View of Ketentuan Hukum Kewarisan Bagi Anak Angkat dalam Perspektif Kompilasi Hukum Islam dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Ketentuan Hukum Kewarisan Bagi Anak Angkat dalam Perspektif Kompilasi Hukum Islam dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Hasbiyallahul Muttaqin* Agus Supriyanto** Fakultas Agama Islam UNISMA Bekasi (Email:gusprianto@gmail.com)

Abstract: The purpose of this study was to determine the inheritance law provisions adopted by the foster child according to Islamic law and the Indonesia Private Law/Burgerlijk Wetboek (KUHPerdata)? This research is descriptive because trying to describe or explain about the relationship and application of inheritance adopted. Data collection tools used in the form of documentation studies, because the data source is obtained from a document in the form of books and scientific findings related to this issue. In the data analysis, the method used is the comparative method. The conclusion of this study that in the Compilation of Islamic Law (KHI) have been assigned the institution was borrowed, that is to say, the adoptive parents it does not give the inheritance to his adopted son, but he get through was borrowed as much as a third of the property heritage adoptive parents and the biological parents he remained as heir. Meanwhile, according to Indonesia Private Law/Burgerlijk Wetboek adopted child could inherit the estate adoptive parents unanimously (legitieme portei).

Keywords: Inheritance Law, Adopted Son, Compilation of Islamic Law (KHI), Indonesia Private Law/Burgerlijk Wetboek (KUHPerdata).

Pendahuluan * Pasal 1 disebutkan bahwa ‛Perka- Menurut Undang-Undang Nomor

winan adalah ikatan lahir batin antara

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga)

memperoleh gelar Sarjana Syariah dari Program yang bahagia dan kekal berdasarkan

Hasbiyallahul Muttaqin,

S.Sy.

Studi Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah Fakultas ketuhanan Yang Maha Esa‛. Dari

Agama Islam UNISMA Bekasi pada tahun rumusan tersebut dapat diketahui 2016.

bahwa dari perkawinan diharapkan **Drs. Agus Supriyanto, M.Hum. adalah

Dosen Program Studi

Al-Ahwal

Al-

Syakhshiyyah Fakultas Agama Islam UNISMA 1 Perpustakaan Nasional RI, Undang- Bekasi.

Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 (Bandung: New Merah Putih, 2009), h.12.

17 Maslahah, Vol. 7, No. 1, Juni 2016 17 Maslahah, Vol. 7, No. 1, Juni 2016

dengan wajar, yaitu menjadi manusia orang tua berkewajiban memelihara

dewasa, sehat rohani dan jasmani, serta mendidiknya untuk tumbuh dan

cerdas, bahagia, mendapat tempat berkembang secara wajar dalam ling-

secara sosial, berpendidikan, dan kungan keluarga maupun masyarakat. bermoral tinggi serta terpuji. Oleh Kehadiran seorang anak adalah suatu

karenanya supaya anak-anak tumbuh hal yang sangat di idam-idamkan.

dan berkembang menjadi warga Kebahagiaan dan keharmonisan suatu

negara sebagaimana yang diharapkan, keluarga ditandai dengan lahirnya

dipandang perlu kiranya memberikan seorang anak, karena salah satu tujuan

kasih sayang, perlindungan, Pembina- perkawinan adalah untuk meneruskan

an serta pengarahan yang tepat secara keturunan. Sebagaimana firman Allah

terus menerus kepada anak-anak. SWT dalam surat An-Nahl

Karena pada dasarnya itu semua ٌُنَى َوَعَجَٗ بًجاَْٗشَأ ٌُْنِعُفَّأ ٍِِّْ ٌُنَى َوَعَج ُاللهَٗ

72, yaitu:

merupakan tugas orang tua dalam ِدبَجَِّّٞطىا ٍَِِّ ٌُنَقَشَزَٗ ًحَدَفَدَٗ ََِِْٞث ٌُْنِجاَْٗشَأ ٍِِّْ

menciptakan generasi penerus bangsa َُُٗسُفْنَٝ ٌُْٕ ِالله ِذََْعِِْثَٗ ٍَُُِْْ٘ؤُٝ ِوِطبَجْىبِجَفَأ yang bertanggung jawab, bermental

Artinya: ‚Allah menjadikan bagi- tinggi serta akhlak terpuji. Sehingga mu pasangan (suami atau istri) dari

tidak berlebihan kiranya apabila jenis kamu sendiri dan menjadikan

dalam khusus mengenai kesejahteraan anak dan cucu dari pasanganmu, serta

dan perlindungan anak berpegang memberi rizki dari yang baik,

pada asas bahwa ‚ hari depan mengapa mereka beriman kepada

ditentukan oleh hari ini‛. yang batil dan mengingkari nikmat

Keinginan untuk mempunyai anak Allah. 2 adalah naluri manusiawi dan alamiah.

Anak merupakan potensi serta Akan tetapi kadang-kadang naluri ini penerus cita-cita bangsa karena

terbentur pada takdir ilahi, dimana dipundaknya terletak tugas bangsa

keinginan untuk mempunyai anak yang

tidak tercapai. Pada umumnya ma- generasi-generasi sebelumnya, dan

belum terselesaikan

oleh

nusia tidak akan puas dengan apa semua pihak menetujui peranan ‚anak

yang dialaminya, sehingga berbagai adalah harapan masa depan‛ ( Child Is

upaya dilakukan untuk memenuhi Hope The Future ). Sebagai penerus

keinginan tersebut. Dalam hal ke- cita-cita bangsa dan negara, maka

inginan memiliki anak, salah satu sudah seharusnya mereka mendapat

usaha yang bisa mereka lakukan kesempatan

yang seluas-luasnya adalah dengan mengangkat anak (adopsi). Mengangkat anak (adopsi)

2 Depag RI, Al- disini merupakan alternatif untuk Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: PT Syaamil Cipta Media,1985), h.

menyelamatkan sebuah perkawinan 274.

atau untuk mencapai kebahagiaan

Maslahah , Vol.7, No. 1, Juni 2016 18 Maslahah , Vol.7, No. 1, Juni 2016 18

merupakan kelompok masyarakat dicapai, pada dasarnya adalah

terkecil di dalam masyarakat luas, ُخِىبَصََىا ِتْيَج َٚيَع ًٌَّدَقٍُ ُدِظبَفََىا ُء ْزَد

yang terdiri dari seorang ayah, ibu dan Artinya: Meninggalkan kerusakan

anak. Namun tidak selalu ketiga unsur itu lebih didahulukan (lebih utama)

itu terpenuhi, sehingga kadang- dari pada melakukan kebaikan.

kadang terdapat suatu keluarga yang Begitu pentingnya hal keturunan

tidak mempunyai anak atau ketu- (anak) ini, sehingga menimbulkan

runan. Keturunan dalam suatu per- berbagai peristiwa hukum, salah

kawinan dapat berasal dari darah satunya human traficking (perda-

dagingnya sendiri atau anak kandung gangan manusia), pelecehan seksual,

yang didalam UU No 1 Tahun 1974 penelantaran anak sehingga menjadi

disebut sebagai anak sah. 5 anak jalanan dan lain sebagainya.

