PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA PADA PENGARU

PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA PADA PENGARUH
KOLONIALISME
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perubahan Sosial Budaya
Dosen pengampu : Cut Dhien Nourwahida, MA

Disusun Oleh :
Melinda Saraswati

11140150000036

Niken Kesuma Wardani

11140150000032

Nasrudin

11140150000063

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2017

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perubahan
Sosial dan Budaya Pada Pengaruh Kolonialisme” dengan upaya untuk memenuhi tugas mata
kuliah Perubahan Sosial Budaya.
Dengan selesainya makalah yang penulis buat ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Cut Dhien Nourwahida, MA selaku dosen pengampu dalam mata kuliah Perubahan Sosial
Budaya yang penuh pengabdian memberikan bimbingan kepada penulis sehingga penulis
dapat menulis, menyusun dan menyelesaikan tugas ini. Namun semua ini kembali pada
pembelajaran dan penulis menyadari akan kelemahan dan kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
yang sifatnya membangun. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Jakarta, 24 Maret 2017
Penyusun,

1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan .....................................................................................................2
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kolonialisme .............................................................................................3
2.2 Zaman Kolonial ......................................................................................................4
2.3 Dampak Adanya Kolonial Yang Bersifat Positif dan Negatif .................................8
2.4 Dampak Kolonialisme Dalam Tatanan Sistem Sosial dan Budaya.........................9
2.5 Pengaruh Western....................................................................................................10
2.6 Berubahnya Persepsi Masyarakat Terhadap Budaya Sendiri..................................12
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................15
B. Saran..........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................16


2

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kolonialisme mulai berkembang sekitar abad ke-15 yang diawali dengan
adanya gejala pembaruan di Eropa di bidang ekonomi, politik, sosial, maupun budaya
dalam bentuk gerakan Renaisans dan Humanisme yang berpikiran maju. Renaisans
adalah hasrat dan semangat untuk berpikiran maju dari kondisi atau masa sebelumnya.
Sementara humanisme adalah suatu doktrin yang menekankan pada kepentingan
kemanusiaan dan idealisme. Adapun pusat-pusat perkembangan Renaisans pada
awalnya terdapat di kota-kota pelabuhan Italia, seperti Florence, Genoa, dan Venesia.
Kemampuan berpikir yang maju inilah yang kemudian menghasilkan banyak
penemuan-penemuan baruseperti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
ekonomi, sosial dan budaya.
Masa kolonial adalah masa awal penjajahan Indonesia. Pada masa kolonial
Indonesia di datangi oleh beberapa negara diantaranya Portugis, Inggris, Jepang dan
Belanda. Bangsa Portugis yang berkuasa didaerah Maluku menerapkan sistem
imperalisme modern. Semboyan Gold, Gospel, Glory tetap dipegang teguh. Artinya

mereka melakukan perjanjian dengan sistem ekonomi, agama, dan politik. Namun,
karena kekurangan tenaga pegawai, maka Portugis hanya menduduki tempat-tempat
yang strategis untuk perdagangan. Sisa pengaruh Portugis di Indonesia adalah :
1.

Agama Katolik yang disiarkan oleh Franciscus Xaverius dan Alfonso de castro

memberikan pengaruh cukup luas di wilayah Asia.
2.

Di Maluku dan timor-timur serta Larantuka (Flores Timur) banyak penduduk

yang mempergunakan nam-nama Portugis, seperti Parera, Monteiro, Fernandez, da
Silva, da Lopes, Dona, Peransa dan Senyora.
3.

Banyak

kata-kata


yang

berasal

dari

Bahasa

Portugis

masuk

Perbendaharaan Bahasa Indonesia, seprti : lentera, bendera, laksaman, loteng, dan
sinyo.

1

4.

