View of Analisis Pengukuran Resiko pada Penyaluran Pembiayaan Anggota Koperasi Melalui Koperasi Karyawan (KOPKAR) sebagai Executing Agent: Studi Kasus PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Bogor
Analisis Pengukuran Resiko pada Penyaluran Pembiayaan Anggota Koperasi Melalui Koperasi Karyawan (KOPKAR) sebagai : Studi Kasus
Executing Agent
PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Bogor Rinda Siaga Pangestuti*
(Fakultas Ekonomi Universitas Islam “45” Bekasi; E-mail: rindasiaga@ymail.com)
Abstract: This study aims to measure the risk of distributing cooperative members
financing through Employee Cooperative (Kopkar) as executing agent at Muamalat
Bank Indonesia (BMI), Bogor branch. The contribution of this research lies in: 1)
Strategy to overcome operational, credit, strategic, liquidity, and legal risks for the
distribution of cooperative member financing; 2) Analysis of expected loss and
unexpected loss in member financing portfolio of cooperatives; 3) Analysis of
economic capital values that must be provided by BMI Bogor branch to cover
unexpected loss; 4) The fit model analysis of CreditRisk in measuring the financing
risk of cooperative members using the Poisson distribution model. The data
processing method uses CreditRisk model based on Credit Suisse Financial Product
(CFSB) framework. The financing product analyzed is the financing of cooperative
members. The results of this study are: 1) Operational risk can be overcome by
increasing the fleet of office cars and the number of account officers. Credit risk can
be overcome by tightening the terms of the proposed financing. Strategic risk can be
overcome by tightening control over the discipline of installment payments. Liquidity
risk can be overcome by limiting the number of loan accounts on the same mudharib.
Legal risks can be overcome by backing up a cessie guarantee with fiducia guarantees;
2) The expected value of loss in 2009 is 2,159,808,000 IDR and 2010-2011 is
563,119,000 IDR. Unexpected loss value of loss 3,513,600,000 IDR in 2009 and
1,054,100,000 IDR in 2010-2011; 3) The value of economic capital in 2009 amounted
to 1,353,792,000 IDR and 490,981,000 IDR in the year of 2010-2011; 4) CreditRisk
model is suitable to measure unexpected loss in the financing of cooperative member.
Keywords: Cooperative Member Credit Risk, CreditRisk , Expected Loss, Unexpected
Loss, Economic Capital- Pendahuluan nesia (BMI) pada 1 Mei 1992.
Menurut Sudarsono (2004), awal Sebagai salah satu lembaga per- mula dicetuskan ide pendirian bank bankan, BMI juga menjalankan fungsi syariah terjadi pada tahun 1970 bank sebagai penerima dan penyalur –an. Sejak saat itu, cikal-bakal bank sya- dana. Terkait dengan aktivitas pe- riah di Indonesia dimulai dengan nyaluran dana, BMI memiliki produk- beroperasinya Bank Muamalat Indo- produk pembiayaan yang salah satu- nya adalah pembiayaan anggota koperasi melalui Koperasi karyawan
- Rinda Siaga Pangestuti, M.S.M., lahir sebagai .
executing agent
Penyaluran pembiayaan di BMI menjadi tanggung jawab Account
1 Vol. 9, No. 1, Mei 2018
Manager
, Vol. 9, No. 1, Mei 2018 2
cessie
lebih jeli dalam mengelola perkiraan
executing agent dan cessie membuat BMI harus
Kendala yang dialami oleh AM dan juga risiko yang ditimbulkan dari penyaluran produk pembiayaan ang- gota koperasi dengan pola
Tantangan kerja AM kembali di- yang menyebutkan bahwa anggota koperasi yang mengajukan pembia- yaan dengan plafond Rp 100 juta harus melalui koperasi karyawan yang telah berbadan hukum syariah. Ke- bijakan tersebut akan mulai efektif per Juni 2012. Faktanya, banyak koperasi karyawan yang masih belum berbadan hukum syariah. Hal ini membuat AM harus bekerja lebih mengingat tingkat kesulitan dalam pencapaian target pembiayaan men- jadi semakin berat akibat kebijakan baru tersebut. Jika pada pertengahan 2010 pencapaian target pembiayaan sekitar Rp 18 miliar sudah tergolong baik, pada pertengahan tahun 2011 hingga 2012 pencapaian target pembiayaan Rp 8 miliar saja sudah bagus.
yang dijaminkan adalah 125% dari jumlah total hutang (harga jual) seluruh karyawan (ang- gota koperasi) dan harus dilakukan pengikatan secara notariel dihadapan notaris.
fix asset .
maupun
cash collateral
tidak perlu memberikan jaminan tam- bahan seperti
mudharib
,
Dalam perjanjian
(AM). AM memiliki target penyaluran dana yang akan meningkat jika target pembiayaan yang dibeban- kan oleh pusat kepada Bank Mua- malat di setiap cabang meningkat. Namun, peningkatan target pembia- yaan BMI umumnya tidak disertai dengan penambahan jumlah AM di setiap cabang, seperti di BMI Cabang Bogor. Situasi seperti ini tentunya membuat beban kerja AM menjadi lebih berat dan tidak menutup ke- mungkinan munculnya kesalahan da- (UP). Sebagian besar proses pem- biayaan masih dilakukan oleh AM Cabang Bogor sehingga membuat
cessie .
