KONSEP-KONSEP DASAR DALAM IKN

  

KONSEP-KONSEP DASAR

KONSEP-KONSEP DASAR

  

DALAM IKN

DALAM IKN Diampu oleh Moh. Ikmal, S.Pd. Konsep IKN Perspektif etimologis :

  IKN merupakan terjemahan “civic” atau civicus (latin) atau citizen (inggris) yg bermakna :

  a. Warga negara

  b. Penduduk dari suatu kota

  c. Sesama warga negara, penduduk, dan

  Perspektif terminologis :

  1. Dimond (1970) : IKN sbg studi yg

berhubungan dg tugas-tugas pemerintah dan

hak-hak kewajiban WN

  2. Eksiklopedi politik dan pembangunan pancasila (1988) : IKN sbg studi yg mengkaji WN dari perspektif HTN yaitu WN dilihat dari

  Konsep Warga Negara Peserta aktif dalam kegiatan bernegara

  Warga Negara Siap memerintah dan diperintah Who has the right to live in a country because he or she was born there/has been legally accepted as a

  Konsep Kewarganegaraan Status keanggotaan institusi negara Konstruksi legal

  Kewarga- Ide kewarga- Posisi netral negaraan negaraan Partisipasi dalam komunitas publik Prinsip warga Amelioration (upaya Keseimbanga negara sebagai pencegahan) n kepentingan negara dan subjek politik

  Self-sufficiency warga

  Konsep Ilmu Kewarganegaraan

  ISI DEMOKRASI POLITIK :

  1.Teori demokrasi politik Cab.ILMU POLITIK

  2.Konstitusi negara

  3.Sistem politik “hak dan kewajiban

  4.Pemilihan umum WN”

  5.Lembaga decision maker

  6.Presiden

  7.Lembaga yudikatif dan legislatif DEMOKRASI

  8.Output dan sistem politik

  9.Kemakmuran umum dan POLITIK pertahanan negara

  IKN

  10.Perubahan sosial Demokrasi Demokrasi

  Hak, kewajiban, Ekonomi tanggungjawab, dan

  

Sosial

peranan warga negara baik di bid.spritual,

TUJUAN IKN

  Melakukan kajian-kajian untuk menghasilan teori-teori, konsep- konsp, dan generalisasi mengenai peranan warga negara (bid. Politik,

ekonomi, sosial budaya) agar tercipta

  Ruang lingkup kajian IKN (Soemantri, 1976)

  1. Teori demokrasi politik

  2. Konstitusi negara

  3. Sistem politik

  4. Pemilihan umum

  5. Lembaga decision maker

  6. Presiden

  7. Lembaga yudikatif dan legislatif

  8. Output dan sistem politik

  Ruang lingkup kajian IKN (Ahmad Sanusi, 1972) 

  Cakupan IKN meliputi kedudukan dan peranan warga Negara dalam menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan konstitusi Negara yg bersangkutan Sasaran ilmu kewarganegaraan (IKN) OBJEK MATERIA (Bahan Yg Dikaji)

  1. Demokrasi politik

  2. Demokrasi ekonomi

  3. Demokrasi social OBJEK FORMA (pusat perhatian) : adalah dimensi peranan warga Negara atau hak dan kewajiban warga Negara sebagai anggota institusi politik Pendekatan IKN 

  Pendekatan legalistik (perundang-undangan)

  

  Pendekatan sosio-politik

  

  Dialektis Hubungan civics dengan ilmu politik dan pendidikan kewarganegaraan

  Politik= Politics=Polis=Negara kota=city state.

  Ilmu Politik=political science, mengkaji :

1. Type of regimes= masalah yang

  timbul dalam pemerintahan=sesuai tipe pemerintahan (demokrasi, autokrasi, monarkhi, oligarkhi)

  3. The concept of pluralism = menjembatani keanekaragaman

  4. Decision making= pengambilan keputusan yang tepat.

  Hub civics dg PKn 

  Dari sisi subtansi civics: demokrasi politik, yang menyangkut : konteks ide demokrasi, konstitusi negara, input sistem politik, partai politik dan kelompok penekan, pemilihan umum, lembaga-lembaga pengambil keputusan,presiden sebagai kepala negara, lembaga yudikatif, output dari sistem demokrasi politik, kesejahteraan umum dan pertahanan

negara, perubahan sosial dan demokrasi politik.

