri didapat dalam buku (Saaty, 21) seperti tabel di bawah ini.

5.7 GABUNGAN

Berikut adalah penghitungan jawaban gabungan dari seluruh responden pada subfaktor teknologi yang telah diubah dalam bentuk matriks AHP. Penilaian keseluruhan ini dilakukan dengan cara mengalikan nilai matriks dari masing-masing responden kemudian hasil tersebut dipangkatkan 1/n (rata-rata geometri).

Menghitung nilai di sel baris A kolom B subfaktor gabungan teknologi=(0,20*1*1*3*5*3)^(1/6)=1,44. Hasilnya perhitungan setiap sel akan menghasilkan matriks.

Langkah selanjutnya adalah melakukan normalisasi guna menyederhanakan nilai menjadi bilangan desimal dengan nilai antara 0 sampai 1 yang memberi informasi besaran pengaruhnya sebuah variabel. Proses pengerjaan normalisasi adalah membandingkan nilai dengan total nilai, dilakukan dengan membagi setiap angka dalam kolom dengan total


(69)

dari setiap kolom matriks, kemudian nilai bobot adalah nilai rata-rata dari nilai kolom A-C.

Contoh perhitungan normalisasi:

Normalisasi baris A kolom A: 1/3,67=0,27 Normalisasi baris B kolom A: 1,44 /3,67=0,39 Contoh perhitungan bobot:

Bobot A=(0,27+0,30+0,27+0,20+0,26)/4=0,26

Perkalian matriks berikutnya adalah dengan mengalikan bobot yang sudah dihitung, dengan matriks awal responden.

Kemudian mencari nilai eigen maksimum, perhitungan nilai eigen value maksimum dilakukan dengan cara membagi total hasil yang diperoleh dari perkalian matriks dengan bobot masing-masing kriteri. Total dari pembagian tersebut dirata-ratakan sehingga menjadi nilai eigen value maksimum.


(70)

T/B A=1,06/0,26=4,05

Eigen maksimum=(4,05+4,05+4,04+4,02)/4=4,04

Setelah langkah-langkah tersebut, dilakukanlah perhitungan index konsistensi dan rasio konsistensi.

Contoh perhitungan index konsistensi:

CI=(eigen maks-n)/(n-1)=(4,04-4)/(4-1)=0,01 Contoh perhitungan rasio konsistensi:

CR=CI/RI=0,01/0,9=0,02

Nilai CR adalah nilai CI dibagi RI, RI sendiri didapat dalam buku (Saaty, 21) seperti tabel di bawah ini.


(71)

6. PENGOLAHAN DATA MENCARI BOBOT SUBFAKTOR PEGAWAI 6.1 RESPONDEN 1

Berikut adalah penghitungan dengan responden karyawan nomor 1 pada subfaktor material pegawai.


(72)

(73)

Setelah mendapatkan hasil kuesioner, ubah ke dalam bentuk matriks AHP. Cara menghitungnya adalah dengan melakukan langkah sebagai berikut:

Memperhatikan variabel mana yang dianggap lebih penting.

Memberi nilai di sel perbandingan variabel yang dimaksud, bila lebih penting A, maka langsung diisi dengan nilai yang tertera dalam kuesioner. Lain halnya bila yang lebih penting B, angka yang dimasukan dalam sel adalah nila1/n dari nilai kuesioner. Jawaban dimasukkan dengan posisi seperti dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Nilai hasil kuesioner hanya dimasukan dalam sel dengan posisi di atas sel hitam diagonal, sel-sel di bawah sel hitam diagonal merupakan nilai 1/n dari sel dengan variabel pembanding yang sama.


(74)

Setelah mengisi tabel di atas sel-sel diagonal, langkah selanjutnya adalah dengan membagi nilai 1 pada perbandingan variabel yang sama.

Masing-masing nilai dari sel berwarna hitam adalah 1, maka dalam matriks AHP untuk perhitungan, sel berwarna hitam diberi angka 1. Kemudian, nilai masing-masing kolom ditotalkan.


