LAPORAN PENDAHULUAN PADA BAYI BARU LAHIR

LAPORAN PENDAHULUAN PADA BAYI BARU
LAHIR NORMAL
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL
1.

DEFINISI
BBLN ”Bayi yang baru lahir dari kehamilan 37 minggu – 42 minggu dan BBL 2500 – 4000
gram”.
(Asuhan Kesehatan anak dalam konteks keluarga, DepKes RI, 1993)
Asuhan Bayi Baru Lahir Normal ”Asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam
pertama setelah melahirkan”.
(Maternal dan Neonatal, 2002, Hal: 30)
2. CIRI-CIRI BAYI BARULAHIR NORMAL
a. Berat badan 2500 – 4000 gr
b. Panjang badan lahir 48 – 52 cm
c. LIDA 30 – 38 cm
d. LIKA 33 – 35 cm
e. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 160x/menit, kemudian menurun -120x/menit.
f. Pernafasan pada menit pertama cepat kira-kira 80x.menit, kemudian menurun kira-kira
40x/menit.

g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan diliputi vernix
caseosa.
h. Rambut lainnya telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
i. Genetalia : ♀ : Labia mayora sudah menutupi labia minora. ♂ : Testis sudah turun
j. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
k. Reflek morro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan seperti memeluk.
l. Graff reflek sudah baik, apabila diletakkan sesuatu benda diatas telapak tangan bayi akan
menggenggam.
m. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna
hitam kecoklatan.
3. PERUBAHAN YANG TERJADI PADA BAYI BARU LAHIR
 Perubahan Metabolisme Karbohidrat
Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar gula darah, untuk menambah
energi pada jam-jam pertama setelah lahir diambil dari metabolisme asam lemak.
 Perubahan Suhu Tubuh
Ketika bayi baru lahir, bayi berada dalam suhu lingkungan yang lebih rendah dari suhu
didalam rahim ibu, akibatnya metabolisme jaringan meningkat dan kebutuhan O 2 juga.
 Perubahan Pernafasan
Selama dalam uterus janin mendapat O2 dari plasenta, setelah lahir melalui paru-paru bayi.
 Perubahan Sirkulasi

Dengan berkembangnya paru  tekanan O2 meningkat  CO2 menurun mengakibatkan
resistensi pembu;uh darah sehingga aliran darah meningkat, hal ini menyebabkan darah
dalam uterus pulmonalis mengalir ke paru  puctus arterosus menutup.
Dengan munculnya arteri dan vena umbilikasi dan terpotongnya tapi pisat, aliran darah dalam
plesenta melalui vena kawa inferior dan foramen ovale ke atrium kiri terhenti, sirkulasi janin
sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup diluar badan ibu.

 Perubahan alat pencernaan, hati ginjal mulai berfungsi.
4. PENATALAKSANAAN
Segera setelah melahirkan bayi
a. sambil secara ceepat menilai pernafasannya, letakkan bayi edngan handuk diatas perut ibu.
b. Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah dan lahir dari wajah bayi.
Untuk mencegah jalan udaranya terhalang.
c. Klem dipotong tali pusat.
- Mengklem tali pusat dengan dua buah klem, pada titik kira-kira 2 dan 3 cm dari pengkal pusat
bayi.
- Mempertahankan tali pusat diantara kedua kklem sambil melindungi bayi dari gunting dengan
tangan kiri anda.
- Mempertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat. Mengganti sarung tangan bila
ternyata sudah kotor. Memotong tali pusat dengan pisau atau gunting yang steril atau

disinfeksi tingkat tinggi.
- Memeriksa tali pusat setiap 15 menit. Apabila masih ada perdarahan, lakukan pengikatan ulang
yang lebih hanyat.
d. Jagalah agar bayi tetap hangat
- Memastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dan kulit ibu.
- Mengganti handuk atau kain yang basah, dan bungkus bayi terebut dengan selimut dan jangan
lupa memastikan bahwa kepala yang telah terlindung dengan baik untuk mencegah keluarnya
panas tubuh.
e. Kontak dini dengan ibu.
- Memberikan bayi kepada ibunya secepat mungkin untuk kehangatan.
- Untuk ikatan batin dan pemberian ASI.
f.

