PENGARUH PEMBUATAN KEPUTUSAN KEPALA MADRASAH DAN PARTISIPASI GURU TERHADAP IMPLEMENTASI RENCANA KEGIATAN MADRASAH DI MADRASAH ALIYAH SWASTA SE-KABUPATEN BANDUNG BARAT.

(1)

RENCANA KEGIATAN MADRASAH

DI MADRASAH ALIYAH SWASTA SE-KABUPATEN BANDUNG BARAT

Tesis

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Perencanaan

Oleh:

ENJANG ARIS SOMANTRI 1202157

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

TAHUN 2015


(2)

ENJANG ARIS SOMANTRI/ 1202157

PENGARUH PEMBUATAN KEPUTUSAN KEPALA MADRASAH DAN PARTISIPASI GURU TERHADAP IMPLEMENTASI

RENCANA KEGIATAN MADRASAH

DI MADRASAH ALIYAH SWASTA SE-KABUPATEN BANDUNG BARAT

disetujui dan disahkan Oleh:

Pembimbing I

Dr. Hj. Aan Komariah, M.Pd . NIP: 19700524199402 2 001

Pembimbing II

Dr. Dedy Achmad Kurniady, M.Pd. NIP. 197106092005011001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana


(3)

Dengan ini Saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Pengaruh Pembuatan Keputusan Kepala Madrasah dan Partisipasi Guru Terhadap Implementasi RKM di Ma Swasta se-Kabupaten Bandung Barat” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya Saya sendiri, dan Saya tidak melakukan plagiat atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika dan keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, Saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya Saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya Saya ini.

Bandung, Agustus 2015 Yang membuat pernyataan

Enjang Aris Somantri NIM. 1202157


(4)

PENGARUH PEMBUATAN KEPUTUSAN KEPALA MADRASAH DAN PARTISIPASI GURU TERHADAP IMPLEMENTASI RENCANA

KEGIATAN MADRASAH DI MADRASAH Enjang Aris Somantri/1202157

ABSTRAK

Madrasah aliyah sudah tentu memiliki rencana strategis pengembangan madrasah. Rencana tersebut kemudian dijabarkan dalam rencana kegiatan madrasah untuk masa satu tahun. Rencana kegiatan tersebut dapat berjalan efektif apabila faktor-faktor yang mempengaruhinya dapat dikelola dengan baik yaitu diantaranya: gaya dan kemampuan pemimpin; sumber daya manusia, fisik, dan keuangan; kebijakan; komitmen dan motivasi dari seluruh stakeholder; dan struktur yang sesuai dengan program yang akan dilaksanakan. Permasalahan yang ingin diteliti ialah “apakah Pembuatan Keputusan Kepala Madrasah dan Partisipasi Guru berpengaruh terhadap Implementasi Rencana Kegiatan Madrasah (RKM) dan seberapa besar pengaruhnya tersebut?” Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui perkembangan efektifitas implementasi RKM dan mengetahui sejauh mana pengaruh pembuatan keputusan kepala madrasah dan partisipasi guru baik secara parsial maupun simultan terhadap efektifitas implementasi RKM. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan instrumen angket. Populasi yang menjadi subjek penelitian ini berjumlah 61 madrasah aliyah swasta yang tersebar di wilayah Kabupaten Bandung Barat. Hasil penelitia ini menunjukkan bahwa pembuatan keputusan kepala madrasah memiliki pengaruh terhadap implementasi RKM dan paritipasi guru memiliki pengaruh terhadap implementasi RKM. pembuatan keputusan kepala madrasah dan paritipasi guru secara simultan memiliki pengaruh terhadap implementasi RKM. Peran kepala madrasah dalam membuat kebijakan pelaksanaan RKM dirumuskan sesuai skala prioritas program dan kegiatan madrasah agar berjalan efektif dan efisien. Namun, kepala sekolah tidak dapat berdiri sendiri sehingga perlu adanya dukungan guna mewujudkan RKM yang telah dirumuskan. Dalam hal ini, guru memiliki pengaruh dan kapasitas yang sangat penting karena guru adalah tulang punggung di madrasah.

Kata kunci: implementasi, rencana stratejik, rencana kegiatan, pembuatan keputusan, partisipasi guru.


(5)

Enjang Aris Somantri, 2015

THE INFLUENCE OF DECISION MAKING HEAD OF MADRASA AND PARTICIPATIONS OF TEACHER FOR

IMPLEMENTATION OF ACTIVITY PLAN IN PRIVATE MADRASA ALIYAH IN THE DISTRICT OF BANDUNG BARAT

Enjang Aris Somantri/1202157 ABSTRACT

Madrasa Aliyah has a strategic plan for development of madrasa. The plan is translated into action plans for a period of one year. The action plan can be effective if the factors that influence it can be managed properly. The factors are: leadership style, leadership capability, human resource, physical, finance, policy, commitment and motivation from stakeholder, and suitable structure corresponding to implemented program. Issues to be observed is “wheter decision making head of madrasa and participations of teacher influence on implementation activity plan in madrasa (RKM) and how much influence it?”. The purpose of this study was to determine the development of effective implementation of RKM and to determine the influence of decision making head of madrasa and participation of teacher either partialy or simultaneously towards effectiveness implementation of RKM. This study uses a quantitative approach using questionnaires. Population is the subject of this study amounted to 61 private madrasa aliyah scattered in the district of Bandung Barat. The results showed that decision-making head of madrasa has an influence on the implementation of RKM, and participation of teacher has an influence on the implementation of RKM. Decisions making of head of madrasa and participation teacher simultaneously have an influence on the implementation of RKM. Head of madrasa role in making policy implementation RKM formulated according to priority programs for activities of the madrasas in order to run an effective and efficient. Howefer the head of madrasa can not stand alone without support in order to realize RKM, which has been formulated. In this case, teachers have an influence and teacher have an important capacity to support it.

Keyword: implementation, strategic plan, activity plan, decision-making, participation of teacher.


(6)

SURAT PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRAC ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR DIAGRAM ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 6

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 9

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 10

F. Struktur Organisasi Tesis ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 12

1. Perkembangan Madrasah dalam Sistem Pendidikan Indonesia .. 12

2. Implementasi RKM ... 18

3. Pengambilan Keputusan Kepala Madrasah ... 38

4. Partisipasi Guru ... 47

B. Penelitian Terdahulu ... 57

C. Kerangaka Pemikiran ... 58

D. Hipotesis Penelitian ... 61

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Metode Penelitian ... 62

1. Lokasi Penelitian ... 62

2. Metode Penelitian ... 62

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 63

1. Populasi Penelitian ... 63

2. Sampel Penelitian ... 66

C. Definisi Operasional Variabel... 69

D. Instrumen Penelitian ... 70

E. Prosedur Penelitian ... 73

1. Persiapan ... 73


(7)

Enjang Aris Somantri, 2015

PENGARUH PEMBUATAN KEPUTUSAN KEPALA MADRASAH DAN PARTISIPASI GURU TERHADAP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 87

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 87

1. Pengolahan dan Penyajian Data ... 88

2. Deskripsi Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-Rata (Weight Means Score) ... 89

3. Pengujian Persyaratan Analisis ... 103

4. Interpretasi Hasil Pengolahan Data ... 114

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 115

1. Analisis Deskrispi Penelitian ... 115

2. Analisis Pengolahan Data ... 127

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 133

A. Kesimpulan ... 133

B. Implikasi ... 134

C. Rekomendasi ... 135


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kebijakan nasional tentang pendidikan, mengklasifikasikan pengelolaan sekolah/perguruan tinggi ke dalam dua kamar, yaitu untuk sekolah/perguruan tinggi umum berada di bawah Kementerian Pendidikan Nasional sedangkan sekolah/madrasah/perguruan tinggi agama berada di bawah Kementerian Agama. Karena anggaran, kebijakan dan manajemen kedua kementerian tersebut berbeda maka dalam waktu yang relatif lama hal ini berdampak pada terjadinya kesenjangan antara sekolah yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan Nasional dengan sekolah yang dikelola oleh Kementerian Agama. Hal ini juga berdampak luas pada sistem dari sekolah yang dikelola oleh dua kementerian tersebut. Secara garis Besar kita bisa meyakini bahwa niat pendirian Madrasah Aliyah (MA) sebagai Sekolah setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah baik karena bercita-cita menyeimbangkan pendidikan umum dengan pendidikan agama. Hal ini tergambar dari jenis mata pelajaran yang ada di MA saat awal berdirinya hingga sekarang ini. Selaku lembaga pendidikan yang bercirikan khas Islam, madrasah seharusnya mampu memainkan peran strategis berkenaan dengan cita-cita pendidikan nasional.

Suatu tantangan yang besar di hadapi sekolah sebagai unit satuan pendidikan adalah meningkatkan kualitas hasil lulusan atau out put, kualitas penampilan dan kualitas pelayanan sehingga kepala sekolah dalam memainkan fungsi dan perannya harus mampu membuat sekolah dapat berhasil, memenangkan persaingan kualitas hasil, penampilan dan


(9)

persaingan kualitas tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas dan produktifitas manajeman.

Di era global ini manajemen tradisional dalam pengelolaan sekolah tidak akan mampu bertahan terhadap dampak dari globalisasi itu sendiri serta paradigma yang begitu cepat berubah dan berkembang. Perubahan memang merupakan suatu kunci untuk bertahan dalam suatu persaingan namun demikian perubahan yang terjadi bukanlan sesuatu yang terjadi secara kebetulan saja akan tetapi harus direncanakan, minimal di konsultasikan atau dipikirkan karena perubahan itu juga tidak bejalan begitu saja oleh karena itu perubahan perlu di kelola dengan baik. Sekolah tidak dapat menghindari hambatan atau perlunya melakukan perubahan.

Mutu pendidikan SMA dan MA dibawah naungan pemerintah dirasakan sangat berbeda. Surahman Hidayat, Wakil Ketua Komisi VIII DPR dari Fraksi PKS menilai, kualitas madrasah harus selalu ditingkatkan, agar mutu, relevansi, dan daya saing madrasah semakin meningkat setiap tahunnya. Citra yang selama ini berkembang, mutu madrasah lebih rendah dari sekolah umum, walaupun sebagian madrasah kualitasnya tidak kalah dibanding lembaga pendidikan umum. Meskipun juga banyak kita dapatkan beberapa madrasah yang dikelola oleh masyarakat dari segi prestasinya jauh lebih bagus dibandingkan dengan sekolah-sekolah negeri.