Faktanya, bahwa anak adalah Sebagaimana salah satu contoh yang

generasi penerus, baik bagi orang tua, terjadi pada anak di Indonesia saat ini

bangsa maupun agama. Baik buruk- diantaranya pelecehan seksual yang

nya anak, akan menjadi apa mereka dilakukan oleh oknum guru JIS

kelak tergantung bagaimana orang ( Jakarta International School ) hingga

tua, bangsa maupun agama mendidik kematian yang di alami oleh Angeline

mereka. Dalam Islam, anak diiba- oleh ibu angkatnya. 3 Hal tersebut ratkan kertas putih, suci sejak lahir,

harus di perhatikan karena seorang dan oleh karena orang tuanya mau anak pun sebagai subyek hukum

beragama apa, menjadi apa dan bagai- mereka berhak mendapatkan per-

mana masa depannya, tergantung lindungan hukum sebagaimana yang

bagaimana cara mewarnai mereka. tertulis

dalam Undang-Undang Sebagaimana dalam hadist riwayat Nomor 3 tahun 2006 dan Kese-

Bukhari Muslim di riwayatkan bahwa jahteraan Anak sebagaimana yang

rasul Saw telah bersabda: tertulis

dalam Undang-Undang ِْْٚعَٝ ِصِْٝصَعْىا ُدْجَع بََْصَّدَد ٍدِْٞعَظ ُِْث ُخَجَْٞزُق بََْصَّدَد Nomor 4 Tahun 1979 Pasal 12 ayat 1,

4 ََُّأ َحَسَْٝسُٕ ِٜثَأ َِْع ِِْٔٞثَأ َِْع ِءَلاَعْىا َِِع 2, dan 3. َِّٛدْزَٗاَزَّدىا ُُٓدِْٞيَر ٍُبَعِّْإ ُّوُم َهبَق ٌََّيَظَٗ َِْٔٞيَع ُالله َّٚيَص ِالله َهُْ٘ظَز Keluarga mempunyai peranan

َٗ ِِّٔ اَسِّصَُْٝ َٗ ِِّٔاَدَُِّٖ٘ٝ ُدْعَث ُُْٓ٘ثَأ َٗ ِحَسْطِفْىا َٚيَع ٍُُُّٔأ yang penting dalam kehidupan manu-

3 http://nasional.tempo.co/read/news/2015/- )ٌيعَىا

Artinya: Telah menceritakan

06/10/063673848/kasus-angeline-kronologi-

dari-hilang-hingga-meninggal. (Di akses tanggal

kepada kami Qutaibah bin Sa’id telah

10 Juni 2015.)

4 Muderis Zaini, Adopsi Suatu Tinjauan menceritakan kepada kami ‘Abdul

Dari Tiga Sistem Hukum (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), h. 118.

5 Perpustakaan Nasional RI, Op.Cit., h. 27.

19 Maslahah, Vol. 7, No. 1, Juni 2016

‘Aziz Ad Darawadri dari Al’Ala dari anak, urutan kelahiran anak dan bapaknya dari Abu Hurairah bahwa 8 kondisi fisik dan atau mental.

rasulullah saw bersabda: Setiap anak Menurut hukum Islam pada prin- dilahirkan dalam keadaan fitrah, lalu

sipnya mengakui dan membenarkan kedua orang tuanyalah yang yang

pengangkatan anak dengan ketentuan menjadikannya

tidak boleh membawa perubahan Yahudi, Nasrani dan Majusi (penyem-

sebagai

seorang

hukum dibidang nasab, wali mewa- bah api). Apabila kedua orang tuanya

likan dan waris mewarisi. muslim, maka anaknya pun akan

Sebagaimana firman Allah swt menjadi muslim. Setiap bayi yang

dalam Al Qur’an surat Al - Ahzab ayat dilahirkan dipikul oleh syaitan pada

4 dan 5:

kedua pinggangnya, kecuali maryam

6 وَعَجبٍََٗ ِِٔفَْ٘ج ِٜف َِِْٞجْيَق ٍِِّ ٍوُجَسِى ُالله َوَعَجبٍَّ dan anaknya. (HR.Muslim) َوَعَجبٍََٗ ٌُْنِربٍََُّٖأ ٍَُِِّْْٖ َُُٗسَٕبَظَر ِٜئَّلاا ٌُُنَجاَْٗشَأ

Secara umum pengangkatan anak ُهُ٘قَٝ ُاللهَٗ ٌُْنِٕاَْ٘فَؤِث ٌُنُىَْ٘ق ٌُْنِىَذ ٌُْمَءآَْْثَأ ٌُْمَءآَِٞعْدَأ menurut hukum Islam adalah suatu

.َوِٞجَّعىا ِٛدَْٖٝ ََُٕ٘ٗ َّقَذْىا perbuatan hukum yang mengalihkan

اََُ٘يْعَر ٌَّْى ُِئَف ِالله َدِْع ُظَعْقَأ َُٕ٘ ٌِِْٖئآَثَلأ ٌُُْٕ٘عْدا seorang anak dari lingkungan ke-

ٌُْنَْٞيَع َطَْٞىَٗ ٌُْنِٞىاٍَََ٘ٗ ِِِّٝدىا ِٜف ٌُْنَّاَْ٘خِئَف ٌَُْٕءآَثاَء kuasaan orang tua, wali yang sah,

َُبَمَٗ ٌُْنُثُ٘يُق ْدَدَََّعَربٍَّ ِِنَىَٗ ِِٔث ٌُرْؤَطْخَأ آََِٞف ٌح بَُْج atau orang lain yang bertanggung

بًَِٞدَّز اًزُ٘فَغ ُالله jawab atas perawatan, pendidikan dan

Artinya : ‚ Allah tidak menjadikan membesarkan anak tersebut, kedalam

bagi seorang dua buah hati dalam lingkungan keluarga orang tua

rongganya: Dia tidak menjadikan angkat. 7 Lebih dari itu Undang-

istri-istrimu yang kamu zhihar seba- Undang Nomor 23 Tahun 2002

gai ibumu. Dan dia tidak menjadikan tentang Perlindungan Anak pasal 21

anak-anak angkatmu sebagai anak bagian kedua menegaskan bahwa

kandungmu (sendiri). Yang demikian negara dan pemerintah berkewajiban

itu adalah perkataanmu dimulutmu dan bertanggung jawab menghormati

saja. Dan Allah mengatakan yang dan menjamin hak asasi setiap anak

sebenarnya dan Dia menunjukkan tanpa

jalan yang (benar). Panggillah mereka golongan, jenis kelamin, etnik,

(anak-anak angkatmu itu) dengan budaya dan bahasa, status hukum

(memakai) nama bapak-bapak mere- ka; Itulah yang lebih adil pada sisi

6 Allah,

dan

jika kamu tidak

Abu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim Al-Qusyairi An-Naisaburi, Shohihu

mengetahui bapak-bapak mereka,

Muslim Juz’us Tsani (Indonesia: Daarul Ilmi),

maka (panggillah mereka sebagai)

h. 459. 7 Asa

Mandiri, Peraturan

Pemerintah

Pengangkatan Anak (PP RI NOMOR 54 8 Undang-Undang Republik Indonesia TAHUN 2007) (Jakarta: Asa Mandiri, 2008), h.

