ANALISIS PENGARUH STRAIT TIME INDEX STI

ANALISIS PENGARUH STRAIT TIME INDEX (STI), NIKKEI 225,
DOW JONES INDUSTRIAL AVERAGE (DJIA), DAN INFLASI
TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA
EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE TAHUN 2011 – 2015

JURNAL ILMIAH

Oleh :
FARID ABDI FAISAL
1431600467

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
JAKARTA
2015

ABSTRAKSI
ANALISIS PENGARUH STRAIT TIME INDEX (STI), NIKKEI 225,
DOW JONES INDUSTRIAL AVERAGE (DJIA), DAN INFLASI
TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)

DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE TAHUN 2011 – 2015
Farid Abdi Faisal
Program Magister Manajemen, Pascasarjana, Universitas Budi Luhur
Ichal_guitar@rocketmail.com
Penelitian ini dilakukan dalam rangka untuk menguji pengaruh analisis pengaruh Strait Time Index
(STI), Nikkei 225, Dow Jones Industrial Average (DJIA), dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2011 – 2015. Penelitian ini
menggunakan analisis regresi linier berganda, dengan sampel sebanyak 60 data. Metode penelitian
menggunakan alat bantu analisis yang digunakan adalah SPSS Versi 19.0. Hasil yang didapat secara
parsial adalah Strait Time Index (STI), Nikkei 225, Dow Jones Industrial Average (DJIA), dan Inflasi
berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hal ini ditujukkan dengan tingkat
signifikan t untuk variabel STI memperoleh thitung sebesar (4,468) > t tabel (2,01537), dan memiliki sig.
< 0,05 yaitu (0,000 < 0,05), Variabel N225 memiliki t hitung sebesar (3,238) > t tabel (2,01537), dan
memiliki sig. < 0,05 yaitu (0,002 < 0,05), Variabel DJIA memiliki t hitung sebesar (6,552) > t tabel
(2,01537), dan memiliki sig. < 0,05 yaitu (0,000 < 0,05, Variabel Inflasi memiliki t hitung sebesar
(2,835) > t tabel (2,01537), dan memiliki sig. < 0,05 yaitu (0,004 < 0,05). Sedangkan secara simultan
hasil yang didapat adalah semua variabel secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan dengan Fhitung (72,160 > Ftabel (2,58) dan nilai Sig. F sebesar
0,000 lebih kecil dari tingkat signifikan α = 0,05.
Kata Kunci : Dow Jones Industrial Average, Indeks Harga Saham Gabungan, Inflasi, , Nikkei 225,

Strait Times Index.

1

PENDAHULUAN
Pasar modal merupakan salah satu
instrumen ekonomi dewasa ini yang
mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Hal ini tidak terlepas dari berkembangnya
kegiatan investasi akhir-akhir ini yang
disebabkan
kemudahan
berinvestasi,
deregulasi peraturan, dan kebebasan aliran
informasi.
Di Indonesia, investor yang berminat
untuk berinvestasi di pasar modal dapat
berinvestasi
di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Salah satu indeks yang sering

diperhatikan investor ketika
berinvestasi
di Bursa Efek Indonesia adalah Indeks Harga
Saham Gabungan. Hal ini disebabkan
indeks ini berisi atas seluruh saham yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Bagi pasar modal Indonesia, tahun
2011 merupakan tahun untuk menunjukkan
kepada para
investor
global
maupun
domestik betapa tingginya resilience (daya
tahan) pasar
modal Indonesia
terhadap
krisis global yang dipicu oleh kondisi ekonomi
negara- negara Eropa. IHSG dan nilai
kapitalisasi pasar saham BEI masih mengalami
peningkatan. IHSG

naik tipis 2,84% ke
level 3.808,772 pada tanggal 29 Desember
2011 dari posisi penutupan
akhir
tahun
2010 sebesar 3.703,512.
Indeks Harga Saham Gabungan di
BEI merupakan indeks saham dengan kinerja
terbaik ketiga pada 2011 setelah bursa efek
Dow Jones dan Filipina. IHSG mencatatkan
kenaikan 3,19 persen
sepanjang
2011,
investasi lebih kurang mencapai 250 triliun
terkait peringkat Indonesia yang berada dalam
level investment grade, yangdapat mendorong
dana asing
yang masuk ke Indonesia,
peluang investasi di
dalam negeri cukup

besar di sektor infrastruktur
dikarenakan
faktor tersebut, kondisi itu akan memancing
investor menempatkan dananya di Indonesia.
(www.antaranews.com/).
Sepanjang 2011,
bursa
saham
Singapura terkoreksi baik 17,1 persen. Secara
kumulatif, kenaikan indeks saham bursa
Singapura sejak akhir Desember sebesar 28

persen, sepersepuluh kenaikan IHSG selama
periode
yang
sama
(http://economy.okezone.com/read/).
Indeks bursa di Indonesia, dan
Singapura kompak turun seiring dengan
penurunan indeks bursa Asia Timur. Dari tujuh

indeks bursa saham Asia Tenggara yang
dipantau, indeks di 3 bursa saham tercatat
menguat dan 5 indeks lain melemah. Indeks
STI Singapura tercatat paling merosot dengan
penurunan 1,39% ke level 3.281,95
(http://market.bisnis.com/read/20150106).
Jepang Nikkei N225 yang turun 1
persen kemungkinan akan mencatat penurunan
terbesar, Dow Jones telah tergerus 5,2 persen
sejak akhir. Begitu halnya dengan indeks S&P
500 turun 4,9 persen sejak 31Desember 2015,
atau level terburuk dalam empat hari
perdagangan di awal tahun (beritasatu.com).
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan diatas, muncul beberapa masalah
dalam penelitian ini seperti adanya perbedaan
hasil penelitian dari masing-masing indeks
pasar saham. Indeks harga saham gabungan
(IHSG) yang ada di pasar modal sangat

berpengaruh terhadap investasi portofolio
yang akan dilakukan oleh para investor.
maka peneliti mengidentifikasikan
permasalahannya adalah sebagai berikut:
1. Apakah indeks STI berpengaruh
terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan di Bursa Efek Indonesia
periode Januari 2011 – Desember
2015.
2. Apakah indeks Nikkei berpengaruh
225 terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan di Bursa Efek Indonesia
periode Januari 2011 – Desember
2015.
3. Apakah Indeks Dow Jones Industrial
Average berpengaruh Terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) Di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
Januari 2011 – Desember 2015.
4. Apakah Inflasi berpengaruh terhadap