Cessie
yang mengaju- kan fasilitas pembiayaan hingga Rp 100 juta masih bisa diberikan akta perjanjian pemberian jaminan
mudharib
pembiayaan ini tidak disertai dengan penambahan jaminan atas pembiayaan yang diaju- kan. Calon
plafond
mengalami peningkatan dari Rp 50 juta menjadi Rp 100 juta. Peningkatan
fix asset
AM juga mengalami kendala dalam melakukan tugasnya karena muncul kebijakan baru untuk produk pembiayaan, khususnya pembiayaan anggota koperasi. Tercatat sejak Juli 2011 plafond pembiayaan anggota koperasi tanpa jaminan
juga menjadi bahan pertim- bangan. Selain itu, jumlah AM yang tidak sepadan dengan target pembia- yaan sering menyebabkan demotivasi kinerja para AM dan biasanya disam- paikan dalam rapat bulanan.
mudharib
pengajuan pembiayaan sering mening- kat. Faktor waktu, tenaga, dan padat- nya jadwal meeting dengan para
budget operasional dalam proses bond
- –strategi apa saja yang dapat dilakukan oleh BMI untuk mengatasi dan meminimalisir keru- gian akibat munculnya risiko opera- sional, kredit, strategik, likuiditas, dan hukum; (2) Menganalisis nilai kerugian yang dapat diperkirakan tidak dapat diperkirakan ( unexpected
- dalam mengukur risiko pembiayaan anggota koperasi dengan menggunakan model distri- busi Poisson .
- dari Credit Suisse Finan-
akan dilakukan secara lebih hati
mudharib
Secara garis besar, penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi positif di bidang manajemen risiko perbankan, khususnya perbankan sya- riah di Indonesia. Dengan mengetahui jenis
bank yang digunakan untuk menutup kerugian yang tidak dapat diperkirakan ( unexpected loss ); (4) Menganalisis kecocokan aplikasi metode CreditRisk
capital
) pada portofolio pembiayaan anggota koperasi BMI Cabang Bogor; (3) Menganalisis nilai economic
loss
Berdasarkan paparan di atas, penelitian bertujuan: (1) Mengiden- tifikasi strategi
option feature.
yang dapat menyerap risiko kredit, khusus- nya untuk obligasi dan kredit-kredit tanpa
regulatory capital
dianggap menghasilkan perhitungan VaR kredit yang tidak jauh berbeda satu sama lain. Ketiga model tersebut ternyata cukup valid digunakan untuk menghitung
Cre- dit Metrics, Credit Risk
dalam 13 mata uang di Amerika Utara, Eropa, dan Asia sampai pada suatu kesimpulan bahwa model perhitungan kredit menggunakan pendekatan
Portfolio Mana- ger
dari KMV. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Crouchy, et al (2001) terhadap 1800
dari JP Morgan, dan
cial Products (CSFP), CreditMetrics
CreditRisk
adalah
Basel Committee
Metode pengukuran yang dikem- bangkan oleh
metode pengukuran risiko pembiaya- an karena besarnya risiko pembiayaan yang akan dibentuk lebih mendekati kenyataan kerugian yang terjadi sela- ma proses pembiayaan berlangsung.
Ratings Based Approach sebagai
tidak diperkenankan oleh Bank Indonesia karena memberikan bobot yang sama terhadap risiko pembia- yaan tanpa mempertimbangkan kon- disi makro dan mikro perekonomian, yaan, limit pembiayaan, dan jatuh tempo pembiayaan. Bank Indonesia mengizinkan penggunaan Internal
Internal Ratings Based Approach . Metode Standardized Ap- proach
dan
Standardized Ap- proach
- –jenis risiko pembiayaan, proses analisis pembiayaan, dan forecasting atas karakteristik
- –hati agar tidak meningkatkan kolektibilitas pembiayaan. Pembahasan penelitian dapat membantu proses perhitungan
- , dan KMV
3 Vol. 9, No. 1, Mei 2018 kerugian yang akan muncul atas produk ini. Perkiraan kerugian yang muncul atas pembiayaan yang disalur- kan dapat dihitung menggunakan dua metode pengukuran risiko pembiaya- an, yakni metode
expected dan unexpected loss dalam
Bank Syariah
- – 2011; (3) Data penelitian yang di- gunakan adalah data tahunan karena akses pencarian data yang relatif mudah dari pihak BMI Cabang Bogor; lingkup pengukuran besarnya nilai kerugian
- karena jenis pembiayaan yang dipilih bersifat konsumtif; (6) Pembiayaan anggota koperasi dinyatakan sebagai
dan kurang dari Rp 10,5 juta tidak dimasukkan dalam sampel karena tidak ada dalam data; (8)
(iB) adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada dalam ajaran islam, berfungsi sebagai badan usaha yang menyalurkan dana dari dan kepada
(Wiroso, 2005). Rivai dan Veithzal (2008) menye-butkan bahwa
mudharabah
lam perbankan lazim disebut deposan atau penabung), karena besar-kecilnya pendapatan (bagi hasil) yang diterima oleh pemilik dana tersebut sangat tergantung pada pendapatan yang diterima oleh bank syariah dalam mengelola dana
maal ) dari dana yang dihimpun (da-
Bank syariah merupakan manager investasi dari pemilik dana ( shahibul
Dalam menjalankan aktivas penghimpunan dana dan penyaluran dana pada bank syariah, bank syariah memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil (Ketentuan Umum Undang-undang No.21 Pasal 1 Tahun 2008). Prinsip utama operasional bank Islam yang bersumber dari Al Quran dan Al Hadist sehingga kegiatan operasional bank harus memper- hatikan perintah dan larangan dalam Al-Quran dan Sunnah Rasul Muhammad SAW (Triandaru dan Budisantoso, 2007; Siamat, 2004).
