UNDANG – UNDANG IT DI INDONESIA

I. UNDANG – UNDANG IT DI INDONESIA

  Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan

  PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:

  Menetapkan:

UNDANG-UNDANG TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK.

  BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

  1. Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

  2. Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik lainnya.

  3. Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, dan/atau menyebarkan informasi.

  4. Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

  5. Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan Informasi Elektronik.

  6. Penyelenggaraan Sistem Elektronik adalah pemanfaatan Sistem Elektronik oleh penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha,

  7. Jaringan Sistem Elektronik adalah terhubungnya dua Sistem Elektronik atau lebih, yang bersifat tertutup ataupun terbuka.

  8. Agen Elektronik adalah perangkat dari suatu Sistem Elektronik yang dibuat untuk melakukan suatu tindakan terhadap suatu Informasi Elektronik tertentu secara otomatis yang diselenggarakan oleh Orang.

  9. Sertifikat Elektronik adalah sertifikat yang bersifat elektronik yang memuat Tanda Tangan Elektronik dan identitas yang menunjukkan status subjek hukum para pihak dalam Transaksi Elektronik yang dikeluarkan oleh Penyelenggara Sertifikasi Elektronik.

  10. Penyelenggara Sertifikasi Elektronik adalah badan hukum yang berfungsi sebagai pihak yang layak dipercaya, yang memberikan dan mengaudit Sertifikat Elektronik.

  11. Lembaga Sertifikasi Keandalan adalah lembaga independen yang dibentuk oleh profesional yang diakui, disahkan, dan diawasi oleh Pemerintah dengan kewenangan mengaudit dan mengeluarkan sertifikat keandalan dalam Transaksi Elektronik.

  12. Tanda Tangan Elektronik adalah tanda tangan yang terdiri atas Informasi Elektronik yang dilekatkan, terasosiasi atau terkait dengan Informasi Elektronik lainnya yang digunakan sebagai alat verifikasi dan autentikasi.

  13. Penanda Tangan adalah subjek hukum yang terasosiasikan atau terkait dengan Tanda Tangan Elektronik.

  14. Komputer adalah alat untuk memproses data elektronik, magnetik, optik, atau sistem yang melaksanakan fungsi logika, aritmatika, dan penyimpanan.

  15. Akses adalah kegiatan melakukan interaksi dengan Sistem Elektronik yang berdiri sendiri atau dalam jaringan.

  16. Kode Akses adalah angka, huruf, simbol, karakter lainnya atau kombinasi di antaranya, yang merupakan kunci untuk dapat mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik lainnya.

  17. Kontrak Elektronik adalah perjanjian para pihak yang dibuat melalui Sistem Elektronik.

  18. Pengirim adalah subjek hukum yang mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen 19. Elektronik.

  20. Penerima adalah subjek hukum yang menerima Informasi Elektronik dan/atau Dokumen

  21. Elektronik dari Pengirim.

  22. Nama Domain adalah alamat internet penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat, yang dapat digunakan dalam berkomunikasi melalui internet, yang berupa kode atau susunan karakter yang bersifat unik untuk menunjukkan lokasi

  23. Orang adalah orang perseorangan, baik warga negara Indonesia, warga negara asing, maupun badan hukum.

  24. Badan Usaha adalah perusahaan perseorangan atau perusahaan persekutuan, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.

  25. Pemerintah adalah Menteri atau pejabat lainnya yang ditunjuk oleh Presiden.

  Pasal 2 Undang-Undang ini berlaku untuk setiap Orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia.

  BAB II ASAS DAN TUJUAN Pasal 3 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik dilaksanakan berdasarkan asas kepastian hukum, manfaat, kehati- hatian, iktikad baik, dan kebebasan memilih teknologi atau netral teknologi. Pasal 4 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik dilaksanakan dengan tujuan untuk: a. Mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia; b. Mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat; c. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik;

  d. Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap Orang untuk memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi seoptimal mungkin dan bertanggung jawab; dan e. memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan penyelenggara Teknologi Informasi

II. KEJAHATAN DI DUNIA MAYA

  • Unauthorized acces

  Adalah kejahatan dengan cara memasuki jaringan komputer dengan melakukan penyusupan. Penyusupan untuk mencuri informasi dan sabotase. Pelakunya disebut cracker, sedangkan penyusupan untuk menguji keandalan suatu sistem pelakunya disebut hacker