Indeks Harga Saham Gabungan di
2

Bursa Efek Indonesia periode Januari
2011 – Desember 2015.
5. Apakah Strait Times Index, Nikkei
225, DJIA, dan Inflasi berpengaruh
terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan di Bursa Efek Indonesia
periode Januari 2011 – Desember
2015.
Strait Times Index (STI) Singapore
Indeks Straits Times (disingkat: STI;
bahasa Inggris: Straits Times Index)
adalah sebuah indeks pasar saham
berdasarkan kapitalisasi di Bursa efek
Singapura. Indeks ini digunakan untuk
mendata dan memonitor perubahan
harian dari 30 perusahaan terbesar di
pasar saham Singapura dan sebagai

indikator utama dari performa pasar di
Singapura. Indeks ini bersama-sama
dihitung dengan Singapore Press
Holdings (SPH), Singapore Exchange
(SGX) dan FTSE Group (FTSE).
Indeks Nikkei 225 Jepang
Indeks Nikkei 225 adalah sebuah
indeks pasar saham untuk Bursa
Saham Tokyo (Tokyo Stock Exchange
- TSE). Ia telah dihitung setiap hari
oleh surat kabar Nihon Keizai
Shimbun (Nikkei) sejak tahun 1950.
Indeks ini adalah harga rata-rata
tertimbang (dalam satuan yen), dan
komponennya ditinjau ulang setahun
sekali. Saat ini Nikkei adalah indeks
rata-rata ekuitas Jepang yang paling
banyak
dikutip,
sebagaimana

demikian pula dengan Dow Jones
Industrial Average di Amerika Serikat.
Bahkan dahulu antara 1975-1985,
Nikkei 225 pernah dikenal dengan
sebutan "Dow Jones Nikkei Stock
Average".
Indeks Dow Jones Industrial Average
(DJIA)
Dow Jones Industrial Average ( DJIA )
adalah salah satu indeks pasar saham

yang didirikan oleh editor The Wall
Street Journal dan pendiri Dow Jones
Company
Charles
Dow.
Dow
membuat indeks ini sebagai suatu cara
untuk mengukur performa komponen
industri pasar saham Amerika. Saat ini

DJIA merupakan indeks pasar tertua
yang ada di Amerika Serikat dan
masih berjalan hingga sekarang.
Inflasi
Salah satu peristiwa modern yang
sangat penting dan yang selalu
dijumpai dihampir semua negara di
dunia adalah inflasi. Definisi singkat
dari inflasi adalah kecenderungan
harga – harga untuk menaik secara
umum dan terus menerus (Mankiw,
2006: 145). Ini tidak berarti bahwa
harga – harga berbagai macam barang
itu naik dengan presentase yang sama.
Mungkin kenaikan tersebut dapat
terjadi tidak bersamaan, yang penting
terdapat kenaikan harga umum barang
secara terus menerus selama satu
periode tertentu. Kenaikan yang
terjadi sekali saja meskipun dalam
presentase yang besar, bukanlah
merupakan inflasi.
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan Wijayanti
(2013) dengan judul Pengaruh
Beberapa Variabel Makro ekonomi
Dan Indeks Pasar Modal Dunia
Terhadap Pergerakan Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) Di BEI
dengan variabel GDP, Nilai Tukar
Rupiah, Suku Bunga, Indeks DJIA,
dan Nikkei 225. Dengan metode
Pendekatan
Kuantitatif
dengan
Regresi Linier Berganda dan hasil
yang diperoleh adalah Pertumbuhan
Gross Domestic Products (GDP)
mempunyai pengaruh positif namun
tidak signifikan.

3

Sutanto (2013)
Analisis Pengaruh
Ekonomi Makro, Indeks Dow Jones,
Dan Indeks Nikkei 225 Terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) Di Bei Periode 2007-2011,
dengan variabel terdiri dari IHSG,
Suku Bunga SBI, Harga Minyak
Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs
IDR/USD, Indeks Nikkei 225 dan
Indeks DJIA.
Regresi Linier
Berganda
dan
Uji
Stasioner
Berdasarkan pengujian hasil hipotesis
dengan menggunakan uji F diperoleh
hasil bahwa variabel SBI berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap IHSG,
Harga minyak dunia berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap IHSG,
Harga emas dunia berpengaruh positif
signifikan terhadap IHSG, Indeks
Nikkei 225 berpengaruh positif
signifikan terhadap IHSG dan Indeks
Dow Jones berpengaruh positif
signifikan terhadap IHSG selama
periode 2007-2011.
Nurwulandari (2013) dengan judul
penelitian Pengaruh Keseimbangan
Jangka Panjang Dan Jangka Pendek
Indeks DJIA, FTSE 100, DAX 30,
CAC 40, Dan NIKKEI 225 Terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) dengan hasil didapatkan nilai
koreksi model yang valid berdasarkan
signifikansi dari variabel data kenam
indeks
bursa,
sehingga
dapat
disimpulkan bahwa terjadi perubahan
keseimbangan jangka pendek antara
indeks FTSE, DAX, CAC, dan Nikkei
terhadap IHSG. Indeks DJIA tidak
terjadi
pengaruh
perubahan
keseimbangan dalam jangka pendek.
Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi,
Suku Bunga, Dan Nilai Kurs Dollar

