HUBUNGAN PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL DAN BOARDING SCHOOL DENGAN PEMBENTUKAN KARAKTER PADA SISWA KELAS XI MAN 1 SURAKARTA TAHUN 2016/2017
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
HUBUNGAN PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL DAN BOARDING SCHOOL
DENGAN PEMBENTUKAN KARAKTER PADA SISWA KELAS XI MAN 1
SURAKARTA TAHUN 2016/2017
CORRELATION BETWEEN THE IMPLEMENTATION FULL DAY SCHOOL
TOWARD FORMING CHARACTER AT THE XI GRADE STUDENTS OF MAN 1
SURAKARTA IN THE ACADEMIC YEAR OF 2016/2017
Oleh
Sulandari Ningsih
Sugiaryo
Progdi PPKn FKIP UNISRI Surakarta
(sullandari13@gmail.com)
ABSTRAK
Sulandari Ningsih. HUBUNGAN PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL DAN
BOARDING SCHOOL DENGAN PEMBENTUKAN KARAKTER PADA SISWA
KELAS XI MAN 1 SURAKARTA TAHUN 2016/2017. Artikel Ilmiah. Surakarta: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi, Februari 2017
Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
pelaksanaan full day school dengan pembentukan karakter pada siswa kelas XI MAN 1
Surakarta Tahun 2016/ 2017; 2) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan pelaksanaan
boarding school dengan pembentukan karakter pada siswa kelas XI MAN 1 Surakarta Tahun
2016 / 2017; 3) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan pelaksanaan full day school dan
boarding school dengan pembentukan karakter pada siswa kelas XI MAN 1 surakarta tahun
2016/2017.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MAN 1 Surakarta yang
berjumlah 200 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 siswa. Teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik Proportionate Random Sampling. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik angket. Angket
digunakan untuk mengumpulkan data tentang full day school, boarding school serta
pembentukan karakter. Dalam penelitian ini validitas yang dicari adalah validitas eksternal
dan reliabilitas yang dicari adalah reliabilitas internal. Teknik analisis data yang digunakan
adalah teknik korelasi ganda.
53
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai Fhitung sebesar 8,96. Kemudian
dikonsultasikan dengan Ftabel taraf signifikan 5% sebesar 3,33. Dengan demikian hipotesis
yang menyatakan “ada Hubungan Pelaksanaan Full Day School Dan Boarding School dengan
Pembentukan Karakter pada Siswa Kelas XI MAN 1 Surakarta Tahun 2016/2017”, terbukti
kebenarannya.
Kata kunci : Full Day School, Boarding School, Pembentukan Karakter
ABSTRACT
Sulandari Ningsih. CORRELATION BETWEEN THE IMPLEMENTATION FULL DAY
SCHOOL TOWARD FORMING CHARACTER AT THE XI GRADE STUDENTS OF
MAN 1 SURAKARTA IN THE ACADEMIC YEAR OF 2016/2017. A Thesis. Surakarta:
Teacher Training And Education Faculty, Slamet Riyadi University, February 2017.
The research aims at(1) finding out whether a correlation between the
implementation of full day school toward forming character at the XI grade students of MAN
1 Surakarta in the academic year 2016/2017; (2) knowing wether a correlation between the
implementation of boarding school toward forming character at the XI grade students of
MAN 1 Surakarta in the academic year 2016/2017;and (3) finding out whether a correlation
between the implementation of full day school and boarding school toward forming character
at the XI grade students of MAN 1 Surakarta in the academic year 2016/2017.
A population of the research is the XI grade students of MAN 1 in the academic year
2016/2017, 30 students. A technique of sample is proportional random sampling. A technique
of collecting data is a questionnaire. it is used to obtaion the data in terms of full day
school,boarding school, and forming and character. In this research, validity found is
external validity and reliability is internasional internal validity. A technique of analyzing the
data used is double correlation technique.
Research finding shows tahat Fcount is 8,96 it is consulted with Ftable with a significant
level is 3.33. thus, hypothesis stating that there is a correlation between the implementation
of full day school and boarding school toward forming character at the XI grade of MAN 1
Surakarta in the academic year 2016/2017 is truly proven.
Keywords: Full Day School, Boarding School, Forming A Character
54
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
PENDAHULUAN
Pendidikan karakter menjadi isu
tugas guru tetapi orang tua pun sangat
berperan”.
penting dalam dunia pendidikan akhirakhir
ini,
hal
ini
berkaitan
dengan
Amri
fenomena degradasi moral yang terjadi
memerlukan pembiasaan. Artinya sejak
dilingkungan pemerintah yang semakin
usia dini anak mulai dibiasakan mengenal
meningkat dan beragam. Kriminalitas,
mana perilaku atau tindakan yang baik dan
ketidak adilan, korupsi, kekerasan pada
mana yang buruk, mana yang boleh
anak, pelangggaran HAM, menjadi bukti
dilakukan mana yang tidak sehingga
bahwa telah terjadi krisis jati diri dan
pada
bangsa
diharapkan
Indonesia.
sebuah
Pembentukan adalah usaha yang telah
sejak
dini
gilirannya
kebiasaan.
menjadi
Perlahan-lahan
tersebut akan terinternalisasikan kedalam
proses. Pembentukan karakter individu
dilakukan
pada
sikap/nilai-nilai luhur yang ditanamkan
terwujud sebagai hasil suatu tindakan
harus
(2011:85)
mengungkapkan “ Pembentukan karakter
ditengah – tengah masyarakat maupun
karakteristik
dkk
dirinya dan membentuk kesadaran sikap
sehingga
dan tindakan sampai usia dewasa”.
karakter tersebut melekat kuat dalam diri
Abdul majid dan dian andayani
individu.
