OPTIMALISASI WAKTU DAN BIAYA PADA PEMBAN (1)

OPTIMALISASI WAKTU DAN BIAYA
PADA PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM TERPADU
UNIVERSITAS GORONTALO DENGAN METODE CPM

Rahman A. Djau
Universitas Gorontalo
Jl. Ahmad A. Wahab No. 247 Limboto
rahmandjau92@gmail.com
Abstract
This study performed on the project building laboratory integrated University Gorontalo located at
the University Gorontalo. Data retrieval done in a way to collect data from the implementing such
work schedule implementing and budget plan. The data collected and analyzed using the method CPM
(critical Path Method).
Based on the analysis after the acceleration of the preparatory work, ground work, foundation work,
columns, concrete work and procuremen of furniture, then obtained the duration of the execution of
the work conctruction of laboratory building integrated can be accelerated to 220 (two hundred
twenty) calendar days and from the original plan is 246 (two hundred forty six) calendar days and a
budget to Rp. 7.962.788.312,61 from the budget of Rp. 7.886.040.000 resulting in the addition cost of
Rp. 76.748.312,61
Keywords : building project, CPM, optimization of time and cost
Abstrak

Penelitian ini dilakukan pada Proyek Pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu Universitas
Gorontalo yang berlokasi di Kampus Universitas Gorontalo. Pengambilan data dilakukan dengan
cara mengumpulkan data-data dari pelaksana pekerjaan seperti jadwal pelaksanaan dan rencana
anggaran biaya. Data-data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan metode CPM
(Critical Path Method).
Berdasarkan analisa setelah dilakukan percepatan pada pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah,
pekerjaan pondasi lajur, pekerjaan beton dan pengadaan meubelair, maka didapat durasi
pelaksanaan pekerjaan pembangunan gedung Laboratorium Terpadu dapat dipercepat menjadi 220
(dua ratus dua puluh) hari kalender dari rencana semula 246 (dua ratus empat puluh enam) hari
kalender dan anggaran menjadi Rp. 7.962.788.312,61 dari anggaran semula Rp. 7.886.040.000.sehingga terjadi penambahan biaya sebesar Rp. 76.748.312,61
Kata kunci : proyek gedung, CPM, optimalisasi waktu dan biaya

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan sarana dan prasarana pendukung seperti laboratorium terpadu merupakan sarana
penunjang pendukung proses belajar-mengajar. Keberadaan laboratorium khususnya bagi mahasiswa
eksakta sangatlah penting dalam mendukung proses perkuliahan misalnya, dalam hal penelitian.
Yayasan Pendidikan Duluwo Limo Lopohalaa Gorontalo sebagai pengelola pendidikan pada
Universitas Gorontalo dengan segala upaya melalui Program Peningkatan Infrastruktur Universitas
Gorontalo berusaha membangun Gedung Laboratorium Terpadu. Pekerjaan pembangunan gedung

laboratorium tersebut dilakukan secara swakelola dan bertahap mengingat keterbatasan anggaran yang
tersedia.
Keinginan penyelesaian pekerjaan selesai lebih cepat dari rencana semula merupakan harapan
bagi pelaksana pekerjaan dan pengguna. Dalam hal tersebut membutuhkan suatu pengelolaan agar
pelaksanaan pekerjaan berjalan sesuai dengan yang diharapkan seperti durasi pelaksanaan pekerjaan,
kesiapan tenaga kerja dan material dan lain-lain, dengan memperhitungkan faktor eksternal lainnya,
misalnya faktor cuaca serta force majeure.
Demikian juga, pada pelaksanaan pembangunan gedung Laboratorium Terpadu harus didukung
oleh pengelolaan manajemen yang baik, mengingat pada saat pelaksanaannya terjadi deviasi (-)

sehingga harus dilakukan reschedule pekerjaan, untuk itu diperlukan analisis optimalisasi durasi
proyek sehingga dapat diketahui berapa lama suatu proyek tersebut diselesaikan serta mencari adanya
kemungkinan percepatan waktu pelaksanaan dengan menggunakan metode CPM (Critical Path
Method – Metode Jalur Kritis).
Network planning khususnya digunakan untuk menyelesaikan suatu proyek yang hanya
dilakukan sekali saja.jadi setiap proyek yang akan diselesaikan harus dibuat network planning baru.
Ketergantungan menggunakan network planning dalam pelaksanaan pekerjaan :
a. Melaksanakan penjadwalan dan mengawasi proyek secara logis
b. Mendokumen dan mendokumentasikan rencana penjadwalan waktu dan alternatif-alternatif lain
penyelesaian proyek dengan tambahan biaya

c. Memikirkan kegiatan proyek secara menyeluruh dan mendetail
d. Mengawasi proyek dengan lebih efisien sebab hanya jalur-jalur kritis (critical path) saja yang
perlu konsentrasi pengawasan secara ketat