  • Illegal contents

  Adalah memasukan data atau informasi ke internet tentang sesuatu yang tidak benar dengan tujuan merugikan orang lain maupun menimbulkan kekacauan

  • Data Forgery Adalah memasukan data yang tidak benar ke dalam internet
  • Cyber espiongase and extortion (cyber terorism)

  Adalah kejahatan dengan cara memasukan virus atau program untuk menghancurkan data pada komputer pihak lain

  • Offense againts intellectual prorerty

  Adalah kejahatan yang dilakukan dengan cara menggunakan hak kekayaan yang dilakukan dengan cara menggunakan hak kekayaan intelektual yang dimiliki pihak lain di internet

  • Infringements of prifacy

  Adalah kejahatan yang dilakukan dengan cara mendapatkan informasi yang bersifat prbadi dan rahasia

  • Phising Adalah kejahatan dengan cara mengecoh orang lain agar memberikan data pribadinya melalui situs yang disiapkan pelaku
  • Carding Adalah kejahatan yang dilakukan dengan cara mencuri data – data kartu kredit orang lain kemudian digunakan untuk transaksi melalui internet

  Berdasarkan jenis gangguan yang ditimbulkannnya, bermunculan nama-nama dari jenis spyware. Berikut ini ada beberapa nama

  spyware.

  • Adware Bentuk program ini biasanya berupa iklan yang dimasukkan secara tersembunyi oleh pembuat program dan tampil secara tiba-tiba. Umumnya program diberikan secara gratis, tetapi dengan kompensasi pemakai harus menerima iklan pada program.
  • Browser Helper Object

  Browser Helper Object (BHO) adalah pembajak yang

  menampilkan link pada toolbar. Umumnya BHO melakukan kegiatan mata- mata untuk mencatat kegiatan netter, di samping tampilan browser kita, ditambahkan toolbar khusus.

  • Browser Hijackers

  Browser kita dimasukkan secara paksa ke link tertentu dan

  memaksa kita masuk pada sebuah situs tertentu walaupun sebenarnya kita sudah benar mengetik alamat domain situs yang kita tuju. Artinya, program browser yang kita pakai secara tidak langsung sudah dibajak dan diarahkan ke situs tertentu.

  • Dialer Kerjanya memasukkan fungsi otomatis untuk koneksi internet. Walaupun kita tidak melakukan koneksi internet, secara diam- diam program dapat aktif sendiri. Dampaknya dapat mengakibatkan kerugian secara materi seperti tagihan telepon yang tiba-tiba membengkak.
  • Drive-by downloads

  Menginstal secara otomatis beberapa program tanpa pengetahuan si pemilik komputer. Cara ini biasanya memanfaatkan kelemahan pada internet explorer versi lama.

  • Homepage hijacking

  Ini paling banyak dilakukan oleh pembuat malware. Dengan mengganti alamat homepage pada default browser dan tidak dapat diubah walaupun kita sudah melakukan set ulang.

  • Keylogger Melalui program yang diakses, keylogger mencatat apa yang kita
bisa merugikan jika data-data penting yang kita miliki atau simpan di kompter bisa diketahui.

  • Search hijackers

  Adalah kontrol yang dilakukan sebuah search engine pada

  browser. Bila salah menulis alamat, program biasanya menampilkan begitu banyak pop up iklan yang tidak karuan.

  • Surveillance software

  Salah satu program yang berbahaya dengan cara mencatat kegiatan pada sebuah komputer, termasuk data penting,

  password, dan lainnya. Program ini sangat pintar dan baru mengirim data setelah seseorang selesai melakukan aktivitas.