(2012:
Pendapat tersebut sesuai dengan yang
dikemukakan
Amri
bahwa:“Pembentukan
dkk
anak
mudah
tiga
mekanisme
1) Unsur dalam Pembentukan Karakter
dapat
Unsur
dimulai sejak anak usia dini, sehingga
karakter
ada
pembentukan karakter yaitu :
(2011:42)
karakter
16-21)
terpenting
dalam
pembentukan karakter adalah pikiran
terbentuk.
karena
Sebenarnya pembentukan bukan hanya
terdapat
55
pikiran
seluruh
yang
didalamnya
program
yang
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
terbentuk dari pengalaman hidupnya,
lingkungan
merupakan pelapor segalanya. Program
itulah
ini
karakter
kemudian
kepercayaan
membentuk
yang
akhirnya
sistem
dapat
keluarga.
pondasi
awal
sudah
Dari
mereka
terbentuknnya
terbangun.
Pondasi
tersebut adalah kepercayaan tertentu
membentuk pola berpikir yang bisa
dan konsep diri.
mempengaruhi perilakunya.
Semakin banyak informasi yang
Jika program yang tertanam
diterima dan semakin matang sistem
tersebut sesuai dengan prinsip – prinsip
kepercayaan
kebenaran universal, maka perilakunya
terbentuk, maka semakin jelas tindakan,
berjalan selaras dengan hukum alam.
kebiasaan dan karakter unik dari masing
Hasilnya perilaku tersebut membawa
– masing individu. Akan tetapi ketika
ketenagan dan kebahagian. Sebaliknya,
mereka
jika program tersebut tidak sesuai
mereka mengalami banyak perubahan
dengan
prinsip
–
prinsip
hukum
dan
sudah
pola
pikir
memasuki
yang
sekolah,
mengenai konsep diri mereka.
3) Tahap – tahap Pendidikan Karakter
universal, maka perilakunya membawa
kerusakan
dan
menghasilkan
Piaget
merumuskan
penderitaan. Oleh karena itu, pikiran
perkembangan
harus mendapatkan perhatian serius.
pelaksanaan aturan dengan membagi
2) Proses Pembentukan Karakter
kesadaran
dan
menjadi beberapa tahapan dalam dua
Secara alami sejak lahir sampai
domain
yakni
kesadaran
mengenai
usia 3 – 5 tahun kemampuan menalar
aturan dan pelaksanaan aturan.
seorang anak belum tumbuh sehingga
a) Tahapan pada domain Kesadaran
pikiran bawah sadar masih terbuka dan
Aturan
menerima informasi apa saja tanpa
penyeleksian, mulai dari orang tua dan
56
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
(1) Usia 0-2 tahun: aturan dirasakan
dan membina perkembangan moral dengan
sebagai hal yang tidak bersifat
cara
menuntut
peserta
memaksa
mengembangkan
aturan
(2) Usia 2-8 tahun: aturan disikapi
bersifat
sakral
dan
diterima
belajar mengajar seharian penuh aktifitas
anak lebih banyak dilakukan di sekolah.
sebagai hasil kesepakatan.
pada
Anak biasanya menghabiskan sekitar 8
domain
jam perhari, tetapi dengan penerapan full
Pelaksanaan Aturan
day school, anak harus di sekolah sampai 9
(1) Usia 0-2 tahun: aturan dilakukan
atau 10 jam perhari.
hanya bersifat motorik
Program
(2) Usia 2-6 tahun: aturan dilakukan
6-10
tahun:
10-12
dilakukan
tahun:
karena
aturan
pengetahuan saja tetapi juga disertai
aturan
dengan pembentukan karakter agar peserta
sudah
didik
terbiasa
melakukan
perilaku–
perilaku yang baik dalam kehidupan
Bertolak dari teori tersebut, Pieget
bahwa
untuk
program tersebut tidak hanya memberi
dihimpun
menyimpulkan
bertujuan
yang baik pada pesrta didik. Dalam
dilakukan sesuai kesepakatan
(4) Usia
ini
membina akhlak dan membentuk karakter
dengan orientasi diri sendiri
(3) Usia
berdasarkan
Full day school adalah sistem
(3) Usia 8-12 tahun: aturan diterima
Tahapan
untuk
keadilan/keputusan.
tanpa pemikiran
b)
didik
pendidikan
sehari–hari.
di
Full
sekolah seyogianya menitikberatkan pada
School
merupakan
program unggulan disekolah di MAN 1
pengembangan kemampuan mengambil
keputusan (dicision making; skills)
Day
Surakarta program ini sudah ada sebelum
dan
program Full Day School di gagas oleh
memecahkan masalah (Problem Solving)
pemerintah. Di MAN 1 Surkarta program
57
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
Full Day School saat ini sudah pada
Pendapat
generasi ke delapan.
Baharrudin (2009: 231)
Program ini merupakan salah sau
serupa
dikemukakan
oleh
full day school
mempunyai beberapa keunggulan yaitu
alternatif dari dekadensi moral yang terjadi
siswa
pada saat ini, siswa seharian penuh
umum dan pendidikan keislaman serta
disekolah untuk melakukan pembelajaran
dapat
dan melakukan hal–hal positif. Full day
melalui kegiatan ekstra kurikuler.
memiliki manfaat yang sangat
school
akan
mendapatkan
mengembangkan
Pengelolaan
pendidikan
potensi
dalam
siswa
sistem
signifikan. Terurama bagi orang tua yang
pembelajaran full day school , sebuah
memiliki jam kerja yang tinggi dan tidak
lembaga pendidikan harus memiliki visi,
dapat mengontrol anak secara langsung
misi dan tujuan yang kuat serta program
dirumah.
kegiatan
pembelajaran
dan
praktek
Ali (2010: 136) sekolah yang
pelaksanaan yang jelas. Konsep yang
menerapkan sistem full day school adalah
digunakan dalam pelaksanaan full day
Sekolah yang memilih waktu belajar dari
school adalah untuk pengembangan dan
pagi
inovasi
sampai
sore
hari.