Pernafasan
Periksa pernafasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit.
g. Perawatan mata
Obat mata eritromisin 0,5%/ tetrasikklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata
karena klamidia.
h. Pemeriksaan fisik bayi
 Gunakan tempat yang aman (hangat dan bersih) untuk pemeriksaan.

 Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, menggunakan sarung tangan dan bertindak
lembut pada saat menangani bayi.
 Lihat, dengarkan dan raasakan tiap-tiap daerah, dimulai dari kepala dan berlanjut secara
sistematis menuju jari kaki.
 Menulis hasil pengamatan.
Pemeriksaan fisik bayi
: Simetris/ tidak, terdapat caput succedanum/ tidak, terdapat cephal hematoma.
: Periksa hubungan letak dengan mata dan kepala.
: Tanda-tanda infeksi yakni Pus.
dan Mulut : Bibir dan langitan, periksa adanya sumbing, reflek hisap, dinilai dengan mengamati bayi pada

saat menyusu.
: Ada pembengkakan/ tidak
: Simetris/ tidak, bunyi nafas, bunyi jantung, putingnya menonjol/ tidak/
engan dan tangan gerakan normal atau tidak, jumlah jari.
: Bentuk penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, perdarahan tali pusat.

Jenis kelamin
♂ : Testis berada dalam skrotum, penis berulang dan pada ujung letak lubang ini.
♀ : Vagina berlubang, uretra berlubang, labia minor dan mayor.

i dan kaki : Gerakan normal, tampak normal, jumlah jari.
ng dan anus : Pembengkakan/ ada cekungan, spina bifida/ tidak, ada anus/ tidak, berlubang/ tidak.
: Verniks, warna, pembengkakan, tanda-tanda lahir.
syaraf
: Adanya reflek morro, lakukan rangsangan dengan suara keras yaitu pemeriksa bertepuk tangan.
i.

Identifikasi bayi
Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu dipasang segera pasca persalinan.
- Alat yang digunakan, hendaknya keap air, dengan tepi yang harus tidak mudah melukai, tidak
mudah sobek, dan tidak mudah lepas.
- Pada alat/ gelang identifiksi harus tercantum: Nama (bayi, ibunya), tanggal lahir, nomor bayi,
jenis kelamin, unit.
- Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor
identifikasi.
Ukurlah BB, PB, LIKA, LIDA, LILA, lingkar perut bayi dan catat rekam medis.
PERAWATAN LAIN-LAIN
Lakukan perawatan tali pusat.
Dalam waktu 24 jam berikan imunisasi BCG, polio oral, dan hepatitis B.
Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua, dan beri tahu orang tua agar merujuk bayi

untuk perawatan lebih lanjut.
d. Ajarkan cara merawat bayi :
- Memberi ASI sesuai dengan kebutujan setiap 2-3 jam mulai dari hari pertama.
- Menjaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering dengan mengganti popok dan selimut
j.
5.
a.
b.
c.

-

sesuai dengan keperluan.
Menjaga tali pusat dalam keadaan bersih dan sehat.
Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi.
Mengawasi masalah dan kesulitan pada bayi dan mintalah bantuan jika perlu.
Menjaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit/ infeksi.
Mengukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit dan menyusu kurang baik.

6.








TANDA-TANDA BAHAYA YANG HARUS DI WASPADAI PADA BBL
Pernafasan  Sulit/ lebih dari 60 kali per menit.
Kehangatan  Terlalu panas (> 38C/ terlalu dingin < 36C)
Warna  Kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru/ pucat, memar.
Pemberian makan  Hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah.
Infeksi  Suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan/ nanah, bau busuk, pernafasan sulit.
Tinja/ kemih  Tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lendir/ darah

pada tinja.
 Aktivitas  Menggigil/ tangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung, lemah, mudah
mengantuk, lunglai, kejang halus, tidak bisa tenang, menangis terus-menerus.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sarwono, Prawirohardjo. 2000. ilmu kebidanan. Jakarta: 2002.

2. Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga. Depkes RI: 1993.
3. Pelayanan Kesehatan Maternal danNeonatal. Jakarta: YBP-SP.