As (USD) Terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan Di Bursa Efek
Indonesia Periode Januari 2010 –
Desember 2012 oleh Nilawati
Latumairisa (2013) menyimpulkan
Bahwa secara sendiri-sendiri (parsial)
ada pengaruh antara inflasi, Suku
bunga BI Rate dan Kurs Dollar As
(USD) terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan di Bursa Efek Indonesia
periode Januari 2010 – Desember
2012.
Johan Halim (2011)
dengan
penelitiannya
berjudul
Analisis
Pengaruh
Pergerakan
Bursa
Internasional Terhadap Pergerakan
Bursa Indonesia dengan variabel :
JSX, Dow Jones, FTSE, Nikkei 225,
STI dan Indeks Hangseng dengan
Regresi Linier Berganda memperoleh
hasil
pengaruh
dimana
bursa
Indonesia mempengaruhi bursa lain
dalam regional yang sama bahkan
bursa Eropa (FTSE) dan Amerika
(Dow Jones) yang disebabkan
membaiknya
keadaan
ekonomi
Indonesia
yang
dinilai
dari
ketahanannya
menghadapi
krisis
global.
Kerangka Pemikiran
Penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui
serta
menganalisis
integrasi antar pasar saham, dalam hal
ini adalah pasar saham Singapura
(STI), Jepang (Nikkei 225), Amerika
(DJIA), dan Inflasi terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) di
BEI. Untuk memberikan suatu
gambaran yang jelas dan sistematis,
maka berikut ini akan disajikan
kerangka pemikiran yang menjadi
pedoman dalam penelitian yang
dilakukan.

4

Hipotesa Penelitian
Menurut Jonathan Sarwono (2013:10)
pengujian hipotesis dapat didasarkan dengan
menggunakan dua hal, yaitu : tingkat
signifikansi atau probabilitas (α) dan tingkat
kepercayaan atau confidence level. yang
dimaksud
tingkat
signifikansi
adalah
probabilitas melakukan kesalahan yaitu
kesalahan menolak hipotesis.
H1 :Indeks STI berpengaruh terhadap IHSG
H2 :Indeks Nikkei 225 berpengaruh terhadap
IHSG
H3 :Indeks DJIA berpengaruh terhadap IHSG
H4 :Inflasi berpengaruh terhadap IHSG
H5 : Strait Times Index, Nikkei 225, Dow
Jones Industrial Average, dan Inflasi

berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan.

Statistik Deskriptif
Pengolahan data dalam penulisan ini
menggunakan Program Statistical
Package for the Social Sciences
(SPSS). Metode analisis yang
digunakan adalah analisis
regresi
berganda.
Data
yang
digunakan dalam
penelitian ini
adalah data sekunder, yaitu indeks
STI, N225, DJIA dan Inflasi terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan di
Bursa Efek Indonesia.

Descriptive Statistics
Mean

Std. Deviation

N

LN_IHSG

8.3910

.11897

49

LN_STI

8.0422

.06596

49

LN_225

9.4455

.30281

49

LN_DJIA

9.5930

.15072

49

.9866

1.11383

49

LN_INFLASI

Gambar Histogram

5

Uji Normalitas Data

Sumber : Hasil Olah Data SPSS
Dari grafik Histogram gambar 4.1 terlihat
bahwa residual pada model regresi telah
.

terdistribusi secara normal dengan bentuk
kurva yang berbentuk simetris tidak menceng
ke kanan dan juga menceng ke kiri

Uji Heteroskedastisitas
Gambar Grafik Scatter plot

Sumber : Hasil Output SPSS 19

Gambar 4.3 menunjukan bahwa penyebaran
residual cenderung tidak teratur. Plot
berpencar dan tidak membentuk pola tertentu,
titik-titik data menyebar di atas dan di bawah

angka nol (0), maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat gejala heteroskedastisitas dalam
model regresi ini.

Uji Autokorelasi
Menurut Santoso (2012:213), uji
autokorelasi
digunakan
untuk
mengetahui apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya).
6

Tabel model Summary
Model Summaryb
Change Statistics

Model

R

R Square

1

.932a

.868

Adjusted R

Std. Error of

R Square

Square

the Estimate

Change

.856

.04519

.868

F Change
72.160

df1

df2
4

44

Sig. F

Durbin-

Change

Watson

.000

.892

a. Predictors: (Constant), LN_INFLASI, LN_STI, LN_225, LN_DJIA
b. Dependent Variable: LN_IHSG

Dari data diatas didapat nilai
DW dari regresi adalah 0,892,
sedangkan dari table D dengan
signifikasi 0,05 dan n= serta k=4
diperoleh nilai DW diantara -2 sampai

Uji Koefisien Korelasi
Uji
korelasi bermanfaat untuk
mengukur kekuatan hubungan antara
dua variabel. Menurut
kuat atau
lemah hubungan diukur diantara jarak

+2, berarti tidak ada autokorelasi,
maka menerima H0 dan Ha menolak,
sehingga dapat disimpulkan
bahwa
tidak terjadi autokorelasi pada data
dalam pengamatan.
(range) 0 sampai dengan 1. Korelasi
searah jika nilai koefisien korelasi
ditemukan positif, jika nilai koefisien
korelasi negatif, korelasi disebut tidak
searah.

7

Correlations
LN_IHSG
Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

LN_IHSG

LN_STI

LN_225

LN_DJIA

LN_INFLASI

1.000

.747

.779

.876

.198

LN_STI

.747

1.000

.587

.627

.175

LN_225

.779

.587

1.000

.954

.238

LN_DJIA

.876

.627

.954

1.000

.183

LN_INFLASI

.198

.175

.238

.183

1.000

.

.000

.000

.000

.086

LN_STI

.000

.

.000

.000

.115

LN_225

.000

.000

.

.000

.050

LN_DJIA

.000

.000

.000

.