Madrasah Aliyah yang berada di bawah naungan Kementrian Agama seyogyanya memiliki sebuah rencana strategis (renstra) yang dapat menciptakan pendidikan yang bermutu dan berkualitas. Prof. Harry Tomlison (Fidler, 2002) mengungkapkan bahwa pengembangan sekolah dan perencanaan perbaikan sebaiknya diselaraskan melalui sebuah strategi. Hal ini sesuai dengan sistem pendidikan nasional yaitu bahwa sebuah sekolah harus memiliki rencana strategis yang diperjelas melalui Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Pasal 19 ayat (3) yang menyebutkan bahwa setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil


(10)

pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Adanya peraturan yang dibuat oleh pemerintah tersebut dalam perencanaan strategis pendidikan merupakan sebuah kewajaran, karena hal tersebut sudah menjadi program PBB di dunia. Sebagaimana yang dipaparkan Program Spesialis, Divisi Strategi Pendidikan dan Peningkatan Kapasitas, Bidang Pendidikan, UNESCO, Gwang-Chol Chang “Countries and agencies have been engaged in planning and managing the development of education systems more and more strategically...” (2008, hlm. 1).

Perencanaan strategis untuk tingkat sekolah disebut dengan Rencana Kerja Sekolah/Madrasah sebagaimana dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 19 Tahun 2007 disebutkan bahwa Sekolah/Madrasah membuat: (1) rencana kerja jangka menengah yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan; (2) rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) dilaksanakan berdasarkan rencana jangka menengah.

Hasil observasi di Kementrian Agama Kabupaten Bandung Barat, Kepala Seksi Madrasah Kementrian Agama Kabupaten Bandung Barat, drs. H. Abdur Rohim, M.Si., ditemukan bahwa setiap MA telah memiliki renstra dan RKM dalam peningkatan dan pengembangan mutu pendidikan. Namun, sangat disayangkan, pelaksanaan renstra dan RKM belum begitu optimal. Hal ini dikarenakan sebagian MA masih menganggap renstra tersebut hanya sebuah kelengkapan dokumen saja. Padahal renstra yang dijabarkan melalui RKM merupakan acuan yang harus diikuti dalam kegiatan madrasah tersebut setiap tahunnya.


(11)

resntra tersebut. Sebagaimana dikemukanan Bryson (dalam Courtney, 2002, hlm. 211) bahwa “Creating a strategic plan is not enough. Developing effective programs, projects, action plans, budgets, and implementation processes will bring life to strategies and create value for the organization (or cummunity) and its stakeholders.” Hal senada diungkapkan oleh Certo, dkk. (1994, hlm. 111) yaitu bahwa “The success of an organization depends on how effectively it implements strategies.” Jadi keberhasilan sebuah organisasi bukan hanya dilihat dari bagus tidaknya perencanaanya melainkan dilihat pula bagaimana strategi yang dibuat tersebut dapat diterapkan dan dilaksanakan secara efektif. Dalam sudut pandang Scott Eacott (2008) strategi harus dapat ditampilkan dengan keterlibatan kepala madrasah dalam konteks pengaturan di lapangan.

Pelaksanaan sebuah program akan berjalan dengan baik apabila ditunjang oleh faktor yang mempengaruhinya. Diantara faktor-faktor tersebut ialah Resource implications (Implikasi sumber daya); Monitoring; Rolling operational plan (Perputaran rencana operasional); Managing individual performance (Kemampuan memanaj individual); Commitment and motivation (Komitmen dan motivasi); dan Structure (struktur organisasi), Cortney (2002); Al Khafaji (2003).

Dari faktor-faktor di atas, dapat dilihat bahwa setidaknya ada dua hal yang perlu dipersiapkan dalam melaksanakan sebuah program yaitu kepemimpinan dan Sumber Daya. Kepala madrasah sebagai penentu kebijakan program yang akan dilakukan seyogyanya mampu membuat sebuah keputusan yang baik dimana program yang dibuat harus mampu mewadahi dan mengoptimalkan seluruh potensi yang ada di madrasah tersebut. Sagala mengungkapkan dalam bukunya, Keberhasilan sebenarnya suatu kinerja adalah kemampuan mengelola sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan serta dapat mempertahankan pencapaian tingkat operasi yang efektif dan efisien (2013, hlm. 182).


(12)

Dalam menentukan strategi, baik untuk organisasi yang memiliki arah dan sasaran yang tertulis maupun yang tidak, perlu memperhatikan berbagai hal, termasuk kemampuan SDM dan anggaran (Sagala, 2013, hlm. 132). Dalam hal SDM, dua pilar penting dalam pelaksanaan pendidikan di madrasah ialah kepala madrasah sebagai penentu kebijakan dan guru sebagai pelaksana kebijakan tersebut.

Kepala Madrasah sebagai penentu kebijakan renstra/RKM yang akan di laksanakan setiap tahunnya dalam 4 tahun masa kerjanya harus mampu melihat isu-isu yang muncul dan berkembang dalam pendidikan. Seperti dalam perspektif The Wallace Foundation (2013, hlm. 5)

“...principal leadership among the most pressing matters on a list of issues in public school education.” Untuk itu, perlu kemampuan yang baik dari kepala madrasah dalam membuat keputusan kegiatan mana yang diperlukan untuk setiap tahunnya.

Namun disisi lain, tidak semua kepala madrasah memiliki kemampuan dalam bidang manajemen terutama teknik pengambilan keputusan. Hal ini berdasarkan pada Permendiknas No. 28 Tahun 2010 yang menyebutkan bahwa guru dapat diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah untuk memimpin dan mengelola sekolah/madrasah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Walaupun dalam poin selanjutnya disebutkan bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas kepala sekolah/madrasah perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah serta sertifikasi kompetensi dan penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah, namun hal tersebut hanya berlaku untuk sekolah negeri dan belum dapat sepenuhnya diterapakan untuk madrasah swasta.

Kunci keberhasilan lain dari pelaksanaan sebuah renstra/RKM ialah implikasi sumber daya. Salah satu sumber daya yang dimaksud ialah


(13)

tentu dapat berjalan dengan baik sesuai tujuan renstra tersebut. Guru sebagai salah satu stakeholder madrasah perlu dilibatkan dalam berbagai aktifitas madrasah. Sebagaimana yang diungkapan Newcombe “in some schools some teachers are required to attend many meetings...” (2001, hlm. 2). Hal ini pun diungkapkan oleh Eacott, “...however what is important, is the meaningful involment of key stakeholder,” (2008, hlm. 361).

Dalam mengimplementasikan strategi, kemampuan kepala madrasah dan personal madrasah lainnya merupakan hal yang sangat penting dalam kaitannya dengan skill kepala madrasah sebagai pemimpin dan guru sebagai tenaga profesional yang bertanggung jawab terhadap kemajuan belajar peserta didik (Sagala, 2013).

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana implementasi program tahunan sebuah madrasah yang dipengaruhi oleh partisipasi guru dan pengambilan keputusan kepala madrasah.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Sebagaimana disebutkan dalam latar belakang di atas, bahwa implementasi sebuah program strategis dapat berhasil apabila ditunjang oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu diantaranya: (1) Implikasi sumber Daya. Sumber daya yang dimaksud ialah berupa sumber daya fisik, manusia, sistem dan prosedur dan keuangan. (2) Monitoring. Monitoring sangat diperlukan dalam sebuah aksi rencana strategi. Hal ini ditujukan agar tidak ada tujuan yang tidak tercapai. (3) Pergantian Rencana Operasional. Pergantian ini dimaksudkan agar visi dan misi madrasah dapat tercapai. Rencana operasional didasarkan pada tujuan yang telah dibuat dengan konsep SMART (Specific and Stretching, Measureable and Motivating, Achievable and Agreed, Realistic and Robust, Time-scaled and Timely). (4) Performa Manajerial Individu.


(14)

Dalam melaksanakan aksi sebuah rencana, kepala dan bawahannya harus memiliki kemampuan manajerial. Performa yang baik ini termasuk strategic and operational planning cycles (Courtney, 2002). (5) Komitmen dan Motivasi. Sebuah implementasi strategi besar kemungkinan akan tercapai jika ditunjang dengan komitmen dan motivasi yang tinggi dari seluruh stakeholder madrasah. (6) Kebijakan. Kebijakan yang dimaksud ialah yang diambil baik oleh kepala madrasah itu sendiri atau pun kebijakan yang datang dari pemerintah pusat dan daerah. (7) Budaya Madrasah. Budaya madrasah yang baik tentu akan menunjang pelaksanaan rencana strategi dengan baik. (8) Struktur Organisasi. Dalam sebuah implementasi strategi, diperlukan sebuah struktur yang sesuai agar setiap rencana dapat dilaksanakan. (9) Reward System. Penghargaan kepada individu yang telah melaksanakan rencana strategi dengan baik dapat meningkatkan motivasi individu tersebut untuk lebih baik lagi. (10) Leadership. Kepemimpinan merupakan salah satu faktor krusial dalam sebuah implementasi rencana strategi. Kemampuan pemimpin yang baik akan dapat mengantarkan seluruh stakeholder kepada tujuan organisasi. Kemampuan yang dimaksud diantaranya kemampuan berkomunikasi, pengambilan keputusan, manajerial, dan kemampuan lainnya.

Berikut bagan mengenai faktor-faktor keberhasilan implementasi resntra:


(15)

Diagram 1.1

Identifikasi Masalah Keberhasilan Implementasi RKM.

Diadopsi dari Roger Courtney (2002) dan Al-Khafaji (2003).

Implementasi

RKM

Komitmen & Motivasi (Commitment & Motivation) Kebijakan (Policy) Kemampuan Individu dalam Memanaj (Managing Individual Pengawasan (Monitoring ) Pergantian Rencana Operasional (Rolling Operational Plan) Kepemimpinan (Leadership) Budaya (Culture) Struktur (Structur e) Reward System Implikasi Sumber Daya (Resources Implication)

 Sumber daya fisik, berupa bangunan, kendaraan, perlengkapan, furnitur, dll.

 Sumber daya manusia, seperti: guru, siswa, tenaga kependidikan, anggota komite, dll.

 Sistem dan Prosedur, seperti: administrasi, personil,

keuangan, pelatihan, kualitas,

dll.

