SEMINAR BISNIS DAN MANAJEMEN TIM Topik M

SEMINAR BISNIS DAN MANAJEMEN TIM
Topik : Mempersiapkan Teamwork yang Efektif
Dosen : M. Taufik Amir, PhD.

Disusun Oleh:
Desca Chrisviani

0731501004

Novi Agustin

0731501014

Vicitta

0731501022

MAGISTER MANAJEMEN
KWIK KIAN GIE SCHOOL OF BUSINESS
APRIL 2016


1

ABSTRAK
Tim dibentuk untuk mempermudah organisasi dalam mencapai tujuannya, dibutuhkan kesamaan
visi dan misi agar tim tersebut dapat berjalan dengan baik. Tim terdiri dari beberapa orang yang
memiliki skill dan kemampuan yang beragam, dengan gabungan tersebut tentunya akan lebih mudah
bagi tim untuk mencapai tujuannya. Akan tetapi pada perjalanannya, tidak mudah bagi sebuah tim
untuk mencapai tujuan tersebut, akan timbul konflik kepentinga, perbedaan pandangan dan
kesalahpahaman antar anggota. Sehingga sangat penting bagi pemimpin untuk dapat memahami pola
perilaku dari anggota tim nya agar dapat berjalan secara efektif.
Seperti yang dibahas dalam kasus .................

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya, makalah ini
dapat diselesaikan. Makalah ini ditujukan sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Seminar Bisnis dan
Manajemen Tim. Pada kesempatan ini, sebagai tim pembahas kami akan menyampaikan topik
mengenai “Mempersiapkan Teamwork yang Efektif.”
Pada dasarnya sebuah organisasi tidak dapat mencapai tujuannya apabila team yang dibuat tidak
memiliki kemampuan atau skill yang dibutuhkan dan diperparah apabila masing-masing anggotanya
tidak dapat menjalin hubungan dan bekerjasama dengan baik satu sama lain. Maka dari itu kami akan

membahas teori-teori mengenai topik ini dan kemudian mengimplementasikannya ke dalam sebuah
kasus yang berasal dari pengalaman kami selama bekerja dalam sebuah tim.
Tak ada gading yang tak retak, demikian pula makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna. Sehingga saran dan kritik yang membangun akan sangat kami harapkan. Besar harapan
kami agar makalah ini dapat bermanfaat. Dan akhir kata tidak lupa kami ucapkan terima kasih.
Jakarta, 21 April 2016

Tim Penyusun

2

DAFTAR ISI
Abstrak ..............................................................................................................................

2

Kata Pengantar ...................................................................................................................

2


Daftar Isi ............................................................................................................................

3

Pendahuluan ......................................................................................................................

4

Chapter 2 : Membentuk Sebuah Tim ..................................................................................

4

Chapter 3 : Tujuan, Visi dan Nilai-nilai ................................................................................

6

Chapter 4 : Kemampuan dalam Mengerjakan Tugas dan Pola Perilaku ................................

8


Implementasi Kasus ...........................................................................................................

11

Penutup .............................................................................................................................
Daftar Isi ............................................................................................................................

3

PENDAHULUAN
Membentuk sebuah tim dengan visi dan misi yang sama bagi sebuah organisasi sangat penting
agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Untuk mencapai suatu tujuan maka sebuah tim perlu
mengadopsi visi, misi yang mencerminkan nilai-nilai yang ingin dicapai yang didukung oleh strategi
sumber daya manusia dan budaya tim yang tepat pula. Dalam menghadapi perubahan, diperlukan
kehati-hatian untuk dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan dan sekaligus menjaga agar tim
tersebut dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Dalam pembentukkan sebuah tim, secara sadar atau tidak, pendiri meletakkan dasar budaya bagi
tim yang didirikan. Mereka mempunyai suatu visi bagaimana seharusnya tim tersebut mencapai
tujuan nya, kemudian visi tersebut diimplementasikan oleh anggota tim yang kemudian menjadi
perilaku tim tersebut. Dengan bertumbuhnya sebuah tim, sebagai hasil interaksi tim dengan

