TINJAUAN PELAKSANAAN PASIEN GAWAT DARURAT YANG DIRUJUK DI RS PKU MUHAMMADIYAH SRAGEN

  TINJAUAN PELAKSANAAN PASIEN GAWAT DARURAT YANG DIRUJUK DI RS PKU MUHAMMADIYAH SRAGEN 1

2

Alvionita Kartika Devi , Rohmadi

1,2

STIKes Mitra Husada Karangayar

  ABSTRACT

Implementation refer emergency patients from two patients who ascribed the average nurse did not record when

referring to the process of preparation process of recording data refer patients, recording during the trip and

submission of the form when the patient arrived at the hospital destination. In affects the subsequent follow up

treatment or basic treatment at a referral hospital. This type of research is descriptive observation participation.

  

Subject in this study emergency unit officar who will refer patients to the object of study patients at reconciliation.

Instrument in this study using the interview guide and observation while collecting data are interview and obser-

vation. Data processing techniques of data collecting, editing, and presentation data, with descriptive analysis.

  

The results of this study show that officers in refer emergency patients there has been no Standard Operating

Procedures, when traveling nurses refer patients did not record. This is because the rare occurrence of medically

necessaryy action when in the course of referring the patient, then the recording made in the course of referring

the patient was performed by UGD officer ho made a referral and the submisson of patient simply handed over the

patient, submit the form UGD, referral cover letters and laboratory results if there is to inform the current action at

the referring hospital and when the trip was not delivered and delivered when there is action alone. Therefore you

should hospital make SOP, preferably in the course of referring patients officers keep taking notes so that it can be

used as a report on the receiving referrals, should the hospital added data item emergency rescue/first been given

in the form referral letters, preferably in the submission of the officer carrying books handover notes evidence of

ratification when the handover process in the hospital in the heading.

  Keywords: Emergency room patients admitted, Emergency room ABSTRAK

  Pelaksanaan merujuk pasien gawat darurat dari 2 pasien yang dirujuk rata-rata perawat tidak melakukan pen- catatan saat proses persiapan merujuk, pencatatan saat perjalanan dan penyerahan pasien saat sampai di rumah sakit tujuan. Hal ini berpengaruh terhadap tindaklanjut perawatan selanjutnya atau dasar perawatan di rumah sakit rujukan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan observasi partisipasi. Subjek penelitian ini adalah petugas di UGD yang akan merujuk pasien dengan obyek penelitian pasien yang dirujuk. Instrumen penelitian ini menggunakan pedoman wawancara dan pedoman observasi sedangkan cara pengumpulan data adalah wawancara dan observasi. Teknik pengolahan data yaitu collecting, Editing, penyajian data dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa petugas dalam merujuk pasien gawat darurat belum terdapat Standar Operasional Prosedur, saat perjalanan perawat yang merujuk pasien tidak melakukan pencatatan. Hal ini dikarenakan jarang terjadinya tindakan medis yang diperlukan ketika dalam perjalanan merujuk pasien, maka pencatatan yang dilaku- kan dalam perjalanan merujuk pasien pun tidak dilakukan oleh petugas UGD yang melakukan rujukan dan dalam penyerahan hanya melakukan serah terima pasien, menyerahkan formulir UGD, surat pengantar rujukan dan hasil laboratorium jika ada dan menginformasikan tindakan di rumah sakit perujuk saja dan saat di perjalanan tidak disampaikan. Oleh karena itu sebaiknya Rumah Sakit membuat pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP), sebaiknya dalam perjalanan merujuk pasien petugas tetap melakukan pencatatan sehingga dapat dijadikan sebagai laporan pada penerima rujukan, sebaiknya rumah sakit menambahkan item data pertolongan darurat/pertama yang telah diberikan di formulir surat rujukan, sebaiknya penyerahan pasien yang dirujuk sebaiknya petugas membawa buku catatan bukti serah terima agar terdapat bukti pengesahan saat proses penyerahan di rumah sakit yang dituju.