 Sumber daya keuangan,seperti: pengeluaran kapital,

pengeluaran proyek tertentu, gaji, atau pengeluaran program dan administrasi.

 Kemampuan Kepala Madrasah

 Pengalaman Kepala Madrasah

 Pembuatan Keputusan Kepala Madrasah

 Motivasi diri Kepala Madrasah

 Kecerdasan Kepala Madrasah


(16)

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi tersebut di atas, peneliti merumuskan permasalahan penelitian ini, “Apakah Pembuatan Keputusan Kepala Madrasah dan Partisipasi Guru berpengaruh terhadap Implementasi Rencana Kegiatan Madrasah (RKM)?” Adapun yang menjadi pertanyaan penelitiannya adalah sebagai berikut:

1. Apakah implementasi RKM di MAS se-Kab. Bandung Barat berjalan secara efektif?

2. Apakah pembuatan keputusan kepala madrasah di Kab. Bandung Barat sudah baik?

3. Apakah partisipasi guru di MAS se-Kab. Bandung Barat sudah baik? 4. Apakah pembuatan keputusan kepala madrasah secara parsial

berpengaruh terhadap implementasi RKM MAS se-Kab. Bandung Barat?

5. Apakah partisipasi guru secara parsial berpengaruh terhadap implementasi RKM MAS se-Kab. Bandung Barat?

6. Apakah pembuatan keputusan kepala madrasah dan partisipasi guru secara simultan berpengaruh terhadap implementasi RKM MAS se-Kab. Bandung Barat?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini ialah:

1. Mengetahui perkembangan proses implementasi program strategis tahunan (RKM) di MAS se-Kabupaten Bandung Barat.

2. Mengetahui gambaran mengenai pembuatan keputusan kepala madrasah di MAS se-Kabupaten Bandung Barat.

3. Mengetahui gambaran mengenai partisipasi guru di MAS se-Kabupaten Bandung Barat.


(17)

4. Mengetahui seberapa besar pengaruh pembuatan keputusan kepala madrasah terhadap implementasi RKM di MAS se-Kabupaten Bandung Barat.

5. Mengetahui seberapa besar pengaruh partisipasi guru terhadap implementasi RKM di MAS se-Kabupaten Bandung Barat.

6. Mengetahui seberapa besar pengaruh pembuatan kepeutusan kepala madrasah dan partisipasi guru terhadap implementasi RKM di MAS se-Kabupaten Bandung Barat.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat :

1. Sebagai bahan kajian untuk mengembangkan konsep-konsep keilmuan administrasi pendidikan terutama mengenai konsep-konsep tentang Pembuatan Keputusan, Patisipasi Guru dan Implementasi Rencana Kegiatan Madrasah.

2. Bagi madrasah, bahwa hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang pentingnya proses implementasi sebuah rencana tahunan madrasah.

3. Bagi kepala madrasah, penelitian ini dapat dijadikan acuan mengenai pentingnya proses pembuatan keputusan oleh kepala madrasah agar organisasi madrasah dapat mencapai tujuannya.

4. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan bagi kementrian agama seksi madrasah KBB dalam menjalankan program yang telah dibuat.

5. Bagi masyarakat umum, penelitian ini memberikan gambaran tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap implementasi RKM yang efektif.

F. Struktur Organisasi Tesis

Tesis ini akan disajikan dalam lima bab, sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN


(18)

Bagian ini memaparkan latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Teori, konsep, dan hasil penelitian sebelumnya yang relevan dipaparkan dalam bab ini. Secara umum, bab ini berisi penjelasan tentang Perkembangan Madrasah dalam Sistem Pendidikan Nasional, Konsep Dasar Implementasi Rencana Kegiatan Madrasah, Konsep Dasar Pembuatan Keputusan, Konsep Dasar Partisipasi Guru, Kerangka Pemikiran Penelitian, dan Hipotesis Penelitian

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini memberikan penjelasan yang rinci tentang metode penelitian populasi penelitian, definisi operasional penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan teknik pengumpulan data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang deskripsi hasil penelitian dimana data yang diperoleh tersebut akan dianalisis secara statistik dan dikomparasikan dengan kajian pustaka.

BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan beberapa rekomendasi yang didasarkan pada hasil analisis di bab empat.

DAFTAR PUSTAKA

Pustaka yang relevan dengan penelitian disusun di bagian ini. LAMPIRAN

Bagian ini menyajikan beberapa lampiran penting yang terkait dengan penelitian ini.


(19)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. LOKASI & METODE PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian

Lokasi pelaksanaan penelitian ini ialah di Kabupaten Bandung Barat Propinsi Jawa Barat dengan subjek penelitian adalah Madrasah Aliyah Swasta yang berjumlah 61 madrasah dan tersebar di 16 Kecamatan.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif diartikan Sugiyono (2013, hlm. 8) sebagai metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006, hlm. 160). Penelitian ini menggunakan metode survei. Metode survei adalah metode penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama untuk mengumpulkan data (Sugiyono, 2010). Gall dalam Rahman (2014, hlm. 55) menyatakan hal serupa, yaitu, “survey research, the use of questionnaires or interviews to collect data about the characteristics, experiences, knowledge, or opinions of a sample or a population.” Penelitian survey menggunakan kuesioner atau interview untuk mengumpulkan data tentang karakteristik, pengalaman, pengetahuan, atau pendapat dari sampel atau populasi tertentu. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006, hlm. 151).


(20)

Peneleitian kuantitatif memiliki konsep kunci yang dinamakan peubah (variable). Peubah ini harus diidentifikasi dan didefinisikan sampai ke tingkat operasional sehingga dapat diukur (Furqon, 2011). Variabel yang ada dalam penelitian ini terdiri atas variabel terikat (dependent) dan variabel bebas (independent).

B. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 1. Populasi Penelitian

Menurut Schumacher (1997, hlm. 246) populasi adalah “sekelompok elemen atau kasus, baik itu individual, objek, atau peristiwa, yang berhubungan dengan kriteria spesifik dan merupakan sesuatu yang menjadi target generalisasi dari penelitian.” Menurut Sugiyono (2010, hlm. 90) populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Sedangkan menurut Arikunto, populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (2006, hlm. 130).

Populasi penelitian ini ialah Madrasah Aliyah Swasta se-Kabupaten Bandung Barat. Berdasarkan data EMIS Madrasah Kementrian Agama Kabupaten Bandung Barat tahun 2013-2014 sebanyak 61 madrasah. Dari populasi tersebut yang terakreditasi A sebanyak 10 madrasah; akreditasi B sebanyak 21 madrasah; akreditasi C sebanyak 2 madrasah; dan 28 madrasah belum terakreditasi.

Berikut ini populasi madrasah yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian.

Tabel 3.1

Populasi Madrasah Aliyah Swasta Kab. Bandung Barat

NO Nama Madrasah Akreditasi Kecamatan


(21)

4 Al-Luthfah A Cililin

5 Arafah A Cililin

6 YI-Rajamandala A Cipatat

7 Muslimin Cipeundeuy A Cipeundeuy

8 YPI Darul Fikri A Cipongkor

9 Persis Padalarang A Padalarang

10 YPI Nurul Huda A Sindangkerta

11 Nurul Hidayah B Batujajar

12 Al-Muhajirin B Cihampelas

13 Madani B Cihampelas

14 Al-Huda B Cikalong Wetan

15 Al-Ikhwan B Cikalong Wetan

16 Persis Cipada B Cikalong Wetan

17 Nurul Falah Saar B Cililin

18 P3 Sumur Bandung B Cililin

19 Asy-Syifa B Cipatat

20 Karya Madani B Cipeundeuy

21 Muslimin Cijenuk B Cipongkor

22 Bina Insani B Cisarua

23 Darul Inayah B Cisarua

24 Yabis Pasirlangu B Cisarua

25 Al-Qomariyah B Gununghalu

26 Muslimin Celak B Gununghalu

27 Darul Ulum B Padalarang

28 Uswatun Hasanah B Padalarang

29 Az-Zahra B Parongpong

30 Muslimin Peusing B Sindangkerta

31 An-Nur B Cikalong Wetan

32 Yahisha C Cihampelas

33 Ishlahul Aqidah C Cikalong Wetan

34 Muslimin Jati Belum Saguling

35 Al-Fatah Belum Gununghalu

36 Al-Huda Belum Gununghalu

37 Nurul Hidayah Belum Padalarang

38 Nurul Iman Belum Sindangkerta

39 Al-Mubarok Belum Sindangkerta

40 Darul Iman Sukaresmi Belum Rongga

41 Nurul Barokah Belum Cipatat


(22)

43 Darul Falah Belum Cipeundeuy

44 Cikande Belum Saguling

45 Al-Barry Belum Cikalong Wetan

46 Anwarurrohman Belum Cipongkor

47 Ar-Rochmah Belum Lembang

48 Mathla`ul Anwar Belum Cihampelas

49 Atsauri Belum Sindangkerta

50 Al-Hidayah Belum Gununghalu

51 Terpadu Al-Huda Belum Cililin

52 Tanjungjaya Belum Cihampelas

53 Al-Mu`awanah Belum Ngamprah

54 Assakinah Belum Ngamprah

55 Al-Ittihad Belum Batujajar

56 Terpadu Daarul Ahkaam Belum Cipongkor

57 Cahaya Harapan Belum Cisarua

58 Al-Barqunnajah Belum Cipongkor

59 Al-Qur`an Al-Amanah Belum Lembang 60 Al-Fadillah Cipatat Belum Cipatat

61 Miftahul `Ulum Belum Cipatat

Penelitian ini merupakan penelitian organisasi dimana unsur yang dijadikan sebagai variabel dependent-nya ialah implementasi Rencana Kegiatan Madrasah.

Proses implementasi RKM berhubungan dengan kemampuan madrasah tersebut dalam pelaksanaan RKM dan tentu saja akan berbeda-beda antara madrasah yang telah terakreditasi dengan madrasah yang belum terakreditasi. Karena salah satu komponen penilaian akreditasi ialah Renstra madrasah yang dijabarkan dalam RKM sebagai program tahunan madrasah.