lingkungannya, secara sadar nilai-nilai pokok tertentu mengalami perubahan.
Budaya tim yang kuat merupakan pembangkit semangat yang paling berpengaruh dalam
menuntun perilaku karena dapat membantu para anggota tim dalam melakukan pekerjaanpekerjaannya dengan lebih baik, nilai-nilai budaya dapat diterjemahkan sebagai filosofi usaha, asumsi
dasar, slogan atau moto sebuah tim. Tujuan umum tim dan prinsip-prinsip yang menjelaskan mengapa
tim tersebut dibentuk. Nilai-nilai tersebut apabila dianut dan dilaksanakan secara bersama oleh para
anggota tim dapat memperkuat budaya tim tersebut. Budaya yang kuat ditandai oleh nilai-nilai inti tim
yang dipegang kukuh dan disepakati secara luas. Semakin banyak anggota tim yang menerima nilainilai inti dan semakin besar komitmen mereka terhadap nilai-nilai tersebut, semakin kuat suatu
budaya.
Suatu budaya yang kuat akan memiliki pengaruh yang besar dalam sikap anggota dalam tim
dibandingkan dengan budaya yang lemah. Komitmen tim adalah kuatnya pengenalan dan keterlibatan
seseorang dalam suatu tim tertentu. Komitmen juga digambarkan sebagai kecenderungan untuk
terikat dalam garis kegiatan yang konsisten karena menganggap adanya biaya pelaksanaan kegiatan
yang lain. Budaya yang kuat akan memperlihatkan kesepakatan yang tinggi mengenai tujuan tim di
antara anggota-anggotanya. Kebulatan suara terhadap tujuan akan membentuk keterikatan, kesetiaan
dan komitmen tim. Kondisi ini selanjutnya akan mengurangi kecenderungan anggota tim untuk keluar
dan tujuan yang ingin dicapai dapat terpenuhi.
Oleh karena itu, penulis dalam hal ini akan menjelaskan tentang bagaimana sebuah sebuah tim
harus dibentuk dengan yang berisi orang-orang yang memiliki kemampuan dalam mengerjakan tugas
dan pola perilaku yang sesuai dengan visi,misi, dan tujuan tim.
CHAPTER 2

MEMBENTUK SEBUAH TIM
Sebuah tim seringkali secara bersemangat / berkeinginan untuk memulai bekerja setelah diberi
sedikit pertimbangan untuk merencanakan bagaimana cara yang paling efektif untuk melakukan
kegiatan - kegiatan yang dapat mencapai tujuan.
Keinginan tersebut dapat mencerminkan komitmen untuk dapat menyelesaikan pekerjaan yang
dilakukan tetapi sering dapat mengakibatkan kesulitan yang signifikan.
Tanpa perencanaan yang memadai, kesulitan-kesulitan ini dapat muncul dan memiliki efek negatif
pada kinerja tim dan menghasilkan ketidakpuasan bagi anggota tim.
Sebelum memulai pekerjaan, tim harus menentukan :
1. Apa tujuan sebuah tim dan apa yang harus dilakukan untuk sampai ketujuan tersebut?
 Ini berarti mendefinisikan tujuan dari tim yang dibentuk, memverifikasi bahwa semua
anggota mengetahui tujuan dibentuknya tim tersebut.
 Sebuah tim harus jelas tentang tujuan dan juga penting untuk anggota tim mengenali
tujuan itu dapat dicapai.
 Isu terkait lainnya adalah deadline , dimana masalah ini menjadi penting dalam sebuah
tim. Menemukan jalur terbaik ke tujuan adalah langkah yang terbaik. Terbaik memiliki
beberapa arti : yang paling efisien, paling memuaskan bagi anggota, paling cocok untuk
keterampilan dan pengalaman para anggota.
2. Siapa anggota tim?


4



3.

4.

