PERBANDINGAN KURIKULUM DI TOP 5 NEGARA M

PERBANDINGAN KURIKULUM
DI TOP 5 NEGARA MENURUT PISA
Disusun oleh:
Rirry Dwi Fitriasih

(1504007)

Departemen Pendidikan Bahasa Jepang
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra
Email : rirrydwif@gmail.com

Dosen Pengampu : 1. Dra. Hj. Muthia Alinawati, M.Pd
2. Ence Surahman S.Pd M.Pd

A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Tak
hanya itu, pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kemajuan suatu
bangsa. Bangsa yang memiliki kualitas pendidikan yang baik, seringkalai disebut sebagai
bangsa yang maju.
Setiap negara mempunyai sistem pendidikan yang berbeda-beda, sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai oleh negara tersebut. Dalam sistem pendidikan terdapat konsep-


konsep maupun metode yang pada dasarnya diseusaikan dengan situasi maupun kondisi
yang sesuai dengan perkembangan zaman. Dalam hal ini setiap negara berlomba-lomba
untuk terus meningkatkan, memperbaiki, maupun memperbarui sistem pendidikan yang
digunakan. Salah satunya yaitu mengenai kurikulum. Kurikulum merupakan satu dari
sekian komponen yang mempunyai peranan penting dalam sistem pendidikan di setiap
negara.
Kurikulum di setiap negara mempunyai cirri khas tersendiri, yang menunjukan
karakter, aspirasi, maupun ide-ide dari negara tersebut. Karena keunikan itu, penulis
mencoba membandingkan kurikulum di 5 negara terbaik dalam bidang
pendidikan berdasakan penilaian PISA terbaru. Adapun ke-lima negara
terbaik itu yaitu: Singapura, Jepang, China, Estonia, dan Finlandia. Dengan begitu,
penulis bisa mengetahui tentang perbandingan kurikulum pada ke-lima
negara tersebut, serta bisa mempelajari keadaan pendidikan negara lain
sebagai perbandingan maupun masukan dalam mewujudkan pendidikan
yang berkualitas khususnya di Indonesia.
Adapun metode penelusuran rujukan yang penulis gunakan dalam penulisan
makalah ini adalah metode pustaka. Yaitu dilakukan dengan mempelajari dan
mengumpulkan data dari pustaka, baik berupa buku maupun informasi dari internet.


B. Pembahasan
Penilaian PISA dilakukan setiap 3 tahun sekali. Menurut Shiel dalam Dhany (2017),
PISA merupakan singkatan dari Programme International for Student Assesment yang
merupakan suatu bentuk evaluasi kemampuan dan pengetahuan yang dirancang untuk siswa
usia 15 tahun. Ide utama dari PISA adalah hasil dari sistem pendidikan harus diukur dengan
kompetensi yang dimiliki siswa dan konsep utamanya adalah literasi.

Menurut hasil PISA terbaru pada tahun 2015, adapun 5 negara teratas yang
memiliki sistem kurikulum pendidikan terbaik. Negara-negara tersebut yaitu : Singapura,
Jepang, Estonia, China dan Finlandia.
1. Kurikulum di Singapura
Visi dari Departemen Pendidikan Singapura adalah “Thinking Schools, Learning
Nation”. Jika diartikan dalam secara kasar dalam Bahasa Indonesia berarti berpikir sekolah,
belajar nasionalitas. Maksudnya dengan belajar di sekolah diharapkan siswa tumbuh rasa
nasionalitasnya terhadap negara. Sistem pendidikan di Singapura bertujuan untuk mecetak
pelajar yang berpendidikan luas. Dengan karakteristik di Singapura yang memiliki banyak
budaya dan ras, kebijakan untuk menggunakan bahasa bilingual menjadi salah satu kunci
dalam pendidikan di Singapura. Setiap siswa belajar Bahasa Inggris yang menjadi bahasa
utama dalam dunia pekerjaan, tetapi mereka juga mempelajari bahasa ibu mereka (Bahasa
Cina, Melayu, Tamil) untuk mempertahankan identitas nilai dan budayanya.

