EKSTERNALITAS DALAM INTERAKSI PUBLIK PAD
EKSTERNALITAS DALAM INTERAKSI PUBLIK PADA
SEKTOR INDUSTRI PULP (BUBUR KERTAS) DAN KERTAS
INDONESIA
(Studi Kasus PT.Toba Pulp Lestari Tbk)
Nama
Npm
Dosen Pengampuh
Mata Kuliah
: Amelia Zahra
: 1116041008
: Simon Sumanjoyo H, S.A.N, M.A.P
: Ekonomi Publik
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Industrialisasi merupakan salah satu bagian dari kesuksesan perekonomian
suatu negara. Hampir semua Negara menerapkan industrialisasi demi kemajuan
pembangunan ekonomi Negara tersebut termasuk Indonesia. Dalam ilmu ekonomi
dijelaskan bahwa industrialisasi adalah suatu keadaan yang ditandai dengan
menjadi lebih pentingnya sektor industri dalam perekonomian, Olehkarenanya
Industrialisasi disuatu negara digunakan sebagai salah satu sektor yang bisa
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan devisa Negara, diantaranya
industrialisasi akan memberi keuntungan dengan terbukanya lapangan pekerjaan,
meningkatkan pendapatan masyarakat serta terbukanya sektor usaha
informal.Namun selain memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi,
industrialisasi mempunyai dampak negatif baik terhadap manusia maupun
lingkungannya yaitu berkurangnya lahan pertanian, pencemaran lingkungan,
terjadinya arus urbanisasi yang besar serta terjadinya perubahan perilaku
masyarakat.
Dampak dari kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi
seperti sektor industri diatas terhadap pihak ketiga yaitu lingkungan, mahluk
hidup, maupun masyarakat disekitar kegiatan produktivitas industri, baik yang
menguntungkan atau merugikan dalam kegiatan ekonomi disebut dengan
eksternalitas,yaitu kegiatan sektor industri di satu pihak memberikan keuntungan
terhadap pihak ketiga yang berada diluar pasar inilah yang disebut dengan
eksternalitas positif yaitu berupa pertumbuhan ekonomi serta terserapnya tenaga
kerja, akan tetapi di satu pihak menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi
lingkungann, inilah yang disebut eksternalitas negatif. Perkembangan sektor
industri Indonesia pasti akan sangat berpengaruh terhadap keadaan sosial
masyarakat sekitar pabrik industri yang bersangkutan. Pengaruh secara ekonomi,
eksternalitas pada transaksi ekonomi merupakan dampak dari aktivitas yang
secara tidak langsung mempengaruhi suatu aktivitas ekonomi (baumol,1972).
Industri pulp (bubur kertas) dan kertas merupakan salah satu industri yang
mempunyai peranan penting dalam perkembangan perekonomian indonesia
ditahun 1990an disamping industri manufaktur lainnya, yang melatarbelakangi
pentingnya sumbangan industri Pulp dan kertas terhadap sektor industri
manufaktur di Indonesia seperti produk plup dan kertas harganya banyak
ditentukan dalam nilai dolar dengan potensi pasar internasional yang sangat besar.
Industri pulp dan kertas dalam produksinya mengalami juga dampak eksternalitas
baik negatif dan positif, adapun kasus eksternalitas dari industri pulp dan kertas
dapat dilihat pada kasus PT Toba Pulp Lestari Tbk (Perusahaan) dimana kegiatan
utama Perusahaan tersebut adalah mendirikan dan menjalankan industri bubur
kertas (pulp) dan serat rayon (viscose rayon), dan mengadakan pembangunan
hutan tanaman industri dan industri lainnya untuk mendukung bahan baku dari
industri tersebut, serta mendirikan dan memproduksi semua macam barang yang
terbuat dari bahan-bahan tersebut, serta memasarkan hasil-hasil industri tersebut.
Dalam kegiatan produksinya PT Toba Pulp Lestari Tbk (perusahaan)
tersebut memberikan dampak yang positif dan negatif pada mahluk atau
lingkungan sekitar, dimana muncul dampak dari produktifitasnya, yaitu dampak
negatif (eksternalitas negatif) lebih dominan dibandingkan dampak positif
(eksternalitas positif) yaitu pencemaran lingkungan, kerusakan hutan, serta
munculnya penyakit-penyakit kulit akibat limbah yang dibuang disungai dan
udara, sedangkan eksternalitas positif nya adalah pembukaan lapangan kerja yang
besar bagi penduduk disekitar daerah Tapanuli, oleh karenanya disini penulis
tertarik untuk membahas eksternalitas tersebut dengan judul makalah
“Eksternalitas dalam Interaksi Publik pada Sektor Industri Pulp (Bubur
Kertas) dan Kertas Indonesia”(Studi Kasus PT Toba Pulp Lestari Tbk)
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah eksternalitas positif dan negatif industri pulp dan kertas
Indonesia?
2. Bagaimana solusi untuk mengatasi permasalahan eksternalitas industri
pulp dan kertas indonesia?