Ini berarti mengidentifikasi keterampilan dari setiap anggota serta pengalaman yang
dimiliki dan menentukan apakah ini akan memungkinkan tim mencapai tujuannya.
Jika ada skill atau kemampuan khusus yang diperlukan namun diantara tim tidak ada
yang memiliki kemampuan tersebut, maka dapat disesuaikan dengan cara diberikan
pelatihan tambahan.
 Dalam menentukan anggota tim dibutuhkan :
a. Keterampilan Teknikal
Keterampilan ini dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang dibutuhkan dalam
mencapai tujuan dari sebuah tim / perusahaan
b. Keterampilan Sosial
Keterampilan ini memungkinkan anggota untuk berinteraksi dengan cara melakukan
update dari kinerja tugas yang sedang dikerjakan untuk mencapai tujuan dari tim

 Dalam sebuah tim agar menjadi tim yang efektif, suatu tim diharapkan terdiri dari orangorang yang ditempatkan pada posisi yang benar sesuai dengan kompetensinya. Suatu
kelompok harus memiliki :
a. Ketua (Pemimpin)
Seorang pemikir yang disiplin yang bertugas mengorganisir dan mengkoordinir tim,
memelihara keseimbangan usaha dan menjadi titik tumpu tim dalam menjaga posisi
mereka
b. Pembentuk
Seorang yang memiliki kemampuan untuk memberikan dinamika dan pengarahan
kepada tim, menyediakan motivasi, kreatif
c. Pemikir
Seorang yang menyediakan gagasan bagi kemajuan tim
d. Pengevaluasi
Seorang yang dapat mengevaluasi permasalahan dan hasil kerja tim
e. Penyelidik Sumberdaya
Seorang yang menyediakan informasi dan jejarng sosial dan relasi
f. Pekerja Tim
Yang secara langsung berhubungan langsung dengan pekerjaan, memecahkan konflik,
memperlancar hubungan, dan memotivasi rekan satu tim
g. Pengawas
Yang memandu dan memberi peringatan kepada tim jika terjadi hal yang tidak sesuai

dengan komitmen bersama
Bagaimana tim akan melakukan tugasnya?
 Hal ini menjabarkan bagaimana membangun prinsip-prinsip tentang bagaimana para
anggota bekerja sama untuk mencapai tujuan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep
saling ketergantungan dan kontras dengan kemandirian anggota
 Jalan tim untuk mencapai tujuan tentunya akan melibatkan para anggota untuk
melakukan tugas-tugas nya untuk mencapai tujuan. Di dalam sebuah tim, umumnya akan
saling ketergantungan satu sama lain. Hal ini berarti bahwa di dalam satu tim, tindakan
anggota mempengaruhi anggota lain dan sebaliknya
 Saling ketergantungan adalah jantung dari kerja sama tim. Di dalam kerja tim,
keunggulan potensinya lebih besar daripada bekerja secara independen
Apa yang meningkatkan kinerja tim?
 Ini membahas bagaimana faktor-faktor yang harus ditempuh untuk mempermudah dan
mendukung kinerja dalam tim agar lebih optimal, dan menghindari faktor-faktor negatif
yang akan mempengaruhi dan menurunkan kinerja

Hal-hal yang dapat membantu atau menghambat kinerja tim :
1. Keterlibatan anggota
Keterlibatan anggota sangat dibutuhkan dalam mewujudkan kinerja tim yang efektif. Jika ada
anggota tim yang tidak terlibat dalam kerja tim, dapat menganggu seluruh proses kerja yang

berorientasi pada tujuan. Kurangnya keterlibatan anggota tim, tidak hanya mempengaruhi
kinerja tim, melainkan dapat menimbulkan perselisihan antar anggota tim. Jika seluruh tim

5

dapat berkontribusi dengan baik, maka akan menimbulkan kepuasan bagi seluruh anggota
tim lainnya.
2. Keberagaman anggota tim
Di dalam sebuah tim, pastinya setiap anggota memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik
dalam kemampuan pengetahuan, kemampuan memecahkan masalah, personality, dan latar
belakang nya.
3. Komunikasi anggota tim
Komunikasi anggota tim adalah kunci utama agar tim dapat bekerja secara efektif. Setiap
anggota harus mampu untuk mendukung dan melengkapi satu sama lain untuk mencapai
tujuan dari tim
4. Komunikasi terstruktur
Dalam sebuah tim sebaiknya diatur agar tidak terjadi miscommunication. Ukuran tim dapat
mempengaruhi kinerja tim baik secara langsung maupun tidak langsung melalui beberapa
proses termasuk dari partisipasi anggota, kesulitan yang dihadapi saat melakukan diskusi, dan
tantangan dalam memimpin tim.

