HUBUNGAN PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL DAN BOARDING SCHOOL DENGAN PEMBENTUKAN KARAKTER PADA SISWA KELAS XI MAN 1 SURAKARTA TAHUN 2016/2017

Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
HUBUNGAN PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL DAN BOARDING SCHOOL
DENGAN PEMBENTUKAN KARAKTER PADA SISWA KELAS XI MAN 1
SURAKARTA TAHUN 2016/2017

CORRELATION BETWEEN THE IMPLEMENTATION FULL DAY SCHOOL
TOWARD FORMING CHARACTER AT THE XI GRADE STUDENTS OF MAN 1
SURAKARTA IN THE ACADEMIC YEAR OF 2016/2017

Oleh
Sulandari Ningsih
Sugiaryo
Progdi PPKn FKIP UNISRI Surakarta
(sullandari13@gmail.com)

ABSTRAK

Sulandari Ningsih. HUBUNGAN PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL DAN
BOARDING SCHOOL DENGAN PEMBENTUKAN KARAKTER PADA SISWA
KELAS XI MAN 1 SURAKARTA TAHUN 2016/2017. Artikel Ilmiah. Surakarta: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi, Februari 2017

Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
pelaksanaan full day school dengan pembentukan karakter pada siswa kelas XI MAN 1
Surakarta Tahun 2016/ 2017; 2) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan pelaksanaan
boarding school dengan pembentukan karakter pada siswa kelas XI MAN 1 Surakarta Tahun
2016 / 2017; 3) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan pelaksanaan full day school dan
boarding school dengan pembentukan karakter pada siswa kelas XI MAN 1 surakarta tahun
2016/2017.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MAN 1 Surakarta yang
berjumlah 200 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 siswa. Teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik Proportionate Random Sampling. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik angket. Angket
digunakan untuk mengumpulkan data tentang full day school, boarding school serta
pembentukan karakter. Dalam penelitian ini validitas yang dicari adalah validitas eksternal
dan reliabilitas yang dicari adalah reliabilitas internal. Teknik analisis data yang digunakan
adalah teknik korelasi ganda.

53

Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai Fhitung sebesar 8,96. Kemudian

dikonsultasikan dengan Ftabel taraf signifikan 5% sebesar 3,33. Dengan demikian hipotesis
yang menyatakan “ada Hubungan Pelaksanaan Full Day School Dan Boarding School dengan
Pembentukan Karakter pada Siswa Kelas XI MAN 1 Surakarta Tahun 2016/2017”, terbukti
kebenarannya.

Kata kunci : Full Day School, Boarding School, Pembentukan Karakter

ABSTRACT

Sulandari Ningsih. CORRELATION BETWEEN THE IMPLEMENTATION FULL DAY
SCHOOL TOWARD FORMING CHARACTER AT THE XI GRADE STUDENTS OF
MAN 1 SURAKARTA IN THE ACADEMIC YEAR OF 2016/2017. A Thesis. Surakarta:
Teacher Training And Education Faculty, Slamet Riyadi University, February 2017.
The research aims at(1) finding out whether a correlation between the
implementation of full day school toward forming character at the XI grade students of MAN
1 Surakarta in the academic year 2016/2017; (2) knowing wether a correlation between the
implementation of boarding school toward forming character at the XI grade students of
MAN 1 Surakarta in the academic year 2016/2017;and (3) finding out whether a correlation
between the implementation of full day school and boarding school toward forming character
at the XI grade students of MAN 1 Surakarta in the academic year 2016/2017.

A population of the research is the XI grade students of MAN 1 in the academic year
2016/2017, 30 students. A technique of sample is proportional random sampling. A technique
of collecting data is a questionnaire. it is used to obtaion the data in terms of full day
school,boarding school, and forming and character. In this research, validity found is
external validity and reliability is internasional internal validity. A technique of analyzing the
data used is double correlation technique.
Research finding shows tahat Fcount is 8,96 it is consulted with Ftable with a significant
level is 3.33. thus, hypothesis stating that there is a correlation between the implementation
of full day school and boarding school toward forming character at the XI grade of MAN 1
Surakarta in the academic year 2016/2017 is truly proven.

Keywords: Full Day School, Boarding School, Forming A Character

54

Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
PENDAHULUAN
Pendidikan karakter menjadi isu

tugas guru tetapi orang tua pun sangat

berperan”.

penting dalam dunia pendidikan akhirakhir

ini,

hal

ini

berkaitan

dengan

Amri

fenomena degradasi moral yang terjadi

memerlukan pembiasaan. Artinya sejak


dilingkungan pemerintah yang semakin

usia dini anak mulai dibiasakan mengenal

meningkat dan beragam. Kriminalitas,

mana perilaku atau tindakan yang baik dan

ketidak adilan, korupsi, kekerasan pada

mana yang buruk, mana yang boleh

anak, pelangggaran HAM, menjadi bukti

dilakukan mana yang tidak sehingga

bahwa telah terjadi krisis jati diri dan
pada

bangsa


diharapkan

Indonesia.

sebuah

Pembentukan adalah usaha yang telah

sejak

dini

gilirannya

kebiasaan.

menjadi

Perlahan-lahan


tersebut akan terinternalisasikan kedalam

proses. Pembentukan karakter individu
dilakukan

pada

sikap/nilai-nilai luhur yang ditanamkan

terwujud sebagai hasil suatu tindakan

harus

(2011:85)

mengungkapkan “ Pembentukan karakter

ditengah – tengah masyarakat maupun


karakteristik

dkk

dirinya dan membentuk kesadaran sikap

sehingga

dan tindakan sampai usia dewasa”.

karakter tersebut melekat kuat dalam diri
Abdul majid dan dian andayani
individu.
(2012:
Pendapat tersebut sesuai dengan yang
dikemukakan

Amri

bahwa:“Pembentukan


dkk

anak

mudah

tiga

mekanisme

1) Unsur dalam Pembentukan Karakter

dapat

Unsur

dimulai sejak anak usia dini, sehingga
karakter


ada

pembentukan karakter yaitu :

(2011:42)

karakter

16-21)

terpenting

dalam

pembentukan karakter adalah pikiran

terbentuk.

karena


Sebenarnya pembentukan bukan hanya

terdapat

55

pikiran
seluruh

yang

didalamnya

program

yang

Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
terbentuk dari pengalaman hidupnya,

lingkungan

merupakan pelapor segalanya. Program

itulah

ini

karakter

kemudian

kepercayaan

membentuk

yang

akhirnya

sistem
dapat

keluarga.

pondasi

awal

sudah

Dari

mereka

terbentuknnya

terbangun.

Pondasi

tersebut adalah kepercayaan tertentu

membentuk pola berpikir yang bisa

dan konsep diri.

mempengaruhi perilakunya.

Semakin banyak informasi yang

Jika program yang tertanam

diterima dan semakin matang sistem

tersebut sesuai dengan prinsip – prinsip

kepercayaan

kebenaran universal, maka perilakunya

terbentuk, maka semakin jelas tindakan,

berjalan selaras dengan hukum alam.

kebiasaan dan karakter unik dari masing

Hasilnya perilaku tersebut membawa

– masing individu. Akan tetapi ketika

ketenagan dan kebahagian. Sebaliknya,

mereka

jika program tersebut tidak sesuai

mereka mengalami banyak perubahan

dengan

prinsip



prinsip

hukum

dan

sudah

pola

pikir

memasuki

yang

sekolah,

mengenai konsep diri mereka.
3) Tahap – tahap Pendidikan Karakter

universal, maka perilakunya membawa
kerusakan

dan

menghasilkan

Piaget

merumuskan

penderitaan. Oleh karena itu, pikiran

perkembangan

harus mendapatkan perhatian serius.

pelaksanaan aturan dengan membagi

2) Proses Pembentukan Karakter

kesadaran

dan

menjadi beberapa tahapan dalam dua

Secara alami sejak lahir sampai

domain

yakni

kesadaran

mengenai

usia 3 – 5 tahun kemampuan menalar

aturan dan pelaksanaan aturan.

seorang anak belum tumbuh sehingga

a) Tahapan pada domain Kesadaran

pikiran bawah sadar masih terbuka dan

Aturan

menerima informasi apa saja tanpa
penyeleksian, mulai dari orang tua dan

56

Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
(1) Usia 0-2 tahun: aturan dirasakan

dan membina perkembangan moral dengan

sebagai hal yang tidak bersifat

cara

menuntut

peserta

memaksa

mengembangkan

aturan

(2) Usia 2-8 tahun: aturan disikapi
bersifat

sakral

dan

diterima

belajar mengajar seharian penuh aktifitas
anak lebih banyak dilakukan di sekolah.

sebagai hasil kesepakatan.
pada

Anak biasanya menghabiskan sekitar 8

domain

jam perhari, tetapi dengan penerapan full

Pelaksanaan Aturan

day school, anak harus di sekolah sampai 9

(1) Usia 0-2 tahun: aturan dilakukan

atau 10 jam perhari.

hanya bersifat motorik

Program

(2) Usia 2-6 tahun: aturan dilakukan

6-10

tahun:

10-12

dilakukan

tahun:
karena

aturan

pengetahuan saja tetapi juga disertai

aturan

dengan pembentukan karakter agar peserta

sudah

didik

terbiasa

melakukan

perilaku–

perilaku yang baik dalam kehidupan

Bertolak dari teori tersebut, Pieget
bahwa

untuk

program tersebut tidak hanya memberi

dihimpun

menyimpulkan

bertujuan

yang baik pada pesrta didik. Dalam

dilakukan sesuai kesepakatan
(4) Usia

ini

membina akhlak dan membentuk karakter

dengan orientasi diri sendiri
(3) Usia

berdasarkan

Full day school adalah sistem

(3) Usia 8-12 tahun: aturan diterima

Tahapan

untuk

keadilan/keputusan.

tanpa pemikiran

b)

didik

pendidikan

sehari–hari.

di

Full

sekolah seyogianya menitikberatkan pada

School

merupakan

program unggulan disekolah di MAN 1

pengembangan kemampuan mengambil
keputusan (dicision making; skills)

Day

Surakarta program ini sudah ada sebelum

dan

program Full Day School di gagas oleh

memecahkan masalah (Problem Solving)

pemerintah. Di MAN 1 Surkarta program
57

Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
Full Day School saat ini sudah pada

Pendapat

generasi ke delapan.

Baharrudin (2009: 231)

Program ini merupakan salah sau

serupa

dikemukakan

oleh

full day school

mempunyai beberapa keunggulan yaitu

alternatif dari dekadensi moral yang terjadi

siswa

pada saat ini, siswa seharian penuh

umum dan pendidikan keislaman serta

disekolah untuk melakukan pembelajaran

dapat

dan melakukan hal–hal positif. Full day

melalui kegiatan ekstra kurikuler.

memiliki manfaat yang sangat

school

akan

mendapatkan

mengembangkan

Pengelolaan

pendidikan

potensi

dalam

siswa

sistem

signifikan. Terurama bagi orang tua yang

pembelajaran full day school , sebuah

memiliki jam kerja yang tinggi dan tidak

lembaga pendidikan harus memiliki visi,

dapat mengontrol anak secara langsung

misi dan tujuan yang kuat serta program

dirumah.

kegiatan

pembelajaran

dan

praktek

Ali (2010: 136) sekolah yang

pelaksanaan yang jelas. Konsep yang

menerapkan sistem full day school adalah

digunakan dalam pelaksanaan full day

Sekolah yang memilih waktu belajar dari

school adalah untuk pengembangan dan

pagi

inovasi

sampai

sore

hari.

Sekolah

ini

sistem

pembelajaran

yaitu

kreatifitas

yang

menggunakan kurikulum nasional dari

mengembangkan

pemerintah

mencakup integrasi dari kondisi tiga ranah

kurikulum

(kurikulum
dari

2013)

departemen

dan
Agama

yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif.

(kurikulum Pendidikan Agama Islam).

Boarding School terdiri dari dua

Hasan (2006: 111) full day school

kata boarding dan school. Boarding yang

bertujuan untuk mengembangkan seluruh

berarti asrama. Dan school berarti sekolah.

potensi kepribadian siswa dengan lebih
seimbang.

Sekolah

full

day

Boarding School adalah sebuah sekolah di

school

mana beberapa atau semua murid belajar

mempunyai kelebihan dan kekurangan.

dan tinggal dalam kurun waktu tertentu di
58

Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
lingkungan sekolah dengan siswa sesama

diajarkan

mereka dan mungkin guru dan/ atau

beberapa mata pelajaran”.

administrator.

dalam

serta

pembelajaran

METODE PENELITIAN

Encyclopedia

dari

Wikipedia

Maksudin

(2013:15)

boarding

Interview ( Wawancara )
Wawancara

school adalah Lembaga pendidikan dimana

menentukan permasalahan yang harus

menyatu di lembaga tersebut. Boarding

diteliti. Wawancara dapat dilakukan secara

School menkombinasikan tempat tinggal

terstruktur maupun tidak terstruktu, dan

para siswa di institusi sekolah yang jauh

dapat

dari rumah dan keluarga mereka dengan
serta

sebagai

ingin melakukan studi pendahuluan untuk

mereka bertempat tinggal dan hidup

agama

digunakan

teknik pengumpulan data apabila peneliti

para siswa tidak hanya belajar, tetapi

diajarkan

agama

dilakukan

melalui

tatap

muka

maupun lewat telepon.

pembelajaran
Kuesioner (angket)

beberapa mata pelajaran di tempat yang

“Kuesioner

sama.

merupakan

teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan
Pendapat
dikemukan
berpendapat

oleh

yang

sama

Maksudin

juga

cara member seperangkat pertanyaan atau

(2010:15)

bahwa “Boarding

pernyataan

school

tertulis

kepada

responden

untuk dijawab”, (Sugiyono. 2012: 142).

adalah lembaga pendidikan di mana

Selain

parasiswa tidak hanya belajar, tetapi

itu

“Kuesioner

mereka bertempat tinggal dan hidup

Sugiyono
merupakan

mengatakan
teknik

pengumpulan data yang efisien apabila

menyatu di lembaga tersebut. Boarding

peneliti tahu dengan pasti variabel yang

school mengkombinasikan tempat tinggal

akan diukur dan tahu apa yang bisa

para siswa di institusi sekolah yang jauh

diharapkan dari responden”.

dari rumah dan keluarga mereka dengan
59

Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
adalah mengutip bagian –bagian penting

Dari penjelasan pengertian diatas
dapat

disimpulkan

merupakan

teknik

mengumpulkan

bahwa
atau

data

yang berkaitan erar dengan skripsi yang

kuesioner

cara

dalam

melalui

daftar

akan ditulis.
HASIL

pertanyaan ataupun pernyataan secara
Berdasarkan hasil penelitian yang

tertulis yang nantinya akan dijawab oleh

menunjukkan bahwa pelaksanaan full day

responden. Fungsi kuesioner ini berguna

school mempunyai hubungan yang positif

untuk mendapatkan data yang akurat

dan

melalui responden secara tertulis.

dengan

XI MAN 1 Surakarta Tahun Pelajaran

Tahap paling awal dari penelitian

2016/ 2017. Hal ini dapat ditunjukkan dari

perpustakaan adalah menjaga menjajagi

hasil analisis data, nilai rxy sebesar 0,473 >

ada tidaknya buku–buku atau sumber

rtabel 5% (0,361) dan 1% (0,463). Dengan

tertulis lainnya yang relevan dengan judul

demikian, berarti apabila program full day

skripsi yang akan disusunya. Tahap kedua

school ditingkatkan, maka pembentukan

menelaah isi buku. Pada tahap ini yang

karakter siswa juga akan meningkat.

harus dilakukan adalah menandai bab–bab
sekiranya

berhubungan

pembentukan karakter pada Siswa Kelas

Dokumentasi

yang

signifikan

mempunyai

Sebaliknya apabila program full day

kaitan

school

langsung dengan isi skripsi yang akan

menurun,

maka

pembentukan

karakter siswa juga menurun.

disusun.

Variabel
Tahap ketiga adalah menelaah

pelaksanaan

boarding

school dari hasil penelitian menunjukkan,

“indeks”, yaitu daftar yang menjelaaskan

bahwa ada hubungan positif dan signifikan

dihalaman berapa saja sesuatu hal dibahas

dengan pembentukan karakter siswa. Hal

atau nama seseorang yang karyanya

ini dapat dilihat dari hasil analisis data,

dikutip itu tercantum. Tahap terakhir

yang menghasilkan nilai rhitung sebesar
60

Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
0,545 lebih besar dari nilai rtabel, baik pada

keislaman serta dapat mengembangkan

taraf signifikansi 5% maupun 1% dengan

potensi siswa melalui kegiatan ekstra

N = 30. Dengan demikian, berarti apabila

kurikuler.

pelaksanaan boarding school ditingkatkan,

Melalui pendidikan umum dan

maka pembentukan karakter siswa juga

pendidikan

semakin meningkat. Sebaliknya apabila

mengembangkan

pelaksanaan boarding school menurun,

maka

maka pembentukan karakter siswa juga

karakter siswa menjadi lebih baik. Guru di

akan menurun. Jadi, hasil penelitian ini

sekolah sudah mengawasi dan membantu

menunjukkan

pelaksanaan

siswa untuk lebih baik, di lingkungan

boarding school mempunyai hubungan

rumah tempat tinggal masyarakat juga

yang searah dengan pembentukan karakter

harus ikut terlibat agar apa yang di

siswa.

dapatkan

PEMBAHASAN

diimplentasikan.

bahwa

Adanya
program

full

hubungan
day

pelaksanaan

school

keislaman

dapat

potensinya

mendorong

anak

Masyarakat

dengan

membantu

siswa

siswa

di

dapat
tersebut,

pembentukan

sekolah

harus
untuk

dapat

mampu
beradaptasi

pembentukan karakter siswa, dikarenakan

dilingkungan dan memahami bahwa jam

program full day school bertujuan untuk

mereka disekolah lebih lama, jadi dapat

mengembangkan

potensi

memaklumi ketika jarang terlibat ketika

kepribadian siswa dengan lebih seimbang.

ada kegiatan dilingkungan tempat tinggal

Sebagaimana yang dikemukakan oleh

serta para pemuda lain tidak boleh

Baharrudin (2009: 231) bahwa program

mengucilkan

full day school mempunyai beberapa

masyarakat orang tua juga memiliki peran

keunggulan yaitu siswa akan mendapatkan

penting dalam hal ini, orang tua harus

pendidikan

mampu

umum

seluruh

dan

pendidikan

61

siswa

membiasakan

tersebut.

anak

Selain

untuk

Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
melakukan hal – hal baik di lingkungan

membantu orang tua siswa terutama yang

keluarga agar anak tersebut terbiasa. Orang

sibuk bekerja.

tua

tidak

diperbolehkan

melakukan

Hasil penelitian ini menunjukkan

kekerasan, yang harus dilakukan adalah

bahwa sistem boarding school relevan dan

memberi kenyamanan dan menasehati

cocok sekali sebagai wahana atau tempat

ketika anak melakukan kesalahan.