  Kata Kunci: Pasien gawat darurat yang dirujuk, Unit Gawat Darurat. PENDAHULUAN

  Rekam medis menurut Sudra (2013), adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen. Dokumen terse- but berisi identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan ke- pada pasien. Pentingnya pencatatan dokumen rekam medis sebagai salah satu upaya pelayanan terhadap pasien maka rumah sakit harus mampu meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya di Unit Gawat Daru- rat (UGD) sehingga diperlukan alur prosedur pen- catatan dokumen rekam medis pasien gawat darurat yang jelas dan benar. Pencatatan dokumen rekam medis pasien UGD di- rujuk ke rumah sakit lain, yang membutuhkan pen- catatan dokumen rekam medis bagi pasien gawat darurat yang dirujuk ke rumah sakit lain seperti for- mulir yang akan dibawa ketika pasien UGD dirujuk ke rumah sakit lain, dan apa saja yang perlu dicatat ketika pasien UGD dirujuk ke rumah sakit lain. UGD bertanggung jawab dalam pencatatan dokumen rekam medis pasien gawat darurat. Alur prosedur pencatatan pasien gawat darurat pada setiap rumah sakit, memi- liki sistem pelayanan yang berbeda-beda, tergantung pada prosedur tetap masing-masing rumah sakit. Berdasarkan survai pendahuluan bahwa proses pelak- sanaan merujuk pasien gawat darurat dari 2 pasien yang dirujuk rata-rata perawat tidak melakukan pen- catatan saat proses persiapan merujuk, pencatatan saat perjalanan dan penyerahan pasien saat sampai di rumah sakit tujuan. Hal ini berpengaruh terhadap tindaklanjut perawatan selanjutnya atau dasar per- awatan di rumah sakit rujukan.

HASIL PENELITIAN

  Tujuan penelitian yaitu mengetahui pelaksanaan pa- sien Gawat Darurat yang dirujuk di RSU PKU Mu- hammadiyah Sragen

  METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan secara deskriptif.

  Dengan pendekatan observasi partisipasi. Definisi istilah yaitu Proses persiapan pencatatan data pasien gawat darurat yang dirujuk, Proses Pencatatan saat di perjalanan, Proses penyerahan formulir pasien gawat darurat yang dirujuk. Subyek penelitian yang digu- nakan adalah petugas di UGD yang akan merujuk pasien gawat darurat, Sedangkan obyeknya adalah pasien yang dirujuk. Instrumen Penelitian menggu- nakan pedoman wawancara dan pedoman obser- vasi. Cara Pengumpulan data dengan wawancara kepada petugas UGD dan observasi mengamati se- cara langsung terhadap pasien yang dirujuk terhadap proses persiapan pencatatan data pasien, pencatatan saat perjalanan, Proses penyerahan formulir di RS PKU Muhammadiyah Sragen. Teknik Pengelolahan Data adalah Pengumpulan (collecting), Edit (Edit- ing), dan penyajian data. Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif.

  1. Persiapan Pencatatan Data Pasien Gawat Darurat yang Dirujuk Pelayanan merujuk pasien gawat darurat di RSU PKU Muhammadiyah Sragen tidak berpedoman pada Standar Operasional Prosedur Tetap dan ber- dasarkan hasil wawancara petugas melaksanakan kegiatan merujuk berdasarkan kebiasaan yang di- turunkan dari petugas terdahulu. Semua petugas UGD tersebut bertanggung jawab langsung terhadap penanganan pasien gawat daru- rat serta pencatatan dokumen rekam medis pasien yang diutamakan diisi oleh dokter, namun dokter seringkali memberikan wewenang kepada perawat untuk pencatatan dokumen rekam medis pasien tersebut dikarenakan dokter tidak hanya menan- gani satu pasien saja di UGD. Kegiatan merujuk pasien UGD keluar rumah sakit yang mempunyai wewenang untuk melakukan rujukan pasien adalah dokter yang bertugas pada saat itu. Kategori pasien UGD yang dirujuk ialah gawat, darurat, dan gawat darurat, perlakukan dalam merujuk ketiga kategori itu sama yaitu dokter UGD memeriksa dan menegakkan diagnosa untuk menentukan apakah ada fasilitas atau tenaga ahli

  1211

  r Rekam Medis, ISSN Volume X No. 2, Oktober 2016

  untuk kasus tersebut. Kemudian apabila tidak ada fasilitas atau tenaga ahli untuk kasus tersebut akan dilakukan rujukan keluar rumah sakit. Sebelum pa- sien dirujuk petugas rekam medis mempersiapkan formulir yang digunakan untuk merujuk yaitu KIB, pan untuk persiapan melakukan rujukan pasien.