Lingkungan tim juga memberikan pengaruh dalam keberhasilan komunikasi antar anggota tim.
Organisasi yang besar, umumnya dapat lebih banyak memiliki investasi (kemampuan anggota)
sehingga dapat lebih mudah untuk mencapai tujuannya.
CHAPTER 3
TUJUAN, VISI, DAN NILAI-NILAI
Tujuan sebuah tim menentukan apa yang ingin capai. Ketika tujuannya jelas dan anggota bersatu
untuk mengejar itu, tujuan dapat menjadi kekuatan pendorong yang kuat. Ketika tujuannya tidak jelas
atau anggota tidak setuju tentang hal itu, maka tim kehilangan kekuatannya, karena tidak tahu apa
yang ingin dicapai.
Pengertian Tujuan
Tujuan adalah sebuah hal di masa depan yang masih abstrak yang membutuhkan kinerja dari
waktu ke waktu dengan satu atau lebih tugas untuk mencapainya. Hal ini abstrak karena belum
dicapaidan karena masih merupakan konsep dalam kesadaran anggota tim. Meskipun abstrak, tujuan
harus jelas dan obyektif untuk tim mengejar itu. "Tujuan jelas" berarti bahwa tindakan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan yang diidentifikasi dan bahwa sejauh mana urutan tertentu
tindakan akan memindahkan tim ke arah tujuan nya dapat ditentukan. Ini juga berarti mendefinisikan
dan pengujian saja alternatif dari tindakan dalam mencapai suatu tujuan. Tujuan adalah panduan
untuk tindakan. Sebuah tujuan membutuhkan sebuah tim untuk memutuskan bagaimana
mencapainya.
Mencapai Kesepakatan Tujuan sebuah tim
Tujuan Sebuah tim, bahkan tujuan yang menarik, bisa sulit untuk dikejar karena beberapa alasan.
Karena tujuan adalah sebuah abstraksi, anggota dapat dengan mudah melihatnya secara berbeda dan
tidak setuju tentang bagaimana untuk melanjutkan.
Membedakan Tujuan Individu dan Sasaran Tim
Setiap individu yang menjadi anggota tim memiliki tujuannya sendiri , untuk berpartisipasi.
Bagaimana tujuan individu berhubungan dengan tujuan tim? Orang mungkin menganggap bahwa
tujuan tim terjadi ketika semua anggota memiliki tujuan yang sama.
Tujuan individu menentukan pilihan, hal apa yang ingin dicapai bagi individu itu dan memandu
tindakan individu tersebut untuk mencapainya
Tujuan tim menetapkan pilihan, hal dimasa depan yang menjadi sasaran untuk tim sebagai
sebuah unit dan memandu anggota tim dengan tindakan kolektif untuk mencapai itu.
Konversi Tujuan Individu Untuk Tim Dalam Mencapai Tujuan
Ketika individu menjadi anggota tim, mereka umumnya mengkonversi tujuan masing-masing
untuk tim menjadi sebuah sasaran yang ingin dicapai dalam sebuah tujuan. Dua kriteria luas
digunakan untuk mencapai hal ini. Salah satunya adalah kriteria keadilan. Kriteria ini mensyaratkan
6