(75)

Langkah selanjutnya adalah melakukan normalisasi guna menyederhanakan nilai menjadi bilangan desimal dengan nilai antara 0 sampai 1 yang memberi informasi besaran pengaruhnya sebuah variabel. Proses pengerjaan normalisasi adalah membandingkan nilai dengan total nilai, dilakukan dengan membagi setiap angka dalam kolom dengan total dari setiap kolom matriks, kemudian nilai bobot adalah nilai rata-rata dari nilai kolom A-J.


(76)

Perkalian matriks berikutnya adalah dengan mengalikan bobot yang sudah dihitung, dengan matriks awal responden. Bobot A dikali dengan masing-masing sel di kolom A.

Kemudian mencari nilai eigen maksimum, perhitungan nilai eigen value maksimum dilakukan dengan cara membagi total hasil yang diperoleh dari perkalian matriks dengan bobot masing-masing kriteri. Total dari pembagian tersebut dirata-ratakan sehingga menjadi nilai eigen maksimum.


(77)

Contoh perhitungan: T/B A=0,48/0,05=10,11 Eigen

maksimum=(10,11+10,97+10,69+,10,78+11,21+,10,95+10,88+10,06+10 ,86+10,92)/10=10,17

Setelah langkah-langkah tersebut, dilakukanlah perhitungan index konsistensi dan rasio konsistensi.

Contoh perhitungan index konsistensi:

CI=(eigen maksimum-n)/(n-1)=(10,74-10)/(10-1)=0,08 Contoh perhitungan rasio konsistensi:


(78)

Nilai CR adalah nilai CI dibagi RI, RI sendiri didapat dalam buku (Saaty, 21) seperti tabel di bawah ini.


(79)

6.2 RESPONDEN 2

Berikut adalah penghitungan dengan responden karyawan nomor 2 pada subfaktor pegawai.


(80)

Setelah mendapatkan hasil kuesioner, ubah ke dalam bentuk matriks AHP. Cara menghitungnya adalah dengan melakukan langkah sebagai berikut:


(81)

Memperhatikan variabel mana yang dianggap lebih penting.

Memberi nilai di sel perbandingan variabel yang dimaksud, bila lebih penting A, maka langsung diisi dengan nilai yang tertera dalam kuesioner. Lain halnya bila yang lebih penting B, angka yang dimasukan dalam sel adalah nila1/n dari nilai kuesioner. Jawaban dimasukkan dengan posisi seperti dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Nilai hasil kuesioner hanya dimasukan dalam sel dengan posisi di atas sel hitam diagonal, sel-sel di bawah sel hitam diagonal merupakan nilai 1/n dari sel dengan variabel pembanding yang sama.


(82)

Setelah mengisi tabel di atas sel-sel diagonal, langkah selanjutnya adalah dengan membagi nilai 1 pada perbandingan variabel yang sama.

Masing-masing nilai dari sel berwarna hitam adalah 1, maka dalam matriks AHP untuk perhitungan, sel berwarna hitam diberi angka 1. Kemudian, nilai masing-masing kolom ditotalkan.


(83)

Langkah selanjutnya adalah melakukan normalisasi guna menyederhanakan nilai menjadi bilangan desimal dengan nilai antara 0 sampai 1 yang memberi informasi besaran pengaruhnya sebuah variabel. Proses pengerjaan normalisasi adalah membandingkan nilai dengan total nilai, dilakukan dengan membagi setiap angka dalam kolom dengan total dari setiap kolom matriks, kemudian nilai bobot adalah nilai rata-rata dari nilai kolom A-J.


(84)

Perkalian matriks berikutnya adalah dengan mengalikan bobot yang sudah dihitung, dengan matriks awal responden. Bobot A dikali dengan masing-masing sel di kolom A.

Kemudian mencari nilai eigen maksimum, perhitungan nilai eigen value maksimum dilakukan dengan cara membagi total hasil yang diperoleh dari perkalian matriks dengan bobot masing-masing kriteri. Total dari pembagian tersebut dirata-ratakan sehingga menjadi nilai eigen maksimum.