Seni musik merupakan salah satu peninggalan yang berpengaruh cukup besar,


seni musik keroncong merupakan pengaruh peninggalan yang telah meresap dan
sampai sekarang masih banyak penggemarnya.
Pada masa kolonial Inggris sistem sewa tanah yang diperkenalkan oleh Raffles
membawa perubahan besar. Unsur-unsur paksaan diganti dengan unsur kebebasan,
sukarela dan hubungan perjanjian atau kontrak. Dan dalam bidang sosial budaya, adat
isitiadat yang telah berjalan secara turun temurun menjadi semakin longgar karena
pengaruh budaya barat.
Di satu pihak tampak makin meluasnya kekuasaan kolonial dan imperialiasme
Belanda; sedangkan di lain pihak terlihat makin merosotnya kekuasaan tradisional
milik pribumi. Meluasnya kolonialisme dan imperialisme Belanda di Indonesia
membawa akibat terhadap perubahan dalam berbagai segi kehidupan, seperti, politik,
ekonomi, sosial, dan budaya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kolonialisme?
2. Bagaimana dampak adanya kolonial yang bersifat positif dan negatif?
3. Apa saja dampak kolonialisme dalam tatanan sistem sosial dan budaya?
4. Apa yang disebut Pengaruh Western?
5. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap budaya sendiri setelah adanya Pengaruh
Western?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui Definisi dari
kolonialisme, dampak positif dan negatif dari kolonial, dampak kolonialisme dalam
tatanan sosial dan budaya dan bagaimana persepsi masyarakat terhadap budaya
sendiri.

BAB II
PEMBAHASAN
2

2.1 Definisi Kolonialisme
Koloni berasal dari kata Colonia (bahasa latin) yang artinya tanah pemukiman
(jajahan). Jadi koloni berarti pemukiman suatu negara di luar wilayah negaranya yang
kemudian dinyatakan sebagai bagian wilayahnya. Adapun kolonialisme mengandung
arti upaya penguasaan atas suatu daerah atau wilayah oleh negara penguasa untuk
memperluas daerahnya atau wilayahnya. Penguasaan daerah tersebut umumnya
dilakukan secara paksa untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi
negara induk (motherland).
Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kolonial berarti ;
berhubungan dengan sifat jajahan. Dan kolonialisme memiliki arti ; paham tentang

penguasaan suatu negara atas daerah atau bangsa lain dengan maksud untuk
memperluas negara itu1.
Kolonialisme berkembang pesat setelah perang dunia I. Sejarah kolonialisme
Eropa dibagi dalam tiga peringkat. Pertama, dari abad ke-15 hingga Revolusi industri
(1763) yang memperlihatkan kemunculan kuasa Eropa seperti Spanyol dan Portugis.
Kedua, setelah Revolusi Industri hingga tahun 1870-an. Ketiga, dari tahun 1870-an
hingga tahun 1914 ketika meletusnya Perang Dunia I yang merupakan puncak
pertikaian kuasa-kuasa imperialis.
Adapun macam-macam bentuk kolonialisme :
a. Koloni Eksploitasi, yaitu penguasaan suatu daerah untuk dikuras habis
kekayaan alam dan tenaga

penduduknya (kerja paksa) untuk

kepentingan negara penguasa.
b. Koloni Penduduk, yaitu penguasaan suatu daerah baru, dengan cara
menyingkirkan atau memusnahkan penduduk asli atau pribumi yang
digantikan oleh pendatang yang menyebabkan kedudukan penduduk
asli terbaikan.
c. Koloni Deportasi, yaitu daerah atau wilayah koloni yang dipakai

sebagai tempat buangan para narapidana yang sudah tidak dapat
ditangani oleh pemerintah. Mereka kebanyakan para kriminal yang
1 Kbbi.web.id/kolonial, kolonialisme

3

dihukum seumur hidup. Dari pada pemerintah harus memberi makam
mereka seumur hidup lebih baik mereka dijadikan tenaga buruh yang
tidak dibayar.
d. Koloni Defensi, yaitu daerah koloni berupa pulau-pulau untuk
kepentingan pertahanan.
e. Koloni Netral, yaitu pendudukan sebuah wilayah untuk tempat tinggal
tanpa ada pretense lain.
2.2 Zaman Kolonial
Di zaman perekonomian Asia yang telah maju, perekonomian Eropa justru
masih tertinggal jauh. Dunia islam merupakan pusat perkembangan ekonomi dan
politik dunia dalam abad ke -14 sampai dengan abad ke-15, khususnya imperium
Turki Usmani (Ottoman) yang telah menguasai wilayah-wilayah strategis yang pada
awalnya telah dikuasai Romawi-Byzantium. Penguasaan tersebut menyebabkan jalur
perdagangan dari Timur ke Barat tersekat seperti barang dagangan rempah-rempah