   Civic education : pendidikan kewarganegaraan= program sekolah, kegiatan

  Civic sebagai ilmu 

  Ciri ilmu= apa? – ontologi, bagaimana? Epistemologi, untuk apa? Aksiologi.

  

  Civics= ilmu= karena memiliki objek kajian, sejumlah metode, bersifat objektif dan sistematis, eksperimental, dan dapat memperluas pengetahuan

   Objektif= bebas prasangka=menjauhi subyektiftas.

   Sistematis= menghubungkan secara logis dari berbagai bagian atau unsur yang satu sama lain berkaitan secara fungsional

   Eksperimental= kesimpulan dari penelitian

  

Memperluas pengetahuan= temuan baru

   Metode= pendekatan terhadap keseluruhan dunia empiris/ nyata yang

  

Sejarah CIVIC di AS dan

perkembangannya di

Indonesia

  

  Secara historis, mata pelajaran civics untuk pertama kalinya diperkenalkan di USA pada pertengahan tahun 1880-an (Budimansyah, 2008: 2)

  

  Abad 19 civics dimasukkan kedalam kurikulum sekolah

  

ketika sebagian besar orang-orang

berimigrasi ke Amerika Serikat yang

berasal dari benua Eropa seperti

Perancis, Inggris, Jerman, Belanda, Italia,

Spanyol, Portugis dan lainnya, dimana

anak-anak mereka memiliki

pengetahuan yang sedikit sekali tentang

masalah Amerika. Itulah sebabnya

pemerintah Amerika Serikat berusaha

  

Perkembangan civics di

indonesia

  Sebelum proklamasi kemerdekaan  Terbit buku Indische Burerschapkunde, yang di bicarakan dalam buku tersebut, masalah masyarakat pribumi. Pengaruh barat, bidang sosial, ekonomi, hukum, ketatanegaraan dan kebudayaan, masalah pertanian, masalah perburuhan. Kaum menengah dalam industri dan perdagangan, terbentuknya dewan rakyat, masalah

  

Rech en Plich (Bambang Daroeso, 1986: 8-9)

karangan J.B. Vortman yang dibicarakan dalam

buku tersebut yaitu : Badan pribadi yang

mengutarakan masyarakat dimana kita hidup,

obyek hukum dimana dib icarakan eigondom

eropah dan hak-hak atas  tanah. Masalah

kedaulatan raja terhadap kewajiban-kewajiban

warga negara dalam perinta Hindia Belanda.

  

Masalah Undang-Undang, sejarah alat Masa sesudah kemerdekaan 

  Kewarganegaraan (1957), Isi pelajaran kewarganegaraan adalah membahas cara memperoleh dan kehilangan kewarganegaraan.

   Civics (1961) Isi civics banyak membahas tentang sejarah kebangkitan nasional .

  Uud, pidato-pidato politik kenegaraan yang terutama diarahkan untuk “nation and character building” Bangsa Indonesia seperti pada waktu pelaksanaan civics di

   Pendidikan Kewargaan  Negara (1968), Diberlakukannya kurikulum 1975, PKn pada prinsipnya merupakan unsur dari PMP. Lahirnya UU no.2 Tahun 1989 tentang SPN (Sistem Pendidikan Nasional). menunjuk pasal 39 ayat 2, yang menentukan bahwa PKn bersama dengan pendidikan Pancasila dan Pendidikan Agama harus di muat dalam kurikulum  semua jenis, jalur dan jenjang pendidikan maka PKn

akan mengalami perkembangan lagi. Menurut ali emran

(1976: 4) isi PKn meliputi :

   Untuk SD : pengetahuan Kewargaan negara, sejarah Indonesia, ilmu Bumi. 