Selain variabel dependent, variabel independentnya merupakan unsur-unsur yang terkait dengan implementasi yaitu kepala madrasah sebagai manajer puncak untuk satuan pendidikan dan guru sebagai pelaksana inti seluruh kegiatan madrasarh. Unsur kepala madrasah yang


(23)

guru yang akan diteliti ialah partisipasinya (X2) dalam proses

implementasi RKM tersebut.

Jumlah guru yang terdata dalam database Kementrian Agama Kabupaten Bandung Barat sebanyak 684 orang. Dari seluruh populasi guru tersebut hanya 24 orang yang telah diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil, dan sisanya sebanyak 660 orang masih berstatus Tenaga Honorer dan Tenaga Tetap Yayasan.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006, hlm. 131). Sampel harus merepresentatifkan kondisi populasi yang akan dijadikan objek penelitian (Sugiyono, 2010; Cohen dkk., 2007). Sugiyono menambahkan bahwa jika populasi besar, peneliti cukup memilih beberapa sampel yang akan dijadikan objek penelitian karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu. Cohen dkk. menegaskan (2007, hlm. 101) bahwa banyaknya sampel yang diambil dari sebuah populasi tidak berarti bahwa penelitian akan menjadi lebih baik tetapi hal tersebut hanya menambah kemungkinan dalam memberikan reliabilitas yang terbaik.

Mengenai jumlah sampel yang harus digunakan dalam penelitian, Cohen dkk. (2007, hlm. 101) mengatakan, “a sample size of thirty is held by many to be the minimum number of cases if researchers plan to use some from of statistical analysis on their data, though this is a very small number and we would advise very considerablely more.” Ukuran sampel dengan jumlah 30 merupakan jumlah minimum yang dapat digunakan seorang peneliti walaupun sebaiknya jumlah tersebut ditambah.

Teknik penentuan sampel dari sebuah populasi dapat dilakukan dengan beberapa macam (Sugiyono, 2010a, 2013b; Cohen dkk., 2007; Schumacher, 1997), yaitu diantaranya:

1. Probability sampling, yaitu sebjek diturunkan dari sebuah populasi dimana probabilitas pemilihan anggotanya diketahui. Teknik ini terdiri dari: simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, area random, cluster sampling, stage sampling,.


(24)

2. Non-Probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dimana seluruh anggota populasi tidak memiliki probabilitas yang sama. Teknik ini terdiri dari: sistematic sampling, quota sampling, accidental or convenience sampling, multi-phase sampling or purposive sampling, sampling jenuh, snowball sampling.

Melihat arah penelitian dan berdasarkan ungkapan Cohen tersebut di atas, maka sampel yang akan diambil ialah sebanyak 30 lembaga dengan asumsi bahwa jumlah tersebut merupakan 50% dari total populasi lembaga dan diasumsikan jumlah sampel tersebut dapat mewakili seluruh populasi.

Dalam menentukan madrasah yang akan dimasukkan ke dalam sampel penelitian, maka digunakan teknik proportional stratified random sampling. Hal ini dikarenakan jumlah madrasah untuk setiap akreditasi berbeda-beda jumlahnya namun memiliki kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel (Sugiyono, 2013, hlm. 138). Selain itu, Arikunto menegaskan bahwa pabila peneliti berpendapat bahwa populasi terbagi terbagi atas tingkatan-tingkatan atau strata, maka pengambilan sampel tidak boleh dilakukan hanya secara simpel acak (2006, hlm. 138).

Untuk itu, sampel ditentukan berdasarkan kelompok akreditasinya dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

s = Jumlah sampel setiap unit secara proporsional n = Jumlah masing-masing unit populasi

N = Jumlah Populasi

S = Jumlah seluruh sampel yang didapat

Berdasarkan rumus di atas, maka sampel untuk masing-masing akreditasi ialah tabel berikut ini:


(25)

Tabel 3.2 Sample Penelitian No. Kelompok

Akreditasi Unit populasi

Perhitungan Sampel

Sampel yang diperoleh

1. A 10 madrasah

5 madrasah

2. B 21 madrasah

10 madrasah

3. C 2 madrasah

1 madrasah

4. Belum 28 madrasah

14 madrasah

Jumlah 61 madrasah 30 madrasah

Madrasah-madrasah yang akan dijadikan sampel berdasarkan perhitungan di atas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.3 Madrasah sampel

No.

Akre-ditasi Nama Madrasah

Kepala Madrasah Populasi Guru Sampel Guru Jumlah Sampel

1 A

1 MAS Al-Bidayah 1 11 2 3

2 MAS Al-Mukhtariyah 1 9 3 4

3 MAS YPI Nurul Huda 1 19 6 7

4 MAS Arafah 1 11 3 4

5 MAS Muslimin Cipeundeuy 1 8 2 3

2 B

6 MAS Nurul Hidayah Btjjr 1 15 5 6

7 MAS Al-Muhajirin 1 13 4 5

8 MAS Madani 1 19 6 7

9 MAS Al-Huda Cklgwtn 1 15 5 6

10 MAS Nurul Falah 1 10 3 4

11 MAS P3SB 1 19 6 7

12 MAS Karya Madani 1 12 4 5

13 MAS Muslimin Celak 1 17 5 6

14 MAS An-Nur 1 5 2 3


(26)

3 C 16 MAS Yahisha 1 10 3 4

4 Belum

17 MAS AL-Barqunnajah 1 2 1 2

18 MAS Al-Fatah 1 17 5 6

19 MAS Al-Ittihad 1 10 3 4

20 MAS Al-Mu'awanah 1 9 3 4

21 MAS Al-Mubarok 1 10 3 4

22 MAS Assakinah 1 12 4 5

23 MAS Atsauri 1 11 3 4

24 MAS Darul Falah 1 7 2 3

25 MAS Mathla'ul Anwar 1 6 2 3

26 MAS Nurul Hidayah Pdlrg 1 3 1 2

27 MAS Nurul Iman 1 13 4 5

28 MAS Tanjung Jaya 1 15 5 6

29 MAS Terpadu Al-Huda 1 14 4 5

30 MAS Terpadu Darul Ahkam 1 7 2 3

Jumlah 30 341 101 131

C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi misalnya jenis kelamin, berat badan, dan sebagainya (Arikunto, 2006). Lebih jauh Kerlinger mengemukakan bahwa variabel ialah sebuah konsep untuk dijadikan penelitian (Arikunto, 2006). Sedangkan Arikunto sendiri mendefinisikan variabel sebagai objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (2006, hlm. 118).

Variabel penelitian didefinisikan secara operasional sehingga jelas aspek-aspeknya yang hendak diukur. Dimensi yang muncul dari definisi operasional kemudian dijabarkan kembali menjadi indikator-indikator atau dengan harapan hal ini dapat mempermudah untuk menyusun instrumen penelitian.

Dalam penelitian ini variabel yang dimaksud ialah, Implementasi Rencana Kegiatan Madrasah (RKM) sebagai variabel terikat (dependent) (Y)


(27)

Guru seabagai variabel kedua (X2). Definisi opersaional dari masing-masing

variabel dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Variabel Implementasi RKM (Y)

Wheelen dan Hunger (2012) mendefinisikan implementasi strategi sebagai “a process by which strategies and policies are put into action through the development of programs, budgets, and procedures.” Strategi dan kebijakan diambil dan dialihkan menjadi aksi yang meliputi pengembangan program, anggaran, dan prosedur.

Sedangkan Alkhafaji (2003) mendefinisikannya sebagai “accomplished throught organizational design and structure.” Ungkapan ini dapat dikatakan sebagai ketercapaian strategi yang mengaitkan antara desain dan struktur organisasi.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan implementasi RKM adalah tahapan pelaksanaan manajemen/perencanaan madrasah, yang dilakukan dengan mengacu pada program yang ditetapkan dan penetapan anggaran yang jelas.

2. Variabel Proses Pengambilan Keputusan Kepala Madrasah (X1)

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pengambilan keputusan (desicion making) adalah tindakan kepala madrasah dalam melakukan penilaian alternatif solusi sehingga ditemukan rekomendasi pemecahan masalah tersebut.

3. Partisipasi Guru (X2)

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan partisipasi guru adalah keterlibatan emosional dan rasional dalam pelaksanaan RKM dengan rasa tanggung jawab.

D. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan


(28)

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006, hlm. 160). Instrumen ini akan digunakan untuk membantu dalam mengukur variabel yang akan diuji. Jumlah instrumen tergantung pada variabel yang akan diteliti. Beberapa indikator pencapaian implementasi ialah jika sesuai dengan apa yang direncanakan (Fred, 2011).

Kisi-kisi adalah sebuah tabel yang menunjukkan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal-hal-hal yang disebutkan dalam kolom (Arikunto, 2006, hlm. 162). Kisi-kisi penyusunan instrumen menunjukkan kaitan antara variabel yang diteliti dengan sumber data dari mana data akan diambil, metode yang digunakan dan instrumen yang disusun (Arikunto, ibid).

Adapun manfaat dari kisi-kisi dimaksud menurut Arikunto (2006, hlm. 162) adalah sebagai berikut:

1. Peneliti memiliki gambaran yang jelas dan lengkap tentang jenis instrumen dan isi dari butir-butir yang akan disusun.

2. Peneliti akan mendapatkan kemudahan dalam menyusun instrumen karena kisi-kisi ini berfungsi sebagai pedoman dalam menuliskan butir-butir.

3. Instrumen yang disusun akan lengkap dan sistematis karena ketika menyusun kisi-kisi peneliti belum dituntut untuk memikirkan rumusan butir-butirnya.

4. Kisi-kisi berfungsi sebagai “peta perjalanan” dari aspek yang akan dikumpulkan datanya.

Penelitian ini akan menguji tiga variabel yaitu implementasi RKM (Y), Pengambilan Keputusan Kepala Madrasah (X1) dan Partisipasi Guru

(X2). Berikut ini kisi-kisi instrumen.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

NO. VARIABEL DIMENSI INDIKATOR NO.