nominal pinjaman yang diajukan oleh masing
plafond kolektif Kopkar, bukan
yang digunakan adalah
Exposure at default
default
Nilai pembiayaan yang
kolektibilitas empat dan lima; (7) Nilai eksposur yang digunakan antara Rp 10,5 juta hingga Rp 10,5 miliar.
default juga berlaku untuk tingkat
tibilitas tiga atau kemacetan pem- bayaran lebih dari 90 hari. Kondisi
default jika termasuk ke dalam kolek-
CreditRisk
disediakan oleh BMI Cabang Bogor; (5) Pengukuran risiko pembiayaan menggunakan metode
unexpected loss , dan economic capital yang harus
,
expected loss
Beberapa batasan dalam pene- litian ini adalah: (1) Obyek penelitian adalah produk pembiayaan anggota koperasi yang merupakan salah satu jenis produk pembiayaan konsumtif BMI; (2) Periode penelitian selama tiga tahun, yakni dari tahun 2009
Islamic Banking
- –masing anggota Kopkar kepada pengurus Kopkar. Eksposur pembiayaan merupakan jumlah dari besarnya nilai baki debet debitur/ mudharib . Tinjauan pustaka A.
, Vol. 9, No. 1, Mei 2018 4 risiko penyaluran pembiayaan pro- duk –produk perbankan.
5 Vol. 9, No. 1, Mei 2018 masyarakat, atau sebagai perantara keuangan. Adapun yang dimasksud dengan prinsip Islam adalah sebuah perjanjian berdasarkan hukum islam antara pihak lain dan bank untuk penyimpan dana dan/atau pembiayaan untuk kegiatan usaha.
multijasa. Skim
piutang. Masalah terse- but memunculkan beberapa jenis risiko yang jika tidak segera dianti- sipasi pada akhirnya akan dapat
cessie
, pening- katan plafond pembiayaan, dan kebi- jakan
executing
Secara garis besar, pada saat melakukan proses penyaluran pembia- yaan anggota koperasi ditemukan beberapa masalah utama, yakni demo- tivasi account manager akibat beban kerja yang tinggi, adanya ketentuan pola pembiayaan
Kerangka Pemikiran Pada penelitian tentang peng- ukuran risiko pembiayaan yang gagl bayar atas produk pembiayaan anggota koperasi ini, kerangka pemi- kiran akan dimulai dari pemaparan kondisi riil atas proses penyaluran pembiayaan khususnya pembiayaan anggota koperasi di BMI Cabang Bogor dan risiko yang muncul dari beberapa kondisi tersebut.
digunakan oleh pengelola Kopkar dengan para anggota yang mengajukan pembiayaan untuk me- menuhi kebutuhan barang anggota. Pengelola Kopkar dan anggotanya juga dapat menggunakan akad ijarah multijasa jika tujuan pengajuan pem- kebutuhan jasa anggota, seperti dana pendidikan dan umrah.
murabahah
diguna- kan oleh bank dengan pihak pengelola koperasi karyawan, sedangkan skim
mudharabah
ijarah
B.
, dan
murabahah
,
mudharabah
Pembiayaan anggota koperasi dengan pola executing menggunakan skim
Pembiayaan Anggota Koperasi
, berlaku beberapa ketentuan terkait dengan tanggung jawab nasabah (Kopkar).
skim executing
Proses pembiayaan dari nasabah (Kopkar) kepada anggotanya dilaku- kan dan menjadi tanggung jawab penuh nasabah sendiri. Sebagai kon- sekuensi dari
, yakni pembiayaan yang diberikan kepada perorangan (anggota koperasi) me- lalui Kopkar untuk keperluan kon- sumsi dan bersifat non-komersial, sepanjang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku, kesusilaan, ketertiban umum, dan memenuhi syarat/ketentuan syariah.
indirect
Pembiayaan anggota koperasi adalah pembiayaan yang disalurkan kepada koperasi karyawan untuk memenuhi kebutuhan anggotanya yaan di koperasi karyawan. Koperasi karyawan (Kopkar) adalah koperasi primer yang berada di lingkungan perusahaan swasta, lembaga pemerin- tah, maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang beranggotakan pegawai tetap yang memiliki standar penggajian baku di perusahaan tempat anggota bekerja. Pembiayaan anggota koperasi merupakan jenis pembiayaan konsumer pola
- dari Credit Suisse
- dimulai dari data input hingga kesimpulan hasil perhitungan. Berikut akan disajikan bagan kerang- ka pemikiran penelitian pembiayaan anggota koperasi pada BMI Cabang Bogor.