(85)

Contoh perhitungan: T/B A=0,56/0,05=10,25 Eigen

maksimum=(10,25+11,33+10,72+11,22+11,04+11,16+10,92+9,98+10,9 2+11,08/10=10,86

Setelah langkah-langkah tersebut, dilakukanlah perhitungan index konsistensi dan rasio konsistensi.

Contoh perhitungan index konsistensi:

CI=(eigen maksimum-n)/(n-1)=(10,25-10)/(10-1)=0,10 Contoh perhitungan rasio konsistensi:


(86)

Nilai CR adalah nilai CI dibagi RI, RI sendiri didapat dalam buku (Saaty, 21) seperti tabel di bawah ini.


(87)

6.3 RESPONDEN 3

Berikut adalah penghitungan dengan responden karyawan nomor 3 pada subfaktor pegawai.


(88)

Setelah mendapatkan hasil kuesioner, ubah ke dalam bentuk matriks AHP. Cara menghitungnya adalah dengan melakukan langkah sebagai berikut:


(89)

Memperhatikan variabel mana yang dianggap lebih penting.

Memberi nilai di sel perbandingan variabel yang dimaksud, bila lebih penting A, maka langsung diisi dengan nilai yang tertera dalam kuesioner. Lain halnya bila yang lebih penting B, angka yang dimasukan dalam sel adalah nila1/n dari nilai kuesioner. Jawaban dimasukkan dengan posisi seperti dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Nilai hasil kuesioner hanya dimasukan dalam sel dengan posisi di atas sel hitam diagonal, sel-sel di bawah sel hitam diagonal merupakan nilai 1/n dari sel dengan variabel pembanding yang sama.


(90)

Setelah mengisi tabel di atas sel-sel diagonal, langkah selanjutnya adalah dengan membagi nilai 1 pada perbandingan variabel yang sama.

Masing-masing nilai dari sel berwarna hitam adalah 1, maka dalam matriks AHP untuk perhitungan, sel berwarna hitam diberi angka 1. Kemudian, nilai masing-masing kolom ditotalkan.


(91)

Langkah selanjutnya adalah melakukan normalisasi guna menyederhanakan nilai menjadi bilangan desimal dengan nilai antara 0 sampai 1 yang memberi informasi besaran pengaruhnya sebuah variabel. Proses pengerjaan normalisasi adalah membandingkan nilai dengan total nilai, dilakukan dengan membagi setiap angka dalam kolom dengan total dari setiap kolom matriks, kemudian nilai bobot adalah nilai rata-rata dari nilai kolom A-J.


(92)

Perkalian matriks berikutnya adalah dengan mengalikan bobot yang sudah dihitung, dengan matriks awal responden. Bobot A dikali dengan masing-masing sel di kolom A.

Kemudian mencari nilai eigen maksimum, perhitungan nilai eigen value maksimum dilakukan dengan cara membagi total hasil yang diperoleh dari perkalian matriks dengan bobot masing-masing kriteri. Total dari pembagian tersebut dirata-ratakan sehingga menjadi nilai eigen maksimum.


(93)

Contoh perhitungan: T/B A=0,56/0,05=10,25 Eigen

maksimum=(10,25+11,33+10,72+11,22+11,04+11,16+10,92+9,98+10,9 2+11,08/10=10,86

Setelah langkah-langkah tersebut, dilakukanlah perhitungan index konsistensi dan rasio konsistensi.

Contoh perhitungan index konsistensi:

CI=(eigen maksimum-n)/(n-1)=(10,25-10)/(10-1)=0,10 Contoh perhitungan rasio konsistensi:


(94)

Nilai CR adalah nilai CI dibagi RI, RI sendiri didapat dalam buku (Saaty, 21) seperti tabel di bawah ini.


(95)

6.4 RESPONDEN 4

Berikut adalah penghitungan dengan responden karyawan nomor 4 pada subfaktor pegawai.