menjadi langka dan harganya melambung tinggi. Meskipun demikian, pada masa itu
masyarakat Eropa masih berminat pada barang tersebut. Oleh karena itu, para
penguasa dan pedagan Eropa berupaya mencari jalan alternatif ke daerah penghasil
komoditi tersebut. Melihat keadaan seperti itu secara tidak langsung telah mendorong
para produsen di kepulauan Nusantara, khususnya kepulauan Maluku memperluas
tanaman ekspornya terutama pala dan cengkeh.
Pada awalnya, kedatangan Bangsa asing di Indonesia bertujuan untuk berdagang
rempah-rempah. Namun, kekayaan alam Indonesia yang berlimpah membuat Bangsa
asing mengubah tujuan awalnya menjadi ingin menjajah Indonesia. Berikut beberapa
tujuan Bangsa Eropa menguasai Indonesia, yaitu:
a. Menguasai wilayah strategis di Indonesia guna menjalankan misi perdagangan
dan basis militer.
b. Mengambil sebanyak-banyaknya kekayaan alam di wilayah tersebut.
c. Menguasai perdagangan rempah-rempah langsung dari daerah penghasilnya
dengan menerapkan monopili perdagangan.
d. Mencampuri urusan politik wilayah tersebut.
A. Kedatangan Bangsa Portugis
Bangsa portugis merupakan bangsa eropa pertama yang menjangkau kawasan
timur (Asia) melalui laut. Lewat suatu ekspedisi yang dilakukan pada 1498, portugis
membuka jalur pelayaran ke kawasan timur khususnya ke Asia Timur. Vasco da

Gama, pemimpin ekspedisi portugis tersebut patut disebut sebagai perintis epos
sejarah pelayaran Eropa ke Asia Timur. Periode ini mungkin dapat disebut pula
4

sebagai Abad Kekuatan Maritim Eropa, karena otoritasnya didasarkan pada perairan
dan melulu dilakukan oleh bangsa barat2.
Melalui tanjung harapan, portugis dengan cepat memperlihatkan kekuatan
maritimnya di Laut Arabia dan menaklukkan armada dagang musuhnya yang paling
utama, bangsa Moor di Dice, serta menjarah kapal-kapal dagang mereka dan
menduduki sejumlah negeri di kawasan teluk. Pada dekade selanjutnya, pengaruh
portugis makin meluas dan perdagangannya tumbuh dengan pesat. Alfonso
d’Albuquerque, yang kelak menjadi raja muda (Vice Roy) di Goa (1509-1515),
merupakan figure Revolusioner Ekspansionis diwilayah Asia timur. Ia memperoleh
pengaruh simultan Raja portugis dan menjadi eksekutif pemerintahan, merangkap
kepala perdagangan, yang dengan semangat tinggi melakukan pendekatan untuk
menguasai perdagangan rempah-rempah3.
Selain agama Katholik, Portugis juga meninggalkan beberapa pengaruh
budaya, seperti balada keroncong yang romantis, dan kosa kata yang terserap ke
dalam bahasa Indonesia seperti kata “pesta”, “sabun”, “sepatu”, “bendera”, “kemeja”,
“meja”, “minggu” dan lain-lain. Hal ini membuktikan bahwa di samping bahasa
Melayu yang menjadi lingua franca, bahasa Portugis banyak pula dipergunakan di
Kepulauan Indonesia, paling tidak sampai akhir awal abad ke-19. Kini di daerah
kepulauan Maluku masih banyak nama keluarga yang berasal dari masa Portugis,
seperti: da Costa, Dias, de Fretes, Gonsalves, Mendoza, da Silva, dan Rodrigues.
B. Kedatangan Bangsa Spanyol
Rute penjelajahan samudera Christophorus Columbus dimulai dari Kota
Lisbon berlayar ke arah barat menyeberangi Samudera Atlantik. Columbus berhasil
menemukan Benua Amerika pada tahun 1492 Masehi. Setelah itu, dilanjutkan oleh
Ferdinand Magelhaens dan Juan Sebastian del Cano pada tahun 1519 Masehi dengan
menempuh ruteyang pernah dilaui oleh Christophorus Columbus. Dan akhirnya Ia
sampai di Kepulauan Massava (sekarang Filiphina) pada tahun 1521. Setelah
Ferdinand Magelhaens meninggal dunia, pelayaran dilanjutkan oleh Juan Sebastian
del Cano dari Filiphina menuju arah selatan, maka sampailah del Cano di Kepulauan
Maluku tahun 1522 Masehi. Kedatangan Bangsa Spanyol di Kepulauan Maluku di
sambut baik oleh Sultan Mansur dari Tidore dan diterima sebagai sekutu untuk
mengimbangi kekuatan Kesultanan Ternate yang mempunyai sekutu Bangsa Portugis.
2 C.R. Boxer, The Portuguese Seaborne Empire 1415-1825, London : Hatchinson & Co, 1969, hlm. 39 dst
3 Amal, Muhammad Adnan, Portugis dan Spanyol di Maluku. Jakarta : Komunitas Bambu. 2009. Hlm. 1-2