- dari
, Vol. 9, No. 1, Mei 2018 6 meningkatkan NPF. Adapun risiko yang muncul antara lain risiko kredit, risiko operasional, risiko strategik, dan risiko hukum.
Risiko pada penyaluran pem- biayaan anggota koperasi dapat di- ukur dengan menggunakan metode pengukuran risiko yang dikembang- kan oleh
Basel Committee
yakni
CreditRisk
Credit Suisse Finan- cial Products (CSFP). Data input
yang digunakan dalam metode pengukuran risiko CreditRisk
First Boston
(CFSB, 1997) adalah
credit exposure, recovery rate
, dan kolektibilitas. Proses perhitungan risiko pembiayaan dengan metode
CreditRisk
Metodologi Penelitian Bagan 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Sebagai Executing Agent
Sumber: Data Diolah
- nya se- hingga diperoleh 10 kelompok eks- posur dalam masing –masing band .
- berdasarkan kerangka kerja dari
- terbagi dalam sepuluh tahapan sebagai berikut: (1)
diurutkan sesuai dengan eksposur terendah sampai dengan tertinggi; (3) Debitur dikelompokkan dalam
band
yang sesuai dengan eksposur pem- biayaan yang memiliki besaran sama, yakni Rp 10 juta, Rp 100 juta, dan Rp 1 miliar dan (4) Semua eksposur pembiayaan yang
default
dimasukkan ke dalam kelompok eks-posur yang sesuai dengan kelipatan band -nya, dengan cara membagi nilai eksposur pembiayaan dengan
band
Metode Analisis Data
Pengukuran risiko pembiayaan anggota koperasi dilakukan dengan menggunakan metode CreditRisk
Credit Suisse First Boston
(CFSB, 1997). Tahap perhitungan model
CreditRisk
Exposure at Default; (2) Default Rate; (3) Recovery Rates; (4) Loss Given Default; (5) Probability of Default; (6) Default Number; (7) Expected Loss; (8) Unexpected Loss; (9) Economic Capital dan (10)
- adalah data pembiayaan yang masuk dalam kategori default . Data pembiayaan yang
Validasi dengan
Backtesting.
Hasil Penelitian A.
Strategi Mengatasi Kerugian
Akibat Risiko Pembiayaan 1.
Risiko Operasional
Risiko operasinal yang muncul di BMI Cabang Bogor disebabkan oleh minimnya jumlah
Account Manager
(AM) dan luasnya
coverage
: (1) Data yang digunakan hanya data yang termasuk dalam kategori default ; (2) Data pembiayaan tahunan yang masuk dalam kategori
default
dan
7 Vol. 9, No. 1, Mei 2018 A.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam pe- nelitian ini berasal dari dua sumber, yakni data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengumpulan data secara langsung dan wawancara langsung dengan
account manager PT. Bank Muamalat
Indonesia, Tbk. Cabang Bogor. Data sekunder diperoleh dari studi literatur, skripsi, tesis, buku, dan laporan tahunan BMI. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data (anggota koperasi) per 31 Desember 2009 hingga 31 Desember 2011.
B.
Teknik Pengumpulan Data
Data pembiayaan dikelompokkan menjadi dua untuk melakukan pengukuran risiko, yakni pembiayaan yang
default
non default
band
. Data yang dikelompokkan dalam non
default adalah data yang masuk dalam
kolektibilitas satu dan dua. Data
non default masuk dalam kolektibilitas
tiga, empat, dan lima. Data yang digunakan dalam
CreditRisk
default
kemudian disusun dalam beberapa
band
untuk memudahkan pengukuran risiko. Berikut langkah – langkah dalam penyusunan
pembia- yaan yang harus ditangani oleh AM Cabang Bogor. AM Cabang Bogor
- –2011 jumlahnya hanya sekitar 7 orang, namun harus mena- ngani proses pengajuan pembiayaan dari cabang pembantu Tajur dan Cibinong. Oleh karena itu, saat ini BMI sedang berupaya untuk merekrut tenaga kerja baru melalui Muamalat
atas jaminan
mudharib
5. Risiko Likuiditas Risiko likuiditas muncul akibat adanya kemacetan pembayaran ang- suran yang terjadi pada
. Tercatat per tahun 2011 plafond pembiayaan anggota koperasi tanpa jaminan fix asset men- capai Rp 100 juta. Akan tetapi, hal ini bisa diatasi dengan penambahan sya- rat bahwa Kopkar harus sudah berba- dan hukum syariah sehingga ada per- bedaan pada AD/ART berbasis syariah.