(29)

Kegiatan Madrasah (RKM) (Y)

2. Anggaran 1. Sumber anggaran 7,8,9,10 2. Bagaimana

kesesuaian anggaran dengan program

11,12,13

3. Struktur 1. Aturan atau prosedur pelaksanaan kegiatan

14,15 2. Penanggung jawab

kegiatan

16,17 4. Proses 1. Pelaksanaan kegiatan 18,19,20,2

1,22 2. Strategi pelaksanaan 23,24 3. Mekanisme kegiatan 25,26,27 2. Pembuatan

Keputusan Kepala Madrasah (X1)

1. Identifikasi Masalah

1. Menentukan persoalan

1,2,3 2. Mengenali

tujuan-tujuan keputusan

4,5,6,7 3. Mendiagnosis

sebab-akibat

8,9,10 2. Pemilihan

alternatif

1. Mencari alternatif yang kreatif

11,12,13 2. Menilai setiap

alternatif

14,15,16 3. Identifikasi

Keputusan

1. Menentukan berbagai alternatif

17 4. Rekomenda

si

1. Memilih alternatif terbaik

18,19,20 3. Partisipasi

Guru (X2)

1. Keterlibatan Mental dan Emosional

1. Perasaan ikut memiliki

1,2,3 2. Sikap saling

mendukung

4 3. Perilaku positif 5,6,7 2. Kontribusi 1. Kesediaan secara fisik

sesuai kemampuan

8,9 2. Bantuan material 10 3. Membantu secara

moril/ support

11,12 3. Tanggung

Jawab

1. Memelihara atau menjaga

13,14 2. Memanfaatkan secara

tepat guna dan hasil guna

15

3. Kesediaan ikut menanggung

konsekuensi negatif atau kerugian


(30)

E. PROSEDUR PENELITIAN

Sebagai satu kesatuan kegiatan yang sistematis, penelitian ini dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Persiapan

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan meliputi: (a) pematangan isu yang akan dijadikan penelitian dengan mengkonsultasikannya kepada dosen pembimbing, (b) penguatan referensi teori dan penelitian lain yang relevan, (c) pembuatan kisi-kisi instrumen, (d) pembuatan desain penelitian, (e) mempersiapkan administrasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

2. Studi Awal Lokasi Penelitian

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah melakukan konsultasi dengan pihak-pihak yang terkait dimulai dari kepala kementrian agama dan beberapa kepala madrasah dan pihak yang relevan guna mendukung informasi penelitian serta proses perizinan dari pihak kementrian dilakukan pada tahap ini. Tahap ini dilakukan untuk mendapat informasi mengenai populasi madrasah aliyah swasta yang akan dijadikan subjek penelitian.

3. Penyusunan Instrumen Penelitian

Pada tahap ini, instrumen mulai disusun dan dijabarkan. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini ialah: (a) membuat definisi operasional setiap variabel, (b) membuat kisi-kisi instrumen dengan cara menjabarkan definisi operasional setiap variabel sampai kepada indikator-indikator yang akan dijadikan acuan dalam membuat instrumen, (c) membuat pertanyaan-pertanyaan kuesioner berdasarkan kisi-kisi instrumen yang telah dibuat, (d) mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing mengenai kuesioner yang telah dibuat untuk kemudian diujicobakan kepada sebagian populasi penelitian.


(31)

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS DATA 1. Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu pengukuran untuk mengetahui apakah instrumen benar-benar dapat mengukur suatu atribut yang dikehendaki. Dengan demikian validitas instrumen akan menunjukan apakah instrumen yang dimaksud dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data penelitian atau tidak. Suharsimi Arikunto (2006, hlm. 168), mengemukakan bahwa:

“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.”

Kisi-kisi instrumen yang dibuat harus disusun berdasarkan teori yang relevan dengan desain penelitian yang telah ditetapkan. Uji validitas dilakukan dengan analisis item yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan skor total. Sedangkan interpretasi terhadap korelasi penelitian menurut Sugiyono (2011, hlm. 178) adalah,

“Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas, maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat. Jadi berdasarkan analisis faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang kuat.”

Selain itu, Sugiyono menambahkan, bahwa : “Bila harga korelasi di bawah 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang”.

Adapun rumus yang digunakan dalam uji validitas instrumen ini adalah Pearson Product Moment (Akdon, 2008, hlm. 144) sebagai berikut:

Keterangan:

�ℎ� �� ∑XiYi − ∑Xi ∑Yi


(32)

i = koefisien korelasi

= jumlah responden

∑XiYi = jumlah perkalian X dan Y ∑Xi = jumlah skor item

∑Yi = jumlah skor total (seluruh item) ∑X = jumlah skor-skor X yang dikuadratkan

∑Yi = jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

Uji validitas ini dilakukan pada setiap item pernyataan dalam angket. Hasil koofisien korelasi tersebut selanjutnya diuji signifikasi koefisien korelasinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan: t = Nilai i

r = Koefisien korelasi hasil i n = Jumlah responden

Hasil dari nilai i dikonsultasikan dengan distribusi (tabel t) untuk = 0,05 dan dk = 30 – 2 = 28, dengan uji satu pihak, maka diperoleh = 1,697.

Kaidah keputusan: Jika i > berarti valid dan i <

berarti tidak valid.

Berdasarkan hasil perhitungan ditunjukkan dalam tabel 3.4 dibawah ini yaitu untuk variabel X1 terdapat 26 item pertanyaan, tabel 3.5

untuk variabel X2 terdapat 18 item pertanyaan, tabel 3.6 untuk variabel Y

terdapat 32 pertanyaan.

Berikut ini adalah tabel perhitungan uji validitas untuk varibel X1

dengan menggunakan rumus di atas: Tabel 3.5

�ℎ� �� � �− − �


(33)

No Item Koefisien Korelasi r Hitung Harga t hitung Harga t

tabel Keterangan

1 0,505 3,099 1,697 Valid

2 0,603 4,002 1,697 Valid

3 0,600 3,972 1,697 Valid

4 2,548 2,548 1,697 Valid

5 0,579 3,758 1,697 Valid

6 0,432 2,536 1,697 Valid

7 0,561 3,588 1,697 Valid

8 3,616 3,616 1,697 Valid

9 0,604 4,009 1,697 Valid

10 0,494 3,003 1,697 Valid

11 0,351 1,986 1,697 Valid

12 0,698 5,156 1,697 Valid

13 0,464 2,775 1,697 Valid

14 0,463 2,764 1,697 Valid

15 0,486 2,946 1,697 Valid

16 0,318 1,778 1,697 Valid

17 0,308 1,712 1,697 Valid

18 0,378 2,157 1,697 Valid

19 0,446 2,635 1,697 Valid

20 0,586 3,829 1,697 Valid

21 0,345 1,946 1,697 Valid

22 0,412 2,391 1,697 Valid

23 0,376 2,148 1,697 Valid

24 0,336 1,886 1,697 Valid

25 0,329 1,843 1,697 Valid

26 0,50 3,065 1,697 Valid

Berikut ini adalah tabel perhitungan uji validitas untuk varibel X2

dengan menggunakan rumus di atas: Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Variabel X2 (Partisipasi Guru)

No Koefisien Korelasi r Hitung

Harga t hitung

Harga t

tabel Keterangan

1 0,359 2,037 1,697 Valid

2 0,458 2,727 1,697 Valid


(34)

4 0,646 4,480 1,697 Valid

5 0,505 3,093 1,697 Valid

6 0,495 3,013 1,697 Valid

7 0,504 3,088 1,697 Valid

8 0,605 4,023 1,697 Valid

9 0,608 4,056 1,697 Valid

10 0,568 3,648 1,697 Valid

11 0,501 3,064 1,697 Valid

12 0,446 2,637 1,697 Valid

13 0,343 1,934 1,697 Valid

14 0,328 1,837 1,697 Valid

15 0,502 3,074 1,697 Valid

16 0,324 1,812 1,697 Valid

17 0,400 2,313 1,697 Valid

18 0,316 1,763 1,697 Valid

Berikut ini adalah tabel perhitungan uji validitas untuk varibel X2

dengan menggunakan rumus di atas: Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Variabel Y (Implementasi Rencana Kegiatan Madrasah)

No

Koefisien Korelasi r Hitung

Harga t hitung

Harga t

tabel Keterangan

1 0,376 2,148 1,697 Valid

2 0,479 2,885 1,697 Valid

3 0,506 3,101 1,697 Valid

4 0,358 2,027 1,697 Valid

5 0,626 4,253 1,697 Valid

6 0,356 2,017 1,697 Valid

7 0,405 2,343 1,697 Valid

8 0,324 1,811 1,697 Valid

9 0,351 1,983 1,697 Valid

10 0,547 3,454 1,697 Valid

11 0,335 1,881 1,697 Valid

12 0,334 1,873 1,697 Valid

13 0,525 3,262 1,697 Valid


(35)

17 0,578 3,750 1,697 Valid

18 0,437 2,569 1,697 Valid

19 0,332 1,859 1,697 Valid

20 0,481 2,905 1,697 Valid

21 0,433 2,539 1,697 Valid

22 0,355 2,011 1,697 Valid

23 0,413 2,400 1,697 Valid

24 0,338 1,901 1,697 Valid

25 0,418 2,435 1,697 Valid

26 0,500 3,054 1,697 Valid

27 0,595 3,915 1,697 Valid

28 0,629 4,283 1,697 Valid

29 0,557 3,553 1,697 Valid

30 0,363 2,063 1,697 Valid

31 0,570 3,668 1,697 Valid

32 0,327 1,830 1,697 Valid

Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel X1, dapat ditarik kesimpulan bahwa dari 26 item yang diujikan, semuanya memiliki validitas kontruksi yang baik. Untuk variabel X2, dapat ditarik kesimpulan bahwa dari 18 item yang diujikan, semuanya memiliki validitas kontruksi yang baik. Untuk variabel Y, dapat ditarik kesimpulan bahwa dari 32 item yang diujikan, semuanya memiliki validitas kontruksi yang baik. Jadi kesimpulannya, instrumen yang telah disusun semuanya memiliki validitas yang baik dan dapat dipakai untuk angket dalam pengolahan data.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Selain harus valid, instrumen penelitian juga harus reliable. Reliable merujuk kepada keadaan kekonsistenan instrument dalam memperoleh hasil yang sama saat dilakukan penelitian kembali pada waktu yang berbeda. Sebagaimana Cohen (2007, hlm. 146) “a reliable instrument for a piece of research will yield similar data from similar respondents over time”.


(36)

Untuk pengujian reliabilitas dilakukan dengan menghitung reliabilitas seluruh item angket dengan menggunakan rumus Spearman Brown berikut:

1) Mencari r tabel apabila dengan a=0,05 dan derajat kebebasan (dk= n-1)

2) Membuat keputusan dengan membandingkan r11 dengan rtabel dengan

kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut: Jika r11 > rtabel berarti

item angket reliable, sebaliknya jika r11 < r tabel berarti item angket

tidak reliabel.