bahwa preferensi masing-masing anggota harus jelas untuk dan sama-sama seimbang bagi anggota
lain.
Untuk meningkatkan efektivitas, anggota tim perlu meningkatkan konsensus mereka tentang
tujuan tim dan meminimalkan ketidakcocokan antara tujuan anggota dan tujuan tim. Ketika tim
pertama kali dibentuk, hal yang penting adalah untuk mendiskusikan tujuannya secara menyeluruh.
Diskusi ini penting, bahkan ketika individu unggul menentukan tujuan. Diskusi membantu
menghilangkan kesalahpahaman dan mendorong kepemilikan.
Visi Tim: Yang penting dari Tujuan nya
Dikatakan bahwa tujuan adalah sebuah "hal di masa depan yang masih abstrak"
Sebuah visi tim memberikan arti dan makna untuk tujuan tim dan prestasi. Kinerja tinggi dan
upaya terus menerus yang diperlukan untuk membuat visi yang nyata. Di dalam visi, harus terdapat
tujuan dan apa yang ingin dicapai oleh suatu tim pada masa yang akan datang. Hal ini tidak hanya di
mana tim akan, tapi bagaimana proses dan apa yang harus dilakukan setelah sampai di tujuan. Visi
menyediakan tim yang dinamis.
Inti Ideologi
Visi diartikulasikan terdiri dari dua fitur utama. Salah satunya adalah ideologi inti. Yang lainnya
adalah masa depan yang dibayangkan. Ideologi inti adalah apa yang mendorong atau memotivasi tim.
Tujuan inti mendapat alasan-alasan yang lebih dalam untuk keberadaan tim ini lebih dari sekedar
mencapai tujuannya.
Sebuah tim harus memiliki tujuan inti dan nilai-nilai inti yang diwujudkan dalam prinsip-prinsip
operasi. Hal ini mengatur bagaimana anggota tim melakukan tugas-tugas mereka, berhubungan satu
sama lain, dan berhubungan dengan orang lain di luar tim.
Masa Depan dibayangkan
Fitur utama kedua dari visi tim adalah masa depan yang dibayangkan. Ini adalah apa yang tim
mengharapkan untuk mengalami ketika visi tercapai, ketika masa depan yang semula abstrak menjadi
nyata.
Pengaruh Sasaran Tim
Setelah tujuan tim dan visi terkait didefinisikan, diharapkan untuk mempengaruhi perilaku
anggota tim dan interaksi mereka dengan dan evaluasi dari setiap pengaruh lain. Tujuan tim jelas
menginduksi saling ketergantungan. Ini adalah fokus untuk tanggung jawab kolektif tim.
Mencapai Sasaran Tim dan Visi
Tujuan sebuah tim dan visi untuk tujuannya sangat erat terkait. Jika visi tim untuk tujuannya
adalah "hanya untuk menyelesaikannya" prestasi dan jalan untuk itu akan datar, tidak menarik. Jika
visi itu adalah "untuk mendapatkannya dilakukan dengan cara atau pada tingkat kualitas kepuasan
dalam mencapai nya," jalan menuju prestasi dan realisasinya bisa sulit, tetapi juga menarik.
Piagam Tim
Dari pertimbangan tim tentang tujuan , pembahasan tujuan anggota, perumusan visi, dan definisi
dari seperangkat nilai-nilai dan harus datang konsensus tentang di mana tim akan dan bagaimana tim
akan berperilaku proses menuju ke sana.
Sebuah tim dapat terdiri dari beberapa bagian:
 Tujuan Tim
Pernyataan yang tepat dari apa yang tim berusaha untuk mencapai. Hal abstrak apa yang
berusaha dicapai oleh sebuah tim untuk menjadi nyata.
 Visi Tim
Pernyataan yang tepat dari usaha tim untuk pencapaiannya. Hal-hal apa yang perlu dilakukan
untuk mencapai tujuannya
 Prinsip operasi Tim
Pernyataan yang tepat dari nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang akan mengatur tindakan tim.
Yang termasuk nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang akan mengatur perilaku antara anggota tim
dalam melakukan tugasnya dan dengan lingkungannya

7



Logo Tim
Sebuah tim sering mengdesain logo atau simbol yang bagi tim, mewujudkan prinsip-prinsip
tujuan, visi, dan operasi.
CHAPTER 4
KEMAMPUAN DALAM MENGERJAKAN TUGAS DAN POLA PERILAKU