5

Dengan demikian, di Kepulauan Maluku terjadi persaingan dagang antara
Bangsa Portugis dengan Bangsa Spanyol. Untuk menghindari persaingan tersebut
maka pada tahun 1528 Masehi di Kota Saragosa (Spanyol) diadakan perjanjian. Isi
perjanjian tersebut mengatakan bahwa Bangsa Portugis tetap melanjutkan
perdagangannya di Kepulauan Maluku. Sedangkan Spanyol melanjutkan kegiatan
dagangnya di Kepulauan Massava di Filiphina. Akhirnya, pada tahun 1663 Bangsa
Spanyol mundur dari wilayah tersebut karena protes dari pihak Bangsa Portugis
sebagai bentuk pelanggaran terhadap Perjanjian Tordesillas 1494.
C. Kedatangan Bangsa Inggris
Kedatangan Bangsa Inggris ke Indonesia dirintis oleh Francis Drake dan
Thomas Cavendish. Dengan mengikuti jalur yang dilalui Magelhaens, pada tahun
1579 Masehi Francis Drake berlayar ke Indonesia. Armadanya berhasil membawa
rempah-rempah dari Ternate dan kembali ke Inggris melewati Samudera Hindia.
Perjalanan berikutnya dilakukan pada tahun 1586 Masehi oleh Thomas Cavendish
dengan melewati jalur yang sama.
Pengalaman kedua pelaut tersebut mendorong Ratu Elizabeth I meningkatkan
pelayaran internasionalnya. Hal ini dilakukan dalam rangka menggalakan ekspor wol,
menyaingi perdagangan spanyol dan mencari rempah-rempah. Kemudian Ratu
Elizabeth I member hak istimewa kepada EIC (East Indian Company) untuk
mengurus perdagangan dengan Asia. EIC kemudian mengirim armadanya ke
Indonesia. Armada EIC yang dipimpin James Lancester berhasil melewati jalan
Portugis (melewati Afrika). Namun mereka gagal mencapai Indonesia karena diserang
Portugis dan bajak laut Melayu di Selat Malaka.
Awal abad ke-17, Inggris telah memiliki jajahan di India dan terus berusaha
mengembangkan pengaruhnya

di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia.

Kolonialisme Inggris di Hindia Belanda dimulai tahun 1604 Masehi. Menurut catatn
sejarah, sejak pertama kali tiba di Indonesia tahun 1604 Masehi, EIC mendirikan
kantor-kantor dagangnya. Di antaranya ialah di Ambon, Aceh, Jayakarta, Banjar,
Japara, dan Makassar. Walaupun demikian, armada Inggris tidak mampu menyaingi
aramada dagang barat lainnya di Indonesia, seperti Belanda. Mereka akhirnya
memusatkan aktivitas perdagangannya di India. Mereka berhasil membangun kotakota perdagangan seperti Madras, Kalkuta, dan Bombay.
D. Kedatangan Bangsa Belanda

