Pengaruh Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga, Pertumbuhan Kredit, Risiko Kredit, Likuiditas, Dan Kondisi Ekonomi Terhadap Profitabilitas Pada Industri Perbankan Di Bursa Efek Indonesia.

(1)

PENGARUH PERTUMBUHANDANA PIHAK KETIGA, PERTUMBUHAN KREDIT, RISIKO KREDIT,LIKUIDITAS, DAN KONDISI EKONOMI

TERHADAP PROFITABILITAS PADA INDUSTRI PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Oleh:

NI MADE ELIN SUKMAWATI NIM : 1215251003

PROGRAM EKSTENSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2016


(2)

PENGARUH PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA, PERTUMBUHAN KREDIT, RISIKO KREDIT, LIKUIDITAS, DAN KONDISI EKONOMI TERHADAP PROFITABILITAS PADA INDUSTRI

PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Oleh:

NI MADE ELIN SUKMAWATI NIM: 1215251003

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi padaFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

Denpasar 2016


(3)

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal : 20 Januari 2016.

Tim Penguji : Tanda tangan

1. Ketua : Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE.,MS ...

2. Sekretaris : Dr. Ida Bagus Anom Purbawangsa, SE.,MM ...

3. Anggota : Drs. I Putu Yadnya, MM ...

Mengetahui,

Ketua Jurusan Manajemen

Prof. Dr. Ni Wayan Sri Suprapti,SE., M.Si NIP. 19610601 198503 2 003

Pembimbing

Dr. Ida Bagus Anom Purbawangsa,SE.MM NIP. 196209221 98702 1 002


(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar,11 Januari 2016 Mahasiswa,

Ni Made Elin Sukmawati Nim. 1215251003


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga, Pertumbuhan Kredit, Risiko Kredit, Likuiditas, dan Kondisi Ekonomi Terhadap Profitabilitas Pada Industri Perbankan Di Bursa Efek Indonesia” dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE.,M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE.M.S, Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Prof.Dr. Ni Wayan Sri Suprapti,SE,M.Si. dan Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE.M.S, masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Drs. I Ketut Suardika Natha, M.Si selaku Ketua Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana serta Drs. I Made Jember, M.Si., selaku Sekretaris Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

5. Ni Made Rastini, SE.MM selaku Koordinator Jurusan Manajemen Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana serta selaku Pembimbing Akademis yang telah memberikan motivasi serta masukan selama perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.


(6)

6. Dr.Ida Bagus Anom Purbawangsa, SE.,MM., selaku dosen pembimbing atas waktu, bimbingan, masukan serta motivasinya selama penyelesaian skripsi ini.

7. Segenap dosen pengajar di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana atas segala bimbingan yang diberikan selama penulis menempuh pendidikan.

8. Keluarga tercinta : Orang Tua (I Wayan Priatna, SH dan Rai Ariani), kakak (Andy Agastya) dan Adik (Erni Ermawati) yang senantiasa mendukung dan mendoakan tiada hentinya untuk memotivasi penulis dalam studi.

9. Teman - teman seperjuangan di Program Ekstensi dan lain - lain yang selalu memberikan semangat, saran dan motivasi dalam proses penyusunan skripsi ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi dan perhatian sehingga skripsi ini dapat di selesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Denpasar, 11 Januari 2016


(7)

Judul : Pengaruh Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga, Pertumbuhan Kredit, RisikoKredit,Likuiditas dan Kondisi Ekonomi Terhadap Profitabilitas Pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia Nama : Ni Made Elin Sukmawati

NIM : 1215251003

Abstrak

Profitabilitas merupakan kemampuan bank menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur tingkat kinerja suatu bank, profitabilitas tinggi dapat menunjukkan kinerja keuangan yang baik, sebaliknya jika profitabilitas yang dicapai rendah mengindikasikan kurang maksimalnya kinerja keuangan manajemen dalam menghasilkan laba. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan dana pihak ketiga, pertumbuhan kredit, risiko kredit, likuiditas dan kondisi konomi terhadap profitabilitas pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesiaperiode2012-2014. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dan didapatkan sebanyak 18 sampel perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi non partisipan. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui situs www.idx.co.id. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis regresi linier berganda dengan bantuan aplikasi SPSS 13 for windows.

Hasil analisis menunjukkan secara parsial pertumbuhan dana pihak ketiga berpengaruh positif tidak signifikan terhadapprofitabilitas, pertumbuhan kreditberpengaruh negatif tidak signifikan terhadap profitabilitas, risiko kredit berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas, likuiditas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap profitabilitas dan kondisi ekonomi berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Secara simultan pertumbuhan dana pihak ketiga, pertumbuhan kredit, risiko kredit, likuiditas dan kondisi ekonomi berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas

Profitabilitas dapat ditingkatkan jika pihak bank mampu memaksimalkan penyaluran kredit ke masyarakat sertamenekan risiko kredit dengan menerapkan prinsip kehati - hatian dalam pengelolaan kreditnyasehingga kredit yang disalurkan lebih maksimal dan berpengaruh terhadap peningkatan profitabilitas. Kata kunci: profitabilitas, pertumbuhan dana pihak ketiga, pertumbuhan kredit,


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Kegunaan Penelitian ... 12

1.5 Sistematika Penulisan ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep ... 15

2.1.1 Profitabilitas ... 15

2.1.2 Pertumbuhan dana pihak ketiga ... 17

2.1.3 Pertumbuhan kredit ... 19

2.1.4 Risiko kredit ... 21

2.1.5 Likuiditas ... 23

2.1.6 Kondisi ekonomi ... 25

2.2 Hipotesis Penelitian ... 27

2.2.1 Pengaruh pertumbuhan dana pihak ketiga terhadap profitabilitas ... 27

2.2.2 Pengaruh pertumbuhan kredit terhadap profitabilitas.. 28

2.2.3 Pengaruh risiko kredit terhadap profitabilitas ... 29

2.2.4 Pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas ... 30

2.2.5 Pengaruh kondisi ekonomi terhadap profitabilitas ... 31

2.2.6 Pengaruh pertumbuhan dana pihak ketiga, pertumbuhan kredit, risiko kredit,likuiditas, dan kondisi ekonomi terhadap profitabilitas ... 32

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 33

3.2 Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 34

3.3 Obyek Penelitian ... 34

3.4 Identifikasi Variabel ... 34

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 35


(9)

3.6.1 Jenis data ... 39

3.6.2 Sumber data ... 39

3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 39

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 40

3.9 Teknik Analisis Data ... 41

3.9.1 Analisis regresi linier berganda ... 41

3.9.2 Uji asumsi klasik ... 42

3.9.3 Uji parsial (t-test) ... 44

3.9.4 Ujikelayakan model (F-test) ... 45

3.9.5 Uji koefisien determinasi ... 46

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian ... 47

4.1.1 Gambaran umum industri perbankan di Bursa Efek Indonesia ... 47

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 48

4.2.1 Hasil statistik deskriptif ... 48

4.2.2 Hasil uji asumsi klasik ... 50

4.2.3 Hasil analisis regresi linier berganda ... 54

4.2.4 Hasil uji kelayakan model (F-test) dan koefisien determinasi ... 56

4.2.5 Hasil uji hipotesis (t-test) ... 57

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 59

4.3.1 Pengaruh pertumbuhan dana pihak ketiga terhadap profitabilitas ... 59

4.3.2 Pengaruh pertumbuhan kredit terhadap profitabilitas . 60 4.3.3 Pengaruh risiko kredit terhadap profitabilitas ... 61