1.3
Tujuan
1. Mengetahui bagaimana sektor industri sebagai pendukung pertumbuhan
ekonomi suatu negara terutama Indonesia menjadi kegagalan pasar dalam
bentuk eksternalitas positif dan negatif
2. Mengetahui solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan eksternalitas
pada sektor industri
BAB II
PEMBAHASAN
GAMBARAN UMUM INDUSTRI PULP DAN KERTAS INDONESIA:
Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri di Indonesia yang
memiliki prospek yang cerah di masa mendatang yang dapat memberikan
kontribusi yang cukup besar dalam perekonomian Indonesia. Dengan latar
belakang Indonesia yang merupakan negara dengan hutan hujan tropis kedua
terbesar setelah Brazil yang dapat mendukung ketersediaan bahan baku untuk
industri pulp dan kertas, terlebih lagi melalui keberadaan Hutan Tanaman Industri
(HTI) dapat mendorong pertumbuhan industri pulp dan kertas Indonesia. Selain
itu juga tersedianya sumber daya manusia (SDM) untuk melakukan proses
produksi secara efisien yang disertai dengan biaya upah yang relatif rendah turut
mendukung berkembangnya industri pulp dan kertas Indonesia. Industri ini
didominasi oleh wilayah Amerika Utara, Eropa utara (Finlandia, Swedia dan
Rusia Barat-Laut), dan Asia Timur (Rusia Siberia, Cina, Jepang, dan Korea
Selatan).
Industri ini dikritik oleh kelompok pemerhati lingkungan seperti Natural
Resources Defense Council karena deforestasi dan sistem tebang habis yang
dilakukan terhadap hutan primer. Industri ini juga terus-menerus melakukan
ekspansi secara global ke negara penghasil kayu seperti Rusia, Cina, dan
Indonesia yang memiliki upah buruh rendah dan pengawasan lingkungan yang
renggang. Walau Indonesia memiliki industri bubur kertas (pulp) dan kertas
(paper) berskala raksasa, rupanya, diam-diam menyimpan segudang masalah pula.
Produknya ditentang di luar negeri hingga dikenakan tarif bea masuk yang tinggi.
Di dalam negeri apalagi, semua bahan baku kayunya diduga merupakan hasil
penjarahan dari hutan alam.Hal itu terbukti, ketika hutan-hutan di wilayah Riau
sejak delapan bulan lalu ditandai dengan garis polisi (policy line)
STUDI KASUS BERITA INDUSTRI KERTAS METRO TV
AKIBAT LIMBAH PT.TPL, WARGA TOBASA MENDERITA GATALGATAL
Posted by: tobadreams on: 13 Agustus, 2008
Menurut Metro-TV, masyarakat setempat sudah mengajukan protes dan tuntutan
ganti rugi kepada PT.TPL. Mereka mendesak perusahaan yang semula bernama
PT Indorayon itu memberikan biaya pengobatan, minimum satu juta rupiah per
triwulan per kepala. Masyarakat sudah bertekad akan menggugat TPL secara
hukum, apabila tuntutan mereka tidak dipenuhi.
Pada saat PT.Toba Pulp Lestari sedang gencar-gencarnya berdandan, demi
mengubah citranya sebagai biang kerok pencemaran lingkungan dan
penghancuran hutan di Tapanuli, tiba-tiba muncul berita yang membuktikan
bahwa kehadiran perusahaan pulp itu merupakan bencana bagi masyarakat
setempat.Berita itu disiarkan oleh Metro-TV semalam (12/8). Isinya :penduduk di
sekitar tempat pembuangan limbah PT.TPL diserang gatal-gatal dan aneka
penyakit kulit. Gambar close-up memperlihatkan dengan jelas kulit tangan, kaki,
dan punggung beberapa penduduk yang melepuh dan bernanah. Diperlihatkan
pula gambar seorang bayi yang sedang digendong : kulit kepalanya dipenuhi
bercak-bercak bernanah dan membengkak, sehingga rambutnya rontok di sanasini.
Siapa saja yang menyaksikan penderitaan warga–seperti yang terlihat pada
gambar di layar Metro-TV; pasti akan merasa miris, prihatin, dan geram.
Terkecuali tentunya para pegawai dan antek-antek PT.TPL, yang selalu siap
menyangkal dan berbohong, demi menutupi pelanggaran-pelanggaran yang
dilakukan perusahaan tersebut.Menurut Metro-TV, masyarakat setempat sudah
mengajukan protes dan tuntutan ganti rugi kepada PT.TPL. Mereka mendesak
perusahaan yang semula bernama PT Indorayon itu memberikan biaya
pengobatan, minimum satu juta rupiah per triwulan per kepala. Masyarakat sudah
bertekad akan menggugat TPL secara hukum, apabila tuntutan mereka tidak
dipenuhi.
Menanggapi tuduhan warga bahwa wabah penyakit kulit yang menyerang mereka
bersumber dari tempat pembuangan limbah PT.TPL, seperti yang sudah-sudah
perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh Sukanto Tanoto ini
menyangkal.Mereka juga menolak tuntutan ganti rugi yang diajukan warga.