Seseorang yang masuk dalam sebuah tim, baik secara sukarela ataupun karena mereka ditugaskan
untuk berpartisipasi. Untuk dapat mencapai tujuan, sebuah tim harus melakukan satu atau beberapa
tugas. Dan performa dari sebuah team tergantung pada skill yang dimiliki oleh anggotanya.
Hasil kerja tim bervariasi, meskipun tidak dapat dihindari akan tetap melibatkan dua kemampuan,
yaitu kemampuan teknis dan kemampuan sosial. Tugas yang berbeda memerlukan kombinasi
kemampuan yang berbeda.
TUGAS TIM DAN KEMAMPUAN YANG DIBUTUHKAN
Skill Teknis
Anggota tim pada dasarnya dipilih karena memiliki kemampuan teknis yang dibutuhkan. Tim
dibentuk untuk mencapai tujuan yang bervariasi, bagaimanapun untuk melakukannya dibutuhkan skill
yang bervariasi untuk mendukung kemampuan teknis.
Kompetensi Sosial
Kemampuan sosial diperlukan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Dimana dalam
melaksanakan tugasnya, tim akan menemui kesulitan dalam mencapai tujuannya, sehingga secara
alami dibutuhkan interaksi sosial antar anggotanya.
Menghasilkan sebuah Produk atau Outcome
Ketika tim ditugaskan untuk menghasilkan sebuah outcome, terdapat dua strategi:
a. merencanakan sebuah strategi dimana untuk mendapatkan outcome
b. menciptakan outcome itu sendiri.
Tugas Perencanaan
Perencanaan merupakan hal krusial dalam performa sebuah tim. Perencanaan melibatkan:
a. Semua anggota tim mengerti dan setuju pada tujuan yang ingin dicapai.
b. Adalah mengidentifikasi langkah alternatif (yang memungkinkan) beserta detail dan hasil jika
alternatif tersebut dijalankan.
Creating Tasks
Tugas-tugas yang berkaitan dengan menghasilkan outcome yang berawal dari rencana yang
kurang terstruktur, contohnya adalah brainstorming.
Dalam brainstorming, masing-masing anggota tim akan memiliki perspektif yang berbeda
terhadap suatu tugas dan memungkinkan bagi tim untuk melihat suatu masalah secara berbeda.
Tujuan brainstorming adalah untuk menghasilkan sebanyak mungkin ide. Brainstorming didesain
untuk menerima semua kontribusi anggota satu dengan yang lainnya agar anggota merasa nyaman
dalam menyalurkan idenya sebagai pertimbangan dalam tim.
Memilih Opsi untuk Mencapai Suatu Hasil
Ketika tim harus memilih outcome dari banyak outcome yang sudah ditentukan sebelumnya, ada
dua strategi yang dapat dilakukan, tergantung situasi yang terjadi.
a. Memilih satu diantara banyak opsi yang sudah ditetapkan, ini disebut pengambilan
keputusan.
b. Ketika opsi kurang jelas, tugasnya menjadi pemecahan masalah.
Artinya salah satu strategi, atau kadang keduanya dapat diformulasikan, tergantung masalah yang
ada, kemudian memilih strategi mana yang dapat digunakan.
Tugas untuk Mengambil Keputusan
Hal ini menyangkut mengenai memilih antara dua atau lebih alternatif.
8