4.3.4 Pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas ... 62

4.3.5 Pengaruh kondisi ekonomi terhadap profitabilitas ... 63

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 65

5.2 Saran ... 66

DAFTAR RUJUKAN ... 67


(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1.1 Rata - rata Pertumbuhan DPK, Pertumbuhan

Kredit, Risiko Kredit, Likuiditas, Pertumbuhan GDP

dan Profitabilitas Sektor Perbankanperiode 2012-2014 ... 9

3.1 Seleksi Sampel berdasarkan Kriteria ... 40

4.1 Hasil Statistik Deskriptif ... 48

4.2 Hasil Uji Normalitas ... 51

4.3 Hasil Uji Multikolinieritas ... 51

4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 52

4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 53

4.6 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 54

4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 56


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1. Populasi perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia

periode 2012-2014 ... 76

2. Sampel perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014 ... 77

3. Perhitungan ROA perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014 ... 78

4. Perhitungan Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesiaperiode 2012-2014 ... 80

5. Perhitungan Pertumbuhan Kredit perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014 ... 82

6. Perhitungan Risiko Kredit (NPL) perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014 ... 84

7. Perhitungan Likuiditas (LDR) perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014 ... 86

8. Perhitungan Pertumbuhan GDP tahun 2012-2014 ... 88

9. Reseacrh gap penelitian sebelumnya ... 89

10. Analisis Statistik Deskriptif ... 95

11. Uji Normalitas ... 96

12. Uji Multikolinieritas... 97

13. Uji Autokorelasi ... 98

14. Uji Heteroskedastisitas... 99


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Industriperbankanmempunyaiperanan yang sangat penting bagi perekonomian di suatu negara, dimana hampir setiap aspek kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari bank dan lembaga keuangan. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan mengeluarkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit, dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak ini sesuai dengan Undang - undang No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.

Dinamisnya aktivitas perekonomian masyarakat menuntut agar setiap bank mampu memberikan kepercayaan bagi masyarakat dalam fungsi utama bank yaitu sebagai lembaga intermediary keuangan yang menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat secara efisien. Efisien dan optimalnya penghimpunan dan penyaluran dana yang dilakukan oleh bank akan sejalan dengan tujuan utama perbankan yaitu mencapai tingkat profitabilitas yang optimal (Miadalyni, 2013).

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan atau memperolehlabaselamaperiodetertentu dengan menggunakan aktiva yang produktif atau modal, baik modal secara keseluruhan maupunmodalsendiri (Munawir,2010:33). Profitabilitasdapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh selama periode tertentu dengan jumlah aktiva atau modal yang dimiliki bank tersebut.


(14)

Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur tingkat kinerja suatu bank. Profitabilitas yang tinggi dapat menunjukkan kinerja keuangan bank yang baik, sebaliknya jika profitabilitas yang dicapai rendah, mengindikasikan kurang maksimalnya kinerja keuangan manajemen dalam menghasilkan laba (Sutrisno, 2012:222). Bank harus senantiasa menjaga tingkat profitabilitasnya tetap stabil bahkan meningkat agar mampu memenuhi kewajiban kepada pemegang saham, meningkatkan daya tarik investor dalam menanamkan modal, dan meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menyimpan kelebihan dana yang dimiliki pada bank.

Agar dapat memaksimalkan tingkat profitabilitas, pihak bank perlu mengetahui faktor - faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap profitabilitas. Faktor - faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas menurut Kasmir (2008:89) yaitu dapatdipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal bank yang mempengaruhi profitabilitas dapat dilihat dari pertumbuhan dana pihak ketiga, pertumbuhan kredit, risiko kredit, dan likuiditas (Sudiyatno, 2010), sedangkan dari sisi eksternal bank dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang dapat diukur dengan pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP).

Penelitian sebelumnya mengenai pertumbuhan dana pihak ketiga terhadap profitabilitas yang dilakukan oleh Suputra (2014) dan Ismawati (2009) menyatakan bahwa pertumbuhan dana pihak ketiga berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas, tetapi hasil penelitian yang berbeda ditemukan oleh Sujana (2013) yang menyatakan bahwa pertumbuhan dana pihak ketiga tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.


(15)

Penelitian mengenai pengaruh pertumbuhan kredit terhadap profitabilitas yang dilakukan oleh Sigid (2014), Sehrish Gul et al. (2011) mendapatkan hasil pertumbuhan kredit berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Penelitian tersebut didukung Antoni dan Muhammad Nasri (2015) yang juga memperoleh hasil bahwa pertumbuhan kredit berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Sementara hasil berbeda ditemukan oleh Arta (2014) yang menyatakan pertumbuhan kredit berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas.

Penelitian sebelumnya mengenai pengaruh risiko kredit terhadap profitabilitas yang dilakukan oleh Rahman et al. (2015), Gizaw et al. (2015)dan Agustiningrum (2013) menyatakan bahwa risiko kredit berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Boahene (2012) dan Suleiman (2015) yang mendapatkan hasil risiko kredit berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.

Penelitian yang dilakukanoleh Dewi (2015), Miadalyni (2013) dan Rengasamy(2014)mengenai pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas, namun hasil yang berbeda mengenai pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas ditemukan dari penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2014) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas.


(16)

Penelitian mengenai pengaruh kondisi ekonomi yang diproksikan dengan pertumbuhangross domestic product(GDP) terhadap profitabilitas yang dilakukan oleh Qinhua dan Meiling (2014), Ali et al. (2011) dan Kiganda (2014) menyatakan bahwa pertumbuhan GDP berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank, sedangkan menurut Hendrayanti (2013), Hamdy dan Henny (2015) menyatakan bahwa pertumbuhan GDP berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya, dimana terdapat research gap pada masing - masing variabel yang mempengaruhi profitabilitas. Maka hal ini membuat peneliti terdorong untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pertumbuhan dana pihak ketiga, pertumbuhan kredit, risiko kredit, likuiditas dan kondisi ekonomi terhadap profitabilitas pada industri perbankan di bursa efek indonesia.

Pertumbuhan dana pihak ketiga merupakan salah satu faktor internal yang dapat berpengaruh terhadap peningkatan profitabilitas (Dendawijaya, 2009:49). Hal ini dikarenakan dana pihak ketiga merupakan komponen pasiva likuid, yang dananya dapat dengan cepat untuk diputar kembali sehingga dapat meningkatkan profitabilitas. Pertumbuhan dana pihak ketiga mencerminkan seberapa besar perubahan dana yang berhasil dihimpun oleh bank dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro dan deposito berjangka. Pertumbuhan dana pihak ketiga diukur dari perbandingan antara selisih total dana pihak ketiga pada tahun tertentu dan tahun sebelumnya dengan total dana pihak ketiga tahun sebelumnya yang dimiliki oleh bank (Natanael, 2011).


(17)

Sumber dana dari masyarakat ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatanoperasional bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana pihak ketiga (Suputra, 2014). Meningkatnya dana pihak ketiga sebagai sumber dana utama bank, bank dapat menempatkan dana tersebut ke dalam aktiva produktif yaitu kredit. Penempatan dalam bentuk kredit ini akan memberikan kontribusi pendapatan bunga bagi bank yang akan berdampak terhadap peningkatan profitabilitas (Cahyani, 2013).

Pertumbuhan kredit juga merupakan salah satu faktor internal yang berperan penting dalam peningkatan profitabilitas. Hal ini dikarenakan kegiatan perkreditan bisa menjadi sumber pendapatan utama dan terbesar bagi bank. Pertumbuhan kredit menggambarkan tingkat perkembangan volume kredit yang disalurkan kepada pihak ketiga dalam periode tertentu (Suputra,2014). Pertumbuhan kredit dapat dihitung dari selisih antara jumlah kredit yang diberikan pada periode saat ini dengan jumlah kredit yang diberikan periode sebelumnya dibandingkandengan jumlah kredit yang diberikan periode sebelumnya yang dinyatakan dalam persentase (%) (Sastrawan, 2014).