Perusahaan ini hanya bersedia memberikan pengobatan gratis bagi penduduk di
sekitar tempat pembuangan limbah, dengan cara mendatangkan dokter
PEMBAHASAN:
Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri andalan penghasil
devisa negara dari sektor nonmigas, selain juga menyediakan lapangan kerja yang
besar, namun aktivitas industri pulp (bubur kertas) dan kertas tidak saja merusak
hutan Indonesia, akan tetapi juga menyebabkan terjadinya pencemaran pada
sungai-sungai oleh emisi yang berasal dari pabrik. Banyak kasus dari industri pulp
dan kertas di indonesia yang menjadi perhatian publik sekaligus pihak
internasional, ini dikarenakan permintaan kertas dan bubur kayu sangat tinggi dan
menjadi komoditas utama indonesia untuk meningkatkan perekonomian
indonesia, dalam sektor industri pulp dan kertas, bahan baku produksinya berasal
dari kayu yang terbatas jumlahnya dan industri pulp dan kertas indonesia ternyata
masih belum mandiri untuk mendapatkan kayu sebagai bahan baku produksi pulp
dan kertas atau membuat lahan tersendiri untuk kayu-kayu yang akan diolah
olehkarenanya banyak sekali pengrusakan hutan dan pengambilan kayu secara
ilegal dan ini akan berpengaruh terhadap keseimbangan alam didaerah pendirian
industri pulp dan kertas dan kehidupan warga.
Kasus yang terjadi di PT.Toba Pulp Lestari sebagai salah satu industri
terbesar penghasil pulp (bubur kertas) dan pulp di Indonesia adalah bahwa
industri tersebut telah memberikan dampak eksternalitas yang sangat besar baik
positif maupun negatifnya, dari sisi eksternalitas positif bagi warganya yaitu
warga toba didaerah tapanuli, dimana dampak esternalitas industri ini memberikan
lapangan pekerjaan bagi masyarakat toba di Tapanuli dan eksternalitas negatif
yang terjadi adanya pengrusakan hutan besar-besaran untuk memenuhi bahan
baku perusahaan ini tentu hal ini akan mengakibatkan kerusakan ekosistem
didalam hutan serta menimbulkan longsor dan banjir akibat banyaknya pohon
dihutan yang ditebang secara ilegal oleh perusahaan tersebut,jika perusahaan
tersebut sudah mandiri dalam pemenuhan kebutuhan bahan baku produksinya
maka hutan alami yang memang sudah ada didaerah Tapanuli tidak akan dirusak
kelestariannya, namun yang mengalami dampak besar adalah pencemaran
lingkungan akibat limbah yang tidak terfilter dengan baik dan memiliki
kandungan zat kimia berbahaya,dimana warga mulai mengalami penyakit kulit
baik gatal-gatal,namun tampaknya perusahaan tersebut hanya mau memberikan
pengobatan bagi yang terkena dampak limbah dalam produktivitas perusahaan
tersebut.
Masyarakat pada daerah disekitar industri pulp dan kertas, pada umumnya
adalah memiliki mata pencaharian sebagai nelayan, sehingga akibat adanya
pencemaran tersebut, para nelayan mengalami penurunan jumlah ikan yang
ditangkap karena pembuangan limbah langsung pada sungai dan tidak terfilter
dengan baik yang tentu sungai tersebut akan mengalirkannya kelaut dan meracuni
ikan-ikan dan membahayakan bagi masyarakat, dimana air dan udara didaerah
tersebut sudah tercemari oleh zat kimia chlorine, dimana zat ini sebagai akibat
gangguan dari fungsi pompa sehingga zat ini keluar melalui cerobong Unit Chlor
Alkali. Unit Chlor Alkali adalah unit yang mengolah sisa-sisa chlorine menjadi
zat lain sepertinatrium haifo yang dapat digunakan untuk pembersihan. Apabila
tidak ada usaha penanganan yang baik terhadap keberadaan limbah tersebut,
dikhawatirkan akan sangat berdampak bagi kehidupan makhluk hidup yang
berada di sekitar pabrik industri tersebut
Solusi yang ditawarkan:
Menurut teorema coase
Dalam teorema coase sangat penting untuk memahami implikasi kebijakan
dari eksternalitas.Aturan hukum dan hak milik menjadi pusat dari teorema coase
dan dalam teorema coase pihak-pihak swasta dapat melakukan tawar-menawar
mengenai alokasi sumber-sumber daya tanpa harus mengeluarkan biaya,mereka
dapat menyelesaikan masalahnya eksternalitas mereka sendiri.Dalam kasus
pencemaran sungai-sungai oleh emisi pabrik perusahaan pulp dan kertas di
daerah Tapanuli yang dilakukan industri PT Toba Pulp Lestari Tbk seumpama hak
kepemilikaan berada pada perusahaan tersebut dalam membuang limbah pabrik
maka nilai utilitas sungai yang berada didekat pemukiman masyarakat menjadi
berkurang karena tercemar oleh limbah dan penghasilan para nelayan menjadi
berkurang karena ikan-ikan yang diperoleh banyak yang mati, belum lagi air
sudah tercemar dengan kandungan zat kimia yang akan meracuni tubuh
manusia,akhirnya masyarakat yang dirugikan inilah bentuk konkrit eksternalitas
negatif yang dilakukan oleh industri PT Toba Pulp Lestari Tbk
Namun masyarakat yang berada disekitar pengolahan atau pabrik memiliki
tujuan untuk memaksimalkan utilitasnya akibat pencemaran lingkungan oleh
perusahaan Toba Pulp Lestari Tbk, dimana masyarakat dapat bernegoisasi dan
meminta ganti rugi atau pembayaran akibat pencemaran yang dilakukan oleh
perusahaan pulp dan kertas,namun usaha atau solusi ini sepertinya sudah