.104

LN_INFLASI

.086

.115

.050

.104

.

LN_IHSG

49

49

49

49

49

LN_STI

49

49

49

49

49

LN_225

49

49

49

49

49

LN_DJIA

49

49

49

49

49

LN_INFLASI

49

49

49

49

49

LN_IHSG

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat
korelasi
masing-masing
variabel
independen
terhadap
variabel
dependen, yaitu:
a. Besar hubungan antara variabel STI
dengan
Indeks
Harga
Saham
Gabungan (IHSG) dengan jumlah data
sebanyak 49 data adalah 0,747, artinya
hubungan kedua variabel tersebut
kuat. Korelasi positif menunjukan
bahwa hubungan antara STI dengan
IHSG searah, artinya jika STI
menurun maka IHSG menurun dan
begitu sebaliknya. Jika dilihat dari
angka signifikansi (Sig.) sebesar 0,000
yang kurang dari 0,05 (0,000< 0,05),
artinya antara variabel STI dan IHSG
terjadi korelasi yang signifikan.
b. Besar hubungan antara variabel N225
dengan
Indeks
Harga
Saham
Gabungan (IHSG) dengan jumlah data
sebanyak 49 data adalah 0,779, artinya
hubungan kedua variabel tersebut
sangat
kuat.
Korelasi
positif
menunjukan bahwa hubungan antara
N225 dengan IHSG searah, artinya

jika N225 menurun maka IHSG
menurun dan begitu sebaliknya.. Jika
dilihat dari angka signifikansi (Sig.)
sebesar 0,000 yang lebih kecil dari
0,05 (0,000 < 0,05), artinya hubungan
antara variabel N225 dengan IHSG
terjadi korelasi yang signifikan.
c. Besar hubungan antara variabel DJIA
dengan IHSG dengan jumlah data
sebanyak 49 data adalah 0,876
artinya hubungan kedua variabel
tersebut sangat kuat. Korelasi positif
menunjukan bahwa hubungan antara
DJIA dengan IHSG searah, artinya
jika DJIA menurun maka IHSG
menurun dan begitu sebaliknya. Jika
dilihat dari angka signifikansi (Sig.)
sebesar 0,000 yang lebih kecil dari
0,05 (0,000 < 0,05), artinya hubungan
antara variabel DJIA dengan IHSG
terjadi korelasi yang signifikan.
d. Besar hubungan antara variabel Inflasi
dengan IHSG dengan jumlah data
sebanyak 49 data adalah 0,198,
artinya hubungan kedua variabel
sangat lemah. Korelasi positif
8

bebas, gunakan Adjusted R2 sebagai
Koefisien
determinasi
(Priyanto,
2008:81).

menunjukan bahwa hubungan antara
Inflasi dan IHSG searah, artinya jika
inflasi meningkat maka IHSG
meningkat dan begitu sebaliknya. Jika
dilihat dari angka signifikansi (Sig.)
sebesar 0,085 yang lebih besar dari
0,05 (0,085> 0,05), artinya hubungan
antara variabel Inflasi dan IHSG tidak
terjadi korelasi yang signifikan.
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan
untuk
mengetahui
prosentase
sumbangan
pengaruh
variabel
independen (x) terhadap variabel
dependen (y). Adjusted R2 adalah nilai
R2 yang telah disesuaikan, nilai ini
selalu lebih kecil dari R 2 angka ini bisa
memiliki angka negatif, bahwa untuk
regresi dengan lebih dari dua variabel

Model
1(Constant)

Unstandardized

Standardized

Coefficients

Coefficients

B

Std. Error
-

Beta

Correlations
t

1.009

Sig.

-3.369

.002

Zero-order

Partial

Part

3.397
LN_DJIA

.980

.150

1.242

6.652

.000

.747

.549

.239

LN_STI

.569

.127

.315

4.468

.000

.779

-.456

-.186

LN_225

-.232

.072

-.591

-3.238

.002

.876

.708

.365

.023

.054

.157

2.835

.004

.198

.160

.059

LN_INFLASI

Berdasarkan table 4.12 (b) di atas
dapat diketahui bahwa setiap variable
independen
mempunyai
nilai
Koefisien Determinasi (Beta x Zero
order x 100%), dimana DJIA
mendapatkan nilai KD sebesar 92,77%
(1,242 x 0,747 x 100%), STI
medapatkan nilai KD sebesar 24,54%
( 0,315 x 0,779 x 100%), N225

mendapatkan nilai KD sebesar
-51,77% (-0,591 x 0,876 x 100%), dan
Inflasi mendapatkan nilai KD sebesar
2,51% (0,517 x 0,198 x 100%).
Dengan demikian dalam penelitian ini
dapat diketahui bahwa variabel DJIA
adalah variabel paling dominan dalam
mempengaruhi IHSG dibandingkan
dengan variabel lain.

9

berikut menunjukan hasil uji R
Square secara simultan :

Tabel 4.12 (b)
Tabel Model Summary
Model Summaryb
Change Statistics

Model

R

1

.932a

Adjusted R

Std. Error of

R Square

Square

the Estimate

Change

R Square
.868

.856

.04519

DurbinF Change

.868

72.160

df1

df2
4

Sig. F Change
44

Watson

.000

.892

a. Predictors: (Constant), LN_INFLASI, LN_STI, LN_225, LN_DJIA
b. Dependent Variable: LN_IHSG

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai
Adjusted R Square 0,856 atau 85,6%.
Koefisien ini menunjukkan bahwa Indeks
Harga Saham Gabungan dipengaruhi oleh STI,
Uji Regresi Linier Berganda

N225, DJIA dan Inflasi sedangkan sisanya
sebesar 14,4% (100% - 85,6%) disebabkan
oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Tabel 4.14
Tabel Coefficients
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1

B

(Constant)

Standardized
Coefficients

Std. Error

-3.397

1.009

LN_DJIA

.980

.150

LN_STI

.569

LN_225
LN_INFLASI

Beta

Collinearity Statistics
t

Sig.