  Petugas UGD melakukan pertolongan pertama/ tindakan stabilisasi kondisi pasien yaitu memeriksa nadi(tensi), pemeriksaan tekanan darah, detak jan- tung dan pasang infus untuk pasien sadar dan tidak sadar dalam pertolongan pertama itu sama. Setelah melakukan pertolongan pertama petugas UGD mencatat semua hasil pemeriksaan tersebut di formulir resume UGD. Kemudian dokter UGD menyatakan bahwa pasien dikategorikan dirujuk ke rumah sakit lain. Petugas UGD akan melakukan rujukan apabila pasien keadannya sudah stabil di UGD sebelum dilakukan rujukan ke rumah sakit yng dituju. Persiapan berikutnya sebelum melakukan rujukan yaitu petugas pendaftaran menulis di kartu identi- tas berobat yang berisi nomor rekam medis, nama, umur/tanggal lahir, jenis kelamin, dan alamat dan melengkapi identitas pasien di formulir UGD. Kemudian dokter memberikan informasi kepada pasien bila pasien sadar dan keluarga pasien bah- wa pasien perlu dirujuk dikarenakan keterbatasan fasilitas, peralatan dan tenaga ahli, serta akibat dan kendala bila pasien tidak dirujuk. Sedangkan un- tuk pasien tidak sadar maka dokter menginforma- sikan ke pihak keluarga namun bila keluarga tidak ada maka dokter menginformasikan ke pihak yang mengantar pasien tersebut. Contohnya pada kasus kecelakaan lalu lintas maka dokter menginforma- sikannya kepada pihak polisi atau menunggu kelu- arga pasien yang belum datang.

  Setelah pasien dan keluarga/pihak yang mengantar pasien setuju untuk dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas, peralatan dan tenaga ahli yang memadai maka dokter membuatkan surat pengan- tar rujukan yang berisi nama pasien, umur alamat, keluhan awal dan diagnosis sementara. Petugas UGD menghubungi pihak rumah sakit yang dituju untuk merujuk pasien gawat darurat tersebut dan menginformasikan tentang keadaan pasien, kondi- si pasien, dan keterbatasan fasilitas, peralatan dan tenaga ahli dan petugas UGD memastikan pasien diterima di rumah sakit yang dituju.

  Yang Dirujuk Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di RSU PKU Muhammadiyah Sragen bahwa pen- catatan formulir rujukan antara pasien umum dan pasien jaminan tidak dibedakan. Formulir yang diperlukan ketika melakukan rujukan pasien adalah surat pengantar rujukan, formulir UGD dan hasil pemeriksaan laboratorium jika ada disertakan. For- mulir surat pengantar rujukan, formulir UGD dan hasil laboratorium diberikan kepada perawat UGD yang mengantar pasien ke rumah sakit rujukan. proses pencatatan untuk tindakan yang terjadi da- lam perjalanan yang berhak mengisi dokter tetapi pencatatan dalam perjalanan dilimpahkan kepada perawat UGD yang mengantar pasien ke rumah sakit tujuan. Untuk pengecekan ulang saat pencatatan di per- jalanan tidak dilakukan oleh petugas UGD dan langsung mengantar pasien ke rumah sakit rujukan dengan ambulans yang tersedia, peralatan di dalam mobil ambulans milik RSU PKU Muhammadiyah Sragen sudah tersedia alat penunjang hidup yaitu tabung oksigen dan ampoul bag, dan dilengkapi dengan bed u px(drakbar) dan wastafel. Pasien UGD yang dirujuk dalam keadaan gawat maka harus ada 1 orang perawat yang mendampin- gi yang menguasai BLS (Basic Live Support/ Bantuan Hidup Dasar) yaitu teknik untuk membu- ka jalan pernafasan apabila pasien sulit bernafas. Hal ini juga berlaku pada kategori-kategori pasien UGD lainnya yaitu pasien darurat dan gawat daru- rat, dikarenakan semua perawat wajib mempunyai keahlian dan mengikuti pelatihan dalam teknik BLS tersebut.

