TAFSIR AMANAT DALAM MITOS MANARMAKERI
TAFSIR AMANAT DALAM MITOS MANARMAKERI
The Message of Manarmakeri Myth
Sri Yono
Balai Bahasa Provinsi Papua, Jalan Yoka, Waena, Distrik Heram, Jayapura, Indonesia Telepon (0967) 574171, Faksimile (0967) 574154, Pos-‐el: syono4003@yahoo.com
(Naskah Diterima Tanggal 20 Mei 2016—Direvisi Akhir Tanggal 25 Agustus 2016—Disetujui Tanggal 26 Agustus 2016)
Abstrak: Mitos Manarmakeri bagi masyarakat Biak sudah menjadi ideologi sehingga menarik un-‐ tuk digali kode-‐kode yang ada di dalamnya. Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk menafsirkan amanat yang terdapat di dalam mitos Manarmakeri dengan menggunakan analisis modus transaksi amanat Roland Barthes. Sumber data didapat melalui penelitian lapangan yang dilakukan di Kampung Sopen, Distrik Biak Barat, Papua. Ada lima kode yang dibedah dalam pe-‐ nelitian ini, yaitu (1) kode hermeneutik (kode teka-‐teki); (2) kode semik (kode konotatif); (3) kode simbolik; (4) kode proaretik (logika tindakan); dan (5) kode gnomik (kode kultural). Berdasarkan analisis diketahui bahwa secara keseluruhan pesan-‐pesan di dalam mitos ini merupakan penegas-‐ an ideologi koreri yang merupakan representasi dari “kultus kargo”.
Kata-‐Kata Kunci : mitos Manarmakeri, semiotika, amanat
Abstract: Biak people consider Manarmakeri myth to be ideology and therefore it is interesting to know the codes inside. This descriptive qualitative paper aims to explore the transaction modus of message on Manarmakeri myth based on Roland Barthes theory. The main data was collected through a field research in Kampong Sopen, West Biak District, Papua. There are five codes to concern: they are hermeneutic code, semes code, symbolic code, proairetic code, and culture code. From the analysis, it has been found that all messages in this myth are communicating the koreri ideology. Basically it is the representation of “cargo kult”.
Key Words: Manarmakeri myth, semiotic, message
PENDAHULUAN
ini kargo yang diharapkan adalah ideolo-‐ Bagi
gi koreri yang dibawa oleh Manarmakeri Manarmakeri (lelaki tua berkudis) bu-‐
sebagai mesiasnya.
kan sekadar sastra lisan, tetapi merupa-‐ Oleh karena itu, fokus penelitian ini kan ideologi yang bahkan dianggap seba-‐
diarahkan pada kode-‐kode yang tersim-‐ gai sebuah cerita suci. Dengan ideologi
pan dalam ideologi koreri. Pertimbangan koreri (hidup berkelimpahan tanpa ke-‐
ini didasarkan pada pendapat Barthes kurangan) yang ada di dalamnya dan
(dalam Hoed, 2011, hlm. 5) yang menya-‐ Manarmakeri sebagai mesiasnya menja-‐
takan bahwa konotasi adalah pengemba-‐ dikan mitos ini menarik untuk digali ko-‐
ngan segi petanda (makna atau isi suatu de-‐kode yang ada di dalamnya. Gerakan-‐
tanda) oleh pemakai tanda sesuai de-‐ gerakan yang didasari oleh ideologi ko-‐
ngan sudut pandangnya. Kalau sudah reri ini seringkali mengharapkan terja-‐
menguasai masyarakat, konotasi akan dinya perubahan radikal melalui seorang
menjadi mitos. Sementara itu, Sobur perantara yang disebut dengan ‘kultus
(2009, hlm. 71) menyatakan konotasi kargo’ (Strelan, 1989, hlm. 1). Dalam hal
identik dengan operasi ideologi, yang
ATAVISME, Vol. 19, No. 2, Edisi Desember, 2016: 176—191
disebut ‘mitos’ dan berfungsi untuk rangka memahami amanat cerita mengungkapkan dan memberikan pem-‐
Manarmakeri menjadi sangat penting benaran bagi nilai-‐nilai dominan yang
untuk menginterpretasi sistem-‐sistem, berlaku dalam suatu periode tertentu.
aturan-‐aturan, dan konvensi-‐konvensi Barthes memampatkan ideologi dengan
yang memungkinkan kode-‐kode terse-‐ mitos karena di dalam mitos maupun
but mempunyai arti.
ideologi, hubungan antara penanda de-‐ Kode-‐kode yang ada dalam cerita notatif dan petanda konotatif terjadi se-‐
Manarmakeri adalah sesuatu yang me-‐ cara termotivasi (Budiman, 2001, hlm.
wakili sesuatu yang lain berupa penga-‐ 28).
laman, pikiran, perasaan, dan gagasan. Karena lahir dalam konteks sejarah
Untuk itu, diperlukan suatu analisis atau sosial budaya suatu bangsa (Teeuw,
telaah untuk menemukan pengalaman, 1980, hlm. 1), karya sastra mengandung
pikiran, perasaan, dan gagasan yang fenomena sosial budaya yang melatari-‐
tertuang dalam bentuk amanat yang nya. Karya sastra tercipta melalui dialog
hendak disampaikan kepada pembaca. antara pengarang dan lingkungan sosial
Pemahaman amanat merupakan tujuan budaya masyarakatnya dalam proses
akhir setiap pembahasan dalam meng-‐ kreativitas imajinatif (Nursa’adah, 2006,
kaji karya sastra. Maka analisis atau hlm. 1). Objek karya sastra adalah reali-‐
telaah itu belum sempurna atau tuntas tas (Kuntowijoyo, 1999, hlm. 127). De-‐
apabila belum menemukan amanat yang ngan demikian, karya sastra sebagai ha-‐
tersembunyi dalam suatu karya sastra. sil dialog tidak lahir dari kekosongan bu-‐
Sehubungan dengan hal tersebut, daya (Teeuw,1980, hlm. 11). Karya sas-‐
untuk mengungkap amanat cerita tra mengandung nilai-‐nilai budaya, pe-‐
Manarmakeri penulis menggunakan pi-‐ mikiran, kehidupan, dan tradisi masya-‐
sau bedah Modus Transaksi Amanat rakatnya.