  • Thiefware Difungsikan untuk mengarahkan pengunjung situs ke situs lain yang mereka kehendaki. Oleh karena itu, adanya kecerobohan yang kita lakukan akan menyebabkan kerugian yang tidak sedikit. Apalagi jika menyangkut materi seperti melakukan sembarangan transaksi via internet dengan menggunakan kartu kredit atau sejenisnya. Bukan tidak mungkin, nomor rekening atau kartu kredit kita akan tercatat oleh mereka dan kembali dipergunakan untuk sebuah transaksi yang ilegal. (Dari berbagai sumber)

III. SANKSI

  1) Pidana 1 tahun dan denda Rp. 1 Miliar

  • Pasal 26 : setiap orang dilarang menyebarkan informasi elektronk yang memiliki muatan pornografi, pornoaksi, perjudian, dan atau tidak kekerasan melalui komputer atau sistem elektronik

  2) Pidana 4 tahun penjara dan denda Rp. 1 miliar

  • Pasal 27 (1) : setiap orang dilarang menggunakan dan atau mengakses komputer dan atau sistem elektronik dengan cara apapun tanpa hak, untuk memperoleh, mengubah, merusak, atau menghilangkan informasi dalam komputer dan atau sistem elektronik

  3) Pidana 6 bulan dan denda Rp. 100 juta

  • Pasal 22 (1) : penyelenggara agen elektronik tertentu wajib menyediakan fitur pada agen elektronik yang dioperasikannya yang memungkinkan penggunanya melakukan yang melakukan perubahan informasi yang masih dalam proses transaksi
  • Pasal 25 : penggunaan setiap informasi melalui media elektronik yang menyangkut data tentang hak pribadi seseorang harus dilakukan atas persetujuan dari orang yang bersangkutan, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang – undangan

  4) Pidana 6 bulan atau denda Rp. 100 juta

  • Pasal 23 (2) : pemilikan dan penggunaan nama domain
itikad baik, tidak melanggar prinsip persaingan usaha secara sehat, dan tidak melanggar hak orang lain. (tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dituntut atas pengaduan dari orang yang terkena tindak pidana)

  5) Pidana 8 tahun penjara dan denda Rp. 2 miliar

  • Pasa 27 (3) : menggunakan dan atau mengakses komputer dan atau sistem elektronik dengan cara apapun tanpa hak untuk memperoleh, mengubah, merusak, atau menghilangkan informasi pertahanan nasional atau hubungan internasional yang dapat menybabkan gangguan atau bahaya terhadap negara dan atau hubungan degnan subyek hukum internasional
  • Pasal 28 (1) : setiap orang dilarang melakukan tindakan yang secara tanpa hak menyebabkan transmisi dari program, informasi, kode atau perintah, komputer dan atau sistem elektronik yang dilindungi negara menjedi rusak
  • Pasal 30 (1) : setiap orang dilarang menggunakan dan atau mengakses komputer dan atau sistem elektronik melik pemerintah yang dilindungi secara tanpa hak
  • Pasal 30 (2) : setiap orang dilarang menggunakan dan atau mengakses tanpa hak melampaui wewenangnya, komputer dan atau sistem elektronik yang dilindungi oleh negara, yang mengakibatkan komputer dan sistem elektronik tersebut menjadi
  • Pasal 30 (3) : setiap orang dilarang menggunakan dan atau mengakses tanpa hak atau melampaui wewenangnya, komputer dan atau sistem elektronik yang dilindungi oleh masyarakat, yang mengakibatkan komputer dan atau sistem elektronik tersebut menjadi rusak
  • Pasal 30 (4) : setiap orang dilarang mempengaruhi atau mengakibatkan teganggunya komputer dan atau komputer dan sistem elektronik yang digunakan oelh pemerintah
  • Pasal 33 (2) : setiap orang dilarang menyebarkan, memperdagangkan, dan atau memanfaatkan kode akses (password) atau informasi yang serupa dengan hal tersebut, yang dapat digunakan menerobos komputer dan atau sistem elektronik dengan tujuan menyalahgunakan komputer dan atau sistem elektronik yang digunakan atau dilindungi oleh pemerintah
  • Pasal 34 : setiap orang dilarang melakukan perbuatan dalam rangka hubungan internasional dengan maksud merusak komputer atau sistem elektronik lainnya yang dilindungi negara dan berada di wilayah yurisdiksi Indonesia 6) Pidana 20 tahun dan denda Rp. 10 miliar
  • Pasal 27 (2) : setiap orang dilarang menggunakan dan atau mengakses komputer dan atau sistem elektronik dengan cara apapun tanpa hak, untuk memperoleh, mengubah, merusak, atau
menghilangkan informasi miliki pemerintah yang karena status harus dirahasiakan atau dilindungi 7) Pidana 10 tahun dan denda Rp. 2 milyar