  Posisi perawat di ambulans saat perjalanan men- gantar pasien berada di dekat pasien yang dirujuk yaitu dibelakang bersama pasien dengan tujuan un- tuk memudahkan pemantauan kondisi pasien dan

  1221

  r Rekam Medis, ISSN Volume X No. 2, Oktober 2016

  pencatatan jika ada tindakan medis yang diberikan dan keluarga mendamping pasien saat perjalanan merujuk. Saat perjalanan pencatatan tindakan medis yang terjadi selama perjalanan ke rumah sakit ruju- kan, diberian dari formulir UGD. Namun karena pasien yang dirujuk tidak memerlukan tindakan maka pencatatan pada formulir tersebut juga tidak dilakukan oleh perawat yang mengantar ke rumah sakit rujukan.

  3. Penyerahan Formulir Pasien Gawat Darurat Yang Dirujuk Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di RSU PKU Muhammadiyah Sragen bahwa setelah pasien sampai di rumah sakit yang dituju petugas perawat UGD RSU PKU Muhammadiyah Sragen yang mengantar pasien ke UGD rumah sakit tu- juan.

  Setelah itu petugas UGD atau perawat yang mengantar memberikan informasi tentang tindakan apa saja yang sudah dilakukan dan jam pelaksa- naan tindakan untuk diinformasikan kepada dokter rumah sakit rujukan tersebut. Setelah itu perawat yang mengantar melakukan serah terima pasien rujukan kepada pihak UGD rumah sakit rujukan dengan memberikan formulir UGD, surat pengan- tar rujukan dan hasil laboratorium kepada petugas UGD rumah sakit tujuan dan bukti pengesahan be- rupa tanda tangan dokter UGD rumah sakit tujuan di surat pengantar rujukan. Perawat yang mengantar mempersilahkan keluar- ga pasien untuk mendaftar ke tempat pendaftaran. Untuk peralatan BLS, obat dan bahan/alat yang diserahkan ke rumah sakit rujukan. Alat dan obat tersebut sudah masuk dalam registrasi rumah sakit yang merujuk. Sesudah kembali ke UGD RSU PKU Muhammadiyah Sragen petugas UGD hanya menyampaikan kepada dokter bahwa pasien sudah diterima di rumah sakit rujukan tersebut.

  PEMBAHASAN

  1. Persiapan Pencatatan Data Pasien Gawat Darurat yang Dirujuk Proses merujuk pasien gawat darurat mulai dari persiapan, pencatatan, penyerahan di RSU PKU Muhammadiyah Sragen tidak memiliki aturan standar operasional prosedur tetap sehingga hal ini tidak sesuai dengan PerMenKes No.001 Bab III petugas tetap melaksanakan sesuai petugas yang terdahulu hal ini pelayanan tidak terkontrol. Persia- pan pasien gawat darurat yang dirujuk ada bebera- pa tahapan yaitu pertama bahwa dokter UGD me- meriksa dan menegakkan diagnosa pasien. Hal ini sudah sesuai dengan Sudra (2013) pada informasi yang dihasilkan di UGD tentang diagnosa, tindakan yang dilakukan di gawat darurat.

  Petugas UGD menyiapkan formulir yang digu- nakan untuk merujuk pasien. Hal ini sudah sesuai dengan Sudra (2013) Kegiatan pokok pelayanan rekam medis di Unit Gawat Darurat tentang meny- iapkan formulir-formulir rekam medis dan nomor rekam medis setiap hari.