Laporan Pendahuluan BBL
LAPORAN PENDAHULUAN
BAYI BARU LAHIR
I.
a)

PENGERTIAN BBL
BBL Normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu – 42 minggu dengan berat
badan 2500-4000 gram.(Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga, 1993)
b) BBL Normal adalah bayi yang dikeluarkan dari hasil konsepsi melalui jalan lahir dan dapat
hidup diluar dengan berat 2,5 – 4 kg, dengan usia Kehamilan 36 – 42 minggu, menangis
spontan dan bernafas spontan, teratur dan tonus otot baik.(Asuhan Persalinan Normal, 2003)
c) BBL Normal adalah Adaptasi fisiologi adalah sangat berguna bagi bayi untuk menjaga
kelangsungan hidupnya diluar uterus, artinya nantinya bayi harus dapat melakukan sendiri
segala kegiatan untuk mempertahankan hidupnya,(Perawatan Ibu bersalin, Fitramaya 2000)
d)
BBL Normal adalah Bayi yang lahir dari kehamilan 2500 – 4000 gram.(Depkes, RI 1998,

hal. 93)
II. CIRI – CIRI BBL NORMAL
1) Berat badan : 2500 – 4000 gram
2) Panjang badan : 48 – 52 cm
3) Lingkar dada : 30 – 35 cm
4) Lingkar kepala : 33 – 35 cm
5) Detak jantung menit – menit pertama kira – kira 180 x/menit, kemudian menurun 120 – 140
x/menit.
6) Pernafasan pada menit pertama 80 x/menit, menurun kira – kira 46 x/menit
7) Warna kulit kemerahan dan licin, karena jaringan subcutan terbatas dan diliputi verniks
caseosa.
8) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
9) Kuku agak panjang dan lemas
10) Pada genetalia wanita labia mayora sudah menutup
11) Reflek – reflek pada bayi normal
12) Untuk pengeluaran urin dan meconium akan keluar 24 jam pertama warna meconium coklat
kehitaman.
III. PERUBAHAN FISIOLOGIS BBL NORMAL
Menurut Pusdiknakes (2003) perubahan fisiologis pada bayi baru lahir adalah :
1. Perubahan sistim pernapasan / respirasi

Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta.
Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.
a. Perkembangan Paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabang dan
kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus
berlanjut sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolusnya akan
sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang
trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL

sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus,
ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
b. Awal adanya napas
Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :
1). Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang
merangsang pusat pernafasan di otak.
2). Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama
persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis.
3). Penimbunan karbondioksida (CO2)
Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan.
Berkurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan

CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
4). Perubahan suhu
Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.
c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
1). Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
2). Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak lesitin /sfingomielin) yang
cukup dan aliran darah ke paru – paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu
kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu
kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan
membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir
pernapasan.Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan,
yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih
banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang
sebelumnya sudah terganggu.
d. Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir
selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi
yang dilahirkan secara sectio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan
dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali
tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di
paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.
e. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler
Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus
dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi
janin menjadi sirkulasi luar rahim.
2. Perubahan pada sistem peredaran darah
Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :
a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.
b. Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.

Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh.
Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi
/meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh darah
1) Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium
kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan
tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri.
Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paruparu untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
2) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan
meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini menimbulkan relaksasi
dan terbukanya system pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru
mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan
peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, foramen kanan ini dan
penusuran pada atrium kiri, foramen ovali secara fungsional akan menutup.
Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara
fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan
anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.
Perbedaan Sirkulasi Darah Fetus dan Bayi
a. sirkulasi darah fetus
1) Struktur tambahan pada sirkulasi fetus :
a) Vena umbulicalis : membawa darah yang telah mengalami deoksigenasi dari plasenta
ke permukaan dalam hepar.
b) Ductus venosus : meninggalkan vena umbilicalis sebelum mencapai hepar dan
mengalirkan sebagian besar darah baru yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava
inferior.
c) Foramen ovale : merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium dextra ke
dalam ventriculus sinistra.
d) Ductus arteriosus : merupakan bypass yang terbentang dari venrtriculuc dexter dan aorta
desendens.
e) Arteri hypogastrica : dua pembuluh darah yang mengembalikan darah dari fetus ke
plasenta. Pada feniculus umbulicalis, arteri ini dikenal sebagai ateri umbilicalis. Di dalam
tubuh fetus arteri tersebut dikenal sebagai arteri hypogastica.
2) Sistem sirkulasi fetus
a)Vena umbilicalis : membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke permukaan dalam
hepar. Vena hepatica meninggalkan hepar dan mengembalikan darah ke vena cava inferior
b)Ductus venosus : adalah cabang – cabang dari vena umbilicalis dan mengalirkan sejumlah
besar darah yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior.
c)Vena cava inferior : telah mengalirkan darah yang telah beredar dalam ekstremitas inferior
dan badan fetus, menerima darah dari vena hepatica dan ductus venosus dan membawanya ke
atrium dextrum.

d) Foramen ovale : memungkinkan lewatnya sebagian besar darah yang mengalami
oksigenasi dalam ventriculus dextra untuk menuju ke atrium sinistra, dari sini darah melewati
valvula mitralis ke ventriculuc sinister dan kemudian melalui aorta masuk kedalam cabang
ascendensnya untuk memasok darah bagi kepala dan ekstremitas superior. Dengan demikian
hepar, jantung dan serebrum menerima darah baru yang mengalami oksigenasi.
e) Vena cava superior : mengembalikan darah dari kepala dan ekstremitas superior ke atrium
dextrum. Darah ini bersama sisa aliran yang dibawa oleh vena cava inferior melewati valvula
tricuspidallis masuk ke dalam ventriculus dexter.
f) Arteria pulmonalis : mengalirkan darah campuran ke paru - paru yang nonfungsional,
yang hanya memerlukan nutrien sedikit
g) Ductus arteriosus : mengalirkan sebagian besar darah dari vena ventriculus dexter ke
dalam aorta descendens untuk memasok darah bagi abdomen, pelvis dan ekstremitas inferior
h) Arteria hypogastrica : merupakan lanjutan dari arteria illiaca interna, membawa darah
kembali ke plasenta dengan mengandung leih banyak oksigen dan nutrien yang dipasok dari
peredaran darah maternal
Perubahan pada saat lahir
1). Penghentian pasokan darah dari plasenta
2). Pengembangan dan pengisian udara pada paru-paru
3). Penutupan foramen ovale
4). Fibrosis
a). Vena umbilicalis
b). Ductus venosus
c). Arteriae hypogastrica
d). Ductus arteriosus
3. Pengaturan Suhu
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress
dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya
lebih rendah. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada
lingkungan yang dingin , pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha
utama seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa
menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan
lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai
100%.Untuk membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna
mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat
diproduksi ulang oleh seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu
singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan semakin banyak
persediaan lemak coklat bayi. Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami
hipoglikemia, hipoksia dan asidosis.Sehingga upaya pncegahan kehilangan panas merupakan
prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada BBL.
4. Metabolisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan
penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan

kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam
waktu cepat (1 sampai 2 jam).Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3
cara :
a. melalui penggunaan ASI
b. melalui penggunaan cadangan glikogen
c. melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan membuat
glukosa dari glikogen (glikogenisasi).Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan
glikogen yang cukup.Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen
terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam rahim. Bayi yang mengalami hipotermia,
pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan menggunakan cadangan glikogen dalam
jam-jam pertama kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam
pertama kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen digunakan pada
jam pertama, maka otak dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir kurang bulan (prematur),
lewat bulan (post matur), bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan dalam rahim dan
stres janin merpakan risiko utama, karena simpanan energi berkurang (digunakan sebelum
lahir).Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas,meliputi; kejang-kejang halus,
sianosis,, apneu, tangis lemah, letargi,lunglai dan menolak makanan. Hipoglikemi juga dapat
tanpa gejala pada awalnya. Akibat jangka panjang hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas
di seluruh di sel-sel otak.
5. Perubahan Sistem Gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Reflek gumoh dan
reflek batuk yang matang sudah terbentuk baik pada saat lahir.Kemampuan bayi baru lahir
cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan
antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh”
pada bayi baru lahir dan neonatus, kapasitas lambung masih terbatas kurang dari 30 cc untuk
bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan
dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan yang sering oleh bayi sendiri
penting contohnya memberi ASI on demand.
6. Sistem kekebalan tubuh/ imun
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus
rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan
kekebalan alami maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur
pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh
kekebalan alami: perlindungan oleh kulit membran mukosa,fungsijaringan saluran napas,
pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus,perlindungan kimia oleh lingkungan asam
lambung.Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang
membantu BBL membunuh mikroorganisme asing.
IV. KEADAAN YANG HARUS DIWASPADAI SELAMA BAYI DIRAWAT
a. Keadaan umum : Bayi yang sehat tampak kemerah – merahan aktif, tonus otot baik,
menangis keras, minum baik, suhu tubuh 36 5 O – 37 5 O C.