6

Masa kolonial masih relevan untuk generasi Indonesia sekarang dengan
ingatan langsung kali ini, dan untuk kaum muda Indonesia yang bekerja di bidang
warisan budaya sejarah. Ketidak cocokan mencolok dengan segera4.
Indonesia dijajah belanda selama 350 tahun adalah pengetahuan sejarah yang
umum diketahui orang. Pandangan ini tidak saja dikenal di kalangan politisi, tetapi
juga diantara para sejarawan, seperti von Arx dan Kahin. 5 Pengetahuan sejarah ini
tentu tidak terbentuk begitu saja. Awal mulanya disebabkan oleh pernyataan para
sejarawan kolonial asal Belanda karena pemerintah kolonial di Hindia Belanda pada
awal ke-20 memerlukan pandangan demikian.6
Armada Belanda yang pertama berusaha mencapai Indonesia dipimpin oleh
Jacob van Neck, namun ekspedisi ini gagal. Kemudian pada tahun 1595 masehi
armada Belanda yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman dan Pieter de Kaizer
berangkat menuju Indonesia. Mereka menyusuri pantai barat Afrika lalu sampai ke
Tanjung Harapan. Dari daerah tersebut, mereka mengarungi Samudera Hindia dan
masuk ke Indonesia melalui Selat Sunda lalu tiba di Banten.
Armada ini tidak diterima oleh rakyat karena Belanda bersikap kasar. Selain
itu hubungan antara rakyat Banten dengan Portugis masih baik. Kemudian dari
Banten , armada ini bermaksud menuju Kepulauan Maluku untuk membeli rempahrempah namun ternyata gagal mencapai Kepulauan Maluku. Cornelis de Houtman
tiba kembali di negerinya pada tahun 1597 masehi dan Ia disambut sebagai penemu
jalan ke Indonesia.
Setelah de Houtman, armada Belanda dating ke Indonesia susul-menyusul.
Hal ini mengakibatakan lalu lintas Indonesia dengan Blanda menjadi ramai. Armada
Belanda yang pertama mencapai Kepulauan Maluku adalah armada kedua. Mereka
berhasil melakukan pembelian rempah-rempah di daerah tersebut.
Pada awalnya, Belanda memang gagal menghadapi persaingan dengan
Portugis, baik di Maluku maupun di pelabuhan-pelabuhan lain di Indonesia. Namun,
karena armada Belanda semakin hari semakin bertambah, maka sedikt demi sedikit
armada Portugis mulai terdesak. Akhirnya, Portugis terusir dari Kepulauan Maluku
dan itu menandakan bahwa era kolonialisme Belanda di Indonesia telah dimulai.
Sejak saat itu, pedagang-pedagang Belanda semakin banyak yang datang ke Maluku.

4 Oostindie, gert, Dutch colonialism, migration, and cultural heritage. KITLV Press. Leiden : 2008. Hlm. 69
5 Tulisan ini pertama kali diterbitkan dalam majalah Indonesië, VIII, 1 (februari, 1955), hlm. 1-26 denga judul
“Veronachtzaamde uitsprake”
6 Resink, G, bukan 350 Tahun dijajah. Depok : Komunitas Bambu, 2013. Hlm. 63

7

2.3 Dampak Adanya Kolonial Yang Bersifat Positif Dan Negatif
A. Dampak Positif :
a. Pola pikir masyarakat yang berubah, dan menuju masyarakat yang
modern.
b. Tingkat kehidupan yang lebih baik.
c. Menambah kosakata baru (banyak Bahasa asing yang selanjutnya diserap
ke Bahasa Indonesia)
d. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan juga teknologi, sehingga
masyarakat bisa mengetahui informasi yang ada di Indonesia dan di dunia.
e. Dapat memperkaya keberagaman budaya Indonesia bila dimanfaatkan
dengan baik.
B. Dampak Negatif :
a. Sikap individualistis.
b. Kesenjangan sosial.
c. Melemahnya nilai-nilai budaya bangsa dan masyarakat lama-kelamaan
akan meninggalkan budaya Indonesia yang dianggapnya sudah kuno.
d. Minat terhadap budaya Indonesia semakin berkurang karena beralih ke
budaya barat, sebagai contoh anak muda akan lebih minat dengan tarian
modern (dance) dari pada tari-tarian tradisional (misal tari jaipong).
e. Menggunakan busana yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku di
Indonesia.

2.4 Dampak Kolonialisme Dalam Tatanan Sosial Dan Budaya
A. Perubahan dalam dalam Bidang Sosial :
a. Pembentukan status sosial dimana yang tertingi adalah Eropa lalu Asia dan
Timur yang terakhir kaum Pribumi.
b. Terjadinya penindasan dan pemerasan secara kejam. Tradisi yang dimiliki
oleh bangsa Indonesia, Seperti upacara dan tata cara yang berlaku dalam
lingkungan

istana

menjadi

sangat

sederhana,

bahkan

cenderung

dihilangkan. Tradisi tersebut secara perlahan-lahan digantikan oleh tradisi
pemerintah Belanda.
c. Daerah Indonesia terisolasi di laut sehingga kehidupan berkembang ke
pedalaman. Kemunduran perdagangan di laut secara tak langsung
menimbulkan budaya feodalisme di pedalaman. Dengan feodalisme rakyat
pribumi dipaksa untuk tunduk atau patuh pada tuan tanah Barat atau Timur
Asing sehingga kehidupan penduduk Indonesia mengalami kemerosotan.
B. Perubahan dalam Bidang Budaya :
8

a. Tindakan pemerintah Belanda untuk menghapus kedudukan menurut adat
penguasa pribumi dan menjadikan mereka pegawai pemerintah,
b.