  Pasien UGD yang akan dirujuk harus dilakukan jika keadaan pasien sudah distabilkan, hal terse- but sudah dilaksanakan di UGD apabila ada pasien yang akan dirujuk maka petugas medis UGD akan menstabilkan kondisi pasien terlebih dahulu. Hal ini sudah sesuai dengan PerMenKes No.001 pas- al 13 tentang melakukan pertolongan pertama dan/ atau tindakan stabilisasi kondisi pasien sesuai ind- ikasi medis serta sesuai dengan kemampuan untuk tujuan keselamatan pasien selama pelaksanaan ru- jukan. Petugas UGD setelah menstabilkan kondisi pasien mencatat semua pemeriksaan di formulir UGD pasien hal ini sudah sesuai dengan Sudra (2013) tentang Kegiatan pokok pelayanan rekam medis di UGD tentang Mencatat hasil-hasil pelayanan klinis pada formulir gawat darurat.

  Dokter menentukan apakah ada fasilitas, peralatan dan tenaga ahli untuk kasus tersebut, jika tidak ada dilakukan rujukan ke rumah sakit lain. Dalam pelaksanaannya dokter sudah menentukan ada atau tidak adanya fasilitas, peralatan dan tenaga ahli un- tuk pasien yang akan dirujuk. Penentuan ini bertu- juan untuk mengetahui apakah kasus tersebut ada

  1231

  r Rekam Medis, ISSN Volume X No. 2, Oktober 2016

  fasilitas dan tenaga ahli atau tidak, kemudian apa- bila dokter UGD sudah menentukan ada atau tida- knya fasilitas ataupun tenaga ahli dan apabila tidak ada pasien akan segera dirujuk ke rumah sakit lain. Hal ini sudah sesuai dengan PerMenKes No.001 pasal 9 kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau tenaga ahli, maka dilakukan rujukan.

  Petugas UGD memberikan informasi kepada pa- sien dan keluarga pasien bahwa pasien harus diru- juk dikarenakan keterbatasan fasilitas, peralatan, dan tenaga ahli. Hal ini sudah sesuai dengan Per- MenKes No.001 pasal 12 ayat 1 tentang rujukan harus mendapatkan persetujuan dari pasien dan/ atau keluargannya. Dokter kemudian menuliskan surat pengantar rujukan sebelum pasien dirujuk ke rumah sakit yang akan dituju. Hal ini sudah sesuai dengan Sudra (2013) pada deskripsi kegiatan pokok pelayanan rekam medis di UGD tentang membuat surat pengantar rujukan. Petugas UGD menghubungi rumah sakit yang di- tuju sudah dilaksanakan. Bahwa pihak UGD se- belum melakukan rujukan ke rumah sakit lainnya sebelumnya telah menghubungi rumah sakit yang akan dituju, untuk mengetahui apakah rumah sakit tujuan bersedia menerima rujukan. Hal ini sudah sesuai dengan PerMenKes No.001 pasal 13 tentang melakukan komunikasi dengan penerima rujukan dan memastikan bahwa penerima rujukan dapat menerima pasien dalam keadaan pasien gawat darurat.