pendidikan nilai–nilai moral bagi para

Dengan
program

demikian,

pelaksanaan
dapat

oleh Maksudin (2013:19) bahwa sistem ini

mengurangi pengaruh negatif dari luar

memiliki komitmen untuk mewujudkan

pada anak usai sekolah. Banyak masalah

pendidikan

serius pada anak-anak karena terpengaruh

kemasyarakatan,

dari lingkungan di luar sekolah dan rumah,

dan kepatuhan kepada aturan perilaku

dan kebanyakan lingkungan dari luar

moral, tanggung jawab, kebebasan, dan

tersebut membawa pengaruh yang negatif

kejujuran. Disamping itu, para siswa

bagi anak- anak.

memdapatkan pendidikan kecerdasan, baik

full

day

Selain

school

ini

siswa, sebagaimana yang diungkapkan

itu

dengan

karakter,

kemandirian,

kedisiplinan,

ketaatan

kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan

diimplementasikan sistem pembelajaran

emosional

full day school, maka rentang waktu

spritual (SQ).

belajar di sekolah relatif lebih lama

KESIMPULAN DAN SARAN

sehingga memaksa siswa belajar mulai

(EQ),

maupun

kecerdasan

Kesimpulan

pagi hingga sore hari, sehingga waktu
Dengan demikian dapat peneliti
belajar di sekolah lebih efektif dan efisien,
kemukakan bahwa Ada hubungan yang
bahkan

dengan

diterapkannya

sistem
positif dan signifikan Pelaksanaan Full

pembelajaran

full

day

school,

dapat
Day School dan Boarding School dengan

62

Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
Pembentukan Karakter pada Siswa Kelas

Amri, dkk. 2011. Implementasi pendidikan

XI MAN 1 Surakarta.

karakter

dalam

pembelajaran.

Jakarta: PT Pustakaraya

Saran

Baharudin. 2009, Pendidikan & Psikologi
Hendaknya

guru

senantiasa
Perkembangan.

Jogjakarta:

Ar-

menanamkan karakter yang baik pada
Ruzz Media.
siswa, dengan jalan memberikan contoh
Mohamad

Ali.

2010,

Reinvensi

dalam hal berperilaku, bertutur kata yang
Pendidikan
baik

dalam

kehidupan

Muhammadiyah.

sehari-hari,
Jakarta.

Al-

Wasat

Publishing

terutama di lingkungan sekolah.
House.
Siswa selalu mentaati peraturan

Maksudin.

2013.

Pendidikan

Islam

yang ada di sekolah, dan menjalankan

Alternatif Membangun Karakter

perintah agama dengan baik, karena

Melalui Sistem Boarding School.

dengan

Yogyakarta : UNY Press.

mentaati

peraturan

tersebut,

karakter siswa akan menjadi baik.

Maksudin.

2010,

Pendidikan

Islam

Orang tua menanamkan perilaku

Alternatif Mambangun Karakter

disiplin kepada anak dalam melakukan

Melalui Sistem Boarding School.

berbagai

Yogyakarta: UNY Press

hal

yang

positif,

seperti

Nor Hasan. 2006, “Full Day School Model

menjalankan sholat, belajar dan lain-lain di

Pembelajaran

lingkungan keluarga.

Bahasa

Asing.”

Jurnal Tadris. Vol. 1: 1. Hal. 114.
DAFTAR PUSTAKA
STAIN Pamekasan.
Abdul Majid dan Dian Andayani. 2012,
Pendidikan

Karakter

Sugiyono. 2012, Metode Penelitian

Dalam

Pendidikan Kuantitatif Kualitatif

Perspektif Islam. Bandung: PT

Dan R&D. Bandung: Alfabeta

Rosda Karya.
63

Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016

64

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25