Nomor 23 Tahun 2002, Tentang Perlindungan 2. Anak

Maslahah , Vol.7, No. 1, Juni 2016 20 Maslahah , Vol.7, No. 1, Juni 2016 20

َٚيَع اَُّ٘ٗبَعَرَلاَٗ َْٙ٘قَّزىاَٗ ِّسِجْىا َٚيَع اَُّ٘ٗبَعَرَٗ maulamu. Dan tidak ada atasmu ter-

dan

ِةبَقِعْىا ُدِٝدَش َالله َُِّإ َالله ا٘ ُقَّراَٗ ُِاَْٗدُعْىاَٗ ٌِْصِلإْا hadap apa yang kamu khilaf padanya,

Artinya: ‚Dan tolong-menolong- tetap (yang ada dosanya) apa yang

lah kamu dalam (mengerjakan) disengaja oleh hatimu dan adalah

kebajikan dan takwa, dan jangan Allah maha pengampun lagi maha

tolong-menolong dalam berbuat dosa penyayang‛. 9 dan permusuhan. Bertakwalah kepada

Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah, sungguh, Allah sangat berat zaman dahulu (Zaman Jahilliah) orang

siksa-Nya. ‛. 11 Arab mengenal dan telah melakukan

Akan tetapi jika perbuatan adat pengangkatan anak. Nabi Muhammad

tersebut membawa dampak yang SAW pada waktu itu pernah meng-

positif bagi kehidupan anak dalam angkat seorang anak laki-laki ber-

rangka tolong menolong, hal tersebut nama Zaid bin Haritsah, yang mana

Islam pun membolehkan sebagaimana beliau mengumumkan kepada seluruh

dalam Maqhasid Al- Syar’iyyah di masyarakat

bahwa mulai saat itu Zaid adalah ٌخَََنْذٍُ ُحَدبَعىا yang akan menjadi ahli warisku dan

Artinya , ‚Suatu adat itu dapat aku jadi ahli warisnya. 10 Akan tetapi dijadikan sebagai landasan hokum ‛.

ayat tersebut kemudian dilarang oleh Dan dasar kaidah di atas adalah Allah sebagaimana terangkum dalam

hadits mauquf sebagai berikut: ayat di atas.

ِالله َدِْْع ََُٖ٘ف بًَْعَد ََُُِْ٘يْعَُْىا َُٓأَز بٍَ Kedudukan hubungan darah dalam

)ٍدُْ٘عْعٍَ ِِْثا َِِعُدََْدَأ ُٓاََٗز( .ٌَِعَد hukum waris telah ditetapkan dalam

Artinya, ‚Apa yang dipandang surat Al-Ahzab ayat 6 begitu pula

baik oleh orang Islam, maka baik pula dalam hal wasiat telah ditetapkan

disisi Allah Swt). (HR. Ahmad dari dalam surat tersebut sebagai per- 12 Ibnu Mas’ud).

buatan baik saling tolong menolong Dari Maqhasid Al- Syar’iyyah di sesama saudara seagama dan kepada

atas dapat dijelaskan bahwa suatu sesama manusia dalam kebaikan,

adat yang memiliki maksud dan tuju- sebagaimana firman Allah SWT

an yang baik serta tidak bertentangan dalam surat Al-Maidah ayat 2:

dengan Al Qur’an dan hadits nabi sebagai dua sumber hukum yang qoth’i hal tersebut dapat dijalankan.

9 Depag RI, Al- Qur’an dan Terjemahanya (Bandung : PT Syaamil Cipta Media,1985), h.

418. 10 Muhammad Toha Abul ‘Ula Kholifah,

11 Depag RI, Op.Cit., h. 106. Ahkamul Mawarits Dirotsah Tathbiqiyyah

12 Abdul Mudjib, Kaidah-Kaidah Ilmu (1400) Mas’alatu Miirotsiyyati Tamtsilu

(Al- Qawa’idul Fiqhiyyah) (Jakarta: Jami’ul Halatil Mirotsi (Darru Salam), h. 562.

Fiqih

Kalam Mulia, 2001), h. 43.

21 Maslahah, Vol. 7, No. 1, Juni 2016

Di Indonesia pernah berlaku IS orang eropa dan golongan yang ( Indische Staatsregeling) , yaitu aturan

tunduk ke dalam suatu hukum ke- pemerintah Hindia Belanda yang

keluargaan yang pada garis besarnya disahkan berdasarkan Staatsblad 1925

sama dengan asas-asas hukum ke- nomor 415 dan 416 pada tanggal 23

luarga yang terdapat dalam BW atau Juni 1925 dan mulai diberlakukan

yang berlaku hukum perdata eropa. tanggal 1 Januari 1926 berdasarkan

Dan bagi golongan timur asing yang Staatsblad 1925 nomor 557. Dalam IS

sering disebut dengan ‘Oosterlingen’ ini ada dua pasal penting yang

berlaku ketentuan hukum perdata berkenaan dengan masalah sistem

eropa. Serta untuk golongan bumi hukum yang berlaku di Indonesia,

putera atau Indonesia hukum perdata yaitu Pasal 131 IS dan Pasal 163 IS.

yang diberlakukan adalah hukum Pasal 131 IS terutama ayat (2) sub a

perdata adat sebagai hukum yang yang merupakan dasar hukum perdata

berlaku di kalangan rakyat. Terhadap Belanda (BW) di Indonesia dengan

mereka ini adalah berdasarkan Pasal beberapa penyesuaian, sesuai dengan

131 IS, ayat (4) yang di perkuat oleh keadaan Indonesia. Pasal 131 IS

Staatsblad Tahun 1917 Nomor 12, tersebut melahirkan asas hukum yang

maka golongan bumi putera dan disebut ‚Asas Konkordansi/ Concor-

golongan timur asing dengan ke- dantie Beginsel ‛ yang berarti ‚Ter-

mauan sendiri dapat menundukan diri hadap orang Eropa yang berada di

ke dalam hukum perdata dan hukum Indonesia

dagang eropa, baik sebagian maupun perdata asalnya, ialah hukum perdata

diperlakukan

hukum

keseluruhannya. 14 yang berlaku di negeri Belanda. 13 Oleh karena itu dalam hal Pasal selanjutnya yang cukup

kaitannya dengan pengangkatan anak penting untuk dikemukakan dalam

beberapa pakar hukum membuat tulisan ini adalah asal 163 IS yang

pengertian terhadap anak angkat menyebutkan, bahwa sehubungan

diantaranya, yaitu, Hilman Hadi dengan berlakunya BW di Indonesia,

Kusuma dalam bukunya ‘ Hukum maka penduduk di Hindia Belanda

Perkawinan Adat ’, mengatakan anak dibagi dalam tiga golongan, yaitu

‚angkat adalah anak orang lain yang golongan eropa, timur asing dan

dianggap anak sendiri oleh orang tua golongan bumi putera atau penduduk

angkat dengan resmi menurut adat asli Indonesia. Untuk golongan Eropa

setempat, dikarenakan tujuan untuk dan orang yang dipersamakan dengan

kelangsungan keturunan dan atau pemeliharan atas harta kekayaan

rumah tangga.‛ 13

Ahmad Kamil, H.M Fauzan, Hukum Perlindungan dan Pengangkatan Anak di Indonesia (Jakarta : PT. Raja Gafindo Persada, 2008), hh. 11-12.

14 Ibid.,

h. 14-15.

Maslahah , Vol.7, No. 1, Juni 2016 22

Sedangkan Surojo Wignjadipuro, ketentuan BW tidak bertentangan SH. Dalam bukunya ‘ Pengantar dan

dengan prinsip hukum Islam, maka Azas-azas Hukum Adat ’ mengatakan

BW dapat diberlakukan bagi orang- ‚Adopsi (mengangkat anak) adalah

orang Indonesia asli yang beragama suatu perbuatan pengambilan anak

Islam.

orang lain ke dalam keluarga sendiri Namun di negeri Belanda sendiri, sedemikian rupa, sehingga antara

yaitu di Nederland baru-baru ini orang yang memungut anak dan anak

seperti yang dikemukakan oleh yang dipungut itu timbul suatu

Lindawati Gunadhi, SH. dalam skrip- hukum kekeluargaan yang sama, se-

sinya bahwa disana diterima baik oleh perti yang ada antara orang tua

Staten General Nederland sebuah

15 dengan anak kandungnya sendiri.‛ 16 undang-undang adopsi. Dalam Kitab Undang-Undang

Landasan pemikiran diterimanya Hukum Perdata (KUHPerdata) atau

undang-undang tersebut adalah bahwa BW, tidak menemukan satu ketentuan

perang dunia II, dimana seluruh eropa yang mengatur masalah adopsi atau

timbul golongan manusia baru, orang anak angkat ini, yang ada hanyalah

tua yang telah kehilangan anak yang ketentuan tentang pengakuan anak

tidak bisa mendapat anak baru lagi diluar kawin, yaitu seperti yang diatur

secara wajar, anak-anak piatu yang dalam buku I BW bab XII bagian

telah kehilangan orang tuanya dalam ketiga, pasal 280 sampai 289, tentang

peperangan dan lahirnya banyak di pengakuan terhadap anak-anak luar

luar perkawinan. Atas landasan itulah, kawin. Ketentuan ini boleh dikatakan

maka Staten General Nederland telah tidak ada sama sekali hubungannya

menerima baik sebuah Undang- dengan masalah adopsi ini.