Keuntungan jika menggunakan pendekatan ini:
a. Dengan skill dan pengetahuan luas dari anggota, tim dapat membuat keputusan yang lebih
baik
b. Tim dapat memperoleh dan memproses informasi dengan jumlah lebih banyak dengan cara
mengelompokkan tanggung jawab
c. Keputusan yang dicapai oleh tim dianggap masuk akal dan layak untuk diikuti karena
merupakan keputusan dari banyak orang.
Kerugian yang dapat terjadi:
a. Tim tidak dapat menggunakan skill atau pengetahuannya secara maksimal karena satu atau
lebih anggota tidak mau berkontribusi, atau merasa kontribusi mereka tidak akan diterima
b. Beberapa anggota tim yang lebih memengaruhi pengambilan keputusan dibanding anggota
lain
c. Anggota tim terburu-buru untuk mencapai kesepakatan sehingga alternatif pertimbangan
menjadi terbatas
d. Perbedaan pandangan dan value dari anggota menjadi luas sehingga akan menjadi sulit
untuk disatukan dan tidak bisa mencapai keputusan.
Aturan dalam pengambilan keputusan ditentukan oleh tim, bisa saja dengan keputusan yang
disetujui oleh semua anggota atau dengan sistem voting.
Tugas untuk Memecahkan Masalah
Tujuannya adalah untuk mencari sebuah jawaban yang benar. Sebagai contoh, jika kita mencari
jawaban untuk “Jam berapa ini?” Untuk masalah ini, jika jawaban diidentifikasi dan kebenaran
jawaban sudah jelas dan anggota tim langsung setuju, ini disebut truth wins. Jika dipecahkan secara
aljabar, mungkin sulit untuk di dapatkan jawaban benarnya, tapi dapat dibuktikan dan diterima, ini
disebut truth-supported wins. Tapi ketika jawabannya tidak dapat dipecahkan oleh anggota tim dan
memerlukan bantuan dari expert, hal ini disebut truth with much support wins.
Negosiasi untuk Mencapai Suatu Hasil
Tipe lain dari tugas tim adalah menegosiasikan perbedaan untuk mencapai kesepakatan. Dalam
hal ini termasuk menyelesaikan perbedaan dari bagaimana persoalan dipandang, hal ini disebut
cognitive conflict. Jika perbedaan yang muncul dari konflik keperluan atau motif, disebut sebagai
mixed motives.
Cognitive Conflict Tasks
Konflik ini muncul ketika anggota tim melihat persoalan secara berbeda. Konflik kognitif seringkali
sulit untuk dipecahkan, karena anggota tim cenderung salah paham satu sama lain. Untuk
memecahkan masalah diperlukan diskusi guna mengklarifikasi pandangan yang berbeda, lalu
negosiasi, dilanjutkan dengan kompromi dan diharapkan tercapai kesepakatan.
Mixed-Motive Tasks
Anggota tim dapat juga memiliki pertentangan dalam motif atau kepentingan. Hal ini dapat
menimbulkan perselisihan yang sangat mengganggu. Mixed-motive tasks melibatkan situasi dimana
hasil terbaik untuk satu anggota belum tentu terbaik bagi anggota lainnya. Konflik tersebut dapat
diselesaikan dengan negotiation, bargaining, dilemma tasks atau coalition.
Negotiation melihat untuk menyelesaikan masalah dengan mempertimbangkan berbagai tradeoffs antara berbagai dimensi.
Bargaining menunjukkan satu dimensi dalam perselisihan antara dua atau lebih orang. Dalam
proses bargaining sangat penting bagi masing-masing pihak mengerti apa yang menjadi masalah dari
pihak lain. Mengetahui apa yang menjadi masalah dapat membantu dalam mencari solusi untuk
meminimalisasi masalah.
Dilemma tasks melibatkan dua atau lebih orang untuk membuat pilihan secara independen. Hal
ini dapat terjadi ketika ada pembagian tanggung jawab.
Coalition payoff allocation yang muncul ketika bagian dari anggota membentuk koalisi yang secara
total mengontrol hasil kepada anggota. Sebagai contoh, tim seringkali menempatkan pihak mayoritas
di jadwal kerja dan lembur yang mereka inginkan. Bagaimana dilemma ini diselesaikan? Kecuali koalisi
control bersedia melepaskannya, mengubah alokasi hasil karena dikuranginya performa dari anggota
yang minoritas.
9