Tolerance

VIF

-3.368

.002

1.242

6.552

.000

.084

1.912

.127

.315

4.468

.000

.606

1.651

-.232

.072

-.591

-3.238

.002

.091

1.032

.023

.054

.157

2.835

.004

.085

1.001

a. Dependent Variable: LN_IHSG

Dari tabel 4.6(2) dapat diperoleh persamaan
regresi linier berganda sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + €

Y IHSG = 3,397 + 0,569X1 - 0,232X2 + 0,980X3
+0,023X4 + e

Pengujian Secara Parsial (uji t)

Jika pada kolom Sig. < dari
probabilitas α = 0,05 dan t hitung > t
tabel
10

maka Ho ditolak dan Ha diterima. Nilai t tabel
dihitung α = 0,05, df
= N – (k+1),
dimana k = jumlah variabel

independen. Jadi df = 49 – (4 + 1)
sehingga nilai t tabel = 2,01537.

=

44,

Tabel 4.15
Tabel Coefficients
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1

(Constant)

B

Standardized
Coefficients

Std. Error

-3.397

1.009

LN_DJIA

.980

.150

LN_STI

.569

LN_225
LN_INFLASI

Collinearity Statistics

Beta

t

Sig.

Tolerance

VIF

-3.368

.002

1.242

6.552

.000

.084

1.912

.127

.315

4.468

.000

.606

1.651

-.232

.072

-.591

-3.238

.002

.091

1.032

.023

.054

.157

2.835

.004

.085

1.001

a. Dependent Variable: LN_IHSG

a. Dari hasil Uji t pada variabel STI
memiliki thitung sebesar (4,468) > t tabel
(2,01537), dan memiliki sig. < 0,05 yaitu
(0,000 < 0,05) yang berarti secara parsial
atau sendiri-sendiri terdapat pengaruh
yang signifikan antara STI dengan IHSG.
b. H1 : STI berpengaruh terhadap IHSG
c.
d. Dari hasil Uji t pada variabel N225
memiliki t hitung sebesar (3,238) > t tabel
(2,01537), dan memiliki sig. < 0,05 yaitu
(0,002 < 0,05) yang berarti secara parsial
atau sendiri-sendiri terdapat pengaruh
yang signifikan antara N225 dengan
IHSG.
e. H2 : N225 berpengaruh terhadap IHSG
f.
g. Dari hasil Uji t pada variabel DJIA
memiliki t hitung sebesar (6,552) > t tabel

j.

(2,01537), dan memiliki sig. < 0,05 yaitu
(0,000 < 0,05) yang berarti secara parsial
atau sendiri-sendiri terdapat pengaruh
yang signifikan antara DJIA dengan
IHSG.
h. H3 : DJIA berpengaruh terhadap
IHSG
i.
Dari hasil Uji t pada variabel Inflasi
memiliki t hitung sebesar (2,835) > t tabel
(2,01537), dan memiliki sig. < 0,05 yaitu
(0,004 < 0,05) yang berarti secara parsial
atau sendiri-sendiri terdapat pengaruh
yang signifikan antara Inflasi dengan
IHSG.
k. H4 : Inflasi berpengaruh terhadap
IHSG

l.
m. Pengujian Secara Simultan (uji F/Anova)
n.
o. Uji F adalah uji koefisien
regresi
secara
simultan
dilakukan untuk menguji
signifikansi
pengaruh

beberapa variabel independen
terhadap
variabel
dependen
Indeks
Harga
Saham Gabungan (IHSG).

p. Tabel Anova
q.
11

r.

ANOVAb
t.

S
u
m
o
f

y.

S
q
u
a
r
u.
v.
s. Mode
e
d
Me
w.
l
s
F
z.
aa. .
bb.
cc.
dd.
R
5
4
.
7
9
0
gg.
hh. .
ii.
jj.
R
0
4
.
kk.
9
0
nn.
oo. .
pp.
T
6
4
qq.
rr.
7
9
tt. a. Predictors: (Constant), LN_INFLASI, LN_STI, LN_225, LN_DJIA
uu. b. Dependent Variable: LN_IHSG
vv.

ww.
xx. Berdasarkan
hasil
uji
pengaruh secara simultan
(Uji-F) Model 2 dalam
penelitian ini pada tabel 4.7.2
di atas, diketahui nilai Fhitung
sebesar 72,160 sedangkan
nilai Ftabel pada = 0,05 dan
df1 = (k-1) dimana k
= Jumlah variabel X dan Y,
maka df1 = 5 – 1 = 4,
sedangkan df2 = (n-k)
dimana n = jumlah
sampel pembentuk data, maka
df2 = 49 – 4 = 45 (lihat tabel
Distribution
F)
maka
dihasilkan Ftabel sebesar 2,58,
jadi nilai Fhitung (72,160 > Ftabel
(2,58) dan nilai Sig. F sebesar
0,000 lebih kecil dari tingkat
signifikan α = 0,05, dengan
demikian hasil penelitian ini
menunjukan bahwa H0 ditolak
dan H5 diterima, artinya

x.
S
ee.
.

ll.

ss.

secara
simultan
variabel
independen
STI,
N225,
DJIA dan Inflasi memberikan
pengaruh secara signifikan
terhadap
variabel
dependen yaitu Indeks
Harga
Saham
Gabungan
(IHSG).
yy.