Sekolah
ini
sistem
pembelajaran
yaitu
kreatifitas
yang
menggunakan kurikulum nasional dari
mengembangkan
pemerintah
mencakup integrasi dari kondisi tiga ranah
kurikulum
(kurikulum
dari
2013)
departemen
dan
Agama
yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif.
(kurikulum Pendidikan Agama Islam).
Boarding School terdiri dari dua
Hasan (2006: 111) full day school
kata boarding dan school. Boarding yang
bertujuan untuk mengembangkan seluruh
berarti asrama. Dan school berarti sekolah.
potensi kepribadian siswa dengan lebih
seimbang.
Sekolah
full
day
Boarding School adalah sebuah sekolah di
school
mana beberapa atau semua murid belajar
mempunyai kelebihan dan kekurangan.
dan tinggal dalam kurun waktu tertentu di
58
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
lingkungan sekolah dengan siswa sesama
diajarkan
mereka dan mungkin guru dan/ atau
beberapa mata pelajaran”.
administrator.
dalam
serta
pembelajaran
METODE PENELITIAN
Encyclopedia
dari
Wikipedia
Maksudin
(2013:15)
boarding
Interview ( Wawancara )
Wawancara
school adalah Lembaga pendidikan dimana
menentukan permasalahan yang harus
menyatu di lembaga tersebut. Boarding
diteliti. Wawancara dapat dilakukan secara
School menkombinasikan tempat tinggal
terstruktur maupun tidak terstruktu, dan
para siswa di institusi sekolah yang jauh
dapat
dari rumah dan keluarga mereka dengan
serta
sebagai
ingin melakukan studi pendahuluan untuk
mereka bertempat tinggal dan hidup
agama
digunakan
teknik pengumpulan data apabila peneliti
para siswa tidak hanya belajar, tetapi
diajarkan
agama
dilakukan
melalui
tatap
muka
maupun lewat telepon.
pembelajaran
Kuesioner (angket)
beberapa mata pelajaran di tempat yang
“Kuesioner
sama.
merupakan
teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan
Pendapat
dikemukan
berpendapat
oleh
yang
sama
Maksudin
juga
cara member seperangkat pertanyaan atau
(2010:15)
bahwa “Boarding
pernyataan
school
tertulis
kepada
responden
untuk dijawab”, (Sugiyono. 2012: 142).
adalah lembaga pendidikan di mana
Selain
parasiswa tidak hanya belajar, tetapi
itu
“Kuesioner
mereka bertempat tinggal dan hidup
Sugiyono
merupakan
mengatakan
teknik
pengumpulan data yang efisien apabila
menyatu di lembaga tersebut. Boarding
peneliti tahu dengan pasti variabel yang
school mengkombinasikan tempat tinggal
akan diukur dan tahu apa yang bisa
para siswa di institusi sekolah yang jauh
diharapkan dari responden”.
dari rumah dan keluarga mereka dengan
59
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
adalah mengutip bagian –bagian penting
Dari penjelasan pengertian diatas
dapat
disimpulkan
merupakan
teknik
mengumpulkan
bahwa
atau
data
yang berkaitan erar dengan skripsi yang
kuesioner
cara
dalam
melalui
daftar
akan ditulis.
HASIL
pertanyaan ataupun pernyataan secara
Berdasarkan hasil penelitian yang
tertulis yang nantinya akan dijawab oleh
menunjukkan bahwa pelaksanaan full day
responden. Fungsi kuesioner ini berguna
school mempunyai hubungan yang positif
untuk mendapatkan data yang akurat
dan
melalui responden secara tertulis.
dengan
XI MAN 1 Surakarta Tahun Pelajaran
Tahap paling awal dari penelitian
2016/ 2017. Hal ini dapat ditunjukkan dari
perpustakaan adalah menjaga menjajagi
hasil analisis data, nilai rxy sebesar 0,473 >
ada tidaknya buku–buku atau sumber
rtabel 5% (0,361) dan 1% (0,463). Dengan
tertulis lainnya yang relevan dengan judul
demikian, berarti apabila program full day
skripsi yang akan disusunya. Tahap kedua
school ditingkatkan, maka pembentukan
menelaah isi buku. Pada tahap ini yang
karakter siswa juga akan meningkat.
harus dilakukan adalah menandai bab–bab
sekiranya
berhubungan
pembentukan karakter pada Siswa Kelas
Dokumentasi
yang
signifikan
mempunyai
Sebaliknya apabila program full day
kaitan
school
langsung dengan isi skripsi yang akan
menurun,
maka
pembentukan
karakter siswa juga menurun.
disusun.
Variabel
Tahap ketiga adalah menelaah
pelaksanaan
boarding
school dari hasil penelitian menunjukkan,
“indeks”, yaitu daftar yang menjelaaskan
bahwa ada hubungan positif dan signifikan
dihalaman berapa saja sesuatu hal dibahas
dengan pembentukan karakter siswa. Hal
atau nama seseorang yang karyanya
ini dapat dilihat dari hasil analisis data,
dikutip itu tercantum. Tahap terakhir
yang menghasilkan nilai rhitung sebesar
60
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
0,545 lebih besar dari nilai rtabel, baik pada
keislaman serta dapat mengembangkan
taraf signifikansi 5% maupun 1% dengan
potensi siswa melalui kegiatan ekstra
N = 30. Dengan demikian, berarti apabila
kurikuler.