yang dikemukakan oleh Roland Barthes. Ada hubungan antara sastra dan bu-‐
Roland Barthes dalam Santosa (1990, daya (Ratna, 2011, hlm. vi), yaitu sastra
hlm. 31) menyatakan bahwa modus digunakan sehari-‐hari sebagai alat dalam
transaksi amanat dilakukan dengan me-‐ tindakan masyarakat. Dalam konteks ini,
ngurai jalinan kode-‐kode yang ada da-‐ sastra dipandang sebagai fenomena bu-‐
lam isi cerita. Di dalam keterpaduan ja-‐ daya. Mitos Manarmakeri banyak me-‐
linan kode-‐kode tersebut sejatinya ter-‐ ngandung petanda.
simpan amanat dan tata nilai. Kode yang Oleh karena itu, masalah dalam pe-‐
menjadi pokok bahasan adalah kode nelitian ini adalah apa saja kode-‐kode
aksian (the proairetic code); kode teka-‐ yang terdapat di dalam mitos
teki (the heurmeuneutic code); kode ko-‐ Manarmakeri serta apa makna yang ter-‐
notatif (the code of semes or sig-‐nifiers); simpan di balik kode-‐kode tersebut. Tu-‐
kode simbolik (the symbolic code); dan juannya adalah menafsirkan amanat
kode budaya (the culture code). yang tersimpan di dalam mitos tersebut. Untuk mengungkap makna utuh mi-‐
METODE
tos ini, penulis menggunakan pendekat-‐ Sumber data utama tulisan ini berupa an semiotik. Makna dalam mitos ini dite-‐
sastra lisan. Data ini diperoleh melalui lusuri dengan menafsirkan kode-‐kode
wawancara yang dilakukan di Kampung bahasa yang tertuang di dalamnya. Ko-‐
Sopen, distrik Biak Barat. Data sekunder de-‐kode tersebut dapat diungkap dari
sebagai data penunjang diperoleh dari amanat yang terkandung di dalam isi
dokumentasi yang berupa hasil-‐hasil pe-‐ ceritanya. Oleh karena itu, kajian dalam
nelitian yang dilakukan oleh para
Tafsir Amanat dalam Mitos … (Sri Yono)
peneliti terdahulu dan data penunjang keterkaitan dan keterjalinan semua ana-‐ lainnya yang berkaitan dengan deskripsi
sir serta aspek karya sastra yang ber-‐ lokasi penelitian yang diperoleh dari
sama-‐sama menghasilkan makna me-‐ aparat pemerintah. Sumber data yang di-‐
nyeluruh. Rangkaian kejadian-‐kejadian pakai adalah sumber data primer atau
atau peristiwa akan menggambarkan la-‐ pelaku budaya itu sendiri.
tar, pelaku, dan karakter yang memuat Metode yang dipergunakan dalam
amanat yang ingin disampaikan oleh pe-‐ penelitian ini adalah metode deskriptif
ngarang.
kualitatif. Hal ini sesuai dengan sifat dan Kronologi mitos Manarmakeri wujud data serta tujuan penelitian. Ana-‐
memperlihatkan secara jelas setiap pe-‐ lisis struktur dilakukan melalui dua
ristiwa terbentuk dari jalinan kejadian-‐ langkah, yakni pertama menggambarkan
kejadian yang saling berkaitan. Jika urut-‐ satuan-‐satuan cerita, kedua adalah me-‐
an jalan mitos Manarmakeri disegmen-‐ nerangkan hubungan yang ada antara
tasikan, maka terbentuk 10 peristiwa satuan-‐satuan tersebut (Amstrong da-‐
yang muncul.
lam Maranda, 1971, hlm. 181). Analisis Peristiwa kesatu = K1 + K2 + K3. semiotik dilakukan dengan cara meng-‐
Manarmakeri (lelaki tua berkudis) dari klasifikasikan tanda. Setelah diklasifika-‐
Kampung Sopeng masuk ke dalam gua sikan kemudian dicari makna denotasi
yang ternyata gua ini merupakan alam dan konotasinya. Yang terakhir, mencari
arwah. Di tempat ini, ia memperoleh pe-‐ makna konotasi yang berakar pada bu-‐
ngetahuan tentang rahasia koreri. Sa-‐ daya Biak selama berabad-‐abad sehing-‐
yangnya, ia belum bisa memasuki dunia
ga menjadi mitos. koreri. Oleh karena itu, ia kembali ke du-‐ nia. Karena kesalahan yang berat, ia
HASIL DAN PEMBAHASAN
kehilangan kemungkinan untuk kem-‐ Memeriksa berbagai tanda dalam teks
bali ke tempat koreri ini. untuk menentukan stuktur dan meng-‐
Peristiwa kedua = K4 + K5 + K6. Te-‐ identifikasi makna-‐makna yang terkan-‐
kaum kerabat dung di dalamnya merupakan tujuan
man-‐teman
dan
Manarmakeri tidak percaya bahwa ia te-‐ analisis semiotika (Barthes, 2012, hlm.
lah memperoleh rahasia koreri bahkan 10). Untuk lebih memahami keseluruhan
mengejeknya. Oleh karena itu, ia me-‐ mitos beserta belitan kode-‐kode yang
ninggalkan Biak dan berlayar menuju ke ada di dalamnya maka amanat mitos
Pulau Meokwundi. Di sini ia menanam Manarmakeri dianalisis melalui peng-‐
pohon kelapa untuk diambil niranya se-‐ uraian isi mitos dengan menggunakan
bagai bahan pembuatan saguer. pisau bedah Modus Transaksi Amanat
Peristiwa ketiga = K7 + K8 + K9 + yang dikemukakan oleh Roland Barthes.