(96)

(97)

Setelah mendapatkan hasil kuesioner, ubah ke dalam bentuk matriks AHP. Cara menghitungnya adalah dengan melakukan langkah sebagai berikut:

Memperhatikan variabel mana yang dianggap lebih penting.

Memberi nilai di sel perbandingan variabel yang dimaksud, bila lebih penting A, maka langsung diisi dengan nilai yang tertera dalam kuesioner. Lain halnya bila yang lebih penting B, angka yang dimasukan dalam sel adalah nila1/n dari nilai kuesioner. Jawaban dimasukkan dengan posisi seperti dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Nilai hasil kuesioner hanya dimasukan dalam sel dengan posisi di atas sel hitam diagonal, sel-sel di bawah sel hitam diagonal merupakan nilai 1/n dari sel dengan variabel pembanding yang sama.


(98)

Setelah mengisi tabel di atas sel-sel diagonal, langkah selanjutnya adalah dengan membagi nilai 1 pada perbandingan variabel yang sama.

Masing-masing nilai dari sel berwarna hitam adalah 1, maka dalam matriks AHP untuk perhitungan, sel berwarna hitam diberi angka 1. Kemudian, nilai masing-masing kolom ditotalkan.


(99)

Langkah selanjutnya adalah melakukan normalisasi guna menyederhanakan nilai menjadi bilangan desimal dengan nilai antara 0 sampai 1 yang memberi informasi besaran pengaruhnya sebuah variabel. Proses pengerjaan normalisasi adalah membandingkan nilai dengan total nilai, dilakukan dengan membagi setiap angka dalam kolom dengan total dari setiap kolom matriks, kemudian nilai bobot adalah nilai rata-rata dari nilai kolom A-J.


(100)

Perkalian matriks berikutnya adalah dengan mengalikan bobot yang sudah dihitung, dengan matriks awal responden. Bobot A dikali dengan masing-masing sel di kolom A.

Kemudian mencari nilai eigen maksimum, perhitungan nilai eigen value maksimum dilakukan dengan cara membagi total hasil yang diperoleh dari perkalian matriks dengan bobot masing-masing kriteri. Total dari pembagian tersebut dirata-ratakan sehingga menjadi nilai eigen maksimum.


(1)

Bab 1 Pendahuluan 1-7

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha Bab ini berisi pengumpulan data-data yang dibutuhkan dalam rangka untuk dilakukan pengolahan data baik berupa hasil wawancara maupun observasi.

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Bab ini membahas mengenai aplikasi metode yang dipilih dalam menyelesaikan masalah yang ada. Selain itu, terdapat analisis untuk mengintepretasikan hasil dari pengolahan data serta memberikan pandangan terhadap hasil pengolahan data.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini adalah hasil akhir dari perumusan masalah yang dijelaskan secara singkat dan jelas, sehingga dapat ditarik kesimpulan dan dapat menyelesaikan permasalahan dengan usulan yang diberikan.


(2)

6.1. Kesimpulan

1. Faktor yang dapat mempengaruhi naik atau turunnya produktivitas ada faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu: material, produk, pegawai, proses, teknologi, sedangkan faktor eksternal yaitu keinginan pasar dan kemampuan perusahaan memenuhinya. Masing-masing faktor mempunyai subfaktor yang jumlahnya berbeda-beda, daftar subfaktor dari tiap faktor ditampilkan pada gambar 6.1. Faktor-faktor tersebut mempunyai besar pengaruh sebagai berikut:

a. Produk & Material: 26,28% b. Pegawai: 27,32%

c. Proses: 29,07% d. Teknologi: 17,34%

Masing-masing faktor mempunyai subfaktor yang mempengaruhi produktivitas sesuai dengan bobotnya masing-masing seperti ditunjukan di tabel 6.1 di bawah.


(3)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-2

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha Tabel 6.1

Bobot Subfaktor

.