fix asset
4. Risiko Kredit Risiko pembiayaan yang muncul pada penyaluran pinjaman anggota koperasi ini terkait dengan pening- katan plafond pembiayaan tanpa jaminan
yang bertanggungjawab penuh atas proses pengajuan pembiayaan hingga pelunasan pembiayaan. Hal ini tentu saja lebih berisiko bagi BMI, karena yang diindikasikan dapat melakukan wanprestasi ada dua, yakni Kopkar dan anggota koperasi. Untuk anggota koperasi, kemungkinan mereka tidak membayar angsuran adalah sangat minim karena angsuran dipotong langsung dari gaji karyawan. Jika anggota koperasi ini tidak membayar angsuran maka yang bertanggung- jawab penuh untuk membayar adalah Kopkar. Pada beberapa kasus dalam penelitian ini, ternyata justru berpo- tensi melakukan wanprestasi adalah Kopkar. Dana yang telah terkumpul ada yang digunakan untuk keperluan lain, seperti pembiayaan proyek instansi atau penyelewengan dana angsuran oleh oknum pengelola Kopkar.
executing agent
3. Risiko Strategik Risiko strategik muncul akibat adanya ketentuan executing dalam pembiayaan anggota koperasi. Kopkar berperan sebagai
ini dengan jaminan fiducia yang didaftarkan di Kantor Pendaftaran Fiducia (KPF).
cessie
up
, Vol. 9, No. 1, Mei 2018 8 periode 2009
. Untuk mengatasi risiko hukum atas adanya jaminan cessie ini, pihak BMI bekerja sama dengan notaris setempat untuk melakukan penguatan jaminan dimata hukum yakni dengan membuat back-
disclousure
ini ternyata lemah dimata hukum karena tidak bersifat kebendaan dan
cessie
Jaminan
2. Risiko Hukum Risiko hukum muncul akibat adanya cessie sebagai jaminan atas pengalihan piutang dari anggota koperasi kepada koperasi karyawan.
yang mencapai Jakarta dan sekitar- nya, pihak BMI sudah menambah mobil operasional yang dapat digu- nakan secara bersamaan oleh para
trade checking
kait dengan lokasi
Officer Development Program. Ter-
yang sama yang mengajukan beberapa kali pinjaman dan semuanya macet. Pada kasus pembiayaan yang macet di
CreditRisk
3 - 133.616.504 - >120 s/d 180 4 - - - >180 5 306.526.780 - 133.616.504 Jumlah 306.526.780 133.616.504 133.616.504
berada dalam range terendah dan hal ini sesuai dengan sifat
default
Rp 10 juta, dengan nilai persentase masing
band
Sumber: Data diolah. Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa exposure at default untuk tahun 2009, 2010, dan 2011 berada dalam kelompok
Band 2009 2010 2011 10 juta 306.526.780 133.616.504 133.616.504 100 juta - - - 1 miliar - - - Jumlah 306.526.780 133.616.504 133.616.504
Tabel 2. Komposisi Credit Exposure at Default per Band
Pembagian band untuk tahun 2009, 2010, dan 2011 disajikan pada Tabel 2.
Kelompok
Berdasarkan Tabel 1., pembia- yaan anggota koperasi untuk tahun 2009, 2010, dan 2011 dengan tung- gakan pembayaran angsuran lebih dari 90 hari sampai dengan 120 hari adalah tidak ada (nol), demikian pula dengan tunggakan pembayaran angsuran lebih dari 120 hari hingga 180 hari yang juga tidak ada. Akan tetapi, angsuran pembayaran pembiayaan anggota koperasi dengan tunggakan lebih dari 180 hari untuk tahun 2009, 2010, dan 2011 adalah 100%.
Sumber: Laporan proofsheet pembiayaan anggota koperasi BMI Cabang Bogor, diolah (BMI 2012)
Hari Tunggakan Kol. 2009 2010 2011 >90 s/d 120
9 Vol. 9, No. 1, Mei 2018 BMI Cabang Bogor,
Tabel 1. Total Credit Exposure at Default
dilakukan dengan menyajikan data nasabah pembiayaan anggota koperasi BMI Cabang Bogor yang status pembiayaannya dinyatakan default tiap akhir periode.
exposure at default
1. Exposure at Default Penyusunan
Unexpected Loss
dan
yang sama dan harus mengetahui stabilitas dan kedisiplinan pembayaran angsuran atas pinjaman yang pertama.
mudharib
mengggunakan dana angsuran ang- gota untuk keperluan proyek per- usahaan/instansi dan ternyata merugi. Untuk mengatasinya, dapat dikeluar- kan kebijakan untuk membatasi jumlah account pinjaman pada
mudharib
yang mengajukan beberapa kali pembiaya- an dan semuanya macet ternyata mendapat fasilitas pembiayaan secara berturut –turut di bulan yang berbeda. Setelah ditelusuri, beberapa
mudharib
- – masing 100%. Artinya, selama periode tiga tahun terakhir jumlah pembiayaan yang mengalami
- –masing default per
Band 2009 2010 2011 10 juta 238.363.375 109.668.066 109.668.066 100 juta
4% dari
plafond
pembiayaan dan 3% dari
plafond
pembiayaan pada tahun 2010 dan 2011.
4. Loss Given Default Berikut Tabel 4. yang menun- jukkan jumlah Loss Given Default
(LGD) periode tahun 2009 hingga 2011.
Tabel 4. Loss Given Default (LGD)
- Jumlah 238.363.375 109.668.066 109.668.066 Sumber: Data diolah.