TUJUAN PENELITIAN
1. Menganalisis durasi serta penggunaan anggaran pada pelaksanaan pekerjaan Pembangunan
Gedung Labotaorium Terpadu
2. Menganalisis kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan percepatan
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Subagya (2000), proyek adalah suatu pekerjaan yang memiliki tanda-tanda khusus
sebagai berikut :
- Waktu mulai dan selesainya sudah direncanakan
- Merupakan suatu kesatuan pekerjaan yang dapat dipisahkan dari yang lain
- Biasanya volume pekerjaan besar dan hubungan antar aktifitas kompleks
Proyek adalah sekumpulan kegiatan terorganisasi yang mengubah (transform) sejumlah sumber
daya menjadi satu atau lebih produk barang/jasa bernilai terukur dalam sistem satu siklus, dengan
batasan waktu (delivery), biaya (cost) dan kualitas (quality) yang ditetapkan melalui perjanjian.
Menurut H. Kerzner (1982), sebagaimana dikuti Imam Soeharto (1999:28), manajemen proyek
adalah merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk
mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan.

Project Management Institute (PMI) di Amerika Serikat mendefinisikan manajemen proyek
adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan memimpin dan mengkoordinasi sumber daya yang terdiri
atas manusia dan material dengan menggunakan teknik pengelolaan modern untuk mencapai sasaran
yang telah ditentukan yaitu lingkup, mutu, jadwal dan biaya serta memenuhi keinginan para pemangku
kepentingan (stakeholder).
Optimalisasi waktu dan biaya yang akan dilakukan adalah mempercepat durasi proyek dengan
penambahan biaya yang seminimal mungkin. Salah satu cara untuk mempercepat durasi proyek dalam
istilah asingnya adalah crashing. Menurut Kusumah dan Wardhani (2008), terminologi proses
crashing adalah dengan mereduksi durasi suatu pekerjaan yang akan berpengaruh terhadap waktu
penyelesaian proyek. Proses crashing dipusatkan pada kegiatan yang berada pada lintasan kritis.
Faktor – faktor keterlambatan
Pada dasarnya keterlambatan proyek dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya sumber
daya manusia, lokasi pelaksanaan proyek, peralatan yang digunakan dan lain sebagainya. Andi et al
(2003) menyatakan terdapat 7 (tujuh) kategori faktor-faktor potensial untuk mempengaruhi waktu
pelaksanaan konstruksi, diantaranya :
1. Tenaga Kerja
2. Bahan / Material
3. Peralatan / Equipment
4. Karakteristik tempat / site characteristic
5. Manajerial / managerial

6. Keuangan / financial
7. Faktor lain / others factor
Kraiem dan Dickman yang dikutip dari Messah Y. A. Et al (2013) menyatakan keterlambatan
dapat dibagi kedalam 3 (tiga) kategori besar, yaitu :

1. Keterlambatan yang tidak dapat dimaafkan
2. Keterlambatan yang dapat dimaafkan
3. Keterlambatan yang layak mendapat ganti rugi

Pengendalian
Sebagai salah satu fungsi dan proses kegiatan dalam manajemen proyek yang sangat
mempengaruhi hasil akhir proyek adalah pengendalian yang mempunyai tujuan utama meminimalisasi
segala penyimpangan yang dapat terjadi selama proses berlangsungnya proyek.
Menurut R. J. Mockler (1972), pengendalian didefinisikan sebagai : “usaha yang sistematis
untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran dan tujuan perencanaan, merancang sistem
informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan penyimpangan,
kemudian melakukan tindakan koreksi yang diperlukan agar sumber daya dapat digunakan secara
efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan.
Pengendalian dilakukan seiring dengan pelaksanaan proyek. Pengendalian proyek dilakukan
agar proyek tetap berjalan dalam batas waktu, biaya dan performan yang ditetapkan dalam