dilakukan warga Tobasa Tapanuli dimana perusahaan tidak mau mmeberikan ganti
rugi dan hanya akan memberikan pengobatan gratis untuk warga yang terkena
dampak,adapun hal lain yang dapat dilakukan masyarakat untuk mencoba
bernegoisasi agar produktivitas limbah yang dibuang dapat dikurangi, limbah cair
atau padatpun dapat dikurangi dengan menjadikan pupuk kompos dan berbagai
bahan bangunan, dari paving blok, atap rumah, hingga pengganti
batako,pemanfaatan limbah ini juga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi
masyarakat sekitar namun pemanfaatan limbah industri pulp dan kertas hanya
sedikit yang teraplikasikan padahal pemanfaatan limbah industri pulp dan kertas
dapat menekan citra negatif industri kertas yang disebut-sebut sebagai
penyumbang utama pencemaran dan degradasi lingkungan
Regulasi Pemerintah
Regulasi adalah tindakan mengendalikan perilaku manusia atau masyarakat
dengan aturan atau pembatasan.Dengan regulasi pemerintah dapat melarang atau
mewajibkan perilaku atau tindakan,mana yang boleh dan mana yang tidak boleh
untuk dilakukan pihak-pihak tertentu dalam rangka mengatasi
eksternalitas.Regulasi yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi eksternalitas
negatif terutama kerusakan lingkungan akibat proses produktivitas perusahaan
pulp dan kertas adalah dengan menegaskan kembali peraturan perlindungan hutan
dan sanksi pengeksploitasian hutan dan sanksi pmbuangan limbah baik melalui
sungai atau laut maupun udara.Pemerintah juga harus membuat aturan untuk
semua industri yang membuang limbah seperti perusahaan pulp dan kertas agar
setiap industri memenuhi standar jika ingin membuang limbah seperti
penyaringan limbah berbahaya menjadi limbah yang ramah lingkungan,
Kemudian ada kerjasama pemerintah dengan pengawas lingkungan setempat
untuk meninjau langsung produktivitas industri tersebut dan seharusnya
pemerintah juga harus menerapkan peraturan yang lebih tegas lagi agar industri
seprti industri pulp dan kertas tidak mencemari lingkungan dan limbah mereka
harus diolah kembali agar ramah lingkungan
Pajak
Ketidakpedulian akan kerusakan lingkungan dengan tumbuhnya industriindustri yang menghasilkan limbah berbahaya dan mengedepankan peningkatan
angka pertumbuhan ekonomi semata, jelas menjadi penyebab utama kerusakan
lingkungan. Dalam ilmu ekonomi, dampak ini disebut externalities. Sebuah
dampak yang timbul dari kerusakan lingkungan akhirnya akan membawa petaka
kepada masyarakat itu sendiri.Diperlukan tindakan dan langkah yang
komprehensif untuk dapat memperbaiki kondisi kerusakan lingkungan ini.
Pemerintah harus turun tangan mengendalikan masalah ini karena diperlukan
kebijakan strategis dari pemerintah untuk mendorong tindakan pencegahan
perusakan lingkungan, kebijakn tersebut dapat berupa penarikan pajak. Pajak
merupakan solusi yang dpat dilakukan untuk mengatasi eksternalitas,pajak sendiri
merupakan iuran masyarakat atau pungutan wajib kepada kas negara yang dapat
dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang digunakan untuk
menyelenggarakan pemerintahan atau membiayai pengeluaran negara. industri
pulp dan kertas merupakan salah satu industri andalan penghasil devisa negara
dari sektor nonmigas, selain juga menyediakan lapangan kerja yang besar, tentu
membutuhkan bahan baku kertas yang berasal dari kayu-kayu dengan jumlah
yang besar dan otomatis limbah yang dihasilkanpun cukup banyak dan terkandung
bahan kimia yang akan merusak lingkungan
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa eksternalitas terjadi karena adanya perbedaan
antara marginal social dan privatecost sehingga diperlukan solusi keterlibatan
masyarakat dan pemerintah untuk menekan dampak ini, yaitu seperti keterlibatan
masyarakat dalam melakukan atau menuntut hak yang telah dilanggar oleh para
perusahaan industri dengan melakukan negoisasi atau tawar menawar (teorema
coaseserta),lalu dengan intervensi dari pemerintah dalam bentuk penetapan pajak
maupun regulasi yang berfungsi untuk mengoreksi dampak-dampak dari
eksternalitas.Dari studi kasus pada PT Toba Pulp Lestari Tbk dalam pengelolaan
industri kertas perusahaan tersebut eksternalitas negatif begitu besar dampaknya
terhadap masyarakat Toba di Tapanuli dimana perusahaan tersebut menyumbang
limbah yang berbahaya dan mencemarkan lingkungan,banyak masyarakat yang
terbukti dirugikan dalam mata pencahariannya sebagai pencari ikan dan kesehatan
masyarakat Toba menjadi buruk semenjak industri beroperasi solusi teorema case
nampaknya tidak berfungsi dengan baik dalam negoisasi masyarakat Toba daerah
Tapanuli dengan industri PT Toba Pulp Lestari Tbk,karena industri tersebut hanya
memberikan pengobatan dan tidak mau mengganti rugi kerusakan yang ada
olehkarenanya sangat penting posisi pemerintah sebagai pemberi solusi kedua
dalam memberi regulasi dan pajak yang tingi bagi industri yang membahayakan
lingkungan dan keseimbangan ekosistem.