  2. Pencatatan Saat Perjalanan Pasien Gawat Darurat yang Dirujuk Petugas UGD sebelum merujuk pasien harus did- ampingi oleh 1 orang perawat senior yang telah menguasai teknik BLS (Basic Live Support/bantu- an Hidup Dasar). Hal ini sudah dilaksanakan ke- tika perawat mengantar pasien, tidak pada kondisi gawat saja namun pada semua kondisi, ini dikare- nakan semua perawat harus mempunyai kemam- puan teknik BLS tersebut Hal ini sudah sesuai dengan PerMenKes No.001 pasal 16 poin 2 pasien yang memerlukan asuhan medis terus menerus ha- rus dirujuk dengan ambulans dan didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Petugas mengan- tar menggunakan ambulans dilengkapi dengan per- alatan penunjang hidup dan peralatan lainnya, obat dan bahan yang diperlukan sesuai dengan kondisi MenKes No.001 pasal 16 poin 1 transportasi untuk rujukan dilakukan sesuai dengan kondisi pasien dan ketersediaan sarana transportasi. Dan selaras dengan Kartika BL, (2014) bahwa untuk petugas UGD melengkapi pasien sepeti alat penunjang hidup dan peralatan lainnya, obat dan bahan yang diperlukan sesuai dengan kondisi pasien. Perjalanan saat merujuk pasien gawat darurat ke rumah sakit lain petugas tidak mencatat semua hal yang terjadi dalam perjalanan ke rumah sakit yang dituju. Seharusnya pencatatan tetap dilakukan baik pasien diberi tindakan atau tidak serta saat kondisi baik ataupun kondisi memburuk di formulir surat rujukan diisikan pada item data pertolongan daru- rat/pertama yang telah diberikan. Hal ini tidak ses- uai dengan Depkes RI (2006) tentang aspek doku- mentasian yang isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit. Apabila hal ini tidak dilaksanakan maka pen- dokumentasian dalam perjalanan pasien tidak ada, sehingga tidak dapat dipakai sebagai bahan per- tanggung jawaban dan laporan rumah sakit. Dengan demikian sangatlah penting diperlukan untuk melakukan pencatatan saat keadaan pasien ketika dalam perjalanan dirujuk, untuk mengeta- hui keadaan terbaru pasien dirujuk, sehingga per- lu adanya pencatatan hal-hal yang terjadi dalam perjalanan pasien ketika dirujuk yang dilakukan petugas UGD yang mengantar pasien untuk dido- kumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertang- gung jawaban dan laporan rumah sakit. Pencatatan ditulis di formulir surat rujukan pasien agar mudah untuk menyampaikan ke rumah sakit tujuan dan Untuk dapat memenuhi tujuan standar operasion- al prosedur pada komisi akreditasi rumah sakit (KARS) tahun 2012 tentang proses kerja rutin ter- laksana dengan efensien, efektif, kosisten/seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu pe- layanan melalui pemenuhan standar yang berlaku.

  1241

  r Rekam Medis, ISSN Volume X No. 2, Oktober 2016

  3. Penyerahan Formulir Pasien Gawat Darurat yang Dirujuk Petugas UGD mengantar pasien rujukan dan melakukan serah terima pasien kepada petugas UGD menggunakan bukti serah terima tetapi dengan bukti pengesahan tanda tangan dokter ru- mah sakit yang dituju di surat pengantar rujukan. Hal ini sudah sesuai dengan PerMenKes No.001 pasal 17 ayat 1 tentang rujukan dianggap telah ter- jadi apabila pasien telah diterima oleh penerima ru- jukan. Petugas UGD kemudian menyerahkan surat pengantar rujukan, formulir UGD dan pemeriksaan laboratorium jika ada..

  Hal ini sudah sesuai dengan KARS (2012) tentang standar APK 4.2 rumah sakit penerima diberi resume medis tertulis mengenai kondisi pasien dan tindakan- tindakan yang telah dilakukan oleh rumah sakit pengirim. Petugas UGD yang mengantar memberikan infor- masi secara lisan tentang tindakan yang diberikan dan jam pelaksanaan saat di rumah sakit perujuk sehingga hal ini dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit tujuam berpengaruh terhadap tinda- klanjut perawatan selanjutnya ataupun dasar per- awatan rumah sakit tujuan. Di perjalanan petugas yang mengantar tidak melakukan pencatatan han- ya saat ada tindakan saja sehingga hal ini beraki- bat dalam proses pelayanan kesehatan yang tidak terkontol dengan baik di rumah sakit yang dituju karena hanya menginformasikan tindakan di rumah sakit perujuk saja dan saat di perjalanan tidak dis- ampaikan. Hal ini tidak sesuai dengan Hatta (2013) tentang tujuan utama rekam medis yaitu menun- jang pelayanan adalah rekam medis yang rinci akan mampu menjelaskan aktivitas yang berkaitan den- gan penggunaan sumber-sumber yang ada pada or- ganisasi pelayanan di rumah sakit menganalisa ke- cenderungan yang terjadi dan mengkomunikasikan informasi diantara klinik yang berbeda.