K10. Beberapa hari niranya hilang dicuri. Berikut adalah analisis kode-‐kode yang
Ia ingin menangkap si pencuri. Pencuri-‐ terdapat di dalam mitos Manarmakeri
nya tertangkap dan ternyata adalah beserta amanat yang terkandung di
Sampari si Bintang Pagi. Ia minta dibe-‐ dalam mitos tersebut.
baskan. Manarmakeri meminta rahasia hidup abadi (koreri syeben).
Kode Aksian (The Proairetic Code)
Peristiwa keempat = K11 + K12. Untuk memahami amanat yang tersem-‐
Manarmakeri melempar bintanggur me-‐ bunyi di balik mitos Manarmakeri, rang-‐
ngenai Insoraki dan mengakibatkan kaian mitos dianalisis secara struktural
Insoraki hamil. Dari kehamilan tersebut untuk memaparkan secermat, seteliti,
lahirlah bayi laki-‐laki dan dinamai semendetail, dan semendalam mungkin
Manarbew (pembawa damai), atau
ATAVISME, Vol. 19, No. 2, Edisi Desember, 2016: 176—191
Konori (membawa kebangkitan bagi mengomunikasikan tentang penyebaran orang-‐orang mati atau hidup yang ke-‐
ideologi koreri itu sendiri. kal).
Sebagai orang yang telah memper-‐ Peristiwa kelima = K13 + K14.
oleh ilmu tentang kehidupan abadi ia Manarbew ingin bertemu ayahnya. Oleh
merupakan representasi seorang mesias. karena itu, sang kakek mengadakan pes-‐
Oleh karena itu, di mana pun ia berada ta adat untuk menemukan ayah
senantiasa mendapat penolakan dan ter-‐ Manarbew.
pisah dengan manusia pada umumnya. Peristiwa keenam = K15 + K16.
Ketidakpahaman mereka terhadap Ayah Manarbew ditemukan. Sebagai aki-‐
koreri membuat mereka sulit untuk me-‐ batnya, semua penduduk meninggalkan
nerima ideologi ini. Sementara itu, trans-‐ pulau dan yang tersisa hanya
formasi yang ia lakukan dari orang tua Manarmakeri, Insoraki, Manarbew, dan
lemah yang kudisan menjadi lelaki muda adik laki-‐laki Insoraki.
yang kuat, gagah, dan tampan merupa-‐ Peristiwa ketujuh = K17 + K18 +
kan inti ajaran koreri yang berupa pem-‐ K19 + K20. Mukjizat-‐mukjizat yang di-‐
baharuan. Rer yang berarti pergantian miliki oleh Manarmakeri antara lain:
kulit tercermin dalam perubahan kulit mendatangkan segala macam makanan,
yang dialami oleh Manarmakeri melalui berubah menjadi muda dengan cara
proses pembakaran.
membakar diri, dan menciptakan kapal besar hanya dengan menggambarnya.
Kode Teka-‐Teki (The Heurmeuneutic
Peristiwa kedelapan = K21 + K22 +
Code)
K23 + K24. Walaupun telah berubah Penamaan tokoh-‐tokoh imajiner, latar, menjadi Manggundi (Tuhan Sendiri),
alur, dan keseluruhan dalam mitos Manarmakeri tetap tidak dipercaya. Se-‐
Manarmakeri sesungguhnya mengan-‐ bagai akibatnya, orang-‐orang sekarang
dung pertanyaan-‐pertanyaan yang harus mati dan mereka harus bekerja
menggerakkan hasrat pembaca untuk keras untuk memenuhi kebutuhan me-‐
memberikan tafsiran pada belitan kode-‐ reka.
kode yang dihadirkan oleh pengarang Peristiwa kesembilan = K25 + K26.
dalam mitos Manarmakeri. Dalam mene-‐ Manggundi berjalan ke arah barat de-‐
mukan jawaban atas pertanyaan-‐perta-‐ ngan membawa kekayaan dan hidup ke-‐
nyaan itu pembaca dituntut untuk kal. Peristiwa kesepuluh = K27. Pada ke-‐
kreatif dengan membuat relasi dengan turunan ke delapan ia akan kembali.
kebenaran rasional dari wawasan kehi-‐ Mencermati
dupan yang dimilikinya. Berikut ini di-‐ Manarmakeri ada amanat tersembunyi
kronologi
mitos
sertakan deskripsi mengenai segala se-‐ dari rangkaian-‐rangkaian mitos yang di-‐
suatu yang berhubungan dengan mitos sampaikan pengarang. Secara implisit
Manarmakeri.
pengarang ingin menyampaikan bahwa Manarmakeri merupakan pembawa dan
Koreri
representasi dari koreri itu sendiri. Ia se-‐ Ada tiga pendapat tentang asal kata ko-‐ nantiasa bergerak dari satu tempat ke
reri. Pendapat pertama menyatakan bah-‐ tempat lainnya. Perjalanan yang dia mu-‐
wa koreri diterjemahkan sebagai “negara lai dari Sopen yang pada waktu itu masih
idaman” atau “negara khayalan”. Akar bernama Yawi Nushado hingga ia
katanya adalah rer yang berarti “ganti bertransformasi menjadi Manseren
kulit”. Pendapat kedua menyatakan Manggundi dan ke arah barat
bahwa koreri adalah sebuah kata benda yang terbentuk dari rer (Kamma, 2010,
Tafsir Amanat dalam Mitos … (Sri Yono)
hlm. 23). Akan tetapi, jika kata rer ini mengandung kata mansar (Kamma, yang dijadikan dasar kata maka hal ini
2010, hlm. 21) yang berarti orang tua tidak sesuai dengan pola bahasa Biak.