pelaksanaan boarding school ditingkatkan,
Melalui pendidikan umum dan
maka pembentukan karakter siswa juga
pendidikan
semakin meningkat. Sebaliknya apabila
mengembangkan
pelaksanaan boarding school menurun,
maka
maka pembentukan karakter siswa juga
karakter siswa menjadi lebih baik. Guru di
akan menurun. Jadi, hasil penelitian ini
sekolah sudah mengawasi dan membantu
menunjukkan
pelaksanaan
siswa untuk lebih baik, di lingkungan
boarding school mempunyai hubungan
rumah tempat tinggal masyarakat juga
yang searah dengan pembentukan karakter
harus ikut terlibat agar apa yang di
siswa.
dapatkan
PEMBAHASAN
diimplentasikan.
bahwa
Adanya
program
full
hubungan
day
pelaksanaan
school
keislaman
dapat
potensinya
mendorong
anak
Masyarakat
dengan
membantu
siswa
siswa
di
dapat
tersebut,
pembentukan
sekolah
harus
untuk
dapat
mampu
beradaptasi
pembentukan karakter siswa, dikarenakan
dilingkungan dan memahami bahwa jam
program full day school bertujuan untuk
mereka disekolah lebih lama, jadi dapat
mengembangkan
potensi
memaklumi ketika jarang terlibat ketika
kepribadian siswa dengan lebih seimbang.
ada kegiatan dilingkungan tempat tinggal
Sebagaimana yang dikemukakan oleh
serta para pemuda lain tidak boleh
Baharrudin (2009: 231) bahwa program
mengucilkan
full day school mempunyai beberapa
masyarakat orang tua juga memiliki peran
keunggulan yaitu siswa akan mendapatkan
penting dalam hal ini, orang tua harus
pendidikan
mampu
umum
seluruh
dan
pendidikan
61
siswa
membiasakan
tersebut.
anak
Selain
untuk
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
melakukan hal – hal baik di lingkungan
membantu orang tua siswa terutama yang
keluarga agar anak tersebut terbiasa. Orang
sibuk bekerja.
tua
tidak
diperbolehkan
melakukan
Hasil penelitian ini menunjukkan
kekerasan, yang harus dilakukan adalah
bahwa sistem boarding school relevan dan
memberi kenyamanan dan menasehati
cocok sekali sebagai wahana atau tempat
ketika anak melakukan kesalahan.
pendidikan nilai–nilai moral bagi para
Dengan
program
demikian,
pelaksanaan
dapat
oleh Maksudin (2013:19) bahwa sistem ini
mengurangi pengaruh negatif dari luar
memiliki komitmen untuk mewujudkan
pada anak usai sekolah. Banyak masalah
pendidikan
serius pada anak-anak karena terpengaruh
kemasyarakatan,
dari lingkungan di luar sekolah dan rumah,
dan kepatuhan kepada aturan perilaku
dan kebanyakan lingkungan dari luar
moral, tanggung jawab, kebebasan, dan
tersebut membawa pengaruh yang negatif
kejujuran. Disamping itu, para siswa
bagi anak- anak.
memdapatkan pendidikan kecerdasan, baik
full
day
Selain
school
ini
siswa, sebagaimana yang diungkapkan
itu
dengan
karakter,
kemandirian,
kedisiplinan,
ketaatan
kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan
diimplementasikan sistem pembelajaran
emosional
full day school, maka rentang waktu
spritual (SQ).
belajar di sekolah relatif lebih lama
KESIMPULAN DAN SARAN
sehingga memaksa siswa belajar mulai
(EQ),
maupun
kecerdasan
Kesimpulan
pagi hingga sore hari, sehingga waktu
Dengan demikian dapat peneliti
belajar di sekolah lebih efektif dan efisien,
kemukakan bahwa Ada hubungan yang
bahkan
dengan
diterapkannya
sistem
positif dan signifikan Pelaksanaan Full
pembelajaran
full
day
school,
dapat
Day School dan Boarding School dengan
62
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
Pembentukan Karakter pada Siswa Kelas
Amri, dkk. 2011. Implementasi pendidikan
XI MAN 1 Surakarta.
karakter
dalam
pembelajaran.
Jakarta: PT Pustakaraya
Saran
Baharudin. 2009, Pendidikan & Psikologi
Hendaknya
guru
senantiasa
Perkembangan.
Jogjakarta:
Ar-
menanamkan karakter yang baik pada
Ruzz Media.
siswa, dengan jalan memberikan contoh
Mohamad
Ali.
2010,
Reinvensi
dalam hal berperilaku, bertutur kata yang
Pendidikan
baik
dalam
kehidupan
Muhammadiyah.
sehari-hari,
Jakarta.
Al-
Wasat
Publishing
terutama di lingkungan sekolah.
House.
Siswa selalu mentaati peraturan
Maksudin.
2013.
Pendidikan
Islam
yang ada di sekolah, dan menjalankan
Alternatif Membangun Karakter
perintah agama dengan baik, karena
Melalui Sistem Boarding School.
dengan
Yogyakarta : UNY Press.
mentaati
peraturan
tersebut,
karakter siswa akan menjadi baik.
Maksudin.
2010,
Pendidikan
Islam
Orang tua menanamkan perilaku
Alternatif Mambangun Karakter
disiplin kepada anak dalam melakukan
Melalui Sistem Boarding School.
berbagai
Yogyakarta: UNY Press
hal
yang
positif,
seperti
Nor Hasan. 2006, “Full Day School Model
menjalankan sholat, belajar dan lain-lain di
Pembelajaran
lingkungan keluarga.
Bahasa
Asing.”
Jurnal Tadris. Vol. 1: 1. Hal. 114.
DAFTAR PUSTAKA
STAIN Pamekasan.
Abdul Majid dan Dian Andayani. 2012,
Pendidikan
Karakter
Sugiyono. 2012, Metode Penelitian
Dalam
Pendidikan Kuantitatif Kualitatif
Perspektif Islam. Bandung: PT
Dan R&D. Bandung: Alfabeta
Rosda Karya.