  Untuk SMP : Sejarah kebangsaan, kejadian setelah Tahun 1970 PKn difusikan ke dalam mata pelajaran IPS Tahun 1972, dalam seminar di Tawangmangu Surakarta, menetapkan istlah ilmu kewargaan Negara (IKN) sebagai pengganti CIVICS, dan pendidikan Kewargaan Negara (PKn) sebagai istilah civic Education. Dengan demikian,

  IKN lebih bersifat teoritis dan PKn lebih bersifat praktis antara keduanya merupakan kesatuan tak terpisahkan, karna perkembangan PKn sangat tergantung pada perkembangan IKN.

  

 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN)

Menurut Kurikulum 1994

  Kualifkasi Individu Warga Negara 

  Sebagai makhluk individu

  

  Sebagai makhluk social dan politik

  

  Sebagai makhluk tuhan

  

Perkembangan PKn pada masa

transisi demokrasi

  PKn orde baru lebih lebih ditentukan faktor kepentingan untuk membangun negara (state

Building) ketimbang untuk  membangun bangsa

(Nation Building).

  1. Kemerosotan nilai estetika dan moral para

penyelenggara negara yang sudah kehilangan

semangat pengabdian, pengorbanan kejujuran dan keikhlasan.

  2. Hukum lebih merupakan alat kekuasaan dari pada alat keadiland an kebenaran.

  3. Fandalisme, paternalisme dan absolutisme

  

Era reformasi

  Dalam era reformasi, tantangan PPKn semakin berat. P4 dipermasalahkan substansinya, karena tidak memberikan gambaran yang tepat tentang nilai Pancasila sebagai satu kesatuan. Dengan adanya perubahan UU No. 2 tahun 1989 yang diubah dengan UU No. 2 tahun 2003 tidak dieksplisitkan lagi nama pendidikan Pancasila, sehingga tinggal Pendidikan Kewarganegaraan. Begitu pula kurikulum 2004 memperkenalkan istilah Pengganti PPKn dengan kewarganegaraan / pendidikan

  PERTEMUAN 6

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA

NEGARA

  

HAK DAN KEWAJIBAN

WARGANEGARA

  Hak : Kuasa untuk menerima atau melakukan

  sesuatu yg semestinya diterima atau dilakukan oleh pihak tertentu, dan tidak dapat dilakukan oleh pihak lain manapun juga yg pada prinsipnya dapat di tuntut secara paksa olehnya

   Kewajiban : beban untuk memberikan atau

  membiarkan sesuatu yg semestinya dibiarkan atau diberikan, melulu oleh pihak tertentu, tidak dapat oleh pihak lain manapun (prof. notonagoro) Siapakah warga negara Peserta aktif dalam kegiatan bernegara

  Warga Negara Siap memerintah dan diperintah Who has the right to live in a country because he or she was born there/has been legally accepted as a

  Warga Negara menurut UUD 

  Pasal 26 ayat 1 UUD 1945 :

  yang menjadi warga Negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain

yang disahkan dengan undang-undang sebagai

warga Negara.

  

Hak dan kewajiban Warga

negara 

  Bidang politik

  

  Bidang sipil

  

  Ekonomi

  

  Sosial budaya

  

HAK SIPIL DAN POLITIK

HAK SIPIL DAN POLITIK

1. Hak sipil terkait dengan " physical integrity rights“

  (ex. hak hidup dan dilindungi dari penyiksaan) dan hak atas “prosedur hukum yang adil” (ex. hak atas peradilan yang jujur, praduga tidak bersalah,

  Hak politik dan hak untuk diwakili secara hukum). terkait dengan kebebasan berpendapat, berserikat dan berkumpul, dan hak untuk memberikan suara dalam pemilu yang bebas

  Lanjutan…

2. Hak sipol dibagi dua:

  Non derogable rights (yaitu hak-hak yang bersifat

  absolute dan tidak boleh dikurangi pemenuhannya oleh negara negara pihak dalam keadaan darurat sekalipun, antara lain hak atas hidup; hak bebas dari penyiksaan; hak bebas dari perbudakan;

  …lanjutan 

  Non DR meliputi; rights to life, rights to be free from torture and inhuman treatment, hak tahanan untuk diperlakukan secara manusiawi, rights to be free from slavery; hak atas pengakuan yang sama di hadapan hukum; hak atas kebebasan berpikir, keyakinan dan agama; hak untuk bebas dari pemidanaan yang berlaku surut