dan armaker yang berarti kudis. Ke-‐ Pola seharusnya adalah rareri. Pada saat
mungkinan kata tersebut juga dihubung-‐ ini kata ko berarti (kami termasuk), rer
kan dengan kata mak yang berarti bin-‐ (ubah), dan I (dia). Jadi, jika diterjemah-‐
tang. Jadi, nama Manarmakeri dapat di-‐ kan berarti “kami mengubahnya”. Pen-‐
artikan sebagai “orang tua yang berpe-‐ dapat ketiga menyatakan bahwa kata
nyakit kudis” atau “orang tua dari bin-‐ koreri berasal dari kata korer yang
tang”. Dalam pemahaman masyarakat berarti “kami menjadi tetap abadi atau
Biak, penyebutan “orang tua” yang di-‐ kami dapat mengubah kulit kami seperti
sandangkan terhadap Manarmakeri me-‐ ular”. Ko kemungkinan bukan kata ganti
rupakan bentuk penghormatan. Orang orang “kami” tetapi merupakan Ko yang
tua di sini lebih merupakan ungkapan muncul dalam kata konori. Jadi, Ko di sini
yang ditujukan kepada seseorang yang lebih merupakan awalan. Baik kata ko-‐
dianggap tokoh secara adat. reri maupun konori merujuk pada sese-‐
Sebagai tokoh yang menyamar orang atau sesuatu dengan kelebihan
menjadi orang yang tua renta, atau kekuatan yang menakjubkan. Terle-‐
Manarmakeri sebenarnya merupakan pas dari ketiga pendapat tersebut, orang
tokoh yang masih muda, gagah, dan kuat. Biak tetap memahami koreri sebagai se-‐
Hal ini terbukti, ketika Manarmakeri me-‐ buah keadaan yang selalu tetap bebas
lakukan rer (perubahan) dengan cara dari masalah, kesengsaraan, sakit penya-‐
membakar diri. Dalam proses pemba-‐ kit, dan kematian. Orang-‐orang di sana
karan diri ini, Manarmakeri berubah ku-‐ selalu muda dan budak-‐budak akan
lit dari yang semula penuh dengan kudis menjadi tuan.
menjadi pemuda yang gagah, tampan, Koreri merupakan proses pembaha-‐
dan kuat. Ini merupakan kode yang ruan yang disebabkan oleh mitos
mengungkapkan terjadinya proses pem-‐ Manseren yang menjanjikan metamorfo-‐
baharuan generasi yang berlangsung se-‐ sis yang kasat mata maupun yang tidak
cara berkesinambungan. kasat mata, keabadian dan ketidakabadi-‐ an, awal dan akhir, hidup dan mati, yang
Manseren Manggundi
dihubungkan dengan surga. Salah satu kemampuan adikodrati yang Metamorfosis yang tergambar da-‐
dimiliki oleh Manarmakeri adalah ke-‐ lam mitos Manseren merupakan klimaks
mampuannya dalam mengubah wujud dari berlanjutnya pembaharuan genera-‐
fisik. Ia yang secara lahir berpenampilan si. Koreri menggambarkan identitas bu-‐
sebagai orang tua yang berpenyakit ku-‐ daya, sebuah identitas yang terintegrasi
dis bertransformasi menjadi lelaki muda, dengan adat koreri yaitu sebuah kehi-‐
gagah, dan tampan. Transformasi wujud dupan yang dipandu oleh Manseren
fisik tersebut ia peroleh setelah melaku-‐ Manggundi, seorang tokoh mitos yang
kan pembakaran diri dengan api. Semen-‐ telah menciptakan pedoman suci bagi
jak itu ia mendapat julukan Manseren orang Biak.
Manggundi. Kata manseren berarti “orang yang merdeka” atau “Tuhan”. Se-‐
Manarmakeri
mentara itu, kata manggundi berarti “Dia Tokoh utama mitos ini adalah Yawi
Sendiri”. Kata manggundi memiliki akar Nushado. Ia juga dikenal sebagai
kata manggun yang berarti “kuat penuh Manarmakeri, Mansararmakeri, atau
kuasa”. Jadi Manseren Manggundi dapat Manarmakdi. Semua julukan tersebut
diartikan sebagai ”Dia (Tuhan) yang
ATAVISME, Vol. 19, No. 2, Edisi Desember, 2016: 176—191
penuh kuasa”. Maka dapat dimengerti ji-‐ ka selama berada di Wundi dan setelah-‐ nya ia banyak membuat keajaiban.
Beberapa keajaiban yang ia lakukan, di antaranya mendatangkan berbagai macam makanan untuk anak dan istri-‐ nya, membuat tiga buah perahu hanya dengan menggambar dan menendang-‐ nya, serta menciptakan empat keret di Numfor.