Dalam penelitian ini uji realibitas dilakukan melalui bantuan komputer dengan menggunakan program Microsoft Excel 2013.

Tabel 3.8

Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen

No Variabel r Alpha r kritis Keterangan

1 X1 (Pembuatan Keputusan

Kepala Madrasah) 0,857 0,367 Reliabel

2 X2 (Partisipasi guru) 0,781 0,367 Reliabel

3 Y (Implementasi Rencana

Kegiatan Madrasah/RKM) 0,817 0,367 Reliabel

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas intrumen, menunjukkan nilai koefisien Crombach Alpha untuk ketiga variabel seluruhnya diatas adalah lebih dari 0,367 yaitu r alpha untuk variabel Implementasi Rencana Kegiatan Madrasah/RKM (Y) sebesar 0,817, r alpha untuk Pembuatan Keputusan Kepala Madrasah (X1) sebesar 0,857

dan r alpha untuk variabel Partisipasi guru (X2) sebesar 0,781. Seluruhnya


(37)

dinyatakan handal (reliabel) sehingga memiliki dasar pengambilan keputusan hasil penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Seperti yang diungkapkan pada bagian sebelumnya, dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah teknik startified proprtional random sampling. Ukuran jumlah yang akan digunakan sebanyak 30 madrasah. Hal ini merujuk pada pernyataan Cohen, dkk. Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini dengan mengacu pada teknik-teknik yang sudah umum dilakukan oleh para peneliti lainnya (Sugiyanto, 2010; Arikunto, 2010) ialah melalui kuisioner dan dokumentasi data. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Langkah 1. Kunjungan ke MAS Kab. Bandung Barat untuk mendapatkan data-data mengenai profil madrasah dan komponen-komponen yang ada di dalamnya.

2) Langkah 2. Menentukan sampel yang akan digunakan, peneliti berkonsultasi dengan kepala madrasah.

3) Langkah 3. Menyusun instrumen pertanyaan.

4) Langkah 4. Menguji coba validitas dan reliabilitas instrumen.

5) Langkah 5. Menyebarkan kuisioner yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya kepada sampel.

Setelah angket kembali kepada peneliti, data dimasukkan dengan melihat skor-skor setiap pertanyaan. Skala pen-skor-an untuk instrumen penelitian ini dengan menggunakan skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan, 2007).

Dalam penelitian ini, variabel x yang digunakan ialah Pembuatan Keputusan Kepala Madrasah, variabel x2 Partisipasi Guru dan variabel y adalah Implementasi RKM, maka skala pengukurannya ialah sebagai berikut:


(38)

Tabel 3.9

Skala pengukuran Variabel

Klasifikasi Skor

Selalu (SL) 5

Sering (SR) 4

Kadang-kadang (KK) 3

Jarang (JR) 2

Tidak Pernah (TP) 1

4. Teknik Pengolahan Data

Langkah-langkah analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Analisis Data Deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk melihat kecenderungan distribusi frekuensi variabel dan menentukan tingkat ketercapaian responden pada masing-masing variabel. Gambaran umum setiap variabel digambarkan oleh skor rata-rata yang diperoleh dengan menggunakan teknik Weighted Means Scored (MWS), sebagai berikut:

̈

Keterangan:

̈ = skor rata-rata yang dicari

= jumlah skor gabungan (hasil kali frekuensi dengan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban)

N= jumlah responden

Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan table 3.8 kriteria dan penafsiran seperti dibawah ini:


(39)

Tabel 3.10

Kriteria Skor Rata-rata Variabel

Skor Kategori

4,26 – 5,00 Sangat Tinggi 3,51 – 4,25 Tinggi 2,76 – 3,50 Cukup 2,01 – 2,75 Kurang 0,00 – 2,00 Sangat Kurang

Sumber: diolah dari Sugiyono (2010) b. Pengujian Persyaratan Analisis

Ada tiga syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan analisis regresi, baik regresi linier sederhana maupun regresi ganda. Persyaratan tersebut adalah syarat normalitas dan syarat kelinieran regresi Y atas X

1) Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui dan menentukan analisis dan menentukan apakah pengolahan data menggunakan parametrik atau nonparametrik. Untuk data parametrik, data yang dianalisis untuk berdistribusi normal, sedangkan pengolahan data non parametrik data yang dianalisis berdistribusi tidak normal. Pengujian ini bertujuan untuk ketiga variabel penelitian tersebut memiliki penyebaran data yang normal atau tidak. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS 22 for windows, atau dapat pula menggunakan rumus Chi Kuadrat.

X² −

Keterangan:

X²= Chi Kuadrat yang dicari O₁= Frekuensi hasil penelitian


(40)

E₁= Frekuensi 2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas varians mengasumsikan bahwa skor-skor variabel terikat (Y) yang berpasangan dengan setiap kelompok skor variabel bebas (X) memiliki varians yang homogen.

Hipotesis

 Ho : tidak terdapat perbedaan variansi  Ha : terdapat perbedaan variansi. Dasar Pengambilan Keputusan

Dengan melihat angka probabilitas, dengan aturan:  Probabilitas Sig >0,05, maka Ho diterima.

Berarti tidak terdapat perbedaan variansi.  Probabilitas Sig < 0,05, maka Ho ditolak.

Berarti terdapat perbedaan variansi.

Jika hasil uji homogenitas dimana nilai signifikansi alpha kurang dari 0,05 maka kesimpulan yang diambil adalah data tidak homogen atau memiliki heterogenitas data sehingga pada pengolahan selanjutnya untuk pengujian hipotesis dilakukan secara parsial pada tiap-tiap kelompok data.

3) Uji Linearitas Data

Uji linearitas dalam penelitian ini diperlukan untuk menganalisis apakah terdapat hubungan yang linier (garis lurus atau searah) antara masing-masing varibel bebas dengan variabel terikatnya. Uji linearitas dilakukan dengan uji kelinearan regresi dengan uji-t. Pengujian linearitas data meliputi data kepemimpinan partisipatif, komitmen organisasi, dan implementasi renstra. Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat


(41)

Ho: Tidak terdapat hubungan linear diantara variabel-variabel yang diuji.

Ha: Terdapat hubungan linear diantara variabel-variabel yang diuji

Adapun untuk kriteria pengujian hipotesis diatas adalah sebagai berikut:

Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Uji linearistik dapat dilihat dari nilai signifikasi dari deviation of linearity untuk XΌ terhadap Y serta X΍ terhadap Y. Apabila nilai signifikasi > 0,05 dapat disimpulkan bahwa hubungannya bersifat linier.

4) Uji Hipotesis

Tujuan dari uji hipotesis yaitu untuk mengetahui apakah kesimpulan berakhir pada penerimaan atau penolakan. Adapun cara-cara yang digunakan dalam uji hipotesis ini antara lain menggunakan statistik nonparametrik dengan teknik Analisis Korelasi Spearmen Rank (Rho).

Analisis korelasi spearmen rank merupakan teknik statistik yang berusaha menemukan kekuatan hubungan antar variabel. Analisis ini digunakan apabila variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal dan sumber data antar variabel tidak harus sama (Sugiyono, 2013). Adapun rumus yang digunakan adalah:

Keterangan:

ρ = korelasi spearman (dibaca: rho) d = perbedaan peringkat

tes ini memiliki fungsi antara lain: (a) untuk mengetahui ada tidaknya hubungan/korelasi antar 2 variabel; (b) mengetahui


(42)

koefisiensi korelasi; (c) mengetahui arah hubungan; (d) besarnya kontribusi X terhadap Y (dalam persen).

Mencari koefisien korelasi antar variabel yang dijelaskan sebagai berikut:

 Menguji hipotesis pengaruh Pembuatan Keputusan Kepala Madrasah (Xı) terhadap Implementasi Rencana Kegiatan Madrasah/RKM (Y)

Pertama kali yang harus dilakukan menguji kolerasi antar variabel, dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho : tidak terdapat pengaruh antara Pembuatan Keputusan Kepala Madrasah terhadap Implementasi Rencana Kegiatan Madrasah/RKM. Ha : terdapat pengaruh antara Pembuatan Keputusan Kepala Madrasah terhadap Implementasi Rencana Kegiatan Madrasah/RKM

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan IBM SPSS 22 for Windows.

 Menguji hipotesis pengaruh Partisipasi guru (X2) terhadap

Implementasi Rencana Kegiatan Madrasah/RKM (Y)

Pertama kali yang harus dilakukan adalah menguji korelasi antar variabel, dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut: Ho : tidak terdapat pengaruh antara Partisipasi guru terhadap Implementasi Rencana Kegiatan Madrasah/RKM

Ha : terdapat pengaruh antara Partisipasi guru terhadap Implementasi Rencana Kegiatan Madrasah/RKM

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan IBM SPSS 22 for windows.


(43)

 Menguji hipotesis pengaruh Pembuatan Keputusan Kepala Madrasah (X₁) dan Partisipasi guru (X2) terhadap

Implementasi Rencana Kegiatan Madrasah/RKM (Y).

Pertama kali yang harus dilakukan adalah menguji kolerasi antar variabel dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut: Ho : tidak terdapat pengaruh antara Pembuatan Keputusan

Kepala Madrasah dan Partisipasi guru terhadap Implementasi Rencana Kegiatan Madrasah/RKM. Ha : terdapat pengaruh antara Pembuatan Keputusan

Kepala Madrasah dan Partisipasi guru terhadap Implementasi Rencana Kegiatan Madrasah/RKM. Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan IBM SPSS 22 for windows.