SEKTOR INDUSTRI PULP (BUBUR KERTAS) DAN KERTAS
INDONESIA
(Studi Kasus PT.Toba Pulp Lestari Tbk)
Nama
Npm
Dosen Pengampuh
Mata Kuliah
: Amelia Zahra
: 1116041008
: Simon Sumanjoyo H, S.A.N, M.A.P
: Ekonomi Publik
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Industrialisasi merupakan salah satu bagian dari kesuksesan perekonomian
suatu negara. Hampir semua Negara menerapkan industrialisasi demi kemajuan
pembangunan ekonomi Negara tersebut termasuk Indonesia. Dalam ilmu ekonomi
dijelaskan bahwa industrialisasi adalah suatu keadaan yang ditandai dengan
menjadi lebih pentingnya sektor industri dalam perekonomian, Olehkarenanya
Industrialisasi disuatu negara digunakan sebagai salah satu sektor yang bisa
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan devisa Negara, diantaranya
industrialisasi akan memberi keuntungan dengan terbukanya lapangan pekerjaan,
meningkatkan pendapatan masyarakat serta terbukanya sektor usaha
informal.Namun selain memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi,
industrialisasi mempunyai dampak negatif baik terhadap manusia maupun
lingkungannya yaitu berkurangnya lahan pertanian, pencemaran lingkungan,
terjadinya arus urbanisasi yang besar serta terjadinya perubahan perilaku
masyarakat.
Dampak dari kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi
seperti sektor industri diatas terhadap pihak ketiga yaitu lingkungan, mahluk
hidup, maupun masyarakat disekitar kegiatan produktivitas industri, baik yang
menguntungkan atau merugikan dalam kegiatan ekonomi disebut dengan
eksternalitas,yaitu kegiatan sektor industri di satu pihak memberikan keuntungan
terhadap pihak ketiga yang berada diluar pasar inilah yang disebut dengan
eksternalitas positif yaitu berupa pertumbuhan ekonomi serta terserapnya tenaga
kerja, akan tetapi di satu pihak menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi
lingkungann, inilah yang disebut eksternalitas negatif. Perkembangan sektor
industri Indonesia pasti akan sangat berpengaruh terhadap keadaan sosial
masyarakat sekitar pabrik industri yang bersangkutan. Pengaruh secara ekonomi,
eksternalitas pada transaksi ekonomi merupakan dampak dari aktivitas yang
secara tidak langsung mempengaruhi suatu aktivitas ekonomi (baumol,1972).
Industri pulp (bubur kertas) dan kertas merupakan salah satu industri yang
mempunyai peranan penting dalam perkembangan perekonomian indonesia
ditahun 1990an disamping industri manufaktur lainnya, yang melatarbelakangi
pentingnya sumbangan industri Pulp dan kertas terhadap sektor industri
manufaktur di Indonesia seperti produk plup dan kertas harganya banyak
ditentukan dalam nilai dolar dengan potensi pasar internasional yang sangat besar.
Industri pulp dan kertas dalam produksinya mengalami juga dampak eksternalitas
baik negatif dan positif, adapun kasus eksternalitas dari industri pulp dan kertas
dapat dilihat pada kasus PT Toba Pulp Lestari Tbk (Perusahaan) dimana kegiatan
utama Perusahaan tersebut adalah mendirikan dan menjalankan industri bubur
kertas (pulp) dan serat rayon (viscose rayon), dan mengadakan pembangunan
hutan tanaman industri dan industri lainnya untuk mendukung bahan baku dari
industri tersebut, serta mendirikan dan memproduksi semua macam barang yang
terbuat dari bahan-bahan tersebut, serta memasarkan hasil-hasil industri tersebut.
Dalam kegiatan produksinya PT Toba Pulp Lestari Tbk (perusahaan)
tersebut memberikan dampak yang positif dan negatif pada mahluk atau
lingkungan sekitar, dimana muncul dampak dari produktifitasnya, yaitu dampak
negatif (eksternalitas negatif) lebih dominan dibandingkan dampak positif
(eksternalitas positif) yaitu pencemaran lingkungan, kerusakan hutan, serta
munculnya penyakit-penyakit kulit akibat limbah yang dibuang disungai dan
udara, sedangkan eksternalitas positif nya adalah pembukaan lapangan kerja yang
besar bagi penduduk disekitar daerah Tapanuli, oleh karenanya disini penulis
tertarik untuk membahas eksternalitas tersebut dengan judul makalah
“Eksternalitas dalam Interaksi Publik pada Sektor Industri Pulp (Bubur
Kertas) dan Kertas Indonesia”(Studi Kasus PT Toba Pulp Lestari Tbk)
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah eksternalitas positif dan negatif industri pulp dan kertas
Indonesia?
2. Bagaimana solusi untuk mengatasi permasalahan eksternalitas industri
pulp dan kertas indonesia?
