ANALISI PENGARUH INFLASI DAN PENGELUARAN

ANALISI PENGARUH INFLASI DAN PENGELUARAN
PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
(TUGAS STATISIKA)

Disusun Oleh :
Timothy Jason Edon (222013005)
Yohanes Bima (222013021)
Dosen Pengampu
Arief R.H.

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
SALATIGA

BAB I
Pendahuluan
1.1

Latar Belakang

pertumbuhan ekonomi tak akan pernah lepas dari tangan pemerintah, konsumen, dan produsen.

Dalam hal ini banyak berbagai kemajuan yang dapat dikatakan berlasil meningkatkan
perekonomian Indonesia, hal tersebut dapat dilihat dari rata pertumbuhan ekonomi indonesia yang
meningkat sebesar 5,61 persen per tahun pada tahun penelitian.
Pertumbuhna ekonomi di indonesia juga tidak dapat lepas dari inflasi, Dari sudut pandang secara
umum, inlfasi sering diartikan sebagai naiknya harga-harga umum secara terus-menerus. Namun
pandangan dari Pandangan Shostak ia menggambarkan bahwa banyak kerusakan ekonomi yang
disebabkan apabila inflasi tidak dapat dikendalikan.
Inflasi sering dijadikan salah satu indikator stabilitas perekonomian sehingga laju perubahannya
selalu diupayakan berada pada tingkat yang rendah dan stabil.

Dalam hal ini Indonesia

menggunakan satrategi Inflastion Targeting untuk menetapkan inflasi yang rendah, hal ini
merupakan tugas Bang BI sebagai bnk sentral Indonesia. Maka dari itu bank Indonsaia harusnlah
memikirkan dan menetukan jumlah yang tepat yang akan digunakan sebagai target inflasi dalam
suatu periode agar pertumbuhan ekonomi dapat maksimal.
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah juga memiliki andil yang cukup dalam proses pertumbuhan
sebuah sistem perekonomian. Karena tujuan dari Pengeluara Konsumsi Pemerintah itu sendiri salah
satunya adalah untuk mengurangi pengangguran, maka seharusnya saat semakin banyak
pengeluaran pemerintah semakin sedikit pengangguran, yang tentunya akan menyebabkan

mingkatnya pertumbuhan perekonomian.

1.2

Rumusan masalah

Mengacu pada uraian di atas maka dalam kalan ini yang menjadi maslah pokok sebagai berikut :
apakah inflasi dan pengeluaran pemerintah dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara
bersama-sama.
1.3

Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai sehubungan dengan penulisan ini adalah untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh faktor inflasi dan pengeluaran pemerintah terhdap pertumuhan ekonomi di
Indonesia.

BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1


Landasan teori

2.1.1

INFLASI

Menurut teori Keynes, inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan
ekonominya. Hal-hal seperti ini dapat dilihat dengan

keadaan perilaku konsumen yang

menigkatkan permintaan akan barang-barang yang melebihi jumlah barang-barang yang tersedia,
sehingga menimbulkan “inflationary gap”. Selama “inflationary gap” tetap ada, selama itu pula
proses

inflasi

akan


berkelanjutan.

Dalam teori pertumbuhan baru yang mana teori ini mengendalikan mekanisme dimana inflasi bisa
saja mempengaruhi pertumbuhnan dengan kuarng baik, James dan Manuelli (1993) dan de greforio
(1993).
2.1.2

Pengeluaran Pemerintah

Dalam konteks makro pengeluaran pemerintah merupakan salah satu variabel pembentuk Produk
Domestik bruto besama dengan konsumsi masyarakat, investasi dan ekspor. Secara teori,
pengeluaran pemerintah merupakan salah satu bentuk usha pemerintah dalam perekonomian untuk
mengatasi kegagalan pasar. Dengan hal ini pemerintah dapat mengatur jlannya perekonomian
dengan cara mentukan besar penarimaan dan pengeluaran pemerintah setiap tahunnya. Adapun
tujuan hal ini adalah agar dapat menstabilkan harga, tingkat output, maupun kesmpatan kerja, dan
juga mamacu pertumbuhan ekonomi. Seperti dalam teori pertumbuhan endogen, diyakini bahwa
pengeluaran pemerintah akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dengan
pengeluaran belanja untuk kegiatan produktif, seperti infrastruktur.

asusmsi


2.2
2.2.1

Penelitian terdahulu
PENGARUH PENGELUARAN KONSUMSI DAN INVESTASI
PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI
INDONESIA
Darma Rika Swaramarinda*
Susi Indriani*
Dalam penelitian ini peneliti meneliti tentang pengaruh konsumsi dan
invesatasi pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini
dilakukan oleh Darma Rika Swaramarinda

dan Susi Indriani. Data yang

digunakan merupakan data sekunder berupa data time series. Hasilnya adlah
pengeluaran konsumsi pemerintah berpengaruh positif dengan pertumbuhan
pada saat itu. Hal ini dikarenakan pengeluaran rutin negara berdampak pada
konsumsi pegawai atau masyarakat terhadap barang-barang meningkat yang

kemudian menaikkan fungsi konsumsi yang menyumbang kontribusi terhadap
bruto nasional dan pertumbuhan ekonomi.
Pengeluaran investasi pemerintah mempunyai dampak yang positif terhadap
pertumbuhan ekonomi. Karena pengeluaran investasi pemerintah dimaksudkan
guna menunjang pertumbuhan ekonomi dan mendorong berkembangnya
kegiatan ekonomi masyarakat. Dan anggaran pembangunan dialokasikan
terutama untuk membiayai proyek-proyek yang tidak dapat dibiayai sendiri
oleh masyarakat.

2.2.1

KOINTEGRASI ANTARA INFLASI
DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA
Antoni
Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta
Dalam penelitian ini peneliti meneliti tentang pengaruh Inflasi pertumbuhan
ekonomi. Penelitian ini dilakukan Antoni dari Fakultas Ekonomi Universitas
bung Hatta. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa time series.
Hasilnya adalah inflasi berpengaruh positif apada pertumbuhan ekonomi
dalam jangka pendek karena hal ini mampu memberi semangat pada

pengusaha untuk menigkatkan produksi. Dengan adanya penambahan
produksi maka pengusaha akan menambah tenaga kerja, dalam hal ini
tentunya akan berdamapak baik bagi pertumbuhan ekonomi.

BAB III
Metodologi Penelitian
3.1

Jenis dan sumber data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperloeh dari
worldbank.org negara Indonesia. Penelitian ini menggunakan data pertumbuhan ekonomi
Indonesia, inflasi Inodonesia, dan pengeluaran pemerintah Indonesaia sejak tahun 1961 hingga
2013.
3.2

Teknik analisis

Secara spesifik data yang digunakan adalah sebagai berikut:
3.2.1


Pertumbuhan ekonomi

Data pertumbuhan ekonomi yang digunaan adalah data pdb riil atas dasar harga
berlaku, data ini diperoleh dari worldbank.org.
3.2.2

Pengeluaran Pemerintah

Data pengeluaran rutin dari perintah yang digunakan adalah data pengeluaran total
pemerintah. Sumber datanya diperoleh dari worldbank.org.
3.2.3

Inflasi

Data inflasi yang digunakan merupakan data inflasi karena harga konsumen atau
IHK. Sumber datanya diperoleh dari worldbank.org.
Untuk mengolah data ini digunakan alat banruk ekonometrika untuk mendaptakan gambaran yang
jelas tentang hubungan antara variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Data ini diuji
dengan data inflasi dan pengeluaran pemerintah sebagai variabel independen yang akan diuji

pengeruhnya terhdap variabel dependen pertumbuhan ekonomi.
3.3

Hipotesis Verbal

H1. Inflasi berpengeruh terhadap pertumbuhan ekonomi
H2. Pengeluaran Pemerintah berpengaruh terhdap pertumbuhan ekonomi
H3. Inflasi dan pengeluaran Pemerintah berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi

3.4

Spesifikasi Model Ekonometrik

Grt = α0 + α1GEt + α2It + et
Keterangan :
Grt = pertumbuhan Ekonmi-t
GEt = pengeluaran
Pemerintah-t
It = Inflasi-t
et = error


H01 : α1 = 0
Ha1 : α1 ≠ 0
H02 : α2 = 0
Ha2 : α2 ≠ 0
H03 : α1 = α2 = 0
Ha3 : α1 ≠ α2 , ada 1 variabel GE atau I ≠ 0
Dependent Variable: GR
Method: Least Squares
Date: 12/04/14 Time: 21:10
Sample: 1989 2013
Included observations: 25
Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic


Prob.