   (ada ancaman/situasi darurat dan tidak diterapkan

  DR

  secara diskriminatif, alasan: 1. menjaga kemananan atau ketertiban umum; 2. menjaga kesehatan atau moralitas umum; 3. menjaga hak dan kebebasan orang lain),

  meliputi: (1) hak atas kebebasan berkumpul; (2) hak untuk berserikat; (3) kekebasan untuk berpendapat dan

HAK EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA

  Hak-hak ekonomi, sosial dan budaya terkait dengan kesejahteraan material, sosial dan budaya, meliputi: hak untuk bekerja (termasuk hak atas kondisi kerja yang aman dan sehat, upah yang adil, bayaran yang sama untuk pekerjaan yang sama), hak atas pemilikan, hak atas jaminan sosial, hak atas standar hidup yang layak, hak atas pendidikan (pendidikan dasar wajib dan bebas bagi semua), hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan budaya dan penikmatan keuntungan kemajuan ilmu pengetahuan.

  36

BAB XA. HAK ASASI MANUSIA DALAM UUD 1945

  untuk hidup serta membentuk keluarga dan melanjutkan berkewajiban menghargai hak mempertahankan hidup keturunan, hak anak atas kelangsungan orang dan pihak lain serta tunduk dan kehidupan hidup, tumbuh, dan berkembang serta kepada pembatasan yang perlindungan dari kekerasan dan

  (Pasal 28A) ** ditetapkan UU diskriminasi

  (Pasal 28J) ** (Pasal 28B) ** mengembangkan diri, mendapat perlindungan, pemajuan, penegakan, pendidikan, memperoleh manfaat dari dan pemenuhan HAM adalah tanggung

  IPTEK, seni dan budaya, memajukan jawab negara, terutama pemerintah diri secara kolektif

  (Pasal 28I) ** HAK

  (Pasal 28C) ** ASASI pengakuan yang sama di hadapan hidup sejahtera lahir dan batin, hukum, hak untuk bekerja dan

  MANUSIA memperoleh pelayanan kesehatan, kesempatan yg sama dalam mendapat kemudahan dan perlakuan pemerintahan, berhak atas status khusus untuk memperoleh kesempatan kewarganegaraan dan manfaat guna mencapai persamaan

  (Pasal 28D) ** dan keadilan

  PERTEMUAN 8 CARA MEMPEROLEH

DAN KEHILANGAN KEWARGANEGARAAN

  Pengantar

  Pasal 26 ayat 1 UUD 1945 :

  yang menjadi warga Negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain

yang disahkan dengan undang-undang sebagai

warga Negara.

ASAS KEWARGANEGARAAN

  

Asas  pendoman dasar bagi suatu Negara utk menentukan siapakah yg

akan menjadi WN. Asas-asas kewarganegaraan :

1.Ius Soli  Dimana tempat dilahirkan

  Asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang menurut daerah atau negara tempat di mana ia dilahirkan.

   Contoh: Seseorang yang dilahirkan di negara A maka ia akan menjadi warga negara A, walaupun orang tuanya adalah warga negara B. Asas ini dianut oleh negara Inggris, Mesir, Amerika

  2. Ius Sanguinis Siapa yg melahirkan/darah keturunan Asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang menurut pertalian darah atau keturunan dari orang yang bersangkutan. Jadi, yang menentukan kewarganegaraan seseorang ialah

PROBLEM KEWARGANEGARAAN

   APATRIDE : sama sekali tidak mempunyai status kewarganegaraan, yaitu bila seseorang yg berkewarganegaraan dari suatu Negara yg menerapkan system ius soli melahirkan anaknya di suatu Negara yang menerapkan system ius sanguinis, maka anak tersebut tidak lagi dianggap sbg warganegara dari kedua orang tuanganya, dan juga tidak dianggap sebagai warga Negara dari Negara dimana dilahirkan.