rencana Ada beberapa perbedaan antara perencanaan dan pengendalian, yaitu : Perencanaan
berkonsentrasi pada penetapan arah dan tujuan, pengalokasian sumberdaya, pengantisipasian masalah,
pemberian motivasi kepada partisipan untuk mencapai tujuan. Sedangkan pengendalian berkonsentrasi
pada pengendalian pekerjaan ke arah tujuan, penggunaan sumberdaya secara efektif, perbaikan/
koreksi, pemberian imbalan pencapaian tujuan.
Ada setidaknya tiga langkah dalam proses pengendalian proyek, antara lain :
1. Menentukan standard performansi misalnya sepdifikasi teknis, biaya yang dianggarkan, jadwal
atau kebutuhan sumberdaya
2. Membandingkan performan aktual dengan performan standard
3. Melakukan tindakan koreksi terhadap penyebab terjadinya perbedaan performansi aktual terhadap
performansi standard
Sasaran dan tujuan proyek seperti optimasi kinerja biaya, mutu, waktu dan keselamatan kerja
harus memiliki format standar dan kriteria sebagai alat ukur, agar dapat mengindikasikan pencapaian
kinerja proyek. Alat ukur yang digunakan dapat berupa jadwal, kuantitas pekerjaan, standar
mutu/spesifikasi pekerjaan serta standar keselamatan dan kesehatan kerja yang untuk selanjutnya
diproses dalam suatu sistim informasi. Sistim informasi ini mengolah data-data yang kemudian
menghasilkan informasi penting untuk pengambilan keputusan.
Bila hasil sistem informasi mengindikasikan terdapat penyimpangan terhadap standar yang telah
ditentukan, tindakan selanjutnya adalah melakukan koreksi seperti mengubah metode pelaksanaan,
mengeluarkan biaya untuk penambahan tenaga kerja, peralatan dan material serta perbaikan

penjadwalan, perbaikan mutu pekerjaan yang disesuaikan dengan standar dan kebutuhan
sesungguhnya.
Critical Path Method (CPM)
Critical Path Method digunakan sebagai metode / teknik perencanaan dan pengawasan proyek.
Metode ini digunakan dalam penyelenggaraan proyek yang produknya berupa informasi kegiatankegiatan yang ada dalam diagram kerja, dimana dalam diagram kerja tersebut menggambarkan
hubungan ketergantungan antar pekerjaan sehingga selaku pelaksana pekerjaan dapat melakukan mana
pekerjaan yang perlu didahulukan.
Network planning adalah salah satu model yang digunakan dalam penyelenggaraan proyek yang
produknya adalah informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang dalam network diagram proyek yang
digunakan oleh kegiatan yang bersangkutan.
Network planning merupakan salah satu dari teknik-teknik manajemen yang prinsipnya adalah
hubungan ketergantungan antara bagian-bagian pekerjaan yang digambarkan / divisualisasikan dalam
diagram network. Dengan demikian dapat diketahui bagian-bagian pekerjaan mana yang harus
didahulukan, pekerjaan mana yang menunggu selesainya pekerjaan lain, pekerjaan mana yang tidak
perlu tergesa-gesa sehingga alat dan tenaga orang dapat digeser ketempat lain.
Critical Path Method (metode jalur kritis) merupakan dasar dari sistem pengendalian kemajuan
pekerjaan. Critical Path Method adalah salah satu teknik perencanaan dari upaya riset yang
diprakarsai pada tahun 1956 oleh Departemen Jasa Rekayasa dari perusahaan E. I du Pont de
Memours. Menurut Critical Path Method kebanyakan pekerjaan dapat dikurangi waktu pelaksanaan,