zz. Interpretasi Penelitian
a. Pengujian Strait Times Index terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan
aaa.
Hasil analisis terhadap
hipotesis
menunjukan
bahwa STI secara parsial
mempunyai pengaruh
signifikan
terhadap IHSG. Hal
ini didukung oleh
hasil
pengujian
Statistic
Coefficients
yang
menunjukan variabel
STI
memperoleh memiliki
12

thitung sebesar
(4,468) > t tabel
(2,01537), dan memiliki sig.
< 0,05 yaitu (0,000 < 0,05),
sehingga dari hasil tersebut
dapat disimpulkan
bahwa
STI
berpengaruh terhadap
IHSG.
b. Pengujian Nikkei 225 terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan Hasil analisis
terhadap hipotesis menunjukan bahwa
N225 secara parsial mempunyai
pengaruh signifikan terhadap IHSG.
Hal ini ditunjukan oleh hasil pengujian
Statistic
Coefficients
yang
menunjukan
variabel
N225
memperoleh hasil Uji t pada variabel
N225 memiliki t hitung sebesar (3,238)
> t tabel (2,01537), dan memiliki sig. <
0,05 yaitu (0,002 < 0,05) sehingga
dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa Nikkei 225 berpengaruh
terhadap IHSG.
c. Pengujian DJIA terhadap Indeks
Harga Saham Gabunganv Hasil
analisis
terhadap
hipotesis
menunjukan bahwa DJIA secara
parsial
mempunyai
pengaruh
signifikan terhadap IHSG. Hal ini
didukung oleh hasil pengujian Statistic
Coefficients yang menunjukan hasil
Uji t pada variabel DJIA memiliki t
hitung sebesar (6,552) > t tabel (2,01537),
dan memiliki sig. < 0,05 yaitu (0,000
< 0,05) sehingga dari hasil tersebut
dapat
disimpulkan
bahwa
DJIAberpengaruh terhadap IHSG.
d. Pengujian Inflasi terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan Hasil analisis
terhadap hipotesis menunjukan bahwa
inflasi secara parsial mempunyai
pengaruh signifikan terhadap IHSG.
Hal ini didukung oleh hasil pengujian
Statistic
Coefficients
yang
menunjukan hasil Uji t pada variabel
Inflasi memiliki t hitung sebesar (2,835)
> t tabel (2,01537), dan memiliki sig. <
0,05 yaitu (0,004 < 0,05) sehingga
dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa Inflasi berpengaruh terhadap
IHSG.
bbb.
ccc.
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan Indeks Strait Times
Index, Nikkei 225, Dow Jones

1.
2.
3.

4.
5.

Industrial Average dan Inflasi secara
bersama-sama berpengaruh terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan. Hal
ini didukung oleh pengujian ANOVA
yang diketahui nilai Fhitung sebesar
72,160 sedangkan nilai Ftabel pada =
0,05 dan df1 = (k-1) dimana k =
Jumlah variabel X dan Y, maka df1 =
5 – 1 = 4, sedangkan df2 = (n-k)
dimana n = jumlah sampel pembentuk
data, maka df2 = 49 – 4 = 45 (lihat
tabel Distribution F) maka dihasilkan
Ftabel sebesar 2,58, jadi nilai Fhitung
(72,160 > Ftabel (2,58) dan nilai Sig. F
sebesar 0,000 lebih kecil dari tingkat
signifikan α = 0,05, dengan demikian
hasil penelitian ini menunjukan bahwa
H0 ditolak dan H5 diterima, artinya
secara simultan variabel independen
STI, N225, DJIA dan Inflasi
memberikan
pengaruh
secara
signifikan terhadap variabel dependen
yaitu Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG).
ddd.
eee.Kesimpulan
fff.
ggg.
Berdasarkan uraian pada babbab
sebelumnya
maka
dapat
disimpulkan bahwa:
Strait Times Index secara parsial
berpengaruh
signifikan
terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan.
Nikkei 225 secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan.
Dow Jones Industrial Average secara
parsial
berpengaruh
signifikan
terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan.
Inflasi secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan.
Secara simultan Strait times Index,
Nikkei 225, Dow Jones Industrial
Average dan Inflasi
berpengaruh
terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan.
hhh.
iii. Saran
jjj.
Berdasarkan
keterbatasan penelitian diatas
maka saran yang dapat penulis
berikan adalah sebagai
berikut :
13

1. Bagi
peneliti
yang
akan
melakukan penelitian dengan
topik sejenis disarankan untuk
menambah sampel penelitian baik
dalam objek maupun rentang
waktu
penelitian,
sehingga
memiliki data observasi yang
lebih banyak dan mencerminkan
keadaan sebenarnya.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut
dengan
memasukkan
kkk.
lll.
mmm.
DAFTAR PUSTAKA
nnn.
ooo.
Boediono,
1998,
Ekonomi
Moneter,
Seri
Sinopsis
Pengantar
Ilmu
Ekonomi, Yogyakarta: BPFE
ppp.
qqq.
Irianto Agus, (2009),
Statistik Konsep Dasar dan
Aplikasinya, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
rrr.
sss. Iskandar, Syamsu, (2013),
Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya, Jakarta : Inmedia
ttt.
uuu.
Jogiyanto,
2008,
Teori Portofolio dan Analisis
Investasi,
Edisi
Ketiga,
Yogyakarta:
BPFE
Yogyakarta
vvv.
www.
Kasmir,
2012,
Analisis Laporan Keuangan,
Cetakan Keempat, Jakarta:
PT,
Raja
Grafindo
Persada
xxx.
yyy.
Kumorotomo,
Wahyudi dan Agus Subando
Margono,
1998,
Sistem
Informasi
Manajemen
dalam
OrganisasiOrganisasi
Public,Yogyakarta:
Gadjah
Mada University Press
zzz.
aaaa.
Mankiw
Gregory,
2006, Pengantar Ekonomi
Makro,
Edisi
Ketiga,
Jakarta:Salemba Empat
bbbb.