Kemampuan adikodrati ini sebagai penanda bahwa ia telah bertransformasi menjadi Manggundi. Maka dapat dime-‐ ngerti di mana pun ia berada senantiasa mendapatkan masalah dan akhirnya ter-‐ pisah dari masyarakat tempat ia tinggal. Hal ini menunjukkan bahwa kedudukan antara manusia dan khaliknya senantia-‐ sa dalam relasi vertikal bukan horizon-‐ tal. Ada sekat pembatas antara manusia dengan tuhannya. Tuhan selalu meng-‐ hendaki kebaikan bukan kerusakan ma-‐ ka ketika terjadi kerusakan atau kejahat-‐ an Tuhan akan memberi teguran. Di da-‐ lam mitos ini teguran disimbolkan de-‐ ngan perginya Manarmakeri dari suatu tempat jika masyarakat setempat mela-‐ kukan kerusakan atau kejahatan.
Manarbew
Ketika Sampari Si Bintang Pagi ditang-‐ kap oleh Manarmakeri karena mencuri nira miliknya, ia diminta memberitahu-‐ kan rahasia hidup abadi sebagai syarat untuk dapat dilepaskan. Sampari mem-‐ berikan rahasia tersebut. Manarmakeri diminta untuk melemparkan dua buah bintanggur yang telah dimasuki mantra ke arah gadis yang dia sukai maka dia akan menjadi ibu bagi anaknya. Insoraki yang sedang mandi di laut dilempar buah bintanggur oleh Manarmakeri dan mengenai buah dadanya. Sebagai akibat-‐ nya ia hamil dan melahirkan anak laki-‐ laki yang diberi nama Manarbew yang berarti Pembawa Damai.
Kehadiran Manarbew dalam mitos ini sebagai penegasan atas eksistensi
Manarmakeri sebagai seorang Mesias. Dengan keistimewaan yang ada dalam dirinya ia mampu melakukan hal-‐hal yang bersifat adikodrati, salah satunya adalah mendapatkan seorang anak de-‐ ngan cara ajaib. Akan tetapi, jika dicer-‐ mati tentang inti ajaran koreri yang ber-‐ muara pada konsep pembaharuan maka kehadiran Manarbew merupakan reflek-‐ si tentang regenerasi yang berarti ada-‐ nya pembaharuan dalam tatanan kehi-‐ dupan. Hal ini terlihat dari nama yang di-‐ sandangkan
kepadanya. Selain Manarbew ia juga dijuluki Konor yang
berarti “membangkitkan orang yang te-‐ lah mati.”
Sampari
Munculnya Sampari ‘Si Bintang Pagi’ ter-‐ jadi ketika Manarmakeri berada di Pulau Wundi. Di sini ia melakukan penyadapan kelapa untuk mendapatkan nira. Rutini-‐ tas ini ia jalani sehari-‐hari. Sayangnya, nira hasil sadapannya sudah beberapa hari hilang dicuri. Karena merasa pena-‐ saran ia berniat untuk menangkap si pencuri. Setelah melakukan pengintaian, ia berhasil menangkap si pencuri yang tak lain adalah Sampari ‘si bintang pagi.’
Kehadiran Sampari dalam mitos ini untuk memberikan penegasan tentang transformasi yang mahakuasa dalam wujud fisik. Seperti halnya kasuari dan babi, Sampari si bintang pagi juga meru-‐ pakan roh yang menjelma. Ia dihadirkan dalam mitos untuk membawa keajaiban. Begitu pun Sampari si Bintang Pagi pada dasarnya sama. Ia dihadirkan sebagai sa-‐ rana agar Mansar mendapatkan ilmu “rahasia hidup abadi”. Tentu saja Bin-‐ tang Pagi lebih hebat dan lebih memiliki kharisma dibandingkan dengan babi atau kasuari. Berkah yang diberikan oleh bintang pagi lebih dahsyat. Hal ini seja-‐ lan dengan tema-‐tema mitos yang ada di Papua yang menjadikan Bintang Pagi sebagai perwakilan bulan dan bersifat mahakuasa.
Tafsir Amanat dalam Mitos … (Sri Yono)
keutuhan lengkap dengan ruang, waktu Insoraki adalah seorang wanita pilihan
Insoraki
dan gerak. Ditemukannya keberadaan yang
ruang, waktu, dan gerak sebagai dunia Manarmakeri. Ia hamil setelah tiga kali
kehidupan imajinatif dari kehidupan fak-‐ buah dadanya terkena buah bintanggur
tual merupakan bukti berlakunya kode ketika sedang mandi di laut. Selang be-‐
komunikatif dalam mitos Manarmakeri. berapa hari kemudian ia melahirkan se-‐ orang bayi lelaki bernama Manarbew.
Ruang
Orang tua dan masyarakat Pulau Wundi Sebagai mitos yang mengisahkan perja-‐ marah dan meninggalkan pulau ini se-‐
lanan fisik dan mental tokoh adat, maka telah mengetahui bahwa Manarmakeri
dalam mitos adalah ayah kandung Manarbew.
dimensi
ruang
Manarmakeri dapat ditemukan secara Dari mitos ini diperoleh sebuah pe-‐
realistis. Mitos dimulai dari Kampung mahaman bahwa Insoraki merupakan
Sopen yang terletak di pinggir sungai perantara datangnya pembaharuan. Se-‐
Sopendo. Kampung ini dianggap suci perti telah dikemukakan sebelumnya
oleh orang Biak, sebab mitos bahwa rer yang berarti ganti kulit/ pem-‐
Manarmakeri dan juga hampir semua baharuan tercermin melalui kelahiran
mitos orang Biak berasal. Dari kampung Manarbew. Melalui kelahiran Manarbew,
ini pula asal mitos asal-‐usul alam semes-‐ pembaharuan dapat terjadi dan secara
ta orang Biak, pahlawan dan orang ter-‐ harfiah Manarbew sendiri berarti pem-‐
kemuka, dan asal pemujaan dewa-‐dewa. bawa damai atau Konori yang berarti
Di belakang kampung Sopen ada tiga membawa kebangkitan bagi orang-‐
buah gunung. Ketiga gunung tersebut orang mati dan hidup yang kekal. Koreri
antara lain: Yamnaibori (gunung perhen-‐ hanya dapat diperoleh jika seseorang te-‐
tian), Sumbinyabo (gunung mengantar lah meninggalkan alam fana (mati).