merutuhkan kewibawaan tradisional penguasa pribumi.
Upacara dan tata cara yang berlaku di istana kerajaan juga
disederhanakan dengan demikian ikatan tradisi dalam kehidupan pribumi

menjadi lemah.
c. Dengan merosotnya peranan politik maka para elit politik baik raja
maupun bangsawan mengalihkan perhatiannya ke bidang seni budaya.
Contoh Paku Buwono V memerintahkan penulisan serat Centhini, R.Ng
Ronggo Warsito menyusun Kitab Pustakaraya Purwa, Mangkunegara IV
menyusun kitab Wedatama dan lain-lain.
d. Budaya Barat berkembang secara meluas, bahkan merusak sendi-sendi
kehidupan budaya tradisional yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Sebagai contohnya, kebiasaan minum minuman keras yang dilakukan oleh
golongan bangsawan. Kebiasaan tersebut bukan milik asli bangsa
Indonesia, tetapi kebiasaan yang berlaku di kalangan bangsa Barat yang
dibawa oleh para penjajah (Westernisasi menyebar lewat jalur pendidikan
dan pemerintahan).
e. Birokrat menggunakan bahasa Belanda sebagai simbol status mereka.
2.5 Pengaruh Western
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Western memiliki arti
berkiblat ke barat ; berhaluan ke Barat ; terkena pengaruh Barat. Sedangkan
Westernisasi adalah pemujaan terhadap barat yang berlebihan ; dan pembaratan7.
Berikut adalah beberapa pengaruh budaya barat terhadap kehidupan
masyarakat di Indonesia :
A. Gaya Hidup
Gaya hidup orang sekarang yang lebih mementingkan gengsi dan kepraktisan
tanpa mengetahui dampak buruk yang akan dirasakan selanjutnya.
Misalnya, sekarang orang lebih memilih makanan cepat saji atau istilahnya
adalah fast food seperti: burger, fried chicken, minuman kaleng dan
sebagainya. Makanan diatas merupakan salah satu makanan dengan kategori
junk food. Junk food adalah kata ’slang’ untuk makanan dengan kandungan
nutrisi yang rendah. Biasanya junk food ini mengandung kadar garam, gula,
lemak atau kalori yang tinggi, tetapi renda nutrisinya rendah vitamin, mineral
dan juga serat.
7 Kbbi.web.id/western, westernisasi

9

B. Cara Berpakaian
Misalnya thank top yang diluar negeri digunakan pada musim panas, akan
tetapi di Indonesia malah digunakan untuk bergaya di depan umum. Hal ini
terjadi karena masyarakat Indonesia latah terhadap perubahan. Mereka
menganggap pakaian produksi negara Barat tersebut sesuai dengan budaya
Timur yang dianut oleh bangsa kita Indonesia.
C. Pergaulan Remaja
Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa
depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih
baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada
kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk
didalamnya tentang pentingnya memberikan filter tentang perilaku-perilaku
yang negatif, yang antara lain; minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang,
sex bebas, dan lain-lain yang dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit
HIV/AIDS.
Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang
menguatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak
jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling
berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka
sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka,
merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan.
Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi persaingan

untuk

mendapatkan pacar. Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini
sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu.
Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil. Oleh
karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang
idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa
kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu
menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan
kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung
selamanya.

D.Lunturnya nilai luhur budaya daerah di Indonesia
Indonesia memiliki beraneka ragam seni dan budaya. Dari sabang sampai
merauke memiliki keunikannya masing-masing, seharusnya kita patut bangga
dengan keanekaragaman ini. Terutama budaya Indonesia yang memiliki
10

coraknya masing-masing sesuai dengan daerahnya. Seperti halnya tarian, lagu,
baju adat dan bahasa daerah. Akan tetapi dengan berkembangnya jaman,
budaya tradisi daerah yang mulai luntur nilai dan makna. Generasi muda saat
ini lebih memilih untuk mengikuti trend yang ada. Seolah-olah sudah tidak ada
lagi greget untuk melestarikan budaya luhur. Mereka lebih memilih tarian
modern seperti break dance daripada tarian-tarian tradisional seperti tari kuda
lumping, tari bedoyo dan sebagainya. Selain itu mereka lebih senang
menyanyikan lagu dengan aliran pop, rock, metal daripada lagu-lagu
tradisional Indonesia ataupun aliran seperti keroncong, campursari dan
sebagainya.