  SIMPULAN

  1. Persiapan Pencatatan Data Pasien Gawat Darurat yang Dirujuk. Pelaksanan persiapan pencatatan data merujuk pa- sien gawat yaitu menyiapkan formulir yang digu- nakan untuk merujuk, melakukan pertolongan per- tama/tindakan stabilisasi kondisi pasien kemudian dicatat pada formulir UGD, petugas rekam medis melengkapi data pasien membuatkan KIB, formulir sien, membuatkan surat pengantar rujukan, meng- hubungi rumah sakit yang dituju, Hal ini sudah se- suai dengan PerMenKes No.001 bagian kedua tata cara rujukan.

  2. Pencatatan Saat Perjalanan Pasien Gawat Darurat yang Dirujuk Petugas UGD harus ada 1 orang perawat yang men- dampingi pasien gawat darurat yang menguasai teknik BLS tersebut yang mengantar pasien ke ru- mah sakit lain dengan ambulans dilengkapi dengan peralatan penunjang hidup, obat dan bahan sesuai kondisi pasien. Saat perjalanan didalam ambulans tidak melakukan pencatatan baik dalam kondisi baik maupun kondisi memburuk, petugas UGD hanya mencatat saat ada tindakan sehingga hal ini pelayanan kesehatan tidak terkontrol.

  3. Penyerahan Pasien Gawat Darurat yang Dirujuk Pelaksanaan penyerahaan pasien petugas UGD melakukan serah terima pasien dengan petugas UGD rumah sakit rujukan dan tidak ada bukti serah terima hanya bukti pengesahan tanda tangan dokter pada surat pengantar rujukan, serta memberikan in- formasi secara lisan tentang tindakan yang diberi- kan dan jam pelaksanaannya, beserta menyerahkan formulir UGD, surat pengantar rujukan dan hasil laboratorium jika ada. Hal ini sudah sesuai dengan PerMenKes No.001 pasal 17 ayat 1.

DAFTAR PUSTAKA

  Arikunto S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendeka- tan Praktik. Surakarta: Rineka Cipta: 199 dan 271. Departemen Kesehatan, RI, 2006. Pedoman Penye- lenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit. Revisi 2. Jakarta. Hal 10-95 Hatta, G.(ad.). 2013. Pendoman Manajemen Informa- si Kesehatan di Sarana Pelayanan Keseha- tan. Jakarta: Universitas Indonesia: 77. Komisi Akreditasi Rumah Sakit. 2012. Instrumen akreditasi standar akreditasi. Jakarta: KARS 2012. Pendoman Penyusunan Dokumen Akreditasi. Jakarta: KARS Kartika BL. 2014. Tinjauan Pelaksanaan Standar Op- erasional Prosedur Pasien Gawat Darurat Yang Dirujuk Di RSU Jati Husada Karang- anyar. [Karya Tulis Ilmiah]. Karanganyar: Mitra g/ index.php/ijms/article/view/43) Lestari YK. 2013. Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Ru- jukan Berjenjang Kasus Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal Pada Program Jampersal Di Puskesmas Kencong Tahun 2012. [Skripsi]. Jawa Timur: Universitas Jember.

   stream/handle/123456789/1865/Yuli%20 Karya%20Lestari%20%20102110101162. PDF?sequence=1) Notoatmodjo S. 2002. Metodologi Penelitian Kese- hatan Jakarta:Rineka Cipta: 95.

  2010. Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta:Rineka Cipta: 174 . Peraturan Menteri Kesehatan RI. 2011.

  Permenkes No.1171/MENKES/PER/VI/2011. Petun- juk Teknis Sistem Informasi Rumah sakit. Jakarta.

  No. 001. 2012. Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perseorangan. Jakarta.

  Primasari KL. 2015. Analisis Sistem Rujukan Jam- inan Kesehatan Nasional RSUD. Dr. Ad- jidarmo Kabupaten Lebak. Jurnal ARSI. Vol. 01.

  No.

  02. Januari 2015: 78.(http:// journal.ui.ac.id/index.php/arsi/article/ viewFile/5215/3500) Sudra, RI. 2013. Materi Pokok Rekam Medis. Tan- gerang Selatan: Univesitas Terbuka: 3.62

  • – 3.67.

  

r Rekam Medis, ISSN Volume X No. 2, Oktober 2016 1251