C
GE
INF

12.47904
-1.93E-14
-0.444662

2.405851
1.58E-14
0.067302

5.186955
-1.220524
-6.606955

0.0000
0.2352
0.0000

R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
Durbin-Watson stat

0.668659
0.638537
3.329476
243.8790
-63.94592
1.752654

3.5

Pengujian

3.5.1

Uji T

Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)

5.455023
5.537883
5.355674
5.501939
22.19839
0.000005

Berdasarkan pengolahan data menggunakan Eviews5, tingkat probabilitas pengeluaran
pemerintah lebih besar dari pada alfa ( 0.23 > 0.05 ) maka H 0 diterima, sehingga dapat ditarik

kesimpulan bahwa pengeluaran pemerintah secara parsial tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia.
Tingkat probabilitas inflasi lebih kecil dari pada alfa ( 0.00 < 0.05 ) maka H 0 ditolak,
sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa inflasi secara parsial berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia.
3.5.2

Uji F

Dilihat dari probabilitas(F-Statistic) lebih kecil dari alfa ( 0.000005 < 0.05 ) maka H 0 ditolak
sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Inflasi dan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah secara
bersama-sama berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi.
3.5.3

R-SQUARE  0.668 / 66 %

Kemampuan variabel independen yakni inflasi dan pengaluaran konsumsi pemerintah
mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependen yakni pertumbuhan ekonomi sebesar
66 % dan sisanya sebesar 34 % dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

3.6

Uji Asumsi Klasik

3.6.1

Normalitas

14

Series: Residuals
Sample 1989 2013
Observations 22

12
10
8
6
4
2
0
-0.5

0.0

0.5

Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Skewness
Kurtosis

1.91e-16
0.060890
0.836442
-0.533693
0.300351
0.441847
4.154512

Jarque-Bera
Probability

1.937662
0.379526

1.0

Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Prob : 0.379526
Dengan α=5% maka Ho diterima. maka dapat disimpulkan bahwa data di atas terdistribusi normal.
3.6.2

Multikolinearitas
INF
1
-0.308974648145331

INF
GE

GE
-0.308974648145331
1

Dari hasil uji multikolinearitas di atas diperoleh hasil bahwa antar variabel independen tidak saling
berpengaruh. Hal ini dibuktikan dari nilai relasi antar variabel independen yang kurang dari 0.8
yang memiliki arti bahwa tidak terdapat multikolinearitas antar variabel independen.

3.6.3

Heteroskedastisitas

White Heteroskedasticity Test:
F-statistic
Obs*R-squared

0.495558
2.950102

Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares

Probability
Probability

0.775010
0.707679

Date: 12/04/14 Time: 21:35
Sample (adjusted): 1989 2013
Included observations: 22 after adjustments
Coefficie
Variable

nt

Std. Error

t-Statistic

Prob.

C
INF

0.736812 0.901376
0.097482 0.108327
-

-0.817430
0.899893

0.4257
0.3815

INF^2
INF*GE
GE
GE^2

0.002736
-4.34E-16
8.36E-15
-2.20E-29

-0.475942
-0.881614
0.765023
-0.687114

0.6405
0.3910
0.4554
0.5018

R-squared

0.134096
-

Mean dependent var

0.086110

Adjusted R-squared

0.136500

S.D. dependent var

0.156539
-

S.E. of regression

0.166881

Akaike info criterion

0.516069
-

Sum squared resid
Log likelihood
Durbin-Watson stat

0.445589
11.67676
2.560644

Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)

