TANGGUNG JAWAB PERBANKAN ATAS KERUGIAN YANG DITIMBULKAN OLEH TRANSAKSI LINDUNG NILAI (HEDGING) DIKAITKAN DENGAN PERATURAN PERBANKAN.

ABSTRAK
Bank sebagai lembaga yang berfungsi sebagai penghimpun dan penyalur dana bagi
masyarakat (intermediary) memiliki peran vital dalam pembangunan nasional dan
perekonomian bangsa. Bank memiliki tanggung jawab untuk menjaga tingkat kesehatan dan
likuiditas bank serta menerapkan prinsip kehati-hatian bank dalam menjalankan setiap
kegiatan usaha bank. Manajemen risiko adalah salah satu dari bentuk prinsip kehati-hatian
tersebut. Fluktuasi nilai mata uang yang sangat penting dalam kegiatan ekonomi menuntut
adanya produk bank, yaitu transaksi lindung nilai yang berfungsi untuk memitigasi risiko
fluktuasi nilai mata uang. Transaksi lindung nilai ini dapat menghasilkan keuntungan yang
besar sekaligus memiliki dampak risiko yang besar (high risk, high return).
Dalam pelaksanaan transaksi lindung menimbulkan permasalahan hukum. Banyak
praktek pelaksanaan transaksi lindung nilai yang akhirnya di bawa ke pengadilan. Beberapa
putusan hakim mengenai gugatan transaksi lindung nilai yaitu pembatalan perjanjian. Hal ini
tentu akan sangat merugikan pihak bank, karena bank sangat dituntut untuk menjaga tingkat
kesehatan bank. Selain itu, hakim juga berpendapat bahwa transaksi lindung nilai
mengandung unsur judi dan bersifat spekulatif. Nasabah yang merasa dirugikan juga
mengklaim tidak mendapatkan informasi yang utuh mengenai risiko dari produk perbankan
ini. Hal ini tentu menimbulkan adanya suatu ketidakpastian hukum dalam pelaksanaan
transaksi lindung nilai.
Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian yuridis normatif yang berusaha
menelaah secara spesifik menggunakan pendekatan perundang-undangan dan regulasi yang

bersangkut paut mengenai penerapan prinsip kehati-hatian bank dan bentuk
pertanggungjawaban bank atas kerugian yang ditimbulkan oleh transaksi lindung nilai. Hasil
penelitian menyimpulkan bahwa bank menerapkan prinsip kehati-hatian bank dalam bentuk
manajemen risiko dan bentuk prinsip kehati-hatian lainnya. Selain itu, Bank Indonesia dan
sekarang ditambah dengan Otoritas Jasa Keuangan sebagai lembaga yang memiliki tugas dan
wewenang untuk mengawasi segala bentuk kegiatan usaha bank. Kedua lembaga ini akan
berkoordinasi untuk menjatuhkan wewenang kepada bank yang lalai dalam menjalankan
kewajibannya.