Saat permintaan nasabah akan kredit mengalami pertumbuhan dengan catatan tidak ada kredit yang macet, maka profit yang diperoleh bank tersebut juga akan tumbuh karena mendapat bunga pinjaman dari kredit. Semakin tinggi pertumbuhan kredit maka semakin baik kualitas dan kuantitas kredit, maka semakin tinggi juga kesempatan bank untuk menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat atau debitur, sehingga kesempatan memperoleh laba semakin besar (Prawira, 2014).


(18)

Bank dalam penyaluran kreditnya sangat rentan terhadap risiko kredit yang menjadi salah satu penyebab utama bank mengalami masalah kebangkrutan. Surat Edaran Bank indonesia No.13/24/DPNP/2011 menyatakan bahwa risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank. Risiko ini akan semakin besar bila bank tidak mampu meningkatkanatau memperbaiki kualitas kredit yang disalurkan, karena pada dasarnya bank menanamkan sejumlah dananya dalam bentuk kredit dengan harapan bisa meningkatkan profitabilitas (Rahmi, 2014). Pihak bank harus mengumpulkan informasi yang memadai tentang nasabahnya sebelum kredit disalurkan, hal ini dilakukan untuk meminimalisir risiko kredit yang akan dihadapi di kemudian hari. Informasi ini biasanya dikumpulkan selama dokumentasi kredit.

Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur bagaimana kemampuan bank meminimalkan kredit bermasalah yang dihadapi (Puspitasari, 2009). NPL merupakan perbandingan antara total kredit bermasalah dengan total kredit yang diberikan bank kepada debitur. Rasio NPL yang tinggi tentu akan memperbesar biaya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba yang diperoleh bank (Fifit, 2013).

Pengelolaan likuiditas merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kegiatan operasional bank, hal tersebut dikarenakan dana yang dikelola oleh bank


(19)

sebagian besar adalah dana dari masyarakat yang bersifat jangka pendek dan dapat ditarik sewaktu - waktu (Puspitasari, 2009). Uremadu (2012) menyatakan bahwa likuiditas dapat diartikan sebagai kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dengan kata lain, bank dapat membayar kembali pencairan dana para deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. Manajemen likuiditas yang baik sangat penting bagi suatu bank untuk memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek di dalam kegiatan operasionalnya (Saleem dan Rehman 2011).

Rasio likuiditas yang paling umum digunakan dalam perbankan adalah Loan to Deposit Ratio (LDR) (Sudirman, 2013:185). LDR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank (Defri, 2012). Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 15/7/PBI/2013 batas aman LDR pada bank berkisar antara 78% - 100%. Tinggi rendahnya tingkat LDR suatu bank akan mempengaruhi profitabilitas bank tersebut. Semakin besar jumlah dana yang disalurkan kepada nasabah dalam bentuk kredit maka penghasilan bunga yang diperoleh akan meningkat, hal ini akan membuat profitabilitas bank juga meningkat dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif. Tetapi apabila bank mengalami kesulitan dalam menyalurkan dana, hal ini membuat banyak dana yang menganggur dan menyebabkan tingkat profitabilitas bank menurun karena bank tidak efektif dalam menyalurkan kreditnya kepada masyarakat (Rahmi, 2014).


(20)

Kondisi ekonomi makro menjadi salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perbankan dalam memperoleh profit (Sufian dan Chong, 2008). Indikator yang paling tepat digunakan untuk mengukur kondisi ekonomi di suatu negara adalah pertumbuhan gross domestic product (GDP), karena pertumbuhan GDP dianggap sebagai ukuran terbaik dari kinerja perekonomian (Mankiw, 2000:15). GDP merupakan total nilai pasar dari barang jadi dan jasa yang dihasilkan di dalam suatu negara selama satu tahun tertentu (Tandelilin, 2010:342). Pertumbuhan GDP yang cepat dapat merupakan indikasi terjadinya pertumbuhan ekonomi yang semakin baik di suatu negara. Pertumbuhan ekonomi yang semakin baik tentu akan mempengaruhi kinerja perbankan, diantaranya akan mempengaruhi permintaan dan penawaran kredit serta simpanan dana pihak ketiga (Suteja dan Gerinata, 2014).

Suteja dan Gerinata (2014) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pertumbuhan GDP, maka tingkat profitabilitas bank juga akan meningkat. Pertumbuhan GDP akan meningkatkan permintaan atas kredit perbankan, hal ini dikarenakan kegiatan ekonomi yang mengalami peningkatan produksi barang dan jasa membutuhkan sumber pembiayaan dan ini dapat diberikan bank melalui penyaluran kredit. Meningkatnya permintaan atas kredit, bank akan memperoleh peningkatan laba dari bunga kredit yang akhirnya akan meningatkan profitabilitas bank.


(21)

Berikut ini akan disajikan nilai rata - rata dari masing - masing variabel yaitu pertumbuhan dana pihak ketiga, pertumbuhan kredit, risiko kredit, likuiditas, pertumbuhan GDP dan profitabilitas pada sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014 dengan mengambil 18 perusahaan sebagai sampel.

Tabel 1.1 Rata - rata Pertumbuhan DPK, Pertumbuhan Kredit, Risiko Kredit, Likuiditas, Pertumbuhan GDPdan Profitabilitas Sektor Perbankan periode 2012-2014

Variabel Tahun

2012 2013 2014

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (%) 23,83 17,62 19,60

Pertumbuhan Kredit(%) 28,55 25,58 19,65

Risiko Kredit (%) 1,46 1,23 1,71

Likuiditas (%) 78,76 84,53 84,76

Pertumbuhan GDP(%) 9,36 8,88 14,52

Profitabilitas (%) 2,08 2,17 1,67

Sumber : Lampiran 4,5,6,7,8 dan 9, Data diolah

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dijelaskan bahwa rata - rata pertumbuhan dana pihak ketiga sektor perbankan dari tahun 2012 sampai tahun 2014 berfluktuasi, hal ini terlihat dari rata -rata pertumbuhan dana pihak ketiga tahun 2012 sebesar 23,83% kemudian mengalami penurunan di tahun 2013 menjadi 17,62% namun kembali mengalami kenaikan menjadi 19,65% di tahun 2014, rata - rata pertumbuhan kredit sektor perbankan tahun 2012 sampai 2014 terus mengalami penurunan dari 28,55% menjadi 25,58% dan kembali menurun menjadi 19,65% di tahun 2014, rata - rata risiko kredit yang dihitung dengan non performing loan (NPL) di tahun 2012 sebesar 1,46% kemudian mengalami penurunan di tahun 2013 menjadi 1,23% tetapi di tahun 2014 risiko kredit meningkat menjadi 1,71%


(22)

hal ini mengindikasikan kualitas kredit yang disalurkan di tahun 2014 cukup buruk.

Rata - rata likuiditas yang dihitung dengan loan to deposit ratio (LDR) sektor perbankan tahun 2012 sampai 2014 selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya masing - masing sebesar 78,76%, 84,53% dan 84,76%, hal ini menunjukkan sektor perbankan mampu menjaga tingkat likuditasnya dengan baik. Rata-rata pertumbuhan GDP negara indonesia di tahun 2012 sebesar 9,36% kemudian mengalami penurunan menjadi 8,88% di tahun 2013 dan di tahun 2014 pertumbuhan GDP kembali meningkat menjadi 14,52%. Rata - rata profitabilitas yang dihitung dengan Return on Asset (ROA) sektor perbankan tahun 2012 sebesar 2,08% kemudianmengalami peningkatan di tahun 2013 menjadi 2,17% namun di tahun 2014 rata - rata ROA mengalami penurunan menjadi 1,67%.

Penelitian ini dilakukan pada industri perbankan di Bursa Efek Indonesia. Peneliti memilih industri perbankan karena perkembangan industri perbankan yang semakin modern dan aktif mulai mendominasi perkembangan ekonomi dan bisnis suatu negara, selain itu didasari juga oleh adanya kenyataan bahwa perusahaan perbankan adalah perusahaan yang sangat menunjang perekonomian Indonesia secara meyeluruh, baik dalam memberikan jasa kredit pinjaman untuk usaha mikro maupun makro dan juga sebagai media penyimpan dana yang aman bagi para nasabahnya.


(23)

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, maka perumusan masalah di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah pertumbuhan dana pihak ketiga berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas?

2. Apakah pertumbuhan kredit berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas?

3. Apakah risiko kredit berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas? 4. Apakah likuiditas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas? 5. Apakah kondisi ekonomi berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas?

6. Apakah pertumbuhan dana pihak ketiga, pertumbuhan kredit, risiko kredit, likuiditas, dan kondisi ekonomi berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh pertumbuhan dana pihak ketiga terhadap profitabilitas.

2. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh pertumbuhan kredit terhadap profitabilitas.

3. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh risiko kredit terhadap profitabilitas.


(24)

4. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas.

5. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh kondisi ekonomi terhadap profitabilitas

6. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh pertumbuhan dana pihak ketiga, pertumbuhan kredit, risiko kredit, likuiditas dan kondisi ekonomi terhadap profitabilitas.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut :

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk meningkatkan wawasan mengenai pengaruh pertumbuhan dana pihak ketiga, pertumbuhan kredit, risiko kredit, likuiditas dan kondisi ekonomi terhadap profitabilitas pada industri perbankan di Bursa Efek Indonesia yang nantinya dapat dijadikan sebagai refrensi atau pembanding dalam penelitian yang akan datang.

2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tambahan dan sebagai bahan pertimbangan bagi lembaga perbankan dalam pengambilan keputusan untuk peningkatan profitabilitas.


(25)

1.5 Sistematika Penulisan

Sebagai arahan dalam memahami skripsi ini, digunakan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian

Bab ini menguraikan berbagai landasan teori yang relevan sebagai acuan dan landasan untuk mendukung pokok permasalahan yang berkaitan dengan pertumbuhan dana pihak ketiga, pertumbuhan kredit, risiko kredit, likuiditas, kondisi ekonomi dan hipotesis penelitian.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan metode penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data dan teknik analisis data yang digunakan.

BAB IV Data dan Pembahasan Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum perusahaan yang diteliti, deskripsi data hasil penelitian, dan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.


(26)

BAB V Simpulan dan Saran

Bab ini menguraikan simpulan yang diperoleh dari hasil analisis dalam pembahasan serta saran - saran yang diberikan untuk pengembangan bagi penelitian selanjutnya.


(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba yang dihasilkan dari penjualan, pendapatan investasi, aset dan modal saham tertentu. Profitabilitas jugamenunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba atau ukuran efektivitas pengelolaan manajemen (Wiagustini, 2010:76). Profitabilitas dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh selama periode tertentu dengan jumlah aktiva atau modal perusahaan tersebut yang dinyatakan dalam persentase (Sartono, 2010:122). Niresh dan Velnampy (2014) menyatakan bahwa profitabilitas dapat dikaitkan dengan perubahan hasil output baik dari peningkatan permintaan atau pengurangan biaya.

Profitabilitas mempunyai arti penting bagi bank karena merupakan salah satu dasar untuk penilaian kondisi kesehatan suatu bank. Bank dengan tingkat profitabilitas yang cenderung mengalami peningkatan dapat meningkatkan daya saing bank tersebut. Tingkat profitabilitas juga dapat menggambarkan kinerja bank yang dilihat dari kemampuan bank dalam menghasilkan profit. Kemampuan suatu bank memperoleh profit ini menunjukkan apakah bank tersebut mempunyai prospek yang baik atau tidak dimasa yang akan datang.


(28)

Rasio pengukuran profitabilitas menurut Wiagustini (2010:81) dapat diukur dengan :

1) Profit Margin

Profit Margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba yang dicapai dibandingkan dengan penjualan.

2) Return On Assets (ROA)

ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank menghasilkan laba dari total aktiva yang digunakan.

3) Return On Equity (ROE)

ROE merupakan rasio yang mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut.

Profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan dengan Return On Assets (ROA). Rasio ini digunakan karena ROA merupakan rasio yang penting bagi bank untuk mengukur efektivitas suatu bank dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya (Agustiningrum, 2013). Selain itu Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang dananya sebagian besar berasal dari masyarakat (Dendawijaya, 2003:121).

ROA adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total asset bank hal ini sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004. Total asset yang biasanya digunakan untuk mengukur ROA suatu bank adalah jumlah aset- aset produktif yang terdiri dari penempatan surat-surat berharga seperti sertifikat Bank


(29)

Indonesia, surat berharga pasar uang, penempatan dalam saham perusahaan lain, penempatan pada call money atau money market dan penempatan dalam bentuk kredit (Arimi, 2012). ROA menggambarkan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan. Sesuai dengan kerangka penilaian kesehatan bank, Bank Indonesia akan memberikan score maksimal 100 (sehat) apabila bank memiliki ROA > 1,5% (Hasibuan, 2002:100). Tinggi rendahnya ROA tergantung pada pengelolaan aset bank yang menggambarkan efisiensi dan efektivitas dari operasional bank tersebut.

Semakin besar hasil perhitungan ROA menunjukkan profitabilitas bank semakin baik karena setiap aktiva yang dimiliki dapat mengasilkan return, selain itu nilai ROA yang tinggi juga menunjukkan bahwa bank tersebut memiliki prospek yang baik kedepannya karena memiliki potensi untuk peningkatan perolehan keuntungan, sebaliknya nilai ROA yang negatif menunjukkan total aktiva yang dipergunakan tidak memberikan keuntungan atau kerugian.

2.1.2 Pertumbuhan dana pihak ketiga

Bank memiliki kegiatan utama yaitu menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Kegiatan menghimpun dana tersebut dilakukan dengan mencari alternatif sumber dana, dan salah satu sumber dana utama bank berasal dari masyarakat. Dana yang berasal dari masyarakat luas ini disebut dengan dana pihak ketiga. Dana pihak ketiga adalah dana-dana yang berasal dari masyarakat, baik perorangan maupun badan usaha, yang diperoleh bank dengan menggunakan berbagai instrumen produk simpanan yang dimiliki oleh bank (Riyadi, 2006:79).


(30)

Dana - dana pihak ketiga yang dihimpun dari masyarakat merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank mencapai 80% - 90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank (Dendawijaya, 2009:49). Bank dapat memanfaatkan dana dari pihak ketiga ini untuk ditempatkan pada pos-pos yang dapat menghasilkan pendapatan bagi bank, diantaranya dalam bentuk kredit. Dengan adanya pertumbuhan dana pihak ketiga akan mempengaruhi kemampuan bank dalam menyalurkan kreditnya. Apabila dana yang dimiliki suatu bank semakinbanyak, makasemakin besarpeluang bagi bank tersebut untuk melakukan kegiatan-kegiatan dalam mencapai tujuannya (Sukma, 2013).

Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank atau dana yang bersumber dari pihak ketiga dan dapat dihimpun oleh sektor perbankan adalah sebagai berikut:

1) Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan.

2) Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. 3) Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada


(31)

Pertumbuhan dana pihak ketiga mencerminkan seberapa besar perubahan dana yang berhasil dihimpun oleh bank dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro dan deposito berjangka. Pertumbuhan dana pihak ketiga diukur dari perbandingan antara selisih total dana pihak ketiga pada periode saat ini dan periode sebelumnya dengan total dana pihak ketiga periode sebelumnya yang dimiliki oleh bank (Rachmawati, 2013). Pertumbuhan dana pihak ketiga dapat menentukan jumlah pertumbuhan kredit di tahun berikutnya dimana pertumbuhan tersebut dapat menentukan tingkat profitabilitas suatu bank. Semakin tinggi pertumbuhan dana pihak ketiga mengakibatkan pertumbuhan kredit yang besar pula dengan pemberian kredit, bank akan mendapatkan keuntungan berupa bunga yang akan menjadi pendapatan bunga. Meningkatnya pendapatan bunga dapat memberikan kontribusi laba terhadap bank sehingga profitabilitas bank dapat meningkat (Tenrilau, 2012).

2.1.3 Pertumbuhan kredit

Perkreditan merupakan kegiatan yang paling penting bagi perbankan karena kredit juga merupakan salah satu sumber dana penting untuk setiap jenis usaha. Kredit yang diberikan oleh bank merupakan bagian terbesar dari aset yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan. Oleh karena itu, kegiatan perkreditan merupakan tulang punggung dari kegiatan utama bank. Kredit dapat menjadi sumber pendapatan dan keuntungan bank yang terbesar. Sesuai dengan undang- undang No. 10 tahun 1998, kredit dapat diartikan sebagai penyediaan uang atau tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank


(32)

dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Kredit berperan penting bagi masyarakat karena membantu mencukupi kebutuhan modal dalam membiayai kegiatan operasional, sedangkan bagi bank sendiri kredit berperan dalam meningkatkan profit atau laba bank, dengan kata lain profitabilitas bank akan meningkat bila didukung peningkatan pertumbuhan kredit (Shamsuddoha, 2012). Hal ini dikarenakan saat bank menyalurkan kreditnya, bank akan memperoleh pendapatan yang berasal dari bunga kredit yang disalurkan kepada masyarakat.

Pertumbuhan kredit menggambarkan tingkat perkembangan volume kredit yang disalurkan pihak ketiga dalam periode tertentu. Istilah pertumbuhan kredit menurut Hakim (2009) dapat diartikan sebagai jumlah dari pertumbuhan aktiva produktif yang dalam hal ini adalah kredit, yang merupakan penyerahan uang dari satu pihak (kreditur) kepada pihak lain (debitur) atas dasar kepercayaan dengan janji membayar pada tanggal yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Secara sederhana pertumbuhan kredit disimpulkan sebagai pertumbuhan dari penyediaan uang atau tagihan berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank (kreditur) dengan pihak lain (debitur), yang mewajibkan pihak lain tersebut untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Pertumbuhan kredit dapat diukur atau dihitung dari selisih antara jumlah kredit yang diberikan pada periode saat ini dengan jumlah kredit yang diberikan periode sebelumnya dibandingkan dengan jumlah kredit yang diberikan periode sebelumnya yang dinyatakan dalam persentase (%). Jika pertumbuhan kredit


(33)

semakin baik dan berkesinambungan maka dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mengakses dana serta mampu meningkatkan pertumbuhan pendapatan bunga bank (Mukarromah, 2014).

Athanasoglou et al. (2008) menyatakan bahwa jika pemberian kredit dikelola dengan baik, maka intensitas kredit tersebut dapat meningkatkan profitabilitas bank. Semakin tinggi pertumbuhan kredit maka akan semakin baik kualitas dan kuantitas kredit, maka semakin tinggi kesempatan bank untuk menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat atau debitur, sehingga kesempatan memperoleh laba semakin besar (Prawira, 2014).

2.1.4 Risiko kredit

Kegiatan perkreditan merupakan tulang punggung dari kegiatan utama bank, karena kredit bisa menjadi sumber utama pendapatan bank sehingga berdampak terhadap peningkatan profitabilitas. Kegiatan pemberian kredit oleh bank tidak lepas dari risiko kredit yang juga harus dihadapi. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP/2011 menyatakan bahwa risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank. Risiko kredit yang paling sering dihadapi oleh pihak bank adalah ketidakmampuan nasabah dalam mengembalikan pinjamannya sesuai jangka waktu yang telah ditentukan. Karena berbagai sebab, debitur mungkin saja menjadi tidak memenuhi kewajibannya kepada bank seperti pembayaran pokok pinjaman atau pembayaran bunga (Kasmir, 2010:75).


(34)

Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio keuangan yang digunakan sebagai proksi terhadap nilai suatu risiko kredit. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menangani risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 Lampiran 14, NPL diukur dari rasio perbandingan antara kredit bermasalah terhadap total kredit yang diberikan. NPL juga merupakan persentase jumlah kredit bermasalah dengan kriteria kurang lancar, diragukan dan macet terhadap total kredit yang disalurkan bank (Siamat, 2005:320).

Dampak dari NPL yang tidak wajar salah satunya adalah hilangnya kesempatan memperoleh income (pendapatan) dari kredit yang diberikan, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi profitabilitas bank. Rasio NPL yang tinggi juga akan memperbesar biaya, baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya lain sehingga berpeluang menimbulkan kerugian pada bank.Jika tidak ditangani dengan baik maka kredit bermasalah atau NPL merupakan sumber kerugian yang potensial bagi bank.Karimet al. (2010) juga menyatakan bahwa bank dengan tingkat kredit bermasalah yang tinggi cenderung akan mengalami peluang kebangkrutan yang besar dan juga menunjukkan efisiensi bank yang rendah dalam mengelola kredit bermasalah yang dihadapinya.

Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga


(35)

berpengaruh terhadap penurunan laba (ROA) yang diperoleh bank (Poudel, 2012). Selain itu semakin besar tingkat NPL juga menunjukkan bahwa bank tersebut tidak profesional dalam pengelolaan kreditnya, sekaligus memberikan indikasi bahwa tingkat risiko atas pemberian kredit pada bank tersebut cukup tinggi searah dengan tingginya NPL yang dihadapi bank.

Peraturan Bank Indonesia menetapkan batas maksimum NPL yaitu 5% agar tidak mempengaruhi tingkat kesehatan bank tersebut. Oleh sebab itu bank dituntut untuk selalu menjaga agar tingkat NPL tidak melebihi batas maksimal yang disyaratkan Bank Indonesia yaitu 5%, jika melebihi 5% maka Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang harus disediakan bank guna menutup kredit bermasalah akan semakin besar serta mempengaruhi penilaian tingkat kesehatan bank yang bersangkutan, yaitu akan mengurangi nilai/skor yang diperolehnya (Riyadi, 2006:163).

2.1.5 Likuiditas

Likuiditas menggambarkan bagaimana kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Munawir (2007:31) menyatakan bahwa likuiditas merupakan kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Dengan kata lain,pihak bank dapat membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. Rasio ini penting karena kegagalan dalam membayar kewajiban dapat menyebabkan kebangkrutan perusahaan.


(36)

Pengelolaan likuiditas merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kegiatan opersional bank, hal tersebut dikarenakan dana yang dikelola oleh bank sebagian besar adalah dana dari masyarakat yang bersifat jangka pendek dan sewaktu - waktu dapat ditarik (Puspitasari, 2009). Kemampuan bank dalam mengelola likuiditasnya akan berdampak terhadap kepercayaan masyarakat kepada bank itu sendiri sehingga akan membantu kelangsungan operasional maupun keberadaan bank tersebut. Selain itu, pengelolan likuiditas yang baik oleh bank juga sangat penting terutama jika terjadi krisis ekonomi global (Vodova, 2011).

Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio likuiditas yang umum digunakan di dalam perbankan (Sudirman, 2013:185).BerdasarkanPeraturan Bank Indonesia No.15/7/PBI/2013 LDR merupakan rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk kredit kepada bank lain, terhadap dana pihak ketiga yang mencakup giro, tabungan, deposito dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk dana antar bank. LDR merupakan pengukuran terhadap seluruh kredit yang diberikan dengan total dana pihak ketiga yang dapat dihimpun oleh bank. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan tingkat keuntungan bank. Jika bank tidak mampu menyalurkan kredit sementara dana yang terhimpun berjumlah besar maka akan menyebabkan kerugian pada bank (Kasmir, 2008:245).

LDR mencerminkan kemampuan suatu bank dalam menyalurkan kredit dan mengumpulkan dana dari masyarakat. LDR juga akan menunjukkan bagaimana tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang


(37)

dihimpun oleh bank yang bersangkutan. Semakin tinggi LDR, menunjukkan bahwa bank dapat melakukan fungsi intermediasi secara optimal. Begitu juga sebaliknya semakin rendah LDR berarti bank tidak dapat menjalankan fungsi intermediasinya secara optimal (Buchory, 2012).

Kemampuan bank dalam mengelola LDR akan berpengaruh terhadap profitabilitas.Jika bank mampu menyalurkan kredit secara maksimal namun tetap menjaga agar tingkat LDR tetap berada pada batas aman yaitu 78% - 100% maka profitabilitas yang dicapai akan lebih maksimal (Prasetyo, 2015). Tetapi sebaliknya jika bank tidak mampu menyalurkan kredit sementara dana yang terhimpun banyak maka akan menyebabkan bank tersebut mengalami kerugian karena kurangnya efektivitas bank dalam menyalurkan kreditnya (Zakaria, 2015).

2.1.6 Kondisi ekonomi

Kondisi ekonomi makro merupakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi bank dalam memperoleh profit. Indikator yang tepat digunakan untuk mengukur kondisi perekonomian suatu negara adalah pertumbuhan gross

domestic product (GDP). Pertumbuhan GDP suatu negara erat kaitannya dengan

kesejahteraan dankemakmuran yang dapat dirasakan oleh penduduk negara tersebut. GDPmerupakan nilai pasar semua barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam suatu periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi dalam suatu negara dan biasanya digunakan sebagai ukuran kesejahteraan ekonomi suatu negara (Case and Fair, 2007:21). GDP akan mempengaruhi berbagai faktor yang terkait dengan penawaran dan permintaan terhadap pinjaman, tabungan, giro,dan deposito (Suteja dan Gerinata, 2014).


(38)

Komponen GDP menurut (Mankiw, 2000:12) yaitu :

1) Konsumsi (consumption) adalah pengeluaran rumah tangga atas berbagai barang dan jasa.

2) Investasi (investment) adalah pembelian atas berbagai peralatan modal, persediaan dan struktur bisnis.

3) Pembelian pemerintah (government purchase) adalah mencakup pengeluaran atas barang dan jasa oleh seluruh lembaga dan tingkatan pemerintah.

4) Ekspor neto (net export), adalah pembelian oleh pihak asing atas berbagai barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri (ekspor) dikurangi pembelian domestik atas berbagai barang dan jasa yang diproduksi di luar negeri.

Pertumbuhan GDP menunjukkan sebagai pertumbuhan nilai dari barang dan jasa yang dihasilkan atau diproduksi oleh suatu negara dalam suatu periode tertentu dengan menjumlahkan semua output dari warga negara yang bersangkutan ditambah dengan warga negara asing yang bekerja di negara bersangkutan (Putong, 2002). Pertumbuhan GDP yang meningkat, menandakan perekonomian sedang tumbuh hal ini mengakibatkanpermintaan akan kredit meningkat karena kegiatan ekonomi yang mengalami peningkatan produksi barang dan jasa pasti membutuhkan sumber pembiayaan, dan ini dapat diberikan oleh bank melalui penyaluran kredit dengan penyaluran kredit pihak bank akan memperoleh pendapatan bunga yang pada akhirnya akan meningkatkan profitabilitas perbankan.


(39)

PertumbuhanGDP yang meningkat juga menandakan pertumbuhan ekonomi masyarakat semakin sejahtera, sehingga meningkatkan investasi dan

savingyang salah satunya dilakukan melalui bank. Kondisi ini dapat dimanfaatkan

bank untuk mengelola dana yang berhasil dihimpunnya untuk disalurkan kembali melalui kredit dan kegiatan usaha lainnya yang bertujuan untuk mendapatkan pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan profitabilitas bank, tetapi sebaliknya ketika pertumbuhan GDP melambat terutama ketika resesi, kualitas kredit akan memburuk menyebabkan default meningkat, sehingga mengurangi tingkat profitabilitas perbankan (Nufus, 2014).

2.2 Hipotesis Penelitian

2.2.1 Pengaruh pertumbuhan dana pihak ketiga terhadap profitabilitas Dana pihak ketiga merupakan sumber dana yang berasal dari masyarakat, baik perorangan maupun badan usaha, yang diperoleh bank dengan menggunakan berbagai instrumen produk simpanan yang dimiliki oleh bank. Dana masyarakat merupakan dana terbesar yang dimiliki oleh bank dan ini sesuai dengan fungsi bank sebagai penghimpun dana dari pihak - pihak yang kelebihan dana dalam masyarakat (Cahyani, 2013). Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, suatu bank umum dapat menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, dan tabungan.

Pertumbuhan dana pihak ketiga dapat menentukan jumlah pertumbuhan kredit di tahun berikutnya dimana pertumbuhan tersebut dapat menentukan tingkat profitabilitas suatu bank. Semakin besar dana pihak ketiga yang dihimpun, maka semakin besar kemampuan bank untuk menyalurkannya kedalam bentuk kredit,


(40)

hal tersebut dapat meningkatkanpendapatan bank yang akan berdampak pula terhadap peningkatanprofitabilitas bank. Dengan demikian pertumbuhan dana pihak ketiga berpengaruh positif terhadap profitabilitas (Wityasari, 2014).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sudiyatno (2010), Ismawati (2009) dan Suputra (2014) yang menyatakan bahwa pertumbuhan dana pihak ketiga berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.

H1 : Pertumbuhan dana pihak ketiga berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.

2.2.2 Pengaruh pertumbuhan kredit terhadap profitabilitas

Pemberian kredit merupakan salah satu kegiatan bank dalam usahanya sebagai lembaga yang dipercaya untuk berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat. Dalam hal ini, bank memberi bantuan modal kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya terutama kebutuhan modal kerja melalui sarana kredit (Kurniawan, 2012). Kredit merupakan sumber pendapatan utama suatu bank dan diharapkan memberikan dampak positif terhadap profitabilitas bank.

Pertumbuhan kredit menggambarkan tingkat perkembangan volume kredit yang disalurkan kepada pihak ketiga yang mampu memberikan peningkatan profitabilitas dan meningkatan kinerja perbankan (Pradnyawati, 2012). Secara sederhana, pertumbuhan kredit disimpulkan sebagai pertumbuhan dari penyediaan uang atau tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara pihak kreditur dengan pihak debitur yang mewajibkan pihak lain tersebut untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Sastrawan, 2014). Semakin meningkatnya permintaan kredit, maka profit yang


(41)

akan diperoleh bank juga akan mengalami peningkatanhal ini dikarenakan bank mendapat hasil dari bunga pinjaman kredit yang disalurkan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dietrich dan Wanzenried (2010) dan Cahyani (2013) yang menyatakan bahwa pertumbuhan kredit berdampak positif signifikan terhadap profitabilitas. Penelitian serupa juga datang dari Prawira (2014), Antoni dan Muhammad Nasri (2015) yang menyatakan bahwa pertumbuhan kredit berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.

H2 : Pertumbuhan kredit berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.

2.2.3 Pengaruh risiko kredit terhadap profitabilitas

Surat Edaran Bank Indonesia No13/24/DPNP/2011 menyatakan bahwa risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank. Dalam penelitian ini digunakan Non Performing Loan (NPL) sebagai proksi untuk mengukur tingkat risiko kredit. NPL yang sering disebut kredit bermasalah dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesenjangan atau faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur (Putri, 2010).

Dendawijaya (2009:104) menyatakan bahwa dampak dari rasio NPL yang tidak wajar salah satunya adalah hilangnya kesempatan memperoleh income (pendapatan) dari kredit yang diberikan, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi profitabilitas bank. Semakin tinggi tingkat NPL menandakan bahwa risiko akan terjadinya kredit macet yang dihadapi juga tinggi sehingga mengurangi profitabilitas yang akan dicapai oleh bank. Sebaliknya jika


(42)

tingkat NPL rendah menandakan bahwa kualitas kredit bank tersebut berada pada kondisi yang baik sehingga profitabilitas yang akan dicapai juga tinggi.

Hasil penelitian mengenai pengaruh variabel risiko kredit terhadap profitabilitas yang dilakukan oleh Nawas et al. (2012) dan Poudel (2012) memperoleh hasil dimana risiko kredit berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas. Hal tersebut didukung oleh penelitian Sufian (2011) dan Kolapo et al. (2012) dimana diperoleh hasil risiko kredit berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar kredit bermasalah yang terjadi pada suatu bank maka akan mengakibatkan profitabilitas bank tersebut menjadi buruk.

H3 : Risiko kredit berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas.

2.2.4 Pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas

Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek.Defri (2012) menyatakan bahwa likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangkapendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain, bank dapat membayar kembali pencairan danadeposannya pada saat ditagih serta dapatmencukupi permintaan kredit yang telahdiajukan.

Penelitian ini menggunakan Loan to Deposti Ratio (LDR) untuk mengukur likuiditas suatu bank. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.15/7/PBI/2013 LDR merupakan rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk kredit kepada bank lain, terhadap dana pihak ketiga yang mencakup giro, tabungan, deposito dalam rupiah dan valuta asing,


(43)

tidak termasuk dana antarbank. Buyung (2009) menyatakan bahwa semakin tinggi LDR pada suatu bank menunjukkan jumlah kredit yang disalurkan lebih makimal dengan catatan kredit yang disalurkan tidak mengalami masalah sehingga berdampak pada peningkatan profitabilitas sebaliknya, semakin rendah LDR menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Agustininggrum (2013), Zakaria (2015) dan Astohar (2009) menunjukkan bahwa LDR berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Temuan serupa juga diperoleh Rengasamy (2014) dan Fahrizal (2013) dimana diperoleh hasil bahwa likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.

H4 : Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.

2.2.5 Pengaruh kondisi ekonomi terhadap profitabilitas

Pertumbuhan GDP dapat digunakan sebagai indikator dari kondisi perekonomian suatu negara dalam rentang waktu tertentu. GDP merupakan nilai pasar semua barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam suatu periode waktu tertentu oleh faktor–faktor produksi yang berlokasi dalam suatu negara. GDP akanmempengaruhi berbagai faktor yang terkait dengan penawaran dan permintaan terhadap pinjaman, tabungan, giro, dan deposito (Suteja dan Gerinata, 2014).

Pertumbuhan GDP suatu negara erat kaitannya dengan kesejahteraan dan kemakmuran yang dapat dirasakan oleh penduduk negara tersebut. Apabila pertumbuhan GDP meningkat maka akan diikuti dengan peningkatan pendapatan masyarakat sehingga kemampuan untuk menabung juga ikut meningkat. Kondisi


(44)

ini dapat dimanfaatkan bank untuk mengelola dana yang berhasil dihimpunnya untuk disalurkan kembali melalui kredit dan kegiatan usaha lainnya yang bertujuan untuk mendapatkan pendapatan bank yang pada akhirnya akan meningkatkan profitabilitas.

Hasil penelitian yang dilakukan dilakukan oleh Bilal et al. (2013), Ali et al. (2011) , Qinhua dan Meiling (2014) menyatakan bahwa pertumbuhan GDP berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Hal yang sama didapatkan oleh Ramadan et al. (2011) yang menyatakan bahwa pertumbuhan GDP berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.

H5 : Kondisi ekonomi berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas

2.2.6 Pengaruh pertumbuhan dana pihak ketiga, pertumbuhan kredit, risiko kredit, likuiditas dan kondisi ekonomi terhadap profitabilitas

H6 : Pertumbuhan dana pihak ketiga, pertumbuhan kredit, risiko kredit, likuiditas dan kondisi ekonomi berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.


(1)

PertumbuhanGDP yang meningkat juga menandakan pertumbuhan ekonomi masyarakat semakin sejahtera, sehingga meningkatkan investasi dan savingyang salah satunya dilakukan melalui bank. Kondisi ini dapat dimanfaatkan bank untuk mengelola dana yang berhasil dihimpunnya untuk disalurkan kembali melalui kredit dan kegiatan usaha lainnya yang bertujuan untuk mendapatkan pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan profitabilitas bank, tetapi sebaliknya ketika pertumbuhan GDP melambat terutama ketika resesi, kualitas kredit akan memburuk menyebabkan default meningkat, sehingga mengurangi tingkat profitabilitas perbankan (Nufus, 2014).

2.2 Hipotesis Penelitian

2.2.1 Pengaruh pertumbuhan dana pihak ketiga terhadap profitabilitas Dana pihak ketiga merupakan sumber dana yang berasal dari masyarakat, baik perorangan maupun badan usaha, yang diperoleh bank dengan menggunakan berbagai instrumen produk simpanan yang dimiliki oleh bank. Dana masyarakat merupakan dana terbesar yang dimiliki oleh bank dan ini sesuai dengan fungsi bank sebagai penghimpun dana dari pihak - pihak yang kelebihan dana dalam masyarakat (Cahyani, 2013). Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, suatu bank umum dapat menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, dan tabungan.

Pertumbuhan dana pihak ketiga dapat menentukan jumlah pertumbuhan kredit di tahun berikutnya dimana pertumbuhan tersebut dapat menentukan tingkat profitabilitas suatu bank. Semakin besar dana pihak ketiga yang dihimpun, maka semakin besar kemampuan bank untuk menyalurkannya kedalam bentuk kredit,


(2)

hal tersebut dapat meningkatkanpendapatan bank yang akan berdampak pula terhadap peningkatanprofitabilitas bank. Dengan demikian pertumbuhan dana pihak ketiga berpengaruh positif terhadap profitabilitas (Wityasari, 2014).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sudiyatno (2010), Ismawati (2009) dan Suputra (2014) yang menyatakan bahwa pertumbuhan dana pihak ketiga berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.

H1 : Pertumbuhan dana pihak ketiga berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.

2.2.2 Pengaruh pertumbuhan kredit terhadap profitabilitas

Pemberian kredit merupakan salah satu kegiatan bank dalam usahanya sebagai lembaga yang dipercaya untuk berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat. Dalam hal ini, bank memberi bantuan modal kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya terutama kebutuhan modal kerja melalui sarana kredit (Kurniawan, 2012). Kredit merupakan sumber pendapatan utama suatu bank dan diharapkan memberikan dampak positif terhadap profitabilitas bank.

Pertumbuhan kredit menggambarkan tingkat perkembangan volume kredit yang disalurkan kepada pihak ketiga yang mampu memberikan peningkatan profitabilitas dan meningkatan kinerja perbankan (Pradnyawati, 2012). Secara sederhana, pertumbuhan kredit disimpulkan sebagai pertumbuhan dari penyediaan uang atau tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara pihak kreditur dengan pihak debitur yang mewajibkan pihak lain tersebut untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Sastrawan, 2014). Semakin meningkatnya permintaan kredit, maka profit yang


(3)

akan diperoleh bank juga akan mengalami peningkatanhal ini dikarenakan bank mendapat hasil dari bunga pinjaman kredit yang disalurkan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dietrich dan Wanzenried (2010) dan Cahyani (2013) yang menyatakan bahwa pertumbuhan kredit berdampak positif signifikan terhadap profitabilitas. Penelitian serupa juga datang dari Prawira (2014), Antoni dan Muhammad Nasri (2015) yang menyatakan bahwa pertumbuhan kredit berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.

H2 : Pertumbuhan kredit berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.

2.2.3 Pengaruh risiko kredit terhadap profitabilitas

Surat Edaran Bank Indonesia No13/24/DPNP/2011 menyatakan bahwa risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank. Dalam penelitian ini digunakan Non Performing Loan (NPL) sebagai proksi untuk mengukur tingkat risiko kredit. NPL yang sering disebut kredit bermasalah dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesenjangan atau faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur (Putri, 2010).

Dendawijaya (2009:104) menyatakan bahwa dampak dari rasio NPL yang tidak wajar salah satunya adalah hilangnya kesempatan memperoleh income

(pendapatan) dari kredit yang diberikan, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi profitabilitas bank. Semakin tinggi tingkat NPL menandakan bahwa risiko akan terjadinya kredit macet yang dihadapi juga tinggi sehingga mengurangi profitabilitas yang akan dicapai oleh bank. Sebaliknya jika


(4)

tingkat NPL rendah menandakan bahwa kualitas kredit bank tersebut berada pada kondisi yang baik sehingga profitabilitas yang akan dicapai juga tinggi.

Hasil penelitian mengenai pengaruh variabel risiko kredit terhadap profitabilitas yang dilakukan oleh Nawas et al. (2012) dan Poudel (2012) memperoleh hasil dimana risiko kredit berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas. Hal tersebut didukung oleh penelitian Sufian (2011) dan Kolapo et al. (2012) dimana diperoleh hasil risiko kredit berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar kredit bermasalah yang terjadi pada suatu bank maka akan mengakibatkan profitabilitas bank tersebut menjadi buruk.

H3 : Risiko kredit berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas.

2.2.4 Pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas

Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek.Defri (2012) menyatakan bahwa likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangkapendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain, bank dapat membayar kembali pencairan danadeposannya pada saat ditagih serta dapatmencukupi permintaan kredit yang telahdiajukan.

Penelitian ini menggunakan Loan to Deposti Ratio (LDR) untuk mengukur likuiditas suatu bank. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.15/7/PBI/2013 LDR merupakan rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk kredit kepada bank lain, terhadap dana pihak ketiga yang mencakup giro, tabungan, deposito dalam rupiah dan valuta asing,


(5)

tidak termasuk dana antarbank. Buyung (2009) menyatakan bahwa semakin tinggi LDR pada suatu bank menunjukkan jumlah kredit yang disalurkan lebih makimal dengan catatan kredit yang disalurkan tidak mengalami masalah sehingga berdampak pada peningkatan profitabilitas sebaliknya, semakin rendah LDR menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Agustininggrum (2013), Zakaria (2015) dan Astohar (2009) menunjukkan bahwa LDR berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Temuan serupa juga diperoleh Rengasamy (2014) dan Fahrizal (2013) dimana diperoleh hasil bahwa likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.

H4 : Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.

2.2.5 Pengaruh kondisi ekonomi terhadap profitabilitas

Pertumbuhan GDP dapat digunakan sebagai indikator dari kondisi perekonomian suatu negara dalam rentang waktu tertentu. GDP merupakan nilai pasar semua barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam suatu periode waktu tertentu oleh faktor–faktor produksi yang berlokasi dalam suatu negara. GDP akanmempengaruhi berbagai faktor yang terkait dengan penawaran dan permintaan terhadap pinjaman, tabungan, giro, dan deposito (Suteja dan Gerinata, 2014).

Pertumbuhan GDP suatu negara erat kaitannya dengan kesejahteraan dan kemakmuran yang dapat dirasakan oleh penduduk negara tersebut. Apabila pertumbuhan GDP meningkat maka akan diikuti dengan peningkatan pendapatan masyarakat sehingga kemampuan untuk menabung juga ikut meningkat. Kondisi


(6)

ini dapat dimanfaatkan bank untuk mengelola dana yang berhasil dihimpunnya untuk disalurkan kembali melalui kredit dan kegiatan usaha lainnya yang bertujuan untuk mendapatkan pendapatan bank yang pada akhirnya akan meningkatkan profitabilitas.

Hasil penelitian yang dilakukan dilakukan oleh Bilal et al. (2013), Ali et al. (2011) , Qinhua dan Meiling (2014) menyatakan bahwa pertumbuhan GDP berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Hal yang sama didapatkan oleh Ramadan et al. (2011) yang menyatakan bahwa pertumbuhan GDP berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.

H5 : Kondisi ekonomi berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas

2.2.6 Pengaruh pertumbuhan dana pihak ketiga, pertumbuhan kredit, risiko kredit, likuiditas dan kondisi ekonomi terhadap profitabilitas

H6 : Pertumbuhan dana pihak ketiga, pertumbuhan kredit, risiko kredit, likuiditas dan kondisi ekonomi berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Efisiensi Operasional, Kecukupan Modal, Dana Pihak Ketiga Dan Risiko Kredit Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 64 82

Pengaruh Dana Pihak Ketiga Terhadap Volume Kredit Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 29 79

ANALISIS PENGARUH RISIKO KREDIT DAN RISIKO LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 16 59

PENGARUH RISIKO KREDIT, RISIKO LIKUIDITAS, DAN PERMODALAN TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN Pengaruh Risiko Kredit, Risiko Likuiditas, Dan Permodalan Terhadap Profitabilitas Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Ind

0 3 13

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, KECUKUPAN MODAL DAN RISIKO KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS PADA INDUSTRI PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2013.

0 2 29

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA.

0 2 28

Pengaruh Kecukupan Modal, Dana Pihak Ketiga, Risiko Kredit, Risiko Pasar, dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum yang Listed di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015).

0 1 32

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, KECUKUPAN MODAL, RISIKO KREDIT DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS LPD KABUPATEN BADUNG.

2 20 30

Analisis Pengaruh Efisiensi Operasional, Kecukupan Modal, Dana Pihak Ketiga Dan Risiko Kredit Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

PENGARUH STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA, DANA PIHAK KETIGA (DPK) DAN DIVERSIFIKASI KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS (ROA) INDUSTRI PERBANKAN DI INDONESIA

0 0 17