1.3
Tujuan
1. Mengetahui bagaimana sektor industri sebagai pendukung pertumbuhan
ekonomi suatu negara terutama Indonesia menjadi kegagalan pasar dalam
bentuk eksternalitas positif dan negatif
2. Mengetahui solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan eksternalitas
pada sektor industri
BAB II
PEMBAHASAN
GAMBARAN UMUM INDUSTRI PULP DAN KERTAS INDONESIA:
Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri di Indonesia yang
memiliki prospek yang cerah di masa mendatang yang dapat memberikan
kontribusi yang cukup besar dalam perekonomian Indonesia. Dengan latar
belakang Indonesia yang merupakan negara dengan hutan hujan tropis kedua
terbesar setelah Brazil yang dapat mendukung ketersediaan bahan baku untuk
industri pulp dan kertas, terlebih lagi melalui keberadaan Hutan Tanaman Industri
(HTI) dapat mendorong pertumbuhan industri pulp dan kertas Indonesia. Selain
itu juga tersedianya sumber daya manusia (SDM) untuk melakukan proses
produksi secara efisien yang disertai dengan biaya upah yang relatif rendah turut
mendukung berkembangnya industri pulp dan kertas Indonesia. Industri ini
didominasi oleh wilayah Amerika Utara, Eropa utara (Finlandia, Swedia dan
Rusia Barat-Laut), dan Asia Timur (Rusia Siberia, Cina, Jepang, dan Korea
Selatan).
Industri ini dikritik oleh kelompok pemerhati lingkungan seperti Natural
Resources Defense Council karena deforestasi dan sistem tebang habis yang
dilakukan terhadap hutan primer. Industri ini juga terus-menerus melakukan
ekspansi secara global ke negara penghasil kayu seperti Rusia, Cina, dan
Indonesia yang memiliki upah buruh rendah dan pengawasan lingkungan yang
renggang. Walau Indonesia memiliki industri bubur kertas (pulp) dan kertas
(paper) berskala raksasa, rupanya, diam-diam menyimpan segudang masalah pula.
Produknya ditentang di luar negeri hingga dikenakan tarif bea masuk yang tinggi.
Di dalam negeri apalagi, semua bahan baku kayunya diduga merupakan hasil
penjarahan dari hutan alam.Hal itu terbukti, ketika hutan-hutan di wilayah Riau
sejak delapan bulan lalu ditandai dengan garis polisi (policy line)
STUDI KASUS BERITA INDUSTRI KERTAS METRO TV
AKIBAT LIMBAH PT.TPL, WARGA TOBASA MENDERITA GATALGATAL
Posted by: tobadreams on: 13 Agustus, 2008
Menurut Metro-TV, masyarakat setempat sudah mengajukan protes dan tuntutan
ganti rugi kepada PT.TPL. Mereka mendesak perusahaan yang semula bernama
PT Indorayon itu memberikan biaya pengobatan, minimum satu juta rupiah per
triwulan per kepala. Masyarakat sudah bertekad akan menggugat TPL secara
hukum, apabila tuntutan mereka tidak dipenuhi.
Pada saat PT.Toba Pulp Lestari sedang gencar-gencarnya berdandan, demi
mengubah citranya sebagai biang kerok pencemaran lingkungan dan
penghancuran hutan di Tapanuli, tiba-tiba muncul berita yang membuktikan
bahwa kehadiran perusahaan pulp itu merupakan bencana bagi masyarakat
setempat.Berita itu disiarkan oleh Metro-TV semalam (12/8). Isinya :penduduk di
sekitar tempat pembuangan limbah PT.TPL diserang gatal-gatal dan aneka
penyakit kulit. Gambar close-up memperlihatkan dengan jelas kulit tangan, kaki,
dan punggung beberapa penduduk yang melepuh dan bernanah. Diperlihatkan
pula gambar seorang bayi yang sedang digendong : kulit kepalanya dipenuhi
bercak-bercak bernanah dan membengkak, sehingga rambutnya rontok di sanasini.
Siapa saja yang menyaksikan penderitaan warga–seperti yang terlihat pada
gambar di layar Metro-TV; pasti akan merasa miris, prihatin, dan geram.
Terkecuali tentunya para pegawai dan antek-antek PT.TPL, yang selalu siap
menyangkal dan berbohong, demi menutupi pelanggaran-pelanggaran yang
dilakukan perusahaan tersebut.Menurut Metro-TV, masyarakat setempat sudah
mengajukan protes dan tuntutan ganti rugi kepada PT.TPL. Mereka mendesak
perusahaan yang semula bernama PT Indorayon itu memberikan biaya
pengobatan, minimum satu juta rupiah per triwulan per kepala. Masyarakat sudah
bertekad akan menggugat TPL secara hukum, apabila tuntutan mereka tidak
dipenuhi.
Menanggapi tuduhan warga bahwa wabah penyakit kulit yang menyerang mereka
bersumber dari tempat pembuangan limbah PT.TPL, seperti yang sudah-sudah
perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh Sukanto Tanoto ini
menyangkal.Mereka juga menolak tuntutan ganti rugi yang diajukan warga.