- Jumlah 68.163.405 23.948.438 23.948.438
Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa jumlah LGD pada tahun 2009 jauh lebih tinggi dibanding dengan tahun 2010 dan 2011. Hal itu di- sebabkan oleh jumlah default yang terjadi pada tahun 2009 lebih besar dibanding tahun 2010 dan 2011. Berdasarkan data pembiayaan tahun 2010 diketahui bahwa
1
miliarrecovery rate pada tahun 2009 rata –rata adalah
account
yang mengalami
default
per Desember 2009 telah dihapus buku. Hal itu berarti BMI telah benar
- –beda karena yield yang digunakan pada awal perhitungan
- –benar mengalami kerugian sebesar Rp 238.363.375, kecuali jika tindakan penagihan yang tetap dilakukan oleh
account manager
dan/atau
remedial
default pembiayaan pada tahun 2009
lebih besar dibandingkan tahun 2010 dan 2011, juga persentase
Tabel 3. Komposisi Recovery Rate per Band
, Vol. 9, No. 1, Mei 2018 10 yang memang tepat jika diaplikasikan dalam kasus default pembiayaan dengan nilai rendah. Komposisi pembiayaan yang
default
pada Tabel 2 tersebut merupakan akumulasi dari masing
account .
Berikut Tabel 8. yang menun- jukkan jumlah
recovery rate
periode tahun 2009 hingga 2011 yang telah dilakukan oleh BMI di awal pembiayaan.
Band 2009 2010 2011 10 juta 68.163.405 23.948.438 23.948.438 100 juta
atas suatu pembiayaan juga berbeda. Berdasarkan Tabel 8. di atas, terlihat bahwa total recovery rate pada tahun 2009 lebih besar dibandingkan dengan dua tahun sesudahnya. Hal ini disebabkan oleh
1 miliar
Sumber: Laporan proofsheet pembiayaan anggota koperasi BMI Cabang Bogor, diolah (BMI 2012)
Nilai recovery rate diambil dari pemblokiran setoran/angsuran perta- ma setelah proses
dropping dilakukan.
Setiap pembiayaan yang disalurkan memiliki nilai
recovery rate
yang berbeda
margin
pasca penutup –bukuan membuahkan hasil. Pada tahun 2009 juga telah muncul kemungkinan terjadinya gagal
- – masing hanya ada satu. Khusus pada tahun 2010 dan 2011, debitur yang mengalami
6. Cumulative Probability of
3,4%, 2,2%, dan 2,4%. Sebenarnya, debitur yang mengalami default pada tahun 2009, 2010, dan 2011 masing
default
adalah Kopkar yang sama. Jumlah
default
dihitung berdasarkan jumlah pengajuan pem- biayaan yang mengalami
default
oleh debitur yang sama. Dengan melihat pada Tabel 5 debitur yang masuk dalam band Rp. 10.000.000 adalah yang paling banyak mengalami
Default
default
Berikut tabel hasil perhitungan
probability of default dan cumulative probability of default
selama periode 2009 hingga 2011. Tabel 6. Probability of Default dan
Cumulative Probability of Default Tahun 2009
Nj n probability of default cumulative probability of default
2,07 5 0,039965095 0,980775 3,43 7 0,035892039 0,975866 7,6 12 0,0387961 0,953565985 8,29 13 0,035207 0,956430379 9,27 15 0,023109274 0,972229
Tahun 2010 dan 2011 Nj n probability of default cumulative probability of default
4,75 9 0,029348137 0,976359 4,28 8 0,038659 0,969081 4,34 8 0,040697 0,966701
jika dibandingkan dengan total debitur secara keselu- ruhan adalah masing-masing sebesar
untuk tahun 2009, 2010, dan 2011 masing- masing adalah 5 nasabah, 3 nasabah, dan 3 nasabah. Banyaknya jumlah debitur pembiayaan anggota koperasi yang
11 Vol. 9, No. 1, Mei 2018 bayar pada
default
account
yang telah di- nyatakan default pada tahun 2010 hingga 2011. Pada Desember 2011,
default
yang sejak tahun 2010 tersebut sudah tidak terbayar lagi di- indikasikan akan dihapusbuku sehingga Januari 2012 sudah tidak ada lagi default dari account yang sama. Dengan demikian, BMI Cabang Bogor tercatat mengalami kerugian sebesar Rp 109.668.066 selama tahun 2010 hingga 2011. Menurut salah satu
account manager
BMI Cabang Bogor, mengalami default per Desember 2011 tersebut tetap akan dilakukan di tahun 2012.
5. Number of Default Berikut tabel jumlah debitur yang mengalami
selama periode 2009 hingga 2011. Tabel 5. Daftar Debitur yang
default
Default per Band Band 2009 2010 2011 10 juta
5
3
3 100 juta - - - 1 miliar - - - Jumlah
5
3
3 Sumber: Laporan proofsheet pembiayaan anggota koperasi BMI Cabang Bogor, diolah (BMI 2012)
Jumlah nasabah pembiayaan ang- gota koperasi yang
Sumber: Data diolah
- – cover dengan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang telah dibentuk.
5
1.296.000.000 Total 3.513.600.000
96.000.000 201.600.000 921.600.000 998.400.000
15 4% 4% 4% 4% 4%
13
12
7
9
Band Kel.