  

BIPATRIDE : sekaligus mempunyai dua status

kewarganegaraan, yaitu pada seorang warganegara menerapkan asas ius sanguinas melahirkan anaknya dalam suatu Negara yg menerapkan asas ius soli, maka anak

  

WARGA NEGARA INDONESIA MENURUT UNDANG-

UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TTG

KEWARGANEGARAAN

   Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundangan atau berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum Undang- undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia.

   Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang Ayah dan Ibu Warga Negara Indonesia.

  

 Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara

Indonesia dan ibu warga negara asing. 

  Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing dan ibu Warga Negara Indonesia.

   Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.

  Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak

  jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.

  • Anak yang baru lahir yang ditemukan di Wilayah Negara Republik Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui.
  • Anak yang lahir di Wilayah Negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.
  • Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan. Anak dari seorang ayah atau. ibu yang telah dikabulkan permohonan
  • kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
  • Anak Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 (delapan betas) tahun atau belum kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai Warga Negara Indonesia.
  • Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5 (lima) tahun diangkat secara

ASAS KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

   Asas Ius Sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.

   Asas Ius Soli (law of the soil) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang- Undang

   Asas Kewarganegaraan Tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang.

   Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas adalah asas yang menentu-kan kewarganegaraan

  Peran penting status

kewarganegaraan seseorang

  

Warga Negara sebagai salah satu

unsur penting terbentuknya Negara 

  Dalam perspektif hokum perdata internasional dan hokum public menyatakan hokum yg berlaku bagi

seorang warga Negara mengenai status, hak dan kewenangannya Lanjutan..

  

  Dalam perspektif hokum public, status kewarganegaraan seseorang memperjelas konsekuensi yg nyata dalam kehidupan public. Bagi WNA tidak boleh ikut campur dalam urusan kehidupan politik dalam negeri, ada pengawasan, pembatasan dan jika perlu di usir dalam usaha bid. Ekonomi, dan sebagainya. Cara memperoleh kewarganegaraan 6 syarat untuk memperoleh status kewarganegaraan seseorang yaitu :

  1. Karena kelahiran

  2. Karena permohonan

  3. Karena pengangkatan (ex :

pemberian status kewarganegaraan

bg anak org asing yg diangkat oleh orang tua angkatnya)

  5. Karena perkawinan

  

6. Karena turut ayah dan ibunya

7. Karena pernyataan.

PROSES PEWARGANEGARAAN

  INDONESIA PROSES PEWARGANEGARAAN DAPAT MELALUI :Permohonan.

  

Permohonan Pewarganegaraan menurut UU No 12 Tahun 2006 dapat diajukan oleh

pemohon jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:

  1. Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin.

  2. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima ) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh puluh) tahun tidak berturut-turut.

  3. Sehat jasmani dan rohani.

  4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

  5. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih.

  

  Pernyataan Menjadi Warga Negara Indonesia

  

  Pernyataan dilakukan oleh Warga negara asing yang kawin secara sah dengan Warga Negara Indonesia di hadapan Pejabat

  

  Pernyataan dilakukan apabila yang bersangkutan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut- turut.

  

  Diberikan Kewarganegaraan Indonesia Orang asing yang telah berjasa kepada Negara Republik Indonesia atau dengan alasan kepentingan negara dapat diberi Kewarganegaraan Republik Indonesia oleh Presiden setelah memperoleh pertimbangan DPR.

  

  Penetapan Pengadilan Anak warga negara asing yang belum berusia 5 (lima) tahun yang diangkat secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh Warga Negara Indonesia

  

  Dengan Sendirinya Menjadi Warga Negara Indonesia

KEHILANGAN KEWARGANEGARAAN

  INDONESIA 1. Memperoleh Kewarganegaraan Lain Atas Kemauannya Sendiri.

  2. Tidak Menolak Atau Tidak Melepaskan Kewarganegaraan Lain.

  

3. Dinyatakan Hilang Kewarganegaraannya Oleh Presiden Atas

  Permohonan-nya Sendiri, Yang Bersangkutan Sudah Berusia 18 (Delapan Betas) Tahun Atau Sudah Kawin, Bertempat Tinggal Di Luar Negeri.