putri), dan Manswarbori (gunung kasua-‐ Manarmakeri yang masih hidup di dunia
ri atau gunung cinta). Penyebutan ketiga yang fana ditolak oleh arwah yang
gunung ini mengomunikasikan tentang menghuni gua untuk bergabung dengan-‐
topografi Biak yang berbukit-‐bukit. nya. Koreri adalah alam roh. Seseorang
Di kampung ini pula Manarmakeri harus meninggal dahulu baru dapat me-‐
pernah melakukan perjalanan rohani pa-‐ masuki alam koreri. Insoraki adalah pe-‐
da sebuah gua. Peristiwa ini terjadi keti-‐ rantaranya. Simbol kematian digambar-‐
ka ia mengejar babi yang merusak tana-‐ kan dengan tidak disebutkannya nama
mannya. Pengejaran yang ia lakukan me-‐ Insoraki ketika Manarmakeri melanjut-‐
ngantarkan Manarmakeri memasuki se-‐ kan perjalanan ke arah barat. Ini adalah
buah gua. Di sini ia bertemu dengan simbol kematian yang menjadi peranta-‐
penghuni alam roh dan mendapatkan ra masuk ke alam koreri.
pengajaran tentang koreri. Ia ingin me-‐ masuki alam koreri tetapi dilarang. Para
Kode Konotatif (The Code of Semes or
penghuni alam roh mengatakan bahwa
Signifiers)
Manarmakeri harus kembali lagi ke bu-‐ Mitos Manarmakeri merupakan mitos
mi karena belum waktunya ia memasuki rekaan yang mentransformasikan dunia
alam keabadian.
imajinatif ke dalam deret tanda yang Gua (srendi) dalam pemahaman bersifat lihatan dalam bentuk kode
orang Biak merupakan tempat yang semantis. Pernyataan seluruh peristiwa
sakral. Tempat ini dianggap sebagai tem-‐ yang disampaikan secara linier dalam
pat berkumpulnya roh para leluhur. Me-‐ mitos Manarmakeri merupakan sebuah
nurut sejarah, ketika nenek moyang
ATAVISME, Vol. 19, No. 2, Edisi Desember, 2016: 176—191
pertama kali tiba di pulau ini, mereka melempar buah bintanggur ke arah menempati gua-‐gua yang ada di pinggir
Insoraki yang sedang mandi di laut. Buah pantai sebagai tempat untuk persing-‐
dilempar oleh gahan. Mereka berkumpul, beraktivitas
bintanggur
yang
Manarmakeri mengenai buah dada dan berkembang di sini. Ketika mereka
Insoraki dan ia pun hamil. Dari kehamil-‐ kemudian berpisah dan terpencar kare-‐
an tersebut ia melahirkan seorang anak na tuntutan hidup, maka mereka akan
yang diberi nama Manarbew yang ber-‐ dipersatukan kembali dengan mema-‐
arti “pembawa kedamaian”. kamkan mereka dalam satu gua. Maka
Beberapa keajaiban dibuat oleh dengan kepercayaan tersebut, menjadi
Manarmakeri di Pulau Wundi. Keajaiban masuk akal jika Manarmakeri bertemu
pertama terjadi ketika Manarbew men-‐ dengan penghuni roh para leluhur dan
cari ayahnya. Ayah Insoraki dan masya-‐ mendapatkan rahasia koreri.
rakat yang ada di Pulau Wundi merasa Ketika Manarmakeri mendapat per-‐
bingung tentang ayah Manarbew. Oleh lakuan yang tidak adil dari orang-‐orang
karena itu, ayah Insoraki mengadakan yang berada di Sopen, ia melanjutkan
upacara wor untuk menemukan ayah perjalanan ke Maundori. Di tempat ini,
Manarbew. Dalam upacara itu, secara ia mendapat tantangan berupa angin se-‐
mengejutkan Manarbew mengenali latan yang bertiup kencang sehingga ia
Manarmakeri sebagai ayahnya. Akibat-‐ menepi ke sebuah tempat. Ia mendarat
nya, semua orang menjadi marah dan di sebuah desa di Mandori dan membuat
meninggalkan Pulau Wundi. Mereka ti-‐ sebuah kolam. Keunikan kolam ini ada-‐
dak terima jika Insoraki yang merupa-‐ lah air yang keluar memancar dari batu
kan keturunan orang terpandang dan karang dan tawar. Sampai saat ini, ma-‐
paling cantik di pulau itu dipersunting syarakat sekitar masih menggunakan
oleh Manarmakeri yang tua dan kudisan. kolam ini dan menamainya “Mata Air
Di pulau hanya tinggal Manarmakeri, Manarmakeri”.
Insoraki, Manarbew, dan adik laki-‐laki Dari Moundori, Manarmakeri me-‐
Insoraki yang bernama Sanarero. lanjutkan perjalanan ke Mokmer. Di tem-‐
Keajaiban kedua terjadi ketika pat ini ia berhasil menangkap seekor
Manarbew merasa lapar dan meminta ikan yang besar dan memberikannya ke-‐
makan kepada Insoraki, ibunya. Sang ibu pada paman dan bibinya untuk dimasak.
dengan nada marah menyuruhnya me-‐ Sayangnya sang paman dan bibinya ber-‐
kepada ayahnya. tengkar disebabkan oleh ikan ini. Karena
minta
makan
Manarmakeri menyuruh Manarbew ma-‐ merasa malu dan marah atas kerakusan
suk ke sebuah ruang dan mengambil ma-‐ saudaranya tersebut maka ia pergi ke
kanan yang ia sukai. Di dalam kamar, Pulau Wundi.
Manarbew menemukan segala macam Di Pulau Wundi, Manarmakeri me-‐
makanan telah tersedia di dalamnya. Ia nyadap nira dari pohon kelapa. Nira ter-‐
pun makan sekenyangnya. Setelah me-‐ sebut dijadikan minuman saguer. Sa-‐
rasa kenyang, ia menawarkan makan ke-‐ yangnya, nira hasil sadapan pohon kela-‐
pada ibunya. Sang ibu tidak percaya ka-‐ panya dicuri oleh Sampari (Si Bintang
rena semua akses untuk mendapatkan Pagi). Manarmakeri berhasil menangkap
makanan telah ditutup oleh orang-‐orang sang pencuri dan sebagai hukumannya
yang telah pergi meninggalkan Pulau Sampari harus mengajarkan kepadanya
marah kepada tentang rahasia hidup abadi. Sampari
Wundi
karena
Manarmakeri. Akhirnya Insoraki pun memberitahukan tentang rahasia hidup
pergi ke tempat yang telah ditunjukkan abadi kepadanya. Ia diminta untuk
Tafsir Amanat dalam Mitos … (Sri Yono)
oleh Manarbew dan ia pun mendapati bahwa perkataan anaknya benar.
Keajaiban ketiga adalah perubahan wujud Manarmakeri yang semula tua dan kudisan menjadi pemuda gagah, tampan, dan kuat. Ia mengubah dirinya dengan cara masuk ke dalam api yang sangat besar di tepi laut. Anehnya, wa-‐ laupun Manarmakeri telah berubah menjadi lelaki muda yang gagah, tam-‐ pan, dan kuat, Manarbew tetap menge-‐ nali sebagai ayahnya. Insoraki marah. Ia bertanya kepada Manarmakeri alasan menyembunyikan identitasnya.
Keajaiban keempat, untuk meredam kemarahan istrinya karena tahu ia telah menyembunyikan
identitasnya,
Manarmakeri berjanji untuk mencari ke-‐ beradaan keluarga Insoraki yang telah meninggalkan Pulau Wundi. Mereka membutuhkan alat transportasi sebagai sarana untuk mencari keberadaan ke-‐ luarganya. Oleh karena itu, Manarmakeri menggambar sebuah perahu pada pasir di tepi pantai. Setelah itu, ia menendang gambar tersebut dan secara ajaib ber-‐ ubah menjadi perahu besar yang disebut dengan wai mansusu. Sekali lagi, ia menggambar perahu yang sama besar-‐ nya hanya bentuknya yang berbeda. Ia menendang gambar perahu tersebut dan gambar tersebut berubah menjadi pera-‐ hu wai ron. Yang terakhir ia menggam-‐ bar perahu kurures (wai kurures). Ia me-‐ nendang gambar perahu kurures dan berubah menjadi perahu sesungguhnya. Perahu inilah yang digunakan oleh Manarmakeri dan keluarganya untuk mencari keberadaan keluarga Insoraki. Mereka berlayar menuju Yapen.
Di Pulau Yapen ia melempar batu “Pairu” yang berarti bangkitlah. Setelah
itu, muncullah Pulau Pairu dari dasar laut. Pulau ini dilingkupi oleh pasir putih yang indah. Sampai sekarang tempat ini dijadikan sebagai tempat pariwisata.
Dari Yapen, Manarmakeri melanjut-‐ kan perjalanan ke Numfor. Di Pulau
Numfor, Manarmakeri menanam empat buah pohon kelapa. Dari empat pohon kelapa inilah terbentuk empat marga: Rumberpon, Rumansara, Anggradifu, dan Rumberpur. Manarmakeri bersama keluarga tinggal di pulau ini beberapa saat lamanya. Ia ingin membuat keajaiban, yaitu menghidupkan orang yang telah mati dan mendatangkan ma-‐ kanan di pulau ini, tetapi ia tidak diper-‐ caya oleh orang-‐orang yang tinggal di pulau ini. Oleh karena itu, ia menjadi marah dan melanjutkan perjalanan ke arah Raja Ampat. Dari sini, ia melan-‐ jutkan perjalanan ke arah yang lebih barat lagi dan berjanji akan kembali ke Pulau Biak setelah tujuh keturunan.
Beberapa perjalanan yang telah di-‐ lakukan oleh Manarmakeri menggam-‐ barkan kecenderungan tentang dua hal. Pertama, perjalanan yang dilakukan oleh Manarmakeri merupakan manifestasi dari Manarmakeri sebagai orang yang melahirkan dan pembawa koreri. Seba-‐ gai orang yang pernah mendapatkan il-‐ mu tentang koreri maka segala tindakan-‐ nya cenderung sulit untuk dinalar de-‐ ngan akal sehat (bersifat ajaib).
Kedua, orang akan mengatakan bahwa
koreri ada dalam diri Manarmakeri itu sendiri. Hal ini terlihat ketika ia melakukan perjalanan ke Wun-‐ di dan kemudian berubah wujud men-‐ jadi lelaki muda yang gagah, tampan, dan kuat. Setelah ia berubah wujud maka orang Biak memanggilnya dengan se-‐ butan Manseren Manggundi (Tuhan). Se-‐ bagai Tuhan, ia akan terpisah dari ma-‐ nusia. Oleh karena itu, menjadi beralasan di mana pun berada, ia akan terpisah de-‐ ngan orang-‐orang yang ada di tempat tersebut. Selain terpisah ia juga akan me-‐ ninggalkan tempat tersebut jika kondisi tempat tersebut tidak memenuhi syarat untuk masuknya koreri. Hal ini menegas-‐ kan bahwa antara dunia fana dan koreri adalah dua dunia yang berbeda. Mereka
ATAVISME, Vol. 19, No. 2, Edisi Desember, 2016: 176—191
terpisah. Koreri hanya dapat dicapai jika dunia fana telah hilang.
Waktu
Waktu dalam mitos Manarmakeri dapat ditemukan secara eksplisit. Jalinan peris-‐ tiwa ke peristiwa berikutnya silih ber-‐ ganti menyiratkan dimensi waktu. Di Sopen, Manarmakeri yang pada waktu itu masih bernama Yawi Nushado berke-‐ bun. Pada suatu hari kebunnya dirusak oleh seekor babi. Ia mengejar dan me-‐ nombak babi tersebut yang ternyata ma-‐ suk ke dalam gua (K1). Yawi Nushado masuk ke dalam gua dan di tempat ini ia mendapat ilmu koreri (K2). Ia keluar dari gua dengan membawa ilmu koreri yang telah ia terima. Sayangnya, orang-‐orang yang ada di sekitarnya tidak memercayai bahkan mengejeknya (K3 + K4). Semen-‐ jak itu, ia banyak melakukan kontem-‐ plasi bahkan cenderung tidak memper-‐ hatikan fisiknya sehingga kudisan. Ia me-‐ narik diri dari pergaulan sosial. Karena merasa kecewa, ia pergi ke Pulau Wundi (K5). Di Pulau Wundi ia membuat tuak dari air kelapa. Beberapa hari nira yang ia sadap dicuri. Ia berhasil menangkap si pencuri yang ternyata adalah Sampari atau Si Bintang Pagi (K6 + K7 + K8). Sampari Si Bintang Pagi menawarkan beberapa hal agar ia dapat dibebaskan. Manarmakeri meminta rahasia hidup ke-‐ kal atau koreri (K9 + K10). Manarmakeri mempraktikkan ilmu yang telah diberi-‐ kan oleh Sampari Si Bintang Pagi. Manarmakeri melemparkan buah bin-‐ tanggur ke laut dan mengenai Insoraki. Akibatnya, ia hamil dan melahirkan bayi laki-‐laki yang diberi nama Manarbew. Selang beberapa saat kemudian sang anak mencari bapaknya (K11 + K12 + K13). Menanggapi keinginan cucunya sang kakek (ayah Insoraki) mengadakan pesta wor. Dalam pesta tersebut berhasil diketahui bahwa ayah Manarbew adalah orang tua berkudis yang tidak lain ada-‐ lah Manarmakeri (K14). Mengetahui
kenyataan bahwa Manarmakerilah yang menjadi ayah Manarbew maka orang-‐ orang di Pulau Wundi menjadi kecewa dan marah. Mereka meninggalkan Pulau Wundi dan hanya meninggalkan Manarmakeri, Insoraki, Manarbew, dan adik Insoraki di Pulau Wundi (K15). Setelah beberapa saat tinggal di Pulau Wundi dan berubah menjadi Manggundi serta membuat beberapa keajaiban se-‐ perti mendatangkan makanan, membuat kapal hanya dengan menggambar, Manarmakeri melakukan perjalanan ke Numfor (K22). Di Pulau Numfor, sekali lagi ia tidak dipercaya. Kuasanya untuk melakukan mukjizat seperti membang-‐ kitkan orang mati tidak dipercaya (K23). Manarmakeri berangkat ke arah barat dengan membawa seluruh kekayaannya (K25 + K26). Manarmakeri berjanji un-‐ tuk kembali setelah delapan generasi ji-‐ ka syarat-‐syarat turunnya koreri terpe-‐ nuhi (K27).
Gerak
Dalam mitos Manarmakeri dapat dite-‐ mukan kejadian komunikasi sebagai re-‐ lasi atau hubungan antara tokoh utama yaitu Manarmakeri dan tokoh pendu-‐ kung yaitu masyarakat tempat ia tinggal. Hubungan ini menggerakan keutuhan tanda-‐tanda verbal: K2 + K3 + K4 + K5 + K11 + K12 + K13 + K15 + K22 + K23 + K25. Berikut adalah penjelasannya.
Yawi Nushado masuk ke dalam gua dan mendapatkan pengetahuan rahasia hidup abadi (koreri). Karena dilarang masuk ke dalam alam koreri, ia kembali ke kampung halamannya (Sopen). Ia ti-‐ dak dipercaya oleh penduduk Sopen bahwa ia telah mendapatkan rahasia koreri. Karena merasa kecewa dan ma-‐ rah, ia pergi meninggalkan kampungnya menuju Wundi.
Di Pulau Wundi, ia mendapatkan ra-‐ hasia hidup abadi dari bintang timur yang mengatakan bahwa ia harus me-‐ lempar buah bintanggur ke arah gadis
Tafsir Amanat dalam Mitos … (Sri Yono)
yang mandi di laut. Ia melempar buah realistis pembaca dapat memahami bintanggur ke arah laut dan mengenai
amanat yang ingin disampaikan penga-‐ buah dada Insoraki. Akibatnya, Insoraki
rang.
hamil. Selang beberapa saat, Insoraki melahirkan anak yang diberi nama
Ular sebagai Lambang Pemisah dan
Manarbew. Sang anak mencari ayahnya.
Perubahan
Akhirnya setelah melalui upacara wor Kira-‐kira separuh dari jumlah mitos Manarbew berhasil menemukan ayah-‐
yang ada berurusan dengan tokoh-‐tokoh nya. Ketika mengetahui bahwa ayah
tersamar. Datang dari negeri roh-‐roh Manarbew adalah Manarmakeri yang le-‐