2. Faktor dengan kondisi terendah yaitu faktor material & produk, selengkapnya faktor yang mempengaruhi produktivitas mempunyai kondisi saat ini seperti ditunjukkan tabel 6.2

Tabel 6.2


(4)

Selain kondisi faktor,didapat juga kondisi subfaktor-subfaktor dari faktor yang mempengaruhi produktivitas. Berdasar data sebelumnya, faktor material & produk mempunyai nilai terendah, sehingga fokus di subfaktor yang berada di dalam faktor tersebut. Melalui tabel 6.3 dapat dilihat bahwa kondisi terendah terdapat pada subfaktor materi referensi.

Tabel 6.3

Kondisi Subfaktor Saat ini

3. Faktor yang mempunyai nilai terendah adalah material & produk. Untuk meningkatkannya diusulkan untuk meningkatkan adalah sebagai berikut:


(5)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-4

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha ~Membuat artikel yang membahas sisi positif dan negatif internet ~Menambah frekuensi pemeriksaan artikel sesuai target pasar

Perusahaan dapat mengukur kondisi perusahaan dengan menggunakan scorecard rancangan di tabel 5.65 yang dirancang sebagai kuesioner terhadap pegawai dan menghitungnya menggunakan tabel perhitungan seperti di tabel 5.65. Dengan cara tersebut, dapat diketahui faktor mana yang perlu ditingkatkan.

6.2. Saran

1. Meningkatkan kualitas data sekunder untuk tahap targeting. 2. Membuat kuesioner penilaian kondisi dengan lebih rinci.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

1. Intuit (2007). Tren Demografi di Indonesia. Diambil 16 Oktober, 2011, dari

http://yudianto.wordpress.com/2011/02/16/tren-demografi-di-indonesia-peluang-tantangan-dan-inovasi-dalam-bisnis-telekomunikasi-dan-informatika/ 2. MarkPlus Insight (2010). Attitude and Behavior Pengguna Internet di

Indonesia. Majalah Online Marketing. Diambil 16 Oktober, 2011, dari http://the-marketeers.com/archives/attitude-and-behavior-pengguna-internet-di-indonesia.html

3. Muis, Rudjianto (2004), ”Diktat Kuliah: ANALISIS DATA STATISTIK, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

4. Muis, Rudjianto (2004), ”Diktat Kuliah: Statistika Industri II”, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

5. Omachonu, Vincent & Sumanth, David J. (1982), “A Conceptual Framework

of Work: The Measurement of White Collar/Knowledge Work Productivity”,

Columbia University, New York, NY.

6. Saaty, Thomas L. (2000), “The Fundamentals of Decision Making and

Priority Theory with the Analytic Hierarchy Process”, McGraw Hill Publishers, New York.

7. Sheal, Peter (2003), “Pengembangan Staf: Panduan Praktis Untuk

Mengembangkan Kinerja”, Gramedia, Jakarta.

8. Sugiyono (2003), “Metode Penelitian Administrasi”, PT ALFABETA,


Dokumen yang terkait

Perbandingan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Metode Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation (PROMETHEE) untuk Pemilihan Hardisk Eksternal

19 131 147

Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

16 91 137

Analisis Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) Berdasarkan Nilai Consistency Ratio

2 46 123

Penentuan Komoditas Unggulan Pertanian Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus: Pertanian Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)

18 117 72

Analisa Pemilihan Moda Transportasi Dengan Metode Analytic Hierarchy Process ( AHP ) Studi Kasus : Kuala Namu - Medan

22 147 107

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

6 138 175

Analisis Pemilihan Supplier Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) di PT. Indo CafCo

12 57 78

Implementasi Metode K- Means Clustering Dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Penilaian Kedisiplinan Siswa (Studi Kasus : SMP Negeri 21 Medan)

20 99 166

Studi Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dan Metode Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS) Untuk Peningkatan Kualitas Layanan Di Rumah Sakit Bina Kasih Medan-Sunggal

4 41 149

Kajian Analisis Sensitivitas Pada Metode Analytic Hierarchy Process (AHP)

15 94 75