Undang Adopsi ( Adoptie Wet ) Persoalannya adalah tidak semua

tersebut yang membuka kemungkinan pasal-pasal dalam BW bertentangan

terbatas untuk adopsi ini. Adopsi atau dengan hukum Islam, tetapi tidak

pengangkatan anak merupakan salah sedikit pula pasal-pasal dalam BW

satu perbuatan manusia termasuk yang memiliki keselarasan dan kesa-

perbuatan perdata yang merupakan maan jiwa dan tujuan, karena dalam

bagian hukum kekeluargaan, dengan sejarahnya

demikian ia melibatkan persoalan dari Nadzaratuzzaman bahwa ‚BW berasal

menurut

penelitian

yang berkaitan dengan dari hukum Islam pemikiran mashab

setiap

hubungan antara manusia. Bagaimana Maliki yang berkembang di Spanyol‛.

pun juga lembaga adopsi ini akan Oleh karena itu, sepanjang ketentuan-

mengikuti perkembangan dari ma- syarakat itu sendiri, yang terus

15 Muderis Zaini, Adopsi Suatu Tinjauan beranjak kearah kemajuan. Dengan Dari Tiga Sistem Hukum (Jakarta : Sinar

Grafika, 2006), h. 5. Ibid., h. 31.

23 Maslahah, Vol. 7, No. 1, Juni 2016 23 Maslahah, Vol. 7, No. 1, Juni 2016

ada.

mengatur masalah adopsi atau pe- Oleh karena itu masalah peng- ngangkatan anak ini, sedang adopsi

angkatan anak terjadi di seluruh itu sendiri sangatlah lazim terjadi di

wilayah Indonesia, untuk kesera- masyarakat, maka pemerintah Hindia

gaman peraturan hukum maka sudah Belanda berusaha untuk membuat

selayaknya diciptakan suatu per- suatu aturan yang tersendiri tentang

undang-undangan nasional yang adopsi atau pengangkatan anak ini. 17 mengatur pengangkatan anak dan

Karena itulah dikeluarkan oleh hukum warisnya. pemerintah Hindia Belanda dalam

Berdasarkan latar belakang ter- Staatsblad 1917 Nomor 129 junctis

sebut diatas, maka dalam tulisan ini 1919 Nomor 81, 1924 Nomor 557,

penulis berusaha menjabarkan me- 1925 Nomor 93 tentang ketentuan-

ngenai pengangkatan anak, ketentuan ketentuan untuk seluruh Indonesia

hukum kewarisan anak angkat, tentang hukum perdata dan hukum

pertimbangan ketua majelis hakim dagang untuk golongan Tionghoa

dalam memberikan putusan hak waris ( Bepalingen voor gehel Indonesie

bagi anak angkat, serta apakah ada betreffende het burgelijk van de

persamaan terkait pemberian hak Chineezen ) dalam

waris dalam perspektif Kompilasi Staatsblad ini berlaku bagi penduduk

Bab

kedua.

Hukum Islam dan Kitab Undang- dengan Tionghoa.

Undang Hukum Perdata yang sering Permasalahan ini tidak hanya

kali adanya penyimpangan dari terkait kepada memperoleh nama

syari’at yang telah ditentukan. Oleh keturunan dari orang yang meng-

karena itu dalam penelitian ini penulis adopsi (mengangkat anak) sebagai

mengambil judul, ‚Ketentuan Hukum ganti dari nama keturunan keturunan

Kewarisan bagi Anak Angkat dalam orang yang diadopsi itu, melainkan

Perspektif Kompilasi Hukum islam membawa kepada permasalahan hu-

dan Kitab Undang-Undang Hukum kum lainnya yaitu didalam soal waris-

Perdata‛.

mewarisi bila mana orang tua yang Tujuan Penelitian adalah (1) mengangkat telah meninggal. Mem-

Untuk mengetahui ketentuan hukum bagi benda-benda harta warisan

kewarisan bagi anak angkat menurut biasanya dimaksudkan untuk meng-

Kompilasi Hukum Islam dan Kitab hindari terjadinya perselisihan di

Undang-Undang Hukum Perdata; (2) kalangan ahli waris sebagaimana yang

Untuk mengetahui persamaan dan tertulis dalam Staatsblad 1917 Nomor

perbedaan ketentuan waris bagi anak 129 Pasal 12 ayat 3 sebagai keleng-

angkat menurut Kompilasi Hukum Islam dengan Kitab Undang-Undang

Ibid., hh. 32-33. Hukum Perdata.

Maslahah , Vol.7, No. 1, Juni 2016 24

Hukum Kewarisan Bagi Anak hukum adat di beberapa daerah di Angkat Menurut Kompilasi Hukum

Indonesia, yang menghilangkan atau Islam

memutuskan kedudukan anak angkat Menjelang diterimanya undang-

dengan orang tua kandungnya sendiri. undang kesejahteraan anak, yaitu UU

Hal ini bersifat prinsip dalam lembaga nomor 4 tahun 1979, tentang kese-

adopsi, karena ketentuan yang meng- jahteraan anak yang telah disahkan

hilangkan hak-hak ayah kandung dan dan diundangkan tanggal 27 juli 1979

dapat merombak ketentuan mengenai (lembaran Negara RI tahun 1979 18 waris.

nomor 32), telah terjadi pembicaraan Menurut Syekh Mahmud Syaltut serius dari berbagai fraksi, lebih-lebih

dalam hasil penelitiannya menemukan dalam kaitan permaslahannya dengan

dua bentuk pengertian anak angkat eksistensi hukum Islam ketika me-

yaitu: Pertama , anak angkat dalam nyoroti yang berkenaan dengan adopsi

dalam arti luas yaitu, seseorang yang dalam rancangan UU tersebut.

mengangkat anak yang diketahui anak Sehingga akhirnya masalah adopsi ini

itu anak orang lain, kemudian ia dalam UU kesejahteraan anak di-

memperlakukan anak tersebut sama tiadakan. Hal ini dilatarbelakangi oleh

dengan anak kandungnya, baik kasih konsep adopsi dalam pancangan UU

sayang maupun nafkah (biaya hidup), tersebut adalah adopsi/peng-angkatan

tanpa ia memandang perbedaan. anak dalam pengertian aslinya, yakni

Meskipun demikian agama Islam mengangkat anak sehingga terputus

tidak menganggap sebagai anak sama sekali hubungan darah si anak

kandung, karena itu tidak dapat dengan orang tua yang melahir-

disamakan statusnya dengan anak kannya. Hal ini jelas secara prinsipil

kandung. Kedua , anak angkat dalam bertentangan dengan apa yang di-

arti sempit yaitu seseorang yang tidak sebutkan dalam Al- Qur’an surat Al-

memiliki anak, kemudian menjadikan Ahzab ayat 4 dan 5.

seseorang anak orang lain sebagai Dalam surat Al-Ahzab ayat 4 dan

anaknya, padahal ia mengetahui

5 tersebut dalam garis besarnya dapat bahwa anak itu bukan anak kan- dirumuskan sebagai berikut: (1) Allah

dungnya, lalu ia menjadikannya tidak menjadikan dua hati dalam dada

sebagai anak sah. 19 manusia; (2) Anak angkatmu bukan-

Di Indonesia, ada tiga sistem lah anak kandungmu; (3) Panggillah

hukum perdata yang berlaku dalam anak angkatmu menurut bapaknya

Dari ketentuan di atas sudah jelas, Muderis Zaini, Adopsi Suatu Tinjauan

bahwa yang dilarang adalah peng- Dari Tiga Sistem Hukum (Jakarta: Sinar angkatan anak sebagai anak kandung

Grafika, 2006), hh. 51-52.