0.218512
0.495558
0.775010

-

0.005748
4.92E-16
1.09E-14
3.20E-29

Ho: E(U2) = σ2
Ha: E(U2) ≠ σ2
Karena probalitias Chi Square lebih besar daripada tingkat kepercayaan, maka daripada itu Ho
diterima, Ha ditolak. Oleh karena itu Uji Heterokedastisitas White Test tidak terdapat
heterokedastisitas. Karena nilai probaility 0.707679 lebih besar dari nilai alfa.
3.6.4

otokorelasi

Cochrant-Orcutt
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic
Obs*R-squared
Test Equation:

0.802385
1.869201

Probability
Probability

0.462877
0.392743

Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 12/04/14 Time: 21:24
Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable

Coefficient Std. Error

t-Statistic

Prob.

C
INF1
GE1
RESID(-1)
RESID(-2)

-0.065915
0.003425
3.32E-16
0.077014
-0.273166

-0.026370
0.048240
0.017826
0.341804
-1.237221

0.9792
0.9620
0.9860
0.7362
0.2311

R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
Durbin-Watson stat

0.077883
-0.116246
3.398611
219.4606
-60.61195
1.921674

2.499620
0.071005
1.86E-14
0.225316
0.220790

Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)

-1.64E-15
3.216781
5.467663
5.713091
0.401192
0.805356

Dengan metode Cochrant-Orcutt maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data ini tidak terkena
otokorelasi karena probalitas Chi Square yang nilainya 0.392743 lebih dari α = 5% (0.05).
3.6.5

Uji T & Uji F

Dependent Variable: GR1
Method: Least Squares
Date: 12/04/14 Time: 21:45
Sample (adjusted): 1990 2013
Included observations: 24 after adjustments
Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

C
INF1
GE1

10.40813
-0.423279
-1.65E-14

2.466186
0.068897
1.84E-14

4.220333
-6.143656
-0.898592

0.0004
0.0000
0.3791

R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
Durbin-Watson stat

0.649231
0.615824
3.366478
237.9966
-61.58496
1.874009

Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)

3.6.5.1 hipotesisi statistik uji T
H01 : α1 = 0
Ha1 : α1 ≠ 0
H02 : α2 = 0

4.637258
5.431386
5.382080
5.529336
19.43421
0.000017

Ha2 : α2 ≠ 0
3.6.5.2 Hipotess statistik uji F
H03 : α1 = α2 = 0
Ha3 : α1 ≠ α2 , ada 1 variabel GE atau I ≠ 0
3.6.5.3 Estimasi Parameter
Pertumbuhan ekonomit = 10.40813 – 0.423279 Inflasit – 1.65 pengeluaran Pemerintah
(2.4662)
3.5
3.5.1

(0.06889)

(1.84)

Pengujian

Uji T

Prob 0.00 < α = 5% maka Ho ditolak, yang berarti inflasi berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi.
Prob 0.3791 > α = 5% maka Ho dierima, yang berarti pengeluaran konsumsi pemerintah tidak
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
3.5.2

Uji F

Nilai Prob (F-Stat) 0.000017 < α = 5% maka tolak Ho. Maka inflasi dan pengeluaran konsumsi
pemerintah secara bersama-sama berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
3.5.3

R-Squared

Nilai R-squared 0.649 / 64 %, yang artinya inflasi dan pengeluaran belanja pemerintah dapat
menjelaskan 64% pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi 36% sisanya dijelaskan oleh
variabel lain di luar model.
BAB IV
PEMBAHASAN
Infasi ternyata berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, hal ini sesuai dengan penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya. Hal ini diduga disebabkan karena tingkat rata-rata inflasi di
indonesia yang melebihi 3%. Hal ini sesuai dengan pendapat Burdekin, et al (2000), ia memaparkan
bahwa inflasi akan berpengaruh negatif pada tahap 3% bagi negara yang sedang membangun, dan

8% bagi negara industri. Indonesia sendiri tergolong sebgai negara yang sedang membangun
dengan nilai inflasi per oktober 2014 4.83%, terntunya hal ini yang dapat diasumsikan yang
menyebabkan inflasi berpengaruh negatif bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Atau dapat
dikatakan jika inflasi meningkat maka pertumbuhan ekonomi akan turun.
Namun pengeluaran konsumsi pemerintah ternyata tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi, hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan. Hal ini diasumsikan terjadi
karena pengeluaran yang pemerintah lakukan tidak merupakan pengaluaran yang produktif, bukan
pengeluaran untuk investasi maupun untuk penigkatan infrastruktur.