8
3
2
Rp 10 juta
Rate Unexpected
n Rec.
Tahun 2010 dan 2011
Band
, Vol. 9, No. 1, Mei 2018 12 Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 6 diketahui bahwa mak- simum jumlah n pada tingkat keper- cayaan
Total 1.054.100.000 Sumber: Data diolah. Berdasarkan hasil perhitungan nilai
yang terjadi
default
Semakin kecil
unexpected loss terkecil adalah Rp 96.000.000 yang terjadi pada n = 5.
pada Tabel 8 diketahui bahwa nilai unecpected loss terbesar adalah Rp 1.296.000.000 yang terjadi pada n=15. Nilai
unexpected loss
307.200.000 310.400.000 436.500.000
n Rec.
9 4% 3% 3%
8
8
5
4
Rp 10 juta
Rate Unexpected
Band Kel. and
Tahun 2009
Unexpected Loss
Rate Expected Loss (Rp) Rp 10 juta
98.784.000 583.680.000 636.672.000 800.928.000
4% 4% 4% 4% 4% 39.744.000
9 2,07 3,43 7,6 8,29 9,27
8
3
2
Tahun 2009 Band Kel. Band Nj Rec.
Band Nj Rec.
Expected Loss BMI Cabang Bogor
Berikut adalah tabel hasil perhitungan nilai expected loss : Tabel 7. Hasil Perhitungan
default sebesar 0,980775.
(nj) 2,07 dengan cumulative probability of
mean
≥ 95% adalah 15 kejadian pada cumulative probability of default 0,972229. Jumlah n minimum adalah 5 kejadian pada
Loss (Rp)
Total 2.159.808.000 Tahun 2010 dan 2011 Band Kel.
Rate Expected Loss (Rp) Rp 10 juta
Tabel 8. Hasil Perhitungan
4
5 4,28 4,34 4,75
4% 3% 3% 164.352.000
168.392.000 230.375.000 Total 563.119.000 Sumber: Data diolah.
8. Unexpected Loss Berikut adalah tabel hasil perhitungan nilai expected loss :
akan di
expected loss
Loss (Rp)
exposure at default
expected loss
terbesar yakni Rp 800.928.000. Nilai
expected loss
ter- kecil terjadi pada default terendah dengan nj 2,07. Artinya, semakin besar jumlah pembiayaan yang meng- alami default maka expected loss yang muncul juga akan semakin besar. Dengan demikian, BMI juga harus menyediakan dana yang tidak sedikit untuk meng – cover kerugian yang diharapkan atas pembiayaan yang disalurkan. Apabila terdapat pembia- yaan yang mengalami default, besarnya
pada Tabel 7 diketahui bahwa
expected loss
Berdasarkan hasil perhitungan
dengan nj 9,27 diperkirakan dapat mengalami
142.008.000 206.125.000 Total 563.119.000 1.054.100.000 490.981.000
2
Sumber: Data diolah.
Total observasi (T) yang digunakan dalam perhitung- an
longlikelihood ratio test
pada Tabel 9 adalah data pembiayaan anggota kopera- si selama tiga tahun yang diambil dari BMI Cabang Bogor. Total observasi atau rincian data dihitung secara bulanan sehingga jumlahnya adalah 36 bulan. Jumlah kesalahan (V) diperoleh dari hasil perhitungan binary
indicator yang semuanya
bernilai nol. Artinya, jumlah kesalahan yang terjadi karena
actual loss
pada periode yang dianalisis tidak ada atau nol. Karena hasil dari jumlah kesalahan atau
Tahun 2009 Band Kel. Band Expected
Loss (Rp) Unexpected Loss (Rp) Economic
Capital (Rp) Rp 10 juta
3
36 V (Jumlah kesalahan) α (Probabilitas kesalahan) 5% LR ( Longlikelihood ratio)
8
9 39.744.000 98.784.000 583.680.000 636.672.000 800.928.000
96.000.000 201.600.000 921.600.000 998.400.000 1.296.000.000 56.256.000
102.816.000 337.920.000 361.728.000 495.072.000
Total 2.159.808.000 3.513.600.000 1.353.792.000 Tahun 2010 dan 2011 Band Kel.
Band Expected Loss (Rp) Unexpected
Loss (Rp) Economic Capital (Rp) Rp
10 juta
4
5 164.352.000 168.392.000 230.375.000
307.200.000 310.400.000 436.500.000 142.848.000
Chi –Square critical value dengan α = 5% 3,8410
T (Total observasi dalam bulan)
13 Vol. 9, No. 1, Mei 2018 maka semakin kecil pula
Berdasarkan hasil perhitungan
unexpected loss yang muncul. Kerugian unexpected loss
harus ditutup dengan modal BMI. Semakin tinggi nilai
unexpected loss yang default , semakin
besar modal yang harus disediakan untuk meng-
cover unexpected loss .
Jika modal bank terus berkurang, potensi berkurangnya pendapatan dan keterbatasan penyaluran kredit akan meningkat.
C. Economic Capital nomic capital yang harus disiapkan
oleh BMI akibat
default
yang terjadi pada pembiayaan anggota koperasi periode 2009 –2011.