19 dalam segala hal. Dari sini terlihat Andi Syamsu. H.M. Fauzan, Hukum Pengangkatan Anak Perspektif Islam adanya titik persilangan ketentuan (Jakarta:

Kencana, 2008), hh. 27-29.

25 Maslahah, Vol. 7, No. 1, Juni 2016 25 Maslahah, Vol. 7, No. 1, Juni 2016

yang hidup serta berkembang di itu adalah Hukum Perdata Islam,

dalam masyarakat yang bersangkutan. Hukum Perdata Adat dan Hukum

Beberapa alasan yang sering Perdata Barat.

dilakukan adalah dengan tujuan un- Sementara yang kedua, hukum

tuk meneruskan keturunan, apabila lebih merupakan produk sejarah yang

dalam suatu perkawinan tidak mem- dalam batas-batas tertentu diletakkan

peroleh keturunan. Motivasi atau sebagai justifikasi terhadap tuntutan

tujuan ini sangat kuat terhadap perubahan sosial, budaya, dan politik.

pasangan suami istri yang telah Oleh karena itu, dalam konteks ini,

divonis tidak mungkin melahirkan hukum Islam dituntut akomodatif ter-

anak padahal mereka sangat men- hadap persoalan umat tanpa ke-

dambakan kehadiran anak dalam hilangan prinsip-prinsip dasarnya.

pelukannya di tengah-tengah keluar- Sebab kalau tidak, besar kemungkinan 21 ganya. Disamping itu ada yang

hukum Islam akan mengalami ke- bertujuan oleh Peraturan Pemerintah mandulan fungsi bagi kepentingan

RI Nomor 7 tahun 1977 tentang umat.

Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil Kenyataan tersebut dapat dilihat

pasal 16 ayat 2 dan ayat 3 antara lain dalam Kompilasi Hukum

(Ayat 2) Kepada pegawai negeri Islam, Disebutkan bahwa anak angkat

sipil yang mempunyai anak atau anak adalah anak yang dalam hal

angkat yang berumur kurang dari 18 pemeliharaan untuk hidupnya sehari-

tahun, belum pernah kawin, tidak hari, biaya pendidikan dan sebagainya

mempunyai penghasilan sendiri, dan beralih tanggung jawab dari orang tua

nyata menjadi tanggungannya, di- asal kepada orang tua angkatnya

berikan tunjangan anak sebesar 2 % berdasarkan putusan Pengadilan. 20 (dua persen) dari gaji pokok untuk

Pengangkatan anak yang dimaksud tiap-tiap anak. bertujuan untuk menolong atau

(Ayat u3) Tunjangan anak se- sekedar meringankan beban hidup

bagaimana dimaksud dalam ayat 2 bagi orang tua kandung.

diberikan sebanyak-banyaknya untuk Akan tetapi, berkaitan dengan

tiga orang anak, termasuk satu orang permasalahan dalam penelitian ini

anak angkat. Peraturan pemerintah bahwa pengangkatan anak telah

tersebut telah beberapa kali diubah dilakukan dengan cara dan motivasi yang berbeda-beda sejalan dengan

20 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di 21 Andi Syamsu. H.M. Fauzan, Hukum Indonesia (Jakarta: CV. Akademika Pressindo,

Pengangkatan Anak Perspektif Islam (Jakarta: 2007), h. 156.

Kencana, 2008), h. 216.

Maslahah , Vol.7, No. 1, Juni 2016 26 Maslahah , Vol.7, No. 1, Juni 2016 26

Peraturan

َُُ٘ثَسْقَلأْاَٗ ُِاَدِىاَْ٘ىا َكَسَر بٍََِّّ ٌتِٞصَّ ِهبَجِّسيِّى Pemerintah Nomor 26 Tahun 2001. 22 بٍََِّ َُُ٘ثَسْقَلأْاَٗ ُِاَدِىاَْ٘ىا َكَسَر بٍََِّّ ٌتِٞصَّ ِءآَعِّْيِىَٗ

Keadaan demikian, kemudian ber- بًضُٗسْفٍَّ بًجِٞصَّ َسُضَم َْٗأ ٍُِْْٔ َّوَق lanjut pada permasalahan mengenai

Artinya, Bagi laki-laki ada hak pemeliharaan harta kekayaan (harta

bagian dari harta peninggalan kedua warisan) baik dari orang tua angkat

orang tua dan kerabatnya, dan bagi maupun orang tua asli (kandung).

perempuan ada hak bagian (pula) dari Sedang cara untuk meneruskan

harta peninggalan kedua orang tua pemeliharaan harta kekayaan ini pun

dan kerabatnya, baik sedikit atau dapat dilakukan melalui berbagai jalur

banyak menurut bagian yang telah di sesuai dengan tujuan semula.

tetapkan ‛. 24

Hal-hal tersebut di atas, membuat Dan hadits rasulullah Saw. penyusun ingin melihat lebih jauh

َِْٔٞيَع ُالله َّٚيَص ِالله َهُْ٘ظَز :َهبَق ٍضبَّجَع ِِْثِإ َِْع makna filosofis yang terkandung dari

َٚىَْٗ ِلأ ََُٖ٘ف َِٚقَث بَََف ,بَِٖيَْٕؤِث ِضِئَسَفْىا ُقَذْىِإ( ٌََّيَظَٗ adanya pengangkatan anak yang kian

َِْٔٞيَع ٌقَفَّزٍُ )ٍسَمَذ ٍوُجَز marak dilakukan dengan berbagai

Artinya: ‚Berikanlah bagian-bagi- keinginan. karena keberadaannya,

an tertentu kepada orang-orang yang dalam Kompilasi Hukum Islam yang

berhak. Sesudah itu sisanya untuk orang laki- laki yang lebih utama‛. memberikan hak kepada anak angkat 25 untuk mendapatkan harta peninggalan

Dasar pewarisan yang berlaku (waris) dari orang tua angkat.

pada masa sebelum Islam adalah Kata faroid adalah bentuk jamak

pertalian kerabat ( Al-qarabah ), janji dari kata faridhah dengan menggu-

setia ( Al-hilf wa al- mu’aqadah ) dan nakan arti kata mafrudhah . Kata

pengangkatan anak ( At-tabanni ). mafrudhah terbentuk dari kata fardhi Dasar pertalian kerabat pada masa itu

yang bermakna memperkirakan. Fari- tidak berlaku mutlak tetapi hanya ahli dhah menurut syara’ adalah nama

waris laki-laki dewasa saja yang bagian yang sudah dipastikan bagi

berhak mewarisi, karena mereka yang waris yang berhak menerimanya. 23 secara fisik mampu membela dan

mempertahankan keluarga dari dalam firman Allah Swt dalam surat

Sebagaimana yang

dijelaskan

serangan musuh. Sedangkan anak- An-Nisa ayat 7,

anak perempuan tidak menerimanya. Janji setia merupakan perjanjian kerja sama antara dua orang atau lebih

24 Depag RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya Kewenangan Pengadilan Agama

Musthofa, Pengangkatan

Anak

(Bandung: PT Syaamil Cipta Media,1985), h. Kencana, 2008), hh. 41-42.

(Jakarta:

23 Syaikh Muhammad bin Qasim Al-Ghazi, 25 Al-Hafidz ibnu Hajar Al-Asqolani, Syaarah Fathul Qorib Al-Mujib (Surabaya:

Bulughul Maram Min ‘Adilatil Ahkam (Darul Darul I’lmi), h. 41.

Ihya Al- Kitabul ‘Arabiyah), h. 195.

27 Maslahah, Vol. 7, No. 1, Juni 2016 27 Maslahah, Vol. 7, No. 1, Juni 2016

Al-Anfal ayat 75, satu pihak meninggal dunia. Tujuan

ٌُْنَعٍَ اُٗدَٕبَجَٗ اُٗسَجبََٕٗ ُدْعَث ٍِِ اٍَُْ٘اَء َِِٝر َّىاَٗ terpenting kerja sama ini untuk

ٍضْعَجِث َٚىَْٗأ ٌُُْٖضْعَث ًِبَدْزَلأْا اُ٘ىُْٗأَٗ ٌُْنٍِْ َلِئَىُْٗؤَف meperoleh rasa aman. Pengangkatan

ٌٌِٞيَع ٍءَْٚش ِّوُنِث َالله َُِّإ ِالله ِةبَزِم ِٜف anak merupakan perbuatan yang

Artinya: ‚Dan orang-orang yang lazim. Kehadiran anak angkat di-

beriman setelah itu, kemudian ber- masukan sebagai keluarga besar

hijrah dan berjihad bersamamu maka bapaknya yang status hukumnya sama

mereka termasuk golonganmu.orang- dengan anak kandung termasuk

orang yang mempunyai hubungan sebagai ahli waris. 26 kerabat itu sebagaimana lebih berhak

Namun ketika Islam sempurna terhadap sesamanya (dari pada yang diturunkan, dasar pewarisan yang

bukan kerabat) menurut kitab Allah. diteruskan hanya yang pertama,

Sungguh, Allah mengetahui segala sedangkan yang lainnya ditiadakan.

sesuatu ‛. 28

Menurut ulama fikih, dasar pewarisan An-Nisa ayat 12 dalam Islam adalah pertalian darah

ََُِّّٖى ُِنَٝ ٌَّْى ُِإ ٌُْنُجاَْٗشَأ َكَسَربٍَ ُفْصِّ ٌُْنَىَٗ ( Al-qarabah ), hubungan perkawinan

ِدْعَث ٍِِ َِْمَسَر بٍََِّ ُعُثُّسىا ٌُُنَيَف ٌدَىَٗ ََُِّٖى َُبَم ُِئَف ٌدَىَٗ ( Al-musaharah ) dan memerdekakan

ُِإ ٌُزْمَسَر بٍََِّ ُعُثُّسىا ََُِّٖىَٗ ٍَِْٝدَْٗأآَِٖث َِِٞصُ٘ٝ ٍخَِّٞصَٗ hamba sahaya ( Wala’ ).

بٍََِّ َُُُِّضىا ََُِّٖيَف ٌدَىَٗ ٌُْنَى َُبَم ُِئَف ٌدَىَٗ ٌُْنَّى ُِنَٝ ٌَّْى Sebagaimana Allah Swt jelaskan

َُبَم ُِإَٗ ٍَِْٝدَْٗأآَِٖث َُُ٘صُ٘ر ٍخَِّٞصَٗ ِدْعَث ٍِِّ ٌُزْمَسَر dalam Al- qur’an surat An-Nisa ayat

ِّوُنِيَف ٌذْخُأَْٗأ ٌرَأ َُٔىَٗ ٌحَأَسٍْا َِٗأ ًخَىَلاَم ُسَزُ٘ٝ ٌوُجَز 7,12 dan Al-Anfal ayat 75,

Artinya , ‚Dan bagimu (suami- Artinya , ‚Bagi laki-laki ada hak

suami) seperdua dari harta yang bagian dari harta peninggalan kedua

ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika orang tua dan kerabatnya, dan bagi

mereka tidak mempunyai anak. Jika perempuan ada hak bagian (pula) dari

isteri-isterimu itu mempunyai anak, harta peninggalan kedua orang tua

maka kamu mendapat seperempat dari dan kerabatnya, baik sedikit atau

harta yang ditinggalkannya sesudah banyak menurut bagian yang telah di

dipenuhi wasiat yang mereka buat tetapkan 27 . ‛ atau (dan) seduah dibayar hutangnya.

Para isteri memperoleh seperempat

harta yang kamu tinggalkan jika kamu

Musthofa, Pengangkatan

Anak

tidak mempunyai anak. Jika kamu

Kewenangan Pengadilan Agama

(Jakarta:

Kencana, 2008), hh. 127-128.

27 Depag RI, Al- mempunyai anak, maka para isteri Qur’an dan Terjemahannya

(Bandung: PT Syaamil Cipta Media,1985), h. 78. 28 Ibid, h. 186.

Maslahah , Vol.7, No. 1, Juni 2016 28 Maslahah , Vol.7, No. 1, Juni 2016 28

pasal 209 Kompilasi Hukum Islam penuhi wasiat yang kamu buat atau

menentukan: (1) Harta peninggalan (dan) sesudah dibayar hutang-hutang-

anak angkat dibagi berdasarkan pasal- mu. Jika seseorang mati, baik laki-laki

pasal 176 sampai dengan 193 tersebut maupun perempuan yang tidak

di atas, sedangkan terhadap orang tua meninggalkan ayah dan tidak mening-

angkat yang tidak menerima wasiat galkan anak, tetapi mempunyai

diberi wasiat wajibah sebanyak- seorang saudara laki-laki (seibu saja)

banyak 1/3 dari harta warisan anak atau seorang saudara perempuan

angkatnya; (2) Terhadap anak angkat (seibu saja), maka bagi masing-

yang tidak menerima wasiat diberi masing dari kedua jenis saudara itu

wasiat wajibah sebanyak-banyaknya seperenam harta. Tetapi jika saudara-

1/3 dari harta warisan orang tua saudara seibu itu lebih dari seorang, 30 angkatnya.

maka mereka bersekutu dalam yang Kompilasi Hukum Islam menegas- sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat

kan bahwa antara anak angkat dengan yang dibuat olehnya atau sesudah

orang tua angkatnya tidak ada dibayar hutangnya dengan tidak mem-

hubungan kewarisan tetapi sebagai beri mudharat (kepada ahli waris).

pengakuan mengenai baiknya lem- (Allah menetapkan yang demikian itu

baga pengangkatan anak tersebut, sebagai) syari'at yang benar-benar

maka hubungan antara anak angkat dari Allah, dan Allah Maha Menge-

dengan orang tua angkatnya dikukuh- tahui lagi Maha Penyantun ‛. 29 kan dengan perantaraan wasiat atau

Pewarisan atas dasar memerde- wasiat wajibah. kakan hamba sahaya ( Wala’ ) sudah

Wasiat wajibah adalah tindakan tidak ada lagi pada masa sekarang

yang dilakukan oleh penguasa atau sehingga Kompilasi Hukum Islam

hakim sebagai aparat negara untuk tidak mencantumkan dasar perwarisan

memaksa atau memberi putusan wajib yang ketiga tersebut karena sudah

wasiat bagi orang yang telah mening- tidak relevan lagi. Dasar pewarisan

gal, yang diberikan kepada orang menurut Kompilasi Hukum Islam 31 tertentu dalam keadaan tertentu.

disebutkan dalam pasal 174 ayat (1): Menurut hukum Islam pada prin- (a) Golongan laki-laki, yang terdiri

sipnya mengakui dan membenarkan dari: ayah, anak laki-laki, saudara

pengangkatan anak dengan ketentuan laki-laki, paman dan kakek; (b) Golongan perempuan, yang terdiri

Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di dari: ibu, anak perempuan, saudara

Indonesia (Jakarta: CV. Akademika Pressindo, perempuan dan nenek.