variabel lain guna mengetahui
adakah variabel-variabel lain yang
mempengaruhi
IHSG,
dan
bagaimana hubungan yang terjadi.
3. Bagi para investor yang akan
berinvestasi didalam pasar saham
diperlukan penganalisaan terlebih
dahulu dengan memperhatikan
atau menambah faktor lain yang
bisa mempengaruhi IHSG selain
dari STI, N225,DJIA dan Inflasi.
cccc.
Mankiw, N, Gregory,
2007, Makroekonomi , Edisi
Keenam, Jakarta: Erlangga,
dddd.
eeee.
Malinda, Maya dan
Martalena, 2011, Pengantar
Pasar Modal, Yogyakarta :
Andi,
ffff.
gggg.
Nugroho,
Agung,
2005, Strategi Jitu memilih
Metode statistic Penelitian
dengan SPSS, Jogyakarta :
Andi
hhhh.
iiii. Pramesti,
Getut,
2011,
Aplikasi
SPSS
dalam
Penelitian, Jakarta: PT, Alex
Komputindo
jjjj.
kkkk.
Prawirohardjo
sarwono, ( 2009 ), Ilmu
kebidanan, Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka
llll.
mmmm.
Priyatno,Duwi, 2008,
Mandiri
Belajar
SPSS,
Yogyakarta, Mediakom
nnnn.
oooo.
Priyatno, Duwi, 2013,
Mandiri Belajar Analisis Data
Dengan SPSS, Yogyakarta:
Mediakom
pppp.
qqqq.
Samsul,
Mohamad,
2006, Pasar Modal dan
Manajemen
Portofolio,
Jakarta:Erlangga
rrrr.
ssss.
Santoso,
Singgih,
2012, Analisis SPSS pada
14

Statistik Parametrik, Jakarta:
PT, Elex Media Komputindo
tttt.
uuuu.
Sarwono, Jonathan,
2006, Metode Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif,
Yogyakarta: Graha
Ilmu
vvvv.
wwww.
Sarwono,
Jonathan
2013, 12 Jurus Ampuh SPSS
untuk Riset Skripsi , Jakarta:
Elex Media
Komputindo
xxxx.
yyyy.
Suharyadi
dan
Purwanto, 2004, Metodologi
Penelitian, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta
zzzz.
aaaaa.
Sukirno,
Sadono,
1994, Pengantar Ekonomi
Makro, PT, Raja Grasindo
Perseda:Jakarta,
bbbbb.
ccccc.
Sunariyah,
2006,
Pengantar
Pengetahuan
Pasar Modal,Edisi Kelima,
UPP
STIM
YKPN:
Yogyakarta
ddddd.
eeeee.
Sunariyah,
2011,
Pengantar
Pengetahuan
Pasar Modal , Edisi ke 7,
Yogyakarta: STIE YKPN
fffff.
ggggg.
Supranto, J,
2008,
Statistik Teori dan Aplikasi,
Cetakan Ketujuh, Jakarta:
Erlangga
hhhhh.
iiiii.
Supranto,
J,
M,A,,APU, 2011, Pengukuran
Tingkat Kepuasan Pelanggan
Untuk Menaikkan Pangsa
Pasar ( Cetakan Keempat),
Jakarta : PT, Rineka Cipta
jjjjj.
kkkkk.
Tandelilin, Eduardus,
2008, Analisis Investasi dan
Manajemen
Portofolio,
Yogyakarta: BPFE
lllll.
mmmmm. Tandelilin, Eduardus,
2010, Portofolio dan Investasi
teori dan aplikasi, Edisi

Pertama,
Yogyakarta:
KANISIUS
nnnnn.
ooooo.
Trihendradi,
Cornelius, 2009, Step by Step
SPSS 16 Analisis Data
Statistik, Yogyakarta : CV
ANDI OFFSET
ppppp.
qqqqq.
Jurnal Ilmiah:
rrrrr.
Abdurrahman, (2013),
“Pengaruh Indeks Global,
Indeks Regional, Dan Harga
Minyak
Dunia
Terhadap
Produk Indeks Hangseng Pada
Bursa Berjangka Jakarta”,
Fakultas Ekonomi Universitas
Esa Unggul Jakarta, Volume
4 Nomor 2, November 2013
sssss.
ttttt.
Aditya
Novianto,
(2012), “Analisis Pengaruh
Nilai Tukar (Kurs) Dolar
Amerika/Rupiah
(Us$/Rp),
Tingkat Suku Bunga Sbi,
Inflasi, Dan Jumlah Uang
Beredar (M2) Terhadap Indeks
Harga
Saham
Gabungan
(IHSG) Di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Periode 1999
– 2010”, Fakultas Ekonomi
Universitas
Esa
Unggul
Jakarta, Volume 4 Nomor 7,
November 2013
uuuuu.
vvvvv.
Albab, Ahmad Ulil,
2015,
“Pengaruh
Indeks
Nikkei 225, Dow Jones
Industrial Average,
BI
Rate Dan Kurs Dollar
Terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) : Studi
Kasus Pada IHSG
Bursa Efek Indonesia Tahun
2008-2013”,
Fakultas
Ekonomi
Dan
Bisnis
Universitas Brawijaya. Vol. 9
No. 2 April 2014
wwwww.
xxxxx.
Nurwulandari, Andini,
(2013)

Pengaruh
Keseimbangan
Jangka
Panjang Dan Jangka Pendek
Indeks DJIA, FTSE 100,
DAX 30, CAC 40, Dan
15