Masalah utama dari mixed-motive adalah bagaimana tiap pihak memberikan solusi yang ideal.
Terdapat pertimbangan, yaitu ketika satu atau banyak persoalan menimbulkan perselisihan.
Bargaining dapat berguna ketika ada satu dimensi. Ketika ada beberapa dimensi, negosiasi dibutuhkan
untuk menyelesaikan perselisihan. Semakin banyak dimensi dalam konflik semakin kompleks
perselisihannya.
Melakukan untuk Mendapatkan Hasil
Ketika tugas tim adalah untuk kerja dan mencapai hasil, hasil dapat dibedakan menjadi dua tipe :
a. Contests
Tujuannya adalah untuk menyelesaikan masalah dari kekuatan untuk menang. Sebuah tim
bisa saja performanya buruk tapi tetap menang. Ketika kontes melibatkan koordinasi yang
kompleks, multiple tasks, kompetisi akan terarah ke bubarnya koordinasi, kecuali diimbangi
oleh pelaksanaan yang luas.
b. Performance
Tim dapat melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan standar. Performa dapat dipengaruhi
beberapa factor, yaitu : faktor fisik dari lingkungan kerja, jumlah anggota tim yang
berpengalaman atau terlatih
Mengidentifikasi dan Mengembangkan Skill yang Relevan dengan Tugas
Orang yang sudah memiliki pengalaman perencanaan sebelumnya menambah skill untuk tim.
Mereka cenderung merencanakan sebelum bergerak. Beberapa orang memiliki pengalaman
bernegosiasi dan mampu menganalisa konflik dan menawarkan resolusi.
POLA PERILAKU
Pola perilaku mengacu pada konsistensi dari sikap individu dalam bekerja dan berinteraksi dengan
orang lain. Konsistensi perilaku tidak merefleksikan karakteristik seseorang (skill atau kepandaian).
Pola perilaku sangat penting bagi anggota tim yaitu untuk pengembangan perilaku, saling melengkapi
dan saling berpengaruh positif sesama anggota tim.
Menggambarkan Ragam Perilaku
Ragam perilaku dapat digambarkan dalam banyak cara yang berbeda. Salah satu metode yang
banyak digunakan adalah Myers-Briggs Type Inventory, yang menggambarkan seseorang dalam empat
dimensi
a. Extrovert vs introvert
Introvert adalah pemikir, focus pada diri sendiri. Extrovert lebih dapat bersosialisasi, focus
pada sekitar dan suka bergaul
b. Sensor vs intuitor (berkaitan dengan pengumpulan informasi)
Sensor cenderung praktis, realistis, faktual dan spesifik. Intuitor lebih konseptual, teoritis,
general dan random
c. Feeler vs thinker (berkaitan dengan pengambilan keputusan)
Feelers manusiawi, harmonis, dan subjektif dalam pengambilan keputusan. Thinker lebih
tegas, jelas dan objektif
d. Perceiver vs judger (berkaitan dengan bagaimana seseorang berurusan dengan lingkungan
dan menciptakan gaya hidupnya)
Perceiver cenderung lebih mudah beradaptasi, fleksibel, spontan dan terbuka. Judgers
menekankan pada control, perencanaan, struktur dan menjadwalkan hidupnya.
Inteligensi Emosi
Perspektif lain dalam performance “styles” disebut inteligensi emosional, yang meliputi lima fitur :
a. Knowing one’s emotions  Kesadaran diri dan kemampuan untuk mengenali perasaan saat
terjadi
b. Managing emotions  Menangani emosi agar sesuai
c. Motivating oneself  Kemampuan untuk mengajak seseorang agar tertarik dalam mencapai
tujuan
d. Recognizing emotions in others  Kemampuan untuk menempatkan diri untuk memiliki
empati terhadap orang lain

10

e.

Handling relationship  Mengenai kemampuan untuk merespon secara benar dan
konstruktif terhadap emosi orang lain.
Kemampuan-kemampuan diatas menggambarkan pengetahuan seseorang dan rasa mengerti
terhadap orang lain.
Inteligensi Emosi berbeda dan terkait sedikit dengan Inteligensi intleketual (IQ). IQ hanya sedikit
dapat dilihat sebagai dasar awal untuk skill teknis. Inteligensi Emosional adalah dasar untuk lebih
sosial, kemampuan antar pribadi.
IMPLEMENTASI KASUS

11