Menafsirkan koefisien korelasi yang diperoleh dengan menggunakan tabel sebagai berikut:

Tabel 3.10 Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,800 - 1,000 Sangat Tinggi

0,600 – 0,799 Tinggi

0,400 – 0,599 Cukup

0,200 - 0,399 Rendah

0,001- 0,199 Sangat Rendah

Mencari Koefisien determinasi yang dipergunakan dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana kontribusi yang diberikan variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y,

dengan rumus: KD= r² x 100% Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi yang dicari r² = Koefisien Korelasi


(44)

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Tesis ini telah membahas hasil penelitian mengenai implementasi rencana kegiatan madrasah (RKM) di Kabupaten Bandung Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis besarnya pengaruh pembuatan keputusan kepala madrasah dan partisipasi guru terhadap implementasi RKM.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil data yang telah dijelaskan pada Bab III dan Bab IV melalui analisis teknik perhitungan Weighted Means Scored (WMS), disimpulkan bahwa gambaran responden mengenai Pembuatan Keputusan Kepala Madrasah (Variabel X1) di Kabupaten Bandung Barat, berdasarkan

empat dimensi yang diukur yakni: 1) identifikasi masalah; 2) pemilihan alternatif; 3) identifikasi keputusan; dan 4) rekomendasi, sebesar 4,21 yang berada dalam kategori Sangat Baik. Gambaran responden mengenai Partisipasi Guru (Variabel X2) terdapat tiga dimensi penting yang diukur,

yakni 1) keterlibatan mental dan emosional; 2) kontribusi; dan 3) tanggung jawab, yang mempunyai nilai rata-rata sebesar 3,90 termasuk dalam kategori Baik. Kemudian, gambaran responden mengenai Implementasi RKM (Variabel Y) diperoleh rata-rata nilai sebesar 4,12 yang termasuk dalam kategori sangat baik, dengan empat dimensi penting yaitu: 1) program; 2) anggaran; 3) struktur; dan 4) proses.

Pada dasarnya, perumusan rencana kegiatan dilakukan oleh tim penyusun yang terdiri dari civitas akademik sekolah/ madrasah. Setelah perencanaan terbentuk, akan diimplementasikan oleh seluruh civitas madrasah dan stakeholder sesuai dengan program yang tercantum dalam RKM. Dengan demikian, setiap bentuk dan tujuan program RKM harus mengacu kepada visi, misi, dan tujuan organisasi yang telah dibuat dalam


(45)

Dalam hal ini, peran kepala madrasah dalam membuat kebijakan pelaksanaan RKM dirumuskan sesuai skala prioritas program dan kegiatan madrasah agar berjalan efektif dan efisien. Namun dalam menjalankan tugasnya, kepala sekolah tidak dapat berdiri sendiri sehingga perlu adanya dukungan dari berbagai pihak guna mewujudkan RKM yang telah dirumuskan. Dalam hal ini, guru memiliki pengaruh dan kapasitas yang sangat penting, bukan hanya memiliki tugas di kelas selama proses pembelajaran dengan peserta didik saja. Guru adalah tulang punggung di madrasah, hal ini dinilai karena guru memiliki kontribusi dan partisipasi yang memiliki pengaruh yang besar seperti keterlibatan mental, emosional, dan tanggung jawab yang besar terhadap keberhasilan sekolah/ madrasah.

Melalui dua faktor penting ini, maka implementasi RKM yang telah dirumuskan akan berjalan dengan efektif dan efisien, karena terdapat pemahaman dan kesamaan visi, misi dan tujuan yang baik antar civitas madrasah. Dengan demikian, dari paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa implementasi program tahunan sebuah madrasah (RKM) dipengaruhi oleh partisipasi guru dan pengambilan keputusan kepala madrasah.

Dari penelitian ini dapat terlihat bagaimana kepala madrasah telah melakukan tugasnya sebagai administrator. Kepala madrasah dalam melakukan aktifitas pembuatan keputusan dilakukan secara terbuka dan menghasilkan keputusan-keputusan untuk meningkatkan mutu madrasah dengan didasarkan kepada kepentingan bersama. Prosedur-prosedur dalam membuat keputusan pun dilakukan dengan baik.

Guru sebagai tulang punggung kegiatan di madrasah terlihat jelas sangat baik. Guru ikut berpartisipasi dalam semua kegiatan yang telah direncanakan secara sukarela, tanpa paksaan dengan mengoptimalkan kemampuan dan keahliannya secara moril dan materil. Keterlibatan emosinal dan rasional guru inilah yang menjadi poin penting dalam keberhasilan sebuah perencanaan.


(46)

B. IMPLIKASI

Tesis ini meneliti mengenai efektifitas implementasi RKM yang dipengaruhi oleh dua variabel yang bebas. Variabel pembuatan keputusan merupakan salah satu bagian dari faktor determinan kepemimpinan. Begitu juga dengan partisipasi guru merupakan salah satu bagian dari faktor determinan implikasi sumber daya. Dengan kata lain bahwa penelitian ini lebih menspesifikan terhadap bagian tertentu sehingga tentu akan berdampak positif terhadap peningkatan mutu pendidikan terutama di madrasah. Implikasi yang dapat dihasilkan melalui penelitian ini ialah diantaranya, bahwa kepala madrasah dapat termotivasi untuk mempelajari dan menguasi gaya kepemimpinan dan dapat mengasah kembali kemampuannya sebagai seorang pemimpin, terutama dalam membuat keputusan. Implikasi yang lain ialah mendorong para guru untuk terus meningkatkan kemampuan dan partisipasinya dalam seluruh program kegiatan yang telah direncanakan baik oleh madrasah tersebut maupun program yang telah direncanakan oleh pemerintah.

C. REKOMENDASI

Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian yang diperoleh dari data-data di lapangan, terdapat beberapa rekomendasi antara lain:

1. Pada dasarnya kepala madrasah sebagai decision-maker memiliki tanggung jawab dan wewenang yang penting terhadap proses keputusan RKM yang merupakan rasionalisasi dari visi dan misi serta tujuan pendidikan itu sendiri. Semakin baiknya Kepala Madrasah dalam membuat keputusan serta memberdayakan seluruh civitas madrasah akan diikuti oleh meningkatnya efektifitas implementasi RKM. Melalui berbagai indikator, yaitu 1)


(47)

di lapangan menunjukkan bahwa keputusan kepala madrasah memiliki pengaruh positif terhadap implementasi RKM. Namun demikian, penting adanya pemikiran yang rasional dan konsisten dari seorang pemimpin dalam merumuskan setiap kegiatan guna memberikan alternatif yang tepat guna. Di sisi lain, kepala madrasah tidak dapat menentukan arah keberhasilan pendidikan secara mandiri, artinya perlu adanya peran serta dan kerja sama dari berbagai pihak civitas madrasah guna mewujudkan tujuan bersama. Hal ini akan memudahkan kepala madrasah dalam mengidentifikasi dan merumuskan berbagai alternatif solusi secara efektif dan efisien.

2. Guru sebagai tenaga profesional memiliki tugas dan kewajiban yang dapat menentukan kualitas pendidikan di sekolah/ madrasah. Berdasarkan data temuan di lapangan menunjukkan bahwa terdapat tiga dimensi penting dalam menilai partisipasi guru, yaitu 1) keterlibatan mental dan emosional; 2) kontribusi; dan 3) tanggung jawab memiliki pengaruh terhadap implementasi RKM. Namun demikian, guru memerlukan pembinaan dan pemahaman yang baik guna meningkatkan kemampuan dan keterampilannya karena guru memiliki input yang besar dalam menentukan kualitas madrasah. Dalam hal ini, guru dituntut untuk sense of belonging (rasa memiliki) yang secara sadar dimiliki oleh setiap guru untuk mampu memberikan kontribusi dan keterlibatan yang baik semata-mata untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan sekolah.

3. Mutu pendidikan dikatakan baik jika sesuai kebutuhan pelanggan. Guna memenuhi kebutuhan tersebut, madrasah merumuskan berbagi strategi dan program kerja sebagai wujud dari visi, misi dan tujuan madrasah. Berdasarkan hasil temuan di lapangan menunjukkan bahwa terdapat empat dimensi dalam menilai implementasi RKM yaitu, 1) program; 2) anggaran; 3)struktur dan; 4) proses dengan nilai sangat baik. Namun demikian, penting


(48)

adanya proses supervisi dari pihak berwenang (stakeholder) guna mengawasi berjalannya RKM untuk tetap konsisten berada dalam arah kegiatan yang sesuai dengan rumusan yang telah direncanakan dalam Renstra. Dengan demikian, penting adanya koordinasi dan kerja sama yang baik antara pihak madrasah dan stakeholder untuk bersama-sama mewujudkan kualitas madrasah yang baik sesuai dengan visi, misi dan tujuan madrasah.

Dalam rangka mencapai pendidikan madrasah yang berkualitas maka disusunlah sebuah perencanaan strategi (renstra) dalam jangka panjang selama 4 tahun. Renstra dijabarkan kembali dalam perencanaan program tahunan atau yang dikenal dengan istilah RKM sebagai salah satu tahapan dalam proses strategis madrasah.

Banyak faktor yang mempengaruhi implementasi RKM yang digambarkan dalam identifikasi masalah antara lain iklim organisasi, struktur, kekuasaan dan kewenangan, kebijakan pemerintah, komitmen organisasi, fasilitas, teknologi dan sistem informasi, akan tetapi penelitian ini hanya berfokus pada pembuatan keputusan kepala madrasah dan partisipasi guru. Oleh karena itu diharapkan variabel-variabel lainnya tersebut dapat dijadikan sebagai bahan bagi penelitian selanjutnya terkait dengan implementasi RKM.

Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa skor Pembuatan keputusan Kepala Madrasah yang sangat tinggi namun bukan berarti hal tersebut tidak perlu pengembangan. Penigkatan komitmen dari Kepala Madrasah merupakan salah satu yang dapat dilakukan agar lebih baik lagi.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. 2011. Strategic Management for Educational Management. Bandung: Alfabeta.

Alkhafaji, Abbass F. 2003. Strategic Management: Formulation, Implementation, and Control in Dynamic Environment. New York: The Haworth Press.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Bryant,. Coralie, Louise G. White. 1989. Manajemen Pembangunan untuk Negara Berkembang. Terjemahan Rusyanto L. Simatupang. Jakarta: LP3ES

Certo, Samuel C., & J. Paul Peter. 1994. Startegic Management: Concepts and Applications. Chicago: Austen Press.

Chang, Gwang-Chol. 2008. Strategic Planning in Education: Some Concepts and Methods. UNESCO: International Institute for Educational Planning.

Cohen, Louis, Manion, Morrison. 2007. Research Methods in Education. New York: Routledge.

__________, Norman T. Uphoff. 1977. Rural Development Participation: Concept and Measures for Project Design. New York: Cornell University, Itacha

Cortney, Roger. 2002. Strategic Management for Voluntary Nonprofit Organizations. New York: Routledge.

Danim, Sudarwan, Suparno. 2009. Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. David, Fred R. 2011. Strategic Management: Concepts and Cases. New Jersey:

Prentice Hall.