jika sumber daya tenaga manusia, mesin / peralatan, uang dan sebagainya ditambah untuk
melaksanakannya.
Pengendalian waktu Critical Path Method umumnya terdiri dari 3 (tiga) bagian utama, sebagai
berikut :
Tahap Perencanaan dimulai dengan membagi proyek kedalam berbagai kegiatan-kegiatan yang
berbeda. Kemudian ditentukan durasinya dan dibuat suatu diagram panah memberikan gambaran
secara grafis ketergantungan diantara kegiatan-kegiatan didalam proyek
Tahap selanjutnya adalah pembuatan jadwal dimana tujuan utamanya adalah suatu bagian waktu
yang memperlihatkan awal dan akhir tiap kegiatan dalam hubungannya dengan kegiatan yang
lain. Dalam jadwal ini dapat diperlihatkan kegiatan kritis yang perlu perhatian jika proyek harus
diselesaikan pada waktunya. Untuk kegiatan yang non-kritis jadwal harus memperlihatkan
lamanya float (waktu longgar) yang dapat dipergunakan jika kegiatan ditangguhkan atau jika
sumber daya dalam jumlah terbatas harus digunakan secara efektif
Bagian terakhir adalah kontrol / pengendalian proyek meliputi penggunaan bagan waktu dan
diagram panah untuk membuat laporan kemajuan periodik. Jaringan kerja ini diperbaharui dan
dianalisis jika diperlukan atau sebuah jadwal baru dapat dibuat untuk bagian proyek yang belum
terselesaikan
Manfaat Critical Path Method (CPM)

Penggambaran logika hubungan antar kegiatan, membuat perencanaan proyek menjadi lebih rinci

dan detail

Dengan memperhitungkan dan mengetahui waktu terjadinya setiap kejadian yang ditimbulkan
oleh satu atau beberapa kegiatan, kesukaran-kesukaran yang bakal timbul dapat diketahui jauh
sebelum terjadi sehingga tindakan pencegahan yang diperlukan dapat dilakukan

Dalam network planning dapat terlihat jelas waktu penyelesaian yang dapat ditunda atau harus
disegerakan

Membantu mengomunikasikan hasil network yang ditampilkan

Memungkinkan dicapainya hasil proyek yang lebih ekonomis dari segi biaya langsung (direct
cost) serta penggunaan sumber daya

Berguna untuk menyelesaikan klaim yang diakibatkan oleh keterlambatan dalam menentukan
yang diakibatkan oleh keterlambatan dalam menentukan pembayaran kemajuan pekerjaan
menganalisis cashflow dan pengendalian biaya

Menyediakan kemampuan analisis untuk mencoba mengubah sebagian dari proses, lalu
mengamati efek terhadap proyek secara keseluruhan

Kelebihan Critical Path Method (CPM)

Menunjukkan susunan yang logis antar kegiatan

Menunjukkan hubungan timbal balik antara pembiayaan dan waktu penyelesaian proyek

Membantu menunjukkan kegiatan yang kritis dan pengaruh keterlambatan suatu kegiatan
terhadap penyelesaian proyek

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dan observasi yaitu mengumpulkan
data-data baik itu data primer maupun data sekunder serta melakukan tanya jawab dan mendengarkan
pendapat dari pelaksana pekerjaan.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan 3 cara yaitu :
a. Wawancara yaitu melakukan mengumpulkan informasi langsung dari pihak pelaksana pekerjaan
b. Observasi yaitu melakukan pengamatan dan pencatatan secara teliti dan sistematis atas
pelaksanaan pekerjaan
c. Studi Pustaka yaitu pengumpulan data yang dilakukan dari literatur, jurnal-jurnal, internet,
majalah dan lain-lain yang berhubungan dengan objek penelitian


Metode Analisis Data
Dari hasil pengumpulan data-data baik itu data primer, data sekunder, wawancara dan studi
pustaka, kemudian peneliti melakukan perhitungan kembali atas data-data tersebut. Perhitungan yang
dilakukan adalah berhubungan dengan durasi waktu pelaksanaan pekerjaan serta anggaran biaya.
Metode analisis data yang digunakan adalah menggunaan Metode CPM (critical path method) yaitu
menganalisa kegiatan-kegiatan yang berada pada lintasan kritis (critical path) agar bisa diketahui
proses percepatan kebutuhan waktu pelaksanaan dan kebutuhan anggaran biaya yang akan digunakan
setelah dilakukan percepatan.
Sistematika proses penyusunan jaringan kerja (network) adalah sebagai berikut :
a. Mengkaji dan mengidentifikasi lingkup proyek, menguraikan dan memecahkannya menjadi
kegiatan-kegiatan atau kelompok kegiatan yang merupakan komponen proyek.
b. Menyusun kembali komponen-komponen menjadi mata rantai yang saling ketergantungan satu
dengan lainnya.
c. Melakukan perkiraan waktu bagi masing-masing kegiatan.
d. Mengidentifikasi jalur kritis (critical path) pada jaringan kerja