Perusahaan ini hanya bersedia memberikan pengobatan gratis bagi penduduk di
sekitar tempat pembuangan limbah, dengan cara mendatangkan dokter
PEMBAHASAN:
Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri andalan penghasil
devisa negara dari sektor nonmigas, selain juga menyediakan lapangan kerja yang
besar, namun aktivitas industri pulp (bubur kertas) dan kertas tidak saja merusak
hutan Indonesia, akan tetapi juga menyebabkan terjadinya pencemaran pada
sungai-sungai oleh emisi yang berasal dari pabrik. Banyak kasus dari industri pulp
dan kertas di indonesia yang menjadi perhatian publik sekaligus pihak
internasional, ini dikarenakan permintaan kertas dan bubur kayu sangat tinggi dan
menjadi komoditas utama indonesia untuk meningkatkan perekonomian
indonesia, dalam sektor industri pulp dan kertas, bahan baku produksinya berasal
dari kayu yang terbatas jumlahnya dan industri pulp dan kertas indonesia ternyata
masih belum mandiri untuk mendapatkan kayu sebagai bahan baku produksi pulp
dan kertas atau membuat lahan tersendiri untuk kayu-kayu yang akan diolah
olehkarenanya banyak sekali pengrusakan hutan dan pengambilan kayu secara
ilegal dan ini akan berpengaruh terhadap keseimbangan alam didaerah pendirian
industri pulp dan kertas dan kehidupan warga.
Kasus yang terjadi di PT.Toba Pulp Lestari sebagai salah satu industri
terbesar penghasil pulp (bubur kertas) dan pulp di Indonesia adalah bahwa
industri tersebut telah memberikan dampak eksternalitas yang sangat besar baik
positif maupun negatifnya, dari sisi eksternalitas positif bagi warganya yaitu
warga toba didaerah tapanuli, dimana dampak esternalitas industri ini memberikan
lapangan pekerjaan bagi masyarakat toba di Tapanuli dan eksternalitas negatif
yang terjadi adanya pengrusakan hutan besar-besaran untuk memenuhi bahan
baku perusahaan ini tentu hal ini akan mengakibatkan kerusakan ekosistem
didalam hutan serta menimbulkan longsor dan banjir akibat banyaknya pohon
dihutan yang ditebang secara ilegal oleh perusahaan tersebut,jika perusahaan
tersebut sudah mandiri dalam pemenuhan kebutuhan bahan baku produksinya
maka hutan alami yang memang sudah ada didaerah Tapanuli tidak akan dirusak
kelestariannya, namun yang mengalami dampak besar adalah pencemaran
lingkungan akibat limbah yang tidak terfilter dengan baik dan memiliki
kandungan zat kimia berbahaya,dimana warga mulai mengalami penyakit kulit
baik gatal-gatal,namun tampaknya perusahaan tersebut hanya mau memberikan
pengobatan bagi yang terkena dampak limbah dalam produktivitas perusahaan
tersebut.
Masyarakat pada daerah disekitar industri pulp dan kertas, pada umumnya
adalah memiliki mata pencaharian sebagai nelayan, sehingga akibat adanya
pencemaran tersebut, para nelayan mengalami penurunan jumlah ikan yang
ditangkap karena pembuangan limbah langsung pada sungai dan tidak terfilter
dengan baik yang tentu sungai tersebut akan mengalirkannya kelaut dan meracuni
ikan-ikan dan membahayakan bagi masyarakat, dimana air dan udara didaerah
tersebut sudah tercemari oleh zat kimia chlorine, dimana zat ini sebagai akibat
gangguan dari fungsi pompa sehingga zat ini keluar melalui cerobong Unit Chlor
Alkali. Unit Chlor Alkali adalah unit yang mengolah sisa-sisa chlorine menjadi
zat lain sepertinatrium haifo yang dapat digunakan untuk pembersihan. Apabila
tidak ada usaha penanganan yang baik terhadap keberadaan limbah tersebut,
dikhawatirkan akan sangat berdampak bagi kehidupan makhluk hidup yang
berada di sekitar pabrik industri tersebut
Solusi yang ditawarkan:
Menurut teorema coase
Dalam teorema coase sangat penting untuk memahami implikasi kebijakan
dari eksternalitas.Aturan hukum dan hak milik menjadi pusat dari teorema coase
dan dalam teorema coase pihak-pihak swasta dapat melakukan tawar-menawar
mengenai alokasi sumber-sumber daya tanpa harus mengeluarkan biaya,mereka
dapat menyelesaikan masalahnya eksternalitas mereka sendiri.Dalam kasus
pencemaran sungai-sungai oleh emisi pabrik perusahaan pulp dan kertas di
daerah Tapanuli yang dilakukan industri PT Toba Pulp Lestari Tbk seumpama hak
kepemilikaan berada pada perusahaan tersebut dalam membuang limbah pabrik
maka nilai utilitas sungai yang berada didekat pemukiman masyarakat menjadi
berkurang karena tercemar oleh limbah dan penghasilan para nelayan menjadi
berkurang karena ikan-ikan yang diperoleh banyak yang mati, belum lagi air
sudah tercemar dengan kandungan zat kimia yang akan meracuni tubuh
manusia,akhirnya masyarakat yang dirugikan inilah bentuk konkrit eksternalitas
negatif yang dilakukan oleh industri PT Toba Pulp Lestari Tbk
Namun masyarakat yang berada disekitar pengolahan atau pabrik memiliki
tujuan untuk memaksimalkan utilitasnya akibat pencemaran lingkungan oleh
perusahaan Toba Pulp Lestari Tbk, dimana masyarakat dapat bernegoisasi dan
meminta ganti rugi atau pembayaran akibat pencemaran yang dilakukan oleh
perusahaan pulp dan kertas,namun usaha atau solusi ini sepertinya sudah