BAB V
Penutup
4.1

Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap pertubuhan
ekonomi. Namun variabel pengeluaran pemerintah tidak berpengaruh apapun terhadap pertumbuhan
ekonomi jika tidak bersama-sama dengan inflasi.
Maka dari itu Bank Indonesia haruslah dengan benar menetapkan suatu target inflasi yang harus
dicapai, agar pertumbuhan ekonomi dapat maksimal. Demikian halnya untuk pemerintah, perlu
diketahui bahwa inflasi akan selalu ada, maka pengeluaran pemerintah akan tetap berpengaruh pada
pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini pengeluaran yang dapat mendorong terciptanya pertumbuhan
ekonomi antara lain yaitu peningkatan infrastruktur.

Lapiran
Tahun
1961
1962
1963
1964
1965
1966
1967
1968
1969
1970
1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987

inflatio
n
growth
Goverment Expenditure
13,691
93
5,981567591
131,39
78
2,297379701
145,91
08
-2,670363467
108,99
47
3,133407
306,76
31
1,595180453
1136,2
54
2,274982041
106
1,420005549
128,84
3
11,86942401
15,520
59
7,529365205
12,348
89
7,986003198
4,3584
85
6,754232612
6,5126
6
7,01788785
31,037
86
9,455716734
40,602
21
7,219138912
19,054
27
6,326529216
19,859
23
7,068190537
11,036
54
8,288459976
8,1094
69
8,916395505
16,260
29
4,761818007
18,017
15
8,548777267
12,244
38
8,46238987
9,4814
48
-0,622197482
11,787
29
9,583470012
10,455
52
5,202935892
4,7293
97
4,000623103
5,8271
97
6,492225406
9,2754
5,141598534

1,27185E+13
1,02667E+13
1,0328E+13
1,21361E+13
8,79558E+12
1,22893E+13
1,08795E+13
1,23199E+13
1,26264E+13
1,47104E+13
1,59056E+13
1,71928E+13
2,1943E+13
1,96445E+13
2,56206E+13
2,74901E+13
3,1995E+13
3,7634E+13
4,21497E+13
5,0448E+13
5,54142E+13
6,03995E+13
5,92767E+13
6,13023E+13
6,58669E+13
6,78192E+13
6,77018E+13

1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013

91
8,0431
66
6,4176
61
7,8126
77
9,4161
31
7,5257
36
9,6877
86
8,5184
97
9,4320
55
7,9684
8
6,2298
96
58,387
09
20,489
12
3,7200
24
11,502
09
11,878
76
6,5857
19
6,2435
21
10,451
96
13,109
42
6,4074
48
9,7765
85
4,8135
24
5,1327
55
5,3575
4,2795
12
6,4133
87

7,319821995

7,28316E+13

9,139743204

8,03353E+13

8,733594791

8,42192E+13

-0,588896643

8,86519E+13

8,472141047

9,37289E+13

17,14996389

9,39003E+13

8,698175718

9,60647E+13

8,068187778

9,73534E+13

7,909234118

9,99739E+13

4,360894886

1,00035E+14

-15,70251544

8,46582E+13

-1,102672191

8,52464E+13

5,988770968

9,07797E+13

6,928795834

9,7646E+13

5,34984377

1,10334E+14

3,904182492

1,21404E+14

4,251827363

1,26249E+14

5,453639366

1,34626E+14

6,108821203

1,47564E+14

6,564958991

1,5331E+14

6,712912614

1,69297E+14

4,647494881

1,95834E+14

6,966271416
6,404045131

1,96469E+14
2,02795E+14

6,249836512

2,05386E+14

5,706322796

2,15393E+14