Harapan dari hasil pendidikan tersebut menghasilkan pelajar yang baik disegala bidang,
moral, intelektual, fisik, sosial dan delapan estetika dari kemampuan dan nilai yang utama.
Delapan estetika dari kemampuan dan nilai yang utama tersebut adalah: perkembangan
karakter, manajemen diri sendiri, sosial dan kooperatif, membaca dan berhitung,
komunikasi, informasi, kemampuan berpikir dan kreatif, pengetahuan penerapan ilmu.
2. Kurikulum di Jepang
Tingkatan pendidikan di Jepang sama dengan di Indonesia yaitu dengan
menggunakan sistem 6-3-3 (6 tahun SD, 3 tahun SMP, tiga tahun SMA) dan Perguruan
Tinggi. Pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama digolongkan
sebagai Compulsory

Education dan

Sekolah

Menengah

Atas

digolongkan


sebagai Educational Board.
Di Jepang tidak mengenal ujian kenaikan kelas, sehingga siswa akan otomatis naik kelas ke
tingkatan seterusnya. Begitupula dengan siswa yang telah menyelesaikan studinya di
tingkat SD dapat langsung mendaftar ke SMP. Selanjutnya siswa lulusan SMP dapat

memilih SMA yang diminatinya, tetapi mereka harus mengikuti ujian masuk SMA yang
bersifat standar, artinya soal ujian dibuat oleh Educational Board.
Sedangkan untuk tingkat Sekolah Dasar (SD), sifat dan karakteristik kurikulum di
Jepang hampir sama dengan kurikulum SD di Indonesia. Hanya yang membedakan adalah
pada mata pelajaran kebiasaan hidup yang umumnya diajarkan di kelas 1 dan 2. Jepang
lebih memilih memperkenalkan tata cara kehidupan sehari-hari kepada anak-anak yang
baru lulus dari tingkat TK yang lebih memfokuskan kegiatan bermain daripada belajar di
dalam kelas. Pembelajaran utama seperti bahasa Jepang dan berhitung mempunyai porsi
yang lebih dibanding pelajaran lainnya. Sedangkan pelajaran moral diajarkan tidak secara
khusus dalam mata pelajaran tertentu, tetapi diajarkan oleh wali kelas sejam seminggu atau
diintegrasikan melalui pelajaran lain. Dan pendidikan moral sudah termasuk pada
pendidikan agama (Kristen, Budha, Shinto). Selain murid disibukkan dengan pendidikan
akademik, pendidikan bersifat estetik berupa musik dan menggambar juga diajarkan dalam
porsi besar di kelas 1 dan 2. Untuk pendidikan SMP, kurikulum menitik beratkan pada

pendidikan bahasa Jepang, matematika, IPA dan IPS. Sedangkan pendidikan bahasa asing
seperti Inggris dan Jerman tidak diwajibkan dan hanya bersifat pilhan bagi murid. Pelajaran
bahasa Inggris baru dijadikan pelajaran wajib di level SMP pada kurikulum 2002. Adanya
mata pelajaran pilihan seperti bahasa Jepang, IPS, matematika, IPA, musik, art, pendidikan
jasmani, keterampilan, dan bahasa asing, merupakan pembeda khas antara kurikulum
pendidikan SMP di Jepang dan Indonesia. Selain pendidikan utama di Jepang juga
dilengkapi dengan pendidikan ekstrakurikuler seperti di Indonesia.
Dibandingkan kurikulum SD dan SMP, kurikulum SMA di Jepang paling sering
berubah. Pada tingkat ini sudah diadakan sistem penjurusan seperti di Indonesia. Sifat khas
kurikulum SMA adalah kompleksnya pelajaran yang diajarkan. seperti yang dikatakan
sebelumya proses kurikulum di Jepang pun tidak lepas dari kata bongkar pasang, tapi
dengan loyalitas para pengajar dan tingkat kedisiplinan pelajar akhirnya dapat menciptakan
banyak SDM berkualitas.

3. Kurikulum di Estonia
Menurut Desi (2017), tujuan pendidikan di Estonia adalah menciptakan jondisi yang
menguntungkan bagi perkembangan kepribadian, keluarga dan bangsa. Dalam sistem
pendidikan, sekolah-sekolah di Estonia mengajarkan nilai-nilai kebangsaan, cinta alam, dan
kebudayaan. Pendidikan di Estonia dikelola oleh negara, daerah/kota, umum, dan swasta.
Saat ini, di Estonia memasukan mata pelajaran pemrograman ke dalam kurikulum yang ada

di Sekolah Dasar.
4. Kurikulum di China
Kurikulum pada hakikatnya diarahkan untuk memfasilitasi potensi yang dimiliki
siswa agar berkembang optimal. Di Cina tidak terlalu menekankan kepada hapalan dan
orientasi untuk lulus ujian (kognitif) karena dianggap dapat membunuh karakter anak.
Sistem sekolah di Cina mewajibkan setiap muridnya untuk berlatih olahraga selama paling
tidak satu jam sebelum pelajaran dimulai. Kegiatan lain seperti memasak juga menjadi
salah satu bagian penting yang harus dialamai oleh siswa disamping menekuni bidang seni
budaya
Sistem penilaian di Cina juga berkaitan dengan sistem ujian. Sekolah Dasar dan
Menengah melaksanakan empat macam ujian, yaitu : ujian semester, ujian tahunan, ujian
akhir sekolah, dan ujian masuk SMP/ SMA. Ujian masuk SMP terbatas pada mata pelajaran
Bahasa Cina dan Matematika, sedangkan ujian masuk SMA pelaksanaannya digabungkan
dengan ujian akhir SMP. Untuk masuk Perguruan Tinggi, dilakukakn Ujian Seleksi
Nasional dengan pemisahan antara pilihan ilmu science dan ilmu sosial.
5. Kurikulum di Finlandia
Menurut Naaima dalam Kurikulum di Finlandia (2017), salah satu prinsip
kurikulum di Finlandia adalah Non-discrimination and equal treatment yang berarti tidak
ada diskriminasi dan mendapat perlakuan yang sama. Dari segi mata pelajaran di Finlandia
memiliki 6 mata pelajaran inti yang semuanya terbungkus dengan kata orientation. karena

kurikulum di Finlandia memiliki konsep gagasan bahwa 6 mata pelajaran ini bukan

mengharuskan siswa belajar isi dari seluruh pelajaran ini, namun mengajak anak didik
untuk mulai memperoleh kemampuan menjelajah dan memahami fenomena-fenomena
alam yang ada disekitar mereka. maka jika anda melihat ada tiga kata yang dipakai disini
yaitu examine, understand, & experience. jadi siswa melatih kemudian memahami dan
mencoba.
Penyelenggaraan pendidikan dasar Finlandia diatur oleh Kurikulum Inti Nasional untuk
Pendidikan Dasar (National Core Curriculum for Basic Education 2004), yang diterbitkan
oleh Badan Pendidikan Nasional Finlandia. Kurikulum inti pendidikan dasar menetapkan
bahwa siswa jenjang pendidikan dasar wajib memenuhi dan menuntaskan seluruh silabus
pelajaran. Silabus pendidikan dasar Finlandia terdiri dari 21 mata pelajaran, yang diberikan
pada tingkatan kelas tertentu
Pendidikan kesenian dasar berbeda dengan pendidikan dasar wajib. Pendidikan
kesenian dasar bersifat sukarela dan dikenakan biaya oleh pihak penyelenggara pendidikan
seni. Tujuan dasar penyelenggaraan pendidikan dasar kesenian ditentukan oleh kurikulum
inti nasional. Kurikulum tersebut menyediakan isi pengajaran 9 (sembilan) macam bentuk
kesenian, yakni musik, literatur, dansa, pertunjukkan (sirkus dan teater), serta seni visual
(arsitektur, seni audiovisual, seni visual, dan seni rupa).


C. Penutup
Dari uraian diatas, dapat kita ketahui bahwa menurut penilaian PISA pada tahun
2015, lima negara terbaik yang mempunyai sistem pendidikan terbaik adalah Singapura,
Jepang, China, Estonia, dan Finlandia. Kelima negara tersebut tentunya menggunakan
kurikulum yang berbeda-beda, dimana masing-masing negara mempunyai karakteristik
kurikulum yang unik, serta mempunyai kelemahan dan kelebihan tersendiri.
Untuk mengetahui tingkat kualitas pendidikan suatu negara, kita dapat melihat dari
hasil penilaian PISA. Pada hakikatnya, PISA sendiri merupakan kebijakan untuk menilai
perbedaan sistem pendidikan di berbagai negara yang berupa program penilaian tingkat

internasional yang dibuat oleh negara-negara yang tergabung dalam OECD ( Organisation
for Economics Cooperation Development).

Daftar Pustaka
Naimamasri,

Siti.

(2017).


Kurikulum

di

Finlandia.

Diakses

dari

http://www.sitinaimamasri.blogspot.co.id/
Azzahra,

May.

(2016).

Makalah

Perbandingan


Pendidikan.

Diakses

dari

http://www.maymayazzahra.blogspot.co.id/2016/01/makalah-perbandinganpendidikan.htm
Eri, Desi. (2017). Negara-negara Ini Memiliki Sistem Pendidikan Terbaik Sedumia.
Diakses dari http://www.mbscenter.or.id./site/page/id/530/title/Negara-Negara-IniMemiliki-Sistem-Pendidikan-Terbaik-Sedunia.htm
Dhany, Ahmad. (2015). PISA (Programme International for Student Assesment). Diakses
dari

http://www.dhanymatika.wordpress.com/2015/09/02/pisa-programme

international-for-student-assesment.htm