  

4. Masuk Dalam Dinas Tentara Asing Tanpa Izin Terlebih Dahulu Dari

Presiden.

  

6. Secara Sukarela Mengangkat Sumpah Atau

  Menyatakan Janji Setia Kepada Negara Asing Atau Bagian Dari Negara Asing Tersebut

  

7. Tidak Diwajibkan Tetapi Turut Serta Dalam

  Pemilihan Sesuatu Yang Bersifat Ketatanegaraan Untuk Suatu Negara Asing

  

8. Mempunyai Paspor Atau Surat Yang Bersifat

  Paspor Dari Negara Asing Atau Surat Yang Dapat Diartikan Sebagai Tanda Kewarganegaraan Yang Masih Berlaku Dari Negara Lain Atas Namanya

9. Bertempat Tinggal Di Luar Wilayah Negara

  Republik Indonesia Selama 5 (Lima) Tahun Terus- menerus Bukan Dalam Rangka Dinas Negara, Tanpa Alasan Yang Sah Dan Dengan Sengaja Tidak Menyatakan Keinginannya Untuk Tetap Menjadi Warga Negara Indoilesia Sebelum Jangka Waktu 5 (Lima) Tahun Itu Berakhir, Dan Setiap 5 (Lima) Tahun Berikutnya Yang Bersangkutan Tidak Mengajukan Pernyataan Ini Dengan Tetap Menjadi Warga Negara Indonesia Kepada Perwakilan Republik Indonesia Yang Wilayah Kerjanya Meliputi Tempat Tinggal Yang Bersangkutan, Padahal Perwakilan Republik

  PERTEMUAN 9 CIVIC SEBAGAI

LABORATORIUM DEMOKRASI

  

Civic merupakan mata pelajaran

  yang memfokuskan pada

  

pembentukan warganegara yang

memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan

kewajibannya untuk menjadi

  warganegara Indonesia yang cerdas,

  

terampil, dan berkarakter yang

MUATAN KONSEPTUAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

  DOMAIN KAJIAN

  ILMIAH DOMAIN KURIKULER

  SMART & SMART & GOOD GOOD CITIZENSHIP CITIZENSHIP

SASARAN PEMBELAJARAN PKN

INDONESIA PERCAYA PERCAYA DIRI SBG DIRI SBG BANGSA BANGSA KOMITMEN KOMITMEN BELA BELA NEGARA NEGARA KETERAMPILAN PARTISIPASI PARTISIPASI SOSPOL SOSPOL SIKAP DAN SIKAP DAN TANGGUNG TANGGUNG JAWAB JAWAB DEMOKRATIS DEMOKRATIS WARGA WARGA NEGARA YANG NEGARA YANG CERDAS DAN CERDAS DAN BAIK BAIK

  INDONESIA

  KOGNITIF AFEKTIF HOLISTIK

  (Komprehensif

  • - integral )

  

Perbandingan PKN

paradigma lama dg paradigma baru

  11/

  07 /1 8 co py rig ht s_ Ik m al.d oc

  Pendidikan kewarganegaraan Akademik Kurikuler Sosial kultural Dibedakan atas 3 dimensi program Interdisipliner

  Multidisipliner Ipoleksosbudhankam contoh Pendekatan Ilmu politik Demokrasi politik Disiplin ilmu pendukung Civics Ilmu hukum Ilmu HTN Ilmu pendidikan Ilmu kenegaraan psikologi

  IPS Disiplin pendukung utama Displin ilmu sosial lain Bagian kajian Mengkaji Hubungan Negara Warga Negara Warga Negara

  Demokrasi Pancasila Tujuan Civics intelligence Civics responsibilty Intelektual Emosional Spritual

  Sosial Membangun dan mengembangkan Melahirkan Kehidupan berbangsa bernegara dg sistem

  

  Berpikir secara kritis, rasional, dan

  Tujuan PKN

  kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan

  

  Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi

  

  Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya

  

  Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain

  

PKN Sebagai Pendidikan

Demokrasi

  Zamroni (2001) dalam bukunya Pendidikan untuk demokrasi Tantangan Menuju Civil Society, berpendapat bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru kesadaran bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat