PENGARUH PENDAPATAN KELUARGA DAN JUMLAH

EKONOMI MIKRO LANJUTAN
TUGAS INDIVIDU
Pengaruh Jumlah Pendapatan Keluarga dan Jumlah Anggota
Keluarga terhadap Sistem Pembelian Sepeda Motor yang
Dipilih

[email protected]
Oleh:
Nama: Yuusufa Ramanda Indra Asmara
Nim : 1206105022

Disajikan dalam Rangka Tugas Akhir
Mata Kuliah Ekonomi Mikro Lanjutan

Dosen pengampu : Dr. Ketut Djayastra, SE, SU
Mahasiswa Strata 1 Fakultas Ekonomi Universitas Udayana
Denpasar, Bali 2015

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Seperti yang telah kita ketauhi sebelumnya, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa di
negara Indonesia khususnya di Bali, dapat kita lihat bahwa terjadi peningkatan jumlah
penduduk yang sangat signifikan dan terus mengalami kenaikan yang sangat pesat setiap
waktunya. Kenaikan jumlah penduduk yang sangat pesat tersebut pasti akan diikuti
dengan naiknya jumlah permintaan kebutuhan masyarakat akan barang-barang yang
dibutuhkannya, antara lain barang kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Barang-barang
tersebut yang sangat dibutuhkan masyarakat saat ini salah satunya adalah sepeda motor.
Di zaman saat ini terlebih di kota-kota besar yang dimana masyarakatnya memiliki
mobilitas yang sangat tinggi, sepeda motor bagi masyarakat sudahlah dianggap sebagai
sebuah barang yang sangat vital dan wajib untuk dimiliki oleh setiap keluarga. Dengan
sepeda motor, sebuah keluarga dapat melakukan aktifitas sehari-harinya dalam hal
mobilitas, sehingga dengan fungsinya yang sangat penting tersebut, maka mau tidak mau
sebuah keluarga dituntut untuk dapat memiliki agar dapat menunjang dan memudahkan
anggota keluarganya dalam bepergian. Oleh karena itu permintaan masyarakat akan
sepeda motor terus meningkat pula.
Permasalahannya disini adalah dimana setiap keluarga tidaklah memiliki
kemampuan ekonomi atau finansial yang sama. Akan tetapi setiap keluarga dituntut untuk
harus memiliki sepeda motor di era saat ini. Bila dalam suatu keluarga tidak memiliki
sepeda motor, maka keluarga tersebut akan mengalami kesulitan sendiri dalam melakukan

mobilitas termasuk untuk pergi bekerja, bersekolah atau bepergian lainnya. Oleh karena
itu setiap keluarga akan tetap berusaha untuk membelinya sebagaimana keluarga membeli
barang-barang kebutuhan primer yang mau tidak mau harus tetap dapat dipenuhi
bagaimanapun kondisi perekonomiannya. Tentulah pasti kita disini akan berpikir
bagaimana caranya dengan pendapatan yang kecil namun tetap dapat melakukan
pembelian motor. Dari fenomena tersebut, maka para dealer motor dan pihak swasta
menyediakan jenis layanan pembelian sepeda motor secara kredit dan tunai. Dimana

dengan sistem pembelian kredit dapat menjangkau semua kalangan mulai dari kalangan
bawah, menengah ataupun atas sehingga mereka dapat memiliki sepeda motor walaupun
dengan dana yang sangat terbatas.
Dari uraian yang sudah disampaikan oleh penulis di atas, disini penulis tertarik dan
bermaksud untuk menghubungkan keputusan keluarga untuk memilih sistem pembelian
sepeda motor yang digunakan, dimana vaariabel ini adalah variabel terikatnya atau
dependent variable(Y), sedangkan jumlah pendapatan yang dimiliki keluarga serta jumlah
anggota keluarganya sendiri merupakan variabel bebasnya atau independent variable(X1,
X2). Saya memilih variabel keputusan memilih sistem pembelian sepeda motor ini
dimana seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa saat ini ada 2 macam sistem
pembelian sepeda motor yang terdapat di masyarakat yakni kredit dan tunai. Kemudian
menurut penulis variabel yang berkaitan erat memiliki hubungan dekat dan dapat

mempengaruhi keputusan suatu keluarga dalam sistem pembelian sepeda motor tersebut
adalah pendapatan keluarga dan jumlah anggota keluarga. Penulis merasa cocok untuk
memilih variabel-variabel tersebut karena Pendapatan keluarga seperti yang kita tahu
akan sangat memiliki pengaruh terhadap pengeluaran keluarga yang mana keputusan
pembelian sepeda motor ini tidak lain merupakan bentuk dari pengeluaran sebuah
keluarga. Sedangkan jumlah anggota keluarga sendiri juga sangat berperan dan memiliki
andil dalam keluarga untuk membuat keputusan memilih sisem pembelian sepeda motor.
Dalam hal ini untuk mengetahui hubungan pendapatan keluarga dan jumlah angota
keluarga terhadap keputusan keluarga untuk memiih sistem pembelian motor yang
diinginkannya, penulis menggunakan data dalam bentuk tabel. Diharapkan dari
penggunaan data dalam bentuk tabel dapat mempermudah penulis untuk mengkaji data
dan memperoleh data yang benar yang diambil dari sumber yang terpercaya.
Berikut di bawah ini penulis telah sajikan Tabel Data Keluarga-keluarga dari
Mahasiswa/Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana:

NO NAMA
KELUARGA
1 Ogi
2 Syarif
3 Widi

4 Cintya
5 Komang
6 Deddy
7 Fitria
8 Yuni
9 Sri Mulyani
10 Mulya
11 Bunga
12 Wahidah Ayu
13 Danendra
14 Gung Dipta
15 Yossi
16 Septian
17 Dewi Utami
18 Gung Yudha
19 Wedha
20 Septi
21 Herni
22 Ledy
23 Dede

24 Ari Luwihadi
25 Finkayana
26 Hesty

SISTEM PEMBELIAN MOTOR
(Y)
(0="kredit" ; 1="tunai")
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1

1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1

PENDAPATAN KELUARGA
JUMLAH ANGGOTA KELUARGA
(X1)
(X2)
(dalam ribuan rupiah)
(dalam satuan orang)

2500
3400
2000
2000
2000
2000
1200
5000
3000
7000
6000
5000
40000
6000
1700
3500
5000
5500
4000
1500

4000
3500
1500
3000
3400
7000

5
6
6
5
4
5
3
5
4
4
7
5
4

4
6
4
4
4
4
3
4
5
3
4
4
6

B. Rumusan Masalah
1.

Bagaimana pengaruh dan hubungan antara pendapatan keluarga dengan keputusan

2.


keluarga untuk memilih sistem pembelian sepeda motor secara parsial?
Bagaimana pengaruh dan hubungan antara jumlah anggota keluarga dengan

3.

keputusan keluarga untuk memilih sistem pembelian sepeda motor secara parsial ?
Bagaimana pengaruh dan hubungan pendapatan keluarga dan jumlah anggota
keluarga terhadap keputusan keluarga untuk memilih sistem pembelian sepeda motor
secara simultan (serempak)?

C. Tujuan Penulisan
1. Menganalisis pengaruh dan hubungan antara pendapatan keluarga dengan keputusan
keluarga untuk memilih sistem pembelian sepeda motor secara parsial
2. Menganalisis pengaruh dan hubungan antara jumlah anggota keluarga dengan
keputusan keluarga untuk memilih sistem pembelian sepeda motor secara parsial
3. Menganalisis pengaruh hubungan pendapatan keluarga dan jumlah anggota keluarga
terhadap keputusan keluarga untuk memilih sistem pembelian sepeda motor secara
simultan (serempak)


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI
Konsep Kredit
Mungkin hampir secara keseluruhan di antara kita, sudah pernah mendengar kata
"kredit",karena memang kata "kredit" ini sudah sangat umum di masyarakat. Mau beli panci
dengan cara mencicil berarti berhubungan dengan kredit. Mau membeli rumah dengan cara
mencicil berarti berhubungan dengan kredit. Mau beli motor dengan cara mencicil berarti
berhubungan dengan kredit dan pembelian barang lainnya dengan cara mencicil berarti
berhubungan dengan kredit. Apa yang dimaksud dengan kredit?
Para ahli telah mengemukakan pendapatnya sehubungan dengan pengertian kredit, antara lain
sebagai berikut :
1. Hasibuan (2009) mengatakan bahwa pengertian kredit adalah semua jenis pinjaman
yang harus dbayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan
perjanjian yang telah disepakati.
2. Kasmir (2008) mengatakan bahwa pengertian kredit atau pembiayaan dapat berupa
uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang.
3. Muljono (2007) mengatakan bahwa pengertian kredit adalah kemampuan untuk
melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu
perjanjian pembayarannya akan ditangguhkan pada jangka waktu yang telah
disepakati.
4. Menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1998 Tentang Perbankan pengertian kredit
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank
dengan pihak lain, peminjam berkewajiban untuk melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau bagi hasil yang telah ditetapkan

Konsep Pendapatan
Pendapatan merupakan jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga
yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perorangan dalam rumah
tangga. Pendapatan adalah penerimaan tingkat hidup dalam satuan rupiah yang dapat
dinikmati seorang individu atau keluarga yang didasarkan atas penghasilannya atau sumbersumber pendapatan lain. Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk
atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan ataupun
tahunan. (Sukirno, 2006:47)


Klasifikasi Pendapatan

Beberapa klasifikasi pendapatan antara lain:
1) Pendapatan pribadi, yaitu; semua jenis pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan suatu
kegiatan apapun yang diterima penduduk suatu Negara.
2) Pendapatan disposibel, yaitu; pendapatan pribadi dikurangi pajak yang harus dibayarkan
oleh para penerima pendapatan, sisa pendapatan yang siap dibelanjakan inilah yang
dinamakan pendapatan disposibel.
3) Pendapatan nasional, yaitu; nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa yang
diproduksikan oleh suatu Negara dalam satu tahun.
Penghasilan atau pendapatan merupakan hal ataupun masalah yang sangat penting
dalam kehidupan masyarakat, karena pendapatan dapat mempengaruhi pola hidup seseorang.
Tinggi rendahnya pendapatan masyarakat suatu negara menentukan tingkat kesejahteraan
masyarakat suatu negara tersebut. Jika pendapatan masyarakat suatu negara tinggi maka
tingkat kesejahteraan masyarakat negara tersebut akan tinggi dan begitu sebaliknya, hal ini
juga berlaku pada suatu rumah tangga.Pendapatan masyarakat yang digunakan untuk
mengembalikan kredit, harus jelas dan riil. Pendapatan masyarakat tersebut sebagai sumber

penghasilan dari berbagai macam mata pekerjaan, seperti pegawai negeri, wiraswasta, petani,
pengusaha dan pengrajin.
Konsep Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah anggota keluarga sangat menentukan jumlah kebutuhan keluarga.Semakin
banyak anggota keluarga berarti semakin banyak pula jumlah kebutuhan keluarga yang harus
dipenuhi.Begitu pula sebaliknya, semakin sedikit anggota keluarga berarti semakin sedikit
pula kebutuhan yang harus dipenuhi keluarga. Sehingga dalam keluarga yang jumlah
anggotanya banyak, akan diikuti oleh banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi. Semakin
besar ukuran rumah tangga berarti semakin banyak anggota rumahtangga yang pada
akhirnya akan semakin berat beban rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan sehariharinya. Demikian pula jumlah anak yang tertanggung dalam keluarga dan anggotaanggota keluarga yang cacat maupun lanjut usia akan berdampak pada besar kecilnya
pengeluaran suatu keluarga. Mereka tidak bisa menanggung biaya hidupnya sendiri sehingga
mereka bergantung pada kepala keluarga dan istrinya. Anak-anak yang belum dewasa perlu
di bantu biaya pendidikan, kesehatan, dan biaya hidup lainnya.
Menurut Mantra (2003) yang termasuk jumlah anggota keluarga adalah seluruh
jumlah anggota keluarga rumah tangga yang tinggal dan makan dari satu dapur
dengan kelompok penduduk yang sudah termasuk dalam kelompok tenaga kerja.Kelompok
yang dimaksud makan dari satu dapur adalah bila pengurus kebutuhan sehari-hari dikelola
bersama- sama menjadi satu. Jadi, yang termasuk dalam jumlah anggota keluarga adalah
mereka yang belum bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari karena belum bekerja (dalam
umur non produktif) sehingga membutuhkan bantuan orang lain (dalam hal ini orang tua).
Hubungan Pendapatan dengan Sistem Pembelian Sepeda Motor
Setidaknya yang menjadi alasan terbesar konsumen membeli kendaraan bermotor
secara kredit adalah faktor dana yang terbatas, sementara kebutuhan lain yang harus di penuhi
juga banyak sehingga konsumen memberanikan diri untuk memiliki motor secara kredit.
Memang diakui bahwa pembelian secara tunai jauh lebih menguntungkan dan lebih aman di
bandingkan secara kredit. Namun, jika ternyata dana tunai tidak mencukupi, tidak ada
salahnya secara kredit. Tetapi, keputusan mencicil motor ini bisa disesuaikan dengan
kebutuhan dan pengeluaran keluarga per bulannya. Seorang eksekutif diperusahaan sepeda
motor menuturkan, hamper sekitar 90% pembelian sepeda motor menggunakan fasilitas

kredit. Produk yang diminati adalah tipe bebek dan matic. Hanya sedikit konsumen yang
membeli secara kredit di segmen sepeda motor sport terutama kelas 400cc dikarenakan
harganya yang relatif mahal yang biasanya hanya dibeli oleh konsumen yang berpendapatan
tinggi. Adapun faedah dalam membeli sepeda motor secara kredit, yakni meringankan daya
beli konsumen yang artinya lebih banyak kepada unsure keringanan dalam penyediaan uang
muka dan besaran cicilan per bulan. Jadi pada dasarnya kebutuhan akan sepeda motor akan
terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan makin pesatnya
pertumbuhan kendaraan di negara ini. Pembelian sepeda motor secara kredit adalah solusi
yang tepat untuk memiliki sepeda motor meskipun hanya memiliki dana yang sangat minim.
Konsumen dapat menyicilnya setiap bulan dengan bunga yang ringan dan menurut saya
menyicil per bulan itu tidak berasa sehingga sangat dapat membantu kita.
Pembelian secara kredit juga mempunyai keuntungan diantaranya kita tidak harus
memiliki uang dalam jumlah banyak untuk mendapatkan motor. Banyaknya pilihan produk
motor akan menambah minat dari konsumen untuk membelinya sehingga dengan dana
terbatas sedangkan hasrat untuk memiliki sepeda motor sangat tinggi maka terjadilah
pembelian motor secara kredit. Jadi pada dasarnya kebutuhan akan alat transportasi pribadi
akan terus mengalami kenaikan. Tetapi hal ini tidak diiringi dengan peningkatan pendapatan
yang dimiliki oleh masyrakat pada umumnya yang mana pendapatannya hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan pokok saja.
Dengan terbatasnya dana yang dimiliki oleh masyarakat,maka munculah program
pembelian secara kredit yang ditawarkan oleh pihak swasta atau pihak leasing.Keuntungan
dalam melakukan pembelian secara kredit, kita tidak harus memiliki uang dalam jumlah tunai
untuk memiliki motor.Alat transportasi pribadi bukanlah merupakan salah satu kebutuhan
pokok manusia. Tetapi peningkatan kebutuhan setiap individu akan alat transportasi pribadi
terus meningkat karena seiring dengan perkembangan zaman.Namun hal ini tidak seimbang
dengan peningkatan pendapatan masyarakat pada umumnya.

Oleh karena itulah muncul sebuah penawaran program pembelian kendaraan bermotor
yang dapat dilakukan secara kredit. Dalam hal ini faktor biaya yang terbatas merupakan salah
satu alasan terbesar konsumen dalam membeli kendaraan secara kredit, dimana masih banyak
kebutuhan lain yang harus dipenuhi konsumen selain membeli kendaraaan. Keputusan
konsumen untuk melakukan pembelian secara kredit terjadi akibat faktor dana. Faktor dana

adalah faktor yang menjadi hal utama konsumen melakukan pembelian secara kredit.
Konsumen menginginkan untuk memiliki kendaraan tetapi tidak memiliki cukup dana tunai
untuk membeli. Oleh karena itu dapat ditarik benang merah bahwa semakin tinggi
pendapatan yang dimiliki dengan kata lain semakin tingi dana yang dimiliki maka suatu
keluarga memungkinkan dapat melakukan pembelian yang nilainya lebih besar contohnya
sistem pembelian tunai dibandingkan dengan keluarga yang pendapatannya rendah.

Selain itu ada juga konsumen yang memang tergolong memiliki pendapatan yang
cukup untuk melakukan pembelian secara tunai, tetapi memilih kredit karena ada kebutuhan
lain yang harus di penuhi. Terkait dengan biaya maka kebanyakan konsumen melakukan
pembelian secara kredit adalah konsumen yang tergolong mempunyai pendapatan kelas
menengah. Selain itu disini pembelian sepeda motor merupakan jenis konsumsi dan termasuk
pengeluaran, sehingga dapat dihubungkan dengan teori konsumsi. Dalam ilmu ekonomi,
konsumsi diartikan sebagai semua penggunaan barang dan jasa yang dilakukan manusia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengeluaran konsumsi dilakukan dengan maksud
untuk mempertahankan taraf hidup. Pada tingkat pendapatan rendah, pengeluaran konsumsi
pertama-tama dibelanjakan untuk kebutuhan-kebutuhan pokok guna memenuhi kebutuhan
jasmani. Konsumsi pangan adalah terpenting, karena pangan merupakan jenis barang utama
untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Akan tetapi terdapat berbagai macam barang
konsumsi (termasuk sandang, perumahan, bahan bakar dan sebagainya) yang dapat dianggap
sebagai kebutuhan untuk menyelenggarakan rumah tangga. Keanekaragamannya tergantung
pada tingkat

pendapatan

rumah

tangga. Tingkat

pendapatan yang

berbeda-beda

mengakibatkan perbedaan taraf konsumsi.
Pengeluaran konsumsi pertama-tama ditentukan oleh tingkat pendapatan, tetapi
banyak lagi faktor lain yang mempangaruhi tingkat konsumsi yaitu jumlah anggota keluarga,
tingkat usia mereka dan faktor-faktor lainnya seperti harga-harga nisbi berbagai jenis barang
konsumsi juga berarti penting sebagai penentu (Sicat dan Arndt, 1991). Pengeluaran
konsumsi atau private consumption expenditure meliputi semua pengeluaran rumah tangga
keluarga dan perseorangan serta lembaga-lembaga swasta bukan perusahaan untuk membeli
barang-barang dan jasa-jasa yang langsung dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan
mereka. Pembelian barang-barang tahan lama yang baru seperti mobil, pesawat televisi dan
sebagainya selain bangunan rumah termasuk variable ekonomi pengeluaran konsumsi
(Soediyono, 1984).

Teori Engel’s yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan keluarga
semakin rendah persentasi pengeluaran untuk konsumsi makanan (Sumarwan, 1993).
Berdasarkan teori klasik ini, maka keluarga bisa dikatakan lebih sejahtera bila persentasi
pengeluaran untuk makanan jauh lebih kecil dari persentasi pengeluaran untuk bukan
makanan. Artinya proporsi alokasi pengeluaran untuk pangan akan semakin kecil dengan
bertambahnya pendapatan keluarga, karena sebagian besar dari pendapatan tersebut
dialokasikan pada kebutuhan non pangan.


Hubungan Jumlah Anggota Keluarga terhadap Sistem Pembelian Sepeda
Motor
Sama seperti di atas, pembelian sepeda motor merupakan termasuk bentuk konsumsi
atau pengeluaran. Semakin banyak jumlah keluarga maka dapat diartikan bahwa
semakin besar biaya yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Jumlah anggota keluarga atau ukuran keluarga juga mempengaruhi pola
konsumsi. Hasil Survei Biaya Hidup (SBH) tahun 1989 membuktikan bahwa
semakin besar jumlah anggota keluarga semakin besar proporsi pengeluaran
keluarga untuk makanan dari pada untuk bukan makanan. Ini berarti semakin kecil
jumlah anggota keluarga, semakin kecil pula bagian pendapatan untuk kebutuhan
makanan (Sumarwan, 1993). Selebihnya, keluarga akan mengalokasikan sisa
pendapatannya untuk konsumsi bukan makanan. Dengan demikian, keluarga dengan
jumlah anggota sedikit relatif lebih sejahtera dari keluarga dengan jumlah anggota
besar.

.

2.2 KERANGKA PENELITIAN

Kerangka ini adalah konsep untuk mengungkapkan dan menentukan
persepsi dan keterkaitan antara variable yang akan diteliti diuraikan dengan
kajian teori diatas. Mengacu pada teori yang ada, maka garis besar penelitian ini
yaitu melihat pengaruh antara pendapatan keluarga dan jumlah anggota keluarga
terhadap keputusan sistem pembelian sepeda motor melalui proses analisis data.
Sebagaimana dapat dilihat dari bagan di bawah ini:

PP
PENDAPATAN
KELUARGA
(X1)

JUMLAH
ANGGOTA
KELUARGA
(X2)

KEPUTUSAN
SISTEM
PEMBELIAN
SEPEDA MOTOR
(Y)

BAB III
METODELOGI

A. Jenis Data
Jenis data yag digunakan adalah jenis data primer.

B. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh adalah berasal dari kuisioner dan wawancara yang
penullis lakukan terhadap para responden. Responden berasal dari keluarga dari para
mahasiswa dan mahasiswi yang berada di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana. Sedangkan untuk penjelasan mengenai teori yang mendukung
variabel-variabel yang penulis tetapkan dalam model, diperoleh dari internet, seperti
pada website website resmi yang berisikan materi materi untuk menunjang paper ini
dan sumber data lain yang digunakan adalah buku.

C. Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan adalah berupa kualitatif dan tabel. Hal tersebut
digunakan agar penulis lebih mudah dalam membagi data dari sekian banyak data,karena
awal untuk menghubungkan dua variabel atau lebih harus membagi data itu terlebih
dahulu. Selain itu, penulis juga menggunakan rumus analisis regresi. Regresi yang
digunakan dalam model ini adalah jenis Regresi Binary Logistic. Bentuk rumusan
matematik dari analisis regresi dengan variabel terikat yang dihitung dengan
menggunakan regresi logistik dipergunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen (bebas) yaitu pendapatan keluarga dan jumlah anggota keluarga terhadap
variabel dependen (terikat) yaitu keputusan sistem pembelian sepeda motor adalah
sebagai berikut:
= 5,221 + 0.002X1 –2,673X2

Keterangan :

= Sistem Pembelian Sepeda Motor. 0 untuk responden yang menggunakan
sistem kredit dan 1 untuk responden yang menggunakan sistem tunai
X1

= Pendapatan Keluarga

X2

= Jumlah Anggota Keluarga
Teknik estimasi variabel dependen (terikat) yang melandasi analisis regresi

disebut ordinary least squares (pangkat kuadrat terkecil biasa). Inti metode OLS adalah
mengestimasi suatu garis regresi dengan jalan meminimalkan jumlah dari kuadrat
kesalahan setiap observasi terhadap garis tersebut.
3. Uji Hipotesis
Pendekatan

yang

diperlukan

dalam

pengujian

variabel-variabel

yang

mempengaruhi yaitu jumlah pendapatan keluarga dan jumlah anggota keluarga adalah
uji signifikan. Signifikan secara umum merupakan suatu prosedur untuk memeriksa
benar atau tidaknya suatu hipotesis nol.
a. Uji F digunakan untuk melihat signifikansi secara statistik pengaruh variabel
independen secara serentak terhadap variabel dependen.
1) H0: b1-b2 = 0
Tidak ada pengaruh secara simultan variabel independen (jumlah
pendapatan keluarga dan jumlah anggota anggota) terhadap variabel
dependen (sistem pembelian sepeda motor).

H1: b1-b2 0
Ada pengaruh secara simultan variabel independen (jumlah
pendapatan keluarga dan jumlah anggota keluarga) terhadap variabel
dependen (sistem pembelian sepeda motor).
2)
3)

 = 0,05
- Signifikansi F ≤ 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak,
tidak ada pengaruh secara simultan variabel independen
variabel dependen.

artinya
terhadap

- Jika signifikansi F ˃ 0,05, maka H 0 ditolak dan H1 diterima, artinya
ada pengaruh secara simultan variabel independen terhadap variabel
dependen.
b. Uji t digunakan untuk melihat kuat atau tidaknya pengaruh variabel
independen secara parsial terhadap variabel dependen.
1) H0 : bi = 0
Tidak ada pengaruh secara parsial variabel independen (jumlah
pendapatan keluarga dan jumlah anggota keluarga) terhadap variabel
dependen (sistem pembelian sepeda motor).
H1: bi 0
Ada pengaruh secara parsial variabel independen (jumlah
pendapatan keluarga dan jumlah anggota keluarga) terhadap variabel
dependen (sistem pembelian sepeda motor).
2) α = 0,05
3) – Jika signifikansi t >0,05, maka H 0 diterima, dan H1 ditolak yang artinya
tidak ada pengaruh secara parsial variabel independen terhadap variabel
dependen.
- Jika Signifikansi t < 0,05, maka H 0, ditolak dan H1 diterima yang artinya
ada pengaruh secara parsial variabel independen terhadap variabel
dependen.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Hasil Regresi dan Laporan Regresi
Table Hasil Regresi Logistik Responden dengan Sistem Pembelian Sepeda Motor
Variables in the Equation
Step
a
1

B
,002
-2,673
5,221

X1
X2
Constant

S.E.
,001
1,226
2,942

Wald
4,784
4,754
3,150

df
1
1
1

Sig.
,029
,029
,076

Exp(B)
1,002
,069
185,154

a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2.