  • Pasal 31 (1) : setiap orang dilarang menggunakan dan atau mengaskses komputer dan atau sistem elektronik secara tanpa hak atau melampaui wewenangnya untuk memperoleh keuntungan atau memperoleh informasi keuangan dari bank sentral, lembaga perbankan atau lembaga keuangan, penerbit kartu kredit, atau kartu pembayaran atau yang mengandung data laporan nasabahnya
  • Pasal 31 (2) : setiap orang dilarang menggunakan dan atau mengakses dengan cara apapun kartu kredit atau kartu pembayaran milik orang lain secara tanpa hak dalam transaksi elektronik untuk memperoleh keuntungan
  • Pasal 33 (1) : setiap orang dilarang menyebarkan, memperdagangkan, dan atau memanfaatkan kode akses (password) atau informasi yang serupa dengan hal tersebut, yang dapat digunakan menerobos komputer dan atau sistem elektronik dengan tujuan menyalahgunakan yang mengakibatkan dapat mempengaruhi sistem elektronik bank sentral, lembaga perbankan dan atau lembaga keuangan, serta perniagaan di dalam dan diluar negeri

  • Pasal 35 : masyarakat dapat mengajukan gugatan secara perwakilan terhadap pihak yang menggunakan teknologi informasi

  8) Di jepang : Menciptakan atau mendistribusikan virus komputer tanpa alasan, akan memperoleh hukuman tiga tahun atau lebih kurungan penjara atau dikenakan denda sebesar 500,000 yen, dan bagi pembeli atau penyimpan akan mendapatkan hukuman dua tahun atau lebih kurungan penjara atau dikenakan denda 300,000 yen. 9) Presiden Pakistan, Asif Ali Zardari menyatakan akan memberikan hukuman mati bagi para hacker di Pakistan. Pernyataan sanksi tegas terhadap hacker termuat dalam aturan yang ditujukan untuk mencegah kejahatan di dunia maya, Prevention of Electronic Crimes Ordinance. “Barangsiapa yang melakukan kejahatan teroris di dunia maya dan menyebabkan kematian orang lain akan dihukum mati atau dihukum penjara seumur hidup,” tulis pernyataan tersebut seperti dilansir The Inquirer, Jumat (7/11/2008).

IV. KESIMPULAN

  Kejahatan dunia maya menjadi alat, sasaran atau tempat terjadinya kejahatan. Walaupun kejahatan dunia maya atau cybercrime umumnya mengacu kepada aktivitas kejahatan dengan sebagai unsur utamanya, istilah ini juga digunakan untuk kegiatan kejahatan tradisional di mana komputer atau jaringan komputer digunakan untuk mempermudah atau memungkinkan kejahatan itu terjadi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UUITE) mengatur berbagai perlindungan hukum atas kegiatan yang memanfaatkan internet sebagai medianya, baik transaksi maupun pemanfaatan informasinya. Pada UUITE ini juga diatur berbagai ancaman hukuman bagi kejahatan melalui internet. UUITE mengakomodir kebutuhan para pelaku bisnis di internet dan masyarakat pada umumnya guna mendapatkan kepastian hukum, Semakin kompleksnya suatu sistem komputer dan sistem informasi menuntut para pengguna komputer untuk terus meningkatkan sistem keamanannya. Hal ini untuk menghindari berbagai macam kejahatan dunia maya, baik yang dilakukan secara aktif maupun pasif. Di lain sisi, berbagai penyerangan di dunia maya sudah banyak dan beragam jenisnya, sehingga diperlukan pengetahuan tentang jenis-jenis serangan dan pencegahannya bagi para pengguna internet.

  Keamanan yang dimaksud tentu saja tidak hanya berasal dari infrastruktur sistem komputer yang dibangun, akan tetapi juga dari sisi pengguna. Kerahasiaan atas berbagai macam hak akses yang bersifat pribadi hendaknya harus dijaga dengan penuh tanggung jawab. Sikap ceroboh dan hati-hati dalam melakukan aktivitas yang berhubungan dengan keanggotaan dan informasi profil pengguna juga perlu diperhatikan sebagai antisipasi atas pencurian informasi yang tidak disadari oleh korban.

  .