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Pada schedule rencana pelaksanaan pekerjaan pembangunan gedung Laboratorium Terpadu
Universitas Gorontalo akan berjalan selama 246 (dua ratus empat puluh enam) hari, akan tetapi 3
(tiga) minggu awal pelaksanaan pekerjaan masih belum ada realisasi di lapangan, hal ini dikarenakan
masalah non teknis, maka pemilik proyek menginginkan adanya suatu percepatan sehingga harus
dilakukan penjadwalan ulang terhadap rencana schedule awal.
Ada beberapa item pekerjaan yang dilakukan percepatan untuk mengantisipasi agar tidak terjadi
keterlambatan pada pelaksanaan pekerjaan dengan konsekuensi penambahan biaya, analisa yang
dilakukan terhadap pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :
a. Pekerjaan Persiapan
Pada pekerjaan ini rencana pelaksanaan selama 14 (empat belas) hari dipercepat menjadi 10
(sepuluh) hari
b. Pekerjaan Tanah
Pada pekerjaan ini rencana pelaksanaan selama 21 (dua puluh satu) hari dipercepat menjadi 12
(dua belas) hari
c. Pekerjaan Pondasi Lajur
Pada pekerjaan ini rencana pelaksanaan selama 28 (dua puluh delapan) hari dipercepat menjadi
18 (delapan belas) hari
d. Pekerjaan Beton
Pada pekerjaan ini rencana pelaksanaan selama 28 (dua puluh delapan) hari dipercepat menjadi
22 (dua puluh dua) hari
e. Pekerjaan Meubelair
Pada pekerjaan ini rencana pelaksanaan selama 21 (dua puluh satu) hari dipercepat menjadi 14
(empat belas) hari

Tabel 4.1
Pekerjaan yang mengalami percepatan waktu
Uraian Pekerjaan
A.
B.

Pekerjaan Persiapan
Pek. Konstruksi Lantai 1
1 Pek. Tanah
2 Pek. Pondasi Lajur
3 Pek. Pondasi Sumuran
4 Pek. Beton
5 Pek. Pasangan

Waktu Awal
(Hari)

Waktu Setelah
Dipercepat (Hari)

Percepatan
(Hari)

14

10

4

21
28
21
28
20

12
18
21
22
20

9
10
0
6
0

C.

D.

E.

6 Pek. Pintu/Jendela
7 Pek. Rangka & Plafond
8 Pek. Lantai
9 Pek. Finishing
10 Pek. Jaringan Instalasi Listrik
11 Pek. Sanitasi Air Bersih/Kotor
Pek. Konstruksi Lantai 2
1 Pek. Beton
2 Pek. Pasangan
3 Pek. Pintu/Jendela
4 Pek. Rangka & Plafond
5 Pek. Finishing
6 Pek. Jaringan Instalasi Listrik
7 Pek. Sanitasi Air Bersih/Kotor
Pek. Konstruksi Lantai 3
1 Pek. Beton
2 Pek. Pasangan
3 Pek. Pintu/Jendela
4 Pek. Atap & Penutup
5 Pek. Rangka & Plafond
6 Pek. Finishing
7 Pek. Jaringan Instalasi Listrik
8 Pek. Sanitasi Air Bersih/Kotor
Pengadaan Meubelair

21
14
14
21
10
15

21
14
14
21
10
15

0
0
0
0
0
0

21
20
14
14
28
10
15

21
20
14
14
28
10
15

0
0
0
0
0
0
0

21
20
18
22
14
28
10
15
21

21
20
18
22
14
28
10
15
14

0
0
0
0
0
0
0
0
7

Perhitungan Cost Slope dan Slope Biaya
Kenaikan biaya akibat percepatan (cost slope) pada pelaksanaan Pembangunan Gedung
Laboratorium Terpadu Universitas Gorontalo adalah sebagai berikut :
Perhitungan Cost Slope
Biaya dipercepat =
Pekerjaan
Waktu normal
Waktu dipercepat
Biaya normal
Biaya dipercepat

𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙

𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡

:
:
:
:
:
:

Pekerjaan
Waktu normal
Waktu dipercepat
Biaya normal
Biaya dipercepat

:
:
:
:
:
:

𝑥 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙

Pekerjaan Persiapan
14 hari
10 hari
Rp. 19.000.000
14
𝑥 𝑅𝑝. 19.000.000
10

Rp. 26.600.000

Pekerjaan Tanah
21 hari
12 hari
Rp. 25.452.352,22
21
𝑥 𝑅𝑝. 25.452.352,22
12

Rp. 44.541.616,39

Pekerjaan
Waktu normal
Waktu dipercepat
Biaya normal
Biaya dipercepat

:
:
:
:
:
:

Pekerjaan
Waktu normal
Waktu dipercepat
Biaya normal
Biaya dipercepat

Pekerjaan
Waktu normal
Waktu dipercepat
Biaya normal
Biaya dipercepat

:
:
:
:
:

Pekerjaan Pondasi Lajur
28 hari
18 hari
Rp. 131.283.063,25
28
𝑥 𝑅𝑝. 131.283.063,25
18

Rp. 204.218.098,39

Pekerjaan Beton Lantai I
28 hari
22 hari
Rp. 1.009.364.582,85
28
𝑥 𝑅𝑝. 1.009.364.582,85
22

:

Rp. 1.284.645.832,72

:
:
:
:
:

Pengadaan Meubelair
21 hari
14 hari
Rp. 273.750.000,00
21
𝑥 𝑅𝑝. 273.750.000,00

:

14

Rp. 410.625.000,00

Perhitungan Slope Biaya
Slope Biaya =

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡−𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙

𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙−𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡

Pekerjaan
Waktu normal
Waktu dipercepat
Biaya normal
Biaya dipercepat
Slope biaya

:
:
:
:
:
:

Pekerjaan Persiapan
14 hari
10 hari
Rp. 19.000.000,00
Rp. 26.600.000,00
Rp. 1.900.000,00

Pekerjaan
Waktu normal
Waktu dipercepat
Biaya normal
Biaya dipercepat
Slope biaya

:
:
:
:
:
:

Pekerjaan Tanah
21 hari
12 hari
Rp. 25.452.352,22
Rp. 44.541.616,39
Rp. 2.121.029,35

Pekerjaan
Waktu normal
Waktu dipercepat
Biaya normal
Biaya dipercepat
Slope biaya

:
:
:
:
:
:

Pekerjaan Pondasi Lajur
28 hari
18 hari
Rp. 131.283.063,25
Rp. 204.218.098,39
Rp. 7.293.503,51

Pekerjaan
Waktu normal
Waktu dipercepat
Biaya normal
Biaya dipercepat
Slope biaya

:
:
:
:
:
:

Pekerjaan Beton Lantai I
28 hari
22 hari
Rp. 1.009.364.582,85
Rp. 1.284.645.832,72
Rp.
45.880.208,31

Pekerjaan
Waktu normal
Waktu dipercepat
Biaya normal
Biaya dipercepat
Slope biaya

:
:
:
:
:
:

Pengadaan Meubelair
21 hari
14 hari
Rp. 273.750.000,00
Rp. 410.625.000,00
Rp. 19.553.571,43

Prosentase Percepatan terhadap Durasi Normal
Untuk mengetahui prosentase percepatan terhadap durasi normal dapat dilakukan perhitungan
sebagai berikut :
Waktu normal
: 246 hari
Waktu proyek setelah dipercepat
: 220 hari
Durasi percepatan total
:
26 hari
26
Prosentase percepatan
:
𝑥 100% = 10,57%
246

Perbandingan Biaya Waktu Normal dan Waktu Yang Dipercepat
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat diambil perbandingan Biaya Waktu Normal
dan Waktu Yang Dipercepat terhadap percepatan pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah, pekerjaan
pondasi lajur, pekerjaan beton lantai I dan pengadaan meubelair yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.2
Perbandingan Waktu Normal dan Waktu Dipercepat
Uraian

Waktu

Biaya

Normal

246 hari

Rp. 7.886.040.000,00

Percepatan

220 hari

Rp. 7.962.788.312,61

Selisih

26 hari

Rp.