NIKKEI 225 Terhadap Indeks
Harga
Saham
Gabungan
(IHSG)”,
Jurnal
Ilmiah
Akuntansi dan Bisnis, Vol. 8
No. 1 Januari 2013
yyyyy.
zzzzz.
Budi Sutanto, (2013),
“Analisis
Pengaruh
Ekonomi Makro, Indeks Dow
Jones, Dan Indeks Nikkei 225
Terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) Di Bei
Periode 2007-2011”, Jurnal
Ilmiah
Mahasiswa
Universitas Surabaya, Vol. 2
No. 1 April 2013
aaaaaa.
bbbbbb.
Venska, Dewa Ayu
Kartika and Suhadak, Siti
Ragil Handayani, “Dow Jones
Industrial Average, Nikkei
225, Hang Seng, And Strait
Times) On Jakarta Composite
Index At Indonesian Stock
Exchange (Period Of 2010 –
2012) the variables are Global
Stock Jakarta Composite
Index
Indonesian
Stock
Exchange”,
Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB, |
Vol. 9 No. 2 April 2014
cccccc.
dddddd.
Marjohan,
Masno,
“Effect of Stock Price Index
in Global Stock against
Composite Stock Price Index
(CSPI) Study on the Indonesia
Stock
Exchange”,
IOSR
Journal of Economics and
Finance (IOSR-JEF) e-ISSN:
2321-5933, p-ISSN: 23215925.Volume 6, Issue 2. Ver.
III (Mar.-Apr. 2015), PP 1523.
eeeeee.
Gumanti dan Palupi,
(2008), “Reaksi Pasar Modal
Indonesia Terhadap Krisis
Subprime
Mortgage
Di
Amerika Serikat”, National
Conference on Management
Research 2008, 979-442-2428 Makassar, 27 November
2008
ffffff.

gggggg.
Utama, I Wayan Agus
Budi 2015, “Pengaruh Indeks
Bursa Dunia Pada Indeks
Harga
Saham
Gabungan
Bursa
Efek
Indonesia,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana, BaliIndonesia”,
Jurnal
Manajemen, Strategi Bisnis
dan Kewirausahaan, Vol. 9,
No. 1, Februari 2015
hhhhhh.
iiiiii.
Halim, Johan, (2011),

Analisis
Pengaruh
Pergerakan
Bursa
Internasional
Terhadap
Pergerakan Bursa Indonesia
dengan variabel : JSX, Dow
Jones, FTSE, Nikkei 225, STI
dan
Indeks
Hangseng”,
Journal of Applied Finance
and Accountin, 3(2) 181-203
jjjjjj.
Fernando,
Nico,
2012,
“Pengaruh
Return
Indeks Bursa Global Terhadap
Return Indeks Harga Saham
Gabungan Pada Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun
2009-2011”, Manajemen S-1,
Vol. 1 (2013) No. 1
kkkkkk.
llllll.
Tamara,
Shevanda
Febrilia, (2012), “Pengaruh
Dow Jones Industrial Average,
Deutscher Aktienindex, Stock
Exchange Composite Index,
dan Straits Times Index
Terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan di Bursa Efek
Indonesia (Periode 2010 –
2012)”,
Jurnal
Ilmiah
Mahasiswa Feb, Vol 1, No 2
mmmmmm.
nnnnnn.
oooooo.
pppppp.
qqqqqq.
Sugeng Priyanto, Mia
Laksmiwati,
(2012),
“Pengaruh Tingkat
Suku
Bunga SBI, Kurs Inflasi,
Indeks KLSE, Indeks PSEI,
Dan Indeks STI Terhadap
Indeks
Harga
Saham
Gabungan, dengan variabel
atas Suku Bunga, SBI Kurs,
16

Inflasi, Indeks KLSE, Indeks
PSEI dan Indeks STI”,Volume
2, Issue 9, February 2016
rrrrrr.
ssssss.
Suhadak
dan
Handayani , 2014, “The Role
of Corporate Governance,
Dividend Policy, and Capital
Structure
on
Ownership
Structure Toward the Firm
Value”, European Journal of
Business and Management
ISSN 2222-1905 (Paper) ISSN
2222-2839 (Online) Vol.6,
No.8, 2014
tttttt.
uuuuuu.
Wijaya,
Trisnadi,
(2013), “Pengaruh Berbagai
Faktor Internal Dan Eksternal
xxxxxx.
yyyyyy.
zzzzzz.
Website :
aaaaaaa. www,bps,go,id
bbbbbbb. http://www,bps,go,id
ccccccc.
http://www,bi,go,id
ddddddd. http://www,cnnindone
sia,com
eeeeeee. http://www,bps,go,id
fffffff.
http://finance,yahoo,c
om/q/hp?s=GE
ggggggg. Tempo, Rabu, 29
April 2015
hhhhhhh. http://www,cnnindone
sia,com/ekonomi/2015121012
0939-78-97267/ihsg-kuat-diakhir-tahun-bos-bei-jaminbukan-window-dressing/
iiiiiii.
http://finance,detik,co
m/read/2012/04/09/114259/18

Terhadap Pergerakan Indeks
Harga
Saham
Gabungan
(Ihsg)
Di Bursa Efek
Indonesia”, Jurnal EMBA
1309,Vol.3 No.3 Sept. 2015
vvvvvv.
wwwwww. Wijayanti,
Anis,
(2013), “Pengaruh Beberapa
Variabel Makro ekonomi Dan
Indeks Pasar Modal Dunia
Terhadap Pergerakan Indeks
Harga
Saham
Gabungan
(IHSG) Di BEI dengan
variabel GDP, Nilai Tukar
Rupiah, Suku Bunga, Indeks
DJIA, dan Nikkei 225”,
Jurnal Ilmiah Mahasiswa
FEB, Vol 1, No 2

87703/65/pengaruh-indeksdow-jones-terhadap-ihsg
jjjjjjj.
www.antaranews.com
/).
kkkkkkk. (http://vibiznews.com
).
lllllll.
(http://www.monexne
ws.com).
http://bisnis.liputan6.com/read
/2154209).
mmmmmmm.
(http://market.
bisnis.com/read/20150106).
nnnnnnn. www.indonesiainvestments.com).
ooooooo. (http://www.cnnindon
esia.com).
ppppppp.

17

qqqqqqq.
rrrrrrr.
sssssss.
ttttttt.

uuuuuuu.
vvvvvvv.
wwwwwww.
xxxxxxx.
yyyyyyy.
zzzzzzz.
aaaaaaaa.
bbbbbbbb.