Tabel 9. Hasil Perhitungan Economic Capital Sumber: Data diolah.
economic capital pada Tabel 9
Tabel 10. Hasil Pengukuran Longlikelihood Ratio Test
diketahui bahwa modal bank yang harus dipersiapkan untuk meng
default
dengan nilai
unexpected loss terbesar adalah Rp 495.072.000.
Semakin besar
unexpected loss
, semakin besar
economic capital
yang harus disediakan.
D.
Backtesting
dan Validasi Model Tabel 10 merupakan hasil peng- ujian Loglikelihood Ratio yang dila- kukakan dengan tingkat kenyakinan sebesar 95%.
- – cover
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka peneliti mengajukan beberapa saran, antara lain: (1) Meski besarnya
Test
Saran
B.
cover actual loss
, namun se- baiknya pihak risk management lebih tegas dalam membatasi pinjaman dari
account
yang sama yang mengalami
default . Dengan demikian, kasus actual loss yang seluruhnya disebab-
kan oleh
dalam meng- ukur unexpected loss pembiayaan anggota koperasi. Penutup A.
valid
, sehingga dapat disim- risiko dengan metode CreditRisk
5% ternyata lebih besar dibanding hasil LR
ternyata masih di bawah nilai expected loss sehingga BMI Cabang Bogor masih dapat meng-
Chi Square critical value dengan α =
yang ada pada lampiran 12 skripsi ini. Nilai
Chi Square
sebesar 3,8410. Perolehan angka critical value tersebut dapat dilihat pada tabel
Chi Square
dan α = 5%, diperoleh critical value of
confidence level 95%, degree of freedom (df) = 1,
yang semuanya bernilai nol, nilai LR Test adalah nol juga. Dengan menggunakan
binary failure
- dapat diterima dan
mudharib
yang sama dapat dihindari; (2) Jika memungkinkan, pihak manajemen BMI dapat melaku- kan komparasi model pengukuran risiko pembiayaan CreditRisk
Simpulan
- de- ngan model yang selama ini dipakai untuk mengetahui model yang lebih optimal; (3) Khusus untuk kasus pembiayaan anggota koperasi BMI Cabang Bogor, berdasarkan fakta data yang ditemukan, pada penelitian ber- ikutnya dapat dilakukan pendalaman tentang penyebab kemacetan pembia- yaan oleh satu koperasai karyawan yang sama yang melakukan beberapa kali pembiayaan dan semuanya macet. Terkait dengan hal tersebut, dapat dikaji lebih lanjut tentang prosedur maupun kebijakan yang diterapkan dalam produk pembiayaan ini. Ke depan, diharapkan tidak terjadi lagi kemacetan pembiayaan dalam kasus serupa.
CreditRisk
. (3) Nilai economic capital menurun pada tahun 2010-2011 dibandingkan tahun 2009. (4) Berdasarkan hasil pengujian LR Test diperoleh kesimpulan bahwa
unexpected loss
sehingga bank dapat memperkirakan besarnya modal yang harus diper- siapan jika terjadi
expected loss
- ternyata cocok untuk digunakan sebagai alat ukur pada penelitian tentang risiko kredit bank.
, Vol. 9, No. 1, Mei 2018 14
Berdasarkan hasil wawancara secara langsung dengan pihak BMI Cabang Bogor dan hasil analisis ter- hadap pengolahan data, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Pro- duk pembiayaan anggota koperasi memiliki risiko strategik, hukum, oprasional, likuiditas, dan kredit yang sejauh ini masih dapat diatasi oleh manajemen bank. (2) Hasil perhitung- an unexpected loss lebih besar dibandingkan dengan
Cabang Bogor). [Skripsi pada Program Studi Manajemen]. Insti- tut Pertanian Bogor, Bogor.
Annual Report
Bank Muamalat Indonesia. Jakarta (ID): PT. BMI, Tbk.
Chrouhy
et al . 2001.
Risk Mana- gement
Islamic Financial Management
:
Comprehensive Cahpters on Market, Credit, and Opera- tional Risk . New York (US): The
McGraw –Hill Companies, Inc.
. Jakarta (ID): Raja Grafindo Persada. Siamat, D. 2004. Manajemen Lemba- ga Keuangan. Jakarta: Fakultas Sudarsono, H. 2004. Bank dan Lem- baga Keuangan Syariah. Yogya- karta: Ekonisia. Triandaru S, Totok B. 2007. Bank dan
et al . 2008.
Rivai
- : A Credit Risk Mana- gement Framework.
Executing Agent
(Studi Kasus: PT. Bank Muamalat, Tbk.
Pengukuran Risiko Pada Penya- luran Pembiayaan Anggota Kope- rasi Melalui Koperasi Karyawan Sebagai
Periode Tahun 2009 –2011. Pangestuti, Rinda S. 2013. Analisis
15 Vol. 9, No. 1, Mei 2018 Bank Muamalat Indonesia. 2011.
CreditRisk
Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat. Undang-undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Wiroso. 2005. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank
Syariah. Jakarta: PT. Grasindo. Daftar Pustaka
Available at Laporan Proofsheet Pembiayaan Ang- gota Koperasi BMI Cabang Bogor
, Vol. 9, No. 1, Mei 2018 16