2.6 Perubahan Persepsi Masyarakat Terhadap Budaya Sendiri
Perubahan sosial budaya telah merambah hampir pada semua lapisan masyarakat
dunia. Masyarakat dunia sengaja atau tidak telah terpengaruh oleh perubahan ini.
Perubahan sosial budaya yang dialami masyarakat dunia menimbulkan berbagai
perilaku, baik yang positif maupun negatif (anonym:2015)8.
A. Perilaku Positif
perilaku positif dalam menghadapi perubahan sosial budaya yang demikian
cepat ini antara lain sebagai berikut
a. Munculnya sikap lebih menghargai waktu. Dengan cepatnya arus
informasi

dapat

diperoleh,

masyarakat

(terutama

di

negara

berkembang) mulai menghargai waktu. Sikap ini tampak dari semakin
tingginya etos kerja di negara berkembang karena persaingan bidang
ekonomi yang semakin ketat.
b. Munculnya kesadaran akan hak dan kewajiban dalam bermasyarakat.
Kesadaran akan hak dan kewajiban dalam masyarakat dapat dilihat
dari semakin tingginya penghargaan masyarakat terhadap Hak Asasi
Manusia (HAM). Masyarakat mulai menyadari sejauh mana sikap dan
perbuatan yang dilakukannya berkaitan dengan orang lain yang
termasuk pelanggaran HAM

8 http://nurdianaagustina.web.unej.ac.id/2015/06/04/perubahan-sosial-budaya-yang-ada-dalammasyarakat-di-era-globalisasi
11

c. Munculnya sikap menghargai bangsa-bangsa lain di dunia. Semakin
cepatnya arus informasi diperoleh dari berbagai media informasi
sehingga batas-batas territorial seolah tidak ada aritnya sehingga akan
menumbuhkan sikap penghargaan terhadap bangsa lain di dunia.
Masyarakat yang ada di lingkungan sekitar kita ternyata hanyalah
bagian kecil dari masyarakat dunia yang sangat luas dan kompleks.
d. Munculnya kesadaran akan nasionalisme yang semakin tinggi. Dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat
di era global ini semakin menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap
negara sendiri.
e. Munculnya inovasi baru dalam berbagai aspek kehidupan. Penemuanpenemuan baru dilakukan oleh orang lain di berbagai belahan dunia
segera dapat diketahui sehingga memunculkan inovasi-inovasi baru
dari berbagai penemuan tersebut.
B. Perilaku negatif
Selain menimbulkan perilaku positif, perubahan sosial budaya yang demikian
juga menimbulkan perilaku negatif. Bahkan bagi negara-negara berkembang,
perilaku negatif yang muncul akibat perubahan sosial budaya lebih banyak
dibandingkan dengan perilaku positifnya. Perilaku negatif tersebut antara lain :
a. Sikap

konsumerisme.

Konsumerisme

merupakan

sikap

ingin

mengkonsumsi produk-produk buatan luar negeri yang hanya
mengedepankan gengsi semata. Gejala ini tampak dari semakin
bnyaknya mall atau toko swayalan yang berdiri dengan pengunjung
yang juga banyak jumlahnya. Masyarakat mulai terbiasa dengan
produk bangsa lain, bahkan masyarakat bawahpun sudah mulai terkena
dampaknya.
b. Sikap westernisasi. Bangsa Indonesia yang memiliki adat timur sudah
mulai terpengaruh dengan budaya barat. Cara berpakaian sudah banyak
terpengaruh. Cara mengisi waktu luang yaitu dengan hura-hura.
Padahal, perilaku tersebut belum tentu sesuai dengan budaya bangsa
sendiri.
c. Sikap individualism yang semakin tinggi. Di kota-kota besar, sekap
individualisme tampak jelas, bahkan dengan tetangga sebelah saja
kadang tidak mengenal. Mereka berhubungan dengan orang lain
12