76.748.312,61

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan pekerjaan pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Gorontalo
menjadi 220 hari dari rencana semula 246 hari dan Biaya menjadi Rp. 7.957.646.755.- dari
rencana anggaran Rp. 7.886.040.000.- akibat dilakukan percepatan.
2. Berdasarkan hasil analisa dapat dilakukan percepatan pada 5 (lima) item kegiatan yaitu pekerjaan
persiapan, pekerjaan tanah, pekerjaan pondasi lajur, pekerjaan beton lantai 1 dan pengadaan
meubelair.
Saran
1. Pelaksana pekerjaan sebaiknya lebih memperhatikan pekerjaan yang akan menyebabkan terjadi
keterlambatan dengan menggunakan tenaga kerja yang produktif sehingga schedule pelaksanaan
pekerjaan per item kegiatan sesuai dengan durasi yang sudah ditetapkan karena akan berdampak
buruk pada proses penyelesaian proyek.
2. Pengaturan jadwal untuk kerja lembur dan pembagian shift untuk tenaga kerja dimaksimalkan
terutama pada pekerjaan pondasi sumuran dan pengecoran beton.

DAFTAR PUSTAKA
Idzurnida Ismael, Junaedi, Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan
Pelaksanaan Pekerjaan Pada Proyek Pembangunan Gedung di Kota Bukit Tinggi, Jurnal
Momentum ISSN 1693-752X, Padang 2014

Idzurnida Ismael, Junaedi, Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan
Pelaksanaan Pekerjaan Pada Proyek Pembangunan Gedung di Kota Bukit Tinggi,
Jurnal Momentum ISSN 1693-752X, Padang 2014
Yunita Alfiana Messah, Theodorus Widodo, Marisya L. Adoe, Kajian Penyebab Keterlambatan
Pelaksanaan Proyek Konstruksi Gedung di Kota Kupang, Jurnal Teknik Sipil Vol. II No. 2
September 2013

Yunita Alfiana Messah, Theodorus Widodo, Marisya L. Adoe, Kajian Penyebab
Keterlambatan Pelaksanaan Proyek Konstruksi Gedung Di Kota Kupang, Jurnal
Teknik Sipil Vol II No. 2 September 2013
Junaidi, H. Taroreh, D. Y. Malingkas, D.R.O Walangitan, Pengendalian Waktu Dan Biaya Pada
Tahap Pelaksanaan Proyek Dengan Menggunakan Metode Nilai Hasil, Jurnal Sipil Statik
Universitas Sam Ratulangi, Manado, 2012

Junaidi, H. Tarore, D. Y. Malingkas, D.R.O. Walangitan, Pengendalian Waktu dan Biaya
Pada Tahap Pelaksanaan Proyek Dengan Menggunakan Metode Nilai Hasil,
Jurnal Sipil Statik Universitas Sam Ratulangi, Manado 2012
Raymond David Pandey, Bonny F. sompie, Huibert Tarore, Analisis Faktor Penyebab
Pembengkakan Biaya (Cost Overrun) Peralatan Pada Proyek Konstruksi Dermaga
di Sulawesi Utara, Jurnal Ilmiah Media Engineering Universitas Sam Ratulangi
ISSN : 2087-9334, Manado 2012
Alfian Malik, Pengantar Bisnis Jasa Pelaksana Konstruksi - Kiat Andal Meraih Sukses Pada Bisnis
Kontraktor, ANDI Yogyakarta, 2010
Ir. Abrar Husen, MT, Manajemen Proyek – Perencanaan, Penjadwalan dan Pengendalian Proyek,
ANDI Yogyakarta, 2010
Sutadi B. A dan M. A. Wibowo, Analisis Resiko Terhadap Keterlambatan Overhead Cost Proyek
Konstruksi (Aplikasi : Metode Analytic Hierarchy Process), Prosiding INSAHP5 Semarang
ISBN : 978-979-97571-4-2, 2008
Riantini L. S dan Y. Latief, Penentuan Peringkat Faktor Resiko Dalam Rekruitmen Tenaga Kerja
Yang Mempengaruhi Biaya Tenaga Kerja Pada Proyek, Jurnal Teknik Sipil, Universitas
Indonesia, 2005
Wulfram I. Ervianto, Manajemen Proyek Konstruksi, ANDI Yogyakarta, 2005

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25