63
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
64
HUBUNGAN PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL DAN BOARDING SCHOOL
DENGAN PEMBENTUKAN KARAKTER PADA SISWA KELAS XI MAN 1
SURAKARTA TAHUN 2016/2017
CORRELATION BETWEEN THE IMPLEMENTATION FULL DAY SCHOOL
TOWARD FORMING CHARACTER AT THE XI GRADE STUDENTS OF MAN 1
SURAKARTA IN THE ACADEMIC YEAR OF 2016/2017
Oleh
Sulandari Ningsih
Sugiaryo
Progdi PPKn FKIP UNISRI Surakarta
(sullandari13@gmail.com)
ABSTRAK
Sulandari Ningsih. HUBUNGAN PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL DAN
BOARDING SCHOOL DENGAN PEMBENTUKAN KARAKTER PADA SISWA
KELAS XI MAN 1 SURAKARTA TAHUN 2016/2017. Artikel Ilmiah. Surakarta: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi, Februari 2017
Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
pelaksanaan full day school dengan pembentukan karakter pada siswa kelas XI MAN 1
Surakarta Tahun 2016/ 2017; 2) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan pelaksanaan
boarding school dengan pembentukan karakter pada siswa kelas XI MAN 1 Surakarta Tahun
2016 / 2017; 3) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan pelaksanaan full day school dan
boarding school dengan pembentukan karakter pada siswa kelas XI MAN 1 surakarta tahun
2016/2017.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MAN 1 Surakarta yang
berjumlah 200 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 siswa. Teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik Proportionate Random Sampling. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik angket. Angket
digunakan untuk mengumpulkan data tentang full day school, boarding school serta
pembentukan karakter. Dalam penelitian ini validitas yang dicari adalah validitas eksternal
dan reliabilitas yang dicari adalah reliabilitas internal. Teknik analisis data yang digunakan
adalah teknik korelasi ganda.
53
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai Fhitung sebesar 8,96. Kemudian
dikonsultasikan dengan Ftabel taraf signifikan 5% sebesar 3,33. Dengan demikian hipotesis
yang menyatakan “ada Hubungan Pelaksanaan Full Day School Dan Boarding School dengan
Pembentukan Karakter pada Siswa Kelas XI MAN 1 Surakarta Tahun 2016/2017”, terbukti
kebenarannya.
Kata kunci : Full Day School, Boarding School, Pembentukan Karakter
ABSTRACT
Sulandari Ningsih. CORRELATION BETWEEN THE IMPLEMENTATION FULL DAY
SCHOOL TOWARD FORMING CHARACTER AT THE XI GRADE STUDENTS OF
MAN 1 SURAKARTA IN THE ACADEMIC YEAR OF 2016/2017. A Thesis. Surakarta:
Teacher Training And Education Faculty, Slamet Riyadi University, February 2017.
The research aims at(1) finding out whether a correlation between the
implementation of full day school toward forming character at the XI grade students of MAN
1 Surakarta in the academic year 2016/2017; (2) knowing wether a correlation between the
implementation of boarding school toward forming character at the XI grade students of
MAN 1 Surakarta in the academic year 2016/2017;and (3) finding out whether a correlation
between the implementation of full day school and boarding school toward forming character
at the XI grade students of MAN 1 Surakarta in the academic year 2016/2017.
A population of the research is the XI grade students of MAN 1 in the academic year
2016/2017, 30 students. A technique of sample is proportional random sampling. A technique
of collecting data is a questionnaire. it is used to obtaion the data in terms of full day
school,boarding school, and forming and character. In this research, validity found is
external validity and reliability is internasional internal validity. A technique of analyzing the
data used is double correlation technique.
Research finding shows tahat Fcount is 8,96 it is consulted with Ftable with a significant
level is 3.33. thus, hypothesis stating that there is a correlation between the implementation
of full day school and boarding school toward forming character at the XI grade of MAN 1
Surakarta in the academic year 2016/2017 is truly proven.
Keywords: Full Day School, Boarding School, Forming A Character
54
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
PENDAHULUAN
Pendidikan karakter menjadi isu
tugas guru tetapi orang tua pun sangat
berperan”.
penting dalam dunia pendidikan akhirakhir
ini,
hal
ini
berkaitan
dengan
Amri
fenomena degradasi moral yang terjadi
memerlukan pembiasaan. Artinya sejak
dilingkungan pemerintah yang semakin
usia dini anak mulai dibiasakan mengenal
meningkat dan beragam. Kriminalitas,
mana perilaku atau tindakan yang baik dan
ketidak adilan, korupsi, kekerasan pada
mana yang buruk, mana yang boleh
anak, pelangggaran HAM, menjadi bukti
dilakukan mana yang tidak sehingga
bahwa telah terjadi krisis jati diri dan
pada
bangsa
diharapkan
Indonesia.
sebuah
Pembentukan adalah usaha yang telah
sejak
dini
gilirannya
kebiasaan.
menjadi
Perlahan-lahan
tersebut akan terinternalisasikan kedalam
proses. Pembentukan karakter individu
dilakukan
pada
sikap/nilai-nilai luhur yang ditanamkan
terwujud sebagai hasil suatu tindakan
harus
(2011:85)
mengungkapkan “ Pembentukan karakter
ditengah – tengah masyarakat maupun
karakteristik
dkk
dirinya dan membentuk kesadaran sikap
sehingga
dan tindakan sampai usia dewasa”.
karakter tersebut melekat kuat dalam diri
Abdul majid dan dian andayani
individu.
(2012:
Pendapat tersebut sesuai dengan yang
dikemukakan
Amri
bahwa:“Pembentukan
dkk
anak
mudah
tiga
mekanisme
1) Unsur dalam Pembentukan Karakter
dapat
Unsur
dimulai sejak anak usia dini, sehingga
karakter
ada
pembentukan karakter yaitu :
(2011:42)
karakter
16-21)
terpenting
dalam
pembentukan karakter adalah pikiran
terbentuk.
karena
Sebenarnya pembentukan bukan hanya
terdapat
55
pikiran
seluruh
yang
didalamnya
program
yang
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
terbentuk dari pengalaman hidupnya,
lingkungan
merupakan pelapor segalanya. Program
itulah
ini
karakter
kemudian
kepercayaan
membentuk
yang
akhirnya
sistem
dapat
keluarga.
pondasi
awal
sudah
Dari
mereka
terbentuknnya
terbangun.
Pondasi
tersebut adalah kepercayaan tertentu
membentuk pola berpikir yang bisa
dan konsep diri.
mempengaruhi perilakunya.
Semakin banyak informasi yang
Jika program yang tertanam
diterima dan semakin matang sistem
tersebut sesuai dengan prinsip – prinsip
kepercayaan
kebenaran universal, maka perilakunya
terbentuk, maka semakin jelas tindakan,
berjalan selaras dengan hukum alam.
kebiasaan dan karakter unik dari masing
Hasilnya perilaku tersebut membawa
– masing individu. Akan tetapi ketika
ketenagan dan kebahagian. Sebaliknya,
mereka
jika program tersebut tidak sesuai
mereka mengalami banyak perubahan
dengan
prinsip
–
prinsip
hukum
dan
sudah
pola
pikir
memasuki
yang
sekolah,
mengenai konsep diri mereka.
3) Tahap – tahap Pendidikan Karakter
universal, maka perilakunya membawa
kerusakan
dan
menghasilkan
Piaget
merumuskan
penderitaan. Oleh karena itu, pikiran
perkembangan
harus mendapatkan perhatian serius.
pelaksanaan aturan dengan membagi
2) Proses Pembentukan Karakter
kesadaran
dan
menjadi beberapa tahapan dalam dua
Secara alami sejak lahir sampai
domain
yakni
kesadaran
mengenai
usia 3 – 5 tahun kemampuan menalar
aturan dan pelaksanaan aturan.
seorang anak belum tumbuh sehingga
a) Tahapan pada domain Kesadaran
pikiran bawah sadar masih terbuka dan
Aturan
menerima informasi apa saja tanpa
penyeleksian, mulai dari orang tua dan
56
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
(1) Usia 0-2 tahun: aturan dirasakan
dan membina perkembangan moral dengan
sebagai hal yang tidak bersifat
cara
menuntut
peserta
memaksa
mengembangkan
aturan
(2) Usia 2-8 tahun: aturan disikapi
bersifat
sakral
dan
diterima
belajar mengajar seharian penuh aktifitas
anak lebih banyak dilakukan di sekolah.
sebagai hasil kesepakatan.
pada
Anak biasanya menghabiskan sekitar 8
domain
jam perhari, tetapi dengan penerapan full
Pelaksanaan Aturan
day school, anak harus di sekolah sampai 9
(1) Usia 0-2 tahun: aturan dilakukan
atau 10 jam perhari.
hanya bersifat motorik
Program
(2) Usia 2-6 tahun: aturan dilakukan
6-10
tahun:
10-12
dilakukan
tahun:
karena
aturan
pengetahuan saja tetapi juga disertai
aturan
dengan pembentukan karakter agar peserta
sudah
didik
terbiasa
melakukan
perilaku–
perilaku yang baik dalam kehidupan
Bertolak dari teori tersebut, Pieget
bahwa
untuk
program tersebut tidak hanya memberi
dihimpun
menyimpulkan
bertujuan
yang baik pada pesrta didik. Dalam
dilakukan sesuai kesepakatan
(4) Usia
ini
membina akhlak dan membentuk karakter
dengan orientasi diri sendiri
(3) Usia
berdasarkan
Full day school adalah sistem
(3) Usia 8-12 tahun: aturan diterima
Tahapan
untuk
keadilan/keputusan.
tanpa pemikiran
b)
didik
pendidikan
sehari–hari.
di
Full
sekolah seyogianya menitikberatkan pada
School
merupakan
program unggulan disekolah di MAN 1
pengembangan kemampuan mengambil
keputusan (dicision making; skills)
Day
Surakarta program ini sudah ada sebelum
dan
program Full Day School di gagas oleh
memecahkan masalah (Problem Solving)
pemerintah. Di MAN 1 Surkarta program
57
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
Full Day School saat ini sudah pada
Pendapat
generasi ke delapan.
Baharrudin (2009: 231)
Program ini merupakan salah sau
serupa
dikemukakan
oleh
full day school
mempunyai beberapa keunggulan yaitu
alternatif dari dekadensi moral yang terjadi
siswa
pada saat ini, siswa seharian penuh
umum dan pendidikan keislaman serta
disekolah untuk melakukan pembelajaran
dapat
dan melakukan hal–hal positif. Full day
melalui kegiatan ekstra kurikuler.
memiliki manfaat yang sangat
school
akan
mendapatkan
mengembangkan
Pengelolaan
pendidikan
potensi
dalam
siswa
sistem
signifikan. Terurama bagi orang tua yang
pembelajaran full day school , sebuah
memiliki jam kerja yang tinggi dan tidak
lembaga pendidikan harus memiliki visi,
dapat mengontrol anak secara langsung
misi dan tujuan yang kuat serta program
dirumah.
kegiatan
pembelajaran
dan
praktek
Ali (2010: 136) sekolah yang
pelaksanaan yang jelas. Konsep yang
menerapkan sistem full day school adalah
digunakan dalam pelaksanaan full day
Sekolah yang memilih waktu belajar dari
school adalah untuk pengembangan dan
pagi
inovasi
sampai
sore
hari.
Sekolah
ini
sistem
pembelajaran
yaitu
kreatifitas
yang
menggunakan kurikulum nasional dari
mengembangkan
pemerintah
mencakup integrasi dari kondisi tiga ranah
kurikulum
(kurikulum
dari
2013)
departemen
dan
Agama
yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif.
(kurikulum Pendidikan Agama Islam).
Boarding School terdiri dari dua
Hasan (2006: 111) full day school
kata boarding dan school. Boarding yang
bertujuan untuk mengembangkan seluruh
berarti asrama. Dan school berarti sekolah.
potensi kepribadian siswa dengan lebih
seimbang.
Sekolah
full
day
Boarding School adalah sebuah sekolah di
school
mana beberapa atau semua murid belajar
mempunyai kelebihan dan kekurangan.
dan tinggal dalam kurun waktu tertentu di
58
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
lingkungan sekolah dengan siswa sesama
diajarkan
mereka dan mungkin guru dan/ atau
beberapa mata pelajaran”.
administrator.
dalam
serta
pembelajaran
METODE PENELITIAN
Encyclopedia
dari
Wikipedia
Maksudin
(2013:15)
boarding
Interview ( Wawancara )
Wawancara
school adalah Lembaga pendidikan dimana
menentukan permasalahan yang harus
menyatu di lembaga tersebut. Boarding
diteliti. Wawancara dapat dilakukan secara
School menkombinasikan tempat tinggal
terstruktur maupun tidak terstruktu, dan
para siswa di institusi sekolah yang jauh
dapat
dari rumah dan keluarga mereka dengan
serta
sebagai
ingin melakukan studi pendahuluan untuk
mereka bertempat tinggal dan hidup
agama
digunakan
teknik pengumpulan data apabila peneliti
para siswa tidak hanya belajar, tetapi
diajarkan
agama
dilakukan
melalui
tatap
muka
maupun lewat telepon.
pembelajaran
Kuesioner (angket)
beberapa mata pelajaran di tempat yang
“Kuesioner
sama.
merupakan
teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan
Pendapat
dikemukan
berpendapat
oleh
yang
sama
Maksudin
juga
cara member seperangkat pertanyaan atau
(2010:15)
bahwa “Boarding
pernyataan
school
tertulis
kepada
responden
untuk dijawab”, (Sugiyono. 2012: 142).
adalah lembaga pendidikan di mana
Selain
parasiswa tidak hanya belajar, tetapi
itu
“Kuesioner
mereka bertempat tinggal dan hidup
Sugiyono
merupakan
mengatakan
teknik
pengumpulan data yang efisien apabila
menyatu di lembaga tersebut. Boarding
peneliti tahu dengan pasti variabel yang
school mengkombinasikan tempat tinggal
akan diukur dan tahu apa yang bisa
para siswa di institusi sekolah yang jauh
diharapkan dari responden”.
dari rumah dan keluarga mereka dengan
59
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
adalah mengutip bagian –bagian penting
Dari penjelasan pengertian diatas
dapat
disimpulkan
merupakan
teknik
mengumpulkan
bahwa
atau
data
yang berkaitan erar dengan skripsi yang
kuesioner
cara
dalam
melalui
daftar
akan ditulis.
HASIL
pertanyaan ataupun pernyataan secara
Berdasarkan hasil penelitian yang
tertulis yang nantinya akan dijawab oleh
menunjukkan bahwa pelaksanaan full day
responden. Fungsi kuesioner ini berguna
school mempunyai hubungan yang positif
untuk mendapatkan data yang akurat
dan
melalui responden secara tertulis.
dengan
XI MAN 1 Surakarta Tahun Pelajaran
Tahap paling awal dari penelitian
2016/ 2017. Hal ini dapat ditunjukkan dari
perpustakaan adalah menjaga menjajagi
hasil analisis data, nilai rxy sebesar 0,473 >
ada tidaknya buku–buku atau sumber
rtabel 5% (0,361) dan 1% (0,463). Dengan
tertulis lainnya yang relevan dengan judul
demikian, berarti apabila program full day
skripsi yang akan disusunya. Tahap kedua
school ditingkatkan, maka pembentukan
menelaah isi buku. Pada tahap ini yang
karakter siswa juga akan meningkat.
harus dilakukan adalah menandai bab–bab
sekiranya
berhubungan
pembentukan karakter pada Siswa Kelas
Dokumentasi
yang
signifikan
mempunyai
Sebaliknya apabila program full day
kaitan
school
langsung dengan isi skripsi yang akan
menurun,
maka
pembentukan
karakter siswa juga menurun.
disusun.
Variabel
Tahap ketiga adalah menelaah
pelaksanaan
boarding
school dari hasil penelitian menunjukkan,
“indeks”, yaitu daftar yang menjelaaskan
bahwa ada hubungan positif dan signifikan
dihalaman berapa saja sesuatu hal dibahas
dengan pembentukan karakter siswa. Hal
atau nama seseorang yang karyanya
ini dapat dilihat dari hasil analisis data,
dikutip itu tercantum. Tahap terakhir
yang menghasilkan nilai rhitung sebesar
60
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
0,545 lebih besar dari nilai rtabel, baik pada
keislaman serta dapat mengembangkan
taraf signifikansi 5% maupun 1% dengan
potensi siswa melalui kegiatan ekstra
N = 30. Dengan demikian, berarti apabila
kurikuler.