2007), h. 164.

31 Musthofa,

Pengangkatan Anak

29 Kewenangan Pengadilan Agama Ibid, h. 79. (Jakarta: Kencana, 2008), h. 131.

29 Maslahah, Vol. 7, No. 1, Juni 2016 29 Maslahah, Vol. 7, No. 1, Juni 2016

Kandung Pemohon I dan Ibu Kandung mewarisi. 32 Pemohon I Mempunyai 4 (empat)

Salah satu contoh kasus dalam orang saudara kandung, masing- Penetapan Pengadilan Agama menge-

masing bernama: (a) Nama Saudara nai Pengangkatan anak Nomor Nomor

kandung 1 bin Ayah Kandung 0032/Pdt.P/2014/2014/PA.Bks. yaitu :

Pemohon I, laki-laki; (b) Nama Sau- Nama Pemohon 1, umur 51 tahun,

dara Kandung 2 binti Ayah Kandung agama Islam, pekerjaan Wiraswasta,

Pemohon I, perempuan; (c) Nama tempat tinggal di Kota Bekasi,

Saudara Kandung 3 binti Ayah selanjutnya disebut sebagai Pemohon

Kandung Pemohon I, perempan; (d) I; Nama Pemohon 2, umur 56 tahun,

Kakak Kandung Ayah Pemohon 1 bin agama Islam, pekerjaan Wiraswasta,

Ayah kakak Kandung Pemohon 1, tempat tinggal di Kota Bekasi,

laki-laki;

selanjutnya disebut sebagai Pemohon

1. Bahwa pada tanggal 16 Desember

II, bertindak untuk dan atas nama 2000, Kakak Kandung Pemohon 1 sendiri juga selaku kuasa dari: Nama

meninggal dunia disebabkan sakit, Pemohon 3 sampai Nama Pemohon 7.

sebagaimana surat kematian Pemohon memohon penetapan hak

No…/Kesra/XII/2000 yang dike- waris bagi ahli waris serta ssatu orang

oleh Lurah Kepala anak angkat yang bernama Nama

luarkan

Kelurahan….., Kecamatan ….., Pemohon 2 selaku anak angkat dari

Kota Bekasi tanggal 16 Desember Kakak Kandung Pemohon 1, dengan

2. Bahwa semasa hidupnya, Kakak Bahwa para Pemohon adalah kepo-

alasan alasan sebagai berikut: 33 (1)

Kandung Pemohon 1 tidak pernah nakan kandung dari Kakak Kandung

menikah, namun pada tahun 1958, Pemohon I karena Kakak Kandung

Kakak Kandung Pemohon 1 Pemohon I adalah sebagai kakak

mengangkat seorang anak kandung dari ayah Pemohon I

bernama Nama Pemohon 2 bernama Kakak Kandung Pemohon I

(Pemohon II); sedangkan pemohon II selaku anak

3. Bahwa sebelum Kakak Kandung angkat dari Kakak Kandung Pemohon

Pemohon 1 meninggal dunia, 2 I; (2) Bahwa Kakak Kandung

(dua) orang saudara kandungnya, Pemohon I adalah anak kandung dari

yaitu Nama Saudara Kandung 2 binti Ayah Kakak Kandung Pemohon 1 meninggal dunia

Data ini diperoleh melalui wawancara tahun1994 isebabkan sakit, dan dengan Firris Barlian, Hakim Pengadilan

Nama Saudara Kandung 3 binti Agama Bekasi pada tanggal 07 Nopember 2014 33 Pengadilan Agama Bekasi, Penetapan

Ayah Kandung Pemohon 1

Nomor 0032/Pdt.P/2014/2014/PA.Bks

meninggal dunia tahun 1976

Maslahah , Vol.7, No. 1, Juni 2016 30 Maslahah , Vol.7, No. 1, Juni 2016 30

Kandung Pemohon 1); (3) Nama dari Kakak Kandung Pemohon 1

Pemohon 2 (sebagai wasiat yaitu ayahnya bernama Ayah

wajibah);

Kakak Kandung Pemohon 1 dan

7. Bahwa oleh karena Kakak Kan- ibunya bernama Ibu Kakak

dung Pemohon 1 ada mening- Kandung Pemohon 1, keduanya

galkan wasiat yang diketahui oleh sudah meninggal lebih dahulu,

para ahli warisnya, maka Nama tahunnya para Pemohon sudah

Pemohon 2 selaku anak angkat lupa;

dari Kakak Kandung Pemohon 1

4. Bahwa pada saat Nama Saudara sepatutnya ditetapkan selaku Kandung 2 binti Ayah Kakak

penerima wasiat wajibah; Kandung Pemohon 1 dunia, ia

8. Bahwa setelah Kakak Kandung tidak di karuniai keturunan,

Pemohon 1, kedua ahli warisnya sedangkan Nama Saudara kandung

yang sah juga meninggal dunia,

3 binti Ayah Kakak Kandung yaitu Nama Saudara Kandung 1 Pemohon 1 saat meninggal,

Ayah Kakak Kandung menikah dengan laki-laki bernama

bin

Pemohon 1 meninggal dunia pada suami ke 2 saudara kandung 3 dan

tahun 2001 disebabkan sakit, di karuniai satu orang anak

dengan meninggalkan satu orang bernama Nama Pemohon 7;

anak laki-laki bernama: Nama

5. Bahwa pda saat Kakak Kandung Pemohon 6. Kemudian Kakak Pemohon 1 masih hidup, yaitu

Kandung Ayah Pemohon 1 bin pada tahun 1988, Kakak Kandung

Ayah Kakak Kandung Pemohon 1 Pemohon 1 ada meninggalkan

meninggal dunia pada tahun 2009 wasiat kepada anak angkatnya

disebabkan sakit, dengan mening- bernama Pemohon 2, sebagaimana

galkan 4 (empat) orang anak surat wasiat tertanggal 14 Juli

kandung masing-masing bernama: 1988;

Nama Pemohon 3, Nama Pemohon

1, Nama Pemohon 4 dan Nama Pemohon 1 meninggal dunia, ahli

6. Bahwa pada saat Kakak Kandung

Pemohon 5; waris yang ditinggalkan adalah

9. Bahwa oleh karena dua orang sebagai berikut: (1) Nama Saudara

saudara kandung Kakak Kandung Kandung bin Ayah Kandung

Pemohon 1, yaitu Nama Saudara Pemohon 1 (saudara kandung laki-

Kandung 1 bin Ayah Kakak laki); (2) Kakak Kandung Ayah

Kandung Pemohon 1, dan Kakak Pemohon 1 binAyah Kakak

Kandung Ayah Pemohon 1 bin Kandung 1 (saudara kandung laki-

Ayah Kakak Kandung Pemohon 1, laki); (3) Nama Pemohon 7 (ahli

telah meningal dunia, maka ahli waris pengganti dari Nama

waris

dari Kakak Kandung

31 Maslahah, Vol. 7, No. 1, Juni 2016

Pemohon 1 saat ini adalah sebagai pada tanggal 16 Desember 2000 berikut: (1) Nama Pemohon 6

adalah sebagai berikut: (1) Nama (sebagai keponakan kandung); (2)

Pemohon 6 (sebagai keponakan Nama

kandung); (2) Nama Pemohon 3 keponakan kandung); (3) Nama

Pemohon 3

(sebagai

(sebagai keponakan kandung); (3) Pemohon 1 (sebagai keponakan

Pemohon 1 (sebagai kandung); (3) Nama Pemohon 4

Nama

keponakan kandung); (4) Nama (sebagai keponakan kandung); (3)