Persamaan Regresi:
=

5,221 + 0,002X1 –2,673X2

Sb

=

(2,942) (0,001)

t

=

(1,774) (2,187)

(2,180)

Sig

=

(0,076) (0,029)

(0,029)

R2 = 0,735

(1,226)

F = 20,251

Interpretasi Persamaan Regresi Logistik
Interpretasi koefisien persamaan regresi logistik sebagai berikut:

0

= 5,221

Koefisien

0

senilai 5,221 menandakan bahwa apabila menganggap variabel lain

bernilai konstan, secara rata-rata nilai logit akan meningkat sebesar 5,221. Ini berarti,
apabila variabel lain dianggap konstan, maka probabilitas keputusan keluarga untuk
memilih sistem pembelian tunai sepeda motor meningkat sebesar 0,99 atau 99 persen
(

).

1

= 0,002

Koefisien

1

senilai 0.002 menandakan bahwa apabila menganggap variabel lain

bernilai konstan, serta setiap kenaikan pendapatan, secara rata-rata menyebabkan nilai
logit akan meningkat sebesar 0.002. Ini berarti, apabila meningkatnya pendapatan
keluarga, maka probabilitas keputusan keluarga untuk memilih sistem pembelian tunai
sepeda motor adalah meningkat sebesar 0,50 atau 50 persen (

2

).

= -2,673

Koefisien

2

senilai -2,673 menandakan bahwa apabila menganggap variabel lain

bernilai konstan, serta setiap kenaikan jumlah anggota keluarga, secara rata-rata
menyebabkan nilai logit akan menurun sebesar -2,673. Ini berarti, apabila
meningkatnya jumlah anggota keluarga pada suatu keluarga, maka probabilitas
keputusan keluarga untuk memilih sistem pembelian tunai sepeda motor adalah
menurun sebesar0,49 atau 49 persen (

).

Interpretasi Koefisien Determinasi:
Model Summary
Step
1

-2 Log
Cox & Snell
likelihood
R Square
14,396a
,541

Nagelkerke
R Square
,735

a. Estimation terminated at iteration number 9 because
parameter estimates changed by less than ,001.

Dari hasil output di atas, maka dapat dilihat besarnya koefisien determinasi dengan
merujuk pada hasil Nagelkerke R Square yang bernilai 0,735. Ini berarti bahwa 73,5%
variasi variabel keputusan Sistem Pembelian Sepeda Motor suatu keluarga
dipengaruhi oleh variasi variabel Jumlah Pendapatan Keluarga dan Jumlah Anggota

Keluarga. Sedangkan sisanya sebesar 26,5% dipengaruhi oleh variabel lain di luar
model.

Uji Serempak Variabel bebas
Omnibus Tests of Model Coefficients
Step 1

Step
Block
Model

Chi-square
20,251
20,251
20,251

df
2
2
2

Sig.
,000
,000
,000

1. Formula Hipotesis
H0 : b1-b2 = 0

: Tidak ada pengaruh signifikan secara simultan antara
jumlah pendapatan keluarga dan jumlah anggota keluarga
terhadap variabel sistem pembelian sepeda motor

H1: b1-b2 0

: Ada pengaruh signifikan secara simultan antara jumlah
pendapatan keluarga dan jumlah anggota keluarga terhadap
variabel sistem pembelian sepeda motor

2. Level Of Significant= α=5%=0,05
df: k-1= 3-1= 2
n-k= 26-3= 23
f table

=3,422

f hitung

=20,251

2. Kriteria Pengujian
F Hitung ˃ F tabel, maka H0 ditolak

F Hitung ≤ F tabel, maka H0 diterima
3. Kesimpulan
Oleh karena nilai f hitung = 20,251 ˃ nilai f table= 3,422 maka H 0 ditolak. Ini berarti
menandakan bahwa ada pengaruh signifikan secara simultan antara jumlah pendapatan

keluarga dan jumlah anggota keluarga terhadap variabel sistem pembelian sepeda
motor

Uji Parsial Variabel Bebas
Variables in the Equation
Step
a
1

X1
X2
Constant

B
,002
-2,673
5,221

S.E.
,001
1,226
2,942

Wald
4,784
4,754
3,150

df
1
1
1

Sig.
,029
,029
,076

Exp(B)
1,002
,069
185,154

a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2.