dilakukan warga Tobasa Tapanuli dimana perusahaan tidak mau mmeberikan ganti
rugi dan hanya akan memberikan pengobatan gratis untuk warga yang terkena
dampak,adapun hal lain yang dapat dilakukan masyarakat untuk mencoba
bernegoisasi agar produktivitas limbah yang dibuang dapat dikurangi, limbah cair
atau padatpun dapat dikurangi dengan menjadikan pupuk kompos dan berbagai
bahan bangunan, dari paving blok, atap rumah, hingga pengganti
batako,pemanfaatan limbah ini juga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi
masyarakat sekitar namun pemanfaatan limbah industri pulp dan kertas hanya
sedikit yang teraplikasikan padahal pemanfaatan limbah industri pulp dan kertas
dapat menekan citra negatif industri kertas yang disebut-sebut sebagai
penyumbang utama pencemaran dan degradasi lingkungan
Regulasi Pemerintah
Regulasi adalah tindakan mengendalikan perilaku manusia atau masyarakat
dengan aturan atau pembatasan.Dengan regulasi pemerintah dapat melarang atau
mewajibkan perilaku atau tindakan,mana yang boleh dan mana yang tidak boleh
untuk dilakukan pihak-pihak tertentu dalam rangka mengatasi
eksternalitas.Regulasi yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi eksternalitas
negatif terutama kerusakan lingkungan akibat proses produktivitas perusahaan
pulp dan kertas adalah dengan menegaskan kembali peraturan perlindungan hutan
dan sanksi pengeksploitasian hutan dan sanksi pmbuangan limbah baik melalui
sungai atau laut maupun udara.Pemerintah juga harus membuat aturan untuk
semua industri yang membuang limbah seperti perusahaan pulp dan kertas agar
setiap industri memenuhi standar jika ingin membuang limbah seperti
penyaringan limbah berbahaya menjadi limbah yang ramah lingkungan,
Kemudian ada kerjasama pemerintah dengan pengawas lingkungan setempat
untuk meninjau langsung produktivitas industri tersebut dan seharusnya
pemerintah juga harus menerapkan peraturan yang lebih tegas lagi agar industri
seprti industri pulp dan kertas tidak mencemari lingkungan dan limbah mereka
harus diolah kembali agar ramah lingkungan
Pajak
Ketidakpedulian akan kerusakan lingkungan dengan tumbuhnya industriindustri yang menghasilkan limbah berbahaya dan mengedepankan peningkatan
angka pertumbuhan ekonomi semata, jelas menjadi penyebab utama kerusakan
lingkungan. Dalam ilmu ekonomi, dampak ini disebut externalities. Sebuah
dampak yang timbul dari kerusakan lingkungan akhirnya akan membawa petaka
kepada masyarakat itu sendiri.Diperlukan tindakan dan langkah yang
komprehensif untuk dapat memperbaiki kondisi kerusakan lingkungan ini.
Pemerintah harus turun tangan mengendalikan masalah ini karena diperlukan
kebijakan strategis dari pemerintah untuk mendorong tindakan pencegahan
perusakan lingkungan, kebijakn tersebut dapat berupa penarikan pajak. Pajak
merupakan solusi yang dpat dilakukan untuk mengatasi eksternalitas,pajak sendiri
merupakan iuran masyarakat atau pungutan wajib kepada kas negara yang dapat
dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang digunakan untuk
menyelenggarakan pemerintahan atau membiayai pengeluaran negara. industri
pulp dan kertas merupakan salah satu industri andalan penghasil devisa negara
dari sektor nonmigas, selain juga menyediakan lapangan kerja yang besar, tentu
membutuhkan bahan baku kertas yang berasal dari kayu-kayu dengan jumlah
yang besar dan otomatis limbah yang dihasilkanpun cukup banyak dan terkandung
bahan kimia yang akan merusak lingkungan
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa eksternalitas terjadi karena adanya perbedaan
antara marginal social dan privatecost sehingga diperlukan solusi keterlibatan
masyarakat dan pemerintah untuk menekan dampak ini, yaitu seperti keterlibatan
masyarakat dalam melakukan atau menuntut hak yang telah dilanggar oleh para
perusahaan industri dengan melakukan negoisasi atau tawar menawar (teorema
coaseserta),lalu dengan intervensi dari pemerintah dalam bentuk penetapan pajak
maupun regulasi yang berfungsi untuk mengoreksi dampak-dampak dari
eksternalitas.Dari studi kasus pada PT Toba Pulp Lestari Tbk dalam pengelolaan
industri kertas perusahaan tersebut eksternalitas negatif begitu besar dampaknya
terhadap masyarakat Toba di Tapanuli dimana perusahaan tersebut menyumbang
limbah yang berbahaya dan mencemarkan lingkungan,banyak masyarakat yang
terbukti dirugikan dalam mata pencahariannya sebagai pencari ikan dan kesehatan
masyarakat Toba menjadi buruk semenjak industri beroperasi solusi teorema case
nampaknya tidak berfungsi dengan baik dalam negoisasi masyarakat Toba daerah
Tapanuli dengan industri PT Toba Pulp Lestari Tbk,karena industri tersebut hanya
memberikan pengobatan dan tidak mau mengganti rugi kerusakan yang ada
olehkarenanya sangat penting posisi pemerintah sebagai pemberi solusi kedua
dalam memberi regulasi dan pajak yang tingi bagi industri yang membahayakan
lingkungan dan keseimbangan ekosistem.