Pemohon 4 (sebagai keponakan Nama

kandung); (5) Nama Pemohon 5 keponakan kandung); (4) Nama

Pemohon 5

(sebagai

(sebagai keponakan kandung); (6) Pemohon 7 (sebagai keponakan

Pemohon 7 (sebagai kandung); (5) Nama Pemohon 2

Nama

keponakan kandung); (6) Nama (selaku penerima wasiat wajibah);

Pemohon 2 (sebagai penerima

10. Bahwa para Pemohon mengajukan wasiat wajibah); permohonan penetapan ahli waris

Menetapkan biaya perkara sesuai ini adalah untuk persyaratan balik

hukum yang berlaku. nama akta/pengurusan harta pe-

MENETAPKAN (1) Mengabulkan ninggalan Almarhumah Kakak

permohonan para Pemohon; (2) Kandung Pemohon 1, serta untuk

Menetapkan, Ahli Waris yang sah dari kepentingan hukum lainnya;

Almarhumah

................... yang

11. Bahwa untuk kepentingan seba- meninggal dunia pada tanggal 16 gaimana tersebut di atas, para

Desember 2000 adalah sebagai Pemohon memohon kepada yang

berikut: (a) Nama Pemohon 6 terhormat Bapak Ketua Penga-

(sebagai keponakan kandung); (b) dilan Agama Bekasi untuk me-

Nama Pemohon 3 (sebagai keponakan netapkan ahli waris dari Almar-

kandung); (c) Nama Pemohon 1 humah Kakak Kandung Pemohon

(sebagai keponakan kandung); (d)

1 dan Nama Pemohon 2 sebagai Nama Pemohon 4 (sebagai keponakan penerima wasiat wajibah dari

kandung); (e) Nama Pemohon 5 Kakak Kandung Pemohon 1;

(sebagai keponakan kandung); (f)

12. Bahwa dengan uraian tersebut, Nama Pemohon 7 (sebagai keponakan para Pemohon memohon kepada

kandung); (8) Nama Pemohon 2 Ketua Pengadilan Agama Bekasi

(sebagai penerima wasiat wajibah); dapat mengabulkan permohonan

(3) Menetapkan biaya perkara sesuai para Pemohon dengan menetapkan

hukum yang berlaku. sebagai berikut: (1) Mengabulkan

Dari kasus diatas dapat disimpul- permohonan para Pemohon; (2)

kan dimana dalam pertimbangan Menetapkan ahli waris yang sah

hukumnya, hakim memutuskan bahwa dari almarhumah Kakak Kandung

dalam menetapkan hak waris yang Pemohon 1 yang meninggal dunia

harus di dahulukan yaitu orang-orang

Maslahah , Vol.7, No. 1, Juni 2016 32 Maslahah , Vol.7, No. 1, Juni 2016 32

tentang warisan antara ibu dan anak telah dijelaskan dalam QS. Al-Ahzab yang lahir di luar perkawinan yaitu

ayat 6 dan Kompilasi Hukum Islam termuat dalam pasal 862 sampai Pasal 174 Ayat (1) menggolongkan

dengan pasal 873 BW. ahli waris menurut hubungan darah

Menurut BW seorang anak ada ini kedalam 2 (dua) golongan yaitu :

kemungkinan tidak hanya tak mem- (a) Golongan laki-laki, yang terdiri

punyai bapak, tetapi juga tak dari: ayah, anak laki-laki, saudara

mempunyai ibu dalam arti bahwa laki-laki, paman dan kakek. (b)

anak dan orang perempuan yang Golongan perempuan, yang terdiri

melahirkannya tidak ada perhubungan dari: ibu, anak perempuan, saudara

sama sekali mengenai perempuan dan nenek. Sehingga

hukum

pemberian nafkah, warisan, dan lain- terhadap anak angkat tetap diberikan

lain.

hak dari harta peninggalan orang tua Perhubungan hukum ini baru ada angkatnya yaitu berupa wasiat

apabila ibu mengakui anak itu sebagai wajibah yang tidak melebihi dari

Pengakuan itu harus ketentuan Kompilasi Hukum Islam

anaknya.

dilakukan dengan cara tertentu yaitu Pasal 209 ayat (1) & (2). 34 menurut pasal 218 BW dalam Akta

Kelahiran si anak atau secara akta Hukum Kewarisan Bagi Anak

otentik sendiri, yaitu dengan akta Angkat Menurut Kitab Undang-

notaris atau dengan akta di muka Undang Hukum Perdata

‚pegawai catatan sipil‛. Hak waris anak luar kawin diatur

Undang-undang tidak secara tegas dalam Bab XII bagian III Buku I

mengatur mengenai siapa yang KUHPerdata

dimaksud dengan anak luar kawin dalam hal adanya anak-anak luar

tentang

pewarisan

tersebut. Menurut pasal 272 KUH- kawin. Mengatur mengenai pewarisan

Perdata menyebutkan bahwa : anak luar kawin, baik dalam hal anak

‚Kecuali anak-anak yang di- luar kawin yang diakui bertindak

benihkan dalam zinah atau dalam sebagai ahli waris yaitu hak waris

sumbang, tiap-tiap anak, tiap-tiap aktif maupun dalam hal anak luar

anak yang diperbuahkan diluar kawin yang berkedudukan sebagai

perkawinan, dengan kemudian kawin- pewaris yaitu hak waris pasif.

nya bapak dan ibunya, akan menjadi Dalam hukum perdata ( Burgerlijk

sah, apabila kedua orang tua itu Wetboek ) terdapat peraturan istime-

sebelum kawin telah mengakuinya menurut ketentuan undang-undang

34 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia (Jakarta: CV. Akademika Pressindo,

2007), h. 164.

33 Maslahah, Vol. 7, No. 1, Juni 2016 33 Maslahah, Vol. 7, No. 1, Juni 2016

Mungkin pula anak yang lahir di orang tua yang mengakuinya terikat, luar perkawinan diakui oleh orang

dan tidak merugikan anak-anak yang laki-laki yang mengakui bahwa ia

dilahirkan dalam perkawinan tersebut, yang menyebabkan lahirnya anak itu.

maka pengakuan itu dapat meng- Anak luar kawin baru dapat mewaris

untungkan anak luar kawin tersebut, apabila mempunyai hubungan hukum

artinya anak luar kawin tersebut dapat dengan pewaris. Hubungan hukum itu

mewaris dari orang tua yang timbul dengan dilakukannya pengaku-

mengakuinya.

an. Dalam pasal 285 KUHPerdata Dalam KUHPerdata, hanya mere- menyebutkan bahwa:

ka yang mempunyai hubungan hukum ‚Pengakuan yang dilakukan sepa-

dengan pewaris yang berhak mewaris. njang perkawinan oleh suami atau

Hubungan hukum antara anak luar istri atas kebahagiaan anak luar

kawin dengan ayah ibunya, timbul kawin, yang sebelum kawin telah

sesudah ada pengakuan dari ayah olehnya dibuahkan dengan orang lain

ibunya tersebut. Hubungan hukum dari istri atau suaminya, tak akan

tersebut bersifat terbatas, dalam arti merugikan baik bagi istri atau suami

hubungan hukum itu hanya ada antara maupun bagi anak yang dilahirkan

anak luar kawin yang diakui dengan dari perkawinan mereka‛. 36 Peng-

ayah ibu yang mengakuinya. akuan sepanjang perkawinan adalah

Hak waris aktif anak luar kawin pengakuan yang dilakukan suami atau

diatur dalam Pasal 862 sampai dengan istri yang mengakui anak itu sewaktu