-

Uji t Variabel Pendapatan Keluarga (X1)

4. Formula Hipotesis
o H0 : Jumlah Pendapatan Keluarga Tidak Berpengaruh Signifikan secara parsial
terhadap Keputusan Sistem Pembelian Sepeda Motor
o H1 : Jumlah Pendapatan Keluarga Berpengaruh Signifikan secara parsial terhadap
Keputusan Sistem Pembelian Sepeda Motor

5. Level Of Significant= α=5%=0,05
df=N-k=26-3=23
t table=1,714
t=
t= 2,187
t hitung= 2,187

Wald Statistic= 4,784

6. Kriteria Pengujian
H0 diterima apabila t hitung ≤ t table
H0 ditolak apabila t hitung ˃ t table
7. Kesimpulan
Oleh karena nilai t hitung = 2,187 > t table = 1,714 maka H 0 ditolak. Hal ini berarti
menandakan bahwa jumlah pendapatan keluarga berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap keputusan sistem pembelian sepeda motor

-

Uji t Variabel Jumlah Anggota Keluarga (X2)

1. Formula Hipotesis
o H0 : Jumlah Anggota Keluarga Tidak Berpengaruh Signifikan secara parsial terhadap
Keputusan Sistem Pembelian Sepeda Motor
o H1 : Jumlah Anggota Keluarga Berpengaruh Signifikan secara parsial terhadap
Keputusan Sistem Pembelian Sepeda Motor

2. Level Of Significant= α=5%=0,05
df=N-k=26-3=23
t table=1,714

Wald Statistic= 4,754

t=
t= 2,180
3. Kriteria Pengujian
H0 diterima apabila t hitung ≤ t table
H0 ditolak apabila t hitung ˃ t table
4. Kesimpulan
Oleh karena nilai t hitung = 2,180 ˃ nilai t table =1,714 , maka H 0 ditolak. Hal ini
berarti dapat menandakan bahwa Jumlah Anggota Keluarga berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap keputusan Sistem Pembelian Sepeda Motor.

BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang sudah disampaikan di atas, kesimpulannya adalah bahwa teori
yang mengatakan bahwa jumlah uang beredar dan inflasi memiliki hubungan yang positif
memang benar dan sudah terbukti. Akan tetapi, di dua tahun yang berbeda yakni tahun 1999
dan 2002 teori tersebut tidak berlaku.
Tidak berlakunya teori tersebut dikarenakan ada faktor-faktor yang sudah dibahas
sebelumnya seperti adanya kebijakan pemerintah untuk menaikkan output atau produksi para
pengusaha dan masih banyak lagi.
Pada dasarnya, jumlah uang yang beredar mempengaruhi tingkat inflasi dan memiliki
hubungan yang positif. Jika jumlah uang meningkat, maka tingkat inflasi akan meningkat
pula, begitu juga sebaliknya.

B. REKOMENDASI
Semakin besar jumlah uang yang beredar dalam masyarakat maka inflasi juga akan
meningkat. Oleh karena itu sebaiknya pemerintah harus memperhitungkan atau
memperkirakan akan timbulnya inflasi yang bakal terjadi bila ingin mengadakan
penambahan pencetakan uang baru, karena pencetakan uang baru yang terlalu besar akan
mengakibatkan goncangnya perekonomian
Cara mengatasi inflasi menurut teori kuantitas ini juga hanya ada satu jalan saja yang
merupakan kunci untuk menghilangkan inflasi yaitu dengan mengurangi jumlah uang yang
beredar. Maksudnya bahwa terjadinya inflasi entah faktor apapun yang menyebabkannya,

asal jumlah uang yang beredar dikurangi maka dengan sendirinya inflasi akan hilang dan
harga akan kembali pada tingkat yang wajar.

REFERENSI

http://id.shvoong.com/business-management/accounting/2358872-pengertian-kredit-menurutpara-ahli/#ixzz33gF94vR2