(bersosialisasi) berdasarkan tingkat kepentingan semata. Di desa pun
sikap individualism sudah mulai tampak terutama pada generasi muda,
sikap gotong royong yang menonjol di desa sudah mulai pudar.
d. Sikap tidak menghargai nilai tradisional. Bagi kalangan muda, sikap
tradisional dianggap ketinggalan jaman dan menghambat kemajuan.
Hal ini tampak dari mulai pudarnya nilai-nilai tradisional di kalangan
masyarakat.
e. Sikap Teodonisme dan Materialisme. Teodonisme adalah sikap ingin
hidup enak dan mewah. Sementara Materialism adalah sikap hiudp
yang lebih mementingkan kecukupan secara material atau kebendaan
sehingga menomorsatukan kehidupan di dunia. Masyarakat yang
menganut paham ini hanya mementingkan kehidupan keduniaan
semata. Mereka sudah tidak menghargai lagi nilai-nilai agama yang
penting kehidupan mereka di dunia serba enak dan tercukupi,
meskipun untuk memperolehnya harus dilakukan dengan cara yang
curang.
Sementara untuk perilaku atau respon masyarakat Indonesia terhadap masuknya
budaya asing sebagian ada yang menerima dan sebagian lagi menolak. Kebanyakan
dari mereka menerima kebudayaan asing tersebut. Contoh respon masyarakat yang
menolak kebudayaan asing seperti :
a. Perilaku masyarakat yang bersifat tertutup atau kurang membuka diri untuk
berhubungan dengan masyarakat lain
b. Masih memegang teguh tradisi yang sudah ada
c. Berpegang teguh terhadap ideologinya dan bernaggapan sesuatu yang baru
bertentangan dengan idiologi masyarakat yang sudah ada
Sementara respon masyarakat yang menerima kebudayaan asing seperti :
a. Mengikuti trend yang ada
b. Bersikap terbuka terhadap budaya asing

13

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perubahan itu menimbulkan akibat positif dan negatif. Akibat positif
perubahan sosial budaya antara lain, perubahan tata nilai dan sikap, ilmu pengetahuan,
dan tekhnologi serta tingkat kehidupan yang lebih baik. Akibat negatif perubahan
sosial budaya, antara lain sikap individu, hidup konsumtif, gaya hidup kebaratbaratan, dan munculnya kesenjangan sosial.
Oleh sebab itu kita selaku warga negara kesatuan republik Indonesia
khususnya para generasi muda dituntut agar dapat menanggapi dan merespon segala
bentuk pengaruh-pengaruh yang masuk dan berkembang di Indonesia, terlebih
dizaman post modern seperti ini ditambah semakin berkembang pesatnya
perkembangan tekhnologi, sehingga bagaimana caranya agar pengaruh tersebut
menjadi pengaruh dan dampak yang positif bagi bangsa Indonesia terlebih terhadap
perubahan sosial dan berbagai macam bentuk kebudayaan yang ada di Indonesia yang
harus terus dijaga dan dilestarikan sebagai bentuk warisan bagi generasi selanjutnya.
3.2 Saran
Perlu diketahui bahwa perubahan sosial budaya itu tidak selamanya buruk dan
tidak selamanya baik. Kita harus dapat mengambil pengaruh baik dari perubahan
sosial budaya itu dan janganlah menghilangkan budaya kita sendiri karena itu
merupakan hal yang sangat berharga sekali.

14

DAFTAR PUSTAKA
Soelaman, Munandar. 2005. Ilmu Budaya Dasar. Bandung : Refika Aditama.
http://atariqb.blogspot.com/2014/11/dampak-dan-faktor-terjadinya.html
Kbbi.web.id/western, westernisasi
Resink, G, bukan 350 Tahun dijajah. Depok : Komunitas Bambu, 2013
Oostindie, gert, Dutch colonialism, migration, and cultural heritage. KITLV Press. Leiden :
2008.
majalah Indonesië, VIII, 1 (februari, 1955), denga judul “Veronachtzaamde uitsprake”
C.R. Boxer, The Portuguese Seaborne Empire 1415-1825, London : Hatchinson & Co, 1969
Amal, Muhammad Adnan, Portugis dan Spanyol di Maluku. Jakarta : Komunitas Bambu.
2009
Kbbi.web.id/kolonial, kolonialisme

15

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25