Davis, Keit, John W. Newstorm. 1996. Perilaku dalam Organisasi. Terjemahan Agus Dharma. Jakarta: Erlangga


(50)

Davis, Russell. G., dkk. 1980. Planning Education for Development: Volume I. Massachusetts: Daamen/Novak Printing Co. Inc. Vermont.

Dwiningrum, Siti Irene Astuti. 2011. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan: Suatu Kajian Teoritis dan Empirik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Earthman, Glen I. 2009. Planning Educational Facilities. Lanham: Rowman &

Littlefield Education.

El Widdah, Minnah., dkk., 2012. Kepemimpinan Berbasis Nilai dan Pengembangan Mutu Madrasah. Bandung: Alfabeta.

Engkoswara, Aan Komariah. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Fahmi, Irham. 2013. Perilaku Organisasi: Teori, Aplikasi dan Kasus. Bandung:

Alfabeta.

Fattah, Nanang. 2011. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

_____________. 2012. Standar Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Fidler, Brian. 2002. Strategic Management for School Development. London: Paul Chapman Publishing.

Furqon. 2011. Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program: IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Jalal, Fasli., Dedi Supriadi. 2001. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Kerzner, Harold. 2009. Project Management: A Systems Approach to Planning, Scheduling, and Controlling. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. 2011. Strategic Management for Educational Management. Bandung: Alfabeta.

Alkhafaji, Abbass F. 2003. Strategic Management: Formulation,

Implementation, and Control in Dynamic Environment. New York: The

Haworth Press.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Bryant,. Coralie, Louise G. White. 1989. Manajemen Pembangunan untuk Negara Berkembang. Terjemahan Rusyanto L. Simatupang. Jakarta: LP3ES

Certo, Samuel C., & J. Paul Peter. 1994. Startegic Management: Concepts and

Applications. Chicago: Austen Press.

Chang, Gwang-Chol. 2008. Strategic Planning in Education: Some Concepts and

Methods. UNESCO: International Institute for Educational Planning.

Cohen, Louis, Manion, Morrison. 2007. Research Methods in Education. New York: Routledge.

__________, Norman T. Uphoff. 1977. Rural Development Participation: Concept and Measures for Project Design. New York: Cornell University, Itacha

Cortney, Roger. 2002. Strategic Management for Voluntary Nonprofit

Organizations. New York: Routledge.

Danim, Sudarwan, Suparno. 2009. Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

David, Fred R. 2011. Strategic Management: Concepts and Cases. New Jersey: Prentice Hall.

Davis, Keit, John W. Newstorm. 1996. Perilaku dalam Organisasi. Terjemahan Agus Dharma. Jakarta: Erlangga


(2)

Davis, Russell. G., dkk. 1980. Planning Education for Development: Volume I. Massachusetts: Daamen/Novak Printing Co. Inc. Vermont.

Dwiningrum, Siti Irene Astuti. 2011. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan: Suatu Kajian Teoritis dan Empirik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Earthman, Glen I. 2009. Planning Educational Facilities. Lanham: Rowman &

Littlefield Education.

El Widdah, Minnah., dkk., 2012. Kepemimpinan Berbasis Nilai dan

Pengembangan Mutu Madrasah. Bandung: Alfabeta.

Engkoswara, Aan Komariah. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Fahmi, Irham. 2013. Perilaku Organisasi: Teori, Aplikasi dan Kasus. Bandung:

Alfabeta.

Fattah, Nanang. 2011. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

_____________. 2012. Standar Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Fidler, Brian. 2002. Strategic Management for School Development. London: Paul Chapman Publishing.

Furqon. 2011. Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program: IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Jalal, Fasli., Dedi Supriadi. 2001. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi

Daerah. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Kerzner, Harold. 2009. Project Management: A Systems Approach to Planning, Scheduling, and Controlling. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.


(3)

Muhammad, Suwarsono. 2008. Manajemen Strategik: Konsep dan Kasus. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggu Ilmu Manajemen YKPN.

Mulgan, Geoff. 2005. People and Participation. London: Involve.

Mulyasa, E. 2012. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nawawi, Hadari. 2012. Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang

Pemerintahan dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Nelson, Joan. 1979. Acces to Power: Politics and The Urban Poor in Developing Nations. Princeton: Princeton University Press.

Pearce, John A. II, Richard B. Robinson, Jr. 2013. Manajemen Strategis:

Formulasi, Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Penerbit Salemba

Empat.

Permendiknas No. 28 Tahun 2010.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 19 Tahun 2007

Porter, Michael E. 2011. Harvard Business Reviews Must Reads On Strategy. Massachusetts: Harvard Business School Publishing Corporation.

Riduwan, & Akdon. 2008. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.

_________, dkk. 2013. Cara Mudah Belajar SPSS 17.00 dan Aplikasi Statistik Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Rahman, Hasan Taufan. 2014. Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah

dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Bahasa Inggris di SMP Swasta Se-Kabupaten Garut. Tesis. Sekolah Pascasarjana Universitas

Pendidikan Indonesia.


(4)

Sagala, Syaiful. 2013. Manajemen Startegik dalam Peningkatan Mutu

Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sa’ud, Udin Syaefudin, Abin Syamsuddin. 2006. Perencanaan Pendidikan: Suatu Pendekatan Komprehensif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Saendinobrata, Muhamad. 2014. Implementasi Kebijakan Pemberdayaan

Masyarakat Miskin: Studi tntang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan di Kab. Sukabumi Prov. Jabar).

Disertasi. Bandung: Unpad.

Setyowati. 2013. Organisasi dan Kepemimpinan Modern. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Siagian, Sondang P. 1985. Administrasi Pembangunan. Jakarta: Gunung Agung Steiss, Alan Walter. 2003. Strategic Management for Public and Nonpropit

Organizations. New York: Marcel Dekker, Inc.

Stoner, James A.F., Chaerles Winkel. 2003. Perencanaan dan Pengambilan

Keputusan dalam Manajemen. Terjemahan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito.

Sugiyono. 2013. Statistika Nonparametrik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. ________. 2014. Metode Penelitian Kombinasi: Mix Methods. Bandung: Alfabeta. Sumaryadi, I. Nyoman. 2005. Efektifitas Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah.

Jakarta: Citra Utama.

Supranto, J. 2009. Teknik Pengambilan Keputusan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sutrisno, Deni. 2001. Partisipasi Masyarakat dan hubunungannya dengan

keberhasilan program pembangungan prasarana kota terpadu (P3KT). Studi pada proyek perbaikan kampung di kelurahan telok lerong ulu kota samarinda. Tesis. Bandung: Unpad

Tilaar, H.A.R., Riant Nugroho. 2009. Kebijakan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(5)

Triono. Rachmadi Agus. 2012. Pengambilan Keputusan Manajerial. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Usmanr. Husaini. 2013. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 2012. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.

Wibowo, Agung Edy. 2012. Aplikasi Praktis SPSS dalam Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Wheelen, Thomas L., J. David Hunger. 2012. Strategic Management and Business

Policy: Toward Global Sustainability. New Jersey: Prentice Hall.

Jurnal

Eacott, Scott. 2008. Strategy in Educational Leadership: in Search of Unity. Journal of Educational Administration Vol. 46 No. 3. London: Emerald Group Publishing Limited.

Ikävalko, Heini dan Petri Aaltonen. 2001. Middle Managers’ Role in Strategy Implementation: Middle Managers View. Lyon: EGOS Colloquium.

Lehtimäki, Hanna dan Katja Karintaus. 2013. The Social Embeddedness of Strategy Implementation. http://bmc.sagepub.com/content/2/2/229.

Poister, Theodore H., dkk. 2010. Strategic Management Research in the Public Sector: A Review, Synthesis, and Future Directions.

http://arp.sagepub.com/content/40/5/522.

Sterling, John. 2003. Translating strategy into effective implementation: dispelling the myths and highlighting what works. Bingley U.K.: MCB University Press.

Stone, Melissa M., dkk. 1999. Research on Strategic Management in Nonprofit Organizations: Synthesis, Analysis, and Future Directions. London: Sage.


(6)

Ugboro, Isaiah O., Kofi Obeng and Ora Spann. 2011. Strategic Planning As an Effective Tool of Strategic Management in Public Sector Organizations: Evidence From Public Transit Organizations. http://aas.sagepub.com/content/43/1/87.


Dokumen yang terkait

Manajemen Pendidikan madrasah aliyah manba'ul khoir ciledug Tangerang

0 4 79

e-Leadership Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Swasta Yang Senjang Secara Digital (Studi Pada Guru Madrasah Aliyah Swasta di Kota Bandarlampung)

0 17 130

Pengaruh Digital Divide Terhadap Literasi Internet Guru Madrasah Aliyah Swasta (Studi pada Madrasah Aliyah Swasta di Kota Bandar Lampung)

1 15 92

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL KEPALA MADRASAH ALIYAH DI KABUPATEN BANDUNG BARAT.

3 12 70

FAKTOR DITERMINAN MUTU MADRASAH ALIYAH : Studi Tentang Pengaruh Kinerja Kepala, Kinerja Komite, Budaya Mutu, Kinerja Mengajar Guru, terhadap Mutu Madrasah Aliyah Swasta Terakreditasi B se-Kabupaten Bandung.

1 6 64

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DAN BUDAYA MADRASAH TERHADAP PRODUKTIVITAS MADRASAH PADA MADRASAH TSANAWIYAH SE-KABUPATEN PURWAKARTA.

0 0 63

Pengaruh Persepsi Guru mengenai Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Guru Ekonomi Madrasah Aliyah se- Kabupaten Banyumas.

0 0 1

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN SUPERVISI KLINIS KEPALA MADRASAH TERHADAP KINERJA GURU MADRASAH ALIYAH DI KABUPATEN CILACAP.

0 4 132

PENGARUH PEMBUATAN KEPUTUSAN KEPALA MADRASAH DAN PARTISIPASI GURU TERHADAP IMPLEMENTASI RENCANA KEGIATAN MADRASAH DI MADRASAH ALIYAH SWASTA SE-KABUPATEN BANDUNG BARAT - repository UPI T ADP 1202157 Title

0 0 3

KONTRIBUSI KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA MADRASAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU MADRASAH ALIYAH SWASTA DI KABUPATEN BANDUNG BARAT - repository UPI T ADP 1302839 Title

0 0 3