pelaksanaan boarding school ditingkatkan,
Melalui pendidikan umum dan
maka pembentukan karakter siswa juga
pendidikan
semakin meningkat. Sebaliknya apabila
mengembangkan
pelaksanaan boarding school menurun,
maka
maka pembentukan karakter siswa juga
karakter siswa menjadi lebih baik. Guru di
akan menurun. Jadi, hasil penelitian ini
sekolah sudah mengawasi dan membantu
menunjukkan
pelaksanaan
siswa untuk lebih baik, di lingkungan
boarding school mempunyai hubungan
rumah tempat tinggal masyarakat juga
yang searah dengan pembentukan karakter
harus ikut terlibat agar apa yang di
siswa.
dapatkan
PEMBAHASAN
diimplentasikan.
bahwa
Adanya
program
full
hubungan
day
pelaksanaan
school
keislaman
dapat
potensinya
mendorong
anak
Masyarakat
dengan
membantu
siswa
siswa
di
dapat
tersebut,
pembentukan
sekolah
harus
untuk
dapat
mampu
beradaptasi
pembentukan karakter siswa, dikarenakan
dilingkungan dan memahami bahwa jam
program full day school bertujuan untuk
mereka disekolah lebih lama, jadi dapat
mengembangkan
potensi
memaklumi ketika jarang terlibat ketika
kepribadian siswa dengan lebih seimbang.
ada kegiatan dilingkungan tempat tinggal
Sebagaimana yang dikemukakan oleh
serta para pemuda lain tidak boleh
Baharrudin (2009: 231) bahwa program
mengucilkan
full day school mempunyai beberapa
masyarakat orang tua juga memiliki peran
keunggulan yaitu siswa akan mendapatkan
penting dalam hal ini, orang tua harus
pendidikan
mampu
umum
seluruh
dan
pendidikan
61
siswa
membiasakan
tersebut.
anak
Selain
untuk
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
melakukan hal – hal baik di lingkungan
membantu orang tua siswa terutama yang
keluarga agar anak tersebut terbiasa. Orang
sibuk bekerja.
tua
tidak
diperbolehkan
melakukan
Hasil penelitian ini menunjukkan
kekerasan, yang harus dilakukan adalah
bahwa sistem boarding school relevan dan
memberi kenyamanan dan menasehati
cocok sekali sebagai wahana atau tempat
ketika anak melakukan kesalahan.
pendidikan nilai–nilai moral bagi para
Dengan
program
demikian,
pelaksanaan
dapat
oleh Maksudin (2013:19) bahwa sistem ini
mengurangi pengaruh negatif dari luar
memiliki komitmen untuk mewujudkan
pada anak usai sekolah. Banyak masalah
pendidikan
serius pada anak-anak karena terpengaruh
kemasyarakatan,
dari lingkungan di luar sekolah dan rumah,
dan kepatuhan kepada aturan perilaku
dan kebanyakan lingkungan dari luar
moral, tanggung jawab, kebebasan, dan
tersebut membawa pengaruh yang negatif
kejujuran. Disamping itu, para siswa
bagi anak- anak.
memdapatkan pendidikan kecerdasan, baik
full
day
Selain
school
ini
siswa, sebagaimana yang diungkapkan
itu
dengan
karakter,
kemandirian,
kedisiplinan,
ketaatan
kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan
diimplementasikan sistem pembelajaran
emosional
full day school, maka rentang waktu
spritual (SQ).
belajar di sekolah relatif lebih lama
KESIMPULAN DAN SARAN
sehingga memaksa siswa belajar mulai
(EQ),
maupun
kecerdasan
Kesimpulan
pagi hingga sore hari, sehingga waktu
Dengan demikian dapat peneliti
belajar di sekolah lebih efektif dan efisien,
kemukakan bahwa Ada hubungan yang
bahkan
dengan
diterapkannya
sistem
positif dan signifikan Pelaksanaan Full
pembelajaran
full
day
school,
dapat
Day School dan Boarding School dengan
62
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
Pembentukan Karakter pada Siswa Kelas
Amri, dkk. 2011. Implementasi pendidikan
XI MAN 1 Surakarta.
karakter
dalam
pembelajaran.
Jakarta: PT Pustakaraya
Saran
Baharudin. 2009, Pendidikan & Psikologi
Hendaknya
guru
senantiasa
Perkembangan.
Jogjakarta:
Ar-
menanamkan karakter yang baik pada
Ruzz Media.
siswa, dengan jalan memberikan contoh
Mohamad
Ali.
2010,
Reinvensi
dalam hal berperilaku, bertutur kata yang
Pendidikan
baik
dalam
kehidupan
Muhammadiyah.
sehari-hari,
Jakarta.
Al-
Wasat
Publishing
terutama di lingkungan sekolah.
House.
Siswa selalu mentaati peraturan
Maksudin.
2013.
Pendidikan
Islam
yang ada di sekolah, dan menjalankan
Alternatif Membangun Karakter
perintah agama dengan baik, karena
Melalui Sistem Boarding School.
dengan
Yogyakarta : UNY Press.
mentaati
peraturan
tersebut,
karakter siswa akan menjadi baik.
Maksudin.
2010,
Pendidikan
Islam
Orang tua menanamkan perilaku
Alternatif Mambangun Karakter
disiplin kepada anak dalam melakukan
Melalui Sistem Boarding School.
berbagai
Yogyakarta: UNY Press
hal
yang
positif,
seperti
Nor Hasan. 2006, “Full Day School Model
menjalankan sholat, belajar dan lain-lain di
Pembelajaran
lingkungan keluarga.
Bahasa
Asing.”
Jurnal Tadris. Vol. 1: 1. Hal. 114.
DAFTAR PUSTAKA
STAIN Pamekasan.
Abdul Majid dan Dian Andayani. 2012,
Pendidikan
Karakter
Sugiyono. 2012, Metode Penelitian
Dalam
Pendidikan Kuantitatif Kualitatif
Perspektif Islam. Bandung: PT
Dan R&D. Bandung: Alfabeta
Rosda Karya.
63
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
64