TINJAUAN KOMPETENSI GURU SMK DALAM IMPLE

TINJAUAN KOMPETENSI GURU SMK DALAM
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Puji Lestari
STKIP GARUT, Jl. Pahlawan 32 Sukagalih Kab. Garut 44151;neng_nji@yahoo.com

Abstrak. Kurikulum 2013 telah mulai diberlakukan pada beberapa sekolah diwilayah
Indonesia. SMK sebagai salah satu jenjang tingkat satuan pendidikan tidak luput
sebagai sasaran implementasi kurikulum 2013 ini. Pada awal implementasi kurikulum
2013, beberapa hal penting yang terjadi di lapangan terkait pelaksanaannya mulai
banyak bermunculan, baik dari segi positif maupun negatif. Kesiapan para guru sebagai
implementator menjadi fokus utama dalam penelitian ini. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif dengan instrument berupa kuesioner serta wawancara terbatas
dengan pengambilan sampel secara purposive sampling di Kota Bandung dan
Kabupaten Garut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketidaksiapan guru-guru
SMK sebagai implementator, kandungan materi matematika, serta program keahlian
yang berbeda-beda pada masing-masing rumpun baik Teknik maupun Non Teknik
menjadi kendala utama dalam implementasi kurikulum 2013 di SMK.
Kata Kunci. SMK rumpun Teknik, SMK rumpun non Teknik, Kurikulum 2013

1 Pendahuluan
Kurikulum adalah alat atau sarana untuk mencapai tujuan pendidikan melalui proses

pengajaran. Menurut UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1
ayat 19, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
tambahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam pandangan klasik,
kurikulum dipandang sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah dan materi apa yang harus
ditempuh di sekolah.
Terkait dengan kurikulum 2013 yaitu kurikulum berbasis kompetensi, pemerintah
mengembangkan kurikulum tersebut atas dasar 6 prinsip utama, yaitu standar kompetensi
lulusan yang diturunkan dari kebutuhan; standar isi yang diturunkan dari standar kompetensi
lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran; semua mata pelajaran harus
berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik;
mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai; semua mata pelajaran diikat
oleh kompetensi inti; keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan
penilaian (Nuh, 2013). Aplikasi yang taat akan keenam prinsip tersebut diharapkan menjadi
hal yang essensial dalam pengembangan kurikulum 2013. Namun ada hal lain yang harus
menjadi pertimbangan dalam reformasi pendidikan yang terjadi saat ini, diantaranya yaitu
tantangan internal berupa 8 poin standar nasional pendidikan yaitu standar isi; standar
(proses) penilaian; standar proses (pembelajaran); standar kompetensi lulusan; standar
pendidik dan tenaga kependidikan; standar sarana dan prasarana; standar pembiayaan; dan
standar pengelolaan (Sunendar, 2013). Karena apabila tantangan internal tersebut telah


teratasi dengan baik maka implementasi kurikulum 2013 juga akan semakin mengarah pada
target tujuan.
Dalam implementasi kurikulum 2013 yang telah berjalan saat ini, beberapa kendala mulai
banyak ditemui di lapangan, diantaranya dari segi ketidaksiapan guru sebagai implementator
di kelas. Ketidaksiapan tersebut mencakup bagaimana kompetensi guru yang ditunjuk
menjadi guru sasaran dalam implementasi kurikulum 2013. Menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Terdapat 4 macam
kompetensi utama yang harus dikuasai oleh guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Semua kompetensi utama
tersebut jelas sekali sangat berperan dalam keberhasilan seorang guru menjalankan
profesinya.
Sebagai bagian dari kompetensi utama, kompetensi profesionalitas guru menjadi sorotan
penting terutama bagi guru sasaran sebagai implementator di lapangan. Namun dengan
masih adanya para guru sasaran yang memiliki rasa tidak siap terhadap dokumen kurikulum
2013 jelas akan menjadi kendala tercapainya keberhasilan kurikulum 2013. Untuk
mengantisipasi hal ini pemerintah telah berusaha memberikan pelatihan-pelatihan yang
bersifat kontinu kepada para guru baik guru inti maupun guru sasaran. Namun sampai sejauh

ini pelatihan tersebut dirasa masih belum cukup untuk mampu memberikan bekal serta
pengetahuan yang mumpuni kepada para guru. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk meninjau kesiapan para guru terutama guru SMK dalam hal
ini bagaimana kompetensi profesional mereka terhadap kurikulum 2013. Guru SMK menjadi
pilihan utama dalam penelitian ini berdasarkan asumsi bahwa penyamaan materi matematika
antara SMA maupun SMK dalam kurikulum 2013 ini akan menjadi sebuah tantangan baru
bagi SMK. Bagaimanapun juga peran dari guru sebagai pendidik akan sangat mempengaruhi
keberhasilan implementasi kurikulum 2013 ini. Selain itu apabila seorang guru tidak punya
sikap profesional maka murid yang di didik akan sulit untuk tumbuh dan berkembang
dengan baik. Dengan demikian kompetensi profesional guru sebagai pelaksana menjadi
sorotan utama dalam makalah ini.

2 Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan instrumen berupa kuesioner serta
wawancara terbatas terhadap 7 orang guru SMKN baik pada rumpun teknik maupun nonteknik. Adapun pengambilan sampel sekolah tidak secara acak, namun berdasarkan
pertimbangan tertentu (purposive sampling). Pertimbangan tersebut berdasarkan
keterbatasan lokasi sekolah untuk daerah kota Bandung, serta keterbatasan SMKN yang
mengimplementasikan kurikulum 2013 di kabupaten Garut. Untuk kota Bandung, dari 14
SMKN yang telah mengimplementasikan kurikulum 2013, hanya 3 SMKN yang dipilih
sebagai sampel yaitu 2 SMKN rumpun teknik dan 1 SMKN rumpun non teknik. Sedangkan

untuk kabupaten Garut, karena SMKN yang yang ditunjuk oleh Dinas Pendidikan Kabupaten
Garut untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 hanya 2 sekolah, maka peneliti
mengambil 1 sampel SMKN dengan rumpun teknik juga non teknik.

3 Hasil
Untuk mengetahui bagaimana kompetensi profesional guru dalam implementasi kurikulum
2013, maka pernyataan dalam angket memuat tiga aspek, yaitu aspek data guru, aspek
kompetensi guru, serta aspek implementasi di kelas. Ketiga aspek ini diharapkan dapat
mewakili kompetensi profesionalitas guru. Berikut merupakan paparan secara deskriptif
mengenai hasil angket serta wawancara singkat hasil dari penelitian.
3.1. Aspek Data Guru
Aspek data guru terbagi menjadi dua indikator, yaitu pengalaman mengajar di sekolah dan
status guru dalam implementasi kurikulum 2013. Dan sebagai permulaan, dalam angket
dikemukakan pertanyaan mengenai data guru terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui kriteria guru yang dijadikan guru inti ataupun guru sasaran dalam implementasi
kurikulum 2013. Untuk indikator yang pertama yaitu pengalaman mengajar di sekolah,
berikut paparannya:
1. Guru sasaran ataupun guru inti yaitu guru dengan pengalaman mengajar selama 5-10
tahun yaitu sebanyak 57,14%;
2. Guru dengan pengalaman mengajar >10 tahun sebanyak 28,57%, dan

3. Guru sasaran dengan pengalaman mengajar