b. Suhu tubuh diukur 1x /hari, bila suhu rectal di bawah 36O C, bayi harus diletakkan di tempat
yang lebih panas.
c. Penimbangan berat badan dilakukan setiap hari. Dalam 3 hari pertama berat badan akan
turun karena bayi mengeluarkan air kencing dan meconium sedangkan cairan yang masuk
belum cukup pada hari ke 4 berat badan naik lagi.
d. Tinja akan keluar dalam waktu 24 jam. Setelah 2 – 3 hari warna tinja akan tergantung dari
jenis susu yang diminumnya.
e. Air kencing akan keluar dalam waktu 24 jam.
f. Perubahan warna kulit harus perlu diawasi untuk mencegah terjadinya ikterus, syanosis /
perdarahan pada kulit.
g. Perubahan pernafasan harus dihitung frekuensi dangkal / dalamnya, apakah apnue, nafas
cuping hidung, retraksi.
h. Bila bayi muntah, harus perlu dipantau warna, konsistensi dan jumlah muntahan untuk
mendeteksi apakah hal ini terjadi karena kesalahan pemberian susu, alergi terhadap susu /
gangguan saluran pernafasan.
V.PENATALAKSANAAN AWAL BBL NORMAL
1. Membersihkan Jalan Lahir
2. Memotong dan merawat tali pusat
3. Mempertahankan suhu tubuh
4. Memberikan Vitamin K1 dan profilaksis / Salep mata
5. Pencegahan infeksi dengan cara mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan
sesudah memegang bayi.
(Prof. Dr. Abdulbari Syaifudin, dkk, 2006, hal : 133 – 135)

Penanganan Gangguan Tidur
Technorati Tags: gangguan tidur,terapi gangguan tidur,penanganan gangguan tidur
Penanganan gangguan tidur dibagi menjadi 2 tahap yaitu :
Tanpa menggunakan obat-obatan (terapi non farmakologi)
dan menggunakan obat-obatan (terapi farmakologi)
Terapi non farmakologi
Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obatobatan karena penggunaan obat-obatan dapat
memberikan efek ketergantungan. Ada pun cara yang
dapat dilakukan antara lain
1. terapi relaksasi
Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang dapat
mengganggu tidur. Bisa dilakukan dengan tidak membawa pekerjaan kantor ke
rumah, teknik pengaturan pernapasan, aromaterapi, peningkatan spiritual dan
pengendalian emosi.
2. terapi tidur yang bersih,
Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan nyaman. Dimulai
dari kebersihan penderita diikuti kebersihan tempat tidur dan suasana kamar yang
dibuat nyaman untuk tidur.
3. terapi pengaturan tidur,
Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita mengikuti irama
sirkardian tidur normal penderita. Jadi penderita harus disiplin menjalankan waktuwaktu tidurnya
4. terapi psikologi/psikiatri
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat yang
menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh tenaga ahli atau dokter
psikiatri
5.Mengubah gaya hidup
Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari rokok dan alkohol,
mengontrol berat badan dan meluangkan waktu untuk berekreasi ke tempat-tempat
terbuka seperti pantai dan gunung.
Terapi farmakologi

Mengingat banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari obat-obatan seperti
ketergantungan, maka terapi ini hanya boleh dilakukan oleh dokter yang kompeten
di bidangnya. Obat-obatan untuk penanganan gangguan tidur antara lain :
1. Golongan obat hipnotik
2, Golongan obat antidepresan
3. Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin
4. Golongan obat antihistamin.
Ada terapi khusus untuk kasus-kasus gangguan tidur tertentu selain yang telah
disebutkan di atas. Misalnya pada sleep apnea yang berat dapat dibantu dengan
pemakaian masker oksigen (Continuous positive airway pressure) atau tindakan
pembedahan jika disebabkan kelemahan otot atas pernapasan. Pada Restless Leg
Syndrome kita harus mencari penyakit dasarnya untuk dapat memperoleh terapi
yang adekuat.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124